• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan sistem prediksi kemajuan belajar mahasiswa berbasis jaringan saraf tiruan: kasus universitas terbuka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan sistem prediksi kemajuan belajar mahasiswa berbasis jaringan saraf tiruan: kasus universitas terbuka"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM PREDIKSI

KEMAJUAN BELAJAR MAHASISWA BERBASIS

JARINGAN SARAF TIRUAN: KASUS UNIVERSITAS TERBUKA

UNGGUL UTAN SUFANDI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PENGEMBANGAN SISTEM PREDIKSI

KEMAJUAN BELAJAR MAHASISWA BERBASIS

JARINGAN SARAF TIRUAN: KASUS UNIVERSITAS TERBUKA

UNGGUL UTAN SUFANDI

SEKOLAH PASCASARJANA

lNSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMAS1

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Pengembangan Sistem Prediksi Kemajuan Belajar Mahasiswa Berbasis Jaringan Saraf Tiruan: Kasus Universitas Terbuka, adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2007

Unggul Utan Sufandi

(4)

ABSTRAK

UNGGUL UTAN SUFANDI. Pengembangan Sistem Prediksi Kemajuan Belajar Mahasiswa Berbasis Jaringan Sarat Tiruan: Kasus Universitas Terbuka. Dibimbing oleh Kudang Boro Seminar dan Heru Sukoco.

Data akademik, demografi dan data latar belakang sosial dikumpulkan pada saat mahasiswa memasuki jenjang perguruan tinggi. Meskipun demikian perguruan tinggi masih berjuang atas rendahnya tingkat kelulusan. Penelitian ini memperkenalkan penggunaan Jaringan Saraf Tiruan (JST) Multi Layer Perceptron untuk prediksi kemajuan belajar mahasiswa dengan menggunakan beberapa parameter yaitu parameter individu, lingkungan dan akademik pada Universitas Terbuka. Kami juga menggunakan analisa sensitivitas untuk mengukur pengaruh tiap input terhadap output JST. Hasil penelitian dan simulasi mengindikasikan bahwa analisa sensitivitas merupakan metode yang potensial untuk mereduksi kompleksitas

JST

dan meningkatkan tingkat generalisasi. Prototipe yang dihasilkan dalam penelitian ini mempunyai tingkat generalisasi

96.63%.

(5)

ABSTRACT

UNGGUL UTAN SUFANDI. A developnlent of study progress prediction system with ANN Multilayer Perceptron: Case Universitas Terbuka. Under the direction of Kudang Boro Seminar and Heru Sukoco.

Many academic, demographic, and social variables are gathered for every student who steps on campus. Despite these information, colleges still struggle with graduation rates. This research introduces the use of

ANN

Multilayer perceptron for classifying progress of study from several academic, demographic, and social variables at The Open University of Indonesia (Universitas Terbuka). We have proposed sensitivity analysis method which measures the influence of individual input parameter on any one of possible outcomes. Our experiments and simulation results indicate that the sensitivity analysis method is a potensial tool to reduce the complexity of ANN Multilayer perceptron and to increase the generalization. The results achieved that the generalization of the prototype with a

percentage correct of 96.63%.

(6)

O

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tah~ln

2007

Hak ciota dilindunpi

-

(7)

PENGEMBANGAN SISTEM PREDIKSI

KEMASLTAN BELAJAR MAHASISWA BERBASIS

JARINGAN SARAF TIRUAN: KASUS UNIVERSITAS TERBUKA

UNGGUL UTAN SUFANDI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

Judul Tesis : Pengembangan Sistem Prediksi Kemajuan Belajar Mahasiswa Berbasis Jaringan Sarat Tiruan: Kasus Universitas Terbuka Nama : Unggul Utan Sufandi

NRP

: G651044034

Disetujui, Komisi Pembimbing

Heru Sukoco. S.Si. M.T.

Ketua Anggota

(9)

PRAKATA

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas segala karunia-Nya penulisan tesis dengan judul Pengembangan Sistem Prediksi Kemajuan Belajar Maliasiswa Berbasis Jaringan Sarat Tiruan: Kasus Universitas Terbuka dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Komputer, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan perhargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. selaku ketua komisi pembimbing dan Hes-~t Sukoco, S.Si, M.T. selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Panji Wasmana, S.Kom, M.Si selaku dosen penguji yang telah mernberikan arahan dan masukkan untuk perbaikan tesis ini.

3. Bapak Dr. Sugi Guritman selaku Ketua Program Studi Ilmu Komputer atas kerjasamanya selama studi dan penelitian.

4.

Bapak Ir.Agus Buono, M.Si, M.Kom. dan Ibu Yeni Herdiyeni, M.Kom yang telah memberikan wawasan dan rnateri yang melandasi penelitian tesis ini.

5. Staff Pengajar Program Studi Ilmu Kornputer yang telah memberi bekal pengetahuan.

6. Staff Departemen Ilmu Komputer atas kerjasarnanya selama studi dan penelitian.

7. Rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer, Ai, Eceu, Paminta, Iwi: Ade, Re, Inay, Bayu, Yani, Yuri, Aji, dan Sophan. Dan para senior BJ, Bung Mahyus, Eghee, Tri, Heri, Irfan, Wi, Yuni, Ardin, Gasim.

8. Istriku tercinta, anakku Dea dan Daniswara juga untuk seluruh atas doa restunya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian tesis ini, Meskipun demikian penulis berharap semoga tesis ini bersnanfaat bagi bidang illnu konlputer dan dunia pendidikan.

Bogor, Januari 2007

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidayu, Gombong pada tanggal 11 September 1971 dari ayah M. Moechtar

R.

dan ibu N~uchayati. Penulis merupakan putra ke-dua dari empat bersaudara.

Pada tahun 1990 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bekasi, dan pada tahun 1995 berhasil menyelesaikan pendidikan D3 Jurusan Manajemen Informatika pada Akademi Manajamen Informatika dan Komputer (AMIK) Veteran Purwokerto.

(11)

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

...

iii

DAFTAR GAMBAR

...

iv

PENDAHULUAN Latar Belakang

....

...

...

...

1

. .

Tujuan Penelltian

...

3

Ruang Lingkup

...

3

Manfaat Penelitian

...

4

TINJAUAN PUSTAKA

. .

Objek Kajian

...

5

. .

Pendidikan Jarak Jauh

...

5

. .

Pendid~kan Terbuka

...

.

.

...

6

Kemajuan Belajar

...

7

Alat dail Teknik

...

8

Penyiapan Data untuk Klasifikasi dan Prediksi

...

8

Jaringan Saraf Tiruan

...

10

Multi Layer Perceptron

...

11

Propagasi Balik

...

11

Inisiasi Bobot Awal Secara Random

...

13

.

.

Akurasi Dan Generallsasl

... .

.

...

13

. . .

Analisa Sensltivitas

...

14

Review Riset Yang Relevan

...

15 METODOLOGI PENELITIAN

. .

...

Kerangka Peilllklran 17

...

Alat Bantu Riset 21

...

Waktu dan Tempat Penelitian 22

PEMNCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

...

Analisa dan Disain Masukkan 23

...

Kerangka Model 24

...

Praproses 25

...

Pembentukan Model 26

...

(12)

Pengujian. Prediksi dan Generalisasi

...

...

Analisa Sensitivitas

Data Teknis

...

...

User Interface

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

Praproses

Pengembangan Model

...

Pengembangan Prototipe

...

Algoritma Pengembangan Model

...

Manfaat Bagi Manajemen

...

SIMPULAN DAN SARAN

...

Simpulan
(13)

DAFTAR

TABEL

Halaman

Keluaran Sistem

...

18

Perkembangan Mahasiswa

...

23

Masulckan Sistem

...

24

Kelonlpok Data Pertama

...

31

Kelolllpok Data Kedua

...

31

Struktur JST yang digunakan pada percobaan

...

32

Ilasil peinbelajaran dan pengujian iterasi ke-1

...

39

Hasil analisa sensitivitas iterasi ke-1

...

. . .

Hasil pembelajaran dan pengujiail iterasi le-2

...

Hasil analisa sensitivitas iterasi ke-2

...

Hasil pembelajaran dan pengujian iterasi ke-3

...

Hasil analisa sensitivitas kelompok data pertaina iterasi ke-3

...

Hasil analisa sensitivitas kelompok data kedua iterasi ke-3

...

Hasil pembelajaran dan pengujian iterasi ke-4

...

...

Hasil analisa sensitivitas kelompok data pertama iterasi ke-4

...

Ilasil analisa sensitivitas kelompok data kedua iterasi ke-4

Hasil peillbelajaran dan pengujian iterasi ke-5

...

...

Hasil analisa sensitivitas kelompok data pel-tama iterasi ke-5

...

Hasil analisa sensitivitas kelompok data kedua iterasi ke-5

Hasil pembelajaran dan pengujian iterasi ke-6

...

...

Hasil analisa sensitivitas kelompok data pertalna iterasi ke-6

...

Sensitivitas variabel input per kate. '

Data pengujian

...

Kriteria data pengujian

...

. .

(14)

DAFTAR

GAMBAR

Halaman Arsitektur jaringall propagasi balik

...

12

. . ...

