• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perencanaan Dan Pengembangan Karir Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perencanaan Dan Pengembangan Karir Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di PT. Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU Medan"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN

KARIR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

DI PT.BANK SUMUT KANTOR CABANG PEMBANTU USU

MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Skripsi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar

Sarjana ISIP (S-1)

Oleh:

RINI SUHENDRA 090907129

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI PT.BANK SUMUT

KANTOR CABANG PEMBANTU USU MEDAN

Nama : Rini Suhendra

Nim : 090907129

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Pembimbing : Ardy Ermawy,SE.MBA

Dengan meningkatnya persaingan perusahaan perbankan dewasa ini maka perencanaan dan pengembangan karir pegawai menjadi hal mutlak yang dilakukan oleh individu maupun PT. Bank Sumut itu sendiri. Tentu saja dalam mencapai produktivitas kerjanya tidak terlepas dari peran sumber daya manusianya. Perusahaan harus mampu mengarahkan sumber daya dan potensi pegawainya agar berkualitas karena perkembangan perusahaan sangat bergantung pada produktivitas pegawainya.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Populasi pada penelitian ini sebanyak tiga puluh lima orang. Ukuran sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus slovin. Penulis menggunakan metode total sampling.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka hasilnya adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara perencanaan dan pengembangan karir terhadap produktivitas kerja pegawai di PT.Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU Medan.

(3)

ABSTRACT

INFLUENCE ON CAREER PLANNING AND DEVELOPMENT OF EMPLOYEES PRODUCTIVITY IN PT BANK SUMUT BRANCH

OFFICES USU MEDAN

Name : Rini Suhendra

Nim : 090907129

Prodi : Science Business Administration

Faculty : Social Sciences and Political Science

Supervisor : Ardy Ermawy, SE.MBA

With increasing competition nowadays banking firm, plans and employee career development becomes absolute conducted by an individual or PT. Bank of North Sumatra itself. Of course in achieving their productivity can not be separated from the role of human resources. Companies must be able to direct resources and potential employees to quality for the company's development depends on the productivity of employees.

The method used in this research is descriptive quantitative method. The population of thirty-five people. Sample size in this study was determined using the formula Slovin. The author uses total sampling method.

Based on the results of research conducted, the result is a significant difference between planning and career development on employee productivity in PT Bank Branch Offices North Sumatra Medan USU

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat dan salam peneliti hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Sumatera Utara untuk memperoleh gelar

Strata 1 (S-1) Administrasi Bisnis.

Peneliti khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tua

tersayang: Ayahanda Indra Hidayat dan Ibunda Suherni. Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk

peneliti. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Syahril Pasaribu Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof.Dr.Badarudin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA selaku Ketua Program Studi S1

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Ardy Ermawy,SE.MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti serta memberi arahan

(5)

5. Bapak Agus Edi Rangkuti S.E, M.Si selaku dosen peneliti yang telah

meluangkan waktu dan banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

6. Seluruh Staf dan Karyawan Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh pegawai PT.Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU Medan.

8. Buat Ibunda Hj. Julita Ningsih Spd,M.Si dan Om Hasan Basri Lubis

terimakasih atas semua dukungan moril dan doanya.

9. Sahabat-sahabat tersayang sekaligus kawan seperjuangan Febrina Sari Nst,

Raissa Evelia, Hasni Roudhah , Dwi Mutia Nadira, Fahriz Elvi Gustian yang

telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada semua

teman-teman Administrasi Bisnis stambuk 2009 khususnya teman-teman

dikelas A terima kasih atas semua motivasi dan dorongannya, tetap semangat

dan terima kasih untuk kebersamaannya selama hampir 4 tahun ini. Kalian

yang terbaik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, 5 September 2013

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank ... 6

2.1.1.1 Pengertian Bank ... 6

2.1.1.2 Fungsi Bank ... 7

2.1.2 Karir ... 8

2.1.2.1 Pengertian Karir ... 8

2.1.2.2 Tujuan Karir ... 9

(7)

2.1.3.2 Manfaat Perencanaan Karir ... 14

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karir ... 15

2.1.3.4 Faktor yang Diperhatikan Dalam Perencanaan Karir ... 19

2.1.4 Jalur Karir ... 20

2.1.4.1 Jangka Karir ... 23

2.1.5 Pengembangan Karir ... 25

2.1.5.1 Pengertian Pengembangan Karir ... 25

2.1.5.2 Manfaat Pengembangan Karir ... 26

2. 1.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Karir ... 29

2.1.6 Produktivitas Kerja ... 32

2.1.6.1 Pengertian Produtivitas Kerja ... 32

2.1.6.2 Faktor yang Mempengauhi Produktivitas ... 33

2.1.6.3 Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja ... 35

2.2 Kerangka Koseptual ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 37

3.2 Lokasi Penelitian……….. ... 37

3.3 Populasi dan Sampel……….……. ... 37

3.3.1 Populasi ... 37

3.3.2 Sampel ... 38

3.4 Hipotesis ... 38

3.5 Definisi Konsep ... 39

(8)

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.8 Teknik Pengukuran Skor ... 42

3.9 Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 48

4.1.1 Sejarah Umum ... 51

4.1.2 Struktur Organisasi ... 52

4.1.3 Bidang-Bidang kerja ... 54

4.1.4 Program Perencanaan dan Pengembangan Karir di Bank Sumut ... 63

4.1.5 Pengukuran Produktivitas kerja Bank Sumut ... 74

4.2 Penyajian Data ... 79

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 79

4.2.2 Kriteria Responden ... 79

4.2.2.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79

4.2.2.2 Responden Berdasarkan Umur ... 80

4.2.2.3 Responden Berdasarkan Pendidikan ... 81

4.2.2.4 Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 81

4.2.3 Perencanaan (X1) ... 82

4.2.4 Pengembangan Karir (X2) ... 88

4.2.5 Produktivitas Kerja (Y) ... 92

4.3 Analisis Data ... 99

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 99

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 99

4.3.1.2 Uji Multikolinieritas ... 101

(9)

4.3.1.4 Analisis Regresi Berganda ... 103

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 104

4.3.2.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 104

4.3.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-T) ... 106

4.3.2.3 Uji Koefisien Determinasi ... 107

4.4 Pembahasan ... 109

BAB V PENUTUP ... 112

5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Saran ... 113

(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 41

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 45

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 80

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 80

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 81

Tabel 4.4 Dstribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 82

Tabel 4.5 Distribusi Responden Tentang Pernyataan Bahwa penempatan karir yang sesuai dapat menunjang kesejahterraan pegawai ... 83

Tabel 4.6 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa keinginan untuk berprestasi dalam bidang pekerjaan yang ditekuni ... 84

Tabel 4.7 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa keinginan untuk mengembangkan kapasitas mental dan kerja... 85

Tabel 4.8 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa bidang pekerjaan pegawai sesuai dengan deskripsi pekerjaan perusahaan ... . 85

Tabel 4.9 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa intensitas berdialog dengan pimpinan mengenai karir ... 86

(11)

Tabel 4.11 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Perencanaan ... 88

Tabel 4.12 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa pekerjaan yang diberikan perusahaan telah sesuai

dengan latar belakang pendidikan pegawai ... 89

Tabel 4.13 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa perusahaan pernah mengevaluasi hasil kerja

pegawai ... 89

Tabel 4.14 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa pengalaman jabatan sebelumnya sesuai dengan

keahlian yang diperlukan oleh perusahaan ... 90

Tabel 4.15 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa intensitas melakukan interaksi dengan rekan

kerja yang lebih berpengalaman dibidang pekerjaannya ... 91

Tabel 4.16 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel

Pengembangan Karir ... 92

Tabel 4.17 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa pekerjaan yang ditugaskan dapat diselesaikan

sesuai standart perusahaan ... 93

Tabel 4.18 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa penyelesaian pekerjaan yang sesuai sasaran

perusahaan ... 93

Tabel 4.19 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan

Bahwa tanggapan pimpinan terhadap hasil kerja ... 94

Tabel 4.20 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa intensitas berdiskusi dengan rekan-rekan kerja bila kurang memahami tugas-tugas yang akan

diselesaikan ... 95

Tabel 4.21 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan

Bahwa disiplin kerja yang diterapkan oleh pimpinan ... 96

Tabel 4.22 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa pemanfaatan waktu luang pegawai untuk

