• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN CANGGET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRLCE (IOC) DI SMA NEGERI I MELINTING LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN CANGGET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRLCE (IOC) DI SMA NEGERI I MELINTING LAMPUNG TIMUR"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

CANGGET LEARNING USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE INSIDE OUTSIDE CIRLCE (IOC) IN SMAN I MELINTING

EAST LAMPUNG

by

GALUH SUKMAWATI

The problem in this research is how cangget learning process using cooperative learning model of type (Inside Outside Circle) IOC in SMAN I Melinting East Lampung. This study aimed to describe the cangget dance lessons using IOC models of teaching and learning activities in SMAN I Melinting.

This research uses descriptive qualitative. The technique used to collect the data are observational participate (participation), interviews, documentation, and testing practices. Source of data in this study were students of class XI Science in SMAN I Melinting totaling 24 students.

Cooperative Learning Model type IOC cangget applied to learning from the initial meeting to the ninth meeting. Cangget learning process by using a model of the IOC can be done with five stages. The first stage is to present information, the second stage of organizing students into study groups, the third stage of group work and study guide, guiding the fourth stage results of the discussion, and the fifth stage of evaluation.

Cangget learning outcomes using IOC model in class XI Science at SMAN I Melinting shows that students are able to demonstrate dance well. Students well enough to receive and capture lessons given by teachers through the IOC model.

(2)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN CANGGET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRLCE (IOC) DI SMA NEGERI I MELINTING LAMPUNG TIMUR

Oleh

GALUH SUKMAWATI

Permasalahan di dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran cangget dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe (Inside Outside Circle) IOC di SMA Negeri I Melinting Lampung Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari cangget dengan menggunakan model IOCpada kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri I Melinting.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi berperan serta (partisipasi), wawancara, dokumentasi, dan tes praktik. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Negeri I Melinting yang berjumlah 24 siswa.

Model Cooperative Learning tipe IOCditerapkan pada pembelajaran cangget dari pertemuan awal hingga pertemuan kesembilan. Proses pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC dapat dilakukan dengan lima tahap. Tahapan pertama yaitu menyajikan informasi, tahapan kedua mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, tahapan ketiga membimbing kelompok bekerja dan belajar, tahapan keempat membimbing hasil diskusi, dan tahapan kelima evaluasi.

Hasil pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC pada kelas XI IPA di SMA Negeri I Melinting menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memeragakan gerak cangget dengan baik. Siswa-siswa cukup baik menerima dan menangkap pembelajaran yang diberikan oleh pengajar melalui model IOC.

(3)
(4)

PEMBELAJARAN CANGGET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING TIPE INSIDE OUTSIDE CIRLCE (IOC) DI SMA NEGERI I MELINTING LAMPUNG TIMUR

Oleh

GALUH SUKMAWATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(5)

xix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 1 ... 58

4.2 Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 2 ... 66

4.3 Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 3 ... 74

4.4 Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 4 ... 82

4.5 Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 5 ... 95

4.6 Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 6 ... 108

4.7 Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 7 ... 122

4.8 Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 8 ... 133

4.9 Diagram Aktifitas Siswa Pertemuan 9 ... 143

(6)

xviii

10. Pengenalan Tari dan Unsur-Unsur di dalamnya ... 50

11. Pemahaman Materi Tentang Pengertian Tari dan Unsur-Unsur Yang Terdapat dalam Sebuah Tarian dengan Menggunakan Model IOC ... 52

12. Pengenalan Siswa Terhadap Cangget ... 59

13. Penerapan Model IOC terhadap Materi Cangget dan Macam-Macam Jenisnya ... 61

14. Presentasi Siswa TentangPengertian Cangget dan Macam-Macam Jenisnya ... 62

15. Siswa Masih Perlu Bantuan untuk Membentuk Lingkaran... 69

16. Siswa Menyampaikan Materi Tentang Gerak Dasar Cangget, dan Busana yang Dikenakan Kepada Kelompok Lain ... 69

17. Siswa Berkordinasi Menyapaikan Materi dengan Model IOC ... 77

18. Siswa Meniru Gerak Ngetir ... 83

19. Siswa Memeragakan Gerak Kenui Melayang, dan Ngetir ... 85

20. Siswa Memeragakan Gerak Ngetir di depan Kelas... 98

21. Siswa Meniru Gerak Kenui Tahabang ... 109

22. Siswa Memeragakan Gerak Kenui Tahabang dengan Menggunakan Model IOC ... 111

(7)

xviii

24. Siswa Memeragakan Gerak Ngetir Kepada Pasangan Diiringi Musik pada Penerapan Model IOC ... 125 25. Siswa Memeragakan Gerak Kenui Tahabang Dengan Diiringi

(8)

xvi

3.4 Penentuan Patokan Dengan Perhitungan Persentase Untuk Skala Lima ... 38

3.5 Instrument Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 39

3.6 Instrumen Penilaian Model IOC ... 41

(9)

xvi

4.14 Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kelima ... 94

4.15 Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Keenam ... 100

4.16 Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Keenam Terhadap Proses IOC ... 105

4.17 Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keenam ... 107

4.18 Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Ketujuh ... 113

4.19 Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Ketujuh Terhadap Proses IOC ... 119

4.20 Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketujuh ... 121

4.21 Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kedelapan Berdasarkan Aspek Wirama ... 127

4.22 Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kedelapan Terhadap Proses IOC ... 130

4.23 Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kedelapan ... 132

4.24 Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kesembilan Berdasarkan Aspek Wirama ... 138

4.25 Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kesembilan Terhadap Proses IOC ... 141

4.26 Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kesembilan ... 143

4.27 Hasil Pengamatan Siswa Pertemuan Kesembilan (Evaluasi) ... 145

(10)
(11)
(12)

MOTO

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(Q.S Ar Ra’d 13:11

)

Ketika tidak ada lagi bahu untuk bersandar, kamu masih punya dahi untuk

bersujud. . . “

(Mario Teguh)

“When haters were busy talking, i was busy making it happen. When they were

busy mocking, i was busy walking. When they were busy loughing, i was busy

(13)

ix

PERSEMBAHAN

Segala puji syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan nikmat dan rahmat yang selalu menyertai dalam kehidupan keluarga dan orang-orang terdekat yang selalu menyayangiku. Segala yang telah diberikan kuucapkan beribu-ribu limpahan terima kasih.

