• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODEINQUIRYTERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR SEJARAH

SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015

(abstrak) Ginanjar Saputro

Salah satu keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari minat belajar siswa itu sendiri selama kurun waktu tertentu. Minat belajar merupakan salah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui apakah ada perubahan kearah yang lebih baik selama proses pembelajaran yang telah dilakukan. Minat belajar di SMA Negeri 1 Kota Metro masih rendah khususnya dalam mata pelajaran sejarah. Hal ini diduga karena metode belajar yang diterapkan oleh guru masih menggunakan metode konvensional. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran dan hanya terdapat beberapa siswa saja yang aktif mengikuti pembelajaran sejarah. Hal ini dapat diyakini bisa diatasi dengan penerapan metode inquiry.MetodeInquirymenekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam pelajaran sejarah sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh metode inquiry terhadap peningkatan minat belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode inquiry terhadap peningkatan minat belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Metro. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPS1. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode inquiry terhadap peningkatan minat belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil ini diketahui berdasarkan meningkatnya rata-rata minat belajar siswa dari 27,45 menjadi 33,09 setelah diterapkannya eksperimen menggunakan metodeinquiry.

(2)

PENGARUH METODEINQUIRYTERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR SEJARAH

SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

Ginanjar Saputro

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Adirejo, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur, pada tanggal 8 Desember 1990. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suyatno Rahmanto dan Ibu Tri Hartini.

Penulis mengawali pendidikan dari Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Adirejo di Desa Adirejo Kec. Pekalongan Kab. Lampung Timur dan selesai pada tahun 2002, selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tinggi Pertama di SLTP Negeri 8 Metro dan selesai pada tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikam ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Metro dan selesai pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP UNILA) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada Tahun 2010 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jawa Tengah dan Yogyakarta dan pada tahun 2011 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Kegiatan Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Nusantara Kebagusan di Desa Kebagusan Kec. Gedong Tataan Kab. Pesawaran.

(8)

✁✂ ✄✁

MBAHAN

Alhamdulillahirobbil alamin dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, dengan

segenap ketulusan hati spesial ku persembahkan karya sederhana ini untuk :

Ibu dan Bapak yang sangat ku sayangi yang menjadi saksi sejarah hidupku, ikhlas

dalam memberikan dukungan, ikhlas selalu berdo a untuk keberhasilanku, yang tak

lelah menasehati dan membimbingku, yang mengajarkanku banyak hal. Jasa-jasa

beliau takkan pernah bisa terbayarkan olehku. Semoga beliau selalu diberikan

kesehatan, ketenangan dalam menjalani hidup, serta diberkahi dalam perlindungan

Allah SWT. aamiin...

Kakak dan adikku yang selalu kubanggakan. You are my spirit. Terima kasih atas

dukungan dan do anya.

Para pendidikku, Guru-guru dan Dosen-dosenku yang telah mengajarkan ku banyak

hal tentang ilmu pengetahuan.

(9)

☎✆ ✝✆

Dan Tuhan mu tidak akan membinasakan negeri-negeri

secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang

berbuat kebaikan .

(Q.S. Hud : 117)

Maka al-imam al-adzam yang (berkuasa) atas manusia

adalah pemelihara dan pengatur urusan (rakyat) dan ia akan

dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyatnya

(10)

✞✟ ✠✡✟ ☛✟✠✟

Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin....

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015” pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga mendapat banyak petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, Dekan FKIP Unila. 2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. Wakil Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si, Wakil Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, Wakil Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila. 6. Bapak Drs. Maskun, M.H, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila sekaligus sebagai Dosen Pembahas Utama, terimakasih atas kesediaannya, serta saran dan kritiknya dalam penyelesaian skripsi ini.

(11)

(PA) penulis dan Pembimbing pertama yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, motivasi, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi ini;

8. Suparman Arif, S.Pd, M.Pd. Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, Pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, nasihat, dan saran yang bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

9. Drs. Iskandarsyah, M.H, Drs. Ali Imron, M. Hum, M. Basri, S.Pd, M.Pd, Drs. Syaiful M., M.Si, Y. Sri Ekwandari, S.Pd, M. Hum, Dr. Risma Sinaga, M.Hum. Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila

10. Kakak dan Adikku tercinta, Fery Setiawan dan Anjas Sukowati yang selalu menemani hari-hari dan menjadi pelengkap dalam menjalani kehidupan bersama kalian;

11. Teman-teman yang saya banggakan dan saya sayangi pendidikan Sejarah FKIP UNILA angkatan 2008. Sahabat-sahabat terdekat dan terbaik yang telah mengajarkan banyak hal tentang arti sebuah keluarga: Restra, Jaenal, Rian, Noviandi, Novan Kurniawan, Solikin, Amerza, Miristika Imanita, Win, Joko, dan rekan yang lain.

