• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADAPTASI MODEL MCGILL YANG DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ADAPTASI MODEL MCGILL YANG DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) KABUPATEN LAMPUNG TIMUR"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ADAPTASI MODEL MCGILL YANG DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH (SIPKD) KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

FERDI FEBRIANSYAH

Penelitian ini bertujuan menganalisis dan menjelaskan pengaruh aplikasi Sistem

Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap kinerja karyawan (dampak individu)

pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur.

Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang diperoleh

langsung dari sumber aslinya. Objek penelitian adalah semua pengguna akhir sistem

(

end-user

) pada Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD)

Kabupaten Lampung Timur. Metode pemilihan sampel penelitian ini adalah

purposive

sampling

yang merupakan metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria

tertentu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 62 responden. Metode analisis data

adalah dengan menggunakan

Partial Least Square

(PLS) yaitu salah satu metode

alternatif

Structural Equation Modeling

(SEM).

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 62 responden yang menggunakan aplikasi SIPKD

dalam penelitian ini, hasil penelitian secara statistik memberi bukti bahwa hampir

keseluruhan hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima. Hanya pada hipotesis 5 yaitu

kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan sistem ditolak.

(2)

ABSTRACT

ADAPTATION OF MODIFIED MCGILL MODEL TO TEST THE

IMPLEMENTATION SUCCESS OF EAST LAMPUNG GOVERNMENT

FINANCIAL MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM

By

FERDI FEBRIANSYAH

This study aim to analyze and explain the effect of Government Financial Management

Information System (SIPKD) application on employee performance (individual impact)

at East Lampung Government.

This study using primary data which is obtained directly from the original source. The

object of research is all the end user in Department of Revenue, Financial Management

and Public Asset (DP2KAD) at East Lampung Government. The sampling method of

this study using purposive sampling which is sampling method is based on certain

criteria. The sample in this study amounted to 62 respondents. This study using Partial

Least Square (PLS) for data analysis, It's one of the alternative method of Structural

Equation Modeling (SEM).

Based on the results of a study from 62 respondents who uses SIPKD application in this

research, the results statistically provide evidence that almost the entire tested

hypothesis proposed by researchers are supported. The only one tested hypothesis which

isn

t supported in this research are fifth hypothesis, Information Quality has a positive

influence on Intended Use.

(3)

ADAPTASI MODEL MCGILL YANG DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) KABUPATEN

LAMPUNG TIMUR

Oleh

FERDI FEBRIANSYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

SANWACANA

Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Teriring salam saya sampaikan puji syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan keridhoan dan kemudahan kepada penulis dan Shalawat serta salam

selalu tercurahkan kepada Rasulallah Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabatnya.

Skripsi dengan judul “

ADAPTASI MODEL MCGILL YANG

DIMODIFIKASI GUNA MENGUJI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD)

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

” adalah

salah stau syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Unversitas Lampung.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan

mendukung penelitian ini:

1.

Bapak

Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.

selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Lampung.

2.

Bapak Dr. Einde Evana, S.E, M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

3.

Bapak Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

4.

Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt. selaku pembimbing utama yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritik

(8)

5.

Ibu Ninuk Dewi Kesumaningrum, S.E., M.Sc., Akt. selaku pembimbing

kedua. Terima kasih atas perhatian, kesabaran, dan kesediaannya meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan kritik yang membangun

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6.

Ibu Fajar Gustiawaty D., S.E., M.Si., Akt. selaku penguji utama pada ujian

skripsi. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, saran, dan nasihat

yang telah diberikan.

7.

Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah membantu penulis dalam menimba

ilmu dan memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan pendidikan di

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

8.

Mamah tersayang, terima kasih banyak atas kasih sayang, do

a, dukungan,

perhatian, dan semua yang telah diberikan selama ini. Doa Ibu yang

memberikan kekuatan untuk meraih cita-cita di masa depan.

9.

Almarhum Papah, yang selama ini menjadi inspirasi untuk selalu melakukan

yang terbaik. Terimakasih telah memberitahuku cara memandang dunia

melalui perspektifmu.

10.

Kakak-kakak dan adikku, Benny Piter, S.T., Fina Ferdiyana S.E., Angga

Yudhistira, S.E., dan Frisillia Anggraeni, S.AB. terima kasih banyak atas

kasih sayang, do’a, dukungan, perhatian, dan semua yang telah diberikan

selama ini.

11.

Keluarga besarku, Paatu Siswanda, Biatu Santi, Binda Yuli, Paman Joni,

Bunda Eva, Pade Edward, Puan Nursaman, Maatu Emma beserta keluarga

besar yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas

nasehat, doa dan dukungannya.

12.

Teman-teman terbaikku (Goodfellas): Rudi, Mamat, Mirham, Karina, Yusuf,

Hendi, Agung, Ilham, Ponco, Ika, Afel, Dodo, Giska, Mareisca, Arie, Ibeck,

Muliazia, Dhona, Boy, dan Kirana. Terima kasih kalian selalu memberikan

warna dalam hidupku. Bahagia telah mengenal kalian.

13.

Keluarga Besar Akuntansi Angkatan 2007: Ardo, Alsby, Patriot, Agus, Raf,

Al, Anggun, Siwi, Rini, Tami, Arini, Meril, Risa, Rindi, Febrika, Lady, Dwi,

Eka, Lili, Maria, Esra, Tiofani, Ira, Lisa, Lyvia, Agnes, Retni, Wida, Riska,

(9)

Junaidi, Hendi, Asep, Holian, Arifin, Agus, Riko, Gunawan, Agung, Ade,

Icul, Togi, Dorman, dll. Terima kasih atas semua pengalaman dan masa-masa

berbagi ilmu yang sangat berharga.

14.

Teman-teman KSPM: Mamat, Mirham, Suhandi, Mumu, Rani, Feni, Dina,

Rosi, Dini, Atrie, Sefdi, Paulina, Karina, Endah, Leo, Sari, Putri, Ratih,

Danepo, Nova, dll. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

15.

Teman-teman EEC: Agung, Ilham, Hendi, Arie, Ibeck, Ponco, Deden, Sofi,

Nene, Delvi, Cori, Anca, Cipi, Ardo, Arie, Dodo, Rian, Galuh, Ameria, Kiw,

Melati, Tari, Nana, Try, Pipit, Santi, dll.

In EEC We Believe, in English We

Achieve

.

16.

Teman-teman Minoritas: Gerry, Engga, Ridho, Berry, Aryo, Adit, Ershad,

Roni, Erick, Septian, Diko, Krisna, Deni, Febri, Santoso, Baskoro, Zona,

Kamal, Umar, dll. Terima kasih telah menjadi teman yang berarti di

akhir-akhir masa perkuliahan.

17.

Adik-adik Jurusan Akuntansi FEB: Icha, Ala, Mumus, Dela, Rama, Benawa,

Aan, Siska, Gaby, Mutia, Fany, Gilang, Tirta, Sarah, Riris, Citra, Deni, Tia,

Era, Eka, Ayu, Iqbal, Wella, Rere, Meiky, Egha, Syarif, Arlenti, Irvia, Dila,

Yessi, Dwi, Dianti, Echa, Devri, Andriani, Ipeh, dll.

18.

Pak Sobari, Pak Yusuf, Mpok Nurul, Mbak Sri, Mas Leman, Yana, Edi, dan

seluruh staf serta pihak lainnya.

