STATUS GIZI ANAK PRA-SEKOLAH USIA 3 SAMPAI 5 TAHUN
DI PINGGIRAN SUNGAI DELI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
SEPRIMA YENTI
100100029
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
STATUS GIZI ANAK PRA-SEKOLAH USIA 3 SAMPAI 5 TAHUN
DI PINGGIRAN SUNGAI DELI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
SEPRIMA YENTI
100100029
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Status Gizi Anak Pra-Sekolah Usia 3 Sampai 5 Tahun d i Pinggiran Sungai Deli
Nama : Seprima Yenti NIM : 100100029
Pembimbing Penguji I
(dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp.A (K)) (dr. Zulkifli, MSi)
NIP. 196201041989112001 NIP. 19471102 1978021 001
Penguji II
(dr. Nurchaliza H Siregar, Sp.M) NIP. 19700908 200003 2 001
Medan, 11 Januari 2014 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.Salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara berkembang adalah malnutrisi (kekurangan gizi dan kelebihan gizi) yang dapat mempengaruhi pertum buhan dan perkembangan anak. Kekurangan gizi biasanya memberikan dampak yang besar pada anak pra -sekolah. Jumlah angka kematian untuk anak usia di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi hampir mencapai 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa malnutrisi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap status gizi .
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli sekaligus melihat hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak.
Metode penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik.Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling.Besar sampel yang diperoleh berjumlah 60 orang. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi, dengan bantuan program SPSS , dengan tingkat kemaknaan 95 % (p ≤ 0.05).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun dengan status gizi sangat kurus berjumlah 1 orang (1.7%), kurus 3 orang (5.0%), normal 54 orang (90.0%), dan gemuk 2 orang (3.3%). Dari hasil analisis uji korelasi didapatkan r = 0,252 dengan probabilitas 5 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli berdasarkan indikator BB/TB sebagian besar termasuk ke dalam kategori normal. Sementara itu jumlah anak yang mengalami status gizi stunted masih cukup tinggi, serta tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi.
ABSTRACT
Nutritional status of children is one of the indicators that describe the level of social welfare . One of the major health problems in developing countries is malnourished (deficiency and excess of nutrients) that may affect the growth and development of children . Malnutrition usually has a large impact on pre -school children . Total mortality rate for children under five years due to malnutrition almost fifty percent. This indicates that malnutrition is one of the factor that influence nutritional statu s.
The objectives of this study was to determine the nutritional status of pre -school children aged three to five years on the riverside of Sungai Deli as well as to observe the correlation between the level of parental income toward the children's nutritional status .
The study method was descriptive analytic studies. The sampling technique was consecutive sampling. Total sample were sixty respondens . Analysis of data
was conducted by the SPSS’s correlation test in 95 % significance level ( p ≤
0.05).
The results showed that the number of pre -school children aged from three to five years with a very thin nutritional status is one ( 1.7 % ), thin category is three ( 5.0 % ) , normal category is fifty -four ( 90.0 % ) as well the obese is two ( 3.3 % ) . The correlation test obtained that the coeffitient correlation (r) is 0.252 with a probability of 5 %.
The Conclusion showed that the level of nutritional status of pre -school children aged from three to five years on the riverside of Sungai Deli based on the indicators of BB / TB belong to the normal category, while the number of children suffer from stunted -nutritional status is still quite high and there is no
correlation between the level of parental income toward the children’s nutritional
status .
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT, sumber segala nikmat yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia -Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmi ah ini dapat diselesaikan sebagai tugas akhir yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dan juga shalawat serta salam penulis kepada Rasulullah SAW, para sahabat dan keluarganya.
Dalam menyelesaikan penelitian yang berjudul “Status Gizi Anak Pra-Sekolah Usia 3 Sampai 5 Tahun di Pinggiran Sungai Deli”, penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan. Namun karena bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun material, karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setulus -tulusnya kepada :
1. Prof. DR. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, MSc (CTM). Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD.KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.
3. dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp.A(K) selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberi bimbingan dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini.
4. dr. Zulkifli, Msi dan dr. Nurchaliza H. Siregar, Sp.M selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.
5. dr. Imelda Ray, Sp.PD selaku dosen penguji pada saat penulis an proposal penelitian ini yang sudah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Yang terhormat dan tercinta, kedua orang tua penulis, Ayahanda Busaman dan Ibunda Asnidar yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, doa, dan semangat serta bantuan materil selama ini. Serta terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada adik, kakak, dan keluarga besar yang telah memberikan masukan dan dukungan. 8. Untuk sahabat-sahabat tercinta Vina Yolanda Ikhwin Putri, Fadila
Safira, Desi Handayani, Mazkuroh Urfa , Ivo Anjani, dan Teman-teman PHBI FK USU lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatuserta Aldy Yusra Rangkuti terima kasih telah membantu dalam pengambilan data penelitian, dan untuk masukan -masukan maupun informasi yang mendukung penelitian ini.
9. Untuk teman satu dosen pembimbing Elvita Nora Susana yang sudah membantu dan mendukung selama proses penelitian.
10. Untuk sahabat-sahabat seiman dan seaqidah UKMI Ad -Dakwah USU yang senantiasa mendoakan kelancaran penulisan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih atas motivasi dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahan penulisan maupun kemampuan ilmiah. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan ini di masa yang akan datang.
Medan, Januari 2014 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN………..i
ABSTRAK……….ii
ABSTRACT………..iii
KATA PENGANTAR………..iv
DAFTAR ISI……….vi
DAFTAR TABEL………..viii
DAFTAR SINGKATAN……….ix
DAFTAR LAMPIRAN………....x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang……….1
1.2.Rumusan Masalah………… ………..2
1.3. Tujuan Penelitian………2
1.4. Manfaat Penelitian………..3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi dan KeadaanGeografis Kelurahan Aur……….4
2.2. Status Gizi………...5
2.2.1. Definisi Status Gizi………...5
2.2.2. Klasifikasi Status Gizi… ………..6
2.2.3. Penilaian Status Gizi……….7
2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi………..13
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….16
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian………...19
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian………..19
4.3. Populasi dan Sampel………...19
4.3.1. Populasi………...19
4.3.2. Sampel………...19
4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi……….19
4.4. Teknik Pengumpulan Data………..20
4.4.1. Data Primer………...20
4.4.2. Data Sekunder………....21
4.5Metode Analisis Data………...21
BAB 5 HASIL DAN KESIMPULAN 5.1. Hasil Penelitian………...22
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………..22
5.1.2. Karakteristik Responden………..22
5.1.3. Hasil Analisis Data………...25
5.2. Pembahasan………28
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan……….32
6.2. Saran………...32
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Kategori dan ambang batas status gizi anak………7 Tabel 2.2. Pemeriksaan tanda-tanda klinik………..10 Tabel 2.3. Frekuensi pengukuran antropometri pada anak -anak………13 Tabel 5.1. Distribusi karakteristik responden berda sarkan
usia dan jenis kelamin………...23
Tabel 5.2. Distribusi karakteristik orang tua responden berdasarkan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, suku, dan tingkat
pendapatan……… ………..24 Tabel 5.3. Distribusi status gizi responden berdasarkan berat badan menurut
umur, tinggi badan menurut umur.dan berat badan menurut tinggi badan………... 26 Tabel 5.4. Distribusi status gizi balita dengan tingkat pendapatan orang tua
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
BB/U : Berat Badan/Umur
BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan HDI : Human Development Index
IDB : Indicadores de Dados Basicos -Indicators of Basic Data IMT : Indeks Massa Tubuh
KEP : Kurang Energi Protein LILA : Lingkar Lengan Atas
MDGs : Millenium Development Goals PB/U : Panjang Badan/Umur
Polri : Polisi Repubik Indonesia TNI : Tentara Nasional Indonesia TB/U : Tinggi Badan/Umur
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup LAMPIRAN 2 Biodata Responden
LAMPIRAN 3 Inform(Lembar Penjelasan) LAMPIRAN 4 Consent(Lembar Persetujuan) LAMPIRAN 5 Data Induk Subjek Penelitian LAMPIRAN 6 Output Data Hasil Penelitian
LAMPIRAN 7 Grafik WHOChild Growth Standards
LAMPIRAN 8 LembarEthical Clearance
ABSTRAK
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.Salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara berkembang adalah malnutrisi (kekurangan gizi dan kelebihan gizi) yang dapat mempengaruhi pertum buhan dan perkembangan anak. Kekurangan gizi biasanya memberikan dampak yang besar pada anak pra -sekolah. Jumlah angka kematian untuk anak usia di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi hampir mencapai 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa malnutrisi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap status gizi .
