V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian densitas plankton di kawasan limbah CPO
perairan sungai Kapuas Hilir adalah nilai tertinggi untuk permukaan 0 meter
adalah 1,60 di stasiun II (periode 15 Oktober 2008); kedalaman 3 meter yaitu 1,40
di stasiun III (periode 11 September 2008); dan kedalaman 6 meter adalah 1,52 di
stasiun III (periode 15 Oktober 2008). Nilai densitas plankton terendah untuk
permukaan 0 meter adalah 0,00 di stasiun III (periode 15 Oktober 2008);
kedalaman 3 meter adalah 0,67 di stasiun I (periode 29 Oktober 2008); dan
kedalaman 6 meter adalah 0,70 di stasiun III (periode 29 Oktober 2008).
Berdasarkan hasil penelitian faktor fisika-kimia lingkungan di kawasan
limbah CPO perairan sungai Kapuas Hilir pada stasiun I faktor fisika yaitu
suhunya adalah 26,67oC, turbiditasnya adalah 43,40 NTU, kecepatan arusnya adalah 0,13 m/detik, sedangkan faktor kimia meliputi pH yaitu 5,45; DO yaitu
4,91 mg/l, COD yaitu 16,40 mg/l, BOD yaitu 1,86 mg/l, TSS yaitu 42,00 mg/l,
Minyak dan Lemak yaitu 0,68 mg/l, pada stasiun II faktor fisika yaitu suhunya
adalah 27,67oC, turbiditasnya adalah 27,63 NTU, kecepatan arusnya adalah 0,08 m/detik, sedangkan faktor kimia meliputi pH yaitu 6,32; DO yaitu 7,27 mg/l,
COD yaitu 54,67 mg/l, BOD yaitu 20,63 mg/l, TSS yaitu 50,10 mg/l, Minyak dan
Lemak yaitu 0,83 mg/l , sedangkan pada stasiun III faktor fisika yaitu suhunya
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap genera plankton yang lebih
spesifik menjadi spesies plankton di kawasan limbah CPO sungai Kapuas Hilir,
sebaiknya jarak pada lokasi ditambah dan di beri plot, sehingga penelitian menjadi
lebih akurat.
Perlu dilakukan pengambilan limbah secara berkala dalam waktu pertiga
bulan oleh pabrik, serta dilakukan penelitian terhadap kualitas air dengan
parameter biologi selain parameter fisika-kimia di kawasan limbah untuk
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2009. Air Kapuas Berbahaya Jadi Bahan Baku PDAM. www.untan.ac.id. download 10 oktober 2009.
Anonim., 2009. Sungai Kapuas. www.ppkmlb.page.tl. Download 10 oktober 2009.
Alearts, G. dan Santika, S., 1987. Metode Penelitian Air, Usaha Nasional Surabaya.
APHA., 1992. Standard Method For The Examination of Water and Waste Water, ANWA, WEF, Washington DC.
Arinardi O. H. dan Sutomo, et. al., 1994. Pengantar Tentang Plankton serta Kisaran Kelimpahan dan Plankton Predominan di Sekitar Pulau Jawa dan Bali, Jakarta: Puslitbang-LIPI.
Brahmana S. S., Tantowi, Achmad F., 2007. Dampak Buangan Lumpur Panas Porong-Sidoarjo Terhadap Kualitas Air Kali Porong, Jurnal Balitbang PU, Vol.3, No.4.
Clesceri. L. S, A. E. Greenberg, A. D. Eaton., 1998. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20 th Edition, 2120 B Visual Comparison Methods; APHA, AWWA, WEF, Washington DC.
Data SBI., 2005. Pengendalian Effluent Treatment dan Water Treatment, Laboratorium PT. SBI, Pontianak.
Darsono, V., 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Edmendson., 1959. Freshwater Biology. John Wiley and Sons Inc, New York
Effendie. H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Fachrull, Ferianita Melati., 2007. Metode Sampling Bioekologi, Bumi Aksara, Jakata.
Fardiaz, S., 1992. Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta.
Leonore S. F. Cleveri et al., 1998. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20 th Edition; APHA, AWWA, WEF, Washington DC.
Leonore S. F. Cleveri et al., 1998. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20 th Edition, Metode 5220 D (Clased Reflux, Colorimetric Method); APHA, AWWA, WEF, Washington DC.
Mulia. M. Ricki., 2005. Kesehatan Lingkungan, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.
Nybakken, 1992. Biologi Laut, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Nontji, Anugerah, 2008. Plankton Laut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, LIPI Press, Jakarta.
Odum., 1996. Fundamental of Ecology, John Wiley and Sons Inc, New York.
