• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM): studi kasus pada konveksi As- Shaqi Pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancangan penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM): studi kasus pada konveksi As- Shaqi Pamulang"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang)

Disusun oleh:

ANDRI PRATAMA

108082000161

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ii

(Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Andri Pratama 108082000161

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rini, M.Si., Ak., CA Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak NIP. 19760315 200501 2 002 NIP. 19800416 200901 2 006

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

iii 1. Nama : Andri Pratama

2. NIM : 108082000161

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Januari 2013

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. ( ) NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua

2. Rahmawati, SE., MM. ( ) NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris

(4)

iv

2. NIM : 108082000161

3. Jurusan : Akuntansi

5. Judul Skripsi : Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

(5)

v No. Induk Mahasiswa : 108082000161

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ak untansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

(6)

vi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 27 Oktober 1989

3. Alamat : Jl. Pahlawan RT. 001 RW. 004 Desa Cibinong Kec. Gunung Sindur Kab. Bogor 4. Telepon : 0856 9445 5856

5. Email : andripratama80@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Gunung Sindur II Tahun 1995- 2001 2. SMP Nengeri 4 Serpong Tahun 2001- 2004 3. SMA Negeri 1 Cisauk Tahun 2004- 2007

4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2008- 2014

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Ketua Pramuka SD Negeri Gunung Sindur II, Periode 2000- 2001 2. Anggota PMR SMP Negeri 4 Serpong

3. Bendahara Karang Taruna Desa Cibinong, Periode 2009- 20011

IV. SEMINAR DAN PELATIHAN

1. ESQ Basic Training, 3 dan 4 September 2008

2. Seminar Multiculturalism in Region, Democracy and Modernization, 4 Desember 2008

3. Seminar Peran Asuransi dalam Era Globalisasi, 20 Mei 2010

V. KEPANITIAAN

(7)

vii

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sukendo

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 3 April 1964 3. Pendidikan Terakhir : SLTA

4. Ibu : Rosanti, S.Pd

5. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 29 September 1967 6. Pendidikan Terakhir : S1 PGSD

(8)

viii

(Case Study On Convection As- Shaqi Pamulang)

Andri Pratama

ABSTRACT

The financial report is a tool for analyzing the financial performance of companies that can provide information about the financial position, performance and cash flow, so it can serve as a basis for decision making by management. This study aims to understand the design of the application of SAK ETAP as a basic standard in financial reporting for SMEs. Where SMEs can design a simple accounting system that can assist and facilitate the creation of financial statements in accordance with SAK ETAP.

This study used a descriptive method and data collection was done by means of interviews and direct observation to the managers of SMEs. This study was conducted to identify the constraints faced by SMEs in the preparation of the financial statements, and prepare reports in accordance with SAK ETAP. The results of this study indicate that SMEs experiencing problems in preparing the financial statements due to the lack of capable human resources in the field of accounting. The results of the preparation of financial statements in accordance with SAK ETAP balance sheet, income statement, statement of changes in capital and cash flow statement.

(9)

ix

(Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang )

Andri Pratama

ABSTRAK

Laporan keuangan merupakan alat untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan yang dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas, sehingga dapat dijadikan sebagi dasar pengambilan keputusan oleh manajemen. Penelitian ini bertujuan untuk memahami rancangan penerapan SAK ETAP sebagai standar yang baku dalam pembuatan laporan keuangan bagi UKM. Dimana UKM dapat merancang sistem akuntansi keuangan sederhana yang dapat membantu dan memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara serta observasi langsung kepada pengelola UKM. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kendala- kendala yang dihadapi UKM dalam penyusunan laporan keuangan, serta menyusun laporan sesuai dengan SAK ETAP. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa UKM mengalami kendala dalam menyusun laporan keuangan karena kurangnya SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang akuntansi. Hasil penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.

(10)

x

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang memiliki segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit yang telah melimpahkan rahmat dan karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Rancangan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi kasus pada Konveksi As- Shaqi Pamulang”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman suram ke zaman terang-benderang seperti sekarang ini.

Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, izinkanlah penulis menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih kepada:

1. Rasa ta`dzim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda Sukendo dan Ibunda Rosanti S.Pd atas dukungan moril dan materil, kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tidak habis bahkan doa-doa munajatnya yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT.

2. Keluarga Besar Alm. H. Hasan dan Keluarga Besar Alm. Nursahid yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(11)

xi

7. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu, perhatian serta nasihat kehidupan yang berguna kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis.

8. Seluruh staf Bagian Keuangan, Jurusan, Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanannya selama ini.

9. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (P-FEB), Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan perpustakaan-perpustakaan Universitas lain yang telah membantu penulis dalam mencari data-data yang diperlukan.

10.Bapak H. Salman Abdullah Sungkar dan Bapak Zulfikar Aminudin, SE., serta seluruh karyawan dari Konveksi As- Shaqi.

11.Khairul Badriah, S.Pd.I sebagai seorang yang sangat spesial untuk penulis dan Heri Supriyadi, SE serta teman- teman yang yang telah membantu dan memberikan support selama ini.

12.Serta untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga amal dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima oleh Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Dengan segala kelemahan dan kekurangan, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai setiap langkah kita. Amiiin.

