• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pengadopsian Employee Stock Ownership Program (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Setiap perusahaan selalu berusaha dengan berbagai cara untuk dapat

meningkatkan kinerjanya. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka nilai

perusahaan tersebut akan semakin meningkat. Kinerja perusahaan merupakan

suatu gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu

yang dapat mencerminkan prestasi manajemen.

Untuk mencapai kinerja perusahaan yang baik, perusahaan perlu

mengelola setiap faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien. Faktor

produksi merupakan sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dalam proses

produksi barang dan jasa. Salah satu faktor produksi yang dimiliki oleh

perusahaan yaitu sumber daya manusia. Manusia merupakan faktor produksi

yang sulit untuk dikendalikan dan keinginannya sulit diintegrasikan karena dalam

diri setiap manusia memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda beda.

Salah satu penghambat tercapainya tujuan perusahaan adalah karena

terdapatnya perbedaan kepentingan antara pihak pihak dalam suatu perusahaan,

hal ini disebut dengan teori keagenan. Teori ini menyebutkan adanya

yang merupakan biaya yang terjadi oleh pemegang saham yang mempercayakan

perusahaan kepada manajer perusahaan untuk mengelola perusahaan supaya

dapat memaksimumkan pengembalian. Terjadinya konflik yang disebut

(2)

kontrak atau pemegang saham) dan (penerima kontrak dan pengelola dana

prinsipal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Pemegang saham

ingin manajemen meningkatkan nilai perusahaan, akan tetapi manajer memiliki

keinginan sendiri yang sering tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.

Para manajer perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai apa yang

sedang terjadi dalam perusahaan daripada orang lain, karena mereka adalah orang

orang yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan perusahaan. Sementara di

pihak lain, para pemegang saham memiliki sedikit insentif untuk bertindak,

karena mereka harus berbagi keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan pihak

lainnya, sementara biayanya harus mereka tanggung sendiri. Hasilnya adalah

kerentanan kronis perusahaan atas terjadinya ketidakkompetenan manajerial,

pencarian keuntungan untuk sendiri, penipuan atau perilaku menyimpang yang

merugikan Semakin sedikit persentase kepemilikan para manajer, semakin

sedikit kecenderungan mereka akan bertindak secara konsisten untuk

memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham dan semakin besar

kebutuhan pengawasan atas aktivitas pihak manajemen bagi para pemegang

saham luar.

Konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajer dan

karyawan perusahaan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan

yang dapat mensejajarkan kepentingan kepentingan tersebut. Salah satu cara

yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan

(3)

manfaat dari keputusan yang diambil dan apabila terjadi kerugian maka ada

konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Salah satu prinsip ekonomi yang dimiliki oleh manusia adalah tanggap

terhadap insentif. Demikian pula dalam bekerja, seorang karyawan biasanya akan

lebih produktif apabila mendapatkan insentif lebih dari pekerjaan tambahan yang

ia kerjakan. Karyawan juga termasuk (pihak yang berkepentingan

dalam perusahaan) maka dari itu kebutuhan karyawan harus dipahami agar

kepuasan kerja tercapai dan selanjutnya dapat menumbuhkan komitmen pada

perusahaan. Hal inilah yang ditangkap perusahaan, dimana perusahaan berusaha

agar setiap karyawan mampu memberikan kontribusi terbaiknya kepada

perusahaan melalui pemberian insentif. Salah satu jenis insentif yang dapat

diberikan perusahaan kepada karyawannya adalah dengan memberikan

kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan melalui

. Solusi yang lebih baik untuk memecahkan

masalah agensi adalah dengan memberi suatu paket kompensasi berupa gaji tetap

ditambah bonus kepemilikan perusahaan (saham perusahaan) jika kinerja mereka

bagus (Syahyunan, 2013:5).

