• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristik Vee Terhadap Pemahaman Konsep Matematik Siswa Di Smp Negeri 2 Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristik Vee Terhadap Pemahaman Konsep Matematik Siswa Di Smp Negeri 2 Tangerang Selatan"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

Di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kejuruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Kuntu Fitrah

107017000772

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Terhadap Pemahaman Konsep Matematik Siswa disusun

oleh KtiNTU

FITRAH Nornor Induk Mahasiswa 107017000772, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegr:ruan UIN Syarif Hidayatutlah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 10 Januari 2013

di hadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sa{ana 51' (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.

JakartA l0Januari 2013 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusarr.,?rogam Studi)

MaifalindaFatrq M.Pd NiP. 19700528 199603 2 0U2

S ekretaris (Sekretaris JurusanlPro g.ram Studi)

Otong Suhyant-o, M.Si

NIP. 19681104 199903

I

001

Penguji I

Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd NIP. 19480323 1982A3

I

001

Penguji

II

Otong Suhyanto, ir,I.Si

NIP. 19581104 1999u3

I

001

i5 -ol-t3

Mengetahui

tT-ot- ty

l?^01- 13

Tanda Tangan

*

(3)

Pemahaman Konsep Matematik Siswa disusun oleh Kuntu Fitrsh, NIM. rc7Afi000771 Jurusan Pendidikan l\,Iatematika" Fakuttas Ilmu Ta$iyah dan

Kegunran, Universitas Islam Negeri Syarif Hldayatullah Jalorta- Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ihniah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqasah sesuai ketcntuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakartq 20 Desember 2012 Yang mengesahkan,

Pembimbing

I

Pembimbing II

Ihu. Afidah llflas'ud FUP.1961092619ffi0B20A4

4irda+si. S.

Si.l{. Pd

(4)

Nama NIM Jurusan

Angkatan Tahun Alamat

1. Nama

NIP

Dosen Jurusan

Z. Nama

NIP

Dosen Jurusan

MENYATAKAN DENGAN SESTJNGGTJHNYA

Bahwa slcripsi

yang berjudul Pengaruh

Strategi

Pembelajaran Heuristik Yee terhadap Pemahsm&n Konsep Matematik Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

:

Kuntu Fitrah

:

101017000772

:

PendidikanMatematika

:

2007

:

Jl. Cabe 3 Rt. 001, Rw. 03, No. 19. Pondok Cabe Ilir

Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. 15418

Dra Afidah Mas'ud 196t0926 198603 2A04 Pendidikan Matematika Firdausi, S. Si, M. Pd

t9690629 200501 1 003 Pendidikan lvlatematika

Demikian surat pernyataan

ini saya

buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila Grbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri^

Jakarta, 20 Desember 2Al2

(5)

i

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Heuristik vee, Pemahaman Konsep Matematik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dalam penerapan strategi pembelajaran heuristik vee terhadap pemahaman konsep matematik siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian two group randomized subject post test only. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel yang diteliti adalah siswa kelas VIII. 1 berjumlah 40 siswa sebagai kelompok eksperimen yang diajar menggunakan strategi pembelajaran heuristik vee dan VIII. 5 berjumlah 38 siswa sebagai kelompok kontrol yang diajar menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Berdasarkan pungujian hipotesis menggunakan uji-t diperoleh hasil

thitung 2,33 dan ttabel pada taraf signifikansi 5 % sebesar 1,99, maka thitung > ttabel.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan startegi pembelajaran heuristik vee terhadap pemahaman konsep matematik siswa.

(6)

ii Conseptual Understanding

Key words: vee heuristic learning strategies, mathematical conseptual understanding

This research aimed to determine whether there is an effect of vee heuristic learning strategies on students’ mathematical conceptual understanding. The research method used was a quasi-experimental research design by two group post-test only randomized subjects. The research focused on samples of stundets in Class VIII. The samples consisted of students in class VIII. 1 sample had 40 students as the experimental group who were taught using a vee heuristic learning strategies. VIII. 5 samples had 38 students as a control group who were taught using conventional learning strategies. Testing the null hypothesis, a t-statistic of 2.33 was obtained, which was much larger than the critical value of 1.99. Thus, it can be concluded that there is a significant effect of the application of vee heuristic learning strategies on students’ mathematical conceptual understanding.

(7)

iii

Alhamdulillah segala puji kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, islam, dan ihsan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan, dan motivasi serta masukan-masukan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M. Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Otong Suhyanto, M. Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, kesabaran, arahan, waktu, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini.

5. Bapak Firdausi, S. Si, M. Pd, Dosen Pembimbing II dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, waktu, arahan, kesabaran dan semangat dalam membimbing penulis selama ini.

(8)

iv

8. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.

9. Bapak Tugiman, SE, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah ini dan seluruh dewan guru SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, khususnya Ibu Winarti, S. Pd selaku guru matematika kelas VIII yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

10.Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, ayahanda H. Rumaidon S. Pd. I. dan ibunda Hj. Ermi Anita, BA. yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakak-kakakku tersayang Abdatil Azizah, SP., Atiah Rizkiah, Amd. AL., Junedi Ramdoner, ST, Hamdi Ihsan, S. Si serta semua keluarga yang selalu mendoakan, mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.

11.Wisnu Yahdhiman Wiweka, S. Hum yang sudah memberikan dukungan, dorongan, dan membantu penulis dari awal mulai penyusunan skripsi sampai hari ini. Terimakasih atas ketersediannya dalam memberikan dukungan, kasih sayang serta perhatian kepada penulis.

12.Sahabat-sahabatku tercinta dan tersayang Restun, Uu, dan Naun terima kasih selalu mendengarkan keluh kesah, curhatan penulis selama masa-masa kuliah sampai saat ini.

(9)

v

Demikianlah, penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Kritik dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.

Jakarta, 20 Desember 2012

Penulis Kuntu Fitrah

(10)

vi

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Pemahaman Konsep Matematik ... 8

a. Pengertian Matematika ... 8

b. Hasil Belajar Matematika ... 10

c. Pengertian Pemahaman Konsep Matematik ... 12

2. Strategi Pembelajaran Heuristik Vee ... 18

a. Strategi Pembelajaran Matematika ... 18

b. Pengertian Strategi Pembelajaran Heuristik Vee ... 21

c. Komponen Strategi Pembelajaran Heuristik Vee ... 22

d. Penerapan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee dalam Pembelajaran Matematika ... 28

e. Kelebihan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee ... 29

(11)

vii

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 39

G. Hipotesis Statistik ... 44

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 45

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 54

C. Pengujian Hipotesis ... 56

D. Pembahasan ... 57

E. Keterbatasan Penelitian ... 60

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(12)

viii

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelompok Eksperimen ... 46 Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Aspek Pemahaman Konsep Matematik Siswa

Kelompok Eksperimen ... 48 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik

Siswa Kelompok Kontrol ... 49 Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Aspek Pemahaman Konsep Matematik Siswa

Kelompok Kontrol ... 51 Tabel 4.5 Perbandingan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 51 Tabel 4.6 Nilai Rata-Rata Aspek Pemahaman Konsep Matematik Siswa

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 53 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan

[image:12.595.112.512.153.607.2]
(13)

ix

Gambar 2.2 Bentuk Diagram Vee Afamasaga ... 26

Gambar 2.3 Bentuk Diagram Vee Gerald ... 27

Gambar 2.4 Bentuk Diagram Vee Penelitian ... 28

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ………....33

Gambar 4.1 Histogram dan Poligon Frekuensi Pemahaman Konsep Matematik Kelompok Eksperimen ... 47

Gambar 4.2 Histogram dan Poligon Frekuensi Pemahaman Konsep Matematik Kelompok Kontrol ... 50

Gambar 4.3 Nilai Rata-Rata Aspek Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelompok Eksperimen ... 54

[image:13.595.111.513.143.609.2]
(14)

x

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol... 71

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ... 75

Lampiran 4 Hasil lembar Kerja Siswa ………..96

Lampiran 5 Hasil Summary in heuristic vee ……….99

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Guru ... 107

Lampiran 7 Hasil Wawancara dengan Guru ... 108

Lampiran 8 Pedoman Wawancara Siswa ... 109

Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematik ... 111

Lampiran 10 Soal Uji Coba Instrumen Tes ... 118

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Instrumen... 121

Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 123

Lampiran 13 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen ... 125

Lampiran 14 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen ... 127

Lampiran 15 Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pebeda Instrumen………129

Lampiran 16 Pedoman Penskoran Instrumen ………..131

Lampiran 17 Soal Instrumen Tes ... 142

Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Instrumen Tes... 144

Lampiran 19 Jawaban Instrumen Tes Siswa Kelas Eksperimen ………147

Lampiran 20 Jawaban Instrumen Tes Siswa Kelas Kontrol ………...151

Lampiran 21 Hasil Post-Tes Kelas Eksperimen ... 155

Lampiran 22 Hasil Post –Tes Kelas Kontrol ... 156

Lampiran 23 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ... 157

Lampiran 24 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ... 161

Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen... 165

Lampiran 26 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol ... 166

Lampiran 27 Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok ... 167

(15)

xi

(16)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menghadapi dan menciptakan kemajuan di masa depan, diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini agar peserta didik dapat berpikir lebih baik. Matematika memberikan kontribusi dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal yang sederhana seperti perhitungan dasar sampai hal yang kompleks dan abstrak seperti penerapan matematika untuk mengetahui perhitungan tahun seperti yang dijelaskan dalam Al–Qur’an surat Yunus ayat 5 yang berbunyi:

Artinya: Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Yunus: 5)

Dalam pembelajaran matematika di sekolah, terdapat beberapa tujuan yang harus dicapai, yaitu: memahami konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan, serta memiliki sikap menghargai matematika.1 Dilihat dari tujuan tersebut maka pemahaman konsep matematik merupakan tujuan pertama dalam pembelajaran matematika. Karena melalui pemahaman konsep siswa dapat mengetahui keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

1

(17)

Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman suatu teori. Siswa harus memahami terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori tersebut agar dapat memahami suatu prinsip dan teori. Sehingga akan menjadi hal yang fatal apabila siswa tidak menguasai atau memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar. Pemahaman konsep merupakan kemampuan yang diharapkan agar siswa dapat mengerti, memahami, menjelasakan, dan memberikan kesimpulan terhadap suatu konsep, situasi, dan fakta dalam pembelajaran matematika dengan bahasa mereka sendiri. Dengan memahami konsep, siswa akan mampu menggunakan dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam memecahkan suatu permasalahan.

Pemahaman konsep sangat diperlukan oleh siswa, karena jika siswa belum memahami suatu konsep maka mereka akan kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan mereka akan kesulitan mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan konsep lain yang telah mereka pelajari. Selama ini siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika tanpa memahami maksud dari konsep tersebut. Akibatnya apabila mereka lupa dengan suatu konsep, maka mereka tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.

Pemahaman konsep matematik merupakan bagian dari hasil belajar. Siswa yang memahami konsep matematika dengan baik maka hasil belajar matematikanya akan baik. Begitu pula sebaliknya, siswa yang kurang memahami konsep matematika dengan baik maka hasil belajar matematikanya akan kurang. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar dan pemahaman konsep matematik siswa masih rendah. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan tim Programme of Internatioal Student Assessment (PISA) tahun 2009 menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 65 negara.2 Selain itu, berdasarkan hasil evaluasi oleh PISA tahun 2009 menunjukkan bahwa 43,5% siswa tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana (the most basic PISA tasks)

yaitu menggunakan rumus sederhana dalam menyelesaikan soal-soal matematika.3 Hasil

2

Ariyadi Wijaya, Pembelajaran Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 1.

3

(18)

penelitian PISA ini harus dijadikan pembenahan dalam pembelajaran matematika agar

siswa dapat meningkatkan kemampuan matematikanya.

Selain hasil penelitian yang dilakukan PISA, pembelajaran matematika yang terlihat di lapangan adalah siswa terbiasa untuk menghafal suatu konsep tanpa mengetahui bagaimana pembentukan konsep itu berlangsung sehingga siswa hanya hafal rumus tetapi kurang memahami konsep yang diberikan guru. Jika siswa memahami materi yang dipelajari, maka siswa akan mudah dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Namun kenyataannya adalah siswa kurang mampu menggunakan konsep dalam memecahkan soal-soal, terutama soal yang tidak dapat diselesaikan langsung dengan rumus yang tersedia.

Kenyataan tersebut juga terjadi ketika peneliti melakukan observasi di salah satu SMP di Tangerang Selatan. Berdasarkan data dan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika pada tanggal 21 Maret 2012, diperoleh bahwa nilai rata-rata ulangan siswa pada materi aljabar masih rendah. Ketika observasi dalam proses pembelajaran, terlihat bahwa pembelajaran yang dilakukan masih didominasi oleh guru dengan metode ceramah, pemberian contoh penyelesaian soal dan siswa diminta mengerjakan soal latihan. Pembelajaran di kelas cenderung pada komunikasi searah, siswa kurang mendapat kesempatan berinteraksi dengan guru dan sesama siswa. Aktivitas siswa selama pembelajaran lebih banyak menerima penjelasan dari guru dan mengerjakan soal latihan yang ada di buku. Siswa kurang memahami materi yang sedang dipelajari, hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal baru yang diberikan guru. Mereka kesulitan dalam menjawab soal walaupun soal yang diberikan mirip dengan contoh yang diberikan guru.

(19)

pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan matematika siswa yang lebih mendalam.

Dalam proses belajar mengajar guru harus berupaya agar siswa dapat memahami konsep matematika. Pembelajaran matematika akan lebih berhasil jika proses pembelajarannya diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan-hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur.4 Salah satu cara agar siswa dapat memahami konsep matematika, yaitu dengan melibatkan siswa secara aktif agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam memahami sebuah konsep serta menyelesaikan masalah dengan keterampilan-keterampilan dan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki. Strategi heuristik vee merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka dan membantu siswa mengintegrasikan konsep-konsep yang telah dimiliki menjadi pengetahuan baru.

Strategi heuristik vee mengacu pada pembelajaran bermakna dan konstruktivisme.5 Pembelajaran akan bermakna jika siswa tidak hanya menerima langsung materi yang dipelajari, tetapi siswa terlibat langsung dalam proses penemuan materi tersebut dan mengetahui hubungan konsep-konsep yang baru dengan materi yang telah mereka ketahui. Senada dengan pembelajaran bermakna, pembelajaran dengan acuan kontruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruk (membentuk) konsep matematika. Siswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya sehingga siswa lebih memahami materi yang dipelajari.

