• Tidak ada hasil yang ditemukan

rpp tematik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "rpp tematik"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Pada umumnya semua anak berhak memperoleh pendidikan, tidak terkecuali bagi murid yang berkelainan. Mereka perlu mendapatkann pendidikan secara khusus sehingga dibutuhkan program dan layanan pendidikan secara khusus pula baik dalam penyesesuaian metide mengajar, kedalaman dan keluasan program maupun dalam alat pelajaran khusus.

Murid berkelainan disebut juga sebagai anak luar biasa, cenderung memiliki penyimpangan sedemikian rupa terutama dalam kelainan indera, kelainan fisik, kelainan perilaku, kelainan kecerdasan, kelainan komunikasi atau kelainan ganda (memiliki kelainan lebih dari satu). Setiap kelainan tersebut memiliki karakteristik serta faktor-faktor yang menimbulkannya (penyebabnya).

(2)

BAB II PEMBAHASAN Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

A. Pengertian Murid Berkelainan

Berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72 Tahun 1991 tanggal 31 Desember 1991 tentang pendidikan luar biasa, sebagaimana tercantum dalam UUSPN No. 2Tahun 1989 pasal 8 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa :

1. warga Negara yang mempunyai kelainan fisik dan atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa.

2. warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.

Diperoleh ketetapan dalam pengaturan tersebut dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisikatau mental.

Merunjuk kepada pemberian diatas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murid berkelainan adalah anak yang mengalami penyimpangan dari rata - rata atau normal baik dalam segi fisik, kecerdasan, indera, komunikasi, perilaku atau gabungan hal - hal itu, sehingga ia membutuhkan program layanan pendidikan secara khusus guna mengembangkan potensi secara optimal

B. Hak dan kebutuhan murid berkelainan Hak :

(3)

a) Mereka berhak mendapatkan pemeliharaan b) Mereka mendapatkan pendidikan

c) Mereka berhak mendapatkan jaminan kerja d) Mereka berhak berpendapat

e) Mereka berhak bersuara dan sebagainya Kebutuhan :

Pada dasarnya kebutuhan murid berkelainan adalah sama dengan kebutuhan anak normal, hanya saja ia mempunyai kebutuhan khusus disebabkan kelainannya. Kebutuhan yang dimaksud adalah :

a) Kebutuhan sosial : mereka memerlukan kontak kerja sama dengan orang lain.

b) Kebutuhan pendidikan : merek harus dibantu supaya tidak disisihkan dari perencanaan dan langkah - langkah pendidikan.

c) Kebutuhan disiplin : mereka perlu mengenal disiplin.

d) Kebutuhan akan gambaran diri : agar mereka dapat mengambil langkah yang tepat sesuai dengan kenyataan dirinya.

e) Kepercayaan diri : sangat perlu bagi murid berkelainan, karena orang yang tidak percaya pada dirinya akan selalu diliputi keraguan - raguan dan rasa menderita.

(4)

C. Jenis - jenis Murid Berkelainan

Berdasarkan UUSPN, (1994.206) tentang jenis - jenis kelainan peserta didik (murid) dikemukakan sebagai berikut :

a. Jenis kelainan peserta didik terdiri atas kelainan fisik atau mental atau kelainan perilaku.

b. Kelainan mental meliputi :

1. Tuna Netra : pengertian tunanetra tidak saja mereka yang buta, tetapi mencakup juga mereka yang mampu melihat tetapi terbatas sekali dan kurang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-hari, terutama dalam belajar.

2. Tuna Rungu : Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya.

3. Tuna Daksa : Tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, atau sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir.

c. Kelainan mental meliputi :

1. Tuna Grahita Ringan : Tunagrahita adalah kondisi anak dimana anak mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Biasa dikenal juga sebagai anak terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal dan masih tergolong ringan.

(5)

juga sebagai anak terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal dan tergolong sedang.

d. Kelainan perilaku meliputi tuna laras : Anak yang mengalami hambatan emosi dan tingkah laku sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik dan akan mengganggu situasi belajarnya.

e. Kelainan peserta didik (murid) dapat juga terwujud sebagai kelainan ganda.

D. Karakteristik Setiap Jenis Murid Berkelainan a. Tuna Netra

anak – anak dengan gangguan penglihatannya dapat diketahui dalam kondisi berikut :

1. Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki orang awas.

