• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TAYANGAN SIDANG KOPI SIANIDA (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TAYANGAN SIDANG KOPI SIANIDA (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER PENELITIAN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TAYANGAN SIDANG KOPI SIANIDA

(Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV)

Assalamualaikum Wr Wb

Dengan hormat,

Saya adalah salah satu mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU sedang melakukan penelitian di lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat Medan Petisah. Penelitian yang saya lakukan berjudul “Persepi Masyarakat Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV”. Penelitian ini merupakan rancangan dalam pembuatan skripsi yang menggunakan metode kuantitatif.

Saya memohon kesediaan saudara/i sekalian untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini dengan benar, jujur dan apa adanya. Kuesioner ini merupakan alat pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian saya. Saya selaku peneliti akan menjamin identitas serta informasi yang telah anda berikan akan bersifat rahasia. Atas perhatian dan kesediaan saudara/i sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Medan, Februari 2017 Hormat saya,

Dara Cornelia

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh alternative jawaban. 2. Pilihlah alternative jawaban yang paling sesuai menurut Saudara/i.

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Saudara/i.

3. Untuk pertanyaan mengenai pendapat Saudara/i, isilah jawaban dengan menggunakan pilihan yang benar, singkat dan jelas.

(2)

5. Jika ada pertanyaan yang kurang dimengerti, tanyakan lansung kepada peneliti. 6. Mohon untuk tidak mengisi kotak yang berada di sebelah kanan (diisi oleh

peneliti).

No. Responden

I. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin: a. Pria

b. Wanita

2. Usia:

a. 20 Tahun – 29 Tahun b. 30 Tahun – 40 Tahun 3. Pendidikan Terakhir:

a. SMA/Sederajat b. Perguruan Tinggi

II. Variabel Bebas (X): Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV

4. Menurut Anda, apakah penampilan pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV menarik?

a. Sangat Menarik b. Menarik

c. Kurang Menarik d. Tidak Menarik

5. Menurut Anda, apakah pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV menguasai kasus tersebut?

a. Sangat Menguasai b. Menguasai

(3)

6. Menurut Anda, apakah pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV bersikap ramah saat menyapa pemirsa?

a. Sangat Ramah b. Ramah

c. Kurang Ramah d. Tidak Ramah

7. Menurut Anda, apakah artikulasi pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah jelas?

a. Sangat Jelas b. Jelas

c. Kurang Jelas d. Tidak Jelas

8. Menurut Anda, apakah pembawa berita tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah mampu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pemirsa? a. Sangat Mampu

b. Mampu

c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu

9. Apakah narasumber yang dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida mampu memberikan kesaksian sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya? a. Sangat Mampu

b. Mampu

c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu

10. Apakah narasumber yang dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida dapat dipercaya dalam memberikan kesaksiaannya?

(4)

11. Apakah latar belakang profesi narasumber yang dihadirkan dalam Siang Kopi Sianida sesuai dengan kepentingannya dalam memberikan kesaksian?

a. Sangat Sesuai b. Sesuai

c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai

12. Apakah topik pembahasan mengenai Kopi Sianida di dalam persidangan menarik bagi Anda?

a. Sangat Menarik b. Menarik

c. Kurang Menarik d. Tidak Menarik

13. Menurut Anda, seberapa seringkah keterangan yang disampaikan dalam tayangan Sidang Kopi Sianida hangat diperbincangkan masyarakat?

a. Sangat Sering b. Sering c. Jarang d. Tidak Pernah

14. Apakah durasi penayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV sudah tepat? a. Sangat Tepat

b. Tepat

c. Kurang Tepat d. Tidak Tepat

15. Menurut Anda, apakah frekuensi Sidang Kopi Sianida di iNews TV yang ditayangkan secara berulang sudah sesuai?

a. Sangat Sesuai b. Sesuai

(5)

16. Menurut Anda, apakah pernyataan dalam Sidang Kopi Sianida mampu mencerminkan fakta/kenyataan kasus tersebut?

a. Sangat Mampu b. Mampu

c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu

17. Menurut Anda, apakah langkah iNews TV dalam menayangkan secara live dan terkini Sidang Kopi Sianida sudah tepat?

a. Sangat Tepat b. Tepat

c. Kurang Tepat d. Tidak Tepat

18. Menurut Anda, apakah Sidang Kopi Sianida sudah dijalankan dengan seimbang (tidak memihak)?

a. Sangat Seimbang b. Seimbang c. Kurang Seimbang d. Tidak Seimbang

19. Menurut Anda, apakah kronologi kasus Kopi Sianida sudah lengkap dijelaskan ke publik selama persidangan?

a. Sangat gengkap b. gengkap

c. Kurang gengkap d. Tidak gengkap

20. Apakah tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV menarik untuk ditonton? a. Sangat Menarik

b. Menarik

(6)

III. Variabel Terikat (Y): Persepsi Masyarakat Lingkungan II

22. Menurut Anda, apakah informasi yang dihasilkan dari tayangan Sidang Kopi Sianida mampu memenuhi kebutuhan informasi Anda?

a. Sangat Mampu b. Mampu

c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu

23. Bagaimanakah anda menanggapi persoalan Kopi Sianida yang ramai diperbincangkan?

_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 24. Bagaimanakah persepsi/penilaian Anda secara umum terhadap Sidang Kopi

Sianida?

_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ 25. Bagaimanakah komentar Anda tentang tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews

TV?

_________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________

(7)

BIODATA PENELITI

Nama / NIM : Dara Cornelia / 130904115

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 05 Juli 1995

Departemen : Ilmu Komunikasi FISIP USU

Alamat : Jln. Jend Gatot Subroto Gang. Johar No.21

Anak : Ke 2 dari 2 bersaudara

Orang Tua

Bapak : Dikhawianto Sjahbrann

Ibu : Masni Harun Lubis

Pendidikan : 1. SD Negeri 060834 Medan (2001-2007)

2. SMP Negeri 19 Medan (2007-2010)

3. SMA Negeri 12 Medan (2010-2013)

4. Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

angkatan 2013

(8)

DAFTAR REFERENSI

Ardianto, Elvinaro dan Erdinay, Lukiati. 2004. Komunikasi Massa:Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu – Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada

Group.

. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Media Group.

Cangara, Hafied H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Grob Bernard, Sahat Pakpahan. 1991. Sistem Televisi Radio. Jakarta: Erlangga.

Harahap, Arifin S. 2006. Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita TV. Bandung: PT. Indeks Gramedia.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis, Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Masa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Liliweri, Alo. 1991. Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat.

Bandung: Citra Aditya Bakti.

(9)

McQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muda, Dedy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

R, Fadli. 2001. Terampil Wawancara. Jakarta: Grasindo

Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Teori-teori Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

. 2004. Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

. 2013. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Santana K, Setiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Singarimbun, Masri dan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Soubur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

(10)

Tebba, Sudirman. 2005. Jurnalistik Baru. Jakarta: Kalam Indonesia.

Sumber Lain:

www.nielsen.com (Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2016, 19:47 WIB).

https://tirto.id/drama-sidang-kopi-sianida-jessica-bGZw (Diakses Pada Tanggal 22 Oktober 2016, 20.03 WIB)

(11)

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1. Letak Geografis

Kelurahan Sei Putih Barat merupakan salah satu kelurahan dari

beberapa kelurahan yang ada di kecamatan Medan Petisah kota Madya

Medan. Kecamatan Medan Petisah terbagi atas 7 kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Sei Sikambing D

2. Kelurahan Petisah Tengah

3. Kelurahan Sekip

4. Kelurahan Sei Putih Timur I

5. Kelurahan Sei Putih Timur II

6. KelurahanSei Putih Tengah

7. Kelurahan Sei Putih Barat

Kelurahan Sei Putih Barat berjarak 0,5 Km dari kantor ibu kota

kecamatan dengan luas 0,91 Km2 atau 18,46% dari luas keseluruhan

kecamatan Medan Petisah. Kelurahan Sei Putih Barat terdiri atas 11

lingkungan. Diantara 11 Lingkungan tersebut Lingkungan II merupakan

lokasi penelitian karena dilingkungan inilah masyarakat sering membicarakan

kasus kopi sianida.

