LAMPIRAN 1
KUESIONER
PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN KEAHLIAN MANAJERIAL TERHADAP KEBERHASILAN USAHA DISTRO DI KAWASAN
Jl. Dr. MANSYUR MEDAN
Kami menginginkan pendapatan daterhadap Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Keahlian Manajerial terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian Distro di kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan
PETUNJUK PENGISIAN
1. Identitas Responden
Nama Usaha :
Nama Pemilik :
Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
Umur : a. 16-20 b. 21-25 c. 26-30
Lama Usaha :
2. Isilah kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda, dengan tanda (√)
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
A. Kecerdasan Emosi (X1)
NO PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Saya mampu menghargai diri sendiri
2 Saya dapat Berfikir jernih dalam keadaan tertekan
3 Saya memiliki Perasaan akan sukses lebih dominan dari pada takut gagal
4 Saya Percaya diri dalam menggeluarkan gagasan baru 5 Saya memiliki Kemampuan memahami pekerja 6 Saya bisa menjadi pendengar yang baik
7 Saya dapat menghargai kemajuan pekerja
8 Saya dengan mudah dapat menjalin hubungan dengan orang lain
9 Saya mampu menghubungkan pengalaman dan kondisi secara objektif
10 Saya mampu menyesuaikan diri dengan konsumen 11 Saya Mampu menghadapi perubahan
12 Saya Mampu beradaptasi dengan pekerja dan konsumen 13 Saya Peduli terhadap pelanggan
B. KeahlianManajerial (X2)
NO PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Saya Mampu menetapkan visi dan misi usaha
2 Mampu menetapkan dan mengidentifikasi masalah
3 Mampu merancang strategi penjualan
4 Mampu bekerjasama dengan pekerja
5 Saya mapu menerapkan kriteria prosedur operasional standar
6 Saya mampu memonitor aktivitas usaha distro
C. Keberhasilan Usaha (Y)
NO PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Produksi usaha saya meningkat
2 Keuntungan usaha saya bertambah
3 Perputaran dana usaha saya lebih cepat
4 Jumlah karyawan usaha saya bertambah
LAMPIRAN 2
TABEL JAWABAN 30 RESPODEN PENGUSAHA DISTRO KAWASAN JL.DR MANSYUR KOTA MEDAN
Sampel
X1 X2 Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5
1 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3
2 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5
6 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
7 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5
8 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5
9 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
10 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
11 5 4 5 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3
14 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
16 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
17 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5
18 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5
19 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5
20 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
21 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
22 5 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
23 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5
24 4 4 5 3 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5
25 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5
26 5 4 5 3 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
27 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
28 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
29 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5
LAMPIRAN 3
HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
Scale Mean
a1 103,6333 58,309 ,317 ,924
a2 103,8667 57,982 ,320 ,924
a3 103,5667 58,116 ,412 ,922
a4 104,5333 57,154 ,484 ,921
a5 103,5333 57,637 ,423 ,922
a6 103,5667 57,013 ,568 ,920
a7 104,1000 58,714 ,369 ,923
a8 104,0667 54,271 ,641 ,918
a9 104,0667 55,651 ,547 ,920
a10 103,9000 57,403 ,441 ,922
a11 103,4333 57,151 ,543 ,920
a12 104,1667 55,937 ,524 ,921
a13 103,5333 55,499 ,699 ,917
b1 103,7667 56,806 ,491 ,921
b2 104,1000 54,921 ,722 ,917
b3 103,5000 54,879 ,710 ,917
b4 103,9000 56,921 ,445 ,922
b5 103,4000 55,214 ,865 ,915
b6 103,3333 56,782 ,727 ,918
c1 103,7000 57,666 ,446 ,922
c2 103,3667 58,585 ,389 ,922
c3 103,5000 55,638 ,701 ,917
c4 103,4000 55,076 ,887 ,915
c5 103,4333 53,633 ,822 ,914
Uji reabilitas
Cronbach's
Alpha N of Items
LAMPIRAN 4
HASIL REGRESI LINEAR BERGANDA UJI R2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,901a ,812 ,798 ,856 ,812 58,402 2 27 ,000
a. Predictors: (Constant), keahlian manajerial, kecerdasan emosi
UJI F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 85,584 2 42,792 58,402 ,000b
Residual 19,783 27 ,733
Total 105,367 29
a. Dependent Variable: keberhasilan usaha
LAMPIRAN 5
1 (Constant) 2,168 2,234 ,970 ,340 -2,415 6,750
kecerdasan
emosi ,089 ,066 ,191 1,358 ,186 -,046 ,225 ,788 ,253 ,113 ,351 2,852
keahlian
manajerial ,602 ,115 ,740 5,254 ,000 ,367 ,837 ,894 ,711 ,438 ,351 2,852
a. Dependent Variable: keberhasilan usaha NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,82593952
Most Extreme Differences Absolute ,175
Positive ,175
Negative -,100
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
As’ad, M. 2003.Psikologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Chandra, P. E. 2001. Menjadi Entrepreneur Sukses. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Cooper, R.K. dan Sawaf, A. 2000. Excecutive EQ: Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan Organisasi. Terjemahan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Drucker, P. F. 1985. Innovation and Entrepreneurship. New York: Harper & Row.
Goleman, D. 2009. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Griffin. 2003.Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Helmi, S. dan Lutfi, M. 2014. Analisa Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press
Hutagalung, R. B. dan Syahfrizal, H. S. 2008.Pengantar Kewirausahaan. Medan: USU Press
Kasmir. 2006.Kewirausahaan.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Kanz. R. 2003. Managing By Influence. Prentice. New Jersey: Hall :Inc
Lambing, P & Kuehl, C,R. 2000. Entrepreneurship 2nd Edition. New Jersey: PrenticeHall
Marzuki. 2005,Metodologi Riset, Yogyakarata: Penerbit Ekonisia.
Nursalam. 2009.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika
Nasution, A. H., Bustanul, A. R. dan Mokhamad, S. 2001. Membangun Spirit Enterpreneur Muda Indonesia. Suatu Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Jakarta: PT Elex Komputindo Kelompok Gramedia.
Pranantyo, T. 1985. Hubungan antara Kebutuhan Berprestasi dengan Prestasi Kerja Wiraniaga di PT Widyadara Cabang Yogyakarta dan Denpasar. Intisari Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta. Robbin, S. P. 2006. Perilaku Organisasi. (Alih Bahasa: Benyamin Molan).
