HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan Oleh : Ade Putri Mustikawati
J 50012 0028
FAKULTAS KEDOKTERAN
5
HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI
Ade Putri Mustikawati1, Ani Rusnani Fibriani2, Nining Lestari2, 2016
ABSTRAK
Latar Belakang: Stroke iskemik adalah gangguan fungsi otak yang timbul secara mendadak dan disebabkan sumbatan pada pembuluh darah (thromboembolic), mengakibatkan daerah di bawah sumbatan mengalami iskemik. Gejala paling umum dari stroke yaitu kelemahan mendadak salah satu sisi tubuh pada wajah, lengan, dan kaki. Gejala lainnya berupa gangguan fungsi kognitif. Pada penelitian sebelumnya stroke iskemik akut terhadap gangguan fungsi kognitif yaitu terjadi penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stroke iskemik dengan gangguan fungsi kognitif.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah metode observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien stroke poliklinik saraf RSUD Dr. Moewardi dan untuk kontrol diambil dari pasien yang masuk RSUD Dr. Moewardi melalui poliklinik saraf dan didiagnosis bukan stroke. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan diagnosis berdasarkan CT-scan sebagai stroke iskemik. Besar sampel 56 pasien dengan perbandingan kasus dan kontrol. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan Chi-Square dengan menggunakan program SPSS versi 21.0 for windows.
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik stroke iskemik dengan gangguan fungsi kognitif. Responden pada kelompok kasus fungsi kognitif termasuk kategori normal sebesar 25 responden (44,6%), sedangkan gangguan fungsi kognitif sebanyak 31 responden (55,4%). Sedangkan dari 56 responden kelompok kontrol, yang mengalami penurunan gangguan fungsi kognitif sebesar 2 responden. Hasil uji hipotesis Chi-square didapatkan
significancy 0,000 dimana p < 0,05.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara stroke iskemik dengan gangguan fungsi kognitif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang signifikan secara statistik.
Kata kunci: Stroke iskemik, gangguan fungsi kognitif
THE RELATIONSHIP BETWEEN ISCHEMIC STROKE COGNITIVE DYSFUNCTION IN DR. MOEWARDI HOSPITAL
Ade Putri Mustikawati1, Ani Rusnani Fibriani2, Nining Lestari2, 2015
ABSTRAK
Background: Ischemic stroke is a disorder of brain function that occur suddenly and caused a blockage in the blood vessel (thromboembolic), resulting in area under experienced ischemic blockage. The most common symptoms of a stroke is sudden weakness of one side of the body on the face, arms, and legs. Other symptoms such as impaired cognitive function. In previous studies of acute ischemic stroke to impaired cognitive function, namely a decline in cognitive function in patients with ischemic stroke .
Objective: This study aims to determine the relationship between ischemic stroke with impaired cognitive function.
Methods: The design study is observational method with cross sectional study design. The population in this study were stroke patients neurological polyclinic Hospital Dr. Moewardi and for controls taken from patients admitted Dr. Moewardi Hospital through the clinic diagnosed nerve and not a stroke. The sample in this study were all patients with a diagnosis based on CT - scan as ischemic stroke. Large samples of 56 patients with a comparison of cases and controls. The sampling technique is purposive sampling. Data were analyzed using
Chi-square using SPSS version 21.0 for Windows.
Result: There is a statistically significant relationship ischemic stroke with impaired cognitive function. Respondents in the case group included the category of normal cognitive function by 25 respondents (44.6 %), whereas impaired cognitive function as much as 31 respondents (55.4 %). While the control group of 56 respondents, which decreased cognitive impairment by 2 respondents. The results of Chi-square test of hypothesis obtained significancy 0.000 where p < 0.05.
Conclusion: There is a relationship between ischemic stroke with impaired cognitive function in Dr. Moewardi Hospital of Surakarta statistically significant.
