!
" #
$ % "
$ % "
$ " "
%
& ' % ( ) %
( *)
"
+
% +
" , " -../+-. - 0
!" 0
" & '% ( )% ( *)
% - % +
!
! " ! " "
! " " $ ! 3 " !
$ 4 ! " !!
! " ! " "
$ % ! " !
$ % " " " !
" ! $ $
! ! $ $ "" ! ! 3 " ! %
! $ ! 3 " ! " "
5 ! $ ! & " '
& ' % ( ) ( ) % ( 6 (
* ) $ *) "" " ! !
5 ! " $ "
% " ! " !
! 7! -../+-. - 5 !
! ! ! +5 5
" ! "" ! " & '% ( )% ( *) " "
" " " % "
5 8 '
9 1
# 1 +
5 " , " :
# ' ;
, < $ <
5
% ! " #$%& $% " '$%& &
% $ !
%
! 2
, " # )4 ' % ' !% )! ) % =) # ;
, < $ <
- # " % ' 1 # '
# ' % ' # '
> # ( % ' 1
# ; % ' '
/ # 1 ) ; ! % %) ',) ') =
%
? , # ' ! @ " % ',) !
A # ' ; ,
+ "
B * , ; 5
% # * % C % # & % &
" % ( % D ' ( ;
5 + + % 5 % ( % E % * % ' % %
* % * % ( % + '
-. - >%?
5 %
+ ' ()5 ;
%
5 , #
. 11 &8) % 1
) % 1 ' % , ) % !
5 1 2 ' % = % =
5
-
' % # -. ?
! "
#$%& ' (
( ) * + + + ) * ,
#- '
# & '
" # &$'
"
( . $%& / /
0 !
+ / "
) 1
* . 1
2 "
1 / 3 "
!" #$#
% & #$#
4 / 1 $%&
/ ,, 7 , ,
4 % 1 ,
% 4 1 ,
5 - 4 ,(
!
" #
$ % "
$ % "
$ " "
%
& ' % ( ) %
( *)
"
+
% +
" , " -../+-. - 0
!" 0
" & '% ( )% ( *)
% - % +
!
! " ! " "
! " " $ ! 3 " !
$ 4 ! " !!
! " ! " "
$ % ! " !
$ % " " " !
" ! $ $
! ! $ $ "" ! ! 3 " ! %
! $ ! 3 " ! " "
5 ! $ ! & " '
& ' % ( ) ( ) % ( 6 (
* ) $ *) "" " ! !
5 ! " $ "
% " ! " !
! 7! -../+-. - 5 !
! ! ! +5 5
" ! "" ! " & '% ( )% ( *) " "
" " " % "
Setiap perusahaan selalu berusaha dengan berbagai cara untuk dapat
meningkatkan kinerjanya. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka nilai
perusahaan tersebut akan semakin meningkat. Kinerja perusahaan merupakan
suatu gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu
yang dapat mencerminkan prestasi manajemen.
Untuk mencapai kinerja perusahaan yang baik, perusahaan perlu
mengelola setiap faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien. Faktor
produksi merupakan sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dalam proses
produksi barang dan jasa. Salah satu faktor produksi yang dimiliki oleh
perusahaan yaitu sumber daya manusia. Manusia merupakan faktor produksi
yang sulit untuk dikendalikan dan keinginannya sulit diintegrasikan karena dalam
diri setiap manusia memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda beda.
Salah satu penghambat tercapainya tujuan perusahaan adalah karena
terdapatnya perbedaan kepentingan antara pihak pihak dalam suatu perusahaan,
hal ini disebut dengan teori keagenan. Teori ini menyebutkan adanya
yang merupakan biaya yang terjadi oleh pemegang saham yang mempercayakan
perusahaan kepada manajer perusahaan untuk mengelola perusahaan supaya
dapat memaksimumkan pengembalian. Terjadinya konflik yang disebut
kontrak atau pemegang saham) dan (penerima kontrak dan pengelola dana
prinsipal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Pemegang saham
ingin manajemen meningkatkan nilai perusahaan, akan tetapi manajer memiliki
keinginan sendiri yang sering tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.
Para manajer perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai apa yang
sedang terjadi dalam perusahaan daripada orang lain, karena mereka adalah orang
orang yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan perusahaan. Sementara di
pihak lain, para pemegang saham memiliki sedikit insentif untuk bertindak,
karena mereka harus berbagi keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan pihak
lainnya, sementara biayanya harus mereka tanggung sendiri. Hasilnya adalah
kerentanan kronis perusahaan atas terjadinya ketidakkompetenan manajerial,
pencarian keuntungan untuk sendiri, penipuan atau perilaku menyimpang yang
merugikan Semakin sedikit persentase kepemilikan para manajer, semakin
sedikit kecenderungan mereka akan bertindak secara konsisten untuk
memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham dan semakin besar
kebutuhan pengawasan atas aktivitas pihak manajemen bagi para pemegang
saham luar.
Konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajer dan
karyawan perusahaan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan
yang dapat mensejajarkan kepentingan kepentingan tersebut. Salah satu cara
yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan
manfaat dari keputusan yang diambil dan apabila terjadi kerugian maka ada
konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.
Salah satu prinsip ekonomi yang dimiliki oleh manusia adalah tanggap
terhadap insentif. Demikian pula dalam bekerja, seorang karyawan biasanya akan
lebih produktif apabila mendapatkan insentif lebih dari pekerjaan tambahan yang
ia kerjakan. Karyawan juga termasuk (pihak yang berkepentingan
dalam perusahaan) maka dari itu kebutuhan karyawan harus dipahami agar
kepuasan kerja tercapai dan selanjutnya dapat menumbuhkan komitmen pada
perusahaan. Hal inilah yang ditangkap perusahaan, dimana perusahaan berusaha
agar setiap karyawan mampu memberikan kontribusi terbaiknya kepada
perusahaan melalui pemberian insentif. Salah satu jenis insentif yang dapat
diberikan perusahaan kepada karyawannya adalah dengan memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan melalui
. Solusi yang lebih baik untuk memecahkan
masalah agensi adalah dengan memberi suatu paket kompensasi berupa gaji tetap
ditambah bonus kepemilikan perusahaan (saham perusahaan) jika kinerja mereka
bagus (Syahyunan, 2013:5).
Menurut Bapepam (2002) (ESOP)
atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Program Kepemilikan Saham
bagi Karyawan (PKSK) merupakan suatu program yang memungkinkan
partisipasi karyawan untuk memiliki saham perusahaan atau induk perusahaan
tempat mereka bekerja. Melalui ESOP, perusahaan memberikan hak kontraktual
perusahaan pada jangka waktu yang sudah ditentukan, misalnya tiga atau lima
tahun kemudian, dimana harga sahamnya akan sama dengan harga saham ketika
opsi diberikan. Dengan demikian, karyawan dan manajemen yang menerima hak
opsi akan menerima keuntungan apabila harga saham perusahaan naik terus
meningkat dari waktu ke waktu, sehingga ada saham yang diperoleh.