Klaten: PT. Indek, Kelompok Gramedia
Siagian, Dergibson, dan Sugiarto. 2006. Metode Statistika: Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2002.Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta Suhadi. 1985. Wiraswasta Sampah Satu Alternatif Ekonomi Yang Perlu Dijajaki.
Yogyakarta: PT. Bina Ilmu.
Sulipan, 2007. Pengantar Kewirausahaan. Jakarta: Penerbit Alexmedia Komputindo
Suliyanto. 2006.Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Trenggono, H. 2011. Tiga Masalah Pokok Dunia Usaha Di Indonesia. Forum Bisnis IIBF, Jogjakarta
Jurnal:
Ifham dan helmi, 2002. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kewirausahaan pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi 2002, No, 2, 89-111. Universitas Gajah Mada
Kourilsky, M.L. dan W. B. Walstad. 1998. Entrepleneurship and female youth: knowledge, attitude, gender, differences, and educational practices. Journal of business venturing. Vol 13.
Ranto, B. 2007. Korelasi antara Motivasi, Knowledge of Entrepreneurship dan Independensi dan The Entrepreneur’s Performance pada Kawasan Industri Kecil.Jurnal Usahawan No. 10 Tahun XXXVI Oktober 2007.
Widhiandono dan Miftahuddin. 2011. Hubungan Kecerdasan Emosi Dan Latar Belakang Sosial pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Diakses dari download.portalgaruda.org/article
Skripsi :
Ranova. 2009.Analisis Faktor–Faktor Kewirausahaan Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Surbakti Gamestation dan 24 Hours Gamestation). Skripsi. Universitas Sumatera Utara
Dapsari, I. 2001. Perbedaan Kecerdasan Emosi pada Mahasiswa Eksakta dan Non Eksakta di UGM. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Malini, S. 2015. Hubungan Adversity Quotient Dengan Kepuasan Berwirausaha Pada Wirausaha Wanita. Skripsi. Diakses dari repository.usu.ac.id
Sumber lainnya:
BPS, 2015.Indonesia Dalam Angka. Diakses darihttp://www.bps.go.id/
Faozi. 2008. Membangkitkan Kewirausahaan. Diakses dari http://mmfaozi.com/ kewirausahaan-dan-kemakmuran/
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian studi kasus dengan eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional (X1), keahlian manajerial (X2) dan keberhasilan usaha (Y). pendekatan kauantitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data, dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, pertimbangan, rumus, dan kepastian data numerik.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan Jl. Dr.Masyur Kota Medan. Penelitian ini dilakukan di bulan Agustus 2016.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu membatasi masalah yang di bahas Dimana variabel yang dianalisis sebagai berikut:
1. Variable Independen (X) dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan keahlian manajerial.
3.4 Definisi Operasional
Tujuan utama pemberian definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Dalam penelitian ini defenisi operasional variabel adalah:
a. Kecerdasan emosional (Variabel X1)
Kecerdasan emosional adalah keahlian untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan. Berdasarkan Iskandar (2009), pengukuran indikator dalam mengukur kecerdasan emosi ialah terpenuhinya aspek-aspek berikut ini:
1. Intrapersonal merupakan keahlian untuk dapat menghargai dan menerima sifat dasar pribadi yang pada dasarnya baik.
2. Interpersonal mencakup empati, yaitu: merupakan keahlian memahami, mengerti, serta menghargai perasaan orang lain.
3. Penyesuaian diri mencakup pengujian realitas, yaitu: merupakan keahlian untuk menghubungkan antara pengalaman dan kondisi secara objektif. b. Keahlian Manajerial (Variabel X2)
1. Keahlian konseptual adalah keahlian yang mengalami kompleksitas organisasi dan penyesuian terhadap bidang gerak unit kerja masing-masing kedalam pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh.
2. Keahlian teknis ini akan bersinggungan dengan keahlian yang berhubungan dengan pengetahuan yang berupa penggunaan metode teknik dan peralatan yang digunakan dalam tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman pendidikan, pelatihan, ataupun yang didapat semasa memimpin dan menjalani usaha.
3. Keahlian hubungan manusiawi ialah keahlian yang berkenaan dengan keahlian manajer atau pemimpin dalam melakukan kerja sama dengan orang lain, keahlian dalam mengorganisasikan elemen–elemen bisnis, baik dalam lingkungan (internal) maupun diluar (eksternal) sebagai inti dari keahlian dari pimpinan dalam mengelola usaha.
c. Keberhasilan Usaha (Variabel Y)
Keahlian
Keberhasilan usaha adalah sebuah pencapaian dari perusahaan dalam mencapai target dan tujuan yang telah terencana dalam visi dan misi perusahaan yang tercermin dari berbagai aspek setelah tercapainya target dan tujuan dibangunnya perusahaan
Sumber: Iskandar (2009),Kanz(2003), dan Nasution (2001) 3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2002).
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-Ragu 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
3.6 Populasi dan Sampel
Populasi dan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha atau manajer usaha distro di kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan sebanyak 30 orang dari 30 unit usaha.
3.7 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik penambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodesensus, Dalam penelitian ini mempergunakan pengambilan sampel dengan teknik sensus. Teknik penentuan sampel sensus digunakan bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil, yaitu hanya 30 orang. Teknik ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002). Sampling Jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus.
3.8. Jenis Data Penelitian
dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005). Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian yaitu:
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, melalui kuisioner dan wawancara pada pengusaha atau manajer usaha distro di kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan informasi dari internet untuk mendukung penelitian ini.
3.9. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. 2. Wawancara
3. Studi dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.
3.10 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Instrumen yang valid berarti kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono, 2002).
a. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data variable yang diteliti secara tepat (Helmi dan Lutfi, 2015). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS versi 22.0 For Windows, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika rhitung> rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.
2) Jika rhitung< rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Instrumen atau alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel (Helmi dan Lutfi, 2015). Uji realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atu dapat diandalkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan programSPSS versi 22.00. butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika ralphapositif atau lebih besar dari rtabelmaka pertanyaan reliabel.
2) Jika ralphanegatif atau lebih kecil dari rtabelmaka pertanyaan tidak reliabel.
3.11. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnyatabulating untuk mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi. Tahap terakhir dilakukancleaningdanentry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.
