• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RAGAM HIAS PAKAIAN ADAT PERKAWINAN SIMALUNGUN BERDASARKAN BENTUK, WARNA, FUNGSI DAN MAKNA SIMBOLIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS RAGAM HIAS PAKAIAN ADAT PERKAWINAN SIMALUNGUN BERDASARKAN BENTUK, WARNA, FUNGSI DAN MAKNA SIMBOLIK."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI DAN MAKNA SIMBOLIK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

LAILA RAHMAYANI SARAGIH

NIM 2113351018

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Laila Rahmayani Saragih. NIM. 2113351018. ANALISIS RAGAM HIAS

PAKAIAN ADAT PERKAWINAN SIMALUNGUN BERDASARKAN

BENTUK, WARNA, FUNGSI DAN MAKNA SIMBOLIK, Skripsi,

Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2016.

Permasalahan pada penelitian ini adalah: Adanya perubahan dan perbedaan pada pakaian Adat perkawinan Simalungun terutama pada ragam hias pakaian yang dipakai oleh sepasang pengantin pada masa lalu dan masa sekarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif sebagai acuan subjek dari penelitian ini adalah pakaian adat perkawinan Simalungun masa lalu dan masa sekarang (telah dimodifikasi). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana bentuk, warna, fungsi dan makna simbolik ragam hias pada pakaian adat perkawinan Simalungun.

Untuk memperoleh data - data tentang ragam hias Simalungun dilakukan pengumpulan data melalui instrumen penelitian, observasi, dokumentasi dan wawancara. Jumlah populasi penelitian ini adalah 4 pakaian adat perkawinan , 2 pakaian adat perkawinan masa lalu dan 2 pakaian adat masa sekarang (telah dimodifikasi) yang ada di Pematang Siantar Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk, warna, fungsi dan makna simbolik ragam hias pada pakaian adat perkawinan Simalungun.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa pakaian adat perkawinan masa lalu dengan masa sekarang memiliki sedikit perbedaan terutama pada motif ragam hiasnya, namun tidak meninggalkan nilai adat budaya Simalungun itu sendiri dan masih tetap dilestarikan hingga sekarang.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmatNya yang senantiasa melindungi, menyertai, membimbing dalam setiap

langkah penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Shalawat

berangkaikan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita

dapatkan syafaatnya di akhirat kelak.

Pada kesempatan ini sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam

penyusunan Skripsi ini, baik berupa materi maupun jasa. Dengan segenap

keikhlasan, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

 Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan.

 Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan.

 Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum, wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan serta Dosen Penguji.

 Drs. Basyaruddin, M.Pd, Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

 Dr. Marice, M.Hum , Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan.

 Drs. Mesra, M.Sn, Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan

(8)

iii

 Drs. Gamal Kartono, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Sumarsono, M.Sn, Dosen Pembimbing Skripsi

 Drs. Brisman Silaban, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen

Penguji

 Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta

Administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri Medan.

 Kedua Orang Tua Barisman Saragih dan Nani Wijaya Purba atas bantuan

doa, materi, moral dan motivasinya serta adik dan keluarga besar

 Yayasan Museum Simalungun yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian di Pematang Siantar Kabupaten Simalungun,

 Lembaga Pengkajian Dan Pengembangan Yayasan Universitas Simalungun

yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian

 Teman-teman Seperjuangan di Jurusan Seni Rupa khususnya kelas C

angkatan 2011.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun Skripsi ini lebih baik lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni

Rupa.

Medan April 2016 Penulis,

(9)

iv

b. Struktur Penciptaan Ornamen ... 9

c. Dasar – Dasar Penciptaan Ornamen ... 11

d. Jenis – Jenis Ragam Hias ... 15

e. Klasifikasi Gaya Ornamen ... 18

3. Ruang Lingkup Masyarakat Simalungun ... 19

4. Pengertian Adat Istiadat ... 20

5. Pengertian Pakaian ... 20

6. Pakaian Adat Perkawinan Simalungun ... 23

7. Fungsi ... 29

8. Makna Simbolik ... 29

9. Ragam Hias Pakaian Adat Perkawinan Simalungun ... 30

(10)

