• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien Pasca Stroke di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien Pasca Stroke di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tammy Clarissa

Tempat/ Tanggal Lahir : Binjai/ 19 Oktober 1994

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Jend. Ahmad Yani No.25 I Binjai 20713

Riwayat Pendidikan : 1. TK Methodist Binjai 1998 2. SD Methodist Binjai 2000 3. SMP Sutomo 1 Medan 2006 4. SMA Sutomo 1 Medan 2009 5. Fakultas Kedokteran USU 2012 Riwayat Pelatihan : -

(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN

Dengan hormat,

Saya, Tammy Clarissa, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2012, saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien Pascastroke di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community Research Programme.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gangguan fungsi kognitif pada pasien pascastroke. Manfaat yang diharapkan adalah dapat memberikan informasi mengenai gangguan fungsi kognitif bagi pasien dan yang memberikan perawatan pada pasien. Untuk mendapatkan data penelitian ini, saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada Bapak/Ibu dengan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai fungsi eksekutif, penamaan pada objek, memori (ingatan), atensi, bahasa, dan abstraksi. Wawancara akan berlangsung sekitar 20 menit.

Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini, Bapak/Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Bapak/Ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya mengucapakan terima kasih.

Medan, 2015 Peneliti,

(3)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama :

Umur : Alamat : Jenis Kelamin : L / P

telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien Pascastroke di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015”. Oleh karena itu saya menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Demikianlah, persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2015 Hormat Saya,

(4)
(5)

Lampiran 5

MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)

Nama Responden : Nama pewawancara :

Umur Responden : Tanggal wawancara :

Pendidikan : Jam mulai :

Item Tes Nilai

maks. Nilai 1.

2.

ORIENTASI

Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa?

Sekarang kita berada dimana? (Nama rumah sakit, jalan, nomor rumah, kota, kabupaten, propinsi)

5 5

3.

REGISTRASI

Pewanwancara menyebutkan nama 3 buah benda, misalnya:

Satu detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah responden mengulang ke tiga nama benda tersebut.

Berilah nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar, bila masih salah, ulangi penyebutan ke tiga nama tersebut sampai responden dapat mengatakannya dengan benar:

(bola, kursi, sepatu)

Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah: ….kali

3

4.

ATENSI DAN KALKULASI

Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai dari 100 ke bawah. Berhenti setelah 5 kali hitungan (93 -86 -79 -72 -65). Kemungkinan lain, ejalah kata dengan 5 huruf, misalnya ‘DUNIA’ dari akhir ke awal/ kanan ke kiri: ‘AINUD’.

Satu (1) nilai untuk setiap jawaban yang benar.

(6)

5.

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

Tanyakan kembali nama ke tiga benda yang telah disebut diatas. Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar

3

6.

7.

8.

9.

10. 11.

BAHASA

Apakah nama benda ini? Perlihatkan pinsil dan arloji.

Ulangi kalimat berikut: “ JIKA TIDAK, DAN ATAU TAPI”.

Laksanakan 3 buah perintah ini: “Penganglah selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkan di lantai.”

Bacalah dan laksanakan perintah berikut : “PEJAMKAN MATA ANDA”

Tulislah sebuah kalimat! Tirulah gambar ini!

2

1

3

1

1 1

(7)

Lampiran 6

DATA INDUK

No Jenis Kelamin

Tingkat Pendidikan

Tipe Stroke

Visuospatial Penamaan Memori Atensi Bahasa Abstraksi Orientasi MoCA MMSE

1 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Kognitif

Normal

2 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Normal Normal Gangguan Gangguan Gangguan Normal Normal Gangguan Kognitif

Normal

3 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Gangguan Normal Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Kognitif

Mild

4 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Gangguan Normal Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Kognitif

Moderate

5 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Normal Normal Gangguan Normal Normal Gangguan Gangguan Gangguan Kognitif

Normal

6 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Gangguan Normal Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Kognitif

Moderate

7 Perempuan SMA Stroke Hemoragik

Gangguan Normal Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Kognitif

Moderate

8 Perempuan SMA Stroke Hemoragik

Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Normal Gangguan Kognitif

Mild

9 Perempuan SMP Stroke Iskemik

Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Kognitif

Moderate

10 Perempuan SMA Stroke Iskemik

Normal Normal Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Kognitif

Mild

11 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Kognitif

Mild

(8)

Iskemik Kognitif 13 Laki-laki SMA Stroke

Iskemik

Gangguan Normal Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Kognitif

Moderate

14 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Kognitif

Mild

15 Perempuan SMA Stroke Iskemik

Normal Normal Gangguan Gangguan Normal Gangguan Normal Gangguan Kognitif

Normal

16 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Normal Normal Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Kognitif

Normal

17 Perempuan SMA Stroke Iskemik

Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Gangguan Kognitif

Moderate

18 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Gangguan Kognitif

Moderate

19 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Normal Normal Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Kognitif

Normal

20 Laki-laki Sarjana Stroke Iskemik

Gangguan Normal Gangguan Gangguan Gangguan Normal Gangguan Gangguan Kognitif

(9)

Lampiran 7

HASIL OUTPUT SPSS

A. Distibusi Frekuensi

Statistics

Jenis Kelamin

Tingkat

Pendidikan Tipe Stroke

N Valid 20 20 20

Missing 0 0 0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 13 65.0 65.0 65.0

Perempuan 7 35.0 35.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 1 5.0 5.0 5.0

SMA 7 35.0 35.0 40.0

Sarjana 12 60.0 60.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Tipe Stroke

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Stroke Iskemik 18 90.0 90.0 90.0

Stroke

Hemoragik 2 10.0 10.0 100.0

(10)

B. Tabulasi Silang Gambaran Gangguan Kognitif dengan Tipe Stroke

Visuospatial * Tipe Stroke Crosstabulation Tipe Stroke

Total Stroke

Iskemik

Stroke Hemoragik

Visuospatial Gangguan Count 12 2 14

% of Total 60.0% 10.0% 70.0%

Normal Count 6 0 6

% of Total 30.0% 0.0% 30.0%

Total Count 18 2 20

% of Total 90.0% 10.0% 100.0%

Penamaan * Tipe Stroke Crosstabulation Tipe Stroke

Total Stroke

Iskemik

Stroke Hemoragik

Penamaan Gangguan Count 7 1 8

% of Total 35.0% 5.0% 40.0%

Normal Count 11 1 12

% of Total 55.0% 5.0% 60.0%

Total Count 18 2 20

% of Total 90.0% 10.0% 100.0%

Memori * Tipe Stroke Crosstabulation Tipe Stroke

Total Stroke

Iskemik

Stroke Hemoragik

Memori Gangguan Count 18 2 20

% of Total 90.0% 10.0% 100.0%

Total Count 18 2 20

(11)

Atensi * Tipe Stroke Crosstabulation Tipe Stroke

Total Stroke

Iskemik

Stroke Hemoragik

Atensi Gangguan Count 17 2 19

% of Total 85.0% 10.0% 95.0%

Normal Count 1 0 1

% of Total 5.0% 0.0% 5.0%

Total Count 18 2 20

% of Total 90.0% 10.0% 100.0%

Bahasa * Tipe Stroke Crosstabulation Tipe Stroke

Total Stroke

Iskemik

Stroke Hemoragik

Bahasa Gangguan Count 16 1 17

% of Total 80.0% 5.0% 85.0%

Normal Count 2 1 3

% of Total 10.0% 5.0% 15.0%

Total Count 18 2 20

% of Total 90.0% 10.0% 100.0%

Abstraksi * Tipe Stroke Crosstabulation

Tipe Stroke Total

Stroke Iskemik

Stroke Hemoragik

Abstraksi Gangguan Count 14 2 16

% of Total 70.0% 10.0% 80.0%

Normal Count 4 0 4

% of Total 20.0% 0.0% 20.0%

Total Count 18 2 20

(12)