(12)

Tabel 4.23 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa seringnya datang terlambat pada jam masuk

kerja ... 97

Tabel 4.24 Distribusi Pendapat Responden Tentang Pernyataan Bahwa pemakaian pakaian dinas saat bekerja sesuai standart perusahaan ... 98

Tabel 4.25 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produktivitas kerja ... 99

Tabel 4.26 Hasil Uji Multikolinearitas ... 101

Tabel 4.27 Hasil Regresi Linear Berganda ... 103

Tabel 4.28 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 105

Tabel 4.29 Hasil Uji Secara Parsial... 107

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul

Halaman

Gambar 4.1 Logo Bank Sumut... 48

Gambar 4.2 Struktur Organisasi ... 53

Gambar 4.3 Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 100

(14)

ABSTRAK

PENGARUH PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI PT.BANK SUMUT

KANTOR CABANG PEMBANTU USU MEDAN

Nama : Rini Suhendra

Nim : 090907129

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Pembimbing : Ardy Ermawy,SE.MBA

Dengan meningkatnya persaingan perusahaan perbankan dewasa ini maka perencanaan dan pengembangan karir pegawai menjadi hal mutlak yang dilakukan oleh individu maupun PT. Bank Sumut itu sendiri. Tentu saja dalam mencapai produktivitas kerjanya tidak terlepas dari peran sumber daya manusianya. Perusahaan harus mampu mengarahkan sumber daya dan potensi pegawainya agar berkualitas karena perkembangan perusahaan sangat bergantung pada produktivitas pegawainya.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Populasi pada penelitian ini sebanyak tiga puluh lima orang. Ukuran sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus slovin. Penulis menggunakan metode total sampling.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka hasilnya adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara perencanaan dan pengembangan karir terhadap produktivitas kerja pegawai di PT.Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU Medan.

(15)

ABSTRACT

INFLUENCE ON CAREER PLANNING AND DEVELOPMENT OF EMPLOYEES PRODUCTIVITY IN PT BANK SUMUT BRANCH

OFFICES USU MEDAN

Name : Rini Suhendra

Nim : 090907129

Prodi : Science Business Administration

Faculty : Social Sciences and Political Science

Supervisor : Ardy Ermawy, SE.MBA

With increasing competition nowadays banking firm, plans and employee career development becomes absolute conducted by an individual or PT. Bank of North Sumatra itself. Of course in achieving their productivity can not be separated from the role of human resources. Companies must be able to direct resources and potential employees to quality for the company's development depends on the productivity of employees.

The method used in this research is descriptive quantitative method. The population of thirty-five people. Sample size in this study was determined using the formula Slovin. The author uses total sampling method.

Based on the results of research conducted, the result is a significant difference between planning and career development on employee productivity in PT Bank Branch Offices North Sumatra Medan USU

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan bagian dari keseluruhan manajemen

sumber daya yang ada dan tersedia dalam suatu organisasi atau pemerintahan. Hal

ini merupakan faktor yang sangat penting dalam organisasi karena sumber daya

manusia memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan,

pengetahuan, dan dorongan. Semua potensi tersebut mempunyai pengaruh

terhadap upaya organisasi dalam perencanaan tujuan yang ingin dicapai.

Perencanaan yang menjadi fokus perhatian adalah langkah-langkah

tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin bahwa bagi organisasi

tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan,

dan pekerjaan yang tepat, kesemuanya dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran yang akan ditetapkan.

Dalam perusahaan, produktivitas kerja pegawai sering mengalami

penurunan, demikian juga halnya yang terjadi pada PT Bank Sumut Kantor

Cabang Pembantu USU. Penurunan produktivitas kerja pegawai terjadi karena

tidak adanya perencanaan dan pengembangan mengenai karir pegawai yang jelas

sehingga mengakibatkan adanya ketidaknyamanan dalam bekerja, disiplin waktu

yang sering dilanggar karena adanya keinginan untuk mempunyai waktu luang

yang lebih banyak, tidak adanya kerjasama dalam memecahkan masalah yang

menyebabkan ketidakefektifan dalam kerjasama dan partisipasi total pegawai.

(17)

perusahaan. Bila tidak diatasi segera maka perusahaan tersebut akan mengalami

penurunan yang signifikan.

Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, diperlukan

suatu proses perencanaan. Proses perencanaan memungkinkan sumber daya

manusia mengetahui tujuan-tujuan karir yang mengarah pada pencapaian tujuan

perusahaan. Dilihat dari sudut pandang perusahaan, jabatan-jabatan yang ada

biasanya terlihat dalam struktur perusahaan merupakan kompetensi inti

perusahaan dan sumber daya manusia karena jabatan-jabatan itu menghendaki

persyaratan berupa pengetahuan, pengalaman dan keterampilan.

Pengembangan karir dapat terlihat dari seberapa besarnya kebutuhan,

keinginan, dan ketidakpuasan yang ditunjukan oleh pegawai. Secara umum,

proses pengembangan karir pegawai dapat dimulai dengan mengevaluasi hasil

kerja. Proses ini lazim dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai metode yang

akan digunakan untuk mengembangkan potensi yang bersangkutan. Setiap

perusahaan selalu ingin dan berusaha agar setiap pegawainya memiliki

produktivitas yang tinggi dalam bekerja, tidak terkecuali Bank Sumut. Tentu saja

dalam mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari peran sumber daya

manusianya. Perusahaan harus mampu mengarahkan sumber daya dan potensi

pegawainya agar berkualitas karena perkembangan perusahaan sangat bergantung

pada produktivitas pegawainya.

Alasan memilih perencanaan dan pengembangan karir sebagai variabel

(18)

Sumut yang disebabkan oleh penempatan posisi jabatan yang tidak sesuai dengan

kemampuan dan keinginan pegawai.

Iskandar (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh

Perencanaan dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Petugas

Permasyarakatan Pada Kantor Rumah Tahanan Negara Klas I Medan”. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa perencanaan dan pengembangan karir secara

simultan maupun secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja petugas

permasyarakatan. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja

adalah variabel pengembangan karir.

Burlian (2005) dalam penelitiannya berjudul ”Pengaruh Pengembangan

Karir Terhadap Kinerja Pegawai Balai Karantina Ikan Polonia di Medan”. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan pengembangan karir yang

diterapkan oleh pimpinan Balai Karantina Ikan Polonia Medan sangat

mempengaruhi tingkat kinerja pegawai yang terlihat melalui dedikasi, loyalitas

dan prestasi pegawai.

Dika Yuda Perdana (2011) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh

Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Kesempatan Pengembangan Karir Terhadap

Kinerja Karyawan di PT Nyonya Mener Semarang”. Hasil penelitiaannya

menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan.

Watimena (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Motivasi,

Perilaku Pimpinan dan Kesempatan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja

(19)

menunjukkan bahwa motivasi, perilaku pimpinan dan kesempatan pengembangan

karir berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendapatan

Kabupaten Biak.

Berdasarkan latar belakang diatas maka saya tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul ”Pengaruh Perencanaan dan Pengembangan karir terhadap produktivitas kerja pegawai di PT Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Latar belakang masalah memberikan gambaran bahwa produktivitas kerja

pegawai merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai

target yang telah ditetapkan. Dalam rangka mencapai target tersebut ada beberapa

faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Dilihat dari latar

belakang masalah yang di kemukakan maka dapat diidentifikasi masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan karir pegawai tidak di program dengan baik

2. Pengembangan karir pegawai masih sangat kurang

3. Produktivitas kerja pegawai masih rendah

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Bagaimana pengaruh perencanaan terhadap produktivitas kerja pegawai di PT.