(12)

Semoga ilmu yang kita dapatkan di organisasi benar-benar bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Amin ;

Penulis sadar akan segala bentuk keterbatasan, dan kekurangan yang ada, namun besar harapan penulis bahwa segala goresan-goresan tinta sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin

Bandar Lampung, Mei 2015 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah... 8

C. Rumusan Masalah... ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Konsep Metode Pembelajaran ... 11

2. Konsep PembelajaranInquiry... 13

3. Konsep Minat... 18

B. Kerangka Pikir... 24

C. Paradigma ... 25

D. Hipotesis ... 27

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Desain Penelitian ... 30

D. Prosedur Penelitian... 31

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel …….…….. 31

F. Instrumen Penelitian... 35

G. Teknik Pengumpulan Data ... 36

H. Uji Instrumen Penelitian ... 38

I. Teknik Analisis Data ……… 40

1. Uji Normalitas... 40

2. Uji Homogenitas ... 41

(14)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 44

1. Gambaran Umum Lokasi Penlitian ... 44

a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Metro ... 44

b. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Metro ... 47

2. Langkah-Langkah Penelitian... 48

3. Deskripsi Data ... 49

4. Hasil Analisis Data ... 55

a. Uji Normalitas... 55

b. Uji Homogenitas ... 56

c. Uji Hipotesis ... 57

B. Pembahasan... 60

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 63

B. Saran ………... 64 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Semester Pelajaran Sejarah kelas XI IPS SMAN1 Metro

Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014 ... 3

Tabel 2.1 Paradigma………... 27

Tabel 3.1 Tabel Data siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Metro... 29

Tabel 4.1 Tabel Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Metro ... 42

Tabel 4.2 Tabel Jumlah Siswa SMA N 1 Metro 3 Tahun Terakhir ... 43

Tabel 4.3 Tabel Jumlah Pendaftar SMA N 1 Metro 3 TahunTerakhir ... 43

Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Minat Belajar Sejarah Siswa Sebelum Mengikuti Metode Pembelajaran Inquiry... 47

Tabel 4.5 Tabel Minat Belajar Sejarah Siswa Sebelum Mengikuti Metode Inquiry ... 48

Tabel 4.6 Tabel Minat Belajar Sejarah Siswa Setelah Mengikuti Metode Inquiry ... ... 49

Tabel 4.7 Katagori Minat Belajar Sejarah Siswa Setelah Mengikuti Metode Inquiry ... 50

Tabel 4.8 Tabel Pencapaian Indikator Minat Belajar Sejarah Sebelum Diterapkannya Metode Inquiry... 51

Tabel 4.9 Tabel Pencapaian Indikator Minat Belajar Sejarah Setelah Diterapkannya Metode Inquiry ... 52

Tabel 4.10 Tabel Penskoran Minat Belajar Sejarah Siswa Sebelum Dilakukan Treatmen ... 54

Tabel 4.11 Tabel Nilai Chi Kuadrat Pre Test... 54

Tabel 4.12 Tabel Penskoran Minat Belajar Sejarah Siswa Sebelum Dilakukan Treatmen ... 55

Tabel 4.13 Tabel Hasil Uji Homogenitas... 56

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kepribadian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Achmad Munib, 2004 : 33).

(18)

2

antusias dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Namun kenyataan di lapangan menunjukan lain, kegiatan pembelajaran yang seharusnya menarik, penuh aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang itu tidak ada, kelas yang ada hanyalah kelas yang pasif dimana hanya terjadi pemberian informasi dari guru kepada siswa. Siswa hanya mendengarkan sambil mencatat hal-hal yang dianggap penting untuk dicatat.

Guru dalam mengajar cenderung monoton, dalam artian mereka hanya memberi informasi (proses satu arah) tanpa ada timbal balik, kalaupun ada feed back itu biasanya hanya sebuah pertanyaan yang mudah dijawab dan tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lain atau paling tidak merangsang siswa untuk bertanya. tidak jarang pula aktivitas tanya jawab yang terjadi terkesan dipaksakan, misalnya siswa baru menjawab sebuah pertanyaan apabila sudah mendapat perintah atau ditunjuk oleh gurunya. Komunikasi yang terjadi antar siswa masih tergolong rendah sehingga tidak menimbulkan diskusi atau perdebatan yang menarik yang dapat meningkatkan aktivitas berpikir siswa. Kurangnya variasi dalam model pembelajaran juga merupakan salah satu faktor lesunya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM).

Hamzah B. Uno (2008 : 7) menyatakan prinsip – prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. 2. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus berfifat praktis 3. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.

4.Kesiapan (readiness) dalam mengajar sangat penting dijadikan landasandalam mengajar.

5.Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.

(19)

3

Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Metro, umumnya hasil belajar kurang optimal khususnya pada bidang studi Sejarah. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil semester genap 2013/2014 sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Semester Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas

Sumber : Guru Bidang Studi Sejarah SMAN 1 Metro

(20)

4

rendah. Di SMAN 1 Metro terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam setiap mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan, diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa di SMAN 1 Metro adalah 70. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka siswa tidak perlu mengikuti remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengikuti remedial yang diadakan oleh guru yang bersangkutan.

(21)

5

Sebagaimana diungkapkan oleh Komalasari (2011: 3) bahwa “pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik / pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien”. Lebih lanjut diungkapkan oleh Kokom bahwa pada hakikatnya pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran. Pembelajaran juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut meliputi : 1. Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan,

semester dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasi.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengaju pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahapan ini, strukur dan situasi pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru, persepsi dan sikapnya terhadap siswa.