Langkah analisis yang dilakukan adalah secara univariat masing-masing variabel, penelitian ini untuk menilai distribusi frekuensi dan presentasenya, hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel.
Regresi Linier Berganda merupaan model regresi yang digunakan untuk menyatakan pengaruh antara satu variable terikat dengan beberapa variable bebas. Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda dalam pengolahan data dan menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) IBM 22 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1+ b2X2+e
Keterangan:
Y = Keberhasilan Usaha Distro a = Koefisien Intersep
X1 = Kecerdasan Emosional
X2 = Keahlian Manajerial
b1 = Koefisien Regresi Kecerdasan Emosional
b2 = Koefisien Regresi Keahlian Manajerial
e =Standard error
3.11.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas
serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi (Helmi danLutfi, 2015).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Helmi dan Lutfi, 2015). Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah:
1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.11.3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Uji secara Parsial / Individual (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :
− H0: bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
− Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
− H0diterima jika–thitung< ttabelpada α = 5%
− Haditerima jika–thitung> ttabelpada α = 5%
b) Uji secara Simultan/ Serempak (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak) terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
− H0: b1=b2=b3=0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh
yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
− Ha : b1=b2=b3≠0, artinya secara serempak terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
− H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
− Ha diterima jika Fhitung> Ftabelpada α = 5%
c) PengujianGoodness of Fit(R2)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan
Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia. Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagai salah satu kota metropolitan, aktivitas perekonomian di Sumatera Utara banyak berpusat di kota Medan dan sudah tentu menimbulkan peluang-peluang untuk berwirausaha.
Usaha yang lagi trend di kalangan remaja atau mahasiswa adalah usaha distro. Usaha distro merupakan usaha yang menjual pakaian, kaos, sepatu, tas dan aksesoris lainnya yang dititipkan oleh pembuat [akaian atau diproduksi sendiri tentunya barangnya pun terbatas. Salah satu kawasan yang terkenal dengan usaha distro nya di Kota Medan adalah kawasan Jl.Dr. Mansyur. Daerah kawasan jalan Dr. Masyur merupakan salah satu kawasan yang ramai dengan berbagai usaha seperti distro, restoran, salon, laundry dan usaha lainnya. Apalagi daerah ini merupakan daerah yang dekat dengan kampus.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan uraian atas hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang menjelaskan mengenai karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan distribusi jawaban responden terhadap masing-masing variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini.
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)
Laki-laki 30 100%
Perempuan 0 0
Sumber: hasil data penelitian, 2016 (diolah)
Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada wanita atau dapat dikatakan bahwa pemilik semua distro yang jadi sampel adalah laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa pemilik dari usaha distro kawasan Dr.Masyur adalah laki laki.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Umur Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Umur
Rentang umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)
16-20 0 0
21-25 0 0
>30 30 100%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah dengan usia >30 tahun. Dengan demikian, dapat simpulkan bahwa pemilik usaha distro di kawasan Jl. Dr.masyur adalah laki-laki dengan usia diatas 30 tahun.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha
Lama usaha Jumlah Persentase (%)
1 tahun 0 0
>2 tahun 30 100%
Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas bahwa responden dalam penelitian ini memiliki usaha distro lebih dari 2 tahun. Dapat disimpulkan bahwa pengusaha distro sudah menjalankan usahanya lebih dari 2 tahun di kawasan Jl. Dr.Mansyur.
4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kecerdasan
Emosional, Keahlian Manajerial Dan Keberhasilan Usaha
Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Responden sudah diminta keterangan mengenai ketiga variabel, berikut ini merupakan
a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kecerdasan
Emosional
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Respoden Terhadap Variabel
Kecerdasan Emosional
Butir Frekuensi
SS % S % R % TS % STS %
1 19 64 10 33 1 3 0 0 0 0
2 13 44 15 50 2 6 0 0 0 0
3 20 67 10 33 0 0 0 0 0 0
4 19 63 10 33 1 3 0 0 0 0
5 22 73 7 23 1 3 0 0 0 0
6 20 66 10 33 0 0 0 0 0 0
7 4 14 24 80 2 6 0 0 0 0
8 10 33 15 50 5 17 0 0 0 0
9 9 30 17 57 4 13 0 0 0 0
10 11 37 18 60 1 3 0 0 0 0
11 25 83 4 14 1 3 0 0 0 0
12 6 20 21 70 3 10 0 0 0 0
13 22 74 7 23 1 3 0 0 0 0
Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)
Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk variabel kecerdasan emosional pada Tabel 3.9 yaitu:
1) Mayoritas responden pada butir 1 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 64 persen mengenai variabel kecerdasan emosional dimana pernyataan menyatakan bahwa pemilik usaha mampu menghargai diri sendiri.
3) Mayoritas responden pada butir 3 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 67 persen mengenai pernyataan bahwa pemilik usaha memiliki perasaan akan sukses lebih dominan dari pada takut gagal.
4) Mayoritas responden pada butir 4 menjawab setuju, dengan nilai persentase 63 persen, mengenai pernyataan bahwa pemilik usaha memiliki percaya diri dalam mengeluarkan gagasan baru.
5) Mayoritas responden pada butir 5 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 73 persen yang menyatakan bahwa pemilik memahami pekerja.
6) Mayoritas responden pada butir 6 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 66 persen yang menyatakan bahwa pemilik mampu menjadi pendengar yang baik.
7) Mayoritas responden pada butir 7 menjawab setuju sebesar 80 persen yang menyatakan bahwa pemilik mampu menghargai kemajuan pekerja.
8) Mayoritas responden pada butir 8 menjawab setuju dengan nilai persentase sebesar 50 persen yang menyatakan bahwa pemilik usaha dengan mudah dapat menjalin hubungan dengan orang lain.
9) Mayoritas responden pada butir 9 menjawab setuju dengan nilai persentase sebesar 57 persen yang menyatakan bahwa pemilik usaha mampu menghubungkan antara pengalaman dan kondisi secara objektif.
11) Mayoritas responden pada butir 11 menjawab sangat setuju dengan persentase sebesar 83 persen, yang menyatakan bahwa pemilik mampu menghadapi perubahan.
12) Mayoritas responden pada butir 12 menjawab setuju dengan persentase sebesar 70 persen, yang menyatakan bahwa pemilik usaha mampu beradaptasi dengan pekerja dan konsumen.