v

3. Teknik Dokumentasi ... 37

4. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 76

C. Temuan Penelitian ... 96

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 98

A. Simpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian ... 34

Tabel 4.1 : Ragam Hias Simalungun Pada Pakaian

Adat Pengantin Pria ...76

Tabel 4.42 : Ragam Hias SimalungunPada Pakaian

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Pilin (Repetisi) ...12

Gambar 2.2 : Motif Bunga (Distorsi) ...12

Gambar 2.3 : Phoenix (Stilasi) ...13

Gambar 2.4 : Dekorasi ...14

Gambar 2.5 : Relief dari Assyria ...14

Gambar 2.6 : Motif manusia ...15

Gambar 2.12 :Pakaian Pengantin Mandailing ...22

Gambar 2.13 :Pakaian Adat Karo ...22

Gambar 2.14 : Pakaian Adat perkawinan Simalungun ...25

Gambar 2.15 :Hiou Nanggar suasah ...26

Gambar 2.16 :Hiou Ragi Sattik ...27

Gambar 2.17 : Hiou Ragi pane ...27

Gambar 2.18 : Hiou Bulang -bulang ...28

Gambar 2.19 : Hiou Tapak catur ...28

Gambar 4.1 :Gotong lama ...40

Gambar 4.2 :Gotong yang sudah dimodifikasi ...41

(13)

viii

Gambar 4.6 : Suri-suri pengantin pria( modifikasi) ...43

Gambar 4.7 :Ipon-ipon pada suri -suri ...44

Gambar 4.8 : Ipon-ipon pada suri -suri ...44

Gambar 4.9 : Ipon-ipon pada suri -suri ...45

Gambar 4.10 : Bunga bong –bong pada suri-suri ...45

Gambar 4.11 : Pangotang – ngotang pada suri - suri: ...46

Gambar 4.12 : Pangotang -otang pada suri – suri ...46

Gambar 4.13 :Baju toluk balanga masa lampau ...47

Gambar 4.14 :Baju toluk balanga modifikasi ...47

Gambar 4.15 :Gorga pinar mombang) ...48

Gambar 4.16 :Hiou Ragi pane ...49

Gambar 4.17 : Hiou ragi sattik ...50

Gambar 4.18 : Ipon-ipon pada hiou ...51

Gambar 4.19 :Bunga bong –bong pada hiou ...52

Gambar 4.20 :penempatan ragam hias pada gotong ...52

Gambar 4.21 : Penempatan ragam hias pada suri -suri ...53

Gambar 4.22 :Toluk balanga pada pengantin pria ...54

Gambar 4.23 :Penempatan ragam hias ragi sattik ...55

Gambar 4.24 :Bulang (lama) ...56

Gambar 4.25 Bulang (modifikasi) ...56

Gambar 4.26 : Hiasan gomal(lama) ... 58

Gambar 4.27 : Hiasan gomal (modifikasi) ...58

Gambar 4.28 : Ipon –ipon pada bulang ...59

Gambar 4.29 : Ipon ipon pada bulang (modifikasi) ...59

(14)

ix

Gambar 4. 31 : Bunga bong –bong pada bulang (modifikasi) ...61

Gambar 4.32 : Gorga pahu-pahu patundal (modifikasi) ...61

Gambar 4.33 :Gorga pahu-pahu patundal(lama) ...62

Gambar 4.34 :Baju Soja beserta suri-suri ...62

Gambar 4.35 :Motif Bunga kelapa ...63

Gambar 4.36 :Hiou suri-suri pengantin wanita ...64

Gambar 4.37 :Ipon-ipon pada suri-suri ...64

Gambar 4.38 :Bunga bong-bong pada suri-suri ...65

Gambar 4.39 :suri-suri pada pakaian adat yang dimodifikasi ...65

Gambar 4.40 :Porkis marodor ...66

Gambar 4.41 : Ipon-ipon pada suri-suri ...66

Gambar 4.42 : Ipon-ipon pada suri-suri ...67

Gambar 4.43 : Hiou ragi pane ...68

Gambar 4.44 : Hiou tapak catur ...69

Gambar 4.45 :Ipon-ipon pada hiou tapak catur ...70

Gambar 4.46 :Bunga bong-bong pada Hiou ...70

Gambar 4.47 :Penempatan ragam hias pada bulang ...71

Gambar 4.48 :Penempatan ragam hias pada suri-suri ...72

Gambar 4.49 : Penempatan ragam hias bagian depan baju soja ...73

Gambar 4.50 :Penempatan ragam hias bagian belakang Baju soja ...73

Gambar 4.51 :Penempatan ragam hias pada hiou ...74

(15)