[image:14.532.64.481.128.729.2]

Akurasi dan Generallsas~ 14

...

Diagram alir penelitian pellgembangan model sistenl 17 Perancangan nod el sistem

...

User interface sistem pelnodelan JST

...

Arsitektur JST pada iterasi ke-1 untuk KD pertanla dan kedua

...

Proses pembelajaran JST iterasi ke-1

...

Arsitektur JST pada iterasi ke-2 untuk KD pertama dan kedua

...

Arsitektur JST pada iterasi ke-3 untuk

KD

pertanla

...

Arsitektur JST pada iterasi ke-3 untuk KD kedua

...

Arsitektur JST pada iterasi Ice-4 untuk

KD

pertama

...

Arsitektur JST pada iterasi ke-4 untuk

KD

kedua

...

Arsitektur JST pada iterasi ke-5 untuk KD peitama dan kedua

...

Grafik sensitivitas masing-masing variabel pada tiap iterasi pada KD pertama

...

56 Grafik sensitivitas masing-masing variabel pada tiap iterasi pada KD

...

kedua

Grafik generalisasi untuk KD pertama pada tiap iterasi

...

Grafik generalisasi untuk KD kedua pada tiap iterasi

...

Arsitektur JST pada prototipe sistem

...

User interface prototipe sisteln

...

. .

(15)

I.

PENDAHULUAN

A.

LATAR

BELAKANG

Universitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi penyelenggara pendidiltan jarak jauh (PJJ). UT me~niliki kematnpuan untuk melayani inahasiwa dalaln berbagai kondisi taupa lnengenal ruang dan waktu. UT sesuai

nalnanya mengedepankan sifat terbuka dalan arti inenerima calon lnahasiswa tanpa melnbatasi tahun ijazah, usia, masa studi, kondisi sosial, kondisi ekonomi, status pekerjaan, maupun tempat tinggal. Pada Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ)

yang diterapkan oleh UT pembelajaran tidak dilaksanakan secara tatap muka. Seberapa aspek penting yang harus dimiliki ole11 mahasiswa sistem belajar ini adalah keinginan dan kemampuan untuk belajar mandiri, serta motivasi untuk maju dan berkembang (UT 2005).

Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan model pembelajaran jarak

jauh prestasi belajar yang dicapai mahasiswa relatif rendah. Masalah ini timbul altibat ketidakmanlpuan mahasiswa beradaptasi dengan perubahan mandat: teknologi, dan budaya model pendidikan non-konvensional yaitu perubahan model belajar dari terpilnpin menjadi independen, perubahan model komunikasi

dari tatap muka menjadi jarak jauh, perubahan metode penyampaian dari lisan

menjadi tertulis, dan perubahan lingkungail belajar dari carnpus-based-study dimana proses belajar dan mengajar lebih diutamakan pada lingkungan kalnpus menjadi honte-bnsed-study dimana proses belajar lebih dituntut lebih lnandiri di lingkungan rumah (Kadarko 2000).

UT memiliki program non pendidikan dasar (Non-Pendas) dan program pendidikan dasar (Pendas). Progranl Non-Pendas adalah program pendidikan

yang dapat diikuti oleh masyarakat umunl. Sedangkan progranl Pendas lnerupakan program yang diselenggarakan secara khusus yaitu progranl pendidikan guru SD (PGSD).

(16)

ke UT. Sebelum masa cuti akademiknya habis, mahasiswa harus segera rnelakukan registrasi agar status kemahasiswaannya tetap sebagai ~nahasiswa aktif. Jika tidak melakukan registrasi, mahasiswa dianggap menguntlurkan diri dan statusnya lnenjadi mahasis\va UT non-aktif. Untuk kelnbali lnenjadi mahasiswa aktif, mahasiswa harus melakukan registrasi niatakuliah dengan menggunakan nomor induk mahasiswa (NIM) yang pernah dilniliki (UT 2006).

U T melniliki sistem pengunipulan informasi yang rinci tentang mahasiswa, terrnasuk didalamnya data akadeinik ~nahasiswa dan data demografi mahasiswa (yang berkaitan dengan usia, jenis kelamin, penghasilan, alamat lengkap, pekerjaan, latar belakang pendidikan). Sistem informasi ini dikenal dengan student record system Non-Pendas (SRS Non-Pendas) dan student record system Pendas (SRS Pendas).

U T menerapkan sistem jaminan kualitas (Simintas) sebagai upaya untuk melnperbaiki dan meningkatkan kualitas seluruh aspek pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan. UT menggunakan infor~nasi dari SRS Non-Pendas dan SRS Pendas sebagai lnasukan untuk semua aspek kebijakan dan perencanaan, pengembangan program dan mata kuliah, pelayanan pendukung, dan seluruh proses pembelajaran (UT 2002).

Dengan rendahnya prestasi belajar, diterapkannya Simintas dan tersedianya data pada SRS Non-Pendas dan SRS Pendas yang merupakan aset penting dan berdasarkan data statistik, dari total 4.013.804 mahasiswa, 1.458.401 mahasis~va atau kurang lebih 36% tidak meregistrasi ulang pada lnasa registrasi berikutnya (Statistik UT 2005) maka dibutuhkan prediksi ke~najuan belajar mahasiswa guna melihat keberlanjutan belajar mahasiswa pada semester berikutnya.

(17)

terhadap data yang belum diberikan pada saat pembelajaran s e b e l u ~ n n ~ a (Han dan Kamber 2001).

Barker et a1 (2004) melakukan penelitian dimana dilakukan klasifikasi mahasiswa berdasarkan data sebelum mahasiswa melakukan kegiatan belajar. Penelitian ini menggunakan JST dan szpport vector niachine (SVM) sebagai pengklasifikasinya. Hal ini memungkinkan manajemen / u!liversitas untuk mengindentifikasi mahasiswa yang mungkin berada pada resiko kegagalan sebelum mereka masuk ke kelas.

Dengan pemodelan JST diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi atau mengklasifikasi kemajuan belajar mahasiswa tersebut berdasarkan data yang dimiliki. Didalani penelitian ini dilakukan prediksi atau klasifikasi kemajuan belajar mahasiswa ke dalam 2 (dua) kelas yaitu

1. selesai(lu1us)

2. tidak selesai(non aktif).

Setelah didapatkan model pengklasifikasi maka kemudian dilakukan analisa sensitivitas. Analisa sensitivitas bertujuan untuk rnelihat perubahan output model jika dilakukan perubahan terhadap input dari model. Selsi~i itu analisa ini berguna untuk mengetahui variabel mana yang lebih berpengaruh 1 lebih sensitif untuk mencapai output akurat dari model yang dikembangkan (Larose 2005).

B. TUJJAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan :

1. Merumuskan parameter dan variabel yang dapat digunakan dalam pengembangan model JST.

2. Merumuskan pengaruh / tingkat sensitif variabel terhadap output model JST melalui analisa sensitivitas.

(18)

C. RUANG LINGKUP PENELITIAN

1. Sisteln diltembangkan sanlpai pada prototipe sistem.

2. Klasifikasi menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perceptron Propagasi Balik dengan pembelajaran terawasi.

3. Pengembangan model JST dan prototipe sistem 1 user ir~terface menggunakan perangkat lunak MATLAB versi 6.1 dan Sybase Power Builder versi 7.0

4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi oleh beberapa ha1 berikut ini :

a. Mahasiswa dari Program Non-Pendas r'akultas Matematika dan Illnu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik ( FISIP )

b. Mahasiswa yang mengambil program studi berjenjang sarjana c. Mahasiswa yang tidak mempunyai matakuliah yang dialih kreditkan.

D. MANFAAT PENELITIAN

(19)

11. TINJAUAN PUSTAKA

A. OBJEK KAJIAN

1. Pendidikarl J a r a k Jaull (PJJ)

Menurut Supratman, A dan Zuhaiii, A. (2004) PJJ dapat dideskripsikan sebagai berikut ini :

a. PJJ ditandai dengan jaulinya orang yang belajar, baik dengan pengajar niaupun dengan pengelola pendidikan. Jauhnya jarak tersebut bersifat relatif karena tidak dapat ditentukan dengan kilometer atau mil. ';Jalaupun jarak fisik antara pengajar atau pengelola pendidikan dengan siswa hanya beberapa kilometer, tapi keduanya tidak dapat berada dalani kelas secara bersama, maka proses pendidikan tersebut memenuhi salah satu ciri pokok PJJ. b. PJJ lebih banyak menggunakan dan mengandalkan pada penggunaan

media, baik media cetak, media audiovisual atau media elektronik daripada menggunakan pengajaran tatap muka. Dalam media tersebut tertuang isi pendidikan yang telah didesain khusus untuk PJJ. Interaksi dilakukan pula melalui media antara mahasiswa dengan pengelola pendidikan.

c. Siswa tidak selalu berada dalam bimbingan pengajar, tetapi lebih banyak belajar mandiri. Ini berarti bila ada suatu le~nbaga PJJ namun melaksanakan pertemuan tatap muka lebih banyak daripada belajar mandiri siswa, maka PJJ yang diselenggarakannya telah menyimpang dari ciri pokoknya.

d. Siswa dapat belajar dimana saja, kapan saja, dan dapat memilih program studi nienurut kebutuhannya sendiri.