Untuk lebih jelas batas-batas wilayah administratif Kelurahan Sei Putih

Barat Lingkungan II adalah :

1. Sebelah Utara : Jalan Jenderal Gatot Subroto Lingkungan I Kelurahan Sei Putih Barat.

2. Sebelah Timur : Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan

Petisah.

3. Sebelah Selatan : Jalan Jangka Lingkungan III Kelurahan Sei Putih

Barat.

4. 4. Sebelah Barat : Kelurahan Sei Sekambing D Kecamatan Medan

(12)

Kelurahan Sei Putih Barat merupakan salah satu dari 151 Kelurahan di

wilayah Kota Medan yang memiliki luas wilayah 98 Ha. Kelurahan Sei Putih

Barat terdiri dari 11 lingkungan yang merupakan daerah pemukiman

penduduk, perdagangan dan perkantoran. Strategi pembangunan yang

berorientasi pada pembangunan manusia (people centred development) dalam

pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan langsung dari masyarakat

penerima program pembangunan (partisipasi pembangunan), karena hanya

dengan adanya partisipasi dari masyarakat penerima program, maka hasil

pembangunan tersebut akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan

masyarakat.

Perkembangan dan pembangunan Kota Medan yang khususnya di

Kelurahan Sei Putih Barat sangat berpengaruh pada keterlibatan partisipasi

masyarakat yang mana telah terbukti pada penataan wilayah di Kelurahan Sei

Putih Barat seperti : pembuatan pot bunga, pembangunan median jalan dan

lain-lain.

Lingkungan II sendiri keadaan masyarakatnya sangat harmonis,

kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungan juga sering diadakan.

Kegiatan yang bermanfaat juga sering diadakan oleh kepala lingkungan II,

seperti penyemprotan fogging pencengah demam berdarah, gebyar pentas

seni oleh para murid sekolah dasar dan menengah pertama, kegiatan safari

subuh pada saat bulan ramadhan, dan lain sebagainya. Solidaritas untuk

membentuk hubungan baik dan toleransi agama juga terlihat terjadi di

lingkungan II, masyarakatnya sangat sopan dan ramah sering berinteraksi satu

sama lain dan saling membantu.

3.2 Metode Penelitian

Metode (Yunani: methodos) adalah cara atau jalan dengan kata lain

metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu

yang bersangkutan. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang

sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan

maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah

(13)

terdiri dari berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode

merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi

atas suatu masalah (Silalahi, 2009: 12-13).

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang memiliki fungsi

untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi/bidang

tertentu secara aktual dan cermat (Rakhmat, 2002:98). Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi, dan

variable yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian tersebut

(Bungin, 2005:48). Metode deskriptif adalah suatu metode dalam suatu kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas

peristiwa pada masyarakat sekarang (Nazir, 1998:141).

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

“Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Putih Barat Terhadap Tayangan Sidang Kopi

Sianida di iNews TV”. Pengumpulan datanya sendiri dengan cara mengambil

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada

sampel.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa Inggris “ population” yang berarti

jumlah penduduk. Namun dalam penelitian, populasi penelitian adalah

keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,

hewan, tumbu-tumbuhan,udara,gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan

sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian

(Bungin, 2011: 109).

Definisi lain menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah

generalisasi yanng terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:130). Populasi dalam

(14)

Medan yang menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sebanyak 4

kali.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Lingkungan II Kelurahan

Sei Putih Barat peneliti telah mengkategorikan penduduk berusia 20-40 tahun

sebanyak 437 jiwa. Setelah melakukan observasi di lokasi penelitian maka

diperoleh data penduduk yang menonton tayangan kopi sianida minimal 4

kali adalah sebanyak 211 jiwa/orang yang disebut sebagai populasi.

3.3.2 Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang

menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain,

sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi

(Nawawi, 2012:144). Untuk mencapai pada generalisasi yang baik, maka

selain tata cara penarikan yang diperhatikan, bobot juga harus dapat

dipertanggungjawabkan (Bungin, 2011: 111). Sampel ini lah yang nantinya

akan menjadi objek penelitian yang akan diberikan kuesioner.

Dalam penelitian ini, untuk menentukan besar sampel yaitu

menggunakan rumus Slovin dengan presisi 90% atau sig. 0,1 dan tingkat

kesalahan/penyimpangan yang dikehendaki adalah 10%, melalui rumus

(15)

Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 orang masyarakat

lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang menonton tayangan sidang

kopi sianida di iNews TV.

3.4 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik sampling nonprobabilitas. Teknik sampling nonprobabilitas merupakan

teknik sampling yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Martono,

2012:78). Teknik Purposive Sampling merupakan salah satu jenis teknik sampling

nonprobabilitas yang menentukan sampel dengan berdasarkan kriteria-kriteria

atau pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:117). Adapun kriteria penentuan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang berusia 20-40

tahun.

2. Masyarakat Lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat yang menonton

tayangan sidang kopi sianida minimal 4 kali di iNews TV.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang objektif, maka peneliti menggunakan cara-cara

sebagai berikut :

1. Studi Perpustakaan (Library Research)

Studi perpustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,

catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan

masalah yang dipecahkan (Nazir, 1998:111)

2. Teknik Pengamatan (Observation)

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono,

(16)

3. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan ini diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan

terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara mengedarkan

kuisioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan

mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuisioner ini dimaksudkan sebagai

daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari para

responden (Kriyantono, 2008:93)

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi (Singarimbun, 2008:231). Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan analisis tabel tunggal.

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan

membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan

atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa

data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase

(17)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Proses Penelitian Dilapangan

Pada tahap awal, peneliti melihat terlebih dahulu lokasi penelitian untuk

melakukan observasi pada bulan desember 2016 dan memperhatikan keadaan

sekitar lingkungan penelitian. Setelah melakukan observasi, peneliti mengurus

surat permohonan izin kepada Bagian Pendidikan Departemen Ilmu Komunikasi

FISIP USU untuk melakukan penelitian di lingkungan II Kelurahan Sei Putih

Barat untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Selanjutnya peneliti mengajukan permohonan penelitian ke Kantor

Kelurahan Sei Putih Barat. Setelah emndapatkan data dan izin, peneliti

mempersiapkan alat untuk melakukan penelitian. Peneliti terjun ke lapangan

dimulai pada tanggal 06 Maret 2017 sampai dengan tanggal 17 Maret 2016.

Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data selama

penelitian berlangsung.

Sampel pada penelitian ini sudah dipilih terlebih dahulu oleh peneliti

berdasarkan data kependudukan yang diterima dari kepala lingkungan lokasi

penelitian. Respon yang diterima peneliti selama masa penelitian di lingkungan

II sangat baik, dimana mereka cukup antusias mengisi kuesioner mengingat

topik penelitian termasuk hal yang menarik dan cukup familiar di kalangan

masyarakat lingkungan II.

Berdasarkan jumlah sampel yang didapat melalui proses penarikan

sampel, maka banyaknya kuesioner yang dibagikan berjumlah 68 kuesioner.

