• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK PROFESI 002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KODE ETIK PROFESI 002"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KODE ETIK PROFESI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Kesehatan

semester V dengan dosen pembimbing dr. M Faisal Siregar, M.M

Disusun oleh:

IIS ANDRIANI

12.305.251

ADE TURYANA

12.305.188

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

K31/12

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai syarat untuk melengkapi nilai Kesehatan Lingkungan, makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa.

Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, para mahasiswa akan mampu menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki penulis.Namun penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua pihak.

Bandung, november 2014

(3)

LEMBAR PENILAIAN

Judul Makalah : Kode Etik Profesi

Dosen Pembimbing : dr. M Faisal Siregar, M.M

Nama Anggota Kelompok : Iis Andriani 12.305.251

Ade Turyana 12.305.188

Dosen Pembimbing

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai sumber daya, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sehingga dapat tersedia pelayanan kesehatan yang efisien, bermutu, dan terjangkau. Hal ini memerlukan dukungan, komitmen, kemauan, dan etika disertai semangat pemberdayaan yang memprioritaskan upaya kesehatan.

Tujuan diatas harus dilakukan secara terarah dan tepat melalui pelayanan manajemen informasi kesehatan yang berbasis pada data dan informasi kesehatan yang berkualitas, terintegrasi dengan bak dan benar yang bersumber dari rekam medis. Dalam Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan pasal 22 mengenai standar profesi dan kewajiban hokum bahwa bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk membuat dan memelihara rekam medis. Oleh karena itu, pendayagunaan rekam medis sebagai sumber informasi utama menjadi semakin mampu memproses pengintegrasian data dan informasi secara lebih akurat, valid, dan cepat.

Munculnya transformasi paradigma rekam medis dari tradisional menjadi manajemen informasi kesehatan pada pertengahan tahun 1990-an merupakan reformasi baru di bidang informasi kesehatan yang dipicu oleh modernisasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pengelolaan rekam medis dengan format rekaman pada kertas (paper based record) menjadi rekam kesehatan yang berazaskan pada butiran informasi berbasis computer (computer based environment) yaitu rekam medis yang berbasis pada informasi dengan menerapkan teknologi informasi kesehatan. Perekam Medis yang professional wajib memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar kompetensi dan kode etik profesi.

1.2 Pokok Permasalahan

(5)

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1.3.1 Ingin mengetahui “Definisi Kode Etik Profesi” ?

1.3.2 Ingin mengetahui “Definisi Kode Etik Perekam Medis” ?

1.3.3 Ingin mengetahui “Definisi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan” ? 1.3.4 Ingin mengetahui “Batasan dan Ruang Lingkup Rekam Medis” ? 1.3.5 Ingin mengetahui “Bentuk Pelayanan Rekam Medis” ?

1.3.6 Ingin mengetahui “Kualifikasi Pendidikan” ?

1.3.7 Ingin mengetahui “Kewajiban Umum Perekam Medis” ?

1.3.8 Ingin mengetahui “Kewajiban Perekam Medis Terhadap Diri Sendri” ? 1.3.9 Ingin mengetahui “Kewajiban Perekam Medis Terhadap Profesi” ?

1.3.10 Ingin mengetahui “Kewajiban Hubungan antar Sesama Anggota Profesi” ?

1.3.11 Ingin mengetahui “Kewajiban dalam Berhubungan dengan Organisasi Profesi dan Institusi lain” ?

(6)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Rekam Medis

Terselenggaranya Manajemen Informasi Kesehatan yang dimulai dari dibuatnya rekam medis secara baik dan benar oleh tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan. Rekam Medis kemudian di kelola secara terencana melalui teknologi informasi dan komunikasi yang berkelanjutan. Adapun beberapa definisi Rekam Medis yaitu :

 Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Keputusan Mentei Kesehatan no. 749 a/tahun 1989)

 Rekam Medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memebrikan pelayanan kepada pasien tersebut (Health Information Management, Ednan K Huffman, 1999)

 Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan (SK Men PAN no. 135/tahun 2002)

Pelayanan informasi kesehatan adalah kegiatan pelayanan penunjang secara professional yang berorientasi pada kebutuhan informasi kesehatan bagi pemberi layanan kesehatan, administrator dan manajemen pada sarana pelayanan kesehatan serta instansi lain yang berkepentingan berdasarkan ilmu pengetahuan teknoloi rekam medis (sintesa ilmu social, epidemiologi, terminology medis, biostatistik, prinsip hokum medis dan teknologi informasi).

Administrator Informasi Kesehatan (Perekam Medis) merupakan profesi yang memfokuskan kegiatannya pada data pelayanan kesehatan dan pengelolaan sember informasi pelayanan kesehatan dengan menjabarkan sifat alami data, struktur dan menterjemahkannya ke berbagai bentuk informasi demi kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perseorangan, pasien dan masyarakat. Maka dari itu Profesi Manajamen Informasi Kesehatan berkewajiban untuk mengumpulkan, mengintegrasikan dan menganalisis data pelayanan kesehatan primer dan sekunder, mendesiminasi informasi, menata sumber informasi bagi kepentingan riset, perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan lintas multi layanan system pelayanan kesehatan yang terintegrasi.

2.2 Kode Etik Profesi

Kode Etik Profesi yaitu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehenshif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

(7)

kesejahteraan nasional dan mempunyai andil yang besar dalam pembangunan sumber daya manusia berkualitas yang dapat mendukung kelangsungan kehidupan bangsa dan terwujudnya cita-cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Maka dari itu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan system dan penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena Rekam Medis dan Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia jabatan, maka Perekam Medis merasa perlu untuk merumuskan pedoman sikap dan perilaku profesi, baik anggota Perhimpunan Profesional Perekam Medis Indonesia (PORMIKI) maupun Perekam Medis lainnya dalam mempertanggung jawabkan segala tindakan profesinya, baik kepada profesi, pasien maupun masyarakat luas.

2.3 Tujuan Umum dan Khusus

 Umum : Meningkatnya kualitas tenaga Perekam Medis sesuai standar kompetensi dan etika profesi dalam manajemen informasi kesehatan yang handal di sarana pelayanan kesehatan di Indonesia.

 Khusus :

 Meningkatnya kemampuan profesi dalam melakukan klasifikasi dan kodefikisasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis

 Meningkatnya kemampuan profesi dalam melakukan keprofesiannya berdasarkan aspek hukum dan etika profesi

 Tersedianya manajemen informasi kesehatan yang efisien dan efektif

 Meningkatnya kemampuan profesi dalam menjaga mutu pelayanan manajemen informasi kesehatan

 Meningkatnya kemampuan profesi dalam menganalisis data dan menyajikan statistik kesehatan

 Meningkatnya kemampuan profesi dalam mengolan unit kerja manajemen informasi kesehatan dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia

 Tersedianya pola kemitraan dan kerjasama tim dalam pelayanan manajemen informasi kesehatan

 Tersedianya sistem pengembangan karir tenaga Perekam Medis

(8)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kode Etik Profesi

Kode Etik Profesi yaitu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehenshif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Bahwa memajukan kesejahteraan umum adalah salah satu tujuan nasional yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia. Kesehatan merupakan salah satu wujud dari kesejahteraan nasional dan mempunyai andil yang besar dalam pembangunan sumber daya manusia berkualitas yang dapat mendukung kelangsungan kehidupan bangsa dan terwujudnya cita-cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Maka dari itu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan system dan penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena Rekam Medis dan Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia jabatan, maka Perekam Medis merasa perlu untuk merumuskan pedoman sikap dan perilaku profesi, baik anggota Perhimpunan Profesional Perekam Medis Indonesia (PORMIKI) maupun Perekam Medis lainnya dalam mempertanggung jawabkan segala tindakan profesinya, baik kepada profesi, pasien maupun masyarakat luas.