(20)

pengajaran tatap muka pada pendidikan biasa. Oleh karena itu pengukuran terhadap kualitas lulusan PJJ tidak berbeda dengan pengukuran terhadap lulusan program pendidikan biasa.

f. PJJ menjadi arena penyebaran keahlian dalam sistem instruksional

secara luas, karena prinsip-prinsip belajar dan prinsip instruksional yang digunakan dalam bahan ajar jarak jauh sama dengan prinsip: prinsip pengajaran tatap muka. Penyebaran keahlian tersebut biasanya berlangsung melalui pelaksanaan pelatihan penulisan bahan ajar dan test yang diselenggarakan oleh lambaga PJJ bagi penulis- penulis mereka yang berasal dari lembaga pendidikan biasa. Disamping itu penyebaran keahlian tersebut berlangsung pula dengan cara penggunaan atau pemanfaatan bahan ajar produk lembaga PJJ oleh lembaga pendidikan biasa.

g. Pengelolaan PJJ beroperasi seperti industri karena berbagai subsistem didalamnya memang merupakan kegiatan industri, seperti subsistem produksi dan reproduksi bahan ajar, subsistem distribusi bahan ajar dan bahan registrasi, serta subsistem jaringan komunikasi baik untuk kebutuhan administrasi maupun akademik.

2. Pendidikan Terbuka

Pendidikan terbuka dapat dilakukan, baik dengan sistem PJJ maupun dengan sistem pendidikan tatap muka. Menurut Supratman, A dan Zuhairi, A. (2004) kata "terbtrka" mempunyai beberapa arti sebagai berikut :

a. terbuka bagi siapa saja yang ingin mengikuti program pendidikan itu tanpa batas usia, pekerjaan, dan bahkan pada lembaga PJJ tertentu tanpa batas, jenis atau tingkat ijazah yang pernah dimiliki sebelumnya. Untuk UT, misalnya, penerimaan menjadi mahasiswa tidak dibatasi oleh jenis dan jurusan SLTA.

(21)

c. terbuka untuk masuk(registrasi) dan keluar dari proses pendidikan

tersebut, tanpa terikat waktu. Untuk UT, misalnya mahasiswa boleh mengambil satu niatakuliah saja lalu berhenti atau pada kesempatan lain ia boleh meregistrasi lagi dan mengambil program studi atau matakuliah lain.

3. K e n ~ a j u a n Belajar

Dalam Bab Pendahuluan dQelaskan bahwa UT tidak mengenal sistem drop-out (DO). Mahasiswa dapat mengambil cuti akademik selama 4 masa regesitrasi (MR) berturut-turut tanpa harus melapor ke UT. Sebelum masa cuti akademiknya habis, mahasiswa haru segera melakukan registrasi agar status kemahasiswaannya tetap sebagai mahasiswa aktif. Jika tidak melakukan registrasi, mahasiswa dianggap mengundurkan diri dan statusnya menjadi mahasiswa UT non-aktif. Istilah lain yang sering digunakan untuk maksud serupa adalah daya tahan, persistensi, resistensi, retensi, atrisi, coa7pletion rate, course completion. Seluruh istilah itu memberikan gambaran bahwa ada kelolnpok yang secara terus menerus atau kelompok yang terputus-putus dalam menyelesaikan penclidikannya (Isfarudi 1994). Istilah kemajuan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah identik dengan tercapai tidaknya titik akhir yaitu penyelesaian studi.

Masa studi atau lama belajar di UT tergantung pada kemampuan belajar dan waktu belajar masing-masing mahasiswa. Untuk menyelesaikan program studi Strata 1 (SI) dengan beban studi keseluruhan 145 satuan kredit semester (SKS), bila setiap MR mahasiswa menempuh 18 SKS, maka mahasiswa dapat menyelesaikan studinya dalam waktu 8 MR atau sekitar 4 tahun (UT 2005).

Kecenderungan menurunnya persistensi mahasiswa dipengaruhi oleh 3(tiga) faktorlparameter yang saling terkait yaitu faktor individu, faktor linkungan dan faktor akademik (Kember 1989, diacu dalam Belawati

(22)

Hasil penelitian lain rnenunjukkan dinamika elenien kemauan belajar dalam hubungannya dengan aspek-aspek motivasi (direction, energizing, persistence). Tingginya tingkat kelnauan belajar tersebut menghasilkan perilaku belajar terus bertahan dan dibuktikan dalam bentuk persistensi atau ketahanan mahasiswa untuk tetap mengikuti perkuliahan pzda institusi PJJ (Darmayanti 2002).

Menurut Isfarudi (1994) faktor-faktor yang mempengaruhi resistensi mahasiswa antara lain faktor individullingkungan, faktor pelayanan akademik, dan faktor pelayanan administrasi.

Nuraini (1991) dalani penelitiannya rnenyimpulkan bahwa kontinyuitas registrasi mahasiswa UT melnpunyai kaitan dengan nilai ujian sebelumnya dan program studi yang diambilnya. Mahasiswa yang nilai ujiannya tinggi cenderung lnempunyai tingkat kontinyuitas registrasi yang tinggi pula.

B. A L A T DAN T E K N I K

1. Penyiapan D a t a untuk Klasifikasi d a n Prediksi

Di d a l a ~ n Han dan Kamber (2001) terdapat beberapa langkah praproses terhadap data untuk lneningkatkan akurasi, efisiensi, dan skalabilitas dari klasifikasi atau prediksi, antara lain :

a) Pernbersihan Data

Tujuan dari praproses ini adalah untuk menghilangkan atau niengurangi noise ( misalnya dengan melakukan proses sntoothing )

dan perlakukan khusus pada missing data ( misalnya ~nenggantinya dengan nilai paling umum muncul untuk data tersebut atau dengan nilai yang paling lnungkin muncul secara statistik).

b) Analisa RelevansiIPemiliban Ciri

(23)

c) Transformasi Data / Normalisasi Data

Data dapat digeneralisasi ke konsep yang lebih tinggi. Konsep hirarki dapat digunakan disini. Misalnya nilai untuk atribut gaji dapat diganti dengan rendah, sedang, atau tinggi. Beberapa metode yang umum dipakai, yaitu:

1) Min-Max

Miti-Max merupakan metode normalisasi dengan melakukan transformasi linier terliadap data asli.

Berikut adalah rumusnya :

pn = 2*@-rnirlp)/(niaxp-minp)

-

I (1) Metode ini akan lnenorinalisasi input and target sedemikian rupa sehingga hasil norinalisasi akan berada pada interval -1 dan 1. Dilnana p adalah nilai sebelum transformasi, pn adalah nilai hasil transformasi, lninp dan maxp adalah nilai minimum dan maxiinurn dari p.

2) Unary Encoding

Unary Encoding merupakan metode transformasi data yaitu dengall merepresentasikan data dengan kombinasi angka

1 dan 0 (numeric binary variable). Metode ini digunakan untuk mentransformasi data kategorikal. Sebagai contoli '10' untuk data 'lulus' dan '01' untuk data 'tidak lulus'.

3) Numerical data dan Categorical Data

Menu~ur Kantardzic (2003) type data yang ulnum adalah

(24)

BiruoMerah). Variabel dengan tipe ini dapat dikonversi ~nenjadi nunleric binary variable atau daiam statistik disebut dengan dunn~zy variables. Categorical variable dengan n nilai dapat dikonversi kedalarn n nu~zerical binaly variable. Jika terdapat 4 pilihan warna yaitu hitam, biru, hijau dan coklat. Maka 4 warna tersebut dapat dikonversi kedalam 4 bit numerical binary variable yaitu hitam bernilai 1000, biru bernilai 0100, hijau bernilai 0010, dan coklat bernilai 0001.

Dalam Larose (2005) digunakan kedua jenis type data pada suatu pengaplikasian pernodelan jaringan saraf tiruan. Variabel-variabel yang digunakan antara lain nzrmerical (age, edzrcation-nun?, hours-per-week, capital-gain, capital-loss) dan

categorical (race (white, black, asia-pac-islander, other, an~er-

indo-eskimo),sex(nlale, female), work-class (government, slef-

en~ployed, missing, private), married-statzis (never-married,

n~arried, divorced, separated, lidow wed)).

Untuk age, education-num, hours-per-week , capital- gain, capital-loss tidak dilakukan konversi, sedangkan untuk

race dikonversi menjadi 5 node, sex menjadi 2 node, work- class rnenjadi 4 node, dan married-statzis menjadi 5 node. Model yang dihasilkan digunakan untuk ~nemprediksi besarnya penghasilan apakah kurang dari atau sama dengall $50.000 atau diatas $50.000. Kemudian dilakukan analisa sensitivitas untuk mengetahui variabel mana yang paling penting untuk memprediksi(mengk1asifikasi). Hasil analisa sensitivitas adalah variabel sex mempunyai nilai sensitivitas terendah.

2. Jaringan Saraf Tiruan (JST)

(25)

yang mariipu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran. JST akan rnelakukan pe~nbelajaran untuk membentuk suatu model referensi, kemudian JST yang telah melakukan pembelajaran tersebut dapat digunakan untuk pencocokan pola. (Kusumadewi 2004).

