• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS I PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS I PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

Skripsi

PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI

SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG

DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

(PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK BATU)

Oleh:

Indra Aditya K 1504027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

Skripsi

PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI

SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG

DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

(PADA MATA PELAJARAN PRAKTEK BATU)

Ditulis dan Diajukan Guna Mendapatkan Ijin Penyusunan Skripsi Pada Program Pendidikan Teknik Sipil/ Bangunan

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

Oleh:

Indra Aditya K 1504027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

commit to user

iv ABSTRAK

INDRA ADITYA PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN SEBAGAI

SUMBER BELAJAR BAGI SISWA KELAS 1 PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui : (1) Bentuk dari video pembelajaran sebagai sumber belajar siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu batu (pasangan tembok ikatan setengah bata). (2) Untuk mengetahui pemanfaatan video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu. (3) Untuk mengetahui hasil dari perancangan video pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 program studi Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran praktek batu. Didalam proses belajar mengajar diharapkan siswa nantinya menjadi lulusan yang berkualitas, untuk menjadi generasi-penerus yang mampu menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan

Berdasarkan masalah dan tujuan, penelitian ini digunakan bentuk penelitian kualitatif. Metode penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah Siswa kelas 1 prgram studi teknik bangunan gedung di SMK Negeri 2 Surakarta yang mengikuti pelajaran praktek batu khususnya pada sub kopetensi “pemasangan ikatan tembok ½ bata” Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas 1 Program Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010, kelas 1 TKB sebanyak 35 peserta didik. Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

(5)

commit to user

(6)

commit to user

vi ABSTRACT

INDRA ADITYA LEARNING THE USE OF VIDEO AS A SOURCE OF

LEARNING FOR STUDENTS GRADE 1 BUILDING CONSTRUCTIONAL PROGRAM IN STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL 2 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March Surakarta University, October 2010.

This study aimed to find out To find out: (1) The form of video as a source of student learning in grade 1 Constructional program course at State Vocational High School 2 Surakarta on subjects practice Stones (pair bonding and a half brick wall). (2) the use of video learning as a learning resource for students in grade 1 Construction Engineering course at State Vocational High 2 Surakarta on practical subjects stones. (3) the result of designing video learning as a learning resource for students in grade 1 Construction Engineering course at State Vocational High 2 Surakarta on practical subjects stones. In the learning process is expected students will become qualified graduates, to become the successor generation that is able to face the future full of challenges

Based on the problems and goals, this study used a qualitative research. The research method is descriptive research method. The study population is a prgram graders building engineering studies at State Vocational High 2 Surakarta who follow the practice lesson stone, especially in sub-competencies "½ brick wall mounting ties" Population is the subject of research. The population in this study were Grade 1 Learners Program Technical Skill Building State Vocational High 2 Surakarta 2009/2010 academic year, a TKB class of 35 students. Methods of research and development (Research and Development) is a research method that is used to produce a specific product and test the effectiveness of the product.

(7)

commit to user

vii MOTTO

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.

(Matius 21:22)

Senantiasalah memiliki pikiran positif, karena apa yang kita pikirkan tentang diri kita, itulah diri kita sebenarnya. Dan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat merendahkan kita kecuali diri kita sendiri.

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

¾ Ayah (Alm) dan ibu tercinta(kel)

¾ Mas Hendra, Mbak Ema, Mbak Santi, dan Adik Tri Aninggar tersayang (kel)

¾ Keluarga Besar Semuanya

¾ Rekan-rekan PTB/S’04

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul :”Pemanfaatan Video Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar Bagi Siswa Kelas 1 Progam Studi Teknik Bangunan Gedung Di SMK Negeri 2 Surakarta”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah memberikan surat keputusan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruaan, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan/ Sipil, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Pembimbing I Drs. AG. Tamrin, M.Pd, M.Si, yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Pembimbing II Rima Sri Agustin, ST, MT, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini

6. Para dosen Program Pendidikan Teknik Bangunan/ Sipil, yang telah memberikan bekal pengetahuan yang sangat berharga bagi peneliti.

7. Teman-teman PTB/S’04 yang selama ini telah memberikan dorongan dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(10)

commit to user

x

Semoga amal baik tersebut mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha kuasa.

Seperti pepatah “Tak ada gading yang tak retak” yang artinya segala sesuatu tak ada yang sempurna. Demikianlah pula dengan skripsi ini, sehingga segala kritik dan saran demi lebih baiknya skripsi ini sangat diharapkan.

Surakarta, Desember 2010

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i.

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I .PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Tinjauan tentang Belajar dan Proses Belajar Mengajar ... 6

a. Pengertian Belajar ... 6

b. Proses Belajar Mengajar ... 7

2. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran... 8

3. Tinjauan Tentang Video Pembelajaran ... 11

a. Pengertian Video ... 11

b. Membuat Produksi Video ... 13

4 Tinjauan Langkah Pemanfaatan Video Pembelajaran ... 23

5. Pendidikan Kejuruan (SMK) ... 26

(12)

commit to user

xii

7. Mata Pelajaran Praktek Batu ... 28

B. Kerangka Berpikir... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 33

C. Populasi, Sampel dan Sumber Data ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

3. Sumber Data ... 32

D. Teknik Pengumpulan data ... 34

E. Insrumen Penelitian ... 35

F. Analisis Data ... 35

G. Perencanaan Desain Produk ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 40

1. Bentuk Video Pembelajaran ... 40

2. Pemanfaatan Video Pembelajaran ... 57

3. Hasil Uji Coba Produk... 59

B. Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Implikasi ... 76

C. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA... 78

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gambar Prosedur Produksi Video ... 19

Gambar 2. Desain Pengembangan Pembelajaran ... 25

Gambar 3. Kerangka Berpikir ... 31

Gambar 4. Bagan Alur Prosedur Pengembangan... 36

Gambar 5. Tampilan awal CyberLink PowerDVD ... 43

Gambar 6. Bars and Tone ………. 43

Gambar 7. Universal Counting Leader ………. 44

Gambar 8. Kampus V PTK FKIP UNS yang beralamat di Jl. A. Yani 200A, Pabelan, Surakarta. ………..……… 44

Gambar 9. Judul video pembelajaran ……… 45

Gambar 10. Gambaran awal Cone Penetration Test ……….... 45

Gambar 11. Judul Persiapan Alat dan Bahan ………... 46

Gambar 12. Batu bata dan Pasir ... 46

Gambar 13. Semen dan Kapur ……….. 47

Gambar 14. Sekop dan Cangkul ... 47

Gambar 15. Penyaring Pasir ………. 47

Gambar 16. Sendok Spesi ………. 48

Gambar 17. Pengukuran Standar Batu bata ……….. 48

Gambar 18. Perbandingan Campuran Spesi……….…. 49

Gambar 19. Pembuatan Adonan Spesi ………. 49

Gambar 20. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan ... 50

Gambar 21. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentangan ……...…. 50

Gambar 22. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Bentangan ... 51

Gambar 23. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Pertama Bentuk Bentangan ... 51