13) Mayoritas responden pada butir 13 menjawab sangat setuju dengan persentase sebesar 74 persen yang menyatakan bahwa pemilik usaha peduli terhadap pekerja dan konsumen.
b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keahlian
Manajerial
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, mengenai variabel keahlian manajerial, maka diperoleh distribusi jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Respoden Terhadap Variabel Keahlian Manjerial
Butir Frekuensi
SS % S % R % TS % STS %
1 15 50 14 47 1 3 0 0 0 0
2 7 23 20 67 3 10 0 0 0 0
3 24 80 4 14 2 6 0 0 0 0
4 12 40 16 54 2 6 0 0 0 0
5 26 87 3 10 1 3 0 0 0 0
6 28 94 1 3 1 3 0 0 0 0
Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)
pernyataan menyatakan bahwa pemilik usaha mampu menetapkan prioritas usaha.
2) Mayoritas responden pada butir 2 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 67 persen mengenai pernyataannya pemilik usaha mampu mengidentifikasi masalah.
3) Mayoritas responden pada butir 3 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 80 persen mengenai pernyataan bahwa pemilik usaha mampu membuat keputusan.
4) Mayoritas responden pada butir 4 menjawab setuju, dengan nilai persentase 54 persen, mengenai pernyataan bahwa pemilik usaha mampu bekerjasama dengan pekerja.
5) Mayoritas responden pada butir 5 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 87 persen yang menyatakan bahwa pemilik usaha mampu menerapkan kriteria prosedur operasional standar.
6) Mayoritas responden pada butir 6 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 94 persen pemilik usaha mampu memonitor aktivitas usaha.
c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Respoden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha
Butir Frekuensi
SS % S % R % TS % STS %
1 16 53 14 46 0 0 0 0 0 0
2 27 90 2 7 1 3 0 0 0 0
3 23 76 6 20 1 3 0 0 0 0
4 26 87 3 10 1 3 0 0 0 0
5 27 90 0 0 3 10 0 0 0 0
Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)
1) Mayoritas responden pada butir 1 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 53 persen mengenai variabel kecerdasan emosional dimana pernyataan menyatakan bahwa pemilik usaha mempu menghargai diri sendiri.
2) Mayoritas responden pada butir 2 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 90 persen yang menyatakan bahwa keuntungan usaha bertambah.
3) Mayoritas responden pada butir 3 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase sebesar 76 persen mengenai pernyataannya bahwa perputaran dana usaha berkembang.
5) Mayoritas responden pada butir 5 menjawab sangat setuju, dengan nilai persentase 90 persen, mengenai pernyataan bahwa jumlah pelanggan bertambah.
4.3 Uji Validitas Dan Uji Reabilitas
Uji validitas dibuat untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Berikut ini merupakan hasil uji validitas yang dilakukan pada aitem pertanyaan dalam penelitian ini:
Tabel 4.7
Kecerdasan Emosi 1 103,6333 58,309 0,371 0,924
Kecerdasan Emosi 2 103,8667 57,982 0,380 0,924
Kecerdasan Emosi 3 103,5667 58,116 0,412 0,922
Kecerdasan Emosi 4 104,5333 57,154 0,484 0,921
Kecerdasan Emosi 5 103,5333 57,637 0,423 0,922
Kecerdasan Emosi 6 103,5667 57,013 0,568 0,920
Kecerdasan Emosi 7 104,1000 58,714 0,369 0,923
Kecerdasan Emosi 8 104,0667 54,271 0,641 0,918
Kecerdasan Emosi 9 104,0667 55,651 0,547 0,920
Kecerdasan Emosi 10 103,9000 57,403 0,441 0,922
Kecerdasan Emosi 11 103,4333 57,151 0,543 0,920
Kecerdasan Emosi 12 104,1667 55,937 0,524 0,921
Kecerdasan Emosi 13 103,5333 55,499 0,699 0,917
Keahlian Manajerial 1 103,7667 56,806 0,491 0,921
Keahlian Manajerial 2 104,1000 54,921 0,722 0,917
Keahlian Manajerial 3 103,5000 54,879 0,710 0,917
Keahlian Manajerial 4 103,9000 56,921 0,445 0,922
Keahlian Manajerial 5 103,4000 55,214 0,865 0,915
Keahlian manajerial 6 103,3333 56,782 0,727 0,918
Keberhasilan usaha 1 103,7000 57,666 0,446 0,922
Keberhasilan usaha 2 103,3667 58,585 0,389 0,922
Sumber: data diolah, 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai Corrected Item-Total Correlation dan akan di bandingkan dengan nilai rtabel (0,361). Berikut ini
merupakan validasi instrumen yang menunjukan perbandingan r hitung dengan r tabel dan menyatakan bahwa pertanyaan valid atau tidak.
Tabel 4.8
Kecerdasan Emosi 1 0,371 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 2 0,380 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 3 0,412 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 4 0,484 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 5 0,423 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 6 0,568 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 7 0,369 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 8 0,641 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 9 0,547 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 10 0,441 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 11 0,543 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 12 0,524 0,361 Valid
Kecerdasan Emosi 13 0,699 0,361 Valid
Keahlian Manajerial 1 0,491 0,361 Valid
Keahlian Manajerial 2 0,722 0,361 Valid
Keahlian Manajerial 3 0,710 0,361 Valid
Keahlian Manajerial 4 0,445 0,361 Valid
Keahlian Manajerial 5 0,865 0,361 Valid
Keahlian Manajerial 6 0,727 0,361 Valid
Keberhasilan Usaha 1 0,446 0,361 Valid
Keberhasilan Usaha 2 0,389 0,361 Valid
Keberhasilan Usaha 3 0,701 0,361 Valid
Keberhasilan Usaha 4 0,887 0,361 Valid
Keberhasilan Usaha 5 0,822 0,361 Valid
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari seluruh pertanyaan mempunyai nilaiCorrected Item-Total Correlationlebih besar dari r tabel ( > 0,361), sehingga semua butir pertanyaan dalam penelitian ini valid.
Tabel 4.9 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0,923 24
Sumber: Hasil Data Penelitian 2016 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha > 0,80, maka setiap pertanyaan dinyatakan sangat menyakinkan dan reliable.
