• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI PENDIDIKAN, ORGANISASI PROFESI GURU DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PROFESIONALITAS GURU IPS TERPADU MGMP KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011/201212

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI PENDIDIKAN, ORGANISASI PROFESI GURU DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PROFESIONALITAS GURU IPS TERPADU MGMP KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011/201212"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Jl. Soemantri Brojonegoro No.01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 704624

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

1. Nama : Rizky Prasastifani

2. NPM : 0813031047

3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi

4. Alamat : Perumahan Tanjung Raya Permai Blok C4 No.4, Tanjung Senang, Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Mei 2012 Yang Membuat Pernyataan

(2)

ABSTRAK

PENGARUH SUPERVISI PENDIDIKAN, ORGANISASI PROFESI GURU DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PROFESIONALITAS GURU

IPS TERPADU MGMP KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011/201212

Oleh

RIZKY PRASASTIFANI

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia. Pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Dimana salah satu aspek yang berperan adalah kesiapan guru dalam bersikap professional saat mengajar. Profesi adalah suatu jabatan, profesional adalah kemampuan atau keahlian dalam memegang suatu jabatan tertantu, sedangkan profesionalitas adalah jiwa dari suatu profesi dan profesional. Profesionalitas guru adalah sikap guru yang memiliki kompetesi, semangat, motivasi yang baik dalam mengajar untuk melaksanakan tugasnya secara baik secara ikhlas agar tujuan

pemebelajarannya dapat tercapai. Guru professional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Sikap profesionalitas dari setiap orang bahkan guru berbeda-beda. Ada guru yang memiliki sikap profesionalitas yang baik, sedang dan ada pula yang masih harus ditingkatkan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi profesionalitas guru yang berdampak pula terhadap peningkatan kinerja guru.

(3)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota MGMP IPS Terpadu Kota Bandar Lampung yang berjumlah 124 orang, dan sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 16. Untuk menguji

hipotesis pertama, kedua, ketiga digunakan uji regresi linier sederhana dan untuk menguji hipotesis keempat, kelima, keenam dan ketujuh digunakan uji regresi linear multiple atau ganda.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi pendidikan terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun

2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh r²= 0,247 pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan analisis data diperoleh t hitung = 5,529 sedangkan ttabel = 1,986 , ini berarti thitung > ttabel.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara organisasi profesi guru terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun

2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh r²= 0,204 pada taraf signifikansi 0,05 Berdasarkan analisis data diperoleh t hitung = 4,889 sedangkan ttabel = 1,986, ini berarti thitung > ttabel.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun

2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh r²= 0,200 pada taraf signifikansi 0,05 Berdasarkan analisis data diperoleh t hitung = 4,827 sedangkan ttabel = 1,986, ini berarti thitung > ttabel.

4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi pendidikan dan organisasi profesi guru secara bersama-sama terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun 2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier multiple diperoleh R²= 0,391, pada taraf signifikansi 0,05 dengan Fhitung = 29,595 sedangkan Ftabel = 3,095, ini berarti Fhitung >Ftabel.

5. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi pendidikan dan lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap profesionalitas guru IPS

Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun 2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier multiple diperoleh R²= 0,386, pada taraf signifikansi 0,05 dengan Fhitung = 28,950 sedangkan Ftabel = 3,095, ini berarti Fhitung >Ftabel.

6. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara organisasi profesi guru dan lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap profesionalitas guru IPS

Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun 2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier multiple diperoleh R²= 0,347, pada taraf signifikansi 0,05 dengan Fhitung = 24,452 sedangkan Ftabel = 3,095, ini berarti Fhitung >Ftabel.

7. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi pendidikan, organisasi profesi guru, dan lingkungan kerja terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun 2011/2012 yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier multiple diperoleh R²= 0,495, pada taraf signifikansi 0,05 dengan Fhitung = 29,674 sedangkan Ftabel = 2,703, ini berarti Fhitung >Ftabel.

(4)

Judul Skripsi : NIP 19600817 198603 1 003

Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Drs. Buchori Asyik, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002

Judul Skripsi : PENGARUH SUPERVISI PENDIDIKAN, ORGANISASI PROFESI GURU DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

PROFESIONALITAS GURU IPS TERPADU MGMP KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 / 2012

: Rizky Prasastifani Mahasiswa : 0813031047

: Pendidikan Ekonomi

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. KOMISI PEMBIMBING Pembimbing II

Drs. Hi. Nurdin, M.Si. Drs. Yon Rizal,

NIP 19600817 198603 1 003 NIP 19600818 198603 1 005

2. MENGETAHUI,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si. 198503 1 002 NIP 19600817 198603 1 003

PENGARUH SUPERVISI PENDIDIKAN, ORGANISASI PROFESI GURU DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

IPS TERPADU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

izal, M.Si 19600818 198603 1 005

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Drs. Hi. Nurdin, M.Si.

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. R. Gunawan S, S.Pd, S.E, M.M. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27

September 1990 dengan nama lengkap Rizky Prasastifani.

Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, Putri

dari pasangan Bapak Sugiharto dan Ibu Sunarti.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. TK Kartini Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1996

2. SD Negeri 2 Rawa Laut Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2002

3. SMP Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005

4. SMA Negeri 5 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan PIPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri). Pada bulan Januari 2011, penulis mengikuti Kuliah Kerja

Lapangan (KKL) di Solo - Yogyakarta - Bandung - Jakarta. Pada bulan Juli 2011,

penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rukti Harjo,

Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Kegiatan ini dilakukan

bersamaan dengan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas izin dan ridha-Nya lah karya kecilku ini dapat diselesaikan

yang akan kupersembahkan kepada :

Kedua orang tuaku, Bapak Sugiharto dan Ibu Sunarti. Terimakasih telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang tanpa rasa lelah dan bosan, serta tiada henti selalu mendo’akanku dalam setiap hembusan nafasnya.

Adik-adikku, Intan Puspitasari, Ilham Hasfi R.O dan Syafira Octavia yang selalu menjadi motivasi dalam hidupku dan

selalu membuat keceriaan dalam hidupku.

Seluruh keluarga besar Tumikir Cokrodikromo dan Musliman Hadi Sumartono yang selalu menyemangatiku.

