• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN KOPI

HERBAL INSTAN “

ORIENTAL COFFEE

” PADA

CV AGRIFAMILI RENANTHERA, BOGOR

SKRIPSI

CILA APRIANDE H34052999

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

CILA APRIANDE. Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RAHMAT YANUAR)

Kopi merupakan salah satu komoditas subsektor perkebunan yang mempunyai peluang pasar yang strategis dan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional khususnya sebagai sumber devisa, penyedia lapangan kerja, dan sebagai sumber pendapatan bagi pelaku ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya, pengolahan, dan pemasaran hasil kopi, terutama di daerah-daerah sentra produksi kopi seperti Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, dan Jawa Timur (Turnip 2002, diacu dalam Siregar 2008). United Nations Food and Agriculture Organization (FAO) 2006, diacu dalam Wikipedia 2007, mencatat total produksi kopi dunia adalah sebesar 7,80 juta ton pada tahun 2006 dengan persebaran produksi kopi terbesar dunia diklasifikasikan kepada negara sepuluh besar produsen kopi dunia.

Di Indonesia, komoditas kopi menarik untuk diusahakan, salah satunya dalam usaha pengolahan kopi. Industri pengolahan kopi di Indonesia mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Hal ini dapat terlihat dari kenaikan konsumsi kopi olahan dalam negeri Indonesia yang senantiasa meningkat tiap tahunnya. Rata-rata peningkatan konsumsi kopi olahan dalam negeri adalah sebesar 9,58 persen (ICO Coffee Statistics dan AEKI 2006, diacu dalam Ditjenbun 2007).

Industri-industri pengolahan kopi baik kecil maupun besar mulai muncul untuk memanfaatkan peluang ini. Beberapa diantaranya mengolah kopi tersebut menjadi minuman instan. Minuman kopi instan yang ada saat ini merupakan respon produsen terhadap gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat yang cenderung menginginkan hal-hal yang praktis. Namun, saat ini juga berkembang gaya hidup sehat yang meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan sehingga masyarakat tidak hanya menginginkan hal-hal yang sekedar praktis tetapi juga mempunyai manfaat bagi kesehatan. Salah satu alternatif untuk mengganti penggunaan bahan kimia yang banyak digunakan untuk produk instan adalah dengan menggunakan bahan-bahan alami sesuai dengan konsep back to nature. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tren perkembangan dalam suatu industri termasuk industri pengolahan kopi yang menawarkan minuman kopi herbal.

(3)

CV Agrifamili Renanthera. Analisis yang digunakan adalah analisis fungsional untuk mengidentifikasi lingkungan internal. Analisis lingkungan jauh dan lingkungan industri untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal. Matriks IFE dan matriks EFE, matriks IE untuk mengetahui strategi inti perusahaan, matriks SWOT untuk memformulasikan strategi, dan matriks QSP untuk memprioritaskan alternatif strategi yang terbaik yang akan dijalankan perusahaan.

Hasil identifikasi faktor internal menghasilkan delapan faktor kekuatan yang memberikan nilai rata-rata tertimbang terbesar pada matriks IFE adalah mutu produk sudah cukup baik dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,3087. Sedangkan faktor kelemahan menghasilkan enam faktor kunci dengan kelemahan utama bagi perusahaan adalah kapasitas produksi masih terbatas dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,0778. Jumlah total nilai rata-rata-rata-rata tertimbang dari matriks IFE adalah sebesar 2,6095.

Hasil identifikasi faktor eksternal menghasilkan empat faktor peluang dan empat faktor ancaman. Dukungan pemerintah terhadap perkembangan industri yang ada sebagai peluang utama yang dapat dimanfaatkan perusahaan dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,5130. Faktor yang menjadi ancaman utama adalah tingkat inflasi yang fluktuatif dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,2570. Total nilai rata-rata tertimbang secara keseluruhan dari matriks EFE adalah sebesar 3,1079. Penggabungan matriks IFE dan EFE dipetakan pada matriks IE yang menempatkan CV Agrifamili Renanthera pada posisi kuadran II (grow and build). Strategi yang cocok digunakan adalah strategi intensif atau strategi integratif.

Formulasi strategi kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman hasil analisis matriks SWOT adalah (1) Melakukan promosi yang lebih intensif, (2) Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan purna jual kepada distributor, (3) Memperbaiki manajemen perusahaan, (4) Melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan dalam peminjaman modal untuk pengembangan usaha, (5) Meningkatkan brand image bahwa oriental coffee merupakan produk minuman kesegaran berbahan dasar kopi, (6) Mengembangkan produk baru berupa inovasi dari produk yang sudah ada, (7) Mengoptimalkan bagian riset dan pengembangan produk.

(4)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN KOPI

HERBAL INSTAN “

ORIENTAL COFFEE

” PADA

CV AGRIFAMILI RENANTHERA, BOGOR

CILA APRIANDE H34052999

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribsnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor

Nama : Cila Apriande

NIM : H34052999

Disetujui, Pembimbing

Rahmat Yanuar, SP, MSi NIP. 19760101 200604 1 010

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Juni 1988. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda Chaerul Anwar dan Ibunda Dede Siti Mursidah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pondokcina I Depok pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 276 Jakarta. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMAN 38 Jakarta diselesaikan pada tahun 2005.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelasaikan skripsinya yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, menganalisis faktor-faktor eksternal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan, serta merumuskan alternatif dan prioritas strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh CV Agrifamili Renanthera.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan selalu penulis kenang dan syukuri. Penulis berusaha untuk mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi.

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ayahanda Chaerul Anwar, Ibunda Dede Siti Mursidah, adik-adikku tercinta (Laisa, Fajar, dan Lili), nenek (Alm.), Elok (Alm.), kakek, serta keluargaku tercinta yang tidak disebutkan satu persatu untuk setiap dukungan, cinta, kasih, dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan terbaik. 2. Rahmat Yanuar, SP, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,

waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen penguji utama pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan pada ujian sidang yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.

5. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen pembimbing akademik, serta seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.

6. Pihak CV Agrifamili Renanthera khususnya Bapak Edi Sugiyanto dan Mas Yus atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.

7. Bapak Gupuh Samirono staf bidang perindustrian Dinas Perindustrian, perdagangan, dan Koperasi Kota Bogor yang telah bersedia meluangkan waktunya sebagai responden pihak eksternal.

8. Sulaiman Purba, terima kasih atas kasih sayang, semangat, bantuan, kesabaran, dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis. Semoga kita bisa menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orang tua kita dan dapat meraih cita-cita yang kita miliki. Amin.

9. Bayu Kristianto, yang bersedia menjadi pembahas dalam seminar hasil penelitian penulis. Terima kasih atas kritik dan sarannya.

(10)

11. Teman-teman kosan Pondok Putri Rahmah Lantai 3 : Achy, Etta, Aida, Eva, Putri, Agnita, Nidya, Zhe, Icha, dan Sarah atas motivasi dan dukungannya. 12. Ibu-ibu PKK Pondok Iwan : Hepi, Amel, Rina, Tiara, Sari, Ayu, dan Yusda. 13. Teman-teman Pondok Iwan : Hary, Fery, Nawi, Jacko, Isnur, Gito, Noel, dan

Najmi.

14. Sahabat-sahabatku tercinta Datan, Lydia, dan Ika, terima kasih selalu memberikan dukungan kepada penulis, mendengarkan keluh kesah yang dirasakan penulis, dan persahabatan yang sangat berharga bagi penulis.

