• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Alkitab Injil Pada Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia Dengan Proses Hirarki Analitik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Alkitab Injil Pada Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia Dengan Proses Hirarki Analitik"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA PEMASOK BAHAN BAKU UTAMA

ALKITAB INJIL PADA PERCETAKAN LEMBAGA

ALKITAB INDONESIA DENGAN PROSES HIRARKI

ANALITIK

Oleh

CHATLEEN PINKAN OLEY

H24087098

 

 

 

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

CHATLEEN PINKAN OLEY. H24087098. Analisis Kinerja Pemasok

Bahan Baku Utama Alkitab Injil Pada Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia dengan Proses Hirarki Analitis. Di bawah bimbingan HETI MULYATI.

Lembaga Alkitab Indonesia lebih dikenal dengan singkatan LAI resmi didirikan pada tanggal 9 Februari 1954, dengan badan hukum sebagai Yayasan. Percetakan LAI adalah perusahaan nirlaba yang memproduksi Alkitab khususnya Injil. Percetakan tersebut memproduksi Alkitab Injil, testamen, portion dan selection dengan berbagai jenis ukuran. Bahan baku utama untuk membuat Alkitab Injil yaitu bible paper, tinta, lem, plate, cover. Peningkatan produksi terjadi pada tahun 2007-2010 sebesar 32,9 persen dan rata-rata jumlah produksi LAI dari tahun 2007-2010 sebesar 1.041.866 unit buku setiap tahunnya. Permintaan yang semakin meningkat membuat LAI berusaha memperbaiki kinerja dan kualitas dalam memproduksi Alkitab. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis rantai pasok Alkitab Injil di LAI, (2) Menganalisis criteria dan sub criteria kinerja pemasok bahan baku utama Alkitab, (3) Mengidentifikasi pemasok bahan baku utama yang memiliki nilai kinerja tertinggi.

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel yang mewakili populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu judgement sampling. Pada teknik non probabilitas, semua elemen belum tentu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel karena itu teknik ini biasa juga disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan. Judgement sampling dipilih karena dalam memilih sampel peneliti mengambil sampel yang sesuai dengan kriteria dan mewakili populasi yang dibutuhkan. Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 5 (lima) orang. Responden terdiri dari Kepala bidang (kabid) Keuangan karena membawahi bagian purchasing, staf purchasing, Kabid Logistik, staf logistik, supervisor QC. Responden tersebut dipilih karena dianggap memahami tentang kinerja pemasok dan frekuensi dengan pemasok cukup sering.

(3)

ANALISIS KINERJA PEMASOK BAHAN BAKU UTAMA

ALKITAB INJIL PADA PERCETAKAN LEMBAGA

ALKITAB INDONESIA DENGAN PROSES HIRARKI

ANALITIK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat umtuk memperoleh gelar

SARJANA EKOMNOMI

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

CHATLEEN PINKAN OLEY

H24087098

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Alkitab Injil Pada Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia Dengan Proses Hirarki Analitik

Nama : Chatleen Pinkan Oley

NIM : H24087098

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Heti Mulyati, S.TP, MT) NIP. 1977081 2200501 2 001

Mengetahui Ketua Departemen,

(Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP. 196101231986011002

Tanggal Lulus :

 

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pangkal Pinang, Sumatera Selatan, pada tanggal 10 Mei 1987. Penulis merupakan anak pertama dari 4 (empat) bersaudara dari pasangan Nico Oley dan (alm) Elvia Bolang.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyah, Lombok Timur. Selanjutnya pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) di Banyuajuh 2, Bangkalan, Madura tahun 1993. Pada tahun 1999, penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Limus Nunggal 3, Cileungsi, Bogor. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Cileungsi dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1 Cileungsi dan mengambil jurusan IPS, lulus pada tahun 2005. Penulis mengikuti jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) Diploma (D3) IPB dan diterima di program keahlian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa. Setelah menamatkan pendidikan D3, penulis melanjutkan ke Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, FEM, IPB untuk meraih gelar Sarjana pada tahun 2008.

     

             

(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Skripsi ini membahas mengenai pengukuran kinerja pemasok pada percetakan LAI. Pengukuran kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui pemasok yang memiliki kinerja yang baik dalam menyediakan bahan baku. Hal ini diperlukan untuk kelancaran proses produksi dan memuaskan konsumen dalam penyediaan produk yang berkualitas. Kriteria pengukuran kinerja pemasok di LAI terdiri dari kualitas, ketepatan waktu dan ketepatan jumlah. Selain itu ditambahkan kriteria pelayanan dan reputasi pemasok untuk penilaian kinerja. Penelitian pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA). Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menggambarkan mengenai kinerja pemasok yang ada di LAI.

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Alkitab Injil Pada Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia dengan Proses Hirarki Analitik”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

KATA PENGANTAR

Penulis

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini dibantu oleh banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini diberikan kepada :

1. Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc yang telah bersedia menjadi penguji dalam ujian sidang penulis.

3. Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM yang bersedia menjadi penguji pada saat ujian sidang.

4. Orang tuaku tercinta, Prisilia Oley, Frans Oley, Gilbert Oley atas kesabaran, doa, perhatian dan kasih sayang yang diberikan. Segala dukungan sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Ibu Ansye N.W. Watttimury, S.Kom. ibu Rosida Dewi, Ibu Ani, kak Yuli, mba Hastin, pak Kardi, supervisor produksi beserta seluruh karyawan di Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini.

6. Gerry Menudo dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman- teman Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa 42 yang bersama-sama masuk Program Sarjana Alih Jenis Manajemen. Terima kasih atas semua dukungan yang diberikan pada saat kuliah maupun saat penulisan skripsi.

8. Teman-teman satu bimbingan : Dwi Kurnia Rahman, Emi Wijayanti, Eka Astriani. Terima kasih atas bantuan, semangat serta kerjasama yang diberikan selama penulisan skripsi ini.

(8)

10.Semua pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Bantuan dan yang kalian berikan sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.

       

           

           

           

(9)

DAFTAR ISI

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Rantai Pasokan dan Manajemen Rantai Pasokan ... 6

2.2 Strategi Rantai Pasokan ... 7

2.3 Pemasok ... 9

2.3.1 Kriteria Pemilihan dan Evaluasi Pemasok ... 10

2.4 Proses Hirarki Analitik ... 13

2.5 Penelitian Terdahulu ... 15

3 METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Kerangka Pemikiran ... 17

3.2 Tahapan Penelitian ... 19

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 21

3.5 Metode Pengambilan Sampel ... 22

3.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 22

3.7 Struktur Hirarki Pengukuran Kinerja Pemasok ... 26

4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 29

4.2 Jenis Produk dan Proses Produksi ... 31

4.3 Identifikasi Rantai Pasok ... 38

4.3.1 Pemasok ... 39

4.3.2 Percetakan LAI ... 42

4.3.3 Distributor dan Pelanggan ... 47

4.4 Analisis Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama ... 48

(10)

4.4.2 Sub Kriteria Pengukuran Kinerja Pemasok ... 50

4.5 Identifikasi Pemasok dengan Nilai Tertinggi ... 56

4.6 Implikasi Manajerial ... 58

KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

1. Kesimpulan ... 61

2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(11)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Jumlah produksi Alkitab Injil ... 3

2. Kriteria pemilihan / evaluasi pemasok ... 11

3. Jenis dan metode pengumpulan data ... 22

4. Nilai skala banding berpasangan ... 24

5. Nilai indeks acak ... 26

6. Jumlah karyawan LAI ... 29

7. Pemasok bahan baku dan pemesanan ... 40

8. Frekuensi pemesanan ... 41

9. Bobot dan prioritas kriteria pengukuran kinerja pemasok ... 48

10. Spesifikasi bible paper ... 51

11. Bobot dan prioritas kinerja pemasok ... 56

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Rantai pasokan ... 6

2. Kerangka pemikiran penelitian ... 18

3. Tahapan penelitian ... 20

4. Struktur hirarki kinerja pemasok ... 28

5. Struktur organisasi percetakan LAI ... 30

6. Analisis trend dan peramalan jumlah produksi ... 32

7. Diagram alir produksi ... 37

8. Pola rantai pasokan Alkitab ... 38

9. Proses pengambilan bahan baku ... 45

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuesioner identifikasi rantai pasok ... 21

2. Kuesioner PHA ... 21

3. Hasil pengolahan data horizontal ... 48

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Keunggulan bersaing harus dimiliki oleh perusahaan agar mampu menguasai pangsa pasar dan memperoleh keuntungan. Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing perusahaan adalah menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu memenuhi keinginan konsumen. Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa konsumen menginginkan harga lebih murah, produk yang berkualitas, pengiriman tepat waktu, serta pelayanan purna jual. Hal tersebut harus ditanggapi oleh perusahaan sehingga konsumen merasa puas dan diharapkan memiliki tingkat loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.