Orientasi * Tipe Stroke Crosstabulation Tipe Stroke

Total Stroke

Iskemik

Stroke Hemoragik

Orientasi Gangguan Count 9 1 10

% of Total 45.0% 5.0% 50.0%

Normal Count 9 1 10

% of Total 45.0% 5.0% 50.0%

Total Count 18 2 20

% of Total 90.0% 10.0% 100.0%

C. Tabulasi Silang Gambaran Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin

Visuospatial * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Visuospatial Gangguan Count 9 5 14

% of Total 45.0% 25.0% 70.0%

Normal Count 4 2 6

% of Total 20.0% 10.0% 30.0%

Total Count 13 7 20

% of Total 65.0% 35.0% 100.0%

Penamaan * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Penamaan Gangguan Count 4 4 8

% of Total 20.0% 20.0% 40.0%

Normal Count 9 3 12

% of Total 45.0% 15.0% 60.0%

Total Count 13 7 20

(13)

Memori * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Memori Gangguan Count 13 7 20

% of Total 65.0% 35.0% 100.0%

Total Count 13 7 20

% of Total 65.0% 35.0% 100.0%

Atensi * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Atensi Gangguan Count 12 7 19

% of Total 60.0% 35.0% 95.0%

Normal Count 1 0 1

% of Total 5.0% 0.0% 5.0%

Total Count 13 7 20

% of Total 65.0% 35.0% 100.0%

Bahasa * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Bahasa Gangguan Count 12 5 17

% of Total 60.0% 25.0% 85.0%

Normal Count 1 2 3

% of Total 5.0% 10.0% 15.0%

Total Count 13 7 20

(14)

Abstraksi * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Abstraksi Gangguan Count 10 6 16

% of Total 50.0% 30.0% 80.0%

Normal Count 3 1 4

% of Total 15.0% 5.0% 20.0%

Total Count 13 7 20

% of Total 65.0% 35.0% 100.0%

Orientasi * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Orientasi Gangguan Count 6 4 10

% of Total 30.0% 20.0% 50.0%

Normal Count 7 3 10

% of Total 35.0% 15.0% 50.0%

Total Count 13 7 20

(15)

B. Tabulasi Silang Gambaran Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan

Visuospatial * Tingkat Pendidikan Crosstabulation Tingkat Pendidikan

Total

SMP SMA Sarjana

Visuospatial Gangguan Count 1 5 8 14

% of Total 5.0% 25.0% 40.0% 70.0%

Normal Count 0 2 4 6

% of Total 0.0% 10.0% 20.0% 30.0%

Total Count 1 7 12 20

% of Total 5.0% 35.0% 60.0% 100.0%

Penamaan * Tingkat Pendidikan Crosstabulation Tingkat Pendidikan

Total

SMP SMA Sarjana

Penamaan Gangguan Count 1 3 4 8

% of Total 5.0% 15.0% 20.0% 40.0%

Normal Count 0 4 8 12

% of Total 0.0% 20.0% 40.0% 60.0%

Total Count 1 7 12 20

% of Total 5.0% 35.0% 60.0% 100.0%

Memori * Tingkat Pendidikan Crosstabulation Tingkat Pendidikan

Total

SMP SMA Sarjana

Memori Gangguan Count 1 7 12 20

% of Total 5.0% 35.0% 60.0% 100.0%

Total Count 1 7 12 20

(16)

Atensi * Tingkat Pendidikan Crosstabulation Tingkat Pendidikan

Total

SMP SMA Sarjana

Atensi Gangguan Count 1 7 11 19

% of Total 5.0% 35.0% 55.0% 95.0%

Normal Count 0 0 1 1

% of Total 0.0% 0.0% 5.0% 5.0%

Total Count 1 7 12 20

% of Total 5.0% 35.0% 60.0% 100.0%

Bahasa * Tingkat Pendidikan Crosstabulation Tingkat Pendidikan

Total

SMP SMA Sarjana

Bahasa Gangguan Count 1 5 11 17

% of Total 5.0% 25.0% 55.0% 85.0%

Normal Count 0 2 1 3

% of Total 0.0% 10.0% 5.0% 15.0%

Total Count 1 7 12 20

% of Total 5.0% 35.0% 60.0% 100.0%

Abstraksi * Tingkat Pendidikan Crosstabulation Tingkat Pendidikan

Total

SMP SMA Sarjana

Abstraksi Gangguan Count 1 6 9 16

% of Total 5.0% 30.0% 45.0% 80.0%

Normal Count 0 1 3 4

% of Total 0.0% 5.0% 15.0% 20.0%

Total Count 1 7 12 20

(17)

Orientasi * Tingkat Pendidikan Crosstabulation Tingkat Pendidikan

Total

SMP SMA Sarjana

Orientasi Gangguan Count 1 4 5 10

% of Total 5.0% 20.0% 25.0% 50.0%

Normal Count 0 3 7 10

% of Total 0.0% 15.0% 35.0% 50.0%

Total Count 1 7 12 20

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anindhita, A., Arifputra, A., Tanto, C., Stroke. Dalam: Liwang, F. et al., eds. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius, 975-981.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2014.Stroke. Atlanta: Division for Heart Disease and Stroke Prevention.

Delgado, C. et al., 2010.Frequency and determinants of poststroke cognitive impairment at three and twelve months in Chile.Dementia & Geriatric Cognitive Disorders, 29 (5): 397-405.

Douri, A., Rudd, A.G., Wolfe, C.D.A., 2012.Prevalence of Poststroke Cognitive Impairment.Stroke, 44: 138-145.

Handayani, F. 2013.Angka kejadian serangan stroke pada wanita lebih rendah daripada laki-laki.Jurnal Keperawatan Medika Bedah 1(1);75-79.

KBBI, 2015. Available from Kauhanen, M.L. et al., 2000. Aphasia, depression, and non-verbal cognitive

impairment in ischaemic stroke.Cerebrovascular Diseases, 10(6):455-461.

Mardjono, M., Sidharta, P., 2013.Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat, 269-273.

Martono, H.H., Penatalaksanaan stroke oleh internis berdasarkan bukti medis (EBM). Dalam: Setiati, S. et al., eds. 2014. Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia. Edisi 6 Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 3847-3854.

Merriam-Webster, 2015.Medical Dictionary. Available

from:

[Accessed 17 May 2015].

(23)

National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), 2015. Stroke. Available from [Accessed 16 May 2015].

Notoatmodjo, 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 171-187.

Prasetyo, B.D., 2012. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gangguan Kognitif Pascastroke Iskemik Serangan Pertama Lesi Hemisfer Kiri. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.

Rahayu, S. et al.,2014. Hubungan Frekuensi Stroke dengan Fungsi Kognitif di RSUD Arifin Achmad.JOM PSIK 1(2).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2013. Hasil Riskesdas 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Rohkamm, R., 2004.Color Atlas of Neurology. New York: Thieme, 126-137. Ropper, A.H., Brown,R.H., 2005. Adams and Victor’s Principles of Neurology.

Edisi 8. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc., 367-384, 660-746. Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2013.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Jakarta: Sagung Seto.

Shimoji,M., Dawson,V.L., Dawson,T.M., The role of nitric oxide and PARP in neuronal cell death. Dalam: Beal,M.F. et al., eds. 2005.

Neurodegenerative Diseases: Neurobiology, Pathogenesis, and Therapheutics. UK: Cambridge University Press, 146-156.