Heuristik vee terdiri dari aspek konseptual dan aspek metodologi yang saling mempengaruhi dalam mengonstruksi pengetahuan baru siswa.6 Bentuk heuristik vee atau diagram vee yang menyerupai huruf V tersusun atas bagian-bagian yang saling berhubungan. Sisi sebelah kiri merupakan sisi konseptual yang

4

Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Pendidikan Indones, 2003), h. 43.

5

Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 112.

6

(20)

membantu siswa menemukan pengetahuannya sendiri dan memahami konsep yang dipelajari. Sisi sebelah kanan dinamakan sisi metodologi, sisi metodologi merupakan proses penyelesaian masalah. kemudian kedua sisi ini dihubungkan pada kejadian atau objek yang terletak di bagian bawah atau titik ujung vee. Bagian atas heuristik vee adalah pertanyaan fokus yang akan dicari penyelesaiannya dan berhubungan dengan kejadian atau objek yang ada pada ujung vee. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk membangun pengetahuan mereka dan guru bertugas sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan siswa saat proses pembelajaran.

Strategi heuristik vee merupakan suatu strategi pembelajaran yang membantu siswa mengintegrasikan konsep-konsep yang telah diketahui sebelumnya. Dengan adanya sisi konseptual (thinking) yang berisi konsep dan peta konsep dengan sisi metodologi (doing) yang berisi data, klaim pengetahuan, dan klaim nilai serta mengacu kepada pembelajaran yang aktif, bermakna dan siswa dituntun untuk menemukan konsep, menyelesaikan permasalahan, mempresentasikan hasil diskusi, dan merangkum materi dalam summary in heuristic vee, hal tersebut diduga dapat mengoptimalkan pemahaman konsep matematik siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristik Vee terhadap Pemahaman Konsep Matematik Siswa”.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah. 2. Pemahaman konsep matematik siswa rendah.

3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika masih kurang.

(21)

C.

Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti pada:

1. Pemahaman konsep yang dimaksud adalah pemahaman konsep berdasarkan pendapat Bloom, yaitu: penerjemahan (translation), penafsiran (interpretation), dan ekstrapolasi (ekstrapolation).

2. Strategi pemebelajaran yang digunakan adalah strategi pembelajaran heuristik vee yang terbentuk dari sisi Thinking, sisi Doing, Problem, dan pertanyaan fokus.

3. Materi yang disampaikan adalah relasi dan fungsi pada kelas VIII SMP.

D.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai barikut:

1. Bagaimana pemahaman konsep matematik siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran heuristik vee?

2. Bagaimana pemahaman konsep matematik siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional?

3. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran heuristik vee terhadap pemahaman konsep matematik siswa?

E.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pemahaman konsep matematik siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran heuristik vee.

2. Mengetahui pemahaman konsep matematik siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.

(22)

F.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian adalah:

1. Bagi guru

a. Menambah wawasan tentang strategi pembelajaran heuristik vee dan pemahaman konsep.

b. Memberikan informasi dan masukan kepada guru bahwa pembelajaran heuristik vee merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika

c. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memaksimalkan pemahaman konsep matematik siswa.

2. Bagi sekolah

Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memberikan pembinaan kepada guru-guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi.

3. Pembaca

(23)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.

Deskripsi Teoritik

1. Pemahaman Konsep Matematik

Pemahaman konsep matematik merupakan bagian dari hasil belajar matematika. Siswa yang memahami konsep matematika dengan baik maka hasil belajar matematikanya akan baik. Begitu pula sebaliknya, siswa yang kurang memahami konsep matematika dengan baik maka hasil belajar matematikanya akan kurang. Berikut akan dijelaskan mengenai matematika, hasil belajar matematika, dan pemahaman konsep matematik.

a. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, ”Mathematike”, yang berarti ”Relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata ”mathema

yang berarti pengetahuan atau ilmu”.1

Menurut Johnson dan Myklebust yang dukutip oleh Mulyono mengatakan bahwa matematika adalah ”bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”.2

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui proses berpikir yang didalamnya terdapat bilangan-bilangan dan hubungannya serta digunakan dalam penyelesaian masalah.

Menurut dalil pengaitan (connectivity theorem) yang diungkapkan oleh Jerome S. Bruner, matematika merupakan ilmu pengetahuan yang di dalamnya terdapat hubungan yang erat antara satu konsep dengan konsep lainnya.3 Dalam pembelajaran, guru perlu menjelaskan hubungan antara materi, konsep, rumus-rumus yang berkaitan, serta mengkaitakan matematika dengan objek lainnya. Sehingga siswa mengetahui pentingnya konsep yang

1

Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 7.4.

2

Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. 2, h. 252.

3

Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA, 2003), h. 47.

(24)

sedang dipelajari karena nantinya konsep tersebut saling berkaitan dengan yang lain.

Dari definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang dikonstruksi oleh siswa, di dalamnya terdapat konsep-konsep yang saling terkait mengenai bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan yang diperoleh melalui proses berpikir.

Agar siswa dapat memahami materi matematika, maka guru dan siswa harus mengetahui karakteristik matematika. Karakteristik matematika, yaitu:

1) Memiliki objek kajian abstrak

Dalam matematika objek dasar yang dipelajari merupakan sesuatu yang abstrak. Objek-objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar itu meliputi fakta, konsep, operasi dan prinsip.

Contoh: geometri merupakan kajian yang abstrak. Seperti “sudut” disimbolkan "∠", “segitiga” disimbolkan "△" dan lain sebagainya.

2) Bertumpu pada kesepakatan

Kesepakatan yang mendasar dalam matematika adalah unsur-unsur yang tidak didefinisikan (unsur primitif) dan aksioma untuk menghindari pendefinisian yang berputar-putar. Unsur primitif disebut juga “ pengertian pangkal”, contohnya dalam geometri Euclides yaitu titik, garis dan bidang. Sedangkan aksioma disebut juga “pernyataan pangkal” contohnya melalui suatu titik dapat dibuat tepat satu garis.

3) Berpola pikir deduktif

Dalam matematika sebagai ilmu, pola pikir yang diterima hanya yang bersifat deduktif. Artinya, pemikiran dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus. Pola deduktif ini terwujud dalam bentuk yang sederhana maupun dalam bentuk yang sangat kompleks.

4) Memiliki simbol yang kosong dari arti

(25)

matematika. Sebelum jelas ditetapkan semesta yang digunakan, simbol-simbol tersebut kosong dari arti.

5) Memperhatikan semesta pembicaraan (universal)

Dalam matematika, diperlukan kejelasan lingkup atau semesta pembicaraan apa simbol atau tanda yang digunakan. Jika lingkup pembicaraannya bilangan maka simbol-simbol yang digunakan diartikan sebagai bilangan benar atau salahnya maupun ada atau tidaknya penyelesaian model matematika sangat ditentukan oleh semesta pembicaraanya.

6) Konsisten dalam sistemnya4

Dalam matematika, terdapat banyak sistem. Ada sistem yang berkaitan satu dengan yang lain, ada pula sistem yang lepas satu dengan yang lain. Di dalam masing-masing sistem dan strukturnya berlaku konsisten. Artinya bahwa tiap sistem dan struktur tidak ada kontradiksi.

b. Hasil Belajar Matematika

Menurut Hamalik, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajaranya. 5 Sejalan dengan Hamalik, hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah “tingkat perkembangan mental yang lebih baik jika dibandingkan pada saat pra-belajar”.6 Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pelajaran dan menghasilkan perubahan pada orang tersebut.

Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pelajaran matematika dan menghasilkan perubahan pengetahuan tentang matematika kearah yang lebih baik lagi.Menurut taksonomi Blooom, hasil belajar dapat dilihat dari tiga doamain, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.7 Domain kognitif merupakan kemampuan intelektual siswa dalam berpikir dan memahami

4

Sumardyono, Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: P4TK Matematika, 2004), h. 31-45.

5

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 8, h. 159.

6

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 251.

7

(26)

sesuatu. Domain afektif merupakan kemampuan emosional siswa dalam memahami dan mengalami sesuatu. Domain psikomotorik merupakan kemampuan motorik dalam bentuk gerakan.

Dalam domain kognitif siswa diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan berikut ini:

1) Pengetahuan, yaitu kemampuan siswa dalam mengingat kembali sesuatu yang telah dipelajari

2) Pemahaman, yaitu kemampuan siswa dalam mengerti, menjelaskan, dan menyimpulkan makna dari hal yang telah dipelajari

3) Penerapan, yaitu kemampuan siswa dalam menggunakan sesuatu yang telah dipelajari untuk menghadapi sesuatu yang baru dan nyata

4) Analisis, yaitu kemampuan siswa dalam menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian yang terstruktur

5) Sintesis, yaitu kemampuan siswa dalam memadukan bagian-bagian menjadi satu-kesatuan yang berarti

6) Penilaian, yaitu kemampuan siswa memberikan nilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.8

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) menyebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar siswa mempunyai kompetensi berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

8

(27)

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.9

Hal tepenting dalam pembelajaran matematika adalah pembentukan pola pikir siswa agar dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa harus dibiasakan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan arahan guru. Pembelajaran matematika diharapkan dapat berakhir dengan pemahaman siswa secara komprehensif tentang materi yang disampaikan. Berikut akan dijabarkan mengenai pemahaman konsep matematik siswa.

c. Pengertian Pemahaman Konsep Matematik

Pemahaman merupakan salah satu acuan untuk mengukur keberhasilan dalam proses pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika pemahaman konsep merupakan kompetensi pertama yang harus dimiliki siswa. Dengan memahami konsep, siswa akan mampu menggunakan dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari untuk menyelesaikan permasalahan matematika maupun permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman menurut Rosyada adalah comprehension, yakni kemampuan untuk memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mengimplementasikan ide tanpa harus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide itu secara mendalam.10 Siswa dikatakan paham apabila ia mampu menjelaskan kembali sesuatu yang telah mereka pelajari. Sedangkan Menurut Sardiman, pemahaman adalah “menguasai sesuatu dengan pikiran”.11 Dalam hal ini, pemahaman tidak hanya tahu tentang sesuatu, tetapi juga memerlukan kemampuan berpikir untuk menguasai dan mengerti maksud, implikasi, dan aplikasi dari sesuatu.

9

Depdiknas. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2007), h. 4.

10

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 69

11

(28)

Berdasarkan taksonomi Bloom yang dipaparkan oleh Sagala, pemahaman adalah kemampuan untuk menguasai pengertian atau makna konsep.12 pemahaman dapat ditunjukkan oleh penerjemahan konsep dari satu bentuk ke bentuk lainnya (mengubah kata-kata menjadi simbol), dengan penafsiran konsep (menjelaskan atau merangkum) dan dengan mengestimasi kecenderungan-kecenderungan yang akan terjadi (memperkirakan konsekuensi atau pengaruh). Pemahaman memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan pengetahuan. Dalam pemahaman siswa harus menangkap maksud dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dalam pengetahuan, siswa cukup mengingat kembali apa yang telah dipelajari.

Sejalan dengan taksonomi bloom, Hamalik berpendapat bahwa pemahaman tampak pada alih bahan dari suatu bentuk kebentuk lainnya, penafsiran dan memperkirakan.13 Pemahaman merupakan kemampuan menerangkan suatu hal dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, kemampuan menginterpretasikan atau kemampuan menarik kesimpulan. Dalam hal ini, seseorang dikatakan paham apabila mereka dapat menerangkan, memperkirakan, dan memberikan kesimpulan suatu hal dengan kalimat mereka sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseoarang untuk mengerti, menguasai, menerangkan, menjelaskan, memperkirakan, dan memberikan kesimpulan terhadap sesuatu dengan kalimat sendiri yang dilakukan dengan proses berikir. Dalam pemahaman, siswa tidak hanya mengingat dan menghafal sesuatu tetapi juga menangkap makna dari apa yang telah mereka pelajari.

Pemahaman matematik merupakan kemampuan siswa untuk menguasai, menjelaskan, memberikan kesimpulan, memperkiraan materi matematika dengan kalimat sendiri yang dilakuan dengan proses berpikir tanpa mengubah maksut dari materi tersebut. Siswa mampu menangkap makna dari materi matematika yang telah dipelajari.

12

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 8, h. 33.

13

(29)

Sedangkan konsep adalah “sesuatu yang diterima dalam pikiran” atau “suatu ide yang umum dan abstrak”.14

Rosser dalam Sagala mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama.15 Sejalan dengan Rosser, Carrol dalam Trianto mendefinisikan konsep adalah suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang mewakili suatu kelompok.16 Dalam hal ini, konsep merupakan ide abstrak yang mewakili satu kelas objek-objek yang memiliki kesamaan dan dapat diterima oleh pikiran.

Konsep berkembang sejalan dengan pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam situasi, peristiwa, perlakuan ataupun kegiatan lain, baik yang diperoleh dari bacaan ataupun pengalaman langsung. Konsep dapat diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi suatu hal. Belajar konsep merupakan belajar memahami objek abstrak melalui contoh,bukan contoh serta sifat dan ciri-ciri objek tersebut. Agar belajar konsep berlangsung secara optimal maka siswa harus dipersiapkan untuk dapat membedakan secara pasti antara satu objek dengan objek lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep adalah ide abstrak yang disusun dan diklasifikasikan mewakili objek-objek yang memiliki ciri-ciri atau atribut yang sama dan diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi. Konsep mewakili objek-objek yang memiliki ciri-ciri yang sama yang diungkapkan dalam bentuk kata ataupun gagasan sehingga memungkinkan siswa mengelompokkan objek tersebut melalui contoh atau bukan contoh.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpilkan bahwa pemahaman konsep matematik adalah kemampuan siswa dalam mengerti, memahami, menjelasakan, dan memberikan kesimpulan terhadap suatu ide abstrak atau konsep, situasi, dan fakta dalam pembelajaran matematika dengan bahasa mereka sendiri. Pemahaman

14

Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 62.

15

Sagala, op. cit., h. 73. 16

(30)

terhadap suatu konsep dapat berkembang dengan baik jika terlebih dahulu disajikan konsep-konsep yang paling umum sebagai jembatan informasi baru dengan informasi yang telah ada agar terdapat keterkaitan antara informasi yang baru dengan informasi lama yang telah diterima siswa.