Kuesioner tersebut berisi 3 pertanyaan karakteristik responden, 17 pertanyaan

mengenai tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV, 2 butir pertanyaan

tertutup serta 3 butir pertanyaan terbuka mengenai persepsi terhadap tayangan

tersebut. Peneliti mengawasi serta menjelaskan bagian-bagaian yang kurang

(18)

kuesioner berlangsung sehingga memudahkan responden dalam mengisi

pertanyaan dan tidak melewatkan pertanyaan yang disediakan.

4.1.2 Teknik Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini, meliputi:

a. Teknik Pengamatan (Observasi)

Tahap awal sebelum melakukan penelitian langsung ke lapangan

dengan membagikan alat penelitian, peneliti pertama-tama melakukan

observasi terhadap masyarakat di lingkungan II Kelurahan Sei Putih

Barat, dan melakukan pra survey untuk mendapatkan responden

sesuai dengan kriteria responden yang telah ditentukan dalam

melakukan penelitian.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini untuk menghimpun data hasil penelitian,

peneliti menggunakan kuesioner. Pernyataan melalui kuesioner

disusun secara lebih sistematis. Adapun jumlah keseluruhan

pertanyaan dalam kuesioner berjumlah 22 pertanyaan dan 3

pernyataan. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan di lapangan

adalah:

1) Penyebaran kuesioner penelitian akan dimulai pada 06 Maret

2017 s.d selesai.

2) Pemilihan sampel diambil dari masyarakat lingkungan II

Kelurahan Sei Putih Barat yang menonton tayangan Sidang

Kopi Sianida di iNews TV minimal 4 kali.

3) Peneliti memberikan keterangan sepenuhnya tentang kuesioner

penelitian. Hampir keseluruhan responden tidak memiliki

kesulitan yang berarti dalam mengisi kuesioner penelitian.

c. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan

(19)

yang relevan dan berkaitan dengan penelitian. Literatur yang digunakan

dapat berupa buku-buku, jurnal, surat kabar, e-book, ataupun website

resmi. Peneliti melakukan penelitian kepustakaan untuk menyusun data

yang telah i dapatkan dari hasil penelitian.

4.1.3 Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 68 orang responden,

peneliti melanjutkan dengan proses pengolahan data, di mana tahapan yang

dilakukan oleh peneliti, yaitu:

a. Penomoran Kuesioner

Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urat sebagai pengenal,

yaitu dari 01-68.

b. Editing

Peneliti melakukan editing pada jawaban-jawaban yang diberikan

responden. Editing ini dilakukan untuk memperjelas jawaban yang

meragukan sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak sesuai dengan

data dalam kode yang telah disediakan.

c. Coding

Peneliti melakukan pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam

kode yang telah disediakan dalam bentuk angka (score), sehingga

memudahkan peneliti dalam mengisi Fortran Cobol (FC).

d. Inventarisasi

Inventasisasi adalah data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam

lembar Fortran Cobol (FC), sehingga membentuk satu kesatuan.

e. Tabulasi Data

Variabel responden yang sudah melalui pengkodean dan di interventarisasi

dipindahkan ke dalam kerangka tabel. Namun, sebelum data di analisis

dengan tabel tunggal terlebih dahulu menggunakan SPSS.16. Data

kemudian disajikan dalam bentuk kerangka tabel. Data dirinci ke dalam

kategori, frekuensi, dan persentase. Selanjutnya, untuk memperjelas isi

(20)

4.1.4 Analisis Tabel Tunggal

Analisa tabel tunggal dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban

responden dari setiap variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, penyajian data

tabel tunggal berisi keterangan jumlah dan persentase dari setiap variabel.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang

responden. Adapun karakteristik yang ditetapkan dalam adalah Jenis Kelamin,

Usia dan Pendidikan seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah %

1 Pria 31 45.6

2 Wanita 37 54.4

Total 68 100.0

Sumber: P.2/FC.3

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diatas menunjukkan bahwa

responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 31 orang (45,6%) dan responden

berjenis kelamin perempuan berjumlah 37 orang (54,4%). Dengan demikian

jumlah responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan

dengan jenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.2 Rentang Usia

No. Usia Jumlah %

(21)

Sumber:P.3/FC.4

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden berusia 20-29 tahun

berjumlah 46 (67,6%) dan responden berusia 30-40 tahun berjumlah 22 (32,4%).

Dengan demikian jumlah responden yang berusia 20-29 tahun lebih banyak

dibandingkan dengan usia 30-40 tahun.

Tabel 4.3 Pendidikan

No. Pendidikan Frequency Percent

1 SMA/Sederajat 20 29.4

2 Perguruan Tinggi 48 70.6

Total 68 100.0

Sumber:P.4/FC.5

Berdasarkan data diatas sebagian besar responden merupakan mahasiswa di perguruan tinggi yaitu dengan presentase 70,6% atau sebanyak 48 orang

responden sedangkan responden dengan pendidikan SMA/Sederajat dengan

presentase 29,4% atau sebanyak 20 orang. Dengan demikian responden yang

mengisi kuesioner dalam penelitian ini sebagian besar adalah mahasiswa yang

berada di perguruan tinggi dan dianggap memiliki pengetahuan mengenai masalah

yang diteliti di lapangan serta dianggap mampu menelaah pertanyaan yang

tercantum di dalam kuesioner.

Penilaian Responden Terhadap Pembawa Berita Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV

Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai penilaian responden

terhadap pembawa berita tayangan sidang kopi sianida yang mencakup

penampilan, kecerdasan, keramahan, jenis suara dan penguasaan bahasa yang

2 30-40 Tahun 22 32.4

(22)

sesuai dengan syarat menjadi presenter televisi yang baik. Adapun rincian

penilaian mengenai kualitas pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di

iNews TV tersebut dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.4

Penampilan Pembawa Berita

Sumber: P.5/FC.6

Tabel di atas menunjukkan 61,8% responden menilai penampilan

pembawa berita tersebut sudah cukup menarik, sebanyak 27,9% responden

menganggap sangat menarik 8.8% yang menganggap kurang menarik dan 1,5%

responden mengganggap bahwa penampilan pembawa berita tersebut sama

sekali tidak menarik.

Dengan demikian penampilan pembawa berita/anchor yang memandu

acara tayangan sidang kopi sianida di iNews TV yang berpakaian rapi, bersih

dan fashionable dapat menunjukkan kegagahan serta kredibilitas mereka dalam

memandu acara. Hal tersebut disetujui oleh lebih dari 50% responden yang

menilai bahwa penampilan pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di

iNews TV sudah cukup menarik.

Sesuai dengan pernyataan Hartoko, salah satu syarat untuk menjadi

presenter televisi yang baik yaitu penampilan yang baik dan perlu didukung oleh

watak dan pengalaman (Baksin 2006:157), maka dari itu presenter televisi

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Menarik 19 27.9

2 Menarik 42 61.8

3 Kurang Menarik 6 8.8

4 Tidak Menarik 1 1.5

(23)

haruslah enak dipandang mata didukung oleh watak yang baik serta pengalaman

dalam memandu acara yang baik pula.

Tabel 4.5

Kecerdasan Pembawa Berita

Berdasarkan tabel diatas 25% responden atau sebanyak 17 orang

responden menyatakan bahwa pembawa berita sangat menguasai materi 64,7%

responden atau sebanyak 44 orang responden menyatakan pembawa berita sudah

cukup menguasai materi 10,3% responden atau sebanyak 7 orang responden

menyatakan bahwa pembawa berita kurang menguasai materi mengenai kasus kopi sianida.

Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan 64,7% responden menilai

bahwa pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah cukup

menguasai materi berita yang dipandunya.

Menurut Hartoko kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum

dan daya ingatan yang kuat yang dimiliki presenter televisi merupakan salah satu

karakteristik untuk membentuk seseorang menjadi presenter yang baik (Baksin

2006:157). Pada saat menyajikan acara, presenter televisi harus mengingat

informasi-informasi yang akan disampaikan kepada pemirsa yang menonton,

maka dari itu dibutuhkan daya ingatan yang kuat dan kecerdasan untuk

menghindari reaksi buruk dari penonton.