Ciputat, Pebruari 2014

(12)

xii

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstract ... viii

Abstrak ... ix

Kata Pengantar... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8

(13)

xiii

a. Pengertian laporan keuangan ... 12

b. Tujuan laporan keuangan ... 13

c. Penyajian laporan keuangan ... 14

3. SAK ETAP ... 16

a. Sejarah singkat SAK ETAP ... 16

b. Persiapan penerapan SAK ETAP ... 19

c. Ruang lingkup SAK ETAP ... 20

d. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP 21 4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 26

a. Usaha kecil ... 26

b. Usaha menengah ... 27

c. Peran dan fungsi UKM... 28

B. Penelitian Terdahulu ... 28

C. Kerangka Pemikiran ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 34

B. Jenis dan Sumber Data ... 34

C. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

(14)

xiv

B. Deskripsi Data ... 42

C. Hasil Penelitian ... 44

1. Menentukan Periode Fiskal ... 47

2. Membuat Neraca Awal ... 48

3. Membuat Jurnal ... 53

4. Memposting ke Buku Besar ... 55

5. Menyusun Laporan Keuangan ... 56

a. Membuat neraca ... 50

b. Menyusun laporan laba rugi dan saldo laba ... 58

c. Menyusun laporan arus kas ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Implikasi ... 64

C. Saran ... 64

Daftar Pustaka ... 66

(15)

xv

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu………. 29 4.1 Daftar Transaksi Konveksi As- Shaqi dan Akun- Akun

Yang Terlibat……….. 48

(16)

xvi

2.1 Siklus Akuntansi……… 11

2.2 Skema Kerangka Pemikiran………... 33

4.1 Struktur Organisasi………. 40

4.2 Neraca Awal………... 52

4.3 Jurnal Umum………... 54

4.4 Buku Besar……….. 55

4.5 Neraca……….. 56

4.6 Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba……… 59

(17)

xvii

(18)

1

A.Latar Belakang

Usaha kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat menjadi UKM merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Keberadaan usaha kecil dan menengah tersebut harus didukung dan didorong kemampuannya agar tetap berkembang dan hidup, sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan pekerjaan. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju.

Peran aktif usaha kecil dan menengah (UKM) pada era pasca krisis mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat berfungsi sebagai katup pengaman permasalahan tenaga kerja. Dimasa krisis, usaha kecil menengah terbukti tangguh bertahan karena pelakunya bersandar kepada sumber daya lokal sehingga memiliki ketahanan yang kuat (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan: 2009).

(19)

2 melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi dari kegiatan usaha atau non usaha. Kebanyakan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) hanya menghitung harta yang dimiliki sebatas uang kas yang dipegang saja. Mereka tidak memahami bahwa pengertian harta lebih luas dari sekedar uang yang kas (Anak Suryo: 2006).

Sering kali dalam skala usaha kecil dan menengah (UKM) hasil usaha dikatakan bagus jika pendapatan sekarang lebih tinggi daripada pendapatan sebelumnya. Padahal indikator dari keberhasilan tidak hanya diukur dari pendapatan saja, diperlukan pengukuran dan pengelompokan atas transaksi atau kegiatan usaha yang terjadi serta pengikhtisaran transaksi- transaksi tersebut.

(20)

3 Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan. Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang dilaporkan setiap akhir periode sebagai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan (Ma’rifatul Auliyah: 2012).

Laporan keuangan juga dapat menjadi tolak ukur bagi pemilik dalam memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada laba semata.

(21)

4 administratif. Dengan demikian dengan semakin berkembangnya usaha, menuntut usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menyediakan laporan keuangannya dengan baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. Laporan keuangan yang akurat dan baku akan banyak membantu mereka dalam upaya pengembangan bisnisnya secara kuantitatif dan kualitatif (I Made Narsa, Agus Widodo dan Sigit Kurnianto: 2012).

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada tanggal 12 Juli 2009 dan berlaku efektif pada 1 Januari 2011. Kehadiran Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau lebih dikenal dengan (SAK ETAP) diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk UKM dalam menyajikan laporan keuangan. SAK ETAP juga diharapkan mernjadi solusi permasalahan internal perusahaan, terutama bagi manajemen yang hanya melihat hasil laba yang diperoleh tanpa melihat kondisi keuangan yang sebenarnya.

(22)

5 Usaha kecil dan menegah (UKM) termasuk dalam ETAP karena tidak memiliki akuntabilitas yang signifikan dan menerbitkan laporan keuangan tidak untuk tujuan umum (general purpose financial statement). Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan jika, bukan entitas yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan pernerbitan efek di pasar modal atau bukan entitas yang menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat (IAI: 2009).

(23)

6 yang sedikit banyak diketahui dan diterapkan dalam laporan keuangan usaha kecil dan menengah (UKM).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kendala apa yang dihadapi Konveksi As- Shaqi untuk menyusun

laporan keuangannya?

2. Bagaimana rancangan penerapan SAK ETAP pada usaha kecil dan menengah (UKM) khususnya Konveksi As- Shaqi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kendala- kendala apa saja yang dihadapi oleh Konveksi As- Shaqi dalam menyusun laporan keuangannya.

(24)

7 a. Manfaat teoritis:

1) Memberikan pemahaman tentang rancangan penerapan SAK ETAP untuk usaha kecil dan menengah (UKM).

2) Memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP yang diharapan berdampak pada pengembangan usaha.

3) Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang telah dipelajari selama ini sehingga dapat memperdalam pengetahuan tentang penelitian dan menambah wawasan serta pemahaman yang lebih baik.

b. Manfaat praktis:

1) Sebagai bahan masukan atau sumbangan informasi terhadap pihak perusahaan mengenai penerapan SAK ETAP pada UKM. 2) Sebagai bahan informasi kepada akademisi dan masyarakat

(25)

8

A. Landasan Teori

1. Akuntansi

a. Pengertian dan definisi akuntansi

Dalam pengetahuan akuntansi dikenal dua istilah asing, yaitu accountancy dan accounting. Secara terminologi istilah tersebut lazim

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi akuntansi. Untuk mendekatkan pengertian terhadap kedua istilah tersebut, perlu diketahui pengertian dan kedudukan masing- masing dalam pengetahuan akuntansi.