Terdapat beberapa jenis pemahaman konsep matematik menurut para ahli, diantaranya adalah:

1) Pemahaman konsep matematik menurut Skemp terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a) Pemahaman instrumental, yaitu hafal konsep secara terpisah atau dapat menetapkan sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana, mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja. yaitu siswa dapat menyelesaikan soal sederhana yang tipe soalnya mirip dengan contoh yang diberikan guru. b) Pemahaman relasional, yaitu dapat mengaitkan satu konsep/prinsip dengan

konsep/prinsip lain secara benar. Contoh siswa dapat menyelesiakan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan mengetahui unsur-unsur yang diketahui dan yang ditanyakan, kemudian paham rumus apa yang digunakan dalam penyelesaiannya.17

2) Menurut Polya pemahaman konsep matematik terbagi menjadi empat tingkatan, yaitu:

a) Pemahaman mekanikal, yaitu siswa dapat mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin dalam perhitungan sederhana. Contoh siswa mengingat rumus suatu konsep dan menerapkannya dalam soal sederhana. b) Pemahaman induktif, yaitu dapat mencobakan sesuatu dalam kasus

sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa. Contoh siswa mencoba mengerjakan soal yang matematika sederhana kemudian dapat mengerjakan soal cerita sederhana yang menggunakan rumus sama dengan rumus soal sebelumnya.

c) Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu. Contoh siswa dapat membuktikan teorema dan rumus matematika.

17

(31)

d) Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa ragu-ragu, sebelum menganalisis secara analitik. Contoh siswa dapat menyelesaikan tebak soal yang diberikan guru secara yakin, cepat dan benar.18

3) Pemahaman konsep matematik menurut Bloom terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: penerjemahan, penafsiran, dan ekstrapolasi.

a) Penerjemahan (translation), yaitu kemampuan siswa dalam menerjemahkan soal menjadi bentuk lain. Misalnya, menyebutkan variabel yang diketahui dan ditanyakan

b) Penafsiran (Interpretation), yaitu kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal. c) Ekstrapolasi (Extrapolation), yaitu kemampuan siswa dalam

menyimpulkan konsep yang telah diketahui dengan menerapkannya dalam perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal.19

Pemahaman konsep matematik sangat dibutuhkan oleh siswa. Karena dengan mengembangkan pemahaman konsep akan mendukung pada kemampuan-kemampuan matematika lain, yaitu komunikasi matematika, penalaran matematika, koneksi matematika, representasi matematika serta pemecahan masalah matematika.

Menurut Suhendra, seseorang dikatakan memahami suatu konsep matematika bila ia telah mampu melakukan beberapa hal di bawah ini, antara lain: 1) Menemukan kembali suatu konsep berdasarkan pada pengetahuan dan

pengalaman yang telah diketahui dan dipahami sebelumnya.

2) Mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri namun tidak bertentangan dengan ide atau gagasan konsep tersebut.

3) Mengidentifikasi hal-hal yang relevan dengan suatu konsep dengan cara yang tepat.

4) Memberikan contoh dan bukan contoh yang berkaitan dengan suatu konsep untuk memperjelas konsep tersebut. 20

18

Ibid., h. 682 19

Sagala, op. cit., h.157. 20

(32)

Pada petunjuk teknis peraturan Dirjen Dikdasmes Depdiknas No 506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 (dalam Tim PPPG Matematika, 2005 : 86) tentang penilaian perkembangan anak didik SMP dicantumkan indikator dari pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika. Indikator tersebut ialah:

1) Menyatakan ulang sebuah konsep, yaitu kemampuan siswa untuk mengungkapkan kembali ide atau konsep yang telah dipelajari. Contoh: dalam materi relasi dan fungsi, siswa dapat menyatakan ulang definisi relasi dan fungsi.

2) Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, yaitu kemampuan siswa untuk mengelompokkan objek/benda menurut sifat-sifatnya. Contoh: siswa dapat mengklasifikasikan objek-objek yang termasuk relasi dan fungsi

3) Memberi contoh dan bukan contoh dari konsep, yaitu kemampuan siswa untuk dapat membuat contoh dan bukan contoh dari materi yang dipelajari. Contoh: siswa dapat memberikan contoh dan bukan contoh mana yang termasuk ke dalam relasi dan fungsi.

4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, yaitu kemampuan siswa membuat grafik/tabel/diagram, menyusun cerita atau teks tulis, dan mengekspresikan matematika dari data/konsep yang ada. Contoh: Diketahui fungsi � � =� −1, dengan domain �= � 1≤ � ≤7,� ∈ dan kodomain = � 0≤ � ≤7,� ∈ . Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk diagram panah!

5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, yaitu kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep yang terkait.

(33)

7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah, yaitu kemampuan siswa menggunakan konsep dalam menyelesaikan masalah.21 Contoh: Santi ditugaskan oleh Pembina eksul science di sekolahnya untuk menanam pohon papaya dan mengamati pertumbuhan tinggi pohon pepaya tersebut di halaman sekolah. Pertumbuhan tinggi pohon pepaya dinyatakan dengan fungsi � � = 2�. jika x merupakan waktu pertumbuhan tinggi pohon pepaya per bulan dan b(x) merupakan tinggi pohon papaya tersebut tersebut, maka:

a) gambarlah grafik pertumbuhan tinggi pohon pepaya dari awal ditanam sampai bulan kelima!

b) Berapa tinggi pohon pepaya pada bulan ke-7?

Berdasarkan uraian di atas, pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep menurut Bloom yang meliputi aspek penerjemahan (traslation), penafsiran (interpretation), dan ekstrapolasi (ekstrapolation). Sedangkan indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator berdasarkan Depdiknas. Indikator translation yang sesuai yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep, dan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika. Indikator yang sesuai dengan interpretation yaitu menggunakan atau memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu. Indikator yang sesuai dengan ekstrapolation adalah mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.

2. Strategi Pembelajaran Heuristik Vee

a. Strategi Pembelajaran Matematika

Belajar merupakan proses yang tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Dengan belajar, seseorang yang tadinya tidak mengetahui sesuatu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Menurut Gagne, belajar merupakan

21

(34)

proses perubahan tingkah laku seseorang karena pengalaman yang telah didapatkan.22 Sejalan dengan pendapat Gagne, Arthur mengemukakan bahwa belajar adalah ”modification of behavior through experience and training” yaitu

perubahan tingkah laku seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan.23 Jadi, belajar merupakan proses mencari ilmu melalui pengalaman dan latihan yang akan mengakibatkan perubahan tingkah laku seseorang.

Menurut Lester D. Crow, belajar adalah usaha untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap.24 Belajar dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan dalam sikap, pengetahuan, dan kebiasaan agar mereka menjadi lebih baik lagi. Belajar dapat terjadi apabila tampak perubahan pada perilaku orang yang belajar.

Ausubel mengungkapkan bahwa belajar dikelompokkan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi yang diberikan kepada siswa. Sedangkan dimensi kedua berhubungan dengan cara siswa menghubungkan informasi yang di dapat dengan informasi yang telah dipelajari.25 Dalam hal ini, pembelajaran akan bermakna jika siswa tidak hanya penerima dan menemukan informasi baru tetapi siswa juga harus menemukan hubungan informasi baru tersebut dengan informasi yang telah mereka pelajari sebelumnya.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku, sikap, dan kebiasaan individu karena pengalaman dan latihan yang dilakukan sehingga dengan belajar individu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu sesuatu dan dari tidak bisa menjadi bisa. Belajar merupakan kegiatan berproses dimana perubahan-perubahan terjadi secara bertahap menuju kearah yang lebih baik.