Kepuasan pelanggan merupakan hal yang utama bagi perusahaan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan memiliki rantai pasok yang baik dan kuat di setiap elemen yang terkait. Adanya sinergi dalam setiap elemen yang terkait akan membuat tujuan dari rantai pasok akan berhasil. Pemasok merupakan bagian yang penting bagi rantai pasok karena hal tersebut merupakan kegiatan strategis dalam pengadaan bahan baku. Pemasok harus mampu menghasilkan bahan baku yang berkualitas dan tepat waktu untuk keberlangsungan produksi perusahan. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki perencanaan yang baik dalam memilih pemasok. Pemilihan pemasok merupakan kegiatan strategis karena menyangkut ketersediaan bahan baku dalam memenuhi kegiatan produksi, khususnya pemasok yang memasok bahan baku utama. Dalam hal ini, pemilihan pemasok merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka keberlanjutan proses produksi.

(15)

meningkatkan daya saing perusahaan karena berhubungan dengan keberlangsungan proses produksi.

Kunci bagi manajemen rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok sebagai mitra dalam strategi perusahaan untuk memenuhi pasar yang selalu berubah (Heizer dan Render, 2005). Menurut Vani dalam Bungsu (2010) pemilihan pemasok menjadi penting, sebagai akibat adanya kompetisi antara rantai pasokan pada perusahaan. Selain itu hal penting yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah mengevaluasi kinerja pemasok. Evaluasi kinerja pemasok dilakukan untuk memberikan umpan balik terhadap perusahaan sehingga dapat dilakukan perbaikan yang terus menerus. Karena itu setiap perusahaan harus mengevaluasi kinerja pemasok untuk melakukan perbaikan demi kelancaran produksi perusahaan. Salah satu perusahaan yang perlu untuk mengevaluasi kinerja pemasok adalah Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia.

Lembaga Alkitab Indonesia lebih dikenal dengan singkatan LAI resmi didirikan pada tanggal 9 Februari 1954, dengan badan hukum sebagai Yayasan. Percetakan LAI adalah perusahaan nirlaba yang memproduksi Alkitab khususnya Injil. Percetakan tersebut memproduksi Alkitab Injil, testamen, portion dan selection dengan berbagai jenis ukuran. Bahan baku utama untuk membuat Alkitab Injil yaitu bible paper, tinta, lem, plate, cover.

(16)

Tabel 1. Jumlah produksi Alkitab Injil

Tahun Jumlah Alkitab

(unit)

Persentase

pertumbuhan

(%)

2007 914.150 -

2008 999.980 10,9 %

2009 1.037.140 10.3 %

2010 1.216.192 11,7 %

LAI telah memiliki pemasok tetap untuk bahan baku seperti kertas, tinta, lem. Sedangkan bahan baku pemasok cover, terdiri dari beberapa pemasok sehingga tidak mengandalkan satu pemasok saja. Pemasok bahan baku tersebut sampai saat ini belum dievaluasi kinerjanya. Evaluasi kinerja para pemasok merupakan bahan evaluasi bagi perusahaan yang harus dilakukan secara terus menerus dan dijadikan sebagai kerangka dasar untuk memilih maupun menilai kinerja pemasok. Penilaian kinerja sangat penting bagi perusahaan untuk membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan pengalokasian sumber daya yang optimal. Selain itu dapat mengembangkan pemasok serta membantu pimpinan dalam merestrukturisasi jaringan pemasok perusahaan.

(17)

mengevaluasi kinerja ada tiga yaitu, ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah, dan ketepatan mutu bahan baku. Ketiga kriteria tersebut dinilai berdasarkan hasil dari laporan bagian logistik ke bagian purchasing. Penilaian tersebut dihitung dengan menggunakan sistem microsoft excel. Dalam mengevaluasi kinerja pemasok belum terdapat struktur hirarki dari kriteria, sub kriteria, dan bobot.

Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan PHA untuk menentukan tingkat prioritas dalam menilai kinerja. Pembobotan dalam PHA dilakukan untuk mendapatkan kriteria apa yang menjadi prioritas utama. PHA adalah suatu model luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membuat gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang dinginkan darinya (Saaty, 1991).

1.2. Rumusan Masalah

Pemasok merupakan elemen strategis bagi perusahaan yang menyangkut ketersediaan bahan baku. Hal penting yang harus dilakukan LAI adalah menilai kinerja pemasok sebagai umpan balik untuk keberlangsungan dan kelancaran perusahaan dalam proses produksi. Selain itu, penelitian ini dilakukan karena perusahaan belum memiliki prioritas dalam memilih kriteria yang perlu diprioritaskan. Penyusunan kriteria dan sub kriteria dilakukan dengan PHA. Hal tersebut dilakukan untuk membantu perusahaan dalam menilai kinerja pemasok. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang terkait dengan kinerja pemasok untuk membantu LAI dalam menilai kinerja pemasok bahan baku. Perumusan masalah dari penelitian ini :

1. Bagaimana rantai pasok pada Percetakan LAI selama ini?

2. Apa saja yang menjadi kriteria utama dalam mengukur kinerja pemasok?

(18)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis rantai pasok Alkitab Injil di LAI.

2. Menganalisis kriteria dan sub kriteria kinerja pemasok bahan baku utama Alkitab.

3. Mengidentifikasi pemasok bahan baku utama yang memiliki nilai kinerja tertinggi.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian adalah : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang Kinerja Pemasok Bahan Baku Pembuatan Buku Percetakan LAI. Selain itu, penelitian bermanfaat sebagai sarana aplikasi ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan untuk kalangan akademis ataupun pembaca dapat digunakan sebagai literatur dan informasi mengenai kinerja pemasok bahan baku.

2. Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan dapat sebagai bahan masukan informasi mengenai kinerja pemasok bahan baku, khususnya pada perusahaan percetakan LAI.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(19)

2.1. Rantai Pasokan dan Manajemen Rantai Pasokan

Rantai pasokan melibatkan seluruh bagian, baik secara langung atau tidak langsung untuk memenuhi permintaan konsumen. Rantai pasokan tidak hanya berkaitan dengan manufakur dan pemasok, tetapi juga melibatkan transportasi, gudang, retailer, dan pelanggan itu sendiri. Rantai pasokan mencakup semua interaksi diantara pemasok, produsen, distributor, dan pelanggan. Rantai ini mencakup transportasi, informasi perencanaan, transfer uang, serta juga transfer ide, desain, dan bahan (Heizer dan Render, 2005). Gambar.1 aktivitas rantai pasokan.

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002) supply chain (rantai pasokan) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Tujuan dari rantai pasokan adalah memaksimalkan keuntungan nilai. Keseluruhan nilai rantai pasok merupakan perbedaan nilai dari produk akhir terhadap pelanggan dan upaya rantai pasokan dalam memenuhi permintaan pelanggan (Chopra dan Meindl, 2007).

Pemasok 

Pemasok

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Rantai Pasokan (Heizer dan Render, 2005) Data penelitian pasar

Informasi penjadwalan Data rekayasa dan desain Arus pesanan dan uang tunai

Ide dan desain untuk memuaskan pelanggan

akhir Arus bahan Arus kredit

Pemasok

Produsen

Distributor 

Pelanggan

Pelanggan

Pelanggan Persediaan

Persediaan

Persediaan

(20)

Konsep manajemen rantai pasokan adalah mengelola aliran barang dari hulu hingga ke hilir atau dari produsen sampai kepada pelanggan atau pemakai barang. Aliran barang berlaku searah dari produsen ke konsumen (Sutardi dan Budiasih, 2007). Manajemen rantai pasokan adalah metode, alat, atau pendekatan integratif untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik (Pujawan, 2005). Manajemen rantai pasokan adalah mata rantai dimana berbagai pemasok, kemudian masukan pabrikan, grosir, distributor sampai ke tangan konsumen (Ma’arif dan Tanjung, 2006).