Adanya pemberian penghargaan berupa kepemilikan saham diharapkan menjadi
pemicu timbulnya karyawan terhadap perusahaan, sehingga
tumbuh keinginan untuk meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Tim Studi Penerapan
ESOP (Bapepam, 2002), bahwa ESOP merupakan suatu strategi yang mampu
membantu perusahaan menjadi lebih kuat, memberi imbalan kepada karyawan
yang pada akhirnya meningkatkan partisipasi pemilik perorangan dalam
perusahaan. Sukirno (2013:352) mengatakan terdapat perkaitan yang erat antara
kenaikan upah para pekerja dengan kenaikan produktivitas mereka. Pengadopsian
ESOP diharapkan dapat menjadi motivasi untuk memacu semangat kerja
karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas mereka.
Semangat kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang meliputi kepuasan
kerja dan kepuasan atas berbagai faktor seperti upah, tunjangan, rekan rekan kerja
dan kesempatan mendapatkan promosi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhu
(2013) menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi ESOP memiliki
produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak mengadopsi
Konsep mengenai ESOP secara teknikal baru muncul pada tahun 1952
akan tetapi telah digunakan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1921 (Ngambi,
2013). Dipelopori oleh Amerika Serikat melalui
(ESOPs), dan dan
kemudian berkembang di negara negara lain. Di Indonesia sendiri praktek opsi
saham ini telah mulai ada sebelum tahun 1998 yang telah diterapkan oleh
beberapa perusahaan , namun semakin berkembang sesudah tahun
1998.
ESOP sedikit menyerupai rencana berbagi keuntungan ( ),
Dimana kedua hal tersebut sama sama bertujuan untuk menumbuhkan
karyawan terhadap perusahaan. Bedanya, dalam ESOP setiap
karyawan memiliki kesempatan untuk memiliki saham di tempat ia bekerja, yang
kemudian dapat dikatakan sebagai pemilik perusahaan. Sementara dalam
pembagian keuntungan ( ) menurut Mathis (2006:472)
mendistribusikan sebagian dari keuntungan organisasional kepada karyawan pada
akhir tahun atau diberikan pada saat pensiun.
ESOP dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain dengan
memberikan saham secara cuma cuma ( ), menjual saham kepada
karyawan ( ), memberikan opsi kepada
karyawan untuk membeli saham perusahaan selama periode tertentu (
), meminta manajer investasi untuk berinvestasi pada saham
perusahaan ( dan hibah dalam bentuk kas
Bentuk ESOP yang diadopsi oleh emiten Indonesia adalah
dimana opsi yang ditawarkan adalah saham atau waran" Bapepam (2002)
mengatakan program ESOP oleh emiten atau perusahaan publik di Indonesia
dilakukan dalam bentuk yang sebagian besar sumber sahamnya
berasal dari portepel, bukan dari saham pendiri atau saham atau saham
yang ada di pasar. Emiten di Indonesia memberikan nama yang berbeda beda
untuk menyebutkan program ESOP yang mereka terapkan, seperti ,
Waran Karyawan, , # , dan lain lain.
Bapepam (2002) mengatakan, meskipun penamaan program ini beragam, tetapi
secara substansi bentuk program tersebut semuanya adalah "
Sedangkan untuk perusahaan tertutup yang merupakan anak perusahaan dari
perusahaan multinasional menggunakan $ yang menyerupai
atau SARs.
Sumber : Laporan Keuangan (Data Diolah)
Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah emiten yang mengadopsi
ESOP di Indonesia belum terlalu banyak, yaitu kurang dari 10% dari keseluruhan
pengadopsian program ESOP kurang populer, hal ini disebabkan karena para
direksi perusahaan melakukan kontrol terhadap pemegang saham dan keluarga
adalah pengendali dominan dalam perusahaan perusahaan terbuka.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui dampak dari pengadopsian
terhadap kinerja perusahaan dan
. Salah satu cara untuk mengukur kinerja dari sebuah perusahaan yang dapat
dilakukan adalah dengan menganalisis kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Kinerja keuangan adalah suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan yang dianalisis dengan alat alat analisis keuangan, sehingga dapat
diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Kinerja keuangan
perusahaan dapat digunakan untuk mengevaluasi setiap kesalahan yang dilakukan
pada periode sebelumnya serta menyusun strategi yang tepat untuk periode yang
akan datang. Hal ini sangat penting dilakukan agar setiap sumber daya yang ada
dapat digunakan secara optimal.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja
keuangan perusahaan. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan
menggunakan analisis rasio keuangan. Dalam analisis rasio, kemampuan
menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan, aset atau modal. Peneliti
dalam hal ini menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan
tolak ukur keberhasilan manajemen dalam menjalankan suatu usaha. Menurut
Prihadi (2012:164) rasio profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam penilaian
memang untuk memperoleh laba. Syamsuddin (2007:59) menyatakan, perhatian
ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya,
suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan. Lukviarman
(2012:33) menambahkan rasio ini sangat bermanfaat dalam menilai efektifitas
manajemen perusahaan secara keseluruhan.
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah %
# (NPM), ! (ROA) serta ! & (ROE).
Kamaludin dan Indriani (2012:45) mengatakan ukuran yang biasa digunakan
dalam mengukur rasio profitabilitas adalah % # (NPM), !
(ROA) dan ! & (ROE).
Dalam penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahi dampak pengadopsian
ESOP terhadap . Agency cost diukur dengan proksi
' (SGA). SGA mengukur biaya keagenan berdasarkan rasio
beban operasi terhadap total penjualan. Semakin tinggi rasio ini mencerminkan
bahwa biaya keagenan yang dikeluarkan perusahaaan semakin besar.
Berikut adalah data % # (NPM), ! (ROA),
! & (ROE) dan ' (SGA)
Perusahaan sebelum dan sesudah pengadopsian
%
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas, kita dapat melihat bagaimana terdapat
perbedaan yang terjadi pada rasio % # ! dan!
& sebelum dan sesudah tahun pengadopsian program ESOP oleh
perusahaan. Rasio NPM Pada PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mengalami
peningkatan dari 2,73% menjadi 7,35%, sementara itu pada Asia Pacific Fibers
Tbk. (POLY) justru mengalami penurunan dari 3,265% menjadi 10,655%. Rasio
ROA pada Surya Citra Media Tbk. (SCMA) mengalami peningkatan dari 4,475%
menjadi 16,58% akan tetapi ROA tampak menurun pada Indika Energy Tbk.
(INDY) dari 6,475% menjadi 0,8%. Begitu pula pada Rasio ROE, dimana satu
tahun sesudah pengadopsian ESOP, ROE perusahaan Media Nusantara Citra Tbk.
(MNCN) menunjukkan peningkatan yang cukup besar, yakni dari 6,42% menjadi
20,31%, berbanding terbalik pada MNC Kapital Indonesia. (BCAP), dimana ROE
perusahaan ini mengalami penurunan dari 14,655% menjadi 0,68%. Sementara
untuk yang diproksikan oleh SGA, terdapat Bank Danamon yang mengalami
peningkatan dari 0,69% menjadi 0,785%, hal tersebut berbanding terbalik dengan Bank
Penelitian mengenai hubungan pengadopsian ESOP dan kinerja
perusahaan sudah beberapa kali dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu,
sayangnya penelitian penelitian tersebut seringkali memberikan hasil yang
berbeda satu sama lain dan tidak konsisten dengan teori. Penelitian yang
dilakukan Ngambi and Oloume (2013) menyatakan bahwa ESOP memiliki
pengaruh positif tehadap ! (ROA) akan tetapi tidak dapat
ditemukan bukti yang meyakinkan adanya pengaruh ESOP terhadap !