(22)

6

Sesuai dengan hakikat pembelajaran di atas, maka dalam proses pembelajaran diharapkan siswa dapat mempengaruhi hasil akhir yang maksimal. Salah satunya adalah dengan penerapan model-model pembelajaran yang bisa mempengaruhi hasil belajar siswa. Keterampilan-keterampilan dasar mengajar guru menentukan keberhasilan proses belajar mengajar (Sunarto, 2005: 10). Jika guru dapat menguasai berbagai keterampilan mengajar maka ia dapat menjelaskan materi pelajaran dengan menarik sehingga siswa dapat lebih mudah dan cepat mengerti materi yang telah dijelaskan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

(23)

7

yang di ajarkan, serta menentukan arah tujuan yang akan dicapai dari pokok bahasan materi yang disampaikan. Penentuan metode harus sesuai dengan tujuan pengajaran yang merupakan prasyarat penting sebelum menentukan dan memilih metode yang tepat, sebab penggunaan metode yang tidak sesuai menjadi kendala dalam mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Dengan kata lain apabila seoarang guru akan memilih metode yang wajar dan tepat, ia harus berpedoman pada tujuan pengajaran yang akan dicapai.

Pembelajaran inquiry adalah metode pengajaran yang menekankan pada pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri (Indrawati, 1999: 9). Secara keseluruhan pembelajaran inquiry menekankan pada ketrampilan untuk meninjau lingkungannya secara lebih kritis dan untuk melatih siswa dalam mengambil sebuah keputusan dan bertanggung jawab. Sekolah menjadi tempat latihan atau persiapan siswa dalam partisipasinya untuk mengambil sebuah keputusan dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian yang

(24)

8

B. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti membatasi

masalah pada “Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Tahun Ajaran 2014/2015”.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Tahun Ajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Tahun Ajaran 2014/2015.

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa

(25)

9

b. Membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah.

d. Meningkatkan sikap mental, dan rasa tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru yang nantinya berguna bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat.

e. Meningkatkan sikap ilmiah, dan sikap kritis siswa terhadap lingkungannya, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya.

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan profesionalitas guru.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat persiapan pengajaran, sehinggga nantinya KBM dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

c. Menambah referensi guru tentang pendekatan pengajaran, sehingga siswa tidak bosan.

d. Membantu pencapaian target ketuntasan belajar.

e. Menambah motivasi dalam melayani para pembelajarnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat masalah diatas cukup umum dalam penelitian untuk menghindari kesalahpahaman, maka dalam hal ini peneliti memberikan kejelasan tentang sasaran dan tujuan penelitian mencakup :

(26)

10

Ruang lingkup subyek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kota Metro.

b. Ruang Lingkup Obyek

Ruang lingkup obyek dalam penelitian ini adalah penerapan metode Inquirydalam proses pembelajaran sejarah terhadap minat belajar siswa. c. Wilayah/ Tempat Penelitian

Wilayah/ tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Kota Metro. d. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tahun 2014. e. Bidang Ilmu

(27)

11

REFERENSI

Achmad Munib. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Halaman 33.

Oemar Hamalik. 2008. Metode Inquiry Dalam Pengajaran IPS. Jakarta. Depdikbud. Halaman 79.

Hamzah B. Uno. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif.Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 7. Komalasari. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Adi Tama,

halaman 3.

Sunarto. 2005. Bagaimana Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: JICA. Halaman 10

(28)

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Metode Pembelajaran

Tugas seorang guru di kelas adalah mengelola pembelajaran dan menyampaikan materi kepada siswanya. Proses pemberian materi pelajaran dari guru ke siswa tidak semudah yang dibayangkan oleh kebanyakan orang dan tidak semudah memberi permen atau gula-gula kepada anak kecil, proses penyampaian materi ini membutuhkan metode. Metode ini digunakan oleh guru agar materi yang disampaikan dapat diterima atau diserap secara baik dengan waktu yang lebih efektif dan efisien.

(29)

12

Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu metode pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru adalah metode mengajar yang digunakan harus dapat: a. Membangkitkan minat atau gairah belajar siswa.

b. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. c. Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

d. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karyanya. e. Merangsang kegiatan siswa untuk belajar lebih lanjut.

f. Mendidik siswa dalam teknik belajar mandiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

g. Mendidik siswa untuk dapat bertanggung jawab atas tugas yang diterimanya.

(30)

13

berinteraksi sosial, serta dapat meningkatkan kretifitas, membina kemampuan berkomunikasi, dan terampil berbahasa.

2. Konsep PembelajaranInquiry

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry, yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pembelajaran inquiry merupakan bagian dari strategi pembelajaran dengan paham konstruktifisme. Menurut paham ini siswa dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide bukan untuk sekedar mengingat sekumpulan fakta, kaidah dan konsep-konsep dari sebuah ilmu pengetahuan. Dalam inquiry keaktifan berfikir siswa lebih diutamakan daripada hanya sekedar mereproduksi bermacam informasi yang telah disampaikan oleh guru. Sri Hartati (2005:8) menyatakan bahwa dalam inquiry siswa harus lebih banyak belajar sendiri untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam pemecahan masalah, siswa benar-benar diposisikan sebagai subjek yang belajar, sedangkan posisi guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

(31)

14

mengalami kejenuhan serta memberi motifasi dan semangat baru dalam belajar sejarah. Oemar (1998:11) mengatakan bahwa pembelajaran inquiry

adalah salah satu tipe pengajaran yang bertumpu pada prinsip “fiding out-for

your self”. Pembelajaran ini dirancang untuk memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu. Siswa didorong untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah yang dihadapinya dan menarik kesimpulan sendiri melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, sistematis dan logis.