Smith, S., English, J.D., Johnston, S.C., Cerebrovascular disease. Dalam: Hauser, S.L. et al., eds. 2013. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. Edisi 3. USA: McGraw-Hill Education, 256-293.

Smith, T., Gildeh, N., Holmes, C., 2007.The Montreal Cognitive Assessment: validity and utility in a memory clinic setting. Can J Psychiatry, 52(5):329-32.

(24)
(25)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Defenisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gangguan fuungsi kognitif, post-stroke, tipe stroke, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

Pasca Stroke

Gangguan Fungsi Kognitif: - Visuospatial - Penamaan - Memori - Atensi - Bahasa - Abstraksi - Orientasi

(26)

a. Gangguan fungsi kognitif

- Defenisi : keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan mengingat, belajar hal-hal baru, berkonsentrasi, atau membuat keputusan, dan dapat mempengaruhi aktivitas sehari-harinya (CDC, 2009).

- Alat ukur :MoCA dan MMSE - Cara ukur : analisis data - Hasil ukur :

o Pasien dengan gangguan visuospasial/fungsi eksekutif o Pasien dengan gangguan penamaan

o Pasien dengan gangguan atensi o Pasien dengan gangguan bahasa o Pasien dengan gangguan memori o Pasien dengan ketidakmampuan abstrak o Pasien dengan gangguan orientasi - Skala ukur : nominal

b. Pasca stroke

- Defenisi : pasca stroke adalah periode setelah menderita stroke (Merriam-Webster,2015).

c. Tipe Stroke

- Defenisi : tipe stroke adalah jenis-jenis stroke (KBBI,2015). - Alat ukur :kuesioner

- Cara ukur : analisis data - Hasil ukur :

(27)

d. Jenis Kelamin

- Defenisi : jenis kelamin adalah perbedaan fisiologis dan biologis antara pria dengan wanita

- Alat ukur :kuesioner - Cara ukur : analisis data - Hasil ukur :

o Pasien berjenis kelamin laki-laki o Pasien berjenis kelamin perempuan - Skala ukur : nominal

e. Tingkat Pendidikan

- Defenisi : tingkat pendidikan adalah status pendidikan terakhir yang dijalani

- Alat ukur :kuesioner - Cara ukur : analisis data - Hasil ukur :

o Pasien tamat SD o Pasien tamat SMP o Pasien tamat SMA

o Pasien tingkat sarjana atau lebih - Skala ukur : ordinal

f. MoCA

- Defenisi :skor untuk fungsi kognitif - Hasil ukur :

o Skor < 26: pasien dengan gangguan kognitif o Skor ≥ 26: pasien tidak mengalami gangguan

g. MMSE

- Defenisi : skor untuk fungsi kognitif dan demensia - Hasil ukur :

(28)
(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Selain itu, penelitian ini juga merupakan bentuk penelitian cross sectional yang artinya peneliti melakukan observasi terhadap subjek hanya 1 kali dan pengukuran variabel dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro dan Ismael, 2013).

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dirancang selama lebih kurang 10 bulan yang berlangsung sejak bulan Maret 2015 sampai Desember 2015. Sedangkan untuk pengambilan data direncanakan akan dilakukan pada bulan November 2015.

4.2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Lokasi ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit tipe A, dimana rumah sakit tipe ini merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Selain itu, RSUP H. Adam Malik juga merupakan Rumah Sakit Pendidikan sehingga memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

(30)

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita stroke di RSUP H. Adam Malik Medan yang ada pada tahun 2015. Sampel pada penelitian ini diambil dengan dengan menggunakan teknik

total sampling, dimanaseluruh populasi penelitian diambil menjadi sampel penelitian.Selain itu sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah :

1. Kriteria Inklusi

Seluruh pasien stroke yang datang ke RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2015.

2. Kriteria Eksklusi

Pasien dengan gangguan kognitif tanpa riwayat stroke dan pasien dengan disabilitas.

Besar sampel:

n = Z21-/2 . p . (1-p) d2

n = besar sampel

Z21-�/2 = nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95%= 1,96)

P = proporsi di populasi, bila tidak diketahui, ditetapkan 50% (0,5) d = derajat penyimpangan terhadap populasi

n = (1.96)2. 0,5 . (1-0,5) (0,1)2

= 3,8416 . 0,25 0,01

(31)

Dengan demikian besar sampel yang diperlukan dibulatkan menjadi 97 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari seluruh pasien pasca stroke diRSUP H. Adam Malik Medan RSUP H. Adam Malik Medan yang ada pada tahun 2015. Data tersebut kemudian dicatat dan dikelompokkan sesuai variable yang digunakan.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data 4.5.1. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai betikut: (1) editing, dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan dari data-data yang dikumpulkan, (2) coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan, (3) dataentry, yakni memasukkan data-data ke dalam program atau software computer, dan (4) cleaning, pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2012).

4.5.2. Analisa Data

(32)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan, RSUP H.Adam Malik juga ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik dan Instalasi Rawat Jalan Departemen Neurologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

5.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang berasal dari wawancara langsung pada pasien pascastroke rawat jalan yang berada di Instalasi Rehabilitasi Medik dan Instalasi Rawat Jalan Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan November 2015.

Jumlah seluruh data yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 20 data dan sebanyak 5 data pasien dieksklusi karena disabilitas pasien atau karena afasia berat.

5.1.2.1. Distribusi Pasien Pascastroke Berdasarkan Jenis Kelamin

(33)
[image:33.595.115.453.114.194.2]

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)

Laki-laki 13 65

Perempuan 7 35

Total 20 100%

Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah sebanyak 13 pasien (65%) sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 pasien (35%).

5.1.2.2. Distribusi Pasien Pascastroke Berdasarkan Tipe Stroke

[image:33.595.128.440.384.454.2]

Distribusi data pasien berdasarkan tipe stroke dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tipe Stroke Tipe Stroke Frekuensi Persentase(%)

Stroke Iskemik 18 90

Stroke Hemoragik 2 10

Total 20 100%

Dari tabel 5.2., didapatkan bahwa dari 20 pasien yang diteliti, lebih banyak pasien menderita stroke tipe iskemik yaitu sebanyak 18 pasien (90%) sedangkan jenis stroke hemoragik sebanyak 2 pasien (10%).

5.1.2.3. Distribusi Pasien Pascastroke Berdasarkan Tingkat Pendidikan Distribusi data pasien pascastroke berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase(%)

SMP 1 5

SMA 7 35

Sarjana 12 60

(34)

Dari tabel 5.3., diketahui bahwa pasien pascastroke dengan tingkat pendidikan sarjana lebih banyak yaitu 12 pasien (60%) dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP dan SMA yaitu sebanyak 1 pasien (5%) dan 7 pasien (35%) secara berturut-turut.

5.1.2.4. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin

Data tabulasi silang antara gangguan kognitif dengan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.4. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin (MoCA)

MoCA

Total Gangguan Kognitif

Jenis

Kelamin Laki-laki 13 13

65% 65%

Perempuan 7 7

35% 35%

Total 20 20

[image:34.595.112.510.544.660.2]

Berdasarkan tabel 5.4., dengan skor MoCA didapatkan bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki lenih banyak menderita gangguan kognitif sebanyak 13 pasien (65%) daripada perempuan yaitu sebanyak 7 pasien (35%).

Tabel 5.5. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin (MMSE)

MMSE

Total Moderate Mild Normal

Jenis

Kelamin Laki-laki 4 4 5 13

20% 20% 25% 65%

Perempuan 4 2 1 7

20% 10% 5% 35%

Total 8 6 6 20

(35)

pasien (10%) mengalami gangguan kognitif sedang, 2 pasien (10%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 1 pasien (5%) tanpa gangguan kognitif.

