KarJa kecil ini kupersen~hahkan untuk : Bapak. Ihu. m;bc Pur, Pud,ji, hp~tng dan Ninp
PEMBUATAN TEPUNG BERAS KAYA PROTEIN (BKP)
R?ENG(;UNAKAN ENZThI a-AMILASE I)AI,ARI SKALA P I L O T P U N T
Sehagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANKAN
pada Jurusan TEKNOLOGI lNDUSTRI PEKlrANJAN. Fakultas Teknologi Perta~iian.
Institut Pertanian Bogor
1993
JURUSAN TEKNOIAGI INIIUSTRI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN
PEMBUATAN TEPUNG BERAS KAYA PROTEIN (BKP)
MENGGUNAKAN ENZIM a-AMILASE DALAM SKALA PILOT PLANT
S K R I P S I
Sebagai salah satu syarat untuk mernperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN, Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor
Oleh
INDAH SULISTIO RlNl F 25 0677
Dilahirkan pada tanggal 2 Juli 1970
di Pemalang
Tanggal lulus : 1 September 1993 Disettr-jui,
Dr. Ir .A. Aziz Darwis. MSc. ir. M. Nahil. MSc.
Dosm Pembimbing I1
Indah Sulistio Rini. F 25 0677. Pembtfatan Tepunq Beras Kaya Protein (BKP) Menqgunakan Enzim a-amilase dalam Skala
Pilot Plant. Di bawah bimbingan Abdul Aziz Darwis,
Muhammad Nabil dan Djoko Said Damardjati.
RINGKASAN
Protein beras mempunyai nilai gizi terbaik diantara
protein serelia lainnya, namun kandungannya dalam beras
cukup rendah (6.9
-
11.6%), sehinqqa belum memenuhi batasminimal kadar pr0tei.n untuk makanan bayi menurut Protein-
calory Advisory Group (1971) sebesar 15 persen. Penqqu-
naan tepunq beras sebagai bahan makanan bayi tanpa penam-
bahan sumber protein lainnya akan menimbulkan masalah
qizi kekurangan protein. Pembuatan tepunq beras ber-
konsentrat protein yang dikenal dengan tepunq Beras Kaya
Protein (BKP) merupakan salah satu usaha untuk menq-
atasi masalah tersebut, sekaliqus sebaqai alternatif pe-
manfaatan beras jika terjadi surplus produksi.
Prinsip pembuatan tepung BKP adalah pemisahan pati
yanq terhidrolisa secara enzimatis, sehingqa protein be-
ras terkonsentrasi bersama baqian pati yang tidak terhi-
drolisa dan proporsinya meninqkat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kon-
disi terbaik pembuatan tepunq BKP skala laboratorium, mem-
skala pilot plant dan untuk memperoleh parameter peng-
gandaan ke skala industri.
Konsentrasi suspensi tepung 10 persen, waktu hidro-
lisa 5 menit dan jumlah enzim 6.00 x unit/ml suspensi
dipilih sebagai kondisi terbaik dalam skala laboratorium.
Namun dalam penelitian lanjutan digunakan waktu hidrolisa
15 menit. Pada kondisi tersebut dihasilkan tepung BKP
dengan kadar protein 18.96 persen, rendemen BKP 45.13
persen dan rendemen protein 79.91 persen.
Peningkatan skala percobaan 3.75 kali dari peneli-
tian pendahuluan pada penelitian lanjutan I menghasilkan
tepung BKP denqan kadar protein lebih rendah yaitu 16.31
persen, rendemen BKP lebih tinggi yaitu 52.94 persen dan
rendemen protein lebih rendah yaitu 72.10 persen.
Percobaan skala pilot plant A (peningkatan skala per-
cobaan 15.67 kali dari penelitian lanjutan I), dengan per-
samaan kondisi geometris alat hidrolisa dan tenaga per u-
nit volume yang diterima cairan menghasilkan kadar protein
15.30 persen, rendemen BKP 39.91 persen dan rendemen
protein 68.62 persen lebih rendah dari skala lanjutan I.