(14)

commit to user

xiv

Gambar 25. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata

Bentuk L atau Bentuk Sik... 52

Gambar 26. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku ……….. 53

Gambar 27. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku ... 53

Gambar 28. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua Bentuk L atau Bentuk Siku ... 54

Gambar 29. Pasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk L atau Bentuk Siku ... 54

Gambar 30. Judul Langkah Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata bentik T ... 54

Gambar 31. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk T ... 55

Gambar 32. Proses Pembuatan Tongkat Penduga ……….….... 55

Gambar 33. Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata Lapis Kedua Bentuk T ... 55

Gambar 34. Pasangan Ikatan Tembok ½ Bata Bentuk T ... 56

Gambar 35. Judul Langkah Kerja Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X) ... 56

Gambar 36. Konstruksi Batu Pasangan Tembok ½ Bata Bentuk Silang …... 56

Gambar 37. Proses Pembuatan Tongkat Penduga Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Bentuk Silang (X) ... 57

Gambar 38. Pemasangan Tembok Ikatan ½ Bata Lapis Kedua Bentuk Silang (X) ... 57

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

(16)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aneka ragam perubahan telah merasuk hampir di seluruh kehidupan manusia sebagai bangsa, kelompok maupun masyarakat dan individu. Untuk dapat bertahan dalam suasana kehidupan yang selalu berubah, suatu persepsi baru akan senantiasa diperlukan oleh manusia. Persepsi baru tersebut hanya dapat ditimbulkan lewat upaya mengembangkan sains dan teknologi, mempersiapkan pengalaman belajar dengan mengikuti perkembangan teknologi yang semakin maju. Untuk menumbuhkan persepsi baru tersebut diantaranya melalui jalur pendidikan.

Di lembaga pendidikan khususnya SMK di Indonesia, permasalahan yang sering timbul dapat diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang diberikan oleh guru.

Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini merupakan hal wajar yang dialami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa tersebut baik dalam karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu. Mata pelajaran Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok ikatan setengah bata, dengan media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang interaktif dan komunikatif dalam mentransfer pengetahuan akibatnya menurunkan motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

(17)

commit to user

Berangkat dari hal tersebut video pembelajaran dalam kelas dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses komunikasi di dalam pembelajaran akan lebih menarik minat siswa dan memberikan kemudahan untuk memahami materi karena penyajiannya yang interaktif, sehingga semua materi pelajaran dapat disampaikan sesuai dengan tuntutan silabi dan alokasi waktu yang diberikan jika memanfaatkan berbagai media sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran.

Sementara itu, dalam era globalisasi dunia persaingan semakin tampak dan tajam. Pemanfaatan teknologi multimedia yang dikhususkan pada teknologi multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Multimedia merupakan sarana media informasi yang tediri dari beberapa elemen yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Video merupakan salah

satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan ide dan gagasan.

Berdasarkan latar belakang Permasalahan tersebut di atas, menimbulkan keinginan peneliti untuk meneliti pengaruh tentang Pemanfaatan Video Pembelajaran sebagai sumber belajar bagi siswa kelas 1 di SMK Negeri 2 Surakarta program Teknik Konstruksi Bangunan khususnya pada mata pelajaran praktek batu.

B. Indentifikasi Masalah

Bertumpu dari latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Mata pelajaran Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok ikatan setengah bata, dengan media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang interaktif dan komunikatif.

(18)

commit to user

C. Pembatasan Masalah

Adapun masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Media konvensional lebih cenderung membosankan, kurang interaktif dan komunikatif, sehingga perlu menciptakan model pembelajaran yang baru. b. Belum tersedianya video pembelajaran praktek batu, khususnya pada

pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata dijadikan perangkat bantu dalam proses pembelajaran.

Denifisi operasional dari pembatasan masalah diatas perlu disajikan sebagai berikut :

i. Video Pembelajaran adalah media yang dirancang secara sistematis yang memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. yang dikemas dalam bentuk kaset video atau DVD/ VCD dan disajikan.

ii. Perancangan video pembelajaran yang akan dibuat hanya menyangkut mata pelajaran praktek batu khususnya pada pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata dijadikan perangkat bantu dalam proses pembelajaran.

iii. Hasil dari perancangan media yang dikembangkan hanya dalam bentuk video pembelajaran mata pelajaran praktek batu khususnya pada pokok pelajaran pemasangan tembok ikatan setengah bata.

(19)

commit to user

D. Perumusan masalah

Dalam penelitian perumusan masalah sangat diperlukan agare suatu penelitian dapat terarah dengan baik. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara merancang video pembelajaran untuk mata pelajaran praktek batu, khususnya pada pokok bahasan pasangan tembok setengah bata berdasarkan kriteria kualitas video pembelajaran yang baik?

2. Bagaimana hasil dari perancangan video pembelajaran mata pelajaran Praktek Batu apakah layak digunakan sebagai media pembelajaran? 3. Bagaimana pemanfaatan video pembelajaran praktek batu sebagai sumber

belajar bagi siswa kelas 1 program Teknik Konstruksi Bangunan di SMK Negeri 2 Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan bentuk metode ilmiah dalam rangka memecahkan masalah. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara merancang video pembelajaran pada mata pelajaran praktek batu (pasangan tembok ikatan setengah bata).

2. Untuk mengetahui hasil dari perancangan video pembelajaran pada mata pelajaran praktek batu

(20)

commit to user

F. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya tentang proses belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

1. Sebagai masukan bagi guru dalam pembinaan proses belajar mengajar, sehingga dapat mengambil langkah yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

2. Menanam dan menumbuhkembangkan rasa kesadaran siswa, akan arti pentingnya manfaat teknologi informasi terhadap proses belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

3. Dapat mempermudah pemahaman mengenai mata pelajaran Praktek Batu, khususnya pada pokok bahasan pemasangan ikatan tembok ½ bata.

4. Menjadi perangkat bantu alternatif dalam pembelajaran pada mata pelajaran Praktek Batu.

(21)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam suatu penelitian ilmiah konsep teori merupakan langkah awal dalam usaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi karena disinilah akan diperoleh informasi dan keterangan abstrak yang bersangkutan dengan variabel yang akan diukur. Biasanya dengan pedoman pada konsep teori yang informatif, seorang peneliti akan dapat mencari data lapangan yang tepat dan berdaya guna, sehingga tujuan peneliti dapat tercapai dengan baik.

Menurut Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry (1998: 749) mengemukakan “Teori adalah dalil (ilmu pasti); ajaran atau paham (pandangan) tentang sesuatu berdasarkan kekuatan akal (ratio); patokan dasar atau garis-garis dasar sains dan ilmu pengetahuan”.