(20)

2. Bagaimana pengaruh pengembangan karir terhadap produktivitas kerja

pegawai?

3. Apakah perencanaan dan pengembangan karir berpengaruh terhadap

produktivitas kerja pegawai?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengukur pengaruh perencanaan karir terhadap produktivitas kerja

2. Mengukur pengaruh pengembangan karir terhadap produktivitas kerja

3. Mengukur pengaruh perencanaan dan pengembangan karir terhadap

produktivitas kerja

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun maanfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis berguna untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan

sistematis melalui penelitian karya ilmiah di bidang ilmu sosial.

2. Bagi PT Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU, penelitian ini

diharapkan menambah pengetahuan atau informasi tentang perencanaan dan

pengembangan karir yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai.

3. Bagi jurusan, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi

penulis serta memberikan kontribusi bagi kepustakaan departemen Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(21)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank

2.1.1.1 Pengertian Bank

Menurut Kasmir (2008:25) bank dapat diartikan sebagai lembaga

keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank

lainnya.

Menurut Simorangkir (2010:92) bank merupakan salah satu badan usaha

lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat

pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, atau dengan

mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.

Menurut Malayu Hasibuan (2002:33) bank adalah badan usaha yang

kekayaan terutama dalam bentuk aset keuangan (Financial Assets) serta

bermotivasi profit dan juga sosial, jadi bukan mencari keuntungan saja.

Menurut Abdurrachman dalam Suyatno (2007:1) bank adalah suatu jenis

lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan

pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak

sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha

(22)

Pengertian Bank menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11

tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dari beberapa defenisi diatas dapat dijelaskan bahwa bank adalah lembaga

kepercayaan yang berfungsi sebagai intermediasi membantu kelancaran system

pembayaran dan tidak kalah pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi

sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah.

2.1.1.2 Fungsi Bank

Menurut Ismail (2010:12) mengemukakan 3 fungsi utama bank yaitu :

a. Penghimpunan Dana

Bank penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Jenis

simpanan masyarakat antara lain: simpanan giro, tabungan, dan deposito.

Masing-masing jenis simpanan ini memiliki karakteristik yang berbeda. Giro

dan tabungan merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap

saat. Deposito merupakan jenis simpanan yang berjangka yang penarikannya

hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan

antara bank dan nasabah penyimpan.

b. Penyaluran Dana

Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank sebagian besar dalam bentuk

kredit/pinjaman. Kredit/pinjaman yang diberikan oleh bank kepada debitur

(peminjam), bank akan memperoleh balas jasa berupa bunga untuk bank

(23)

c. Penyaluran Jasa

Pelayanan jasa bank merupakan aktivitas pendukung yang dapat diberikan

oleh bank. Pelayanan jasa bank dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jasa bank

dalam negeri dan jasa bank luar negeri. Jasa bank dalam negeri adalah jenis

pelayanan jasa yang diberikan oleh bank terkait dengan transaksi-transaksi

antarbank dalam negeri. Jasa bank luar negeri merupakan jenis pelayanan jasa

yang diberikan oleh bank terkait dengan transaksi-transaksi dengan bank

koresponden (bank asing yang berlokasi diluar negeri yang memiliki

hubungan kerjasama dengan bank yang terdapat di indonesia).

2.1.2 Karir

2.1.2.1 Pengertian Karir

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012:56) mendefenisikan karir

sebagai perjalanan pekerjaan seorang pegawai di dalam organisasi. Perjalanan ini

dimulai sejak ia diterima sebagai pegawai baru dan berakhir pada saat ia tidak

bekerja lagi dalam organisasi tersebut.

Menurut Jhon Ivancevich dalam Akhmad Subekti (2012:161)

mendefenisikan:

“Career is the pattern of work related experiences job position, job duties,

decisions and subjective interpretation about work related events and activities

over the span of person’s work life”.( Karir adalah pola pekerjaan terkait

pengalaman seperti jabatan pekerjaan, tugas pekerjaan, keputusan dan interpretasi

subjek mengenai pekerjaan terkait dengan peristiwa serta aktivitas sepanjang

(24)

2.1.2.2 Tujuan Karir

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 56) mendefenisikan

tujuan karir sebagai posisi atau jabatan tertentu yang dapat dicapai oleh seorang

pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua syarat dan kualifikasi yang

dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut.

Menurut Mondy dan Noe dalam Iswanto (2004: 198) tujuan karir yaitu

pergerakan yang mengikuti perkembangan karir pegawai melalui jenjang - jenjang

karir.

2.1.3 Pengertian Perencanaan Karir

Menurut Mutiara Panggabean (2002: 59), perencanaan karir dapat di

defenisikan sebagai suatu proses yang digunakan seseorang untuk memilih tujuan

karir dan jalur karir untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.Sebagai suatu proses

yang bertujuan untuk menyesuaikan tujuan karir dan kemampuan individu dengan

kesempatan untuk mengisinya.

Menurut Marihot (2002: 220), perencanaan karir pada prinsipnya adalah

tanggung jawab individu karena individu pegawailah yang lebih tau mengenai

berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhannya,tetapi sekali lagi

disebabkan perusahaan mempunyai kepentingan,maka perusahaan harus terlibat di

dalamnya agar dapat di capai secara efektif baik dilihat dari sudut pandang

pegawai maupun perusahaan.

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 56), perencanaan karir

(25)

organisasi berkenaan dengan karir pegawai terutama mengenai persiapan yang

harus dipenuhi seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir.

Yang perlu digarisbawahi, perencanaan karir pegawai harus dilakukan

oleh kedua belah pihak yaitu pegawai yang bersangkutan dan organisasi. Jika

tidak, maka perencanaan karir pegawai tidak akan menghasilkan rencana yang

baik dan realistis.

2.1.3.1 Langkah-langkah Perencanaan Karir

Menurut Byars dan Rush dalam Iswanto (2004: 189), pada dasarnya

perencanaan karir memiliki dua elemen yaitu :

1. Perencanaan Karir Individual (Individual Career Planning)

Perencanaan karir individual terfokus pada individual yang meliputi prosedur

untuk membantu menentukan ‘siapakah saya’ dari segi potensi dan

kemampuan pegawai.

2. Perencanaan karir individual meliputi :

a. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, kebutuhan

atau jangka karir

b. Penilaian tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia di

perusahaan

c. Penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri

d. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta

pengembangan strategi karir

(26)

Perencanaan karir organisasi mengintegrasikan kebutuhan sumber daya

manusia dan sejumlah aktivitas karir dengan lebih menitikberatkan pada

jenjang atau jalur karir.

Tujuan program perencanaan karir organisasi adalah :

a. Pengembangan yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia

b. Kesempatan penilaian diri bagi pegawai untuk memikirkan jalur-jalur karir

tradisional atau jalur karir baru

c. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien didalam dan di

antara divisi atau lokasi geografis

d. Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadai pegawai

e. Peningkatan kerja melaui pengalaman on the job training yang diberikan

oleh perpindahan karir vertical dan horizontal

f. Meningkatkan loyalitas dan motivasi pegawai yanga dapat menyebabkan

berkurangnya perputaran pegawai

g. Suatu metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

Menurut Kadarisman (201: 437) memusatkan perencanaan karir pada

individu (individual – centered career planning) lebih berfokus pada karir

individu daripada kebutuhan organisasional. Perencanaan dilakukan oleh

pegawai sendiri dengan menganalisis tujuan dan keterampilan individual

mereka. Individu-individu yang ingin mengatur karir mereka harus

(27)

1. Dialog

Perencanaan karir harus melibatkan pegawai, pegawai harus diajak

berbicara, berdialog, tanya jawab mengenai prospek mereka sendiri.

