PENGETAHUAN TENTANG PENGOBATAN KEMOTERAPI
PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI
HOPE CLINIC
MEDAN
Skripsi
Oleh
Ria Setiawati
111121102
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
Judul : Pengetahuan tentang Pengobatan Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di Hope Clinic Medan
Nama Mahasiswa : Ria Setiawati
NIM : 111121102
Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2011
ABSTRAK
Angka kejadian kanker payudara yang sangat berkembang pesat akhir-akhir ini karena kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker rahim. Di Indonesia masalah kanker payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut, maka dari itu permasalahan mengenai kanker payudara memang membutuhkan perhatian khusus. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan terhadap penderita kanker yang menjalankan kemoterapi, sebagai intervensi keperawatan dalam meningkatkan pengetahuan penderita kanker tentang kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah sampel 42 orang pasien dan teknik pengambilan sampel menggunakan cara total sampling. Data dikumpulkan dari pasien dengan menggunakan kuesioner. Waktu penelitian dari tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2012. Pengetahuan pasien kanker payudara tentang pengobatan kemoterapi dengan frekuensi 3 orang (7,14 %) mempunyai pengetahuan kurang, 33 orang (78,57%) berpengetahuan cukup, dan 6 orang (14,29 %) berpengetahuan baik. Hasil penelitian pengetahuan pasien tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan pada umunya cukup, artinya pasien tidak sepenuhnya memahami tentang pengobatan kemoterapi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Pengetahuan tentang Pengobatan Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di Hope Clinic Medan”.
Proposal ini terlaksana karena arahan, masukan, dukungan dan koreksi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes , selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak dr. Riahsyah Damanik, SpB(K)Onk selaku Pimpinan Hope Clinic Medan yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian pada Pasien Kanker Payudara yang ada di Hope Clinic Medan
5. Teristimewa kepada Ayahanda Ngatiman untuk semua cinta dan sayang, kesabaran serta doa yang tak hentinya untuk penulis yang teramat tulus membiayai dan mendukung saya, karena ayahanda setitik ilmu telah kukecap sebagai bekal kehidupanku, sesungguhnya jasa dan pengorbananmu tidak dapat kubalas dengan apapun, dan Ibunda Almh. Temen Herawati, yang telah memberikan seluruh cinta kasihnya kepada saya dan selalu mendoakan.
6. Kakanda dan Adinda Sri Hartati S. Pd, Septia Ningsih, Siti Khodijah dan Dessy Ramadhani yang telah memberikan semangat, keceriaan, doa dan kasih sayang.
7. Sahabat-sahabat luar biasa khususnya Elis Marlina dan Liya Fitri Lubis, sahabat yang banyak memberikan bantuan dan motivasi dari awal hingga akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,dan teman-teman sejawat Fakultas Keperawatan Ekstensi pagi USU 2011, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama ini.
Akhir kata peneliti berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan. Peneliti sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Medan, Pebruari 2013
DAFTAR ISI
1.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7
2. Kanker Payudara ... 9
2.1 Defenisi ... 9
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kanker Payudara ... 9
2.3 Stadium Pada Kanker Payudara ... 12
2.4 Jenis-jenis Kanker Payudara ... 12
2.5 Pengobatan pada Kanker Payudara ... 14
3. Kemoterapi ... 15
3.1 Defenisi ... 15
3.2 Tujuan Kemoterapi ... 15
3.3 Cara Pemberian Kemoterapi ... 17
3.4 Persiapan Kemoterapi ... 18
2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
5. Instrumen Penelitian ... 27
6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28
7. Pengumpulan Data ... 29
8. Analisa Data ... 29
BAB 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian ... 31
1.1Karakteristik Responden ... 31
1.2Pengetahuan tentang Pengobatan Kemoterapi ... 32
1.3Kategori Pengetahuan tentang Pengobatan Kemoterapi ... 33
2. Pembahasan ... 33
BAB 6. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Kesimpulan ... 41
2. Rekomendasi ... 41
2.1.Untuk Hope Clinic Medan ... 41
2.2.Untuk Penelitian Selanjutnya ... 42
2.3.Untuk Institusi Pendidikan ... 42
Daftar Pustaka Lampiran
1. Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian 2. Instrumen Penelitian
3. Lembar Bukti Bimbingan 4. Taksasi Dana
5. Jadwal Penelitian
6. Surat Izin Melakukan Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
7. Surat Izin Penelitian dari Hope Clinic Medan 8. Master Tabel Penelitian
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 24
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di Hope Clinic Medan ... 31
DAFTAR SKEMA
Halaman
Judul : Pengetahuan tentang Pengobatan Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di Hope Clinic Medan
Nama Mahasiswa : Ria Setiawati
NIM : 111121102
Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2011
ABSTRAK
Angka kejadian kanker payudara yang sangat berkembang pesat akhir-akhir ini karena kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker rahim. Di Indonesia masalah kanker payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut, maka dari itu permasalahan mengenai kanker payudara memang membutuhkan perhatian khusus. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan terhadap penderita kanker yang menjalankan kemoterapi, sebagai intervensi keperawatan dalam meningkatkan pengetahuan penderita kanker tentang kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah sampel 42 orang pasien dan teknik pengambilan sampel menggunakan cara total sampling. Data dikumpulkan dari pasien dengan menggunakan kuesioner. Waktu penelitian dari tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2012. Pengetahuan pasien kanker payudara tentang pengobatan kemoterapi dengan frekuensi 3 orang (7,14 %) mempunyai pengetahuan kurang, 33 orang (78,57%) berpengetahuan cukup, dan 6 orang (14,29 %) berpengetahuan baik. Hasil penelitian pengetahuan pasien tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan pada umunya cukup, artinya pasien tidak sepenuhnya memahami tentang pengobatan kemoterapi.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan keganasan yang paling umum terjadi pada populasi wanita diseluruh dunia (Andrews, 2009). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan 8 sampai 9 wanita akan mengalami kanker payudara dalam hidupnya. Kanker payudara dapat disebabkan oleh beberapa faktor resiko, sedangkan penyebab pastinya belum dapat diketahui secara pasti (Dewi, 2009).