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli sekaligus melihat hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak.
Metode penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik.Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling.Besar sampel yang diperoleh berjumlah 60 orang. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi, dengan bantuan program SPSS , dengan tingkat kemaknaan 95 % (p ≤ 0.05).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun dengan status gizi sangat kurus berjumlah 1 orang (1.7%), kurus 3 orang (5.0%), normal 54 orang (90.0%), dan gemuk 2 orang (3.3%). Dari hasil analisis uji korelasi didapatkan r = 0,252 dengan probabilitas 5 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli berdasarkan indikator BB/TB sebagian besar termasuk ke dalam kategori normal. Sementara itu jumlah anak yang mengalami status gizi stunted masih cukup tinggi, serta tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi.
ABSTRACT
Nutritional status of children is one of the indicators that describe the level of social welfare . One of the major health problems in developing countries is malnourished (deficiency and excess of nutrients) that may affect the growth and development of children . Malnutrition usually has a large impact on pre -school children . Total mortality rate for children under five years due to malnutrition almost fifty percent. This indicates that malnutrition is one of the factor that influence nutritional statu s.
The objectives of this study was to determine the nutritional status of pre -school children aged three to five years on the riverside of Sungai Deli as well as to observe the correlation between the level of parental income toward the children's nutritional status .
The study method was descriptive analytic studies. The sampling technique was consecutive sampling. Total sample were sixty respondens . Analysis of data
was conducted by the SPSS’s correlation test in 95 % significance level ( p ≤
0.05).
The results showed that the number of pre -school children aged from three to five years with a very thin nutritional status is one ( 1.7 % ), thin category is three ( 5.0 % ) , normal category is fifty -four ( 90.0 % ) as well the obese is two ( 3.3 % ) . The correlation test obtained that the coeffitient correlation (r) is 0.252 with a probability of 5 %.
The Conclusion showed that the level of nutritional status of pre -school children aged from three to five years on the riverside of Sungai Deli based on the indicators of BB / TB belong to the normal category, while the number of children suffer from stunted -nutritional status is still quite high and there is no
correlation between the level of parental income toward the children’s nutritional
status .
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat (Anggraeni, 2010). Salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara berkembang adalah malnutrisi (kekurangan gizi dan kelebihan gizi) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang (Longkumer, 2012).Kekurangan gizi biasanya memberikan dampak yang besar pada anak pra-sekolah. Jumlah angka kematian untuk anak usia di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi hampir mencapai 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa malnutrisi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap status gizi (Whitehead dan Rowland, 2002 dalam Amosu et al, 2011 ).
Berdasarkan peringkat Human Development Index (HDI), pada tahun 2011 Indonesia berada pada urutan ke -124 dari 187 negara, jauh di bawah negara ASEAN lainnya. Faktor-faktor yang menjadi penentu HDI yang dikembangkan oleh United Nations Development Program (UNDP) adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.Ketiga faktor tersebut sangat berkaitan dengan status gizi masyarakat (Akhmadi, 2009 dalam Astuti dan Sulistyowati, 2011). Sehubungan dengan itu, karakteristik penduduk pinggiran sungai masih tergolong ekonomi lemah dengan pendidikan yang relatif terbatas serta pengetahuan akan perumahan sehat cenderung masih kurang (Suprijanto, 2003).
Masalah kurang gizi masih relatif tinggi di Indonesia terutama di daerah miskin (Menkes RI, 2002). Akan tetapi, penelitian yang menghubungkan status sosial ekonomi terhadap status gizi masih kurang (Shoeps et al, 2011).Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti status gizi anak pra-sekolah dari keluarga yang mempunyai pendapatan yang rendah.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti , terdapat 10 lingkungkan di Kelurahan Aur.Empat diantaranya tepat berada di pinggiran Sungai Deli, yaitu lingkungan II, III, IV, dan IX. Sesuai dengan informasi yang diperoleh dari laporan daerah setempat, jenis pekerjaan masyarakatnya bervarias i mulai dari pedagang , karyawan swasta, pengusaha, buruh, penjahit, tukang batu & kayu.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran status gizi anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli dan hubungan tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran status gizi anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui jumlah anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli.
2. Mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1.41. Peneliti
a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian. b. Menambah ilmu pengetahuan.
c. Menjadi bahan rujukan bagi penelitian yang akan datang. 1.4.2. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak.
1.4.3. Bagi Responden
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lokasi dan Keadaaan Geografis Kelurahan Aur
Kota Medan merupakan wilayah yang memiliki kepada tan penduduk tertinggi ke -2 di Sumatera Utara (Profil Kesehatan Provins i Sumatera Utara, 2008).Berdasarkan data kependudukan Tahun 2010, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.712.236 jiwa, dengan jumla h wanita lebih besar dari pria.Perkembangan terakhir berdasar kan Surat Keputusan Gubernur Tingkat I Sumatera Utara tahun 1996, secara administrasi Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan yang mencakup 151 k elurahan (Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2006-2010 Pemko Medan).
Kecamatan Medan Maimun merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas wilayah sekitar 3,345 km². Kecamatan Medan Maimun terdiri dari 6 Kelurahan, yakni : Kampung Baru, Sei Mati, Sukaraja , Aur , Hamdan, dan Jati. Kelurahan Aur terdiri dari 10 lingkungan, dengan batas -batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Suka Raja Kecamatan Medan Maimun.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Masjid Kecamatan Medan Kota.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Hamdan Keca matan Medan Maimun.
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting. Di Indonesia, akses terhadap air bersih masih menjadi masalah. Sebagian besa r air tawar yang digunakan berasal dari air sungai. Ketersediaan air bersih secara umum disebabkan oleh dua faktor , yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam disebabkan secara alamiah bentukan (kondisi) wilayahnya yang memang sulit untuk mendapatkan air sehingga tidak tersedianya air.Faktor manusia yaitu dikarenakan tercemarnya air bersih akibat aktifitas manusia (Pus pitasari, 2009). Masyarakat yang mengkonsumsi air tercemar dapat membawaimplikasi buruk karena adanya kandungan berbagai macam penyak it yang dapat timbul melalui air (Yuniarno, 2005).