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang terdiri dari Kecerdasan Emosional (X1), Keahlian Manajerial (X2) dan variabel terikat yaitu Keberhasilan Usaha (Y). Yang nantinya berguna untuk dapat mengetahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:
Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 4.10 Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,168 2,234 ,970 ,340
Kecerdasan Emosi ,089 ,066 ,391 3,358 ,018
Keahlian Manajerial ,602 ,115 ,740 5,254 ,000 Sumber: hasil data penelitian 2016 (diolah)
Berdasarkan hasil pengolahan data Tabel 4.10 kolom (unstandardized coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel kecerdasan emosional sebesar
0,089, nilai b2 variabel keahlian manajerial sebesar 0,60 dan nilai konstanta (a) sebesar 2,168 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
1. Konstanta (a) = 2,168 ini menunjukan bahwa jika variabel variabel kecerdasan emosional dan variabel keahlian manajerial memiliki nilai nol maka nilai variabel keberhasilan usaha adalah sebesar 2,168.
2. Koefisien b1 (X1) = 0,089 menunjukan bahwa jika variabel kecerdasan emosional meningkat satu satuan, maka akan meningkatkan keberhasilan usaha sebesar 0,089 satuan.
3. Koefisien b2 (X2) = 0,060 menunjukan bahwa jika variabel keahlian manjerial meningkat sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan keberhasilan usaha sebesar 0,060 satuan.
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.5.1 Uji Multikolinearitas
Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance> 0,1 dan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Kecerdasan Emosi 0,351 2,852
Keahlian Manajerial 0,351 2,852
Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.10 memperlihatkan semua nilai variabel independen untuk Tolerance >0,1 dan VIF < 5, hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas. 4.5.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi berdistribusi normal atau tidak, Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Berikut ini grafik pada uji normalitas adalah
Gambar 4.1 Uji Normalitas
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.
Gambar 4.2 Uji Normalitas
Sumber: Hasil Data Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan gambar grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal.
4.6.1 Uji Secara Parsial / Individual (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen kecerdasan emosi dan keahlian manajerial secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen keberhasilan usaha.
Tabel 4.12
1 (Constant) 2,168 2,234 ,970 ,340
kecerdasan emosi 0,089 ,066 ,391 3,358 ,018
keahlian manajerial 0,602 ,115 ,740 5,254 ,000 Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, dalam penelitian ini nilai t tabel adalah sebesar 2,04 dengan df=27 (dimana df=n-k yaitu n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel bebas dan variabel terikat):
4. Variabel kecerdasan emosi memiliki nilai t hitung sebesar 3,358 dan t tabel dalam penelitian ini adalah sebesar 2,04 maka untuk variabel kecerdasan emosional t thitung > t tabel artinya H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulan bahwa variabel kecerdasan emosional berpengaruh terhadap variabel keberhasilan usaha, hal ini juga ditunjukan dari nilai sig. sebesar 0,018 (<0,05).
keahlian manajerial berpengaruh terhadap variabel keberhasilan usaha, hal ini juga ditunjukan dari nilai sig. sebesar 0,000 (<0,05).
4.6.2 Uji secara Simultan/ Serempak (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak) terhadap variabel terikat.
Tabel 4.13
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 85,584 2 42,792 58,402 ,000b
Residual 19,783 27 ,733
Total 105,367 29
a. Dependent Variable: keberhasilan usaha
b. Predictors: (Constant), keahlian manajerial, kecerdasan emosi Sumber: hasil data penelitian, 2016 (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat nilai F hitung sebesar 58,402 dan nilai F tabel yang diperoleh adalah sebesar 3,35 dengan df1=2 dan df2=27
(dimana df1=k-1 dan df2=n-1), sehingga F hitung >F tabel (58,402>3,35) maka
Ha diterima dan Ho di tolak. Dapat disimpulkan, secara serempak variabel kecerdasan emosional dan keahlian manajerial berpengaruh terhadap variabel keberhasilan usaha. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai signifikan yaitu sebesar 0,00 (<0,05).
4.6.3 PengujianGoodness of Fit(R2)
dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1), dimana semakin tinggi R2 (mendekati 1) berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat dan apabila R2 = 0 menunjukkan variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.
Tabel 4.14
a. Predictors: (Constant), keahlian manajerial, kecerdasan emosi Sumber: Hasil Data Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Interpretasi dari tabel di atas adalah yaitu:
1. Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh nilai R2 Adjusted R Square sebesar 0,812 berarti variabel kecerdasan emosi dan variabel keahlian manajerial dapat menjelaskan variabel keberhasilan usaha sebesar 81 % dan sisanya 19% dapat dijelaskan oleh faktor faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2. Berdasarkan tabel di atas nilai R = 0,901 artinya hubungan antara variable
bebas (kecerdasan emosi dan keahlian manajerial) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha distro) adalah sebesar 90,1%, artinya hubungannya sangat erat.
4.7 Pembahasan
terhadap keberhasilan usaha. Hal ini didukung oleh penelitian Widhiandono dan Miftahuddin (2011), yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.
Menurut Goleman (2009) kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mendapatkan dan menerapkan pengetahuan dari emosi diri dan emosi orang lain agar bisa berhasil dan bisa mencapai kehidupan yang lebih memuaskan. Kecerdasan emosi menunjukkan bahwa ketrampilan - ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi dapat membedakan antara orang yang berkinerja tinggi dan yang rata-rata. Usaha akan maju dan berkembang apabila pemilik dapat memotivasi diri, tahan dalam menghadapi kegagalan, dapat mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
Kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pemilik usaha digambarkan melalui sikap pengusaha bagaimana menghadapi situasi-situasi rumit, menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan serta keahlian manajerial yang dimiliki pengusaha distro (Chandra, 2001). Hal ini sesuai dengan penelitian Abrar (2001) yang mengatakan bahwa faktor motivasi, kreatifivitas dan percaya diri berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha Distro di Kawasan Jl. Dr.Mansyur Kota Medan.
4.7.2 Pengaruh Keahlian Manajerial Terhadap Keberhasilan Usaha
signifikan memiliki pengaruh positif. Seorang pengusaha yang memiliki kemampuan manajerial yang baik, akan menhasilkan kesuksesan usaha. Dimana pemilik mampu mengatur, merencanakan, dan mengkoordinir usahanya.