Sedangkan pembelajaran erat kaitannya dengan dua proses yang saling berkesinambungan, yaitu proses belajar dan mengajar. Proses belajar merupakan proses dimana pelajar mempelajari sesuatu sedangkan dalam proses mengajar yaitu pengajar menyampaikan sesuatu. Surya dalam Asep megemukakan bahwa

22

Dahar, op. cit., h. 2. 23

Sagala, op. cit., h. 12. 24

Ibid., h. 13. 25

(35)

pembelajaran adalah “suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku, sebagai hasil dari pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya”.26 Pembelajaran menurut Hamalik adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”.27 Dalam pembelajaran, kondisi lingkungan dirancang sedemikian rupa oleh pendidik agar siswa dapat merespon terhadap situasi yang diberikan dan terjadi komunikasi antara pendidik dengan siswa dan siswa dengan siswa.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang saling berkesinambungan antara belajar dan mengajar yang telah dirancangan sehingga tercapai tujuan diharapkan. Belajar dan pembelajaran merupakan komponen utama dalam pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran.

Pembelajaran matematika merupakan proses belajar dan mengajar yang dilakukan agar siswa memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan agar siswa dapat menerapkan matematika dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan kondisi siswa. Proses pembelajaran adalah pembentukan diri siswa menjadi manusia seutuhnya. Hal ini menunjukan kepada para pendidik agar bisa menciptakan pembelajaran yang baik dan memotivasi siswa sehingga mereka dapat memahami pelajaran yang pendidik berikan, diantaranya adalah menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar siswa dapat memahami pelajaran yang diajarkan.

Strategi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum strategi mempunyai pengertian rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.28 Dalam pembelajaran,

26

Asep Herry, Asra, dan Laksmi, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung: UPI Press, 2007), h. 3

27

Hamalik, op. cit., h. 57

28

(36)

strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.29 Strategi merupakan urutan-urutan kegiatan yang dipilih pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga dapat memudahkan peserta didik dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan. Strategi pembelajaran juga mencakup pengaturan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

Dari beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan pendidik untuk memperoleh keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran matematika sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika. Guru harus menggunakan berbagai strategi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri agar tercapai tujuan yang diharapkan, diantaranaya adalah strategi pembelajaran Heuristik vee.

b. Pengertian Strategi Pembelajaran Heuristik Vee

Heuristik vee merupakan strategi pembelajaran yang digunakan untuk meyelesaikan masalah dan memahami pengetahuan. Heuristik vee atau diagram

vee diperkenalkan oleh Gowin pada tahun 1978 untuk menolong siswa mengetahui belajar sains, namun sekarang diterapkan diberbagai bidang studi.30 Heuristik vee digunakan untuk membantu siswa melihat hubungan antara pengetahuan yang mereka ketahui dengan pengetahuan baru.31 Diagram vee

dibuat agar siswa lebih reflektif dalam kegiatan pembelajaran saat menghadapi situasi masalah. Vee dapat diterapkan sebagai jalan untuk menyusun dan membimbing pemikiran siswa dalam berbagai situasi pembelajaran matematika.

Dalam pembelajaran heuristik vee, siswa dilibatkan secara aktif untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru. Strategi heuristik

vee mengacu kepada pembelajaran bermakna dan teori konstruktivisme yang

29

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KTSP, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 139.

30

Joseph D. Novak dan D. Bob Gowin, Learning How to Learn, (Cambridge: Cambridge University Press, 2002), h. 55.

31

(37)

membantu siswa dalam proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan baru dan memeperdalam pemahaman siswa. Konstruktivisme merupakan suatu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak.32 Konstruktivisme mengajak siswa untuk berpikir dan mengonstruksi dalam memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama sehingga didapatkan suatu penyelesaian secara akurat. Strategi heuristik vee merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka dan membantu siswa mengintegrasikan konsep-konsep yang telah dimilliki menjadi pengetahuan baru.

c. Komponen Strategi pembelajaran Heuristik Vee

Heuristik vee terdiri dari aspek konseptual dan aspek metodologi yang saling mempengaruhi dalam mengonstruksi pengetahuan baru siswa. Bentuk heuristik vee atau diagram vee yang menyerupai huruf V tersusun atas bagian-bagian yang saling berhubungan. Sisi sebelah kiri merupakan sisi konseptual dan sisi sebelah kanan merupakan sisi metodologi, kemudian kedua sisi ini dihubungkan pada kejadian atau objek yang terletak di bagian bawah atau titik ujung vee. Bagian atas heuristik vee adalah pertanyaan fokus yang akan dicari penyelesaiannya dan berhubungan dengan kejadian atau objek yang ada pada ujung vee. 33

1) Sisi konseptual (thinking)

Sisi konseptual disebut juga aspek thinking dalam heuristik vee yang terletak di sebelah kiri berisi tentang filosofi, teori-teori, prinsip-prinsip, konstruksi, struktur konseptual, dan konsep-konsep. Sisi konseptual ini bertujuan untuk membimbing siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan menyertakan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Filosofi merupakan hal yang dipercaya tentang pengetahuan yang membimbing siswa dalam proses penemuan. Teori merupakan prinsip-prinsip umum yang membimbing siswa dalam penemuan. Prinsip merupakan hubungan antara bebrapa konsep yang berhubungan dengan materi pembelajaran dan

32

Ibid., h. 151.

33

(38)

membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan fokus serta melibatkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Konstruksi merupakan ide yang mendukung teori dan dapat dipercaya, namun tidak berhubungan langsung dengan kejadian atau objek. Struktur Konseptual menupakan bagian dari teori yang digunakan langsung dalam proses penemuan. Konsep merupakan ide mengenai objek atau kejadian.

2) Kejadian atau objek merupakan sesuatu yang diamati oleh siswa dan berkaitan dengan pembelajaran..

3) Pertanyaan fokus merupakan pertanyaan yang mengacu pada objek atau kejadian yang kemudian akan dicari penyelesaiannya pada sisi metodologi 4) Sisi metodologi.

Sisi metodologi yang terletak disebelah kanan atau disebut juga aspek doing

merupakan proses penyelesaian dari pertanyaan fokus dengan tujuan menghubungkan data dengan kejadian atau objek. Sisi metodologi berisi tentang fakta, transformasi, hasil, interpretasi, klaim pengetahuan (generalisasi) dan klaim nilai. Sisi metodologi ini membantu siswa dalam menemukan jawaban dari pertanyaan fokus dengan terlebih dahulu menghubungkannya dengan aspek konseptual.

Fakta berisi keterangan yang diperoleh dari kejadian atau objek dan digunakan sebagai sumber informasi untuk menjawab pertanyaan fokus. Transformasi merupakan proses pengolahan data dalam menjawab pertanyaan fokus dan dikaitkan dengan teori yang ada. Hasil merupakan representasi jawaban dari fokus pertanyaan. Reperesentasi ini dapat berbentuk tabel, grafik, statistik atau bentuk lain. Klaim pengetahuan merupakan penyelesaian dari pertanyaan fokus berupa pernyataan yang dilandaskan pada interpretasi data yang dipeoleh dan transformasi. Interpretasi berisi hasil metodologi dan pengetahuan sebelumnya yang digunakan untuk menjamin klaim. Klaim nilai adalah pernyataan yang didasarkan pada klaim pengetahuan dan memberikan nilai dari proses pembelajaran.