Wisnu Dwi Kusuma yang selama ini telah menambah warna-warni dunia dan keceriaan dalam hidupku

Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat dan selalu bersama dalam perjuanganku mencapai cita-cita

Para pendidikku yang ku hormati

Terimakasih atas seluruh ilmu yang telah diberikan

(8)

MOTTO

“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan

yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa

yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan”

(Al-Jaatsiyah, 45:22)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”

(Al-Insyirah, 6-7)

“Kita semua diperhatikan oleh Tuhan Yang Maha

Penyayang. Tapi jika engkau ingin lebih dipehatikan,

berdoalah”

(Mario Teguh)

Tanpa keberanian hidup ini tidak menyenangkan, hidup

tanpa tantangan itu melumpuhkan

(9)

SANWANCANA

Allhamdulillahirobbilallamin segala puji hanya bagi ALLAH SWT, karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam penulis junjungkan kepada Rasulullah SAW, yang selalu dinantikan

syafa’atnya di Yaumul akhir nanti. Skripsi dengan judul “Pengaruh Supervisi Pendidikan, Organisasi Profesi Guru dan Lingkungan Kerja Terhadap Profesionalitas Guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung Tahun

2011/2012” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas

Lampung.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh saran maupun kritik

yang bersifat membangun sekaligus merupakan sebuah pembelajaran baik dalam

menambah ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan penulis sendiri. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M. S., selaku Pembantu Dekan I FKIP Unila;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II FKIP Unila;

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III FKIP Unila;

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan

(10)

6. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan IPS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,

sekaligus sebagai pembimbing I yang telah sabar membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini;

7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini;

8. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto, S.Pd, S.E., M.M., selaku Penguji Utama

terima kasih atas saran dan motivasi yang telah diberikan;

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan

kepada penulis;

10. Bapak Dr. H. M. Basrowi, S.Pd., M.Pd., terima kasih atas saran dan kritiknya

selama ini;

11. Bapak Drs. Parwono, selaku Ketua MGMP IPS Terpadu dan Bapak/Ibu guru

anggota MGMP IPS Terpadu yang telah membantu mengumpulkan data

penelitian;

12. Kedua orangtua penulis, Bapak Sugiharto dan Ibu Sunarti tercinta terima

kasih atas doa, dukungan, pengorbanan, dan kasih sayang yang telah

diberikan kepada penulis;

13. Seluruh keluarga besarku yang telah mendoakan keberhasilanku, adik-adikku

Intan Puspitasari, Ilham Hasfi Ridho Oktafian dan Safira Octavia terima kasih

(11)

14. Wisnu Dwi Kusuma yang sejak dari masa SMA selalu bersama-sama

mencapai cita-cita. Terima kasih atas motivasi dan segala hal yang telah

diberikan;

15. Sahabat-sahabatku yang tiada dapat penulis sebutkan satu per satu, Tyas, Eli,

Wulan, Laras, Aprilia, Shofaa, Nindia, Dica, Nadia, Eka, Selvina, Yeni,

Novita, Anisa, Mbew, Taufik, Siska;

16. Sahabat Maho’s Andrea, Anggia, Citra, Endriyan, Gika, Meyta, Ratih, Ewa,

dan Yanatika yang selama ini telah membantu memberikan saran dan

dukungannya;

17. Teman-teman Ecoution ’08, Siti,Eis,Evo,Fajaria,Metra,Nastiti,

Ria,Sri,Santi,Aulia,Desy,Devy,Dinar,Dyah,Eka,Elda,Elysa,Fadila,Ferli,

Fredy,Fiqih, Galih,Kiki,Lisa,Udin,Marsel,Maya,Nia,Ulan,Pepi,Puji,

Rahma,Rosi, Rudi,Windy,Wardani,Woro,Yuli,Acc,Yeni,Mitha,Joko,Chintya

dan semua mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi dan Jurusan IPS;

18. Teman-teman PPL sekaligus KKN, Sari, Titin, Ninuk, Novi, Dena, Ririn, dan

April.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Dalam menyusun Skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penyusun

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian... 10

F. Tujuan Penelitian ... 10

G. Manfaat Penelitian ... 11

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Profesionalisme Guru ... 13

2. Supervisi Pendidikan ... 32

3. Organisasi Profesi ... 43

4. Lingkungan Kerja ... 51

B. Hasil Penelitian Relevan ... 61

C. Kerangka Pikir ... 63

D. Hipotesis ... 67

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 68

B. Populasi dan Sampel ... 69

1. Populasi ... 69

2. Sampel ... 70

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 70

D. Variabel Penelitian ... 71

E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 72

1. Definisi Konseptual Variabel ... 72

2. Definisi Operasional Variabel ... 73

F. Teknik pengumpulan Data ... 78

1. Interview (wawancara) ... 78

(13)

Halaman

3. Angket (kuisioner) ... 79

G. Uji Persyaratan Instrumen... 79

1. Uji Validitas Angket ... 79

2. Uji Reabilitas Angket ... 83

H. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 86

1. Uji Normalitas ... 86

2. Uji Homogenitas ... 86

I. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) ... 87

1. Uji Keberartian Dan Kelinearan Regresi ... 87

a) Uji Keberartian ... 87

b) Uji Kelinearan ... 88

2. Uji Multikolinearitas ... 89

3. Uji Autokorelasi ... 90

4. Uji Heteroskedastisitas ... 90

J. Pengujian Hipotesis ... 91

1. Regresi Linear Sederhana ... 91

2. Regresi Linear Ganda ... 93

IV. Kajian Pustaka, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 96

1. Sejarah Singkat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kota Bandar Lampung ... 96

B. Gambaran Umum Responden ... 102

C. Deskripsi Data ... 102

1. Data Supervisi Pendidikan ... 104

2. Data Organisasi Profesi Guru ... 106

3. Data Lingkungan Kerja ... 109

4. Data Profesionalisme Guru ... 111

D. Pengujian Persyaratan Analisi Data ... 114

1. Uji Normalitas ... 114

a) Uji Normalitas Supervisi Pendidikan ... 115

b) Uji Normalitas Organisasi Profesi Guru ... 116

c) Uji Normalitas Lingkungan Kerja ... 117

d) Uji Normalitas Profesionalisme Guru ... 118

2. Uji Homogenitas ... 119

E. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 120

1. Uji Kelinieran Regresi ... 120

2. Uji Multikolenieritas ... 123

(14)

Halaman

4. Uji Heteroskedastisitas ... 126

F. Pengujian Hipotesis ... 128

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 128

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 130

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 132

4. Pengujian Hipotesis Keempat ... 136

5. Pengujian Hipotesis Kelima ... 139

6. Pengujian Hipotesis Keenam ... 143

7. Pengujian Hipotesis Ketujuh ... 147

G. Pembahasan... 152

V. Saran A. Kesimpulan ... 165

B. Saran ... 167

DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Guru dan Aktivitasnya dalam MGMP IPS Terpadu... 5

2. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 62

3. Variabel, Indikator, Sub Indikator, dan Skala Pengukuran ... 75

4. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel Supervisi Pendidikan ... 80

5. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel Organisasi Profesi Guru ... 81

6. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel Lingkungan Kerja ... 82

7. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel Profesionalisme Guru ... 82