Negara di dunia memiliki perbedaan dalam angka insidensi dan angka kematian akibat kanker payudara. Resiko untuk kanker payudara lebih tinggi di negara-negara maju dibandingkan dengan negara-negara berkembang. (Robbins, 2007). The American Cancer Society (2008) memperkirakan setiap tahun sekitar 178.000 wanita Amerika akan terdiagnosis kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita berusia 40 sampai 55 tahun, serta penyebab terbesar kedua kematian wanita. Pada tahun 2008 angka kematian akibat kanker payudara telah menurun karena telah dikembangkan dan disosialisasikannya program deteksi awal serta penanganan kanker payudara yang lebih efektif (Dewi, 2009).
peningkatan frekwensi ini sangat meningkat di negara berkembang yang sebelumnya memiliki insiden kanker payudara rendah (Andrews. 2009).
Saryono (2008) menyatakan bahwa, kanker payudara merupakan angka kejadian yang sangat berkembang pesat akhir-akhir ini karena kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker rahim. Di Indonesia masalah kanker payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut, maka dari itu permasalahan mengenai kanker payudara memang membutuhkan perhatian khusus. Menegakkan diagnosa dini sudah demikian majunya sehingga seharusnya keterlambatan datang untuk memeriksakan diri sudah semakin berkurang (Manuaba, 2004).
Tingkat pengetahuan pasien tentang kanker dan penatalaksanaannya akan sangat berpengaruh terhadap kuat atau tidaknya motivasi pasien untuk
menjalani/menyelesaikan program kemoterapi. Begitu juga dengan pasien
menjalani kemoterapi, meskipun kemoterapi merupakan suatu pengobatan yang
dirasa sangat berat, namun bila seseorang memiliki pengetahuan yang baik, maka
ia akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk dapat menyelesaikannya dan
mendapat tujuan yang diinginkannya, dengan demikian kemungkinan untuk drop out kemoterapi dapat dihindari (Subekti, 2010).
lingkungan di sekitarnya, dibutuhkan standar operasional prosedur kemoterapi yang menjadi acuan bagi petugas kesehatan untuk melakukan pemberian kemoterapi yang aman. Prosedur pelaksanaan yang dilakukan dengan baik dan sesuai SOP dapat meminimalisir risiko. Untuk itu maka saat ini para ahli riset kanker telah berupaya dan berlomba lomba untuk menciptakan obat-obatan baru yang lebih efektif namun relatif memiliki efek samping yang lebih minimal bagi kualitas hidup pasien (Barron. 2010).
Laporan penelitian yang menunjukan bahwa kemoterapi praoperasi dapat mengurangi 50% besar tumor pada lebih dari 90% kasus. Tanpa kemoterapi pasien tersebut memerlukan tindakan bedah yang lebih berat, yaitu mastektomi (Saryono, 2008). Berdasarkan hasil observasi peneliti jumlah Pasien Kanker Payudara di Hope Clinic Medan pada Bulan April Tahun 2012 sebanyak 162 orang, dan 58 orang yang menjalani kemoterapi.
Dengan demikian, berdasarkan hasil penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimanakah pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan Tentang Pengobatan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara di Hope Clinic Medan.
4. Manfaat Penelitian
4.1Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada mahasiswa mengenai pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara.
4.2Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Praktisi Keperawatan mengenai bahan acuan yang efektif yang dapat digunakan oleh perawat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
4.3Bagi Penelitian Keperawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan
1.1 Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sampai dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005).
1.2 Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1.2.1 Tahu
Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Pernyataan-pernyataan dapat digunakan untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu.
1.2.2 Memahami
orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut.
1.2.3 Aplikasi
Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
1.2.4 Analisis
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokan, membuat bagan (diagram) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
1.2.5 Sintesis
Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
1.2.6 Evaluasi
Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat (Notoatmodjo, 2005).
1.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1.3.1 Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk menerima informasi. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan tidak mutlak didapat dari pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal.
1.3.2 Media Massa / Informasi
Teknologi yang maju terdiri dari berbermacam – macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa mempunyai pengaruh besar tehadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
1.3.3 Sosial budaya dan Ekonomi
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
1.3.4 Lingkungan
Lingkungan perperan terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya reaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
1.3.5 Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan.
1.3.6 Usia
banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya penyesuiaan diri menuju hari tua.
2. Kanker Payudara
2.1 Defenisi Kanker Payudara
Kanker adalah sekelompok penyakit dimana sel tumbuh, berkembang, berubah dan menduplikasikan diri di luar kendali. Kanker payudara adalah pertumbuhan serta perkembangbiakan sel yang abnormal yang muncul pada jaringan payudara (Dewi. 2009).
2.2 Faktor Resiko Terjadinya Kanker Payudara
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang menderita kanker payudara, diantaranya adalah:
2.2.1 Faktor Genetik
2.2.2 Riwayat Menstruasi
Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan usia menopouse yang lambat yaitu setelah usia 55 tahun, akan meningkatkan faktor resiko. Sedangkan wanita yang mengalami ooforektomi pramenopouse pada dasarnya mengalami penurunan resiko menderita kanker payudara.
