ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KLAS IIA LUBUKLINGGAU
Irma Idayati1, Rio Fernando2
Dosen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas
Abstrak
Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIa Lubuklinggau”. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh objek penelitian berjumlah 43 pegawai. Sampel penelitian berjumlah 43 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan kuisioner. Hasil penelitian adalah Budaya Organisasi dan Iklim Organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai, diperoleh nilai b1 = 0,079 dan b2 = 0,654 serta nilai a = 22,729 kemudian nilai a dan b1, b2 disusun kedalam persamaan regresi linear berganda Y = a + b1X1 + b2X2, maka persamaan regresinya adalah : Y = 22,729 + 0,079X1 + 0,654X2. Nilai koefisien determinan (R2) yang diperoleh, adalah sebesar 0,667, dapat diartikan bahwa variasi perubahan nilai variabel terikat (kepuasan kerja) dapat dijelaskan oleh seluruh variabel bebas (Budaya organisasi dan Iklim Organisasi) secara bersama-sama (simultan) sebesar 66,7% dan sisanya sebesar 33,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain seperti pengawasan, lingkungan kerja, keterampilan, dan kemampuan kerja. Pengujian hipotesis dengan uji F memperoleh nilai Fhitung > Ftabel (9.793 > 3,23) pada taraf signifikansi 5%, maka Budaya organisasi dan Iklim Organisasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIa Lubuklinggau. Hal ini berarti Budaya organisasi dan Iklim Organisasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
Kata Kunci :Budaya Organisasi dan Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja Pegawai
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Lembaga Pemasyarakatan
merupakan Unit Pelaksana Teknis di
bawah Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen
Kehakiman). Penghuni Lembaga
Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan, maksudnya orang tersebut masih berada dalam proses peradilan dan belum
ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim. Pegawai negeri sipil yang menangani pembinaan narapidana dan tahanan di lembaga pemasyarakatan disebut Petugas Pemasyarakatan, atau dahulu lebih dikenal dengan istilah sipir penjara.
Pemasyarakatan Klas IIA Lubuklinggau memiliki berbagai pegawai yang berasal dari tempat tinggal dan kebiasaan yang beragam sehingga mempengaruhi akan budaya organisasi yang ada serta iklim organisasi yang ada.
Observasi awal peneliti menemukan bahwa budaya organisasi terlihat bahwa pegawai belum profesinya, belum beradaptasi dengan rekan kerja dan lingkungan kerjanya dan pegawai belum tanggap terhadap kebijakan pimpinannya. Segi budaya organisasi terlihat bahwa pegawai kurang memahami tugas pokok dari lembaga, kurangnya konsistensi pegawai terhadap pekerjaan yang diberikan, dan pegawai kurang dapat menyesuaikan diri antara kebiasaan di rumah dan di kantor. Segi iklim organisasi yaitu masih adanya persaingan antar pegawai dalam bekerja yaitu saling berusaha untuk menjadi yang terbaik, kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang masih terbawa ke lingkungan kantor dan masih ada pegawai yang kurang memahami teknologi yang ada yaitu kurang paham dalam menggunakan komputer dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lubuklinggau.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di atas maka dapat dirumuskan masalah Yaitu : adakah pengaruh antara budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lubuklinggau?.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pengaruh
budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lubuklinggau.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah : sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang ingin mempelajari masalah Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya tentang masalah gaya budaya organisasi dalam menekan Kepuasan Kerja pegawai. Semoga dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lubuklinggau untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Budaya organisasi
Davis dan Newstrom (dalam Mangkunegara, 2010:113) mengatakan
bahwa “organizational culture is the set of assumptions, belief, values, and norms that is shared among its members”
(Budaya organisasi adalah seperangkat dari pandangan, kepercayaan, nilai dan norma yang tercipta dari anggota-anggota). Lebih lanjut Schermerhon
mengemukakan bahwa “organizational culture is the system of shared beliefs and values that develops within an organization and guides the behavior of its members” (Budaya organisasi adalah
sistem dari kepercayaan dan nilai yang dikembangkan dengan sebuah organisasi dan petunjuk dari kebiasaan dari anggota-anggotanya).