Key words: ischemic stroke , impaired cognitive function
PENDAHULUAN
Stroke adalah gangguan fungsi otak yang timbul secara mendadak, biasanya
berlangsung selama 24 jam atau lebih (Junaidi I, 2011). Penyakit ini disebabkan
oleh keadaan iskemik atau proses hemoragik yang seringkali diawali oleh adanya
lesi pada pembuluh darah arteri. Stroke dibagi menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan
hemoragik, stroke iskemik lebih sering terjadi daripada stroke hemoragik
(Goldszmidt & Caplan, 2013).
Stroke iskemik disebabkan sumbatan pada pembuluh darah
(thromboembolic), mengakibatkan daerah di bawah sumbatan mengalami
iskemik. Hal ini sangat berbeda dengan stroke hemoragik yang terjadi akibat
adanya mycroaneurisme yang pecah (Dinata CA et al, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO) 2015, penyakit stroke
merupakan penyebab kedua kematian di dunia. Data South East Asian Medical
Information Centre (SEAMIC) menunjukkan bahwa angka kematian stroke
terbesar terjadi di Indonesia, kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina,
Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand (Basjirrudin, 2008). Dari 1000
penduduk Indonesia, 8 orang diantaranya terkena stroke dan 7 orang meninggal
(Departemen Kesehatan, 2011). Prevalensi stroke tertinggi adalah pada tahun
2013 di provinsi Sulawesi Selatan (17,9%) dan terendah di provinsi Riau (5,2%)
(Riset Kesehatan Dasar, 2013).
Gejala paling umum dari stroke yaitu kelemahan mendadak salah satu sisi
tubuh pada wajah, lengan, dan kaki. Gejala lainnya berupa gangguan fungsi
kognitif (WHO, 2014). Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memahami
peristiwa yang terjadi sehari-hari dan kemampuan membuat keputusan serta
beradaptasi dengan lingkungan (Yoo Chanuk et al, 2015). Gangguan fungsi
kognitif menunjukkan ketidakmampuan untuk mengambil keputusan, gangguan
memori dan penilaian, disorientasi, gangguan persepsi serta kesulitan dalam
berpikir (Brunner, 2001).
Penderita stroke iskemik memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami
gangguan kognitif (Stebbins, 2008). Hal ini disebabkan rupturnya plak arteri yang
Penurunan aliran darah otak yang berlangsung lama mengakibatkan gangguan
kognitif pada penderita karena rusaknya jaringan otak (Setyopranoto I, 2011).
Pengukuran fungsi kognitif pada penderita stroke iskemik dapat dinilai
berdasarkan skoring yang sudah ditentukan. Penilaian ini dilakukan dengan
menggunakan Mini-Mental State Examination (MMSE). MMSE terdiri dari
kemampuan orientasi, registrasi, atensi, kalkulasi, ingatan, serta bahasa ( Markam,
2012 ).
Pada penelitian sebelumnya tahun 2000 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
tentang stroke iskemik akut terhadap gangguan fungsi kognitif menggunakan
desain kohort prospektif, didapatkan hasil yaitu terjadi penurunan fungsi kognitif
pada pasien stroke iskemik.
Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Gangguan Fungsi Kognitif di
RSUD Dr. Moewardi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stroke iskemik
dengan gangguan fungsi kognitif dan melihat faktor faktor lain dari stroke
iskemik yang dapat menimbulkan gangguan fungsi kognitif.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian observasional analitik,
Penelitian ini menggunakan penggunaan cross sectional adalah suatu rancangan
penelitian dibidang kedokteran dan kesehatan yang sering digunakan karena
secara metodologi paling mudah dilakukan. Penelitian ini dilakukan di poliklinik
saraf RSUD dr. Moewardi pada bulan Desember 2015- Januari 2016. Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien stroke di bagian poliklinik saraf di RSUD Dr.
Moewardi dan untuk kontrol diambil dari pasien yang masuk RSUD Dr.
Moewardi melalui poliklinik saraf dan didiagnosis bukan stroke. Sampel pada
penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis berdasarkan CT-scan sebagai stroke
iskemik. Kontrol dilakukan dengan cara anamnesis dan gejala klinis yang tidak
mengalami stroke. Perbandingan kasus dan kontrol 1:1 (Murti,2003).