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Menguasai 17 25

2 Menguasai 44 64.7

3 Kurang Menguasai 7 10.3

4 Tidak Menguasai 0 0

Total 68 100.0

(24)

Tabel 4.6

Keramahan Pembawa Berita

Tabel di atas menunjukkan bahwa 22,1% atau sebanyak 15 orang

responden menyatakan bahwa pembawa berita sangat ramah dalam menyapa

pemirsa, 75% atau sebanyak 51 orang responden menyatakan sudah cukup

ramah, 2,9% atau sebanyak 2 orang responden menyatakan kurang ramah.

Dengan demikian hasil penelitian menyatakan bahwa 75% responden setuju

menyatakan pembawa berita tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah

cukup ramah terhadap pemirsa pada saat siaran berlangsung.

Sikap yang ramah sudah menjadi ciri khas orang Indonesia. Keramahan

seseorang menjadi bukti sopan santun yang dimilikinya dalam berkomunikasi,

dalam hal ini menurut Hartoko dalam Rifai Baksin menjadi presenter telvisi

harus memiliki keramahan yang diperlukan untuk membangun hubungan baik

dan kenyamanan antara penonton dan pembawa acara.

Sikap ramah penyaji sangat dianjurkan agar tidak berlebihan, hal tersebut

diperlukan untuk menarik hati penonton tayangan. Keramahan yang dimaksud

ialah bagaimana cara pembawa berita menyapa pemirsa, memperkenalkan diri,

serta mengucapkan salam perpisahan diakhir acara. Penggunaan bahasa yang

sopan dalam hal tersebut sangat dianjurkan pada saat memandu acara di televisi.

NO. Indikator Jumlah %

1 Sangat Ramah 15 22.1

2 Ramah 51 75

3 Kurang Ramah 2 2.9

4 Tidak Ramah 0 0

Total 68 100.0

(25)

Sedangkan keramahan yang sampai over friendly dapat menjengkelkan dan

menjadi tidak wajar.

Tabel 4.7

Jenis Suara Pembawa Berita

Tabel di atas menunjukkan bahwa sekitar 38,2% atau sebanyak 26 orang

responden mengatakan sudah jelas 48,5% atau sebanyak 33 orang responden

menyatakan suara dari pembawa berita tersebut sudah cukup jelas 13,2% atau

sebanyak 9 orang responden menyatakan kurang jelas dan 0% dari responden

menyatakan bahwa artikulasi dan jenis suara yang dimiliki oleh pembawa berita

tidak jelas. Dengan demikian artikulasi dan kejelasan suara pembawa berita

tayangan sidanng kopi sianida di iNews TV dinilai sudah cukup jelas.

Sesuai dengan ciri khas tayangan televisi oleh RM Hartoko (Baksin,

2006:157) jenis suara dan artikulasi yang tepat dengan warna suara yang enak

untuk didengar menjadi faktor untuk menjadi presenter televisi yang baik. Untuk

mendapatkan jenis suara dan artikulasi yang tepat diperlukan latihan yang teratu

bagi presenter televisi, seperti pengaturan nafas, kontrol tone suara dan

sebagainya.

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Jelas 26 38.2

2 Jelas 33 48.5

3 Kurang Jelas 9 13.2

4 Tidak Jelas 0 0

Total 68 100.0

(26)

Tabel 4.8

Penggunaan Bahasa oleh Pembawa Berita

Tabel di atas menunjukkan bahwa 57,4% atau sebanyak 39 orang

responden menyatakan bahwa pembawa berita pada tayangan sidang kopi

sianida sudah mampu menggunakan bahasa yang mampu dimengerti oleh

penonton, hal ini memudahkan penonton untuk mencerna informasi yang akan

diberikan pada saat tayangan berlangsung. Kemudian dengan presentase 27,9%

atau sebanyak 19 orang responden menyatakan bahwa pembawa berita sangat

mampu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Lalu diikuti dengan

13,2% atau sebanyak 9 orang responden yang menyatakan bahwa pembawa

berita kurang mampu menguasainya, lalu 1,5% atau setara dengan 1 orang

menyatakan pembawa berita sama sekali tidak mampu menguasai bahasa yang

digunakannya.

Penguasaan bahasa oleh pembawa berita harus disampaikan dengan sopan

dan jelas serta mudah dipahami oleh masyarakat luas yang menonton acara dan

tidak ambigu agar terhindar dari pro-kontra yang dapat ditmbul ditengah-tengah

masyarakat.

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Mampu 19 27.9

2 Mampu 39 57.4

3 Kurang Mampu 9 13.2

4 Tidak Mampu 1 1.5

Total 68 100.0

(27)

Penilaian Responden Terhadap Narasumber yang Dihadirkan dalam Sidang Kopi Sianida

Dibawah ini merupakan hasil penilaian masyarakat terhadap narasumber

yang dihadirkan pada saat sidanag kopi sianida yang di tayangkan. Narasumber

adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi

tertentu. Adapun penilain tersebut meliputi, Kapabilitas, Kredibilitas dan

Akseptabilitas narasumber. Berikut rinciannya:

Tabel 4.9

Kapabilitas Narasumber

Berdasarkan tabel diatas 26,5% atau sebanyak 18 orang responden

menyatakan sangat mampu dan 60,3% atau sebanyak 41 orang responden

mengatakan bahwa narasumber yang dihadirkan pada persidangan kopi sianida

yang berlangsung mampu memberikan keterangan mengenai kesaksian sesuai

dengan kemampuannya dibidang akademis maupun pengalaman yang pernah

dimilikinya. Namun sekitar 13,2% atau sebanyak 9 orang responden menyatakan

bahwa narasumber kurang memiliki kredibilitas di dalam persidangan.

Dengan demikian narasumber yang dihadirkan di dalam Sidang Kopi

Sianida dinilai sudah cukup mampu memberikan pernyataan kesaksiannya

sesuai dengan ilmu akademis maupun pengalaman yang ia miliki. Salah satunya

merupakan M. Nuh yang sudah beberapa kali menangani permasalahan iptek,

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Mampu 18 26.5

2 Mampu 41 60.3

3 Kurang Mampu 9 13.2

4 Tidak Mampu 0 0

Total 68 100.0

(28)

software dan lain sebagainya yang menyangkut teknologi digital menyatakan

kesaksian dalam menganalisis gerak gerik tersangka di dalam CCTV yang

ditetapkan sebagai barang bukti dari tempat kejadian perkara berlangsung dan

beberapa dokter dokter beda yang sudah banyak mengenyam pendidikan serta

memiliki pengalamaan dalam bidang forensik yang menyampaikan kesaksiannya

mengenai zat-zat yang ditemukan di dalam organ dalam tubuh korban.

Tabel 4.10

Kredibilitas Narasumber

Tabel di atas menunjukkan bahwa 58,8% atau sebanyak 40 orang

responden setuju bahwa narasumber di dalam persidangan memiliki kualitas

sehingga dapat dipercaya kesaksian yang diberikannya selama persidangan.

Kemudian 17,6% atau sebanyak 12 orang responden mengatakan narasumber

sangat bisa dipercaya, 22,1% sebanyak 15 orang responden mengatakan bahwa

narasumber kurang dapat dipercaya dan 1,5% ataub sebanyak 1 orang responden

mengatakan bahwa narasumber tidak dapat dipercaya. Dengan demikian

sebagian besar dari responden menyatakan kepercayaannya terhadap kesaksian

yang diberikan oleh narasumber berdasarkan kualitasnya dalam memberikan

kesaksian dalam sidang Kopi Sianida.

