SKRIPSI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BIMBINGAN KONSELING TEKNIK PLAY TERAPI
DI TK KARUNIA KECAMATAN MEDAN JOHOR T.A. 2014/2015
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan
OLEH :
MELIANNI HARAHAP 1104351005
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang diajukan oleh :
MELIANNI HARAHAP NIM. 1104351005
Program Studi S-1 Bimbingan Konseling Jurusan Pendidikan Psikologi dan Bimbingan
Telah Memenui Syarat dan Disetujui Untuk Diajukan dan Dipertahankan Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi
Medan, 27 Januari 2015 Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Nasrun, MS NIP. 19570514 198403 1 001
Disetujui oleh, Ketua Jurusan,
ii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat
ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang atas nikmat dan karunianya
yang telah memberi penulis waktu dan kesehatan sehingga skripsi ini dapat di selesaikan
dengan baik di tengah masalah dan hambatan.
Skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui
Bimbingan Konseling Tekhnik Play Terapi di TK Karunia Kecamatan Medan Johor T.A
2014/2015 disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Selama penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hambatan,
kesulitan, maupun rintangan yang dilalui. Namun, berkat Bimbingan Bapak Ibu Dosen
Pembimbing dan juga berbagai pihak, maka akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.
Untuk itu di kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
bimbingan sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah menyediakan
waktunya untuk memberikan bantuan dan dukungan, motivasi, saran dan kritik
serta ketabahan dan kesabaran dalam membimbing penulis
4. Bapak Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah
memberikan banyak ilmu, bimbingan dan motivasi kepada penulis semenjak
mengikuti Pendidikan Bimbingan Konseling
5. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
iii
6. Bapak Agus Wijanarko, SE, A.Md selaku Kepala Sekolah TK Karunia dan seluruh
Ibu guru yang mengajar di TK tersebut, terima kasih atas kerja sama yang
diberikan selama penulis melakukan penelitian di TK tersebut
7. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis Ayahanda lahuddin Harahap dan
Ibunda Arjuna Siregar, terima kasih atas kasih sayang dan doa nya yang diberikan
kepada ananda, sehingga ananda dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri
Medan dengan memperoleh Sarjana Pendidikan
8. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
Jurusan PPB/BK angkatan 2010.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan dari ALLAH SWT. Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan skripsi ini, namun penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat
Medan, Februari 2015
Penulis
i
ABSTRAK
Melianni Harahap, 110351005. “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Bimbingan Konseling Teknik Play Terapi Di TK Karunia Kecamatan Medan Johor”
Masalah dalam penelitian ini adalah Meningkatkan kemampuan Berbahasa anak Melalui bimbingan konseling teknik play terapi di TK karunia kecamatan medan johor. Bahasa adalah produk budaya manusia yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk membantu perkembangan bahasa anak sesuai dengan tahap perkembangannya dengan menggunakan play terapi yang diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran di TK Karunia T.A 2014/2015.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang terdiri dari II siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Populasi dan penelitian ini adalah seluruh murid TK B Karunia yang berjumlah 46 orang, dan yang menjadi sampel adalah murid TK B yang mengalami masalah perkembangan bahasa anak yang berjumlah 6 orang. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi.
