• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Rancangan Business Plan dalam Menghadapi Persaingan pada Toko La Maison Patisserie Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Rancangan Business Plan dalam Menghadapi Persaingan pada Toko La Maison Patisserie Medan"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH RANCANGAN BUSINESS PLAN

DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA

PADA TOKO LA MAISON PATISERRIE MEDAN

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) dalam Bidang Studi Ilmu Administrasi Bisnis

OLEH

SHELLA MELISA LEDINA NAINGGOLAN 090907068

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA / BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : SHELLA MELISA LEDINA NAINGGOLAN

NIM : 090907068

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

Judul : Analisis Pengaruh Rancangan Business Plan dalam Menghadapi Persaingan pada Toko La Maison Patisserie Medan

Medan, Agustus 2013 Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Prof.Dr.Marlon Sihombing, M.A

NIP. 195908161986111001 NIP. 195908161986111001

Prof.Dr.Marlon Sihombing, M.A

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA / BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Adminitrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera oleh :

Disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : SHELLA MELISA LEDINA NAINGGOLAN

NIM : 090907068

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

Judul : Analisis Pengaruh Rancangan Business Plan dalam Menghadapi Persaingan pada Toko La Maison Patisserie Medan.

yang dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Panitia Penguji

Ketua : ( ………. )

NIP :

Anggota I : ( ………. )

NIP :

Anggota II : ( ………. )

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

SHELLA MELISA LEDINA NAINGGOLAN (090907068)

ANALISIS PENGARUH RANCANGAN BUSINESS PLAN DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA PADA TOKO LA MAISON PATISSERIE MEDAN.

Rincian isi skripsi xv, 107 halaman, 12 tabel, 5 gambar, 14 buku, 9 situs internet, serta 18 wawancara. (kisaran buku dari tahun 1984-2012)

ABSTRAK

(5)

Melihat pertumbuhan persaingan yang semakiin pesat ini, tidak jarang banyak pelaku usaha yang terhenti langkahnya ditengah perjalanan karirnya.Kesalahan paling utama adalah karena dalam mengawali bisnisnya para pelaku usaha tidak memiliki dasar yang kuat.Dasar yang kuat tersebut adalah dengan menyusun rancangan business plan.Teori yang dikemukakan oleh Richard L.Daft menyatakan bahwa business planadalah dokumen yang merincikan detail-detail bisnis yang disiapkan seorang wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru. Dalam menyusun rancangan business plan tersebut terdapat 11 komponen yang sebaiknya disusun oleh para pelaku usaha untuk menciptakan pondasi yang kuat dalam mengawali bisnisnya. Penyusunan business plan ini dimaksudkan agar para pelaku usaha mampu menciptakan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan yang ada.

(6)

ABSTRACT

This research with expansion of era, it is means the expansion many varian of society’s necessary and all of it must be to completed. In this situation, make so many oppurtunities to all businessman to began a business activity to completing all the society’s necessary. All of the society’s necessary had completed from the business activities. But what the real means of the business activities? Business activities is an organization activity who doing by an individu to result and selling a product or a service to get profit from that. In basic all of business activity is doing to get much profit. In fact on this era, we can see so many business activity are starting. With thir expansion of business activities it will make a competition relationship in business activity. It is need a mature attitude from a businessman to hold out in this competition relationship.

With this expansion of the competition relationship, many of the businessman had stopped their business activity. The prime mistake for this condition is when they was starting their business activity they do not have a strong pondation. The strong pondation is built from business plan. The theories which are used to explain this problem from Richard L. Daft, business plan is a document with all details to prepare a business activity. The good business plan will had 11 element then will make a strong pondation when a businessman starting their business. To assort a business plan it will building the competitive superiority to facing the competition relationship.

(7)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis ingin menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan nikmat berupa kesehatan dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah bersusah payah membimbing, mendorong baik secara moril maupun secara materil sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini di susun dalam rangka untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyusun skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH RANCANGAN BUSINESS PLAN DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA PADA TOKO LA MAISON PATTISSERIE MEDAN”. Selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak sekali menerima masukan, bimbingan dan dorongan yang mempelancar penulisan skripsi. Pada kesempatan kali ini dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

(8)

saran , masukan yang berguna dalam penyusunan skripsi ini sampai pada akhir penulisan.

2. Bapak Prof. Dr. Baharuddin. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Stella Lowis selaku Owner dari La Maison Pattisserie Medan yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh informasi demi menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Sahabat-sahabat penulis dikampus dan seluruh teman stambuk 2009 yang telah memberikan semangat kepada penulis.

5. Sahabat-sahabat terbaik penulis (Muhammad Ali Akbar dan Rizky Denhas Purba) yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentunya masih jauh dalam kata sempurna.Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menerina kritik dan saran yang berguna bagi kelengkapan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya demi kemajuan perkembangan ilmu pendidikan.

Medan, Penulis ,

Shella Melisa Ledina Nainggolan

(9)

DAFTAR ISI

Abstrak………....i

Abstract………..iii

Kata Pengantar……….iv

Daftar isi……….………vi

Daftar Gambar……….……….ix

Daftar Tabel………x

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang……….………..……….... 1

1.2 Rumusan Masalah……….……….... 5

1.3 Tujuan……….………..… 5

1.4 Manfaat Penelitian……….………... 6

Bab II Kerangka Teori 2.1 Pengertian Patiserrie……...……….……….………….... 7

2.2 Business Plan( Rencana Bisnis)... 7

2.2.1 PengertianBusiness Plan………... 7

2.2.2 Alasan PerlunyaRancanganBusiness Plan………8

2.2.3 Konsep Dasar Rancangan Business Plan ..………..… 10

2.2.4 Karakteristik Rancangan Business Plan Baik………...…....31

(10)

2.3 Persaingan Usaha………. 33

2.3.1 Pengertian Persaingan Usaha... 33

2.3.2 Bentuk-Bentuk Persaingan Usaha………..………. 34

2.4 Strategi-strategi Bisnis……….……… 35

2.4.1 Analisis Keunggulan………..…... 35

2.4.2 Alternatif Strategi……….……..……….….... 37

2.4.3 Implementasi Strategi……….………...…..….... 40

2.4.4 Evaluasi Strategi………..………... 40

2.5 Definisi Konsep………...………..…………... 45

2.6 Sistematika Penulisan………..………...……….. 51

Bab III Metode Penelitian 3.1 Bentuk Penelitian………...………...… 48

3.2 Lokasi Penelitian………...………... 48

3.3 Informan Penelitian……..………...………... 48

3.4 Teknik Pengumpulan Data...……….. 49

3.5 Teknik Analisis Data…..………... 50

Bab IV Hasil Penelitian 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……….……… 52

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian……… 52

4.2.1 Struktur Organisasi……….. 54

(11)

4.2.1 Identitas Informan……… 56

4.2.2 Temuan Lapangan……… 60

4.2.3 Rancangan Business Plan La Maison Patisserie……….. 61

4.2.4 Alternative Strategi……….. 74

4.2.5 Implementasi Strategi……….. 77

4.3 Analisis Pembahasan……….……….. 81

Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan………..…99

5.2 Saran………...106

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Analisis Peluang dan Ancaman………16

Tabel 2.2 Tabel Analisis Kekuatan dan Kelemahan……….18

Tabel 2.3 External Factor Analysis Summary - EFAS………..21

Tabel 2.4 Internal Factor Analysis Summary - IFAS………23

Tabel 2.5 Alternatif Strategi dengan Menggunakan Matriks TOWS……….24

Tabel 2.6 Theoretical Mapping Penelitian Terdahulu………...41

Tabel 4.1 Data Sumber Informan………...58

Tabel 4.2 Analisis Lingkungan Eksternal………..70

Tabel 4.3 Analisis Lingkungan Internal……….…71

Tabel 4.4 External Factor Analysis Summary – EFAS………..…89

Tabel 4.5 Internal Factor Analysis Summary – IFAS………90

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengusaha harus dapat Memberikan Reaksi atau Merencanakan

untuk Menyesuaikan Diri dengan Lingkungan………9

Gambar 4.1 Logo La Maison Patisserie……….52

Gambar 4.2 Struktur Organisasi La Maison Patisserie………..55

Gambar 4.3 Tampilan Produk La Maison Patisserie……….76

(14)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

SHELLA MELISA LEDINA NAINGGOLAN (090907068)

ANALISIS PENGARUH RANCANGAN BUSINESS PLAN DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA PADA TOKO LA MAISON PATISSERIE MEDAN.