Bertitik tolak dari batasan pengertian tersebut maka peneliti telah mencari bahan teori yang memuat tentang keterangan dan variabel yang relevan dengan masalah yang sedang peneliti lakukan. Adapun landasan teori berfikir adalah:

1. Tinjauan tentang Belajar dan Proses Belajar Mengajar

a. Pengertian Belajar

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, maka belajar merupakan kebutuhan hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan dan untuk mengembangkan diri untuk menuju dewasa. Semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang menimbulkan perubahan yang melanda segenap aspek kehidupan,maka tanpa belajar manusia akan tertinggal dan merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri, terutama hidup dan penghidupan yang selalu berubah. Belajar sendiri dapat terjadi dimana-mana, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan ditengah-tengah masyarakat.

(22)

commit to user

Menurut Sumadi Suryabrata (1984: 153) mengemukakan bahwa: “Belajar adalah proses yang membawa perubahan baik aktual maupun potensial serta didapatkan percakapan baru dan belajar itu terjadi karena usaha yang disengaja”. Dari pendapat tersebut jelas bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang menimbulkan kecakapan baru serta merupakan kegiatan yang disengaja sehingga seseorang yang telah melaksanakan kegiatan belajar diharapkan akan lebih mampu menghadapi kesulitan serta dapat mengarah pada tujuan hidupnya.

b. Proses Belajar Mengajar

Agar dapat mengadakan pembahasan lebih lanjut dn terarah mengenai masalah proses belajar mengajar, berikut ini peneliti kemukakan batasan dari beberapa ahli.

Ramsden (2003: 10) dalam modelnya mengartikulasikan 'mengajar yang baik' bagaimana membantu siswa untuk memahami 'hakikat beasiswa' tersebut. Hal ini dicapai dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk 'belajar dan praktik, 'Urutan dalam pembelajaran' dan 'mencerminkan belajar'. Ramsden mengambil proses keterlibatan langkah lebih lanjut dimana instruktur memiliki ruang lingkup untuk kreativitas dalam ekspresi individu dan kebebasan untuk memilih waktu dan metode pembelajaran. 'Keragaman' juga merupakan bagian penting dari keterlibatan - baik dalam berbagai kegiatan yang ditawarkan dan juga sebagai pengakuan bahwa kelompok-kelompok siswa yang beragam. Unsur-unsur yang berdampak pada keterlibatan siswa dalam pendidikan menengah termasuk relevansi, umpan balik tepat waktu, individu dan konstruksi sosial pengetahuan, kehadiran sosial, dan masyarakat.

Menurut Bambang Prawiro dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar (1994: 1) mengatakan bahwa :

Proses belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakandan disajikan di sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas.

(23)

commit to user

Dari pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa proses belajar mengajar adalah suatu proses yang alami secara langsung dean aktif oleh siswa obyek didik dan guru sebagai subyek didik dalam kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah baik yang terjadi didalam kelas maupun diluar kelas. Setiap proses kegiatan itu pasti mempunyai tujuan akhir yang ingin dicapai, atau dalam kata lain dalam proses kegiatan itu tentunya akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Dari pendapat tersebut nampaklah bahwa belajar itu merupakan suatu proses yang menimbulkan percakapan baru serta merupakan kegiatan yang disengaja sehingga seseorang yang telah melaksanakan kegiatan tersebut diharapkan akan lebih mampu menghadapi kesulitan serta dapat mengarah pada tujuan hidupnya. Jika seseorang melakukan kegiatan belajar, dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan menuju arah yang lebih baik serta dapat meningkatkan kemampuan seperti yang diharapkan.

2. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran

Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa. Menurut Edgar Dale dalam Sigit Prasetyo (2007: 6)

Sedangkan menurut ADPRIMA. ISSN: (0092-1815) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa :

International Journal of Instructional Media (IJIM) adalah sumber

cutting edge penelitian dan komentar pada semua bentuk media pembelajaran yang digunakan pada hari ini instruksi dan pelatihan. IJIM menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek. Pertumbuhan dalam teknologi pendidikan menghadapkan orang, instruktur, dengan bentuk yang luas dari media pembelajaran tanpa panduan yang jelas untuk penggunaan secara optimal. Untuk membantu menjembatani kesenjangan, IJIM berfokus pada kualitas penelitian dan menyajikan artikel tentang program-program yang sedang berlangsung di media pembelajaran dan pendidikan. IJIM menyelidiki dan menjelaskan: Teknologi Komputer(Computer mediated) komunikasi termasuk internet, pendidikan

(24)

commit to user

Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan materi kompetensi karena guru harus intensif menyesuaikan materi.

Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu era yang ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996: 53) menjelaskan bahwa suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.

Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi penyampaian pelajaran kurang tepat. Dalam hal ini guru mungkin kurang atau tidak memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa.

(25)

commit to user

sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna. Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media adalah: (1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme (2) Membangkitkan minat atau motivasi,(3) Menarik perhatian, (4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran dan (5) Mengaktifkan siswa dalam belajar. Perlu disadari bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika proses pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi pencapaian kompetensi yang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan mutu pendidikan kejuruan tidak terlepas dari usaha memperbaiki proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponen- komponen yang bersifat sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses pembelajaran itu saling berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama menentukan optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut menurut Mudhoffir (1999: 105) dijabarkan atas pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Sedangkan menurut Winkel (1999: 153), komponen pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal, prosedur didaktik, pengelompokan siswa, materi, media, dan penilaian.

Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan fungsional, maka fungsi media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian media dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan.

Pemerintah telah lama menyadari bahwa peran media dalam proses pembelajaran amat penting. Oleh karena itu telah banyak dana diinvestasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melalui pengadaan atau pendistribusian berbagai macam media pembelajaran ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Efektifitas penggunaan media pembelajaran sangat tergantung pada derajat kesesuaiannya dengan materi yang akan diajarkan. Disamping itu tergantung juga pada keahlian guru dalam menggunakan media tersebut. Dalam hal ini Dick & Carey dalam Lamudji menyatakan bahwa salah satu keputusan yang paling penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan menggunakan media yang sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran.

(26)

commit to user

siswa yang belajar. Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru. Media berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan kualitas dalam diri siswa.

Pemanfaatan media pembelajaran terkait dengan pembelajaran Kompetensi melaksanakan praktek batu, praktek kayu, pemasangan pondasi gedung, telah dilaksanakan di sekolah-sekolah yang telah memiliki beberapa media pembelajaran, baik yang diperoleh dari pemerintah (melalui proyek), dibeli sendiri oleh sekolah, maupun yang dibuat sendiri oleh guru. Demikian pula yang terjadi pada SMK. Sebagai sekolah yang telah berstandar nasional, SMK telah menerima bantuan berupa peralatan pembelajaran dari pemerintah seperti Laptop dan Liquid Crystal Display (LCD) yang sampai saat ini belum dimanfaatkan sebagai media Pembelajaran. Sehingga permasalahan yang timbul adalah mediamedia pembelajaran yang tersedia dirasa kurang informatif untuk menjelaskan Pelaksanaan Prosedur praktek batu, praktek kayu dan pemasangan pondasi gedung.