2.2. Status Gizi
2.2.1. Definisi Status Gizi
Kata gizi berasal dari bahasa arab“ghidza”, yang berarti “makanan”.Secara klasik kata gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan
energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses -proses
kehidupan dalam tubuh. S ekarang kata gizi mempunyai pen gertian yang lebih luas,
disamping untuk kesehatan, gizi dika itkan dengan potensi ekonomi seseorang,
karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan
produktivitas kerja (Almatsier, 2009).
Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat
gizi.Status gizi dikatakan baik bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang
dibutuhkan.Status gizi ti dak seimbang dapat diinterpretasikan dalam bentuk gizi
kurang sedangkan status gizi lebih bila asupan zat gizi melebihi dari yang
dibutuhkan.Sehingga status gizi merupakan keadaan tubu h sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi.Status gizi dibedakan menjadi status gizi
buruk, kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2009).
Status gizi seseorang ditentukan oleh kualitas makanan yang dikonsumsi dan
kemampuan tubuh untuk memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan metabolik. Hal
ini mencakup tentang penyerapan makanan, sisa pembuangan dan sintesis biokimia
1983 dalam Amosu et al, 2011). Anak usiadibawah 5 tahun atau balita membutuhkan
pasokan nutrisi yang tinggi karena pada masa ini mereka sangat aktif dan
pertumbuhannya juga sangat cepat, sehingga sangat penting untuk perkembangan
fisik, mental, dan sosial (Amosu et al, 2011).
2.2.2. Klasifikasi Status Gizi
Klasifikasi Status Gizi Balita berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007) adalah sebagai berikut:
a. Status Gizi berdasarkan indikator BB/U
Indikator BB/U memberikan gambaran tentang status gizi yang sifatnya umum, tidak spesifik. Tinggi rendahnya prevalensi gizi buruk dan kurang mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan indikasi apakah masalah gizi tersebut bersifat kronis atau akut.
b. Status gizi berdasarkan indikator TB/U
Indikator TB/U menggambarkan status gizi yang sifatnya kronis, artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, sering menderita penyakit secara berulang karena hygiene dan sanitasi yang kurang baik.
c. Status gizi berdasarkan indikator BB/TB
Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks adalah sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)
Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Anak Umur 0 - 60 Bulan
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih
< -3 SD
-3 SD sampai dengan < -2 SD
-2 SD sampai dengan 2 SD
> 2 SD
Panjang Badan menurut Umur (PB/U)
atau Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U)
Anak Umur 0–60 Bulan
Sangat Pendek
Pendek
Normal
Tinggi
< -3 SD
-3 SD sampai dengan < -2 SD
-2 SD sampai dengan 2 SD
> 2 SD
Berat Badan menurut Panjang Badan
(BB/PB)
atau Berat Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB) Anak Umur
0–60 Bulan
Sangat Kurus
Kurus
Normal
Gemuk
< -3 SD
-3 SD sampai dengan < -2 SD
-2 SD sampai dengan 2 SD
> 2 SD
Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U)
Anak umur 0–60 Bulan
Sangat Kurus
Kurus
Normal
Gemuk
< -3 SD
-3 SD sampai dengan < -2 SD
-2 SD sampai dengan 2 SD
> 2 SD
Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U)
Anak Umur 5–18 Tahun
Sangat Kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas
< -3 SD
-3 SD sampai dengan < -2 SD
-2 SD sampai dengan 1 SD
> 1 SD sampai dengan 2 SD
> 2 SD
Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1995/MENKES/SK/XII/2010
2.2.3. Penilaian Status Gizi
kesehatan masyarakat tetapi juga untuk perencanaan kebijakan nasional dan regional (Longkumer, 2012).
Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB). Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah g rafik WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun. Grafik WHO 2006 digunakan untuk usia 0 -5 tahun karena mempunyai keunggulan metodologi dibandingkan CDC 2000 (Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011).
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak bahwa untuk menilai status gizi anak diperlukan standar antropometri yang mengacu pada Standar World Health Organization (WHO) dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Umur dihitung dalam bulan penuh. Contoh : umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai umur 2 bulan.
b. Ukuran Panjang Badan (PB) digunakan untuk anak umur 0 sampai 24 bulan yang diukur telentang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan diukur berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm.
c. Ukuran Tinggi badan (TB) digunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang diukur berdiri. Bila anak umur diatas 24 bulan diukur telentang, maka hasil pengukurannnya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm. d. Gizi Kurang dan Gizi Buruk adalah status gizi yang didasarkan pada
indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) yang merupakan padanan istilahunderweight(gizi kurang) danseverely underweight (gizi buruk). e. Pendek dan Sangat Pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted
f. Kurus dan Sangat Kurus ad alah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) yang merupakan padanan istilah
wasted(kurus) dan severely wasted(sangat kurus).
Penilaian status gizi meliputi : 1. Anamnesis ( Riwayat makanan)
Riwayat makanan merupakan komponen penting pada penilaian status gizi.Anamnesis makanan tidak hanya memberikan informasi mengenai jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, tetapi juga mengetahui bagaimana pola makan dan perilaku k eluarga (Maqbool A, Olsen I.E, dan Stallings V.A, 2008). Informasi tentang konsumsi makanan dapat dilakukan dengan cara survei dan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif akan diketahui jumlah dan jenis makanan yan g dikonsumsi sedangkan secara kualitatif akan diketahui frekuensi makan(Yuniastuti, 2008). Kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi dapat dinilai dengan menggunakan metode:
a. Food Records
Dengan metode ini responden mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi selama seminggu (Yuniastuti, 2008). b. Metode recall 24 jam
Metode ini digunakan untuk estimasi jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh seseorang selama 24 jam yang lalu atau sehari sebelum wawancara dilakukan (Yuniastuti, 2008). c. Food frequency questionaire
Metode ini dikenal dengan metode frekuensi makanan, dimaksudkan untuk memperoleh informasi pola makan seseorang.Untuk itu, diperlukan kuesioner yang terdiri dari dua komponen, yaitu daftar jenis makanan dan frekuensi konsumsi makanan (Yuniastuti, 2008).
Penilaian tanda-tanda klinik berdasarkan pada perubahan yang terjadi yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan asupan zat gizi yang dapat dilihat pada jaringan epitel di mata, kulit, rambut, mukosamulut, dan organ yang dekat dengan permukaan t ubuh seperti kelenjar tiroid.
Tabel 2.2 Pemeriksaan Tanda -tanda Klinik
Tanda Klinik Kemungkinan kekurangan zat gizi Pucat pada kongjungtiva
Bitot spot
Angular stomatitis Gusi berdarah
Pembesaran kelenjar gondok Udema pada anak balita
Anemia
Kurang vitamin A Riboflavin Kurang vitamin C Kurang yodium Kurang energy protein
Sumber : Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007
3. Pemeriksaan Laboratorium
Tes laboratorium cukup membantu, tapi kurang penting pada sebagian besar penilaian status gizi pada anak -anak.Pemeriksaan ini dapat diperoleh dari serum plasma, urin, tinja, r ambut, dan kuku (Maqbool A, Olsen I.E, dan Stallings V.A, 2008).
4. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan komposisi tubuh (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).
a. Massa Tubuh 1. Berat Badan
Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa mineral tulang. Untuk menilai status gizi biasanya berat badan dihubungkan dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi badan.
b. Pengukuran Linear (panjang) 1. Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan seseorang pada prinsipnya adalah mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dari kaki, panggul, tulang belakang, dan tulang tengkorak. Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi atau panjang yang diukur secara rutin. Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu.
2. Panjang Badan
Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sukar untuk berdiri.
3. Lingkar Kepala
Biasanya digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti
hydrocephalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly (ukuran kepala kecil).Untuk melihat pertumbuhan kepala balita dapat digunakan grafikNellhaus.
4. Lingkar Dada
5. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LILA) biasa digunakan pada anak balita.Pengukuran ini mencerminkan cadangan energy sehingga pengukuran ini dapat mencerminkan status kurang energi protein (KEP) pada balita.
c. Komposisi Tubuh
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP.Antropometri jaringan dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat.
Frekuensi pengukuran antropometri pada anak -anak yang direkomendasikan berdasarkan American Academy of Pediatrics memiliki pola pengukuran untuk pasien yang ada di rumah sakit dan tergantung pada usia pasien, penyakit, dan derajat intervensi nutrisi yang diberikan (lihat pada tabel). Tabel 2.3. Frekuensi Pengukuran An tropometri pada Anak-anak
Umur Berat badan Tinggi Badan Lingkar Kepala
Di Rumah Sakit
Prematur
Cukup bulan = 12 bulan
1-2 tahun
2-20 tahun
Pasien Rawat Jalan
0-2 bulan 2-6 bulan 6-24 bulan 2-6 tahun 6-10 tahun 11-20 tahun Setiap hari 3x/minggu 3x/minggu 2x/minggu Setiap bulan
Setiap 2 bulan
Setiap 3 bulan
Setiap tahun
Setiap 2 tahun
Setiap tahun Setiap minggu Setiap bulan Setiap bulan Setiap bulan Setiap bulan
Setiap 2 tahun
Setiap 3 tahun
Setiap tahun
Setiap 2 tahun
Setiap tahun Setiap minggu Setiap bulan Setiap bulan Indikasi Setiap bulan
Setiap 2 tahun
Setiap 3 tahun
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi a. Konsumsi Makanan dan infeksi
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setin ggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan zat -zat gizi esensial (Almatsier, 2009).Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga menyebabkan asupan makanan menjadi rendah yang akhirnya menyebabkan kurang gizi (Depar temen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007). Prevalensi berat badan rendah pada anak-anak di India adalah yang tertinggi di dunia.Anak kekurangan gizi di India sebagian besar diakibatkan oleh infeksi serta pemberian makanan yang tidak tepat (Yeleswara pu B.K dan Nallapu S.S.R, 2012).
b. Sanitasi Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih, tidak adanya saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman penyakit (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).
c. Tingkat Pendapatan
ekonomi di Indonesia tergambar dari tingginya angka prevalensi gangguan pertumbuhan pada anak (Atmarita dalam Saraswati, 2009). d. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan juga ter masuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi anak stunted 64,7 % terdapat pada ibu dengan pendidikan rendah dibandingkan anak dari ibu dengan pendidikan tinggi yaitu 32,1 % . Sejalan dengan penelitian Sularyo (1987) bahwa tingkat pendidikan orang tua berpe ran terhadap pengasuhan, pertumbuhan, dan perkembangan anak, termasuk dalam tumbuh kembang anak (Saraswati, 2009)
e. Budaya
Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan, seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007). f. Faktor Demografi
Faktor demografi seperti peningkatan jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah anggota keluarga, jarak kelahiran dipertimbangkan. sebagai faktor yang juga berpengaruh terhadap status gizi masyarakat (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).
g. Politik dan Kebijakan
berhubungan dengan gizi dan kesehata n, kebijakan pertanian (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).
h. Geografi dan Iklim
Geografi dan iklim berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007).
i. Pekerjaan Orang Tua
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Masalah Gizi
Asupan Makanan Penyakit Infeksi
Keluarga Miskin & Pendidikan
Penyebab Langsung
Penyebab Tidak Langsung
Masalah Utama
Masalah Inti Ketersediaan
Makanan
Ibu & Perawatan Anak
Pelayanan Kesehatan
Krisis Ekonomi & Politik
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Definisi Status Gizi
Status Gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi.
3.2.2. Cara Ukur
Pengukuran Berat Badan :
a. Anak sebaiknya memakai baju sehari -hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang atau mengantongi sesuatu.
b. Letakkan timbangan di lantai datar dan keras sehingga tidak mudah bergerak.
c. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka nol. d. Persilahkan anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi. e. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
a. Bila anak terus-menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri. f. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik berat badan (WHO)
Pengukuran Tinggi Badan :
a. Meminta anak melepaskan alas kaki (sandal,sepatu). b. Meminta anak berdiri tegak menghadap ke depan.
c. Pastikan punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur. d. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun -ubun. e. Baca angka pada batas tersebut.
f. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik tinggi badan (WH O).
3.2.3. Alat Ukur
3.2.4. Hasil Ukur
Untuk menilai status gizi anak diperlukan standar antropometri yang mengacu pada Standar World Health Organization (WHO, 2006).
Pada penelitian ini menggunakan indikator status gizi BB/TB dan TB/U.
3.2.5. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.
3.2.6. Hipotesa Penelitian
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional
(potong lintang), yaitu untuk mengetahui status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli dan hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (September – November 2013) terhadap anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli. 4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak pra -sekolah yang berusia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh penulis tercatat 129 orang anak yang berusia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli, lingkungan II, III, IV, dan IX. 4.3.2. Sampel
Yang menjadi sampel penelitian ini adalah populasi ya ng memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi
a. Anak pra-sekolah yang berusia 3 sampai 5 tahun. b. Responden tinggal di pinggiran Sungai Deli. c. Tinggal bersama orang tuanya.
2. Kriteria Eksklusi
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode consecutive sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria -kriteria yang telah ditetapkan.Semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
Besar sampel minimum yang diperlukan dihitung dengan rumus :
n = N
1 + N (d)² Keterangan : n = Besar sampel N = Besar populasi
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (Notoatmodjo, 2005)
Pada penelitian ini, ditetapkan nilai d adalah 0,1. Sedangkan berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan, didapatkan populasi sebesar 129 orang. Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
n = N
1 + N (d)²
= 129
1 + 129 (0.1)² = 56,33
Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 56,33 orang,dibulatkan menjadi 56 orang.
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Jenis Data
Jenis data adalah data primer dan data sekunder.Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi.
4.4.2. Data Primer
sebagai alat ukurnya. Peneliti akan meminta kesediaan responden yang memenuhi kriteria untuk mengisi informed consent sebelum dilakukan pengukuran.
4.4.3. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, berupa informasi tentang demografi Kelurahan Aur.
4.5. Metode Analisis Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pengambilan data penelitian ini dilakukan di Kelurahan Aur, pinggiran Sungai Deli, Kecamatan Medan Maimun, lingkungan II, III, IV, dan IX. Lingkugan II, III, IV, dan IX ini berada tepat di pinggiran Sungai Deli, 2 diantaranya yaitu lingkungan III dan IV sering mengalami kebanjiran. Kelurahan Aur terdiri dari 10 lingkungan, dengan batas-batas sebagai berikut :
a.Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat.
b.Sebelah Selatan berbatasan denga n Kelurahan Suka Raja Kecamatan Medan Maimun.
c.Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Masjid Kecamatan Medan Kota.
d.Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun.