Menurut Heizer dan Render (2005), manajemen rantai pasokan adalah pengintegrasian aktifitas pengadaan bahan dan pelayanan, perubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Rantai pasokan juga mencakup semua interaksi di antara pemasok, produsen, distributor, dan pelanggan. Rantai ini mencakup transportasi, informasi perencanaan, transfer uang secara kredit maupun tunai, serta juga transfer ide, desain, dan bahan.

Siagian (2005), menambahkan bahwa manajemen rantai pasokan adalah interaksi antara pengadaan bahan baku dan pendistribusiannya. Usaha bersama dan saling mendukung antar perusahaan dengan pemasok akan meningkatkan kemampuan bersaing antar kedua belah pihak. Keterlibatan beberapa pihak inilah yang dikenal dengan supply chain management (SCM) atau manajemen rantai pasokan. Ruang lingkup manajemen rantai pasokan meliputi :

1. Rantai Pasokan (SC) mencakup seluruh kegiatan arus dan tranformasi barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan konsumen termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan (SC).

2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasa kepada pelanggannya.

2.2. Strategi Rantai Pasokan

(21)

jangka panjang yang ingin dicapai (Pujawan, 2005). Rantai pasokan memiliki strategi untuk memperoleh bahan baku. Menurut Heizer dan Render (2005) ada lima strategi yang dapat dilakukan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dari luar yaitu :

1. Banyak pasokan

Dengan strategi banyak pemasok (many suppliers), pemasok menanggapi permintaan dan spesifikasi permintaan penawaran, (request for quotation), dengan pesanan yang pada umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah. Hal ini merupakan sebuah strategi umum untuk produk komoditas. Strategi ini menandingkan satu pemasok dengan pemasok lain dan membebani pemasok untuk dapat memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok bersaing satu sama lain secara agresif.

2. Sedikit pemasok

Sebuah strategi yang memiliki sedikit pemasok (few suppliers) mengimplikasikan bahwa daripada menarik atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli ingin para pembeli ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan beberapa pemasok yang setia. Para pemasok jangka panjang mungkin lebih dapat memahani tujuan umum dari perusahaan pembeli dan pelanggan. Penggunaan pemasok yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok mmiliki skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.

3. Integrasi Vertikal

(22)

4. Jaringan Keiretsu

Banyak perusahaan manufaktur besar Jepang telah menemukan titik tengah antara pembelian dari pemasok yang berjumlah sedikit dengan integrasi vertikal. Manufaktur seperti ini sering menjadi pendukung keuangan pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman. Dengan demikian, pemasok menjadi bagian koalisi perusahaan yang dikenal sebagai keiretsu. Anggota keiretsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis dan kestabilan mutu produksi untuk manufaktur tersebut. Anggota keiretsu juga dapat memiliki pemasok dibawahnya, menjadikan pemasok tingkat kedua atau bahkan ketiga sebagai bagian dari koalisi.

5. Perusahaan Virtual

Perusahaan virtual mengandalkan berbagai jenis hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Perusahaan virtual memiliki batasan organisasi yang selalu berubah dan bergerak, yang menjadikan mereka dapat menciptakan sebuah perusahaan unik untuk memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah.

Kelima strategi ini dapat digunakan perusahaan untuk mendapatkan pemasok yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam mendapatkan bahan baku yang sesuai. Tujuan dari strategi rantai pasokan adalah untuk dapat memenangkan pasar.

2.3. Pemasok

Pemasok adalah pihak-pihak yang berinteraksi dengan perusahaan sebelum tahap proses menghasilkan produk (Tjiptono dan Diana, 2001). Menurut Gazperz (2005) pemasok adalah orang yang memberikan input ke proses kerja. Strategi untuk meningkatkan hubungan pemasok-pelanggan adalah :

- Menghubungkan isi organisasi ke kepuasan pelanggan - Memberikan penghargaan kepada pemasok

- Membina hubungan dengan lebih sedikit pemasok (single Sourcing) - Meminimumkan jumlah pemasok secara keseluruhan

(23)

- Identifikasi pengguna akhir dan distributor - Menetapkan dialog rutin dengan pelanggan

- Melibatkan pelanggan dalam perencanaan dan pegembangan

Pemasok, sebagai penyedia bahan baku untuk keperluan proses produksi lanjutan. Bahan baku tidak hanya berupa bahan mentah, tetapi juga meliputi bahan setengah jadi, barang jadi yang akan diupayakan sampai ke tangan konsumen sebagai mata rantai akhir dari proses produksi. Dalam penetapan strategi perlu adanya kerjasama yang harmonis dengan pemasok, sehingga kebutuhan dapat dipenuhi dan proses produksi akan lancar (Siagian, 2005).

Menurut Lin dan Juang (2008) pemilihan pemasok yang tepat sebagai mitra merupakan jantung dari manajemen rantai pasokan. Sedangkan bahan baku yang atau pelayanan yang dihasilkan merupakan bagian yang sangat terkait dengan perusahaan. Perusahaan dapat menemukan pemasok yang sesuai dengan perusahaan dan memenuhi syarat rantai pasokan , maka rantai pasokan perusahaan dapat berjalan dengan maksimal.

Suatu perusahaan perlu menjalin kemitraan dengan pemasoknya. Tujuan kemitraan ini adalah untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang loyal, saling percaya, dan dapat diandalkan sehingga akan menguntungkan kedua belah pihak dan menyempurnakan kualita, produktivitas, dan daya saing secara berkesinambungan.

2.3.1Kriteria Pemilihan dan Evaluasi Pemasok

Menurut Dickson dalam Pujawan (2005), kriteria yang digunakan untuk proses pemilihan dan evaluasi pemasok-pemasok secara rinci. Dickson yang pertama kali melakukan penelitian ektensif untuk menentukan, mengidentifikasi dan menganalisis kriteria apa saja yang digunakan pada pemilihan suatu perusahaan untuk dijadikan sebagai pemasok.

(24)

tingkat kepentingan dari tiap kriteria berdasarkan 5 skala poin; yaitu sangat penting, penting, rata-rata, tidak terlalu penting, tidak penting. Berdasarkan hasil kuesioner dari responden, kualitas merupakan kriteria yang paling penting diikuti oleh pengiriman dan riwayat performa (Tahriri, Osman, Ali, Yusuff & Esfandiary, 2008). Kriteria dan skor dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria pemilihan / evaluasi pemasok

Kriteria Skor

Kualitas 3,5

Delivery 3,4

Performance History 3,0

Warranties and claim policies 2,8

Price 2,8

Technical capability 2,8

Financial position 2,5

Prosedural compliance 2,5

Communication system 2,5

Reputation and position in industry 2,4

Desire for bussines 2,4

Management and organization 2,3

Operating control 2,2

Repair service 2,2

Attitude 2,1

Impresion 2,1

Packaging ability 2,0

Labor relation record 2,0

Geographical location 1,9

Amount of past bussines 1,6

Training aids 1,5

Reciprocal arrangement 0,6

Sumber: Pujawan (2005)

Evaluasi pemasok dilakukan apabila bahan baku yang sama dapat diperoleh lebih dari satu alternatif pemasok. Tiga kriteria dalam melakukan evaluasi pemasok, yaitu: keadaan umum perusahaan, keadaan pelayanan, dan keadaan bahan baku. Menurut Gazpersz dalam Bungsu (2010), ada beberapa contoh indikator dari setiap kriteria evaluasi pemasok adalah sebagi berikut :

1. Keadaan umum pemasok

(25)

c. Fasilitas riset dan desain d. Lokasi geografis

e. Hubungan dagang antar industry 2. Keadaan pelayanan

a. Waktu penyerahan bahan baku b. Kondisi kedatangan bahan baku c. Kuantitas pemesanan yang ditolak d. Penanganan keluhan dari pembeli e. Bantuan teknik yang diberikan f. Informasi harga yang diberikan 3. Keadaan bahan baku

a. Kualitas bahan baku b. Keseragaman bahan baku c. Jaminan dari pemasok d. Keadaan pengepakan

Pelayanan menjadi hal yang sangat penting bagi pemasok, pelayanan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan dalam kriteria seleksi. Menurut Tunggal (2009) diuraikan beberapa dimensi kualitas pelayanan, yaitu:

1. Ketepatan waktu dalam pelayanan. Hal yang harus diperhatikan disini bekaitan dengan waktu tunggu dan waktu penyerahan.