Pada realitanya masih banyak pegawai yang canggung ketika harus

berdialog mengenai karir mereka sendiri. Mereka takut dianggap

terlalu memikirkan karir dan ambisius sehingga karir seringkali tabu

dibicarakan. Meskipun demikian dialog tentang karir harus diusahakan

terjadi antara pihak perusahaan dengan pegawai. Melalui dialog ini

diharapkan timbul saling pengertian antara perusahaan dan pegawai

tentang prospek masa depan pegawai.

2. Bimbingan

Tidak semua pegawai memahami jalur karir dan prospek karirnya

sendiri. Karena itu perusahaan harus membuka kesempatan untuk

melakukan bimbingan karir terhadap pegawai. Melalui bimbingan ini

pegawai dituntun untuk memahami berbagai informasi tentang karir

mereka.

3. Keterlibatan individual

Dalam rangka hubungan kerja yang manusiawi pegawai tidak boleh

dianggap sebagai mesin yang dapat diperlakukan tidak adil termasuk

dalam penentuan nasib karir mereka. Setiap pegawai seharusnya

dilibatkan dalam proses perencanaan karir. Mereka harus diberi

(28)

tersebut. Jika tidak maka perencanaan karir akan berjalan timpang

karena hanya dilihat dari sisi kepentingan perusahaan saja.

4. Umpan balik

Proses pemberian umpan balik selalu terjadi jika ada dialog tetapi

dalam hal ini ditegaskan bahwa setiap pegawai mempunyai hak untuk

mengetahui setiap keputusan yang berkenaan dengan karir mereka.

Jika dipromosikan, meraka berhak tau mengapa mereka dipromosikan.

Bila tidak terjadi perubahan karir dalam waktu yang cukup lama,

mereka juga berhak tau mengapa hal ini terjadi. Pegawai berhak

bertanya dan perusahaan berkewajiban menjawab pertanyaan tersebut.

Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam proses perencanaan karir

pegawai. Tahap tersebut yaitu :

1. Analisis kebutuhan individu

Analisis kebutuhan karir individu dalam hubungannnya dengan karir pegawai

adalah proses mengidentifikasi potensi (kekuatan) dan kelemahan yang

dimiliki oleh seorang pegawai agar karir pegawai yang bersangkutan dapat

direncanakan dan dikembangkan sebaik-baiknya.

2. Analisis peran kompetensi

Analisis peran kompetensi adalah analisis untuk mengetahui peran atau

jabatan apa yang paling sesuai untuk seorang pegawai, kemudian mengkaji

kompetensi apa saja yang telah dikuasai oleh si pegawai dan kompetensi mana

(29)

2.1.3.2 Manfaat Perencanaan Karir

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 58) dengan adanya

perencanaan karir maka, maka perusahaan dapat :

1. Menurunkan tingkat perputaran pegawai (turnover), dimana perhatian

terhadap karir individual dalam perencanaan karir yang telah ditetapkan akan

dapat meningkatkan loyalitas pada perusahaan dimana mereka bekerja,

sehingga akan memungkinkan menurunkan tingkat perputaran pegawai.

2. Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karir yang baik akan dapat

mendorong semangat kerja pegawai untuk tumbuh dan berkembang. Dengan

demikian motivasi pegawai dapat terpelihara.

3. Memenuhi kebutuhan – kebutuhan perusahaan akan sumber daya manusia di

masa yang akan datang.

4. Memberikan informasi kepada perusahaan dan individu yang lebih baik

mengenai jalur potensial karir di dalam suatu organisasi.

5. Mengembangkan pegawai yang dapat di promosikan, perencanaan karir

membantu membangun penawaran internal atas talenta yang dapat

dipromosikan untuk mempertemukan dengan lowongan yang disebabkan oleh

masa pensiun, berhenti bekerja dan pengembangan.

6. Menyediakan fasilitas bagi penempatan internasional, organisasi global

menggunakan perencanaan karir untuk membantu mengidentifikasi dan

mempersiapkan penempatan.

7. Membantu menciptakan keanekaragaman angkatan kerja, ketika mereka

(30)

dapat belajar tentang harapan-harapan organisasi untuk pertumbuhan sendir

dan pengembangan.

8. Membuka jalan bagi pegawai yang potensial, perencanaan karir memberikan

keberanian kepada pegawai untuk melangkah maju kemampuan potensial

meraka karena mereka mempunyai tujuan karir yang spesifik, tidak hanya

mempersiapkan pekerja untuk lowongan di masa depan,hal ini dapat

memberikan performasi yang lebih baik untuk pekerjannya sekarang ini.

9. Mengurangi kelebihan, perencanaan karir menyebabkan pegawai, manajer,dan

departemen sumber daya manusia menjadi berhati-hati atas kualifikasi,

mencegah manajer yang mau menang sendiri dari pembatasan subordinat

kunci.

10.Membantu pelaksanaan rencana – rencana kegiatan yang telah disetujui,

perencanaan karir dapat membantu anggota kelompok agar siap untuk

jabatan-jabatan penting, persiapan ini akan membantu pencapaian rencana-rencana

kegiatan yang telah disetujui.

2.1.3.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karir

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 59), ada beberapa faktor

penting yang mempengaruhi perencanaan karir, dimana seseorang akan mengakui

dan mau mempertimbangkan faktor-faktor tersebut saat mereka merencanakan

karir, yaitu sebagai berikut:

1. Tahapan-Tahapan Karir dalam Perusahaan

Tahapan-tahapan karir dalam organisasi merupakan tahapan waktu dan usia

(31)

harapan-harapannya yang berkaitan dengan pencapaian tujuan karir, dan apa

yang sebaiknya dilakukan organisasi dalam setiap tahapan untuk membantu

pegawai dalam perencanaan karirnya karena perencanaan karir lebih banyak

merupakan tanggung jawab individu, maka yang dilakukan individu dalam

upaya pengembangan karirnyanya meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

Entry stage

Entry stage merupakan tahap mulai memasuki perusahaan, yaitu waktu

seseorang baru memasuki suatu perusahaan sebagai pegawai baru.Apabila

dikaitkan dengan usia, umumnya mereka berusia dua puluhan tahun.Pada

tahap ini seseorang akan bertanya apakah keahliannya dapat diterapkan

disini (di perusahaan tempat dia bekerja), apakah pekerjaannya

menyenangkan, apakah dia akan diterima oleh rekan kerja,apakah dia

dapat berkembang dan mencapai tujuan karirnya di perusahaan ini sesuai

minat, keterampilan, dan pengetahuan yang dimiliki.

Mastery stage

Mastery stage adalah tahap dimana seseorang karena pengalaman atau

keahlian yang sudah di dapat menginginkan jabatan baru yang biasanya

yang lebih tinggi atau lebih menarik dan menantang.Pada tahap ini dapat

terjadi dua kemungkinan yang disebut dengan achievement stage dan

mid-career stage.Yang pertama biasanya pada usia 30 sampai 40 tahun, yang

ditandai dengan keinginan seseorang untuk berprestasi dan ingin menaiki

jabatan yang lebih tinggi dalam perusahaan atau dipromosikan untuk

(32)

tahun dan ditandai dengan keinginan untuk penilaian kembali karirnya dan

motivasi kerja juga sudah menurun.Keberhasilan pada tahap ini oleh

pegawai tidak lagi diukur dengan promosi ke jabatan yang lebih tinggi,

tetapi diukur dengan tugas – tugas yang lebih menarik, menantang dan

penting, serta kesempatan – kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan

baru.