Menurut R. Fadli (Fadli, 2001:131) narasumber pada suatu peristiwa harus

memiliki kredibilitas yang merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Dipercaya 12 17.6

2 Dipercaya 40 58.8

3 Kurang Dipercaya 15 22.1

4 Tidak Dipercaya 1 1.5

Total 68 100.0

(29)

menimbulkan kepercayaan. Narasumber dengan kualitas yang baik, memiliki

latar belakang pendidikan yang memadai, pengalaman yang sesuai, dan kekuatan

dalam bidang tertentu terkait dengan peristiwa maupun permasalahan dimana

pernyataan/statementnya sangat dibutuhkan untuk membantu memberikan

informasi dalam memecahkan masalah yang sedang terjadi.

Tabel 4.11

Akseptabilitas Narasumber

Berdasarkan tabel diatas 16 orang responden (23,5%) menyatakan bahwa

profesi yang dimiliki narasumber sangat sesuai serta mampu mencerminkan

kemampuannya dalam memberikan kesaksian, 40 orang responden (58,8%)

menyatakan profesi narasumber cukup sesuai dengan kesaksian yang

diberikannya, 9 orang responden (13,2%) merasa profesi yang dimiliki

narasumber kurang sesuai dengan kesaksian yang diberikannya dan 3 orang

responden (4,4%) responden menyatakan bahwa profesi yang dimiliki

narasumber sama sekali tidak sesuai dengan pernyataan kesaksiannya terhadap

kasus kopi sianida.

Dengan demikian profesi narasumber yang dihadirkan dalam Sidang Kopi

Sianida dinilai sudah sesuai dengan pernyataanya dalam memberikan kesaksian

di dalam sidang. Narasumber dalam sidang merupakan ahli digital forensik yang

menganalisis CCTV di tempat kejadian perkara, ahli forensik yang mengambil

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Sesuai 16 23.5

2 Sesuai 40 58.8

3 Kurang Sesuai 9 13.2

4 Tidak Sesuai 3 4.4

Total 68 100.0

(30)

sampel organ tubuh korban untuk menganalisis zat-zat yang terkandung di

dalamnya dan lain sebagainya.

Menurut R. Fadli narasumber adalah orang yang menjadi sumber

informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang

digolongkan kepada narasumber yang tidak sembarangan atau special adalah

(Fadli, 2001:131). Salah satu narasumber yang spesial yaitu narasumber yang

memiliki akseptabilitas yang meliputi latar belakang pribadi maupun profesi

seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan.

Penilaian Responden Terhadap Materi Acara dalam Sidang Kopi Sianida Topik masalah adalah permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi

tersebut yang dianggap penting bagi masyarakat untuk dipahami. Aktualisasi

kasus ialah masalah yang aktual atau yang sedang hangat di masyarakat.

Dibawah ini merupakan hasil penelitian mengenai penilaian masyarakat

terhapadap materi-materi mengenai kasus kopi sianida seperti Topik yang

dibahas di dalam persidangan dan Aktualisasi kasus Kopi Sianida di masyarakat.

Berikut hasilnya:

Tabel 4.12 Topik Permasalahan

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Menarik 18 26.5

2 Menarik 37 54.4

3 Kurang Menarik 9 13.2

4 Tidak Menarik 4 5.9

Total 68 100.0

(31)

Tabel di atas menunjukkan sekitar 26,5% atau sebanyak 18 orang

responden mengatakan bahwa topik yang disampaikan dalam persidangan

merupakan topik yang sangat menarik, kemudian 54,4% atau sebanyak 37 orang

responden menyatakan bahwa topik yang dipilih pada setiap sesi persidangan

sudah cukup menarik perhatian penonton yang ingin memuasakan rasa

keingintahuannya mengenai kasus kopi sianida, sekitar 13,2% atau sebanyak 9

orang responden menyatakan bahwa topik yang dibahas kurang menarik dan

tidak memenuhi kebutuhan informasinya, dan 5,9% atau sebanyak 4 orang

responden mengatakan bahwa topik dalam sidang kopi sianida sama sekali tidak

menarik untuk ditonton.

Dengan demikian topik pembahasan dalam sidang tersebut merupakan

permasalahan yang penting dan menarik bagi masyarakat dikarenakan kasusnya

yang sangat baru terjadi di Indonesia dan hal tersebut membentuk rasa ingin tahu

masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kasus ini dan bagaimana

penegak hukum menanganinya.

Tabel 4.13 Aktualisasi Kasus

Tabel di atas menunjukkan sekitar 25 orang responden (36,8%)

menyatakan bahwa kasus kopi sianida ini sangat sering dibahas di lingkungan

rumahnya. Dan sebagain besar responden yaitu 40 orang responden (58,8%)

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Sering 25 36.8

2 Sering 40 58.8

3 Jarang 3 4.4

4 Tidak Pernah 0 0

Total 68 100.0

(32)

menyatakan bahwa kasus kopi sianida ini cukup sering dibicarakan dan dibahas

di lingkungan sekitarnya, namun 3 orang responden (4,4%) menyatakan jarang

bergabung dengan orang-orang di lingkungannya.

Dengan demikian, hasil tersebut menunjukkan bahwa kasus kopi sianida

merupakan peristiwa yang hangat dan sudah menjadi buah bibir dikalangan

masyarakat yang dianggap menarik rasa keingintahuan masyarakat mengenai

kebenaran dan kelanjutan kasus tersebut. Dari informasi yang didapatkan dari

responden, hal yang biasa dibahas di lingkungannya mengenai kasus kopi

sianida ialah mengungkapkan pendapat satu sama lain mengenai siapa yang

bersalah, hubungan yang terjadi antara korban dan tersangka, mengenai

narasumber yang dihadirkan di dalam persidangan hingga mengenai hukum

yang memberatkan tersangka.

Penilaian Responden Terhadap Waktu Tayang Sidang Kopi Sianida di iNews TV

Dibawah ini merupakan penilaian masyarakat mengenai Durasi dan

Frekuensi tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV. Durasi tayangan yaitu

lamanya tayangan tersebut berlangsung. Frekuensi penayangan yang diperlukan

untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut. Durasi dan frekuensi

tayangan perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan,

sebagaimana diketahui bahwa durasi tayangan disiarkan sesuai dengan seberapa lama persidangan itu berlangsung dan frekuensi tayangan yaitu seberapa sering

tayangan sidang kopi sianida mengudara melalui stasiun televisi iNews TV.

Berikut hasilnya:

Tabel 4.14 Durasi Tayangan

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Tepat 23 33.8

(33)

3 Kurang Tepat 9 13.2

4 Tidak Tepat 0 0

Total 68 100.0

Sumber: P.15/FC.16

Tabel diatas menunjukkan bahwa 52,9% atau sebanyak 36 orang

responden menyatakan durasi tayangan persidangan sudah cukup tepat.

Kemudian sebanyak 33,8% atau sebanyak 23 orang responden menyatakan

bahwa durasi yang panjang untuk menayangakan persidangan merupakan

keputusan yang sangat tepat, sebanyak 13,2% atau sebanyak 9 orang responden

menyatakan durasi tayangan dirasa kurang tepat.

Durasi tayangan sidang kopi sianida di iNews TV disiarkan secara live

selama persidangan berlangsung di pengadilan. Panjangnya durasi yang

disediakan stasiun televisi, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk

mengetahui bagaimana berjalannya tindakan hukum yang diambil terkait kasus

kopi sianida.

Dengan demikian, sesuai dengan hasil yang didapatkan sebagian besar

responden setuju dengan durasi yang disediakan iNews dalam menayangkan

Sidang Kopi Sianida, lamanya durasi tayangan ini dinilai mampu memberikan

cukup informasi yang dibutuhkan oleh penonton untuk memuaskan rasa

keingintahuannya.