2. Akuarasi pelayanan, berkaitan dengan pelayanan yang dapat diandalkan dan bebeas dari kesalahan-kesalahan.

3. Kesopanan dan keramahan dlam memberikan pelayanan.

4. Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan.

5. Kelengkapan, menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung.

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan.

(26)

2.4. Proses Hirarki Analitik

1Proses Hirarki Analitik

Hhttp://christansen.wordpress.com/2008/02/29/proses-hierarki-analitik-ahp/

Beberapa keuntungan menggunakan AHP sebagai alat analisis adalah1 : 4. Logical Consistency. Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah

bahwa objek – objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai keragaman dan relevansinya. Kedua adalah tingkat hubungan antara objek – objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

3. Synthesis of Priority .Dari setiap matriks pairwise comparison vector eigen –nya mendapatkan prioritas lokal, karena pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk melakukan global harus dilakukan sintesis diantara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentk hierarki.

2. Comparative Judgement. Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen – elemen.

1. Dekomposisi. Setelah mendefinisikan permasalahan, maka perlu dilakukan dekomposisi, yaitu : memecah persoalan utuh menjadi unsur – unsurnya.

2. AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.

1. AHP memberi modal tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk beragam persoalan yang tidak terstruktur.

PHA merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami suatu kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan. Dalam menyelesaikan persoalan dengan PHA, beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain1 :

(27)

3. AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen – elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.

4. AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah – milah suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

5. AHP memberi suatu skala dalam mengukur hal – hal yang tidak terwujud untuk mendapatkan prioritas.

6. AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

7. AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.

8. AHP mempertimbangkan prioritas – prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan mereka.

9. AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil representatif dari penilaian yang berbeda – beda.

10.AHP memungkinan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan.

Kelemahan PHA menurut Permadi dalam Suryani (2010) dibandingkan dengan metode pengambilan keputsan lain adalah :

1. Ketergantungan PHA kepada input berupa persepsi seorang yang expert akan membuat hasil akhir dari model ini menjadi tidak ada artinya apabila pakar memberikan penilaian yang keliru.

2. Bentuk struktur hirarkinya sangat sederhana. Bagi para pengambil kepputusan yang terbiasa dengan model kuantitatif yang rumit, akan menganggap bahwa bentuk model PHA yang terlihat sederhana bukan model yang sesuai untuk pengambilan keputusan.

(28)

1. Hirarki Struktural

Pada hirarki struktural, sistem yang komplek disusun ke dalam komponen-komponen pokoknya dalam urutan menurun menurut sifat struktural. Hirarki struktural sangat erat kaitannya dengan cara manusia dalam menganalisis hal yang kompleks, yaitu dengan memecah-mecah obyek yang ditangkap oleh indra menjadi sebuah gugusan, sub gugusan, dan gugusan yang lebih kecil lagi.

2. Hirarki Fungsional

Hirarki fungsional menguraikan sistem yang kompleks menjadi elemen-elemen pokoknya menurut hubungan esensial mereka. Hirarki fungsional seperti ini sangat membantu untuk membawa sistem ke arah tujuan yang diinginkan. Setiap set (perangkat) elemen dalam hierarki fungsional menduduki satu tingkat hierarki. Tingkat puncak disebut fokus.

2.5 Penelitian Terdahulu

Suryani (2010), melakukan penelitian mengenai “Analisis Pemilihan Pemasok Brokoli Pada PT. XYZ Dengan Menggunakan Proses Hierarki Analitik”. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi rantai pasokan pada PT XYZ dan menganalisis pemasok yang dipilih , beserta kriteria dan sub kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih pemasok. Hasil dari penelitian ini adalah model rantai pasokan PT XYZ terdiri dari tiga aliran yaitu aliran barang dari hulu ke hilir, aliran dari hilir ke hulu, dan aliran dari hulu ke hilir berupa aliran uang secara kredit maupun tunai serta aliran bahan baku. Selain itu, hasil penelitian menentukan prioritas utama dalam pemilihan pemasok brokoli adalah kualitas dengan bobot 0,353. Subkriteria yang menjadi prioritas utama adalah kesesuaian sayuran dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan dengan bobot 0,294. Sedangkan alternatif yang dipilih dan menjadi prioritas utama adalah pemasok AGP dengan bobot 0,552.

(29)
(30)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Percetakan LAI adalah sebuah percetakan di bawah Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia. Percetakan ini adalah perusahaan nirlaba yang mencetak Alkitab khususnya injil yang dipasarkan ke dalam maupun luar negeri. LAI ingin tetap mengedepankan kualitas sesuai dengan visinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengelola rantai pasokan. Rantai pasokan mencakup seluruh aktifitas mulai dari pemilihan pemasok, proses produksi sampai distribusi hingga ke konsumen akhir. Apabila rantai pasokan telah berjalan dengan baik, maka akan meningkatkan daya saing dan memenuhi permintaan pelanggannya. Salah satu aktifitas rantai pasokan adalah pengadaan bahan baku oleh pemasok.

Pemasok merupakan bagian penting dari perusahaan untuk menyediakan bahan baku agar perusahaan dapat berproduksi dengan secara kontinyu. Perusahaan harus memiliki hubungan yang baik dengan pemasok untuk keberlangsungan proses produksi. Pemasok bahan baku harus diseleksi untuk mendapatkan pemasok yang dapat memenuhi spesifikasi bahan baku yang diinginkan. Selain itu pemasok yang telah menjadi mitra kerja LAI selama ini harus menunjukkan kinerja yang baik untuk membantu LAI memproduksi produk yang berkualitas. Pengukuran kinerja pemasok perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemasok dalam memenuhi kebutuhan produksi. Pengukuran kinerja pemasok diperlukan sebagai umpan balik bagi perusahaan untuk menilai pemasok.

(31)

                                       

salah satu pusat produksi Alkitab terpenuhi. Kerangka pemikiran penelitian pada Gambar 2.

[image:31.595.120.524.105.762.2]

 

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian Visi LAI : Menjadi salah satu pusat produksi

Alkitab yang mengedepankan kualitas

Pemasok merupakan bagian penting dari perusahaan

Pengelolaan rantai pasokan

Pemilihan Pemasok

Pengukuran kinerja pemasok

1. Kriteria ISO pengukuran kinerja LAI

2. Kriteria dari bagian Purchasing

Kualitas Ketepatan waktu pengiriman

Ketepatan jumlah pengiriman

Pelayanan Reputasi Pemasok

Pemasok memiliki kinerja baik?

Keberlangsungan proses produksi Umpan balik bagi perusahaan untuk

mengevaluasi pemasok Ya

Tidak

(32)

3.2. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian dilakukan secara bertahap, mulai dari penentuan topik dan judul hingga menentukan kesimpulan dan saran. Tahapan-tahapan

penelitian ini terdiri dari:

1. Penentuan topik dan judul penelitian dilakukan dalam ruang lingkup manajemen rantai pasokan dan judul yaitu ”Analisis Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Alkitab Injil Pada Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia dengan Proses Hirarki Analitik” yang sesuai dengan permasalahan yang ada di dalam perusahaan.

2. Perumusan masalah dilakukan dengan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan, batasan permasalahan tersebut.

3. Penentuan tujuan dilakukan untuk menentukan sasaran apa saja yang akan dicapai untuk dapat menyelesaikan permalahan yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis rantai pasok Alkitab Injil di LAI, menganalisis kriteria dan sub kriteria kinerja pemasok, dan mengidentifikasi pemasok yang memiliki nilai kinerja tertinggi.

4. Rancangan pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara wawancara, observasi dan menyebarkan kuesioner. Perancangan data dilakukan dengan membuat panduan wawancara dan kuesioner untuk mengidentifikasi rantai pasok serta mengukur kinerja pemasok.

5. Penentuan kriteria dan sub kriteria. Kedua hal tersebut dilakukan dengan membuat struktur hirarki dimana kriteria tersebut diperoleh dari perusahaan, studi literatur dan hasil wawancara. Setelah penentuan kriteria dan sub kriteria dibuat struktur hirarki berdasarkan AHP.

6. Pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, melakukan wawancara, studi literatur dan menggunakan laporan perusahaan.

(33)

8. Pengolahan data secara deskriptif untuk mengidentifikasi rantai pasok. Bobot penilaian dihitung untuk mendapatkan prioritas kriteria dalam mengukur kinerja pemasok dengan PHA.