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak 5-6 Tahun
Menurut Permendiknas No. 8 ...12
Tabel 2. Jenis- jenis Permainan terapeutik ...19
Tabel 3. Rencana Kegiatan Harian ...43
Tabel 4. Jadwal Penelitian. ...46
Tabel 5. Hasil kegiatan Belajar Perkembangan Bahasa Anak pada pada Kondisi Awal ...48
Tabel 6. Daftar Hasil Nilai Belajar Anak Melalui Play Terapi Pada Siklus I ...57
Tabel 7. Lembar Observasi Kegiatan Guru Saat Mengajar Siklus I ...58
Tabel 8. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Anak Dalam Perkembangan Bahasa Anak ...60
Tabel 9. Observasi Perkembangan Bahasa anak siklus I (Kurikulum TK) ...63
Tabel 10. Daftar Nilai Belajar Anak Melalui Play Terapi Pada siklus II ...74
Tabel 11. Observasi Kegiatan Guru Saat Mengajar Siklus II ...75
Tabel 12. Observasi Aktivitas Belajar Perkembangan Bahasa Anak Siklus II....78
Tabel 13. Observasi Perkembangan Bahasa Anak Siklus II (Kurikulum TK) ....80
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Skema Penelitian Pelaksanaan Tindakan kelas...26
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rancangan Pembelajaran Perkembangan Bahasa Anak di TK
dengan Memanfaatkan permainan Terapeutik Siklus I ...90
Lampiran 2. Rancangan Pembelajaran untuk Perkembangan Bahasa Anak di
TK dengan Memanfaatkan Permainan Terapeutik Siklus II ...94
Lampiran 3. Lembar Observasi Kegiatan Guru Saat mengajar Siklus I ...98
Lampiran 4. Observasi Kegiatan Guru Saat Mengajar Siklus II ...101
Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Perkembangan Bahasa Anak
Siklus I ...103
Lampiran 6. Obsevasi Aktivitas Belajar Perkembangan bahasa Anak Siklus II ....105
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki
rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu
mengekspresikan diri secara kreatif (Solehuddin 2000: 32). Anak usia taman
kanak-kanak merupakan masa yang sangat fundimental dalam rentan kehidupan
manusia. Masa perkembangan pada tahap ini terjadi begitu pesat sehingga pada
masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan “the Golden Age”, masa-masa
tersebut merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan rangsangan
yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna. Sehingga apabila masa
ini anak tidak memperoleh rangsangan yang tepat dalam bentuk latihan atau
proses belajar, maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada
masa-masa perkembangan berikutnya.
Piaget menyatakan bahwa tahun-tahun awal perkembangan manusia
merupakan saat yang tepat untuk mengenalkan berbagai konsep sederhana sebagai
landasan senang untuk mencoba, untuk mengembangkan kemampuan berpikir
yang lebih kompleks pada tahap-tahap perkembangan berikutnya. Anak usia
taman kanak-kanak adalah anak yang suka bereksploratif dan berpetualang, ada
dorongan rasa ingin tahu yang sangat kuat terhadap segala sesuatu, sehingga anak
lebih senang untuk mencoba, menjelajah dan ingin mengembangkan diri untuk
proses perkembangan selanjutnya. Berbagai faktor yang menyebabkan emosi dan
sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan fisik intelektual, kognitif
2
Usia taman kanak-kanak berada pada tahap Pra-Operasional, pada tahap
ini perkembangan bahasa anak sudah mampu menggunakan sesuatu untuk
mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui
kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai
hal. Anak pada usia ini juga sudah mulai pandai bercerita, bernyanyi dan
bersosiodrama. Selain itu, anak juga sudah mampu memecahkan masalah dengan
cara memikirkannya terlebih dahulu, tidak lama kemudian anak mampu
mempelajari masalah sebelum bertindak serta terlibat langsung dalam kegiatan
trial and erorr.
Namun, berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman penulis mengajar
di TK, sebaliknya penulis menemukan anak yang mengalami masalah pada
belajarnya dan bersosialisasi di sekolah seperti anak sulit dalam mengungkapkan
pendapat ketika belajar,kesulitan membaca do’a, bercerita atau berbicara di depan
kelas semua hal di atas disebabkan oleh kemampuan berbicara anak pada guru,
dan teman sebayanya atau dengan orang lain sangat minim sekali. Hal ini terlihat
seperti kurangnya keberanian untuk berpendapat, sebagian besar anak-anak hanya
mendengarkan saja dan cenderung pasif. Apabila ada anak yang mau berbicara
itupun guru yang memulai bertanya terlebih dahulu. Ada pula anak yang belum
mau menjawab pertanyaan guru. Sejalan dengan itu maka anak-anak perlu dilatih
untuk berbicara dengan baik menggunakan metode yang sesuai dengan aspek
perkembangan yang ingin dicapai. Sehingga apabila permasalahan tersebut
dibiarkan maka anak akan mengalami kesulitan dalam belajar bahkan
3
Permasalahan yang dihadapi anak khususnya usia prasekolah seperti di
TK antara lain adalah: kemampuan berbicara dalam hal penyampaian maksud,
kemampuan becerita kepada guru maupun teman, kemampuan bersosialisasi pada
lingkungan sekolahnya dan pendiam atau penyendiri dan ini dapat dilihat melalui
tingkahlaku anak pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat
anak bermain. Anak yang mengalami kesulitan berbahasa ini biasanya tidak
memperdulikan teman sekelasnya dan juga suka menyendiri, mereka sering tidak
menghiraukan apa yang diperintahkan guru, sering diam dalam kelas. Bahkan
anak terkenal sebagai “anak pendiam” di TK karena suka diam dan menyendiri.