Suryana (2003) juga mengemukakan bahwa keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor-faktor berupa keahlian dan kemauan, memiliki tekad yang kuat dan kerja keras, serta ketepatan dan peluang. Hal ini merupakan keahlian manajerial yang harus dikuasai oleh para pengusaha.
Penelitian oleh Firmansyah dan Bactiar (2007) menyatakan bahwa keberhasilan usaha sangat berhubungan dengan sifat kepribadian, keahlian berhubungan dengan pelanggan, keahlian memahami lingkungan bisnis, orientasi ke masa depan dan pengetahuan yang dimiliki oleh pemilik usaha. Hal ini menggambarkan bahwa keahlian manajerial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha Distro di Kawasan Jl. Dr.Mansyur Kota Medan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini mengenai analisis pengaruhi kecerdasan emosional dan keahlian manjerial terhadap keberhasilan usaha di kawasan Jl. Dr. Mansyur Kota Medan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara parsial variabel kecerdasan emosional berpengaruh signifikan positif terhadap keberhasilan usaha distro di kawasan Jl. Dr. Mansyur Kota Medan hal ini ditunjukan dari nilai t hitung sebesar 3,358 dengan nilai t tabel sebesar 2,04 (t hitung > t tabel).
2. Secara parsial variabel keahlian manajerial berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha distro di kawasan Jl. Dr. Mansyur Kota Medan hal ini ditunjukan dari nilai t hitung sebesar 5,254 dengan nilai t tabel sebesar 2,04 (t hitung > t tabel).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi para pengusaha diharapkan mampu mneghargai diri sendiri, menyesuaikan diri dengan lingkungan, beradaptasi dengan pekerja dan pelanggan, mampu menetapkan visi dan misi usaha, merangcang strategi penjualan, mampu memonitor usaha dengan baik dan hal hal yang mneyangkut dengan kecerdasan emosional dan keahlian manajerial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Drucker (1985) dalam bukunya yang berjudul Innovation and Entrepreneurship mengartikan kewirausahaan sebagai semangat, keahlian, sikap, perilaku individu dalam menangani usaha/kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Untuk memperoleh keuntungan diperlukan kreativitas dan penemuan hal-hal baru. Kewirausahaan adalah proses yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausaha.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan didalam kegiatan usahanya (Sulipan, 2007).
berwirausaha berarti melakukan kegiatan dengan menciptakan dan menjalankan usaha mandiri.
2.2. Ciri-ciri Tingkah Laku, Karakteristik, dan Sifat Seorang Wirausaha Suhadi (1985) dalam bukunya Wiraswasta Sampah Satu Alternatif Ekonomi Yang Perlu Dijajaki mengemukakan karakteristik wirausaha ialah percaya pada keahlian diri sendiri, mampu menghadapi persoalan dengan baik, berpandangan luas jauh ke depan, mempunyai keuletan mental, lincah dalam berusaha, berupaya mengembangkan sayap, berani mengambil resiko, berguru kepada pengalaman.
Pada penulisan ini, penulis menggunakan ciri perilaku yang merupakan aspek kewirausahaan yang dikemukakan olehDrucker(1985), yaitu:
a. Mampu mengindera peluang usaha, yakni keahlian melihat dan memanfaatkan peluang untuk mengadakan langkah-langkah perubahan menuju masa depan yang lebih baik.
b. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri dan lingkungannya, yakni berkeyakinan bahwa usaha yang dikelolanya akan berhasil.
c. Berperilaku memimpin, yaitu mampu mengarahkan, menggerakkan orang lain, dan bertanggungjawab untuk meningkatkan usaha.
d. Memiliki inisiatif, kreatif, dan inovatif, yaitu mempunyai prakarsa untuk menciptakan produk/metode baru yang lebih baik mutu atau jumlahnya, agar mampu bersaing.
f. Berpandangan luas dengan visi ke depan yang baik, yaitu berorientasi ke masa depan dan dapat memperkirakan hal-hal yang dapat terjadi sehingga langkah yang diambil sudah dapat diperhitungkan.
g. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan, yaitu suka pada tantangan dan berani mengambil resiko walau dalam situasi dan kondisi yang tidak menentu. Resiko yang dipilih tentunya dengan perhitungan yang matang. h. Tanggap terhadap saran dan kritik, yaitu peduli dan peka terhadap kritik
sebagai dorongan untuk berbuat lebih baik.
2.3. Kecerdasan Emosional
Patton (1998)dalam bukunya yang berjudul “(EQ) Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja” memberi definisi mengenai kecerdasan emosi adalah keahlian untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan. Goleman (2009) juga menyatakan bahwa kecerdasan emosi bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat.
Menurut Goleman(2009), ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, faktor tersebut terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasan masing-masing faktor:
1. Faktor internal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang, otak emosional dipengaruhi oleh keadaan amigdala, neokorteks, sistem limbik, lobus prefrontal dan hal-hal lain yang berada pada otak emosional.
2. Faktor eksternal dimaksudkan sebagai faktor yang datang dari luar individu dan mempengaruhi individu untuk atau mengubah sikap. Pengaruh luar yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu mempengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara misalnya media massa baik cetak maupun elektronik serta informasi yang canggih lewat jasa satelit.
Menurut Iskandar (2009) dimensi kecerdasan emosi terdiri dari:
2. Interpersonal mencakup empati yang merupakan keahlian memahami, mengerti, serta menghargai perasaan orang lain. Menjadi pendengar yang baik, menghargai kemajuan, beranggung jawab, mudah berelasi, dan mampu untuk menjadi seorang pemimpin
3. Penyesuaian diri mencakup pengujian realita yang merupakan keahlian untuk menghubungkan antara pengalaman dan kondisi secara objektif. Mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau orang baru, mengatasi kekurangan bersama, pelopor perubahan, mampu beradaptasi, dan peduli terhadap lingkungan.
Berdasarkan uraian diatas aspek-aspek kecerdasan emosional adalah keahlian intrapersonal (mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi dan memotivasi diri sendiri), keahlian interpersonal (mengenali emosi orang lain dan membina hubungan), penyesuaian diri (realistis, fleksibel, pengendalian diri dan pemecahan masalah) (Iskandar, 2009).