x

LAMPIRAN 1 ... 104

LAMPIRAN 2 ... 105

LAMPIRAN 3 ... 109

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan beberapa

pertemuan dari berbagai kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut,

dengan keaneka ragaman kebudayaan. Sebagai bangsa yang terdiri atas ratusan

suku, Indonesia memiliki kekayaan yang tak ternilai. Indonesia dapat dikatakan

mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lain karena memiliki potret

kebudayaan yang lengkap dan bervariasi.

Potret kebudayaan yang majemuk juga ditandai oleh keanekaragaman

kesenian dari kelompok etnik atau suku yang menghiasi wilayah Indonesia.

Kenyataan lain menunjukkan jenis kesenian yang berasal dari suatu etnik tertentu

mampu mengangkat, menaikkan nama baik dan harkat manusia, karena dengan

kesenian manusia dapat menjunjung tinggi budayanya, yang mana nilai budaya

tersebut merupakan salah satu hasil peninggalan budaya yang merupakan warisan

nenek moyang kita yang sampai sekarang masih dapat kita nikmati. Adat dan

Istiadat yang patut kita jaga kelestariannya. Salah satu bentuk kekayaan itu adalah

tradisi dan upacara perkawinan di setiap suku yang berbeda satu sama lain . tradisi

dan upacara yang berbeda itu juga nampak pada jenis-jenis pakaian adat di

(17)

Tradisi perkawinan di Indonesia sangat banyak jumlahnya. Dari satu suku

bangsa saja, bisa dijumpai beberapa tradisi upacara perkawinan yang berbeda. Hal

ini akan mempengaruhi bentuk riasan dan busana pengantinnya.akan tetapi dari

tradisi – tradisi yang ada tersebut, tidak banyak yang dikenal masyarakat.

Beberapa daerah tertentu mempunyai busana pengantin yang sangat populer

karena sering menjadi pilihan orang. Sebut saja busana pengantin dari Jawa,

Sunda, atau Padang. Akan tetapi busana pengantin yang ada di Nusantara tidak

hanya ada di sekitar Jawa dan Sumatera saja. ( Tien Santoso, 2010: 1).

Pakaian atau busana merupakan kebutuhan untuk menutupi bagian tubuh

manusia, ada yang tujuannya untuk mempercantik dan ada juga perwujudan

refleksi dari suatu budaya termasuk pakaian pernikahan adat Simalungun. Pakaian

adat yaitu semua kelengkapan yang dipakai oleh seseornag yang menunjukkan ciri

khas kebudayaan suatu masyarakat . Dengan melihat pakaian seseorang, kita akan

mengatakan bahwa orang tersebut dari daerah tertentu dan ini akan lebih jelas bila

ada Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, pakaian adat mewakili masyrakat dan adat suatu

daerah, membedakannya dengan daerah lain.

Pakaian adat dihiasi dengan ragam hias yang unik dan khas dari sebuah

etnik dan sudah menjadi ketetapan dari etnik tersebut. Ragam hias dibagi dalam

beberapa jenis motif seperti motif hewan, tumbuhan, manusia, kosmos, khayali,

dan geometris, dari motif inilah yang menghiasi bidang pakaian maupun pada

(18)

3

Bila diteliti lebih jauh dari jenis-jenis motif tersebut, ternyata motif itu

bukan hanya sekedar penghias saja pada pakaian, akan tetapi motif tersebut

memiliki makna maupun pesan-pesan yang mecerminkan asas - asas budaya dari

wilayah tertentu.