2. Terjadi kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu. 3. Posisi mata sulit di kendalikan oleh syaraf otak.

4. Terjadinya kerusakan susunan syaraf otak yang berhubungan dengan penglihatan.

b. Tuna Rungu

Untuk kepentingan pendidikan ketungarunguan dapat diklasifikasi sebagai berikut :

Tingkat I : Kehilangan kemampuan mendengat antara 35 sampai 54 dB, penderitanya hanya memerlukan latihan berbicara dan bantuan mendengar secara khusus.

Tingkat II : Kehilangan kemampuan mendengar antara 55 sampai 69 dB, penderitanya kadang – kadang memerlukan penempatan sekolah secara khusus dalam kebiasaan sehari- hari memerlukan latihan berbicara, dan bantuan latihan berbahasa secara khusus.

Tingkat III : Kehilangan kemampuan mendengar antara 70 sampai 89 dB.

(6)

Anak yang kehilangan kemampuan mendengar dari tingkat III sampai tingkat IV pada hakekatnya memerlukan pelayanan pendidikan khusus (Andreas Dwijosumarto T.S. Somantri, 1996).

c. Tuna Daksa

Tuna daksa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Kesadaran yang dibawa sejak lahir atau kesusahan yang merupakan keturunan, diantaranya meliputi : (a) kaki seperti tongkat (club – foot), (b) tangan seperti tongkat (Club – hand), (c) jari yang lebih dari lima pada masing – masing tangan atau kaki (polydactylism), (d) kerdil/pendek sekali (cretinism), (e) kepala kecil tidak normal (mycrocrphalus), dan (f) kepala besar karena berisi cairan (hydrocephalus).

2. Kerusakan pada waktu lahiran, yang meliputi : (a) kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan atau terktarik ketika lahiran (Erb’s palsy) dan (b) tulang yang rapuh dan mudah patah (fragilitas osium).

3. Infeksi, meliputi diantaranya : (a) taerkolonis tulang (menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku), (b) osteomyelitis (radang didalam dan disekeliling sumsum tulang karena bakteri), dan (c) poliomyelitis (infeksi virus yang mungkin menyebabkan kelumpuhan).

4. Tuna (b) kecelakaan akibat luka bakar. 5. Tumor : oxostosis (lemah tulang) d. Tuna Grahita

Beberapa karakteristik umum anak tuna grahita yang dapat dipelajari, sebagai berikut :

1. Keterbatasan intelegensi 2. keterbatasan sosial

- cenderung berteman dengan anak yang lebih muda dari usianya - ketergantungan terhada orang tua sangat besar

- tidak mampu memikul tanggung jawab

3. keterbatasan fungsi – fungsi mental lainnya, seperti : - kurang mampu untu mempertimbangkan sesuatu

- kurang mampu membedakan yang baik dan mana yang buruk dan yang benar dengan yang salah

- tidak membahayakan terlebih dahulu konsekunsi daei suatu perbuatan.

(7)

1. Tuna grahita ringan 2. Tuna grahita sedang 3. Tuna grahita kuat e. Tuna laras

Secara garis besar anak tuna laras dapat diklasifikasikan sebagai anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang mengalami gangguan emosi. setiap jenis anak tersebut dapat dibagi sesuai dengan berat dan ringannya kelainan yang dialaminya.

E. Faktor – faktor Penyebab Murid Berkelainan

Secara umum penyebab berkelainan dapat dibagi menadi 3 kelompok yakni : sebab – sebab sebelum dilahirkan, pada saat dilahirkan dan seteleh dilahirkan. a. sebelum dilahirkan

1. Gangguan Genetika

Gangguan genetika ada dua jenis yaitu: penyimpangan yang terjadi pada gan dan penyimpangan yang terjadi pada kromosom. penyimpangan gen terjadi bila kode – kode genetika yang harus disampaikan oleh gen mngalami kesalahan. Penyimpangan kromosom ditandai oleh adanya ketidaknormalan kromosom. Setiap individu yang normal memiliki 46 kromosom atau 23 pasangan kromosom data setiap sel.

2. Infeksi Ibu Hamil

Yang dapat menimbulkan kelainan pada infekasi ini yaitu infeksi oleh TORCHES (Toxoplasmosis Robelia Cytomegalovirus Herpes Virus dan Syphilis) dan yang paling sering adalah infeksi oleh virus rubella.