9. Hasil dan pembahasan. Hasil yang didapat dari pengolahan data dijelaskan dalam bab pembahasan.

10. Kesimpulan dan Saran. Setelah membahas hasil penelitian, penulis membuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

[image:33.595.104.523.168.758.2]

Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3. Tahapan penelitian

Studi Literatur Penentuan topik dan judul penelitian

Penentuan tujuan penelitian Perumusan Masalah

Pembuatan struktur hirarki dengan PHA Rancangan Pengumpulan Data :

1. Data Primer : Kuisioner Wawancara 2. Data Sekunder : Studi literatur

Laporan perusahaan

Identifikasi rantai pasok Analisis deskriptif

Pengumpulan Data Primer :

Struktur rantai pasokan Kriteria pemilihan pemasok Pengukuran kinerja pemasok

Input data

Pengolahan dan analisis data

Analisis Kuantitatif

Pengukuran kinerja pemasok dengan PHA

Hasil dan Pembahasan

(34)

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia yang terletak di Jl. Raya Roda Pembangunan No.96, Km49 Cibinong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011.

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan secara langsung, wawancara dengan bagian purchasing, logistik, dan pengisian kuesioner. Data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan seperti dokumen dan panduan kriteria penilaian pemasok yang dimiliki oleh LAI.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan baik secara langsung terhadap objek penelitian, sehingga dapat memahami dan mengetahui kondisi yang sebenarnya. Misalnya melihat jenis bahan baku, mengamati proses produksi yang sedang berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai perusahaan maupun mengenai rantai pasokan serta literatur yang digunakan untuk mengukur kinerja. Wawancara dilakukan dengan staf purchasing, Kepala bidang (Kabid) logistik, supervisor QC (Quality Control). Hal ini dilakukan untuk mengetahui kriteria penilaian pemasok, pemasok LAI, dan spesifikasi bahan baku. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden ahli yaitu, Kabid Keuangan, Kabid Logistik, staf logistik, staf purchasing, supervisor QC. Kuesioner yang diberikan adalah kuesioner mengenai pengukuran kinerja pemasok dengan pendekatan PHA. Kuesioner diberikan kepada bagian purchasing, logistik, QC. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

3. Studi Literatur

(35)
[image:35.595.128.529.129.384.2]

dan panduan perusahaan dalam menilai kinerja pemasok bahan baku. Jenis dan metode pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis dan metode pengumpulan data

No Tujuan Jenis

Data Metode Pengumpulan data Analisis data Sumber data

1 Mengetahui hubungan rantai pasok

Primer Wawancara Analisis deskriptif

- Purchasing

- Logistik

2 Merancang struktur hirarki kinerja pemasok Primer Sekunder Wawancara Studi literature Analisis deskriptif - Logistik - Purchasing - Produksi

3 Mengukur kinerja pemasok

Primer Kuesioner Analisis kualitatif

- Purchasing

- Logistik - Produksi

3.5. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel yang mewakili populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu judgement sampling. Pada teknik non probabilitas, semua elemen belum tentu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel karena itu teknik ini biasa juga disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan. Judgement sampling dipilih karena dalam memilih sampel peneliti mengambil sampel yang sesuai dengan kriteria dan mewakili populasi yang dibutuhkan. Jumlah responden dalam penelitian sebanyak 5 (lima) orang. Responden terdiri dari Kepala bidang (kabid) Keuangan karena membawahi bagian purchasing, staf purchasing, Kabid Logistik, staf logistik, supervisor QC. Responden tersebut dipilih karena dianggap memahami tentang kinerja pemasok dan frekuensi dengan pemasok cukup sering.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

(36)

kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode proses hirarki analitis (PHA). Menurut Saaty (1991), kerangka kerja PHA terdiri dari delapan langkah utama, adapun penjelasan dari setiap langkahnya sebagai berikut : 1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang

diinginkan. Struktur yang dibuat terdiri dari focus, forces,actors, objective, dan scenario dalam struktur PHA.

2. Membuat struktur hirarki dari sudut manajemen secara menyeluruh.Hirarki memiliki bentuk yang sangat berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub-sub-sub tujuan tersebut.

(37)
[image:37.595.126.535.88.455.2]

Tabel 4 Nilai skala banding berpasangan.

NILAI SKALA

DEFINISI PENJELASAN

1 Kedua elemen sama pentingnya

Dua elemen mempengaruhi sama kuat pada sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada lainnya

Pengalaman atau pertimbangan sedikit menyokong satu elemen diatas lainnya

5 Elemen yang satu jelas lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain

Pengalaman atau pertimbangan dengan kuat disokong dan didominasinya terlihat dalam praktek

7 Suatu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen yang lainnya

Satu elemen dengan disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen yang lainnya

Sokongan elemen yang satu atas yang lain terbukti memiliki tingkat penegasan tertinggi

2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan

Kebalikan nilai-nilai diatas

Bila nilai-nilai diatas dianggap membandingkan antara elemen A dan B maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, ¼,…, 1/9) digunakan untuk membandingkan kepentingan B terhadap A

Sumber : Saaty (1991)

4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil melakukan perbandingan berpasangan antar elemen pada langkah ketiga. 5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang

diagonal utama dan di bawah diagonal utama diisi dengan kebalikannya. 6. Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5, untuk semua elemen pada setiap tingkat

keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen di atasnya.

(38)

a. Pengolahan horizontal terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horizontal ini adalah :

RI = indeks acak (random indeks) menurut Saaty (1991) dari matriks berorde 1/15 yang menggunakan sampel berukuran 100.

Nilai rasio inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur

CR = CI =

5. Perhitungan Rasio Inkonsistensi (CR) adalah :

4. Perhitungan Indeks Inkonsistensi (CI) dengan rumus : 3. Perhitungan nilai Eigen Maks, ( λmaks )dengan rumus :

VA = (aij) x VA dengan VA = (Vai)

2. Perhitungan Vektor Prioritas (VP) atau Rasio Vektor Eigen adalah 1. Perkalian baris (Z) atau Nektor Eigen (VE) dengan rumus :

λmaks = VB =

i

VP VA

dengan VB = (Vbi) dan

n 1

= n i i vb 1

untuk I = 1,2,3….n

1 − − n n maks λ RI CI n n k ij a

=1

i, j = 1, 2, ……,n 

Zi = 

VPi =  

n n k ij a

=1 n n k u a

=1

= n i 1

VP = (VPi), untuk i = 1, 2, …,n  …... (2)

(39)

bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat.

[image:39.595.115.530.181.378.2]

Nilai indeks acak untuk menghitung rasio inkonsistensi dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Nilai indeks acak

Orde (n) Indeks Acak (RI) Orde (N) Indeks Acak (RI)

1 0,00 8 1,41

2 0,00 9 1,45

3 0,58 10 1,49

4 0,90 11 1,51

5 1,12 12 1,48

6 1,24 13 1,56

7 1,32 14 1,57

Sumber : Saaty (1991)

8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki.

Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yangbersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya.

3.7.Struktur Hirarki Pengukuran Kinerja Pemasok

(40)

pemasok dalam menyediakan bahan baku yang sesuai dan berkualitas (Q3). Sub kriteria dari ketepatan waktu pengiriman yaitu, pemasok harus mampu mengirimkan pesanan tepat waktu (D1). Pemasok harus dapat mengatasi masalah keterlambatan (D2). Transportasi penunjang pengiriman barang mampu dimiliki pemasok (D3). Sub kriteria dari ketepatan jumlah adalah jumlah yang dipesan harus sesuai dengan perjanjian yang dilakukan (L1). Jumlah minimum barang cacat pada saat pihak LAI menerima bahan baku dari pemasok (L2). Kemampuan dalam memenuhi pesanan ( L3). Dalam hal pelayanan pemasok harus mampu memberikan pelayan yang terbaik bagi mitranya. Pemasok harus dapat memberikan informasi yang akurat dan mudah dimengerti (S1). Perusahaan mudah dalam melakukan pesanan (S2). Respon dalam menghadapi keluhan (S3). Sub kriteria reputasi pemasok yaitu, dapat dipercaya oleh perusahaan (I1), hubungan dengan perusahaan berjalan baik (I2) dan pemasok termasuk perusahaan yang sehat (I3).