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bukti dan cinta kasihku kepada

1. Ayah tercinta alm. Bapak Sumarno, yang dulu selalu memberi semangat, menasehati, dan mengajarkan tanggung jawab. Sampai akhir hayat masih sempat mendoakan, dan bekerja keras untuk membiayai sekolah, dari Sekolah Dasar, sampai dengan kuliah.

2. Ibu Rohayati, yang selalu mendoakan, menasehati, memberi semangat, mengajarkan ketegaran dan tanggung jawab. Kuucapkan terima kasih segala doa dan cucuran keringat yang selama ini telah bekerja keras membiayai sekolah, dari Sekolah Dasar sampai Sarjana.

(14)

ix

4. Ibu/Bapak dosen yang telah melimpahkan ilmu yang sangat berharga selama menjalani studi. Pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan skripsi. Pembahas yang selalu sabar membahas skripsi dan bimbingannya. 5. Teman terkasih yang selalu di hati yang telah memberikan semangat,

memotivasi, menghargai arti waktu, dan selalu mendoakan.

6. Teman-teman seni tari angkatan 2010, yang selalu memberikan semangat dan selalu membantu selama studi.

(15)

RIWAYAT HIDUP

(16)
(17)

x

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Cangget Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe

IOC Di Sma Negeri I Melinting”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai hak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan nasehat demi terselesaikannya skripsi ini.

2. Susi Wendhaningsih,S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II atas bimbingan, kesabaran, dan masukannya kepada penulis.

3. Hasyimkan, S.Sn, M.A.. selaku Penguji dan Pembahas, terima kasih atas saran-saran dan nasehat yang diberikan.

(18)

xi

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.

6. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 7. Nurjaya Rahman S.Pd., MA. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I

Melinting dan Ibu Hernani S.Pd. selaku Guru Kesenian.

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswa SMA Negeri I Melinting atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.

9. Ayahku tercinta Alm. Sumarno dan Ibuku tercinta Rohayati, S.Pd. serta adikku Wisnu Wahyudi, yang selalu memberi semangat dan doa.

10.Seseorang yang tidak pernah lelah memberi semangat baik materi maupun non materi, dan selalu setia menemaniku saat aku membutuhkan bantuan. 11.Ando Parlindungan Pasa, Teman-teman DNA, Resti Pamuji Ningsih, Rani

Nurma Anggraini, Dwi Tia Juwita, Therecia Rimha, sahabatku Siti Jarlina, Rully Pebriansyah, Dellya Vivi Yana, Ike Purnama Sari

12.Teman-temanku Seni Tari seangkatan 2010 terimakasih atas semangat, motivasi, bimbingan, dan dukungan untuk pengerjaan skripsi ini.

13.Mas Jaya, Mbak Eva, Mbah Bahri, Pak Heru, dan seluruh Staf Kampus Program Studi Seni Tari FKIP Universitas Lampung atas dukungan serta partisipasinya, serta Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(19)

xii

Bandar Lampung, 11 Februari 2015 Penulis

(20)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

PERSETUJUAN ... iii

MENGESAHKAN ... iv

SURAT PERNYATAAN... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR DIAGRAM ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 8

2.2 Makna Pembelajaran ... 10

2.3 Makna Model Pembelajaran ... 10

2.3.1 Cooperative Learning Type Inside Outside Circle (IOC) ... 11

2.4 Pengertian Tari ... 14

2.5 Cangget ... 14

(21)

xiv BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ... 26

3.2 Sumber Data ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 43

4.1.1 Profil Singkat SMA Negeri I Melinting ... 44

4.1.2 Keadaan Guru ... 44

4.1.3 Keadaan Siswa ... 45

4.1.4 Sarana dan Prasarana Sekolah ... 46

4.1.5 Kegiatan Ekstrakurikuler ... 47

4.2Hasil Pembahasan Penelitian ... 48

4.2.1 Hasil Penelitian ... 48

4.2.1.9 Pertemuan Kedelapan ... 122

4.2.1.10 Pertemuan Kesembilan ... 133

4.2.1.11 Pertemuan Kesepuluh (Evaluasi) ... 143

4.2 Penyajian Data ... 149

4.3Pembahasan ... 151

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 154

5.2 Saran ... 155

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan bermasyarakat (Hamalik, 2001:3).

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk dari kata pais yang berarti anak dan again yang berarti membimbing. Dari arti kata itu maka dapat didefinisikan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan pada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak menjadi dewasa (Purwanto, 2013:19).

(23)

2

Berdasarkan pernyataan di atas, pendidikan menjadi salah satu wadah bagi manusia untuk belajar dan mengembangkan potensi diri. Selain itu, pendidikan menjadi sarana untuk memberikan suatu pengarahan serta bimbingan bagi peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk membentuk kepribadian yang berilmu, kreatif, mandiri, bertakwa kepada Tuhan, dan membentuk karakteristik peserta didik menuju kedewasaan.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya (Hamalik, 2001:3).

Tari merupakan perpaduan gerakan-gerakan indah dan ritmis yang disusun atau ditata sehingga dapat memberikan kesenangan dan kepuasan bagi pelaku dan penikmatnya. Seni tari seperti halnya seni-seni yang lain merupakan pernyataan budaya yang sifat, gaya dan fungsinya selalu tidak terlepas dari kebudayaan yang menghasilkannya, karena lahirnya tari dilingkungan kehidupan manusia bersamaan dengan tumbuhnya peradaban manusia.

(24)

3

dilakukan oleh gadis (muli), putri penyimbang adat yang berhadapan dengan bujang atau (meranai) yang disaksikan oleh para tetua adat (Martiara, 2012:8).

Cangget merupakan salah satu seni pertunjukan yang digunakan dalam upacara perkawinan atau pada saat pemberian adat (cakak pepadun) di kalangan masyarakat Lampung yang beradat pepadun (I Wayan Mustika, 2012:10).