JST adalah sebuali sistem penirosesan inforliiasi yang mempunyai karakteristik kinerja terlelit~~ seperti jaringan saraf biologi. Karakteristik dari JST adalah : (1) pemrosesan inforlnasi terjadi pada banyak elemen sederhana yang disebut neuron, (2) Sinyal dilewatkan antar neuron lnelalui jalur koneksi, (3) Setiap koneksi meliipunyai bobot, (4) Setiap neuron mempunyai fungsi alctivasi dan biasanya non-linier (Fausett 1994). Menurut Sclialltof (1992) terdapat 3(tiga) entitas yang merupakan ltarekteristik dari sebuali JST yaitu (1) Topologi jaringanl interkoneksi dari unit-unit neuron, (2) Karekteristik dari masing-masing unit atau saarf tiruan, (3) Strategi pembelajaran dan pengujian. Keunggulan dari JST adalah kemampuan klasifikasi terhadap data yang belurn diberikan pada saat pembelajaran sebelumnya (Han dan Ka~nber 2001).

3. Multi Layer Perceptron (MLP)

Dalam klasifikasi atau pengenalan pola, JST merupakan salah satu teknik yang paling handal. Multi-layer Percepti.017 propagasi balik dengan pembelajaran terawasi merupakan salah satu jenis JST yang mampu mernberikan unjuk kerja yang bagus. Menurut Kantardzic(2003) MLP

lnempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu (1) Model dari setiap neuron biasanya mengandung fungsi aktivasi nonlinier, misalnya sigmoid atau hiperbolik. (2) Jaringan mengandung satu atau lebih lapisan tersembunyi yang bukan merupakan bagian dari lapisan input ataupun lapisan output. (3) Jaringan mempunyai koneksi dari satu lapisan kelapisan lainnya. 4. Propagasi Balik

(26)

pembelajaran terapi bila penibelajaran telah selesai dilakukan, JST akan dapat mengenali suatu pola dengan cepat. Propagasi balik ~iierupakan algoritma pembelajaran terawasi dan biasanya digunakan oleh perceptron

dengan banyak lapisan ~lntuk mengubah bobot yang terhubung dengan neuron-neuron yang ada pada lapisan tersenibunyinya. (Duda et ol2000,

Kusumadewi 2004). Algoritma propagasi balik menggunakan error output untuk mengubah nilai bobot-bobotnya dalam perambatan mundur

(bachvard). Untuk mendapatkan error ini, tahap perambatan maju

Vorward propagation ) harus dikerjakan terlebih dahulu. Karakteristik dari JST propagasi balik adalah sebagai berikut :

a. Mzrlli-layer-net,~~ork.

[image:26.532.152.433.391.595.2]

JST propagasi balik (Gambar 1) niempunyai lapisan input, lapisan tersembunyi dan lapisan output dan setiap neuron pada satu lapisan menerima input dari semua neuron pada lapisan sebelumnya.

Gambar 1 Arsitektur jaringan propagasi balik (Kusumadewi 2004)

b. Activation-firnction.

(27)

fungsi pengaktifan ke neuron berikutnya, sehingga fungsi aktivasi berfungsi sebagai penentu kuat lemahnya sinyal yang dikeluarkan oleh suatu neuron. Beberapa fungsi pengaktifan yang sering digunakan dalam JST propagasi balik adalah :

-

Fungsi sigmoid bipolar, yaitu fungsi yang metniliki rentang

-1 s/d 1 dengan fungsi sebagai berikut :

1-e-"

f (x) =

-

l + e - " '

dengan turunan dari fungsinya :

-

Fungsi linier, yaitu fungsi yzng memiliki output yang sarna dengan nilai inputnya, dengan fungsi sebagai berikut :

y = f ( x ) = x , (6)

dengan turunan dari fungsinya :

f t ( x ) = l , (7)

Pada JST propagasi balik pernbelajaran bersifat iterative dan didesain untuk ~neminimalkan mean square error (MSE) antara oucput yang dihasilkan dengan output yang diinginkan (target). 5. Inisiasi Bobot Awal Secara Random

Pemilihan bobot awal sangat mempengaruhi jaringan saraf tiruan dalam mencapai minimum global (atau mungkin hanya lokal saja) terhadap nilai error, serta cepat tidaknya proses pembelajaran menuju keltonvergenan. Pada beberapa penelitian bobot awal ini diinisiasi secara randorn dengan nilai antara -0.5 sanipai dengan 0.5 atau interval yang lain. 6. Akurasi d a n Generalisasi

(28)

menurunkan tingkat generalisasi JST pada data validasi dan data testing (Larose 2005).

'b-,

Error

Level

~mpleksitas Error

Underfitting

-

Overfitting

R

Opti~iial Terhadap

Data Validasi

I dan Data

I I I

Gambar 2 Akurasi dan Generalisasi (Larose 2005)

I I

.

.

I

7. Analisa Sensitivitas

Analisa sensitivitas bertujuan untuk melihat perubahan ouput dari model yang didapatkan jika dilakukan perubahan terhadap input dari model. Selain itu analisa ini berguna untuk mengetahui variabel mana yang lebih penting / lebih berpengaruh / lebih sensitif untuk mencapai output akurat dari model yang dikembangkan (Larose 2005).

Dalam Engelbrecht et a1(1995), untuk mengetahui sensitivitas dari P

S k i d i m a n a JST yang digunakan memiliki 1 layer input Z = ( z l ,

...,

zi,

.

I ) 1 layer tersembunyi Y = ( y l ,

...,

yj,

...,

yJ),dan 1 layer output 0
(29)

y,

merupakan output dari hidden node ke j pada hidden layer Y dan

O\

merupakan nilai dari turunan fungsi aktivasi layer output yang dapat dihitung dengan :

I

Y ,

merupakan nilai clari turunan fungsi aktivasi layer tersembunyi yang dapat dihitung dengan :

Untuk n~endapatkan matrik sensitivitas dari selnua data training terhadap output dapat digunakan :

S

,,,,,,,

=

max{sL

}

p=I, ... P (1 1)

kemudian dilanjutkan dengan menghitung matrik sensitivitas dari input secara ~nenyeluruh dapat digunakan :

C. REVIEW RISET YANG RELEVAN

Poll et a2 (1998) melakukan penelitian yaitu dengan menerapkan jaringan saraf tiruan untuk analisa dan prediksi terhadap akibat dari iklan dan promosi. Penelitian ini juga menerapkan analisa sensitivitas. Salah satu kesimpulan dari penelitian ini yaitu JST dengan pembelajaran propagasi balik merupakan metode yang efisien untuk mempelajari hubungan antara input variabel dan output variabel.

(30)

Yao (2003) melakukan penelitian dengan penerapan analisa sensitivitas pada JST untuk data ntinintg, interesting mining, projt mining. Didalam penelitian juga ini diterapkan analisa sensitivitas pada model yang dikerubangkan.

Barker et a1 (2004) melakukan penelitian dimana dilakukan ltlasifikasi mahasiswa berdasarkan infomasi sebelum mahasiswa melakukan kegiatan

belajar. Hal ini memungkinkan universitas/manajemen untuk

(31)

III. METODOLOGJ PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

[image:31.532.73.443.133.634.2]

Kerangka pemikiran dalam pengembangan model sistem pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu diagram alir penelitian seperti pada Gambar 3.

Mulai

Kqjian Pustaka

I

Analisa Masalah

I

4

Data Training

I

Pengembangan Model JST

Analisa Sensitivitas

L-F-==?

Pengembangan Prototipe

Selesai

Gambar 3 Diagram alir penelitian pengembangan model sistem

(32)

1. Kajian pustaka

Kajian pustaka yang sedang dan telah dilakukan meliputi, prinsip dasar dan karakteristik PJJ, pendidikan terbuka, kemajuan belajar, resistensi, persistensi, completion-reale, course-con~pletion, JST, lclasifikasi dengan JST, metode JST multi-layer percepton, pra-proses data,

implementasi JST pada data mining, analisa sensitivitas, pemrograman dengan MATLAB 6.1, Sybase Power Builder 7.0, Microsoft Excel 97.

2. Analisa Masalal~

Analisa masalah dilakukan untuk memperolah gambaran yang lengkap tentang lingkup masalah dan langkah yang tepat dalam niencari pemecahannya.

3. Identifiltasi Masnkkan dan Keluaran

Menurut Zu (2000) hasil belajar yang baik pada tahun pertama

proses belajar mempunyai pengaruh positif pada ketahanan belajarl

keberlanjutan belajar. Maka IPK Semester 1, SKS Semester 1, IPK Semester 2, IPK Semester 2, IPK Kurnulatif, dan SKS kumulatif. Menurut Keniber (1989) diacu dalam Belawati (1997) menurunnya persistensi ~nahasiswa dipengaruhi ole11 3(tiga) faktorlparameter yang saling terkait yaitu faktor individu (Umur, Jenis Kelamin), faktor linkungan ( Status

Pernikahan, Status Pekerjaan, Beasiswa) dan faktor akademik.