15. Teman-teman AGB 42 atas kebersamaannya selama menuntut ilmu di Departemen Agribisnis, Lysti, Septi, Cici, Riana, Aqsa, Indriyani, Irfan, Ratna M.S., Shinta, Teguh, Tika, Neina, Rhesa, Uti, Retno, Lisda, Nurul, Echi, Wiyanto, Devi, Rahmat, Gita, Nti, Siti, Wening, Dian, Ocha, Tia, Debie, Faisal, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Kebersamaan kita akan menjadi kenangan yang manis dan tak terlupakan. You’re all the best.

16. Teman-teman satu kelompok gladikarya Desa Ciawigebang dan Kabupaten Kuningan : Daus (abah), Ika (Umi), Novy, Vica, Ana, Bebeh, Eca cewek, Ferdy, Wiwi, Jamie, Ririn, Ita, Zulvan. Terima kasih atas kebersamaannya selama gladikarya di Kuningan.

17. Keluarga besar Agribisnis, kakak kelas AGB 40 dan AGB 41, serta adik-adik kelas AGB 43 dan AGB 44, merupakan sesuatu yang berharga bagi penulis bisa menjadi bagian dari keluarga besar Agribisnis. Growing the future! 18. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dengan tidak

mengurangi rasa hormat dan terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada penulis.

(11)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN KOPI

HERBAL INSTAN “

ORIENTAL COFFEE

” PADA

CV AGRIFAMILI RENANTHERA, BOGOR

SKRIPSI

CILA APRIANDE H34052999

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

CILA APRIANDE. Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RAHMAT YANUAR)

Kopi merupakan salah satu komoditas subsektor perkebunan yang mempunyai peluang pasar yang strategis dan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional khususnya sebagai sumber devisa, penyedia lapangan kerja, dan sebagai sumber pendapatan bagi pelaku ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya, pengolahan, dan pemasaran hasil kopi, terutama di daerah-daerah sentra produksi kopi seperti Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, dan Jawa Timur (Turnip 2002, diacu dalam Siregar 2008). United Nations Food and Agriculture Organization (FAO) 2006, diacu dalam Wikipedia 2007, mencatat total produksi kopi dunia adalah sebesar 7,80 juta ton pada tahun 2006 dengan persebaran produksi kopi terbesar dunia diklasifikasikan kepada negara sepuluh besar produsen kopi dunia.

Di Indonesia, komoditas kopi menarik untuk diusahakan, salah satunya dalam usaha pengolahan kopi. Industri pengolahan kopi di Indonesia mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Hal ini dapat terlihat dari kenaikan konsumsi kopi olahan dalam negeri Indonesia yang senantiasa meningkat tiap tahunnya. Rata-rata peningkatan konsumsi kopi olahan dalam negeri adalah sebesar 9,58 persen (ICO Coffee Statistics dan AEKI 2006, diacu dalam Ditjenbun 2007).

Industri-industri pengolahan kopi baik kecil maupun besar mulai muncul untuk memanfaatkan peluang ini. Beberapa diantaranya mengolah kopi tersebut menjadi minuman instan. Minuman kopi instan yang ada saat ini merupakan respon produsen terhadap gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat yang cenderung menginginkan hal-hal yang praktis. Namun, saat ini juga berkembang gaya hidup sehat yang meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan sehingga masyarakat tidak hanya menginginkan hal-hal yang sekedar praktis tetapi juga mempunyai manfaat bagi kesehatan. Salah satu alternatif untuk mengganti penggunaan bahan kimia yang banyak digunakan untuk produk instan adalah dengan menggunakan bahan-bahan alami sesuai dengan konsep back to nature. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tren perkembangan dalam suatu industri termasuk industri pengolahan kopi yang menawarkan minuman kopi herbal.

(13)

CV Agrifamili Renanthera. Analisis yang digunakan adalah analisis fungsional untuk mengidentifikasi lingkungan internal. Analisis lingkungan jauh dan lingkungan industri untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal. Matriks IFE dan matriks EFE, matriks IE untuk mengetahui strategi inti perusahaan, matriks SWOT untuk memformulasikan strategi, dan matriks QSP untuk memprioritaskan alternatif strategi yang terbaik yang akan dijalankan perusahaan.

Hasil identifikasi faktor internal menghasilkan delapan faktor kekuatan yang memberikan nilai rata-rata tertimbang terbesar pada matriks IFE adalah mutu produk sudah cukup baik dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,3087. Sedangkan faktor kelemahan menghasilkan enam faktor kunci dengan kelemahan utama bagi perusahaan adalah kapasitas produksi masih terbatas dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,0778. Jumlah total nilai rata-rata-rata-rata tertimbang dari matriks IFE adalah sebesar 2,6095.

Hasil identifikasi faktor eksternal menghasilkan empat faktor peluang dan empat faktor ancaman. Dukungan pemerintah terhadap perkembangan industri yang ada sebagai peluang utama yang dapat dimanfaatkan perusahaan dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,5130. Faktor yang menjadi ancaman utama adalah tingkat inflasi yang fluktuatif dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,2570. Total nilai rata-rata tertimbang secara keseluruhan dari matriks EFE adalah sebesar 3,1079. Penggabungan matriks IFE dan EFE dipetakan pada matriks IE yang menempatkan CV Agrifamili Renanthera pada posisi kuadran II (grow and build). Strategi yang cocok digunakan adalah strategi intensif atau strategi integratif.

Formulasi strategi kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman hasil analisis matriks SWOT adalah (1) Melakukan promosi yang lebih intensif, (2) Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan purna jual kepada distributor, (3) Memperbaiki manajemen perusahaan, (4) Melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan dalam peminjaman modal untuk pengembangan usaha, (5) Meningkatkan brand image bahwa oriental coffee merupakan produk minuman kesegaran berbahan dasar kopi, (6) Mengembangkan produk baru berupa inovasi dari produk yang sudah ada, (7) Mengoptimalkan bagian riset dan pengembangan produk.

(14)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN KOPI

HERBAL INSTAN “

ORIENTAL COFFEE

” PADA

CV AGRIFAMILI RENANTHERA, BOGOR

CILA APRIANDE H34052999

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribsnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor

Nama : Cila Apriande

NIM : H34052999

Disetujui, Pembimbing

Rahmat Yanuar, SP, MSi NIP. 19760101 200604 1 010

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Juni 1988. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda Chaerul Anwar dan Ibunda Dede Siti Mursidah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pondokcina I Depok pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 276 Jakarta. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMAN 38 Jakarta diselesaikan pada tahun 2005.

(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelasaikan skripsinya yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” Pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, menganalisis faktor-faktor eksternal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan, serta merumuskan alternatif dan prioritas strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh CV Agrifamili Renanthera.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan selalu penulis kenang dan syukuri. Penulis berusaha untuk mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi.

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ayahanda Chaerul Anwar, Ibunda Dede Siti Mursidah, adik-adikku tercinta (Laisa, Fajar, dan Lili), nenek (Alm.), Elok (Alm.), kakek, serta keluargaku tercinta yang tidak disebutkan satu persatu untuk setiap dukungan, cinta, kasih, dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan terbaik. 2. Rahmat Yanuar, SP, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,

waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen penguji utama pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan pada ujian sidang yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.

5. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen pembimbing akademik, serta seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.

6. Pihak CV Agrifamili Renanthera khususnya Bapak Edi Sugiyanto dan Mas Yus atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.

7. Bapak Gupuh Samirono staf bidang perindustrian Dinas Perindustrian, perdagangan, dan Koperasi Kota Bogor yang telah bersedia meluangkan waktunya sebagai responden pihak eksternal.

8. Sulaiman Purba, terima kasih atas kasih sayang, semangat, bantuan, kesabaran, dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis. Semoga kita bisa menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orang tua kita dan dapat meraih cita-cita yang kita miliki. Amin.