Menurut Bapepam (2002) (ESOP)

atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Program Kepemilikan Saham

bagi Karyawan (PKSK) merupakan suatu program yang memungkinkan

partisipasi karyawan untuk memiliki saham perusahaan atau induk perusahaan

tempat mereka bekerja. Melalui ESOP, perusahaan memberikan hak kontraktual

(4)

perusahaan pada jangka waktu yang sudah ditentukan, misalnya tiga atau lima

tahun kemudian, dimana harga sahamnya akan sama dengan harga saham ketika

opsi diberikan. Dengan demikian, karyawan dan manajemen yang menerima hak

opsi akan menerima keuntungan apabila harga saham perusahaan naik terus

meningkat dari waktu ke waktu, sehingga ada saham yang diperoleh.

Adanya pemberian penghargaan berupa kepemilikan saham diharapkan menjadi

pemicu timbulnya karyawan terhadap perusahaan, sehingga

tumbuh keinginan untuk meningkatkan produktivitas.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Tim Studi Penerapan

ESOP (Bapepam, 2002), bahwa ESOP merupakan suatu strategi yang mampu

membantu perusahaan menjadi lebih kuat, memberi imbalan kepada karyawan

yang pada akhirnya meningkatkan partisipasi pemilik perorangan dalam

perusahaan. Sukirno (2013:352) mengatakan terdapat perkaitan yang erat antara

kenaikan upah para pekerja dengan kenaikan produktivitas mereka. Pengadopsian

ESOP diharapkan dapat menjadi motivasi untuk memacu semangat kerja

karyawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas mereka.

Semangat kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang meliputi kepuasan

kerja dan kepuasan atas berbagai faktor seperti upah, tunjangan, rekan rekan kerja

dan kesempatan mendapatkan promosi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhu

(2013) menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi ESOP memiliki

produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak mengadopsi

(5)

Konsep mengenai ESOP secara teknikal baru muncul pada tahun 1952

akan tetapi telah digunakan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1921 (Ngambi,

2013). Dipelopori oleh Amerika Serikat melalui

(ESOPs), dan dan

kemudian berkembang di negara negara lain. Di Indonesia sendiri praktek opsi

saham ini telah mulai ada sebelum tahun 1998 yang telah diterapkan oleh

beberapa perusahaan , namun semakin berkembang sesudah tahun

1998.

ESOP sedikit menyerupai rencana berbagi keuntungan ( ),

Dimana kedua hal tersebut sama sama bertujuan untuk menumbuhkan

karyawan terhadap perusahaan. Bedanya, dalam ESOP setiap

karyawan memiliki kesempatan untuk memiliki saham di tempat ia bekerja, yang

kemudian dapat dikatakan sebagai pemilik perusahaan. Sementara dalam

pembagian keuntungan ( ) menurut Mathis (2006:472)

mendistribusikan sebagian dari keuntungan organisasional kepada karyawan pada

akhir tahun atau diberikan pada saat pensiun.

ESOP dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain dengan

memberikan saham secara cuma cuma ( ), menjual saham kepada

karyawan ( ), memberikan opsi kepada

karyawan untuk membeli saham perusahaan selama periode tertentu (

), meminta manajer investasi untuk berinvestasi pada saham

perusahaan ( dan hibah dalam bentuk kas

(6)

Bentuk ESOP yang diadopsi oleh emiten Indonesia adalah

dimana opsi yang ditawarkan adalah saham atau waran" Bapepam (2002) mengatakan program ESOP oleh emiten atau perusahaan publik di Indonesia

dilakukan dalam bentuk yang sebagian besar sumber sahamnya

berasal dari portepel, bukan dari saham pendiri atau saham atau saham

yang ada di pasar. Emiten di Indonesia memberikan nama yang berbeda beda

untuk menyebutkan program ESOP yang mereka terapkan, seperti ,

Waran Karyawan, , # , dan lain lain.

Bapepam (2002) mengatakan, meskipun penamaan program ini beragam, tetapi

secara substansi bentuk program tersebut semuanya adalah " Sedangkan untuk perusahaan tertutup yang merupakan anak perusahaan dari

perusahaan multinasional menggunakan $ yang menyerupai atau SARs.