Hasil penelitian tersebut sebagai acuan dalam pemilihan variabel masukkan. Untuk variabel keluaran dari yang digunakan dalain penelitian

ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1 Keluaran Sistem Jenis Data

Prediksi Kemajuan Belajar

Variabel

Categorical data

1 - Selesai (lulus)

(33)

4. Pengumpulan Data dan Praproses

Berdasarkan hasil tahap identifikasi variabel kemudian dilakukan pengu~npulan data yang akan digunakan untuk pembelajaran dan pengujian model yang akan dikembangkan. Data diambil dari database SRS Non-Pendas dengan menggunakan perangkat lunak Sybase Power Builder versi 7.0 yang kemudian di eksport ke format Microsoft Excel versi 97. Sebelum digunakan pada tahapan perancangan model maka akan terlebih dahulu dilakukan praproses data.

Praproses ini perlu dilakukan karena JST hanya dapat rnenerilna input data numerik sehingga untuk categorical attribur akan digunakan dunznzy variable (unary encoding/ ntimerical binaly variable), nmisalnya jenis kelamin yang mempunyai 2 kategori maka akan diganti dengan 2(dua) attribut bilangan biner yaitu pria dan wanita. Jika attribut jenis kelatnin ~nenunjukkan pria maka nilai attribut pria 1 dan wanita 0, dan jika attribut jenis kelamin menunjukkan wanita maka nilai attribut pria 0 dan wanita 1. Praproses ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel versi 97. Selanjutriya akan dilakukan transformasi data yang akan digunakan sebagai input dari model yaitu dengan melakukan praroses agar nilai-nilai dari data input dan nilai-nilai dari data target lnempunyai skala yang sama. Proses transfor~nasi ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Matlab versi 6.1.

Data yang digunakan untuk data training, data validasi, dan data testing adalah data dari hasil proses pengumpulan data dengan kategori 'Selesai' dan kategori 'Tidak Selesai'. Tujuan penggunaan data validasi adalah untuk meningkatkan generalisasi atau biasa disebut metode early

(34)

validasi meningkat selama iterasi proses pembelajaran selanjutnya dan bobot serta bias pada saat error validasi terendah yang digunakan. Ketiga adalah sebagai data testing tidak digunakan selama proses pembelajaran tetapi digunakan untuk nielihat error terhadap data testing selania proses pembelajaran (Mathworks 2001).

Untuk penelitian ini digunakan 2(dua) koniposisi data. Kelompok data (KD) pelialna menggunakan 50% sebagai data training, 25% sebagai data validasi dan 25% sebagai data testing. KD kedua 80% data sebagai data training, 10% sebagai data validasi dan 10% sebagai data testing. Proses ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel versi

97.

Data yang digunakan untuk pengujian prototipe adalah sebagian dari data validasi dan data testing yang merupakan data dengan kategori 'Selesai' dan kategori 'Tidak Selesai' serta sebagian dari data dengan kategori 'Aktif.

5. Pengembangan Model

Dalam penelitian ini akan dikembangkan model dengan menggunakan jaringan saraf tiruan (JST). Model JST yang dikernbangkan adalah yaitu Multi Layer Perceptron propagasi balik karena model ini merupakan model yang efisien untuk mempelajari hubungan antara input dan output variabel. Jumlah input layer adalah 1 dengan input node adalah satna dengan variabel masukkan yang telah melalui praproses dan analisa sensitivitas.

(35)

testing. Model optimal yang didapatkan kemudian dikenibangkan prototipe sistemnya dengan menggunakan perangkat lunak Sybase Power Builder versi 7.0.

6. Analisa Model dan Analisa Sensitivitas

Pada tahap akhir dilakukan analisa kinerja JST yaitu tingkat dengan nielihat tingkat generalisasi dan ketnudian melakukan analisa sensitivitas dilaltukan untuk mengetahui variabel yang lebih atau paling berpengaruh diantara variabel-variabel masukkan. Metode analisa sensitivitas yang digunakan adalah metode yang digunakan oleh Engelbrecht et a1 (1995), dengan rnenerapkan :

a. JST diberi pernbelajaran dengan data training dimana datanya belum dikenai proses analisa sensitivitas.

b. Hitung sensitifitas dari ir7pztr-oupuf untuk setiap data training dengan menggunakan rumus (8).

c. Hitung matrik sensitifitas dengan menggunakan rumus (1 I).

d. Hitutig matrik sensitifitas secara nienyeluruh dengan nienggunakan rumus (12).

e. Hilangkan attribut yang mempunyai nilai sensitifitas terkecil dan selisih nilai sensitifitas terbesar.

f. JST diberi pembelajara~i ulang dengan data training dimana datanya telah dikenai proses analisa sensitivitas.

g. Ulangi langkah b sampai dengan f sehingga attribut dengan sensitifitas terendah dapat diliilangkan.

Proses ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB versi 6.1 dan Sybase Power Builder versi 7.0.

B. A L A T BANTU R I S E T

Alat-alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini dan rasionalisasi pe~nilihannya adalah sebagai berikut :

1. Notebook

(36)

digunakan yaitu Matlab versi 6.01, Microsoft Excel versi 97 dan Sybase PowerBuilder versi 7.0 diinstalasi di perangkat keras ini.

2. Matlab versi 6.01

Matlab versi 6.1 adalah perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan transformasi data sebelum digunakan sebagai input dari JST yang dikembangkan. Pemodelan JST dilakukan dengan perangkat lunak ini. Pemilihan penggunaan matlab versi 6.1 didasari bahwa perangkat lunak versi ini dapat berjalan dengan lebih cepat pada perangkat keras yang digunakan dan sesuai dengan perangkat keras yang dianjurkan oleh pengembang perangkat lunak matlab 6.1.

3. Microsoft Excel versi 97

Perangkat lunak ini adalah untuk melakukan pra-proses terhadap data sebelum digunakan sebagai input model JST yang dikembangkan, antara lin untuk melakukan unary encoding. Tampilan data dalam bentuk data sheet/data grid rnempermudah dalarn pengolahan data.

4. Sybase Power Builder versi 7.0

Sybase Power Builder versi 7.0 adalah perangkat lunak pang digunakan untuk pengumpulan data, pemodelan JST dan pengembangan prototipe dari JST

.

Penggunaan perangkat lunak ini didassri bahwa sebagian besar aplikasi yang dikembangkan oleh UT menggunakan perangkat lunak ini. Sehingga diharapkan prototipe yang dihasilkan dapat dengan lebih mudah diintegrasikan dengan aplikasi yang telah berjalan.

C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

(37)

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

A. Analisa d a n Disain Masukkan

Tabel 2 menunjukkan perkembangan mahasiswa

UT

mempunyai kecenderungan menurun baik dari segi jumlah mahasiswa maupun dari segi mahasis\va yang melakukan registrasi pada tahun atau semester berikutnya. Berdasarkan data statistik, dari total 4.013.804 mahasiswa, 1.458.401 n~ahasiswa atau kurang lebih 36% tidak meregistrasi ulang pada masa registrasi berikutnya (Statistlk UT 2005).

Tabel 2 Perkembangan Mahasiswa

(Sumber : Statistik UT, 2005)

Meningkatnya jumlah mahasiswa non aktif disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor individu, faktor lingkungan dan faktor akademik. Sehingga perlu dikembangkan model yang dapat rnemprediksinya untuk dapat membantu rnanajemen dalam menentukan strategi penanganannya.

(38)

penelitian ini adalah data diperoleli dari Pusat Komputer (Puskorn) Universitas Terbulta.

Tabel 3 Masukan Sistem

I

Jcnis Data

I

Variabel

I

Masukan Parameter Individual Parameter Lingkungan Parameter Akademik Umur(nu1nerica1 data)

Jenis kelamin (categorical data) Status pernikahan(calegorica1 data) Status perkerjaan(categorica1 data) Beasiswa(ca1egorical data)

Semester Masuk(ca1egorical data) IP Semester l(nunlerica1 data) SKS Semester l(nurnerica1 data) IP Semester 2(1lncnlerical data) SKS Semester 2(numerical data) IP Kumulatif(nu1lzerica1 data) SKS KumuIatif(nu1~zerica1 data) Semester TempuIi(nu11ierica1 data) Program studi(categorica1 data) Jurusan asal(calegorica1 data)

Data yang digunakan dalaln pel~elitiaii ini adalah data mahasiswa dari Program Non-Pendas Faltultas Mateniatika dan Ilrnu Pengetahuan Alam (FMIPA) karena tingginya jumlah mahasiswa non-aktif, rendahnya jumlah mahasiswa baru dan berkaitan dengan program studi illnu eksakta yang ditawarkan, dan untuk Fakultas Ilrnu Sosial dan Ilmu Politik ( FISIP ) karena rnemiliki jumlah mahasiswa yang lebih banyak, jumlah mahasiswa non-aktif tinggi. Data mahasiswa yang mempunyai matakuliah yang dialihkreditkan tidak digunakan dalam penelitian ini karena tidak mengambil matakuliah dari awal atau tidak menempuh seluruh matakuliah yang disyaratkan.