3. Tinjauan tentang Video Pembelajaran

a. Pengertian Video

Pengolahan video sebelum era digital saat ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan film dengan durasi yang pendek. Proses pengambilan gambar hingga editing harus dilakukan oleh orang yang benar-benar profesional untuk hasil yang maksimal. Era digital membuat pekerjaan seorang amatir yang sebelumnya mustahil dilakukan menjadi sangat mungkin bahkan untuk diperbandingkan dengan pekerjaan professional sekalipun. Termasuk dalam produksi video, software pengolahan video menawarkan berbagai kemudahan dan keunggulan bagi siapapun yang ingin berkreasi sesuai dengan kebutuhan (Sigit Prasetyo, 2007: 5).

(27)

commit to user

anak-anak bisa mendapat manfaat dari proyek multimedia yang memuat teks, grafik, gambar, audio, dan video khususnya animasi. Sedangkan menurut Ariesto Hadi Sutopo (2003: 21) menyatakan bahwa sistem multimedia mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: (1) mengurangi waktu dan ruang yang digunakan untuk menyimpan dan menampilkan dokumen dalam bentuk elektronik dibanding dalam bentuk kertas; (2) meningkatkan produktivitas dengan menghindari hilangnya file; (3)

memberi akses dokumen dalam waktu bersamaan dan ditampilkan dalam layar; (4) memberi informasi multidimensi dalam organisasi; (5) mengurangi waktu dan biaya dalam pembuatan foto; dan (6) memberikan fasilitas kecepatan informasi yang diperlukan dengan interaksi visual. Selain itu, manfaat multimedia adalah memungkinkan dialog, meningkatkan kreativitas, memfasilitasi kolaborasi, memperkaya pengalaman, dan meningkatkan keterampilan.

Data video dapat diperoleh secara aktif ataupun pasif. Pembagian ini didasarkan pada proses perencanaan hingga data video dimanfaatkan. Bila skenario, pengambilan gambar hingga proses capturing, editing dan finishing dilakukan”sendiri” maka video data dikatakan diperleh secara aktif. Tapi jika hanya salah satu atau sebagian saja, pekerjaan yang dilakukan video diperoleh secara pasif.

Video yang dibuat sendiri tentunya membutuhkan waktu yang sangat lama karena melibatkan proses produksi dengan tahapan yang cukup banyak. Proses perencanaan dimulai dengan membuat storyboard, menulis skenario dan

merencanakan pengambilan gambar. Pekerjaan utama produksi video adalah proses pengambilan gambar menggunakan perekam video baik yang analok maupun yang digital. Proses akhir merupakan kegiatan capturing, editing dan finishing yang lebih bersifat pengaturan data mentah untuk diolah sesuai kebutuhan.

(28)

commit to user

Sedangkan menurut Baltimore County dalam jurnalnya menyebutkan bahwa :

Interaktif video dalam e-learning sistem memungkinkan akses proaktif dan acak ke konten video. studi empiris kami meneliti pengaruh video interaktif pada hasil belajar dan kepuasan peserta didik dalam lingkungan pembelajaran. Empat setting yang berbeda dipelajari: tiga adalah lingkungan pembelajaran dengan video interaktif, dengan video non interaktif, dan tanpa video. Yang keempat adalah lingkungan kelas tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai video untuk efektivitas pembelajaran bergantung pada penyediaan interaktivitas. Siswa di lingkungan pembelajaran yang menyediakan video interaktif mencapai kinerja belajar secara signifikan lebih baik dan lebih tinggi tingkat kepuasan peserta didik dibandingkan dengan pengaturan lain. Namun, siswa yang menggunakan lingkungan e-learning yang menyediakan video non-interaktif tidak membaik juga. Temuan menunjukkan bahwa mungkin penting untuk mengintegrasikan video instruksional interaktif ke sistem pembelajaran

b. Membuat Produksi Video

Proses produksi video secara aktif tidak hanya membutuhkan waktu lebih lama, tapi juga melibatkan perlengkapan pendukung yang tidak sedikit pula. Perangkat utama yang dibutuhkan dalam proses produksi video tentu saja sebuah alat perekam video. Seiring dengan berkembangnya teknologi digital, kamera perekam video juga bergeser dari yang bersifat analog menjadi digital (Digital Video). Media penyimpan yang berupa kaset juga berubah menjadi perekam dalam bentuk cakram magnetik (Hard Disk). Bahkan setiap orang dapat mengabadikan momen penting dalam bentuk video cukup menggunakan kamera saku atau video handphone. Tentunya kualitas video dari perangkat yang disebut

terakhir jauh dari memuaskan.

Sejalan dengan hal tersebut, Agnew, Kellerman & Meyer (1996: 8) menyatakan bahwa istilah multimedia lebih terfokus pada interaktivitas antara media dengan pemakai media. Constantinescu (2007: 2) menyatakan bahwa “Multimedia refers to computer-based systems that use various types of content, such as text, audio, video, graphics, animation, and interactivity”. Maksudnya adalah bahwa multimedia merujuk kepada

sistem berbasis komputer yang menggunakan berbagai jenis isi seperti teks, audio, video, grafik, animasi, dan interaktivitas.

Chapman & Chapman (2004: 8) menyatakan bahwa bentuk multimedia sebagai alat penyampai pesan dibedakan menjadi dua yaitu

(29)

commit to user

yang menggunakan suatu jaringan untuk menyampaikan informasi dari satu komputer atau server machine yang menjadi pusat penyimpan data ke

jaringan lain baik jaringan lokal dalam suatu organisasi maupun jaringan internet. Offline delivery adalah multimedia yang disimpan dengan

menggunakan suatu alat penyimpan atau kemasan yang dapat dipindahkan. Alat penyimpan tersebut harus mampu menyimpan data yang besar sesuai dengan ciri-ciri data multimedia, misalnya DVD dan CD-ROM.

Perangkat pendukung proses produksi adalah komputer”multi media” yang memiliki sertifikasi khusus untuk proses capturing dan editing. Prosesor

dengan kecepatan 800 MHz cukup memadai untuk mencacah sekuen video.

Hardisk ”kecepatan standar” dengan kapasitas ”besar” sangat dibutuhkan dalam

proses capturing. Rekaman digital dalam kaset DV 60 membutuhkan ruang

kosong lebih dari 4 GB untuk menampung ”data mentah” sebelum diolah. Alat lain yang harus ada adalah capturing card, yang berfungsi sebagai jalur utama

komunikasi input device (perekam video) dengan komputer beserta kabel data

yang sesuai dengan proses transfer data.

Video adalah suatu media yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. Secara fisik Video pembelajaran merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video atau VCD dan disajikan dengan menggunakan peralatan VTR atau VCD player serta TV monitor.

Perkembangan teknologi multimedia saat ini telah memasuki aspek kehidupan manusia di berbagai sektor. Pemanfaatan multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Teknologi multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru dalam memberikan informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami. Multimedia merupakan sarana media informasi yang terdiri dari gabungan beberapa elemen, yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Film merupakan salah

(30)

commit to user

manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi lebih bagus dan bervariasi.