2.2.3 Usia
Usia adalah faktor lain yang sangat penting, wanita yang lebih tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang lebih muda. Resiko ini mulai meningkat mulai usia 40 tahun.
2.2.4 Riwayat Reproduksi
2.2.5 Menyusui
Roesli (2010) mengatakan bahwa menyusui dapat mengurangi resiko kanker payudara pada ibu dan infeksi, alergi, dan autoimunitas pada bayi. Dengan menyusui bayi selama 3 bulan atau lebih dapat memberikan perlindungan yang baik terhadap kanker payudara.
2.2.6 Kontrasepsi Oral
Kanker payudara yang didiagnosis pada wanita yang pernah manggunakan kontrasepsi oral kombinasi kurang progresif dibandingkan pada kanker yang didiagnosis pada wanita yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral. Pada sebuah penelitian ditemukan adanya sedikit peningkatan resiko didiagnosis kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral dibandingkan dengan non pengguna.
2.2.7 Terapi Sulih Hormon
pada usia 50 tahun dan menggunakannya selama 5 tahun, diperkirakan bahwa wanita yang didiagnosis kanker payudara memiliki resiko 2 kali lipat, dan apabila penggunaan selama 10 tahun maka penambahan jumlah ini akan meningkat sebanyak 6 kali lipat dan pada penggunaan 15 tahun akan meningkatkan sebanyak 12 kali lipat.
2.2.8 Pemajanan terhadap Radiasi
Korban kasus bom nuklir di Jepang yang selamat menunjukan peningkatan resiko terjadinya kanker payudara pada korban tersebut yang terpajan radiasi nuklir. Banyak uji lain pada wanita yang mendapat radiasi ionisasi dosis tinggi untuk alasan medis juga menunjukkan adanya peningkatan resiko.
2.2.9 Keadaan Geografis
Insiden dan mortalitas kanker payudara bervariasi antara yang satu dengan yang lainnya. Contohnya pada keluarga dari jepang (Negara dengan insiden rendah) migrasi ke Amerika (Negara dengan insiden tinggi), hasil uji menunjukan bahwa wanita generasi kedua pada keluarga dari Jepang memiliki insidensi yang sama dengan insiden pada negara dimana tempat ia tinggal (Andews, 2009).
2.3 Stadium Pada Kanker Payudara
American Joint Committee on Cancer Staging of Breast Carcinoma membagi stadium karsinoma menjadi :
Stadium I Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening negatif
Stadium IIA Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dan kelenjar getah beningnegatif
Stadium IIB Karsinoma invasif dengan diameter lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening positif, atau karsinoma invasif berukuran lebih dari 5 cm dan kelenjar getah bening negatif
Stadium IIIA Karsinoma invasif ukuran berapapun dengan kelenjar getah bening terfiksasi atau karsinoma berukuran garis tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi
Stadium IIIB karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang manginvasi kulit, atau setiap karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening
2.4 Jenis Jenis Kanker Payudara
Jenis jenis kanker payudara yang umum terjadi antara lain:
2.4.1 Lobular Karsinoma Insitu
Kata insitu merupakan kanker yang tidak menyebar dari area dimana kanker mulai muncul. Pada LCIS (Lobular Carsinoma Insitu) pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada didalam kelenjar susu (lobules).
2.4.2 Ductal Karsinoma Insitu
Merupakan kanker payudara non invasif yang paling umum terjadi. DCIS (Ductal Carsinoma Insitu) sering sekali terdeteksi pada mammogram sebagai microcalcifications (tumpukan kalsium dalam jumlah kecil). Dengan deteksi dini, rata-rata tingkat bertahan hidup penderita DCIS (Ductal Carsinoma Insitu) mencapai hasil hampir 100% , dengan catatan kanker tidak menyebar dari lobules mammae ke jaringan lemak payudara dan bagian lain dari tubuh.
2.4.3 Infiltrating Lobular Karsinoma
Infiltrating Lobular Jarsinoma juga dikenal sebagai invasive lobular carsinoma. Infiltrating lobular carsinoma mulai terjadi di dalam kelenjar susu (lobules mammae), tetapi sering metastasis ke bagian tubuh yang lain.
2.4.4 Infiltrating Ductal Karsinoma
saluran susu payudara dan menjebol dinding saluran, menyerang jaringan lemak payudara dan kemungkinan terjadi dibagian tubuh yang lain (Dewi. 2009).
2.5 Pengobatan Kanker Payudara
2.5.1 Operasi
Secara umum semakin kecil tumor maka semakin dianjurkan untuk operasi, berikut adalah tipe tipe operasi:
a. Lumpectomy
Lumpektomi disebut juga sebagai partial mastectomy/segmental mastectomy, mengangkat tumor dan membersihkan jaringan sekitar tumor. Untuk ductal carsinoma insitu dan kanker yang invasif, biasanya terapi radiasi pada area yang terkena tumor diberikan.
b. Axillary Limph Node
Mengangkat titik titik kelenjar getah bening ketiak, kemudian sel kankernya diteliti oleh ahli patologi.
c. Sentinel Lymp Node Biopsy
2.5.2 Adjuvant Terapi
Adjuvan Terapi adalah pengobatan yang diberikan sebagai tambahan pengobatan setelah operasi.
a. Terapi Radiasi
Terapi ini menggunakan X-Ray berenergi tinggi atau partikel lain untuk membunuh sel kanker. Terapi ini diberikan secara regular perminggu. Tujuannya adalah untuk mematikan sel kanker yang mungkin masih ada atau tertinggal di area tumor yang sudah dioperasi, mengecilkan ukuran tumor sebelum dioperasi.
b. Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan dengan menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah untuk membunuh sel kanker. Sistemik kemoterapi adalah obat kemoterapi yang dialirkan lewat pembuluh darah, targetnya adalah membunuh sel kanker yang ada di tubuh.
c. Hormon Terapi
d. Targeted Terapi
Target terapi adalah obat yang bekerja untuk menghentikan aksi dari protein abnormal yang menyebabkan sel kanker tumbuh dan membelah tak terkontrol (Dewi. 2009).