Tiga kemungkinan sebagai alasan dari kecenderungan di atas adalah :

1. Kesempatan karir yang lebih sempit

Dengan bertambahnya usia, kesempatan karir yang dimiliki seseorang

akan berkurang. Hal ini diakibatkan perusahaan lebih condong kepada

pegawai yang lebih muda.

2. Perubahan pandangan

Akibat usia yang lebih tua, seseorang mungkin akan menilai kembali

mengenai tujuan karirnya yang memang tidak terlepas dari rencana

hidupnya.

3. Ketidakpastian mengenai karir

Tujuan karir seseorang memang tidak pernah lepas dari tujuan

hidupnya. Jabatan yang lebih tinggi belum tentu menjamin

memecahkan tujuan – tujuan atau masalah – masalah hidupnya.

Passage stage

Tahap ini dapat ditandai dengan keinginan untuk berpindah pekerjaan atau

(33)

atau karena terjadi pemutusan hubungan kerja sehingga masa ini dapat

terjadi lebih dari satu kali seperti halnya pada masa-masa lalu.

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 60) , ada 5 perbedaan

motif dasar karir yang menjelaskan jalan bagi orang – orang untuk memilih dan

mempersiapkan karirnya, dimana mereka menyebutnya sebagai jangka karir

(career anchors) yaitu antara lain :

a. Kemampuan manajerial

Kemampuan manajerial. Tujuan karir bagi manajer adalah untuk

meningkatkan kualitas dari diri sendiri, analitis, dan kemampuan emosional.

Manajer menggunakan dasar ini untuk mengatur orang atau pegawainya.

b. Kemampuan fungsional-teknis

Kemampuan fungsional-teknis. Dasar ini digunakan untuk para teknisi yang

akan melanjutkan pengembangan dari bakat teknisnya. Orang-orang tidak

mencari kedudukan dalam manajerial.

c. Keamanan

Keamanan. Dasar ini digunakan untuk kesadaran keamanan individu untuk

memantapkan kesadaran karir mereka. Mereka seringkali melihat ikatan

mereka sendiri sebagai organisasi yang istimewa atau lokasi geografi.

d. Kreativitas

Kreativitas. Seseorang yang kreatif memiliki sedikit sikap seperti pengusaha.

Mereka ingin menciptakan atau membangun sesuatu yang benar-benar milik

(34)

e. Otonomi dan kebebasan

Otonomi dan kebebasan. Dasar karir ini digunakan untuk orang yang memiliki

hasrat kebebasan agar bebas dari aturan-aturan organisasi. Mereka menilai

otonomi dan ingin menjadi bos dari mereka sendiri dan bekerja pada langkah

mereka sendiri.

2.1.3.4 Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Merencanakan Karir

Menurut Wibowo (2011:103), ada beberapa faktor penting yang perlu

diperhatikan dalam perencanaan karir, yaitu :

1. Motivasi sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang

realistis namun sekaligus menantang akan menimbulkan moyivasi untuk

meraihnya. Tujuan yang sangat muluk-muluk tanpa memperhatikan

kewajarannya dapat melemahkan motivasi bahkan menimbulkan putus asa

mengingat kesulitan untuk mencapainya. Jadi untuk membangun motivasi

dalam perencanaan karir sebaiknya membuat tujuan karir yang realistis.

2. Kompetensi meliputi seluruh aspek pengetahuan dan sikap yang harus

dimiliki. Jika menginginkan meniti karir dalam bidang tertentu misalnya

dalam bidang keuangan maka harus meningkatkan pengetahuan tentang

keuangan.

3. Keberhasilan pencapaian perencanaan karir ditentukan oleh jejaring yang kita

miliki. Sejauh mana orang lain mengenal diri kita, sejauh mana orang lain

mengenal kemampuan kita. Jejaring juga akan membuka akses, memberikan

peluang untuk lebih meningkatkan pencapaian karir, tentu hal ini harus

(35)

4. Peluang adalah faktor yang relative ‘uncontrollable’ diluar kendali. Namun

harus dituntut untuk teliti,sering disebut peluan jarang beruang dua

kali,begitupun diperoleh maka harus teliti melihatnya dan segera menangkap

peluang tersebut apabila selaras dengan perencanaan karir yang telah

dirancang.

2.1.4 Jalur karir

Menurut Byars dan Rue dalam Iswanto (2004) jalur karir merupakan

serangkaian aktivitas pengembangan yang melibatkan pendidikan, pelatihan dan

pengalaman kerja, baik secara formal maupun informal yang membantu membuat

seseorang mampu memegang jabatan yang lebih tinggi.

Menurut Akhmad Subekti dalam Ivan Ivancevich (2007: 445) yang

dimaksud dengan jalur karir adalah :

“Career pathing is the sequencing of the specific jobs that associated with the

opportunities”(Jalur karir adalah urutan pekerjaan yang spesifik dikaitkan dengan

kesempatan).

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 57) mendefenisikan jalur

karir sebagai pola urutan pekerjaan yang harus dilalui pegawai untuk mencapai

suatu tujuan karir.

Tersirat disini jalur karir selalu bersifat ideal dan normatif. Artinya dengan

asumsi setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama dengan pegawai

lainnya, maka setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai

(36)

seperti ini. Ada pegawai yang bagus karirnya, ada pula pegawai yang mempunyai

karir buruk meskipun prestasi kerja yang ditunjukkan bagus.

Dalam organisasi yang baik dan mapan, jalur karir pegawai selalu jelas

dan eksplisit, baik titik-titik karir yang dilalui maupun persyaratan yang harus

dipenuhi untuk mencapai tujuan karir tertentu. Dalam hal ini persyaratan untuk

naik ke jabatan struktural tertentu atau ke jenjang fungsional tertentu telah

ditentukan dengan jelas dan bahkan dilengkapi dengan ukuran-ukuran kuantitatif.

Jalur karir merupakan urutan jabatan – jabatan yang dapat diduduki dan

harus diduduki untuk mencapai tujuan karir seseorang, misalnya disebuah

perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan yaitu PT. Bank Sumut untuk

menjadi eksekutif oleh seseorang yang memulai dari manajer operasional –

manajer pemasaran – manajer SDM, dengan waktu yang di haruskan menduduki

jabatan ini, persyaratan untuk kerja, dan persyaratan lainnya.

Disebabkan berbagai macam faktor seperti tingkat pendidikan seseorang

dan kebijakan perusahaan, pegawai dapat memulai karirnya dari jabatan yang

berbeda-beda.Seseorang mungkin dapat memulai menjadi asisten manajer SDM

disebabkan tingkat pendidikan yang dimilikinya. Jalur karir untuk mereka ini juga

dapat berbeda karena hal itu sekali lagi sangat tergantung pada kebijakan

perusahaan tetapi mungkin juga jalur karir dalam perusahaan harus dimulai dari

level bawah, yaitu pekerja dan seterusnya.

Dari aspek-aspek motivasi dan pengembangan secara umum, dapat

dikatakan setiap pegawai harus memiliki jalur karir yang jelas. Beberapa jenis

(37)

sesuai dengan struktur perusahaan dalam arti promosi. Meskipun ada, tetapi bisa

juga bersifat pengalihan atau rotasi ke jabatan lain untuk mendapatkan

pengetahuan tambahan dan pengalaman, yang diasumsikan akan menjadi syarat

untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Untuk itu, ada bebrapa sistem jalur

karir yang terdapat di PT Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan yaitu :

1. Vertical system

Vertical system adalah jalur karir yang dapat dilalui dalam satu fungsi melalui

hirarki perusahaan. Misalnya, ada seseorang ketika memasuki perusahaan

mulai sebagai pegawai biasa dalam satu bidang tertentu seperti bagian

pemasaran, kemudian bisa naik menjadi kepala seksi pemasaran.

Kelebihan dari sistem ini adalah :

- Pegawai memiliki langkah-langkah promosi yang jelas.

- Jika perusahaan berkembang, karyawan memilki kesempatan promosi.