2.2 Pengertian Iklim Organisasi
Menciptakan sebuah iklim
berbagai pekerja yang dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari waktu ke waktu dan dari satu pekerja ke pekerja yang lain (Sunyoto, 2012:52).
1.3 Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang-baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif-tentang pekerjaannya (Siagian, 2012:295). Kepuasan adalah perasaan puas pelanggan timbul ketika konsumen membandingkan
persepsi mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan mereka. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kekecewaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Dari beberapa uraian tersebut dapat diketahui bahwa kepuasan konsumen dihasilkan dari proses perbandingan antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya, yang menghasilkan disconfirmation paradigma.
1.4 Kerangka Berpikir
[image:3.595.85.486.325.558.2]Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka berpikir Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lubuklinggau.
1.5 Hipotesis
Hipotesis penelitian diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2009:85). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh antara budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lubuklinggau.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Populasi adalah sekumpulan orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi (Arikunto, 2010:174). Populasi dalam penelitian ini seluruh objek penelitian
Budaya Organisasi ( X1)
Indikatornya: a. Misi b. Konsistensi c. Adaptabilitas d. Pelibatan
e. Hubungan interpersonal di tempatkerja.
(Kusumawati, 2010:22)
Iklim Organisasi ( X2)
Indikatornya: a. Perilaku pekerja b. Gaya budaya organisasi c. Teknologi
d. Lingkungan kerja (Sunyoto, 2012:53-56)
Kepuasan Kerja (Y) Indikatornya:
a. Sikap terhadap pekerjaan b. Keadaan lingkungan kerja c. Sikap terhadap organisasi
tempat kerja
d. Manfaat dan jumlah gaji yang diperoleh
e. Sikap terhadap penyelia dan kepenyeliaan
yaitu bagian staff pegawai berjumlah 43 pegawai terdiri dari 1 orang Kepala Lembaga Pemasyarakatan, 3 orang Kasi, 10 orang Kasubag dan 9 Kasubdin, 1 orang bendahara dan 19 staf pegawai. Karena populasinya 43 orang maka sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan dari populasi.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu : Observasi, Dokumentasi dan Kuisioner dilakukan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas II a Lubuklinggau.
3.3 Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu mengunakan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik (normalitas dan linearitas), uji persamaan regresi, uji koefisien determinasi dan uji F (simultan).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Uji Validitas
Hasil perhitungan validitas budaya organisasi menunjukkan bahwa dari 15 item pernyataan didapat nilai terkecil yaitu sebesar 0,499 lebih besar dari rtabel = 0,444, sehingga dari 15 item tersebut dapat dipergunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Hasil perhitungan validitas iklim organisasi menunjukkan bahwa dari 15 item pernyataan didapat nilai terkecil yaitu sebesar 0,493 lebih besar dari rtabel = 0,444, sehingga dari 15 item tersebut dapat dipergunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Hasil perhitungan validitas kepuasan kerja menunjukkan bahwa dari 15 item pernyataan didapat nilai terkecil yaitu sebesar 0,495 lebih besar dari rtabel = 0,444, sehingga dari 15 item tersebut
dapat dipergunakan sebagai instrument dalam penelitian ini.
4.1.2 Uji Reliabilitas
Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas
No Kode Variabel
Crobach
Alfa (α) rtabel Ket
1
Budaya Organisasi (X1)
0.963 0,444 Reliabel
2
Iklim Organisasi (X2)
0.962 0,444 Reliabel
3 Kepuasan
kerja (Y) 0.964 0,444 Reliabel
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil crobach alfa lebih besar dari pada taraf signifikan yaitu lebih dari 0,444 yaitu nilai Budaya Organisasi (X1) sebesar 0,963, variabel Iklim Organisasi (X2) sebesar 0,962 dan kepuasan kerja (Y) sebesar 0,964.