Rincian isi skripsi xv, 107 halaman, 12 tabel, 5 gambar, 14 buku, 9 situs internet, serta 18 wawancara. (kisaran buku dari tahun 1984-2012)

ABSTRAK

(15)

Melihat pertumbuhan persaingan yang semakiin pesat ini, tidak jarang banyak pelaku usaha yang terhenti langkahnya ditengah perjalanan karirnya.Kesalahan paling utama adalah karena dalam mengawali bisnisnya para pelaku usaha tidak memiliki dasar yang kuat.Dasar yang kuat tersebut adalah dengan menyusun rancangan business plan.Teori yang dikemukakan oleh Richard L.Daft menyatakan bahwa business planadalah dokumen yang merincikan detail-detail bisnis yang disiapkan seorang wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru. Dalam menyusun rancangan business plan tersebut terdapat 11 komponen yang sebaiknya disusun oleh para pelaku usaha untuk menciptakan pondasi yang kuat dalam mengawali bisnisnya. Penyusunan business plan ini dimaksudkan agar para pelaku usaha mampu menciptakan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan yang ada.

(16)

ABSTRACT

This research with expansion of era, it is means the expansion many varian of society’s necessary and all of it must be to completed. In this situation, make so many oppurtunities to all businessman to began a business activity to completing all the society’s necessary. All of the society’s necessary had completed from the business activities. But what the real means of the business activities? Business activities is an organization activity who doing by an individu to result and selling a product or a service to get profit from that. In basic all of business activity is doing to get much profit. In fact on this era, we can see so many business activity are starting. With thir expansion of business activities it will make a competition relationship in business activity. It is need a mature attitude from a businessman to hold out in this competition relationship.

With this expansion of the competition relationship, many of the businessman had stopped their business activity. The prime mistake for this condition is when they was starting their business activity they do not have a strong pondation. The strong pondation is built from business plan. The theories which are used to explain this problem from Richard L. Daft, business plan is a document with all details to prepare a business activity. The good business plan will had 11 element then will make a strong pondation when a businessman starting their business. To assort a business plan it will building the competitive superiority to facing the competition relationship.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Semua manusia mempunyai kebutuhan yang serba beranekaragam, dan kebutuhan ini harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan makanan, pakaian dan perumahan. Dalam istilah populernya yaitu kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan ini mulai dari bentuk sederhana sampai pada bentuk yang mewah, canggih dan sangat mahal. Demikianlah kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas dan akan terus meningkat, yang tentunya harus dipenuhi secara keseluruhan.

(18)

Namun apakah sebenarnya yang dimaksud dengan kegiatan bisnis tersebut?Kegiatan bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang teroganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan melalui penjualan produknya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, tujuan lain dari kegiatan bisnis adalah untuk memperoleh keuntungan dari proses pemasaran produk ataupun jasa yang dihasilkan.

Secara umum kegiatan bisnis ini sudah sangat berkembang dalam banyak kehidupan masyarakat.Siapa saja bisa membuka bisnis apabila mereka jeli dalam memanfaatkan peluang yang ada. Tidak lah sulit untuk menjalankan sebuah kegiatan bisnis apabila kita mengetahui seluk beluk bisnis yang akan kita jalani. Dengan kemudahan yang ada tersebut, tentunya telah memunculkan banyak pengusaha-pengusaha yang bergerak didalam berbagai bidang dan tentunya para pengusaha tersebut bersaing untuk menggali keuntungan dari kegiatan bisnis yang mereka lakukan.

(19)

mengalami kegagalan ini bisa mencapai angka 40%, dan yang mampu bertahan hanya tinggal 60%. Setelah melewati tahun pertama ternyata dari 60% pengusaha yang mampu bertahan akan berkurang lagi, sebanyak 80% akan terhenti jalannya pada tahun kelima dalam kelangsungan usahanya. Apa yang menjadi penyebab sehingga para pelaku tidak mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang berujung pada kehancuran pada kegiatan bisnis yang dijalankan?.

Kesalahan paling umum yang sering dilakukan oleh para pengusaha adalah dalam mengawali kegiatan bisnisnya para pengusaha tidak memiliki dasar yang kuat.Menjalankan bisnis perlu perencanaan yang matang, perlu modal kerja dan pengalaman, strategi, keberanian, kesadaran, kerja keras dan kesungguhan.Sayangnya kebanyakan pengusaha baru, enggan untuk menuliskan rencana bisnisnya.Akibatnya bisnisnya menjadi tidak terarah.Apabila para pengusaha memiliki keinginan untuk membuat sebuah usaha baru yang berhasil, rancangan rencana bisnis (business plan) adalah salah satu syarat utama.Business plan layaknya sebuah peta usaha yang akan menuntun para pelaku bisnis agar tidak mudah tersesat. Dengan business plan, dapat mengungkapkan segala kelalaian dan kelemahan yang terjadi di dalam proses perencanaan usaha para pelaku bisnis. Kelemahan yang ditemukan oleh para pelaku bisnis tentunya menuntut mereka untuk mengambil strategi-strategi agar mampu menutupi kelemahan yang ada sehingga mampu bersaing dalam persaingan.

(20)

pengetahuan dalam pengelolaan dan penyajian makanan, khususnya mengeloh makanan dan menyajikan berbagai jenis kue.Patisserie juga dikenal sebagai seni untuk menghasilkan kue-kue yang tidak hanya memiliki rasa yang lezat namun juga memiliki tampilan yang menarik (pengertian-patiseri/2012/09.html).Toko patisserie ini sudah berdiri selama dua tahun terakhir ini dan berlokasi di jalan Biduk No.66 Medan. Berbekal ilmu yang didapatkan dari Le Cordon Blue Australia, sang chef sekaligus pemilik toko Stella Lowis memulai merintis usahanya pada Juli 2011. Berawal dari bisnis online pada akhirnya sang chef Stella Lowis telah mendirikan sebuah toko, sehingga para pelanggan dapat secara langsung mengunjungi dan membeli kue-kue hasil dari sang chef.

(21)

diperlukan dalam menghadapi persaingan usaha yang terjadi, sehingga dalam perjalannya usaha La Maison Patiserie ini mampu bertahan.

Oleh karena itu, sehubungan dengan pentingnya penyusunan business plan dalam menghadapi persaingan usaha, penulis tertarik untuk menganalisis dan membahas penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh RancanganBusiness Plan dalam Menghadapi Persaingan Usaha pada Toko La Maison Parisserie Medan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya di atas, maka rumusan masalah yang akan di angkat dalam skripsi ini adalah :“Bagaimana pengaruh dari Rancanganbusiness plan dalam menghadapi persaingan usaha pada toko La Maison Patiserrie medan?”

1.3. Tujuan Penelitian

(22)

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan penulis tentang pengaruh penyusunan business plan sehingga mampu menghadapi persaingan usaha yang sedang terjadi.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan memberikan efek baik bagi perusahaan.Misalnya dalam mempertimbangkan strategi-strategi yang perlu diambil dan dilakukan dalam menghadapi persaingan usaha yang sedang terjadi.

3. Bagi Program Studi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan citra program studi dan sebagai referensi dalam menyelesaikan skripsi bagi mahasiswa Administrasi Bisnis dibawah angkatan penulis.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(23)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Patiserrie

Patisserie berasal dari bahasa perancis yang artinya kue-kue.Patisserie merupakan salah satu pengetahuan dalam pengelolaan dan penyajian makanan, khususnya mengolah makanan dan menyajikan berbagai jenis kue.Patisserie juga dikenal sebagai seni untuk menghasilkan kue-kue yang tidak hanya memiliki rasa yang lezat namun juga memiliki tampilan yang menarik Dengan demikian patisserie dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk beluk kue khas Perancis. (pengertian-patiseri/2012/09.html)

2.2 Business Plan(Rencana Bisnis)

2.2.1 Pengertian Business Plan (Rencana Bisnis)

Sebuah rencana bisnis (business plan) menurut Richard L. Daft dalam bukunya Management menyebutkan business plan adalah dokumen yang menrincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru, Daft (2007:264).