- Manajer atau pimpinan memahami tugas-tugas bawahan sebab

sebelumnya atasan tersebut telah mennduduki jabatan tersebut yang dapat

bermanfaat buat mereka dan dapat membina bawahan dengan baik.

Kerugian dari sistem ini adalah :

- Jika perusahaan tidak berkembang, kesempatan promosi menjadi terbatas.

- Ada persaingan antara pegawai dalam perebutan posisi yang terbatas.

- Terbatasnya kesempatan promosi.

2. Trunk and branch system

Pada sistem ini apabila pegawai ingin menaiki posisi yang lebih tinggi

(38)

menjadi manajer bagian pemasaran, pegawai harus melalui posisi-posisi

tertentu.

Beberapa keuntungan dari sistem ini adalah :

- Pegawai dapat menyesuaikan keinginan pada kesempatan yang lebih

banyak.

- Pegawai mendapatkan pengalaman yang lebih banyak.

Kerugian dari sistem ini adalah karyawan memiliki pilihan jalur karir lebih

banyak yang dapat mengakibatkan kebingungan dan ketidakpastian.

3. Planned job rotation system

Pada sistem ini perusahaan melakukan perencanaan yang teliti mengenai

pengalihan pegawai dari satu jabatan sebelum menduduki jabatan tertentu.

2.1.4.1 Jangka Karir

Menurut Moekijat (2010: 62) jangka karir adalah tahap dimana seseorang

mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan karir tertentu dan

untuk naik ke jabatan struktural ke jenjang yang lebih jelas.

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 61) mendefenisikan

jangka karir merupakan poros yang disekelilingnya karir seseorang berputar

sebagai akibat dari pengetahuan yang dimiliki, motif, nilai dan sikapnya.Jangka

karir seseorang merupakan sesuatu yang bersifat evolutif, melalui proses

penemuan diri sendiri sampai pada keputusan untuk memilih satu pilihan karir

yang sesuai dengan keinginannya. Ada lima jangka karir yang dapat dipilih

(39)

1. Jangka karir fungsional atau teknik

Merupakan kecenderungan untuk menghindari keputusan – keputusan yang

mendorong mereka pada manajemen umum, sebagai gantinya mereka memilih

kedudukan yang memampukan mereka untuk berkembang dalam bidang

teknik atau fungsional.

2. Jangka karir manajerial

Merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih jabatan yang

memampukan mereka atau mencari jalan untuk menjadi manajer umum

dengan tanggung jawab yang lebih besar, sehingga apabila memilih jalur

karir,kemungkinan mereka lebih menyukai vertical system. Pilihan ini

didasarkan pada kompetensi tiga hal, yaitu :

• Kompetensi analitis, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi,

menganalisis, dan memecahkan masalah dalam kondisi-kondisi informasi

yang tidak lengkap dan tidak pasti.

• Kompetensi interpersonal, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi,

memimpin, memanipulasi, dan mengontrol orang di semua level.

• Kompetensi emosional, yaitu kapasitas yang didorong (dikuatkan) oleh

krisis emosional dan interpersonal dan bukannya dilemahkan, dan

kapasitas untuk memikul tanggung jawab yang tinggi.

3. Jangka karir kreativitas

Merupakan kecenderungan seseorang yang memiliki motivasi yang kuat untuk

menciptakan sesuatu sehingga ia mendapatkan pengakuan.

(40)

Merupakan kecenderungan seseorang yang tidak mau tergantung pada orang

lain. Apabila mereka dipromosikan menjadi bawahan, mereka menjadi kurang

tertarik. Biasanya mereka lebih memilih menjadi staff bagian tertentu.

5. Jangka karir keamanan

Kecenderungan untuk memlilih karir yang memiliki stabilitas jangka panjang

dan keamanan jabatan. Mereka ingin melakukan apa yang diisyaratkan untuk

memelihara keamanan jabatan, satu pendapatan yang layak, serta masa depan

yang stabil dan pasti.

2.1.5 Pengembangan Karir

2.1.5.1 Pengertian Pengembangan Karir

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 62) pengembangan karir

adalah proses mengidentifikasi potensi karir pegawai dan materi serta menerapkan

cara-cara yang teapat untuk mengembangkan potensi tersebut. Secara umum

proses pengembangan karir dimulai dengan mengevaluasi kinerja pegawai.

Menurut Moekijat (2010: 83) mendefenisikan karir sebagai

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk melaksanakan suatu rencana karir.

Tindakan-tindakan ini mungkin dibantu oleh Departemen Sumber Daya Manusia

atau oleh manajer. Bagian ini memberikan tinjauan tentang taktik-taktik yang

diginakan oleh pegawai-pegawai untuk melaksanakan rencana-rencana karir

meraka, kemudian membicarakan peranan Departemen Sumber Daya Manusia

(41)

Menurut Kadarisman (2012: 321) mendefenisikan pengembangan karir

sebagai suatu proses perubahan, ada kemajuan, ada kesempatan yang diberikan

kepada individu untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih baik.

Menurut Yani (2012: 126) bahwa pengembangan karir merupakan proses

dari kegiatan mempersiapkan seorang pegawai untuk menduduki jabatan dalam

organsasi atau perusahaan yang akan dilakukan di masa mendatang.

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir adalah semua usaha

pribadi pegawai yang ditujukan untuk melaksanakan rencana karirnya melalui

pendidikan, pelatihan, pencarian dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja.

Titik awal pengembangan karir dimulai dari diri pegawai itu sendiri, di mana

setiap orang bertanggung jawab atas pengembangan atau kemajuan karirnya.

Setelah komitmen dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan karir dapat

dilakukan. Untuk mengarahkan pengembangan karir agar menguntungkan

pegawai dan perusahaan.

2.1.5.2 Manfaat Pengembangan Karir

Menurut Moekijat (2010: 85) pada dasarnya pengembangan karir dapat

bermanfaat bagi perusahaan maupun pegawai. Bagi perusahaan, pengembangan

karir dapat:

1. Menyesuaikan kemampuan pegawai dengan strategi

Menyelaraskan strategi dengan ketersediaan pegawai Internal, yaitu suatu

strategi membutuhkan ketersediaan pegawai yang menjadi pelaksana, baik

jumlah maupun kualitasnya. Membantu perencanaan karir pegawai tidak lain

(42)

Suatu strategi memerlukan perilaku peran, dan untuk menjalankan perilaku

peran tersebut dibutuhkan kompetensi tertentu dari pegawai.

2. Meningkatkan supply internal pegawai

Pada saat – saat tertentu akan ada pegawai yang pensiun, meninggal dunia,

atau mengundurkan diri secara sukarela atau melalui pemecatan. Perencanaan

karir akan menyiapkan pegawai untuk mengisi kekosongan tersebut.

3. Menyiapkan penempatan internasional

Untuk pegawai yang memiliki cabang – cabang di berbagai daerah dengan

berbagai jabatan penting yang harus diisi, perencanaan karir dapat membantu

menyiapkan pegawai dan penempatan yang lebih tepat.

4. Memampukan pegawai untuk bekerja dengan pegawai yang berbeda latar

belakangnya

Dengan membantu pegawai dalam perencanaan karir, berarti organisasi akan

menyadarkan dan mendidik pegawai akan keberadaan organisasi yang

memiliki tenaga kerja yang memiliki berbagai macam latar belakang, dan

harapan – harapan perusahaan.

5. Mengurangi perputaran kerja

Memberikan perhatian terhadap perencanaan karir dapat meningkatkan

loyalitas pegawai terhadap perusahaan, sebagai akibat adanya kemungkinan

untuk menduduki jabatan yang diinginkan.