8. Hasil Analisis Realibilitas Angket Variabel Supervisi Pendidikan ... 84

9. Hasil Analisis Realibilitas Angket Variabel Organisasi Profesi Guru ... 84

10. Hasil Analisis Realibilitas Angket Variabel Lingkungan Kerja ... 85

11. Hasil Analisis Realibilitas Angket Variabel Profesionalisme Guru ... 85

12. Analisis Varians Uji Kebeartian ... 88

13. Analisa Varias Uji Keliniearan ... 89

14. Distribusi Frekuensi Supervisi Pendidikan ... 104

15. Kategori Supervisi Pendidikan... 105

16. Distribusi Frekuensi Organisasi Profesi Guru ... 106

17. Kategori Organisasi Profesi Guru ... 107

18. Distribusi Frekuensi Lingkungan Kerja ... 109

19. Kategori Lingkungan Kerja ... 110

20. Distribusi Frekuensi Profesionalisme Guru ... 112

21. Kategori Profesionalisme Guru ... 113

22. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X1 Dengan Menggunakan SPSS ... 115

23. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X2 Dengan Menggunakan SPSS ... 116

24. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X3 Dengan Menggunakan SPSS ... 117

25. Hasil Pengujian Normalitas Variabel YDengan Menggunakan SPSS ... 118

26. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... 119

27. Hasil Pengujian HomogenitasDengan Menggunakan SPSS ... 120

28. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... 120

29. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk X1 ... 121

30. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk X2 ... 122

31. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk X3 ... 122

32. Kesimpulan Hasil Uji Linearitas Garis Regresi ... 123

33. Hasil Uji Multikolinearitas... 123

34. Rekapitulasi Hasil Uji Multikolinearitas ... 125

35. Hasil Uji Autokorelasi ... 126

(16)

xiv

Tabel Halaman

37. Rekapitulasi Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 127

38. Tabel Model Summary X1 - Y ... 129

39. Tabel Coefficients X1 - Y ... 129

40. Tabel Model Summary X2 - Y ... 131

41. Tabel Coefficients X2 - Y ... 132

42. Tabel Model Summary X3 - Y ... 133

43. Tabel Coefficients X3 - Y ... 134

44. Tabel Model Summary X1, X2 - Y ... 135

45. Tabel Anova X1, X2 - Y ... 136

46. Tabel Coefficients X1, X2 - Y ... 138

47. Tabel Excluded Variables X1, X2 - Y ... 139

48. Tabel Model Summary X1, X3 - Y ... 139

49. Tabel Anova X1, X3 - Y ... 140

50. Tabel Coefficients X1, X3 - Y ... 142

51. Tabel Excluded Variables X1, X3 - Y ... 143

52. Tabel Model Summary X2, X3 - Y ... 143

53. Tabel Anova X2, X3 - Y ... 144

54. Tabel Coefficients X2, X3 - Y ... 146

55. Tabel Excluded Variables X2, X3 - Y ... 147

56. Tabel Model Summary X2, X3 - Y ... 147

57. Tabel Anova X2, X3 - Y ... 148

58. Tabel Coefficients X2, X3 - Y ... 150

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori. Paradigma ganda dengan tiga variabel independen ... 66

2. Hubungan + Alur Kerja Guru MGMP IPS Terpadu ... 102

3. Kurva Normal Q-Q Plot X1 ... 115

4. Kurva Normal Q-Q Plot X2 ... 116

5. Kurva Normal Q-Q Plot X3 ... 117

(18)

I. PENDAHULUAN

Pada bab pertama ini penulis akan membahas tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, ruang lingkup

penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia. Pendidikan

amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu

bangsa secara menyeluruh. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada pasal 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia

yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu

tinggi rendahnya mutu pendidikan karena guru berperan langsung dalam proses

pendidikan. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar

(19)

2

Usman (2006: 15) mendefinisikan bahwa, “Guru profesional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia

mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

maksimal.” Selanjutnya dalam Shofiana (2008:1), Kamal Muhammad Isa

mengemukakan bahwa “Guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing

dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan pemimpin ummat.”

Pendapat lain dikemukakan oleh Sholeh (2006: 3) mengungkapkan bahwa:

Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk

menanamkan nilai (values) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan. Dalam terminologi Islam, guru

diistilahkan dengan murabby, satu akar kata dengan rabb yang berarti Tuhan. Jadi, fungsi dan peran guru dalam sistem pendidikan merupakan salah satu manifestasi dari sifat ketuhanan. Demikian mulianya posisi guru, sampai-sampai Tuhan, dalam pengertian sebagai rabb mengidentifikasi diri-Nya sebagai rabbul’alamin, Sang Maha Guru, Guru seluruh jagad raya.

Menanggapi apa yang telah dikemukakan oleh Asrorun Ni’am Sholeh, penulis

memahami bahwa profesi mengajar adalah suatu pekerjaan yang memiliki nilai

kemuliaan dan ibadah. Mengajar adalah suatu kewajiban bagi setiap orang yang

memiliki pengetahuan. Selanjutnya, mengingat mengajar adalah suatu kewajiban

bagi setiap orang yang memiliki pengetahuan, maka sudah sepantasnya bagi orang

yang tidak menyampaikan ilmu pengetahuan maka akan berakibat dosa bagi

dirinya. Profesi mengajar merupakan kewajiban yang hanya dibebankan kepada

orang yang berpengetahuan.

Sehingga profesi mengajar harus didasarkan pada adanya kompetensi dan

kualifikasi tertentu bagi setiap orang yang hendak mengajar. Secara umum mutu

(20)

3

yang ditunjukkan guru. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa:

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Kontroversi antara kondisi ideal yang harus dijalani guru sesuai harapan

Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dengan

kenyataan yang terjadi merupakan suatu hal yang perlu dicermati secara

mendalam tentang faktor penyebab munculnya dilema tersebut. Sebab hanya

dengan memahami faktor yang berpengaruh terhadap profesionalitas guru maka

dapat dicari alternatif pemecahannya sehingga faktor tersebut bukan menjadi

hambatan bagi peningkatan profesionalitas guru melainkan mampu meningkatkan

dan mendorong profesionalitas guru kearah yang lebih baik.

Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang

professional itu harus menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan

berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikuasai dan dikembangkan

melalui tingkat pendidikan tertentu. Seorang guru yang benar-benar sadar dengan

tugas dan tanggung jawab serta kewajibannya dalam proses belajar mengajar,

tentunya akan selalu introspeksi diri dan selalu berusaha ingin maju agar mampu

menyelesaikan tugasnya sebagai seorang pendidik. Untuk itu guru dituntut agar

selalu berusaha meningkatkan kualitas kemampuannya dengan menambah

pengetahuan, memperkaya pengalaman, memperbanyak buku bacaan, mengikuti

(21)

4

Peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar akan berhasil

dilakukan jika adanya kemauan dan usaha dari para guru. Menurut Soetjipto dan

Kosasi (2004: 230) bahwa:

Seringkali guru masih belum mengetahui jenis, prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan profesionalisme mereka. Pengetahuan tentang supervisi pendidikan memberikan bantuan kepada guru dalam merencanakan dan melaksanakan peningkatan profesional mereka dengan memanfaatkan sumber yang tersedia.