(26)

9 Sedangkan, menurut Warren, Reeve, dan Fees (2006) akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak- pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyangkut pemeriksaan dan penilaian (evaluasi) atas hasil proses pelaksanaan pembukuan yang memberikan laporan kepada pihak- pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

Akuntansi sering dijuluki sebagai bahasa bisnis (the language of bussines). Perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat telah

menyebabkan semakin kompleksnya bahasa tersebut, yang digunakan untuk mencatat, meringkas, melaporkan, menginterprestasikan data dasar ekonomi untuk kepentingan perorangan, perusahaan, pemerintah dan anggota masyarakat lainnya (Sadeli: 2008).

Menurut AAA (American Accounting Association) dalam Sadeli (2008), akuntasi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut.

(27)

10 Sedangkan, menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountans) dalam Ahmed Riahi dan Belkaoui(2006) akuntasi adalah

suatu seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi- transaksi dan kejadian- kejadian yang paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat keuangan dan selanjutnya menginterprestasikan hasilnya.

Pihak- pihak yang berkepentingan menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan mereka. Pihak- pihak yang berkepentingan juga menggunakan informasi lain untuk pengambilan keputusan mengenai perusahaan. Pihak- pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (Bussines Stakeholder) adalah perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan (Warren, Reeve dan Fees: 2006).

(28)

11

b. Siklus akuntansi

Siklus akuntansi menurut Warren (2006), adalah proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis serta menjurnal transaksi dan diakhiri dengan mengikhtisarkan dan melaporkan transaksi tersebut.

Pengertian siklus akuntansi juga diungkapkan Manahan (2004) siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode.

(29)

12

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian laporan keuangan

Setelah transaksi dicatat dan dikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian disebut laporan keuangan (Warren: 2006).

Merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang akan diambil oleh perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Dalam pengertian yang sederhana menurut Kasmir (2009), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Kemudian, Sadeli (2008) mengemukakan laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuatitatif tentang posisi keuangan dan perubahan- perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu.

(30)

13 yang berkepentingan dalam menganalisis serta menginterprestasikan kinerja keuangan dan kondisi perusahaan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang menyajikan dan memberi informasi tentang kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

b. Tujuan laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut IAI dalam PSAK (2009) adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi yang meliputi:

 Aset

 Liabilitas (kewajiban)

 Ekuitas

 Pendapatan dan beban termasuk keuantungan dan kerugian

 Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

(31)

14

c. Penyajian laporan keuangan

Penyajian yang wajar dari laporan keuangan SAK ETAP antara lain dijelaskan dalam SAK ETAP (2009) sebagai berikut:

1) Penyajian Wajar

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban.

2) Kepatuhan Terhadap SAK ETAP

Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan

atas laporan keuangan. 3) Kelangsungan Usaha

Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan usaha.

4) Frekuensi Pelaporan

(32)

15 5) Penyajian yang Konsisten

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali jika terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan penyajian atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi. 6) Informasi Komparatif

Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan).

7) Materialitas dan Agregasi

(33)

16

3. SAK ETAP

a. Sejarah singkat SAK ETAP

Ikatan Akuntan Indonesia sejak Juli 2009 telah meluncurkan standar akuntansi ETAP (SAK-ETAP). Nama standar ini sedikit unik karena exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standar ini diberi nama SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Wahyuni: 2011).

Sesuai dengan namanya maka sasaran pengguna dari standar ini adalah entitas yang tidak memiliki tanggung jawab akuntabilitas kepada publik (ETAP). SAK ETAP beranalogi dengan IFRS SMEs (Small and Medium Enterprises), bahkan semangat pengembangan SAK ETAP berasal dari IFRS SMEs namun dengan beberapa penyesuaian (Eka: 2010)

Dengan adanya SAK ETAP, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan SAK Umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan SAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks..

(34)

17 perusahaan namun, hambatan dalam pengaplikasian SAK Umum terkait dengan kompleksitas SAK Umum sehingga menimbulkan biaya yang besar apabila tetap diterapkan.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) memahami hal ini dan memberikan solusi berupa penerbitan SAK ETAP yang merupakan simplifikasi dari SAK Umum. Secara substansi tidak terdapat perbedaan signifikan antara keduanya, namun persyaratan disclosure dari SAK ETAP berkurang signifikan dari SAK Umum (Eka: 2010)

. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.

(35)

18 diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Oleh sebab itu per 1 Januari 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP (Wahyuni: 2011).

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.

(36)

19

b. Persiapan penerapan SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) akan dinyatakan efektif berlaku untuk entitas yang tidak memiliki akuntabiltas publik, yaitu entitas yang memiliki 2 kriteria yaitu: tidak memiliki akuntabilitas publik secara signifikan, dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal

dalam kriteria kedua ini adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit (Basir: 2010).

Kriteria ETAP di atas bisa dibedakan dengan entitas yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu jika (SAK ETAP: 2009):

1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal.

2) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi.