& (ROE). Sementara hasil berbeda ditemukan oleh Chen and Hsu (2008)
yang mendapatkan bahwa ESOP justru berpengaruh paling signifikan terhadap
ROE. Septarina (2013) menemukan bahwa rasio NPM, ROA, dan ROE
mengalami penurunan sesudah pengadopsian ESOP oleh perusahaan. Berbeda
dengan Santhi dan Astika (2015) yang menemukan bahwa terdapat perbedaan
pada ROA setelah hibah ESOP. Sementara Poornima et al. (2015) yang
melakukan penelitian pada perusahaan sektor keuangan menunjukkan bahwa tidak
ditemukan adanya perubahan yang signifikan terhadap profitabilitas dan kinerja
secara keseluruhan. Untuk ( , Sinaga (2009) mengatakan tidak terdapat
perbedaan pada ' pada perusahaan dengan
kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan manajerial.
Hingga kini belum ada jawaban yang pasti mengenai hubungan antara
ESOP dan kinerja perusahaan, baik itu positif atau negatif, pada kinerja ekonomi
ataupun kinerja keuangan (Ngambi and Oloume, 2013). Belum dapat
mampu menurunkan biaya keagenan dan memberikan dampak yang lebih baik
terhadap kinerja dari suatu perusahaan atau tidak.
Berdasarkan dan fenomena yang terjadi, peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul , - . "
# # " !"
/ (Studi Kasus pada Perusahaan perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia).
% ) " "
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah
apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada % # !
, ! & dan ' sebelum dan
sesudah pengadopsian ?
0 .
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan %
# ! ! & dan
' sebelum dan sesudah pengadopsian
' 1
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan peneliti terkait
penerapan (ESOP). Dengan adanya
penelitian ini maka peneliti mampu mengaplikasikan ilmu yang telah
peneliti dapatkan selama belajar di jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.
2. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta
informasi mengenai temuan dan bukti empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan mengenai pengadopsian ESOP oleh perusahaan.
3. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan
terkait upaya peningkatan kinerja perusahaan melalui
(ESOP). Adanya penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, terutama
dalam hal pemberian kompensasi berupa saham terhadap karyawan.
4. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk melakukan
#
-%
-%
-Teori keagenan adalah potensi konflik kepentingan yang tercipta ketika
para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan untuk membuat
keputusan dimana para manajer mungkin memiliki tujuan pribadi (Brigham and
Houston, 2006:26). memamparkan adanya pemisahan antara
kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan dapat menimbulkan konflik yang
disebut atau . disebabkan adanya
konflik antar pihak pihak dalam perusahaan yang terjadi akibat perbedaan
kepentingan.
Telah lama disadari bahwa pemisahan kepemilikan dan pengendalian
dalam perusahaan modern mengakibatkan potensi konflik antara pemilik dan
manajer. Secara khusus tujuan dari pihak manajemen dapat berbeda dari tujuan
para pemegang saham perusahaan. Para pemegang saham berharap agar manajer
mengutamakan kesejahteraan prinsipal yaitu untuk dapat memperoleh tingkat
pengembalian setinggi tingginya, Hal ini identik dengan meningkatkan nilai
perusahaan yang dapat dilihat dari harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga
saham berarti kesejahteraan pemilik semakin meningkat. Akan tetapi dalam
mengambil keputusan, para manajer juga harus memperhitungkan kepentingan
Umumnya manajer akan cenderung mengutamakan kepentingan mereka yang
seringkali bertentangan dengan tujuan para pemegang saham.
Di dalam perusahaan besar saham dapat dimiliki oleh begitu banyak
pemegang saham sehingga mereka bahkan tidak dapat mengungkapkan tujuan
mereka dan karenanya mereka hanya memiliki sedikit kendali atau pengaruh atas
pihak manajemen. Jadi pemisahan kepemilikan dari pihak manajemen ini akan
menciptakan situasi yang memungkinkan manajemen bertindak untuk
kepentingannnya sendiri daripada untuk kepentingan para pemegang sahamnya.
% % " "
Syahyunan (2013:5) mengatakan masalah agensi muncul sebagai akibat
dari dipisahkannya kepemilikan dan pengelola perusahaan. Sjahrial (2012:5)
mengatakan masalah agensi merupakan konflik antarkelompok pemilik
(pemegang saham), manajer (profesional) perusahaan, dan karyawan yang terjadi
akibat perbedaan kepentingan. Dalam mencapai tujuannya, perusahaan memiliki
kelemahan yang intinya adalah pertentangan kepentingan. Penunjukan manajer
oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan akan memunculkan perbedaan
kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Perbedaan sangat mungkin
terjadi karena para pengambil keputusan tidak perlu menanggung resiko sebagai
akibat adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis. Begitu pula jika
mereka tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Resiko tersebut sepenuhnya
ditanggung oleh para pemilik. Karena tidak menanggung resiko dan tidak
saham, maka pihak manajemen cenderung membuat keputusan yang
mementingkan tujuan individu yang kemudian menimbulkan masalah agensi.
% 0 2 " "
Dalam usaha meminimumkan masalah agensi menurut Sjahrial (2012:5)
diperlukan biaya yang disebut ( yang tercermin dalam empat
alternatif yaitu:
1. Pengeluaran untuk monitoring. Pengeluaran ini dilakukan oleh
perusahaan untuk mengawasi aktivitas yang dilakukan manajemen
perusahaan. Dengan adanya monitoring ini, diharapkan manajemen dapat
mengambil keputusan yang sejalan dengan tujuan perusahaan.
2. Pengeluaran insentif sebagai bentuk kompensasi untuk manajemen atas
prestasi yang konsisten dalam memaksimumkan nilai perusahaan, bisa
berbentuk dan " Bentuk
insentif ini dilakukan oleh perusahaan untuk menumbuhkan
karyawan terhadap perusahaan. Dengan adanya rasa memiliki
diharapkan produktivitas karyawan akan meningkat yang kemudian dapan
meningkatkan kinerja perusahaan. Melalui program insentif ini setiap
keputusan yang dilakukan oleh karyawan kini tidak hanya menyangkut
keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan saja, akan tetapi pembagian
keuntungan yang dapat mereka peroleh jika jika nilai perusahaan
meningkat.
)" * + yaitu kontrak antara perusahaan dengan pihak ketiga
perusahaan jika manajer berbuat tidak jujur, cara bekerjanya mirip
asuransi kerugian. Melalui * + perusahaan berusaha untuk
mengurangi kekhawatiran dari pihak ketiga atas risiko kerugian yang
mungkin terjadi dikarenakan manajer tidak mengambil keputusan yang
menguntungkan diri sendiri, dan bertentangan dengan tujuan perusahaan.
," yaitu kontrak antara manajemen dan pemegang saham
yang menjamin bahwa manajemen akan mendapat kompensasi sejumlah
tertentu apabila perusahaan dibeli oleh perusahaan lain (investor lain) atau
terjadi perubahan pengendalian perusahaan. Sehingga manajemen tidak
lagi merasa menjadi karyawan biasa yang hanya bekerja bagi perusahaan
semata, dengan kontrak ini mereka akan merasa diperhitungkan sebagai
bagian dari perusahaan.
