KUESIONER PENELITIAN
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TAYANGAN SIDANG KOPI SIANIDA
(Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV)
Assalamualaikum Wr Wb
Dengan hormat,
Saya adalah salah satu mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU sedang melakukan penelitian di lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat Medan Petisah. Penelitian yang saya lakukan berjudul “Persepi Masyarakat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV”. Penelitian ini merupakan rancangan dalam pembuatan skripsi yang menggunakan metode kuantitatif.
Saya memohon kesediaan saudara/i sekalian untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini dengan benar, jujur dan apa adanya. Kuesioner ini merupakan alat pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian saya. Saya selaku peneliti akan menjamin identitas serta informasi yang telah anda berikan akan bersifat rahasia. Atas perhatian dan kesediaan saudara/i sekalian, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Medan, Februari 2017 Hormat saya,
Dara Cornelia
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh alternative jawaban. 2. Pilihlah alternative jawaban yang paling sesuai menurut Saudara/i.
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Saudara/i.
3. Untuk pertanyaan mengenai pendapat Saudara/i, isilah jawaban dengan menggunakan pilihan yang benar, singkat dan jelas.
5. Jika ada pertanyaan yang kurang dimengerti, tanyakan lansung kepada peneliti. 6. Mohon untuk tidak mengisi kotak yang berada di sebelah kanan (diisi oleh
peneliti).
No. Responden
I. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin: a. Pria
b. Wanita
2. Usia:
a. 20 Tahun – 29 Tahun b. 30 Tahun – 40 Tahun 3. Pendidikan Terakhir:
a. SMA/Sederajat b. Perguruan Tinggi
II. Variabel Bebas (X): Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV
4. Menurut Anda, apakah penampilan pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV menarik?
a. Sangat Menarik b. Menarik
c. Kurang Menarik d. Tidak Menarik
5. Menurut Anda, apakah pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV menguasai kasus tersebut?
a. Sangat Menguasai b. Menguasai
6. Menurut Anda, apakah pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV bersikap ramah saat menyapa pemirsa?
a. Sangat Ramah b. Ramah
c. Kurang Ramah d. Tidak Ramah
7. Menurut Anda, apakah artikulasi pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah jelas?
a. Sangat Jelas b. Jelas
c. Kurang Jelas d. Tidak Jelas
8. Menurut Anda, apakah pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah mampu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pemirsa? a. Sangat Mampu
b. Mampu
c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu
9. Apakah narasumber yang dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida mampu memberikan kesaksian sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya? a. Sangat Mampu
b. Mampu
c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu
10. Apakah narasumber yang dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida dapat dipercaya dalam memberikan kesaksiaannya?
11. Apakah latar belakang profesi narasumber yang dihadirkan dalam Siang Kopi Sianida sesuai dengan kepentingannya dalam memberikan kesaksian?
a. Sangat Sesuai b. Sesuai
c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai
12. Apakah topik pembahasan mengenai Kopi Sianida di dalam persidangan menarik bagi Anda?
a. Sangat Menarik b. Menarik
c. Kurang Menarik d. Tidak Menarik
13. Menurut Anda, seberapa seringkah keterangan yang disampaikan dalam tayangan Sidang Kopi Sianida hangat diperbincangkan masyarakat?
a. Sangat Sering b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah
14. Apakah durasi penayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah tepat? a. Sangat Tepat
b. Tepat
c. Kurang Tepat d. Tidak Tepat
15. Menurut Anda, apakah frekuensi Sidang Kopi Sianida di iNews TV yang ditayangkan secara berulang sudah sesuai?
a. Sangat Sesuai b. Sesuai
16. Menurut Anda, apakah pernyataan dalam Sidang Kopi Sianida mampu mencerminkan fakta/kenyataan kasus tersebut?
a. Sangat Mampu b. Mampu
c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu
17. Menurut Anda, apakah langkah iNews TV dalam menayangkan secara live dan terkini Sidang Kopi Sianida sudah tepat?
a. Sangat Tepat b. Tepat
c. Kurang Tepat d. Tidak Tepat
18. Menurut Anda, apakah Sidang Kopi Sianida sudah dijalankan dengan seimbang (tidak memihak)?
a. Sangat Seimbang b. Seimbang c. Kurang Seimbang d. Tidak Seimbang
19. Menurut Anda, apakah kronologi kasus Kopi Sianida sudah lengkap dijelaskan ke publik selama persidangan?
a. Sangat gengkap b. gengkap
c. Kurang gengkap d. Tidak gengkap
20. Apakah tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV menarik untuk ditonton? a. Sangat Menarik
b. Menarik
III. Variabel Terikat (Y): Persepsi Masyarakat Lingkungan II
22. Menurut Anda, apakah informasi yang dihasilkan dari tayangan Sidang Kopi Sianida mampu memenuhi kebutuhan informasi Anda?
a. Sangat Mampu b. Mampu
c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu
23. Bagaimanakah anda menanggapi persoalan Kopi Sianida yang ramai diperbincangkan?
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 24. Bagaimanakah persepsi/penilaian Anda secara umum terhadap Sidang Kopi
Sianida?
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 25. Bagaimanakah komentar Anda tentang tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews
TV?
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
BIODATA PENELITI
Nama / NIM : Dara Cornelia / 130904115
Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 05 Juli 1995
Departemen : Ilmu Komunikasi FISIP USU
Alamat : Jln. Jend Gatot Subroto Gang. Johar No.21
Anak : Ke 2 dari 2 bersaudara
Orang Tua
Bapak : Dikhawianto Sjahbrann
Ibu : Masni Harun Lubis
Pendidikan : 1. SD Negeri 060834 Medan (2001-2007)
2. SMP Negeri 19 Medan (2007-2010)
3. SMA Negeri 12 Medan (2010-2013)
4. Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU
angkatan 2013
DAFTAR REFERENSI
Ardianto, Elvinaro dan Erdinay, Lukiati. 2004. Komunikasi Massa:Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu – Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada
Group.
. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Group.
Cangara, Hafied H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Grob Bernard, Sahat Pakpahan. 1991. Sistem Televisi Radio. Jakarta: Erlangga.
Harahap, Arifin S. 2006. Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita TV. Bandung: PT. Indeks Gramedia.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis, Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Masa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Liliweri, Alo. 1991. Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
McQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muda, Dedy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
R, Fadli. 2001. Terampil Wawancara. Jakarta: Grasindo
Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Teori-teori Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
. 2004. Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
. 2013. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Santana K, Setiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Singarimbun, Masri dan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Soubur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Tebba, Sudirman. 2005. Jurnalistik Baru. Jakarta: Kalam Indonesia.
Sumber Lain:
www.nielsen.com (Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2016, 19:47 WIB).
https://tirto.id/drama-sidang-kopi-sianida-jessica-bGZw (Diakses Pada Tanggal 22 Oktober 2016, 20.03 WIB)
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1. Letak Geografis
Kelurahan Sei Putih Barat merupakan salah satu kelurahan dari
beberapa kelurahan yang ada di kecamatan Medan Petisah kota Madya
Medan. Kecamatan Medan Petisah terbagi atas 7 kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Sei Sikambing D
2. Kelurahan Petisah Tengah
3. Kelurahan Sekip
4. Kelurahan Sei Putih Timur I
5. Kelurahan Sei Putih Timur II
6. KelurahanSei Putih Tengah
7. Kelurahan Sei Putih Barat
Kelurahan Sei Putih Barat berjarak 0,5 Km dari kantor ibu kota
kecamatan dengan luas 0,91 Km2 atau 18,46% dari luas keseluruhan
kecamatan Medan Petisah. Kelurahan Sei Putih Barat terdiri atas 11
lingkungan. Diantara 11 Lingkungan tersebut Lingkungan II merupakan
lokasi penelitian karena dilingkungan inilah masyarakat sering membicarakan
kasus kopi sianida.