3. Kemoterapi
3.1 Defenisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan dengan menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah untuk membunuh sel kanker (Dewi, 2009). Kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar keseluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi, 2007).
3.2 Tujuan Kemoterapi
3.2.1 Terapi adjuvan
Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel kanker yang telah bermatastase.
3.2.2 Terapi neoadjuvan
3.2.3 Kemoterapi primer
Kemoterapi yang digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.
3.2.4 Kemoterapi induksi
Kemoterapi yang digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
3.2.5 Kemoterapi kombinasi
Kemoterapi yang menggunakan dua atau lebih agen kemoterapi (Rasjidi, 2007).
3.3 Cara Pemberian Kemoterapi
3.3.1 Pemberian Per Oral
Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (VP-16).
3.3.2 Pemberian secara intramuskular
Pemberian dengan cara ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali berturut-turut. Yang dapat diberikan intramuskulus antara lain Bleomicin dan Methotrexate.
3.3.3 Pemberian secara intravena
3.3.4 Pemberian secara intra arteri
Pemberian intraarteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang cukup banyak, antara lain radiologi diagnostik, mesin, atau alat filter, serta memerlukan keterapilan tersendiri.
3.3.5 Pemberian secara intraperitoneal
Cara ini jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus (kateter intraperitoneal) serta kelengkapan kamar operasi karena pemasangan perlu narkose. Pemberian kemoterapi diindikasikan dan disyaratkan pada minimal tumor residu pada kanker. Penelitian yang dilakukan membandingkan pemberian kemoterapi secara intavena dan intraperitoneum. Keduanya tidak berbeda baik dalam respons, survival, maupun toksisitasnya (Rasjidi, 2007).
3.4 Persiapan Kemoterapi
3.4.1 Persiapan yang harus dipenuhi oleh Pasien
a. Sebelum menjalani pengobatan kemoterapi maka terlebih dahulu pasien dilakukan pemeriksaan darah yang menunjukkan hemoglobin lebih dari 10g%, leukosit lebih dari 5000/mm3, dan trombosit lebih dari 150.000/mm3
b. Pemeriksaan fungsi hepar, fungsi ginjal, dan EKG. c. Keadaan umum pasien harus baik
d. Pasien mengetahui tentang tujuan pengobatan dan efek samping yang kemungkinan terjadi.
3.4.2 Persiapan yang harus dipenuhi oleh Tenaga Kesehatan
Persiapan yang harus dipenuhi oleh Tenaga Kesehatan adalah Tenaga Kesehatan harus mempunyai pengetahuan dan manajemen kanker pada umumnya dan mempunyai sarana laboratorium yang lengkap (Rasjidi, 2007).
3.5 Efek Samping Dari Kemoterapi dan Cara Mengatasinya
Efek samping kemoterapi biasanya disebabkan oleh jenis obat obatan yang digunakan dan biasanya terbatas pada bagian tubuh yang aktif melakukan pembelahan sel. Berikut ini beberapa efek samping dari pengobatan kemoterapi:
3.5.1 Kerontokan Rambut
Kerontokan rambut secara total tidak terlalu sering terjadi, kecuali obat atrasiklin kuat yang digunakan dalam regimen tersebut. Informasi mengenai perawatan rambut, penggunaan syal, atau topi, juga memakai wig jika perlu dapat mengurangi distres pasien sehingga informasi tersebut harus diberikan sebelum kemoterapi dimulai. Rambut biasanya kembali tumbuh 4-6 minggu setelah kemoterapi selesai.
Pendinginan kulit kepala dengan menggunakan kantong es atau cap kepala dingin dapat membantu mempertahankan rambut karena dengan menurunkan suhu pada kulit kepala, aliran darah menuju folikel rambut akan menurun.
Kemoterapi atrasiklin dan anti folat sering kali mempengaruhi konjungtiva mata, menyebabkan mata lengket dan dapat menyebabkan rasa sakit serta kering. Asam folinat tablet yang diberikan peroral dapat mengurangi efek antifolat dan penggunaan tetes mata juga dapat memberikan kenyamanan.
3.5.3 Luka Mulut
Membran mukosa mulut normalnya memperbaiki selnya secara cepat dan mudah dipengaruhi oleh kemoterapi. Pasien harus diberikan informasi untuk menggunakan sikat gigi yang lembut guna mancegah luka gores pada mulut, kebersihan mulut harus dijaga serta mempertahankan asupan cairan perhari minimal 2 – 2,5 liter. Apabila ditemukan stomatitis pada mulut disarankan untuk membersihkannya dengan kapas lidi yang telah dicelupkan kedalam air hangat atau obat kumur klorheksidin (0,2%). Ulserasi pada mulut dapat diobati dengan obat kumur sukralfat yang dapat mengurangi kekeringan pada mulut. Diet yang tinggi vitamin dan protein dapat membantu mempercepat penyembuhan luka.
3.5.4 Mual dan Muntah
mengkonsumsi makanan lunak. Pasien biasanya diberi tablet anti emetik untuk dikonsumsi di rumah.