% % 3 #$ 4
% %
Menurut Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta (2004) ESOP/MSOP
adalah program kepemilikan saham oleh karyawan, direksi dan komisaris yang
dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka
kompensasi kepada karyawan, direksi dan komisaris. Griffin (2007:115)
mengatakan rencana kepemilikan saham karyawan (ESOP) merupakan suatu
pengaturan di mana perusahaan memegang sahamnya sendiri dalam bentuk dana
perwakilan ( ) untuk karyawan karyawannya, yang perlahan lahan menerima
perusahaan yang diharapkan dapat meningkatkan sehingga
mendukung peningkatan kinerja perusahaan (Herdinata, 2012). Dengan demikian
hubungan hukum antara karyawan dengan perusahaan tidak terbatas pada
hubungan perburuhan, melainkan karyawan juga sekaligus sebagai pemilik
perusahaan.
Pengadopsian dilakukan untuk menumbuhkan
karyawan terhadap perusahaan. Ketika karyawan telah memiliki
terhadap perusahaan dan merasa telah menjadi bagian dari perusahaan
maka secara alami mereka akan melakukan pekerjaan mereka dengan sebaik
baiknya karena mereka akan turut merasakan dampak dari kondisi perusahaan
yang meningkat atau menurun. Dengan adanya kepemilikan karyawan pada
perusahaan atau induk perusahaan tempat mereka bekerja, diharapkan motivasi
dan komitmen para karyawan akan meningkat sehingga pada akhirnya juga akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Pada awalnya, ESOP diformulasikan oleh Luis Kelso seorang '
yang mempunyai gagasan bahwa sistem kapitalis akan semakin kuat
apabila karyawan diikutsertakan dalam kepemilikan saham perusahaan. Program
Kepemilikan Saham Karyawan dilakukan pertama kali pada tahun 1950 di
Amerika Serikat, dan saat ini telah menjadi praktek yang umum dilakukan dalam
dunia usaha baik di negara maju maupun di negera berkembang. Di Indonesia
% % % .
Menurut Bapepam (2002) ESOP diselenggarakan untuk mencapai
beberapa tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan penghargaan ( ) kepada seluruh pegawai, direksi, dan
pihak pihak tertentu atas kontribusinya terhadap meningkatnya kinerja
perusahaan.
2. Menciptakan keselarasan kepentingan serta misi dari pegawai dan pejabat
eksekutif dengan kepentingan dan misi pemegang saham, sehingga tidak
ada benturan kepentingan antara pemegang saham dan pihak pihak yang
menjalankan kegiatan usaha perusahaan.
3. Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan
karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan, sehingga diharapkan
akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
4. Menarik, mempertahankan, dan memotivasi ( ' )
pegawai kunci perusahaan dalam rangka peningkatan - ' .
5. Sebagai sarana program sumber daya manusia untuk mendukung
keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang, karena ESOP pada
dasarnya merupakan bentuk kompensasi yang didasarkan atas prinsip
insentif, yaitu ditujukan untuk memberikan pegawai suatu penghargaan
yang besarnya dikaitkan dengan ukuran kinerja perusahaan atau
% % 0 "
Pemberian saham dari kepada dapat dilakukan dengan
beberapa bentuk yaitu:
1. Pemberian saham secara langsung ( )
Stock grants merupakan pendekatan paling sederhana dalam menerapkan
ESOP. artinya menghibahkan saham perusahaan kepada karyawan
karyawan yang terplilih sebagai suatu bentuk kompensasi bonus dan penghargaan
kepada karyawan atas kinerja yang tinggi, untuk mengenalkan pentingnya seorang
karyawan kunci, atau sistem penggajian baru di suatu organsasi.
dapat berupa tanpa batasan ( ) atau dengan pembatasan ( ).
Pemberian saham tanpa pembatasan ( ) adalah suatu
pemberian penghargaan berupa saham yang biasanya diberikan kepada karyawan
kunci untuk mencapai tujuan keuangan atau tujuan strategis. Penghargaan ini
mirip dengan suatu bonus kas tradisional tetapi penghargaannya dalam bentuk
saham. Sementara Pemberian saham dengan pembatasan ( ) adalah suatu
penghargaan yang terikat dengan syarat syarat yang harus dipenuhi karyawan.
Pembatasan ini dapat berupa suatu jadwal tunggu berdasarkan waktu yang
mengharuskan karyawan untuk tetap di perusahaan selama suatu jangka waktu
tertentu sebelum seluruh kepemilikan atas seluruh sahamnya ditransfer.
Pengunduran diri atau pemutusan hubungan kerja karyawan sebelum memenuhi
ketentuan tersebut akan berakibat pada hilangnya hak atas pemberian saham yang
Kelebihan program pemberian saham dengan adalah:
a. Dapat menjadi suatu alat retensi karyawan yang efektif karena karyawan
akan cenderung bertahan dalam perusahaan agar dapat memperoleh hak
atas saham yang dimilikinya.
b. merupakan program yang mudah dipahami oleh karyawan.
c. Memberikan suatu cara bagi perusahaan untuk membayar insentif yang
terkait dengan kinerja tanpa menggunakan sumber daya kas.
Kekurangan program pemberian saham dengan adalah:
a. Memberikan hak suara kepada karyawan.
b. Karyawan yang mungkin tidak merasakan nilai kepemilikan yang
sebenarnya sebelum mereka menginvestasikan dana pribadi
c. Dapat menyebabkan masalah arus kas bagi karyawan sebagai akibat dari
konsekuensi pajak dari penerimaan
d. Mengakibatkan pengakuan beban kompensasi bagi perusahaan.
2. Penawaran untuk membeli saham (
)
memungkinkan karyawan
membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang menguntungkan. Keputusan
karyawan untuk membeli saham yang tersedia untuknya adalah sukarela, sehingga
karyawan berhak untuk menolak apabila program ini dirasa kurang
menguntungkan. Dengan program ini karyawan dapat membayar sahamnya
melalui pemotongan gaji. Sebenarnya program ini mirip dengan proses pembelian
memperoleh saham perusahaan, perbedaannya adalah bahwa dalam program ini
terdapat keuntungan tertentu, seperti karyawan dapat membeli saham pada harga
yang lebih murah dari harga pasar saham.
Dalam karyawan diharuskan
membayar dimuka atas saham yang mereka beli, suatu program pembelian saham
oleh karyawan secara umum tidak menghasilkan tingkat partisipasi yang tinggi
juga tidak akan merubah ekuitas perusahaan dalam jumlah besar kepada tenaga
kerjanya bila dibandingkan dengan program kepemilikan saham lain.
Kelebihan adalah:
a. Dapat meningkatkan modal perusahaan.
b. Relatif sederhana untuk diimplementasikan dan mudah dipahami
karyawan.
c. Dapat mengembangkan jiwa investasi para karyawan.
Sementara itu kelemahannya adalah:
a. Biaya investasi yang berasal dari dana pribadi dapat menghambat
karyawan untuk berpartisipasi.
b. Program ini mengharuskan dibentuknya struktur administrasi untuk
mengumpulkan dana, membeli saham dan monitoring ketaatan dengan
peraturan yang sesuai.