9. Bayu Kristianto, yang bersedia menjadi pembahas dalam seminar hasil penelitian penulis. Terima kasih atas kritik dan sarannya.

(20)

11. Teman-teman kosan Pondok Putri Rahmah Lantai 3 : Achy, Etta, Aida, Eva, Putri, Agnita, Nidya, Zhe, Icha, dan Sarah atas motivasi dan dukungannya. 12. Ibu-ibu PKK Pondok Iwan : Hepi, Amel, Rina, Tiara, Sari, Ayu, dan Yusda. 13. Teman-teman Pondok Iwan : Hary, Fery, Nawi, Jacko, Isnur, Gito, Noel, dan

Najmi.

14. Sahabat-sahabatku tercinta Datan, Lydia, dan Ika, terima kasih selalu memberikan dukungan kepada penulis, mendengarkan keluh kesah yang dirasakan penulis, dan persahabatan yang sangat berharga bagi penulis.

15. Teman-teman AGB 42 atas kebersamaannya selama menuntut ilmu di Departemen Agribisnis, Lysti, Septi, Cici, Riana, Aqsa, Indriyani, Irfan, Ratna M.S., Shinta, Teguh, Tika, Neina, Rhesa, Uti, Retno, Lisda, Nurul, Echi, Wiyanto, Devi, Rahmat, Gita, Nti, Siti, Wening, Dian, Ocha, Tia, Debie, Faisal, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Kebersamaan kita akan menjadi kenangan yang manis dan tak terlupakan. You’re all the best.

16. Teman-teman satu kelompok gladikarya Desa Ciawigebang dan Kabupaten Kuningan : Daus (abah), Ika (Umi), Novy, Vica, Ana, Bebeh, Eca cewek, Ferdy, Wiwi, Jamie, Ririn, Ita, Zulvan. Terima kasih atas kebersamaannya selama gladikarya di Kuningan.

17. Keluarga besar Agribisnis, kakak kelas AGB 40 dan AGB 41, serta adik-adik kelas AGB 43 dan AGB 44, merupakan sesuatu yang berharga bagi penulis bisa menjadi bagian dari keluarga besar Agribisnis. Growing the future! 18. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dengan tidak

mengurangi rasa hormat dan terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada penulis.

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Ruang Lingkup ... 9

II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Kopi ... 10

2.1.1. Gambaran Umum Kopi ... 10

2.1.2. Tanaman Kopi ... 11

2.1.3. Sejarah Kopi di Indonesia ... 11

2.1.4. Manfaat Kafein dalam Kopi ... 13

2.1.5. Kopi Herbal ... 15

2.2. Studi Penelitian Terdahulu ... 16

2.2.1. Penelitian Mengenai Minuman Kopi Instan ... 16

2.2.2. Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha ... 17

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 19

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 19

3.1.1. Konsep Strategi ... 19

3.1.2. Strategi Pengembangan Usaha ... 21

3.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan ... 23

3.1.4. Analisis Lingkungan Perusahaan ... 23

3.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal ... 23

3.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 25

3.1.5. Matriks IFE dan EFE ... 30

3.1.6. Matriks IE ... 31

3.1.7. Matriks SWOT ... 31

3.1.8. Matriks QSP (QSPM) ... 33

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 33

IV METODE PENELITIAN ... 37

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.2. Metode Penentuan Sampel ... 37

4.3. Data dan Instrumentasi ... 37

4.4. Metode Pengolahan Data ... 38

4.4.1. Tahap Input (Input Stage) ... 38

(22)

4.4.3. Tahap Keputusan (Decision Stage) ... 47 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 50 5.1. Sejarah dan Perkembangan CV Agrifamili Renanthera .. 50 5.2. Lokasi Perusahaan ... 50 5.3. Visi dan Misi Perusahaan ... 51 5.4. Struktur Organisasi Perusahaan ... 52 5.4. Sumberdaya Perusahaan ... 56 5.4.1. Sumberdaya Fisik ... 56 5.4.2. Sumberdaya Manusia ... 57 5.4.3. Sumberdaya Keuangan ... 57 VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 58 6.1. Analisis Lingkungan Internal ... 58 6.1.1. Manajemen ... 58 6.1.2. Pemasaran ... 61 6.1.3. Keuangan dan Akuntansi ... 67 6.1.4. Produksi dan Operasi ... 68 6.1.5. Sumber Daya Manusia ... 72 6.1.6. Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ... 73 6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ... 73 6.2.1. Lingkungan Jauh ... 73 6.2.2. Lingkungan Industri ... 81 VII FORMULASI STRATEGI ... 86 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan 86 7.2. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan ... 89 7.3. Analisis Matriks IFE ... 92 7.4. Analisis Matriks EFE ... 94 7.5. Analisis Matriks IE ... 96 7.6. Analisis Matriks SWOT ... 97 7.7. Analisis Matriks QSP (QSPM) ... 105 VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 108 8.1. Kesimpulan ... 108 8.2. Saran ... 109 DAFTAR PUSTAKA ... 110 LAMPIRAN ... 112

(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai Penerimaan Devisa dari Subsektor Perkebunan,

Tahun 1995-2005 ... 2 2. Negara-negara Sepuluh Besar Produsen Kopi di Dunia ... 3 3. Konsumsi Kopi Olahan dalam Negeri Indonesia

Tahun 2002-2006 ... 4 4. Data Hasil Produksi Minuman Instan Kopi Herbal

“Oriental Coffee” (sachet) ... 6 5. Penilaian Pembobotan Faktor Strategis Internal Perusahaan ... 39 6. Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) ... 41 7. Penilaian Pembobotan Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 42 8. Matriks EFE (External Faktor Evaluation) ... 44 9. Bentuk Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) ... 49 10. Perlengkapan dan Peralatan CV Agrifamili Renanthera ... 57 11. Daftar Harga Produk Kopi Herbal Instan ... 65 12. Perkembangan Laju Inflasi Kota Bogor

(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri ... 27 2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 36 3. Matriks IE (Internal-External) ... 45 4. Matriks SWOT ... 47 5. Struktur Organisasi CV Agrifamili Renanthera ... 53 6. Saluran Distribusi pada CV Agrifamili Renanthera ... 66 7. Alur Proses Produksi Oriental Coffee ... 71 8. Analisis Matriks IE CV Agrifamili Renanthera ... 97 9. Matriks SWOT untuk Usaha Oriental Coffee

CV Agrifamili Renanthera ... 98

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Penjualan Oriental CoffeeBulan Juni 2008-Februari 2009 ... 112 2 Daftar Pertanyaan Dalam Pendekatan Variabel ... 113 3. Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Pembobotan Faktor

Strategi Internal Pada CV Agrifamili Renanthera ... 116 4. Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Strategi Internal

Pada CV Agrifamili Renanthera ... 117 5. Hasil Pembobotan Rata-Rata Faktor Strategi Internal

pada CV Agrifamili Renanthera ... 118 6. Hasil RatingRata-Rata Faktor Strategi Internal

pada CV Agrifamili Renanthera ... 119 7. Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Pembobotan Faktor

Strategi Eksternal Pada CV Agrifamili Renanthera ... 120 8. Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Strategi Eksternal

Pada CV Agrifamili Renanthera ... 121 9. Hasil Pembobotan Rata-Rata Faktor Strategi Eksternal

pada CV Agrifamili Renanthera ... 122 10. Hasil RatingRata-Rata Faktor Strategi Eksternal

pada CV Agrifamili Renanthera ... 123 11. Matriks QSP pada CV Agrifamili Renanthera ... 124 12. Perhitungan STAS Rata-Rata untuk Penentuan