(37)

20 sebagai bentuk SAK yang lebih sederhana dibandingkan dengan SAK Umum yang lebih rumit (Basir: 2010).

c. Ruang lingkup SAK ETAP

Berdasarkan ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

(38)

21

d. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan dini diperkenankan. Jika SAK ETAP diterapkan dini, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SAK ETAP (2009). 1) Jenis laporan keuangan lengkap

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SAK ETAP (2009), laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap meliputi:

(a) Neraca

Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:

 Kas dan setara kas

 Piutang usaha dan piutang lainnya

 Persediaan

 Properti dan investasi

 Aset tetap

 Aset tidak berwujud

 Utang usaha dan utang lainnya

(39)

22

 Kewajiban diestimasi

 Ekuitas (b) Laporan laba rugi

Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur-unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban.

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:

 Pendapatan

 Beban keuangan

 Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas

 Beban pajak

 Laba atau rugi neto (c) Laporan perubahan ekuitas

Dalam laporan ini menunjukan:

(40)

23 pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, atau

 Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik termasuk jumlah investasi, penghitungan dividen dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama suatu periode.

(d) Laporan arus kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

(e) Catatan atas laporan keuangan yang berisiringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan penjelasan lainnya.

(41)

24 2) Pengakuan dalam laporan keuangan

(a) Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya dimasa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.

(1) Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:

 Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas

 Dimiliki untuk diperdagangkan

 Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau

 Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

(42)

25 (1) Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. (i) Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban

jangka pendek jika:

 Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas

 Dimiliki untuk diperdagangkan

 Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau

 Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

(ii) Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban jangka panjang.

(43)

26 (3) Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Laba atau rugi merupakan selisih antara penghasilan dan beban. Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.

4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

a. Usaha kecil

Sebagaimana yang dimaksud Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dilampirkan oleh Tambunan (2012) dalam bukunya yang berjudul “Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia” usaha kecil adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang.

(44)

27 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

2) Memiliki hasi penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Usaha kecil dan menengah adalah jenis usaha yang jumlahnya paling banyak di Indonesia, tetapi saat ini batasan mengenai kriteria usaha kecil masih beragam. Pengertian mengenai UKM juga masih relatif. Sehingga adanya batasan diperlukan untuk menimbulkan definisi- definisi dari berbagai segi (Hutagaol: 2012).

b. Usaha menengah

Kemudian pengertian usaha menengah dalam Undang- Undang tersebut yang terlampir dalam Tambunan (2012) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang.

(45)

28 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

c. Peran dan fungsi UKM

Menurut Suryana dalam Ma’rifatul Auliyah (2012) fungsi dan peran

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sangat besar dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Fungsi dan peran itu meliputi:

1) Penyediaan barang dan jasa 2) Penyerapan tenaga kerja 3) Pemerataan pendapatan

4) Sebagai nilai tambah bagi produk daerah 5) Peningkatan taraf hidup masyarakat

B. Penelitian Terdahulu

(46)
(47)
(48)
(49)

32

C. Kerangka Pemikiran

Menurut Hamid (2007) mendefinisikan kerangka pemikiran sebagai berikut:

“Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan.”

Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual, tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah rancangan penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang merupakan sebuah studi kasus pada konveksi As- Shaqi.

(50)

33

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikian

Konveksi As- Shaqi tidak menerapkan akuntansi didalam kegiatan usahanya.

Rancangan penerapan SAK ETAP dilakukan dalam setiap kegiatan usaha konveksi As- Shaqi

Basis Teori

Metode Penelitian: Kualitatif Deskriptif

Deskripsi dan pembahasan

Kesimpulan dan implikasi

(51)

34

A. Ruang Lingkup Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif yang berupa studi kasus. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan mengenai bagaimana keadaan perusahaan tersebut sampai pada data-data yang dibutuhkan untuk dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis. Adapun objek penelitian adalah Rancangan Penerapan SAK ETAP pada UKM.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

(52)

35 terdiri atas data primer dan data sekunder.

a) Data primer

Data ini didapat dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang bersangkutan dalam perusahaan, seperti pemilik usaha, penanggung jawab keuangan, dan bagian-bagian yang bersangkutan dengan pengolahan data keuangan, sehingga dapat diperoleh keterangan yang dibutuhkan sehubungan dengan masalah yang diteliti yakni penerapan akuntansi.

b) Data sekunder

(53)

36 menggambarkan dan menginterprestasikan objek dengan apa adanya. Hasil laporan menggambarkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan kata lain penelitian deskriptif mengambarkan dengan sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan. Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang tidak terstruktur dan dilakukan sesantai mungkin, dengan tujuan untuk menggali lebih banyak informasi dari informan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan memudahkan dalam proses analisis data.

Adapun langkah- langkah dalam memperoleh data penelitian adalah sebagai berikut (Auliyah: 2012):

1. Melakukan pengamatan/ observasi dan wawancara,

2. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang terjadi pada perusahaan,

3. Mengevaluasi hasil dari pengamatan dan wawancara serta data yang didapat,

(54)

37

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil UKM

Konveksi As- Shaqi yang beralamat di Jalan Aria Putra No. 66 Kedaung- Pamulang Kota Tangerang Selatan provinsi Banten, merupakan sebuah salah satu usaha keluarga yang memproduksi pakaian muslim pria, wanita dan anak- anak serta perlengkapan haji pria dan wanita , seperti: baju koko, jubah, baju ihrom, kerudung, dan lainnya.

Usaha produksi pakaian muslim ini mulai digeluti oleh H. Salman Abdullah Sungkar sekitar tahun 2000. Karena keinginan dan kemampuan dibidang menjahit beliau memulai usahanya dengan bemodalkan sebuah mesin jahit dengan memulai membuat pakaian muslim serta membuka jasa menjahit pakaian. Sedikit demi sedikit hasil dari kerja keras beliau mulai membuahkan hasil, dengan banyaknya pesanan dari warga sekitar.