6. Menyalurkan pegawai yang berpotensi

Perencanaan karir akan memotivasi pegawai untuk memelihara dan

(43)

secara khusus. Ini tidak hanya untuk mempersiapkan pegawai untuk mengisi

jabatan yang kosng pada masa yang akan datang, tetapi juga dapat mendorong

utjuk kerja yang lebih baik pada pegawai yang sedang menjabat saat ini.

7. Mendorong untuk meningkatkan kemampuan

Perencanaan karir tentu saja akan memotivasi pegawai untuk lebih

berkembang.

8. Mengurangi penumpukan karyawan

Dengan perencanaan karir yang memungkinkan seseorang untuk naik jabatan

akan mengurangi penumpukan pegawai berpotensi yang ada.

9. Memuaskan kebutuhan pegawai

Kesempatan untuk mencapai karir yang lebih tinggi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, paling tidak disebabkan

adanya kesempatan untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi

dengan penghasilan yang lebih tinggi pula.

10.Mengurangi atau menghilangkan terjadinya diskriminasi

Perencanaan karir secara implisit akan memberikan kesempatan yang sama

kepada semua pegawai untuk menduduki posisi yang ada dalam organisasi.

Hal ini jelas sebab semua pegawai akan mengetahui semua jalur karir yang

dapat ditempuh, mengetahui persyaratan yang diperlukan untuk mencapai satu

posisi dan mendapatkan bantuan untuk perencanaan karir. Selanjutnya, yang

harus dilakukan perusahaan untuk membantu perencanaan karir pegawai

adalah perusahaan harus melakukan pendidikan karir, memberikan informasi

(44)

Bagi pegawai, pengembangan karir identik dengan keberhasilan, karena

pengembangan karir bermanfaat untuk dapat :

1. Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya

2. Menambah tantangan dalam bekerja

3. Meningkatkan otonomi

4. Meningkatkan tanggung jawab

2.1.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Karir

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 183) mendefenisikan

kesuksesan proses pengembangan karir tidak hanya penting bagi organisasi secara

keseluruhan. Dalam hal ini beberapa faktor yang berpengaruh pada

pengembangan karir meliputi :

1. Hubungan pegawai dan organisasi

Dalam situasi ideal pegawai organisasi berada dalam hubungan yang saling

menguntungkan. Dalam keadaan ideal ini baik karyawan maupun organisasi

dapat mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Namun kadangkala keadaan

ideal ini dicapai. Adakalanya pegawai sudah bekerja baik tetapi organisasi

tidak mengimbangi potensi pegawai tersebut dengan penghargaan sewajarnya.

Maka ketidakharmonisan hubungan antara pegawai dan organisasi ini cepat

atau lambat akan mempengaruhi proses pengembnagan karir.

2. Personalitas pegawai

Kadang kala manajemen karir karyawan karena adanya pegawai yang

mempunyai personalitas yang menyimpang, misalnya terlalu emosional dan

(45)

ternyata tidak peduli dengan karirnya sendiri. Begitu pula pegawai yang

cenderung ambisius, Pegawai ini mungkin akan memaksakan kehendaknya

untuk mencapai tujuan karir yang terdapat dalam manajemen karir.

3. Faktor-faktor eksternal

Seringkali terjadi semua aturan dalam manajemen karir di suatu organisasi

menjadi tidak baik lantaran ada intervensi dari pihak luar. Seorang pegawai

yang menginginkan jabatan yang lebih tinggi, misalnya mungkin akan

terpaksa dibatalkan karena ada orang yang di drop dari luar organisasi.

Terlepas dari masalah boleh atau tidak, etis atau tidak kejadian semacam ini

jelas membuat manajemen karir yang telah dirancang akan sia-sia.

4. Politicking dalam organisasi

Karir karyawan akan tersendat jika faktor lain seperti intrik-intrik, hubungan

antar pegawai, nepotisme dan lain sebagainya lebih dominan mempengaruhi

karir seseorang daripada potensi pegawai tersebut, jika kadar politicking

dalam organisasi sudah tidak sehat maka pengembangan karir dipastikan

tersendat dengan sendirinya.

5. System penghargaan

Hal ini sangat mempengaruhi banyak hal termasuk karir. Organisasi yang

tidak mempunyai system penghargaan yang jelas sering memperlakukan

pegawainya secara subjektif. Pegawai yang kurang baik dianggap sama

dengan pegawai yang baik. Saat itu mulai banyak membuat system

penghargaank yang baik dengan harapan setiap yang ditunjukkan karyawan

(46)

6. Jumlah karyawan

Menurut pengalaman dan logika, semakin banyak pegawai maka akan ketat

persaingan untuk menduduki suatu jabatan, dan semakin kecil kemampuan

seorang pegawai untuk meraih tujuan karir tertentu. Jumlah pegawai yang

dimiliki sebuah organisasi sangat mempengaruhi karir yang ada. Jika jumlah

pegawai sedikit, maka pengembangan karir akan sederhana dan mudah

dikelola.

7. Ukuran organisasi

Ukuran organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan jumlah jabatan

yang ada di dalam organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis pekerjaan dan

jumlah pegawai yang diperlukan untuk mengisi berbagai jabatan dan

pekerjaan tersebut. Biasanya semakin besar organisasi, semakin kompleks

urusan karir pegawai.

8. Kultur organisasi

Seperti sebuah system masyarakat, organisasi pun mempunyai kultur dan

kebiasaan. Ada organisasi yang cenderung berkultur professional, objektif dan

demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung feodalistik tetapi ada juga

organisasi yang cenderung menghargai prestasi kerja dan mementingksn

senioritas pegawai.

Menurut M. Kadarisman (2012: 321), dalam pengembangan karir harus

mencari informasi tentang :

1. Pengetahuan, kemampuan yang diperlukan perusahaan

(47)

3. Bila ada syarat tertentu harus mengikuti pelatihan. Apakah pelatihan tersebut

di adakan oleh perusahaan atau yang bersangkutan sendiri yang mencari

kesempatan dan peluang tersebut

4. Faktor keberuntungan berperan atau tidak dalam pengembangan karir

2.1.6 Produktivitas Kerja

2.1.6.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Menurut Ravianto dalam Sutrisno (2009:100), menjelaskan bahwa produktivitas

pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa

kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan har esok harus lebih baik

dari hari ini.Sikap yang demikian akan mendorong seseorang untuk tidak cepat

merasa puas, akan tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan

kemampuan kerja dengan cara selalu mencari perbaikan-perbaikan dan

peningkatan.

Menurut Meilan Sugiarto dalam Danang (2012: 41) secara filosofi,

produktivitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai

pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari

esok lebih baik dari hari ini. Secara teknis produktivitas merupakan perbandingan

antara hasil yang dicapai dan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

Menurut Cardosa, Gomes dalam Mangkunegara (2009: 9) mengemukakan

defenisi produktivitas kerja karyawan sebagai ungkapan output, efisiensi serta

(48)

Menurut Wibowo (2011: 159) mendefenisikan produktivas sebagai

hubungan antara keluaran atau hasil perusahaan dengan masukan yang diperlukan,

produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan masukan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa selalu mencari yang

terbaik atas sebuah pekerjaan. Proses penyempurnaan akan selalu dilakukan setiap

kali mendapatkan hasil dari sebuah pekerjaan. Sikap tidak pernah puas dari

sebuah hasil yang telah dicapai sangat berperan besar dalam peningkatan

produktivitas dari para karyawan.