5.1.2.5. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan

[image:35.595.112.469.260.407.2]

Data tabulasi silang antara gangguan kognitif dengan jenis tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.6. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan (MoCA)

MoCA

Total Gangguan Kognitif

Tingkat

Pendidikan SMP 1 1

5% 5%

SMA 7 7

35% 35%

Sarjana 12 12

60% 60%

Total 20 20

Berdasarkan tabel 5.6., dengan skor MoCA didapatkan gangguan kognitif lebih banyak didapatkan pada pasien dengan tingkat pendidikan tamatan sarjana yaitu sebanyak 12 pasien (60%), tamatan SMA sebanyak 7 pasien (35%), dan tamatan SMP hanya 1 pasien (5%).

Tabel 5.7.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan (MMSE)

MMSE

Total Moderate Mild Normal

Tingkat

Pendidikan SMP 1 0 0 1

5% 0% 0% 5%

SMA 4 2 1 7

20% 10% 5% 35%

Sarjana 3 4 5 12

15% 20% 25% 60%

[image:35.595.115.509.555.723.2]
(36)

Berdasarkan tabel 5.7., dengan skor MMSE didapatkan pada 12 pasien tamatan sarjana didapatkan 3 pasien (15%) mengalami gangguan kognitif sedang, 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 5 pasien (25%) tanpa gangguan kognitif. Pada tamatan SMA didapatkan 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif sedang, 2 pasien (10%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 1 pasien (5%) tanpa gangguan kognitif. Pada tamatan SMP didapatkan 1 pasien (5%) mengalami gangguan kognitif sedang.

5.1.2.6.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tipe Stroke

Data tabulasi silang antara gangguan kognitif dengan tipe stroke dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.8.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif Dengan Tipe Stroke (MoCA) MoCA

Total Gangguan Kognitif

Tipe Stroke Stroke Iskemik 18 18

90% 90%

Stroke

Hemoragik 2 2

10% 10%

Total 20 20

[image:36.595.112.521.568.697.2]

Berdasarkan tabel 5.8., dengan skor MoCA didapatkan gangguan kognitif lebih banyak didapatkan pada pasien dengan stroke iskemik yaitu sebanyak 18 pasien (90%) dan stroke hemoragik sebanyak 2 pasien (10%).

Tabel 5.9.Tabulasi Silang Gangguan Kognitif Dengan Tipe Stroke (MMSE) MMSE

Total Moderate Mild Normal

Tipe Stroke Stroke Iskemik 7 5 6 18

35% 25% 30% 90%

Stroke

Hemoragik 1 1 0 2

5% 5% 0% 10%

Total 8 6 6 20

(37)

kognitif sedang, 5 pasien (25%) mengalami gangguan kognitif ringan, dan 6 pasien (30%) tanpa gangguan kognitif. Pada stroke hemoragik didapatkan sebanyak 1 pasien (5%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 1 pasien (5%) mengalami gangguan kognitif ringan.

(38)
[image:38.595.113.509.145.695.2]

Tabel 5.10. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif (versi MoCA) Dengan Tipe Stroke

Tipe Stroke Total

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik

Visuospatial Gangguan 12

60%

2 10%

14 70%

Normal 6

30%

0 0%

6 30%

Total 18 2 20

Penamaan Gangguan 7

35%

1 5%

8 40%

Normal 11

55%

1 5%

12 60%

Total 18 2 20

Memori Gangguan 18

90%

2 10%

20 100%

Normal 0

0%

0 0%

0 0%

Total 18 2 20

Atensi Gangguan 17

85%

2 10%

19 95%

Normal 1

5%

0 0%

1 5%

Total 18 2 20

Bahasa Gangguan 16

80%

1 5%

17 85%

Normal 2

10%

1 5%

3 15%

Total 18 2 20

Abstraksi Gangguan 14

70%

2 10%

16 80%

Normal 4

20%

0 0%

4 20%

Total 18 2 20

Orientasi Gangguan 9

45%

1 5%

10 50%

Normal 9

45%

1 5%

10 50%

Total 18 2 20

(39)

dan 6 pasien (30%) tidak dijumpai adanya gangguan. gangguan penamaan sebanyak 7 pasien (35%) dan 11 pasien (55%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan memori sebanyak 18 pasien (90%), gangguan atensi sebanyak 17 pasien (85%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan. gangguan bahasa sebanyak 16 pasien (80%) dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, gangguan atensi sebanyak 14 pasien (70%) dan 4 pasien (20%) tidak mengalami gangguan, gangguan orientasi sebanyak 9 pasien (45%) dan 9 pasien (45%) tidak mengalami gangguan.

Pada 2 pasien dengan tipe stroke hemoragik yang mengalami gangguan visuospatial sebanyak 2 pasien (10%), gangguan penamaan sebanyak 1 pasien (5%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, gangguan memori sebanyak 2 pasien (10%), gangguan atensi sebanyak 2 pasien (10%), gangguan bahasa sebanyak 1 pasien (5%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, gangguan abstraksi sebanyak 2 pasien (10%), gangguan orientasi sebanyak 1 pasien (5%) dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan.

(40)
[image:40.595.112.511.141.740.2]

Tabel 5.11. Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif (versi MoCA) Dengan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Visuospatial Gangguan 9

45%

5 25%

14 70%

Normal 4

20%

2 10%

6 30%

Total 13 7 20

Penamaan Gangguan 4

20%

4 20%

8 70%

Normal 9

45%

3 15%

12 30%

Total 13 7 20

Memori Gangguan 13

65%

7 35%

20 100%

Normal 0

0%

0 0%

0 0%

Total 13 7 20

Atensi Gangguan 12

60%

7 35%

19 95%

Normal 1

5%

0 0%

12 1%

Total 13 7 20

Bahasa Gangguan 12

60%

5 25%

17 85%

Normal 1

5%

2 10%

3 15%

Total 13 7 20

Abstraksi Gangguan 10

50%

6 30%

16 80%

Normal 3

15%

1 5%

4 20%

Total 13 7 20

Orientasi Gangguan 6

30%

4 20%

10 50%

Normal 7

35%

3 15%

10 50%

(41)

Berdasarkan tabel 5.11., diketahui dari 13 pasien berjenis kelamin laki-laki yang mengalami gangguan visuospatial sebanyak 9 pasien (45%) dan 4 pasien (20%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan penamaan sebanyak 4 pasien (20%) dan 9 pasien (45%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan memori sebanyak 13 pasien (65%), gangguan atensi sebanyak 12 pasien (60%) dan 1 pasien (4%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan bahasa sebanyak 12 pasien (60%) dan 1 pasien (5%) tidak dijumpai adanya gangguan, gangguan orientasi sebanyak 6 pasien (30%) dan 7 pasien (35%) tidak dijumpai adanya gangguan.

Pada 7 pasien perempuan didapatkan 5 pasien (25%) mengalami gangguan visuospatial dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 4 pasien (20%) mengalami gangguan penamaan dan 3 pasien (15%) tidak mengalami gangguan, 7 pasien (35%) mengalami gangguan memori, 7 pasien (35%) mengalami gangguan atensi, 5 pasien (25%) mengalami gangguan bahasa dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 6 pasien (30%) mengalami gangguan abstraksi dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, 4 pasien (20%) mengalami gangguan orientasi dan 3 pasien (15%) tidak mengalami gangguan.