(55)

38 Ramadhan tiba sampai menjelang hari raya Idul Fitri omzet yang didapat mencapai ratusan juta rupiah. Melihat hal tersebut mulailah tersirat dibenak beliau untuk membeli toko di pasar Tanah Abang, impian itu pun diwujudkan beliau dengan membeli toko yang diberi nama As- Shaqi Collection yang berada di Blok F lantai 5 pasar Tanah Abang.

Seiring dengan perkembangan positif yang dialami konveksi As- Shaqi pada tahun 2008, H. Salman Abdullah Sungkar kemudian membeli toko di sebuah mall di daerah Pamulang yang diberi nama As- Sakinah. Kedua toko tersebut menjadi pilar utama dalam penjualan hasil produksi dari konveksi As- Shaqi. Karena semakin banyaknya pesanan dan produksi yang dilakukan oleh konveksi dan sempitnya tempat produksi kemudian beliau memutuskan untuk membangun sebuah tempat produksi yang lebih besar untuk tempat produksi utama dan gudang dekat dengan tempat tinggalnya.

(56)

39 untuk melanjutkan usahanya. Mulailah pencatatan akuntansi sederhana dilakukan, dari pencatatan kas masuk, kas keluar, piutang, hutang, persedian bahan baku dan barang jadi. Konveksi As- Shaqi pun mulai memperbaiki manajemen yang terjadi di konveksi.

Pada kasus ini peneliti mulai merancang penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam laporan keuangan konveksi. Hai ini diyakini dapat membantu konveksi dalam membuat laporan keuangan, juga untuk memenuhi kebutuhan investor yang ingin melihat perkembangan keuangan pada konveksi As- Shaqi yang terjadi saat ini.

(57)

40 atau pengelola konveksi adalah anggota keluarga dan anak dari H. Salman Abdullah Sungkar. Struktur dibawah ini merupakan gambaran struktur organisasi yang dibuat berdasarkan deskripsi dan keterangan dari pemilik dan karyawan konveksi As- Shaqi:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

(58)

41 menyusun laporan keuangan, yaitu:

a. Konveksi As- Shaqi memiliki sekitar 28 orang karyawan dimana hanya satu orang karyawan yang menangani bagian administrasi dimana bagian tersebut mengelola hampir seluruh kegiatan keuangan konveksi, mulai dari pembelian, penjualan, hutang piutang perusahaan, gudang, penggajian karyawan dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan administrasi keuangan konveksi. Dimana latar belakang pendidikan karyawan tersebut hanya tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak memiliki pendidikan akuntansi. Menyebabkan kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menyusun laporan keuangan. Karena karyawan konveksi As- Shaqi yang mengelola keuangan perusahaan tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan tidak pernah mengikuti pelatihan tentang akuntansi. b. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas untuk karyawan pada

(59)

42 d. Belum tertatanya pencatatan yang mendukung data- data untuk

pembuatan laporan keuangan, seperti: buku piutang, buku utang, catatan aset, pencatatan beban- beban konveksi, dan lainnya.

B. Deskripsi Data

Berikut adalah data- data konveksi As- Shaqi yang diperlukan untuk penerapan SAK ETAP pada penelitian ini antara lain yaitu:

1. Buku kas, yaitu buku atau catatan yang berisikan tentang pengeluaran dan pemasukan kas yang terjadi setiap hari. Pemilik mencatat seluruh transaksi keuangannya dalam buku tersebut, mulai dari biaya parkir, pembelian bahan baku dan bahan pendukung, pembayaran piutang usaha sampai dengan pembayaran hutang usaha dan kemudian diinput menggunakan komputer (dapat dilihat pada lampiran I).

(60)

43 untuk setiap aset yang dimiliki (dapat dilihat pada lampiran I).

4. Catatan hutang usaha, yaitu catatan yang mengenai hutang konveksi yang kepada para produsen atau distributor bahan baku dan bahan penunjang produksi lainnya (dapat dilihat pada lampiran I).

5. Catatan persediaan, yaitu catatan mengenai persediaan barang jadi yang dibuat oleh pemilik berdasarkan data pemotongan (cutting) bahan baku untuk produksi. Pemilik belum melakukan stok opname untuk melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan barang jadi dan tidak melakukan pencatatan terhadap bahan baku yang tersedia (dapat dilihat pada lampiran I).

6. Catatan penjualan, yaitu catatan yang dibuat oleh pemilik berdasarkan nota penjualan yang telah dikeluarkan tanpa adanya pemisahaan antara penjualan tunai dan kredit (dapat dilihat pada lampiran I).

7. Catatan giro, yaitu catatan yang berisikan giro- giro pembayaran dari pelanggan dan giro- giro yang diterbitkan untuk pembayaran hutang usaha. Sebagian besar transaksi dalam konveksi menggunakan giro (dapat dilihat pada lampiran I).