5.1.2. Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%) A. Usia Sampel (Tahun)
a. 3 b. 4 c. 5 15 19 26 25.0 31.7 43.3
Total 60 100
B. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 37 23 61.7 38.3
Total 60 100
[image:37.612.188.449.144.295.2]Tabel 5.2 Distribusi karakteristik orang tua responden berdasarkan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, suku, dan tingkat pendapatan
Karakteristik Orang Tua Responden Ayah Ibu Jumlah (n) Persentase % Jumlah (n) Persentase % A. Tingkat Pendidikan
1. SD 2. SMP 3. SMU 4. PT
5. Tidak Sekolah
0 15 43 2 0 0.0 25.0 71.7 3.3 0.0 1 15 44 0 0 1.7 25.0 73.3 0.0 0.0
Total 60 100 60 100
B. Jenis Pekerjaan 1. Buruh
2. Wiraswasta 3. Pegawai Negeri 4. Tidak Bekerja
1 55 3 1 1.7 91.7 5.0 1.7 0 3 0 57 0.0 5.0 0.0 95.0
Total 60 100 60 100
C. Suku 1. Minang 2. Melayu 3. Jawa 4. Aceh 5. Batak 6. India 45 4 2 1 4 4 75.0 6.7 3.3 1.7 6.7 6.7 43 1 7 2 3 4 71.7 1.7 11.7 3.3 5.0 6.7
Total 60 100 60 100
D. Tingkat Pendapatan 1. Rp<Rp500.000,00 2. Rp500.000,00-Rp1 Juta 3. Rp1 Juta-<Rp2 Juta 4. Rp>2 Juta
33 18 6 3 55.0 30.0 10.0 5.0 60 0 0 0 100.0 0 0 0
Total 60 100 60 100
[image:38.612.130.513.157.555.2]Pertama) berjumlah 15 orang (25.0%). Untuk tingkat SD (Sekolah Dasar) hanya sedikit yaitu berjumlah 1 orang (1.7 %).
Mayoritas pekerjaan ayah responden adalah wiraswasta yang berjumlah 55 orang (91.7%).Sementara yang minoritas berprofesi sebagai buruh dan tidak memiliki pekerjaan berjumlah 1 orang (1.7%).Mayoritas pekerjaan ibu responden adalah ibu rumah tangga yang berjumlah 57 orang (95.0%). Sebagai wiraswasta ada 3 orang (5.0%), sebagai buruh dan pegawai negeri tidak ada (0.0%).
Untuk suku ayah, mayoritas adalah suku minang yang berjumlah 45 orang (75.0%), suku melayu, batak, india berjumlah 4 orang (6.7%), suku jawa berjumlah 2 orang (3.3%), dan suku aceh berjumlah 1 orang (1.7%). Sementara itu, untuk suku ibu mayoritas adalah suku minang 43 orang (71.7%), melayu 1 orang (1.7%), suku jawa 7 orang (11.7%), suku aceh 2 orang (3.3%), suku batak 3 orang (5.0%),dan suku india 4 orang (6.7%).
Mayoritas tingkat pendapatan ayah responden yang berada < Rp500.000,00berjumlah 33 orang (55.0%). U ntuk pendapatan Rp500.000,00 -<Rp1 Juta berjumlah 18 orang (30.0%), Rp1 Juta - <Rp2 Juta berjumlah 6 orang (10.0%), dan > Rp2 Juta paling sedikit, yaitu hanya berjumlah 3 orang (5.0 %). Sementara itu, tingkat pendapatan ibu responden semuanya berada < Rp 500.000,00 (100%).Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata -rata pekerjaan ibu responden adalah sebagai ibu rumah tangga yang tidak mempunyai penghasilan.
5.1.3. Hasil Analisis Data
Analisis data diawali dengan uji normalitas data guna melihat data yang diperoleh tersebut terdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat dilanjutkan penganalisisan dengan uji yang sesuai.
Tabel 5.3 Distribusi status gizi responden berdasarkan berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur.dan berat badan menurut tinggi badan
Status Gizi Jumlah (n)
Persentase (%) A. BB/U
1. Gizi Buruk 2. Gizi Kurang 3. Gizi Baik 4. Gizi Lebih
2 12 45 1 3.3 20.0 75.0 1.7
Total 60 100
B. TB/U
1. Sangat Pendek 2. Pendek 3. Normal 4. Tinggi 5 22 32 1 8.3 36.7 53.3 1.7
Total 60 100
C. BB/TB
1. Sangat Kurus 2. Kurus 3. Normal 4. Gemuk 1 3 54 2 1.7 5.0 90.0 3.3
Total 60 100
Tabel 5.4 Distribusi status gizi balita dengan tingkat pendapatan orang tua responden
Tingkat Pendapatan
Status Gizi Balita Berdasarkan BB/TB Sangat
Kurus Kurus Normal Gemuk
n % n % n % n %
<Rp500.000,00 1 3.0 1 3.0 31 93.9 0 .0
Rp500.000,00-Rp1 Juta 0 .0 1 5.6 17 94.4 0 .0
Rp1 Juta-Rp2 Juta 0 .0 1 16.7 3 50.0 2 33.3
>Rp2 Juta 0 .0 0 .0 3 100.0 0 .0
Total 60
r = 0,252
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anak dengan pendapatan orang tua <Rp500.000,00 yang memiliki status gizi sangat kurus berjumlah 1 orang (3.0%), kurus 1 orang (3.0%), normal 31 orang (93.9%), dan gemuk tidak ada (.0%). Anak dengan pendapatan orang tua Rp500.000,00 -Rp1 juta yang memiliki status gizi sangat kurus tidak ada (.0%), kurus 1 orang (5.6%), normal 17 orang (94.4%), dan gemuk tidak ada (.0%). Anak dengan pendapatan orang tua Rp1 juta -Rp2 juta yang memiliki status gizi sangat kurus tidak ada (.0%), kurus 1 orang (16.7%), normal 3 orang (50.0%), gemuk 2 orang ( 33.3%).Anak dengan pendapatan orang tua >Rp2 juta yang memiliki status gizi sangat kurus, kurus, dan gemuk tidak ada (.0%).Semua anak dengan pendapatan orang tua >Rp2 juta memiliki status gizi normal, yaitu berjumlah 3 orang (100.0%).
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahu i jumlah anak sangat pendek berjumlah 5 orang (8.3%), pendek 22 orang (36.7%), normal 32 orang (53.3 %), dan tinggi 1 orang (1.7 %). Dapat disimpulkan bahw a jumlah anak yang mengalami status stunting berjumlah 27 orang (45.0%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat status gizi dengan anak stuntedhampir mencapai 50%.
5.2. Pembahasan
Gizi merupakan salah satu unsur penting yang harus dipenuhi oleh tubuh.Gizi ini memiliki peranan penting bagi pertumbuhan a nak dan perkembangan otak anak.Pertumbuhan seorang anak dapat diamati dari penilaian status gizi.Pemeriksaan antropometri gizi merupakan suatu parameter kuantitatif yang lazim digunakan sebagai indikator status g izi (Harinda, 2012).