Kain tenun adat setempat berperan penting dalam kehidupan tradisional

suku Batak dan merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka. Kain ini mampu

memperkuat hubungan antar sesama dan mempererat hubungan antara generasi

tua dan generasi muda. Kain juga dianggap sebagai ungkapan doa penenunnya

kepada yang menerima; sang pembuat kain sudah mengetahui untuk peristiwa apa

kain akan dipakai sehingga doanya pun bisa disesuaikan. Baru belakangan ini

kain adat Batak mengalami pembaharuan dengan penggunaan benang sutera

berkualitas tinggi, benang dan pewarna sintetis, serta perubahan ragam hias dan

rancangan. (Judi Achjadi, 2009 :34)

Dalam masa ke masa pakaian adat perkawinan suku Simalungun

mengalami perubahan terutama pada ragam hiasnya yang dikenakan oleh

pengantin Simalungun masa lalu dengan masa sekarang ini. Ragam hias pada

pakaian adat masa lalu dengan masa sekarang terdapat perbedaan dan perubahan

baik jenis, warna bahkan penempatan ragam hias yang telah mengalami

modifikasi . Hal tersebut menjadi sebuah masalah bagi penulis untuk mengetahui

ragam hias terutama bentuk, warna, fungsi dan makna simobolik yang terdapat

(19)

Berdasarkan latar belakang di atas itulah yang melandasi penulis ingin

mengajukan suatu bentuk penelitian untuk mengetahui bagaimana bentuk, warna,

fungsi dan makna simbolik pada pakaian yang dihiasi ragam hias pada pakaian

perkawinan adat Simalungun pada masa lalu dan masa sekarang yang telah

dimodifikasi . Sehingga penulis membuat judul, “ANALISIS RAGAM HIAS

PAKAIAN ADAT PERKAWINAN SIMALUNGUN BERDASARKAN BENTUK, WARNA, FUNGSI, DAN MAKNA SIMBOLIK.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dikemukakan

beberapa masalah yang dapat dipilih dan dikembangkan untuk dijadikan

permasalahan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk dari ragam hias yang ada pada pakaian adat

perkawinan?

2. Bagaimanakah warna ragam hias pakaian adat perkawinan

Simalungun?

3. Bagaimanakah fungsi ragam hias pakaian adat perkawinan

Simalungun?

4. Apa makna simbolik ragam hias pada pakaian adat perkawinan?

5. Pada bagian mana saja motif ragam hias Simalungun di tempatkan

(20)

5

6. Apakah pakaian adat yang telah di modifikasi terutama pada rgam

hiasnya meninggalkan unsur atau nilai adat dan budaya pada suku

Simalungun?

C.Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan mendalam maka masalah yang akan

diteliti perlu dibatasi, karena dengan pembatasan masalah peneliti akan mudah

mencari atau menemukan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi

pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah bentuk ragam hias yang terdapat pada pakaian adat

perkawinan Simalungun?

2. Bagaimanakah warna ragam hias yang diterapkan pada pakaian adat

perkawinan Simalungun?

3. Bagaimanakah fungsi ragam hias yang terdapat pada pakaian adat

perkawinan Simalungun?

4. Bagaimanakah makna simbolik ragam hias yang terdapat pada pakaian

adat perkawinan Simalungun?

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka masalah tersebut

perlu dirumuskan supaya peneliti lebih mudah mencari data. Adapun yang

menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan

(21)

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk ragam hias yang diterapkan pada

pakaian adat perkawinan Simalungun.

2. Untuk mengetahui bagaimanakah warna ragam hias yang diterapkan

pada pakaian adat perkawinan Simalungun.

3. Untuk mengetahui fungsi ragam hias pakaian adat perkawinan

Simalungun.

4. Untuk mengetahui makna Simbolik ragam hias pakaian adat

perkawinan Simalungun.

F. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi seluruh lapisan masyarakat Simalungun

tentang keberadaan ragam hiasnya.

2. Melestarikan kekayaan budaya Indonesia melalui pakaian adat

Simalungun

3. Melengkapi kajian ragam hias Simalungun yang telah ada sehingga

memperkaya keilmuan kriya tekstil tenun Simalungun

4. Hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai bahan kepustakaan jurusan

senirupa FBS UNIMED.

(22)

-98

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, tentang analisis ragam

hias pada pakaian adat perkawinan Simalungun di Pematang Siantar Kabupaten

Simalungun, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan pada peneitian ini

adalah:

1. Dari pendapat ketiga narasumber pakaian adat perkawinan Simalungun

masa lalu dengan pakaian sekarang yang telah dimodifikasi memiliki

sedikit perbedaan terutama pada ragam hiasnya akan tetapi tidak

meninggalkan nilai adat Simalungun itu sendiri.