9
stroke ditegakkan dengan temuan klinis dan CT-scan (Harsono,2009). Menilai
adanya penurunan fungsi kognitif menggunakan Mini-Mental State Examination
(MMSE) (Saryono,2010). MMSE memberikan penilaian kuantitatif kerusakan
kognitif ( Robert Teasell et al, 2014). Skala variabel : ordinal ditransformasikan
menjadi dikotomi dengan batasan penurunan fungsi kognitif ≤26 dan normal bila
nilai MMSE ≥26 (Setyopranoto et al, 2000). Analisis data menggunakan uji
statistik regresi logistik seluruh data yang diperoleh akan diolah dengan
menggunakan SPSS versi 22.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di poliklinik saraf RSUD dr. Moewardi pada bulan
Desember 2015– Januari 2016. Pendekatan penelitian ini menggunakan
case-control, yaitu membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol. Sampel
penelitian sebanyak 112, yang terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok kasus
adalah penderita stroke iskemik 56 responden, sedangkan kelompok control
adalah penderita yang tidak mengalami stroke iskemik 56 responden. Hasil
penelitian ini mengenai karakteristik responden di deskripsikan pada tabel berikut,
1. Umur
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur
Umur Kasus Kontrol Total
N % N % N %
< 45 tahun 46 – 55 tahun 56 – 65 tahun > 66 tahun
1 20 31 4 1,8 35,7 55,4 7,1 1 21 30 4 1,8 37,5 53,6 7,1 2 41 61 8 1,78 36,61 54,46 1,14
Total 56 100,0 56 100,0 112 100.0
Responden pada kelompok kasus yang berumur kurang dari 45 tahun 1
responden (1,8%), umur antara 46 sampai 55 tahun terdapat 20 responden
(35,7%), umur antara 56 sampai 65 tahun sebanyak 31 responden (55,4%),
dan umur lebih dari 66 tahun sebesar 4 responden (7,1%). Sedangkan
umur antara 46 sampai 55 tahun terdapat 21 responden (37,5%), umur antara
56 sampai 65 tahun sebanyak 30 responden (53,6%), dan umur lebih dari 66
tahun sebesar 4 responden (7,1%).
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Kasus Kontrol Total
N % N % N %
Laki-laki Perempuan 32 24 57,1 42,9 32 24 57,1 42,9 64 48 57,14 42,86
Total 56 100,0 56 100,0 112 100.0
Responden yang berjenis kelamin pada kelompok kasus laki-laki 32
responden (57,1%) dan perempuan 24 responden 42,9%). Sedangkan jenis
kelamin pada kelompok kontrol laki-laki 32 responden (57,1%) dan
perempuan 24 responden (42,9%).
3. Pendidikan
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Kasus Kontrol Total
N % N % N %
SD SLTP SLTA PT 27 17 11 1 48,2 30,4 19,6 1,8 21 22 12 1 37,5 39,3 21,4 1,8 48 39 22 2 42,86 34,82 19,64 1,78
Total 56 100,0 6 100,0 112 100.0
Responden pada kelompok kasus dengan pendidikan SD sebanyak 27
responden (48,2%), pendidikan SLTP 17 responden (30,4%), pendidikan
SLTA 11 responden (19,6%) dan pendidikan perguruan tinggi hanya 1
responden (1,8%). Sedangkan pada kelompok kontrol dengan pendidikan SD
sebanyak 21 responden (37,5%), pendidikan SLTP 22 responden (39,3%),
pendidikan SLTA 12 responden (21,4%) dan pendidikan perguruan tinggi
11
4. Gangguan Fungsi Kognitif dengan Dislipidemia, Hipertensi dan DM
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Kognitif
Fungsi Kognitif Kasus Kontrol Total
N % N % N %
Normal Gangguan 4 0 66,7 0 0 2 0 33,3 4 2 66,7 33,3
Total 4 66,7 2 33,3 112 100.0
Responden pada kelompok kasus yang mengalami fungsi kognitif
termasuk kategori normal sebesar 25 responden (44,6%) dan gangguan fungsi
kognitif sebanyak 31 responden (55,44%). Sedangkan pada kelompok kontrol
fungsi kognitif termasuk kategori normal sebanyak 54 responden (96,4%) dan
hanya 2 responden (3,5%) mengalami gangguan fungsi kognitif.