(24)

bentukdekripsi tentang perusahaan, disusun dengan cara mengorganisir semua ide-ide, uraian tugas, strategi dari suatu unit usaha, yang disusun dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam perjalanan mencapai suatu tujuan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, Muchtar (2010:19).

Berdasarkan dua pengertian diatas, perencanaan bisnis atau yang lebih dikenal dengan sebutan business plan adalah suatu dokumen yang disusun oleh wirausahawan yang berisi tentang semua ide-ide, uraian tugas, strategi yang akan dijadikan pedoman dalam menjalankan bisnis baru.

2.2.2Alasan Perlunya Rancangan Business Plan

Para pelaku usaha tidak akan dapat mengendalikan waktu yang akan datang, tetapi mereka seharusnya dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan sekarang yang dapat diperkirakan akan mempengaruhi waktu yang akan datang. Salah satu maksud utama dilakukan rancanganbusiness plan adalah agar pelaku usaha dapat melihat program-program sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, yaitu dengan pengambilan keputusan yang baik, Handoko (1984:74).

(25)

terhadap lingkungannya, tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha, seperti yang ditunjukan gambar berikut.

Gambar 2.1Pengusaha harus dapat memberikan reaksi atau merencanakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Lingkungan Lingkungan

Pengusaha sebagai reactor pasif Pengusaha sebagai penyesuai dinamis,aktif dan kreatif

Ada dua alasan dasar perlunya perlunya penyusunan rencana bisnis. Perencanaan dilakukan untuk mencapai :

1. Protective Benefits, yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

2. Positive Benefits, dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.

Pengusaha Pengusaha

reaksi

(26)

2.2.3 Konsep Dasar RancanganBusiness Plan

Sebuah business plan, normalnya mengandung serangkaian elemen-elemen standar format dan bentuk rancangan sangat bervariasi, tetapi biasanya sebuah business planakan berisi komponen-komponen seperti deskripsi perusahaan, produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, pasarnya, prediksi atau ramalan-ramalan kedepan, team manajemennya dan analisis financial/keuangannya.

Komponen-komponen utama yang dianjurkan terdapat dalam sebuah rancangan business plan dan garis besarnya adalah:

1. Sampul Muka

Pada sampul muka biasanya memuat logo perusahaan, nama perusahaan, alamat perusahaan, nomor telepon, fax, dan e-mail, serta nama pemilik perusahaan.

2. Executive Summary( Ringkasan Eksekutif)

(27)

akhir.Executive summary merupakan gambaran singkat mengenai bisnis yang akan dilakukan, apakah realistis dan benar-benar telah direncanakan dengan baik.

Beberapa informasi yang harus dicantumkan dalam executive summary, meliputi kapan bisnis didirikan, tujuan yang ingin dicapai, strategi manajemen seperti apa yang digunakan dalam mencapai tujuan, juga terkait dengan strategi pemasaran dan penjualan, konsep dasar bisnis yang dilakukan, produk atau jasa yang ditawarkan, tim manajemen yang menjalankan bisnis, target pasar yang akan dicapai, serta gambaran bahwa bisnis memiliki kesempatan untuk berkembang dalam perjalanannya.Hal yang paling penting dalam ringkasan eksekutif adalah tidak menuliskan hal-hal atau estimasi yang berlebihan.Jumlah halaman maksimum dalam ringkasan eksekutif adalah 2 (dua) halaman.

3. Latar Belakang Perusahaan

Latar belakang yang disusun menceritakan sejarah berdirinya perusahaan tersebut. Dalam sejarah berdirinya perusahaan, berisi informasi kapan bisnis tersebut didirikan, alasan mengapa bisnis tersebut didirikan dan apa saja yang telah berhasil diperoleh. Latar belakang perusahaan ingin menggambarkan bagaimanakah profil dari bisnis baru yang akan dijalankan.

4. Visi, Misi, dan Tujuan Bisnis yang dijalankan

(28)

perusahaan yang dikelola di masa mendatang. Visi adalah gambar masa depan yang akan diwujudkan. Rumusan visi dapat dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan keunggulan kompetitif yang ingin diwujudkan masing-masing pengusaha.Visi yang dibangun harus unik dan cukup menantang.Tidak perlu terlalu panjang, cukup satu atau beberapa kalimat saja, dengan bahasa yang mudah dimengerti semua orang. Visi juga perlu diimplementasikan dalam garis besar kebijakan usaha yang jelas dan konkret, sehingga visi yang dibuat akan melahirkan komitmen berupa keinginan yang kuat untuk menjalankan usaha, mengerahkan segala potensi sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

MISI usaha, menerjemahkan apa yang diharapkan dari visi usaha dalam waktu tertentu. Pernyataan misi mengekspresikan tujuan tertinggi dari suatu bisnis. Oleh karena itu, misi usaha harus jelas, mencakup ruang lingkup yang diharapkan dari kegiatan usaha, mampu memberi gambaran arti pentingnya suatu produk, segmentasi pasar, dan lingkup geografis cakupan pasar saat sekarang maupun waktu yang akan datang. Misi ini bisa disebut sebagai filosofi bisnis yang mencakup penerapan teknik strategis dan penggunaan perencanaan operasional dan komunikasi internal.Untuk mencapai visinya, setiap pengusaha memerlukan misi dengan landasan keyakinan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi.

(29)

usaha akanmemusatkan perhatiannya pada tujuan yang telah dirumuskan terdahulu. Dalam menganalisis tujuan dari usaha, pengusaha dapat melengkapinya dengan penjelasan tentang penjualan, dan profit margin.Yakinkan bahwa tujuan tersebut konkret dan terukur.Tujuan harus menunjukkan tingkat penjualan dan keuntungan, persentase gross margin, laju pertumbuhan, atau pangsa pasar yang ingin diraih. Tujuan yang baik memiliki criteria-kriteria sebagai berikut :

a. Dapat Diukur (Measurable). Tujuan harus dapat diukur. Untuk dapat mengukur ketercapaian tujuan, sekurang-kurangnya terdapat satu indicator yang dapat dijadikan rujukan untuk melihat kemajuan pencapaian tujuan. b. Spesifik (Specific). Tujuan secara spesifik harus menjelaskan apa yang ingin

dicapai oleh perusahaan.

c. Sesuai (Appropriate). Tujuan yang ingin dicapai perusahaan harus sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki perusahaan, artinya tujuan yang ingin dicapai masih berada dalam lingkup misi perusahaan.

d. Realistis (Realistic). Tujuan yang dibuat oleh perusahaan harus dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan. Pendek kata tujuan yang dibuat perusahaan harus menantang namun tetap bisa dilaksanakan.

(30)

secara spesifik, maka perusahaan tidak akan memiliki kerangka waktu yang jelas bagi pencapaian tujuan tersebut, sehingga pencapaiannya menjadi kabur.

5. Produk dan Jasa yang diproduksi atau dipasarkan oleh perusahaan

Bagian ini menjelaskan secara terperinci produk atau jasa yang akan dan telah dibuat serta cara membuatnya. Bagian ini juga mengemukakan mengapa produk atau jasa tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan produk-produk lain yang sejenis dan kemungkinan tingkat keberhasilannya.Jelaskan secara terperinci mengenai keunggulan produk dan jasa yang kita hasilkan dari kacamata konsumen. Sukses suatu bisnis sangat tergantung pada seberapa besar pemilik bisnis tersebut mengetahui apa yang diharapkan konsumen. Antisipasi atas hal ini sangat membantu dalam menciptakan kepuasan dan loyalitas konsumen.Selain itu hal ini juga membantu menciptakan strategi untuk mengalahkan pesaing sehingga kita dapat mempertahankan loyalitas konsumen setinggi mungkin.

Bagian ini menjelaskan secara terperinci mengenai : a. Apa yang kita jual.

b. Apakah produk atau jasa yang kita hasilkan memberikan banyak keuntungan kepada konsumen.

c. Produk atau jasa yang paling banyak permintaannya atau produk atau jasa yang sudah jenuh di pasar.