2.1.6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Faktor produktivitas manusia memiliki peran besar dalam menentukan

sukses suatu perusahaan. Secara konseptual produktivitas manusia sering disebut

sikap mental yang selalu memiliki pandangan bahwa mutu kehidupan harus lebih

baik lagi. Maka produktivitas harus dapat ditingkatkan dengan berbagai faktor

yang dapat dipenuhi. Danang (2012: 203) Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi antara lain, yaitu :

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan dan keterampilan sesungguhnya yang mendasari pencapaian

produktivitas kerja. Ada perbedaan substansial antara pengetahuan dan

keterampilan. Konsep pengetahuan lebih berorientasi pada intelejensi, daya

pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimilki

seseorang. Dengan demikian pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses

(49)

memberikan kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah, daya

cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan

pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi, seseorang diharapkan mampu

melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

2. Keterampilan (skill)

Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional

mengenai bidang tertentu. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan

berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan atau menyelesaikan pekerjaan yang bersifat teknis seperti

keterampilan mengoperasikan komputer. Dengan keterampilan yang dimilki

seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara

produktif.

3. Kemampuan (abilities)

Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimilki

oleh seorang pegawai. Konsep ini jauh lebih luas karena dapat mencakup

sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor

pembentuk kemampuan. Ddengan demikian jika seseorang mempunyai

kemampuan dan keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki ability yang

tinggi pula. Melalui kemampuan yang memadai maka seseorang dapat

melaksanakan aktivitas dengan tanpa ada permasalahan teknik.

4. Sikap (attitude) dan perilaku (behaviors)

Sangat erat hubungan antara kebiasaan atau sikap dan perilaku. Sikap

(50)

tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja

seseorang akan menguntungkan, artinya jika setiap pegawai baik, maka hal

tersebut dapat menjamin perilaku kerja juga baik. Dengan demikian perilaku

manusia akan ditentukan oleh sikap-sikap yang telah tertanam dalam diri

seseorang sehingga dapat mendukung kerja yang efektif.

2.1.6.3 Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja

Menurut Sondang P. Siagian (2002: 10) mengemukakan berbagai upaya

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja :

1. Perbaikan terus-menerus

Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja, salah satu implikasinya

adalah bahwa seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara

terus-menerus.

2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan

Berkaitan dengan upaya perbaikan secara terus-menerus adalah peningkatan

mutu hasil kerja oleh semua orang dan segala komponen perusahaan, dan

dalam hal ini peningkatan mutu sumber daya manusia adalah hal yang sangat

penting.

3. Pemberdayaan sumber daya manusia

Memberdayakan sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi dapat

dilakukan dengan memberikan hak-haknya sebagai manusia, seperti

kebebasan untuk memperoleh pekerjaan yang layak, memperoleh imbalan

yang wajar, memperoleh rasa aman, melibatkan dalam pengambilan

(51)

4. Filsafat organisasi

Cakupan dalam hal ini seperti memberikan perhatian kepada budaya

organisasi, karena budaya organisasi merupakan persepsi yang sama tentang

hakiki kehidupan dalam organisasi. Selain itu, perlunya ketentuan formal dan

prosedur, seperti standar pekerjaan yang harus dipenuhi, disiplin organisasi,

system imbalan, serta prosedur penyelesaian pekerjaan.

2.2 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2008 : 66) kerangka konseptual merupakan penjelasan

ilmiah mengenai preposisi atau hubungan antar variabel.

Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

PT. Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU Medan

Divisi Sumber Daya Manusia

Perencanaan Karir (X1)

a. Kebutuhan

b. Planning

Pengembangan Karir (X2)

a. Metode Perusahaan

b. Kemampuan PegawaiPlanning

Pegawai

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif yaitu memberi pengaruh antara variabel

independen dengan dependen. Melalui metode ini diharapkan dapat menjelaskan

fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu

USU, Jl Dr. Mansyur No. 9 Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013

sampai dengan selesai.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115). Yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada PT Bank

(53)

3.3.2 Sampel

Menurut Prasetyo (2005:119) sampel adalah bagian dari populasi yang ingin

diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

Menurut Arikunto (2002:107) menjelaskan apabila populasi kurang dari 100

orang, maka diambil keseluruhannya. Namun jika populasi diatas 100 orang,

maka sampel yang dapat diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi.

Dengan demikian, dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah teknik

total sampling, yaitu pengambilan sampel dengan keseluruhan objek yang diteliti

yaitu jumlah seluruh pegawai yang bekerja di PT Bank Sumut Cabang Pembantu

Universitas Sumatera Utara Medan yang berjumlah 35 orang.

3.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. (Sugiyono, 2012 : 93). Hipotesis berfungsi sebagai asumsi

akhir yang akan dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan rumusan masalah dan

kerangka konseptual yang dikemukakan maka dirumuskan hipotesis penelitian

adalah ada pengaruh yang positif antara produk pinjaman dan promosi terhadap

keputusan konsumen melakukan pinjaman.

H0 = Perencanaan dan pengembangan karir tidak mempengaruhi

produktivitas kerja

(54)

H2 = Pengembangan karir mempengaruhi produktivitas kerja

H3 = Perencanaan dan pengembangan karir mempengaruhi produktivitas

kerja

3.5 Defenisi Konsep

Defenisi konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang

dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan,

kelompok atau individu tertentu (Singarimbun 1995:34). Tujuannya adalah untuk

menyederhanakan pemikiran dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari

variabel yang diteliti. Berdasarkan judul tersebut, dapat dikemukakan konsep dari

penelitian ini yaitu :

1. Perencanaan adalah proses pencocokan individu dengan peluang yang

tersedia dalam organisasi.

2. Pengembangan karir adalah suatu langkah yang ditempuh perusahaan

untuk menghadapi tuntutan tugas karyawan dan untuk menjawab

tantangan masa depan dalam mengembangkan sumber daya manusia di

perusahaan yang merupakan suatu keharusan dan mutlak diperlukan.

3. Produktivitas adalah pengukuran dan kuantitas dari pekerjaan dengan

mempertimbangkan dari seluruh biaya dan hal-hal yang terkait dan yang

diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai

kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatannya dan mewujudkan

(55)

tersebut dapat dilihat dari beberapa unsur-unsur produktivitas kerja yaitu

hasil kerja nyata, kemampuan kerja, dan perilaku kerja.

3.6Defenisi Operasional

Defenisi operasional menurut Singarimbun (2006:46) adalah unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel

sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja

(56)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Pengukuran

1. Perencanaan proses pencocokan

individu dengan peluang sumber daya manusia di

perusahaan yang merupakan suatu keharusan dan mutlak

diperlukan.

• Peningkatan kemampuan yang meliputi : seluruh biaya dan hal-hal yang terkait dan yang

diperlukan untuk potensi yang ada padanya. Pengukuran dan kuantitas pekerjaan tersebut dapat dilihat dari beberapa unsur-unsur produktivitas kerja yaitu hasil kerja nyata, kemampuan kerja, dan perilaku kerja.

• Hasil kerja nyata

• Perilaku kerja

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT.Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu USU Medan
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wire Mesh untuk Pagar Gaya Euro untuk Pasar Eropa... Wire Mesh untuk

ANALISIS KELAYAKAN BUKU TEKS KIMIA SMA/MA KELAS XII MATERI SENYAWA TURUNAN ALKANA BERDASARKAN KRITERIA TAHAP SELEKSI DARI 4S TMD.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muria Kudus yang sudah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan sebuah penelitian dalam penulisan skripsi ini.. Bapak

Berdasarkan ayat dan hadist diatas dapat diartikan bahwa seseorang berhak untuk menguasai harta miliknya selama tidak ada syarat yang menghalanginya, seseorang

Dasar Privasi ini terpakai ke atas penggunaan mana-mana perkhidmatan kami, termasuk apabila anda memohon sebarang maklumat daripada kami atau menggunakan perkhidmatan

Adjusted R Square sebesar 0,613 atau 6,13%, yang berarti variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel pemberian reward , penilaian kinerja, dan tanggung

Sehingga kalau pun terjadi sengatan pada manusia alat pengaman ini masih belum akan bekerja karena arus listrik yang mengalir ke tubuh tidak cukup besar untuk bekerjanya pengaman

It can be concluded that each of feedstuff with its characteristic can be used for complete feed by mixing them with consideration of their in sacco