2.4. Keahlian Manajerial
Keahlian manajerial diartikan sebagai segala potensi dan keahlian yang digunakan pemimpin dalam bekerja dengan dan melalui orang lain. Menurut Kanz(2003) keahlian manajerial meliputi:
a. Keahlian Konseptual
membuat keputusan dan melihat hubungan-hubungan yang penting dalam mencapai tujuan, rician dari keahlian unsur pimpinan dalam keahlian manajerial, meliputi antara lain: (1) mengidentifikasi karakteristik anggota; (2) mengukur keahlian pekerja; (3) menetapkan prioritas; (4) menganalisis lingkungan usaha; (5) mendesain alternatif contingency; (6) memonitor atau mengontrol aktivitas. Untuk dapat menerapkan ini pemimpin ditutut memiliki pemahaman utuh (secara totalitas) terhadap organisasinya. agar dapat mencapai tujuan.
Untuk dapat menerapkan keahlian ini pemimpin dituntut memiliki pemahaman utuh (secara totalitas) terhadap organisasinya tujuannya agar dapat bertindak sesuai dengan tujuan organisasi secara menyeluruh berdasar tujuan dan kebutuhan kelompoknya. Berdasarkan dengan konsep ini dalam organisasi perusahaan dapat dilihat bahwa keterampilanan konseptual adalah keahlian yang dimiliki oleh manajer untuk melihat lingkungan dan program perusahaan sebagai suatu kesatuan, keahlian menjalankan secara efektif setiap komponen perusahaan, program perusahaan sebagai suatu sistem pengembangan dan berfungsi mengorganisasi manusia.
b. Keahlian teknis
Keahlian teknis ini akan bersinggungan dengan keahlian yang berhubungan dengan pengetahuan yang berupa penggunaan metode teknik dan peralatan yang digunakan dalam tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman pendidikan, pelatihan, ataupun yang didapat semasa memimpin dan menjalani usaha.
dengan posisi sebagai supervisor. Dalam prakteknya keterlibatan seorang
pemimpin dalam setiap bentuk ”technical skill” disesuaikan dengan status
tingkatan pimpinan itu sendiri. Intinya, keahlian ini merupakan kompetensi spesifik untuk melaksanakan tugas atau keahlian menggunakan teknik-teknik, alat-alat, prosedur-prosedur, metode-metode dan peengetahui tentang lapangan lapangan yang secara benar dan tepat dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan berdasarkan pada keahlian ini, atara lain meliputi menerapkan kriteria operasional standar penjualan, menerapkan kriteria prosedur operasional standar, menganalisis data observasi pasar, menemukan visi dan misi, mengembangkan kreatifitas produk dan prosedur penjualan dan pemasaran, mengklasifikasikan tugas pekerja, mendemontrasikan keterampilan.
c. Keahlian Hubungan Manusiawi
Keahlian ini berkenaan dengan keahlian manajer atau pemimpin organisasi dalam melakukan kerja sama dengan orang lain, keahlian dalam mengorganisasikan elemen–elemen bisnis, baik dalam lingkungan (internal) hubungan dengan pekerja, dan staf administrasi, maupun diluar (eksternal) seperti cara berkomunikasi dengan pelanggan, investor, kalangan pengusaha yang dapat dikatakan sebagai inti dari keahlian dari pimpinan dalam mengelola usaha.
memimpin intraksi secara koperatif, memecahkan konflik, merangkul sikap kebersamaan dan memberi contoh yang baik.
Dari sekian aspek keahlian tersebut diatas, maka dapat dipandang bahwa aspek penting lain dari keahlian manusiawi, terletak pada keahlian manajerial personel. Keahlian ini berkenaann dengan keahlian membuat keputusan dan melihat hubungan-hubungan penting dalam mencapai tujuan, keahlian personal dapat juga dikatakan keahlian bekerjasama, memahami dan memotivasi orang lain baik secara perorangan.
2.5. Keberhasilan Usaha
Menurut Nasution (2001), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.
Menurut Ranto (2007) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.
2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Beberapa diantara perusahaan mampu bertahan dan bahkan berkembang tetapi sebagian besar mengalami kegagalan. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunyai modal besar pada saat memulai usaha, penyebab susksesnya suatu perusahaan karena dikelola oleh wirausaha yang mengetahui apa yang harus dikerjakan.
Wirausaha pada umumnya percaya bahwa mampu bekerja lebih baik dari pada orang lain dan akan berusaha keras dengan tanggung jawab penuh. Sekali tujuan tercapai, mereka akan segera menggantikannya dengan tujuan yang lebih besar. Wirausaha mempunyai ciri yang dominan, yakni rasa percaya diri dan keahlian yang lebih baik dari pada teman sekerja ataupun atasannya. Wirausaha memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan sukses.
bisnis dan market secara teratur, (11) Belajar dan terus belajar, (12) Siap akan perubahan.
Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah (Nasution, 2001).
2.7. Usaha Distro
Distro singkatan daridistribution storeadalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan (Prastina, 2012).
2.8. Penelitian Terdahulu
2 Ranova Analisis Faktor–
Faktor
Faktor–faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah pemasok, dan staf dan dengan orang lain.
• Keahlian memahami
pesaing, ketertarikan pada industri, bidang usaha, pengalaman /pengetahuan tentang produk dan jasa, serta pemahaman persaingan.
• Orientasi ke masa depan dan fleksibilitas (11%) yaitu, berorientasi tujuan, kreatif, dan kemauan mengambil resiko, memiliki visi dan gambaran mental masa depan.
• Kesadaran pribadi (4%) yaitu, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, serta mampu menerima kesalahan.
• Faktor lain (4%). 4 Ifham dan Helmi Hubungan
2.9. Kerangka Konseptual
Chandra (2001) berpendapat bahwa wirausaha yang memiliki kecerdasan emosi yang optimal akan lebih berpeluang mencapai puncak keberhasilannya. Sosok semacam ini sangat diperlukan dalam membangun masyarakat wirausaha Indonesia. Wirausaha yang memiliki kecerdasan emosi optimal akan tetap menganggap bahwa krisis itu adalah sebuah peluang. Itulah sebabnya mengapa wirausaha itu harus tetap jeli dalam memanfaatkan emosinya. Sebaliknya, jika seseorang secara intelektual cerdas, kerap kali justru bukanlah seorang wirausaha yang berhasil dalam dunia bisnis dan kehidupan pribadinya. Seorang wirausaha harus yakin, bahwa di dalam dunia bisnis saat ini maupun di masa mendatang, kecerdasan emosi akan tetap lebih berperan.