(31)

6. Lokasi dari Bisnis yang Dijalankan

Lokasi bisnis yang kita jalankan memegang peranan yang sangat penting bagi tingkat keberhasilan dan kegagalan produk atau jasa yang kita tawarkan kepada konsumen. Keputusan pemilihan lokasi tersebut mengkin berdasarkan kedekatan dengan konsumen atau dengan bahan baku. Yang terpenting dari keputusan pemilihan lokasi ini adalah lokasi tersebut memiliki banyak keunggulan, seperti kemudahan pencapaian dan keamanan. Penjelasan secara terperinci meliputi :

a. Factor-faktor yang diperlukan berkenaan dengan lokasi yang dipilih. b. Luas bangunan yang diperlukan.

c. Alasan mengapa lokasi tersebut dipilih, misalnya karena berada di wilayah bergengsi, mudah dicapai, aman.

d. Keterangan tentang fasilitas yang ada : apakah lokasi itu dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti saluran pembuangan, di pinggir jalan utama, dilalui oleh transportasi umum.

7. Analisis Terhadap Lingkungan Eksternal Perusahaan

(32)

berada di lingkungan eksternal perusahaan.Peluang (oppurtunities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan.

Adapun yang dimaksud ancaman (threats) adalah berbagai tren negative yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila ancaman ini tidak diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Perusahaan harus melakukan analisis lingkungan eksternal perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh potensi keuntungan dari peluang usaha dan meminimalkan terjadinya risiko kerugian yang ditimbulkan oleh ancaman.

Untuk lebih pahamnya pelaku usaha dapat menggambarkannya kedalam sebuah neraca.Dimana sisi kiri menggambarkan peluang yang dimiliki dalam mengawali bisnis kita jalan dan pada sisi sebaliknya menggambarkan mengenai ancaman yang mungkin dapat dialamu perusahaan kita Solihin (2012:128).Seperti pada table dibawah ini.

Tabel 2.1 Tabel Analisis Peluang dan Ancaman

Peluang (Opportunity)

Ancaman (Threats) Tuliskan peluang-peluang

utama yang dimiliki bisnis yang dijalankan.

(33)

8. Analisis Terhadap Lingkungan Internal Perusahaan

Analisis terhadap lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada sumber daya dan proses bisnis internal yang dimiliki perusahaan. Sumber daya atau proses bisnis internal dikatakan memiliki kekuatan apabila sumber daya atau proses bisnis internal tersebut memiliki kemampuan (capability) yang akan menciptakan distinctive competencies sehingga perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif. Sedangkan sumber daya atau proses bisnis internal tidak mampu menciptakan distinctive competencies sehingga perusahaan kalah bersaing dibandingkan perusahaan pesaing, maka sumber daya dan proses bisnis internal perusahaan dikatakan memiliki berbagai kelemahan.

(34)

Tabel 2.2 Tabel analisis kekuatan dan kelemahan

9. Analisis Streght, Weakness, Oppurtunity and Threat (SWOT)

Salah satu alat analisis fungsional yang paling bertahan lama dan banyak digunakan oleh perusahaan dalam melakukan formulasi strategi adalah analisis SWOT (streght, weaknesses, oppurtunities, dan Threats). Hasil dari analisis SWOT adalah identifikasi distinctive competencies perusahaan yang berasal dari sumber daya dan kemampuan internal yang dimiliki perusahaan serta sejumlah peluang yang selama ini belum dimanfaatkan perusahaan, misalnya akibat adanya kekurangan dalam kemampuan internal perusahaan Solihin (2012:164).

Wheelen dan hunger menggunakan tabel EFAS dan IFAS untuk meringkas hasil pemindaian lingkungan agar dapat dilakukann analisis yang akan memberikan kesimpulan bagi para pelaku usaha, strategi apa yang harus dibuat oleh perusahaan setelah mengkaji hasil pemindaian lingkungan tersebut.

a. Sintesis faktor-faktor Eksternal

Setelah para pelaku usaha telah melakukan identifikasi terhadap lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap formulasi strategi perusahaan, maka para

Kekuatan (Streght)

Kelemahan (Weaknesses) Tuliskan keterampilan spesifik,

keunikan, dan keunggulan yang dimiliki.

Tuliskan dimana saja letak kelemahan dari bisnis yang

(35)

pelaku usaha dapat menggunakan tabel external factors analysis summary-EFAS yang dikembangkan oleh Wheelen dan Hunger. Untuk mengembangkan tabel EFAS, harus di tempuh dengan langkah-langkah senagai berikut :

1. Pada kolom 1 (external factors) buatlah daftar dari 8-10 peluang (oppurtunities) dan ancaman (threats) paling penting yang dihadapi

perusahaan.

2. Pada kolom 2 (weight/bobot) berikan bobot untuk masing-masing factor dari kisaran 1,0 (sangat penting) sampai bobot 0,0 (tidak penting). Pembobotan didasarkan pada kemungkinan pengaruh factor yang dibobot terhadap posisi strategis perusahaan saat ini. Semakin tinggi bobot, maka semakin penting factor tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan saat ini maupun di masa mendatang. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0 berapapun jumlah factor yang dibobot dalam EFAS.

(36)

4. Pada kolom 4 (weighted score/nilai tertimbang), kalikan bobot pada kolom 2 dengan peringkat masing-masing factor yang terdapat di kolom 3 untuk memperoleh nilai tertimbang. Nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus) sampai 1,0 (buruk) dengan nilai rata-rata sebesar 3,0 (average).

5. Pada kolom 5 (comments) diberikan catatan mengapa factor-faktor tertentu dipilih atau pada kolom komentar dapat pula disampaikan bagaimana bobot dan peringkat ditetapkan.

(37)

Tabel 2.3 External Factor Analysis Summary – EFAS

b. Sintesis faktor-faktor internal

Setelah para pelaku usaha telah melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal yang berpengaruh terhadap formulasi strategi perusahaan, maka para pelaku usaha dapat menggunakan tabel internal factors analysis summary-IFAS yang dikembangkan oleh Wheelen dan Hunger dengan langkah-langkah senagai berikut :

1. Pada kolom 1 (internal factors) buatlah daftar dari 8-10 kekuatan (streghts) dan kelemahan (weaknesses) paling penting yang dimiliki perusahaan.

External strategic factors Weight Rating Weighted Score

Comments

Oppurtunities

Threats

(38)

2. Pada kolom 2 (weight/bobot) berikan bobot untuk masing-masing factor dari kisaran 1,0 (sangat penting) sampai bobot 0,0 (tidak penting). Pembobotan didasarkan pada kemungkinan pengaruh factor yang dibobot terhadap posisi strategis perusahaan saat ini. Semakin tinggi bobot, maka semakin penting factor tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan saat ini maupun di masa mendatang. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0 berapapun jumlah factor yang dibobot dalam IFAS. 3. Pada kolom 3 (rating/peringkat) berikanlah peringkat untuk

masing-masing factor. Peringkat berkisardari 5,0 ( sangat baik) sampai 1,0 (buruk) yang didasarkan pada tanggapan para pelaku usaha saat ini terhadap factor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat menunjukkan pertimbangan yang diberikan para manager tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini dalam menghadapi masing-masing internal factors.

4. Pada kolom 4 (weighted score/nilai tertimbang), kalikan bobot pada kolom 2 dengan peringkat masing-masing factor yang terdapat di kolom 3 untuk memperoleh nilai tertimbang. Nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus) sampai 1,0 (buruk) dengan nilai rata-rata sebesar 3,0 (average). 5. Pada kolom 5 (comments) diberikan catatan mengapa factor-faktor tertentu

(39)

6. Terakhir jumlahkan masing-masing nilai tertimbang yang ada pada kolom 4 untuk memperoleh jumlah nilai tertimbang total bagi suatu perusahaan. Jumlah keseluruhan nilai tertimbang menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan memberikan respons terhadap berbagai factor yang saat ini ada atau diperkirakan aka nada dalam lingkungan eksternal perusahaan. Nilai tertimbang keseluruhan, dapat digunakan untuk membandingkan nilai perusahaan disbanding nilai pesaing dalam satu lingkungan. Nilai tertimbang keseluruhan rata-rata bagi bisnis adalah 3 (wheelen dan hunger).

Tabel 2.4Internal Factor Analysis Summary – IFAS

Internal Strategic factors Weight Rating Weighted Score

Comments Streghts

Weaknesses

(40)

c. Penentuan Arah Strategi dengan Menggunakan Matriks TOWS

Berdasarkan hasil EFAS dan IFAS maka perusahaan dapat melakukan formulasi arah strategi dengan menggunakan matriks TOWS yang dikembangkan oleh Weirich (wheelen dan Hunger). Matriks TOWS dikembangkan berdasarkan analisis SWOT yang akan menghasilkan beberapa pilihan strategi sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Strategi yang dapat dihasilkan dari beberapa kombinasi antara unsur-unsur EFAS dan IFAS adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5.