Penerapan pembelajaran inquiry dalam kegiatan belajar mengajar yang mengedepankan cara atau konsep berfikir kritis juga memiliki dampak psikologis. Siswa menjadi lebih percaya diri, hal ini akan mendorong siswa untuk melakukan aktifitas intelektual dalam menghadapi dan memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki ketrampilan berfikir kritis karena mereka harus selalu menganalisis dan menangani informasi. Keterlibatan mental para siswa dalam kegiatan belajar mengajar itu akan meningkatkan motifasi dan kesungguhan siswa dalam belajar.

(32)

15

pada akal (nalar), respek pada bukti untuk menguji ketepatan, objektif, kesediaan untuk menerima keputusan sementara, serta toleran pada ambikuiti. Ketika guru menerapkan pembelajaran inquiry dalam proses belajar mengajar (PBM) di kelas, guru tidak diperbolehkan untuk masuk terlalu dalam atau terlalu mengintervensi siswanya dengan berbagai macam informasi. Guru hendaknya membiarkan siswanya untuk berfikir aktif dalam menemukan fakta-fakta, kaidah, dan konsep dari ilmu pengetahuan dalam hal ini berarti fakta-fakta, kaidah, dan konsep sejarah. Bruner sebagai penganjur pembelajaran berbasis inquiry menyatakan bahwa: Kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berfikir untuk diri mereka sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam proses mendapatkan pengetahuan. Mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk (Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk, 2003:71).

Menurut J. Bruner belajar dengan pendekatan inquiry memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah:

a. Meningkatkan potensi intelektual dalam diri siswa. b. Dapat mencapai nilai instrisik dari pengajaran.

c. Bertambah kemampuan memahami hakikat “heuristic” dari kegiatan inquiry.

(33)

16

Selain keuntungan-keuntungan yang dimiliki, inquiry juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya adalah:

a. Tidak sesuai dengan kelas yang banyak jumlah peserta didiknya. b. Memerlukan fasilitas yang memadai.

c. Menuntut guru untuk merubah cara mengajarnya yang selama ini d. cenderung tradisional.

e. Sangat sulit mengubah cara belajar siswa dari kebiasaan tradisionalnya. f. Kebebasan yang diberikan peserta didik tidak selamanya dimanfaatkan g. dengan baik oleh para pembelajar.

Menurut Suchman yang disari oleh Hartono Kasmadi (2001: 108), penggunaaninquirydalam mata pelajaran sejarah memiliki beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah:

a. Memilih dan Meneliti Permasalahan

Memilih dan meneliti permasalahan maksudnya adalah memilih suatu situasi yang dimiripkan dengan tebakan atau permasalahan teka-teki. Perlu menjadi catatan bahwa pilihan tersebut harus benar-benar mampu menarik perhatian siswa, membuat siswa tertantang dan mengurangi tingkat kejenuhan pada para siswa.

b. Menjelaskan Proses Kepada Siswa

(34)

17

pengetahuan dan wawasan atau juga dapat memberi rambu-rambu pertanyaan.

c. Mencari Data yang Relevan dengan Permasalahan

Data-data yang diperoleh ditunjukkan kepada para siswa melalui media seperti papan tulis, OHP atau yang lain, atau dapat juga diberikan kepada siswa melalui lembar data, makalah, diktat yang dimiliki oleh setiap siswa. d. Mengembangkan Teori dan Menjelaskan Antar Hubungan

Para siswa harus mencatat dalam daftar sejumlah pertanyaan yang berhasil mereka kumpulkan dalam kerja kelompoknya dan membuat kerangka hipotesis yang kemudian akan mereka pertanyakan kepada guru mereka. Jika siswa mengajukan sesuatu sebagai suatu teori dan siswa yang lain menyepakatinya, maka langkah berikut dapat ditempuh. Namun apabila teori tersebut tidak dapat disepakati oleh sebagian siswa maka proses pengumpulan atau pengambilan datanya harus diulangi kembali.

e. Merumuskan dan Menjelaskan Teori

Para siswa diminta untuk menjelaskan teori mereka yang diterima sebagai sebuah pemecahan sementara dari permasalahan dan menjelaskan pedoman yang berkaitan dengan teori.

f. Analisis Proses

(35)

18

Dalam penelitian ini teknis pelaksanaan penerapan pembelajaran inquiry secara garis besar terdiri dari empat langkah yakni:

a. Merumuskan masalah.

b. Mengumpulkan data melalui informasi.

c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan (makalah).

d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya siswa berupa makalah kepada teman-teman satu kelas melalui diskusi antar kelompok.