3.5.5 Penurunan Hitung Sel Darah
Sumsum tulang terus memproduksi sel-sel yang membentuk darah, yaitu trombosit, leukosit dan eritrosit. Darah yang bersirkulasi berkurang banyaknya akibat kemoterapi. Berdasarkan obat kemoterapi yang diberikan, banyaknya sel darah mencapai titik terendah, biasanya 8-12 hari setelah kemoterapi dilaksanakan.
Pasien harus mendapatkan informasi jika mengalami gejala trombositopenia, seperti mudah memar atau gusi berdarah, serta tanda indikasi penurunan hitung sel darah putih seperti infeksi, dan suhu tubuh yang meningkat.
3.5.6 Diare
Diare dapat disebabkan oleh efek kemoterapi yang merusak mukosa saluran pencernaan. Pemberian agen anti diare efektif untuk mengatasi diare, jika diare berlanjut, penetalaksanaan perlu ditambah dengan pemberian nutrisi parenteral.
3.5.7 Letargi
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian dalaam penelitian ini menggambarkan bagaimana Pengetahuan tentang Pengobatan Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di Hope Clinic Medan. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan kepustakaan
maka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Skema 3.1
Kerangka Penelitian Pengetahuan Tentang Pengobatan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara di Hope Clinic Medan
Pengetahuan Tentang Pengobatan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Payudara Di Hope Clinic Medan Tahun 2012.
2. Defenisi Operasional
Tabel. 3.1
Defenisi Operasional Variabel Penelitian
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan mengenai desain penelitian, populasi dan sampel, lokasi dan waktu penelitian, pertimbangan etik, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, pengumpulan data, dan analisis data.
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai adalah desain penelitan deskriptif. Hidayat (2010) menyatakan bahwa, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan melalui pengamatan, baik secara langsung maupun tidak lengsung tanpa ada perlakuan atau intervensi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan tahun 2012.
2. Populasi dan Sampel
2.1. Populasi
Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa, populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang akan diteliti.Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah pasien yang mempunyai satu ciri yang sama yaitu pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan yang berjumlah 42 orang pasien.
2.2. Sampel
terdiagnosa kanker payudara dan menjalani pengobatan kemoterapi pada bulan Agustus 2012 di Hope Clinic Medan yaitu sebanyak 42 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik total sampling yaitu semua anggota populasi diambil menjadi sampel dalam penelitian.
3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Hope Clinic Medan dan waktu pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2012.
4. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan mengajukan permohonan izin kepada Institusi Pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan mengajukan izin kepada Bapak Pimpinan Hope Clinic Medan tempat penelitian dilakukan. Setelah mendapatkan persetujuan kemudian peneliti melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik sebagai berikut:
4.1Informed consent
4.2Anonimity (tanpa nama)
Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner dan hanya memberikan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
4.3Kerahasiaan (confidentiality)
Hasil dari penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
5. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan Tahun 2012.
Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk pertanyaan tertutup. Responden diminta untuk memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda check list (√) pada salah satu pilihan yang disediakan. Penyusunan pertanyaan dalam kuesioner ini didasarkan pada berbagai literatur yang berkaitan dengan pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara.
dari dua pilihan jawaban yang tersedia yakni ya dan tidak, jadi nilai berkisar antara 22 sampai dengan 44.
6. Uji Validitas dan Reliabilitas
6.1Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006). Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Untuk mengetahui apakah tiap-tiap pernyataan significant atau tidak, maka perlu dilihat pada tabel nilai product moment (Notoatmodjo, 2010). Jika nilai product moment ternyata lebih besar dari nilai product moment pada tabel maka pernyataan tersebut dikatakan valid dan bila nilai product moment tenyata lebih kecil dari nilai product moment ditabel maka pernyataan tersebut dikatakan tidak valid sehingga harus direvisi atau dibuang.
6.2Uji Realibilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat diandalkan. Hal ini menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010).
kemoterapi pada pasien kanker payudara di uji dengan menggunakan Cronbach Alpha dengan program komputerisasi dan diperoleh hasil 0,790. Hasil ini sudah dikatakan realibel karena nilai realibilitasnya sama dengan 0,70 atau lebih.
7. Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan izin dari Bapak Pimpinan Hope Clinic Medan, kemudian peneliti melakukan pendekatan dengan responden dan menjelaskan tujuan, manfaat, serta peran serta responden selama penelitian. Peneliti menjamin kerahasiaan dan hak responden untuk menolak menjadi responden. Bila responden menyetujui maka peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Responden diberi kuesioner untuk diisi sendiri dan peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan menginformasikan agar kuesioner diisi. Bila kuesioner telah diisi maka peneliti akan mengumpulkan data dan memeriksa kembali kelengkapannya, jika masih ada yang belum diisi maka responden dimohon untuk melengkapinya.
8. Analisa Data
dari setiap responden. Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 42 pasien di Hope Clinic Medan. Penyajian data penelitian ini meliputi karakteristik responden dan pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan.
1. Hasil Penelitian
1.1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1. Distribusi frekwensi dan Persentase Karakteristik Responden di Hope Clinic Medan
3. Sumber Informasi Kemoterapi
Petugas Kesehatan 13 30,95%
Tetangga 17 40,48%
Televisi, Majalah 7 16,67%
Lain-lain 5 11,90%
tentang pengobatan kemoterapi didapat dari tetangga yaitu sebayak 17 orang (40,48%). Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi dan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1
1.2Pengetahuan tentang Pengobatan Kemoterapi
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Katagori Pengetahuan Pasien Tentang Pengobatan Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di
Hope Clinic Medan
No. Pengetahuan Frekuensi %
1. Kurang 3 7,14 %
2. Cukup 33 78,57 %
3. Baik 6 14,29 %
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan 33 orang (78,57 %) berpengetahuan cukup. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara dapat dilihat pada tabel 5.3.