(61)

44

C. Hasil Penelitian

Penelitian ini memberikan format rancangan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP dan dapat digunakan oleh perusahaan untuk membuat laporan keuangan perusahaannya sendiri. Adapun untuk merancang laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi UKM tersebut langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Mengenali karakteristik UKM yang memiliki karakteristik bisnis tersendiri yaitu:

a. Memiliki stuktur permodalan baik dari modal sendiri maupun investor, dimana komposisi modal sendiri memiliki persentase jumlah yang lebih besar dibanding investor.

b. Strategi bersaing pada biaya yang rendah karena memiliki banyak pesaing yang menjual barang yang sejenis.

c. Berorientasi pada penjualan grosir karena produk yang dihasilkan dijual di pasar Tanah Abang yang terkenal sebagai salah satu pusat grosir terbesar.

d. Memiliki stok persediaan barang dagang yang sejenis dalam jumlah yang banyak karena berorientasi pada penjualan grosir. e. Pengusaha belum memiliki NPWP dan belum melakukan

(62)

45 penjualan eceran (retail), sedangkan penjualan kredit timbul dari transaksi penjualan dalam jumlah besar (grosir) kepada pelanggan-pelanggan setia untuk dijual kembali di daerahnya masing-masing. Transaksi penjualan kredit akan memunculkan akun piutang usaha dalam neraca perusahaan. Umumnya dalam transaksi penjualan ini terdapat potongan/diskon penjualan tersendiri yang proporsional dengan jumlah barang yang dibeli oleh pelanggan (semakin banyak barang yang dibeli oleh pelanggan, semakin besar pula potongan harga jualnya.) sehingga pada laporan laba-rugi, potongan/diskon penjualan tersebut akan mengurangi hasil penjualan bruto perusahaan. Selain kebijakan potongan harga tersebut, untuk transaksi penjualan grosir pengusaha memberikan kebijakan retur atau pengembalian barang sehingga dalam laporan laba-rugi retur penjualan ini juga akan mengurangi penjualan bruto perusahaan.

(63)

46 4. Perancangan laporan keuangan untuk UKM Konveksi As- Shaqi.

Format laporan keuangan yang dibuat disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi UKM dan mengacu pada SAK ETAP adalah sebagai berikut:

a. Neraca

Neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu atau akhir periode pelaporan. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan. Pada format laporan yang direkomendasikan pos-pos disajikan berdasarkan pada penilaian sifat dan likuiditas aset maupun kewajiban.

b. Laporan laba rugi dan saldo laba

(64)

47 perubahan dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi disyaratkan oleh SAK ETAP menggunakan metode tidak langsung.

Berdasarkan data- data yang telah diperoleh dari konveksi As- Shaqi untuk penelitian tahapan berikutnya adalah pembuatan laporan keuangan dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Menentukan Periode Fiskal

(65)

48 pada akhir Juni 2012 serta melihat bukti- bukti transakasi keuangan yang telah terjadi untuk memperkirakan saldo masing- masing akun yang akan dibuat. Pemilik mulai melakukan pencatatan intensif mengenai kegiatan keuangan perusahaan disertai dengan pengarsipan bukti transaksi yang terjadi dari awal Juli 2012, dan juga didorong oleh tutunan dari investor untuk melihat kondisi keuangan perusahaan untuk melindungi modal yang telah ditanamkan. Dari data yang diperoleh peneliti membuat daftar nama akun sesuai dengan kegiatan transaksi keuangan yang sering dilakukan oleh UKM tersebut. Berikut adalah perkiraan akun- akun dalam neraca awal yang digunakan untuk setiap transaksi keuangan yang terjadi pada konveksi As- Shaqi:

Tabel 4.1.

Daftar Transaski Konveksi As- Shaqi Dan Akun- Akun Yang Terlibat

Jenis Transaksi Debet Kredit

Pembelian Bahan Baku

Tunai Pembelian Kas

Pembelian Bahan Baku

Kredit Pembelian Utang Usaha

Retur Pembelian Tunai Kas Retur Pembelian Retur Pembelian Kredit Utang Usaha Retur Pembelian

Penjualan Tunai Kas Penjualan

Penjualan Kredit Piutang Usaha Penjualan Pembayaran Gaji Karyawan Beban Gaji Karyawan Kas Pembayaran Listrik Beban Listrik Kas Tol, Bensin dan Parkir Beban Transport Kas

Penyetoran Tunai ke Bank Kas di Bank Kas

Disetor Modal Tunai Kas Modal Pemilik

(66)

49 Pembelian Peralatan Kantor Peralatan Kantor Kas

Pembayaran Utang Tunai Utang Usaha Kas

Diterima Piutang Tunai Kas Piutang Usaha Pembayaran Utang dengan

Giro Utang Usaha Utang Giro

Diterima Piutang dengan

Giro Piutang Giro Piutang Usaha

Pembayaran Angsuran Toko Angsuran Toko Kas Pembayaran Angsuran

Kendaraan Angsuran Kendaraan Kas Pembayaran Sewa Kontrakan Beban Sewa Kontrakan Kas Pembayaran Utang Giro

Jatuh Tempo Utang Giro Kas di Bank Diterima Piutang Giro Jatuh

Tempo Kas di Bank Piutang Giro

Penyusutan Pabrik Beban Penyusutan Pabrik

(67)

50

Tabel. 4.2. Daftar Nama Akun

Asset Ekuitas Pemilik

Piutang Karyawan Retur Penjualan

Aksesoris Diskon Penjualan

Perlengkapan Kantor Pendapatan Lain- lain (Bazaar) Persediaan Bahan Baku Pendapatan Proyek Seragam (PKU) Persediaan Barang Dalam Proses Harga Pokok Produksi

Persediaan Barang Jadi Tenaga Kerja Langsung

(68)

51 seperti kas, kas bank, piutang usaha, piutang giro, piutang karyawan, dan lainnya serta aset tetap seperti tanah, bangunan, mesin, toko, kendaraan dimana saldo akhir dari masing- masing akun pada periode tersebut yang digunakan untuk neraca awal.

b. Data penyusutan aset yang dimiliki konveksi As- Shaqi, dimana perhitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus.

c. Data kewajiban konveksi As- Shaqi yang terdiri dari kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.