Dengan diskusi antar kelompok nantinya diharapkan terjadi perubahan aktifitas yang semula kurang bermanfaat dalam PBM seperti bermain pulpen, telepon genggam, membersihkan kuku jari tangan, berbuat usil terhadap teman yang lain hingga membuat gaduh suasana kelas, berbicara dengan teman sebangku dan sebagainya menjadi aktifitas yang positif dan mendukung PBM seperti aktif dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyanggah pendapat, menguatkan pendapat dan sebagainya. Aktifitas yang positif ini diharapkan mampu meningkatkan daya serap terhadap materi pelajaran dan sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah.

3. Konsep Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus

(36)

19

yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka

bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan,

mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan

berkurang, minatpun berkurang. Minat adalah kecenderungan yang menetap

dalam subyek untuk merasa senang dan tertarik pada bidang/ hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat merupakan faktor

psikologis yang terdapat pada setiap orang. Sehingga minat terhadap sesuatu/

kegiatan tertentu dapat dimiliki setiap orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu

maka minat akan muncul. Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa

terjadinya minat itu karena dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian

terhadap sesuatu.Ciri-ciri minat menurut Hurlock (1999 : 115) adalah :

1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

2. Minat bergantung pada kesiapan belajar

3. Minat bergantung pada kesempatan belajar.

4. Perkembangan minat mungkin terbatas.

5. Minat dipengaruhi budaya.

6. Minat berbobot emosional.

(37)

20

a. Pengertian Minat Belajar

Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada sebaiknya para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu dan menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

Bila usaha-usaha tersebut tidak berhasil, pengajar dapat memakai intensif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Intensif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian intensif yang akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul. (Slameto, 2003 : 180-181)

(38)

21

b. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat merasakan manfaat terhadap apa yang dipelajari, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan kebutuhan yang sedang dihadapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun sebaliknya mematikan minat belajar adalah sebagai berikut :

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri siswa antara lain : a. Kematangan

Kematangan dalam diri siswa dipengaruhi oleh pertumbuhan mentalnya. Mengajarkan sesuatu pada siswa dapat dikatakan berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan dan potensi jasmani serta rohaninya telah matang untuk menerima hal yang baru. b. Latihan dan Ulangan

Oleh karena telah terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuanyang dimiliki siswa dapat menjadi semakin dikuasai. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dapat hilang atau berkurang. Oleh karena latihan dan seringkali mengalami sesuatu, maka seseorang dapat timbul minatnya pada sesuatu.

c. Motivasi

(39)

22

menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajarnya bagi dirinya (Purwanto, 2006 : 103-104).

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain:

a. Faktor Guru

Seorang guru mestinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat diri siswa. Segala penampilan seseorang guru yang tersurat dalam kompetensi guru sangat mempengaruhi sikap guru sendiri dan siswa. Kompetensi itu terdiri dari kompetensi personal yaitu kompetensi yang berhubungan dengan kepribadian guru dan kompetensi professional yaitu kemampuan dalam penguasaan segala seluk beluk materi yang menyangkut materi pelajaran, materi pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode pengajaran. Hal demikian ini dapat menarik minat siswa untuk belajar, sehingga mengembangkan minat belajar siswa.

b. Faktor Metode

(40)

23

sehingga siswa akan timbul minat untuk memperhatikan dan tertarik untuk belajar

c. Faktor Materi Pelajaran

Materi pelajaran yang diberikan atau dipelajari bila bermakna bagi diri siswa, baik untuk kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang menumbuhkan minat yang besar dalam belajar.(Hamalik, 2006 : 30-32).

c. Indikator Minat Belajar

Menurut Safari (2005 : 111) definisi konsep minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar. Definisi operasional : minat belajar adalah skor siswa yang diperoleh dari tes minat belajar yang mengukur aspek : (1) kesukaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian, dan (4) keterlibatan. Dari definisi operasional tersebut dapat disusun kisi-kisi sebagai berikut ini :

1. Kesukaan

a. Gairah siswa saat mengikuti pelajaran sejarah b. Respon siswa saat mengikuti palajaran sejarah

2. Ketertarikan

(41)

24

3. Perhatian

a. Keterlibatan siswa dsaat mengikuti pelajaran sejarah

b. Kemauan siswa untuk mengerjakan tugas, bertanya kepada yang lebih mampu jika belum memahami materi dan mencari buku penunjang yang lain saat menemui kesulitan

4. Keterlibatan

a. Kesadaran tentang belajar di rumah

b. Langkah siswa setelah ia tidak masuk sekolah c. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu lua d. Kesadaran siswa untuk bertanya

e. Kesadaran untuk mengikuti les pelajaran sejarah

B. Kerangka Pikir

(42)

25

menciptakan suatu proses pembelajaran siswa dapat belajar dengan mengingat informasi dari suatu sumber, dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat mengaitkan pelajaran yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Pada pembelajaran dengan metodeinquiry siswa dituntut untuk bisa menguasai materi agar dapat memberikan komentar atau tanggapan kepada hasil kerja kelompok lain dengan benar. Sehingga aktivitas belajar siswa yang muncul selama proses pembelajaran bisa lebih banyak antara lain diskusi, menganalisis gambar, mendengarkan, bertukar informasi dalam kelompok, mengajukan pendapat, memaparkan hasil diskusi. Penerapan pembelajaran dengan metode inquiry dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif sehingga konsep-konsep yang ada pada materi dapat dikuasai dengan baik. Dengan penerapan metode ini, suasana belajar di kelas dapat menyenangkan dan tidak membuat bosan para siswa sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa sehingga dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa maka akan berdampak juga pada peningkatan hasil belajar siswa dan tentunya akan menambah minat belajar. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan terikat dimana variabel bebasnya adalah Penerapan metode pembelajaran inqurysedangkan variabel terikatnya adalah minat belajar siswa.