5. Gangguan Fungsi Kognitif Tanpa Penyakit Penyerta
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Kognitif Tanpa Penyakit
Penyerta
Fungsi Kognitif Kasus Kontrol Total
N % N % N %
Normal Gangguan 25 31 44,6 55,4 54 2 96,4 3,6 79 33 73,5 29,5
Total 56 100,0 56 100,0 112 100.0
Responden pada kelompok kasus yang mengalami gangguan fungsi
kognitif sebesar 4 responden (66,7%) dan kelompok kontrol tanpa gangguan
fungsi kognitif 2 responden (33,3%).
Analisis Statistik Bivariat
Penelitian ini menggunakan analisis bivariat yaitu untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen (stroke iskemik) terhadap variabel dependen
Tabel 4.6. Distribusi Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Gangguan Fungsi Kognitif Gangguan Fungsi Kognitif Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
Total P χ2 OR
N % N % N % (95% CI)
Normal Penurunan 25 31 44,6 55,4 54 2 96,4 3,6 79 33 75,9 24,1
0,000 36,130 0,030 (0,007‐ 0,135)
Total 56 100 56 100 112
Berdasarkan tabulasi data menunjukkan responden pada kelompok kasus
fungsi kognitif termasuk kategori normal sebesar 25 responden (44,6%),
sedangkan gangguan fungsi kognitif sebanyak 31 responden (55,4%). Sedangkan
dari 56 responden kelompok kontrol, yang mengalami penurunan gangguan fungsi
kognitif sebesar 2 responden.Penderita stroke iskemik memiliki risiko mengalami
gangguan fungsi kognitif 0,4 kalilebih tinggi daripada kelompok kontrol (OR,
CI95% = 0,030 (0,007-0,135; p = 0,000). Nilai p ini bermakna pada taraf
kepercayaan 95%, Odds Ratio dinyatakan signifikan atau bermakna yang berarti
dapat mewakili keseluruhan populasi.
Tabel 4.6. Distribusi Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Gangguan
Fungsi Kognitif Tanpa Penyakit Penyerta
Gangguan Fungsi Kognitif Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
Total P χ2
N % N % N %
Normal Penurunan 0 4 0 66,7 2 0 33,3 0 2 4 33,3 66,7
0,014 6.000
Total 4 66,7 2 33,3 6
Berdasarkan tabulasi data menunjukkan responden pada kelompok kasus
fungsi kognitif yang mengalami penurunan sebesar 4 responden (66,7%),
sedangkan kelompok kontrol yang tidak mengalami penurunan gangguan fungsi
kognitif sebesar 2 responden (33,3%). Nilai p value 0,014 bermakna pada taraf
kepercayaan 95%, dinyatakan signifikan atau bermakna yang berarti dapat
13
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2016-
Januari 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 56 orang pasien stroke iskemik dan
56 pasien non stroke iskemik diperoleh data mengenai frekuensi distribusi sampel
berdasarkan umur, jenis kelamin dan gangguan fungsi kognitif di RSUD dr.
Moewardi.
Pada tabel 4.1. dapat diketahui bahwa dari 58 sampel yang ada di dapatkan
penderita stroke iskemik terbanyak pada kelompok usia antara 56 tahun sampai
65 tahun sebanyak 31 responden (55,4%). Hal ini menunjukkan bahwa resiko
terjadinya stroke iskemik semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Semakin bertambahnya usia, elastisitas dinding pembuluh darah semakin
berkurang sehingga pembuluh darah menjadi kaku dan mempercepat terbentuknya
aterosklerosis yang pada akhirnya mengganggu suplai darah ke jaringan yang
dituju (Harsono, 2007).