Tingkatan struktur hirarki selanjutnya adalah kinerja pemasok. Terdapat 5 (lima) pemasok yang akan dinilai kinerjanya yaitu, pemasok A, pemasok B, pemasok C, pemasok D, pemasok E. Pemasok yang dinilai menyalurkan bahan baku yang berbeda. Pemasok A merupakan pemasok plate, pemasok B memasok bible paper, pemasok C memasok tinta, pemasok D memasok lem, dan pemasok E memasok cover.

(41)
[image:41.842.59.802.70.518.2]

Gambar 4. Struktur Hirarki TUJUAN KRITERIA SUB KRITERIA KINERJA PEMASOK

Menilai Kinerja Pemasok Bahan Baku

Kualitas

Penyediaan Bahan baku tanpa cacat

Sesuai dengan spesifikasi Konsisten dalam kualitas Ketepatan waktu pengiriman Mampu mengirimkan pesanan tepat waktu

Pemasok dapat mengatasi masalah keterlambatan Sarana transportasi yang menunjang Ketepatan Jumlah Jumlah Sesuai Pesanan Jumlah minimum barang cacat Kemampuan dalam memenuhi pesanan Pelayanan Dapat memberikan informasi yang mudah dan akurat

(42)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

LAI resmi didirikan pada tanggal 9 Februari 1954 yang ditandai penandatanganan akta notaris pendirian Lembaga Alkitab Indonesia dengan badan hukum sebagai Yayasan. Percetakan berlokasi di Jalan Roda Pembangunan No. 96, Nanggewer Km. 49, Cibinong, Bogor. Perusahaan dibangun pada tanggal 4 Oktober 1995 diatas tanah seluas 11.270 m2. Sebelum berdiri di Nanggewer, percetakan LAI berada di daerah Ciluar, Bogor. Percetakan dipindahkan ke Nanggewer karena kapasitas yang tidak memadai.

Visi LAI adalah menjadi salah satu pusat produksi Alkitab yang mengedepankan kualitas. Misi LAI adalah memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai kualitas produk yang ditetapkan, menyediakan sumber daya yang memadai, menyelesaikan produksi dengan tepat waktu, menghasilkan produk dengan biaya yang kompetitif.

LAI membutuhkan karyawan yang bekualitas untuk mendukung kelancaran perusahaan. Komitmen dan disiplin menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki karyawan LAI. Latar belakang pendidikan karyawan LAI berasal dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sarjana (S1). Karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan D3-S1 berjumlah 20 persen dan berada pada bagian top management. Sedangkan dengan latar pendidikan SMA berjumlah 55 persen berada pada bagian administrasi dan produksi. Pendidikan SD-SMP bekerja pada bagian produksi atau office boy berjumlah 25 persen. Jumlah karyawan LAI dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah karyawan LAI

Karyawan Laki-laki Perempuan Jumlah (orang)

Karyawan tetap 54 47 101

Karyawan borongan 25 60 85

Karyawan kontrak 5 1 6

(43)
[image:43.612.88.576.157.481.2]

Struktur organisasi LAI dipimpin oleh Kepala percetakan yang membawahi setiap Kepala Bidang (Kabid). Setiap Kabid memiliki bawahan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Gambar 5 menunjukkan struktur organisasi LAI.

Gambar 5 . Struktur organisasi percetakan LAI

Setiap bagian memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh LAI.

1. Kepala Unit

Kepala unit bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang berlangsung di percetakan LAI. Kepala unit membawahi semua kabid yang ada di LAI.

2. Kabid Reproduksi/Cetak/Jilid

Kabid produksi bertanggung jawab atas seluruh proses produksi yang berlangsung di LAI. Kabid produksi bertugas menentukan jadwal produksi, 1. Repro

2. Cetak Goss +

Speed Master

3. Jilid Tahapan 1 & 2

4. Quality control

5. Pemeliharaan produksi

Kepala Unit

Kabid

Reproduksi/Cetak/Jilid

Kabid Administrasi Umum dan SDM Kabid Keuangan Kabid Logistik

1.Accounting

2. Cost accounting

3. Pembelian

4. Kasir

5. Administrasi keuangan

1. Administrsi SDM/sekretariat

2. Rumah Tangga/Umum

3. Pemeliharaan Gedung

4. Security

1. Gudang bahan baku

2. Barang dalam proses

(44)

memeriksa kualitas produk yang diproduksi, memastikan proses produksi berjalan lancar. Kabid ini membawahi bagian cetak Goss dan Speed Master, jilid tahap 1 dan 2, quality control, dan pemeliharaan produksi yang masing-masing bagian memiliki supervisor.

3. Kabid keuangan

Kabid keuangan bertanggung jawab atas seluruh pemasukan dan pengeluaran yang terjadi di percetakan. Selain itu, Kabid keuangan bertanggung jawab mengawasi pembelian bahan baku, mengatur gaji karyawan, membuat, laporan keuangan percetakan. Kabid keuangan membawahi bagin accounting, cost accounting, pembelian , kasir, dan administrasi keuangan yang terdiri dari 1 (satu) orang pada setiap bagian.

4. Kabid logistik

Kabid logistik mengawasi persediaan bahan baku, menentukan limit stock, mengawasi barang dalam proses, merencanakan bahan baku. Bagian logistik bertanggung jawab dalam menjamin ketersediaan bahan baku bersama-sama dengan bagian pembelian. Karyawan bagian logistik berjumlah 5 (orang) yang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu, bagian administrasi logistik berjumlah 3 (tiga) orang dan 2 (orang) pada bagian gudang.

5. Kabid Administrasi Umum dan SDM

Kabid Administrasi Umum dan SDM berwenang dalam menyediakan Alat Tulis Kantor (ATK), mengadakan pelatihan bagi karyawan, menerima, memindahkan dan mengeluakan karyawan percetakan LAI. Selain itu, bertanggung jawab memelihara gedung serta kesejahteraan karyawan.

4.2. Jenis Produk dan Proses Produksi

(45)
[image:45.612.146.499.173.382.2]

produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Peningkatan jumlah produksi dianalisis dengan melihat trend dan peramalan untuk 3 (tiga) tahun kedepan. Gambar 6 menunjukkan analisis trend dan peramalan produksi Alkitab dengan menggunakan data produksi dari tahun 2007 sampai dengan 2010.

Gambar 6. Analisis trend dan peramalan jumlah produksi

2013 2012 2011

2010 2009 2008 2007

2000000

1800000

1600000

1400000

1200000

1000000

Tahun

P

ro

d

u

k

s

i MAPEMAD 190562

MSD 453923448

Accu r acy Measur es Actu al Fits Fo r ecasts Var iab le Trend Analysis Plot for Produksi

Quadratic Trend Model Yt = 922572 - 22199* t + 23306* t* * 2

Hasil dari peramalan dan analisis trend menunjukkan bahwa untuk 3 (tiga) tahun kedepan produksi Alkitab akan meningkat. Tampilan grafik yang menyajikan grafik data aktual (sebenarnya), grafik data fit (nilai data periode lalu menggunakan model kuadratik) dan grafik forecast (nilai peramalan kedepan). Tahun 2011 jumlah produksi diperkirakan sebesar 1.394.215, pada tahun 2012 sebesar 1.628.376 dan tahun 1.909.149 . Ini merupakan acuan bagi LAI untuk

mengantisipasi peningkatan jumlah produksi yang diikuti peningkatan kebutuhan bahan baku dan melakukan perencanaan produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

(46)

testament sekitar 39 persen dari jumlah total keseluruhan produksi, untuk jumlah produksi portion sekitar 6 persen dan 8 persen untuk memproduksi selection. Alkitab Injil menjadi produk utama pada percetakan LAI.

Proses Produksi

Proses produksi dalam mencetak Alkitab terbagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu tahap cetak dan tahap jilid. Tahap jilid dibagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu tahap jilid pertama dan kedua. Sebelum ke tahap cetak, ada tahap Pra Persiapan Cetak (PPC) untuk melakukan pemeriksaan terhadap tata letak Alkitab, pemeriksaan kalimat, huruf dan semua format yang sesuai dengan ketentuan dasar dalam percetakan. Setelah melewati bagian Pra Persiapan Cetak (PPC), maka akan dilakukan pemindahan negatif film ke plate. Tahap itu terdapat pada bagian reproduksi. Proses produksi pembuatan Alkitab secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

A. Tahap Cetak 1. Cetak Alkitab

Tahap ini adalah tahap awal produksi, yang menggunakan mesin GOSS dan mesin Speed Master. Langkah awal mencetak adalah mempersiapkan mesin dan bahan baku sesuai dengan pesanan. Setelah tahap persiapan tersebut, kertas dan tinta dimasukkan, lalu mesin dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Apabila proses cetak telah selesai, katern akan diperiksa apakah ada yang rusak atau tidak. Jika ada katern yang rusak, maka pisahkan dengan katern yang hasilnya bagus. Katern yang bagus dikumpulkan dalam palet lalu diserahkan pada bagian jilid tahap pertama. Katern adalah satuan yang digunakan untuk menyebut hasil cetak kertas sebelum menjadi Alkitab. Satu lembar katern berisi 64 halaman dan jumlah katern untuk membuat Alkitab adalah 22 katern.