C. Paradigma

(43)

26

bebas adalah metodeinquiri (X) sedangkan variabel kontrolnya adalah minat belajar siswa (Y).

Untuk meningkatkan minat belajar siswa, diperlukan pembelajaran yang bermakna dan tidak lagi berpusat pada guru, tetapi pembelajaran yang sepenuhnya berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan metode inquiri merupakan konsep belajar dimana siswa menemukan dan mencari sesuatu yang berguna buat dirinya sendiri serta siswa dilatih untuk memecahkan masalah secara mandiri. Pembelajaran dengan metode inquiry bukan hanya sekedar mendengar dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses perpengalaman itu diharapkan siswa mengkontruksi sendiri pengetahuannya, serta menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.

(44)

27

Keterangan :

: Garis Hubungan : Garis Pengaruh

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 62) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul. Menurut Ali (1985) yang dimaksud dengan hipotesis adalah rumusan jawaban sementara yang harus diuji dengan kegiatan penelitian. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. H0 : Tidak ada pengaruh dari metode inquiry terhadap peningkatan minat belajar siswa pada materi pokok Pengaruh Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Metro tahun pelajaran 2014/2015.

Penggunaan MetodeInquiry

Penerapan

Minat Belajar Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Metro

(45)

28

(46)

29

REFERENSI

I Gde Widja. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud. Halaman 6.

Amin Suyitno. 2004. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Semarang Mas Media Buana Pustaka. Halaman 18-19.

Sri Hartati, 2005.Standar Pendidikan Guru .Jakarta: Depdikbud. Halaman 8. M Oemar. 1998. Metode Inquiry Dalam Pengajaran IPS. Jakarta: Depdikbud.

Halaman 11.

Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Surabaya: Universitas Negeri Malang. Halaman 71.

Hartono Kasmadi. 2001.Strategi dan Metode Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 108.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Aneka Cipta. Halaman 9, 180-181.

Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda karya. Halaman 103-104.

Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Halaman 30-32.

Safari .2005. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta: APSI Pusat. Halaman 111.

(47)

III METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA Negeri 1 Metro pada tahun Ajaran 2014/ 2015. Berikut adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Metro pada tahun Ajaran 2014/ 2015.

Tabel.3.1 Data Siwa Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Metro Pada Tahun Ajaran 2014/ 2015.

No Kelas Laki- laki Perempuan Jumlah

1 XI IPS1 9 Siswa 15 Siswa 24 Siswa

2 XI IPS2 10 Siswa 14 Siswa 24 Siswa

(Sumber: Arsip Staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Metro)

(48)

30

berjumlah 24 orang, kelas ini yang kemudian akan dilakukan treatment dengan model pembelajaraninquiri.

C. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap kondisi yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012: 107). Di dalam penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan eksperimen semu (quasi experimental research)dengan desain one-shot case study, yaitu hanya satu kelas yang diberi perlakuan (treatment) selanjutnya diobservasi hasilnya. Rancangan desain one-shot case studydapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: (Sugiyono, 2010: 110)

Keterangan:

X : Pembelajaran sejarah menggunakan metode pembelajaranInquiry

O : Observasi

Sumber: (Sugiyono, 2008:109)

(49)

31

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian praeksperimen dengan langkah-langkah pene-litian sebagai berikut.

1. Orientasi sekolah, untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru sejarah selama pembelajaran.

2. Melakukan pembiasaan metode pembelajaran berkelompok pada kelas eksperimen.

3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eks-perimen dengan menggunakan metodeinquiry.

4. Menyiapkan instrumen penelitian berupa angket minat belajar siswa sekaligus aturan penskorannya.

5. Melakukan validasi instrumen. 6. Melakukan uji coba instrumen 7. Melakukan perbaikan instrumen

8. Melaksanakan perlakuan pada kelas eksperimen 9. Memberikan angket minat

10. Menganalisis data 11. Membuat kesimpulan

(50)

32

Menurut Sugiyono variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Variabel di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2012: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metodeInquiry

b) Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan veriabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan deskripsi tentang variabel penelitian yang bersifat dapat dioperasionalkan dan dapat diukur. Definisi operasional variabel dalam sebuah penelitian digunakan untuk membuat suatu alat ukur guna mengkuantifikasikan gejala atau variabel yang diteliti.

a) Metode PembelajaranInquiry

(51)

33

dan konsep-konsep dari sebuah ilmu pengetahuan. Dalam inquiry keaktifan berfikir siswa lebih diutamakan daripada hanya sekedar mereproduksi bermacam informasi yang telah disampaikan oleh guru. Pembelajaran ini dirancang untuk memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu. Siswa didorong untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah yang dihadapinya dan menarik kesimpulan sendiri melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, sistematis dan logis. Teknis pelaksanaan penerapan pembelajaraninquirysecara garis besar terdiri dari empat langkah yakni:

a. Merumuskan masalah.

b. Mengumpulkan data melalui informasi.

c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan (makalah).

d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya siswa berupa makalah kepada teman-teman satu kelas melalui diskusi antar kelompok.

b) Minat Belajar

(52)

34

Tabel3.2. Devinisi Operasional Variabel Minat Belajar.