(42)
[image:42.595.111.512.138.745.2]

Tabel 5.12. Tabulasi Silang Gambaran Kognitif (versi MoCA) Dengan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Total

SMP SMA Sarjana

Visuospatial Gangguan 1 5% 5 25% 8 40% 14 70%

Normal 0

0% 2 10% 4 20% 6 30%

Total 1 7 12 20

Penamaan Gangguan 1

5% 3 15% 4 20% 8 40%

Normal 0

0% 4 20% 8 40% 12 60%

Total 1 7 12 20

Memori Gangguan 1

5% 7 35% 12 60% 20 100%

Normal 0

0% 0 0% 0 0% 0 0%

Total 1 7 12 20

Atensi Gangguan 1

5% 7 35% 11 55% 19 95%

Normal 0

0% 0 0% 1 5% 1 5%

Total 1 7 12 20

Bahasa Gangguan 1

5% 5 25% 11 55% 17 85%

Normal 0

0% 2 10% 1 5% 3 15%

Total 1 7 12 20

Abstraksi Gangguan 1

5% 6 30% 9 45% 16 80%

Normal 0

0% 1 5% 3 15% 4 20%

Total 1 7 12 20

Orientasi Gangguan 1

5% 4 20% 5 25% 10 50%

Normal 0

0% 3 15% 7 35% 10 50%

(43)

Berdasarkan tabel 5.12., diketahui dari 12 pasien tamatan sarjana terdapat sebanyak 8 pasien (40%) mengalami gangguan visuospatial dan 4 pasien (20%) tidak dijumpai adanya gangguan, 4 pasien (20%) mengalami gangguan penamaan dan 8 pasien (40%) tidak dijumpai adanya gangguan, 12 pasien (60%) mengalami gangguan memori, 11 pasien (55%) mengalami gangguan atensi dan 1 pasien (5%) tidak dijumpai adanya gangguan, 11 pasien (55%) mengalami gangguan bahasa dan 1 pasien (5%) tidak dijumpai adanya gangguan, 9 pasien (45%) mengalami gangguan abstraksi dan 3 pasien (15%) tidak dijumpai adanya gangguan, 5 pasien (25%) mengalami gangguan orientasi dan 7 pasien (35%) tidak dijumpai adanya gangguan.

Pada 7 pasien tamatan SMA didapatkan 5 pasien (25%) mengalami gangguan visuospatial dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 3 pasien (15%) mengalami gangguan penamaan dan 4 pasien (20%) tidak mengalami gangguan, 7 pasien (35%) mengalami gangguan memori, 7 pasien (35%) mengalami gangguan atensi, 5 pasien (25%) mengalami gangguan bahasa dan 2 pasien (10%) tidak mengalami gangguan, 6 pasien (30%) mengalami gangguan abstraksi dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan, 4 pasien (20%) mengalami gangguan orientasi dan 3 pasien (15%) tidak mengalami gangguan.

Pada 1 pasien (5%) tamatan SMP mengalami gangguan visuospatial, 1 pasien (5%) gangguan penamaan, 1 pasien (5%) mengalami gangguan memori, 1 pasien (5%) mengalami gangguan atensi, 1 pasien (5%) mengalami gangguan bahasa, 1 pasien (5%) tamatan SMP mengalami gangguan abstraksi, 1 pasien (5%) mengalami gangguan orientasi.

5.2. Pembahasan

(44)

5.2.1. Jenis Kelamin

Pada penelitian ini terlihat bahwa penderita stroke lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 13 orang (65%). Hal ini sesuai dengan penelitian Handayani (2013) yang menunjukkan bahwa kejadian stroke pada laki-laki lebih banyak yaitu sebanyak 62 orang (68,9%) dan perempuan 28 orang (31,1%).

Penilaian fungsi kognitif dengan menggunakan skor MoCA didapatkan lebih banyak terjadi gangguan kognitif pada pasien laki-laki yaitu sebanyak 13 pasien. Dengan skor MMSE didapatkan dari 13 pasien berjenis kelamin laki-laki terdapat 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 5 pasien (25%) tidak mengalami gangguan kognitif.

Menurut penelitian Prasetyo, (2012) didapatkan adanya pengaruh jenis kelamin dengan gangguan fungsi kognitif pascastroke iskemik pada laki-laki yaitu sebesar 46,7%, sedangkan pada perempuan sebesar 30%.

5.2.2. Tipe Stroke

Berdasarkan hasil penelitian diatas, didapatkan tipe stroke yang terbanyak adalah stroke iskemik yang berjumlah 18 orang (90%). Hal ini sesuai dengan penelitian Rahayu et al. (2014) dimana didapatkan kejadian stroke iskemik lebih banyak dibandingkan dengan stroke hemoragik.

Penilaian fungsi kognitif dengan skor MoCA didapatkan gangguan kognitif lebih banyak didapatkan pada pasien dengan stroke iskemik yaitu sebanyak 18 orang (90%). Pada skor MMSE didapatkan gangguan kognitif pada pasien dengan stroke iskemik sebanyak 7 pasien (35%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 6 pasien (30%) tanpa gangguan kognitif.

5.2.3. Tingkat Pendidikan

(45)

63,6%. Oleh karena kemampuan berpikir dan kompleksnya masalah yang dihadapi oleh orang yang berpendidikan lebih tinggi, sehingga mereka lebih mempunyai resiko menderita stroke lebih tinggi dan kesadaran akan kesehatannya.

Penilaian fungsi kognitif dengan skor MoCA didapatkan gangguan kognitif lebih banyak didapatkan pada pasien tamatan sarjana sebanyak 12 pasien (60%) dan tamatan SMP 1 pasien (5%). Dengan skor MMSE pada pasien tamatan sarjana didapatkan 3 pasien (15%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 5 pasien (25%) tidak mengalami gangguan kognitif, sedangkan pada pasien tamatan SMA didapatkan 4 pasien (20%) mengalami gangguan kognitif sedang dan 1 pasien (5%) tidak mengalami gangguan kognitif.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Trinita et al. (2014) dimana didapatkan pasien dengan lama pendidikan kurang dari 12 tahun mengalami gangguan kognitif.

5.2.4. Fungsi Kognitif

Pasien dengan tipe stroke iskemik lebih banyak mengalami gangguan fungsi kognitif yaitu sebanyak 18 orang (90%). Hasil ini didapatkan karena pasien yang diteliti lebih banyak pasien dengan tipe stroke iskemik. Dari 18 pasien dengan tipe stroke iskemik didapatkan yang mengalami gangguan visuospatial sebanyak 12 orang (60%), gangguan penamaan 7 orang (35%), gangguan memori 18 orang (90%), gangguan atensi 17 orang (85%), gangguan abstraksi 14 orang (70%), gangguan bahasa 16 orang (80%), dan gangguan orientasi 9 orang (45%).

(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan jenis kelamin, angka kejadian gangguan kognitif pada pasien pascastroke tertinggi pada laki-laki sebanyak 13 pasien (65%), sedangkan pada perempuan sebanyak 7 pasien (35%).

2. Berdasarkan tipe stroke, angka kejadian gangguan kognitif pada pasien pascastroke tertinggi adalah stroke iskemik sebanyak 18 pasien (90%), sedangkan pada stroke hemoragik sebanyak 2 pasien (10%).

3. Berdasarkan tingkat pendidikan, angka kejadian gangguan kognitif pada pasien pascastroke lebih banyak terjadi pada tamatan sarjana yaitu sebanyak 12 pasien (60%), sedangkan pada tamatan SMA sebanyak 7 pasien (35%).

4. Pada 18 pasien stroke iskemik didapatkan gangguan visuospatial sebanyak 12 pasien (60%), gangguan penamaan 7 pasien (35%), gangguan memori 18 pasien (90%), gangguan atensi 17 pasien (85%), gangguan abstraksi 14 pasien (70%), gangguan bahasa 16 pasien (80%), dan gangguan orientasi 9 pasien (45%).