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends, model pembelajaran mengacu kepada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas (Trianto, 2010:51).

Kinerja seorang guru harus lebih maksimal dan menyenangkan di dalam proses pembelajaran agar dapat menciptakan suasana belajar yang efektif, sehingga peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan oleh seorang pendidik. Dalam penerapan serta pengembangan proses pembelajaran Seni Budaya di dalam kelas, model pembelajaran mempunyai pengaruh besar dalam menentukan keberhasilan pendidik untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta didik. Semakin baik model mengajar yang diterapkan dalam suatu proses pembelajaran, maka semakin baik pula peserta didik dapat menyerap ilmu yang diberikan oleh pendidik. Salah satu model yang dianggap cocok untuk dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif dan dapat meningkatkan kreatifitas belajar peserta didik adalah model Cooperative Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC)

(25)

4

Cooperative Learning type Inside Oudside Circle (IOC) merupakan sebuah pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1990). IOC memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah strukturnya yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi bersama, dengan singkat dan teratur. Model pembelajaran ini merupakan salah satu model yang menekankan pada peserta didik agar lebih aktif, dan mampu berinteraksi dengan peserta didik lain. Selain itu, siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan mengkatkan keterampilan berkomunikasi. Model IOC juga dapat digunakan untuk semua tingkatan kelas (Suprijono, 2009:97).

(26)

5

Mata pelajaran seni budaya merupakan mata pelajaran yang dituntut dapat mengembang kreatifitas peserta didik. Sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri, lembaga pendidikan dituntut untuk lebih profesional dalam menciptakan kualitas pendidik.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Cangget dengan Menggunakan Model Cooperative

Learning Tipe Inside Oudside Circle (IOC) di SMA Negeri I Melinting Lampung Timur”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan masalah lebih rinci sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses pembelajaran cangget dengan menggunakan model Cooperatif Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC) di SMA Negeri I Melinting Lampung Timur?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran tari cangget dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC) di SMA Negeri 1 Melinting Lampung Timur.

(27)

6

2. Agar siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model Cooperatif Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC).

3. Agar guru dapat memperluas wawasan dan pengetahuan tentang seni tari, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

4. Agar sekolah dapat memberikan ilmu yang berguna dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.

5. Agar peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengelaman melalui penelitian tersebut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian adalah kelas XI IPA SMA Negeri I Melinting Lampung Timur.

2. Objek penelitian adalah penerapan pembelajaran cangget dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC) di SMA Negeri I Melinting Lampung Timur.

(28)

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada, penelitian ini dikatakan orisinal. Belum ada yang mencatat tentang pembelajaran cangget dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe IOC di SMA Negeri I Melinting.

Konsep pembelajaran menurut Gagne dan Briggs adalah upaya orang yang bertujuan untuk membantu orang belajar (Karwono, 2010:11).

Konsep tujuan pembelajaran adalah memengaruhi peserta didik agar terjadi proses belajar. Oleh karena itu, perlu diupayakan suatu cara atau metode membantu terjadinya proses belajar agar belajar menjadi efektif, efisien dan terarah pada tujuan yang ditetapkan (Karwono, 2010:9).

(29)

8

Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik (Hamzah, 2007:01).

Model pembelajaran kooperatif tipe IOC (Inside Outside Cirlcle) adalah salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kemampuan individu, dimana individu – individu tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan dijadikan dalam suatu kelompok. Dalam satu kelas dibagi menjadi dua kelompok yang nantinya akan membentuk dua lingkaran, yaitu satu lingkaran besar, dan satu lingkaran kecil. Kelompok dengan kemampuan yang heterogen tersebut, diharapkan antar individu dapat saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suprijono, 2009:96).

2.1Landasan Teori

(30)

9

Teori merupakan prinsip-prinsip yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori diartikan sebagai hubungan dari proposisi-proposisi. Teori tersusun secara kausalitas atas fakta, fariabel atau konsep, dan proposisi. Fungsi teori dalam konteks belajar adalah:

a. Memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi belajar. b. Memberi rujukan untuk menyusun rancangan pelaksanaan pengajaran. c. Mendiagnosis masalah-masalah dalam kegiatan belajar mengajar. d. Mengkaji kejadiaan belajar dalam diri seseorang.

e. Mengkaji faktor eksternal yang memfasilitasi proses belajar.

Fungsi teori belajar adalah sebagai pisau analisis berbagai fakta dan fenomena belajar (Suprijono, 2013:15).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran model Cooperative Learning tipe Inside Oudside Circle (IOC).

Teori pembelajaran digunakan untuk mengungkap proses dalam pembelajaran tari cangget di SMA Negeri I Melinting. Teori Pembelajaran dipandang sangat tepat untuk melihat proses pembelajaran setiap pertemuan selama melakukan penelitian.

(31)

10

2.2Makna Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, atau perbuatan mempelajari (Suprijono, 2013:13)

Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Gagne, Briggs, dan Wagner, mengutarakan pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik (Karwono, Mularsih, 2010:11)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pembelajaran merupakan serangkaian proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik.

2.3 Makna Model Pembelajaran

Menurut Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu (Hamzah, 2007:01)

(32)

11

didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk untuk mencapai tujuan belajar. (Suprijono, 2013:46).

Berdasarkan pengertian model pembelajaran di atas, model pembelajaan merupakan unsur yang penting untuk menjalankan kegiatan belajar siswa di sekolah. Dengan adanya penerapan model pembelajaran yang baik di sekolah, akan mempermudah guru untuk mengajar di dalam kelas. Dalam hal ini, seorang guru arus mampu memahami kekurangan dan kelebihan dari model pembelajaran yang akan diterapkan. Selain itu, guru harus mampu memilih model mengajar serta mampu menelaah ciri – ciri model yang dianggap baik dalam penerapan proses belajar mengajar di sekolah.