Tabel 4.15 Frekuensi Tayangan

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Sesuai 13 19.1

2 Sesuai 36 52.9

(34)

4 Tidak Sesuai 2 2.9

Total 68 100.0

Sumber: P.16/FC.17

Tabel diatas menunjukkan 13 orang responden (19,1%) menyatakan

frekuensi ataupun jumlah tayangan yang disediakan oleh iNews TV sangat

sesuai, lalu 36 orang responden (52,9%) mengatakan frekuensi tayangan Sidang

Kopi Sianida di iNews TV dianggap cukup sesuai, kemudian 17 orang

responden (25%) menyatakan frekuensi tayangan kurang sesuai dan 2 orang

responden (2,9%) menyatakan frekuensi tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews

TV sama sekali tidak sesuai.

Dengan demikian keputusan iNews TV untuk menayangkan persidangan

berulang-ulang dinilai cukup sesuai dan disukai oleh pemirsa namun ada

beberapa responden yang menyatakan bahwa tayangan yang berulang-ulang

tersebut menimbulkan kebosanan tersendiri.

Frekuensi penayangan itu sendiri diperlukan untuk memudahkan penonton

mengingat acara tersebut. Dengan seringnya tayangan disiarkan maka

masyarakat yang menonton dapat dipastikan mengingat acara tersebut.

Banyaknya jawaban dari 36 orang responden (52,9%) yang setuju dengan

frekuensi yang disediakan iNews TV diartikan sebagai keberhasilan stasiun

televisi iNews untuk menarik minat penonton.

Penilaian Responden Terhadap Tayangan Sidang Kopi Sianida di iNews TV

Dibawah ini merupakan penilaian masyarakat mengenai tayangan Sidang

Kopi Sianida yang disiarkan di iNews TV yang mengandung syarat-syarat dalam

menayangkan berita seperti fakta berita haruslah berdasarkan kejadian atau

peristiwa yang benar–benar nyata, terkini yaitu jarak penyiaran tayangan berita

tidak terlalu jauh dengan peristiwa tersebut, berita harus disampaikan dengan

seimbang (cover both side) tidak memihak kepada salah satu pihak, informasi

(35)

menarik minat penontonnya, berita harus menarik dan unsur empati, simpati dan

bermanfaat bagi penonton, berkaitan dengan tokoh terkenal, peristiwa penting,

luar biasa, atau bersifat konflik.

Untuk mencapai keberhasilan untuk memberikan informasi berita kepada

masyarakat banyak, diharuskan untuk memenuhi syarat-syarat yang telah

ditetapkan diatas. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah berita

dalam memberikan informasi, berikut hasil penelitian yang didapat melalui

jawaban pada kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk mengetahui

bagaimana penilaian responden terhadap unsur berita yang terkandung di dalam

tayangan sidang kopi sianida di iNews TV:

Tabel 4.16 Fakta Kasus

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Mampu 7 10.3

2 Mampu 39 57.4

3 Kurang Mampu 21 30.9

4 Tidak Mampu 1 1.5

Total 68 100.0

Sumber: P.17/FC.18

Tabel diatas menunjukkan sekitar 39 orang responden (57,4%) merasa

bahwa tayangan ini sudah cukup mampu menayangkan sidang sesuai dengan

keadaan dan fakta persidangan yang sedang berlangsung, kemudian 7 orang

responden (10,3%) menyatakan tayangan ini sangat sesuai dengan fakta

peristiwanya, lalu 1 orang responden (1,5%) menyatakan bahwa tayangan ini

sama sekali tidak menggambarkan fakta dari peristiwa, dan 21 dari 68 orang

(30,9%) menyatakan bahwa tayangan sidang kurang mampu mencerminkan

(36)

Dengan demikian lebih dari setengah responden setuju akan sesuainya

tayangan ini dengan fakta peristiwa yang terjadi, namun beberapa responden

mengaku bahwa tayangan sidang ini dirasa masih banyak yang ditutup-tutupi

kebenaran dari peristiwa tersebut dengan alasan yang personal.

Kasus kopi sianida merupakan peristiwa yang benar-benar nyata dan

bukan termasuk berita bohong/hoax, tayangan sidang kopi sianida di iNews TV

menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengungkapkan kebenaran

mengenai kasus kopi sianida. Persidangan yang digelar juga menjadi bukti untuk

mengupas kebenaran yang belum terungkap mengenai kasus ini.

Tabel 4.17 Jarak Penyiaran Berita

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Tepat 26 38.2

2 Tepat 34 50

3 Kurang Tepat 7 10.3

4 Tidak Tepat 1 1.5

Total 68 100.0

Sumber: P.18/FC.19

Berdasarkan tabel diatas sekitar 50% atau sebanyak 34 orang responden

menyatakan jarak penyiaran tayangan berita tidak terlalu jauh dengan peristiwa

dianggap cukup tepat, kemudian 38,2% atau sebanyak 26 orang responden jarak

penayangan sidang dengan peristiwa itu terjadi sangat tepat, lalu 10,3% atau

sebanyak 7 orang responden mengenai jarak tayangan dan peristiwa itu terjadi

dirasa kurang tepat, dan 1 orang responden (1,5%) menilai jarak tayangan dan

peristiwa itu terjadi tidak tepat.

Dengan demikian jarak tayangan dan peristiwa itu terjadi merupakan

(37)

kabar baru mengenai peristiwa yang menarik perhatian mereka. Fungsi dari

jarak penayangan agar masyarakat yang menonton mendapatkan informasi yang

diinginkan mengenai peristiwa yang terjadi melalui tayangan yang disiarkan,

dengan hal ini maka masyarakat tidak akan merasa ketinggalan informasi.

Informasi yang didapat bisa dinikmati dan diketahui dengan mudah melalui

tayangan berita yang disiarkan secara terkini.

Tabel 4.18 Keseimbangan Berita

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Seimbang 15 22.1

2 Seimbang 41 60.3

3 Kurang Seimbang 9 13.2

4 Tidak Seimbang 3 4.4

Total 68 100.0

Sumber: P.19/FC.20

Tabel diatas menunjukkan 41 orang responden (60,3%) setuju persidangan

kopi sianida yang ditayangakan di iNews TV disajikan seimbang dan tidak

memihak, kemudian 15 orang responden (22,1%) menyatakan bahwa

persidangan kopi sianida yang ditayangakan sangat seimbang, lalu 9 orang

responden (13,2%) menganggap persidangan kopi sianida yang ditayangakan

kurang seimbang dan 3 orang responden (4,4%) menyatakan persidangan kopi

sianida yang ditayangakan sama sekali tidak seimbang.

Dengan demikian 60,3% responden setuju bahwa persidangan kopi sianida

yang ditayangkan sidang kopi sianida di iNews TV bersifat netral, seimbang dan

tidak memihak pada salah satu pihak untuk mendapatkan keuntungan pribadi

yang dapat menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra suatu masalah dapat

(38)

juga penegak hukum memberikan dukungannya secara jelas kepada salah satu

pihak yang tersangkut masalah. Keseimbangan ini sangat diperlukan untuk

menciptakan suasana yang harmonis dan memberikan hak kepada masyarakat

untuk menilai sendiri kasus yang terjadi. Dengan demikian hal ini dilakukan

untuk menghindari kesalahpahaman masyarakat.