Untuk lebih jelas batas-batas wilayah administratif Kelurahan Sei Putih
Barat Lingkungan II adalah :
1. Sebelah Utara : Jalan Jenderal Gatot Subroto Lingkungan I Kelurahan Sei Putih Barat.
2. Sebelah Timur : Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan
Petisah.
3. Sebelah Selatan : Jalan Jangka Lingkungan III Kelurahan Sei Putih
Barat.
4. 4. Sebelah Barat : Kelurahan Sei Sekambing D Kecamatan Medan
Kelurahan Sei Putih Barat merupakan salah satu dari 151 Kelurahan di
wilayah Kota Medan yang memiliki luas wilayah 98 Ha. Kelurahan Sei Putih
Barat terdiri dari 11 lingkungan yang merupakan daerah pemukiman
penduduk, perdagangan dan perkantoran. Strategi pembangunan yang
berorientasi pada pembangunan manusia (people centred development) dalam
pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung dari masyarakat
penerima program pembangunan (partisipasi pembangunan), karena hanya
dengan adanya partisipasi dari masyarakat penerima program, maka hasil
pembangunan tersebut akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat.
Perkembangan dan pembangunan Kota Medan yang khususnya di
Kelurahan Sei Putih Barat sangat berpengaruh pada keterlibatan partisipasi
masyarakat yang mana telah terbukti pada penataan wilayah di Kelurahan Sei
Putih Barat seperti : pembuatan pot bunga, pembangunan median jalan dan
lain-lain.
Lingkungan II sendiri keadaan masyarakatnya sangat harmonis,
kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungan juga sering diadakan.
Kegiatan yang bermanfaat juga sering diadakan oleh kepala lingkungan II,
seperti penyemprotan fogging pencengah demam berdarah, gebyar pentas
seni oleh para murid sekolah dasar dan menengah pertama, kegiatan safari
subuh pada saat bulan ramadhan, dan lain sebagainya. Solidaritas untuk
membentuk hubungan baik dan toleransi agama juga terlihat terjadi di
lingkungan II, masyarakatnya sangat sopan dan ramah sering berinteraksi satu
sama lain dan saling membantu.
3.2 Metode Penelitian
Metode (Yunani: methodos) adalah cara atau jalan dengan kata lain
metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
yang bersangkutan. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang
sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan
maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah
terdiri dari berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode
merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi
atas suatu masalah (Silalahi, 2009: 12-13).
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang memiliki fungsi
untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi/bidang
tertentu secara aktual dan cermat (Rakhmat, 2002:98). Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi, dan
variable yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian tersebut
(Bungin, 2005:48). Metode deskriptif adalah suatu metode dalam suatu kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas
peristiwa pada masyarakat sekarang (Nazir, 1998:141).
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
“Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Terhadap Tayangan Sidang Kopi
Sianida di iNews TV”. Pengumpulan datanya sendiri dengan cara mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada
sampel.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa Inggris “ population” yang berarti
jumlah penduduk. Namun dalam penelitian, populasi penelitian adalah
keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,
hewan, tumbu-tumbuhan,udara,gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian
(Bungin, 2011: 109).
Definisi lain menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah
generalisasi yanng terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:130). Populasi dalam
Medan yang menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sebanyak 4
kali.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Lingkungan II Kelurahan
Sei Putih Barat peneliti telah mengkategorikan penduduk berusia 20-40 tahun
sebanyak 437 jiwa. Setelah melakukan observasi di lokasi penelitian maka
diperoleh data penduduk yang menonton tayangan kopi sianida minimal 4
kali adalah sebanyak 211 jiwa/orang yang disebut sebagai populasi.
3.3.2 Sampel
Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang
menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain,
sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi
(Nawawi, 2012:144). Untuk mencapai pada generalisasi yang baik, maka
selain tata cara penarikan yang diperhatikan, bobot juga harus dapat
dipertanggungjawabkan (Bungin, 2011: 111). Sampel ini lah yang nantinya
akan menjadi objek penelitian yang akan diberikan kuesioner.
Dalam penelitian ini, untuk menentukan besar sampel yaitu
menggunakan rumus Slovin dengan presisi 90% atau sig. 0,1 dan tingkat
kesalahan/penyimpangan yang dikehendaki adalah 10%, melalui rumus
Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 orang masyarakat
lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang menonton tayangan sidang
kopi sianida di iNews TV.
3.4 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik sampling nonprobabilitas. Teknik sampling nonprobabilitas merupakan
teknik sampling yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Martono,
2012:78). Teknik Purposive Sampling merupakan salah satu jenis teknik sampling
nonprobabilitas yang menentukan sampel dengan berdasarkan kriteria-kriteria
atau pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:117). Adapun kriteria penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang berusia 20-40
tahun.
2. Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang menonton
tayangan sidang kopi sianida minimal 4 kali di iNews TV.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Agar diperoleh data yang objektif, maka peneliti menggunakan cara-cara
sebagai berikut :
1. Studi Perpustakaan (Library Research)
Studi perpustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan (Nazir, 1998:111)
2. Teknik Pengamatan (Observation)
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono,
3. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan ini diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan
terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara mengedarkan
kuisioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan
mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuisioner ini dimaksudkan sebagai
daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari para
responden (Kriyantono, 2008:93)
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi (Singarimbun, 2008:231). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan analisis tabel tunggal.
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan
membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan
atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa
data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Proses Penelitian Dilapangan
Pada tahap awal, peneliti melihat terlebih dahulu lokasi penelitian untuk
melakukan observasi pada bulan desember 2016 dan memperhatikan keadaan
sekitar lingkungan penelitian. Setelah melakukan observasi, peneliti mengurus
surat permohonan izin kepada Bagian Pendidikan Departemen Ilmu Komunikasi
FISIP USU untuk melakukan penelitian di lingkungan II Kelurahan Sei Putih
Barat untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
Selanjutnya peneliti mengajukan permohonan penelitian ke Kantor
Kelurahan Sei Putih Barat. Setelah emndapatkan data dan izin, peneliti
mempersiapkan alat untuk melakukan penelitian. Peneliti terjun ke lapangan
dimulai pada tanggal 06 Maret 2017 sampai dengan tanggal 17 Maret 2016.
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data selama
penelitian berlangsung.
Sampel pada penelitian ini sudah dipilih terlebih dahulu oleh peneliti
berdasarkan data kependudukan yang diterima dari kepala lingkungan lokasi
penelitian. Respon yang diterima peneliti selama masa penelitian di lingkungan
II sangat baik, dimana mereka cukup antusias mengisi kuesioner mengingat
topik penelitian termasuk hal yang menarik dan cukup familiar di kalangan
masyarakat lingkungan II.
Berdasarkan jumlah sampel yang didapat melalui proses penarikan
sampel, maka banyaknya kuesioner yang dibagikan berjumlah 68 kuesioner.
Kuesioner tersebut berisi 3 pertanyaan karakteristik responden, 17 pertanyaan
mengenai tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV, 2 butir pertanyaan
tertutup serta 3 butir pertanyaan terbuka mengenai persepsi terhadap tayangan
tersebut. Peneliti mengawasi serta menjelaskan bagian-bagaian yang kurang
kuesioner berlangsung sehingga memudahkan responden dalam mengisi
pertanyaan dan tidak melewatkan pertanyaan yang disediakan.