Pembuatan objek multimedia dilakuan dengan menggunakan hardware dan software berbasis multimedia.

1. Hardware yang digunakan dalam pembuatan objek multimedia

a) Prosesor Intel (R) atom (TM) CPU 330 @ 160 GHz (4 CPUS) b) DDR Kingstone, min. 2 GB

c) VGA 512 MB d) Sound Card

e) Resolusi Monitor 1024 × 768 pixel f) Dvd Rw, Mouse dan Keyboard g) Speaker Active

h) HD Camcorder 2. Software yang digunakan:

a. Microsoft Windows XP Professional, sebagai Sistem Operasi b. Adobe Premiere Pro 2.0 dan Corel Draw X3.

c. Ulied Video Studi 10 untuk mengedit film dan merekam suara.

Terdapat berbagai jenis film, antara lain, film dokumenter, video pendek, company profile, dan yang lainnya. Pada dasarnya, sistematika pembuatan semua jenis film hampir sama. Dibawah ini dijelaskan gambar prosedur produksi video diantaranya:

1) Tahap Persiapan (Pra Production)

Persiapan dapat terdiri dari Identifikasi Program, Sinopsis, Teatment, Storyboart, Naskah / skrip, Shoting skrip.

Persiapan dapat terdiri dari Identifikasi Program, Sinopsis, Teatment, Storyboart, Naskah / skrip, Shoting skrip.

a) Identifikasi Program

(31)

commit to user

kebutuhan, materi, situasi, penuangan gagasan dll. Isi dari identifikasi program meliputi :

(1) Judul Program : berisikan tentang judul/ tema program yang dirumuskan dengan kalimat singkat, padat dan menarik.

(2) Tujuan/ Kompetensi : dirumuskan dengan jelas, Pada rumusan tujuan ini perlu ditulis tujuan umum yang ingin dicapai oleh sasaran setelah mengikuti program ini.

(3) Pokok Bahasan : Penulisan dilakukan terutama program video yang dibuat berupa video pembelajaran (Intrucstional Video/film) yang

secara langsung mengacu kurikulum yang sudah ada. Jika video yang dibuat adalah film pendidikan penulisan pokok bahasan dapat ditulis atau tidak.

(4) Sub pokok Bahasan : Penulisan sub bahasan ini juga dilakukan terutama program video yang dibuat berupa video pembelajaran

(Intrucstional Video/ film) yang secara langsung mengacu kurikulum

yang sudah ada.

(5) Sasaran : sasaran adalah “Target Audiece” yang menjadi sasaran

utama program ini. Dalam penulisannya mesti ditulis secara jelas untuk siapa, misalnya untuk mahasiswa.

(6) Tujuan Khusus/ Indikator : apabila program video yang dibat diambil dari kurikulum maka tujuan atau indikator ditulis secara jelas.

b) Sinopsis

Dalam praktek synopsis diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkat dan padat tentang tema atau pokok materi yang akan digarap. Tujuan utamanya adalah mempermudah pemesan menangkap konsepnya, mempertimbangkan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan enentukan persetujuannya.

(32)

commit to user

film/ video hampir sama dengan istilah synopsis untuk yang lainnya. Dalam penulisannya tidak diuraiakan dengan kalimat yang panjang tetapi cukup beberapa kalimat saja namun tercakup didalamnya: tema, even, alur yang dikemas dengan kalimat yang sederhana yang mudah dipahami.

c) Treatment

Agar berbeda dengan synopsis, treatment mencoba memberikan uraian ringkas secara diskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu episode ceritera atau rangkaian peristiwa pembelajaran (Intrucsional Video/film) nantinya akan

digarap. Kalau pada synopsis penulisannya dibuat sedemikian singkat, akan tetapi dalam treatment semua alur cerita yang akan ada dalam video tersebut diuraikan dari awal kemunculan gambar sampai program berakhir diuraikan secara diskriptif. Secara sederhana penulisan treatment sama dengan kita menceritakan kembali pengalaman menonton film kepada orang lain, dimana kita bercerita tentang kronologis jalan film tersebut.

d) Storyboard

Rangkaian kejadian seperti dilukiskan dalam treatment tersebut kemudian divisualkan dalam perangkat gambar atau sketsa sederhana. Tujuan pembuatan storyboart ini antara lain adalah ntuk melihat tata urutan peristiwa yang akan divisualkan telah sesuai dengan garis ceritera (plot) maupun sekuens belajarnya. Disamping itu untuk melihat apakah kesinambungan (kontinuitas) alur ceriteranya sudah lancar. Storyboard dapat juga dipergunakan sebagai moment-moment pengambilan (shots) menggantikan apa yang lazim disebut “shooting breakdown”.

Bagi sebagian pembuatan film terkadang storyboard tidak dilakukan, cukup diakomodasi dari naskah atau skrip.

Contoh Storyboard

(33)

commit to user

sebagai kegiatan ini ditayangkan peraga oleh pemain tentang pemasangan pasangan batu. Kegiatan diawali dengan kegiatan pengenalan bahan material meliputi batu bata, semen, pasir, bahan perekat/ kapur.

e) Skrip atau Naskah Program

Keterangan-keterangan yang didapat dari hasil eksperimen coba-coba dari storyboard tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk skrip atau naskah program menurut tata urutan yang dianggap sudah benar. Dalam pembuatan program film maupun video, skrip atau naskah program ini merupakan daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi penuturan menuju perilaku belajar yang dicapai. Tujuan utama suatu skrip atau naskah program adalah sebagai peta atau bahan pedoman bagi sutradara dalam mengendalikan penggarapan substansi materi dalam bentuk program. Karena itu skrip yang baik dilengkapi dengan tujuan, sasaran, sinpsis, treatment.

f) Skenario/ Shooting skrip

Bila diatas disebutkan skrip terutama ditujukan untuk bahan pegangan sutradara dan pemain, skenario lebih merupakan petunjuk oprasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan programnya. Petugas yang membutuhkan diantaranya : Editor/ penyunting gambar, kameramen, pencatat adegan, sound men, dan lain-lain.. Bila dalam pendekatan film perpisahan umumnya bersifat

‘cut-to-cut’ dalam pengambilannya boleh meloncat-loncat dengan pengelompokan

menurut keadaan waktu, cuaca, lokasi maupun sifatnya (didalam atau diluar gedung stadion), perpindahan dalam pendekatan video dapat transisional dan sifatnya sekuensial.

2) Tahap Perekaman (Production)

(34)

commit to user

3) Tahap Akhir (Post Production)

a) Tahap Penggabungan/ Editing

Tahap penggabungan adalah proses penyatuan materi untuk diedit sehingga menghasilkan film yang menarik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengeditan yaitu :

(1) Pemotongan Gambar (2) Pemberian efek tulisan (3) Transisi Gambar (4) Pemberian efek suara (5) Penggabungan (Rendering)

b) Tahap Keluaran/ Mastering

Tahap keluaran merupakan hasil akhir pengeditan film. Hasil akhir bisa ditentukan untuk ditampilkan ke dalam berbagai format media, seperti video, film, VCD, DVD atau yang lainnya.