2.3.1 Cooperative Learning Type Inside Outside Circle (IOC)

Roger, dkk pada tahun 1992, menyatakan bahwa pembelajaran kooperaif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar harus bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. (Huda, 2011:29)

(33)

12

teratur. Selain itu, siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Model IOC juga dapat digunakan untuk semua tingkatan kelas.

Metode pembelajaran kooperatif IOC terdiri dari beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :

1. Separuh kelas atau seperempat kelas (jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri membentuk lingkaran kecil, kemudian mereka berdiri melingkar dan menghadap keluar. Separuh kelas lagi membentuk lingkaran besar, kemudian mereka berdiri berhadap ke dalam. Pola bentukan dari kedua lingkaran ini adalah: siswa-siswa dalam lingkaran kecil akan berada di dalam lingkaran siswa siswa yang membentuk lingkaran besar, sehingga setiap siswa dalam lingkaran kecil nantinya akan berhadapan dengan siswa yang berada di lingkaran besar. Kemudian masing-masing akan menjadi pasangan.

2. Misalnya, anggap saja dalam satu ruangan kelas terdapat 24 siswa. Siswa 1-12 membentuk lingkaran dalam, sedangkan 13-24 membentuk lingkaran luar. Siswa 1 akan berhadapan dengan siswa 13, siswa 2 akan berhadapan dengan siswa 14, siswa 3 akan berhadapan dengan siswa 15, begitu seterusnya dalam bentuk lingkaran.

3. Berikan tugas pada tiap-tiap pasangan yang berhadap-hadapan itu. Kelompok ini disebut kelompok pasangan asal. Sebaliknya, tugas yang diberikan pasangan asal itu sesuai dengan indikator-indikator pembelajaran yang telah dirumuskan. Berikan waktu secukupnya kepada tiap-tiap pasangan untuk berdiskusi.

(34)

13

jarum jam. Dengan cara ini, masing-masing mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi informasi lagi. Pasangan-pasangan ini wajib memberikan informasi berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan asal, demikian seterusnya. Pergerakan dihentikan jika anggota kelompok lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali.

5. Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar tersebut di atas, kemudian dipaparkan sehingga terjadilah diskusi antar kelompok besar.

6. Di penghujung pertemuan, untuk mengakhiri pelajaran dengan metode inside outside circle guru dapat memberi ulasan maupun mengevaluasi hal-hal yang telah didiskusikan.

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Inside Oudside Circle (IOC)

Fase Penjelasan

1. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang pokok bahasan materi.

2. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru membentuk kelompok, dengan membuat siswa menjadi 2 kelompok yang nantinya akan membentuk lingkaran untuk menentukan pasangan dalam kelompok.

3. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada masing-masing kelompok dan mengawasi jalannya diskusi. 4. Membimbing hasil

diskusi

Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengutarakan hasil diskusi

5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

(35)

14

2.4 Pengertian Tari

Tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai, berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan ekspresi. Unsur yang terdapat didalam tari juga dikenal sebagai wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa (penghayatan), dan wirupa (wujud). Keempat unsur tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk harmoni.

1. Wiraga (tubuh), yaitu gerak kaki sampai kepala yang merupakan media pokok gerak tari. Gerak tari dirangkai sesuai dengan bentuk yang tepat misalnya seberapa jauh badan merendah tangan merentang, kaki diangkat atau ditekuk dan seterusnya.

2. Wirama (tempo/irama), atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis. Seberapa lamanya rangkaian gerak ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama. Irama ini biasanya dari alat musik yang mengiringi.

3. Wirasa (penghayatan), merupakan tingkat penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan yang diekspresikan lewat raut wajah dan gerak. Keseluruhan gerak tersebut menjelaskan jiwa dan emosi tarian seperti, sedih, gembira, tegas, marah, dll.

4. Wirupa (wujud), memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan melalui warna, busana, dan rias yang disesuaikan dengan peranannya (Mustika, 2012:22)

2.5 Cangget

(36)

15

Masyarakat Lampung pepadun adalah sebutan bagi orang Lampung yang berasal dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan (sebelah barat Lampung Utara) dan menyebar ke utara timur dan tengah provinsi ini. Masyarakat Lampung Sebatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lampung. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga mereka menumbuhkembangkan seni tari yang berfungsi sebagai hiburan juga sebagai penanda jati diri. Satu diantara beragam kesenian yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat Lampung adalah tari cangget. Cangget merupakan tari adat masyarakat adat Lampung pepadun. (Abdulah, 2013:240)

(37)

16

Depdikbud dalam Ensiklopedi Tari Indonesia, Jakarta 1984. Cangget adalah tari tradisi Lampung yang dilakukan oleh sedikitnya 20 orang penari wanita dan 2 orang penari pria yang berpakaian adat. Seorang wanita menari di atas talam dengan gerak tangan kenui melayang.

Cangget merupakan tari, pentas adat (gawi) pada masyarakat Lampung pepadun, yang merupakan ungkapan rasa gembira dan keagungan dari upacara adat yang baru saja dilaksanakan. Cangget merupakan sarana pertemuan muda-mudi di balai adat sebagai wakil dari orang tua mereka yang ditempatkan sesuai kedudukan kepenyimbangan orang tuanya (Martiara, 2012:171). Cangget secara sempit diartikan sebagai tarian wanita, namun cangget bermakna pula sebagai “pesta

adat” atau gawi. Gawi adalah sebutan untuk “kerja adat” dalam melaksanakan

perkawinan. Bersamaan dengan perkawinan, maka kedua pengantin dianggap

“naik tahta adat” menjadi golongan pemimpin, sehingga upacara perkawinan

tersebut disebut juga begawi cakak pepadun. Sebagai ungkapan kegembiraan,

maka seluruh kaum kerabat mewujudkannya dengan “menari” di sesat (balai

pertemuan adat). Akan tetapi arti kata “menari” dalam bahasa indonesia tidak

dapat di sepadankan dengan kata cangget dalam bahasa Lampung. Kata “tari”

bagi masyarakat Lampung lebih diartikan sebagai “suatu kegiatan menghibur oleh

sekelompok kaum (perempuan) untuk kaum lainnya (laki – laki), sehingga kata

“tari” bagi orang Lampung cenderung berkonotasi negatif. Inilah juga yang

(38)

17

Tari cangget adalah suatu tarian khusus yang dipertunjukkan upacara adat (begawi). Tari cangget yang menjadi ciri khas masyarakat adat Pepadun Lampung ini memiliki beberapa macam, yaitu

1. Cangget Agung

Cangget Agung adalah tari yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi kepala adat (cakak pepadun). Pada saat upacara pengangkatan ini apabila si kepala adat mempunyai seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan diikutsertakan dalam tarian cangget agung, dan setelah itu dia akan dianugrahi gelar inten, pujian, indoman atau dalom batin.