(26)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi besar dalam produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam, termasuk sektor pertanian.Perkebunan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Pada tahun 2008 sektor perkebunan memberikan sumbangan penerimaan negara lebih dari US $ 18,85 milyar yang melibatkan petani sebanyak, 19,43 juta kepala keluarga terlibat di sektor on farm, jumlah tersebut belum diperhitungkan penyerapan tenaga kerja pada sektor hilir maupun jasa penunjangnya untuk komoditas utama perkebunan. Selain sebagai komoditi ekspor, komoditi perkebunan juga berperan dalam mendukung penyediaan bahan baku industri dalam negeri, seperti industri ban, sarung tangan, minyak goreng, rokok, minuman, tekstil, cokelat, dan sebagainya.1

Nilai ekspor komoditas subsektor perkebunan yang selalu jauh lebih tinggi dari nilai impor merupakan andalan sektor pertanian untuk menutupi devisa yang dikeluarkan untuk biaya impor komoditas pertanian lainnya, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan (Ditjen PPHP 2005, diacu dalam Siregar 2008). Nilai penerimaan devisa dari subsektor perkebunan dapat dilihat pada Tabel 1.

Selama periode 1995-2005, komoditas kopi menempati posisi keempat setelah kelapa sawit, karet, dan kakao dalam penerimaan devisa negara rata-rata dari subsektor perkebunan yaitu sebesar 8,46 persen atau senilai 403,45 juta USD. Pada tahun 1995-1999, kopi memberi kontribusi lebih besar terhadap penerimaan devisa dibandingkan kakao. Namun, hal ini menjadi sebaliknya mulai tahun 2000 hingga tahun 2005, kontribusi kopi terhadap penerimaan devisa lebih kecil dibandingkan kakao.

1

(27)

Tabel 1. Nilai Penerimaan Devisa dari Subsektor Perkebunan, Tahun 1995-2005

Tahun

Kelapa Sawit Karet Kakao Kopi

Total Nilai Penerimaan

Devisa Juta

USD %

Juta

USD %

Juta

USD %

Juta

USD % Juta USD

1995 935 22,35 1.810 43,27 306 7,32 554 13,20 4.183

1996 1.061 22,78 1.918 41,18 300 6,44 595 12,80 4.658

1997 1.740 33,59 1.493 28,82 420 8,11 511 9,86 5.180

1998 942 23,09 1.101 26,99 503 12,30 584 14,30 4.079

1999 1.463 35,75 849 20,75 423 10,30 467 11,40 4.092

2000 1.328 34,17 889 22,87 342 8,80 319 8,21 3.887

2001 1.227 38,98 786 24,97 288 9,15 188 5,97 3.148

2002 2.350 46,78 1.038 20,66 701 14,00 224 4,46 5.024

2003 2.721 47,15 1.485 25,73 624 10,80 259 4,49 5.771

2004 3.954 50,62 2.161 27,67 547 7,00 294 3,76 7.811

2005* 3.759 38,86 2.398 24,79 581 6,01 443 4,58 9.674

Rata-rata 1.952,73 35,83 1.448,00 27,97 457,73 9,11 403,45 8,46 5.227,91

Sumber : Direktorat Jenderal Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2005 Keterangan : *) Data sampai Bulan Juni 2005

Kopi merupakan salah satu komoditas subsektor perkebunan yang mempunyai peluang pasar yang strategis dan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional khususnya sebagai sumber devisa, penyedia lapangan kerja, dan sebagai sumber pendapatan bagi pelaku ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya, pengolahan, dan pemasaran hasil kopi, terutama di daerah-daerah sentra produksi kopi seperti Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, dan Jawa Timur (Turnip 2002, diacu dalam Siregar 2008).

(28)

Tabel 2. Negara-negara Sepuluh Besar Produsen Kopi di Dunia

No Negara Produksi (juta ton)

1. Brazil 2,59

2. Vietnam 0,85

3. Kolombia 0,70

4. Indonesia 0,65

5. Meksiko 0,29

6. India 0,27

7. Ethiopia 0,26

8. Guatemala 0,26

9. Honduras 0,19

10. Peru 0,17

11. Lain-lain 1,57

Total produksi dunia 7,80

Sumber : FAO 2006 diacu dalam Wikipedia 2007

Total produksi kopi dunia adalah sebesar 7,80 juta ton pada tahun 2006. Brazil merupakan negara produsen kopi terbesar pertama di dunia dengan jumlah produksi sebesar 2,59 juta ton. Sedangkan Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia dengan jumlah produksi sebesar 0,65 juta ton (Tabel 2).

(29)

Tabel 3. Konsumsi Kopi Olahan dalam Negeri Indonesia Tahun 2002-2006

Tahun Jumlah (ton) Peningkatan (persen)

2002 120.000

-2003 109.980 -8,35

2004 120.000 8,35

2005 150.000 25,00

2006 170.000 13,33

Rata-rata 133.996 9,58

Sumber : ICO Coffee Statisticdan AEKI 2006, diacu dalam Ditjenbun 2007

Industri-industri pengolahan kopi baik kecil maupun besar mulai muncul untuk memanfaatkan peluang ini. Beberapa di antaranya mengolah kopi tersebut menjadi minuman instan. Industri pengolahan kopi di Indonesia mulai berkembang sejak didirikannya pabrik kopi bubuk pertama “Kedoeng Lajoe” di Sidoarjo, Jawa Timur tahun 1928. Setelah itu bermunculan pabrik-pabrik kopi bubuk lainnya seperti Muntu di Purworejo, Jawa Tengah tahun 1930, dan pabrik Tjeng Gwan di Surabaya pada tahun 1935 (Herman 2004).

Minuman kopi olahan yang beredar di pasaran saat ini selalu menawarkan keunikan kepada konsumen. Produsen tidak hanya sekedar menawarkan kopi bubuk tetapi telah mengembangkan produknya menjadi minuman kopi instan yang siap saji dan diberi tambahan bahan-bahan lain seperti gula, susu/creamer, dan herbal. Kopi instan yang ditawarkan mulai dari kopi instan biasa atau yang lebih dikenal dengan 2in1 (kopi+gula); 3in1 (kopi+gula+susu/creamer); kemudian saat ini dikenal kopi instan 4in1 (kopi+gula+susu/creamer+herbal), herbal disini seperti kapulaga, jahe merah, lengkuas merah, daun dewa, ginseng, pasak bumi, pegagan, tongkat ali, dan tribulus.

(30)

Gaya hidup sehat ini dapat mengimbangi pola hidup praktis yang tanpa disadari dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh karena sebagian besar produk instan yang ditawarkan menggunakan bahan-bahan tambahan yang serba kimiawi seperti bahan pengawet, bahan pewarna, dan pemanis buatan. Salah satu alternatif untuk mengganti penggunaan bahan kimia tersebut adalah dengan menggunakan bahan-bahan alami sesuai dengan konsep back to nature. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tren perkembangan dalam suatu industri termasuk industri pengolahan kopi yang menawarkan minuman kopi herbal.2

Salah satu perusahaan yang menghasilkan produk minuman kopi herbal instan (oriental coffee) dan terdaftar di Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bogor adalah CV Agrifamili Renanthera. Perusahaan ini mulai memproduksi kopi herbal instan pada bulan Juni 2008 dengan merek red barkdan vitacino. Perbedaan dari kedua produk tersebut terletak pada campuran krim/susu dan cokelat yang hanya terdapat pada produk vitacino. Sedangkan red barkhanya terdiri dari biji kopi dan tambahan bahan-bahan herbal.