(39)

dan konsep sudah cukup untuk membimbing siswa dalam menjawab fokus pertanyaan. Sedangakan pada sisi metodologi seperti fakta, transformasi, klaim pengetahuan, dan klaim nilai sudah cukup untuk membantu proses penyelesaian dari fokus pertanyaan.

Garis yang terdapat dalam diagram vee menyatakan bahwa setiap elemen dari masing-masing aspek harus diperhatikan dalam proses penemuan. Jika konsep tidak cukup maka siswa akan mengalami kesulitan dalam penemuan pengetahuan baru dan jika data tidak berdasarkan fakta, maka jawaban dari pertanyaan fokus tidak terbentuk dengan benar.

Bentuk diagram vee menurut Gowin ditunjukkan pada gambar berikut: Sisi Konseptual Pertanyaan Fokus: Sisi Metodologi

Saling berpengaruh

Gambar 2.1

Bentuk Diagram Vee34

34

Ibid., h. 56

Hasil:

Berupa representasi, seperti: tabel, grafik, peta konsep, statistik atau bentuk lain pengorganisasian catatan yang dibuat

Prinsip: Pernyataan tentang hubungan antar konsep yang menjelaskan bagaimana objek atau kejadian diharapkan terjadi

Klaim Pengetahuan:

Pernyataan yang menjawab pertanyaan fokus dan dilandaskan pada interpretasi catatan dan transformasi

Pertanyaan yang berhubungan dengan objek dan dibangun dari teori

Filosofi:

Hal yang dipercaya tentang pengetahuan yang memandu proses inkuiri

Teori: Prinsip-prinsip umum yang menjelaskan kejadian atau objek yang diamati akan menjadi seperti apa

Konstruksi:

Ide yang mendukung teori tetapi tidak berhubungan langsung dengan kejadian/objek

Konsep:

Aturan pasti dari sebuah kejadian atau objek

Struktur Konseptual:

bagian dari teori yang digunakan langsung dalam proses penemuan

Klaim Nilai:

Pernyataan yang didasarkan pada klaim pengetahuan yang

mendeklarasikan nilai dari penemuan

Transformasi:

Menyusun fakta berdasarkan teori pengukuran dan klasifikasi

Fakta:

Pertimbangan berdasarkan metode dan catatan kejadian atau objek

Interpretasi:

Hasil metodologi dan pengetahuan sebelumnya yang digunakan untuk menjamin klaim

Kejadian/Objek:

[image:39.595.115.504.325.643.2]
(40)

Dalam bentuk vee, komponen dalam sisi konseptual dan metodologi dapat dimodifikasi dengan pertanyaan yang menuntun siswa dalam menemukan jawaban dari komponen dalam sisi konseptual dan metodologi seperti bentuk vee

yang telah dimodifikasi oleh Afamasaga dan Gerald. Pada bentuk vee yang telah dimodifikasi oleh Afamasaga, sisi konseptual diperlihatkan di sisi kiri menggunakan pertanyaan mengapa saya menyukai matematika?, apa yang saya ketahui?, dan apa ide pokok?. Pada sisi kanan, menggunakan pertanyaan apa informasi yang diberikan?, bagaimana saya menemukan jawabannya?, apa jawaban yang saya temukan?, dan apa hal bermanfaat yang saya dapatkan?35.

Pada sisi konseptual (thinking), Pernyataan mengapa saya menyukai matematika? bertujuan untuk memotivasi peserta didik dalam proses penemuan sebagai kepercayaan terhadap matematika dan dapat dihubungkan dengan situasi yang relevan dengan kehidupan nyata. Pertanyaan apa yang saya ketahui?

mewakili elemen prinsip yang terdapat pada sisi konseptual, pertanyaan ini merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa yang berhubungan dengan konsep-konsep yang ada. pertanyaan apa ide pokok? merupakan elemen konsep dari materi yang dipelajari atau konsep materi yang sedang dipelajari oleh siswa.

Pada sisi metodologi (doing), pertanyaan apa informasi yang diberikan?

Merupakan catatan dan hal-hal yang diketahui dari kejadian atau masalah. Pertanyaan bagaimana saya menemukan jawabannya? merupakan transformasi atau proses dalam menjawab pertanyaan fukus dengan mengubah informasi yang diperoleh menjadi jawaban dari pertanyaan fokus. Setelah melakukan transformasi, diajukan pertanyaan apa jawaban yang saya temukan?, pertanyaan ini merupakan klaim pengetahuan atau jawaban akhir dari pertanyaan fokus. Pertanyaan manfaat apa yang saya dapatkan? merupakanrefleksi atau klaim nilai dari proses pembelajaran dengan heuristik vee.

Bentuk modifikasi diagram vee menurut Afamasaga ditunjukkan pada gambar berikut:

35

(41)
[image:41.595.121.503.141.544.2]

Gambar 2.2

Bentuk Diagram Vee Afamasaga36

Sedangkan komponen diagram vee menurut Gerald terdiri atas fokus pertanyaan, objek atau kejadian, konsep dan peta konsep pada sisi konseptual, dan data, transformasi/interpretasi, klaim pengetahuan, dan klaim nilai pada sisi metodologi.37 Pertanyaan dapat menuntun siswa dalam membuat diagram vee. Konsep digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan siswa sebelumnya. Peta konsep digunakan untuk memperlihatkan keterkaitan konsep-konsep dan agar siswa lebih memahami konsep tersebut.

Bentuk diagram vee menurut Gerald ditunjukkan pada gambar berikut:

36

Ibid., h. 36 37

Gerald J. Calais, The Vee Diagram as a Problem Solving Strategy: Content Area Reading/Writing Implication, National Forum Teacher Education Journal, Volume 19, Number 3, 2009. h. 2.

My Thinking Side My Doing Side

Mengapa saya suka matematika?

Apa yang saya ketahui?

Ide apa yang penting?

Masalah Pertanyaan

apa yang harus dijawab?

Manfaat apa yang saya dapatkan?

Apa jawaban yang saya temukan?

Bagaimana saya menemukan jawabannya?

(42)

Gambar 2.3

Bentuk Diagram Vee Gerald38

Heuristik vee membantu siswa untuk mengintegrasikan konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan baru. Dalam penggunaannya, heuristik vee dapat menggunakan peta konsep seperti bentuk diagram vee menurut Geralt dan modifikasi diagram vee pendapat Gowin. Peta konsep dapat membantu siswa melihat bahwa kosep sebelumnya dengan konsep baru saling berkaitan dan dapat membantu siswa lebih memahami konsep sebelumnya dan konsep baru.

Bentuk diagram vee yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada bentuk vee pengembangan Gowin, Afamasaga, dan Gerald, yaitu:

38

Ibid., h. 6.

Konseptual (Thinking) Metodologi (Doing)

Konsep: Dari pengetahuan

sebelumnya, apakah ada konsep

yang dapat digunakan untuk menjawab fokus

pertanyaan?