Serta pihak-pihak yang belum disebutkan diatas, penulis mengucapkan terima

kasih. Terakhir, semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan

untuk pendidikan dan penelitian selanjutnya. Terima kasih.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, Agustus 2014

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.

Latar Belakang ... 1

1.2.

Perumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 5

1.2.1. Perumusan Masalah ... 5

1.2.2. Batasan Masalah... 6

1.3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Sistem Informasi ... 9

2.2. Keberhasilan Sistem Informasi ... 10

2.3. Model Keberhasilan Sistem Informasi ... 11

(11)

2.5. Hipotesis ... 17

2.5.1. Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Persepsi Kualitas Sistem

... 17

2.5.2. Pengaruh Persepsi Kualitas Sistem Terhadap Kepuasan

Pengguna Akhir ... 18

2.5.3. Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna

Akhir ... 19

2.5.4. Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Terhadap Penggunaan

Sistem ... 20

2.5.5. Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Penggunaan Sistem ... 21

2.5.6. Pengaruh Persepsi Kualitas Sistem Terhadap Penggunaan

Sistem ... 21

2.5.7. Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Terhadap Dampak

Individu ... 22

2.5.8. Pengaruh Penggunaan Sistem Terhadap Dampak individu ... 23

2.6. Model Penelitian ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN ... 25

3.1.

Sumber Data ... 25

3.2.

Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 27

3.4. Metode Analisis Data ... 31

3.5. Pengujian Hipotesis ... 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

(12)

4.1.1. Deskripsi Data ... 35

4.1.2. Profil Responden ... 36

4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif ... 37

4.2. Pengujian Hipotesis ... 37

4.2.1. Pengujian

Measurement Model

(

Outer Model

) ... 38

4.2.2. Pengujian

Structural Model

(

Inner Model

) ... 43

4.3. Pembahasan ... 48

4.3.1. Analisis Variabel Pemediasi ... 48

4.3.2. Analisis Hasil Pengujian Hipotesis ... 55

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1. Kesimpulan ... 57

5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran ... 58

5.2.1. Keterbatasan Penelitian ... 58

5.2.2. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(13)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Tabel 4.1. Hasil Analisis Pengembalian Kuesioner.... ...

35

2.

Tabel 4.2. Profil Responden ...

36

3.

Tabel 4.4. Hasil

Average Variance Extracted

(AVE) dan

Communality

... 39

4.

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Diskriminan ...

39

5.

Tabel 4.6.

Average Variance Extracted

(AVE) dan

Square

Root

AVE

……….

...

41

6.

Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Korelasi Variabel Laten ...

41

7.

Tabel 4.8. Nilai

Cronbach’s Alpha

dan

Composite Reliability

42

8.

Tabel 4.9. Nilai

R-Square

variabel dependen ...

43

9.

Tabel 4.10. Hasil

Output Bootstrap

... 44

10.

Tabel 4.11. Hasil Penelitian ...

48

(14)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Gambar 2.1 Model DeLone dan McLean ...

13

2.

Gambar 2.2 Model Delone dan McLean yang Dimodifikasi

McGill, dkk ...

15

3.

Gambar 2.3 Model Penelitian ...

24

4.

Gambar 4.4

Direct effect model

...

49

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Sistem informasi keuangan daerah diperlukan untuk meningkatkan pelaksanaan

desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah

pusat dan pemerintahan daerah mengamanatkan, adanya dukungan sistem

informasi keuangan daerah untuk menunjang perumusan kebijakan fiskal secara

nasional serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan

desentralisasi. Selain itu, dukungan sistem informasi juga diharapkan dapat

membantu meningkatkan kinerja dalam mengelola keuangan daerah dan

transfer

informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik atau pihak-pihak yang

membutuhkan. Jadi pemerintah daerah berkewajiban memanfaatkan atau

mengembangkan kemajuan teknologi informasi demi terciptanya proses

pembangunan yang sesuai dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik

(

good governance

).

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang

sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, yang mengamanatkan bahwa,

(16)

2

harus memenuhi prinsip-prinsip akurat, kecermatan, ketepatan dan dapat

dipertanggungjawabkan. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

(SIPKD) merupakan seperangkat aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat

bantu untuk meningkatkan efektivitas implementasi berbagai regulasi bidang

pengelolaan keuangan daerah (http://usadi.co.id). Dalam proses-proses yang

terjadi dalam pengelolaan keuangan daerah pada tingkat Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) yang meliputi proses penganggaran, perencanaan, penatausahaan

dan pertanggungjawaban. Aplikasi SIPKD ini diimplementasikan dengan harapan

untuk menciptakan efektivitas kerja serta meningkatkan kinerja dalam mengelola

keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Lampung Timur.

Namun implementasi SIPKD bukanlah hal yang mudah, keberadaan

software

akuntansi ini menyebabkan terjadinya perubahan pemrosesan data, yaitu

pemrosesan data yang semula dilakukan secara manual menjadi pemrosesan data

berbasis komputer. Masalah yang biasanya terjadi dalam pemakaian paket

software

akuntansi adalah tidak kompatibelnya sistem dengan proses bisnis dan

informasi yang diperlukan organisasi (Janson dan Subramanian (1996) Lucas,

Walton, dan Ginzberg (1998) dalam Istianingsih dan Wijanto (2008)).

Ketidaksesuaian antara

software

aplikasi dengan proses bisnis dapat menimbulkan

masalah signifikan bagi pemakai. Kesulitan teknis yang mengganggu dalam

software

, masalah

interfacing

dalam sistem, dan kesulitan dalam

hardware

dapat

membuat pemakai frustrasi dan menurunkan tingkat kepuasan pemakai

(Istianingsih dan Wijanto, 2008). Oleh karena itu diperlukan uji empiris untuk

(17)

3

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengukur kesuksesan implementasi

suatu sistem informasi, salah satu penelitian yang terkenal yaitu penelitian yang

dilakukan oleh DeLone dan McLean (1992). Mereka mulai mengembangkan

model ini sejak tahun 1992 dan kemudian menelitinya kembali pada tahun 2003,

model kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan oleh DeLone dan

McLean (

D&M IS Success Model

), telah banyak diterapkan di beberapa penelitian

empiris untuk menjelaskan kesuksesan dari suatu sistem informasi. Penelitian

yang dilakukan Juhani Livari (2005) dalam Mulyono (2009)

D&M IS Success

Model

dikembangkan di sektor publik untuk melihat kesuksesan implementasi

sistem informasi keuangan dan akuntansinya di kota Oulu, Finlandia. Livari

(2005) dalam Mulyono (2009) mengusulkan tujuh hipotesis untuk menguji

hubungan-hubungan konstruk di dalam model.

Mengacu penelitian Livari (2005), Mulyono (2009) berpendapat, di Indonesia

masih belum banyak penelitian di bidang sistem informasi dalam domain

akuntansi sektor publik. Oleh karena itu penelitian ini dibuat untuk memahami

lebih lanjut tentang uji keberhasilan sistem informasi pada sektor publik. Peneliti

akan melakukan pengujian

D&M IS Success Model

terhadap

user

SIPKD baik di

tingkat SKPD maupun SKPKD pada Pemerintah Kabupaten Lampung Timur.

Pemilihan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur sebagai objek penelitian

karena Pemerintah Kabupaten Lampung Timur telah mengimplementasikan

aplikasi SIPKD terhitung sejak Tahun Anggaran 2008, namun hanya sebatas

konversi hasil pelaporan keuangan yang masih menggunakan sistem manual.