1.2. Perumusan Masalah

Seiring dengan meningkatnya konsumsi kopi olahan oleh masyarakat berdampak pada bermunculannya produsen kopi olahan. Berdasarkan data Capricorn Indonesia Consult dalam Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, pada tahun 2007 terdapat 484 produsen kopi di Indonesia yang masih aktif. Sedangkan di Kota Bogor sendiri terdapat 38 produsen yang bergerak dalam industri hilir kopi (Dipperindagkop Kota Bogor 2008)

Produk minuman kopi olahan yang beredar di pasar selalu menawarkan keunikan dengan berbagai inovasi yang dilakukan. Produsen tidak hanya menawarkan kopi olahan dalam bentuk kopi bubuk melainkan minuman kopi instan yang siap saji. Misalnya saja PT Santos Jaya Abadi yang memiliki beberapa merek produk minuman kopi instan antara lain ABC, kapal api, dan Good Day. Perusahaan melakukan inovasi pada produk-produk yang dihasilkan, tidak hanya menghasilkan kopi 2in1 (kopi + gula) tapi saat ini perusahaan juga menghasilkan

2

(31)

produk kopi 3in1 (kopi + gula + susu/krim). Selain itu, pada merek Good Day ditawarkan dalam berbagai macam rasa antara lain moccacino, vanilla latte, carrebian nut, original coffee, dan lain sebagainya. PT Nestle Beverage Indonesia dan PT Sari Incofood juga melakukan inovasi yang sama dengan menawarkan produk masing-masing dengan merek nescafe 3in1 dan indocafe.

Banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri kopi instan membuat kondisi persaingan semakin ketat. CV Agrifamili Renanthera merupakan perusahaan yang memproduksi minuman kopi instan 4in1 (kopi herbal) di Kota Bogor. Perusahaan ini belum lama memproduksi minuman kopi herbal instan dan masih menggunakan alat-alat produksi yang semi modern, sehingga skala produksinya belum dapat mencapai target produksi yang telah ditentukan yaitu 15.000 sachet per bulan untuk masing-masing produk. Berikut merupakan data hasil produksi minuman instan kopi herbal “oriental coffee” (vitacino dan red bark) dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Hasil Produksi Minuman Kopi Herbal Instan “Oriental Coffee” (sachet)

Waktu Produksi Red bark Vitacino

Juni 2008 5.000 10.260

Juli 2008 3.800 9.720

Agustus 2008 2.750 10.800

September 2008 750 5.040

Oktober 2008 2.150 7.020

November 2008 1.850 8.640

Desember 2008 5.500 9.180

Januari 2009 2.350 10.260

Februari 2009 2.000 10.800

Maret 2009 2.494 11.340

April 2009 2.850 9.650

Mei 2009 1.500 11.718

Sumber : CV Agrifamili Renanthera, 2009

[image:31.595.114.508.421.663.2]
(32)

adalah sebesar 11.718 sachet yang terjadi pada bulan Mei 2009. Sedangkan jumlah produksi terkecil dari red bark dan vitacino, masing-masing sebesar 750 sachet yang terjadi pada bulan September 2008 dan 5.040 sachet yang juga terjadi pada bulan September 2008.

Jumlah produksi yang masih belum stabil ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya keterbatasan modal usaha yang dimiliki perusahaan seperti investasi alat-alat produksi, khususnya alat pengemas untuk kemasan alumunium yang dapat mengemas produk dengan jumlah banyak dalam satu kali waktu pengemasan. Saat ini perusahaan menggunakan kemasan dalam bentuk lembaran berbahan kertas foto yang dipesan dari perusahaan lain dengan harga yang lebih tinggi daripada harga kemasan alumunium. Hal ini secara langsung berpengaruh terhadap kapasitas produksi perusahaan. Saat ini kapasitas produksi perusahaan adalah sebesar 10.000 sachetper bulan.

Kapasitas perusahaan yang masih terbatas ini menjadi salah satu faktor perusahaan belum dapat memenuhi seluruh permintaan pasar. Saat ini perusahaan hanya mampu memenuhi permintaan pasar sebesar 70 persen dari total seluruh permintaan. Sedangkan 30 persen rata-rata permintaan setiap bulannya belum dapat dipenuhi oleh perusahaan. Permintaan ini sebagian besar berasal dari konsumen yang membeli produk secara langsung. Sedangkan kelebihan permintaan dari agen tetap perusahaan yang jumlahnya cukup besar, diatasi perusahaan dengan menarik barang yang belum terjual dan sekiranya tidak dapat dijual dalam waktu dekat dari agen yang membeli secara konsinyasi. Hal ini menjadi salah satu strategi perusahaan untuk mengatasi kelebihan permintaan dan mengalokasikan produk agar dapat terjual.

(33)

Penjualan produk “oriental coffee” masih belum stabil setiap bulannya. Pada penjualan pertama (bulan Juni 2008), perusahaan mampu menjual 11.790 sachet yaitu 8.710 sachet vitacinodan 3.080 sachet red bark. Penjualan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2008 yaitu sebanyak 16.180 sachet, 11.070 sachet untuk vitacino dan 5.110 sachet untuk red bark. Sedangkan penjualan terendah terjadi pada bulan September 2008, perusahaan hanya mampu menjual produk sebanyak 5.250 sachetyaitu 4.250 sachet untuk vitacino dan 1.000 sachet untuk red bark(Lampiran 1).

Selain masalah ketidakstabilan jumlah produksi dan penjualan, perusahaan juga memiliki masalah dalam manajemen secara keseluruhan. Masih ditemukan tumpang tindih pekerjaan dalam kegiatan perusahaan. Walaupun hal ini belum terlalu berpengaruh untuk saat ini, namun dalam upayanya mengembangkan usaha, perusahaan harus mampu mengatasi permasalahan manajemen ini agar tidak menjadi masalah yang besar bagi perusahaan.

Melihat berbagai permasalahan yang ada, CV Agrifamili Renanthera memerlukan suatu perancangan strategi yang tepat dalam upayanya mengembangkan usaha dan bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, serta menghadapi lingkungan yang dinamis. Strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi CV Agrifamili Renanthera adalah strategi yang diformulasikan dengan tepat ketika perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menghadapi peluang dan menghindari ancaman yang ada. Untuk merumuskan strategi yang efektif maka dibutuhkan serangkaian proses analisis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi variabel-variabel kunci yang berkaitan erat dengan pengembangan usaha bagi perusahaan ke depan.

Berdasarkan kondisi yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang dihadapi oleh CV Agrifamili Renanthera, yaitu :

1) Apa saja faktor-faktor internal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan ?

2) Apa saja faktor-faktor eksternal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan ?

(34)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1) Menganalisis faktor-faktor internal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan.

2) Menganalisis faktor-faktor eksternal perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan.

3) Merumuskan alternatif dan prioritas strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh CV Agrifamili Renanthera

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai perkembangan industri minuman kopi herbal instan dan strategi yang diterapkan produsen dalam mengelola usahanya.

2) Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi sebagai masukan bagi pihak manajemen CV Agrifamili Renanthera untuk menentukan prioritas dan strategi pengembangan usaha yang tepat bagi perusahaan.

3) Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wacana dan referensi apabila akan melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

1) Penelitian ini dibatasi pada produk yang dihasilkan divisi food and beverages pada CV Agrifamili Renanthera yaitu oriental coffee(red barkdan vitacino). 2) Analisis lingkungan yang dilakukan dilihat dari perusahaan secara

keseluruhan.