Organisasi profesi adalah tempat berkumpulnya dua orang atau lebih manusia

yang memiliki profesi atau pekerjaan yang sama. Dengan adanya organisasi

profesi guru diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas sesorang. Karena dari

organisasi profesi guru mereka dapat saling berdiskusi membahas kendala yang

dihadapinya dalam menjalankan tugasnya. Begitu juga dengan guru, organisasi

profesi guru dibuat untuk menjalin komunikasi yang lebih baik lagi dari rekan

satu profesi. Organisai guru yang ada saat ini misalnya, PGRI, MGMP, ISPI dan

lain-lain.

Lingkungan Kerja adalah hal yang paling mempengaruhi suasana kerja seseorang.

Karena hampir separuh hari seseorang dihabiskan di tempat kerja mereka.

Seseorang akan bekerja dengan baik serta penuh tanggung jawab apabila

didukung oleh situasi dan kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan dan iklim

yang kondusif. Begitu juga dengan profesi mengajar, lingkungan kerja yang aman

dan nyaman akan membawa dan menambahkan semangat para pekerja.

Profesionalitas seorang guru dapat dilihat dari beberapa hal, dalam hal ini penulis

mengambil contoh dari keaktifan guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas

(22)

5

kabar, atau menjadi pembina dalam organisasi maupun kelompok kerja guru dan

siswa. Berikut data dari MGMP mata pelajaran IPS Terpadu Kota Bandar

Lampung mengenai data guru yang lulus sertifikasi, data guru yang pernah

menulis di koran atau surat kabar, data guru yang pernah membuat PTK, dan data

guru yang pernah menjadi pembina kegiatan intrakurikuler dan ekstrakuler siswa.

Tabel 1. Data Guru dan Aktivitasnya dalam MGMP IPS Terpadu

No Indikator Jumlah Persentase 1 Guru yang sudah mendapat sertifikasi guru 70 orang 56, 4 % 2 Guru yang pernah menulis di surat kabar 5 orang 4, 03 % 3 Guru yang pernah membuat PTK 15 orang 12, 09 % 4 Guru yang pernah membimbing atau

menjadi pembina kegiatan siswa 17 orang 13, 07 % 5 Guru yang rutin mengikuti pelatihan di

MGMP 65 orang 52, 4 %

6 Guru yang menyiapkan perangkat

pembelajaran secara mandiri 40 orang 32, 2 % Sumber: Hasil wawancara dengan ketua MGMP IPS Terpadu dan anggota MGMP IPS Terpadu

Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari MGMP mata pelajaran IPS

Terpadu Kota Bandar Lampung, terlihat bahwa masih terdapat guru yang kurang

dalam sikap profesionalitasnya. Dari hasil wawancara dengan ketua MGMP IPS

Terpadu, di dapat informasi bahwa, sebagian anggota MGMP IPS Terpadu aktif

dalam pertemuan MGMP bila pada awal tahun ajaran baru. Itu juga dikarenakan

untuk mendapatkan informasi tentang perangkat pembelajaran. Padahal MGMP

dipersiapkan untuk membahas masalah-masalah dalam pembelajaran IPS Terpadu

baik untuk guru yang mengajar pada kelas 7, 8, dan 9. Menurut ketua MGMP,

terkadang walaupun telah diadakan pelatihan-pelatihan model pembelajaran,

masih ada guru yang tidak menerapkan ilmu yang sudah didapatnya dari

(23)

6

Menurutnya, hal ini mungkin disebabkan oleh kesibukan para guru dan keadaan di

sekolah yang kurang memadai. Biasanya tidak semua sekolah dapat memberikan

lingkungan kerja yang memadai dan nyaman. Berdasarkan hasil wawancara

dengan anggota MGMP, diperoleh data bahwa adanya supervisi pendidikan

biasanya hanya dilakukan dari pihak sekolah. Supervisi yang dilakukan berbentuk

supervisi klinis. Supervisi ini dilakukan oleh wakil kepala (waka) bidang

kurikulum dan frekuensinya masih belum teratur. Supervisi pendidikan dari pihak

pengawas juga belum efektif dilakukan.

Untuk itu, faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalitas guru dipandang perlu

untuk dipelajari, ditelaah dan dikaji secara mendalam. Agar dapat memberikan

gambaran yang jelas faktor yang lebih berperan dan urgen yang mempengaruhi

profesionalitas guru sehingga nantinya profesionalitas guru dapat berjalan lebih

baik lagi. Dari beberapa faktor yang diduga mempengaruhi profesionalitas guru,

penulis dalam penelitian ini lebih mengkhususkan untuk meneliti faktor supervisi

pendidikan organisasi profesi guru dan lingkungan kerja.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul

“Pengaruh Supervisi Pendidikan, Organisasi Profesi Guru Dan Lingkungan

Kerja Terhadap Profesionalitas Guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar

(24)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan sejumlah permasalahan

sebagai berikut.

1. Pentingnya guru profesional dalam era globalisasi sebagai pencetak para

tokoh dan profesi lainnya.

2. Rendahnya profesionalitas guru meskipun sudah tersertifikasi ditunjukkan

dengan kurang aktifnya guru dalam melaksanakan pengembangan diri.

3. Organisasi profesi guru yang belum termanfaatkan untuk meningkatkan

profesionalitas guru. Hanya dijadikan sebagai syarat dalam profesinya.

Belum dimanfaatkan untuk memberikan kontribusi lebih dalam

pengembangan pofesinya

4. Masih kurang kesadaran guru untuk membahas

permasalahan-permasalahan dalam mengajar. Kurangnya pengoptimalan dalam

organisasi profesi guru.

5. Kurangnya penerapan ilmu yang didapat dari pelatihan dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

6. Kegiatan supervisi pendidikan yang seharusnya membantu guru dalam

mengevaluasi pekerjaannya masih kurang dilakukan. Sehingga guru

kurang menyadari kekurangan yang dimilikinya.

7. Lingkungan kerja dan fasilitas guru yang belum memadai membuat guru

kurang. Hal ini juga membuat guru kurang maksimal dalam memanfaatkan

(25)

8

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa

yang ingin diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada permasalahan

sebagai berikut:

1) Secara garis besar, permasalahan yang menyangkut dengan faktor yang

mempengaruhi profesionalitas guru (Y) sangat kompleks sekali. Adapun

pada penelitian ini, profesionalitas guru yang dimaksud adalah

profesionalitas guru yang tergabung dalam kelompok Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP) Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kota Bandar

Lampung

2) Sedangkan faktor yang diduga mempengaruhi profesionalime guru dalam

penelitian ini diambil menjadi tiga faktor saja dari sekian banyak faktor

yang diduga mempengaruhi profesionalitas guru. Faktor itu adalah

supervisi pendidikan (X1), lingkungan kerja (X2), dan organisasi profesi

guru (X3).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan

diteliti adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi

pendidikan terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota

(26)

9

2. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara organisasi profesi

guru terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar

Lampung tahun 2011/2012?

3. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja

terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung

tahun 2011/2012?

4. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi

pendidikan dan organisasi profesi guru terhadap profesionalitas guru IPS

Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun 2011/2012?

5. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi

pendidikan dan lingkungan kerja terhadap profesionalitas guru IPS

Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun 2011/2012?

6. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara organisasi profesi

guru dan lingkungan kerja terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu

MGMP Kota Bandar Lampung tahun 2011/2012?

7. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi

pendidikan, organisasi profesi guru, dan lingkungan kerja terhadap

profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar Lampung tahun

(27)

10

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut.

1. Ruang lingkup objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah supervisi pendidikan,

lingkungan kerja, organisasi profesi guru dan profesionalitas guru.

2. Ruang lingkup subjek

Ruang lingkup subjek adalah seluruh guru anggota MGMP IPS Terpadu

Kota Bandar Lampung.

3. Ruang lingkup tempat

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah MGMP IPS Terpadu Kota

Bandar Lampung.

4. Ruang lingkup waktu

Ruang lingkup waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2011/2012.

5. Disiplin Ilmu

Disiplin ilmu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah aspek-aspek

supervisi pendidikan, organisasi profesi, lingkungan kerja dan kompetensi

guru yang berhubungan dengan profesionalitas guru.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh supervisi pendidikan terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu

MGMP Kota Bandar Lampung tahun 2011/2012.

2. Pengaruh organisasi profesi terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu

(28)

11

3. Pengaruh lingkungan kerja terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu

MGMP Kota Bandar Lampung tahun 2011/2012.

4. Pengaruh supervisi pendidikan dan organisasi profesi guru terhadap

profesionalitas di MGMP IPS Terpadu Kota Bandar Lampung tahun 2011

/ 2012.

5. Pengaruh supervisi pendidikan dan lingkungan kerja terhadap

profesionalitas di MGMP IPS Terpadu Kota Bandar Lampung tahun 2011

/ 2012.

6. Pengaruh organisasi profesi guru dan lingkungan kerja terhadap

profesionalitas di MGMP IPS Terpadu Kota Bandar Lampung tahun 2011

/ 2012.

7. Pengaruh supervisi pendidikan, organisasi profesi guru, dan lingkungan

kerja terhadap profesionalitas guru IPS Terpadu MGMP Kota Bandar

Lampung tahun 2011/2012.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini diharapkan berguna

untuk:

1. Secara teoritis

a. Melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori yang sudah

diperoleh melalui penelitian sebelumnya dan menyajikan suatu wawasan

khusus tentang kajian-kajian supervisi pendidikan, organisasi profesi guru,

(29)

12

2. Secara praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran kepada para kepala sekolah, seluruh

tenaga pendidik (guru), dan stakeholders pendidikan untuk meningkatkan

supervisi pendidikan, mengoptimalkan efektivitas organisasi kerja guru

sebagai tempat bertukar informasi yang baik dan menciptakan lingkungan

kerja yang nyaman untuk meningkatkan profesionalitas guru sesuai dengan

apa yang diharapkan.

b. Sebagai bahan referensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan

penelitian lebih lanjut.

c. Bagi lembaga (instansi) yang terkait, diharapkan dapat menjadi bahan

acuan dalam meningkatkan kaderisasi pendidik baik untuk saat ini maupun

untuk yang akan datang.

d. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru

mengenai pengetahuan tentang profesionalitas yang harus dimiliki seorang

guru. Sehingga dengan demikian, dapat memberikan masukan dan

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Pada bab kedua ini, penulis akan membahas tinjauan pustaka, hasil penelitian

yang relevan yang telah dilakukan orang lain sebelumnya, kerangka pikir, dan

hipotesis. Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang relevan yang telah

dikumpulkan oleh peneliti tentang masing-masing variabel yang akan diteliti,

selanjutnya peneliti membuat dugaan sementara (hipotesis) dan mendesain

rancangan penelitian yang akan dilakukan.

A. Tinjauan Pustaka

1. Profesionalitas Guru

a) Pengertian Profesionalitas Guru

Sebelum mengarah kepada pengertian profesionalitas, maka lebih dulu kita

mencari akar kata dari profesionalitas, yaitu profesi. Kata profesi masuk ke dalam

Bahasa Indonesia yang berasal dari kata profession. Adapun maknanya yang

terkandung adalah pengakuan atau pernyataan. Menurut Arifin pada Sofiana

(2008: 10) kata profesi berasal dari kata “profession”. Profession memiliki makna

yang sama dengan kata Occupation yang berarti pekerjaan yang memerlukan

keahlian yang diperoleh melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, profesi

dapat diartikan sebagai suatu bidang keahlian khusus yang menangani lapangan

(31)

14

Selanjtnya Arifin pada Sofiana (2008: 11) menambahkan bahwa:

“Profesionalitas” adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian, sebutan profesionalitas lebih menggambarkan suatu

“keadaan”derajat keprofesian seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlianyang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini guru diharapkan memiliki profesionalitas keguruan yang memadai sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara efektif.

Profesionalitas bisa didefinisikan sebagai penguasaan terhadap ilmu pengetahuan

tertentu atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.

Maister dalam Hidayanto (2009: 27) mengemukakan bahwa profesionalitas

bukan sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan

sikap. Pengembangan profesionalitas lebih dari seorang teknisi dan bukan hanya

memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku

yang dipersyaratkan.

Menurut Yamin (2007: 3) bahwa, ”Profesi mempunyai pengertian seseorang yang

menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur

berlandaskan intelektualitas.” Namun, Jasin Muhammad yang dikutip oleh Namsa

(2006: 29), beliau menjelaskan bahwa:

Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli. Pengertian profesi ini tersirat makna bahwa di dalam suatu pekerjaan profesional diperlukan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual yang mengacu pada pelayanan yang ahli.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk

menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Sedangkan

(32)

15

hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau

seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu

keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut

keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi,

untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. Makna profesionalitas

mempunyai perbedaan yang mendasar, profesionalitas dapat juga mencakup

kemampuan untuk bertindak secara professional dan sungguh-sungguh dalam

perihal keprofesian (profesi). Profesionalisme sendiri merupakan komitmen para

anggota dalam suatu profesi untuk secara terus menerus meningkatkan

kemampuannya.

Syamsudin (1999: 95) berpendapat bahwa, “Pembahasan tentang profesi

melibatkan beberapa istilah yang berkaitan, yaitu: profesi, profesionalitas,

profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme.” Profesi menunjuk pada suatu

pelayanan atau jabatan yang menuntut kehlian, tanggung jawab, dan kesetiaan

terhadapnya.” Sedangkan Kariman dalam buku Uno (2008: 15) menganggap

bahwa, ”Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam

mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan , yaitu pemahaman tentang

pembelajaran, kurikulum, dan perkembangannya manusia termasuk gaya belajar.”