3. Usia Ibu Hamil

Usia ibu hamil diatas 35 tahun mempunyai resiko tinggi terhadap kecacatan ini

4. Keracunan Saat Hamil

Yang dimaksud dalam hal ini adalah keracunan pada saat bayi dalam kandungan biasanya keracunan karena obat – obatan yang diminum ketika ibu hamil pada tiga bulan pertama.

5. Pengguguran kandungan

Kegagalan pengguguran kandungan dapat menyebabkan gangguan pada janin tergantung bagian organ mana yang terganggu.

(8)

Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi lahir premature, diantaranya ibu perokok berat, dibawah 16 tahun, ibu hamil kurang bergizi, dan kerna penyakit. Bayi premature sangat rentan terhadap penyakit infeksi senhingga kondisi bagi yang terkena infeksi akan mudah menjadi sepsis (racun masuk ke berbagai bagian tubuh melalui darah).

b. Saat dilahirkan

1. Proses kelahiran yang lama

Pada kasus ini kepala bayi terjepit dijalan lahir sehingga pembuluh darah dikepala tidak cukup mendapat oksigen (zat asam). Apabila keadaan berlangsung lama akan menyebar kerusakan sel – sel syaraf otak.

2. Kelahiran dengan alat

Kasus kelahiran dengan mempergunkan alat, mempunyai resiko yang tidak kecil terhadap bayi karena pada saat kepala bayi diangkat dengan tang (forcep) banyak kesalahan yang dilakukan (seharusnya bagian rahang yang ditarik keatas tetapi hal ini tidak mudah sehingga yang tertark pada umumnya bagian kepala).

3. Kehamilan lama

kehamilan lenih dari 40 minggu dapat mengakibatkan kelainan pda bayi krena sejak usia ini fungsi tembuni mulai berkurang (karena tembuni mulai berkerut). Dengan keadaan seperti ini maka aliran zat asam ke otak menjadi berkurang. Dengan kurangnya zat asam akan mempengaruhi atau menyebabkan kerusakan sel – sel otak.

c. Setelah Melahirkan 1. Penyakit Infeksi

Pada kasus ini biasanya anak terinfeksi oleh kuman, baik bakteri atau virus. Biasanya bakteri atau virus masuk pada tubuh karena tubuh tidak cukup mampu mempertahankan serangan infeksi. Bakteri atau virus dari satu tempat pada akhirnya berdiam di otak melalui aliran darah. Infeksi yang sering menyebabkan kelainan yaitu bakteri TBC yang dapat mengakibatkan TBC selaput otak dan TBC otak

(9)

Dalam pola makanan sehari – hari dapat menyebabkan kelainan apabila hal tersebut berlangsung cukup lama. Zat makanan tersebut adalah vitamin A dan Yodium.

3. Kecelakaan

Kecelakaan yang menimpa kepala tidak dapat dianggap ringan karena memilki resiko yang tidak kecil. misalnya benturan dikepala, selain dapat menyebabkan gagar otak dapat pula mengakibatkan pendarahan otak. Pendarahan ini dapat mengakibatkan berbagai gangguan tergantung lokasi dan berat cidera.

4. Keracunan

Yang dimaksud keracunan dalam hal ini yaitu keracunan oleh timbal atau timbal hitam. Bayi dan anak – anak yang masih muda kalau sering mengirup udara yang telah tercemari oleh logam ini (misalnya menghirup bau yang bersal dari cat) dapat menyebabkan kecacatan. F. Alternatif Bantuan Serta Bimbingan Khusus yang diberikan Bagi

Murid Berkelainan

Alternatif bantuan sesuai dengan jenis – jenis kelainan a. Tunanetra

Aternatif natuan yang diberikan kepada tunanetra, terutama pada saat memasuki lingkungan bary seseorang anak tunanetra harus diberikn bantuan tentang proses komunikasi verbal, mengembangkan semangat dan konsep diri yang positif (rasa percaya diri dan mau menerima ketunanetraannya), serta mengenal gambaran lingkungan sekitarnya dengan sejelas – jelasnya.

b. Tunarungu

Jenis – jenis bimbingan yang diberikan kepada anak tunarungu adalah sebagai berikut :

i. Bimbingan komunikasi, bertujuan untuk membanu anak dalam mempelancar komunikasi.

ii. Bimbingan pribadi, bertujuan agar anak dapat mengenal dirinya menyadari kemamapuan dan kurangannya, memiliki sikap positif terhadap keadaan dirinya, serta memiliki kestabilan emosi.