Salah satu program dari Millenium Development Goals adalah mengurangi tingkat kematian balita . Angka kematian balita menggambarkan peluang untuk meninggal pada faseantara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Ber dasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 dipero leh bahwa angka kematian balita (AKABA) di Sumatera Utara sebesar 67/1000 kelahiran hidup. Sedangkan angka rata-rata nasional pada tahun 2007 sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Prov insi Sumatera Utara, 2008).
Untuk mencapai tujuan tersebut, kita harus tahu bagaimana status gizi balita tersebut berdasarkan kurva WHO 2006 .Data antropometri yang diukur dalam penelitian ini meliputi berat badan dan tinggi badan. Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan akan diplotkan dalam standar z -skor WHO tahun 2006 sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
dalam penyebab timbulnya masalah gizi. Pendapatan keluarga sangat mempengaruhi terhadap konsumsi makan sehari -hari.Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa keluarga yang berpenghasilan rendah dapat mengkonsumsi makanan yang mempunyai nilai gizi baik (Suhardjo, 2003:62).
Berdasarkan hasil penelitian Chandran (2009) yang dilakukan di India, gizi buruk merupakan akibat dan konsekuensi atas tingkat pendapatan orang tua yang merupakan penentu utama status gizi anak pra -sekolah. Studi ini juga menemukan bahwa tingkat pendapatan memiliki korelasi yang kuat terhadap status gizi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga balita memiliki pendapatan rendah, yaitu berada <Rp 500.000,00 setiap bulannya.Hal ini disebabkan karena keluarga hanya mengandal kan pada pendapatan ayah saja.Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di lapangan diketahui bahwa sebagian besar ayah dari keluarga balita bekerja sebagai wiraswasta, beberapa diantaranya sebagai tuk ang becak, tukang parkir, penjual makanan ringan, sehingga memiliki pen ghasilan yang tidak tetap.
Pada penelitian ini status gizi bal ita dilakukan dengan pengukuran antropometri. Pengukuran ini dilakukan di rumah salah satu kader posyandu Kelurahan Aur. Dari hasil penelitian didapati bahwa sebagian besar status gizi berdasarkan indikator TB/U berada pada kategori sangatkurus yaitu berjumlah 1 orang (1.70%) , kurus 3 orang (5.0%) , normal 54 orang (90.0%), dan gemuk 2 orang (3.3%).
Hampir sebagian besar pendapatan orang tua responden berada <Rp500.000,00. Akan tetapi, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi berdasarkan indikator BB/TB balita (90.0%) berada pada kategori normal.Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingkat pendapatan yang rendah tidak menutup kemungkinan status gizi anak dapat berada pada kategori normal. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor -faktor lain, misalnya tingkat pendidikan orang tua responden. Rata-rata tingkat pendidikan orang tua responden adalah SMU (Sekolah Menengah Umum), dengan persentase ayah (71.7%) dan ibu (73.3%).
pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan pril aku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merup akan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam mempeng aruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat ( Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2008).
Selain itu, masalah gizi khususnya anak pendek, menghambat perke mbangan anak dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya. Studi menunjukkan bahwa anak pendek sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk, lama pendidikan yang menurun, dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa. Intervensi untuk menurunkan anak pendek harus dimulai secara tepat sebelum kelahiran, dengan pelayan an prenatal dan gizi ibu, dan berlanjut hingga usia 2 tahun (Unicef, 2012).
Untuk mengatasi masalah gizi, khususnya anak pendek, diperlukan aksi lintas sektoral.Asupan makanan yang tidak memadai dan penyakit merupakan penyebab langsung masalah gizi ibu dan anak karena praktek pemberian makan bay i dan anak yang tidak tepat dan penyakit serta infeksi yang berulang terjadi, perilaku kebersihan dan pengasuhan yang buruk (Unicef,2012).
Komisi WHO mengemukakan hasil penelitian mereka bahwa adanya hubungan sinergis antara gizi buruk dan penyakit infeksi (Moehji, 2003). Penelitian yang telah dilakukan Cleveland Clinic Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada anak normal usia 1-5 tahun rata-rata mengalami infeksi 7 -8 kali pertahun (Judarwanto, 2005). Menurut penelitian Djunaidi dan Gaudelus dkk tingkat derajat penyakit merupakan predik tor yang signifikan untuk terj adinya kehilangan berat badan >2% (H erry et al 2010 ).
Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya pendidikan dan pengetahuan pengasuh anak, penggunaan air yang tidak bersih, lingkungan yang tidak sehat, keterbatasan akses ke pangan dan pendapatan yang rendah (Unicef, 2012).
meningkatkan status gizi yang baik melalui pelayanan kesehatan, pendidikan, dan perekonomian (Chandran, 2009).
Merujuk pada laporan Riskesdas 2007 di Sumatera Utara, menunjukkanbahwa balita dengan gizi buruk dan kurang masih merupakan masalahkesehatan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara.Lebih lanjut diketahui pulabahwa Provinsi Sumatera Utara bukan hanya berhadapan dengan balita giziburuk dan kurang, tetapi juga balita kurus dan balita pendek (Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2008).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Gambaran status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli berdasarkan indikator BB/TB, sebagian besar memiliki status gizi normal.
2. Jumlah anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli yang menjadi sampel penelitian adalah 60 orang.
3. Tidak ada hubungan ya ng signifikan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap status gizi anak pra -sekolah usia 3 sampai 5 tahun di pinggiran Sungai Deli berdasarkan indikator BB/TB. Hal ini dapat diketahui dari nilai statistik yang menggunakan uji korelasi dengan nilai r = 0,252 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan.
6.2. Saran
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Diharapkan kepada orang tua untuk mengetahui segala kebutuhan gizi yang diperlukan anak agar anak terhindar dari kekurangan g izi. Selain harus mengerti mengenai gizi yang baik itu seperti apa, orang tua harus mengerti tentang bagaimana gejala jika anak kekurangan gizi, sehingga orang tua mampu memperbaiki asupan gizi anak.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Amosu, A.M. et al.,2011.A study of the nutritional Status of Under -5-Children of Low-Income Earners in a South -Western Nigerian Community.Available from :
http://maxwellsci.com/print/crjbs/v3 -578-585.pdf[Diunduh pada 17 Mei 2013].
Astuti, F.D., Taurina., Fitriya, S., 2012.“Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Anak Prasekolah dan Sekolah Dasar di Kecamatan Godean”.(Skripsi). Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Barasi, M.E., 2007.At a Glance Ilmu Gizi. University of Wales Institute, Cardiff : Erlangga.
Chandran, V., 2009.Nutritional Status Of Preschool Children : A Socio-Economic Study Of Rural Area Of Kasaragod District In Kerala .
Available from
:http://shodhganga.inflibnet.ac.in/bitstream/10603/2588/16/16_syn opsis.pdf.[Diunduh pada 08 Desember 2013].
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masya rakat Universitas Indonesia.,2007.Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : PT Raja Grafindo.
Ekspose Kelurahan Aur., 2012. Biodata Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun.
Harinda, L., 2012. “Proporsi dan Status Gizi Anak Pra-Sekolah Dengan Kesulitan Makan di Semarang”. (Karya Tulis Ilmiah) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Ikhsan, M., Hiswani., dan Jemadi., 2012. “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Teluk Rumbia Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil tahun 2012”. (Skripsi) Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia., 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Ana k.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak.