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 124 sampel yang ada didapatkan
jumlah seluruh penderita stroke iskemik yang berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 32 responden (57,1) lebih banyak dari yang berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 24 responden (42,9%).
Karakteristik pendidikan responden dalam penelitian paling berpendidikan SD
yaitu 27 responden (48,2%). Hal ini menunjukkan bahwa usia dan tingkat
pendidikan berpengaruh pada nilai tes MMSE. Tingkat pendidikan terakhir
memiliki efek pada usia, status kesehatan dan tingkat depresi. Pendidikan rendah
pada orang tua akanlebih mudha mengalami depresi dan jatuh pada kondisi
kesehatan yang buruk. Sehingga pendidikan berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan yang rendah (Aminah dalam Ratnasari, 2014).
Hasil penelitian tentang gangguan fungsi kognitif pada responden di RSUD
Dr. Moewardi diketahui 31 responden mengalami gangguan fungsi kognitif.
Gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke juga dipengaruhi lokasi lesi dan
onset terjadinya stroke. Gangguan pada fungsi kognitif dapat mengakibatkan
dikatakan kualitas hidup penderitanya akan menurun. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Firmansyah (2007), 50-75% penderita stroke mengalami gangguan
kognitif dan prevalensi menjadi demensia 3 bulan pasca stroke berkisar antara
23,5-61%. Kondisi medis yang menyertai stroke seperti hipertensi, penyakit
jantung, DM serta kondisi depresi juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif.
Mengemukakan bahwa penurunan skor terjadi seiring bertambahnya usia dan
tingkat pendidikan rendah (O’Byrant et al, 2008).
Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa stroke iskemik dengan
gangguan fungsi kognitif di RSUD Dr. Moewardi (p = 0,000). Dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa responden kelompok kasus yang mengalami gangguan
fungsi kognitif sebanyak 31 responden (55,4%), sedangkan gangguan fungsi
kognitif termasuk kategori normal sebesar 25 responden (44,6%). Hal ini
disebabkan oleh berbagai kondisi yang dapat meningkatkan risiko stroke iskemik
seperti hipertensi, riwayat diabetes melitus yang diperberat oleh kurangnya
kesadaran untuk melakukan pola hidup yang sehat serta pemeriksaan kesehatan
secara teratur.Gangguan pada fungsi kognitif dapat mengakibatkan gangguan
psikososial apabila tidak ditangani dengan baik, sehingga dapat dikatakan
kualitas hidup penderitanya akan menurun (Kemenkes, 2010).
Gejala paling umum dari stroke yaitu kelemahan mendadak salah satu sisi
tubuh pada wajah,lengan, dan kaki. Gejala lainnya berupa gangguan fungsi
kognitif (WHO, 2014). Gangguan fungsi kognitif menunjukkan ketidakmampuan
untuk mengambil keputusan, gangguan memori dan penilaian, disorientasi,
gangguan persepsi serta kesulitan dalam berpikir (Brunner, 2001).
Hasil penelitian ini menunjukkan pasien stroke iskemik memiliki risiko
mengalami gangguan fungsi kognitif sebesar 0,030 kali daripada pasien non
stroke iskemik (OR = 0,030, CI 95%= 0,007-0,135; p = 0,000). Hal ini sesuai
dengan penelitian Sri Rahayu (2014) ada hubungan antara frekuensi stroke dengan
fungsi kognitif pasien stroke.Serangan stroke berulang akan meningkatkan risiko
15
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stroke iskemik dengan gangguan
fungsi kognitif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta(p = 0,000) dengan OR2,338
kali (95% CI : 0.010 – 0,207).
Saran
1. Ilmu Pengetahuan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi
ilmu pengetahuan tentang stroke iskemik, fungsi kognitif, dan sebagai dasar
teori untuk penelitian selanjutnya.