(10)

konstruktif. Cara yang ditempuh seperti melalui kegiatan olahraga, kerja kelompok, dan berkemah.

c. Tunadaksa

Alternatif yang dapat diberikan kepada anak tunadaksa diantaranya, mengembangkan self respect (menghargai diri sendiri),menghargai anak dengan cara menerima apa adanya,sehingga anak merasa bahwa dirinya sebagai seorang yang pribadinya berharga.

Dukungan keluarga dan masyrakat terhadap anak tunadaksa memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan kepribadiannya. Apabila mengakibatkan anak tunadaksa merasa renda diri, tidak berdaya, merasa bersalah, benci dan sebagainya

d. Tunagrahita

Pemberian bantuan kepada anak tunagrahita lebih difokuskan kepada pihak orang tuanya. Kepada mereka di berikan bimbingan tentantang : i. Upaya menghilangkan perasaan kecewa, karena memiliki anak yang

cacat.

ii. Mengembangkan sikap respek terhadap anak

iii. Mengembangkan kemandirian anak dengan cara tidak memberikan perlakuan yang berlebihan (terlalu memanjakan)

sedangkan pemberian kepada anak langsung sebagai berikut : 1. Mengatasi kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri

2. Mengatasi kesulitan daam menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat

3. Menggunkan kemampuannya untuk mendapatkan keterampilan, dan kesanngupan kala secara optimal.

e. Tunalaras

Upaya pemeberian bantuan yang diberikan kepada mereka diantaranya adalah :

i. Memperhatikan kebutuhan anak ii. Membimbing kedisiplinan

iii. Memberikan kesibukan sebagai pemanfataan waktu luang iv. Membantu pengembangan konsep diri yang positif

(11)

vi. Menghindari mereka dari ketergantungan dan penguatan ketakberdayaan

vii. Merujukan anak kepihak yang berwenang (seperti psikolog).

(12)

Setiap anak berhak memiliki pendidikan yang sama, begitu pula kepada anak yang berkelainan atau berkebutuhan khusus. Secara umum Jenis kelainan peserta didik terdiri atas kelainan fisik atau mental atau kelainan perilaku. Kelainan mental meliputi : Tuna Netra, Tuna Rungu, dan Tuna Daksa. Kelainan mental meliputi : Tuna Grahita Ringan dan Tuna Grahita Sedang. Kelainan perilaku meliputi tuna laras. Kelainan peserta didik (murid) dapat juga terwujud sebagai kelainan ganda. Dan faktor penyebab anak berkelainan dapat disebabkan pada saat ibu hamil, saat melahirkan dan setelah melahirkan.

B. SARAN

guru yang mengajar di sekolah dasar biasa, perlu pula memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi karakteristik dari murid yang berkelainan. Sehingga sebagai guru umum mampu memberikan batasan apakah muridnya termasuk murid yang berkelainan atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

tersebut, terhadap hasil belajar matematika siswa.. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah. : Tidak ada pengaruh model pembelajaran TAI dengan

Dari data diatas menunjukkan bahwa kejadian jatuh dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain karena keluarga yang sebagian besar bekerja sebagai petani yaitu

Merencana Multimedia Dasar (Kons.MultimeDEK638 Dody Setianto, S.Sn, M.Ds 3 DKV (MM) AP. Desain Grafis) DEK662 Dra.. NO HARI/TGL WAKTU MATA

Rusia merupakan negara adidaya energi yang menggunakan sumber daya sebagai dasar pembangunan ekonomi dan sebagai instrumen untuk melaksanakan kebijakan dalam dan

keterampilan berbicara bahasa Inggris yang bagus tentu siswa tersebuta akan terpakai tenaganya sebagai juru bicara bagi orang asing dengan pengahasilan

Karenanya pada program kegiatan KKN mahasiswa UIN Jakarta kelompok KKN SOLARITY kegiatannya lebih banyak mengarah pada peningkatan kapasitas individu warga yang

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PKNA. Universitas Pendidikan Indonesia

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Nagreg memiliki potensi bahan baku untuk keberlanjutan bata merah yang masih baik dilihat dari jenis