Pada skala pilot plant
B,
dimana kondisi geometrisalat hidrolisa dan tenaga per unit volume yang diterima
cairan tidak sama dengan penelitian lanjutan I, penerapan
kondisi terbaik skala laboratorium menghasilkan tepung
BKP dengan kadar protein yang lebih tinggi 20.22 per-
persen lebih rendah dari skala laboratorium maupun dari
skala pilot plant A.
Penggunaan konsentrasi suspensi tepung lebih besar
dari 1 0 persen pada skala pilot plant B diikuti oleh pe-
ningkatan kadar protein, rendemen BKP dan rendemen pro-
tein. Pada konsentrasi 15 persen diperoleh tepung BKP
dengan kadar protein 21.44 persen, rendemen BKP 30.33
persen, dan rendemen protein 66.42 persen. Penurunan
waktu hirolisa sampai 10 menit, dan penurunan jumlah enzim
sampai dengan 1.92
x
unit/ml suspensi menghasilkantepung BKP dengan rendemen BKP yang cukup tinggi 36.58
persen, namun kadar proteinnya lebih rendah 18.85 persen.
Pada skala pilot plant B kondisi ini dipilih sebagai
kondisi terbaik.
Daya serap air tepung BKP lebih besar dari daya serap
air tepung beras biasa, namun lebih rendah dari tepung
bubur bayi komersial Cerelac. Pembentukan gel tepung BKP
terjadi pada konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan
dengan konsentrasi pembentukan gel untuk tepung bubur ba-
yi komersial Cerelac, namun lebih tinggi dibandingkan
dengan konsentrasi pembentukan gel untuk tepung beras
.
Tepung BKP memiliki densitas kamba yang lebih rendah di-
bandingkan dengan tepung beras biasa, namun lebih tinggi
dibandingkan dengan tepung bubur bayi komersial cerelac.
Kehilangan selama proses produksi yang terjadi pada
laboratorium. Kehilangan terbesar pada skala pil-ot plant
terjadi pada tahap pengeringan diikuti oleh tahap pemisah-
an.
Secara teknologi pembuatan tepung BKP dalam skala
besar dapat dilaksanakan dan mutu tepung BKP yang dipero-
leh tidak jauh berbeda dengan mutu tepung BKP skala labo-
ratorium. Peralatan pembuatan tepung BKP skala pilot
plant yang terdapat pada Balai Penelitian Tanaman Pangan
Sukamandi masih harus dirancang dengan tepat untuk mem-
perkecil kehilangan produksi sehingga dapat digunakan se-
MATA
PEIVGANTARBismillahirrohmanirrohim
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi-
kan kekuatan pada penulis untuk menyelesaikan penelitian
di Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi dan menyusun
skripsi ini secepatnya.
Penyusunan skripsi berdasarkan data-data yang di-
peroleh selama penelitian dan studi pustaka. Skripsi se-
bagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknologi Pertanian pada Jurusan Teknologi Industri Perta-
nian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bo-
gor
.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Achmad Mudzakkir Fagi (kepala Balai Penelitian
Tanaman Pangan Sukamandi) dan Ir. Rob. Mud j isihono, MS.
(kepala laboratorium kimia Balai Penelitian Tanaman Pangan
~ukamandi) yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan
penelitian di Ralai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dr. Ir. Abdul Aziz Darwis, MSc., Ir. Muhammad Nabil, MSc.
dan Dr. Ir. Djoko Said Damardjati, MS. atas bimbinqan yanq
telah diberikan, baik pada saat penyusunan proporsal pe-
nelitian, pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skrip-
si. Kepada Ir. Liesbetini Hartoto, MS. terima kasih atas
penelitian, serta atas kesediaanya menguji penulis. Se-
lanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
Ir. E.Y. Purwani dan Ir. Kunda D.M. atas bimbingan dan
bantuan yang telah diberikan selama penelitian.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak dan Ibu di Pemalang atas biaya, dorongan semangat
dan doa yang telah diberikan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada bapak Endang sekeluarga atas bantuan
dan nasihat yang telah diberikan. Kepada 'BKP Group',
rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutlcan satu persatu terima kasih atas bantuan
dan kerjasamanya. Allah juga yang akan membalas amal
setiap hambaNya.