2. Tenaga Kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masuka dengan diketahuinya
nilai fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik dan jika terbukti terdapat
penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik maka rencana terapi,
rehabilitasi dan prognosis dapat ditentukan untuk mencegah kemunduran
kognitif lebih lanjut dan kualitas hidup pasien dapat lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Aminah S.O., Normah., Ponnusamy S. 2008. Factors influencing cognitive
impairment among stroke patients. Simposium Sains Kesehatan
Kebangsaan ke 7
Arief M. 2008.,Pengantar metodologi penelitian untuk ilmu kesehatan. Surakarta: UNS press
Baehr Mathias., Michael Frotscher. 2010. Diagnosis topik neurologi duus: anatomi,fisiologi,tanda,gejala. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp 411
Basjiruddin A., darwin Amir (ed.). 2008. Buku ajar ilmu penyakit saraf (neurologi) edisi 1. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Bethesda Stroke Center., 2006. Faktor risiko stroke terkini
Brunner dan Suddarth. 2001.,Keperawatan medikal bedah edisi 8 volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Christopher Goetz. 2007. Texbook of clinical neurology. 3rd Edition. Philadelphia: Elsevier’s Health Sciences Right Department.p 102
Danovska M., Boyko S., Margarita A., Dora P., 2012. Post-Stroke cognitive impairment – phenomenology and prognostic factors.Journal of IMAB. Volume 18, book 3. p290
Dinas Kesehatan Nasional., 8 dari 1000 orang terkena stroke. 2011. Available Fromhttp://www.depkes.go.id/article/view/1703/8-dari-1000-orang-di indonesia-terkena-stroke.html. (di askes pada 19 Juli 2015)
Dinata, C.A., Safrita, S., 2013. Gambaran faktor risiko dan tipe stroke pada pasien rawat inap di bagian penyakit dalam rsud kabupaten solok selatan periode 1 Januari 2010-31 Juni 2012, Jurnal Kesehatan Andalas
Fuller, G., 2006. Paduan praktis pemeriksaan neurologis. Jakarta : EGC.
Furie L Karen., Scott E. Kasner., Vice Chair., Robert J. Adams. 2011. Guidelines for the prevention of stroke in patients withstroke or transient ischemic attack. AHA/ASA guideline. pp 228
Ginsberg, L., 2007. Lecture Notes : Neurologi. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Erlangga
Gnonlonfoun D., Paul Macaire., Lansana Laho., Constant A., Isaac A., Gerard G., Octave H., Dismand H., Gilbert D. 2014. Post-Stroke cognitive disorders and associated factors in french speaking west africa, benin case.
Neuroscience & Medicine, 5. p 37
Gofir A., 2009. Klasifikasi Stroke, Dalam : Manajemen stroke. Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press. p 45
Goldstein B Larry., Cheryl D. Bushnell et al. 2011.Guidelines for the primary
prevention of strokea guideline for healthcare professionals from the
american heartassociation/american stroke association. AHA Stroke.
pp518-520
17
Harsono., 2009. Kapita selekta neurologi. Cetakan ketujuh. Yogyakarta: Dadjah Mada University Press
Herlina., 2010. Pengaruh triterpen total pegangan ( centell asiatica (l) urban ) terhadap fungsi kognitif belajar dan mengingat pada mencit jantan albino ( mus musculus ). JPS edisi khusus (C) Vol 10: pp 20-24
Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke waspadai ancamannya. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Kaithoju S., 2014. Ischemic Stroke: Risk stratification, warfarin treatment and outcame measures. Journal of Neurological Disorders & Stroke 2(5). pp:1090
Kumar V., Cotran RS., Robbins SL. Buku ajar patologi. 7nd ed, Vol. 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007
Lamsudin R., 2000. Algoritma strokeGadjah Mada. Penyusunan dan validasi untuk membedakan stroke iskemik akut atau stroke infak. Yogyakarta : Medika
Lumbantobing, SM. 2004. Stroke, Dalam : Neurogeriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Mardjono, M,. Dan Shidarta, P.2010. Mekanisme gangguan vaskular susunan saraf, dalam : neurologi klinis dasar. Jakarta : Dian Rakyat.pp 273-274 Markam S., 2009. Penuntun neurologi. Tangerang: Binarupa Aksara.