2. Pembahasan
menyebabkan zat karsinogenik seperti pestisida, dan bahan pengawet. Pemberian obat hormonal perlu juga diwaspadai seperti pil KB dan suntik KB tidak dianjurkan lebih dari lima tahun dan perempuan yang berusia diatas 35 tahun harus berhati-hati menggunakannya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa usia 21 tahun sampai 40 tahun memiliki pengetahuan yang lebih baik (X= 36,39), dimana tahap perkembangan kognitif dalam rentang usia ini merupakan masa perkembangan otak paling optimum, munculnya postformal thought suatu pola pikir yang merespon berbagai permasalahan menuju kedewasaan pada masa dewasa awal, dialectical thought proses berfikir mulai berubah dari logis dan pendekatan ilmiah menjadi lebih terbuka, lebih mendalam dan lebih kearah mencoba memahami antara paradok dan ketidakpastian, pada masa usia ini juga timbul keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke level yang lebih tinggi (post-secondary education) (Boyd, 2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang sumber informasi tentang pengobatan kemoterapi didapat dari petugas kesehatan berpengetahuan lebih baik (X=38,08) daripada sumber informasi yang lain, namun terlihat dengan jelas bahwa 17 orang (40,48%) mengetahui pengobatan kemoterapi dari tetangga dimana informasi yang diberikan belum tentu benar sedangkan petugas kesehatan sebagai orang yang berkompeten dalam memberikan informasi kesehatan tidak dimanfaatkan oleh pasien kanker payudara untuk mengetahui pengobatan kemoterapi sesuai hasil penelitian hanya 13 orang (30,95%). Peneliti berasumsi bahwa informasi pengobatan kemoterapi yang disampaikan oleh tetangga ke pasien kanker payudara disebabkan budaya masyarakat Indonesia yang saling mengunjungi tetangganya jika ada yang sakit, sehingga terjadi komunikasi berantai dimasyarakat tentang pengobatan kemoterapi.
kemoterapi, 4 orang pasien hanya mengetahui defenisi kemoterapi saja tanpa mengetahui tentang tujuan pengobatan kemoterapi.
Untuk aspek cara – cara melakukan pengobatan kemoterapi didapatkan 37 responden (88,1%) menjawab dengan benar tentang cara melakukan pengobatan kemoterapi yang harus dilaksanakan secara rutin dalam satu paket pengobatan, dan didapatkan 24 responden (57,1%) mengetahui tentang cara pengobatan kemoterapi yang tidak boleh ditinggalkan dalam satu siklus pengobatan. Menurut Barron (2010) menyatakan bahwa penyebab pasien tidak mengikuti pengobatan kemoterapi secara rutin dan meninggalkan jadwal pengobatan kemoterapi dalam satu siklus pengobatan adalah karena fisik pasien yang tidak kuat sehingga tidak dapat melanjutkan pengobatan. Untuk itu maka saat ini para ahli riset kanker telah berupaya dan berlomba lomba untuk menciptakan obat-obatan baru yang lebih efektif namun relatif memiliki efek samping yang lebih minimal bagi kualitas hidup pasien. Penelitian Surbekti (2010) menunjukan bahwa adanya hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap motivasi menjalani pengobatan kemoterapi. Penting bagi petugas kesehatan untuk memberitahu pasien mengenai rencana tindakan selanjutnya dan kapan tindakan selanjutnya dilakukan. Prinsip pengobatan kemoterapi bahwa semua obat harus diberikan atau tidak sama sekali.
pemberian peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (VP-16) , pemberian secara intavena dapat diberikan secara bolus perlahan-lahan atau diberikan secara infus (drip). Dan cara pemberian obat kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan adalah melalui intravena (infus).
dilakukan kemoterapi. Perawat juga mengatakan kendala lain terkendala dengan jumlah petugas kesehatan yang dianggap kurang.
Untuk aspek efek samping dalam pengobatan kemoterapi didapatkan 29 orang responden (69,0%) menjawab dengan benar tentang efek samping mual muntah pada pengobatan kemoterapi. Andrews (2009) yang menyatakan bahwa mual muntah terjadi karena tubuh mengenali agens kemoterapi sebagai zat toksik dan mengakibatkan terjadinya peningkatan asam lambung. Penelitian yang dilakukan Anastasya (2010) di salah satu Rumah Sakit di Bandung bahwa penilaian respon dan efek samping kemoterapi hanya sebagian kecil (6,35%) dilakukan oleh petugas kesehatan. Peneliti berasumsi bahwa sangat penting bagi petugas kesehatan untuk selalu memperhatikan reaksi atau efek samping yang timbul pada saat pelaksanaan atau setelah pelaksanaan kemoterapi berlangsung, sehingga apabila timbul reaksi yang berlebihan dapat segera dicegah.
Untuk pengetahuan tentang cara mengatasi efek samping kemoterapi 28 orang responden (66,7%) mengetahui tentang cara mengatasi efek samping sakit mata pada pengobatan kemoterapi. Andrews (2009) berpendapat bahwa kemoterapi atrasiklin dan anti folat sering kali mempengaruhi konjungtiva mata, menyebabkan mata lengket dan dapat menyebabkan rasa sakit serta kering. Asam folinat tablet yang diberikan peroral dapat mengurangi efek antifolat dan penggunaan tetes mata juga dapat memberikan kenyamanan.