4.1.2 Teknik Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini, meliputi:
a. Teknik Pengamatan (Observasi)
Tahap awal sebelum melakukan penelitian langsung ke lapangan
dengan membagikan alat penelitian, peneliti pertama-tama melakukan
observasi terhadap masyarakat di lingkungan II Kelurahan Sei Putih
Barat, dan melakukan pra survey untuk mendapatkan responden
sesuai dengan kriteria responden yang telah ditentukan dalam
melakukan penelitian.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian ini untuk menghimpun data hasil penelitian,
peneliti menggunakan kuesioner. Pernyataan melalui kuesioner
disusun secara lebih sistematis. Adapun jumlah keseluruhan
pertanyaan dalam kuesioner berjumlah 22 pertanyaan dan 3
pernyataan. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan di lapangan
adalah:
1) Penyebaran kuesioner penelitian akan dimulai pada 06 Maret
2017 s.d selesai.
2) Pemilihan sampel diambil dari masyarakat lingkungan II
Kelurahan Sei Putih Barat yang menonton tayangan Sidang
Kopi Sianida di iNews TV minimal 4 kali.
3) Peneliti memberikan keterangan sepenuhnya tentang kuesioner
penelitian. Hampir keseluruhan responden tidak memiliki
kesulitan yang berarti dalam mengisi kuesioner penelitian.
c. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan
yang relevan dan berkaitan dengan penelitian. Literatur yang digunakan
dapat berupa buku-buku, jurnal, surat kabar, e-book, ataupun website
resmi. Peneliti melakukan penelitian kepustakaan untuk menyusun data
yang telah i dapatkan dari hasil penelitian.
4.1.3 Teknik Pengolahan Data
Setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 68 orang responden,
peneliti melanjutkan dengan proses pengolahan data, di mana tahapan yang
dilakukan oleh peneliti, yaitu:
a. Penomoran Kuesioner
Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urat sebagai pengenal,
yaitu dari 01-68.
b. Editing
Peneliti melakukan editing pada jawaban-jawaban yang diberikan
responden. Editing ini dilakukan untuk memperjelas jawaban yang
meragukan sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak sesuai dengan
data dalam kode yang telah disediakan.
c. Coding
Peneliti melakukan pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam
kode yang telah disediakan dalam bentuk angka (score), sehingga
memudahkan peneliti dalam mengisi Fortran Cobol (FC).
d. Inventarisasi
Inventasisasi adalah data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam
lembar Fortran Cobol (FC), sehingga membentuk satu kesatuan.
e. Tabulasi Data
Variabel responden yang sudah melalui pengkodean dan di interventarisasi
dipindahkan ke dalam kerangka tabel. Namun, sebelum data di analisis
dengan tabel tunggal terlebih dahulu menggunakan SPSS.16. Data
kemudian disajikan dalam bentuk kerangka tabel. Data dirinci ke dalam
kategori, frekuensi, dan persentase. Selanjutnya, untuk memperjelas isi
4.1.4 Analisis Tabel Tunggal
Analisa tabel tunggal dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban
responden dari setiap variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, penyajian data
tabel tunggal berisi keterangan jumlah dan persentase dari setiap variabel.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang
responden. Adapun karakteristik yang ditetapkan dalam adalah Jenis Kelamin,
Usia dan Pendidikan seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah %
1 Pria 31 45.6
2 Wanita 37 54.4
Total 68 100.0
Sumber: P.2/FC.3
Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diatas menunjukkan bahwa
responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 31 orang (45,6%) dan responden
berjenis kelamin perempuan berjumlah 37 orang (54,4%). Dengan demikian
jumlah responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan jenis kelamin laki-laki.
Tabel 4.2 Rentang Usia
No. Usia Jumlah %
Sumber:P.3/FC.4
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden berusia 20-29 tahun
berjumlah 46 (67,6%) dan responden berusia 30-40 tahun berjumlah 22 (32,4%).
Dengan demikian jumlah responden yang berusia 20-29 tahun lebih banyak
dibandingkan dengan usia 30-40 tahun.
Tabel 4.3 Pendidikan
No. Pendidikan Frequency Percent
1 SMA/Sederajat 20 29.4
2 Perguruan Tinggi 48 70.6
Total 68 100.0
Sumber:P.4/FC.5
Berdasarkan data diatas sebagian besar responden merupakan mahasiswa di perguruan tinggi yaitu dengan presentase 70,6% atau sebanyak 48 orang
responden sedangkan responden dengan pendidikan SMA/Sederajat dengan
presentase 29,4% atau sebanyak 20 orang. Dengan demikian responden yang
mengisi kuesioner dalam penelitian ini sebagian besar adalah mahasiswa yang
berada di perguruan tinggi dan dianggap memiliki pengetahuan mengenai masalah
yang diteliti di lapangan serta dianggap mampu menelaah pertanyaan yang
tercantum di dalam kuesioner.
Penilaian Responden Terhadap Pembawa Berita Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV
Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai penilaian responden
terhadap pembawa berita tayangan sidang kopi sianida yang mencakup
penampilan, kecerdasan, keramahan, jenis suara dan penguasaan bahasa yang
2 30-40 Tahun 22 32.4
sesuai dengan syarat menjadi presenter televisi yang baik. Adapun rincian
penilaian mengenai kualitas pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di
iNews TV tersebut dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.4
Penampilan Pembawa Berita
Sumber: P.5/FC.6
Tabel di atas menunjukkan 61,8% responden menilai penampilan
pembawa berita tersebut sudah cukup menarik, sebanyak 27,9% responden
menganggap sangat menarik 8.8% yang menganggap kurang menarik dan 1,5%
responden mengganggap bahwa penampilan pembawa berita tersebut sama
sekali tidak menarik.
Dengan demikian penampilan pembawa berita/anchor yang memandu
acara tayangan sidang kopi sianida di iNews TV yang berpakaian rapi, bersih
dan fashionable dapat menunjukkan kegagahan serta kredibilitas mereka dalam
memandu acara. Hal tersebut disetujui oleh lebih dari 50% responden yang
menilai bahwa penampilan pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di
iNews TV sudah cukup menarik.
Sesuai dengan pernyataan Hartoko, salah satu syarat untuk menjadi
presenter televisi yang baik yaitu penampilan yang baik dan perlu didukung oleh
watak dan pengalaman (Baksin 2006:157), maka dari itu presenter televisi
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Menarik 19 27.9
2 Menarik 42 61.8
3 Kurang Menarik 6 8.8
4 Tidak Menarik 1 1.5
haruslah enak dipandang mata didukung oleh watak yang baik serta pengalaman
dalam memandu acara yang baik pula.
Tabel 4.5
Kecerdasan Pembawa Berita
Berdasarkan tabel diatas 25% responden atau sebanyak 17 orang
responden menyatakan bahwa pembawa berita sangat menguasai materi 64,7%
responden atau sebanyak 44 orang responden menyatakan pembawa berita sudah
cukup menguasai materi 10,3% responden atau sebanyak 7 orang responden
menyatakan bahwa pembawa berita kurang menguasai materi mengenai kasus kopi sianida.
Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan 64,7% responden menilai
bahwa pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah cukup
menguasai materi berita yang dipandunya.