2. Cangget Bakha

Cangget Bakha adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat bulan purnama atau setelah selesai panen (pada saat panen raya).

3. Cangget Penganggik

Cangget penganggik adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat mereka menerima anggota baru, yang dimaksud sebagai anggota baru adalah para pemuda atau pemudi yang telah berubah statusnya dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melakukan upacara busepei (kikir gigi).

4. Cangget Pilangan

Cangget Pilangan adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya (melepas lajang) yang akan menikah dan pergi ke luar desa, mengikuti isteri atau suaminya.

(39)

18

Cangget Ulam Sambai/Nyambuk Temui adalah tarian yang dibawakan oleh pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerahnya.

Walaupun Tari cangget ini terdiri dari beberapa macam, namun pada dasarnya tarian ini memiliki gerakan-gerakan yang relatif sama.

2.5.1 Gerak Dasar Cangget

Tari cangget dari hasil penyusunan ini memiliki beberapa gerak dasar pokok yang sudah manjadi gerak inti penari wanita seperti

1. Gerak Sembah (gerak memberi hormat)

Gambar 2.1 (Foto, Lina: 2014)

Keterangan:

Posisi badan tegak, tidak

membungkuk, tangan ditekuk ke dalam dengan kedua telapak tangan menguncum disatukan dan

diletakkan di depan dada. Gerak ini merupakan pengungkapan rasa hormat penari terhadap tetua adat dan para tamu yang hadir.

2. Gerak ngetir

Keterangan:

(40)

19

Gambar 2.3 (Foto, Lina: 2014)

menguncum, sejajar dengan perut, siku sedikit ditekuk, dengan telapak tangan menghadap ke depan. Kemudian, diputar ke atas dan ke bawah sambil menyamping ke kanan dan ke kiri, sampai sejajar dengan perut.

3. Gerak Samber Melayang atau Kenui Melayang

Gambar 2.2 (Foto, Lina: 2014)

Keterangan: Posisi badan tegak, tangan

(41)

20

Sedangkan untuk gerak cangget penari laki-laki diantaranya:

1. Gerak sembah

Gambar 2.4 (Foto, Lina: 2014)

Keterangan:

Posisi badan duduk tidak

membungkuk dengan posisi kaki kiri ditekuk kedepan dengan lutut sejajar dengan perut, kaki kanan ditekuk kebelakang dengan posisi telapak kaki menjinjit dan

diduduki. Sedangkan, posisi kedua telapak tangan disatukan dengan posisi menguncum dan sejajar dengan dada.

2. Gerak igel

Gambar 2.5 (Foto, Lina: 2014)

Keterangan:

Gerakan ini merupakan gerakan kaki yang digerakan bersamaan dengan gerak kenui tahang

melambangkan keperkasaan. Sikap badan tegak tidak membungkuk, pandangan mata ke depan, dengan posisi kedua kaki membentuk sudut 900, kemudian kaki diangkat

(42)

21

3. Gerak kenui tahabang

Gambar 2.6 (Foto, Lina: 2014)

Keterangan:

Posisi badan tegak tidak membungkuk, kedua tangan direntangkan, telapak tangan menguncum dengan ujung jari menghadap ke atas, tangan kiri sejajar dengan telinga dan tangan kanan di atas kepala, pergelangan tangan diukel berlawanan arah dengan jarum jam. Gerakan ini melambangkan kepercayaan diri yang tinggi

(Pamungkas, 2013:42) 2.5.2 Tata Rias dan Busana Cangget

Tata rias merupakan suatu cara atau metode untuk menutup muka dengan memakai goresan yang mempunyai unsur keindahan, dan bertujuan untuk mendapatkan bentuk karakter atau peran sesuai dengan keinginan manusia itu sendiri (Mustika : 2009).

Busana yang dipakai penari cangget tidak jauh beda dengan tari sigekh panguten atau tari sembah, busana penari wanita diantaranya:

(43)

22

2. Buah Jukhum, merupakan kalung yang dipakai pada tari Cangget terbuat dari besi yang berwarna kuning keemasan dan berfungsi untuk mengusir roh-roh jahat.

3. Gelang rui, merupakan gelang berbentuk seperti duri

4. Gelang Kano/ Gelang Burung, adalah hiasan tangan yang berupa gelang yang bermotif burung. Gelang ini tebuat dari besi dan berwarna kuning keemasan serta melambangakan derajat atau keturunan dari sebuah marga.

5. Tapis, adalah kain tapis yang mempunyai motif-motif atau hiasan yang beragam.

6. Bebe (tutup dada), berupa kain tapis tipis yang berwarna merah jambu dan melambangkan ketulusan dan menghormati setiap makhluk hidup.

7. Bulu sertai, ikat pinggang yang terbuat dari kain bludru berwarna merah, yang memiliki unsur kebesaran dan kemewahan dari citra seseorang gadis Lampung.

8. Tanggai, merupakan sarung kuku atau hiasan yang terdapat pada jari-jari tangan pda penari putri Lampung dan sebagian besar digunakan pada saat upacara.