Shoting Skrip Pra-Production

Identifikasi Program

Sinopsis

Treatment

Storyboard

Naskah/ Skrip

Production Shoting Skrip Rec Audio

[image:34.612.137.508.208.695.2]

Post Production Editing Mastering Gambar 1. Gambar Prosedur Produksi Video

(35)

commit to user

Menurut Ngadino Y ”Video Pembelajaran adalah rangkaian gambar elektronik yang memiliki unsur gerakan dan suara yang digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi atau matakuliah”.

Video pembelajaran mempunyai 3 karakteristik yaitu:

1. Signal video menyajikan objek gambar (tiga dimensi) yaitu warna, gerakan dan suara.

2. Tata urutan gambar tetap (tidak bisa dirubah).

3. Cenderung kurang memberi respon ada peserta didik.

Di dalam kelompok ini sekurang-kurangnya ada 3 fungsi Video pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sehari-hari di dalam proses belajar- mengajar, yaitu:

1. Video sebagai alat bantu guru yang meliputi: animasi peristiwa, alat uji siswa, sumber referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus, alat peraga visual dan media komunikasi antar guru.

2. Video sebagai alat bantu interaksi guru-siswa yang meliputi: komunikasi guru-siswa, kolaborasi kelompok studi dan manajemen kelas terpadu.

3. Video sebagai alat bantu siswa meliputi: buku interaktif, belajar mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya siswa dan media komunikasi antar siswa.

Dalam sistem belajar mengajar di SMK belum semua mendapatkan atau sudah menggunakan media yang berupa Video. Pemanfaatan media tersebut dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat mempermudah siswa mencari data-data mata pelajaran dalam pembelajarannya. Selain buku pelajaran, siswa dapat memperoleh materi pelajaran dari video melalui pelajaran tertentu yang telah tersedia.

(36)

commit to user

dana operasional sekolah dan ada juga didaerah-daerah pelosok yang belum terjangkau atau masih tertinggal.

Perkembangan teknologi multimedia saat ini telah memasuki aspek kehidupan manusia di berbagai sektor. Pemanfaatan multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Teknologi multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru dalam memberikan informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami. Multimedia merupakan sarana media informasi yang terdiri dari gabungan beberapa elemen, yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio. Film merupakan salah

satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan ide dan gagasan seseorang. Seiring perkembangan teknologi multimedia, manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi lebih bagus dan bervariasi.

Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan mahasiswa menguasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh tenaga pendidik.

(37)

commit to user

Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret, baik dari segi atau konsep maupun faktanya, tetapi belajar sering pula bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya, dan berada dibalik relaitas. Demikian juga dalam proses belajar-mengajar untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat konkret dan abstark tersebut tidak bisa hanya mengandalkan beberapa metode yang sering dilakukan pada umumnya, seperti metode ceramah, modul, dan sebagainya, tapi dituntut juga adanya peran media yang dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa. Demikian juga karena pada dasarnya belajar merupakan interaksi dan komunikasi dan hal itu tidak akan terjadi tanpa adanya perantara, seperti yang telah disebutkan pada bab sebelum-sebelumnya yaitu “video pembelajaran”. Dalam hal ini terdapat beberapa penjelasan tentang fungsi media massa tersebut, diantaranya menurut Nana Sudjana (1991: 15) yaitu:

1. Penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai sungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situsi belajar mengajar yang lebih efektif

2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi belajar. Ini berari bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru. 3. Media dalam pengajaran, penggunaanya bersifat integral dengan

tujuan dan isi pelajaran.

4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

5. Penggunaan media pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menagkap pengertian yang diberikan guru.

6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengaar.

7. Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diterapkan dalam proses belajar-mengajar, maka terlihat peranannya sebagai berikut:

8. Media yang digunakan guru sebagi penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang disampaikan oleh guru.

9. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.

(38)

commit to user

Penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut Prof. Pupuh Faturrohman dan M.Sobry Sutikno, M.Pd (1992: 35) adalah sebagai berikut:

1. Menarik perhatian siswa

2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran

3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan)

4. Mengatasi keterbatasan ruang

5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif 6. Waktu pembelajarn bisa dikondisikan

7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar

8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar.

9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam

10. Meningkatkan kadar keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan menurut Kemp and Dayton (1985:14) konstribusi video pembelajaran adalah.

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan

7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan

8. Peran guru berubahan kearah yang positif.

4. Langkah Pemanfaatan Video Pembelajaran

a. Persiapan

Sebelum memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut:

1). Menyusun jadwal pemanfaatan disesuaikan dengan topik dan program belajar yang sudah dibuat.

2). Memeriksa kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan tegangan peralatan dengan tegangan listrik yang tersedia di sekolah.

(39)

commit to user

4). Mempelajari isi program sekaligus menandai bagian-bagian yang perlu atau tidak pertu disajikan dalam kegiatan pembelajaran.

5). Memeriksa kesesuaian isi program video dengan judul yang tertera. 6). Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis, dan peralatan lain

yang diperlukan.

7). Mengatur tempat duduk siswa agar semua siswa dapat melihat dan mendengar dengan baik.

b. Pelaksanaan

Selama memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut:

1). Sebelum menghidupkan/ memulai program video pembelajaran mengajak siswa agar memperhatikan materi yang akan dipelajari dengan baik.

2). Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan.

3). Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari program yang akan dimanfaatkan.

4). Memberikan prasarat/persepsi pengetahuan/pelajaran sebelumnya.

5). Mengoperasikan program sesuai dengan petunjuk pemanfaatan/petunjuk teknis dan bahan penyerta.

[image:39.612.133.516.100.522.2]

6). Mengamati/memantau kegiatan siswa selama mengikuti program. Selama program diputar, guru tidak perlu maju ke depan menunjuk gambar di layar atau mondar-mandir berkeliling kelas. Lebih baik guru mengajarkan

a) Menjaga agar suasana kelas tetap tertib.

b) Usahakan agar volume suara (narasi) jelas terdengar oleh seluruh siswa yang ada di ruangan.

c) Mengatur kekontrasan dan kecerahan gambar pada pesawat televisi, sehingga gambar terlihat jelas oleh siswa.

(40)

commit to user

ANALISIS TUJUAN DAN KARATERISTIK ISI ANALISIS SUMBER BELAJAR PENENTUAN TUJUAN BELAJAR DAN ISI ANALISIS KARATERISTIK PEMBELAJAR PENETAPAN STRATEGI PENYAMPAIAN PENETAPAN STRATEGI PENGORGANISA SIAN PENERAPAN STRATEGI PENGELOLAAN PENGUKU RAN HASIL PEMBELA JARAN 9). Membuat kesimpulan materi/isi program sesudah memberikan evaluasi

kepada siswa.

c. Tindak Lanjut

1). Memberikan tugas kepada siswa. 2). Memberi pertanyaan/umpan balik.

3). Bagi mata pelajaran yang memerlukan praktikum, guru kemudian mengajak siswa untuk mengadakan praktek di laboratorium.