2. Terdapat ragam hias Simalungun pada seluruh pakaian adat perkawinan

Simalungun. yaitu ipon – ipon, bunga bong- bong, hiasan gomal, pahu –

pahu patundal, porkis marodor, pangotang – otang dan gorga pinar

mombang.

3. Ragam hias pada pakaian adat perkawinan simalungun terdapat pada

gotong, bulang, suri – suri (pada pengantian pria dan wanita ), hiou (pada

pengantin pria dan wanita), baju toluk balanga (pakaian pengantin pria) ,

dan baju soja ( pakaian pengantin wanita).

4. Pada pakaian pengantin pria berupa gotong terdapat ragam hias ipon –

(23)

dan pangotang – otang. Pada baju toluk balanga terdapat ragam hias dan

pada hiou terdapat ragam hias Gorga Pinar Mombang

5. Pada pakaian adat pengantin wanita berupa bulang terdapat ragam hias

ipon – ipon, bunga bong – bong, hiasan gomal,dan pahu-pahu patundal.

pada baju soja terdapat ragam hias bunga kelapa, pada suri – suri terdapat

ragam hias bunga bong- bong, ipon – ipon, dan porkis marodor. dan pada

hiou terdapat ragam hias ipon – ipon dan bunga bong – bong.

6. Ragam hias pada pada pakaian adat perkawinan simalungun dapat berbeda

– beda pada pakaian adat perkawinan Simalungun lainnya termasuk warna

yang bervariasi dan letak ragam hias pada pakaian tersebut.

7. Adanya perbedaan dan perubahan pada pakaian adat masa lalu dan yang

sudah dimodifikasi tidak meninggalkan nilai adat dan budaya Simalungun

dikarenakan tuntutan zaman agar pakaian adat semakin menarik begitu juga

ilmu pengetahuan masyarakat Simalungun yang semakin berkembang dan

para penenun yang semakin kreatif.

8. Ciri khas warna Simalungun ada 3 yaitu merah, putih, dan hitam. Warna

merah yang melambangkan keberanian dan semangat yang menyala,

Warna putih melambangkan kesucian dan kepatuhan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, dan warna hitam melambangkan ketabahan.

B. SARAN

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi dan titik tolak

(24)

100

keberadaan ragam hias Simalungun, serta menganalisa nilai – nilai

budaya tersebut agar tetap di lestarikan dan tidak terkikis oleh

perkembangan zaman.

2. Hasil penelitian diharapkan menjadi titik acuan bagi pegrajin satu

dengan pengrajin lainnya agar tetap seragam dalam ragam hias

Simalungun dan tidak terlalu banyak menggunakan motif dan hiasan

selain ragam hias hias Simalungun pada pakaian adat perkawinan

Simalungun khususnya di Pematang Siantar kabupaten Simalungun.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Achjadi, Judi. 2009. Exquisite Indonesia Kriya Nusantara Nan Elok. Jakarta:

Dewan Nasional (DEKRANAS).

Aminuddin. 2009. Apresiasi Dan Ekspresi Seni Rupa. Bandung: Puri Pustaka.

Bahari, Hamid. 2013. Mengenal Budaya Daerah Indonesia. Depok : Mutiara Kids.

Budiami. 2014. Analisis Ragam Hias Gayo Pada Pakaian Tari Guel Di

Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Medan : Seni Rupa FBS UNIMED.

Darmadi, Hamid. 2013. Dimensi - Dimensi Metode Penelitian Pendidikan Dan

Sosial Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

DPdK.2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Erlangga, Ruri. 2013. Ensiklopedia Seni Dan Budaya Nusantara Sumatera Utara.

Bekasi : PT Mentari Utama Unggul.

Gustami, SP. 1984. Seni Ukir Dan Masalahnya, Jilid I dan II. Sekolah Tinggi

Seni Rupa Indonesia ASRI.

Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, Dan Focus Groups Sebagai

Instrumen Penggalian Data Kualitatif . Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Jusuf, Herman.2001. Pakaian Sebagai Penanda : Kajian Teoritik Tentang Fungsi

Dan Jenis Pakaian Dalam Konteks Semiotika Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol. 1 No. 3 Agustus 2001. Bandung: STISI Telkom.

Kartika Soni, Dharsono. 2007. Kritik Seni. Jakarta: Rekayasa Sains.

Lingga , Sayur. 2010. Seni Ukir Relief Motif Dan Rumah Adat Tradisional

Simalungun.

M. Toekio, Soegeng. 1987. Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung: Angkasa.

Meyer, Sales Franz.1954. Handbook Of Ornament. New York. Devor Publication; Inc.

Mofit. 2004. Cara Mudah Menggambar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mustapa, R.H. 1996. Adat Istiadat Sunda. Bandung: Alumni.

(26)

102

Nazir,Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Noor, Juliansyah. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Purba, M.D. 1985. Adat Perkawinan Simalungun. Medan: M.D.Purba

Saragih, Jaiman. 1976. Prasaran Pada Seminar Kecil Kesenian Simalungun I. Siantar : Dewan Kesenian Simalungun.

Sembiring, Dermawan. 2014. Ragam Hias Artefak Etnis Karo Dan Simalungun

Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Aneka Model Lukisan Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED.Vol. 10 No.02 Juni 2014. Medan: UNIMED.

Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sunaryo, Aryo.2009. Ornamen Nusantara.Semarang: Dahara Prize.

Santoso, Tien, dkk. 2010. Tata Rias Dan Busana Pengantin Seluruh Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sihombing, Nurfitriana dan Silaban, Brisman, 2012. Analisis Penerapan Ornamen

Pakpak Dairi Pada Gedung Perkantoran Di Sidikalang Ditinjau Dari Bentuk, Warna Dan Makna Simbolik Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED Vol.9 No.2 Desember 2012. Medan: UNIMED.

Sitorus, Tamrin M dan Tri Atmojo, Wahyu. 2012. Analisis Penerapan Ornamen

Tradisional Batak Toba Pada Alat Musik Tradisional Batak Toba Di Kabupaten Samosir Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED Vol. 9 No.2 Desember 2012. Medan: UNIMED.

Sugito, Ibrahim, Anam dan Harahap, Syahruddin. 2015. Metode Penelitian

Pendidikan Seni Rupa. Medan : UNIMED.

Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru. Penerbit Gita Media Press.

Tohirin, Dr. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan

Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Umar Husein. 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wucius Wong, Principle Of Two- Dimensional Design. Terjemahan Sakri, Adjat (Bandung: ITB, 1986).

Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara. 1992. Profil Propinsi Republik Indonesia

Sumatera Utara. Jakarta: Pemrakarsa.

(27)

( _____ ). 1980. Laporan Penelitian, Pengumpulan Dan Dokumentasi Ornamen

Tradisional Di Sumatera Utara. Medan: Pemerintah Derah Tingkat

Propinsi Sumatera Utara.

(______). 2014. Seni Budaya Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

.(http://brainly.co.id/tugas/413047) (diunduh 08-11-2015 pada pukul 10.00 WIB)

http://carapedia.com/pengertian-defenisi-analisis-info2056.html). (diunduh

07-11-2015 pada pukul 10.00 WIB).

http://dokumen.tips/documents/pengertian-warna.html) (diunduh 08-11-2015 pada

pukul 20.00 WIB).

http://id.wikipedia.org/wiki/pakaian (diunduh tanggal 09-10-2015 pada pukul 13.00 WIB) (diunduh 08 -11-2015 pada pukul 21.00 WIB).

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Simalungun (diunduh tanggal 09 - 11 – 2015

pada pukul 14: 00 WIB).

http://iosrjournals.org/iosr-jhss/papers/Vol20-issue7/Version-2/H020724754.pdf

(diunduh tanggal 11-11-2015 pada pukul 11.00 WIB)

(http://kbbi.web.id/adat) (diunduh tanggal 12 – 11- 2015 pada pukul 10:13 WIB)

http://orisabatik.wordpress.com/2010/12/12/01/batik-tulis-2/(diunduh tanggal 02

11- 2015 pukul 09.00 WIB)

Gambar

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian ...........................................................

Referensi

Dokumen terkait