Namun pada kenyataanya proses belajar mengajar yang berlangsung di TK
belum dapat membantu anak yang mengalami masalah kesulitan berbahasa, hal
ini disebabkan kurangnya pemahaman guru dan layanan bimbingan konseling di
sekolah TK Karunia dalam memberikan materi pelajaran pada anak tanpa
memperhatikan tahap perkembangan bahasa anak. Di mana setiap anak akan
mengalami masa-masa pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai dimensi.
Perkembangan bahasa setiap anak tidaklah sama, karena setiap individu memiliki
tempo perkembangan yang berbeda.
Bagi anak yang mengalami masalah kesulitan berbahasa banyak cara dan
metode yang dapat dilakukan guru dalam memberikan materi pembelajaran di TK
yang sesuai dengan tahap perkembangan anak usia Tk tanpa harus memarahi dan
memaksa. Oleh karena itu dalam usaha melayani anak TK yang mengalami
masalah kesulitan berbahasa, peranan bimbingan konseling dalam hal ini amatlah
penting dilakukan untuk mereka agar anak dapat belajar dengan baik dan
4
mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, dapat beradaptasi dengan stimulus
baru atau lingkungan pada umumnya dan menyiapkan perkembangan mental,
sosial anak untuk masuk kelembaga pendidikan selanjutnya.
Pada usia taman kanak-kanak anak belum menyadari secara penuh bahwa
ia bermasalah. Permasalahan yang dihadapi anak kadangkala bersumber dari diri
anak sendiri. Permasalahan anak-anak adalah suatu yang mengganggu kehidupan
anak, yang timbul karena ketidakselarasan pada perkembangan (Suyadi 2010:9).
Menurut UU NO.23 Tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 Tentang perlindungan
anak,”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakat.”Oleh karena itu, Bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan
(integral) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah (Munandar : 1993
dalam htt:/karya boy. Blogspot.Com/BK di TK, 8 Februari 2014).
Sebab bimbingan dan konseling merupakan sarana pengamatan dan
komunikasi intensif antara guru, orang tua dan murid, agar segala perkembangan
psikologi anak (mulai dari minat, bakat, perilaku hingga hubungan kesehariannya
dengan semua orang di sekolah) dan kendala-kendala yang timbul secara
akademis dan kepribadian anak bisa di olah, dipertajam dan di arahkan secara
dini dengan lebih baik dan tepat. Sehingga untuk mengatasi permasalahan anak di
atas Play terapi (terapi bermain) adalah salah satu solusi yang akan di berikan.
Play terapi adalah belajar sambil bermain dengan pemaduan kegiatan bimbingan
kedalam kegiatan belajar di TK secara keseluruhan, dan dilaksanakan sebagai
suatu sistem yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah dan memberikan
5
memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan suatu pendapat,
mengungkapkan pikiran, perasaan keinginan dan sikap. Kemampuan berbicara
anak dapat dilihat saat anak menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat
temannya saat kegiatan berlangsung.
Bagaimana anak menyusun kalimat dengan benar dan bagaimana cara
mengucapkannya itupun dapat dilihat saat anak berbicara. Dalam berkomunikasi,
bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa
seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social
skill) dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa.
Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang
lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga
orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar
anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun
hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah
satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara,
kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun
tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup
komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur
tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang,
demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari
6
Dengan menerapkan kegiatan Play Terapi, membantu anak kesulitan
berbahasa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan baik tanpa
hambatan apapun. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mencoba
mengadakan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Perkembangan Bahasa
Anak Melalui Bimbingan Konseling Teknik Play Terapi di TK Karunia
Kecamatan Medan Johor T.A 2014/2015.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka beberapa masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1.Siswa sulit dalam mengungkapkan pendapat ketika belajar
2.Siswa sulit bercerita atau berbicara di depan kelas
3.Siswa sulit membaca do´a di depan kelas
4.Menarik diri dari teman-teman atau suka menyendiri
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yaitu Penggunaan Play
Terapi untuk meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak di TK Karunia
kecamatan Medan Johor T.A 2014/2015
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah: “Apakah Pelaksanaan Bimbingan konseling Teknik Play
Terapi Dapat Meningkatkan Bahasa Anak di TK Swasta Karunia Kecamatan
7
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui perkembangan bahasa
anak di TK sesuai dengan tahap perkembangannya dengan menggunakan Play
Terapi yang terintegrasi dengan pembelajaran di TK Swasta Karunia Kecamatan
Medan Johor T.A 2014/2015”
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan melalui Play Terapi yang dilaksanakan guru
bimbingan konseling dapat membantu perkembangan bahasa anak di TK.