Pirzan Andi. Marshabuana dan Petrus Rani Pong-Masak., 2008. Dalam Jurnal Hubungan Keragaman Fitoplankton Dengan Kualitas Air di Pulau Bauluang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.
Ryadi, S., 1981. Ekologi, Ilmu Lingkungan, Dasar-dasar dan Pengertiannya, Usaha Nasional, Surabaya
Riawan, S., 1990. Kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta.
Sachlan., 1986. Planktonologi, Diponegoro University Press.
Sastrawijaya, 1991. Pendugaan Tingkat Pencemaran Sungai di Surabaya dengan Menggunakan Indeks Diversitas Makrofauna Dasar, Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya
Sastrosayono, Ir. Selardi., 2003. Budi Daya Kelapa sawit, PT. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Sawitri, Reny dan Sofian Iskandar., 2006. Dalam Jurnal Pengaruh Pengelolaan Hutan Produksi Terhadap Keragaman Jenis Plasma Nutfah Perairan. Buletin Plasma Nutfah Vol. 12 No. 2 Tahun 2006. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.
Shirota, A., 1966. Plankton of south Vietnam, Overseas Tecnical Co. Agency, Japan.
Slamet, Juli Soemirat., 2006. Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Sudjana., 2005. Metode Statistika, Penerbit Tarsito Bandung.
Sunyoto, Danang., 2007. Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat, Penerbit Amara Books, Yogyakarta.
Susilowati, Ari., Wiryanto dan Ainur Rohimah., 2001. Dalam Jurnal Kekayaan Fitoplankton dan Zooplankton pada Sungai-Sungai Kecil di Hutan Jabolarangan. Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.
Wardhana, W. A., 2001. Dampak Pencemar Lingkungan, Andi Offset, Yogyakarta.
I II III IV
Deviasi temperature dari keadaan alamiahnya
Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000
Residu Tersuspensi mg/L 50 50 400 400 Bagi pengolahan air minum scr konvensional, residu tersuspensi ≤ 5000 mg/L
KIMIA ANORGANIK
pH mg/L 6-9 6-9 6-9 5-9 Apabila scr alamiah diluar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah
PARAMETER SATUAN KELAS Keterangan
L = liter Bq = bequerel
MBA = Methylene Blue Active Subtance ABAM = Air beku untuk air minum
Logam berat merupakan logam terlarut
Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO
Bagi pH merupakan nilai rentang tidak boleh lebih dari nilai yang tercantum Nilai DO merupakan batas minimum
Arti (-) diatas menyatakan bahwa untuk kelas termaksud, parameter tersebut tidak dipersyaratkan Tanda ≤ adalah lebih kecil atau sama dengan
Tanda < adalah lebih kecil
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi Sekretaris Kabinet PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Bidang Hukum dan Perundang-Undangan,
Ttd Ttd
Sumber:www.glerl.noaa.gov/seagrand/ GLWL/Algae/Cyanophyta/Cards/Aulo sira.html-12k-
Sumber: foto pribadi Sumber:www.bi.itb.ac.id/herbarium /indeks.php
Sumber:cfb.unh.edu/CFBkey/htm l/Organisms/FBosminidae/GBos mina/Bosmina_longirostris/bos minalongirostris.html
Brachionus Cocconeis Diatoma Diaphanosa
Sumber:cfb.unh.edu/CFBkey/html/Org anisms/PRotifera/GBrachionus/brachi onus_calyciflorus
Sumber: foto pribadi Sumber:www.adelaide.edu.au/diato ma/-9k
Lanjutan lampiran 7.
Draparnaldiapsis Gonatozygon Keratella Lyngbya
Sumber: foto pribadi Sumber: foto pribadi Sumber: foto pribadi Sumber: foto pribadi
Melosira Micrasterias Mougeotia Nauplius
Sumber: foto pribadi Sumber: foto pribadi Sumber: foto pribadi Sumber:www.bi.itb.ac.id
Navicula Nitszchia Notholca Oscillatoria
Sumber: foto pribadi Sumber: foto pribadi Sumber: foto pribadi Sumber: foto pribadi
Lanjutan lampiran 7.
Synedra Tintinopsis Zgynema Symploca
Sumber: foto pribadi Sumber:www.cladocera.de/roti fer/taxonomy/taxrot.html
Sumber: foto pribadi Sumber:http://images.google.co.id/image s?q=symploca.org
Pinnularia Hydrodyction Gomphonema Rotatoria
Sumber:www.xs4all.nl/`sturh/ engcalam/ewortels.html
Sumber:www.biolib.cz/en/taxo
nimage/id34686/-10k-Sumber:www.craticula.ncl.ac.u k/EADiatomKey/html/Gompho nema.html