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Pengukuran Minat

belajar

Kesukaan a. Gairah siswa saat mengikuti pelajaran sejarah b. Respon siswa saat mengikuti

pelajaran sejarah Ketertarikan a. Perhatian siswa saat

mengikuti pelajaran sejarah di sekolah

b. Konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran sejarah

Perhatian a. Keterlibatan siswa saat mengikuti pelajaran sejarah

b. Kemauan siswa untuk mengerjakan tugas, bertanya kepada yang lebih mampu jika belum memahami materi dan mencari buku penunjang yang lain saat menemui kesulitan

keterlibatan a. Kesadaran tentang belajar dirumah

(53)

35

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2012: 148). Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket

(54)

36

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Angket.

No Pernyataan Skor

1 Sangat setuju 4

2 Setuju 3

3 Tidak setuju 2

4 Tidak setuju sama sekali 1

Sumber: Sugiyono, 2012: 135.

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket.

No. Indikator Nomer pernyataan Jumlah

1 Kesukaaan 1, 2 2

2 Ketertarikan 3, 4 2

3 Perhatian 5, 6 2

4 Keterlibatan 7, 8, 9, 10, 11 5

Jumlah 11

Sumber: Data Olah Peneliti.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

(55)

37

observasi merupakan proses yang kompleks yaitu proses-proses pengamatan dan ingatan (Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2012: 203). Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan peneliti untuk mengamati tentang aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Teknik Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Dalam penelitian ini angket digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data langsung dari sampel penelitian mengenai minat belajar sejarah siswa.

3. Teknik Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen, seperti konsep teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti (Wina Sanjaya, 2009: 49). Dalam peneliti ini, dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sudah ada seperti data siswa kelas XI IPS1 dan data mengenai sekolah SMA Negeri 1 Metro.

4. Teknik Kepustakaan

(56)

38

H. Uji InstrumenPenelitian 1. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen adalah kemampuan instrumen untuk mengukur dan meng-gambarkan keadaan suatu aspek sesuai dengan diinginkan, untuk apa instrumen tersebut dibuat. Validasi terhadap perangkat angket minat belajar siswa dilakukan dengan tujuan agar diperoleh perangkat tes yang memenuhi validitas isi. Untuk mendapatkan perangkat tes yang valid dilakukan langkah-langkah berikut.

a. Membuat kisi-kisi dengan indikator-indikator yang telah ditentukan. b. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi

c. Meminta pertimbangan kepada guru mitra yang dipandang ahli untuk mendapat kesesuaian antara kisi-kisi dengan soal

d. Memperbaiki soal berdasarkan saran dari ahli

Setelah perangkat tes dinyatakan valid, maka perangkat tes diujicobakan. Uji coba dilakukan di luar sampel penelitian tetapi masih dalam populasi yang sama. Setelah diujicobakan, diukur reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Jika perangkat tes telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka perangkat tes termasuk dalam kriteria tes yang baik, sehingga soa-soal tes tersebut layak untuk digunakan untuk penelitian.

(57)

39

dicocokan dengan rtabel dengan alpa 0,05 adalah 0,43 dan banyaknya data sebanyak 21. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilampiran C.2

Menurut Suharsimi Arikunto(2006:168) Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > 0,43 maka pengukuran tersebut dinyatakan valid begitu juga sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut, maka ke 11 item soal tersebut dinyatakan valid. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini tetap berjumlah 11 soal.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Perhitungan reliabilitas tes ini didasarkan pada pendapat Sudijono (2001; 207) yang menyatakan bahwa un-tuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha, yaitu :

Keterangan :

11

r = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

2

Si = Jumlah varians skor dari tiap butir item Si2 = Varian total

(58)

40

Berdasarkan data hasil uji coba angket sebanya 11 item dan setelah dilakukan perhitungan diperoleh jumlah varians skor dari tiap butir item sebesar 3,19 dan varian totalnya diperoleh 10,8 maka koefisien reliabilitas test dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

r11 =

= 0,77

Berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh r11 > 0,70, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau baik.

I. Teknik Analisis Data

Untuk menentukan uji hipotesis yang akan dipakai perlu dilakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Langkah awal untuk menganalisis data adalah menguji kenormalan distribusi. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah ujichi squer, yakni sebagai berikut.

Keterangan : : chi-kuadrat

(59)

41

: frekuensi yang diharapkan k: banyaknya kelas interval

Jika maka distribusi normal dengan taraf signifikansi

α = 5% dan dk = (k-3 ) (Sudjana, 2005:273).

b. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data skor minat belajar siswa yang diperoleh memiliki varians sama atau sebaliknya. Homogen yang dimaksud disini adalah minat belajar sejarah siswa antara siswa sebelum dilakukan pembelajaran sejarah dengan metode inquiry dan setelah diterapkannya metodeinqury.