5. Pada 2 pasien stroke hemoragik didapatkan gangguan visuospatial sebanyak 2 pasien (10%), gangguan penamaan 1 pasien (5%), gangguan memori 2 pasien (10%), gangguan atensi 2 pasien (10%), gangguan abstraksi 2 pasien (10%), gangguan bahasa 1 pasien (5%), dan gangguan orientasi 1 pasien (5%).

(47)

7. Pada 7 pasien berjenis kelamin perempuan didapatkan gangguan visuospatial sebanyak 5 pasien (25%), gangguan penamaan 4 pasien (20%), gangguan memori 7 pasien (35%), gangguan atensi 7 pasien (35%), gangguan abstraksi 6 pasien (30%), gangguan bahasa 5 pasien (25%), dan gangguan orientasi 4 pasien (20%).

8. Pada 12 pasien tamatan sarjana didapatkan gangguan visuospatial sebanyak 8 pasien (40%), gangguan penamaan 4 pasien (20%), gangguan memori 12 pasien (60%), gangguan atensi 11 pasien (55%), gangguan abstraksi 9 pasien (45%), gangguan bahasa 11 pasien (55%), dan gangguan orientasi 5 pasien (25%).

9. Pada7 pasien tamatan SMA didapatkan gangguan visuospatial sebanyak 5 pasien (25%), gangguan penamaan 3 pasien (15%), gangguan memori 7 pasien (35%), gangguan atensi 7 pasien (35%), gangguan abstraksi 6 pasien (30%), gangguan bahasa 5 pasien (25%), dan gangguan orientasi 4 pasien (20%).

6.2. Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlunya dilakukan tes fungsi kognitif pada pasien pascastroke agar tenaga kesehatan dapat memberikan informasi kepada pasien

2. Bagi rumah sakit agar dapat memberikan edukasi dan dapat dicari solusi untuk menanggulangi kecacatan pascastroke

(48)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stroke

2.1.1. Defenisi Stroke

Defenisi menurut WHO, stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskular.

2.1.2. Klasifikasi Stroke

Stroke sebagai diagnosis klinis untuk gambaran manifestasi lesi vascular serebral, dapat dibagi dalam (Mardjono, M., Sidharta, P., 2013) :

1. Transient ischemic attack (T.I.A)

2. Stroke-in-evolution

3. Completed stroke yang bias dibagi dalam: a. Completed stroke yang hemoragik b. Completed stroke yang non-hemoragik

Pembagian klinis lain sebagain variasi klasifikasi di atas (Mardjono, M., Sidharta, P., 2013) :

1. Stroke non-hemoragik, yang mencakup a. T.I.A

b. Stroke-in-evolution c. Thrombotic stroke d. Embolic stroke

e. Stroke akibat kompresi terhadap arteri oleh proses di luar arteri, seperti tumor, abses, granuloma

2. Stroke hemoragik

(49)

glukosa ke otak. Stroke ini sering diakibatkan oleh trombosis akibat plak aterosklerosis dari arteri otak atau arteri yang memberi vaskularisasi pada otak atau suatu emboli dari pembuluh darah di luar otak (Martono,H., 2014).

Stroke hemoragik diakibatkan oleh pecahnya suatu mikro-aneurisma dari

Charcot atau etat crible di otak. Dibedakan antara : perdarahan intraserebral, subdural, dan subaraknoid (Martono,H., 2014).

2.1.3. Faktor Risiko

Menurut CDC (2014), faktor risiko terbagi atas: 1. Kondisi

a. Riwayat stroke atau T.I.A b. Tekanan darah tinggi c. Kadar kolesterol tinggi d. Penyakit jantung e. Diabetes

f. Sickle cell disease 2. Kebiasaan

a. Diet

b. Aktivitas fisik c. Obesitas

d. Konsumsi alcohol e. Penggunaan tobacco 3. Riwayat keluarga

a. Genetic

b. Riwayat penyakit 4. Lainnya

a. Umur

(50)
[image:50.595.121.518.142.414.2]

2.1.4. Patofisiologi

Gambar 2.1. Patofisiologi stroke iskemik.

Sumber: Harrison’s Neurology in Clinical Medicine 3rd edition, 2013.

Oklusi akut pembuluh intrakranial menyebabkan penurunan aliran darah ke otak.Jika aliran darah kembali normal sebelum sejumlah besar kematian sel, pasien mungkin hanya mengalami gejala sementara, yang disebut TIA. Infark serebral terjadi melalui dua jalur, yaitu: jalur nekrotik dan apoptosis (Smith, S. et al., 2013).

iNOS (inducible Nitric Oxide Synthase) merupakan mediator penting dari respon inflamasi sewaktu iskemik dan reperfusi (Vaughan,C., Delanty,N., 1999).

(51)
[image:51.595.257.402.139.348.2]

Stroke hemoragik :

Gambar 2.2. Patofisiologi stroke hemoragik.

Sumber: Adams and Victor’s Principles of Neurology 8th edition, 2005.

2.1.5. Manifestasi Klinis

Gejala klinis dari stroke (CDC, 2014):

- Kelemahan otot secara tiba-tiba terutama pada salah satu sisi tubuh - Kebingungan, kesulitan berbicara dan memahami pidato

- Masalah penglihatan pada satu atau kedua mata

- Kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan, atau kurangya koordinasi

- Sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya

2.1.6. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksasan fisis, dan pemeriksaan penunjang (Arifputra et al., 2014).

- Anamnesis

o Gejala yang mendadak pada saat awal, lamanya awitan, dan aktivitas saat serangan

Lesi vaskular hipertensi

Lipohyalinosis segmental

Ruptur spontan arteri

(52)

o Deskripsi gejala yang muncul beserta kelanjutannya: progresif memberat, perbaikan, atau menetap

o Gejala penyerta: penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang, gangguan penglihatan, atau gangguan fungsi kognitif

o Ada tidaknya faktor risiko stroke

- Pemeriksaan fisik o Tanda vital

o Pemeriksaan kepala dan leher (mencari cedera kepala akibat jatuh, peningkatan tekanan vena jugularis, dan lain-lain)

o Pemeriksaan neurologis, meliputi:  Pemeriksaan kesadaran  Pemeriksaan nervus kranialis

 Pemeriksaan kaku kuduk (biasanya positif pada pendarahan subarachnoid)

 Pemeriksaan motorik, refleks, dan sensorik  Pemeriksaan fungsi kognitif sederhana

- Pemeriksaan penunjang o Elektrokardiografi

o Laboratorium (darah, fungsi ginjal, hematologi, gula darah, urinalisis, analisis gas darah, dan elektrolit)

o Foto toraks: gambaran kardiomegali sebagai tanda hipertensi o CT scan/MRI

o Transcranial dropler dan doppler karotis: untuk melihat adanya penyumbatan dinding pembuluh darah

(53)

2.1.7. Prognosis

Stroke berulang sering terjadi, sekitar 25% orang yang sembuh dari stroke akan mengalami stroke dalam lima tahun (NINDS, 2015).

2.2. Gangguan Fungsi Kognitif 2.2.1. Defenisi

Ganguan fungsi kognitif atau disebut juga gangguan fungsi luhur adalah keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan mengingat, belajar hal-hal baru, berkonsentrasi, atau membuat keputusan, dan dapat mempengaruhi aktivitas sehari-harinya (CDC, 2009).