2.Jilid Tahap Pertama

Pada tahap ini, katern yang telah dicetak akan dijilid menjadi satu kesatuan berbentuk buku. Pada tahap jilid tahap pertama diperlukan waktu sekitar 2 (dua) hari untuk menyelesaikannya. Hal ini dikarenakan proses melipat dilakukan secara manual. Di bawah ini adalah proses produksi yang harus dilalui yaitu :

(47)

3. Melipat Katern

Tahap ini adalah proses lanjutan dari tahap cetak, dimana pada tahap lipat terdapat dua cara pelipatan, yaitu lipat tangan dan lipat mesin. Kegiatan tersebut menggunakan mesin Sthal dilakukan untuk melipat kertas dari hasil cetakan Speed Master. Sedangkan lipat tangan untuk melipat katern Alkitab. Setelah proses cetak selesai, kertas yang telah dicetak dibawa kebagian lipat tangan untuk dipotong dan dilipat. Katern yang telah dilipat dikumpulkan pada palet untuk dibawa pada proses mengumpulkan katern menjadi satu buku.

3. Penyatuan Katern

Penyatuan katern adalah tahap mengumpulkan semua katern Alkitab untuk menjadi buku. Jumlah katern Alkitab adalah 22 katern. Jika ada tambahan Kidung Jemaat (KJ) maka akan bertambah 9 (sembilan) katern. Sedangkan untuk tambahan DC (Deutronika) akan bertambah 5 (lima) katern. Katern yang terkumpul pada tahap ini harus secara keseluruhan. Jika tidak lengkap maka mesin tidak akan dijalankan. Mesin yang digunakan pada tahap ini adalah mesin Gathering.

4. Pemeriksaan 1

Pemeriksaan dilakukan terhadap urutan katern. Katern yang sudah menjadi satu diperiksa kembali agar tidak terjadi kekurangan katern. Pada tahap ini akan ditambahkan katern KJ dan DC agar menjadi satu dengan katern Alkitab. 5. Menjahit Katern

Katern yang telah disatukan akan dijahit menggunakan mesin jahit Ishida. Mesin jahit yang digunakan akan diatur terlebih dahulu disesuaikan dengan jenis kertas dan panjang buku. Buku yang telah dijahit akan diperiksa oleh operator untuk memastikan jahitannya sudah baik dan sesuai, jika belum akan dijahit kembali.

6. Pemasangan Schutblad dan Backlining

(48)

berjalan diawasi oleh operator. Jika ada gangguan mesin akan berhenti dengan sendirinya, karena mesin telah dilengkapi sensor.

7. Pemotongan Buku

Proses selanjutnya adalah pemotongan sisi buku. Buku yang telah melewati mesin BBL 30 akan melewati mesin Three Knife. Mesin Three Knife adalah mesin yang digunakan untuk memotong buku. Biasanya pemotongan buku dilakukan oleh 2 (dua) orang.

8. Pemeriksaan 2

Setelah tahap jilid pertama selesai, lalu dilakukan pemeriksaan oleh bagian koreksi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan buku yang telah diproses sesuai dengan standar produk. Hal yang diperiksa adalah kesesuaian ukuran buku dengan spesifikasi, schutblad dan backlining terpasang dengan baik, kerapihan jahitan. Jika ada buku yang rusak, maka akan diserahkan pada bagian perbaikan. Buku yang telah diperbaiki dapat diproses kembali ke penjahitan buku.

9. Pemberian Indeks atau Daftar isi

Buku akan diberi indeks atau daftar isi sesuai dengan pesanan. Pihak percetakan memberikan pesanan kepada koperasi yang terdapat di Percetakan LAI. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan proses produksi sehingga tidak perlu menunggu Alkitab Injil untuk diberi daftar isi diluar percetakan. Hal tersebut dapat menghemat waktu dan biaya serta memudahkan dalam pemeriksaan.

B. Jilid Tahap Kedua

Proses jilid tahap kedua adalah menjilid buku pada bagian luar buku untuk menjadi Alkitab utuh dan siap dijual. Proses produksi yang dilakukan adalah : 1. Potong Sudut

Buku yang telah diberi indeks akan dipotong pada sudut buku. Sudut atas dan sudut bawah buku akan dipotong sehingga menjadi sedikit melengkung. 2. Pelengkungan Buku

(49)

3. Pemasangan Karton, Kapital dan Pita

Pemasangan karton, kapital, pita dilakukan secara manual. Buku yang telah dilengkungkan pada bagian punggung akan ditempel dengan karton. Karton telah disesuaikan dengan ukuran buku, lalu bagian atas punggung dengan pita dan setelah itu akan diberikan kapital pada bagian atas dan bawah punggung.

4. Pemasangan Cover

Pemasangan cover ada 2 (dua) cara yaitu pemasangan cover manual dan pemasangan cover dengan mesin. Pasang cover manual adalah memasang jenis cover imitasi dengan tangan sedangkan pasang cover dengan mesin untuk jenis cover plastik. Mesin yang digunakan untuk pemasangan cover adalah mesin Cassing In. Cover yang dipasang dengan mesin langsung diperiksa oleh bagian koreksi final.

5. Proses Penekanan Buku

Cover yang dipasang secara manual harus melalui proses penekanan agar cover buku lebih kuat dan lem yang ditempelkan lebih merekat. Setelah proses tersebut, maka buku akan diperiksa oleh bagian koreksi.

6. Pemeriksaan Akhir

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan akhir dari keseluruhan proses dan jika masih ada buku yang rusak maka akan ada perbaikan kembali. 7. Shrink buku

Alkitab yang dipesan untuk menggunakan untuk menggunakan plastik shrink akan melalui mesin Sill Shrink. Alat ini untuk menghilangkan udara yang ada dalam plastik untuk membungkus buku.

8. Pengemasan

Alkitab yang tidak menggunakan plastik shrink akan dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu disusun di dalam box. Alkitab yang telah dimasukkan ke dalam box akan diikat dengan menggunakan mesin ikat Meiwa.

9. Penyimpanan

Alkitab yang sudah dikemas akan disimpan di gudang bahan jadi sebelum dilakukan pengiriman.

(50)

Schutbla

Cover

ka

Transportasi Inspeksi

Cetak Alkitab dan Inspeksi Bahan Baku

Lipat Katern

Komplit Katern

Pemeriksaan 1

Jahit Benang

Pemasangan d dan Backlining

Pemotongan Buku

Pemeriksaan 2 

Indeks

Potong Sudut

Pilung Buku

Pemasangan Karton, Kapital, Pita

Pemasangan

Proses Pene nan Buku

Pemeriksaan Akhir

Shrink Buku

Penyimpanan Pengemasan

Persediaan Operasi

Keterangan :

(51)

4.3. Identifikasi Rantai Pasok

[image:51.612.147.527.178.363.2]

Percetakan LAI memiliki rantai pasokan yang terdiri dari pemasok bahan baku, percetakan, distributor, dan pelanggan. Model rantai pasokan percetakan Alkitab dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Pola rantai pasokan Alkitab

Rantai pasokan ini dimulai dari pemasok. Aliran rantai selanjutnya adalah Percetakan LAI dimana semua perencanaan, proses produksi, hingga penyaluran produk dilakukan. Pola ini berlanjut ke distributor yang menjadi mitra LAI untuk dipasarkan kepada pelanggan atau konsumen akhir.