9. Kebaya panjang berwarna putih, merupakan baju kebaya berlengan panjang berwarna putih.

10. Bunga Melati, merupakan hiasan kepala wanita menyerupai bunga melati. 11. Sanggul, rambut palsu yang digunakan oleh penari wanita

(44)

23

13. Kaos kaki berwarna putih. 14. Anting atau Giwang.

Gambar 2.7: Busana penari wanita (Foto: Hemi, 2014)

Busana yang dikenakan oleh penari pria, diantaranya;

1. Ikat pandan, merupakan kopiah yang yang terbuat dari besi berwarna kuning keemasan.

2. Tapis, tapis yang digunakan oleh penari pria lebih pendek dibandungkan dengan tapis penari wanita

(45)

24

4. Gelang Kano/ Gelang Burung, adalah hiaan tangan yang berupa gelang yang bermotif burung. Gelang ini tebuat dari besi dan berwarna kuning keemasan serta melambangakan derajat atau keturunan dari sebuah marga.

5. Celana dasar berwarna hitam dan baju kemeja putih berlengan panjang. 6. Jubah, berupa tapis penutup punggung.

7. Baju sebelah, merupakan baju berwarna putih berlengan panjang 8. Peci Lampung, merupakan peci atau penutup kepala khas lampung

Gambar 2.8 Busana penari laki-laki (Foto: Hemi,2014)

2.5.3 Musik Pengiring Tari Cangget

Peralatan musik yang diguakan untuk mengiringi tarian ini diantaranya adalah canang lunik 8 sampai 12 buah, bende sebuah, gujeh sebuah, gong 2 buah, gendang 1 buah dan pepetuk 2 buah (Pamungkas, 2014:44)

(46)

25

1. Jepana (tandu usungan), dipakai pada saat mengantar dan menjemput tamu agung, sesepuh adat atau pun putri kepala adat.

2. Tombak dan keris, dipakai pada saat igel

3. Talam emas, dipakai untuk landasan menurunkan serta menaikkan tetua adat dari jepana memasuki sesat agung atau pun sebaliknya.

4. Payung adat yang berwarna putih (lambang kesucian) dan warna kuning (lambang keagungan)

2.5.4 Tempat dan Waktu Pementasan Tempat pementasan tari cangget biasanya digelar pada saat upacara gawi adat di Sesat atau Balai Adat Lampung. (Abdulah, 2013:241)

2.6 Nilai-Nilai Budaya Terkandung di dalam Cangget

Cangget sebagai tarian khas Lampung pepadun mengandung nilai estetika (keindahan), sebagaimana yang tercermin dalam gerakan-gerakan tubuh para penarinya dan mengandung nilai kerukunan, dan kesyukuran.

(47)

26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subyek penelitian pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif berasal dari bahasa latin “descriptivus” yang berarti uraian. Penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subyek penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subyek penelitian dan perilaku subyek penelitian pada suatu periode tertentu. Penelitian ini mendiskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Mukhtar, 2013:10).

(48)

27

3.2 Sumber Data

Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seseorang peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian, baik data primer maupun data sekunder (Mukhtar, 2013:107). Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data-data yang berasal dari informan, yaitu guru seni budaya SMA Negeri I Melinting, dan 24 siswa kelas XI IPA di SMA Negeri I Melinting.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Teknik Partisipan Observation

Teknik partisipan observation atau observasi langsung yaitu peneliti ikut serta dalam pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki (Mukhtar, 2013:100). Dalam observasi ini dituntut keterlibatan dan keikutsertaan sehari-hari antara peneliti dengan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian.

(49)

28

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara langsung melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak pertama yang dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan (Mukhtar, 2013:101)

Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari informan yaitu Hernani selaku guru seni budaya dan siswa di kelas XI IPA SMA Negeri I Melinting. Wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada informan dan mencatat langsung pernyataan yang diutarakan oleh informan.

3.3.3 Dokumentasi

Pengumpulan data melalui dokumentasi, diperlukan seperangkat alat atau instrument yang memandu untuk pengambilan data-data dokumen. Ini dilakukan agar dapat menyeleksi dokumen mana yang dipandang dibutuhkan secara langsung dan mana yang tidak diperlukan. Data dokumen dapat berupa: foto, gambar, video, peta, grafik, struktur organisasi, catatan-catatan bersejarah dan sebagainya (Mukhtar, 2013:101)

(50)

29

Dokumentasi dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa kamera dan Handphone. Video atau foto diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung menggunakan bantuan guru pembimbing.

3.3.4 Tes Praktik

Perolehan data tentang hasil belajar cangget pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri I Melinting digunakan tes praktik perbuatan atau produk gerak-gerak tari cangget. Untuk menyatakan gerak tari cangget yang dilakukan siswa sebagai hasil belajar digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti di bawah ini :

Tabel 3.1 Instrument Penilaian Praktik Gerak Cangget Putri

No. Aspek Gerak Indikator Skor Keterangan

1. Sembah Posisi badan siswa tegak, tidak membungkuk, tangan ditekuk ke dalam dengan kedua telapak tangan menguncum disatukan dan diletakkan di depan dada. Tangan siswa ditekuk ke dalam dengan kedua telapak tangan menguncum disatukan dan diletakkan di depan dada, namun badan tidak dalam posisi tegak. Kedua telapak tangan siswa menguncum disatukan dan diletakkan di depan dada, namun tangan tidak ditekuk dan badan tidak tegak.

(51)

30

2. Kenui melayang

Posisi badan siswa tegak, tangan direntangkan kesamping kanan dan kiri sejajar dengan perut, dengan posisi telapak tangan tegak berdiri dan ujung jari tangan menghadap ke atas, kemudian telapak tangan diukel. Posisi badan siswa tegak, tangan direntangkan kesamping kanan dan kiri sejajar dengan perut, dengan posisi telapak tangan tegak berdiri dan ujung jari tangan menghadap ke atas, namun telapak tangan tidak diukel.

Posisi badan siswa tegak, tangan direntangkan kesamping kanan dan kiri sejajar dengan perut, dengan posisi telapak tangan tegak berdiri, namun ujung jari tidak tangan menghadap ke atas, dan telapak tangan tidak diukel. Tangan siswa direntangkan kesamping kanan dan kiri sejajar dengan perut, dengan posisi telapak tangan tegak berdiri, namun ujung jari tidak tangan menghadap ke atas, posisi badan siswa tidak tegak, dan telapak tangan tidak diukel.