2.2.2. Jenis-jenis Gangguan Fungsi Kognitif

Afasia adalah gangguan berbahasa. Afasia terbagi atas (Rohkamm, 2004): a. Afasia Broca

Lesi di area Broca (area 44, 45). b. Afasia Wernicke’s

Lesi di area Wernicke (area 22). c. Afasia Konduksi

Lesi di fasikulus arkuata. d. Afasia Global

Lesi di arteri cerebral media. e. Afasia Anomic

Lesi di korteks temporo-parietal atau white-matter subkortikal. f. Afasia Transkortikal

g. Afasia Subkortikal

Aleksia adalah ketidakmampuan membaca.Agrafia adalah ketidakmampuan menulis (Rohkamm, 2004).

a. Aleksia dengan agrafia

(54)

b. Aleksia tanpa agrafia

Pasien tidak dapat membaca namun dapat menulis.

Apraksia adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas motorik. a. Apraksia ideomotor

Ketidakmampuan melakukan respon motoric setelah perintah verbal. b. Apraksia ideasional

Kesulitan dalam mengurutkan aktivitas atau komponen secara logis.

Agnosia adalah ketidakmampuan atau kesulitan mengenali objek. (Rohkamm,2004)

a. Astereognosis

Astereognosis adalah ketidakmampuan menyebutkan bentuk dan ukuran benda yang dirabanya.Lesi pada lobus parietal.

b. Agnosia visual

Agnosia visual berarti tidak dapat mengenali objek yang dilihat.Kerusakan pada korteks oksipital dan mungkin pula pada splenium korpus kalosum yang menghubungkan korteks visual hemisfer kiri dan kanan.

c. Prosopagnosia

Prosopagnosia adalah ketidakmampuan mengenali wajah. d. Unilateral neglect

Unilateral neglect adalah ketidakmampuan berespon terhadap stimulus pada salah satu sisi tubuhnya.

e. Anosognosia

Anosognosia adalah ketidaksadaran atau penyangkalan adanya penyakit.

(55)

2.2.3. Manifestasi Klinis

Beberapa tanda-tanda adanya gangguan fungsi kognitif (CDC, 2009): - Kesulitan mengingat

- Menanyakan pertanyaan yang sama dan berulang - Tidak mengenali orang yang telah dikenalnya - Perubahan sikap dan mood

- Masalah penglihatan

- Kesulitan melakukan aktivitas secara berurutan

2.2.4. Diagnosa

(56)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Stroke merupakan salah satu masalah besar di bidang kesehatan masyarakat, baik di negara maju maupun di negara berkembang.Stroke dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia, prevalensi stroke meningkat dari 8,3 per mil tahun 2007 menjadi 12,1 per mil tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Dan stroke merupakan penyebab utama kecacatan.Kecacatan pasca stroke yang paling sering terjadi adalah gangguan fungsi kognitif atau disebut juga gangguan fungsi luhur.

Penelitian di Chille pada 122 pasien pasca stroke yang dievaluasi dalam 3 bulan didapatkan 81% yang mengalami gangguan fungsi kognitif, sedangkan pada 101 pasien yang dievaluasi dalam 12 bulan didapatkan 39% yang mengalami gangguan fungsi kognitif (Delgado, C. et al.,2010). Pada penelitian Abdel Douri

et al., (2012) menunjukkan prevalensi gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke dengan tingkat prevalensi 22% pada 5 tahun pasca stroke dan 21% pada 14 tahun pasca stroke.

Fungsi kognitif merupakan salah satu komponen intelektual utama.Gangguan fungsi kognitif dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari individu.Gangguan fungsi kognitif berupa gangguan berbahasa dan berbicara, gangguan membaca, gangguan mengenali dan mengidentifikasi objek, gangguan kemampuan spasial, dan gangguan ingatan.Bila gangguan kognitif tidak dilakukan penanganan yang optimal maka dapat menyebabkan demensia.

(57)

mengenali dan mengidentifikasi objek, 10,9% gangguan ingatan, 45,5% gangguan psikomotorik, 10,9% gangguan atensi, dan 30,7% gangguan fungsi eksekutif (Laura E. Middleton et al., 2014).

Berdasarkan data-data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat gambaran gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2015.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimanakah gambaran gangguan fungsi kognitif yang paling sering terjadi pada pasien pasca stroke di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2015?”

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan tipe stroke.

2. Untuk mengetahui gangguan fungsi kognitif pada pasien pasca stroke di RSUP H. Adam Malik Medanberdasarkan jenis kelamin.

(58)

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran gangguan fungsi kognitif yang paling sering terjadi pada pasien pasca stroke di RSUP H. Adam Malik Medansehingga dapat dicari solusi untuk mencegah atau menanggulangi kecacatan yang terjadi.

1.4.2. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang gambaran gangguan fungsi kognitif yang paling sering pada pasien pasca stroke.

1.4.3. Bagi Masyarakat

(59)

ABSTRAK

Stroke merupakan penyebab utama kecacatan.Kecacatan pascastroke yang paling sering terjadi adalah gangguan fungsi kognitif atau disebut juga gangguan fungsi luhur.Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gangguan fungsi kognitif yang paling sering pada pasien pascastroke di RSUP H. Adam Malik Medan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode wawancara langsung pada pasien pascastroke di Instalasi Rehabilitasi Medik dan Instalasi Rawat Jalan Departemen Neurologi pada bulan November 2015 dan didapatkan total pasien sebanyak 20 orang yang terdiri dari 18 orang dengan tipe stroke iskemik dan 2 orang dengan tipe stroke hemoragik.

Hasil yang didapatkan lebih banyak terjadi gangguan fungsi kognitif pada laki-laki sebesar 65% dengan tingkat pendidikan tamatan sarjana sebesar 60%. Pada tipe stroke iskemik didapatkan gangguan fungsi kognitif visuospatial sebesar 60%, gangguan penamaan sebesar 35%, gangguan memori sebesar 90%, gangguan atensi sebesar 85%, gangguan abstraksi sebesar 70%, gangguan bahasa sebesar 80%, dan gangguan orientasi sebesar 45%, sedangkan pada stroke hemoragik didapatkan gangguan visuospatial sebesar 10%, gangguan penamaan sebesar 5%, gangguan memori sebesar 10%, gangguan atensi sebesar 10%, gangguan abstraksi sebesar 10%, gangguan bahasa sebesar 5%, dan gangguan orientasi sebesar 5%.

(60)

ABSTRACT

Stroke is the mainly etiology of disability. The most common disability is cognitive impairment. Therefore, this research aims to describe the most often cognitive impairment due to post-stroke medical history at RSUP H. Adam Malik Medan.This research is a descriptive study with direct interview to the post-stroke patients at Instalasi Rehabilitasi Medik and Instalasi Rawat Jalan Departemen Neurologi in November 2015 and obtained 20 people consist of 18 with ischemic stroke and 2 with hemorrhagic stroke. The results show that the majority of patients who had cognitive impairment was male with 65%, mostly was undergraduated students with 60%. In ischemic stroke, mostly had visuospatial impairment was 60%, naming impairment was 35%, memory impairment 90%, attention impairment was 85%, abstract impairment was 70%, comprehensive impairment was 80%, and orientation impairment was 45%, and with hemorrhagic stroke mostly with visuospatial impairment was 10%, naming impairment was 5%, memory impairment 10%, attention impairment was 10%, abstract impairment was 10%, comprehensive impairment was 5%, and orientation impairment was 5%

(61)

Oleh: Tammy Clarissa

120100325

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

[image:61.595.217.407.381.576.2]
(62)

KARYA TULIS ILMIAH

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

TAMMY CLARISSA 120100325

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

[image:62.595.216.408.403.616.2]
(63)
(64)

ABSTRAK

Stroke merupakan penyebab utama kecacatan.Kecacatan pascastroke yang paling sering terjadi adalah gangguan fungsi kognitif atau disebut juga gangguan fungsi luhur.Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gangguan fungsi kognitif yang paling sering pada pasien pascastroke di RSUP H. Adam Malik Medan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode wawancara langsung pada pasien pascastroke di Instalasi Rehabilitasi Medik dan Instalasi Rawat Jalan Departemen Neurologi pada bulan November 2015 dan didapatkan total pasien sebanyak 20 orang yang terdiri dari 18 orang dengan tipe stroke iskemik dan 2 orang dengan tipe stroke hemoragik.