Longkumer, T., 2012.Physical Growth and Nutritional Status among Ao Naga Children of Nagaland, Northeast India.Available from :http://www.hindawi.com/journals/janth/2013/291239/ [Diunduh pada 17 Mai 2013].
Maqbool, MD., Olsen, I.E., Stallings, V.A., 2008.Clinical Assessment of
Nutritional Status. Available from
:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1775325/pdf/amjp h00827-0027.pdf.[Diunduh pada 17 Mei 2013].
Puspitasari, D.E., 2009. “Dampak Pencemaran Air Terhadap Kesehatan Lingkungan Dalam Perspektif Hukum Lingkungan”.Vol. 21, No. 1.
Saraswati, G.L., 2008. “Hubungan Sosial Ekonomi dan Intake Zat Gizi dengan Tinggi Badan anak Baru Masuk Sekolah (TBABS) pada Daerah Endemis Gaky di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Tahun 2008”.(Tesis).Sekolah PascaSarjana Universitas Sumatera Utara.
Shoeps, D.O et al., 2011.Nutritional status of pre -school children from low income families. Available from :
http://www.nutritionj.com/content/10/1/43 [Diunduh pada 5 Mei 2013].
Sjarif, D.R., Nasar, S.S., Devaera, Y., Tanjung, C.F., 2011. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Asuhan Nutrisi Pediatrik.Jakarta : UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik.
Soendoro, T., 2008.Riset Kesehatan Dasar 2007.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Syafei, C., 2009. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Yeleswarapu, B.K dan Nallapu, S.S.R., 2012.A Comparative Study on the Nutritional Status of the Pre -School Children of the Employed Woman and the Unemployed Woman in the Urban Slums of
Guntur. Available From
:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3552212/pdf/jcdr -6-1718.pdf[Diunduh pada 17 Mei 2013].
Yuniarno, S., 2005.“Hubungan Kualitas Air Sumur Dengan kejadian Diare di DAS Solo.”(Tesis).Program Magister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang.
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYATHIDUP
Nama : Seprima Yenti
NIM : 100100029
Tempat/Tanggal lahir : Nanggalo/04 September 1992
Agama : Islam
Alamat : Jln.Sumarsono No 26 Orang Tua : a. Ayah : Busaman
b. Ibu : Asnidar
Riwayat Pendidikan :
1. SDN No 25 Anau (1998 -2004)
Riwayat organisasi :
1. Anggota Divisi Pembinaan PHBI FK USU 2. Anggota Divisi Keputrian PHBI FK USU
3. Sekretaris Divisi Dana dan Usaha PHBI FK USU 4. Sekretaris Divisi Kenaziran PHBI FK USU
5. Sekretaris Departemen Kerohanian PEMA FK USU 6. Anggota Kaderisasi KAM RABBANI
7. Ketua Osis MTsN 1 Koto XI Tarusan 8. Sekretaris Osis SMAN 1 Koto XI Tarusan 9. Sekretaris Kajian Kontemporer UAD USU
Prestasi yang pernah diraih :
1. Juara Umum MTsn 1 Koto XI Tarusan 2. Juara Umum SMAN 1 Koto XI Tarusan 3. Juara 1,2,3 Lomba MTQ
LAMPIRAN 2
BIODATA RESPONDEN
Status Gizi Anak Pra-Sekolah usia 3 sampai 5 tahun di Pinggiran Sungai Deli
Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun
Medan Sumatera Utara
Nama Pewawamcara : Tanggal Wawancara : Identitas Pribadi
Nama Anak :
Jenis Kelamin : L/P
Tanggal Lahir : Umur : Tahun
Anak ke- : dari bersaudara
Alamat :
Telepon/No Hp :
Data Orang Tua Ayah Ibu
Nama :
Umur :
Suku Bangsa :
Pendidikan : Ayah Ibu
1. SD 1. SD
2. SMP 2. SMP
3. SMU 3. SMU
4. PT 4. PT
5. Tidak Sekolah 5. Tidak Sekolah
Pekerjaan : 1. Buruh 1. Buruh
2. Wiraswasta 2. Wiraswasta
3. Pegawai Negeri 3. Pegawai Negeri 4. Tidak Bekerja 4. Tidak Bekerja
Pendapatan : < Rp 500.000,00 < Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 - < Rp 1 Juta Rp 500.000,00–Rp1Juta
Rp 1 Juta - Rp <2 Juta Rp 1 Juta- < 2 Juta
Hasil Penimbangan
Berat Badan : (Kg)
Tinggi Badan : (cm)
BB/U :
TB/U :
BB/TB :
Status Gizi : 1. Gizi Buruk 3. Gizi Baik
LAMPIRAN 3
LEMBAR PENJELASAN
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII yang sedang melakukan penelitian berjudul Status Gizi Anak Pra-Sekolah Usia 3 Sampai 5 Tahun di Pinggiran Sungai Deli.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan status gizi anak pra-sekolah usia 3 sampai 5 tahun.
Oleh karena itu, saya meminta kesediaan Bapak dan Ibu untuk mengikutsertakan anaknya seba gai subjek penelitian ini dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.
LAMPIRAN 4
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ………
Umur : ………
Pekerjaan : ………
Alamat : ………
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap serta memah aminya, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini. Demikianlah surat perjanjian ini saya perbuat tanpa paksaan dan apabila di kemu dian hari saya mengundurkan diri, saya tidak dituntut apapun.