(18)

4

keuangan dengan menggunakan aplikasi SIPKD secara penuh (

full adoption

)

mulai Tahun Anggaran 2009. Jadi sistem informasi yang dibangun selama enam

tahun telah berjalan dengan stabil sehingga memberikan manfaat bagi

penggunannya. Hal ini terlihat dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK No.

62/HP/XVIII.BLP/12/2011 tertanggal 31 Desember 2011, selama empat tahun

berturut-turut, yaitu untuk Tahun Anggaran 2008 hingga Tahun Anggaran 2011,

APBD Lamtim dinyatakan

disclaimer

oleh BPK. Namun opini tersebut mulai

membaik di tahun anggaran 2012, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur

mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Oleh karena itu responden

dalam penelitian ini sudah mengetahui kelemahan dan kelebihan dari sistem

informasi dimana responden bekerja, sehingga akan memudahkan mereka dalam

membuat justifikasi terhadap pertanyaan kuesioner yang peneliti ajukan. Dari

perspektif inilah peneliti nantinya dapat menghasilkan data sample yang

valid,

reliable,

dan

relevance

guna menguji hipotesis yang diajukan.

Penelitian ini melanjutkan penelitian Mulyono (2009) yang menguji secara

empiris keberhasilan implementasi sistem informasi di kota Malang, Jawa Timur.

Dengan melakukan sedikit modifikasi berdasarkan penelitian yang dilakukan

McGill, dkk. (2003), peneliti mencoba meneliti kembali penelitian yang dilakukan

oleh Mulyono (2009). Model DeLone dan McLean diadaptasikan dengan kondisi

Pemerintah Daerah sebagai objek penelitian. Adaptasi dilakukan dengan

mengubah objek penelitian dari sistem informasi menjadi Sistem Informasi

Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) sehingga yang dimaksud Sistem

Informasi di dalam penelitian ini adalah aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan

(19)

5

adalah modifikasi yang dilakukan oleh McGill, dkk. (2003) yaitu dengan

menambahkan satu variabel

latent

dan menghilangkan salah satu hubungan

kausalitas di dalam model DeLone dan McLean (1992).

Penelitian ini menguji model DeLone dan McLean (1992) yang dimodifikasi

McGill, dkk. (2003) hanya sampai pada pengaruh variabel-variabel independen

terhadap variabel dampak individu (

individual impact

). Karena penelitian ini

difokuskan hanya menggunakan persepsi dari pemakai saja, dimana pengguna

tersebut bekerja dan bagaimana pengaruh atau dampak yang ditimbulkan dari

penggunaan aplikasi tersebut terhadap peningkatan kinerja pengguna. Selain itu

penelitian ini hanya menggunakan satu objek penelitian, yaitu Pemerintah

Kabupaten Lampung Timur. Hal ini dikarenakan tingkat kompleksitas sistem pada

badan atau institusi yang berbeda-beda. Sehingga variabel mengenai

organizational impact

tidak bisa terakomodir oleh penelitian ini. Karena harus

berhati-hati dalam menggeneralisir penelitian kedalam konteks yang lain dan tipe

sistem informasi yang lain pula.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul

Adaptasi Model McGill Yang

Dimodifikasi Guna Menguji Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi

Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Kabupaten Lampung Timur

.

1.2.

Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1.

Perumusan Masalah

(20)

6

1.

Apakah kualitas sistem aplikasi SIPKD berpengaruh positif terhadap

persepsi kualitas sistem?

2.

Apakah persepsi kualitas sistem aplikasi SIPKD berpengaruh positif

terhadap kepuasan pengguna akhir?

3.

Apakah kualitas informasi aplikasi SIPKD berpengaruh positif terhadap

kepuasan pengguna akhir?

4.

Apakah kepuasan pengguna akhir aplikasi SIPKD berpengaruh positif

terhadap penggunaan sistem?

5.

Apakah kualitas informasi aplikasi SIPKD berpengaruh positif terhadap

penggunaan sistem?

6.

Apakah persepsi kualitas sistem berpengaruh positif terhadap penggunaan

sistem?

7.

Apakah kepuasan pengguna akhir aplikasi SIPKD berpengaruh positif

terhadap dampak individu?

8.

Apakah penggunaan sistem aplikasi SIPKD berpengaruh positif terhadap

dampak individu?

1.2.2.

Batasan Masalah

Objek penelitian ini yaitu Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini

dilakukan pada Pemerintah Kota Sukadana dengan pengambilan data yang

dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(DP2KAD) Kabupaten Lampung Timur. Untuk memfokuskan penelitian agar

masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti

(21)

7

1.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan periode pengamatan sampel

data pada tahun 2014.

2.

Responden adalah mereka yang berpendidikan minimal D3 dan telah

bekerja menggunakan

software

akuntansi, minimal satu jenis

software

akuntansi.

1.3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1.

Untuk menganalisis pengaruh kualitas sistem terhadap persepsi kualitas

sistem.

2.

Untuk menganalisis pengaruh persepsi kualitas sistem terhadap kepuasan

pengguna akhir.

3.

Untuk menganalisis pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan

pengguna akhir sistem.

4.

Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pengguna akhir terhadap

penggunaan sistem.

5.

Untuk menganalisis pengaruh kualitas informasi terhadap penggunaan

sistem.

6.

Untuk menganalisis pengaruh persepsi kualitas sistem terhadap

penggunaan sistem.

7.

Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pengguna akhir terhadap dampak

individu.

8.

Untuk menganalisis pengaruh penggunaan sistem terhadap dampak

(22)

8

1.3.2.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1.

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan bukti empiris tentang pengaruh kualitas sistem, persepsi

kualitas sistem, dan kualitas informasi terhadap intensitas penggunaan dan

kepuasan pengguna akhir dan pengaruhnya terhadap kinerja individual

(dampak individu) yang diteliti berdasarkan Model DeLone & McLean

dan kemudian dikembangkan oleh McGill, dkk. sehingga dapat

memberikan pengetahuan mengenai model kesuksesan Sistem Informasi

Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Timur serta sebagai

dasar bagi penelitian selanjutnya.

2.

Bagi pihak lain yang berminat dalam bidang keuangan daerah, penelitian

ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi dan informasi untuk

(23)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan

yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan

informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam

organisasi (Laudon dan Laudon (2000) dalam Mulyono (2009)). Dalam Mulyono

(2009), Bodnar dan Hopwood (2000) menyatakan bahwa sistem informasi

berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak

yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat.

Penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut dimaksudkan untuk

menghasilkan informasi secara cepat dan akurat.

Sistem informasi adalah suatu sistem yang berkaitan dengan pengumpulan,

penyimpanan, dan pemrosesan data, baik yang dilakukan secara manual maupun

dengan bantuan komputer untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam

pengambilan keputusan (Mulyono, 2009). Salah satu bentuk dari sistem informasi

yang spesifik adalah Sistem Infomasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD),

(24)

10

informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen dalam rangka

mengambil keputusan (Mulyono, 2009).

Jadi SIPKD adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pemerintah

daerah dalam memberikan informasi keuangan sebagai bagian dari sistem

informasi manajemen pemerintah daerah, sehingga dalam penelitian ini

memfokuskan peran SIPKD terhadap organisasi pemerintah adalah bagaimana

SIPKD tersebut berhasil atau diterapkan dalam pelaksanaannya sehingga

berpengaruh positif terhadap perilaku dan kinerja penggunanya. Dengan kata lain,

apa yang dimaksud kesuksesan dari sistem informasi tersebut dan bagaimana

membuat sistem informasi menjadi sukses (Jogiyanto, 2007).