4.1.3 Uji Asumsi Klasik
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Budaya organisasi
Iklim Organisasi
Kepuasan kerja
N 43 43 43
Normal Parameters a,,b
Mean 78.3000 80.4367 79.9667
Std. Deviation
7.66966 7.51488 6.78475
Most Extreme Differences
Absolute .082 .081 .119
Positive .079 .069 .066
Negative -.082 -.081 -.119
Kolmogorov-Smirnov Z
.643 .624 .919
Asymp. Sig. (2-tailed) .813 .831 .437
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa semua variabel yang dijadikan dalam penelitian memiliki normal. Dari tabel di atas dapat diketahui semua variabel normal, hal ini terlihat dari
nilai χ2hitung<χ2tabel dimana pada variabel
X1 (budaya organisasi) yaitu 0,813 > 0,05, variabel X2 (Iklim Organisasi) yaitu 0,831> 0,05 dan variabel Y (kepuasan kerja) = 0,432 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel adalah normal.
4.1.4 Uji Linearitas
Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dibuktikan merupakan model linear atau tidak. Hasil yang diperoleh yaitu Kepuasan kerja Pegawai dan Budaya organisasi nilai Sig. pada Deviation from Linearity sebesar 0,292. Sedangkan uji hubungan bersifat linear antara Kepuasan kerja pegawai dan Iklim Organisasi. Ini berarti bahwa semua variabel mempunyai hubungan yang linear antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Sedangkan uji hubungan bersifat linear antara Kedua nilai Sig. pada uji linearitas baik antara Kepuasan kerja Pegawai dengan Deviation from Linearity sama-sama yaitu sebesar = 0,743 yang berarti bahwa ada hubungan prediktor dan dependen variabel bersifat linear. Kesimpulan uji linearitas di sini berarti bahwa antar variabel bebas dan terikat yang diteliti bukanlah sesuatu yang memiliki suatu sifat siklus dan tidak linear. Siklus sendiri biasanya terjadi pada hal-hal yang tertentu.
4.1.5 Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 4.3
Hasil Regresi Linear Berganda Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standard ized Coeffici
ents t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 22.729 19.313 1.177 .248
Budaya_org anisasi
.079 .151 .074 .525 .603
Iklim Organisasi
.654 .148 .620 4.416 .000
a. Dependent Variabel: kepuasan kerja
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015
[image:5.595.303.509.620.734.2]Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda Y = a + b1X1 + b2X2, maka persamaan regresinya adalah : Y = 22,729 + 0,079X1 + 0,654X2. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwasanya antara budaya organisasi dan iklim organisasi mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. a = 22,729, b1= 0,079X1 dan b2 = 0,654X2. Dari perhitungan tersebut diketahui pengaruh yang diberikan oleh variabel budaya organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 0,079 sedangkan pengaruh yang diberikan oleh variabel iklim organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 0,654. Dengan demikian secara bersama-sama bahwa berpengaruh sebesar 22,729.
Tabel 4.4
Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,817a ,667 ,665 3.98299
Nilai koefisien determinan (R2) yang diperoleh, adalah sebesar 0,667, dapat diartikan bahwa variasi perubahan nilai variabel terikat (kepuasan kerja) dapat dijelaskan oleh seluruh variabel bebas (Budaya organisasi dan Iklim Organisasi) secara bersama-sama (simultan) sebesar 66,7% dan sisanya sebesar 33,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain seperti pengawasan, lingkungan kerja, keterampilan, dan kemampuan kerja.
Tabel 4.5 Uji F (Simultan)
ANOVA
Model
Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression 390.174 2 195.087 9.793 .000 a
Residual 657.382 41 19.921
Total 1047.556 43
a. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi, budaya_organisasi
b. Dependent Variable: kepuasan kerja
Sumber : Hasil Olahan Data, Tahun 2015
Uji serentak/simultan (uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama. Berdasarkan rekapitulasi hasil uji regresi linier berganda, didapat bahwa nilai Fhitung yang diperoleh adalah 9.793 > Ftabel = 3,23 (pada lampiran) yang diambil dari titik presentase distribusi F untuk Probabilitas = 0,05 dan tingkat kemaknaan secara serentak sig F adalah 0,000. Hal ini menunjukan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel bebas penelitian (Budaya organisasi dan Iklim Organisasi) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Kepuasan kerja).