Alternative Strategi dengan Menggunakan Matriks TOWS

Internal factors (IFAS) External factors

(EFAS)

Streght (S) Weaknesses (W)

Oppurtunities (O) SO strategies WO strategies Threats (T) ST strategies WT strategies

(41)

2. ST strategies merupakan berbagai strategi yang dihasilkan suatu cara pandang bahwa perusahaan atau unit bisnis tertentu dapat menggunakan kekuatan (streghts) yang mereka miliki untuk menghindari berbagai ancaman (threats).

3. WO strategies merupakan berbagai strategi yang dihasilkan melalui suatu cara pandang bahwa perusahaan atau unit bisnis tertentu dapat memanfaatkan berbagai peluang yang ada di lingkungan eksternal dengan cara mengatasi berbagai kelemahan (weaknesses) sumber daya internal yang dimiliki perusahaan saat ini.

4. WT strategies merupakan berbagai strategi yang pada dasarnya bersifat bertahan (defensive) serta bertujuan untuk meminimalkan berbagai kelemahan dan ancaman.

7. Segmentasi Pasar Tujuan.

(42)

mengsegmentasi pasar seperti manfaat yang dicari, penggunaan produk, prefensi merek, pola pembelian, dan sebagainya, serta menggunakan dasar ini untuk mengidentifikasikan berbagai bagian pasar yang dimasuki.Kemudian pemilik harus memeriksa apakah segmen pasar itu cukup besar dan mempunyai cukup daya beli untuk mengahasilkan laba bagi bisnis sebab segmen tidak ada gunanya apabila perusahaan tidak menghasilkan laba dari pasar tersebut.akhirnya, pemilik harus dapat merebut pasar tersebut. agar menguntungkan, segmen harus dapat dimasuki. Segmen pasar dapat berupa pensiunan, orang muda, kelompok suku, atau orang-orang dengan pendapatan tinggi.

8. Menempatkan Posisi Perusahaan agar Bersaing dengan Efektif

(43)

9. Rencana Pemasaran

Setelah pelaku usaha mengetahui target pasar yang akan dimasuki dengan cara segmentasi pasar, maka langkah berikut yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis adalah memikirkan bagaimana cara pelaku bisnis dapat memasarkan produknya sehingga konsumen membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Rencana pemasaran dapat membantu pelaku usaha untuk memasarkan produk atau jasa sampai pada tangan konsumen akhir.Pada rencana pemasaran ini memuat strategi penetapan harga, promosi dan strategi penjualan.

PENETAPAN HARGA, strategi harga merupakan salah satu strategi pemasaran. Penentuan harga yang tepat dalam meningkatkan factor-faktor keunggulan bersaing secara keseluruhan. Harga yang diterapkan oleh pesaing harus dipantau terus menerus, sehingga kita tetap berada dijalur yang seimbang dengan para pesaing dipasar yang sama sesuai dengan harga yang terbentuk pada rata-rata industry sejenis. Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam menerapkan strategi harga adalah :

a. Posisi pesaing

b. Harga dibuat berdasarkan biaya yang dikeluarkan

c. Harga yang diterapkan berada di bawah maupun di atas harga yang diterapkan pesaing.

(44)

PROMOSI, promosi sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita mempromosikan produk atau jasa yang kita hasilkan kepada konsumen.Persepsi yang keliru mengenai promosi adalah biarkan produk tersebut mempromosikan dirinya sendiri.Kita tetap memerlukan promosi untuk memperkenalkan produk atau jasa kita kepada konsumen.Dengan demikian promosi perlu digunakan dalam bisnis.Kegiatan promosi perlu direncanakan dengan baik, dan bentuk-bentuk promosi yang paling efektif perlu dipilih sebelum digunakan.Dalam perencanaan bisnis, kita juga menerangkan produk atau jasa yang kita tawarkan mencakup harga, spesifik produk, dan di mana produk tersebut dapat diperoleh. Semakin kita berhati-hati dan inovatif dalam merencanakan bentuk promosi dan bentuk iklan, kita akan semakin sukses dalam menawarkan produk kepada konsumen.

(45)

agar pelaku bisnis dapat menganalisis system penjualan yang paling efektif dilakukan agar pelanggan potensial mau membeli produk yang ditawarkan.Juga di tuntut inovasi yang dapat menarik minat beli konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

10. Proses Produksi dan Perlengkapan yang diperlukan dalam proses produksi. PROSES PRODUKSI, merupakan serangkaian kegiatan yang memiliki waktu tertentu serta dilakukan dalam menghasilkan produk maupun jasa yang kemudian akan dipasarkan. Dalam bagian ini akan menjelaskan bagaimana produk diproses dari awal sampai pada bagian akhir sehinga menghasilkan produk yang diinginkan. Sering sekali dalam proses produksi terjadi kesalahan sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. Dalam proses produksi pelaku bisnis sangat dituntut untuk melaksanakan pengendalian yang baik demi menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas dan memiliki mutu yang telah ditetapkan. Proses produksi adalah sebuah aktivitas yang memiliki durasi waktu, proses produksi tentunya memiliki waktu mulai dan waktu selesai oleh karena itu sangat diperlukan pengawasan yang baik agar proses produksi dapat dilakukan sesuai dengan waktu.

(46)

didaftarkan bahan-bahan baku maupun kelengkapan alat yang diperlukan. Dengan mendaftarkan segala bahan-bahan baku dan peralatan yang diperlukan tentunya akan membantu pelaku bisnis dalam menghitung anggaran yang diperlukan dan memperhitungkan persediaan bahan baku dalam waktu yang akan datang. Pendaftaran ini juga akan membantu pelaku bisnis dalam menyediakan bahan baku apabila bisnis mengembangkan produk yang akan dipasarkan.

11.Anggaran

Hal terakahrir yang harus direncanakan adalah tentang penetapan anggaran yang dibutuhkan dalam mendukung operasional kegiatan bisnis.Anggaran (budget) adalah penerjemahan program ke dalam satuan numeric. Anggaran tidak akan dapat disusun dengan baik bila perusahaan tidak memiliki program yang jelas hal tersebut disebabkan karena setiap rupiah yang akan dikeluarkan dalam anggaran mengacu ke program yang akan dikerjakan oleh perusahaan.

(47)

a. Master Budget

Master budget menunjukkan keseluruhan perencanaan perusahaan dalam satuan numeric untuk suatu periode tertentu dan biasanya bersifat jangka pendek.

b. Capital Budget

Capital budget merupakan budget yang disiapkan perusahaan apabila perusahaan membutuhkan investasi yang besar dimana investasi tersebut memiliki jangka waktu pengembalian investasi yang panjang.

2.2.4 KarakteristikRancanganBusiness Plan Yang Baik

Rancangan business plan yang baik memiliki indikator antara lain :

a. Sederhana, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan (mengandung kemudahan dan kepraktisan)

b. Spesifik, perencanaan yang baik adalah yang konkret, terukur, spesifik dalam waktu, personalianya dan anggarannya.

c. Realistic, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang realistic dalam tujuan, anggaran, maupun target pencapaian waktunya.

(48)

2.2.5 Manfaat RancanganBusiness Plan

Dengan adanya perencanaan dalam suatu bisnis sebagai pedoman mencapai sasaran akan dapat beberapa manfaat, yaitu :

a. Mengurangi ketidakpastian pada waktu yang akan datang. Kenyataannya bahwa waktu yang akan datang penuh ketidakpastian, karena selalu bersifat dinamis dan berubah maka diperlukan adanya rencana bisnis guna memproyeksikan kegiatan yang akan dilakukan pengusaha berkaitan dengan kejadian yang akan terjadi. Sebelum melakukan sesuatu untuk masa datang lebih dulu dibuat pedoman sebagai ukuran bagi kegiatan tersebut. Walaupun begitu sering terjadi kejadian yang tidak sesuai dengan rencana untuk masa mendatang. Dalam hal ini yang penting bagaimana pengusaha membuat rencana bisnis yang realistis dan memilih cara terbaik yang dianggap paling tepat untuk mencapai tujuan.

b. Memberi arah dan perhatian pada tujuan pengusaha. Penyusunan rencana bisnis (business plan) digunakan sebagai pedoman penuntut arah dalam mencapai dan mengarahkan seluruh tindakan pada tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan yang baik akan memberikan arahbagi pengusaha enuju pada sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

(49)

d. Memperkecil biaya. Dengan adanya penyususnan rencana bisnis dimungkinkan dilaksanakannya penghematan biaya, dengan pengalokasian dana pada masing-masing bidang (sesuai dengan anggaran) maka pengunaan dana untuk menjalankan roda kegiatan bisnis dapat dilaksankana secara efisien dan efektif.

e. Merupakan sarana untuk pengawasan. Hasil kerja yang dicapai seseorang akan sulit diukur keefektifannya tanpa didukung perencanaan. Dengan penyusunan rencana bisnis akan dapat diukur berhasil tidaknya suatu pekerjaan, ini akan mempermudah fungsi pengawasan. Pengawasan dilakukan untuk membandingkan apa yang telah dilakukan dengan apa yang telah direncanakan.