B. K e r a n g k a Model

[image:38.536.119.449.143.369.2]
(39)

Galnbar 4 Perancangan model sistem

-

Data

( 43280 )

Pada proses pembelajaran dan pengujian JST data yang digunakan adalah

Data Validasi

data training, data validasi dan data testing, sedangkan untnk proses analisa sensitivitas data yang digunakan adalah data training.

C. Praproses

v

Variabel input jenis kelamin, status perkawinan, status perkerjaan, beasiswa, semester masuk(genap/ganjil): jurusan asal, program studi dan

Dam Testing Data Training

variabel output, praproses yang dilakukan adalah unaiy encoding/ ~?trmerical binary variable. Nilai dari variabel-variabel ini adalah 0 atau 1. Selanjutnya dilakukan praproses yang dilakukan dengan me~lggunakan ~netode Min-Max

DalaTraining

adalah untuk semua variable input dan target. Sehingga range nilai dari variabel input dan target yang akan digunakan untuk proses pembelajaran jaringan

Data Validasi

Data Testing

h4odul Peng~ljian

berada antara -1 dan 1

v

Modul Training

f

Data Training

v

1-

Prediksi

Pengguna Model

-

.t--c
(40)

D. Penibentukan Model

Pernbentukan model prediksi dan pencocokan pola dilakukan menggtrnakan JST Propagasi Balik dengan satu lapisan tersembunyi. JST terlebih dahulu diberi pembelajaran dan diuji untuk melnbentuk model prediksi. Untuk inisialisasi bobot awal digunakan inisialisasi secara randoin dan fungsi aktivasi sigmoid bipolar. Pengzunaan sigmoid bipolar sesuai untuk pengenalan dengall selang berada antara 0 dan 1 Kusulnadewi (2004). Toleransi galat 0.001 dan laju pembelajaran

(LP)

yang digunakan adalah 0.01, 0.05, 0.1, 0.5. Jumlah

epoch ( ulangan) lnaksimal yang ditetapkan adalah 1000. Hal ini diperlukan sebagai kriterir, henti jaringan di samping toleransi galat untuk membatasi waktu yang disediakan bagi jaringan dalan~ nielakukan pembelajaran.

E. Pembelajaraii Model

Setelah model terbentuk selanjutnya dilakukan proses pembelajaran. Dimana pada proses ini digunakan sekaligus data training, data validasi dan data testing. Dalaln Kusumadewi (2004) pembelajaran untuk JST backpropagation bersifat iterative dan didesain untilk memininialkan n7ea~1 sqzcare ewor (MSE) antara output yang dihasilkan dengan output yang diinginkan (target). Dalarn Mathworks (2001) MSE dapat dihitung dengan :

N A'

Dalam Kusulnadewi (2004) algoritlnanya adalah sebagai berikut :

1. Inisiasi bobot ( ambil bobot awal dengan nilai random yang cukup kecil )

2.

Tetapkan maksimum epoh, target error, dan learning rate

3. Inisiasikan : epoh = 0, MSE = 1

4. Kerjakan langkah-langkah berikut selama epoh < maksimum epoh dan MSE

>

target error.

a. Epoli = epoh

+

1
(41)

i. Feedfoor?~.ard

I . Tiap-tiap unit input

X

menerima sinyal

x

dan meneruskan sinyal tersebut kesemua unit pada lapisan diatasnya (lapisan tersembunyi)

2. Tiap-tiap unit lapisan tersembunyi Z ~nenju~nlahkan sinyal-sinyal input berbobot :

z

-

in,

=

blj+Cxiv,

hl

gunakan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal ourputnya :

z,=f(z

-

in)

I (15)

dan kirimkan sinyal tersebut pada kesemua unit pada lapisan diatasnya (lapisan output)

3. Tiap-tiap unit output Y menjumlahkan sinyal-sinyal input berbobot :

P

v

in,

=

b2k

+Czjwjk

-I

-

i=l

gunakan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal outputnya :

y,=f(y

-

in,)

(17)

dan kirimkan sinyal tersebut pada kese~nua unit pada lapisan diatasnya (lapisan output)

4, Langkah kedua dilakukan sebanyak lapisan tersembunyinya.

ii. Backpropagation

(42)

kemudian hitung koreksi bobot yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki nilai

wjk

:

hitung juga koreksi bias yang nantinya akan digunakn untuk memperbaiki nilai

b2,

:

langkah ini dilakukan sebanyak jumlah lapisan tersembunyi, yaitu menghitung informasi error dari suatu lapiran tersembunyi kelapisan tersembunyi sebelumnya.

2. Tiap-tiap unit tersembunyi Z menjumlahkan delta inputnya ( dari unit-unit yang berada pada lapisan atasnya ) :

kalikan nilai ini dengan turunan fungsi aktivasinya untuk menghitung informasi errornya :

a , = ( J

-

in,f&

I -

in)

(43)

hitung juga koreksi bias yang nantinya akan digunakn untuk memperbaiki nilai

bl,

:

~ b l ,

=

ap1,

(28) 3. Tiap-tiap unit output Y meinperbaiki bias dan

bobotnya (j=0,1,2

,...,

p) :

I@.

~t

(bar4

=

wjk

(lain4

+

Awjk

(29)

b2,(barli) =

b 2

(l~1714

+&2,

(30) Tiap-tiap unit tersembunyi Z memperbaiki bias dan bobotnya ( i=0,1,2,.. .,n) :

yo

(bnru)

=

yo

(lanza)

+

AVv

(31)

bl,

(bar4 =

bl,

(lam4

+&I,

(32) c. Hitung Mean Square Error

Langkah terakliir adalah dengan menghitung mean square error (MSE)

F. Pengujian, Prediksi dan Generalisasi

Jaringan yang telah diberi pembelajaran kemudian dapat dianalisa kinerjanya yaitu dengan rnelakukan proses pencocokan pola antara data testing dengan output dari jaringan (Fausset 1994). Algoritmanya adalah sebagai berikut :

1. Inisiasi bobot ( ainbil bobot hasil pelatihan )

2. Untuk setiap vektor input kerjakan langkah 3 sampai 5

3. For i=l,

...,

n;

Xi

(44)

z j = f ( z

-

i n )

I

5. For k=l,

...,

m;

y , = f ( y

-

in,)

(37)

Dalam penelitian ini digunakan parameter yang disebut generalisasi yang digunakan untuk mengukur tingkat pengenalan jaringan pada pola yang diberikan. Dimana pola yang diberikan adalah data validasi maupun data testing. Generalisasi yang digunakan dalam Agustini (2006) adalah sebagai berikut :

nz~mkenal-test

generalisasi-test = *I00 (38)

ju1i7qola

Secara lebih detail ~i~r~~~ke~ial-test adalah jumlah pola yang dikenal dimana dalam penelitian ini adalah sama dengan j l l yang merupakan kategori selesai diprediksi sebagai kategori selesai ditambah dengan jOO rnerupakan kategori tidak selesai diprediksi sebagai kategori tidak selesai. Sedangkan jlO merupakau kategori selesai diprediksi sebagai kategori tidak selesai, dan j01 merupakan kategori tidak selesai diprediksi sebagai kategori tidak selesai. Sehingga jzr17zqola yang rnerupakan jumlah keseluruhan pola adalah jll+jIO+jOl+jOO,

sehingga generalisasi dapat ditulis ditulis sebagai berikut :

dimana :

jll=l; jika oufpuf1>0.75 dan oufpufl>oufpufZ dan fargefl=l

jOO=l;

jika oufp!~f1<0.25 dan ou$ufl<oufpufZ dan targefl=O (40) prediksi =
(45)

G. Analisa Sensitivitas

JST yang telah diberi pembelajaran dan diuji kemudian dianalisa sensitivitas node-node inputnya, yaitu dengall melakukan analisa sensitivitas. Hasil dari proses ini adalah tidak digunakannya node input yang memiliki sensitivitas/prosentase sensitivitas rendah pada tahap pembelajaran selanjutnya. Jika hasil pembelajaran selanjutnya menghasilkan generalisasi yang lebih tinggi maka dilakukan analisa sensitivitas kembali. Dengan demikian diharapkan jaringan yang didapat adalah jaringan dengan kompleksitas yang lebih rendah

tetapi dengan tingkat generalisasinya yang baik. H. Data Teknis

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data dengan kategori 'Selesai' dan kategori 'Tidak Selesai' untuk proses pembelajaran dan pengujian model serta sebagian dari data dengan kategori 'Selesai', kategori 'Tidak Selesai' dan kategori 'Aktif untuk proses untuk proses pengujian prototipe sistem. Data dengan kategori 'Selesai' dan kategori 'Tidak Selesai' berjumlah

42.712 data dan data dengan kategori 'Aktif yang digunakan untuk pengujian prototipe sistem berjumlah 88 data. Data dengan kategori 'Selesai' dan kategori 'Tidak Selesai' yang digunakan pada penelitian ini dikomposisikan kedalam dua kelompok data (KD) yang disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4 Kelompok Data Pertama

I

I

Data Yang Digunakan

I

Kategori

Selesai Tidak Selesai

Kategori DataTraining Data Validasi Data Testing

Jumlah

(80%) (10%) (10%)

Selesai

Tidak Selesai 31273 3910 34170 427 1

Tabel 5 Kelomook Data Kedua

Data Yang Digunakan

(46)

Tabel 6 n~enyajikan data teknis dari struktur dari Jaringan Saraf Tiruan yang digunakan pada penelitian :

Neuron input (NI )

Tabel 6 Struktur JST yang digunakan pada percobaan

I

berdasarkan hasil Drose; seleksi variable jnout

I

KARAKTERISTIK

Arsitektur

dimana iterasi pertama rnenggunakan seluruh variable, sedangkan iterasi selanjutnya

SPESIFIKASI 1 lapisan tersembunyi

Iterasi Dertania 27 Node, iterasi selaniutnva

Fungsi aktivasi layer input Neuron layer tersernbunyi

. ~

berdasarkan hasil analisa sensitivitas Fungsi linier

5

Fungsi aktivasi layer teisembunyi

JST multilayer dengan fungsi aktivasi hidden layer sigmoidbipolar dan fungsi aktivasi linier pada output layer merupakan struktur yang bagus untuk pendugaanlprediksilklasifikasi (Mathwork 2001). Untuk node tersembunyi akan digunakan 5 node dan node output akan digunakan 2 node sesuai dengan kategori yang akan diprediksi. Laju pembelajaran akan digunakan 0.01, 0.05, 0.1 dan 0.5. Toleransi galat yang akan digunakan adalah 0.001 dengan maksimum epoch/ulangan sebanyak 2000.