2.2.

Keberhasilan Sistem Informasi

Proses implementasi suatu sistem informasi diharapkan dapat berjalan secara

efektif, hal inilah yang kemudian menandakan bahwa pengembangan

implementasi sistem informasi tersebut menjadi sukses. Menurut Laudon dan

Laudon (2000) dalam Radityo dan Zulaikha (2007), menggambarkan kesuksesan

sistem merupakan hal yang sulit. Penggunaan analisis biaya-manfaat tidak dapat

dilakukan secara sempurna karena tidak semua manfaat bisa dikuantifikasi.

Radityo dan Zulaikha (2007) berpendapat, banyak penelitian (Ives dkk., 1983;

Bailey dan Pearson, 1983; Doll dan Torkzadeh, 1988; Seddon dan Yiew, 1992;

Mahmood dkk. 2000; Doll dkk. 2004; Livari, 2004; Landrum dan Prybutok,

2004), kesuksesan sistem informasi diproksikan oleh kepuasan pengguna

(user

satisfaction)

. Namun, penggunaan kepuasan pengguna sebagai proksi ini

(25)

11

Mereka dengan kritis mengungkapkan kepuasan tidak akan bermakna banyak

ketika sistem itu tidak menyebabkan peningkatan kinerja individu dan organisasi

(Radityo dan Zulaikha, 2007).

Berdasarkan kritik tersebut, Laudon dan Laudon (2000) dalam Radityo dan

Zulaikha (2007) menentukan 5 variabel untuk mengukur kesuksesan sistem

informasi. Variabel-variabel tersebut adalah tingkat penggunaan yang tinggi

(high

level of system use)

, kepuasan pengguna terhadap sistem

(user satisfaction on

system)

, sikap yang positif

(favorable attitude)

pengguna terhadap sistem tersebut,

tercapainya tujuan sistem informasi

(achieved objectives )

, dan timbal balik

keuangan

(financial payoff)

. Selain Laudon dan Laudon (2000), DeLone dan

McLean (1992) dalam Radityo dan Zulaikha (2007) juga menyusun model untuk

menggambarkan kesuksesan sistem informasi. Meskipun tulisan DeLone dan

McLean (1992) disusun sebelum kritik Markus dan Keil (1994), DeLone dan

McLean telah memasukkan

individual impact

dan

organizational performance

dalam model mereka tentang kesuksesan sistem informasi (Radityo dan Zulaikha,

2007).

2.3.

Model Keberhasilan Sistem Informasi

Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor apa

saja yang menyebabkan kesuksesan dalam suatu sistem informasi. Salah satu

penelitian yang terkenal adalah penelitian yang dilakukan oleh DeLone and

McLean (1992). Model kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan oleh

(26)

12

karena menurut mereka model ini merupakan model yang sederhana namun

dianggap cukup valid.

Mengacu pada penelitian Mulyono (2009)

D&M IS Success Model

sebenarnya

mempunyai enam dimensi antara lain kualitas sistem, kualitas informasi,

kepuasan pemakai, intensitas penggunaan, dampak individu, dan dampak

organisasi. Kualitas sistem dan kualitas informasi merupakan dua dimensi

pertama pada

D&M IS Success Model

, yang mana kualitas sistem mencerminkan

kualitas produk dari aplikasi sistem informasinya dan kualitas informasi

mencerminkan kualitas

output

yang dihasilkan oleh aplikasi sistem informasi.

Kedua kualitas tersebut, menentukan sikap dari pemakainya sebagai penerima

informasinya. Penggunaan sistem dan informasinya akan mempunyai pengaruh

pada pemakainya dan pada sistemnya. Pengaruh pada pemakainya akan

menentukan kepuasan dari pemakainya dan dampak pada individualnya. Pengaruh

dari sistemnya akan mempengaruhi dampak organisasinya.

Pada model DeLone dan McLean atau yang lebih dikenal dengan

D&M IS

Success

ini, dimensi-dimensi kesuksesannya saling berkaitan.

System quality

dan

information quality

merupakan prediktor yang signifikan bagi

user satisfaction

.

System quality

dan

information quality

merupakan prediktor yang signifikan

terhadap

intended use

.

User satisfaction

merupakan prediktor yang signifikan

untuk

intended use

dan

individual impact

.

Intended use

juga merupakan prediktor

yang signifikan terhadap

user satisfaction

dan

individual impact

. Lalu,

individual

impact

berpengaruh terhadap kinerja organisasi

(organizational impact)

(Radityo

(27)

13

Gambar 2.1

Model DeLone dan McLean

Sumber: Delone dan McLean (1992)

Model kesuksesan Delone dan McLean (1992) didasarkan pada proses dan

hubungan kausal dari dimensi-dimensi di model. Model kesuksesan sistem Delone

McLean ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran kesuksesan sistem

informasi secara terpisah, tetapi mengukurnya secara keseluruhan dengan variabel

yang satu mempengaruhi variabel yang lainnya.

Banyaknya penelitian yang mendukung model kesuksesan sistem informasi

DeLone dan McLean membuat McGill dkk. melakukan penelitian untuk menguji

konsistensi model kesuksesan DeLone dan McLean. McGill, Hobbs, dan Klobas

(2003) mencoba membuat sedikit modifikasi pada model kesuksesan sistem

informasi yang telah dibuat DeLone dan McLean (1992). McGill, dkk. (2003)

membuat dua perubahan pada model DeLone dan McLean. Pertama, konstruk

(variabel) kualitas sistem dipecah menjadi dua yaitu, variabel kualitas sistem dan

persepsi kualitas sistem. Menurut Edberg dan Bowman (1996) dalam Tjakrawala

dan Cahyo (2010), konstruk kualitas sistem pada model kesuksesan sistem

System

Quality Use

Information Quality

User Satisfaction

Individual Impact

(28)

14

DeLone dan McLean mengandung dua pengukuran, yaitu secara objektif dan

subjektif. Selain itu, Edberg dan Bowman (1996) dalam McGill dkk (2003)

mengungkapkan pemisahan variabel kualitas sistem dan persepsi kualitas sistem

dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap kemampuan pengguna akhir yang

sekaligus sebagai pengembang (

developers

)

software

akuntansi untuk membuat

justifikasi atas kualitas sistem. Oleh karena itu, persepsi kualitas sistem dan

kualitas sistem dispesifikasi secara terpisah.

Modifikasi yang kedua adalah menghilangkan arah panah dari penggunaan

(use)

terhadap variabel kepuasan pengguna

(user satisfaction).

Menurut Baroudi,

Olson, dan Ives (1986) dalam McGill, dkk. (2003) mengemukakan bahwa pada

penelitian sebelumnya menunjukkan kepuasan pengguna berpengaruh terhadap

penggunaan sistem dan bukan sebaliknya, sehingga jalur kausal antara kepuasan

pengguna dan penggunaan ditentukan dengan satu arah bukan dengan arah yang

bolak-balik. Igbaria dan Tan (1997) dalam McGill dkk. (2003) juga menemukan

pengaruh yang signifikan dari kepuasan pengguna

(user satisfaction)

terhadap

penggunaan sistem

(usage sistem).

Penelitian yang dilakukan oleh Fraser dan

Salter (1995) dalam McGill dkk. (2003) juga mengemukakan hal yang sama.