(54,76%), dan pasien berlatar belakang pendidikan SMA sebanyak 16 orang (38,09%), informasi paling banyak didapat dari tetangga 17 orang (40,48%). Pengetahuan pasien kanker payudara tentang pengobatan kemoterapi dengan frekuensi 4 orang (9,52%) mempunyai pengetahuan kurang, 27 orang (64,29% ) berpengetahuan cukup, dan 11 orang (26,19%) berpengetahuan baik. Hasil penelitian pengetahuan pasien tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan pada umunya cukup, artinya pasien tidak sepenuhnya memahami defenisi, tujuan, cara, persiapan, efek samping dan cara mengatasi efek samping dari pengobatan kemoterapi.
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan terhadap 42 orang pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan menunjukkan bahwa responden berumur 21 sampai dengan 40 tahun memiliki skor lebih tinggi (X= 36,39) dibandingkan dengan rentang usia yang lain, dan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik (X= 40,00) dari tingkat pendidikan yang lain, serta sumber informasi tentang pengobatan kemoterapi didapat dari petugas kesehatan berpengetahuan lebih baik (X= 38,08) daripada sumber informasi yang lain. Pengetahuan pasien kanker payudara tentang pengobatan kemoterapi dengan frekuensi 3 orang (7,14 %) mempunyai pengetahuan kurang, 33 orang (78,57 % ) berpengetahuan cukup, dan 6 orang (14,29 %) berpengetahuan baik. Hasil penelitian pengetahuan pasien tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan pada umunya cukup, artinya pasien tidak sepenuhnya tentang pengobatan kemoterapi.
2. Rekomendasi
2.1Untuk Hope Clinic Medan
2.2Untuk Penelitian Selanjutnya
Bila melakukan penelitian lanjutan hendaknya peneliti menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan pasien kanker payudara terlambat datang memeriksakan diri kepetugas kesehatan, selain itu bagaimana kepatuhan pasien kanker payudara dalam melaksanakan pengobatan kemoterapi.
2.3Untuk Institusi Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, G. (2009). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta. EGC. Annastasya. (2010). Gambaran Pelaksanaan Kemoterapi di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung, dikutip dari dibuka tanggal 25 Januari 2013
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Dewi, L (2009). Kanker Payudara, mendeteksi gejala dini, pencegahan dan pengobatan. Yogyakarta. Tugu Publisher.
Hidayat, A (2010). Metode Penelitian Kesehatan : Paradigma Kuantitafif. Surabaya : Health Books Publishing
Hidayat, A (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
Machfoedz, I (2009). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya Manuaba, I (2004). Dasar-dasar Teknik Operasi Ginekologi. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Rasjidi, I (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktik Sehari-hari.
Jakarta. Sagung Seto.
Robbins (2007). Buku Ajar Patologi (Edisi 7). Jakarta. EGC.
Saryono (2008). Perawatan Payudara. Yogyakarta. Mitra Cendikia Press.
Surbekti (2010) Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Terhadap Motivasi Menjalani Pengobatan Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Kariadi Semarang, dikutip dari
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGETAHUAN TENTANG PENGOBATAN KEMOTERAPI PADA PASIEN
KANKER PAYUDARA dI HOPE CLINIC MEDAN TAHUN 2012 OLEH : RIA SETIAWATI
Saya adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan tugas akhir program.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan tentang pengobatan kemoterapi pada pasien kanker payudara di Hope Clinic Medan. Saya mengharapkan jawaban yang Bapak/Ibu, Saudara/i berikan sesuai dengan pengetahuan sendiri. Kami akan menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas Bapak/Ibu, Saudara/i. Informasi yang Bapak/Ibu, Saudara/i berikan hanya akan digunakan untuk mengembangkan Ilmu Keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain.
Partisipasi Bapak/Ibu, Saudara/i dalam penelitian ini bersifat bebas, Bapak/Ibu, Saudara/i bebas untuk menjadi responden dalam penelitian ini atau menolak tanpa sanksi apapun.
Jika Bapak/Ibu, Saudara/i bersedia untuk menjadi responden penelitian ini, maka silahkan Bapak/Ibu, Saudara/i menandatangani kolom dibawah ini.
Terima Kasih. Tanda Tangan :
Lampiran 2
DIISI OLEH RESPONDEN
KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG PENGOBATAN
KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
Tanggal wawancara : KODE :
Petunjuk :berikan tanda check list (√) pada kotak yang sesuai dan anda anggap benar
DATA DEMOGRAFI
1. Pendidikan terakhir : SD SMP SMA
Perguruan Tinggi
2. Umur : tahun
3. Kemoterapi diketahui dari: Petugas Kesehatan Tetangga
KUESIONER
Petunjuk :berikan tanda check list (√) pada kotak yang sesuai dan anda anggap benar.
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah menurut anda kemoterapi merupakan suatu cara pengobatan yang menggunakan suatu obat untuk membunuh sel kanker ?
2. Apakah menurut anda kemoterapi bertujuan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker ?
3. Apakah menurut anda kemoterapi merupakan pengobatan yang harus dilaksanakan secara rutin untuk mendapatkan hasil yang baik ?
4. Apakah menurut anda kemoterapi merupakan pengobatan yang tidak boleh tertinggal dalam satu siklus pengobatan untuk mendapatkan hasil yang optimal ?
5. Apakah menurut anda cara pengobatan kemoterapi dapat diberikan melalui mulut ?
6. Apakah menurut anda cara pengobatan kemoterapi melalui infus yang paling umum dan banyak digunakan ?
7. Apakah menurut anda sebelum menjalani pengobatan kemoterapi maka terlebih dahulu pasien harus dilakukan pemeriksaan darah ?