Interaksi yang dilakukan dalam pola aliran ini tidak hanya antar pemasok hingga pelanggan akhir tetapi melibatkan pola aliran barang, uang dan informasi. Aliran bahan baku dimulai pada saat pemasok menyalurkan bahan baku kepada percetakan sesuai dengan pemesanan yang dilakukan LAI. Pemesanan ini dilakukan oleh pihak pembelian atas permintaan dari bagian logistik. Bahan baku yang telah dipesan akan diantarkan oleh pemasok sesuai jadwal yang telah disepakati bersama LAI. Pada saat bahan baku datang, bahan baku akan diperiksa oleh bagian gudang dan quality control (QC). Bahan baku yang telah melewati proses ini akan disimpan ke gudang bahan baku dan akan dicatat oleh bagian logistik. Bahan baku selanjutnya akan diproses sehingga menjadi produk jadi. Alkitab Injil yang sudah dikemas akan disalurkan kepada distributor untuk

Pemasok A

Pemasok E Pemasok D Pemasok C

Aliran informasi

Pemasok B

Aliran barang

Percetakan Distributor LAI Pelanggan

(52)

dipasarkan kepada konsumen. Distributor memegang peranan dalam pendistribusian Alkitab Injil hingga ke tangan pelanggan/konsumen akhir.

Aliran informasi pada rantai pasokan Alkitab didapat dari setiap anggota rantai pasokan. Pemasok mendapatkan informasi mengenai spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan percetakan, sedangkan pemasok memberikan informasi mengenai harga, produk yang mereka miliki. Percetakan mendapatkan informasi pesanan dari Departemen Penyebaran (Deppan) dan Deppan mendapatkan informasi dari distributor mengenai penjualan untuk mengetahui permintaan pasar. Distributor mengetahui kapasitas dan produk apa saja yang dimiliki percetakan untuk didistribusikan serta memberikan informasi tingkat penjualan dari Alkitab yang mereka distribusikan. Pelanggan mendapatkan informasi mengenai Alkitab yang mereka inginkan dan harga Alkitab. Dari pelanggan akan dibuat peramalan permintaan untuk target produksi.

Aliran uang terjadi dari pelanggan/konsumen akhir ke pihak distributor lalu ke percetakan kemudian ke pemasok. Pembayaran dilakukan secara tunai/cash maupun kredit. Transaksi pembayaran yang dilakukan pelanggan/konsumen akhir biasanya secara tunai. Namun pada anggota pasokan lain seperti distributor, percetakan dan pemasok dapat berupa tunai/cash, wesel giro berdasarkan kesepakatan cara pembayaran antara anggota rantai pasokan. Sub bab berikut akan menjelaskan anggota masing-masing rantai pasokan. 4.3.1 Pemasok

(53)
[image:53.612.142.541.81.547.2]

Tabel 7. Pemasok Bahan baku dan skala pemesanan

Nama Perusahaan Jenis Bahan baku

Skala

Rutin Tidak rutin

PT. Ferrostaal Plate

PT. Heidelberg Indonesia

Plate, Chemical

PT.Indah Permata Kencana

Plate, Chemical

  

PT. Microlux Indonesia Plate, Chemical

PT. Surya Nenggala Plate

PT. Surya Zig Zag Bible Paper √   

PT. Cemani Toka Tinta, Chemical

PT. Printcolor Indonesia Tinta √   

PT. Makro Rekat

Sekawan Lem √   

Abba Tas Alkitab Cover √   

Minamahesa Cover

PD. Agung Perdana Cover

PT. Pentamapan Cemerlang

Cover De Lux, Fancy Paper,

Karton √   

PT. Surya Palace Jaya Cover De Lux, Fancy Paper,

Karton √   

Primkoveri Cover √   

Sanserita Jaya Cover

UD. Goramera Cover √   

CV. Mitra Lestari Backlining √   

Go & Brothers Benang √   

PT. Sinar Saudara Baru Kertas √   

PT. Spectra Alam

Sejahtera Kertas sheet √   

Toko Kertas Matahari Kertas sheet, Fancy paper, karton √   

(54)
[image:54.612.150.549.220.334.2]

pemasok tetapi hanya satu yang menjadi pemasok utama LAI. Plate yang digunakan adalah plate positif. Bahan baku lem hanya memiliki satu pemasok, lem yang digunakan adalah jenis Lem MA 60 dan MA 12 yang digunakan untuk merekatkan backlining dan cover. LAI memiliki banyak pemasok cover dikarenakan disesuaikan dengan desain produk yang akan diproduksi. Frekuensi pemesanan bahan baku utama dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Frekuensi pemesanan

No. Jenis Bahan baku Frekuensi pemesanan dalam sebulan (kali)

Rata-rata jumlah pemesanan dalam

sebulan (∑)

1 Plate 2 600 sheet

2 Bible Paper 2 80 kg

3 Tinta 1 900 kg

4 Lem 1 1600 kg

5 Cover 4 40000 eksemplar

(55)

Kerjasama yang baik antar pemasok dan perusahaan dapat berjalan baik apabila ada komunikasi yang baik diantara keduanya. Pemasok dan LAI dapat berkomunikasi dalam menyelesaikan persolan yang ada. Pemasok harus dapat menerima setiap keluhan dan saran dari LAI untuk kelancaran kerjasama. LAI juga harus dapat melaksanakan kewajibannya untuk kelancaran pengiriman bahan baku. Kinerja pemasok akan dievaluasi, hasil kinerja pemasok akan diberitahukan kepada pemasok. LAI melakukan hal ini untuk memberikan saran serta motivasi bagi para pemasok untuk meningkatkan kinerja mereka. Pemasok yang tidak memiliki kinerja yang baik akan diputus kontraknya apabila perjanjian dengan LAI telah berakhir.

4.3.2 Percetakan LAI

Pemilihan pemasok yang dilakukan LAI berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu, mutu produk dan kemampuan dalam memasok. Mutu produk bahan baku menjadi sesuatu yang penting karena LAI ingin memproduksi Alkitab Injil dengan kualitas terbaik. Kemampuan pemasok dalam menyediakan bahan baku menjadi bagian dalam memilih pemasok. Karena LAI menyelesaikan produk yang dibuat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sehingga ketersediaan bahan baku menjadi salah satu hal yang penting untuk memperlancar proses produksi.

(56)

baku. Pemasok yang memiliki penilaian yang kurang baik akan diberi surat peringatan terlebih dahulu, jika kinerja mereka tetap tidak baik maka LAI tidak akan memperpanjang kontrak perjanjian.

Bahan baku yang datang dari pemasok akan diperiksa. Pemeriksaan ini dilakukan oleh bagian QC dan bagian logistik. Apabila ada bahan baku yang rusak, maka pihak LAI akan mengembalikan kepada pemasok. Setelah pemeriksaan selesai, selanjutnya surat jalan yang diantarkan akan diberi kode sesuai dengan urutan yang telah ditentukan. Bahan baku yang telah diterima akan disimpan pada gudang bahan baku sesuai dengan jenisnya. LAI memiliki 3 (tiga) gudang penyimpanan, yaitu :

1. Gudang Bahan Baku

Gudang bahan baku adalah tempat untuk menerima bahan baku datang dan menyimpan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi.

2. Gudang Chemical

Gudang chemichal berisi bahan-bahan kimia yang a

Gambar

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 3. Tahapan penelitian
Tabel 3. Jenis dan metode pengumpulan data
Tabel 4 Nilai skala banding berpasangan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

perlakuan frekuensi pemberian pakan alami udang kecepe memberikan pengaruh sangat nyata (highly significant) terhadap pertumbuhan panjang mutlak benih ikan

Dua Peraturan Menteri ini sudah dicabut dikarenakan adanya Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 tahun 1999 tentang

VIII observasi kelima menunjukan bahwa dari 8 aspek yang diamati oleh penulis, guru hanya melakukan 8 aspek saja dengan presentase sebesar 100%, yaitu

Interpretasi Hasil Penelitian Dari hasil penghitungan dengan menggunakan rumus akuntansi TATO di dapat hasil 131%, 127%, 124%, 138%, 131% artinya semakin angka

Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh segmentasi pasar terhadap citra produk, bauran pemasaran terhadap citra produk, segmentasi pasar terhadap kinerja pemasaran,

Fauzi Sjuib seorang Guru Besar Departemen Farmasi ITB, nasib obat sesudah diminum adalah didistribusikan ke seluruh tubuh oleh cairan tubuh (darah), tetapi kita tidak dapat

Terdapat metode lain dalam pengukuran umur simpan yaitu metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT), prinsip dari metode ASLT adalah dengan mengkondisikan tempat penyimpanan

Vafeas (2005) dalam Sanjaya (2008) menemukan bahwa ketika komite audit lebih banyak melakukan pertemuan dan lebih independen, manajer kemungkinan tidak menaikkan