3. Program Opsi Saham ( )
Menurut Robbins (2010:137) opsi saham adalah instrumen keuangan yang
memberikan karyawan hak untuk membeli saham pada harga yang telah
karyawan secara perorangan hak kontraktual atau opsi untuk membeli suatu
jumlah tertentu atas saham perusahaan sepanjang periode waktu tertentu,
membayar dengan harga yang ditetapkan pada saat tanggal pemberian. Periode
waktu tertentu tersebut biasanya antara 5 sampai 10 tahun dimulai pada tanggal
pemberian dan harganya biasanya sama dengan harga pasar wajar saham pada saat
pemberian.
Dalam jika harga saham perusahaan meningkat dalam
tahun tahun sesudah waktu pemberian ( ), karyawan mendapatkan
keuntungan dengan membeli saham pada harga lebih rendah yaitu harga yang
berlaku pada waktu pemberian dan kemudian menjualnya dengan harga yang
lebih tinggi sesudah harga meningkat. Keuntungan yang diperoleh karyawan
berasal dari selisih harga jual dan harga pemberian ( ).
Nilai suatu opsi bagi karyawan sifatnya terkait pada kinerja perusahaan di
masa yang akan datang. Perusahaan dapat mengaitkan pemberian opsi kepada
kinerja kelompok atau individual dalam berbagai cara, sebagaimana dengan bonus
kas, perusahaan bebas untuk memutuskan kepada siapa mereka akan memberikan
opsi dan berapa banyaknya opsi yang akan mereka berikan kepada masing masing
individu. Pada masa lalu perusahaan biasanya membatasi pemberian opsi saham
hanya kepada manajemen, dan pada beberapa perusahaan, program opsi saham
masih menggunakan cara tersebut. Namun demikian, kini terdapat kecenderungan
(peningkatan) bahwa perusahaan perusahaan memberikan opsi saham lebih jauh
Dibandingkan pemberian kas bonus, opsi lebih efektif dalam memotivasi
karyawan dalam meningkatkan kinerja, karena opsi terus menerus berlaku sebagai
suatu insentif yang baik bagi karyawan sesudah mereka diberikan opsi, sebab nilai
sebenarnya akan ditentukan dengan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Pelaporan atas opsi saham dalam laporan keuangan satu dari pertimbangan utama
pemberian opsi saham kepada karyawan adalah dalam banyak kasus perusahaan
bebas dari segi pelaporan keuangan.
Berdasarkan Bapepam (2002), program ESOP oleh emiten atau
perusahaan publik di Indonesia dilakukan dalam bentuk yang
sebagian besar sumber sahamnya berasal dari portepel, bukan dari saham pendiri
atau saham treasury atau saham yang ada di pasar. Hal ini dapat dikarenakan
karena di Indonesia belum ada ketentuan yang secara khusus mengatur tentang
kepemilikan saham oleh karyawan selain bentuk penjatahan pasti saat penawaran
umum perdana. Karena sifatnya yang mengikuti penawaran umum perdana, maka
pelaksanaannya mengikuti ketentuan penawaran saham perdana. Indonesia juga
tidak mengenal institusi yang merupakan bagian dari
(ESOPs). Dari beberapa bentuk pelaksanaan ESOP, hanya
bentuk yang telah memiliki aturan pelaksanaannya.
Meskipun bentuk kepemilikan saham karyawan yang diterapkan oleh
emiten Indonesia adalah akan tetapi terdapat
penamaan yang berbeda yang digunakan oleh perusahaan dalam menamai
dengan (ESOPs) akan tetapi cara kerja dari
program tersebut adalah sama dengan "
Kelebihan opsi saham adalah:
a. Dapat mengaitkan imbalan kepada karyawan dengan keberhasilan yang
akan datang karena opsi tersebut hanya menjadi bernilai jika harga saham
perusahaan meningkat.
b. Opsi dapat menjadi alat yang efektif untuk mempertahankan karyawan jika
dikaitkan dengan jadwal waktu tunggu.
c. Dari sudut pandang akuntansi opsi secara umum tidak dipertimbangkan
sebagai beban pada buku perusahaan.
Sementara itu kelemahan adalah:
a. Sangat kompleks sehingga sulit dimengerti oleh karyawan.
b. Kas keluar yang diperlukan pada saat pelaksanaan, dapat dipandang
sebagai suatu hal yang negatif oleh karyawan.
c. Jika harga saham turun secara substansial di bawah harga pelaksanaan,
opsi tersebut tidak memberikan insentif keuangan bagi karyawan.
4" (ESOPs)
ESOPs merupakan suatu jenis program pensiun yang dirancang untuk
kepentingan karyawan yang dilakukan dengan meminta pengelola dana ( )
untuk melakukan investasi pada saham perusahaan, dimana keuntunganna akan
diberikan kepada karyawan. Bentuk kepemilikan saham ini diformulasikan oleh
ESOPs ' dirancang untuk investasi terutama dalam saham
perusahaan yang mendukungnya. Dengan suatu ESOPs ' ,
perusahaan membuat suatu kontribusi kepada suatu akun . setiap tahun atas
nama masing masing karyawan, kebanyakan perusahaan akan mengkontribusi ke
suatu program pensiun. Kontribusi tersebut dapat dibuat dalam bentuk saham
ataupun kas.
Saham yang diperoleh dengan program ini dialokasikan kepada akun akun
perorangan yang dikelola untuk masing masing karyawan yang berpartisipasi.
Para karyawan menerima saldo akun mereka sesudah pensiun atau pemberhentian
oleh perusahaan. ESOPs dapat mendanai pembelian dengan melalui suatu
pinjaman, yang dijamin oleh perusahaan. Indonesia tidak mengenal adanya
institusi , sehingga bentuk kepemilikan saham ini tidak dapat dilakukan.
/" & ! (SARs)
Bentuk lain dalam pemberian saham kepada karyawan adalah dengan
& ! (SARs). Secara teknis, bentuk ini
tidak mengakibatkan transfer kepemilikan saham kepada para karyawan. SARs
Sering kali disebut sebagai & atau program ekuitas
sintetis). Program jenis ini dapat dipakai apabila transfer aktual atas kepemilikan
ekuitas kepada karyawan adalah tidak memungkinkan atau tidak diinginkan.
! (SARs) dan adalah
penangguhan kompensasi yang khusus dan alat kompensasi insentif yang
dirancang untuk memberikan karyawan keuntungan ekonomis atas kepemilikan
karyawan tidak dapat disebut sebagai pemilik perusahaan karena tidak adanya
transfer kepemilikan. Program SARs merupakan sebuah hibah kepada seorang
karyawan yang memberikannya hak pada suatu waktu tertentu di masa yang akan
datang untuk menerima penghargaan berupa kas sebesar kenaikan dalam nilai dari
sejumlah bagian saham tertentu sebuah perusahaan.
SARs dan biasanya digunakan pada perusahaan milik
keluarga yaitu keluarga yang tidak menginginkan untuk melepaskan kepemilikan
sahamnya. Program program ini juga dapat digunakan untuk memberikan ekuitas
seperti insentif yang dikaitkan dengan kinerja dari suatu divisi perusahaan atau
anak perusahaan. Juga dapat digunakan untuk memberikan penghargaan kepada
karyawan asing yang dikarenakan kompleksitas hukum dan administrasi dari
hukum negara asalnya membuatnya sulit untuk diberikan penghargaan berupa
surat berharga.