2.3. Persaingan Usaha

2.3.1 Pengertian Persaingan Usaha

(50)

mengetahui seberapa tajam persaingan yang akan terjadi. Hendaknya analisis mengenai para pesaing tersebut dilakukan secara periodic, sehingga kita dapat menetukan strategi untuk menghadapi persaingan. Dengan melakukan pengamatan tersebut kita dapat memahami secara lebih mendetail kekuatan dan kelemahan para pesaing dan mengetahui cara mereka menjalankan bisnis, Solihin (2012: 39).

2.3.2 Bentuk-Bentuk Persaingan Usaha

Dalam dunia bisnis, tentunya terdapat banyak persaingan. Persaingan yang terjadi tersebut dapat di bagi kembali menjadi beberapa bentuk persaingan, diantaranya adalah :

a. Ancaman masuknya pesaing potensial

Pesaing potensial adalah perusahaan yang saat ini tidak bersaing dalam satu bidang industry tetapi memiliki kemepuan sumber daya untuk memasuki suatu industry apabila perusahaan itu berkehendak.

b. Persaingan antarperusahaan dalam satu industry

Di dalam industry sendiri, terjadi persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Persaingan dalam satu industry menunjukkan perjuangan masing-masing perusahaan yang ada dalam satu industry untuk memperebutkan pangsa pasar maupun pangsa pasar pelanggan

(51)

Persaingan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama sehingga menimbulkan persaingan langsung, melainkan bisa juga berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Produk tersebut dinamakan produk subsitusi.

2.4 Strategi – Strategi Bisnis

2.4.1 Analisis Keunggulan

Terdapat hubungan positif yang sangat erat antara rancangan business plan dalam menemukan keunggulan bersaing. Semakin baik rancangan business plan tentunya akan membentuk suatu proses kerja yang baik yang akan membentuk keunggulan bersaing yang kompetitif. Menurut Jack Welch, apabila anda tidak memiliki keunggulan bersaing, jangan coba-coba untuk bersaing. Hal ini berarti bahwa keunggulan bersaing merupakan factor penting bagi suatu perusahaan untuk berhasil dalam memenangkan persaingan.

Elemen-elemen keunggulan bersaingadalah :

a. Potensi Keunggulan Bersaing.

(52)

dimiliki dan sebagainya.Semakin tinggi kualitas potensi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, semakin mudah perusahaan itu memilih dan mengimplementasikan rencana-rencana strategisnya.Selain potensi sumber daya, perusahaan juga perlu memiliki kemampuan pengendalian yang sangat baik.Kemampuan pengendalian yang baik ini termasuk kemampuan melakukan pengawasan serta kemampuan menganalisis jalannya bisnis secara keseluruhan.

b. Posisi Keunggulan Bersaing

Posisi keunggulan bersaing dihasilkan dari kepemimpinan dibidang biaya atau diferensiasi, sehingga pelanggan memperoleh keuntungan dari nilai yang diperoleh.Artinya, harga yang dibayarkan oleh konsumen sesuai dengan kualitas produk yang diperoleh.Biaya produksi yang relative rendah mengakibatkan perusahaan mampu menjual dengan harga yang relative lebih murah dibandingkan dengan harga jual yang ditawarkan pesaing.Factor yang sangat penting dalam menentukan posisi keunggulan bersaing ini adalah menetukan kapan, di mana, dan bagaimana kita dapat bersaing.

c. Kinerja yang Dihasilkan

(53)

kepuasan yang tinggi, loyalitas yang tinggi, market share semakin besar, dan tingkat profitabilitas tinggi kepada perusahaan.

Setelah keunggulan bersaing telah diidentifikasi, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan menetukan strategi-strategiapa saja yang akan diambil untuk menetukan bagaimana cara yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi persaingan usaha yang terjadi.

2.4.2 Alternatif Strategi

(54)

mengembangkan suatu bisnis yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya dalam suatu pasar.

Porter (1989) menyebutkan ada tiga strategi generic yang dapat menjadi pilihan pelaku bisnis untuk memperoleh keunggulan kompetitif dalam persaingan usaha, yaitu :

a. KEPEMIMPINAN BIAYA. Strategi ini dipilih oleh pelaku usaha yang memiliki cakupan persaingan yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha untuk mencapai biaya paling rendah dibandingkan pelaku bisnis yang lain. Keunggulan biaya perusahaandapat berasal dari berbagai sumber seperti keunggulan skala ekonomi, penerapan teknologi produksi yang tepat, memiliki akses terhadap bahan baku yang lebih menguntungkan dibandingkan pesaing, dll. Pelaku usaha akan mendapatkan manfaat yang sangat besar dengan adanya keunggulan biaya. Pertama, perusahaan dapat menentukan harga jual yang rendah tetapi masih memperoleh margin yang memadai dibanding pesaing yang menetapkan harga sama tetapi memiliki biaya yang lebih tinggi. Kedua, biaya yang rendah dapat menjadi hambatan masuk bagi pesaing potensial yang ingin memasuki industry yang sama.

(55)

oleh para pembeli dalam suatu bisnis sebagai atribut yang penting dan perusahaan berupaya untuk menetapkan posisinya secara unik agar dapat memenuhi kebutuhan para pembeli tersebut.diferensiasi yang dilakukan oleh pelaku bisnis dapat berasal dari produk itu sendiri, system pengantaran pesanan, pendekatan pemasaran yang dilakukan, dll. Dari manapun sumber diferensiasi yang dilakukan, apabila pelanggan menganggap diferensiasi yang dilakukan merupakan sesuatu yang berharga maka pelanggan akan bersedia membayar produk dengan harga yang lebih tinggi dibandingakan produk pesaing.

(56)

tidak dilayani pesaing dengan cara menawarkan produk atau jasa yang berbeda dengan pesaing.

2.4.3 Implementasi Strategi

Implementasi strategi yang telah dipilih sangat diperlukan untuk memperinci secara lebih tepat dan jelas bagaimana sesungguhnya strategi yang telah diambil dan direalisasi pada periode waktu yang telah ditetapkan.Strategi yang baik untuk menghubungkan perumusan dengan pelaksanaan.

Implementasi strategi bisnis sendiri sangat diperlukan untuk menunjukan keunggulan kompetitif sehingga mampun menghadapi persaingan usaha yang terjadi di lingkungan bisnis yang kita jalankan.

2.4.4 Evaluasi Strategi

Setelah strategi yang diambil telah direalisasikan secara nyata dalam pelaksanaannya sangat diperlukan proses evaluasi. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil dan daya guna tahapan-tahapan yang telah dilakukan di dalam proses bisnis sebagai umpan balik.

(57)

untuk mengambil tindakan langsung terhadap strategi yang dalam pengimplementasiannya tidak berjalan dengan baik, dan segera menggantikan dengan strategi yang lebih kompetitif.

Tabel 2.6

Theoretical Mapping Penelitian Terdahulu

(58)
(59)
(60)
(61)

langkah awal dalam

mengawali sebuah usaha.

bisnis sendiri ibarat sebuah peta atau kompas dalam

menjalankan bisnis.

Berdasarkan dengan temuan penulis dari penelitian yang terdahulu, maka dalam menyelesaikan masalah yang diangkat dalam skripsi, penulis akan menggunakan metode penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Dalam metode kualitatif dalam memperoleh data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang diangkat, penulis akan melakukan wawancara terhadap beberapa informan yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dan melakukan observasi langsung untuk melihat keadaan sebenarnya sehingga mampu membandingkan dengan informasi yang diperoleh.