Sumber : Laporan Keuangan (Data Diolah)

Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah emiten yang mengadopsi

ESOP di Indonesia belum terlalu banyak, yaitu kurang dari 10% dari keseluruhan

(7)

pengadopsian program ESOP kurang populer, hal ini disebabkan karena para

direksi perusahaan melakukan kontrol terhadap pemegang saham dan keluarga

adalah pengendali dominan dalam perusahaan perusahaan terbuka.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui dampak dari pengadopsian

terhadap kinerja perusahaan dan

. Salah satu cara untuk mengukur kinerja dari sebuah perusahaan yang dapat

dilakukan adalah dengan menganalisis kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Kinerja keuangan adalah suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

perusahaan yang dianalisis dengan alat alat analisis keuangan, sehingga dapat

diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang

mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Kinerja keuangan

perusahaan dapat digunakan untuk mengevaluasi setiap kesalahan yang dilakukan

pada periode sebelumnya serta menyusun strategi yang tepat untuk periode yang

akan datang. Hal ini sangat penting dilakukan agar setiap sumber daya yang ada

dapat digunakan secara optimal.

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja

keuangan perusahaan. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan

menggunakan analisis rasio keuangan. Dalam analisis rasio, kemampuan

menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan, aset atau modal. Peneliti

dalam hal ini menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan

tolak ukur keberhasilan manajemen dalam menjalankan suatu usaha. Menurut

Prihadi (2012:164) rasio profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam penilaian

(8)

memang untuk memperoleh laba. Syamsuddin (2007:59) menyatakan, perhatian

ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya,

suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan. Lukviarman

(2012:33) menambahkan rasio ini sangat bermanfaat dalam menilai efektifitas

manajemen perusahaan secara keseluruhan.

Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah %

# (NPM), ! (ROA) serta ! & (ROE).

Kamaludin dan Indriani (2012:45) mengatakan ukuran yang biasa digunakan

dalam mengukur rasio profitabilitas adalah % # (NPM), ! (ROA) dan ! & (ROE).

Dalam penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahi dampak pengadopsian

ESOP terhadap . Agency cost diukur dengan proksi

' (SGA). SGA mengukur biaya keagenan berdasarkan rasio beban operasi terhadap total penjualan. Semakin tinggi rasio ini mencerminkan

bahwa biaya keagenan yang dikeluarkan perusahaaan semakin besar.

Berikut adalah data % # (NPM), ! (ROA),

! & (ROE) dan ' (SGA)

Perusahaan sebelum dan sesudah pengadopsian

(9)

%

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas, kita dapat melihat bagaimana terdapat

perbedaan yang terjadi pada rasio % # ! dan! & sebelum dan sesudah tahun pengadopsian program ESOP oleh perusahaan. Rasio NPM Pada PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mengalami

peningkatan dari 2,73% menjadi 7,35%, sementara itu pada Asia Pacific Fibers

Tbk. (POLY) justru mengalami penurunan dari 3,265% menjadi 10,655%. Rasio

ROA pada Surya Citra Media Tbk. (SCMA) mengalami peningkatan dari 4,475%

menjadi 16,58% akan tetapi ROA tampak menurun pada Indika Energy Tbk.

(INDY) dari 6,475% menjadi 0,8%. Begitu pula pada Rasio ROE, dimana satu

tahun sesudah pengadopsian ESOP, ROE perusahaan Media Nusantara Citra Tbk.