Pemberian saham kepada karyawan dalam bentuk &
! (SARs) memiliki kelebihan yaitu:
a. Dengan ketentuan jadwal waktu tunggu, SARs dan dapat
memberikan metode yang efektif untuk mempertahankan karyawan.
b. SARs dan tidak mendilusi kendali suara dan hak hak
kepemilikan lainnya dari pemilik yang ada.
c. Pernyataan pendaftaran tidak berlaku untuk jenis program ini jika
Sementara itu kelemahan bentuk pemberian saham ini adalah:
a. Dapat menyebabkan suatu potensi penurunan kas yang signifikan bagi
perusahaan ketika nilai dari penghargaan dibayarkan.
b. Lebih sulit untuk mencapai tingkat motivasi yang tinggi karyawan pada
perusahaan pada saat pemberian
c. Karyawan dikenakan pajak pada tarif penghasilan biasa atas total nilai
penghargaan.
% 0 - . "
% 0 - . "
Kinerja perusahaan merupakan pencapaian perusahaan dalam suatu
periode. Kinerja perusahaan dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu
tertentu. Kinerja perusahaan yang baik adalah perusahaan yang hasil kerjanya di
atas perusahaan pesaingnya atau di atas rata rata perusahaan sejenis (Lubis dan
Syahputra, 2012:94). Kinerja perusahaan dapat dikatakan baik apabila memiliki
kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
dalam menghasilkan laba dalam suatu periode ternetu.
% 0 % - .
-Perusahaan perlu melakukan analisis terhadap kinerja keuangannya secara
berkala pada periode tertentu untuk menilai apakah aktivitas operasional yang
menningkatkan nilai perusahaan. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa
alat analisis.
Syahyunan (2013:91) mengatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan
analisis yang paling popular untuk mengidenifikasi kondisi keuangan dan kinerja
keuangan perusahaan. Analisis keuangan terutama analisis rasio keuangan adalah
alat yang paling bermanfaat untuk menentukan bagaimana aktivitas usaha
dijalankan (Lukviarman, 2006:20). Analisis rasio keuangan dapat dibedakan
berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis, yaitu analisis secara individual dan
analisis silang. Analisis individual dimaksudkan sebagai analisis yang dilakukan
pada unsur unsur yang ada pada salah satu laporan keuangan, misalnya analisis
rasio bagi unsur unsur yang ada pada neraca saja atau laba rugi saja. Sedangkan
analisis silang merupakan analisis rasio yang melibatkan unsur unsur yang ada
pada laporan neraca dan sekaligus yang ada pada laporan laba rugi.
% ' " " ) "
-Menurut Kasmir (2014:104) rasio keuangan merupakan kegiatan
membandinkan angka angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya. Sementara menurut Harahap
(2008:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan (berarti). Disebut dengan rasio karena yang
dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan satu item tertentu dalam laporan
Rasio keuangan membantu kita mengevaluasi laporan keuangan. Analisis
rasio keuangan memberikan gambaran bagaimana tingkat efektivitas operasional
yang dilakukan perusahaan selama satu periode. Hasil dari rasio keuangan dapat
digunakan untuk menilai apakah perusahaan sudah memiliki kinerja yang baik
atau belum. Untuk mengukurnya dapat dilakukan dengan membandingkan hasil
analisis rasio pada periode ini dengan periode sebelumnya atau dengan
perusahaan lain yang sejenis. Interpretasi dari analisis rasio keuangan akan
membantu manajer dalam mengetahui kelemahan perusahaan, sehingga dapat
mengambil keputusan yang akan diterapkan pada periode yang akan datang.
% ' - " " ) "
Harahap (2008:298) mengatakan analisis rasio memiliki keunggulan
dibanding analisis lainnya, yaitu:
1. Rasio merupakan angka angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan. Melalui rasio keuangan kita dapat dengan mudah
mengetahui hubungan antara angka pada pos yang satu terhadap pos
lainnya, kita dapat mengetahui apakah apakah angka pada laba perusahaan
dapat dikatakan besar atau kecil melalui rasio keuangan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. Dalam laporan keuangan
angka yang disajikan begitu banyak. Sehingga setiap angka pada laporan
keuangan menjadi sulit diinterpretasikan.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. Rasio keuangan
dari industri lain. Sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas perusahaan
yang satu disbanding perusahaan lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model model pengambilan
keputusan dan model prediksi (0 ).
5. Menstandarisir ukuran perusahaan. Dengan rasio keuangan kita dapat
lebih mudah mengelompokka perusahaan berdasarkan ukuran perusahaan.
Misalnya pengelompokan dilakukan berdasarkan tingkat kemampuan
menghasilkan laba yang hamper sama.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahan secara periodic atau “ ”.
Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya dapat diketahui apakah kinerja perusahaan yang satu
lebih baik dari yang lainnya atau tidak.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang. Rasio keuangan yang disusun secara konsolidasi akan
dapat menggambarkan kondisi perusahaan pada periode yang akan datang.
Apabila rasio keuangan menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun
selama beberapa periode maka dapat diprediksi bahwa periode berikutnya
masih akan positif.
% ' % ) " 1 "
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efektivitas perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
kemampuan perusahaan di dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu profitabilitas dalam hubungannya dengan penjualan dan
profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi.
Rasio profitabilitas dalam hubungannya dengan penjualan bermanfaat
untuk mengetahui kemampuan manajemen perusahaan di dalam mengendalikan
berbagai beban yang berhubungan dengan penjualan. Rasio laba ( )
yang digunakan dalam analisis ini umumnya adalah keuntungan (
), termasuk # # dan %
# . Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi digunakan untuk
menilai atau mengukur tingkat keuntungan perusahaan dalam hubungannya
dengan dana yang diinvestasikan di dalam rangka menghasilkan keuntungan
tersebut. Dengan demikian rasio ini sangat bermanfaat di dalam menilai efektifitas
manajemen perusahaan secara keseluruhan (Lukviarman, 2006:33).
% ' 0 3 4
% # (NPM) menurut Syamsuddin (2007:64) merupakan
rasio antara laba bersih yaitu penjualan sesudah dikurangi $ termasuk
pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi % # yang
dimiliki oleh perusahaan menunjukkan bahwa aktivitas operasi perusahaan
tersebut semakin baik.
Untuk meningkatkan keuntungan bersih, perusahaan dapat
melakukan peningkatan harga jual barang dan jasa yang mereka tawarkan,
produk yang dijual memiliki elastisitas yang tinggi, maka peningkatan harga akan
mempengaruhi volume penjualan yang kemudian berdampak pada keuntungan
yang dapat diperoleh perusahaan. Selain meningkatkan harga langkah yang
paling baik yang dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkan laba
bersihnya adalah dengan melakukan efisiensi pada aktivitas produksi barang dan
jasa, sehingga besarnya $ yang harus dikeluarkan perusahaan berkurang.
Rasio ini mengukur hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan (Prihadi,
2010:166). Rasio % # (NPM) sangat penting bagi para pemilik
perusahaan karena melalui rasio ini mereka dapat mengetahui seberapa besar laba
perusahaan yang menjadi hak mereka. Apabila margin laba bersih perusahaan
berada di atas median margin laba bersih industrinya maka dapat dikatakan bahwa
perusahaaan tersebut memiliki tingkat relatif profitabailitas penjualan yang lebih
tinggi daripada kebanyakan perusahaan lainnya dalam industry yang sama.