(Peta konsep)

Objek/Masalah Apa yang

dicari? (Fokus Pertanyaan)

Apa nilai yang didapat dari penyelidikan berdasarkan kesimpulan yang terdapat dalam klaim pengetahuan? (Klaim Nilai)

Bagaimana data disajikan, menggunakan tabel, diagram, atau

grafik? (Data &

Transformasi/Interpretasi) berdasarkan data, apa kesimpulan yang dapat diambil untuk menjawab

[image:42.595.113.501.144.564.2]
(43)
[image:43.595.119.514.125.552.2]

Gambar 2.4

Bentuk Diagram Vee Penelitian

d. Penerapan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee dalam Pembelajaran

Matematika

Dalam pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran heuristik vee, siswa harus mengkonstruksi pengetahuan mereka dengan bimbingan guru. Konstruksi pengetahuan ini bertujuan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, membantu siswa dalam proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan baru dan memperdalam pemahaman siswa. Terdapat lima tahapan pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran heuristik vee, yaitu: orientasi, pengungkapan gagasan/pengungkapan konsep, pengungkapan permasalahan/pertanyaan fokus, pengkonstruksian pengetahuan baru, dan evaluasi.39

39

Desita Purwati Sundari, Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Strategi Heuristik Vee dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Siswa SMP, Skripsi UPI Bandung, Bandung, h.14, tidak dipublikasikan.

Thinking Doing

Konsep:

Peta Konsep

Problem Pertanyaan Fokus

Manfaat

Kesimpulan

(44)

1) Orientasi

Pada tahap ini, guru memusatkan perhatian siswa dengan mengkaitkan beberapa kejadian atau objek dalam kehidupan sehari-hari dengan topik yang dipelajari.

2) Pengungkapan gagasan siswa/pengungkapan konsep

Siswa melakukan penyelidikan melalui lembar kerja siswa dan melaporkan hasil lembar kerja. Dalam hal ini guru juga dapat menyajikan peta konsep kepada siswa agar siswa lebih paham dengan materi yang dipelajari

3) Pengungkapan permasalahan/pertanyaan fokus

Siswa mendiskusikan permasalahan/pertanyaan fokus yang diberikan guru serta melaporkan laporan hasil diskusi.

4) Pengkontruksian pengetahuan baru

Untuk mengkonstruksi pengetahuan baru, siswa diminta membuat rangkuman dalam bentuk V.

5) Evaluasi

Siswa diminta melakukan tanya jawab (diskusi) kelas yang dipandu oleh guru untuk mengetahui gagasan mana yang paling sesuai untuk menjelaskan masalah yang dipelajari dan pengkonstruksian pengetahuan baru. Guru juga mendiskusikan jawaban siswa yang salah sehingga siswa dapat melihat ketidaksesuaian dan memperbaikinya.

e. Kelebihan Strategi Pembelajaran Heuristik Vee

Terdapat beberapa kelebihan dari strategi pembelajaran heuristik vee, yaitu:

1) Memperdalam pemahaman konsep matematika siswa dan mengetahui hubungan konsep-konsep yang ada dalam matematika.

2) Membantu siswa dalam memecahkan permasalahan matematika.

3) Siswa dapat saling bekerja sama dan mengkomunikasikan matematika di kelas.

4) Membangun siswa agar dapat berpikir kritis dan bernalar.40

40

(45)

3. Strategi Pembelajaran Konvensioanal

Pembelajaran konvensional adalah sebuah pembelajaran klasikal yang biasa digunakan oleh pendidik dalam mendidik siswanya. Dalam pembelajaran konvensional, guru ditempatkan sebagai pusat dalam keberlangsungan proses belajar mengajar. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Pembelajaran konvensional juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi satu arah sehingga situasi belajar terpusat pada pengajar. Dalam pembelajaran ini, guru mengajar untuk memberikan informasi dan peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang pasif, yaitu siswa belajar secara individual. Penerapan pembelajaran konvensional biasanya guru menyampaian materi pembelajaran, memberikan contoh soal, kemudian memberikan soal latihan kepada siswa.

Pada pembelajaran konvensional, pembelajaran berorientasi pada guru. Siswa menerima pembelajaran dan guru aktif menyampaikan pengetahuan.41 Pengajaran dianggap sebagai proses penyampaian fakta-fakta. Guru dianggap belum mengajar apabila belum menyampaikan fakta-fakta melalui metode ceramah dengan suara lantang.42 Pada pembelajaran konvensional yang ditekankan adalah hasil berupa prestasi bukan proses dan pemahaman siswa selama pembelajaran. Sehinnga kemampuan berpikir siswa tidak dikembangkan secara optimal.

Beberapa ciri dalam pembelajaran konvensional, yaitu:

a) Bahan ajar biasanya dalam bentuk tugas tulis, ceramah, dan media lain menurut pertimbangan guru.

b) Berorientasi pada kegiatan guru.

c) Siswa umumnya bersifat pasif dalam pembelajaran.

41

Suryanto, dkk., Pembelajaran matematika realistik Indonesia (PMRI), (Yogyakarta: Dikti, 2010), h. 60.

42

(46)

d) Interaksi diantara siswa kurang.43

B.

Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan antara lain:

1. Dalam penelitian Marino C Alfarez dan Victoria J. Risko yang berjudul “The Use of Vee Diagrams With Third Graders As A Metacognitive tool for Learning Science Concept”, diperoleh kesimpulan bahwa diagram vee adalah strategi yang ideal untuk meningkatkan pemahaman konsep sains siswa.44 2. Dalam penelitian Gerald J. Calais yang berjudul “the vee diagram as a

problem solving strategy: content area reading/writing implication”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diagram vee (sebuah pembelajaran heuristik) adalah strategi yang ideal untuk meningkatkan kemampuan penemuan siswa dal

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian  ............................................................................
Gambar 2.1 Bentuk Diagram Vee  .....................................................................
grafik, peta konsep, statistik atau
Bentuk Diagram Gambar 2.2 Vee Afamasaga36
+7

Referensi

Dokumen terkait

tentang energi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kalibagor tahun ajaran 2016/2017, dibuktikan dengan persentase ketuntasan tes siswa mencapai 58,33% pada siklus I,

Versi klien dari Windows 7 dirilis dalam versi 32-bit dan 64-bit walaupun versi servernya (yang menggantikan Windows Server 2008) dirilis hanya dalam versi 64-bit, atau

This thesis discusses Wide Sargasso Sea, a novel by Jean Rhys. The novel presents a character, Antoinette, that experiences alienation and rejection due to the existing socio

Muhammad Nur Rohim. HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN NILAI- NILAI SEJARAH DAN SIKAP SOSIAL DENGAN SIKAP INTEGRASI NASIONAL SISWA SMA NEGERI GONDANGREJO. Skripsi, Fakultas

Ngalau Sitanang I dan II pada Klaster Sitanang memiliki morfologi gua yang sangat ideal sebagai lokasi hunian, aksesibilitas yang mudah, dan daya dukung lingkungan

Adanya bahasan potensi dari segi kuantitas mataair, maka dapat diperkirakan seberapa lama eksistensi atau keberadaan mataair di Kecamatan Panggang dapat bertahan

Merupakan keterbatasan penelitian, diantaranya cara memperoleh data dari penelitian tersebut, peneliti harus mengamati secara langsung dengan cermat penerapan program

Adapun editing file dilakukan dalam format (.avi). Tahap ini dibutuhkan keahlian pembuatan video yang mampu menampilkan tulisan ke dalam bentuk men-visualisasikan