2.5.Definisi Konsep

(62)

1. Penyusunan Business Plan menurut Richard L. Daft dalam bukunya Management menyebutkan business plan adalah dokumen yang menrincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru, Daft (2007:264).

2. Persaingan Usaha persaingan yang dilakukan oleh dua atau lebih pengusaha. Maksud dan tujuan yang sama dalam persaingan usaha adalah sama-sama ingin menjual produknya dengan pasarnsasaran yang sama, Solihin (2012: 39).

3. Patisserie merupakan salah satu pengetahuan dalam pengelolaan dan penyajian makanan, khususnya mengeloh makanan dan menyajikan berbagai jenis kue. (pengertian-patiseri/2012/09.html)

2.6.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

BAB II : KERANGKA TEORI

(63)

berfikir, tetapi berfungsi sebagai bekal peneliti untuk memahami situasi social yang diteliti.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi daan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan skor, dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum tempat penelitian, visi dan misi, struktur perusahaan, dan deskripsi tugas dan fungsi bidang.Bab ini berisikan dari hasil penelitian yang diperoleh dilapangan.Bab ini memuat hasil dari analisis data yang dilakukan peneliti.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Erlina penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh dari subjek berupa individu, organisasional, industry atau perspektif yang lain. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang siapa, apa, kapan, dimana, dan bagaimana yang berkaitan dengan karakterisktik populasi atau fenomena tersebut Erlina (2011: 20).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Toko La Maison Patisserie yang beralamatkan di Jalan Biduk No. 66 Medan.

3.3. Informan Penelitian

(65)

populasi dan sampel. Subjek penelitian akan menjadi memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian dilakukan. Subjek penelitian atau informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk member gambaran situasi dan kondisi latar penelitian.Diharapkan informan mempunyai banyak pengalaman mengenai latar dari penelitian yang dilakukan. Selain itu informan berkewajiban secara sukarela untuk menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal, Moelong (2006 : 132).

Dalam menentukan informan penelitian, peneliti menggunakan tehnik purposive sampling yaitu pemilihan siapa sunjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.Dengan menggunakan tehnik purposive sampling maka yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah pemilik sekaligus chefpada toko La Maison Patisserie, dan sebagai informan tambahan adalah beberapa konsumen yang mengunjungi toko La Maison Patisserie.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

(66)

1. Metode pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari tempat penelitiannya. Diperoleh melalui :

a. Metode wawancara secara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.

b. Metode observasi dengan melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti sesuai dengan focus penelitian.

2. Metode pengumpulan data sekunder, yaitudata yang diperoleh melalui : a. Penelitian kepustakaan, pengumpulan data melalui buku-buku,

makalah, literature yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Dokumentasi, dengan cara mengkaji informan yang bersumber dari dokumen-dokumen yang menyangkut dengan masalah penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data

(67)
(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 4.1. Logo La Maison Patisserie

(69)

Australia, awalnya Stella Lowis memulai usahanya dengan memasarkan produknya melalui dunia maya.Pemasaran yang dilakukan masih sangat sederhana, produk hanya dibuat apabila konsumen melakukan pemesanan, dan pada awalnya konsumen hanya berasal dari teman-teman sesama pengguna social media seperti twitter, facebook, dan blackberry mesanger.Berkat kualitas rasa dan penampilan yang cantik yang ditampilkan Stella Lowis terhadap produknya, membuat banyak konsumen merasa puas dan akhirnya menarik perhatian lebih banyak lagi terhadap konsumen lainnya.

Melihat permintaan konsumen yang semakin meningkat, tepatnya pada july 2011 akhirnya Stella Lowis membuka sebuah toko Patisserie kecil. Berlokasi di jalan Biduk No.66, toko ini beroperasi setiap hari senin sampai dengan sabtu. Jam operasional toko di mulai dari pukul 11.00 Wib dan selesai pada pukul 17.00 wib. Dengan membuka toko ini diharapkan para konsumen dapat secara langsung mengunjungi dan membeli produk-produk yang ditawarkan oleh La Maison Patisserie.

(70)

akanmelakukan perubahan terhadap dekorasi toko yang akan disesuaikan dengan event yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan juga untuk menarik minat konsumen dalam mengunjungi La Maison Patisserie.

La Maison Patisserie ini menawarkan banyak produk, namun dalam pemasarannya produk akan dipasarkan secara random. Produk yang akan dijual tidak akan sama setiap harinya, hal ini dilakukan agar para konsumen tidak merasa bosan dengan produk yang ditawarkan oleh toko La Maison Patisserie. Namun para konsumen tidak perlu takut apabila tidak dapat menemukan produk yang diinginkan, konsumen dapat memesan secara langsung kepada chef sehari sebelum hari pengambilan. Banyak pelayanan khusus lainnya yang ditawarkan oleh La Maison Patisserie misalnya saja pesanan kue khusus sesuai dengan permintaan pelanggan, pengantaran terhadap pesanan, dan juga melayani pesanan besar untuk desert pernikahan maupun perayaan khusus lainnya.Kemudahan yang diberikan oleh La Maison Patisserie ini tentunya menambah nilai plus untuk toko sendiri di mata para konsumen.Sampai pada dengan saat ini sudah tepat dua tahun lamanya La Maison Patisserie dijalankan dan konsumen toko setiap harinya terus meningkat kuantitasnya.

4.1.2. Struktur Organisasi

(71)

menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.Daru struktur organisasi tersebut juga dapat dilihat dengan jelas pembagian kinerja secara jelas dari setiap bagian.Berikut merupakan struktur organisasi dari La Maison Patisserie berikut dengan pembagian kinerjanya.

Gambar 4.2. Struktur Organisasi La Maison Patisserie

Pembagian kinerja pada La Maison Patisserie

1. Owner dan Chef Stella Lowis :

a. Merupakan pemilik dan chef pada La Maison Patisserie.

b. Memiliki kinerja untuk menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk kelangsungan operasional toko.

c. Mengolah bahan-bahan untuk menghasilkan produk patisserie.

d. Melayani secara langsung pesanan khusus yang diinginkan konsumen.

2. Cashier :

OWNER & CHEF

(72)

a. Melayani pembayaran produk yang dibeli oleh konsumen.

b. Menyusun laporan keuangan hasil penjualan dan

mempertanggungjawabkan langsung kepada owner. c. Menjaga kebersihan toko.

3. Waitress :

a. Melayani para konsumen yang mengunjungi La Maison Patisserie.

b. Memberikan informasi kepada konsumen mengenai rasa maupun bahan yang digunakan dalam produk yang ditawarkan.

c. Menjaga kebersihan toko. 4. Assistant Chef :

a. Membantu chef dalam memproduksi produk yang akan dijual.

b. Bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan dapur dan mengontrol stok bahan-bahan yang diperlukan.

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Identitas Informan

(73)

15 Juli 2013. Dalam jenjang waktu seminggu peneliti telah memperoleh data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh selama masa penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, dimana untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan teknik wawancara kepada informan dan melakukan observasi secara langsung pada lokasi penelitian.Teknik wawancara dilakukan dengan melemparkan beberapa pertanyaan kepada informan.Pada penelitian ini, sumber informan yang dimaksud adalah pemilik usaha, karyawan, dan beberapa konsumen yang mengunjungi La Maison Patisserie saat penulis sedang melakukan penelitian.Teknik wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan dan pendapat, serta situasi operasional pelayanan di toko La Maison Patisserie setiap harinya.Selain dari teknik wawancara, dilakukan juga teknik observasi yang bertujuan untuk melihat secara langsung dan membandingkan dengan data yang telah diperoleh apakah sesuai dengan kebenaran yang ada. Teknik observasi sangat membantu untuk melengkapi data yang diperoleh melalui proses wawancara.