Kunandar (2007: 46) menyatakan, “Pengertian guru profesional adalah orang

yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga

ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan

(33)

16

Sehingga dapat dikatakan bahwa, profesionalitas guru merupakan kondisi, arah,

nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang

pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang

menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang

memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan

pengajaran. Sedangkan Oemar Hamalik (2006: 27) mengemukakan bahwa, “Guru

professional merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan guru

dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dan telah

berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar.” Rusman (2011: 19)

mendefinisikan Profesionalisme guru sebagai berikut.

Kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran. Guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, profesi adalah suatu

jabatan, profesional adalah kemampuan atau keahlian dalam memegang suatu

jabatan tertentu, sedangkan profesionalitas adalah jiwa dari suatu profesi dan

profesional. Dengan demikian, profesionalitas guru dalam penelitian ini adalah

profesionalitas guru dalam bidang studi IPS Terpadu, yaitu seorang guru yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang studi IPS Terpadu yang

telah mendapat menempuh pendidikan khusus dalam bidang pendidikan. Ia juga

berpengalaman dalam mengajar IPS Terpadu sehingga ia mampu melakukan

(34)

17

b) Kriteria Guru Sebagai Profesi

Terdapat beberapa penjelasan dari para ahli mengenai konsep guru dan guru

profesional. Menurut Adler dalam buku Bafadal (2006: 3-5) bahwa, ”Guru

merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik

dalam upaya keberhasilan pendidikan.”

Menurut Rice dan Bishporick dalam Bafadal (2006: 3-5) bahwa, ”Guru

profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam

melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari.” Glickman juga mengatakan dalam

buku Bafadal (2006: 3-5) bahwa:

Seseorang akan bekerja secara profesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Maksudnya seseorang akan bekerja secara profesionalisme bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya seseorang tidak akan bekerja secara profesional bilamana hanya memenuhi salah satu di antara dua syarat di atas. Jadi, betapa pun tingginya kemampuan seseorang ia tidak akan bekerja secara profesional apabila tidak memiliki motivasi kerja seseorang ia tidak akan sempurna dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya bilamana ia tidak didukung oleh kemampuan.

Menurut Glen Langford dalam buku yang ditulis oleh Yamin (2007: 14)

menjelaskan, kriteria profesi mencakup: (1) upah, (2) memiliki pengetahuan dan

keterampilan, (3) memiliki rasa tanggung jawab dan tujuan, (4) mengutamakan

layanan, (5) memiliki kesatuan, (6) mendapat pengakuan dari orang lain atas

pekerjaan yang digelutinya.

Kemudian Robert W. Richey dalam Namsa (2006: 37) mengemukakan ciri-ciri

sekaligus syarat-syarat dari suatu profesi sebagai berikut:

a) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal daripada kepentingan pribadi.

(35)

18

panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.

c) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memenuhi profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

d) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku sikap serta cara kerja.

e) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

f) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan disiplin diri dalam profesi, serta kesejahtraan anggotannya.

g) Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live carier) dan menjadi seorang anggota yang permanen.

Bila diperhatikan ciri-ciri profesi di atas nampaknya bahwa profesi guru tidak

mungkin dikenakan pada sembarang orang yang dipandang oleh masyarakat

umum sebagai pendidik. Pekerjaan profesi harus berorientasi pada layanan sosial.

Seorang profesional ialah orang yang melayani kebutuhan anggota masyarakat

baik secara perorangan maupun kelompok. Sebagai orang yang memberikan

pelayanan sudah tentu membutuhkan sikap rendah hati dan budi halus. Sikap dan

budi halus ini menjadi sarana bagi terjalinnya hubungan yang baik yang ikut

menentukan keberhasilan profesi.

Terdapat beberapa prinsip mengajar dalam Uno (2008: 16) agar guru dapat

melaksanakan tugasnya secara professional, sebagai berikut.

1) Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dari sumber belajar yang bervariasi.

2) Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

3) Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

4) Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang

diterimanya.

(36)

19

6) Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan/atau pratik nyatanya dalama kehiduan sehari-hari. 7) Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan

cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang dihadapinya. 8) Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina

hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

9) Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara

individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaanya tersebut.

Adapun pengertian guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 dalam

buku Susanto (2007: 29) tentang Guru dan Dosen, yakni sebagaimana tercantum

dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.”

Sedangkan dalam Bab1 pasal 1 angka 6 UU Sisdiknas dalam Susanto (2007: 29):

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,

dosen … serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Pada pasal 1 angka 4 UUGD dalam Sujanto (2007: 29) menjelaskan bahwa :

Profesionalisme adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seorang yang menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan professi.”

Berdasarkan penjabaran di atas dapat dilihat bahwa Undang Undang sudah

mengatur dengan begitu jelas bahwa bagaimana seharusnya cirri seorang guru.

Selanjutnya tergantung dari kemauan politik pemerintah dan kemauan kita

bersama untuk menuju menjadi guru professional. Dimana guru kita di didik

(37)

20

melalui proses pembelajaran di kelas dan praktek lapangan, dengan matakuliah

yang khusus untuk persiapan mengajar. Secara konseptual, unjuk kerja guru

menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana yang dikutip oleh

Yamin (2007: 4) mencakup tiga aspek, yaitu (a) kemampuan profesional, (b)

kemampuan sosial, dan (c) kemampuan personal (pribadi). Menurut Soedijarto

dalam Kusnandar (2007: 57) kemampuan professional guru meliputi:

1) Merancang dan merencanakan program pembelajaran.

2) Mengembangkan program pembelajaran

3) Mengelola pelaksanaan program pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa profesionalitas guru

adalah sikap guru yang memiliki kompetesi, semangat, motivasi yang baik dalam

mengajar untuk melaksanakan tugasnya secara baik secara ikhlas agar tujuan

pemebelajarannya dapat tercapai. Guru professional adalah guru yang memiliki

kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu

melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, guru

yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di

bidangnya. Dan sikap profesionalitas guru dapat terlihat dari beberapa cirinya,

yaitu:

a) Mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang secara terus menerus di

up grade;

b) Loyalitas pada pekerjaan yang tinggi selalu termotivasi dalam bekerja;

c) Mengabdi pada masyarakat secara tulus dan iklas;

d) Tidak selalu memadvertising jasa-jasanya kepada orang lain; dan

(38)

21

c) Ciri Profesionalitas Guru

Seseorang disebut profesional, minimal memiliki 2 ciri, yakni kompeten dan

sertifikat. Berkompeten, artinya memiliki kecakapan sesuai standar kerja

profesinya. Menguasai Standar Operasional Prosedur. Hal ini harus dibuktikan

dalam perbuatan, dalam performansi. Jika ia seorang guru, maka kompetensi

minimal harus menguasai substansi, metode dan evaluasi.

Seorang profesional juga perlu dukungan legalitas, yakni sertifikat.