Modifikasi yang dilakukan McGill dkk. (2003) untuk menguji konsistensi model

kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean dapat dilihat dari gambar

(29)

15

Gambar 2.2

Model Delone dan McLean yang Dimodifikasi McGill, dkk.

Sumber: McGill, Hobbs, and Klobas (2003)

Model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean yang dimodifikasi oleh

McGill, dkk. menunjukkan hubungan kausalitas seperti halnya dengan model

kesuksesan sistem informasi yang dihasilkan oleh Delone dan McLean.

System

quality

mempengaruhi secara positif

perceived system quality

.

Information quality

dan

perceived system quality

berpengaruh secara positif terhadap

user

satisfaction

.

Information quality

dan

perceived system quality

berpengaruh secara

positif terhadap

intended use

.

Intended use

dan

user satisfaction

berpengaruh

secara positif terhadap

individual impact

. Dan

individual impact

berpengaruh

positif terhadap

organizational impact

.

2.4.

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Kebutuhan akan sistem informasi yaitu aplikasi SIPKD disampaikan oleh

Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan untuk menunjang

percepatan

transfer

data antara pemerintah pusat dan daerah, kebutuhan akan

sistem informasi ini akhirnya disetujui oleh pemerintah, dan pembiayaan

(30)

16

pelaksanaan untuk pengembangan aplikasi SIPKD ini berasal dari dana pinjaman

ADB (Asian Development Bank). Mulai dari proses analisa, rancangan,

pengembangan, implementasi, dan evaluasi dilakukan melalui kerjasama antara

Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri dengan

INACON Joint Venture USADI, selaku mitra konsultan yang telah ditunjuk

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (http://usadi.co.id).

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Merupakan aplikasi

yang dibangun oleh Ditjen Keuangan Daerah Kemendagri dalam rangka

percepatan transfer data dan efisiensi dalam penghimpunan data keuangan daerah.

Aplikasi SIPKD diolah oleh Subdit Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah pada

Direktorat Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

(http://kemendagri.go.id).

SIPKD merupakan seperangkat aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat

bantu dalam meningkatkan efektivitas implementasi berbagai regulasi bidang

pengelolaan keuangan daerah yang didasarkan pada asas efisiensi, ekonomis,

efektif, transparan, akuntabel dan auditabel (http://usadi.co.id). Oleh karena itu

SIPKD merupakan salah satu bentuk kebijakan yang dilakukan Kementerian

Dalam Negeri terhadap pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan

daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan persamaan persepsi dalam

penyampaian dan penerapan berbagai peraturan perundang-perundangan dalam

(31)

17

2.5.

Hipotesis

2.5.1

Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Persepsi Kualitas Sistem

Kualitas sistem informasi merupakan karakteristik dari informasi yang melekat

mengenai sistem itu sendiri (DeLone dan McLean (1992) dalam Istianingsih dan

Utami (2009)). Kualitas sistem informasi juga didefinisikan Davis et.al (1989) dan

Chin dan Todd (1995) dalam Istianingsih dan Utami (2009) sebagai

perceived

ease of use

yang merupakan tingkat seberapa besar teknologi komputer dirasakan

relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Sejalan dengan penelitian tersebut

dapat disimpulkan, jika pemakai sistem informasi merasa bahwa sistem tersebut

mudah untuk digunakan, maka mereka tidak memerlukan usaha yang banyak

untuk menggunakannya. Selain itu, kemudahan penggunaan sistem informasi juga

akan berdampak pada penggunaan waktu yang diperlukan, yaitu menjadi lebih

cepat. Yang artinya pengguna sistem informasi memliki lebih banyak waktu untuk

mengerjakan hal lain yang kemungkinan akan meningkatkan kinerja mereka

secara keseluruhan.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjakrawala dan Cahyo

(2010) semakin baik kualitas sistem di dalam suatu pengimplementasian

software

akuntansi, maka akan meningkatkan antusiasme penggunanya yang juga berperan

sebagai pengembang (

developer

), yang tercermin lewat meningkatnya nilai

persepsi atas kualitas sistem, sehingga pada akhirnya memberikan kontribusi

terhadap keberhasilan implementasi dari

software

akuntansi tersebut.

(32)

18

2.5.2

Pengaruh Persepsi Kualitas Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna

Akhir

Modifikasi yang dilakukan oleh McGill, dkk. (2003) pada model kesuksesan

sistem informasi yang telah dibuat DeLone dan McLean (1992) seolah-olah telah

memunculkan variabel baru yaitu persepsi kualitas sistem. Salah satu modifikasi

McGill, dkk. (2003) adalah memecah konstruk (variabel) kualitas sistem menjadi

dua yaitu, variabel kualitas sistem dan persepsi kualitas sistem. Edberg dan

Bowman (1996) dalam McGill dkk (2003) mengungkapkan pemisahan variabel

kualitas sistem dan persepsi kualitas sistem dilakukan karena adanya

kekhawatiran terhadap kemampuan pengguna akhir

software

yang sekaligus

berperan sebagai pengembang (

developers

)

software

akuntansi untuk membuat

pertimbangan atas kualitas sistem. Oleh karena itu, persepsi kualitas sistem dan

kualitas sistem dispesifikasi secara terpisah.

Penelitian McGill dkk. (2003) berhasil memberi bukti adanya pengaruh yang

signifikan antara persepsi kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna akhir. Hal

ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjakrawala dan Cahyo

(2010) yang menunjukkan bahwa persepsi kualitas sistem mempunyai pengaruh

yang positif signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir. Penekanan atas aspek

persepsi kualitas sistem di dalam suatu pengimplementasian

software

akuntansi,

akan meningkatkan kepuasan penggunanya, yang tercermin lewat meningkatnya

nilai kepuasan pengguna akhir, sehingga pada akhirnya memberikan kontribusi

terhadap keberhasilan implementasi dari

software

akuntansi tersebut (Tjakrawala

(33)

19

H2

: Persepsi kualitas sistem memiliki pengaruh positif terhadap

kepuasan pengguna akhir.

2.5.3

Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir

Semakin baik kualitas informasi, akan semakin tepat pula keputusan yang

diambil. Apabila informasi yang dihasilkan tidak berkualitas, maka akan

berpengaruh negatif pada kepuasan pemakai (Istianingsih dan Utami, 2009). Hal

ini sejalan dengan Seddon dan Kiew (1996) dalam Istianingsih dan Utami (2009)

yang telah melakukan pengujian mengenai pengaruh dari kualitas informasi ini

terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Hasil pengujian mereka

menunjukkan bahwa kualitas informasi berhubungan positif dengan kepuasan

pengguna akhir sistem informasi.

Menurut Istianingsih dan Utami (2009) pengguna sistem informasi tentunya

berharap bahwa dengan menggunakan sistem tersebut mereka akan memperoleh

informasi yang mereka butuhkan. Karakteristik informasi yang dihasilkan suatu

sistem informasi tertentu, dapat saja berbeda dengan informasi dari sistem

informasi yang lain. Menurut Istianingsih dan Utami (2009) sistem informasi

yang mampu menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan,

dan relevan serta memenuhi kriteria dan ukuran lain tentang kualitas informasi,

akan berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya. Semakin tinggi kualitas

informasi yang mampu menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai

kebutuhan, dan relevan serta memenuhi kriteria dan ukuran lain tentang kualitas

informasi, akan berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya (Istianingsih dan

(34)

20

informasi, diprediksi akan berpengaruh terhadap semakin tingginya kepuasan

pengguna akhir suatu sistem informasi.