Menurut Hartoko kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum
dan daya ingatan yang kuat yang dimiliki presenter televisi merupakan salah satu
karakteristik untuk membentuk seseorang menjadi presenter yang baik (Baksin
2006:157). Pada saat menyajikan acara, presenter televisi harus mengingat
informasi-informasi yang akan disampaikan kepada pemirsa yang menonton,
maka dari itu dibutuhkan daya ingatan yang kuat dan kecerdasan untuk
menghindari reaksi buruk dari penonton.
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Menguasai 17 25
2 Menguasai 44 64.7
3 Kurang Menguasai 7 10.3
4 Tidak Menguasai 0 0
Total 68 100.0
Tabel 4.6
Keramahan Pembawa Berita
Tabel di atas menunjukkan bahwa 22,1% atau sebanyak 15 orang
responden menyatakan bahwa pembawa berita sangat ramah dalam menyapa
pemirsa, 75% atau sebanyak 51 orang responden menyatakan sudah cukup
ramah, 2,9% atau sebanyak 2 orang responden menyatakan kurang ramah.
Dengan demikian hasil penelitian menyatakan bahwa 75% responden setuju
menyatakan pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah
cukup ramah terhadap pemirsa pada saat siaran berlangsung.
Sikap yang ramah sudah menjadi ciri khas orang Indonesia. Keramahan
seseorang menjadi bukti sopan santun yang dimilikinya dalam berkomunikasi,
dalam hal ini menurut Hartoko dalam Rifai Baksin menjadi presenter telvisi
harus memiliki keramahan yang diperlukan untuk membangun hubungan baik
dan kenyamanan antara penonton dan pembawa acara.
Sikap ramah penyaji sangat dianjurkan agar tidak berlebihan, hal tersebut
diperlukan untuk menarik hati penonton tayangan. Keramahan yang dimaksud
ialah bagaimana cara pembawa berita menyapa pemirsa, memperkenalkan diri,
serta mengucapkan salam perpisahan diakhir acara. Penggunaan bahasa yang
sopan dalam hal tersebut sangat dianjurkan pada saat memandu acara di televisi.
NO. Indikator Jumlah %
1 Sangat Ramah 15 22.1
2 Ramah 51 75
3 Kurang Ramah 2 2.9
4 Tidak Ramah 0 0
Total 68 100.0
Sedangkan keramahan yang sampai over friendly dapat menjengkelkan dan
menjadi tidak wajar.
Tabel 4.7
Jenis Suara Pembawa Berita
Tabel di atas menunjukkan bahwa sekitar 38,2% atau sebanyak 26 orang
responden mengatakan sudah jelas 48,5% atau sebanyak 33 orang responden
menyatakan suara dari pembawa berita tersebut sudah cukup jelas 13,2% atau
sebanyak 9 orang responden menyatakan kurang jelas dan 0% dari responden
menyatakan bahwa artikulasi dan jenis suara yang dimiliki oleh pembawa berita
tidak jelas. Dengan demikian artikulasi dan kejelasan suara pembawa berita
tayangan sidanng kopi sianida di iNews TV dinilai sudah cukup jelas.
Sesuai dengan ciri khas tayangan televisi oleh RM Hartoko (Baksin,
2006:157) jenis suara dan artikulasi yang tepat dengan warna suara yang enak
untuk didengar menjadi faktor untuk menjadi presenter televisi yang baik. Untuk
mendapatkan jenis suara dan artikulasi yang tepat diperlukan latihan yang teratu
bagi presenter televisi, seperti pengaturan nafas, kontrol tone suara dan
sebagainya.
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Jelas 26 38.2
2 Jelas 33 48.5
3 Kurang Jelas 9 13.2
4 Tidak Jelas 0 0
Total 68 100.0
Tabel 4.8
Penggunaan Bahasa oleh Pembawa Berita
Tabel di atas menunjukkan bahwa 57,4% atau sebanyak 39 orang
responden menyatakan bahwa pembawa berita pada tayangan sidang kopi
sianida sudah mampu menggunakan bahasa yang mampu dimengerti oleh
penonton, hal ini memudahkan penonton untuk mencerna informasi yang akan
diberikan pada saat tayangan berlangsung. Kemudian dengan presentase 27,9%
atau sebanyak 19 orang responden menyatakan bahwa pembawa berita sangat
mampu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Lalu diikuti dengan
13,2% atau sebanyak 9 orang responden yang menyatakan bahwa pembawa
berita kurang mampu menguasainya, lalu 1,5% atau setara dengan 1 orang
menyatakan pembawa berita sama sekali tidak mampu menguasai bahasa yang
digunakannya.
Penguasaan bahasa oleh pembawa berita harus disampaikan dengan sopan
dan jelas serta mudah dipahami oleh masyarakat luas yang menonton acara dan
tidak ambigu agar terhindar dari pro-kontra yang dapat ditmbul ditengah-tengah
masyarakat.
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Mampu 19 27.9
2 Mampu 39 57.4
3 Kurang Mampu 9 13.2
4 Tidak Mampu 1 1.5
Total 68 100.0
Penilaian Responden Terhadap Narasumber yang Dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida
Dibawah ini merupakan hasil penilaian masyarakat terhadap narasumber
yang dihadirkan pada saat sidanag kopi sianida yang di tayangkan. Narasumber
adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi
tertentu. Adapun penilain tersebut meliputi, Kapabilitas, Kredibilitas dan
Akseptabilitas narasumber. Berikut rinciannya:
Tabel 4.9
Kapabilitas Narasumber
Berdasarkan tabel diatas 26,5% atau sebanyak 18 orang responden
menyatakan sangat mampu dan 60,3% atau sebanyak 41 orang responden
mengatakan bahwa narasumber yang dihadirkan pada persidangan kopi sianida
yang berlangsung mampu memberikan keterangan mengenai kesaksian sesuai
dengan kemampuannya dibidang akademis maupun pengalaman yang pernah
dimilikinya. Namun sekitar 13,2% atau sebanyak 9 orang responden menyatakan
bahwa narasumber kurang memiliki kredibilitas di dalam persidangan.
Dengan demikian narasumber yang dihadirkan di dalam Sidang Kopi
Sianida dinilai sudah cukup mampu memberikan pernyataan kesaksiannya
sesuai dengan ilmu akademis maupun pengalaman yang ia miliki. Salah satunya
merupakan M. Nuh yang sudah beberapa kali menangani permasalahan iptek,
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Mampu 18 26.5
2 Mampu 41 60.3
3 Kurang Mampu 9 13.2
4 Tidak Mampu 0 0
Total 68 100.0
software dan lain sebagainya yang menyangkut teknologi digital menyatakan
kesaksian dalam menganalisis gerak gerik tersangka di dalam CCTV yang
ditetapkan sebagai barang bukti dari tempat kejadian perkara berlangsung dan
beberapa dokter dokter beda yang sudah banyak mengenyam pendidikan serta
memiliki pengalamaan dalam bidang forensik yang menyampaikan kesaksiannya
mengenai zat-zat yang ditemukan di dalam organ dalam tubuh korban.
Tabel 4.10
Kredibilitas Narasumber
Tabel di atas menunjukkan bahwa 58,8% atau sebanyak 40 orang
responden setuju bahwa narasumber di dalam persidangan memiliki kualitas
sehingga dapat dipercaya kesaksian yang diberikannya selama persidangan.