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Budaya organisasi dan Iklim Organisasi berpengaruh terhadap
kepuasan kerja. Diperoleh persamaan regresinya adalah : Y = 22,729 + 0,079X1 + 0,654X2. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwasanya antara budaya dan Iklim Organisasi mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. a = 22,729, b1= 0,079X1 dan b2 = 0,654X2. Dari perhitungan tersebut diketahui pengaruh yang diberikan oleh variabel budaya organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 0,079, sedangkan pengaruh yang diberikan oleh variabel iklim organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 0,654. Dengan demikian secara bersama-sama bahwa berpengaruh sebesar 22,729.
Artinya Budaya organisasi yang baik, bagus dan terampil seharusnya dimiiki oleh organisasi atau sumber daya manusia atau pegawai agar dapat
melaksanakan dan menjalankan
pekerjaannya dengan baik supaya dapat meningkatkan kepuasan kerja dan mencapai tujuan visi misi organisasi. Sedangkan Iklim Organisasi pegawai yang minimal atau kecil yang diperoleh dari suatu pekerjaan, dapat memberikan rasa nyaman, tidak tertekan dan menyenangkan bagi pegawai, serta terciptanya suasana iklim kerja yang kondusif dan aman dapat mengurangi Iklim Organisasi pegawai. Hal ini menimbulkan perasaan tidak bosan, sehingga dengan cara demikian dapat
mengurangi atau menghindari
ketidakdisiplinan dan lalai dengan pekerjaan, sehingga kepuasan kerja akan meningkat.
lingkungan kerja, keterampilan, dan kemampuan kerja.
Pengujian hipotesis dengan uji F memperoleh nilai Fhitung > Ftabel (9.793 > 3,23) pada taraf signifikansi 5%, maka Budaya organisasi dan Iklim Organisasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lubuklinggau. Hal ini berarti Budaya organisasi dan Iklim Organisasi
merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja. Hasil uji serentak/simultan (uji F) ini juga membuktikan bahwa hipotesis penelitian
ini yang berbunyi “ada pengaruh antara
budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIa Lubuklinggau” terbukti kebenarannya dan
hipotesis diterima.
Berdasarkan kenyataan yang ada bahwa pada Lembaga Pemasyarakatan Klas IIa Lubuklinggau diketahui bahwa budaya organisasi yang ada masih terbawa kebiasaan sehari-hari pegawai. Hal ini terlihat dari kebiasaan di kantor masih mencerminkan kebiasaan di rumah tercermin dari sikap dan tingkah laku dalam mengerjakan pekerjaan di kantor. Selain itu Iklim Organisasi yang dilakukan dapat dikatakan cukup, hal ini terlihat dari kebijakan yang ditetapkan. Pemimpin sering menerima masukan dari para pegawai untuk mengambil kebijakan dalam menentukan hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Kepuasan kerja para pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIa Lubuklinggau terbilang baik, akan tetapi terkadang masih ada pekerjaan yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa budaya organisasi dan iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Lubuklinggau.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, disampaikan beberapa saran sebagai berikut: Dapat dijadikan bahan informasi dan bahan penelitian dan masukan khususnya dalam bidang manajemen terhadap kepuasan kerja pegawai yang berkaitan dengan budaya organisasi dan Iklim Organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Lubuklinggau diharapkan penelitian ini memberikan sumbangan saran/informasi untuk mengambil kebijakan dimasa yang akan datang khususnya yang berhubungan dengan manajemen yang berkaitan dengan budaya organisasi dan Iklim Organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Mangkunegara. 2010. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Rafika Aditama.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta.
Danang Sunyoto. 2012. Sumber Daya Manusia : Teori, Kuisioner dan Analisis Data (Praktik Penelitian). Yogyakarta : Caps.
Kusumawati F & Hartono Y. 2010.
Sondang P. Siagian. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Sugiyono. 2009. Statiska Nonparametris, Bandung: Alfabeta.