Sigrnoid bipolar Neuron layer output

Fungsi aktivasi layer output Toleransi galat

Laju pernbelajaran

Maksirnum epochlulangan

I. User Interface

Untuk memudahkan penggunaan prorotipe sistem oleh pemakai maka dibuat program antar muka (user interface) yang dibangun menggunakan Sybase Power Builder Versi 7.0 terintegrasi dengan Matlab versi 6.1 Gambar 5), dengan rnemanfaatkan Neural nensork toolbox. Untuk menjalankan aplikasi ini harus tersedia aplikasi perangkat lunak Matlab versi 6.1 yang terpasang. User interface ini yang menjembatani antara user dengan sistem (Matlab) dimana user i n ~ e ~ f a c e ini digunakan untuk pengembangan model yaitu dalarn tahap pembelajaran JST, pengujian JST dan analisa sensitivitas.

2

Fungsi linier 0,001

[image:46.536.111.478.132.361.2]
(47)

Parameter yang dapat dipilih dalarn user interface ini adalah 'Kelompok Data' yang lnerupakan pilihan atas komposisi data yang digunakan ( 1 =

ko~nposisi 50%-25%-25% dan 2 = komposisi 80%-10%-lo%, 'Iterasi'

[image:47.532.85.458.179.613.2]

merupakan proses pengulangan pengembangan model setalah dilakukan analisa sensitivitas, dan 'Laju Pembelajaran' JST dimana terdapat 4(empat) pilihan yaitu 0.01,0.05, 0.1 atau 0.5.

(48)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PRAPROSES

Untuk meningkatltan akurasi, efisiensi, dan skalabilitas dari lclasifikasi atau prediksi, ~ i i a k a dilakukan praproses Han dan Kamber (2001). Terdapat 2(dua) tahap praproses yaitu unary encoding/nu~nericaI binary variable dan ntili-~nax. Praproses ~iormalisasi yang digunakan adalah Min-Max, dimatia sebagian variabel input akan berada dalam range -1 dan 1. Praproses ini nienggunakan rumus (1). Pemilihan metode ini dilakukan karena sebagian variabel input dan target ditransformasi menggunakan unary encoding din~ana bernilai 1 atau 0.

Variable Input Umur (numerical data), praproses transformasi data tidak dikenakan pada variabel ini, sehingga node input yang diperlukan adalah berju~nlah 1. Nilai minimum variabel umur ini adalah 20 sedangkan nilai maksi~numnya adalah 76.

Variable Input Jenis kelarnin (categorical data). Variabel ini mempunyai 2(dua) kategori yaitu jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki. Praproses unaiy ecoding dikenakan pada variabel ini dengan hasil 01 untuk 'peiempuan' dan 10 untuk 'laki-laki'. Sehingga node input yang diperlukan sebanyak 2(dua) node. Nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedangkan nilai maksimumnya adalah 1.

Variable Input Status pernikahan(categorica1 data). Variabel ini mernpu~iyai 2(dua) kategori yaitu status pernikahan tidak menikah dan status pernikahan menikah. Praproses unary ecoding dikenakan pada variabel ini dengan hasil 01 untuk 'tidak menikali' dan 10 untuk 'menikah'. Sehingga node input yang diperlukan sebanyak 2(dua) node. Nilai minimum variabel umur iiii adalah 0 sedangkan nilai ~ n a k s i ~ n u l n n y a adalah 1.

(49)

Variable Input Beasiswa(categorica1 data). Variabel ini mempunyai 2(dua) kategori yaitu beasiswa dan tidak beasiswa. Praproses unaiy ecoding dikenakan pada variabel ini dengan hasil 01 untuk 'tidak beasiswa' dan 10 untuk 'beasiswa'. Sehingga node input yang diperlukan sebanyak 2(node) node. Nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedangkan nilai maksimumnya adalah 1.

Variable Input Semester Masuk(categorica1 data). Variabel ini niempunyai 2(dua) kategori yaitu semester genap dan semester gasal. Praproses tinary ecoding dikenakan pada variabel ini dengan hasil 01 untuk 'semester gasal' dan 10 untuk 'semester genap'. Sehingga node input yang diperlukan sebanyak 2(dua) node. Nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedanglcan nilai maksimumnya adalah 1.

Variable Input IP Komulatif(rrur~rerica1 data). Praproses transformasi data tidak dikenakan pada variabel ini, sehingga node input yang diperlukan adalah tetap berjuinlah 1. Nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedangkan nilai maksimuinnya adalah 4.

Variable Input SKS Komulatif(numerical data)

.

Praproses transformasi data tidak dikenakan pada variabel ini, sehingga node input yang diperlukan adalah tetap berjumlah 1. Nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedangkan nilai maksimulnnya adalah 60.

Variable Input IP Semester l(numerica1 data)

.

Praproses transformasi data tidak dikenakan pada variabel ini, sehingga node input yang diperlukan adalah tetap berjumlah 1. Nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedangkan nilai maltsilnumnya adalah 4.

Variable Input SKS Semester l(nunzerica1 data). Praproses transformasi data tidak dikenakan pada variabel ini, sehingga node input yang diperlukan adalah tetap berjumlah 1. Nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedangkan nilai maksimumnya adalah 30.

(50)

Variable Input SKS Semester 2(nutilerical data). Praproses transformasi data tidak dikenakan pada variabel ini, sehingga node input yang diperlukan adalah tetap berjumlah 1. Nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedangkan nilai maksimumnya adalah 30.

Variable Input Semester Tempuh(nutnerica1 data)

.

Praproses transformasi data tidak dikenakan pada variabel ini, sehingga node input yang diperlukan adalah tetap berjumlah 1. Nilai minimum variabel umur ini adalah 1 sedangkan nilai maksimumnya adalah 23.

Variable Input 3urusan asal(categorical data). Variabel ini mempunyai 2(dua) kategori yaitu SMA Non Umum dan SMA Urnum. Praproses unary ecoding dikenakan pada variabel ini dengan hasil 01 untuk 'SMA Nan Umum' dan 10 untuk 'SMA Umum'. Sehingga node input yang diperlukan sebanyak 2(dua) node. Nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedangkan nilai maksimumnya adalah 1.

Variable Input Program studi(categorica1 data). Variabel ini mempunyai 7dua) kategori yaitu Administrasi Negara-S1 (FISIP), Administrasi Niaga-S1 (FISIP), Matematika-S1 (FMIPA), Statistika-S1 (FMIPA), Sosiologi Perekonomian & Masalah Sosial-S1 (FISIP), Ilmu Pemerintahan-S1 (FISIP) dan untuk Ilmu Komunikasi-S1 (FISIP). Praproses unary ecoding dikenakan pada variabel ini dengan hasil :

a. 1000000 untuk Administrasi Negara-S1 (FISIP) b. 0100000 untuk Administrasi Niaga-S1 (FISIP) c. 0010000 untuk Matematika-S1 (FMIPA) d. 0001000 untuk Statistika-S1 (FMIPA)

e. 0000100 untuk Sosiologi Perekonomian & Masalah Sosial-S1 (FISIP) f. 0000010 untuk Ilrnu Pemerintahan-S1 (FISIP)

g. 0000001 untuk Ilmu Kolnunikasi-S1 (FISIP)

Sehingga node input yang diperlukan sebanyak 7(tujuh) node dan nilai minimum variabel umur ini adalah 0 sedangkan nilai maksimumnya adalah 1.

(51)

Hasil dari tahap praproses adalah data yang ternorrnalisasi dan data yang telah ter-una~y encoding sehingga jumlah node dari 15 variabel adalah 27 node input dan 2(dua) node output. Dan arsitektur JST yang akan digunakan pada pengembangan model yaitu pada iterasi ke-1 adalah seperti tampak pada Garnbar 6.