Kemudian 17,6% atau sebanyak 12 orang responden mengatakan narasumber
sangat bisa dipercaya, 22,1% sebanyak 15 orang responden mengatakan bahwa
narasumber kurang dapat dipercaya dan 1,5% ataub sebanyak 1 orang responden
mengatakan bahwa narasumber tidak dapat dipercaya. Dengan demikian
sebagian besar dari responden menyatakan kepercayaannya terhadap kesaksian
yang diberikan oleh narasumber berdasarkan kualitasnya dalam memberikan
kesaksian dalam sidang Kopi Sianida.
Menurut R. Fadli (Fadli, 2001:131) narasumber pada suatu peristiwa harus
memiliki kredibilitas yang merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Dipercaya 12 17.6
2 Dipercaya 40 58.8
3 Kurang Dipercaya 15 22.1
4 Tidak Dipercaya 1 1.5
Total 68 100.0
menimbulkan kepercayaan. Narasumber dengan kualitas yang baik, memiliki
latar belakang pendidikan yang memadai, pengalaman yang sesuai, dan kekuatan
dalam bidang tertentu terkait dengan peristiwa maupun permasalahan dimana
pernyataan/statementnya sangat dibutuhkan untuk membantu memberikan
informasi dalam memecahkan masalah yang sedang terjadi.
Tabel 4.11
Akseptabilitas Narasumber
Berdasarkan tabel diatas 16 orang responden (23,5%) menyatakan bahwa
profesi yang dimiliki narasumber sangat sesuai serta mampu mencerminkan
kemampuannya dalam memberikan kesaksian, 40 orang responden (58,8%)
menyatakan profesi narasumber cukup sesuai dengan kesaksian yang
diberikannya, 9 orang responden (13,2%) merasa profesi yang dimiliki
narasumber kurang sesuai dengan kesaksian yang diberikannya dan 3 orang
responden (4,4%) responden menyatakan bahwa profesi yang dimiliki
narasumber sama sekali tidak sesuai dengan pernyataan kesaksiannya terhadap
kasus kopi sianida.
Dengan demikian profesi narasumber yang dihadirkan dalam Sidang Kopi
Sianida dinilai sudah sesuai dengan pernyataanya dalam memberikan kesaksian
di dalam sidang. Narasumber dalam sidang merupakan ahli digital forensik yang
menganalisis CCTV di tempat kejadian perkara, ahli forensik yang mengambil
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Sesuai 16 23.5
2 Sesuai 40 58.8
3 Kurang Sesuai 9 13.2
4 Tidak Sesuai 3 4.4
Total 68 100.0
sampel organ tubuh korban untuk menganalisis zat-zat yang terkandung di
dalamnya dan lain sebagainya.
Menurut R. Fadli narasumber adalah orang yang menjadi sumber
informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang
digolongkan kepada narasumber yang tidak sembarangan atau special adalah
(Fadli, 2001:131). Salah satu narasumber yang spesial yaitu narasumber yang
memiliki akseptabilitas yang meliputi latar belakang pribadi maupun profesi
seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan.
Penilaian Responden Terhadap Materi Acara dalam Sidang Kopi Sianida Topik masalah adalah permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi
tersebut yang dianggap penting bagi masyarakat untuk dipahami. Aktualisasi
kasus ialah masalah yang aktual atau yang sedang hangat di masyarakat.
Dibawah ini merupakan hasil penelitian mengenai penilaian masyarakat
terhapadap materi-materi mengenai kasus kopi sianida seperti Topik yang
dibahas di dalam persidangan dan Aktualisasi kasus Kopi Sianida di masyarakat.
Berikut hasilnya:
Tabel 4.12 Topik Permasalahan
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Menarik 18 26.5
2 Menarik 37 54.4
3 Kurang Menarik 9 13.2
4 Tidak Menarik 4 5.9
Total 68 100.0
Tabel di atas menunjukkan sekitar 26,5% atau sebanyak 18 orang
responden mengatakan bahwa topik yang disampaikan dalam persidangan
merupakan topik yang sangat menarik, kemudian 54,4% atau sebanyak 37 orang
responden menyatakan bahwa topik yang dipilih pada setiap sesi persidangan
sudah cukup menarik perhatian penonton yang ingin memuasakan rasa
keingintahuannya mengenai kasus kopi sianida, sekitar 13,2% atau sebanyak 9
orang responden menyatakan bahwa topik yang dibahas kurang menarik dan
tidak memenuhi kebutuhan informasinya, dan 5,9% atau sebanyak 4 orang
responden mengatakan bahwa topik dalam sidang kopi sianida sama sekali tidak
menarik untuk ditonton.
Dengan demikian topik pembahasan dalam sidang tersebut merupakan
permasalahan yang penting dan menarik bagi masyarakat dikarenakan kasusnya
yang sangat baru terjadi di Indonesia dan hal tersebut membentuk rasa ingin tahu
masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kasus ini dan bagaimana
penegak hukum menanganinya.
Tabel 4.13 Aktualisasi Kasus
Tabel di atas menunjukkan sekitar 25 orang responden (36,8%)
menyatakan bahwa kasus kopi sianida ini sangat sering dibahas di lingkungan
rumahnya. Dan sebagain besar responden yaitu 40 orang responden (58,8%)
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Sering 25 36.8
2 Sering 40 58.8
3 Jarang 3 4.4
4 Tidak Pernah 0 0
Total 68 100.0
menyatakan bahwa kasus kopi sianida ini cukup sering dibicarakan dan dibahas
di lingkungan sekitarnya, namun 3 orang responden (4,4%) menyatakan jarang
bergabung dengan orang-orang di lingkungannya.
Dengan demikian, hasil tersebut menunjukkan bahwa kasus kopi sianida
merupakan peristiwa yang hangat dan sudah menjadi buah bibir dikalangan
masyarakat yang dianggap menarik rasa keingintahuan masyarakat mengenai
kebenaran dan kelanjutan kasus tersebut. Dari informasi yang didapatkan dari
responden, hal yang biasa dibahas di lingkungannya mengenai kasus kopi
sianida ialah mengungkapkan pendapat satu sama lain mengenai siapa yang
bersalah, hubungan yang terjadi antara korban dan tersangka, mengenai
narasumber yang dihadirkan di dalam persidangan hingga mengenai hukum
yang memberatkan tersangka.
Penilaian Responden Terhadap Waktu Tayang Sidang Kopi Sianida di iNews TV
Dibawah ini merupakan penilaian masyarakat mengenai Durasi dan
Frekuensi tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV. Durasi tayangan yaitu
lamanya tayangan tersebut berlangsung. Frekuensi penayangan yang diperlukan
untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut. Durasi dan frekuensi
tayangan perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan,
sebagaimana diketahui bahwa durasi tayangan disiarkan sesuai dengan seberapa lama persidangan itu berlangsung dan frekuensi tayangan yaitu seberapa sering
tayangan sidang kopi sianida mengudara melalui stasiun televisi iNews TV.
Berikut hasilnya:
Tabel 4.14 Durasi Tayangan
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Tepat 23 33.8
3 Kurang Tepat 9 13.2
4 Tidak Tepat 0 0
Total 68 100.0
Sumber: P.15/FC.16
Tabel diatas menunjukkan bahwa 52,9% atau sebanyak 36 orang
responden menyatakan durasi tayangan persidangan sudah cukup tepat.
Kemudian sebanyak 33,8% atau sebanyak 23 orang responden menyatakan
bahwa durasi yang panjang untuk menayangakan persidangan merupakan
keputusan yang sangat tepat, sebanyak 13,2% atau sebanyak 9 orang responden
menyatakan durasi tayangan dirasa kurang tepat.