8. Apakah menurut anda pasien harus mengetahui tentang tujuan kemoterapi?
9. Apakah menurut anda pasien harus mengetahui tentang efek samping yang kemungkinan terjadi selama pengobatan kemoterapi?
10. Apakah menurut anda mual dan muntah adalah salah satu efek samping dari pengobatan kemoterapi ?
11. Apakah menurut anda kerontokan rambut atau kebotakan adalah salah satu efek samping dari pengobatan kemoterapi ?
12. Apakah menurut anda penurunan nafsu makan adalah salah satu efek samping dari pengobatan kemoterapi ? 13. Apakah menurut anda nyeri menelan adalah salah satu
efek samping dari pengobatan kemoterapi ?
14. Apakah menurut anda diare adalah salah satu efek samping dari pengobatan kemoterapi ?
kemoterapi ?
16. Apakah menurut anda badan akan terasa sangat lelah setelah melakukan pengobatan kemoterapi ?
17. Apakah menurut anda susah buang air besar adalah salah satu efek samping dari pengobatan kemoterapi ?
18. Apakah menurut anda pendinginan kulit kepala dengan menggunakan kantong es atau cap kepala dingin dapat membantu mempertahankan rambut pada pengobatan kemoterapi ?
19. Apakah menurut anda penggunaan tetes mata dapat memberikan kenyamanan pada pasien yang mengalami efek samping sakit mata pada pengobatan kemoterapi ? 20. Apakah menurut anda mengkonsumsi makanan tinggi
vitamin dan tinggi protein dapat mempercepat penyembuhan luka mulut karena efek samping dari pengobatan kemoterapi ?
21. Apakah menurut anda dengan makan sedikit tetapi sering dan mengkonsumsi makanan lunak dapat mengatasi efek samping mual pada pengobatan kemoterapi ?
Lampiran 6
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Lampiran 7
Frequency Table
1. tujuan pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 18 42,9 42,9 42,9
Ya 24 57,1 57,1 100,0
Total 42 100,0 100,0
2. pengobatan kemoterapi harus rutin dilaksanakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 5 11,9 11,9 11,9
Ya 37 88,1 88,1 100,0
Total 42 100,0 100,0
3. pengobatan kemoterapi tidak boleh tertinggal dalam satu paket
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 18 42,9 42,9 42,9
Ya 24 57,1 57,1 100,0
Total 42 100,0 100,0
4. cara pengobatan kemoterapi melalui mulut
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 17 40,5 40,5 40,5
Ya 25 59,5 59,5 100,0
Total 42 100,0 100,0
5. cara pengobatan kemoterapi melalui infus
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 17 40,5 40,5 40,5
6. pemeriksaan darah pada persiapan pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 16 38,1 38,1 38,1
Ya 26 61,9 61,9 100,0
Total 42 100,0 100,0
7. pengetahuan tujuan tindakan pada persiapan pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 9 21,4 21,4 21,4
Ya 33 78,6 78,6 100,0
Total 42 100,0 100,0
8. pengetahuan efek samping tindakan pada persiapan pengobatan
kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 16 38,1 38,1 38,1
Ya 26 61,9 61,9 100,0
Total 42 100,0 100,0
9. efek samping mual muntah pada pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 13 31,0 31,0 31,0
Ya 29 69,0 69,0 100,0
Total 42 100,0 100,0
10. efek samping kerontokan rambut pada pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 25 59,5 59,5 59,5
Ya 17 40,5 40,5 100,0
11. efek samping penurunen nafsu makan pada pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 19 45,2 45,2 45,2
Ya 23 54,8 54,8 100,0
Total 42 100,0 100,0
12. efek samping nyeri menelan pada pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 16 38,1 38,1 38,1
Ya 26 61,9 61,9 100,0
Total 42 100,0 100,0
13. efek samping diare pada pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 18 42,9 42,9 42,9
Ya 24 57,1 57,1 100,0
Total 42 100,0 100,0
14. efek samping sakit mata pada pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 16 38,1 38,1 38,1
Ya 26 61,9 61,9 100,0
Total 42 100,0 100,0
15. efek samping lelah pada pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 18 42,9 42,9 42,9
Ya 24 57,1 57,1 100,0
16. efek samping susah buang air besar pada pengobatan kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 34 81,0 81,0 81,0
Ya 8 19,0 19,0 100,0
Total 42 100,0 100,0
17. cara mengatasi efek samping kerontokan rambut pada pengobatan
kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 27 64,3 64,3 64,3
Ya 15 35,7 35,7 100,0
Total 42 100,0 100,0
18. cara mengatasi efek samping sakit mata pada pengobatan
kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 14 33,3 33,3 33,3
Ya 28 66,7 66,7 100,0
Total 42 100,0 100,0
19. cara mengatasi efek samping luka pada mulut pada pengobatan
kemoterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 15 35,7 35,7 35,7
Ya 27 64,3 64,3 100,0
Lampiran 8
CURICULUM VITAE
Nama : Ria Setiawati
Tempat/tanggal Lahir : Medan, 30 September 1990 Alamat : Jalan Rukun Desa Kolam No. 04
Kecamatan Percut Sei Tuan No. Telepon : 0852 9661 0367
Nama Orang Tua
Ayah : Ngatiman
Ibu : Temen Herawati
Pendidikan Formal
Tahun 1996-2002 SD Negeri 105289
Tahun 2002-2005 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun 2005-2008 SMA Swasta Bandung