Adapun Hipotesis untuk uji ini adalah :

H0: σ12= σ22(Homogen)

H1: σ12≠ σ22( Tidak homogen)

Statistik yang digunakan dalam uji ini adalah:

Kriteria uji: tolak H0 jika , dengan

diperoleh dari daftar distribusi F dengan peluang , sedangkan

(60)

42

c. Uji Hipotesis

Jika data normal dan homogen maka dapat dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji kesamaan rata-rata. Analisis data dengan menggunakan uji t, uji satu pihak yaitu pihak kanan. Uji ini juga digunakan pada analisis data tes akhir. Hipotesis:

Keterangan :

: rata-rata skor sebelum treatment dalam kelompok eksperimen.

: rata-rata skor sesudah treatment dalam kelompok kontrol.

Untuk menguji hipotesis menggunakan rumus :

Keterangan :

i

x : skor rata-rata tes awal dari kelas eksperimen

2

x : skor rata-rata tes awal dari kelas kontrol

n1 : banyaknya subyek kelas eksperimen

(61)

43

Kriteria pengujian adalah dengan dk = (n1 + n2– 2 ) dan taraf kepercayaan 5% terima Ho jika t hitung < t tabel. (Sudjana, 2005: 243)

Apa bila diperoleh data yang berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka uji yang dilakukan adalah uji t’. Adapun rumus yang digunakan dalam t’

adalah sebagai berikut :

t’ =

krireria pengujian terima Ho jika

Dengan:

(62)

44

REFERENSI

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta. Halaman 109.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 168.

Sudijono. 2001.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Halaman 207.

(63)

V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata minat belajar sejarah pada meteri pokok Pengaruh Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Hindu Budha Di Indonesia sebelum mengikuti pembelajaran inquri27,45, sedangkan setelah mengikuti pembelajan inquri rata-rata minat belajar sejarah siswa naik menjadi 33,09. Ini berarti penerapan metode inquiry secara rata-rata mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa sebesar 5,64 atau ada peningkatan minat belajar sebesar 20,55%. Sedangkan berdasrkan uji hipotesis dengan uji t’ menyatakan bahwa t’ tidak berada pada daerah penerimaan Ho atau dengan kata lain H1 yang diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik, penerapan metode inquiry ada pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan minat belajar sejarah pada materi pokok Pengaruh Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Metro tahun pelajaran 2014/2015.

B. Saran

(64)

64

Kondisi siswa menjadi sangat penting dalam menerapkan metode pembelajaran, karena tidak ada metode pembelajaran yang berlaku powerfull dalam segala hal. Sebelum menerapkan metode inquiry ini guru harus melakukan observasi, data hasil observasi akan membatu guru dalam menetukan metode yang tepat. Penerapan metode inquiry bagus untuk siswa yang sudah terlatih untuk tidak ketergantungan pada guru, tetapi jika metode inquiry ini diterapkan pada siswa yang tingkat ketergantungan pada guru tinggi maka sudah dapat dipastikan metode ini tidak cocok.

2. Fasilitas Pembelajaran

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

- 2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2006.Proses Belajar Mengajar.Bandung: Bumi Aksara.

- 2008. Metode Inquiry Dalam Pengajaran IPS. Jakarta. Depdikbud. Halaman 79.

Hartati, Sri. 2005.Standar Pendidikan Guru .Jakarta: Depdikbud Indrawati. 1999.Model-model pembelajaran IPA. Bandung: Depdikbud

Kasmadi, Hartono.2001.Strategi dan Metode Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Adi Tama

Munib, Achmad. 2004.Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan

penerapannya dalam KBK. Surabaya: Universitas Negeri Malang. Oemar, M. 1998. MetodeInquiry Dalam Pengajaran IPS. Jakarta. Depdikbud. Purwanto. 2006.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda karya.

Safari. 2005. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta: APSI Pusat

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Aneka Cipta.

(66)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Sunarto. 2005. Bagaimana Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: JICA. Halaman 10

Suyitno, Amin. 2004. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas. Semarang Mas Media Buana Pustaka

Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif.Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Tabel 1. Hasil Semester Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Angket.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa faktor seperti pemerintah pusat yang tidak memperhatikan pembangunan ekonomi di wilayah Sudan bagian selatan, penerapan hukum yang tidak adil, timbulnya

Based on the research background above the problem of this study is “how is class struggle reflected in Jane Austen’s Persuasion “.. Limitation of

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Menj alin ker j asam a dengan pihak lain dalam lingk up r egional, nasional dan int er nasional unt uk pengem bangan pendidikan, penelit ian dan pengabdian m asyar

Jadi, perangkat transmisi Uplink berfungsi sebagai pemroses suara dan gambar televisi dari studio televisi ataupun sinyal baseband dari sentral Telekomunikasi untuk dijadikan

: Tingkat Kejadian Mikotoksin pada Makanan' Bayi Komersial asal Indonesia (Tile Illcidellce of Mycotoxill ill Commercial Baby Foodfrom Illdollesia)..

Üß ÚÌßÎ ×Í× Ø¿´¿³¿² ØßÔßÓßÒ

Hal ini menunjukkan bahwa kesesuaian harga pada produk hand body merek Citra di Kota Surakarta akan memberikan dorongan kepada konsumen, sehingga mempunyai minat