Durasi tayangan sidang kopi sianida di iNews TV disiarkan secara live
selama persidangan berlangsung di pengadilan. Panjangnya durasi yang
disediakan stasiun televisi, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk
mengetahui bagaimana berjalannya tindakan hukum yang diambil terkait kasus
kopi sianida.
Dengan demikian, sesuai dengan hasil yang didapatkan sebagian besar
responden setuju dengan durasi yang disediakan iNews dalam menayangkan
Sidang Kopi Sianida, lamanya durasi tayangan ini dinilai mampu memberikan
cukup informasi yang dibutuhkan oleh penonton untuk memuaskan rasa
keingintahuannya.
Tabel 4.15 Frekuensi Tayangan
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Sesuai 13 19.1
2 Sesuai 36 52.9
4 Tidak Sesuai 2 2.9
Total 68 100.0
Sumber: P.16/FC.17
Tabel diatas menunjukkan 13 orang responden (19,1%) menyatakan
frekuensi ataupun jumlah tayangan yang disediakan oleh iNews TV sangat
sesuai, lalu 36 orang responden (52,9%) mengatakan frekuensi tayangan Sidang
Kopi Sianida di iNews TV dianggap cukup sesuai, kemudian 17 orang
responden (25%) menyatakan frekuensi tayangan kurang sesuai dan 2 orang
responden (2,9%) menyatakan frekuensi tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews
TV sama sekali tidak sesuai.
Dengan demikian keputusan iNews TV untuk menayangkan persidangan
berulang-ulang dinilai cukup sesuai dan disukai oleh pemirsa namun ada
beberapa responden yang menyatakan bahwa tayangan yang berulang-ulang
tersebut menimbulkan kebosanan tersendiri.
Frekuensi penayangan itu sendiri diperlukan untuk memudahkan penonton
mengingat acara tersebut. Dengan seringnya tayangan disiarkan maka
masyarakat yang menonton dapat dipastikan mengingat acara tersebut.
Banyaknya jawaban dari 36 orang responden (52,9%) yang setuju dengan
frekuensi yang disediakan iNews TV diartikan sebagai keberhasilan stasiun
televisi iNews untuk menarik minat penonton.
Penilaian Responden Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV
Dibawah ini merupakan penilaian masyarakat mengenai tayangan Sidang
Kopi Sianida yang disiarkan di iNews TV yang mengandung syarat-syarat dalam
menayangkan berita seperti fakta berita haruslah berdasarkan kejadian atau
peristiwa yang benar–benar nyata, terkini yaitu jarak penyiaran tayangan berita
tidak terlalu jauh dengan peristiwa tersebut, berita harus disampaikan dengan
seimbang (cover both side) tidak memihak kepada salah satu pihak, informasi
menarik minat penontonnya, berita harus menarik dan unsur empati, simpati dan
bermanfaat bagi penonton, berkaitan dengan tokoh terkenal, peristiwa penting,
luar biasa, atau bersifat konflik.
Untuk mencapai keberhasilan untuk memberikan informasi berita kepada
masyarakat banyak, diharuskan untuk memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan diatas. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah berita
dalam memberikan informasi, berikut hasil penelitian yang didapat melalui
jawaban pada kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk mengetahui
bagaimana penilaian responden terhadap unsur berita yang terkandung di dalam
tayangan sidang kopi sianida di iNews TV:
Tabel 4.16 Fakta Kasus
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Mampu 7 10.3
2 Mampu 39 57.4
3 Kurang Mampu 21 30.9
4 Tidak Mampu 1 1.5
Total 68 100.0
Sumber: P.17/FC.18
Tabel diatas menunjukkan sekitar 39 orang responden (57,4%) merasa
bahwa tayangan ini sudah cukup mampu menayangkan sidang sesuai dengan
keadaan dan fakta persidangan yang sedang berlangsung, kemudian 7 orang
responden (10,3%) menyatakan tayangan ini sangat sesuai dengan fakta
peristiwanya, lalu 1 orang responden (1,5%) menyatakan bahwa tayangan ini
sama sekali tidak menggambarkan fakta dari peristiwa, dan 21 dari 68 orang
(30,9%) menyatakan bahwa tayangan sidang kurang mampu mencerminkan
Dengan demikian lebih dari setengah responden setuju akan sesuainya
tayangan ini dengan fakta peristiwa yang terjadi, namun beberapa responden
mengaku bahwa tayangan sidang ini dirasa masih banyak yang ditutup-tutupi
kebenaran dari peristiwa tersebut dengan alasan yang personal.
Kasus kopi sianida merupakan peristiwa yang benar-benar nyata dan
bukan termasuk berita bohong/hoax, tayangan sidang kopi sianida di iNews TV
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengungkapkan kebenaran
mengenai kasus kopi sianida. Persidangan yang digelar juga menjadi bukti untuk
mengupas kebenaran yang belum terungkap mengenai kasus ini.
Tabel 4.17 Jarak Penyiaran Berita
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Tepat 26 38.2
2 Tepat 34 50
3 Kurang Tepat 7 10.3
4 Tidak Tepat 1 1.5
Total 68 100.0
Sumber: P.18/FC.19
Berdasarkan tabel diatas sekitar 50% atau sebanyak 34 orang responden
menyatakan jarak penyiaran tayangan berita tidak terlalu jauh dengan peristiwa
dianggap cukup tepat, kemudian 38,2% atau sebanyak 26 orang responden jarak
penayangan sidang dengan peristiwa itu terjadi sangat tepat, lalu 10,3% atau
sebanyak 7 orang responden mengenai jarak tayangan dan peristiwa itu terjadi
dirasa kurang tepat, dan 1 orang responden (1,5%) menilai jarak tayangan dan
peristiwa itu terjadi tidak tepat.
Dengan demikian jarak tayangan dan peristiwa itu terjadi merupakan
kabar baru mengenai peristiwa yang menarik perhatian mereka. Fungsi dari
jarak penayangan agar masyarakat yang menonton mendapatkan informasi yang
diinginkan mengenai peristiwa yang terjadi melalui tayangan yang disiarkan,
dengan hal ini maka masyarakat tidak akan merasa ketinggalan informasi.
Informasi yang didapat bisa dinikmati dan diketahui dengan mudah melalui
tayangan berita yang disiarkan secara terkini.
Tabel 4.18 Keseimbangan Berita
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Seimbang 15 22.1
2 Seimbang 41 60.3
3 Kurang Seimbang 9 13.2
4 Tidak Seimbang 3 4.4
Total 68 100.0
Sumber: P.19/FC.20
Tabel diatas menunjukkan 41 orang responden (60,3%) setuju persidangan
kopi sianida yang ditayangakan di iNews TV disajikan seimbang dan tidak
memihak, kemudian 15 orang responden (22,1%) menyatakan bahwa
persidangan kopi sianida yang ditayangakan sangat seimbang, lalu 9 orang
responden (13,2%) menganggap persidangan kopi sianida yang ditayangakan
kurang seimbang dan 3 orang responden (4,4%) menyatakan persidangan kopi
sianida yang ditayangakan sama sekali tidak seimbang.
Dengan demikian 60,3% responden setuju bahwa persidangan kopi sianida
yang ditayangkan sidang kopi sianida di iNews TV bersifat netral, seimbang dan
tidak memihak pada salah satu pihak untuk mendapatkan keuntungan pribadi
yang dapat menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra suatu masalah dapat
juga penegak hukum memberikan dukungannya secara jelas kepada salah satu
pihak yang tersangkut masalah. Keseimbangan ini sangat diperlukan untuk
menciptakan suasana yang harmonis dan memberikan hak kepada masyarakat
untuk menilai sendiri kasus yang terjadi. Dengan demikian hal ini dilakukan
untuk menghindari kesalahpahaman masyarakat.