(35)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kopi

2.1.1. Gambaran Umum Kopi

Kopi merupakan salah satu komoditi yang banyak dibudidayakan di kawasan tropik di benua Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, serta di Asia Pasifik. Selama abad ke 19, kopi menjadi komoditi penting dalam perdagangan internasional. Bagi sebagian besar negara-negara berkembang, komoditi kopi memegang peranan penting dalam menunjang perekonomiannya, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai mata pencaharian rakyat.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan gaya hidup yang berkembang di masyarakat, kopi tidak hanya diperdagangkan dalam bentuk biji kopi. Hal ini dilakukan untuk menambah harga jual dari kopi, saat ini para pelaku usaha menawarkan berbagai macam inovasi kopi olahan, mulai dari kopi bubuk sampai minuman kopi instan. Menurut Depperin RI (Standar Industri No. 0724-83), kopi instan adalah produk kering yang mudah larut dalam air, diperoleh seluruhnya dengan mengekstrak biji tanaman kopi yang telah disangrai.

(36)

2.1.2. Tanaman Kopi

Tanaman kopi pada umumnya berasal dari benua Afrika. Pohon kopi termasuk famili Rubiceae, nama lainnya adalah Perpugenus coffea. Genus Coffea merupakan salah satu genus penting dengan beberapa spesies, yang mempunyai nilai ekonomi, dan dikembangkan secara komersial. Kopi bukan produk homogen, ada banyak varietas dan cara pengolahannya, namun yang umum diperdagangkan jenis kopi Arabika dan Robusta.

Dua jenis kopi utama yang ditanam adalah Coffea canephora dan Coffea arabica. Kopi arabika (dari Coffea arabica) dianggap sebagai kopi yang pantas untuk bermabukan dibanding kopi robusta (dari Coffea canephora). Oleh karena itu, sekitar tiga perempat bagian di seluruh dunia menanam kopi arabika. Coffea canephora lebih sedikit peka terkena penyakit dibanding Coffea arabica dan dapat ditanami di lingkungan dimana Coffea arabica tidak akan tumbuh dengan subur. Kopi robusta juga berisi sekitar 40 – 50 persen lebih mengandung kafein dibanding arabika. Alasan ini membuat kopi robusta digunakan sebagai pengganti murah untuk arabika di dalam banyak campuran komersil. Robusta yang berkualitas digunakan dalam beberapa campuran espresso untuk menyediakan suatu busa lebih baik dan untuk menurunkan biaya produksi ramuan itu. Jenis kopi lain yang biasa ditanam meliputi coffea libericadan coffea esliaca, masing-masing berasal dari Liberia dan selatan Sudan (Najiyati & Danarti 2007).

2.1.3. Sejarah Kopi di Indonesia

(37)

Pada tahun 1878, timbul serangan penyakit karat daun yang diperkirakan berasal dari Sri Lanka dan menyebar cepat ke seluruh perkebunan kopi di Jawa. Oleh karena sulit diberantas, maka sejak tahun 1900 dikembangkan kopi jenis robusta yang relatif tahan penyakit. Jenis kopi robusta ini kemudian berkembang pesat hampir ke seluruh pelosok Nusantara dan pada saat pecah perang dunia ke-II, Hindia Belanda (Indonesia) dikenal sebagai penghasil kopi terbesar ketiga dunia setelah Brazil dan Kolombia.

Pengembangan areal perkebunan kopi terus berlanjut setelah Indonesia merdeka dan perkembangan yang paling pesat terjadi pada periode 1975-1985. Areal perkebunan kopi Indonesia mencapai satu juta hektar pada tahun 1988. Kemudian perkembangan areal perkebunan kopi berjalan lambat bahkan terjadi penyusutan setelah mencapai puncaknya tahun 1997 yaitu 1,17 juta hektar. Pada tahun 1997-1998, menurut data dari US National Coffee Assosiation, Indonesia adalah negara produsen kopi terbesar ketiga di dunia (6,7 juta karung) setelah Brazil (22,5 juta karung) dan Kolombia (10,5 juta karung).3

Namun situasi itu berubah drastis, karena Kolombia menjadi urutan keempat, dan Vietnam berada di posisi kedua pada tahun 2005. Nilai produksinya hampir mencapai satu juta metrik ton, sedangkan Indonesia masih tetap berkisar di 750 ribu metrik ton. Sementara itu, Brazil telah berhasil mengurangi dampak frost dengan cara memindahkan sentra produksi kopinya dari dataran tinggi di Parama ke daerah panas di Mina Gerais, sehingga tingkat produksi kopinya stabil di atas 1,9 juta ton sejak tahun 1998.

Pada beberapa kasus di sentra-sentra produksi perkebunan kopi di Indonesia, komoditas kopi telah merugikan petani karena harga jual kopi berada di bawah biaya produksinya. Di Lampung, biji kopi hanya dihargai Rp 1200 per kilogram pada bulan Agustus 2001. Sementara di Lahat Sumatera Selatan, biji kopi dihargai lebih rendah lagi yaitu Rp 800 per kilogram pada bulan September 2001, sebuah nilai yang tidak pernah terjadi dalam sejarah petani setempat. Turunnya harga kopi tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi petani, tetapi juga menimbulkan kerugian miliaran rupiah bagi para eksportir.

3

(38)

2.1.4. Manfaat Kafein dalam Kopi

Kafein tidak hanya terkandung di dalam kopi tetapi juga terkandung di dalam teh, minuman bersoda dan beberapa obat. Kopi adalah minuman yang memiliki keistimewaan tersendiri bagi penikmatnya. Berdasarkan data dari jurnal kesehatan dunia, ternyata delapan puluh persen orang dewasa di dunia minum kopi sedikitnya sekali sehari. Ini terlihat dari banyaknya jumlah penikmat kopi di kedai kopi usai jam kerja. Serta munculnya kedai-kedai kopi di berbagai belahan dunia, juga menjadi salah satu bukti kalau minuman ini memiliki banyak penikmatnya. Berikut merupakan beberapa manfaat dari kafein dalam kopi :

1) Kafein yang terkandung didalam kopi adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, coklat, minuman berenergi (energy drink), maupun obat-obatan.

2) Membantu untuk bisa berpikir lebih cepat. Kafein yang terdapat pada kopi atau teh terbukti mampu memberikan sinyal pada otak untuk lebih cepat merespon dan dengan tangkas mengolah memori pada otak.

3) Mencegah gigi berlubang. Joe Vinson, Ph.D., dari University of Scranton menjelaskan bahwa kafein yang terdapat dalam minuman ini ternyata sangat tangguh memberantas bakteri penyebab gigi berlubang.

4) Mengurangi derita sakit kepala. Penelitian menemukan kafein yang terdapat dalam kopi atau teh (dalam jumlah tertentu) sanggup menolong mengobati sakit kepala. Menurut Seimur Diamond, M.D., dari Chicago’s Diamond Headache Clinic. Penderita migrain dalam kategori ringan dapat disembuhkan dengan secangkir kopi pekat atau secangkir black coffee. Jadi, sebelum mengkonsumsi obat cobalah dulu sembuhkan sakit kepala Anda dengan minuman berkafein.

5) Melegakan napas penderita asma dengan cara melebarkan saluran bronkial yang menghubungkan kerongkongan dengan paru.

(39)

7) Meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar, dan energik. Perempuan yang minum dua cangkir kopi atau lebih per hari dapat mengurangi risiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis).

8) Meningkatkan penampilan mental dan memori karena kopi dapat merangsang banyak daerah dalam otak yang dapat mengatur tetap terjaga, rangsangan, mood, dan konsentrasi. Penelitian di Universitas Arizona ditemukan bahwa orang dewasa yang minum kopi sebelum tes memori menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding mereka yang minum kopi tanpa kafein.

9) Menangkal radikal bebas dan menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA.