Sertifikat merupakan bukti yang syah yang dikeluarkan lembaga berwenang

bahwa yang bersangkutan memiliki kompetensi seperti yang tertulis di sertifikat

tersebut. Berkompeten dan menunjukkan performansi sesuai predikatnyamerupak

an ciri utama guru profesional. Ini adalah ciri empirik yangterlihat sehari-hari.

Tentu saja masih banyak ciri profesionalitas di luar yang dijelaskan di atas.

Surachmad (2004: 5) mengidentifikasi sejumlah ciri yang mendasar yang

diperlukan bagi guru profesional, yang dapat diakronimkan dengan lima

huruf berbunyi “HADITS”. Guru disebut profesional jika memiliki:

1. Hasrat, 2. Amanah, 3. Dewasa, 4. Interpersonal, 5. Teladan, dan 6. Setia.

1. Hasrat

Guru profesional jika memiliki hasrat terus berkembang.

Manusia ini adalah pembelajar. Ia gemar ilmu pengetahuan danmampu menerima perubahan sebagai syarat kemajuan. Dengan jiwa terbuka dan obyektif, guru lebih mudah melibatkan diri dalam prosesinovatif dan pembaharuan pada umumnya.

2. Amanah

(39)

22

lebih dari sekedar pegawai atau pencari nafkah.Mengajar bukan sekedar pekerjaan, tetapi lebih bernilai ibadah.

3. Dewasa

Guru profesional berpandangan hidup dewasa. Ia memiliki prinsip dan pola hidup yang jelas serta konsisten. Dalam sikap dan pembawaan serta dalam pergaulan dan pekerjaan guru menjadikan prinsip dan nilai hidup sebagai rujukan.

4. Interpersonal

Guru profesional memiliki sifat interpersonal yangkuat. Ia memiliki empati, hangat, dan mudah bergaul dengan sesamamanusia. Khususnya dengan anak didiknya. Dalam sikap dan tingkahlakunya ia senantiasa melahirkan suasana ramah dan bersahabat.

5. Teladan

Guru profesional berperangai teladan. Ia hidup dengan moral yang bersih, jujur, teratur dan efisien. Ia menunjukkan kebiasaanhidup terencana.

6. Setia

Guru profesional setia pada tugas. Bangga dengan profesinya. Membela kepentingan anak didiknya demi masa depan yang lebih baik. Tidak menyesal menjalani profesi guru, apapun resikonya.

Di Indonesia, prinsip-prinsip profesionalitas disebutkan dalam UU No. 14 Tahun

2005 dalam Hidayanto (2009: 28) sebagai berikut.

1) Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b)memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan

sesuaidengan bidang tugas; (d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidangtugas; (e) memiliki tanggung jawab atas

pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f).memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (g) memiliki

kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalammelaksanakan tugas keprofesionalan; dan (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

2) Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan

(40)

23

d) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Upaya Peningkatan Profesionalisme

Guru

Usaha untuk meningkatkan dan mewujudkan professional guru dalam pendidikan

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi upaya peningkatan profesionalisme guru dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

(sumber:http://Suciptoardi.wordpress.com // profesionalisme-duniapendidikan/ diakses tanggal 11-11-2011.

1. Faktor Internal

Faktor internal ini sebenarnya berkaitan erat dengan syarat-syarat menjadi seorang guru. Adapun faktor yang dimaksud antara lain:

a. Latar belakang pendidikan guru

Salah satu syarat utama yang harus dipenuhi seorang guru sebelum

mengajar adalah harus memiliki ijazah keguruan. Dengan ijazah keguruan tersebut, guru memiliki bukti pengalaman mengajar dan bekal pengetahuan baik pedagogis maupun didaktis, yang sangat besar pengaruhnya untuk membantu pelaksanaan tugas guru. Sebaliknya tanpa adanya bekal pengetahuan tentang pengelolaan kelas, proses belajar mengajar dan lain sebagainya, dia akan merasa kesulitan untuk dapat meningkatkan kualitas keguruannya. Sebagaimana dikatakan Ali Saifullah, bahwa proses

keberhasilan guru itu ditentukan oleh pendidikan, persiapan, pengalaman kerja dan kepribadian guru. Dengan demikian ijazah yang dimliliki guru akan nenunjang pelaksanaan tugas mengajar guru itu sendiri.

b. Pengalaman mengajar guru

Kemampuan guru dalam menjalankan tugas sangat berpengaruh terhadap peningkatan profesionalisme guru. Hal ini ditentukan oleh pengalaman mengajar guru terutama pada latar belakang pendidikan guru. Bagi guru yang belum sberpengalaman mengajarnya baru satu tahun misalnya, akan berbeda dengan guru yang berpengalaman mengajarnya telah bertahun-tahun. Sehingga semakin lama dan semakin banyak pengalaman mengajar, semakin sempurna tugas dalam mengantarkan anak didiknya untuk

mencapai tujuan belajar.

c. Keadaan kesehatan guru

(41)

24

menghasilkan proses belajar mangajar sesuai yang diharapkan. Amir D. mengemukakan bahwa "Seorang guru harus mempunyai tubuh yang sehat, sehat dalam arti tidak sakit dan dalam arti kuat, mempunyai energi cukup sempurna . Jadi guru yang sehat akan dapat mengerjakan tugas-tugas sebagai guru dengan baik, karena tugas-tugas itu menuntut energi yang cukup banyak. Terganggunya kesehatan guru akan mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar, terutama dalam meningkatkan profesionalismenya.

d. Keadaan kesejahteraan ekonomi guru

Seorang guru jika terpenuhi kebutuhannya, maka ia akan lebih percaya diri sendiri merasa lebih aman dalam bekerja maupun kontak-kontak sosial lainnya. Sebaliknya jika guru tidak dapat memenuhi kebutuhannya karena disebabkan gaji yang dibawah rata-rata, terlalu banyaknya potongan dan kurang terpenuhinya kebutuhan lainnya, akan menimbulkan pengaruh negatif, seperti mencari usaha lain dengan mencari pekerjaan diluar jam-jam mengajar, dan hal yang demikian jika dibiarkan berjalan terus menerus akan sangat menganggu efektifitas pekerjaan sebagai guru. Dan hal ini akan mempengaruhi terhadap upaya peningkatan profesionalisme guru.

Selanjutnya, faktor- faktor eksternalnya adalah sebagai berikut.