% ' ' 3)$ 4
! (ROA) adalah rasio yang mengukur tingkat penghasilan
bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva perusahaan. ROA menunjukkan
gabungan dari dua kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu kemampuan
menghasilkan laba dan kemampuan dalam memutar aset. Fahmi (2014:82)
mengatakan rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah
ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan.
! adalah rasio yang sering digunakan oleh para manajer
kinerja perusahaan karena rasio ini mampu menunjukkan tingkat keberhasilan
manajemen dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini juga dapat digunakan
untuk memproyeksikan keuntungan perusahaan pada tahun yang akan datang
melalui keuntungan perusahaan pada tahun tahun sebelumnya.
% ' 5 3)$ 4
! & (ROE) menurut Fahmi (2014:82) adalah rasio yang
mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang
dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. ROE menurut Syamsuddin
(2007:64) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan ( ) yang tersedia
bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan.
Bagi pemilik modal, rasio ini sangatlah penting, karena dapat digunakan
untuk mengetahui hasil yang dapat mereka peroleh dari penanaman modalnya.
! & (ROE) merupakan rasio yang paling penting (Brigham and
Houston, 2006:109). Dengan melihat rasio ini pemilik dapat membandingkan
hasil di perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. ROE yang tinggi sering kali
mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan
manajemen biaya yang efektif. Dalam menghitung ROE pos yang dibandingkan
dalam laporan keuangan adalah laba setelah pajak dengan modal pemilik.
% 5
( merupakan biaya yang terjadi oleh pemegang saham yang
berarti penggunaan aliran kas untuk bonus atau pengeluaran pengeluaran yang
tidak perlu yang dilakukan manajer atas (Fachruddin, 2011).
( dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan proksi yaitu
' "
' (SGA) adalah rasio yang mengukur
biaya keagenan berdasarkan rasio beban operasi terhadap penjualan. Dimana rasio
ini merefleksikan diskresi manajerial dalam membelanjakan sumber daya
perusahaan. Semakin tinggi beban diskresi maka semakin tinggi biaya keagenan
yang terjadi (Putra dan Ratnadi, 2007). SGA merupakan rasio yang mengukur
seberapa efektif manajemen perusahaan melakukan control terhadap biaya
operasional, termasuk konsumsi yang berlebihan dan biaya kegenan langsung
lainnya (Ang et al., 2000).
% 6 #$ - . "
Program ESOP merupakan suatu program kepemilikan perusahaan oleh
karyawan yang secara tidak langsung dapat menumbuhkan
karyawan terhadap perusahaan. Rasa memiliki tersebut kemudian menjadi
motivasi karyawan untuk melakukan sesuatu yang lebih bagi perusahaan sehingga
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan yang secara langsung akan
mempengaruhi kinerja perusahaan yang dapat terlihat dari analisis rasio rasio
keuangan perusahaan itu sendiri.
ESOP juga merupakan suatu program yang dapat digunakan mengurangi
dapat memiliki satu tujuan yang sama, sehingga biaya biaya tidak perlu yang
mungkin terjadi dalam aktivitas perusahaan dapat berkurang.
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur kinerja perusahaan dalam rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas sangat penting dalam mengukur kinerja
perusahaan. Rasio profitabilitas menurut Fahmi (2014:80) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang
ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Pendapat tersebut didukung
oleh Prihadi (2012:164) yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas mendapat
tempat tersendiri dalam penilaian perusahaan, hal ini mudah dipahami karena
secara sadar perusahaan didirikan memang untuk memperoleh laba.
Adapun rasio profitabilitas yang digunakan untuk memproksikan kinerja
perusahaan adalah yaitu % # (NPM), ! (ROA) dan
! & (ROE). Kamaludin dan Indriani (2012:45) mengatakan ukuran
yang biasa digunakan dalam mengukur rasio profitabilitas adalah %
# (NPM), ! (ROA) serta ! & (ROE).
% 7
1. Dr. S. Poornima et al. (2015)
Poornima et al. (2015) melakukan penelitian berjudul 12
(
' 2 3. Penelitian yang dilakukan pada 20
pengadopsian ESOP tidak membawa pengaruh terhadap peningkatan kinerja
perusahaan. Tidak ditemukan adanya perubahan yang signifikan terhadap
profitabilitas dan kinerja secara keseluruhan. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa persentase saham yang diberikan kepada karyawan tidak mampu merubah
sikap dan produktivitas karyawan.
2. Rayhita Santhi dan Putra Astika (2015)
Santhi dan Astika (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan
Kinerja Perusahaan Sebelum dan Setelah Hibah ”
penelitian ini menggunakan data 34 perusahaan yang mengadopsi
selama periode tahun 1999 sampai 2013" Jendela pengamatan dari
penelitian ini adalah 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah hibah
" Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah !
(ROA). Hasil penelitian yang menggunakan . ini
menghasilkan bahwa terdapat perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah
hibah "
3. Marcel T. Ngambi and Frederic Oloume (2013)
Ngambi and Oloume (2013) melakukan penelitian yang berjudul
“ * 4 ' *
( * 3. Ngambi and Oloume (2013) mencoba mencari pengaruh
pengadopsian ESOP terhadap peningkatan Kinerja Keuangan dan kinerja ekonomi
perusahaan. Rasio yang digunakan adalah ROA dan ROE. Penelitian yang
menggunakan 24 sampel ini menunjukkan bahwa ESOP memiliki pengaruh
tidak ditemukan adanya perbedaan, baik antara perusahaan yang mengadopsi
ESOP maupun yang tidak mengadopsi ESOP.
4. Dwi Septarina (2013)
Septarina (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian
”. Pada penelitiannya, Septrinsa memproksikan kinerja
keuangan dengan menggunakan rasio % # ! !
& . . ' . Penelitian yang menggunakan data 10
sampel perusahaan ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Dari hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun
sebelum ESOP dengan periode satu tahun sesudah pengadopsian ESOP,
kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun sesudah pengadopsian
ESOP pada rasio keuangan NPM, ROA, ROE mengalami penurunan
dibandingkan dengan periode satu tahun sebelum pengadopsian ESOP.
Sementara pada rasio TATO mengalami kenaikan dibandingkan dengan
periode satu tahun sebelum pengadopsian ESOP.
b. Dari hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan periode satu tahun
sebelum pengadopsian ESOP dengan periode dua tahun sesudah ESOP,
kinerja keuangan perusahaan periode dua tahun sesudah pengadopsian
ESOP pada rasio keuangan NPM, ROA, ROE mengalami penurunan
dibandingkan dengan periode satu tahun sebelum pengadopsian ESOP,
TATO mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode satu tahun
sebelum pengadopsian ESOP.
c. Dari hasil perbandingan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan
periode satu tahun sesudah pengadopsian ESOP dengan periode dua tahun
sesudah pengadopsian ESOP, Kinerja keuangan perusahaan pada periode
satu tahun sesudah pengadopsian ESOP secara keseluruhan mengalami
penurunan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan kinerja
keuangan perusahaan pada periode dua tahun sesudah pengadopsian
ESOP.