10) Melindungi jantung dan kanker.

11) Mengurangi risiko mengidap diabetes, seseorang yang minum kopi lebih dari enam cangkir sehari berisiko rendah terserang diabetes dibanding dengan orang yang tidak minum kopi sama sekali. Demikian simpulan sebuah riset skala besar yang dilakukan pada 80 ribu orang selama 18 tahun di AS.

12) Parkinson jarang ditemukan pada orang yang minum kopi secara teratur. Sebuah riset menyimpulkan penyakit ini justru ditemukan pada pria yang tidak minum kopi tiga kali lebih banyak daripada pria penikmat kopi.

13) Minum kopi membuat sperma “berenang” lebih cepat dan mampu meningkatkan kesuburan pria. Hal ini diumumkan para ilmuwan Brazil dalam pertemuan “American Society for Reproductive Medicine” di San Antonio, dimana pembicaraan utama berkisar pada efek obat-obatan terhadap kesuburan pria.4

Selain memberikan manfaat positif bagi yang mengkonsumsinya, kopi juga memberikan efek negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Hal ini dikarenakan kafein yang terkandung di dalam kopi terserap oleh tubuh dalam jumlah besar pula. Kafein bisa menyebabkan gelisah dan cemas, dan pada sebagian orang bisa memicu insomnia. Beberapa data pada wanita hamil bisa menyebabkan keguguran. Beberapa efek negatif yang dapat dirasakan dalam jangka pendek bila kafein diserap dalam jumlah yang berlebihan antara lain

4

(40)

kecemasan kronis, gelisah, lekas marah, insomnia, otot berkedut, dan diare. Kafein dalam jumlah yang lebih besar (yang dikandung oleh 10 cangkir kopi yang diminum berturut-turut) akan bersifat racun bagi tubuh. Efek yang ditimbulkan antara lain muntah, demam, dan kebingungan secara mental.5

2.1.5. Kopi Herbal

Tanaman herbal adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Definisi tanaman obat Indonesia menurut Departemen Kesehatan (1980) yang tercatat dalam SK Menkes No. 149/SK/MENKES/VI/1978, diacu dalam Rahartanti 2009 adalah sebagai berikut :

a. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional b. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan baku.

c. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai obat.

Herbal merupakan tanaman yang memiliki nilai rasa, aroma, atau kegunaan lainnya. Herbal memiliki berbagai macam kegunaan diantaranya untuk masakan, pengobatan, dan terkadang untuk acara keagamaan (Wikipedia 2008). Sedangkan menurut BPS, tanaman herbal didefinisikan sebagai tanaman bermanfaat sebagai obat-obatan yang dikonsumsi dari bagian tanaman berupa daun, bunga, buah, rimpang atau akar.

Kopi herbal merupakan inovasi lain dari produk kopi olahan, yaitu campuran ekstrak biji kopi dengan bahan-bahan herbal pilihan. Bahan-bahan herbal yang biasa digunakan dalam kopi herbal antara lain kapulaga, jahe merah, lengkuas merah, daun dewa, ginseng, pasak bumi, pegagan, tongkat ali, dan tribulus. Bahan-bahan herbal yang terdapat dalam minuman kopi ini memberi nilai tambah bagi kesehatan.

5

Anonim. 2007. Kopi dan Kesehatan. http://kopitips.com/2007/11/20/kopi-dan-kesehatan.html. [29

(41)

2.2. Studi Penelitian Terdahulu

2.2.1. Penelitian Mengenai Minuman Kopi Instan

Armada (2008), mengkaji tentang “Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Konsumen Kopi Bubuk Instan (Kasus di Giant Botani Square, Bogor)” bertujuan untuk menganalisis keputusan pembelian kopi bubuk instan 3in1 dan 4in1 oleh konsumen di Giant Botani Square dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian kopi bubuk instan 3in1 dan 4in1 oleh konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis faktor (komponen utama).

Rahartanti (2009), mengkaji tentang “Analisis Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi Pemasaran Kopi Herbal Oriental Coffee Vitaccino Pada CV Agrifamili Renanthera, Kota Bogor, Jawa Barat” bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran yang diterapkan oleh CV Agrifamili Renanthera untuk produk kopi herbal vitaccino, menganalisis persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran kopi herbal vitaccino produksi CV Agrifamili Renanthera dan menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan CV Agrifamili Renanthera untuk produk kopi herbal vitaccino. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil analisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat diketahui bahwa prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh CV Agrifamili Renanthera dalam memasarkan produk kopi herbal oriental coffee vitaccino adalah strategi meningkatkan penjualan yang menitikberatkan pada bauran distribusi. Adapun taktik yang dapat dijalankan perusahaan adalah dengan menambah distributor besar sebagai prioritas utama bauran distribusi, meningkatkan mutu rasa dan aroma sebagai prioritas utama dari bauran produk, mempertahankan harga di bawah harga rata-rata produk kopi herbal yang ada di pasaran dan dengan meningkatkan promosi penjualan sebagai prioritas pertama bauran harga dan promosi.

(42)

kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi kopi instan, mengkaji kriteria kopi instan yang ideal menurut konsumen, serta mengkaji sikap konsumen terhadap kopi instan merek Good Day, Nescafe, dan Indocafe kemasan sachet. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor, dan model angka ideal.

Kedua penelitian di atas menganalisis tentang analisis keputusan pembelian dan analisis ekuitas merek terhadap produk kopi bubuk dan kopi instan. Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah pada objek penelitian dan lokasi penelitiannya, yang menjadi objek penelitian ini adalah produk minuman kopi herbal instan pada CV Agrifamili Renanthera. Selain itu, penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pengembangan usaha yang tepat untuk dijalankan oleh perusahaan.

Sedangkan perbedaan dengan penelitian Rahartanti adalah pada tujuan dan objek penelitian. Penelitian tersebut bertujuan untuk memformulasikan strategi pemasaran bagi produk oriental coffee vitacino saja. Selain itu, metode yang digunakan pun berbeda, pada penelitian tersebut digunakan metode Analytical Hierarchy Process(AHP).

2.2.2. Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha

Apriani (2007), mengkaji tentang “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka Pada Home Industry Lisna Agung, Kabupaten Bogor” bertujuan untuk mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas LA, mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan LA dalam mencapai tujuannya, serta menganalisis alternatif strategi dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat dan dapat diterapkan bagi LA dalam pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT, serta matriks QSP.

(43)

Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP.

Habib (2008), mengkaji tentang “Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Jahe Merah (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV Hanabio-Bogor” bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan yang dapat digunakan untuk melihat peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan, serta merekomendasikan prioritas dan alternatif strategi serta memberikan program tindakan yang paling tepat untuk perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP.

Prasetiawan (2005), mengkaji tentang “Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka (Studi Kasus pada Sub Divisi Produk Pusat Studi Biofarmaka IPB) ” bertujuan untuk mengkaji kondisi kegiatan usaha minuman instan berbahan baku bifarmaka di subdivisi produk PSB, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka, serta menentukan alternatif strategi perusahaan dan prioritas strategi usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka di subdivisi produk. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, dan EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP.

(44)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Konsep Strategi

Menurut Stephanie K. Marrus diacu dalam Umar (2008), strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi yang disertai penyususnan suatu cara atau upaya agar suatu tujuan dapat tercapai. Sedangkan menurut Hamel dan Prahalad diacu dalam Umar (2008), bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Menurut David (2006), strategi merupakan alat untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi dapat dikatakan sebagai sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi generik dibagi menjadi empat, yaitu strategi integrasi vertikal, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi devensif. 1) Strategi Integrasi

Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan atau pesaing, terdiri dari :

a) Integrasi ke depan, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer.

b) Integrasi ke belakang, yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.

c) Integrasi horizontal, yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas para pesaing.

2) Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada, terdiri dari :

(45)

menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan intensif, atau meningkatkan upaya publisitas.

b) Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru.

c) Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.

3) Strategi Diversifikasi

Pada dasarnya istilah diversifikasi mengacu pada sekelompok bentuk strategi yang berbeda-beda. Hal ini dapat mengacu pada perubahan produk, pasar atau fungsi, yang terdiri dari :

a) Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi masih terkait. Strategi ini dapat diterapkan ketika organisasi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat, produk-produk perusahaan saat ini dalam tahap daur hidup produk yang menurun, dan perusahaan memiliki tim manajemen yang kuat.

b) Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait kepada pelanggan baru. Strategi ini dapat diterapkan ketika industri dasar organisasi sedang mengalami penjualan dan laba tahunan yang merosot, organisasi mempunyai modal maupun tenaga manajerial yang diperlukan untuk bersaing dalam industri baru, serta kondisi pasar saat ini yang telah jenuh.

(46)

4) Strategi Defensif

Srategi defensif adalah strategi yang memiliki ciri utama dimana perencana strategi bereaksi terhadap tekanan lingkungan akibat keadaan yang memaksa. Strategi-strategi alternatif yang termasuk ke dalam strategi defensif, antara lain :

a) Rasionalisasi biaya, yaitu merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan. Strategi ini kadang disebut sebagai strategi terbalik (turn-around) atau reorganisasi. Rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Di dalam beberapa kasus, kebangkrutan dapat menjadi pilihan strategi rasionalisasi biaya yang efektif. Kebangkrutan dapat membuat perusahaan menghindari kewajiban membayar utang yang besar. b) Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.

Tujuan dari strategi ini adalah untuk meningkatkan modal yang selanjutnya digunakan untuk akuisisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.

c) Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secra bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan salah satu pilihan terakhir untuk mengantisipasi kerugian yang akan menimpa perusahaan, oleh karenanya merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan.

3.1.2. Strategi Pengembangan Usaha

(47)

umumnya dengan mengkombinasikan beberapa hal berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan yaitu :

1) Sasaran sederhana jangka panjang

Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran, jika tidak, strategi tidak akan dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan. Sasaran ini harus jelas dan konsisten serta tetap berorientasi pada tanggung jawab terhadap pemegang saham, para pegawai dan konsumen.

2) Melalui analisis lingkungan persaingan

Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang penilaian pasar saham, pandangan terhadap potensi kemungkinan akuisisi serta kemampuan dalam mengidentifikasi dan memotivasi sumber daya manusia perusahaan.

3) Penilaian sumber daya yang objektif

Kesadaran akan kondisi sumber daya dan kemampuan perusahaan, termasuk reputasi yang berhubungan dengan nama perusahaan dan merek produk, kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan mengendalikan mutu produk.

4) Penerapan yang efektif

Strategi yang paling tepat bagi perusahaan mungkin tidak akan berguna jika tidak diterapkan secara efektif. Penerapan strategi yang efektif memerlukan pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang mampu memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai dan mobilisasi sumber daya sebagai pelengkap strategi.6

6

(48)

3.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi merupakan rumusan dari salah satu atau gabungan dari tiga hal berikut : (1) apa yang ingin kita capai di masa depan, (2) apa yang ingin kita peroleh di masa depan, dan (3) kita ingin menjadi apa di masa depan. Visi yang jelas akan menjadi dasar untuk mengembangkan pernyataan misi yang komprehensif (David 2006). Visi akan dilengkapi dengan misi perusahaan yang menyatakan tujuan perusahaan ditinjau dari pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang terdiri dari pelanggan, karyawan, pemegang saham, pemerintah, pemasok perusahaan dan lain-lain.

Misi adalah rumusan tentang apa yang harus kita kerjakan atau selesaikan. Pernyataan misi adalah deklarasi tentang “alasan keberadaan” sebuah organisasi. Pernyataan misi yang jelas adalah penting untuk merumuskan tujuan dan formulasi strategi yang efektif. Pernyataan misi ini menjawab pertanyaan : “Apa Bisnis Kita?” (David 2006).

3.1.4. Analisis Lingkungan Perusahaan

Perusahaan sebagai suatu sistem akan berkaitan dengan sekumpulan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi arah dan kebijakan perusahaan dalam mengelola bisnisnya agar dapat bertahan hidup dan berkembang. Lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

3.1.4.1. Analisis Lingkungan Internal

(49)

1) Manajemen

Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. Perusahaan perlu memiliki manajemen atas sumberdaya yang dimilikinya agar mampu mengembangkan dan meningkatkan berbagai potensi yang ada untuk kemajuan perusahaan.

2) Pemasaran

Menurut Pearce dan Robinson (1997), pemasaran adalah proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, dana memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan akan produk, dan jasa. Beberapa fungsi yang terkait dengan pemasaran antara lain aspek produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion), keempat aspek tersebut tergabung dalam bauran pemasaran.

3) Keuangan atau Akuntansi

Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam aspek keuangan/akuntansi, adalah kemampuan perusahaan memupuk modal jangka pendek dan jangka panjang, beban yang harus ditanggung perusahaan sebagai upaya memperoleh modal tambahan, hubungan baik dengan penanam modal dan pemegang saham, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, harga jual produk, pemantauan penyebab inefisiensi, dan sistem akunting yang andal (Umar, 2008).

4) Produksi atau Operasi

Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Menurut Roger Schroeder, diacu dalam David (2006) manajemen produksi/operasi terdiri atas lima area keputusan atau fungsi : proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas.

5) Sumberdaya Manusia

(50)

manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan (Umar, 2008).

6) Penelitian dan Pengembangan Produk

Penelitian dan pengembangan biasanya diarahkan pada produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemasaran serta mendapatkan keunggulan dari biaya me

Gambar

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN  ....................................
Tabel 1.  Nilai Penerimaan Devisa dari Subsektor Perkebunan, Tahun 1995-2005
Tabel 2.  Negara-negara Sepuluh Besar Produsen Kopi di Dunia
Tabel 3.  Konsumsi Kopi Olahan dalam Negeri Indonesia Tahun 2002-2006
+7

Referensi

Dokumen terkait

女 (nǚ) dalam bahasa Cina bermakna.. 131 perempuan tetapi ―penenun‖ dalam bahasa Melayu tidak semestinya seorang perempuan. Bagi pembaca yang tidak mengerti bahasa

Kompleks Ruko Mangga Dua Square Blok G No.6 Jalan Gunung Sahari Raya No.1.. Kota

Variabel bebas adalah ekstrak etanolik biji N. Variabel tergantung adalah insidensi kanker kulit, tumor multiplicity , gambaran histologik kanker kulit , dan ekspresi

Bangunan benteng yang sering disebut Loji Besar atau Loji Gede itu dibangun pada tahun 1765 – 1788. Benteng yang semula bernama Rustenburg itu konon sengaja didirikan di poros

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pendekatan sosiologis yang kemudian akan dibandingkan dengan tingkat kekeringan

Maintainability suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas dari komponen atau sistem yang gagal tersebut untuk bisa dipulihkan atau diperbaiki pada suatu kondisi

MENUMBUHKAN KOMPETENSI SOFT SKILLS ABAD 21 PADA MAHASISWA UPI Peneliti adalah mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang melakukan

Kebanyakan partisipan yang sakit diabetes mellitus dengan ulkus kaki diabetikum mengalami stress akibat kondisi yang semakin memburuk dan terjadinya perubahan fisik,