Tabel 4.19 Kelengkapan Berita

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Lengkap 11 16.2

2 Lengkap 38 55.9

3 Kurang Lengkap 15 22.1

4 Tidak Lengkap 4 5.9

Total 68 100.0

Sumber: P.20/FC.21

Tabel diatas menunjukkan sekitar 16,2% atau sebanyak 11 orang

responden menyatakan tayangan sidang kopi sinaida sudah sangat lengkap

menjelaskan bagaimana kronologi kasus tersebut terjadi mulai dari awal

tersangka masuk ke dalam cafe hingga korban dibawa kekual setela menunggak

racun, kemudian 55,9% sebanyak 38 orang responden mengatakan bahwa sidang

kopi sianida sudah cukup lengkap menjelaskan kronologi peristiwa itu, lalu

22,1% atau sebanyak 15 orang responden merasa kronologi yang dijelaskan

dalam persidangan kurang lengkap dan 5,9% atau sebanyak 4 orang responden

menganggap bahwa kronologi yang disampaikan di dalam persidangan sama

sekali tidak lengkap dan belum sesuai dengan kebutuhan informasinya akan

informasi mengenai kasus tersebut.

Kelengkapan berita haruslah berdasaran 5W+1H (what, who, when, why,

(39)

yang terjadi pada suatu peristiwa seperti, apa yang sebenarnya terjadi, apa yang

sedang dilakukan, apa yang dibawa oleh si pelaku, apa yang digunakan oleh si

pelaku, apa yang menyebabkan kejadian itu terjadi, dan sebagainya.

Kata tanya mengapa mengandung pertanyaan-pertanyaan mengenai alasan

atau motivasi terjadinya suatu peristiwa seperti mengapa hal tersebut bisa terjadi,

mengapa dia melakukan itu, mengapa dia dia pergi ke tempat itu, mengapa

peristiwa itu menjadi sangat diperbincangkan, mengapa dia memilih melakukan

perbuatan itu dan sebagainya.

Kata tanya siapa mengandung pertanyaan mengenai pelaku atau orang lain

dari peristiwa tersebut seperti siapa yang melakukan perbuatan itu, siapa yang

menjadi korban, siapa yang terlibat dalam peristiwa itu dan sebagainya. Kata

tanya kapan berisi pertanyaan mengenai waktu terjadinya peristiwa, berita atau

cerita yang terjadi seperti kapan peristiwa itu terjadi, kapan dia melakukan

perbuatan itu, kapan dia tiba di lokasi kejadian, kapan dia bertemu dengan si

korban dan sebagainya.

Kata tanya dimana mengandung pertanyaan mengenai tempat atau lokasi

sebuah peristiwa seperti di mana peristiwa itu terjadi, di mana si pelaku bertemu

dengan korban, di mana pelaku menyimpan barangnya dan lain sebagainya. Kata

tanya bagaimana memuat pertanyaan sepeti bagaimana peristiwa itu terjadi,

bagaimana dia melakukan perbuatan tersebut, bagaimana dia bertemu dengan

korban pertama kali, bagaimana kisah mengenai si pelaku dan korban,

bagaimana dia menyelesaikan semua perbuatannya dan sebagainya.

Menurut 55,9% responden yang menonton tayangan sidang kopi sianida di

iNews TV, persidangan tersebut sudah mampu menunjukkan kelengkapan

peristiwa kopi sianida.

Tabel 4.20 Nilai Tayangan

No. Indikator Jumlah %

(40)

2 Menarik 45 66.2

3 Kurang Menarik 11 16.2

4 Tidak Menarik 1 1.5

Total 68 100.0

Sumber: P.21/FC.22

Berdasarkan tabel diatas sekitar 45 orang responden (66,2%) setuju

tayangan sidang kopi sianida di iNews TV cukup menarik untuk diikuti dan

ditonton, kemudian 11 orang responden (16,2%) merasa sangat tertarik akan

tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Namun 11 orang responden (16,2%)

merasa kurang tertarik dan 1 orang responden (1,5%) mengaku tidak tertarik

sama sekali dengan tayangan sidang kasus sianida di iNews TV.

Tabel 4.21

Informasi dalam Tayangan Terhadap Keingintahuan Responden

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Sesuai 10 14.7

2 Sesuai 45 66.2

3 Kurang Sesuai 10 14.7

4 Tidak Sesuai 3 4.4

Total 68 100.0

Sumber: P.22/FC.23

Tabel diatas menunjukkan bahwa 14,7% atau sebanyak 10 orang

responden menyatakan tayangan sidang kopi sianida sangat sesuai dengan

ekspetasi mereka untuk memperoleh informasi, kemudian 66,2% atau sebanyak

45 orang responden merasa cukup sesuai dengan ekspetasi mereka, lalu 14,7%

(41)

sidang kopi sianida di iNews TV kurang sesuai dengan ekspetasi mereka dan

4,4% atau sebanyak 3 orang responden menganggap bahwa tayangan sidang

kopi sianida di iNews TV sangat tidak sesuai dengan ekspetasi dan harapan

mereka untuk memperoleh informasi.

Dengan demikian lebih dari 50% responden menyatakan informasi yang

didapatkan melalui tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sudah sesuai

dengan ekspetasi dan harapan mereka.

Tabel 4.22

Isi dalam Tayangan Terhadap Kebutuhan Informasi

No. Indikator Jumlah %

1 Sangat Mampu 15 22.1

2 Mampu 42 61.8

3 Kurang Mampu 7 10.3

4 Tidak Mampu 4 5.9

Total 68 100.0

Sumber: P.23/FC.24

Tabel diatas menunjukkan bahwa 15 orang responden (22,1%)

menyatakan bahwa tayangan sidang kopi sianida sangat mampu menyajikan

informasi sesuai dengan kebutuhani nformasi yang diinginkannya, 42 orang

responden (61,8%) merasa tayangan sidang kopi sianida sudah cukup mampu

memenuhi kebutuhan informasi mereka, namun 7 orang responden (10,3%) mengatakan bahwa tayangan tersebut kurang mampu memenuhi kebutuhan

informasinya dan mereka belum puas dengan informasi yang disajikan pada

persidangan yang ditayangakan dan 4 orang responden (5,9%) menyatakan

bahwa sidang kopi sianida sama sekali tidak mampu memberikan informasi

(42)

Dengan demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan

bahwa tayangan sidang kopi sianida sudah cukup banyak memberikan informasi

yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan jawaban lebih dari setengah

responden yang cukup puas terhadap informasi yang didapatkan melalui

tayangan ini.

4.2 Pembahasan

Dijelaskan dalam penelitian ini bahwa persepsi masyarakat dapat terbentuk

melalui proses seleksi, proses interprestasi dan reaksi. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa proses seleksi penyaringan

oleh indera terhadap rangsangan/stimuli lalu diinterprestasi melalui proses

pengorganisasian informasi yang didapatkan dapat membentuk tingkah laku dan

tanggapan terhadap suatu hal yang kemudian disebut sebagai reaksi. Reaksi

tersebut sebagai persepsi.

Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui penelitian lapangan kepada

68 orang responden, maka terlihat masyarakat menunjukkan ketertarikan yang

cukup tinggi untuk menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Dapat

dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan kepuasan masyarakat terhadap

iNews TV dengan presentasi sebanyak 52,9% responden setuju frekuensi

penayangan sidang kopi sianida yang berulang-ulang dinilai sesuai dengan

keperluan masyarakat dalam memperoleh informasi mengenai kasus kopi sianida.

Kemudian pembawa berita juga termasuk faktor pendukung dalam menonton

tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Berikut presentasi penilaian responden

memilih menonton tayangan sidang kopi sianida di iNews TV, antara lain: dilihat

dari penampilan pembawa berita yang menarik (61,8%) dan kemampuan

pembawa berita dalam memandu tayangan dengan bahasa yang mudah dimengerti

pemirsa (57,4%). Dilihat dari hasil presentase tersebut dapat ditentukan bahwa

frekuensi tayangan sidang kopi sianida di iNews TV dan penyaji yang memandu

tayangan tersebut ikut andil dalam ketertarikan masyarakat menonton tayangan

sidang kopi sianida di iNews TV.