3.2 Kode Etik Perekam Medis

Pedoman sikap dan perilaku Perekam Medis dalam menjalankan serta mempertanggung jawabkan segala tindakan profesinya baik kepada profesi, pasien, maupun masyarakat luas.

3.3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sehingga memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan profesi serta mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan pada unit pelayanan kesehatan.

3.4 Batasan dan Ruang Lingkup Rekam Medis

(9)

2. Membuat standard dan pedoman manajemen informasi kesehatan meliputi aspek legal dengan unsur keamanan (safety), kerahasiaan (confidential), sekuritas, privasi serta integritas data

3. Manajemen operasional unit kerja manajemen informasi kesehatan, dibagi berdasarkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menjalankan manajemen informasi kesehatan

3.5 Bentuk Pelayanan Rekam Medis

1. Pelayanan rekam medis berbasis kertas

Rekam medis manual (paper based document) adalah rekam medis yang berisi lembar administrasi dan medis yang diolah di tata/assembling dan disimpan secara manual

2. Pelayanan rekam medis manual dan registrasi komputerisasi

Rekam medis berbasis komputerisasi, namun masih terbatas pada system pendaftaran (admission), data pasien masuk (transfer) dan pasien keluar termasuk meninggal (discharge). Pengolahan masih terbatas pada system registrasi secara komputerisasi. Sedangkan lembar administrasi dan medis yang diolah secara manual.

3. Pelayanan Manajemen Informasi Kesehatan terbatas

Pelayanan rekam medis yang diolah menjadi informasi dan pengelolaannya secara komputerisasi yang berjalan dalam satu system secara otomatis di unit kerja manajemen informasi kesehatan

4. Pelayanan Sistem Informasi Terpadu

Computerized Patient Record (CPR), yang disusun dengan mengambil dokumen langsung dari system image struktur system dokumen yang telah berubah

5. Pelayanan MIK dengan Rekam Kesehatan Elektronik (WAN)

Sistem pendokumentasian telah berubah dari Electronic Medical Record (EMR) menjadi Electronic Patient Record sampai dengan tingkat yang paling akhir dari pengembangan Health Information System yakni EHR (Electronic Health Record)-Rekam Kesehatan Elektronik

3.6 Kualifikasi Pendidikan

a) Diploma 3 (D3) Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang ditempuh selama 6 semester, dengan gelar Ahli Madya

b) Diploma 4 (D4) Manajemen Informasi Kesehatan yang ditempuh selama 8 semester, dengan gelar Sarjana Sains Terapan MIK

c) Strata 1 (S1) Manajemen Informasi Kesehatan yang ditempuh selama 8 semester, dengan gelar Sarjana Manajemen Informasi Kesehatan

d) Strata 2 (S2) Manajemen Informasi Kesehatan yang ditempuh selama 4 semester, dengan gelar Magister Manajemen Informasi Kesehatan

3.7 Kewajiban Umum Perekam Medis

1. Di dalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis selalu bertindak demi kehormatan diri, profesi dan Organisasi PORMIKI

(10)

3. Perekam Medis lebih mengutamakan pelayanan daripada kepentingan pribadi dan selalu berusaha memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu

4. Perekam Medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi yang terkandung di dalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen, ketetapan pimpinan institusi dan peraturan perundangan yang berlaku

5. Perekam Medis selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas informasi pasien yang terkait dengan identitas individu atau social

6. Perekam Medis wajib melaksanakan tugas yang dipercayai pimpinan kepadanya dengan penuh tanggung jawab, teliti, dan akurat

7. Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :

 Menerima ajakan kerjasama seseorang/organisasi untuk melakukan pekerjaan yang menyimpang dari ketetapan/peraturan yang berlaku.

 Menyebarluaskan informasi yang terkandung dalam laporan rekam medis yang dapat merusak citra profesi rekam medis dan informasi kesehatan, profesi lain, institusi.