Medan, ……... 2013
Peneliti Yang membuat pernyataan
LAMPIRAN 5
No Nama Jenis
Kelamin Usia (Tahun) BB (Kg) TB (cm) Status Gizi BB/TB Status Gizi TB/U
1. A Raka Husaini Laki-laki 4 15 97 Normal Normal
2. Ade Ilhamsyah Laki-laki 3 9,5 79 Normal Sangat
Pendek
3. Ahmad Fauzi Laki-laki 3 11,5 91,2 Normal Normal
4. Akila Fatiya Perempuan 4 15 97 Normal Normal
5. Akmal Zamaldi Laki-laki 5 17 107 Normal Normal
6. Al Araf F Laki-laki 5 15 103 Normal Normal
7. Aldi Fahrezi Laki-laki 3 11 90 Normal Normal
8. Aldino M.Putra Laki-laki 3 12 86 Normal Pendek
9. Amel Perempuan 5 13 97,5 Normal Pendek
10. Arafa P Laki-laki 3 13 97 Normal Normal
11. Arya Bima M Laki-laki 4 12 88 Normal Sangat
Pendek
12. Arya Wahyudi Laki-laki 3 12 93 Normal Normal
13. Astri Perempuan 4 19 84 Gemuk Sangat
Pendek
14. Aura Fajariah Perempuan 4 13 92 Normal Pendek
15. Awinas Laki-laki 5 13 96 Normal Pendek
16. Azura R.Fitria Perempuan 4 15 93 Normal Pendek
17. Beby Sumitha Perempuan 4 19 114 Normal Tinggi
18. Darel Safir Laki-laki 3 11,5 85 Normal Pendek
19. Dela Puspita Perempuan 4 14 92 Normal Pendek
20. Devinder K Laki-laki 4 11 90 Normal Sangat
Pendek
21. Dhini Ariany Perempuan 5 15 96 Normal Pendek
22. Dina Dw J Perempuan 5 16 100 Normal Normal
23. Dwi Ramadhan Perempuan 4 14 94 Normal Normal
24. Fachri Andika Laki-laki 5 15 98 Normal Pendek
25. Fahri Andika Laki-laki 5 15 100,5 Normal Pendek
27. Faiz
Narosanjaya Laki-laki 3 11 82 Normal
Sangat Pendek
28. Fajira Perempuan 3 10 90,8 Sangat
Kurus Normal
29. Fajri Laki-laki 5 30 121 Gemuk Normal
30. Farhan Farlan Laki-laki 5 14 100 Normal Pendek
31. Fathir Laki-laki 5 13 98 Normal Pendek
32. Ferdi Laki-laki 5 13 100,5 Kurus Pendek
33. Friska Perempuan 4 12 91 Normal Pendek
34. Ghani Laki-laki 4 17 103 Normal Normal
35. Kesya Ilyana M Perempuan 4 17 100 Normal Normal
36. M ShyT Usry Laki-laki 5 16 103,2 Normal Normal
37. M.Fahri Laki-laki 3 17 97 Normal Normal
38. M.Fikri Laki-laki 5 14 96 Normal Pendek
39. M.Rahmad
Putra Laki-laki 3 13 89 Normal Normal
40. M.Rasyid Laki-laki 5 15 103 Normal Normal
41. M.RizkiMaulana Laki-laki 4 12 92 Normal Pendek
42. M.Sabil Laki-laki 5 15 102,1 Normal Normal
43. Messi Hamzah Laki-laki 3 12 93 Normal Normal
44. Nabila Syahrani Perempuan 5 17 106,3 Normal Normal
45. Nafla Kaliza Perempuan 5 16 103 Normal Normal
46. Nuri Perempuan 5 15 104,7 Normal Normal
47. Nurul Permata Perempuan 5 17 100 Normal Normal
48. Putri Aulia Sari Perempuan 5 15 95 Normal Pendek
49. Raditiya Laki-laki 3 11 91 Kurus Normal
50. Raisha Putra Laki-laki 3 11,5 87 Normal Pendek
51. Revan Laki-laki 5 14 99 Normal Pendek
52. Saffa Suhandini Perempuan 3 12 86 Normal Pendek
53. Safira Perempuan 4 12 94 Normal Normal
55. Suba Lasmi Laki-laki 5 14 102,5 Normal Normal 56. Syafinkan Aulia Perempuan 4 16 98,6 Normal Normal
57. Yuga Pramana Laki-laki 4 12 94 Normal Pendek
58. Yusuf Fajri Laki-laki 4 14 92 Normal Pendek
59. Zaskia Perempuan 5 15 100 Normal Normal
LAMPIRAN 6
OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN
a. Hasil Analisis Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki 37 61.7 61.7 61.7
perempuan 23 38.3 38.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
b. Hasil Analisis Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Jenis Pekerjaan, dan Suku
Pendapatan Orang Tua
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <500 33 55.0 55.0 55.0
500-1 jt 18 30.0 30.0 85.0
1-2 jt 6 10.0 10.0 95.0
>2 jt 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 15 25.0 25.0 25.0
4 19 31.7 31.7 56.7
5 26 43.3 43.3 100.0
Pekerjaan Ayah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid buruh 1 1.7 1.7 1.7
wiraswasta 55 91.7 91.7 93.3
PNS 3 5.0 5.0 98.3
tidak bekerja 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Suku Ayah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid minang 45 75.0 75.0 75.0
jawa 2 3.3 3.3 78.3
batak 4 6.7 6.7 85.0
melayu 4 6.7 6.7 91.7
india 4 6.7 6.7 98.3
aceh 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Suku Ibu
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid minang 43 71.7 71.7 71.7
jawa 7 11.7 11.7 83.3
batak 3 5.0 5.0 88.3
india 4 6.7 6.7 95.0
aceh 2 3.3 3.3 98.3
melayu 1 1.7 1.7 100.0
Pekerjaaan Ibu
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid ibu RT 57 95.0 95.0 95.0
wiraswasta 3 5.0 5.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
c. Hasil Analisis Frekuensi St atus Gizi Berdasarkan TB/U, BB/TB, dan BB/U
TB/U
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat pendek 5 8.3 8.3 8.3
Pendek 22 36.7 36.7 45.0
Normal 32 53.3 53.3 98.3
tinggi 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
BB/TB
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat kurus 1 1.7 1.7 1.7
kurus 3 5.0 5.0 6.7
normal 54 90.0 90.0 96.7
gemuk 2 3.3 3.3 100.0
BB/U
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid gizi buruk 2 3.3 3.3 3.3
gizi kurang 12 20.0 20.0 23.3
gizi baik 45 75.0 75.0 98.3
gizi lebih 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
d. Hasil Analisis Uji Korelasi Antara Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Status Gizi Berdasarkan Indikator BB/TB
pendapatan ortu * BB/TB Crosstabulation
BB/TB
Total sangat
kurus kurus normal gemuk
pendapatan
orang tua
<500 Count 1 1 31 0 33
% within pendapatan ortu 3.0% 3.0% 93.9% .0% 100.0%
% of Total 1.7% 1.7% 51.7% .0% 55.0%
500-1 jt Count 0 1 17 0 18
% within pendapatan ortu .0% 5.6% 94.4% .0% 100.0%
% of Total .0% 1.7% 28.3% .0% 30.0%
1-2 jt Count 0 1 3 2 6
% within pendapatan ortu .0% 16.7% 50.0% 33.3% 100.0%
% of Total .0% 1.7% 5.0% 3.3% 10.0%
>2 jt Count 0 0 3 0 3
% within pendapatan ortu .0% .0% 100.0% .0% 100.0%
% of Total .0% .0% 5.0% .0% 5.0%
Total Count 1 3 54 2 60
pendapatan ortu * BB/TB Crosstabulation
BB/TB
Total sangat
kurus kurus normal gemuk
pendapatan
orang tua
<500 Count 1 1 31 0 33
% within pendapatan ortu 3.0% 3.0% 93.9% .0% 100.0%
% of Total 1.7% 1.7% 51.7% .0% 55.0%
500-1 jt Count 0 1 17 0 18
% within pendapatan ortu .0% 5.6% 94.4% .0% 100.0%
% of Total .0% 1.7% 28.3% .0% 30.0%
1-2 jt Count 0 1 3 2 6
% within pendapatan ortu .0% 16.7% 50.0% 33.3% 100.0%
% of Total .0% 1.7% 5.0% 3.3% 10.0%
>2 jt Count 0 0 3 0 3
% within pendapatan ortu .0% .0% 100.0% .0% 100.0%
% of Total .0% .0% 5.0% .0% 5.0%
Total Count 1 3 54 2 60
% within pendapatan ortu 1.7% 5.0% 90.0% 3.3% 100.0%
% of Total 1.7% 5.0% 90.0% 3.3% 100.0%
Correlations
pendapatan ortu
berat badan
menurut tinggi
badan
pendapatan ortu Pearson Correlation 1 .150
Sig. (2-tailed) .252
N 60 60
berat badan menurut tinggi
badan
Pearson Correlation .150 1
Sig. (2-tailed) .252