Jenis Kelamin

c

Status Pernikahan

c

Status ~ e r j a c

Semester Masuk

c

Jurusan ~ s a l ( r

Program Sludi

Umur-

IPK-

SKS-

IPK Semesler 1

-

SKS Semester 1

-

IPK Semester 2-

SKS Semester 2-

Semester Ternpuh- In1

V

[image:51.532.78.442.201.668.2]

~ u t Layer Hidden Layer Output Layer

(52)

B. PENGEMBANGAN MODEL

1.

ITERASI KE-1

Langkali pertania adalah niembangun JST dengan struktur JST seperti pada Gambar 6. Dan pada iterasi pelfama ini semua input variabel digunakan yaitu 15 variabel (Tabel 8) atau 27 node input. Pada penelitian ini akan dilihat perilaku JST dalam mencapai tingkat generalisasi yang optimum dengan dengan rnengurangi jumlah variabel atau node input melalui proses analisa sensitivitas. Kemudian dilakukan proses pembelajaran dimana untuk iterasi ke-1, kelompok data 1, dengan laju pembelajaran 0,01 membutuhkan waktu 125,160 detik dan laju prosesnya dapat dilihat pada Gambar 7 dengan detail proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

TRAINRP, Epoch O/2000, A4SE 3.76715/0.001, Gradient 4.86604/1e-006 TRAINRP, Epoch 2j/2000, MSE 0.054j513/0.001, Gradient 0.0583168/1e-006 TRAINRP, Epoch 50/2000, MSE 0.0183329/0.001, G~.adient 0.0113125/1e-006 TRAINRP, Epoc/r 7J/2000, MSE 0.01~91S9/0.001, Gradient O.O0673363/1e-006 TRAINRP, Epoch 100/2000, MSE 0.0441838/0.001, Gradient 0.00667754/le-006 TRAINRP, Epoch 125/2000, MSE 0.0131594/0.001, Gradient 0.00843282/1e-006 TRAINRP, Epoch 150/2000, MSE 0.0421173/0.001, Gradient 0.00672551/1e-006 TRAINRP, Epoch 169/2000, MSE 0.0420206/0.001, Gradier~t 0.0056275/1e-006 TRAINRP, Validation stop.

Data detail proses pelatillan diatas dapat disimpulan bahwa proses validasi pembelajaran dengan rnenggunakan data validasi telah menghentikan proses pembelajaraan pada epoch (ulangan) ke 169 karena mulai ulangan ke 100 tingkat generalisasi terhadap data validasi ( garis hijau ) konstan dan error validasi meningkat.

Hasil proses pembelajaran dari JST sangatlah baik karena error dari data testing, data validasi dan data testing mempunyai kesamaan karakteristik dan dapat disimpulkan tidak terjadi overfitting yang signifikan.

(53)

mean square error (MSE) yang merupakan nilai rata-rata dari jumlah error yang terjadi. Error yang dimaksud disini adalah perbedaan antara output JST dengan target yang ada.

Petformance is 0.0420206, Goal is 0.001 10'

rn m

n

.!.

",

E

$

loo

L

";

0

.-

-

m

V

-

2

x " m

F

-

m

9

$ lo-*

-

2,

c .- c

.-

m t-

I o . ~

0 20 40 60 80 I K I 120 140 I60

[image:53.536.107.483.93.495.2]

169 Epochs

Gambar 7 Proses pembelajaran JST iterasi ke-1

Selanjutnya dilakukan analisa performa dari JST yang telah dilatih terhadap data testing dengan hasil seperti pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil pembelajaran dan pengujian iterasi ke-1

Untuk kelompok data pertama generalisasi tertinggi ada pada laju pembelajaran 0.02 dengan generalisasi terhadap data valitlasi sebesar 96.83% dan generalisasi terhadap data testing mencapai 97.09%.

KD

Pongtcian

Dote Validrsi

I

Data Testing

NI

Waks

LP

\Vaktv

Gencnlisasi Genoralirari Pornbclrjvnn

( Dab Trailing. )

(54)
[image:54.536.153.437.200.447.2]

Sedangkan untuk kelompok data kedua generalisasi tertinggi ada pada laju pembelajaran O.Oi dengan generalisasi terhadap data validasi sebesar 96.65% dan generalisasi terhadap data testing mencapai 96.93%. Selanjutnya dilakukan proses analisa sensitivitas terhadap JST dengan performa terbaik dimana llasil proses terlihat pada Tabel 8 berikut ini :

Tabel 8 Hasil analisa sensitivitas iterasi ke-1

Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel yang memiliki tingkat sensitivitas paling tinggi untuk kelompok data pertama adalah 'Semester Tempuh' yang mencapai 5,561 (ranking l), dan terendah 'Semester Masuk' yaitu 0,215 (ranking 15). Untuk kelompok data pertama tertinggi adalah 'Semester Tempuh' mencapai 5,6l l(ranking l), sedangkan yang terendah adalah 'Semester Masuk' yaitu 0,245 (ranking 15).

Untuk iterasi selanjutnya variabel 'Semester Masuk' akan dihilangkan dari data training, data validasi dan data testing baik untuk kelompok data pertama maupun untuk kelolnpok data kedua.

2. ITERAS1 KE-2

(55)

iterasi kedua ini digunakan 14 input variabel (Tabel 10) atau 25 node input baik untuk kelompok data pertarna maupun untuk kelompok data kedua.

Gan

Jenis Keiamin

c

Status Pernikallan

c

Status K a r j a c

~ e a s i s w a c

Jurusan ~ s a l c

Program Studi

iPK Semostor 1

-

SKS Semester 1

-

IPK Semesterz-

&

SKS Semester Z-

Semester Tempuh-

"v"

btas

Input Layer Hidden Layer Outgut Layer

bar 8 Arsitektur JST pada iterasi ke-2 untuk KD pertama dan kedua

Pada Tabel 9 terlihat bahwa proses pembelajaran terlama untuk kelompok data pertama mencapai 100.33 detik pada laju pembelajaran 0.5 dan untuk kelompok data kedua mencapai 177.67 detik pada laju pembelajaran 0.1. Sedangkan untuk proses pembelajaran tercepat untuk kelompok data pertama tercapai pada laju pembelajaran 0.01 yaitu 68.11 detik dan untuk kelompok data kedua pada laju pernbelajaran 0.02 yaitu

(56)

Tabel 9 Hasil pembe!ajaran dan pengujian iterasi ke-2

Untuk kelo~npok data pelTama generalisasi tertinggi ada pada laju pembelajaran 0.1 dengan generalisasi terhadap data validasi sebesar 96.81% d a n generalisasi terhadap data testing mencapai 96.99%. Sedangkan untuk kelompok data kedua generalisasi tertinggi ada pada laju

pembelajaran 0.01 dengan generalisasi terhadap data validasi sebesar 96.82% dan generalisasi yang dicapai oleh JST terhadap data testing

sebesar 97.10%.

Proses analisa sensitivitas dan pengurangan variabel input pada iterasi ke-1 meningkatkan generalisasi tarhadap data testing untuk kelompok data pertama pada laju pembelajaran 0.1 dan untuk laju

pembelajaran yang lain mengalami penurunan. Sedangkan untuk kelompok data kedua generalisasi meningkat untuk semua laju pembelajaran.

Selanjutnya dilakukan proses analisa sensitivitas JST yaitu untuk kelompok data pertama digunakan JST hasil pembelajaran dengan laju pembelajaran 0.1 (generalisasi terhadap data testing tertinggi untuk

(57)

Tabel 10 Hasil analisa sensitivitas iterasi ke-2

Untuk kelompok data pertarna variabel yang memiliki tingkat sensitivitas paling tinggi adalah 'Semester Tempuh' yang mencapai 4.774 (ranking I), sedangkan yang terendah adalah 'Jenis Kelamin' yaitu 0,178 (ranking 14). Hasil

Gambar

Grafik sensitivitas masing-masing variabel pada tiap iterasi pada KD
Gambar 1 Arsitektur jaringan propagasi balik (Kusumadewi 2004)
Gambar 3. Mulai
Tabel 3 Masukan Sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait

554 Jawa Barat Bogor RS Medika Dramaga Jl. Thamrin Cileungsi Jl. Re Martadinata No. Re Martadinata No. Raya Tegar Beriman Bojong Baru, Bojong Gede Kab. Raya Cibarusah Desa

Berdasarkan hasil pengujian black box testing, dapat disimpulkan bahwa fungsionalitas master data user telah berhasil diimplementasikan 100% pada aplikasi

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Alloh SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang

KODE KODE STOK STOK  A&gt;  A&gt;AL AL PENERIMA PENERIMA  AN  AN PERSEDIA PERSEDIA  AN  AN PEMAKAI PEMAKAI  AN  AN SISA SISA STOK STOK STOK STOK OPT... URUT

X 2 terhadap Y.... Surat Izin Penelitian ... Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMK Negeri 1 Kalasan ... Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMK Negeri

(direstitusi dari) otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan undang- undang pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir

penataan peti kemas pada automated container yard dengan mensinkronisasikan terhadap perencanaan kedatangan kapal dan truk angkut... CONTAINER YARD

Pengawasa Keamanan pangan konsumsi 10% Konsumsi Energi minimal 2000 kkal/kapita/hr. Pengawasa Keamanan pangan konsumsi