d. Data ekuitas konveksi As- Shaqi yang terdiri dari saham/ investasi dan modal pemilik. Yang dimaksud saham/ investasi ini adalah modal yang diberikan oleh koleganya untuk digunakan sebagai tambahan usaha konveksi As- Shaqi. Berdasarkan data- data transaksi yang diperoleh maka kemudian disusunlah neraca awal dengan format sebagai berikut:

(69)
(70)

53

Total Kewajiban Rp 1.738.838.500

(71)

54 adalah:

a. Bukti transaksi yang terjadi pada periode tersebut yang akan digunakan sebagai dasar penjurnalan.

b. Transaksi atau kegiatan keuangan konveksi yang tidak memiliki bukti, namun untuk kepentingan konveksi As- Shaqi yang nantinya akan dimasukan kedalam perkiraan beban lain- lain apabila merupakan beban yang dikeluarkan konveksi. Dan perkiraan pendapatan lain- lain apabila merupakan pendapatan yang diterima oleh konveksi As- Shaqi.

(72)

55 dilakukan. Data dalam buku besar ini merujuk dari neraca awal dan jurnal yang telah dibuat untuk periode yang bersangkutan. Adapun data yang diperlukan dalam membuat buku besar ,yaitu:

a. Saldo akhir pada neraca awal pada periode yang lalu dari setiap perkiraan akun.

(73)

56 transaksi atau mengakui pendapatan dan beban pada saat terjadinya dan bukan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya tersebut dibayarkan.

a. Membuat neraca

(74)

57

Liabilitas/ Kewajiban

Kewajiban Lancar

Total Kewajiban Rp 1.994.107.500

Ekuitas Pemilik

Saham/ Investasi

Zulfikar/ Satar Rp 200.000.000

(75)

58 Total Ekuitas Rp 1.217.830.634 Total Liabilitas dan Ekuitas

Pemilik Rp 3.211.938.134

b. Menyusun laporan laba rugi dan saldo laba

SAK ETAP mengijinkan entitas untuk menyajikan laba rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba rugi, pembayaran deviden, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi. sebagaimana dijelaskan dalam SAK ETAP paragraph 3.13, “ Jika entitas hanya mengalami

perubahan ekuitas yang muncul dari laba atau rugi, pembayaran deviden, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi selama periode laporan keuangan disajikan maka entitas dapat menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba sebagai pengganti laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas”.

Laporan laba rugi dan saldo laba suatu periode menunjukan kinerja keuangan perusahan selama periode tersebut.

Adapun data yang diperlukan untuk membuat laporan laba rugi dan saldo laba yaitu:

(76)

59 c. Data ekuitas pemilik/ saldo laba/ laba ditahan pemilik

pada periode lalu.

Dari data diatas yang selanjutnya diolah menghasilkan laporan laba rugi dan saldo laba sebagai berikut:

Gambar. 4.6. Laporan Laba Rugi Dan Saldo Laba

KONVEKSI AS- SHAQI Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

(77)

60

c. Menyusun laporan arus kas

(78)

61 Adapun data yang diperlukan dalam membuat laporan arus kas konveksi As- Shaqi, yaitu:

a. Data transaksi yang berasal dari aktivitas operasi konveksi yang melibatkan semua kas yang digunakan untuk pendanaan operasi konveksi dalam periode akuntansi, seperti penjualan tunai, pembelian bahan tunai, pembayaran gaji karyawan dan lainnya.

b. Data transaksi investasi dan pendanaan pada periode akuntansi yang sedang berjalan, yang melibatkan tambahan modal dari investor, kemudian pembelian atau penjualan aset dan penjualan property investasi konveksi yang terjadi pada periode tertentu.

(79)

62

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Penjualan Tunai Rp 97.845.224

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Pelepasan (perolehan) investasi Rp -

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Penerimaan (pembayaran) pinjaman

Bank Rp -

Arus kas bersih dari aktivitas

(80)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM), maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konveksi As- Shaqi mengalami kendala dalam membuat laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada, kendala yang dihadapi antara lain:

a. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam penerapan akuntansi dan pembuatan laporan keuangan konveksi yang sesuai dengan standar yang baku karena tingkat pendidikan yang belum memadai untuk mengelola keuangan perusahaan.

b. Pencatatan pembukuan yang belum dilakukan dengan baik. Seperti belum lengkapnya daftar buku piutang, utang, aset, penjualan dan lainnya.

(81)

64 2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) yang dirancang penerapannya pada konveksi As- Shaqi telah membantu memudahkan perusahaan dalam mengolah data- data yang tersedia guna membuat laporan keuangan baku bagi entitas juga untuk melihat kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan serta memenuhi kewajiban konveksi kepada investor.

B. Implikasi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu akuntasi khususnya dalam penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai tahap- tahap pengaplikasian SAK ETAP pada UKM. Berdasarkan kesimpulan dapat diketahui bahwa penerapan SAK ETAP pada UKM akan memudahkan UKM dalam pembuatan laporan keuangan yang berstandar yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan UKM tersebut.

C. Saran

(82)
(83)

66

pada Usaha Kecil Menengah”. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol. 10 No. 2 (Oktober): 152- 163.

Auliyah, Iim Ma’rifatul. 2012. “Penerapan Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP pada UKM Kampung Batik Sidoarjo”. Artikel Ilmiah: 1-15. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan. 2009.

Kontribusi UKM dan Usaha Besar Kota Tangerang Selatan Tahun 2008”. Laporan. BPPD Kota Tangerang Selatan dengan BPS Kabupaten Tangerang. Tangerang.

Basir, Syarief. 2010. “Persiapan Penerapan PSAK ETAP”. Newsletter KAP Syarief Basir dan Rekan, edisi: Juli.