Kesempurnaan hanya milikNya, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan skripsi ini. Akhir kata semoga karya kecil ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya
.
H a l a m a n
. . .
KATA PENGANTAR i i i
D A F T A R I S I
. . .
V. . .
DAFTAR T A B E L v i i
. . .
DAFTAR GAMBAR v i i i
DAFTAR L A M P I R A N
. . .
i x. I . PENDAHULUAN
. . .
1A
.
LATAR BELAKANG. . .
1I1
.
T I N J A U A N PUSTAKA. . .
A
.
P R O D U K S I B E R A S.
.
.
.
B
.
K O M P O S I S I DAN S I F A T F I S I K O K I M I A B E R A S. . .
C
.
E N Z I M a.
A M I L A S ED
.
PEMBUATAN T E P U N G B E R A S KAYA P R O T E I N ( B K P )E
.
S I F A T - S I F A T F I S I K O - K I M I A DAN N I L A I G I Z I T E P U N G B E R A S KAYA P R O T E I N ( B K P ). . .
. . .
F
.
PENGGANDAAN SKALA1
.
P e n d e k a t a n P e n g g a n d a a n S k a l a. . . .
1 62
.
N e r a c a B a h a n.
.
.
.
.
.
1 93
.
O p e r a s i K r i t i s.
.
.
.
.
.
.
.
19I11
.
BAHAN D A N M E T O D E. . .
2 0A
.
BAHAN DAN ALAT.
.
.
.
.
.
.
2 0B
.
METODE P E N E L I T I A N. . .
2 11
.
P e n e l i t i a n P e n d a h u l u a n. . .
2 1KarJa kecil ini kupersen~hahkan untuk : Bapak. Ihu. m;bc Pur, Pud,ji, hp~tng dan Ninp
PEMBUATAN TEPUNG BERAS KAYA PROTEIN (BKP)
R?ENG(;UNAKAN ENZThI a-AMILASE I)AI,ARI SKALA P I L O T P U N T
Sehagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANKAN
pada Jurusan TEKNOLOGI lNDUSTRI PEKlrANJAN. Fakultas Teknologi Perta~iian.
Institut Pertanian Bogor
1993
JURUSAN TEKNOIAGI INIIUSTRI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN
PEMBUATAN TEPUNG BERAS KAYA PROTEIN (BKP)
MENGGUNAKAN ENZIM a-AMILASE DALAM SKALA PILOT PLANT
S K R I P S I
Sebagai salah satu syarat untuk mernperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN, Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor
Oleh
INDAH SULISTIO RlNl F 25 0677
Dilahirkan pada tanggal 2 Juli 1970
di Pemalang
Tanggal lulus : 1 September 1993 Disettr-jui,
Dr. Ir .A. Aziz Darwis. MSc. ir. M. Nahil. MSc.
Dosm Pembimbing I1
Indah Sulistio Rini. F 25 0677. Pembtfatan Tepunq Beras Kaya Protein (BKP) Menqgunakan Enzim a-amilase dalam Skala
Pilot Plant. Di bawah bimbingan Abdul Aziz Darwis,
Muhammad Nabil dan Djoko Said Damardjati.
RINGKASAN
Protein beras mempunyai nilai gizi terbaik diantara
protein serelia lainnya, namun kandungannya dalam beras
cukup rendah (6.9
-
11.6%), sehinqqa belum memenuhi batasminimal kadar pr0tei.n untuk makanan bayi menurut Protein-
calory Advisory Group (1971) sebesar 15 persen. Penqqu-
naan tepunq beras sebagai bahan makanan bayi tanpa penam-
bahan sumber protein lainnya akan menimbulkan masalah
qizi kekurangan protein. Pembuatan tepunq beras ber-
konsentrat protein yang dikenal dengan tepunq Beras Kaya
Protein (BKP) merupakan salah satu usaha untuk menq-
atasi masalah tersebut, sekaliqus sebaqai alternatif pe-
manfaatan beras jika terjadi surplus produksi.