(74)

Tabel 4.1.Data Sumber Informan

No Nama Jenis

Kelamin

Pekerjaan Keterangan

1. Stella Lowis Perempuan Chef Pemilik 2. Faradina Lubis Perempuan Kasir Karyawan 3. Elfinda Rasmi Perempuan Waitress Karyawan 4. Kiki Maulida Perempuan Waitress Karyawan

5. Yunita Perempuan Pegawai Konsumen

6. Lienty Susanto Perempuan Pegawai Konsumen 7. Mohammad Ghali Laki-laki Pegawai Konsumen 8. Elysa Huang Perempuan Wiraswasta Konsumen

9. Yancy Perempuan Pegawai Konsumen

10. Cheryl Perempuan Mahasiswa Konsumen

11. Zieva Perempuan Pegawai Konsumen

12. Nobie Chandra Laki-laki Wiraswasta Konsumen 13. Lisa Tjong Perempuan Pelajar Konsumen 14. Jesika Juvenia Perempuan Mahasiswa Konsumen

15. Mukhlas Laki-laki Pegawai Konsumen

16. Suhendy Laki-laki Pegawai Konsumen

17. Wiewie Perempuan Mahasiswa Konsumen

(75)

Keterangan tabel yaitu :

1. Penulis menetapkan dalam proses wawancara dipilih 18 orang sebagai informan, dengan rincian 4 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Dari 18 orang tersebut, pihak toko yang menjadi sumber informan sebanyak 4 orang dan sisanya sebanyak 14 orang merupakan konsumen dari toko La Maison Patisserie Medan. Dalam proses wawancara jenis kelamin konsumen perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah konsumen laki-laki. Hal ini dikarenakan saat penulis melakukan penelitian konsumen perempuan lebih banyak mengunjungi toko La Maison Patisserie dibandingkan dengan konsumen laki-laki. Dalam proses wawancara kepada konsumen, penulis lebih menganalisis factor apa yang menjadi alas an konsumen memilih produk La Maison Patisserie dibandingkan dengan produk pesaing.

2. Bila dilihat dari pekerjaan konsumen sebagai informan, konsumen yang merupakan pekerja lebih banyak dibandingkan dengan konsumen yang masih duduk dibangku pendidikan. Dari data yang didapat penulis menyimpulkan bahwa informan akan lebih mudah menanggapi pertanyaan yang diberikan dan memberikan jawaban yang pasti karena dianggap telah memiliki pendidikan yang tinggi. Penulis akan memasukkan jawaban hasil wawancara tanpa mengubah makna asli dari jawaban informan.

(76)

berdirinya toko, menu yang disediakan, dan bagaimana kegiatan operasional yang dijalankan setiap harinya. Sedangkan untuk konsumen, proses wwancara yang dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang menyangkut dengan masalah yang diangkat dalam skripsi penulis.

4.2.2. Temuan Lapangan

Dalam pengumpulan data, teknik yang digunakan oleh penulis yaitu teknik wawancara kepada informan dan teknik observasi pada lokasi penelitian.Wawancara dilakukanm dengan memberikan beberapa pertanyaan yang mengarah kepada data yang dianggap mampu mendukung penyelesaian masalah yang diangkat.Sedangkan teknik observasi dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan dan situasi pada toko La Maison Patisserie Medan.

(77)

mencapai titik jenuh yaitu dimana para informan memberikan pernyataan yang sama untuk pertanyaan yang diajukan penulis, oleh karena itu penulis membatasi jumlah informan dari konsumen La Maison Patisserie Medan.

Dari 14 informan yang telah diwawancarai , telah diperoleh data-data yang mampu menjawab permasalahan dari judul skripsi yang diangkat oleh penulis. Berikut merupakan penyajian data dari hasil wawancara yang telah dilakukan penulis kepada informan.Penyajian data disajikan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan sumber informan yang telah dilampirkan dalam tabel oleh penulis.Peneliti menyajikan dalam bentuk uraian singkat untuk membuat jawaban yang diberikan oleh informan terlihat jelas dan membantu penulis dalam menafsirkan kesimpulan.

4.2.3. Rancangan Business Plan La Maison Patisserie

(78)

keseluruhan, namun rancangan business plan tersebut sangat membantu untuk membangun pondasi yang kuat untuk La Maison Patisserie kedepannya.

Sudah menjadi suatu kewajiban bagi para pengusaha untuk merancang business plan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menyusun rancangan

business plan, salah satunya mampu membangun pondasi yang kokoh dalam menghadapi persaingan. Berikut merupakan hasil wawancara dengan pemilik mengenai pentingnya merancang business plan dalam mengawali usahanya dan manfaat yang didapatkan dengan menyususn business plan.

“Menurut Stella Lowis sebagai pemilik dan chef di La Maison Patisserie, dalam mengawali usahanya saya menyusun rancangan business plan. Rancangan business plan yang saya buat dalam bentuk sederhana, saya hanya menyusun

mengenai produk, harga, cara promosi, cara pemasaran, dan mengenai perlengkapan dapur, bahan-bahan baku yang dibutuhkan, serta perlengkapan toko yang diperlukan. Meskipun dalam bentuk sederhana, saya sangat terbantu dalam memperlengkapi hal-hal yang sangat dibutuhkan untuk memdukung usaha yang akan saya jalankan. Manfaat dari business plan tersebut juga dapat saya rasakan dalam menentukan langkah apa saja yang harus saya lakukan untuk mencapai tujuan kedepannya.”

(79)

berjalan selama 2 tahun terakhir ini. Terdapat beberapa komponen penting dalam merancang business plan yang baik, namun dalam prakteknya La Maison Patisserie hanya mencantumkan beberapa komponen yang dianggap penting dalam menunjang perjalanan untuk kedepannya. Berikut merupakan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis mengenai komponen-komponen business plan yang di rancang oleh sang pemilik.

“Menurut Stella Lowis sebagai pemilik, hal utama yang perlu direncanakan adalah mengenai produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Dalam merancang produk sangat penting untuk mengetahui produk apa yang akan ditawarkan dan bagaimana cara menghasilkan produk tersebut. Dalam menentukan produk hal utama yang harus dipikirkan adalah kualitas dari produk, sehingga membuat konsumen merasa puas dengan produk yang ditawarkan.Dalam hal produk penampilan dan rasa sangat diperhatikan, hal ini dilakukan untuk menciptakan keunggulan bersaing dengan pesaing lainnya. La Maison Patisserie menawarkan produk-produk patisserie yang merupakan desert khas perancis, yaitu macarons, cakes, cupcakes, dan lainnya.”

Berikut merupakan penyajian data mengenai produk apa saja yang di rancang oleh Stella Lowis dalam business plan untuk La Maison Patisserie.

1. Cakes :

(80)

c. Tarte Aux Macaron d. Praline Feuille

e. Lemon Meringue Tart f. Vier

g. Monsieur

h. Strawberry Mascarpone Tart i. Rainbow

j. Mille Feuille

k. Apple Cinnamon Tart l. Blanc Frambois m. Feuille d’automne n. Passion

o. Gateau L’opera p. Tarte Aux Fruits q. Matheo Torte

r. Strawberry Shortcake s. Tiramisu

2. Macarons : a. Ispahan b. Tiramisu c. Mosito

Gambar

Gambar  2.1Pengusaha harus dapat memberikan reaksi atau
Tabel 2.1 Tabel Analisis Peluang dan Ancaman
Tabel 2.2 Tabel analisis kekuatan dan kelemahan
Tabel 2.3 External Factor Analysis Summary – EFAS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun demikian, sekurangnya terdapat sepuluh orang perempuan yang melakukan migrasi tipe ini, dan karena mereka bermigrasi ke tempat yang tidak ada pihak yang berhubungan saudara

kecil pada awal kehidupannya atau kepala semut. Ada juga yang menyatakan dia adalah debu yang terlihat berterbangan di celah cahaya matahari yang masuk melalui lubang

Peraturan Menteri Kesehatan No 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit menyatakan bahwa setiap rumah sakit harus membentuk komite keperawatan dan wajib

Dari hasil pengujian terhadap 14 sampel minuman Ice Coffee Blended yang beredar di dua kelurahan yang ada di Kecamatan Samarinda Ulu yaitu Kelurahan Gunung

pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha,atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi

Pada basic event yang ketiga adalah pompa menghisap angin atau masuk angin, masalah ini sering terjadi pada pompa jenis sentrifugal dimana pompa jenis ini adalah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b yang selanjutnya disebut perencanaan teknis adalah suatu rencana rinci pembangunan SPAM di suatu kota atau

‘amaliah keagamaan harian, mingguan, dan tahunan. Sedangkan dalam implementasinya terintegrasi di dalam kegiatan kurikuler, baik kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,