Tabel 4.19 Kelengkapan Berita
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Lengkap 11 16.2
2 Lengkap 38 55.9
3 Kurang Lengkap 15 22.1
4 Tidak Lengkap 4 5.9
Total 68 100.0
Sumber: P.20/FC.21
Tabel diatas menunjukkan sekitar 16,2% atau sebanyak 11 orang
responden menyatakan tayangan sidang kopi sinaida sudah sangat lengkap
menjelaskan bagaimana kronologi kasus tersebut terjadi mulai dari awal
tersangka masuk ke dalam cafe hingga korban dibawa kekual setela menunggak
racun, kemudian 55,9% sebanyak 38 orang responden mengatakan bahwa sidang
kopi sianida sudah cukup lengkap menjelaskan kronologi peristiwa itu, lalu
22,1% atau sebanyak 15 orang responden merasa kronologi yang dijelaskan
dalam persidangan kurang lengkap dan 5,9% atau sebanyak 4 orang responden
menganggap bahwa kronologi yang disampaikan di dalam persidangan sama
sekali tidak lengkap dan belum sesuai dengan kebutuhan informasinya akan
informasi mengenai kasus tersebut.
Kelengkapan berita haruslah berdasaran 5W+1H (what, who, when, why,
yang terjadi pada suatu peristiwa seperti, apa yang sebenarnya terjadi, apa yang
sedang dilakukan, apa yang dibawa oleh si pelaku, apa yang digunakan oleh si
pelaku, apa yang menyebabkan kejadian itu terjadi, dan sebagainya.
Kata tanya mengapa mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai alasan
atau motivasi terjadinya suatu peristiwa seperti mengapa hal tersebut bisa terjadi,
mengapa dia melakukan itu, mengapa dia dia pergi ke tempat itu, mengapa
peristiwa itu menjadi sangat diperbincangkan, mengapa dia memilih melakukan
perbuatan itu dan sebagainya.
Kata tanya siapa mengandung pertanyaan mengenai pelaku atau orang lain
dari peristiwa tersebut seperti siapa yang melakukan perbuatan itu, siapa yang
menjadi korban, siapa yang terlibat dalam peristiwa itu dan sebagainya. Kata
tanya kapan berisi pertanyaan mengenai waktu terjadinya peristiwa, berita atau
cerita yang terjadi seperti kapan peristiwa itu terjadi, kapan dia melakukan
perbuatan itu, kapan dia tiba di lokasi kejadian, kapan dia bertemu dengan si
korban dan sebagainya.
Kata tanya dimana mengandung pertanyaan mengenai tempat atau lokasi
sebuah peristiwa seperti di mana peristiwa itu terjadi, di mana si pelaku bertemu
dengan korban, di mana pelaku menyimpan barangnya dan lain sebagainya. Kata
tanya bagaimana memuat pertanyaan sepeti bagaimana peristiwa itu terjadi,
bagaimana dia melakukan perbuatan tersebut, bagaimana dia bertemu dengan
korban pertama kali, bagaimana kisah mengenai si pelaku dan korban,
bagaimana dia menyelesaikan semua perbuatannya dan sebagainya.
Menurut 55,9% responden yang menonton tayangan sidang kopi sianida di
iNews TV, persidangan tersebut sudah mampu menunjukkan kelengkapan
peristiwa kopi sianida.
Tabel 4.20 Nilai Tayangan
No. Indikator Jumlah %
2 Menarik 45 66.2
3 Kurang Menarik 11 16.2
4 Tidak Menarik 1 1.5
Total 68 100.0
Sumber: P.21/FC.22
Berdasarkan tabel diatas sekitar 45 orang responden (66,2%) setuju
tayangan sidang kopi sianida di iNews TV cukup menarik untuk diikuti dan
ditonton, kemudian 11 orang responden (16,2%) merasa sangat tertarik akan
tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Namun 11 orang responden (16,2%)
merasa kurang tertarik dan 1 orang responden (1,5%) mengaku tidak tertarik
sama sekali dengan tayangan sidang kasus sianida di iNews TV.
Tabel 4.21
Informasi dalam Tayangan Terhadap Keingintahuan Responden
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Sesuai 10 14.7
2 Sesuai 45 66.2
3 Kurang Sesuai 10 14.7
4 Tidak Sesuai 3 4.4
Total 68 100.0
Sumber: P.22/FC.23
Tabel diatas menunjukkan bahwa 14,7% atau sebanyak 10 orang
responden menyatakan tayangan sidang kopi sianida sangat sesuai dengan
ekspetasi mereka untuk memperoleh informasi, kemudian 66,2% atau sebanyak
45 orang responden merasa cukup sesuai dengan ekspetasi mereka, lalu 14,7%
sidang kopi sianida di iNews TV kurang sesuai dengan ekspetasi mereka dan
4,4% atau sebanyak 3 orang responden menganggap bahwa tayangan sidang
kopi sianida di iNews TV sangat tidak sesuai dengan ekspetasi dan harapan
mereka untuk memperoleh informasi.
Dengan demikian lebih dari 50% responden menyatakan informasi yang
didapatkan melalui tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah sesuai
dengan ekspetasi dan harapan mereka.
Tabel 4.22
Isi dalam Tayangan Terhadap Kebutuhan Informasi
No. Indikator Jumlah %
1 Sangat Mampu 15 22.1
2 Mampu 42 61.8
3 Kurang Mampu 7 10.3
4 Tidak Mampu 4 5.9
Total 68 100.0
Sumber: P.23/FC.24
Tabel diatas menunjukkan bahwa 15 orang responden (22,1%)
menyatakan bahwa tayangan sidang kopi sianida sangat mampu menyajikan
informasi sesuai dengan kebutuhani nformasi yang diinginkannya, 42 orang
responden (61,8%) merasa tayangan sidang kopi sianida sudah cukup mampu
memenuhi kebutuhan informasi mereka, namun 7 orang responden (10,3%) mengatakan bahwa tayangan tersebut kurang mampu memenuhi kebutuhan
informasinya dan mereka belum puas dengan informasi yang disajikan pada
persidangan yang ditayangakan dan 4 orang responden (5,9%) menyatakan
bahwa sidang kopi sianida sama sekali tidak mampu memberikan informasi
Dengan demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa tayangan sidang kopi sianida sudah cukup banyak memberikan informasi
yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan jawaban lebih dari setengah
responden yang cukup puas terhadap informasi yang didapatkan melalui
tayangan ini.
4.2 Pembahasan
Dijelaskan dalam penelitian ini bahwa persepsi masyarakat dapat terbentuk
melalui proses seleksi, proses interprestasi dan reaksi. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa proses seleksi penyaringan
oleh indera terhadap rangsangan/stimuli lalu diinterprestasi melalui proses
pengorganisasian informasi yang didapatkan dapat membentuk tingkah laku dan
tanggapan terhadap suatu hal yang kemudian disebut sebagai reaksi. Reaksi
tersebut sebagai persepsi.
Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui penelitian lapangan kepada
68 orang responden, maka terlihat masyarakat menunjukkan ketertarikan yang
cukup tinggi untuk menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Dapat
dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan kepuasan masyarakat terhadap
iNews TV dengan presentasi sebanyak 52,9% responden setuju frekuensi
penayangan sidang kopi sianida yang berulang-ulang dinilai sesuai dengan
keperluan masyarakat dalam memperoleh informasi mengenai kasus kopi sianida.