5. Rujing Meng, Xiangdong Ning, Xianming Zhou, Hongquan Zhu
(2011).
Meng (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Do ESOPs
5 ' ( - $ 3" Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar di
dua erusahaan bursa efek China dari tahun 1996 sampai tahun 2000. Penelitian ini
dilakukan untuk membandingkan kinerja perusahaan yang mengadopsi ESOP dan
perusahaan yang tidak mengadopsi ESOP. Hasil penelitian ini adalah terdapat
sedikit perbedaan pada kinerja perusahaan perusahaan ESOP dan perusahaan
tanpa program ESOP.
6. Arman Saputra Sinaga (2009)
Sinaga (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbedaan
Proksi ( Antara Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Dan
Efek Indonesia. Pada penelitiannya, Sinaga (2009) mengukur dengan
proksi SGA ( ' ) dan FCF ( ). Hasil
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tidak terdapat perbedaan agency cost, baik yang diproksikan dengan
' (SGA) maupun * (FCF)
antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan
manajerial secara keseluruhan pada sektor manufaktur dan properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007.
b. Tidak terdapat perbedaan agency cost, baik yang diproksikan dengan
' 6 maupun * 6*(*
antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan
manajerial pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007.
c. Tidak terdapat perbedaan agency cost, baik yang diproksikan dengan
' (SGA) maupun * (FCF)
antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan
manajerial pada sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007.
7. Wei Ning Chen and Chen Yi Hsu (2008)
Chen and Hsu (2008), peneliti asal Taiwan melakukan penelitian berjudul
“( * # ! 4 '
* . ”. Pada penelitiannya, Chen and Hsu (2008) menggunakan analisis
peusahaan. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa ESOP
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan, perubahan yang paling
signifikan terdapat pada rasio ! & , selain itu pengadopsian ESOP
juga berpengaruh terhadap perbaikan kapabilitas dan mengurangi risiko keuangan.
. %
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, dapat diketahui bahwa
ESOP merupakan suatu program yang dapat mengurangi dan
mendorong setiap karyawan untuk dapat bekerja dengan lebih baik dan
termotivasi, sehingga produktivitas akan meningkat yang kemudian
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Salah satu tujuan dilakukannya
ESOP menurut Bapepam (2002) adalah untuk meningkatkan motivasi dan
komitmen karyawan terhadap perusahaan karena mereka juga merupakan pemilik
perusahaan, sehingga diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan kinerja
Penelitian ini mencoba mendapatkan bukti empiris berdasarkan teori yang
ada yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada kinerja perusahaan dan
a sebelum dan sesudah pengadopsian
(ESOP) dimana kinerja perusahaan akan semakin baik dan
akan berkurang sesudah pengadopsian ESOP. Penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan kinerja keuangan perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah ESOP.
Kinerja perusahaan diproksikan dengan menggunakan rasio profitabilitas,
yaitu % # (NPM), ! (ROA), dan ! &
(ROE). % # n menunjukkan hasil akhir dari aktivitas operasi yang
dilakukan oleh perusahaan, rasio ini merupakan perbandingan pendapatan bersih
perusahaan atas penjualan. NPM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa
efisiensi operasi dan status persaingan perusahaan tersebut baik. ROA adalah
rasio yang mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva
perusahaan. ROE merupakan penghasilan yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Sementara diproksikan dengan
' (SGA). Semakin tinggi angka pada rasio SGA menunjukkan
bahwa semakin besar biaya keagenan yang harus dikeluarkan oleh suatu
% # sebelum
pengadopsian
≠
% # sesudah
pengadopsian
! sebelum
pengadopsian
≠
! sesudah
pengadopsian
! & sebelum
pengadopsian
≠
! & sesudah
pengadopsian
' sebelum
pengadopsian
≠
' sesudah
pengadopsian
+ % - - " !
% : ! " "
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini
adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada % # !
! & dan ' sebelum dan
$
0 "
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif
adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan ' . ' adalah sebuah metodologi penelitian yang
bertujuan untuk mengamati pengaruh dari suatu peristiwa yang terjadi. Adapun
' yang menjadi sorotan dalam penelitian ini adalah pengadopsian
(ESOP) oleh perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada
kinerja perusahaan dan sebelum dan sesudah pengadopsian
6 " Titik krisisnya adalah tahun terjadinya
pengadopsian ESOP. Penelitian ini menggunakan periode pengamatan selama 9
tahun yaitu tahun 2004 2012. Periode pengujian ( ' 7 ) yang digunakan
adalah 2 tahun sebelum pengadopsian ESOP dan 2 tahun sesudah pengadopsian
ESOP, yang dihitung berdasarkan pada tahun pengadopsian ESOP dari masing
masing sampel yang diperoleh dari 2 ( # .
0 % ! ;
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media
internet dengan mengakses situs www.idx.co.id. Waktu penelitian ini adalah
0 0 " $! "
Batasan penelitian berguna agar peneliti dapat lebih fokus dalam
melakukan pengamatan. Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan yang diteliti adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang mengadopsi ESOP selama periode 2004 2012.
2. Data laporan keuangan perusahaan yang diteliti adalah laporan keuangan
dari masing masing perusahaan dua tahun sebelum dan sesudah ESOP,
yaitu dari tahun 2002 2014.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan
yang diproksikan oleh % # ! dan!
& dan yang diproksikan oleh
'
0 ' 1 " $! " 8
Adapun variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. % # (NPM)
Rasio ini mengindikasikan berapa banyak yang dihasilkan dari
setiap rupiah pendapatan. Dengan menggunakan NPM ini kita dapat
mengukur hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan. Dalam mengukur
NPM menurut Fahmi (2014:81) digunakan rumus:
2. ! (ROA)
ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan labar dari total aktiva yang digunakan. Tujuan perhitungan
! adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh asset
yang digunakan perusahaan dapat menghasilkan laba. Rasio ROA
menurut Fahmi (2014:82) dapat dihitung dengan cara:
ROA =
3. ! & (ROE)
ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Bagi
pemilik modal rasio ini lebih penting dari rasio laba bersih terhadap
penjualan, yaitu untuk mengetahui sampai seberapa jauh hasil yang
diperoleh dari penanaman modalnya. Dengan ROE kita dapat
membandingkan hasil dari perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.
Rumus untuk menghitung ROE menurut Fahmi (2014:82) adalah:
ROE =
4. ' (SGA)
SGA merupakan rasio yang digunakan untuk melihat efektivitas
manajemen dalam membelanjakan sumber daya yang dimiliki, rasi ini
merupakan perbandingan antara beban operasi dengan penjualan. Adapun
rumus yang digunakan untuk menghitung SGA adalah:
0
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa
orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2004 2012.
Sampel adalah sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu
menggunakan metode populasi sasaran" Populasi sasaran tersebut memiliki
pada periode 2004 2012. 459
2. Perusahaan yang tidak mengadopsi
(ESOP) pada periode 2004 2012. (428)
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, diperoleh 18 sampel
yang memenuhi semua kriteria yang telah ditentukan, yaitu:
0 0
# !
" #$
#$
1 Bank CIMB Niaga Tbk 2004
2 Centrin Online Tbk Waran Karyawan 2004
3 Indosat Tbk 2004
4 Tira Austenite Tbk Waran karyawan 2004
5 Bank Internasional