2. Bagi Guru
a. Dapat memberikan informasi kepada guru dalam membantu meningkatkan
bahasa anak di TK sesuai dengan tahap perkembangannya
b. Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar dengan menerapkan kegiatan Play Terapi untuk
perkembangan bahasa anak sehingga kegiatan belajar mengajar di TK dapat
terlaksana dengan baik.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pegetahuan dan keterampilan
penelitian dalam menerapkan kegiatan Play terapi di Taman kanak-kanak
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
Pelaksanaan bimbingan konseling teknik play terapi dapat meningkatkan
perkembangan Bahasa anak di TK.
1. Terjadi peningkatan perkembangan bahasa anak di TK Karunia tahun
ajaran 2014/2015 dari siklus I sampai dengan siklus II setelah
dilaksanakan bimbingan konseling teknik play terapi. Dengan nilai
rata-rata siklus I sebesar 61,6 (50 % peningkatan perkembangan bahasa anak)
Dan pada siklus II sebesar 84,1 ( 83,3 % peningkatan perkembangan
bahasa anak ). Hasil ini telah mencapai indikator penelitian perkembangan
bahasa anak yaitu 80 % peningkatan perkembangan bahsa anak.
2. Terjadi peningkatan perkembangan bahasa anak pada kegiatan belajar di
kelas dengan menggunakan teknik play terapi mulai dari siklus I yaitu:
a. Kemampuan menyebutkan dan menceritakan perbedaan gambar
sebanyak 2 anak skala nilai baik meningkat menjadi 2 anak dengan
skala nilai baik dan I anak dengan skala nilai sangat baik
b. Mentaati peraturan permainan sebanyak 2 anak dengan skala nilai baik
meningkat menjadi 4 anak dengan skala nilai baik
c. Mencari dan menyebutkan nama-nama benda sebanyak 2 anak dengan
skala nilai baik dan I anak dengan skala nilai sangat baik, meningkat
meenjadi 4 anak dengan skala nilai baik
88
d. Mencari gambar binatang dan menirukan suara/gerakannya sebanyak 2
anak dengan skala nilai baik dan I anak dengan skala nilai sangat baik,
meningkat menjadi 4 anak dengan skala nilai baik dan 1 anak dengan
skala nilai sangat baik
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran kepada
pihak-pihak terkait:
1. Diharapkan kepada guru-guru TK Karunia untuk menggunakan metode
bimbingan konseling teknik play terapi dalam proses kegiatan belajar
mengajar di TK khusus nya terhadap anak yang mengalami kesulitaan
berbahasa, karena teknik play terapi dapat membantu meningkatkan
perkembangan bahasa anak.
2. Bagi guru, untuk dapat meningkatkan metode pengajarannya dengan
menggunakan teknik play terapi sehingga dapat membantu anak yang
mengalami masalah pada perkembangannya
3. Bagi sekolah, penyediaan saran dan prasarana berupa media dan fasilitas
belajar anak perlu di prioritasnya karena hal tersebutsangat penting untuk
membantu kelancaran dan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar
4. Bagi peneliti berikutnya jika ingin melakukan penelitian yang sama harus
menyediakan alat dan media yang lengkap agar hasil penelitian mudah
89
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Delphie, Bandi. 2009. Layanan Perilaku Anak Hiperaktif. Sleman: PT Intan Sejati Klaten
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi mata Pelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Balitbang. http://www.karyaboy.Blogsport.com/tag/BK di TK, diakses 14 april 2014.
http//www.munandar.karya boy.blogspot.com/1993/BK di TK, diakses 8 februari 2014.
http://www.syaodih.wordpress.com/2004/Bimbingan Di Taman Kanak-Kanak, di diakses 10 februari 2014.
http://wastadarma.Gunadarma.ac.id/2014/Defenisi Terapi Bermain, diakses 23- maret 2014.
http://www.google.co.id/layanan BK di Taman Kanak-kanak, diakses 9 maret- 2014.
http://www.google.co.id/masalah anak di Taman Kanak-kanak, diakses 17 - februari 2014.
Jamaris, Martini. 2005. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta
Jeffree. 1994. Let Me Play. Jakarta: Erlangga
Solihuddin. 2000. Berbagi Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Erlangga.
Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdiknas. Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Depok: Pedagogio.