Maka dengan memiliki kecerdasan emosi yang optimal, seseorang akan lebih bisa mentransformasikan situasi sulit dan bahkan menjadi semakin peka akan adanya peluang wirausaha dalam situasi apapun. Kalau seseorang memiliki kecerdasan emosi yang optimal, maka seseorang tersebut akan mampu mengatasi berbagai konflik sehingga mampu membawa keberhasilan bagi usaha yang dipimpinnya
didapat semasa memimpin dan menjalani usaha. Keahlian manusiawi berkenaan dengan keahlian pemimpin dalam melakukan kerja sama dengan orang lain, keahlian dalam mengorganisasikan elemen–elemen bisnis, baik dalam lingkungan (internal) hubungan dengan pekerja, dan staf administrasi, maupun diluar (eksternal).
Menurut Nasution (2001), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.
Dengan kecerdasan emosional, wirausaha akan lebih mampu mentransformasikan situasi sulit dan menjadi semakin peka akan peluang usaha dalam situasi apapun dan dengan didukung oleh keahlian manajerial, wirausaha mampu membuat keputusan dan melihat hubungan-hubungan yang penting dalam mencapai tujuan, rician dari keahlian unsur pimpinan baik yang diperoleh dari pengalaman pendidikan, pelatihan, ataupun yang didapat semasa memimpin dan menjalani usaha, serta mampu mengatasi berbagai konflik sehingga mampu membawa keberhasilan bagi usaha yang dipimpinnya.
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Keberhasilan Usaha Kecerdasan Emosional
2.10. Hipotesis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat di dunia dengan penduduk terbesar. Sampai dengan tahun 2015 tercatat penduduk Indonesia adalah sebesar 260 juta jiwa (BPS, 2015). Jumlah penduduk yang fantastis dan memiliki potensial yang strategis jika dipandang dengan potensi pangsa pasar bagi dunia industri. Di samping itu, jika dilakukan pengelolaan dan pengembangan keterampilannya, SDM Indonesia akan menjadi kekuatan yang besar bagi pembangunan negara dari posisi tawar dimata dunia.
Setiap tahunnya universitas di Indonesia meluluskan ribuan mahasiswa dan terus meningkat, namun peningkatan tersebut tidak diiringi oleh pertambahan jumlah lapangan pekerjaan. Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan harsrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (Kourilsky and Walstad, 1998).
Indonesia masih banyak kekurangan pengusaha untuk menggenjot ekonomi negara ini. Mc Clelland dalam Faozi (2008) menyatakan bahwa negara bisa makmur apabila minimal 2% dari jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Indonesia memerlukan wirausaha baru untuk meningkatkan perekonomian nasional. Menurut Trenggono (2011) hingga saat ini jumlah wirausaha di Indonesia hanya 570.339 orang atau 0,24% dari jumlah penduduknya.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan didalam kegiatan usahanya. Menurut Machfoedz (2005) kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan keahlian seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Seorang wirausaha memerlukan kecerdasan emosi dalam mengelola usahanya. Kecerdasan emosional yaitu keahlian untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan. Wirausaha perlu memahami kecerdasan emosional sebagai keahlian yang dimiliki dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa (Chandra, 2001).
Selain itu, wirausaha juga memerlukan keahlian manajerial dalam menjalankan usaha. Keahlian manajerial merupakan kompetensi yang harus dimiliki seseorang untuk mendayagunakan sumber daya suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Keahlian manajerial diperlukan untuk melaksanakan tugas manajemen secara efektif. Menurut Kanz (2003) tiga keterampilan manajemen yang mutlak diperlukan adalah keahlian konseptual, keahlian teknis, dan keahlian hubungan manusiawi. Keahlian manajerial bersifat praktis operasional untuk menggerakkan sumber daya organisasi supaya berdaya guna dan berhasil guna. Dalam sebuah usaha, wirausaha dituntut mempunyai keahlian manajerial untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam mencapai tujuan.
mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan lain sebagainya (Kasmir, 2006).
Wirausaha di Kota Medan cukup mengalami pertumbuhan. Banyak usaha yang tumbuh dan berkembang dengan segala jenis usaha. Salah satu usaha yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan adalah usaha distro. Usaha distro yang merupakan singkatan dari distribution store adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda.
Dari hasil prasurvey yang dilakukan, peneliti melihat cukup banyaknya usaha distro di kawasan Jalan Dr. Mansyur yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Usaha Distro Di Kawasan Jalan Dr. Mansyur Medan Tahun 2016
No. Nama Usaha Distro
Lama Usaha (tahun)
No. Nama Usaha Distro
Lama Usaha (tahun)
1 Local IDN 2 16 RYN Boutique 2
3 Mansyur Jersey 3 18 Cok Tengok 2
4 Socialita Boutique 2 19 STORE 4
5 Kontjo Neo 3 20 Rumah Sepatu 7
6 Macbeth 3 21 Rama Sport 3
7 Zam-zam fashion 2 22 House of Dark 3
8 Raw Cab’s 2 23 Scrabble 4
9 Snug Store 2 24 Hanger Adventure 4
10 Victory 6 25 Dreamer 6
11 Box-19 6 26 Suragara 2
12 WKL 3 27 Dope House 2
13 EIGER 6 28 Ammunition 3
14 Keraton Batik 3 29 Shasmira Moslem 4
15 Calypso Denim 2 30 De Outlet’s 3
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat berbagai usaha distro di kawasan Jalan Dr Mansyur tahun 2016. Lama usaha mulai 2 sampai 7 tahun dan tetap bertahan hingga sekarang. Usaha distro di daerah ini cukup baik, apalagi lokasinya dekat dengan kampus Universitas Sumatera Utara, tentu saja mahasiswa tidak perlu jauh-jauh untuk membeli kebutuhan pakaian kuliah. Selain itu harga yang ditawarkan oleh distro sangat terjangkau dengan kualitas bahan yang bagus. Karena usaha distro di daerah ini yang cukup banyak, pemilik tentunya harus membuat strategi agar mampu bersaing dengan usaha distro lainnya.
Keberhasilan usaha distro tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat seberapa faktor kecerdasan emosional yang dimiliki oleh pemilik usaha dan kemampuan manjerial mempengaruhi keberhasilan usaha distro di daerah Jl.Dr Mansyur.