Murti Bhisma., 2003. Prinsip dan metode riset epidemiologi. Edisi Kedua, Jilid Pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Narushima Kenji., Keen-Loong Chan., James T.Kosier., Robert G. Robinson. 2003. Does cognitive recovery after treatment of poststroke depression last a 2-year follow-up of cognitive function associated with poststroke depression. Am J Psychiatry.pp 1157-1162
Pendlebury Sarah T., Jose Mariz., Linda Bull.,Ziyah Mehta., Peter M. Rothwell. 2012. MoCA, ACE-R, and MMSE versus the national institute ofneurological disorders and stroke–canadian strokenetwork vascular cognitive impairment harmonizationstandards neuropsychological battery
after tia and stroke. AHA Stroke.pp 565-467
PERDOSSI., 2007. Pedoman penatalaksanaan stroke. Himpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI)
Price, S.A, Wilson, L.M., 2006. Patofisiologikonsepklinis proses-proses penyakit volume 2. 6th ed. Jakarta : EGC.
Riskesdas., 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Kementrian kesehatan RI
Robert Teasell MD., Norhayati Hussein MBBS MrehabMed. 2014. Rehabilitation of cognitive impairment post stroke. Stroke Rehabilitation Clinician Handbook. p 5
Sabayan B., Peter van Vliet., Wouter de Ruijter., Jacobijn Gussekloo., Anton J., Rudi G.J., Westendorp. 2013. High blood pressure, physical and cognitive function, andrisk of stroke in the oldest old. DOI:
Sacco Ralph., Co-Chair., Scott E. Kasner., Joseph P. Broderick., Louis R. Caplan.
2013. An updated defiition of stroke for the 21st Century.AHA/ASA Expert
Consensus Document. pp:2065
Sastroasmoro., Sudigdo dan Ismail., Sofyan. 2011. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto
Schaapsmeerders Pauline., Noortje A.M. Maaijwee., et al. 2013. Long-term
cognitive impairment after first-ever ischemicstroke in young adults. AHA
Stroke.pp 1625-1626
Setyopranoto, Ismail., 2012. Oedem otak pada pasien stroke iskemik akut. Yogyakarta : Balai Penerbit FKUGM
___________, ______., 2011. Stroke: Gejala dan penatalaksanaan. CDK 185 Vol 38 no.4. pp 247
Shidarta P., 2008. Neurologi klinis dalam praktek umum. Jakarta: Dian Rakyat
Smith W S., English J.D., Johnston S.C., 2010. Cerebrovascular diseases, in:
neurology in clinical medicine. USA: Mcgraw-Hill pp: 246
Stebbins Glenn T., David L., Nyenhuis., et al. 2008. Gray matter atrophy in
patients with ischemic strokewith cognitive impairment. AHA Journal
Stroke.pp 786-787
Suroto. 2008., Gangguan pembuluh darah otak, dalam buku ajar ilmu penyakit
saraf.BEM Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Press. Pp 87-94
Utomo A., 2003. Perbedaan angka kejadian demensia antara stroke lesi hemisfer
kiri & kanan.Surakarta, Universitas Sebelas Maret.Skripsi
Walter N. Kernan., Chair., Bruce Ovbiageleet al. 2015. Guidelines for the prevention of stroke in patients withstroke and transient ischemic attacka guideline for healthcare professionals from the american heartassociation/american stroke association. AHA/ASA GUDELINE. DOI: 10.1161/STR.0000000000000024. p2
WHO., STEPwise approach to stroke
surveillance.2015.http://www.who.int/chp/steps/stroke/en/. (diaskes pada 21 September 2015)
_____., Stroke Cerebrovascular Accident. 2014. http://www.who.int/topics /accident. (diaskes pada 19 Juli 2015)