• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Ranggah Muda pada Persilangan Rusa Timorensis (Cervus timorensis) dan Rusa Sambar (Cervus unicolor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi Ranggah Muda pada Persilangan Rusa Timorensis (Cervus timorensis) dan Rusa Sambar (Cervus unicolor)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKSI

MUDA PADA PERSILANGAN RUSA TIMORENSIS

.

timorensis)

DAN RUSA

unicolor)

Dradjat A.S.

Fakultas Universitas NTB. 20-01 -2000; disetujui 07-04-2000)

ABSTRACT

The present study was performed to evaluate the velvet antler production of Rusa (Cewus timorensis) and Sambar (Cewus unicolor) hybrid. Velveting was completed and conducted under medical standard before antler calsification, indicated by before outer and inner tines grows. The results showed that rusa and sambar hybrid produced 1.34 0.23 kg (mean SD) velvet per haverst. Coefficient of correlation between body weight and velvet production was 0,108 with equation of y (x) + 0,0045,

indicates that there is a low relation between body weight on velvet productions.

Key Words : Velvet antler, Rusa deer, Sambar deer, Rusa

-

Sambar hybrid.

PENDAHULUAN

Rusa (Cewus timorensis) dan sambar unicolor) adalah asli Indonesia. Rusa sambar adalah spesies rusa Indonesia terbesar ngan dapat mencapai 180-220 kg, sedang rusa timorensis mencapai kg (Anderson, 1984). Di samping itu terdapat dua spesies lagi yang relatif lebih yaitu rusa Bawean (Axis dan Muncak Di Indonesia rusa-rusa ini belum dibudidayakan secara komersial. Di negara lain seperti Australia (Mulley

Amerika (Fritz, New (Bellaney, dan Korea (Kwon, rusa telah dibudidayakan sebagai daging dengan sampingan berupa ranggah atau velvet antler dan produk

untuk bahan dasar pengobatan tradisional.

pun rusa timorensis dan sambar adalah rusa Indonesia, namun persilangan rusa timorensis dan sambar telah dikembangkan di Australia (Slee, 1984; Van Mourik Schurig, 1985). Rusa timorensis- sambar hibrida mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan rusa

murni

(Van Mourik Schurig, 1985) dan punyai yang lebih dibanding dengan rusa timorensis.

Rusa mempunyai ranggah bercabang dan ranggah muda yang baru tumbuh tersusun oleh cartilago (Haigh Hudson, Pada masa pertum- buhan ranggah rusa mempunyai pembuluh darah dan syaraf (Gray et al., serta diselimuti kulit yang halus dengan bulu yang lembut (Wilson, 1989) dikenal dengan sebutan velvet antler. Berikutnya ranggah rusa yang telah berkembang maksimal akan pertumbuhannya dan

mengalami yaitu pembuluh darah dan jaringan syaraf menjadi dan fase disebut dengan tahap ranggah keras.

Tahap ranggah keras ini ditandai dengan kah laku rusa yang mengasahkan ranggahnya pada benda keras sehingga kulitnya mengelupas. Pada

tahap ranggah keras, ranggah akan

berikutnya ranggah rusa yang baru akan tumbuh lagi. Peristiwa ini disebut dengan siklus pertum- buhan ranggah (Goss, 1983).

Bentuk dan struktur ranggah rusa spesifik untuk tiap spesies (Anderson, 1978). Pada rusa timorensis dan sambar, struktur ranggah terdiri cabang pertama yang letaknya paling bawah disebut brow tines, sedang cabang kedua dengan dua ujung masing-masing inner top tines yang terletak di bagian dalam dan outer top tines di bagian luar (Anderson,

Ranggah muda (velvet antler) telah digunakan sebagai bahan pengobatan sejak ribuan tahun yang lalu dan dapat ditelusuri di literatur Cina dan Rusia (Haigh Hudson, 1993). Walaupun di Indonesia ranggah rusa belum dimanfaatkan, namun dua dari spesies rusa mempunyai potensi untuk memproduksi ranggah yaitu rusa dan sambar. Rusa timorensis dan sambar telah secara silang dan diperkirakan mempunyai potensi untuk menghasilkan ranggah dalam pengembangan obat- obat tradisional.

Penelitian dilakukan dengan untuk mengetahui potensi produksi ranggah Rusa-Sambar hibrida dan mengevaluasi korelasi antara

(2)
(3)
(4)

Referensi

Dokumen terkait

asumsi sebagai berikut: a) produktivitas hijauan pakan adalah sama untuk seluruh areal pemanfaatan efektif habitat rusa sambar, b) proper-use pada areal dengan

Hingga saat ini penyebaran rusa sambar hanya terbatas pada daerah suaka-suaka tertentu (Schroeder, 1976). Untuk mengatasi tial ini dilakukan usaha konservasi jenis secara

Hingga saat ini penyebaran rusa sambar hanya terbatas pada daerah suaka-suaka tertentu (Schroeder, 1976). Untuk mengatasi tial ini dilakukan usaha konservasi jenis secara

Dari perbandingan pasangan basa dari ketiga sekuen rusa tersebut menunjukkan bahwa antara rusa sambar dan rusa timor memperlihatkan kemiripan nukleotide yang lebih tinggi dalam hal

Rataan konsumsi bahan kering konsentrat pada rusa sambar betina adalah 687 ± 118 g/ekor/hari dengan rataan konsumsi pakan tertinggi terdapat pada triwulan ketiga 720 ± 114

Penelitian  dilakukan  pada  10  ekor  rusa  sambar  betina  dewasa,  umur  8  ‐10  tahun,  yang  dipilih  dari  49  ekor  rusa  dengan  kriteria  pernah 

Menurut Dahlan dan Hanoon (2008), kandungan kolesterol daging rusa tidak di- pengaruhi oleh jenis otot tetapi oleh jenis rusa, rusa tropis (Sambar) lebih rendah

Tesis dengan judul “Profil Metabolit Hormon Estrogen dan Progesteron Feses selama Kebuntingan serta Pola Kelahiran Rusa Sambar (Cervus unicolor)” merupakan salah satu syarat