H3

: Kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna akhir.

2.5.4

Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Terhadap Penggunaan Sistem

DeLone dan McLean (1992) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

user

satisfaction

(kepuasan pengguna akhir) merupakan prediktor yang signifikan bagi

intended use

(penggunaan sistem). Menurut Radityo dan Zulaikha (2007)

Tingginya derajat manfaat yang diperoleh dari suatu sistem informasi yang baik,

akan menimbulkan kepuasan pengguna akhir sehingga pengguna sistem informasi

tidak enggan untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Hal ini ditandai

dengan intensitas pemakaian sistem yang meningkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik kualitas sistem dan kualitas

output

sistem yang diberikan, misalnya dengan cepatnya waktu untuk mengakses, dan

kegunaan dari

output

sistem, yang mengakibatkan kepuasan pengguna akhir

meningkat, maka akan menyebabkan pengguna tidak merasa enggan untuk

melakukan pemakaian kembali (

reuse

) (Radityo dan Zulaikha, 2007). Dengan

demikian intensitas pemakaian sistem akan meningkat.

(35)

21

2.5.5

Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Penggunaan Sistem

Kualitas informasi merupakan kualitas

output

yang berupa informasi yang

dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan (Rai dkk. (2002) dalam

Istianingsih dan Utami (2009)). Semakin baik kualitas

output

sistem informasi

maka akan menimbulkan hasrat untuk menggunakan sistem informasi tersebut.

Penelitian Tjakrawala dan Cahyo (2010) berhasil memberi bukti secara empiris

adanya pengaruh yang signifikan antara kualitas informasi terhadap penggunaan

atas sistem informasi.

Jadi dapat disimpulkan, kualitas output yang baik akan berpengaruh positif

terhadap penggunaan sistem.

H5

: Kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan

sistem.

2.5.6

Pengaruh Persepsi Kualitas Sistem Terhadap Penggunaan Sistem

Selain sebagai

end user

, pengguna akhir juga bertindak sebagai pengembang

(

developer

) suatu sistem informasi. Menurut penelitian McGill dkk. (2003) ada

hubungan antara persepsi kualitas sistem terhadap penggunaan sistem. Penelitian

mereka dilakukan pada lingkungan dimana user juga merupakan

developer

suatu

sistem. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa

ternyata terdapat hubungan positif antara

system quality

dengan

user satisfaction

apabila user tersebut yang merangkap sebagai

developer

sistem.

Berdasarkan Hipotesis ke-4 kenaikan atas kepuasan pengguna akhir nantinya akan

(36)

22

sistem akan berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem

via

variabel

kepuasan pengguna akhir.

H6

: Persepsi kualitas sistem memiliki pengaruh positif terhadap

penggunaan sistem.

2.5.7

Pengaruh Kepuasan Pengguna Akhir Terhadap Dampak Individu

Dampak pemakaian suatu sistem informasi terhadap individu pengguna

(

individual impact

) didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa

dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya (Davis

(1989) dalam Istianingsih dan Utami (2009)). Sementara itu, Seddon (1997)

dalam Istianingsih dan Utami (2009) mendefinisikan kinerja individu ini sebagai

pendapat pengguna atas sistem aplikasi khusus yang digunakan dalam

meningkatkan kinerja mereka di dalam organisasi.

Sejalan dengan penelitian-penelitian tersebut Livari (2005) dalam Istianingsih dan

Utami (2009), juga melakukan penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi

yang baru diterapkan terhadap pengguna sistem informasi di satu organisasi yang

bersifat

mandatory

. Hasil penelitiannya untuk hubungan variabel

user satisfaction

dengan

individual impact

menunjukkan adanya pengaruh positif dari kedua

variabel tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan, jika seseorang merasa puas terhadap sistem

informasi yang digunakan, maka mereka akan cenderung untuk merasa nyaman

dan aman selama bekerja dengan menggunakan sistem tersebut sehingga mereka

(37)

23

2009). Diprediksi bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan pengguna akan suatu

sistem informasi, maka akan semakin tinggi juga kinerja mereka.

H7

: Kepuasan pengguna akhir memiliki pengaruh positif terhadap

dampak individu

2.5.8

Pengaruh Penggunaan Sistem Terhadap Dampak individu

Penggunaan sistem informasi yang telah dikembangkan mengacu pada seberapa

sering pengguna memakai sistem informasi. Semakin sering pengguna memakai

sistem informasi, biasanya diikuti oleh semakin banyak tingkat pembelajaran

(

degree of learning

) yang didapat pengguna mengenai sistem informasi (McGill

dkk. (2005) dalam Radityo dan Zulaikha (2007)). Peningkatan derajat

pembelajaran ini merupakan salah satu indikator bahwa terdapat pengaruh

keberadaan sistem terhadap kualitas pengguna (

individual impact

).

Jadi, dapat disimpulkan semakin tinggi tingkat penggunaan akan suatu sistem

informasi maka akan semakin tinggi pula kinerja mereka.

(38)

24

2.6.

Model Penelitian

[image:38.595.117.511.175.407.2]

Model penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar berikut:

Gambar 2.3

Model Penelitian

Sumber: Adaptasi dari McGill, Hobbs, dan Klobas (2003)

System Quality

Perceived System Quality

Information Quality

User Satisfaction

Intended Use

Individual Impact

H1 H6

H5

H2

H3

H4

H8

(39)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.

Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang

diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Objek penelitian adalah

semua pengguna akhir sistem (

end-user

) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD) Kabupaten Lampung Timur. Pengguna

akhir yang dimaksud merupakan pegawai bagian operasional atau pegawai yang

berhubungan langsung dengan pelaporan. Pegawai operasional ini yang nanti akan

menjadi responden dalam pengisian kuesioner. Tujuan dipilihnya pegawai

operasional adalah karena pegawai operasional lebih mengetahui kelemahan dan

kelebihan yang dimiliki oleh aplikasi operasional dimana responden bekerja.

Yang dimaksud pegawai operasional dalam penelitian ini adalah Staf Bidang

Akuntansi dan Pelaporan dan Staf Bidang Aset, dari tiap Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)

3.2.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna sistem informasi berupa aplikasi

operasional Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) pada

(40)

26

keuangan, baik bendahara penerimaan maupun bendahara pengeluaran dan

bendahara barang di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan

Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang berhubungan langsung dengan

kegiatan operasional pelaporan. Responden yang akan diberi kuesioner adalah

pegawai yang bekerja pada bagian yang berhubungan langsung dengan aplikasi

SIPKD. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner

yang sebelumnya telah digunakan dalam penelitian Tjakrawala dan Cahyo (2010).

Kuesioner tersebut merupakan hasil adaptasi model DeLone dan McLean (1992)

yang telah dimodifikasi oleh McGill, dkk. (2003).

Metode pemilihan sampel penelitian ini adalah

purposive sampling

yang

merupakan metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria tertentu

(Sekaran, 2003). Kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Pendidikan responden minimal D3 dan bidang pekerjaan yang menjadi

tanggung jawab responden harus pada bagian pengguna akhir (

end-user)

SIPKD.

2.

Bidang pekerjaan tersebut berhubungan langsung dengan penggunaan

aplikasi dimana responden bekerja.

3.

Penelitian ini dilakukan menggunakan periode pengamatan sampel data

pada tahun 2014.

4.