3. Ngetir Badan siswa tegak dengan tangan lurus kedepan, telapak tangan menguncum, sejajar dengan perut, siku sedikit ditekuk, dengan telapak tangan menghadap ke depan.

Kemudian, diputar ke atas dan ke bawah sambil menyamping ke kanan dan ke kiri, sampai sejajar dengan perut.

(52)

31

Posisi badan siswa tegak dengan tangan lurus kedepan, telapak tangan menguncum, sejajar dengan perut, siku sedikit ditekuk, dengan telapak tangan menghadap ke depan, diputar ke atas dan ke bawah sambil menyamping ke kanan dan ke kiri, namun tidak sampai sejajar dengan perut.

Tangan lurus ke depan, telapak tangan menguncum, sejajar dengan perut, siku sedikit ditekuk, dengan telapak tangan menghadap ke depan, diputar ke atas dan ke bawah sambil menyamping ke kanan dan ke kiri, namun tidak sampai sejajar dengan perut dan posisi badan siswa tidak tegak.

(53)

32

Tabel 3.2Instrument Penilaian Praktik Gerak Cangget Putra

No. Aspek Gerak Indikator Skor Keterangan

1. Sembah Posisi badan siswa duduk tidak membungkuk dengan posisi kaki kiri ditekuk kedepan dengan lutut sejajar dengan perut, kaki kanan ditekuk kebelakang

Posisi badan siswa duduk tidak membungkuk dengan posisi kaki kiri ditekuk kedepan dengan lutut sejajar dengan perut, kaki kanan ditekuk kebelakang

(54)

33

sejajar dengan dada.

siswa tidak dapat memperagakan

apa yang telah diajarkan 1 Gagal

2. Igel Sikap badan siswa tegak tidak membungkuk, pandangan mata ke depan, dengan posisi kaki seperti berjalan ditempat namun dengan ritme atau hitungan yang lebih cepat.

Sikap badan siswa tegak, tidak membungkuk, pandangan mata ke depan, dengan posisi kaki seperti berjalan ditempat namun, dengan ritme hitungan tidak cepat.

Sikap badan siswa tegak, tidak membungkuk, pandangan mata ke depan namun, posisi kaki tidak seperti berjalan ditempat dengan ritme hitungan tidak cepat.

Sikap badan siswa tegak, tidak membungkuk, namun

pandangan mata tidak beraturan, posisi kaki tidak seperti berjalan ditempat dengan ritme hitungan

Sikap badan siswa tegak tidak membungkuk, kedua tangan

Sikap badan siswa tegak tidak membungkuk, kedua tangan

(55)

34

Sikap badan siswa tegak tidak membungkuk, kedua tangan

Sikap badan siswa tegak tidak membungkuk, kedua tangan direntangkan, telapak tangan menguncum namun, ujung jari tidak menghadap ke atas sejajar dengan telinga, pergelangan tangan tidak diukel dan tidak berlawanan arah dengan jarum

Tabel 3.3 Instrument Penilaian Test Praktek

(56)
(57)
(58)

37

tetap ke depan e) Tidak tersenyum

dan pandangan mata tidak ke depan

1

Setelah skor didapat, maka dilakukan akumulasi penilaian lembar praktik. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai siswa berdasarkan aspek yang dijadikan indikator penilaian yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan musik pengiring dan ekspresi pada saat menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 15. Selanjutnya setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus : NS = Skor Siswa/Skor Maksimum X 100 %

3.4 Analisis Data

Analisis data adalah proses mengolah, memisahkan, mengelompokkan dan memadukan sejumlah data yang dikumpulkan di lapangan secara emipiris menjadi sebuah kesimpulan informasi ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas menjadi laporan hasil penelitian (Mukhtar, 2013:120).

Langkah-langkah menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis hasil test gerak tari cangget yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar.

2. Memberi nilai hasil test praktik siswa dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

(59)

38

3. Setelah diperoleh keseluruhan data angka, maka untuk mengetahui keseluruhan nilai, dapat menggunakan tabel dengan rincian sebagai berikut: 4. Menetukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan kemudian diukur

kualitas hasilnya menggunakan tolak ukur sebagai berikut :

Tabel 3.4 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan Keterangan

85 % - 100 % Baik Sekali

75 % - 84 % Baik

60 % - 74 % Cukup

40 % - 59 % Kurang

0 % - 39 % Gagal

(Purwanto, 2013:102)

Sedangkan untuk penilaian aktivitas belajar siswa dapat digolongkan menjadi beberapa klasifikasi, yaitu

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya, yaitu membaca, memerhatikan demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain

2. Listening activities, yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato

(60)

39

Tabel 3.5 Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Siswa pada Saat Proses Pembelajaran Menggunakan Model IOC Berlangsung

No Aspek Descriptor Penilaian Skor Kriteria

1. Visual Activities

a. Seluruh siswa memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

5

Baik Sekali

b.Dari 30 siswa terdapat 1-5 siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat pembelajaran cangget dengan

menggunakan model IOC

4 Baik

c. Dari 30 siswa 6-10 siswa yang tidak pembelajaran cangget dengan

menggunakan model IOC 3 Cukup

d.Dari 30 siswa 11-15 siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

2 Kurang

e. Seluruh siswa tidak memperhatikan guru pada saat pembelajaran cangget

dengan menggunakan model IOC 1 Gagal

2 Listening Activities

a. Seluruh siswa mendengarkan materi penjelasan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru pada saat pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

5 Baik

Sekali

b. Dari 30 siswa terdapat 1-5 siswa yang tidak mendengarkan materi penjelasan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru pada saat pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

4 Baik

c. Dari 30 siswa terdapat 6-10 siswa yang tidak mendengarkan materi penjelasan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru pada pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

(61)

40

d. Dari 30 siswa 11-15 siswa yang tidak tidak mendengarkan materi penjelasan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru pada saat pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

2 Kurang

e. Seluruh siswa yang tidak

mendengarkan materi penjelasan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru pada saat pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