Hasil yang didapatkan lebih banyak terjadi gangguan fungsi kognitif pada laki-laki sebesar 65% dengan tingkat pendidikan tamatan sarjana sebesar 60%. Pada tipe stroke iskemik didapatkan gangguan fungsi kognitif visuospatial sebesar 60%, gangguan penamaan sebesar 35%, gangguan memori sebesar 90%, gangguan atensi sebesar 85%, gangguan abstraksi sebesar 70%, gangguan bahasa sebesar 80%, dan gangguan orientasi sebesar 45%, sedangkan pada stroke hemoragik didapatkan gangguan visuospatial sebesar 10%, gangguan penamaan sebesar 5%, gangguan memori sebesar 10%, gangguan atensi sebesar 10%, gangguan abstraksi sebesar 10%, gangguan bahasa sebesar 5%, dan gangguan orientasi sebesar 5%.

(65)

ABSTRACT

Stroke is the mainly etiology of disability. The most common disability is cognitive impairment. Therefore, this research aims to describe the most often cognitive impairment due to post-stroke medical history at RSUP H. Adam Malik Medan.This research is a descriptive study with direct interview to the post-stroke patients at Instalasi Rehabilitasi Medik and Instalasi Rawat Jalan Departemen Neurologi in November 2015 and obtained 20 people consist of 18 with ischemic stroke and 2 with hemorrhagic stroke. The results show that the majority of patients who had cognitive impairment was male with 65%, mostly was undergraduated students with 60%. In ischemic stroke, mostly had visuospatial impairment was 60%, naming impairment was 35%, memory impairment 90%, attention impairment was 85%, abstract impairment was 70%, comprehensive impairment was 80%, and orientation impairment was 45%, and with hemorrhagic stroke mostly with visuospatial impairment was 10%, naming impairment was 5%, memory impairment 10%, attention impairment was 10%, abstract impairment was 10%, comprehensive impairment was 5%, and orientation impairment was 5%

(66)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat pada waktunya.

Proposal penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul ” Gambaran Gangguan Fungsi Kognitif pada Pasien Pasca Stroke di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2015” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian karya tulis hasil penelitian ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Yuneldi Anwar, Sp.S(K), selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. dr. Zuhrial Zubir, Sp.PD, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.

3. dr. Rusdiana, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh pihak RSUP H. Adam Malik Medanyang telah membantu penulis saat melakukan penelitian.

(67)

7. Pihak-pihak lain yang ikut mendukung proses penulisan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya.Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat menyempurnakan proposal penelitian ini.

Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan.Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 07 Juli 2015

(68)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ...iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Singkatan ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Bagi Tenaga Kesehatan ... 3

1.4.2. Bagi Peneliti ... 3

1.4.3. Bagi Masyarakat ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Stroke ... 4

2.1.1. Defenisi stroke ... 4

2.1.2. Klasifikasi stroke ... 4

2.1.3. Faktor risiko stroke ... 5

2.1.4. Patofisiologi stroke ... 6

2.1.5. Manifestasi klinis stroke ... 7

2.1.6. Diagnosa stroke ... 7

2.1.7. Prognosis ... 9

(69)

2.2.1. Defenisi gangguan fungsi kognitif ... 9

2.2.2. Jenis-jenis gangguan fungsi kognitif ... 9

2.2.3. Manifestasi klinis ... 11

2.2.4. Diagnosa ... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 12

3.1. Kerangka konsep penelitian ... 12

3.2. Defenisi operasional ... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16

4.1. Jenis Penelitian ... 16

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 16

4.2.1. Waktu Penelitian ... 16

4.2.2. Lokasi Penelitian ... 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

4.3.1. Populasi Penelitian ... 16

4.3.2. Sampel Penelitian ... 17

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 18

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 18

4.5.1. Pengolahan Data ... 18

4.5.2. Analisa Data ... 18

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ...19

5.1. Hasil Penelitian ...19

5.2. Pembahasan ...30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ...33

6.1. Kesimpulan ...33

6.2. Saran ...34

(70)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin ...20 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan tipe stroke ...20 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan ...20 Tabel 5.4 Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin (MoCA) 21 Tabel 5.5 Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin (MMSE) 21 Tabel 5.6 Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan

(MoCA) ...22 Tabel 5.7 Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan

(MMSE) ...22 Tabel 5.8 Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tipe Stroke (MoCA)...23 Tabel 5.9 Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tipe Stroke (MMSE) ....23 Tabel 5.10 Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif dengan Tipe Stroke ....25 Tabel 5.11 Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif dengan Jenis Kelamin 27 Tabel 5.12 Tabulasi Silang Gambaran Fungsi Kognitif dengan Tingkat

(71)

DAFTAR GAMBAR

(72)

DAFTAR SINGKATAN

CDC Centers for Disease Control and Prevention

CT Computed Tomography

DNA Deoxyribonucleic acid

iNOS inducible Nitric Oxide Synthase

MMSE Mini-Mental State Examination

MoCA Montreal Cognitive Assessment

MRI Magnetic Resonance Imaging

NINDS National Institute Neurological Disorders and Stroke

PARP Poly(ADP-Ribose) Polymerase

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar RSUP Rumah Sakit Umum Pusat

SPSS Statistical Product and Service Solution

T.I.A Transient Ischemic Attack

(73)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2. Lembar Penjelasan Lampiran 3. Lembar Persetujuan

Lampiran 4. Montreal Cognitive Assesment

Lampiran 5. Mini Mental State Examination

Lampiran 6. Data Induk

Lampiran 7. Hasil Output SPSS

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Lampiran 9. Surat Komisi Etik

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.5. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Jenis Kelamin (MMSE)
Tabel 5.6. Tabulasi Silang Gangguan Kognitif dengan Tingkat Pendidikan (MoCA)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Christensen dkk (2002) yang menyatakan bahwa tekanan darah pada stroke hemoragik lebih tinggi daripada stroke iskemik,

Pada penelitian sebelumnya stroke iskemik akut terhadap gangguan fungsi kognitif yaitu terjadi penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik.. Tujuan: Penelitian ini

Pada penelitian sebelumnya stroke iskemik akut terhadap gangguan fungsi kognitif yaitu terjadi penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik. Tujuan: Penelitian ini

LESI HEMISFER KIRI BAGIAN ANTERIOR SEBAGAI PREDIKTOR.. GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF GLOBAL PASCA

pemeriksaan fungsi kognitif pasien pasca stroke menunjukan bahwa distribusi frekuensi fungsi kognitif pada pasien pasca stroke sebagian besar mengalami gangguan

Penurunan fungsi kognitif banyak ditemukan pada pasien laki-laki, usia 60 tahun ke atas, jenjang pendidikan rendah, stroke iskemik, lesi hemisfer kiri, dengan riwayat

Gangguan sistem saraf merupakan gangguan pada struktural, biokomia, sum-sum tulang belakang atau saraf lainnya yang mengakibatkan berbagai gejala.Efek yang ditimbulkan bisa

Pemahaman aspek imunologi peran homosistein dalam terjadinya gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik tersebut dapat memberikan celah kemungkinan intervensi