 Menerima imbalan jasa yang melebihi ketentuan yang berlaku dan atau tidak sesuai dengan jasa yang diberikan.

8. Berusaha untuk selalu meningkatkan pengetahuan kemampuan professional, baik anggota maupun organisasi, melalui upaya peningkatan diri secara berkelanjutan dan melalui penerapan ilmu dan teknologi mutahir rekam medis dan informasi kesehatan

3.8 Kewajiban Perekam Medis Terhadap Diri Sendiri

1. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan harus selalu menjaga kesehatan dirinya agar dapat bekerja secara baik

2. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan harus selalu mengikuti perkembangan rekam medis dan informasi kesehatan khususnya dan praktek kesehatan pada umumnya

3.9 Kewajiban Perekam Medis Terhadap Profesi

1. Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari Kode Etik Profesi

2. Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan 3. Perekam Medis wajib berpartisipasi aktid dan berupaya mengembangkan serta

meningkatkan citra profesi

4. Perekam Medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan kebijakan organisasi profesi

3.10 Kewajiban Hubungan antar Sesama Anggota Profesi

(11)

2. Selalu berusaha menciptakan suasana kerjasama tim antar anggota profesi rekam medis dan informasi kesehatan demi kemajuan rekam medis dan informasi kesehatan, citra baik profesi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

3. Berpartisipasi dalam upaya mengembangkan dan memperkuat anggota profesi untuk mewakili penampilan profesi secara baik di masyarakat

4. Menyerahkan jabatan atau kedudukan dalam suatu posisi dalam organisasi secara terhormat kepada pejabat baru yang dipilih

3.11 Kewajiban dalam Berhubungan dengan Organisasi Profesi dan Institusi lain

1. Secara jujur memberikan informasi tentang identitas diri, kredensial profesi, pendidikan dan pengalaman serta rangkapan minat dalam setiap pengadaan perjanjian kerja atau pemberitahuan yang berkaitan

2. Menjalin hubungan yang baik dengan organisasi pemerintah dan organisasi profesi lainnya dalam rangka meningkatkan mutu profesi rekam medis dan informasi kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan

3.12 Perbuatan atau Tindakan yang bertentangan dengan Kode Etik Profesi dan Peningkatan Pengetahuan dan Kemampuan

 Perbuatan atau Tindakan yang bertentangan dengan kode etik :

1. Menerima ajakan kerjasama seseorang / orang untuk melakukan pekerjaan yang menyimpang dari standar profesi yang berlaku

2. Menyebarluaskan informasi yang terkandung dalam rekam medis yang dapat merusak citra Perekam Medis

3. Menerima imbalan jasa dalam bentuk apapun atas tindakan no 1 dan 2

 Peningkatan Pengetahuan dan Kemampuan

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan professional, baik anggota maupun organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

KESIMPULAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, S., 2002, Hukum Kesehatan, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Soekanto. S., dan Herkunanto, 1987, Pengantar Hukum Kesehatan, Remadja Karya, Bandung.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini merekomendasikan untuk mengedukasi kepala keluarga dalam rangka kesehatan melalui kegiatan konseling terpadu yang membahas isu seputar perilaku merokok,

Cakupan penemuan dan penanganan penderita diare pada tahun 2016 adalah 132,64%, hal ini diperoleh dari jumlah kasus diare yang ditemukan dan ditangani 17.768

Tujuan umum penelitian ini adalah mengkaji pola konsumsi buah dan sayur pada anak sekolah dasar (SD) menurut status sosial ekonomi berbeda yaitu SD akreditasi A

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi ion kalsium pada saliva sebelum, sesudah mengunyah 3 menit, dan setelah 5 menit perlakuan pada kelompok

Konsentrasi doping berpengaruh terhadap intensitas emisi material luminisensi ZnO:Zn yaitu semakin tinggi konsentrasi doping semakin tinggi pula intensitas emisi