1 Gagal

3. Motor Activities

a. Seluruh siswa memperagakan gerak tari cangget di dalam pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

5 Baik

Sekali

b. Dari 30 siswa terdapat 1-5 siswa yang tidak memperagakan gerak tari cangget di dalam pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

4 Baik

c. Dari 30 siswa terdapat 6-10 siswa yang tidak memeragakan gerak tari Cangget di dalam pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

3 Cukup

d. Dari 30 siswa terdapat 11-15 siswa yang tidak memperagakan gerak tari cangget di dalam pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

2 Kurang

e. Seluruh siswa yang tidak

memperagakan gerak tari cangget dalam pembelajaran cangget dengan menggunakan model IOC

1 Gagal

Skor maksimum 15

(62)

41

activities pada saat proses pembelajaran dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Nilai siswa = (Skor Siswa/Skor Maksimum) x 100% (Purwanto, 2013:207)

Tabel 3.6. Instrumen Penilaian Model IOC

No Aspek Indikator Skor Keterangan

1. Kemampuan

e. Seluruh siswa tidak dapat membentuk lingkaran kecil/lingkaran besar,

(63)

42

Selanjutnya, setelah skor penelitian metode IOC siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Nilai keberhasilan metode = (Skor Siswa/Skor Maksimum) x 100%

Tabel 3.5 Instrument Penilaian Guru Pembimbing Terhadap Penerapan

Inside Oudside Circle (IOC)

Fase Penjelasan Ceklis (√)

1. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah

5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang materi yang telah dipelajari siswa.

(64)

155

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa proses pembelajaran cangget dengan menggunakan model inside outside cirlcle (IOC) dapat dilakukan dengan lima tahap. Tahap pertama yaitu menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi dengan cara ceramah tentang pokok bahasan materi. Tahap kedua mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru membentuk kelompok, dengan membuat siswa menjadi 2 kelompok yang nantinya akan membentuk lingkaran untuk menentukan pasangan dalam kelompok. Tahap ketiga membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada masing-masing kelompok dan mengawasi jalannya diskusi. Tahap keempat membimbing hasil diskusi. Guru meminta dan membimbing masing-masing kelompok untuk mengutarakan hasil diskusi. Tahap kelima evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari siswa dengan bertanya kepada siswa atau menyimpulkan hasil diskusi.

(65)

155

selama proses pembelajaran yang ditandai dari hasil analisis data instrumen penilaian tari cangget dan aktifitas belajar siswa. Model inside outside cirlcle (IOC) merupakan model yang menarik pada pembelajaran cangget. Hal ini terlihat pada saat proses belajar menggunakan model inside outside cirlcle (IOC), siswa dapat mengikuti apa yang telah didemonstrasikan oleh guru walau pun masih ada kesalahan-kesalahan atau pun kekurangan yang dilakukan siswa saat melakukan gerak tari. Dalam pembelajaran praktik tari maupun materi umum di sekolah penggunaan model inside outside cirlcle (IOC) memiliki kelebihan yaitu dapat mempermudah guru untuk menjelaskan suatu gerak dengan mempraktikkan gerak dalam tarian secara langsung, tidak membuat guru lelah karena harus memeragakan gerak berkali-kali, dan dengan diskusi yang menarik agar dapat dimengerti oleh siswa.

5.2 Saran

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, dkk. 2013. Kamus Bahasa Lampung-Indonesia. Buku Sahabat: Lampung

Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara:Jakarta.

Fachruddin, Suharyadi. 2003. Peranan Nilai-Nilai Tradisional Daerah Lampung dalam Melestarikan Hidup. Proyek Pembinaan Kebudayaan Daerah Lampung Dinas Pendidikan Provinsi Lampung:Bandar Lampung. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar:Yogyakarta. Martiara, Rina. 2012. Nilai dan Norma Budaya Lampung dalam Sudut Pandang

Strukturalisme. Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta Departemen Pendidikan Nasional:Yogyakarta.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Mukhtar.2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Referensi: Jakarta Mustika, I Wayan. 2012. Mengenal Tari Bedayo Tulang Bawang Sebagai Sebuah

Seni Pertunjukan. Percetakan UPN: Yogyakarta.

______________. 2012. Tari Muli Siger. Anugrah Utama Raharja:Bandar Lampung.

______________. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Anugrah Utama Raharja:Bandar Lampung.

Narbuko, Cholid. 2003. Metodelogi Penelitian. Bumi Aksara:Jakarta

Pamungkas, Allamah Ajie. 2013. Aneka Ragam Seni dan Keterampilan Lampung. Mitra Media Pusaka:Bandar Lampung

(67)

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar:Yogyakarta.Suyadi. 2013. Mencegah Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Melalui Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Andi Offset:Yogyakarta.

Tim penyusun. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Gambar

Tabel
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Inside Oudside
Gambar 2.1
Gambar 2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok.. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e – Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan

Dapatan kajian mendapati bahawa guru Pendidikan Islam sentiasa mengamalkan akhlak mulia dalam proses pengajaran dan pembelajaran di bilik darjah seperti kasih sayang, ikhlas,

Tidak dibenarkan mengeluar ulang mana-mana bahagian artikel, ilustrasi dan isi kandungan buku ini dalam apa juga bentuk dan dengan cara apa jua sama ada secara elektronik,

Pengukuran untuk mengetahui pola grafik hubungan antara taraf intensitas bunyi terhadap jarak dilakukan variasi jarak 50 cm sampai 150 cm dengan interval 25 cm yang diplot

Sebagaimana telah diuraikan dalam sajian hasil penelitian di atas, hasil temuan dari penelitian ini adalah ada perubahan kenaikan yang lebih tinggi pada persentase

Berdasarkan uji statistik, perbedaan skor komponen durasi tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan tidur antara kelompok yang rutin dan yang tidak rutin

Bagi bangsa dan rakyat Indonesia yang membangun bangsa dan negara dengan kekuatan dan kepribadian sendiri, perubahan sosial tak berarti westernisasi atau kebarat-baratan. Perubahan