Beck, Thorsten dan A. Demirguc- Kunt. 2006. “Small and Medium Enterprises: Acces to Finance as a Growth Constraint”. Journal of Banking and Finance, Vol. 30 (Juni): 2931- 2943.

Ediraras, Dharma T. 2010. “Akuntansi dan Kinerja UKM”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.15 No.2 (Agustus): 152-158.

Efferin, Sujoko. Stevanus Hadi Darmaji dan Yuliawati Tan. 2004. “Metode Penelitian Untuk Akuntansi: Sebuah Pendekatan Praktis”. Malang: Banyumedia Publishing.

Eka, I Wayan Agus. 2010. “SAK ETAP Sebuah Versi Sederhana dari SAK Umum”, artikel diakses tanggal 29 April 2014, dari http: //wayanag.seka.wordpress.com/2010/02/21/sak-etap-sebuah-versi-sederhana-dari-sak-umum/

Hamid, Abdul. 2012. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Jakarta: FEIS UIN Syarif Hidayatullah.

Hutagaol, Renaldo Martin Novianto. 2012. “Penerapan Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol.1 No.2 (Maret): 57-62.

(84)

67 Jakarta: Penerbit Erlangga.

Narsa, I Made,. Agus Widodo, dan Sigit Kurnianto. 2012. “ Mengungkap Kesiapan UMKM dalam Implementasi Standar Akuntansi Keuangan entitas Tanpa Publik (PSAK- ETAP) untuk Meningkatkan Akses Modal Perbankan”. Majalah Ekonomi. Tahun XXII, No. 3 (Desember): 204-214.

Nasution, Manahan. 2004. “Siklus Akuntansi”. e-USU Repository, Universitas Sumatera Utara: 1-10.

Putra, Hermon Adhy dan Elisabeth Penti Kurniati. 2012. “Penyusunan Laporan Keuangan untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

ETAP)”. Pekan Ilmiah Dosen FEB UKSW (Desember): 547- 579.

Riahi, Belkaoi Ahmed. 2006. “Accounting Theory”. Edisi Lima. Terjemahan Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli. Jakarta: Salemba Empat. Sadeli, Lili M. 2008. “Dasar- Dasar Akuntansi”. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sariningtyas, Pratiwi dan Tituk Diah W. “Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik pada Usaha Kecil dan Menengah”. JAKI, Vol.1 No.1: 90-101.

Sekaran, Uma. 2009. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4)”. Jakarta : Salemba Empat.

Setiady, Marry .2011. “Telaah Kesiapan dan Prospek Implementasi SAK ETAP: Studi Kasus pada UMKM Garment di Pusas Grosir Surabaya”. Suryo, Anak. 2006. “Akuntansi untuk UKM: Metode Akuntansi Prakktis dan Sederhana untuk Usaha Kecil dan Menegah”. Yogyakarta: Media Pressindo.

Tambunan, Tulus TH. 2012. “Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu- isu penting”. Jakarta: LP3ES.

(85)

68 Warren, Carl S., James M. Reeve dan Phillip E. Fees. 2006. “Pengantar Akuntasi”. Edisi Dua puluh satu. Terjemahan Aria Faramita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan. Jakarta: Salemba Empat. Zhao, Juan. 2008. “Research on the Financing of Small and Medium

(86)

70

(87)

71

(88)

72

(89)

73

(90)

74

(91)

75

(92)

76

(93)

77

(94)

78

(95)

79

(96)

80

(97)

82 “

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus Pada Konveksi As- Shaqi Pamulang”.

Tanggal Wawancara : Senin, 11 Maret 2013

Tempat : Kantor Konveksi As- Shaqi Pamulang

A. Identitas Informan

Nama Informan : H. Salman Abdullah Sungkar Jabatan Informan : Direktur Utama (Pemilik) Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 65 tahun

B. Pendahuluan

1. Memperkenalkan diri.

2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat penelitian dan menjelaskan bahwa kerahasiaan informan terjamin.

(98)

83 1. Bagaimana awal berdirinya konveksi?

2. Bagiamana perijinan usaha konveksi?

3. Siapa saja yang terlibat dalam konveksi?

4. Adakah standar operasi tertulis yang diterapkan pada konveksi?

5. Apa saja yang diproduksi oleh konveksi?

6. Bagaimana tahap produksi untuk satu buah produk?

7. Metode apa yang digunakan konveksi dalam kegiatan produksi?

8. Bagaimana struktur manajemen dalam konveksi?

9. Bagaimana pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan selama ini?

10.Dari mana sumber dana yang menjadi modal dari konveksi?

11.Berapa jumlah karyawan yang dimiliki oleh konveksi?

12.Bagaimana sistem penggajian karyawan konveksi?

(99)

84 15.Bagaimanakah pemasaran dan penjualan produk dari konveksi?

16.Bagaimanakan sistem pembayaran dari penjulan produk oleh pelanggan?

17.Adakah produk lain yang diproduksi oleh konveksi selain produk pokok?

18.Bagaimanakah penjualan produk jika ada produk yang cacat?

19.Adakah kerjasama dengan pihak lain dalam proses produksi konveksi?

20.Berapa omset yang didapat konveksi dalam satu bulan?

D. Penutup

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Akuntansi
Tabel 2.1
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada penulis,

Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan segala keagungan, karunia, hidayah dan izin-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang

Sebagaimana dijelaskan dalam SAK ETAP paragraph 3.13, “Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang muncul dari laba atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya dan sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar memberikan

Untuk mendapatkan laporan keuangan yang lebih akurat dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel maka: (a) Pencatatan transaksi dalam jurnal dilakukan rutin,