Prinsip pembuatan tepung BKP adalah pemisahan pati
yanq terhidrolisa secara enzimatis, sehingqa protein be-
ras terkonsentrasi bersama baqian pati yang tidak terhi-
drolisa dan proporsinya meninqkat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kon-
disi terbaik pembuatan tepunq BKP skala laboratorium, mem-
skala pilot plant dan untuk memperoleh parameter peng-
gandaan ke skala industri.
Konsentrasi suspensi tepung 10 persen, waktu hidro-
lisa 5 menit dan jumlah enzim 6.00 x unit/ml suspensi
dipilih sebagai kondisi terbaik dalam skala laboratorium.
Namun dalam penelitian lanjutan digunakan waktu hidrolisa
15 menit. Pada kondisi tersebut dihasilkan tepung BKP
dengan kadar protein 18.96 persen, rendemen BKP 45.13
persen dan rendemen protein 79.91 persen.
Peningkatan skala percobaan 3.75 kali dari peneli-
tian pendahuluan pada penelitian lanjutan I menghasilkan
tepung BKP denqan kadar protein lebih rendah yaitu 16.31
persen, rendemen BKP lebih tinggi yaitu 52.94 persen dan
rendemen protein lebih rendah yaitu 72.10 persen.
Percobaan skala pilot plant A (peningkatan skala per-
cobaan 15.67 kali dari penelitian lanjutan I), dengan per-
samaan kondisi geometris alat hidrolisa dan tenaga per u-
nit volume yang diterima cairan menghasilkan kadar protein
15.30 persen, rendemen BKP 39.91 persen dan rendemen
protein 68.62 persen lebih rendah dari skala lanjutan I.
Pada skala pilot plant
B,
dimana kondisi geometrisalat hidrolisa dan tenaga per unit volume yang diterima
cairan tidak sama dengan penelitian lanjutan I, penerapan
kondisi terbaik skala laboratorium menghasilkan tepung
BKP dengan kadar protein yang lebih tinggi 20.22 per-
persen lebih rendah dari skala laboratorium maupun dari
skala pilot plant A.
Penggunaan konsentrasi suspensi tepung lebih besar
dari 1 0 persen pada skala pilot plant B diikuti oleh pe-
ningkatan kadar protein, rendemen BKP dan rendemen pro-
tein. Pada konsentrasi 15 persen diperoleh tepung BKP
dengan kadar protein 21.44 persen, rendemen BKP 30.33
persen, dan rendemen protein 66.42 persen. Penurunan
waktu hirolisa sampai 10 menit, dan penurunan jumlah enzim
sampai dengan 1.92
x
unit/ml suspensi menghasilkantepung BKP dengan rendemen BKP yang cukup tinggi 36.58
persen, namun kadar proteinnya lebih rendah 18.85 persen.
Pada skala pilot plant B kondisi ini dipilih sebagai
kondisi terbaik.
Daya serap air tepung BKP lebih besar dari daya serap
air tepung beras biasa, namun lebih rendah dari tepung
bubur bayi komersial Cerelac. Pembentukan gel tepung BKP
terjadi pada konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan
dengan konsentrasi pembentukan gel untuk tepung bubur ba-
yi komersial Cerelac, namun lebih tinggi dibandingkan
dengan konsentrasi pembentukan gel untuk tepung beras
.
Tepung BKP memiliki densitas kamba yang lebih rendah di-
bandingkan dengan tepung beras biasa, namun lebih tinggi
dibandingkan dengan tepung bubur bayi komersial cerelac.