4). Bagi mata pelajaran yang memerlukan tambahan referensi yang lebih lengkap, guru mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan.

5). Menginformasikan tentang pentingnya memperhatikan/mendengarKan program video pembelajaran untuk pemanfaatan program video pembelajaran berikutnya.

[image:40.612.124.519.175.601.2]

6). Mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber belajar lain yang relevan dengan materi yang dipelajari.

(41)

commit to user

5. Tinjauan tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Pendidikan kejuruan sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. (UUSPN 2 1989)

b. Dalam PP 28 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.

c. Menurut Snedden (1971: 8) “Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya”.

d. ”Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus (specialized education) karena kelompok pelajaran atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa mendatang.”(Suharsimi Arikunto, 1990: 1)

Jadi pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk atau meghasilkan lulusan yang terampil dalam salah satu bidang keahlian tertentu, sehingga lulusan tersebut akan dapat bekerja dalam bidang tertentu tersebut.

Salah satu contoh penyelenggara pendidikan kejuruan tingkat menengah adalah SMK. Hal ini dapat dilihat dari tujuan diselenggarakan pendidikan di SMK. Pendidikan di SMK bertujuan :

a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan / atau meluaskan pendidikan dasar.

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitarnya.

(42)

commit to user

d. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional.

Dalam Depdiknas (2000: 276) juga disebutkan bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut:

Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan serta mengembangkan sikap profesional, menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, dan menyiapkan tamatannya agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

Jadi SMK bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk kemampuan siswa sehingga akan mampu untuk terjun didunia usaha sebagai tenaga terampil dan professional.

Selain tujuan diselenggarakan pendidikan di SMK, pendidikan menengah kejuruan juga mempunyai arti penting bagi pembangunan di Indonesia. Hal ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara (1998: 138) adalah sebagai berikut:

Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktifitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja. Dalam hubungan ini berbagai tingkat dan jenis pendidikan serta latihan kejuruan dan politeknik, perlu lebih diperluas dan ditingkatkan mutunya dalam rangka mempercepat dipenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil bagi pembaharuan di segala bidang.

6. SMK Negeri 2 Surakarta

a. Visi SMK Negeri 2 Surakarta

Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era Global.

b. Misi SMK Negeri 2 Surakarta

1) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri, 2) Unggul dalam ketrampilan dan Teknologi,

(43)

commit to user

c.Fasilitas SMK Negeri 2 Surakarta

Sekolah terletak di dalam kota Surakarta di komplek persekolahan / di lingkungan persekolahan, lokasi sangat strategis dan dekat dengan lapangan olahraga (stadion) Manahan, sehingga sangat menunjang suasana diklat dan olahraga, luas sekolah 23.150m2. Guna menunjang Pendidikan dan Pelatihan, sekolah mempunyai fasilitas antara lain : Studio Teknik Gambar Bangunan, Bengkel Teknik Konstruksi Bangunan, Bengkel Teknik Perkayuan, Bengkel Teknik Listrik Pemakaian, Bengkel Teknik Audio Video, Bengkel Teknik Pemesinan, Bengkel Teknik Mekanik Otomotif,Bengkel dan Laboratorium Teknik Komputer dan Jaringan, MTU (Mobil Training Unit), Laboratorium

Multimedia,Laboratorium Komputer dan Perpustakaan.

7. Mata Pelajaran Praktek Batu

(Pemasangan Ikatan Tembok ½ Bata)

Memasang tembok ikatan ½ batu merupakan salah satu materi pelajaran yang digunakan pada pelajaran Praktik Batu di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) khususnya pada program studi Teknik Konstruksi Bangunan. Mata diklat ini membahas secara sederhana cara memasang berbagai macam pasangan tembok ikatan ½ bata yaitu :

a. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk bentangan, b. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk siku (L), c. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentukT dan d. Pemasangan tembok ikatan ½ bata bentuk silang.

Pada umumnya untuk membangun suatu ruangan, pagar, dinding sekat dan sebagainya dipakai bahan batu bata , walaupun untuk saat sekarang banyak juga dipakai batako. Keuntungannya adalah cara pembuatannya yang mudah dan sangat sederhana, sedangkan kerugiannya belum ada standarisasi mutu pada pembuatan batu bata.

(44)

commit to user

pasangan tembok selain pasangan setengah bata dapat juga berupa pasangan satu bata, satu setengah bata, dan dua bata. Hanya saja sekarang jarang dipergunakan disamping biayanya lebih mahal juga akan banyak memakan tempat. Khusus untuk bangunan tertentu masih menggunakan pasangan dengan tebal lebih dari setengah bata misalnya untuk pondasi bata dan septic tank.

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam pemasangan ikatan tembok ½ bata yaitu ; Water, Pass Benang, Siku rangka, Meteran, Tongkat duga, Sendok spesi Pensil, Line Bobbins, Pemotong bata, Palu, Bak spesi, Ember,Sekop dan Cangkul. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu ; Batu Bata dan adonan spesi. (Diraatmadja E, 1997: 22).

B. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran praktek batu Di SMK Negeri 2 Surakarta pada program teknik banguna gedung, merupakan mata pelajaran produktif sehingga setiap siswa diharapkan dapat menguasai mata pelajaran ini. Karena itu dalam pembelajarannya harus ada interaksi antara guru dengan siswa. Untuk mewudjudkan pembelajaran yang interaktif maka dibutuhkan media pembelajaran yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

(45)

commit to user

Dari pemanfaatan video pembelajaran tersebut, diharapkan mampu membangkitkan keinginan dan minat yang baru, sebagai motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan membawa pengaruh psiklogis bagi siswa. Dalam penelitian ini, hasil pemanfaatannya media ini harus bisa merubah pola belajar siswa menjadi lebih baik. Selain itu harus menarik agar merangsang pengguna tertarik menjelajah seluruh program, sehingga seluruh materi pembelajaran yang terkandung di dalamnya dapat terserap dengan baik. Jika belum efektif dalam pembelajaran menggunakan media tersebut, maka perlu adanya evaluasi dalam proses pembelajaran menggunakan video pembelajaran.

(46)
[image:46.612.152.534.82.616.2]

commit to user

Gambar 3. Skema Kerangka Berpikir SMK Negeri 2 Surakarta Siswa Kelas 1 Program Teknik

Bangunan Gedung

(mata pelajaran praktek batu)

Pembuatan Video Pembelajaran Praktek Batu

Pemasangan ikatan tembok setengah bata

Hasil perancangan video pembelajaran sebagai

sumber belajar siswa Pemanfaatan video pembelajaran (Pengoperasian dan penggunaan perangkat

video pembelajaran)

Sesuai Belum Sesuai

(47)

commit to user

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang disalikan, tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 5 Surakarta khususnya pada Progam Teknik Bangunan

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan setelah usulan disetujui oleh pembimbing skripsi dan telah mendapat ijin dari pihak – pihak terkait. Pelaksanaan penelitian direncanakan di mulai pada bulan Juli sampai dengan Desember 2009. adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan tahun 2009

Februari Maret April Mei Juli Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan judul

Pra proposal

Proposal

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Perijinan penelitian

Pelaksanaan

Analisi data

(48)

commit to user

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif karena berusaha mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi penelitian deskriptif tunggal terpancang, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan melihat berbagai permasalahan yang ada secara menyeluruh dan mempelajari berbagai variabel dalam kaitan seluruh konteknya. Jadi dalam hal ini, peneliti melihat berbagai masalah yang berhubungan sebagai satu kesatuan yang utuh.