Periode penelitian ini adalah kurun waktu dari penyebaran hingga

(41)

27

3.3.

Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2007). Variabel dalam penelitian

ini dapat diklasifikasikan menjadi:

1.

Variabel eksogen, yakni variabel yang tidak dipengaruhi atau diprediksi

oleh variabel lain dalam model. Variabel eksogen dikenal juga sebagai

independent variable

. Dalam penelitian ini variabel eksogen adalah

kualitas sistem (X1) dan kualitas informasi (X2).

2.

Variabel endogen, yakni variabel yang dipengaruhi atau diprediksikan oleh

satu atau beberapa variabel yang lain dalam model. Variabel endogen

dikenal juga sebagai

dependent variable

. Dalam penelitian ini variabel

endogen adalah persepsi kualitas sistem (Y1), penggunaan sistem (Y2),

kepuasan pengguna akhir (Y3), serta dampak individu (Y4).

3.

Variabel mediasi atau

intervening

secara teoritis adalah variabel yang

mempengaruhi hubungan dependen dan independen menjadi hubungan

langsung dan tidak langsung yang dapat diamati dan diukur. Dalam

penelitian ini yang merupakan variabel mediasi adalah persepsi kualitas

sistem, kepuasan pengguna akhir, dan penggunaan sistem. Terdapat

delapan kondisi dimana ketiga variabel ini bertindak sebagai variabel

mediasi. Untuk penjelasan lebih lanjut disajikan pada bagian pembahasan.

Variabel operasional dalam penelitian ini dapat juga disebut dengan variabel

latent

atau konstruk (Ghozali, 2008), yaitu variabel yang tidak dapat diukur secara

(42)

indikator-28

indikator pembentuk variabel

latent

atau konstruk dan untuk masing-masing

variabel dalam penelitian diukur dengan menggunakan skala Likert.

3.3.1.

Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian dari peneliti (Sekaran,

2003). Karakter variabel ini dapat dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel

dependen dapat juga disebut variabel endogen. Variabel endogen yang ada di

dalam model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean yang

dimodifikasi McGill, dkk. (2003) adalah persepsi kualitas sistem, kepuasan

pengguna akhir, intensitas penggunaan dan dampak individu.

3.3.1.1.

Persepsi Kualitas Sistem

Persepsi kualitas sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pesepsi

pengguna akan dampak dari penggunaan aplikasi SIPKD terhadap peningkatan

kinerja dari para pengguna akhir. Persepsi kualitas sistem dalam

path diagram

penelitian ini disingkat PKS. Variabel ini diukur dengan 4 pertanyaan dengan 5

skala Likert dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju, yaitu 1 berarti sangat

tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti setuju

(S), 5 berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas

aplikasi SIPKD semakin tinggi berdasarkan persepsi awal pemakai.

3.3.1.2.

Kepuasan Pengguna Akhir

Kepuasan pengguna akhir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tanggapan

dari pengguna aplikasi SIPKD atas aplikasi dan

output-

nya. Kepuasan pengguna

akhir dalam

path diagram

penelitian ini disingkat KPA. Variabel ini diukur

(43)

29

setuju. Skala ini ditunjukkan dengan kriteria berikut: angka 1 berarti sangat tidak

setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti setuju (S), 5

berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti aplikasi

SIPKD yang ada semakin berhasil memenuhi kebutuhan para penggunanya.

3.3.1.3.

Intensitas Penggunaan

Penggunaan sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan

aplikasi SIPKD oleh pengguna akhir atas kesadaran dan keinginannya sendiri.

Pemakaian sistem dalam

path diagram

penelitian ini disingkat PS. Variabel ini

diukur dengan 2 pertanyaan dengan 5 skala Likert dari sangat tidak setuju sampai

sangat setuju. Skala ini ditunjukkan dengan kriteria berikut: angka 1 berarti

sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti

setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti

frekuensi penggunaan aplikasi SIPKD oleh pengguna akhir semakin tinggi.

3.3.1.4.

Dampak Individu

Dampak individu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dampak aplikasi

SIPKD terhadap perilaku dan kinerja penggunanya. Variabel dampak individu

dalam

path diagram

penelitian ini disingkat DKI. Variabel ini diukur dengan 2

pertanyaan dengan 5 skala Likert dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.

Skala ini ditunjukkan dengan kriteria berikut: angka 1 berarti sangat tidak setuju

(STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti setuju (S), 5

berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti keberadaan

(44)

30

3.3.2.

Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel dependen, baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2003). Variabel

independen disebut juga variabel eksogen karena variabel ini tidak dipengaruhi

oleh variabel sebelumnya (Ghozali, 2007). Variabel eksogen di dalam penelitian

ini adalah:

3.3.2.1.

Kualitas Sistem

Kualitas sistem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keakurasian dan

efisiensi dari aplikasi SIPKD yang berperan dalam menghasilkan informasi.

Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas sistem (aplikasi SIPKD)

adalah indikator yang digunakan dalam penelitian Radityo dan Zulaikha (2007)

yaitu: 1. kemudahan untuk menggunakan (

ease to use

), 2. kemudahan untuk

diakses (

system flexibility

), 3. kecepatan akses (

response time

), 4. ketahanan dari

kerusakan (

realibility

), 5. keamanan sistem (

security

). Kualitas sistem dalam

path

diagram

penelitian ini disingkat KS. Variabel ini diukur dengan 14 pertanyaan

dengan 5 skala Likert dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju, yaitu 1 berarti

sangat tidak setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti

setuju (S), 5 berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti

kualitas aplikasi SIPKD semakin tinggi berdasarkan pengalaman si pengguna.

3.3.2.2.

Kualitas Informasi

Kualitas informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi pengguna,

akan seberapa jauh aplikasi SIPKD mampu untuk menyampaikan pesan yang

(45)

31

Menurut Seddon (1997) dalam Tjakrawala dan Cahyo (2010), kualitas informasi

difokuskan pada relevansi, kecepatan yang diperoleh untuk mendapatkan

informasi, dan konsistensi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi.

Kualitas informasi dalam

path diagram

penelitian ini disingkat KI. Variabel ini

diukur dengan 6 pertanyaan dengan 5 skala Likert, yaitu 1 berarti sangat tidak

setuju (STS), 2 berarti tidak setuju (TS), 3 berarti netral (N), 4 berarti setuju (S), 5

berarti sangat setuju (SS). Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas

informasi dari aplikasi SIPKD yang ada semakin tinggi berdasarkan persepsi

pemakai.

3.4.

Metode Analisis Data

3.4.1.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsi

variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau

deskripsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (

mean

), deviasi

standar, maksimum, minimum dan

sum

. Pengujian ini dilakukan untuk

mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian (Sugiyono, 2007).

3.4.2.

Analisis Jalur (

Path Analysis

)

Analisis data dilakukan dengan metode

Partial Least Square

(PLS). Pemilihan

metode PLS didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini terdiri dari

variabel laten yang dibentuk dengan indikator reflektif. PLS merupakan metode

analisis yang

powerful

karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak

(46)

32

Sumertajaya, 2008). PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga

dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya

atau untuk pengujian proposisi (Jaya dan Sumertajaya, 2008). PLS juga dapat

digunakan untuk pemodelan

structural

dengan indikator bersifat reflektif ataupun

formatif (Jaya dan Sumertajaya, 2008). PLS adalah sebuah teknik pilihan yang

cocok karena ukuran sampel yang kecil, tidak didasarkan banyak asumsi, data

tidak harus berdistribusi

normal multivariate

(indikator dengan skala kategori,

ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama) (Ghozali,

2008).