Disamping itu beberapa hal yang menjadi perhatian masyarakat untuk

(43)

mempunyai peran penting untuk menyampaikan kesaksiannya di dalam

persidangan. Sesuai dengan hasil penelitian kapabilitas narasumber dalam

memberikan kesaksian mendapatkan presentasi sebesar 60,3% dari responden

yang menilai pengetahuan yang dimiliki oleh narasumber dan pengalamannya

menjadikan sidang kopi sianida menarik untuk ditonton, selain mendapatkan

informasi yang berkaitan dengan kasus tersebut penjelasan oleh narasumber ini

juga mampu menambah pengetahuan kita mengenai beberapa hal dibidaang

kedokteran, kimia, teknologi dan juga hukum.

Sebagian besar masyarakat menganggap penting kasus kopi sianida dalam

kehidupannya. Tayangan sidang kopi sianida membantu masyarakat mengerti

tahapan-tahapan hukum yang berlaku, informasi-informasi mengenai zat-zat

kimia, adapula yang berpendapat bahwa kasus ini mengajarkan kita untuk

memilih teman yang sungguh-sungguh, serta berhati-hati dalam menerima sesuatu

dari orang baik itu orang asing maupun orang yang sudah lama dikenal.

Masyarakat menilai iNews TV sudah bagus menayangkan tayangan sidang

tersebut walaupun media ini baru saja dikenal namun ia mampu bersaing untuk

menarik perhatian pemirsa melalui untuk keputusan menayangkan ulang tayangan

(44)

5.1 SIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap

tayangan sidang kopi sianida di iNews TV. Setelah dilakukan penelitian, hasil

analisis data,dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Antusias masyarakat dalam menonton tayangan sidang kopi sianida di

iNews TV dapat dilihat dari seringnya masyarakat itu membicarakan

mengenai peristiwa kopi sianida. Di lingkungan II masyarakat Kelurahan

Sei Putih Barat Kota Medan ini sendiri sudah membuktikan bahwa animo

dan rasa keingintahuan lanjutan mengenai kasus kopi sianida

meningkatkan antusias masyarakat itu sendiri untuk mengetahui informasi

yang dapat diperoleh dari menonton tayangan sidang kopi sianida di

iNews TV.

Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil penelitian pada tabel 4.1 yang

menyebutkan bahwa 40 dari 68 orang responden (58,8%) menyatakan

tayangan sidang kopi sianida menjadi topik yang paling dibahas di

lingkungan sekitar mereka dan iNews TV menjadi stasiun televisi favorite

masyarakat untuk menyajikan informasi mengenai kasus tersebut.

2. Faktor-faktor yang mendorong minat masyarakat dalam menikmati

tayangan kopi sianida antara lain frekuensi tayangan yang disediakan

iNews TV secara berulang-ulang, dengan adanya intensitas tayangan ini

maka masyarakat tidak akan melewatkan informasi yang penting terkait

kasus kopi sianida. Selain itu, keinginan masyarakat untuk mengetahui

lebih lanjut peristiwa ini dengan lengkap dan juga untuk memenuhi

informasi yang dibutuhkannya.

Sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa 36

dari 68 (52,9%) responden menyatakan bahwa frekuansi yang disediakan

iNews TV menjadi salah satu faktor terkuat untuk menarik perhatian

(45)

3. Persepsi masyarakat lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat terhadap

tayangan sidang kopi sianida di iNews TV bersifat positif. Pembawa

berita/news caster dalam tayangan sidang kopi sianida di iNews TV

dinilai sudah tepat dan layak. Pemilihan narasumber yang dihadirkan

menjadi saksi kunci dalam persidangan kopi sianida dinilai sudah tepat

dan sesuai. Materi acara pada persidangan kopi sianida secara

keseluruhan memberikan banyak pengetahuan bagi permirsa melalui

informasi yang diberikan. Durasi dan frekuensi yang disediakan iNews

TV juga dinilai sudah tepat. Keterangan dan kesaksian yang didapat dari

tayangan sidang kopi sianida di iNews TV sangat bermanfaat dan juga

disiarka secara terkini. Keseimbangan yang ditampilkan dalam

penayangan sidang kopi sianida di iNews TV juga diapresiasi masyarakat

untuk menghindarkan pro-kontra serta kelengkapan kronologi peristiwa

sudah cukup untuk menarik perhatian yang lebih dari masyarakat.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban kuesioner masyarakat

lingkungan II Kelurahan Sei Putih Barat Medan Petisah, maka dikemukakan saran

sebagai berikut:

1. Saran Responden Penelitian

Diharapkan bagi masyarakat lingkungan II kelurahan Sei Putih Barat

untuk lebih pintar dalam memilih media ataupun sumber informasi yang

diinginkan. Kebijakan memilih program acara untuk dinikmati diperlukan

agar informasi yang diterima dapat dimanfaatkan dengan baik di

kehidupan bermasyarakat.

2. Saran dalam Kaitan Akademis

Diharapkan bagi mahasiswa-mahasiswi yang tertarik dengan hasil

penelitian ini untuk melanjutkan penelitian mengenai Sidang Kopi Sianida

Jilid II guna menyempurnakan penelitian menyangkut kasus kopi sianida.

Diharapkan juga penelitian ini bisa menjadi referensi untuk penelitan

(46)

3. Saran bagi Kaitan Praktis

Diharapkan bagi iNews TV untuk dapat bersaing dengan stasiun televisi

lain dalam menyajikan program-program televisi yang bervariasi serta

bermanfaat untuk di konsumsi masyarakat. Diharapkan juga bagi iNews

TV untuk menambah program acara dengan materi yang menarik seperti

(47)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Teori merupakan perangkat yang vital dan menentukan dalam arah sebuah

pemecahan masalah dalam penelitian. Peneliti akan mampu memahami,

memprediksi atau menjelaskan sebuah permasalahan dengan terlebih dahulu

memahami teori yang relevan dengan fenomena terkait. F. N Kerlinger

menyatakan teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstrak,defenisi dan

proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara

menghubungkan antar konsep (Singarimbun, 2008:37).

Setiap penelitian memerlukan kejelasan berfikir dalam memecahkan atau

menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang

membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah

penelitian akan disoroti (Nawawi, 2012:42). Fungsi teori dalam riset adalah

membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang

menjadi pusat perhatiannya (Kriyantono, 2008:42).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam

penelitian ini antara lain yaitu teori komunikasi, teori komunikasi massa, televisi

sebagai media massa, berita dan persepsi.

2.1.1 Komunikasi

Kata komunikasi communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata

Latin communis yang berarti “sama“. Communico, communication, atau

communicare yang berarti “membuat sama“ (to make common) (Mulyana,

2007: 46).

Dalam istilah yang sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian

pengertian antarindividu. Manusia sebagai mahluk sosial juga dilandasi dengan

kapasitas untuk menyampaikan hasrat, maksud, perasaan, pengetahuan, dan

pengalaman orang yang satu kepada orang yang lainnya. Pada pokoknya,

Gambar

Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel di atas menunjukkan 61,8% responden menilai penampilan
Tabel 4.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Upaya- upaya P2K dinilai efektif oleh masyarakat Kelurahan Sei Agul dalam membantu mereka memahami keberadaan Pulau Komodo dan hal ini membuat masyarakat Sei Agul lebih tertarik

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan terkait dengan persepsi masyarakat dalam program kampung keluarga berencana di Kelurahan Air Putih

Untuk mengetahui persepsi masyarakat Kelurahan Sei Agul terhadap upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru. I.5