Kehilangan selama proses produksi yang terjadi pada
laboratorium. Kehilangan terbesar pada skala pil-ot plant
terjadi pada tahap pengeringan diikuti oleh tahap pemisah-
an.
Secara teknologi pembuatan tepung BKP dalam skala
besar dapat dilaksanakan dan mutu tepung BKP yang dipero-
leh tidak jauh berbeda dengan mutu tepung BKP skala labo-
ratorium. Peralatan pembuatan tepung BKP skala pilot
plant yang terdapat pada Balai Penelitian Tanaman Pangan
Sukamandi masih harus dirancang dengan tepat untuk mem-
perkecil kehilangan produksi sehingga dapat digunakan se-
MATA
PEIVGANTARBismillahirrohmanirrohim
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi-
kan kekuatan pada penulis untuk menyelesaikan penelitian
di Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi dan menyusun
skripsi ini secepatnya.
Penyusunan skripsi berdasarkan data-data yang di-
peroleh selama penelitian dan studi pustaka. Skripsi se-
bagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknologi Pertanian pada Jurusan Teknologi Industri Perta-
nian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bo-
gor
.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Achmad Mudzakkir Fagi (kepala Balai Penelitian
Tanaman Pangan Sukamandi) dan Ir. Rob. Mud j isihono, MS.
(kepala laboratorium kimia Balai Penelitian Tanaman Pangan
~ukamandi) yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan
penelitian di Ralai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dr. Ir. Abdul Aziz Darwis, MSc., Ir. Muhammad Nabil, MSc.
dan Dr. Ir. Djoko Said Damardjati, MS. atas bimbinqan yanq
telah diberikan, baik pada saat penyusunan proporsal pe-
nelitian, pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skrip-
si. Kepada Ir. Liesbetini Hartoto, MS. terima kasih atas
penelitian, serta atas kesediaanya menguji penulis. Se-
lanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
Ir. E.Y. Purwani dan Ir. Kunda D.M. atas bimbingan dan
bantuan yang telah diberikan selama penelitian.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak dan Ibu di Pemalang atas biaya, dorongan semangat
dan doa yang telah diberikan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada bapak Endang sekeluarga atas bantuan
dan nasihat yang telah diberikan. Kepada 'BKP Group',
rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutlcan satu persatu terima kasih atas bantuan
dan kerjasamanya. Allah juga yang akan membalas amal
setiap hambaNya.
Kesempurnaan hanya milikNya, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan skripsi ini. Akhir kata semoga karya kecil ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya
.
H a l a m a n
. . .
KATA PENGANTAR i i i
D A F T A R I S I
. . .
V. . .
DAFTAR T A B E L v i i
. . .
DAFTAR GAMBAR v i i i
DAFTAR L A M P I R A N
. . .
i x. I . PENDAHULUAN
. . .
1A
.
LATAR BELAKANG. . .
1I1
.
T I N J A U A N PUSTAKA. . .
A
.
P R O D U K S I B E R A S.
.
.
.
B
.
K O M P O S I S I DAN S I F A T F I S I K O K I M I A B E R A S. . .
C
.
E N Z I M a.
A M I L A S ED
.
PEMBUATAN T E P U N G B E R A S KAYA P R O T E I N ( B K P )E
.
S I F A T - S I F A T F I S I K O - K I M I A DAN N I L A I G I Z I T E P U N G B E R A S KAYA P R O T E I N ( B K P ). . .
. . .
F
.
PENGGANDAAN SKALA1
.
P e n d e k a t a n P e n g g a n d a a n S k a l a. . . .
1 62
.
N e r a c a B a h a n.
.
.
.
.
.
1 93
.
O p e r a s i K r i t i s.
.
.
.
.
.
.
.
19I11
.
BAHAN D A N M E T O D E. . .
2 0A
.
BAHAN DAN ALAT.
.
.
.
.
.
.
2 0B
.
METODE P E N E L I T I A N. . .
2 11
.
P e n e l i t i a n P e n d a h u l u a n. . .
2 1