C. Sumber Data

Data-data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang akan digali dari beragam sumber data. Jenis sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber-sumber terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengadakan wawancara langsung dengan responden penelitian, antara lain:

a. Guru kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan di SMK Negeri 5 Surakarta dan juga nara sumber lain yang dapat mendukung tersusunnya skripsi ini.

b. Siwa kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan di SMK Negeri 5 Surakarta.

2. Data Sekunder

(49)

commit to user

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive Sampling yang merupakan teknik cuplikan (sampling) yang bersifat selektif

dengan menggunakan keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empirisnya, dan lain-lain.

Peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu tentang permasalahan yang akan diteliti, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton, 1980). Cuplikan seperti ini lebih cenderung sebagai “Internal Sampling” (Bogdan & Biklen, 1982) yang memberi kesempatan bahwa

keputusan bisa diambil begitu peneliti mempunyai suatu pemikiran umum yang muncul mengenai apa yang sedang dipelajari, dengan mengkomunikasikan kepada informan, kapan melakukan observasi yang tepat (Time Sampling), dan beberapa

jumlah serta bentuk/jenis dokumen yang perlu ditelaah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan penelitian ini adalah:

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)

(50)

commit to user

Untuk melebih mengarahkan jalannya wawancara mendalam terhadap masing-masing responden, maka daftar pertanyaan yang akan diajukan mengacu pada indikator sebagai berikut:

a. Penggunaan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar siswa .

b. Cara belajar siswa dalam pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar.

c. Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai bahan ajar bagi guru.

2. Observasi Langsung

Suharsimi Arikunto (1993 : 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indra”. Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai sumber belajar siswa kelas1 di SMK Negeri 5 Surakarta khususnya program studi Teknik Bangunan kelas 1. Pengamatan ini tidak dilakukan hanya sekali, akan tetapi dilakukan berulang kali dengan harapan data yang diperoleh akan lebih valid.

3. Mencatat Dokumen (Content Analisys)

Menurut Lexy J. Moleong (2001 : 161) menjelaskan bahwa “Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film dengan demikian metode ini untuk mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan melihat atau meneliti dokumen”.

F. Validitas Data

Teknik pengembangan validitas data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik triangulasi, dimana untuk menarik kesimpulan yang relevan dan baik diperlukan tidak hanya satu cara sudut pandang. Dari empat macam triangulasi yang ada (Patton, 1980) hanya 2 yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu:

(51)

commit to user

sumber data yang berbeda, hal ini difokuskan pada Pemanfaatan teknologi informasi sebagai sumber belajar bagi siswa

[image:51.612.132.508.159.568.2]

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80)

Gambar 2. Teknik Triangulasi Data (Sumber)

2 Triangulasi peneliti yaitu menganalisa data yang diperoleh dari berbagai sumber secara mandiri. Selain itu data base akan dikembangkan dan disimpan agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki adanya verifikasi.

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 82)

Gambar 3. Teknik Triangulasi Peneliti Mandiri

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai informan adalah Guru dan siswa kelas 1 di SMK Negeri 5 Surakarta. Untuk keabsahan (validasi) data dilakukan dengan mengcross check masing-masing hasil wawancara, sehingga

diperoleh suatu kesimpulan penelitian berdasarkan sumber-sumber yang dianggap berkompeten dalam penelitian.

Wawancara

Informan 1

Informan 2

Informan 3 Data

Data

Wawancara

Observasi

Content analisis

Aktivitas Dokumen/ arsip Informan Atau :

Tafsir data Peneliti 2

Peneliti 3 Peneliti 1

(52)

commit to user

P en g u m p u la n D ata

R ed u k si D a ta S ajia n D ata

K esim p u la n G. Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis antar kasus (cross-site analisys). Pada setiap kasus proses analisisnya akan dilakukan

dengan menggunakan model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1984). Dalam model analisis ini ada tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Dalam melaksanakan proses ini peneliti aktifitasnya tetap bergerak diantara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Selanjutnya peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini.

Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:

[image:52.612.131.508.165.488.2]

(Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96)

Gambar 4. Proses Analisis Interaktif

(53)

commit to user

bersifat terbuka dan spekulatif karena segalanya secara pasti akan ditentukan kemudian oleh keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi studi

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini secara keseluruhan akan direncanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

a. Mengurus perijinan penelitian ke Pembantu dekan III FKIP Universitas Sebelas Maret dan SMK Negeri 5 Surakarta.

b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan data dan penyusunan jadwal kegiatan secara rinci.

c. Memilih dan melatih pembantu penelitian agar mampu secara tepat mengumpulkan data dan mencatat dengan lengkap dan benar.

2. Pengumpulan Data

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, dan mencatat dokumen.

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data yang dianggap paling tepat, dan menentukan fokus, serta pendalaman dan pemantapan data pada pengumpulan data berikutnya.

c. Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisis, dengan memperhatikan semua variabel yang terlibat yang tergambar pada kerangka pikir.

3. Analisis Data

a. Melakukan analisis awal.

b. Mengembangkan bentuk sajian data. c. Melakukan analisis.

(54)

commit to user

f. Merumuska

Gambar

Gambar 1. Gambar Prosedur Produksi Video commit to user
gambar di layar atau mondar-mandir berkeliling kelas. Lebih baik guru
Gambar 2. Desain Pengembangan Pembelajaran
Gambar 3. Skema Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk mendapatkan nilai delay , terlebih dahulu tentukan banyaknya paket (jumlah paket) yang terjadi selang masa pengambilan data (waktu video chatting ).Untuk

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Pemelihara seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu

Faktor penghambat dalam pelaksanaan strategi kreatif kampanye iklan sebagai bentuk komunikasi pemasaran dalam menumbuhkan minat calon mahasiswa masuk ke Universitas

1) Fermentasi umumnya dilakukan untuk pengolahan kopi Arabika, bertujuan untuk meluruhkan lapisan lendir yang ada dipermukaan kulit tanduk biji kopi. 2) Fermentasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan karagenan, tepung terigu dan sumber jenis serat yang tepat pada pembuatan edible straws, sehingga dihasilkan

a) Kurikulum yang tepat merupakan komponen kurikulum merupakan faktor pendukung yang sangat dominan dalam pembelajaran kecerdasan spiritual. b) Pendidik yang

Langkah pertama yang dilakukan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah melihat dan mengamati tayangan NET TV yang sudah diunduh untuk memperoleh data berupa audio