Kemudian pembawa berita juga termasuk faktor pendukung dalam menonton
tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Berikut presentasi penilaian responden
memilih menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV, antara lain: dilihat
dari penampilan pembawa berita yang menarik (61,8%) dan kemampuan
pembawa berita dalam memandu tayangan dengan bahasa yang mudah dimengerti
pemirsa (57,4%). Dilihat dari hasil presentase tersebut dapat ditentukan bahwa
frekuensi tayangan sidang kopi sianida di iNews TV dan penyaji yang memandu
tayangan tersebut ikut andil dalam ketertarikan masyarakat menonton tayangan
sidang kopi sianida di iNews TV.
Disamping itu beberapa hal yang menjadi perhatian masyarakat untuk
mempunyai peran penting untuk menyampaikan kesaksiannya di dalam
persidangan. Sesuai dengan hasil penelitian kapabilitas narasumber dalam
memberikan kesaksian mendapatkan presentasi sebesar 60,3% dari responden
yang menilai pengetahuan yang dimiliki oleh narasumber dan pengalamannya
menjadikan sidang kopi sianida menarik untuk ditonton, selain mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan kasus tersebut penjelasan oleh narasumber ini
juga mampu menambah pengetahuan kita mengenai beberapa hal dibidaang
kedokteran, kimia, teknologi dan juga hukum.
Sebagian besar masyarakat menganggap penting kasus kopi sianida dalam
kehidupannya. Tayangan sidang kopi sianida membantu masyarakat mengerti
tahapan-tahapan hukum yang berlaku, informasi-informasi mengenai zat-zat
kimia, adapula yang berpendapat bahwa kasus ini mengajarkan kita untuk
memilih teman yang sungguh-sungguh, serta berhati-hati dalam menerima sesuatu
dari orang baik itu orang asing maupun orang yang sudah lama dikenal.
Masyarakat menilai iNews TV sudah bagus menayangkan tayangan sidang
tersebut walaupun media ini baru saja dikenal namun ia mampu bersaing untuk
menarik perhatian pemirsa melalui untuk keputusan menayangkan ulang tayangan
5.1 SIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap
tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Setelah dilakukan penelitian, hasil
analisis data,dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Antusias masyarakat dalam menonton tayangan sidang kopi sianida di
iNews TV dapat dilihat dari seringnya masyarakat itu membicarakan
mengenai peristiwa kopi sianida. Di lingkungan II masyarakat Kelurahan
Sei Putih Barat Kota Medan ini sendiri sudah membuktikan bahwa animo
dan rasa keingintahuan lanjutan mengenai kasus kopi sianida
meningkatkan antusias masyarakat itu sendiri untuk mengetahui informasi
yang dapat diperoleh dari menonton tayangan sidang kopi sianida di
iNews TV.
Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil penelitian pada tabel 4.1 yang
menyebutkan bahwa 40 dari 68 orang responden (58,8%) menyatakan
tayangan sidang kopi sianida menjadi topik yang paling dibahas di
lingkungan sekitar mereka dan iNews TV menjadi stasiun televisi favorite
masyarakat untuk menyajikan informasi mengenai kasus tersebut.
2. Faktor-faktor yang mendorong minat masyarakat dalam menikmati
tayangan kopi sianida antara lain frekuensi tayangan yang disediakan
iNews TV secara berulang-ulang, dengan adanya intensitas tayangan ini
maka masyarakat tidak akan melewatkan informasi yang penting terkait
kasus kopi sianida. Selain itu, keinginan masyarakat untuk mengetahui
lebih lanjut peristiwa ini dengan lengkap dan juga untuk memenuhi
informasi yang dibutuhkannya.
Sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa 36
dari 68 (52,9%) responden menyatakan bahwa frekuansi yang disediakan
iNews TV menjadi salah satu faktor terkuat untuk menarik perhatian
3. Persepsi masyarakat lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat terhadap
tayangan sidang kopi sianida di iNews TV bersifat positif. Pembawa
berita/news caster dalam tayangan sidang kopi sianida di iNews TV
dinilai sudah tepat dan layak. Pemilihan narasumber yang dihadirkan
menjadi saksi kunci dalam persidangan kopi sianida dinilai sudah tepat
dan sesuai. Materi acara pada persidangan kopi sianida secara
keseluruhan memberikan banyak pengetahuan bagi permirsa melalui
informasi yang diberikan. Durasi dan frekuensi yang disediakan iNews
TV juga dinilai sudah tepat. Keterangan dan kesaksian yang didapat dari
tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sangat bermanfaat dan juga
disiarka secara terkini. Keseimbangan yang ditampilkan dalam
penayangan sidang kopi sianida di iNews TV juga diapresiasi masyarakat
untuk menghindarkan pro-kontra serta kelengkapan kronologi peristiwa
sudah cukup untuk menarik perhatian yang lebih dari masyarakat.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban kuesioner masyarakat
lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat Medan Petisah, maka dikemukakan saran
sebagai berikut:
1. Saran Responden Penelitian
Diharapkan bagi masyarakat lingkungan II kelurahan Sei Putih Barat
untuk lebih pintar dalam memilih media ataupun sumber informasi yang
diinginkan. Kebijakan memilih program acara untuk dinikmati diperlukan
agar informasi yang diterima dapat dimanfaatkan dengan baik di
kehidupan bermasyarakat.
2. Saran dalam Kaitan Akademis
Diharapkan bagi mahasiswa-mahasiswi yang tertarik dengan hasil
penelitian ini untuk melanjutkan penelitian mengenai Sidang Kopi Sianida
Jilid II guna menyempurnakan penelitian menyangkut kasus kopi sianida.
Diharapkan juga penelitian ini bisa menjadi referensi untuk penelitan
3. Saran bagi Kaitan Praktis
Diharapkan bagi iNews TV untuk dapat bersaing dengan stasiun televisi
lain dalam menyajikan program-program televisi yang bervariasi serta
bermanfaat untuk di konsumsi masyarakat. Diharapkan juga bagi iNews
TV untuk menambah program acara dengan materi yang menarik seperti
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Teori merupakan perangkat yang vital dan menentukan dalam arah sebuah
pemecahan masalah dalam penelitian. Peneliti akan mampu memahami,
memprediksi atau menjelaskan sebuah permasalahan dengan terlebih dahulu
memahami teori yang relevan dengan fenomena terkait. F. N Kerlinger
menyatakan teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstrak,defenisi dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
menghubungkan antar konsep (Singarimbun, 2008:37).
Setiap penelitian memerlukan kejelasan berfikir dalam memecahkan atau
menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang
membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah
penelitian akan disoroti (Nawawi, 2012:42). Fungsi teori dalam riset adalah
membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang
menjadi pusat perhatiannya (Kriyantono, 2008:42).
Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam
penelitian ini antara lain yaitu teori komunikasi, teori komunikasi massa, televisi
sebagai media massa, berita dan persepsi.
2.1.1 Komunikasi
Kata komunikasi communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata
Latin communis yang berarti “sama“. Communico, communication, atau
communicare yang berarti “membuat sama“ (to make common) (Mulyana,
2007: 46).
Dalam istilah yang sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian
pengertian antarindividu. Manusia sebagai mahluk sosial juga dilandasi dengan
kapasitas untuk menyampaikan hasrat, maksud, perasaan, pengetahuan, dan
pengalaman orang yang satu kepada orang yang lainnya. Pada pokoknya,