3.5.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji

Outer Model

dan uji

Inner Model

pada

tingkat keyakinan 95% dan kesalahan dalam analisis 5%. Penjelasan pengujian

hipotesis sebagai berikut:

3.5.1.

Pengujian

Measurement Model

(

Outer Model

)

Outer model

merupakan model yang menjelaskan hubungan antara variabel lanten

dengan indikator-indikatornya atau bisa dikatakan bahwa

outer model

mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel

latennya. Pengujian model pengukuran (

measurement model

)

digunakan untuk

memvalidasi model penelitian yang dibangun. Dua parameter utama yang

dibangun adalah pengujian validitas konstruk (validitas konvergen dan

diskriminan) dan pengujian konsistensi internal (reliabilitas) konstruk (Jogiyanto,

(47)

33

3.5.1.1.

Uji Validitas Konstruk

Uji validitas konstruk secara umum dapat diukur dengan parameter skor

loading

di model penelitian (

Rule of Thumbs

> 0,7) dan menggunakan parameter

Average

Variance Extracted (AVE

),

Communality

, R

2

, dan

Redudancy

. Skor AVE harus >

0,5, begitu juga dengan skor

Communality

yang harus > 0,5, dan skor

Redudancy

mendekati 1 (Jogiyanto, 2011). Jika skor loading kurang dari 0,5, indikator ini

dapat dihapus dari konstruknya karena indikator ini tidak termuat (

load

) ke

konstruk yang mewakilinya. Jika Skor loading antara 0,5

0,7, sebaiknya tidak

menghapus indikator yang memiliki skor

loading

tersebut sepanjang skor AVE

dan

Communality

indikator tersebut diatas 0,5 (Jogiyanto, 2011).

a.

Uji Validitas Konvergen

Pengujian validitas konvergen data pada penelitian ini menggunakan SmartPLS.

Validitas konvergen dihitung dengan melihat skor

Average Variance Extracted

(AVE

) dan

Communality.

Nilai validitas konvergen sangat baik apabila skor AVE

dan

Communality

di atas 0,5 (Jogiyanto, 2011).

b.

Uji Validitas Diskriminan

Pengukuran dengan metode

Fornell-Larcker

dapat dilakukan dengan

membandingkan

square roots

(akar) dari AVE dengan korelasi antara variabel

laten tersebut, atau dengan melihat skor

cross loading

. Validitas diskriminan

dikatakan baik apabila

square root

atas AVE sepanjang garis diagonal lebih besar

korelasi antara satu konstruk dengan yang lainnya. Selain itu, untuk mengukur

validitas diskriminan menggunakan

cross loadings

semua item harus lebih besar

(48)

34

3.5.1.2.

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan

Partial Least Square

(PLS) untuk

menganalisis

Cronbach’s Alpha

dan

Composite Reliability.

Sesuai dengan aturan

yang lazim dipakai bahwa

Cronbach’s alpha

dan

Composite Reliability

menunjukan tingkat reliabilitas yang cukup baik apabila

Cronbach’s

Alpha

nilainya lebih dari 0,6 dan nilai

Composite Reliability

lebih dari 0,7 (Jogiyanto,

2011).

3.5.2.

Pengujian

Structural Model

(

Inner Model

)

Pengujian model struktural dilakukan untuk memprediksi hubungan kausal antara

variabel latennya atau pengujian hipotesis. Model struktural (

inner model

) dalam

PLS dievaluasi dengan menggunakan R

2

untuk variabel dependen dan nilai

keofisien pada

path

(

β

) beta untuk variabel independen yang kemudian dinilai

signifikansinya berdasarakan nilai T-

statistic

setiap

path

(Jogiyanto, 2011).

Menurut Hartono (2008) dalam Jogiyanto (2011), ukuran signifikansi

keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai T-

table

dan

T-statistics

. Jika nilai T-

statistics

lebih tinggi dibandingkan dengan nilai T-

table

berarti hipotesis diterima. Untuk tingkat keyakinan 95 persen (

alpha

5 persen)

maka nilai T-

table

untuk hipotesis dua ekor (

two-tailed

) adalah

1,96 dan untuk

hipotesis satu ekor (

one-tailed

) adalah

1,64 (Jogiyanto, 2011). Dalam konteks

ini, batas untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan adalah:

Jika : T-

statistics

< T-

table

, maka Hipotesis ditolak

(49)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa

kesimpulan yaitu :

1.

Kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kualitas

sistem. Semakin baik kualitas sistem akan meningkatkan persepsi positif

pengguna sistem atas sistem tersebut.

2.

Persepsi kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pengguna akhir. Semakin baik persepsi yang dirasakan pengguna sistem

maka akan meningkatkan kepuasan pengguna akhir sistem.

3.

Kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pengguna akhir. Semakin baik kualitas informasi akan meningkatkan

kepuasan pemakai sistem.

4.

Kepuasan pengguna akhir berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi

penggunaan sistem. Semakin tinggi tingkat kepuasan yang diperoleh

pengguna akhir, maka semakin tinggi kemungkinan pengguna akhir tersebut

(50)

58

5.

Kualitas informasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penggunaan sistem. Semakin baik kualitas informasi akan meningkatkan

intensitas penggunaan sistem gagal dibuktikan dalam penelitian ini.

6.

Persepsi kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penggunaan sistem. Semakin baik kualitas sistem akan memberikan dampak

positif terhadap persepsi pengguna atas kualitas sistem.

7.

Kepuasan pengguna akhir berpengaruh positif dan signifikan terhadap dampak

individu. Semakin besar kepuasan pengguna akhir akan berdampak

meningkatnya kinerja individual pengguna sistem.

8.

Penggunaan sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap dampak

individu. Semakin besar intensitas penggunaan sistem akan berdampak

meningkatnya kinerja individu.

5.2.

Keterbatasan Penelitian dan Saran

Gambar

Gambar 2.1 Model DeLone dan McLean
Gambar 2.2
Gambar 2.3 Model Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai resistansi antibiotik terhadap bakteri Escherichia coli (E.coli) dan jumlah bakteri koliform dari Ikan Balang di Sungai Batang Arau telah

Sedangkan berdasarkan letak, kandungan, dan kegunaannya dikenal 3 macam lengas/air tanah yaitu (a) air kristal (air yang terdapat dalam suatu struktur kristal batuan, air

[r]

(1998) ideologi etika merupakan faktor utama yang menjelaskan perbedaan-perbedan individu dalam melakukan penilaian etis, ideologi etika dipengaruhi oleh dua karakteristik

Negara yang memiliki sistem ekonomi politik yang inklusif akan berpotensi menjadi negara kaya, sedangkan negara yang memiliki sistem ekonomi politik yang ekstraktif tinggal

b) Prosedur order pembelian c) Prosedur penerimaan barang d) Prosedur penyimpanan barang e) Prosedur pembuatan bukti kas keluar f) Prosedur pencatatan utang.. 2) Sistem pengeluaran

Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pemungkin dengan PHBS pada anak jalanan binaan rumah singgah di Yogyakarta, yang terdiri

Takaran pupuk P untuk tanaman padi sawah pada percobaan lapang sementara diduga aengan menggunakan kurva erapan tanah pada kondisi kering dalam larutan 0,01 M CaCI 2 ,