(sumber: http://Suciptoardi.wordpress.com// profesionalisme-duniapendidikan/ diakses tanggal 11-11-2011.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan profesionalisme guru diantaranya:

a. Sarana pendidikan

Dalam proses belajar mengajar sarana pendidikan merupakan faktor dominan dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan tersedianya sarana yang memadai akan mempermudah pencapain tujuan pembelajaran ,sebaliknya keterbatasan sarana pendidikan akan menghambat tujuan proses belajar mengajar. Terbatasnya sarana pendidikan dan alat peraga dalam proses belajar mengajar secara tidak langsung akan menghambat profesional guru. Jadi dengan demikian sarana pendidikan mutlak diperlukan terutama bagi pelaksanaan upaya guru dalam

meningkatkan profesionalnya.

b. Kedisiplinan kerja disekolah

Disiplin adalah sesuatu yang terletak didalam hati dan didalam jiwa

(42)

25

kepala sekolah sebagai pemimpin, pembimbing, dan pengawas diharapkan mampu untuk menjadi motivator agar tercipta kedisiplinan di dalam lingkungan sekolah.

c. Pengawasan kepala sekolah

Pengawasan kepala sekolah terhadap tugas guru amat penting untuk mengetahui perkembangan guru dalam melaksanakan tugasnya. Tanpa adanya pengawasan dari kepala sekolah maka guru akan melaksanakan tugasnya dengan seenaknya sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan tidak dapat tercapai. Karena pengawasan kepala sekolah bertujuan untuk pembinaan dan peningkatan proses belajar mengajar yang menyangkut banyak orang, pengawasan ini hendaknya bersikap fleksibel dengan memberi kesempatan kepada guru mengemukakan masalah yang

dihadapinya serta diberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan ide demi perbaikan dan peningkatan hasil pendidikan. Sifat untuk menonjol sebagai atasan dan menganggap guru sebagai bawahan semata-mata akan melahirkan hubungan yang kaku dan akibatnya guru akan merasa tertekan untuk menjalankan perintah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan sekaligus meningkatkan kualitasnya.

d) Aspek-aspek Kompetensi Guru Profesional

Munandar dalam buku Uno (2008: 61) bahwa kompetensi adalah daya untuk

melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Menurutnya,

dua faktor yang mempengaruhinya adalah faktor bawaaan (bakat), faktor latihan

(hasil belajar). Menurut Kusnandar (2007: 51) bahwa, “Guru professional pada

intinya adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk untuk

melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, membedah aspek

profesionalisme guru berarti juga mengkaji kompetensi yang harus dimiliki

seorang guru.”

Menurut Munsy dalam Uno (2008: 61) bahwa, “Kompetensi mengacu pada

kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan.

Kompetensi menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk

kependidikan, dikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan.” Saat

(43)

26

tertentu. Merujuk pada konsep yang dianut di lingkungan Depdiknas dalam

Danim (2002: 32), sebagai “Instructional Leader” guru harus memiliki 10

kompetensi :

1. mengembangkan kepribadian, 2. menguasai landasan kependidikan, 3. menguasai bahan pengajaran, 4. menyusun bahan pengajaran, 5. melaksanakan program pengajaran, 6. menilai hasil dan proses belajar-mengajar, 7. menyelenggarakan program bimbingan, 8. menyelenggarakan administrasi sekolah, 9. kerjasama dengan sejawat dan masyarakat, dan

10. menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

Lokakarya kurikulum pendidikan guru yang diselenggarakan oleh Proyek

Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) dalam buku Hamalik (2006: 44), telah

dirumuskan sejumlah kemampuan dasar seorang calon guru lulusan sistem

multistrata sebagai berikut:

a) Menguasai bahan yakni menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum kurikulum sekolah, menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi. b) Mengelola program belajar mengajar yakni merumuskan tujuan

instruksional mengenal dan bisa memakai metode mengajar, memilih materi dan prosedur instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar dan mengajar, mengenal kemampuan anak didik,menyesuaikan rencana dengan situasi kelas, melaksanakan dan merencanakan

pengajaran remedial, serta mengevaluasi hasil belajar.

c) Mengelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka CBSA,dan menciptakan iklim belajar yang efektif.

d) Menggunakan media yakni memilih dan menggunakan media, membuat alat alat bantu pelajaran sederhana, menggunakan dan mengelola

laboratorium, mengembangkan laboratorium, serta menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.

e) Menguasai landasan-landasan kependidikan. f) Merencanakan program pengajaran.

g) Mengelola interaksi belajar mengajar.

h) Menguasai macam-macam metode mengajar.

i) Menilai kemampuan prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. j) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan

(44)

27

Hamzah B. Uno (2008: 18), kompetensi profesionalisme yang harus menjadi

andalan guru adalah .

1. Kompetensi Profesionalisme

Adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun

kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu: a. Kompetensi Pribadi

Beberapa kompetensi yang harus ada guru yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabannya,

mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan mereka secara individual. b. Kompetensi Sosial

Guru harus dapat memperlakukan peserta didik secra wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. Kompetensinya menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti orangtua, tetangga dan sesama teman). c. Kompetensi Profesional Mengajar

Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran, harus memiliki kemampuan :

1) Merencanakan sistem pembelajaran a) Merumuskan tujuan

b) Memilih prioritas materi yang akan diajarkan c) Memilih dan menggunakan metode

d) Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada e) Memilih dan menggunakan media pembelajaran 2) Melaksanakan sistem pembelajaran

a) Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat b) Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat 3) Mengevaluasi sistem pembelajaran

a) Memilih dan menyusun jenis evaluasi

b) Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses c) Mengadminsitrasikan hasil evaluasi

2. Seperangkat Tugas Guru

Menurut User dalam Uno (2008: 20) terdapat tiga tugas guru yaitu:

Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadi orangtua kedua, dapat memahami peserta didik dengan tugas

(45)

28

mentransformasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu peserta dalam mengidentifikasi diri pesertab itu sendiri.

Menurut Rusman (2011: 22), kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru

yang professional meliputi:

a. Kompetensi Pedagogik

Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a). Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi manajemen kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.

b. Kompetensi Personal

Adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlan mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga guru mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulado,

Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di depan guru member teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di belakang

memberikan dorongan/motivasi).

c. Kompetensi Profesional

Adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi atau subjek matter

yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritis, mampu memilih model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan kependidikan.

d. Kompetensi Sosial

Adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan

Gambar

Tabel Model Summary X2 49.48.  Tabel Anova X3 XX- Y  ...............................................................
Tabel 1. Data Guru dan Aktivitasnya dalam MGMP IPS Terpadu

Referensi

Dokumen terkait

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data inflasi Indonesia, inflasi Malaysia, kurs rupiah terhadap

penulis dalam mengumpulkan sumber baik berupa fakta maupun data yang memiliki keterkaitan dengan kajian mengenai “ Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

[r]

Bawang hitam merupakan proses aging dengan pemanasan yang menginduksi banyak reaksi kimia pada bawang putih seperti perubahan warna menjadi coklat

Hasil produksi yang ingi dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 20 pada item pernyataan untuk variabel persepsi kebermanfaatan, kepercayaan, Computer Self Efficacy dan

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebear 0,0220 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan H 3 diterima sehingga dapat disimpulkan

Dinas kesehatan yang seharusnya juga memiliki tugas dalam pelaksanaan JKN belum sepenuhnya memahami apa yang menjadi tugasnya sehingga masih hanya sebatas penganggaran dan