(MNCN) menunjukkan peningkatan yang cukup besar, yakni dari 6,42% menjadi

20,31%, berbanding terbalik pada MNC Kapital Indonesia. (BCAP), dimana ROE

perusahaan ini mengalami penurunan dari 14,655% menjadi 0,68%. Sementara

untuk yang diproksikan oleh SGA, terdapat Bank Danamon yang mengalami

peningkatan dari 0,69% menjadi 0,785%, hal tersebut berbanding terbalik dengan Bank

(10)

Penelitian mengenai hubungan pengadopsian ESOP dan kinerja

perusahaan sudah beberapa kali dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu,

sayangnya penelitian penelitian tersebut seringkali memberikan hasil yang

berbeda satu sama lain dan tidak konsisten dengan teori. Penelitian yang

dilakukan Ngambi and Oloume (2013) menyatakan bahwa ESOP memiliki

pengaruh positif tehadap ! (ROA) akan tetapi tidak dapat ditemukan bukti yang meyakinkan adanya pengaruh ESOP terhadap !

& (ROE). Sementara hasil berbeda ditemukan oleh Chen and Hsu (2008) yang mendapatkan bahwa ESOP justru berpengaruh paling signifikan terhadap

ROE. Septarina (2013) menemukan bahwa rasio NPM, ROA, dan ROE

mengalami penurunan sesudah pengadopsian ESOP oleh perusahaan. Berbeda

dengan Santhi dan Astika (2015) yang menemukan bahwa terdapat perbedaan

pada ROA setelah hibah ESOP. Sementara Poornima et al. (2015) yang

melakukan penelitian pada perusahaan sektor keuangan menunjukkan bahwa tidak

ditemukan adanya perubahan yang signifikan terhadap profitabilitas dan kinerja

secara keseluruhan. Untuk ( , Sinaga (2009) mengatakan tidak terdapat

perbedaan pada ' pada perusahaan dengan

kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan manajerial.

Hingga kini belum ada jawaban yang pasti mengenai hubungan antara

ESOP dan kinerja perusahaan, baik itu positif atau negatif, pada kinerja ekonomi

ataupun kinerja keuangan (Ngambi and Oloume, 2013). Belum dapat

(11)

mampu menurunkan biaya keagenan dan memberikan dampak yang lebih baik

terhadap kinerja dari suatu perusahaan atau tidak.

Berdasarkan dan fenomena yang terjadi, peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul , - . "

# # " !"

/ (Studi Kasus pada Perusahaan perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia).

% ) " "

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah

apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada % # !

, ! & dan ' sebelum dan

sesudah pengadopsian ?

0 .

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan %

# ! ! & dan

(12)

' 1

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

1. Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan peneliti terkait

penerapan (ESOP). Dengan adanya

penelitian ini maka peneliti mampu mengaplikasikan ilmu yang telah

peneliti dapatkan selama belajar di jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

2. Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta

informasi mengenai temuan dan bukti empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan mengenai pengadopsian ESOP oleh perusahaan.

3. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan

terkait upaya peningkatan kinerja perusahaan melalui

(ESOP). Adanya penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, terutama

dalam hal pemberian kompensasi berupa saham terhadap karyawan.

4. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk melakukan

Referensi

Dokumen terkait

(2012) compare three different state-of-the-art kernel-based classifiers (Support Vector Machine, Import Vector Machine, Rel- evance Vector Machine) on simulated EnMAP data,

As (Bruzzone and Marconcini, 2010), we follow the strategy of gradually replacing source training samples by target samples classified by the most current state of the classifier,

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-3/W3, 2015 ISPRS Geospatial Week 2015, 28 Sep – 03 Oct 2015, La

Apabila batuk tidak cepat sembuh, saya minum obat melebihi takaran yang ditentukan.. Jika batuk saya bertambah parah,saya segera

Penghormatan peserta upacara kepada pemimpin upara dipimpin oleh pemimpinbarisan yang paling kanan.. Laporan setiap pemimpin barisan kepada

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAP1 POTONG (Studi Kasus di PT. LEhlBU JANTAN PERKASA).. ERITA ADELINA

No NO PESERTA NAMA ASAL SEKOLAH KOTA / KABUPATEN REKOMENDASI 105 15050723720478 ANISUL MUTAKIN MTSS RAUDLATUL MUTA'ALIMIN Kab.. 08