Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No.01
Bandarlampung
ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH
DI BANDAR LAMPUNG. (Skripsi)
Oleh
Nama : Ryan Adi Prasetyo
NPM : 0851021039
Konsentrasi : Ekonomi Moneter
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung Bandarlampung
ABSTRAK
ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH
DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
RYAN ADI PRASETYO
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi, belajar, persepsi dan tingkat keuntungannisbah(bagi hasil) dan perhitungan bisnis terhadap keputusan nasabah dalam menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung. Data yang digunakan ialah dataprimer. Pengujian hipotesis dilakukan dengan pendekatan uji analisis faktor dan uji asumsi klasik dengan menggunakanSPSS16.0.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (uji t) antara variabel-variabel bebas yaitu motivasi (X1), variabel belajar (X2), persepsi (X3), dan tingkat keuntungan nisbah dan perhitungan bisnis (X4) dengan variabel terikat yaitu keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di Bandar Lampung (Y), dapat diketahui hanya faktor motivasi dan persepsi faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di bank syariah di
Bandar Lampung. Sedangkan faktor belajar beserta faktor tingkat keuntungan dan perhitungan bisnis tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung. Melalui penelitian ini disarankan agar perbankan syariah di Bandar Lampung memperhatikan masalah promo mengenai produknya, selalu terdepan dalam teknologi yang digunakan, dan terakhir ialah masalah pembagiannisbah(bagi hasil).
ABSTRACT
ANALYSIS VARIABLES AFFECTING CUSTOMER SAVING IN ISLAMIC BANKING IN BANDAR LAMPUNG.
By
RYAN ADI PRASETYO
The purpose of this study was to determine the effect of variable motivation,
learning, perception and the rate of profit ratio (profit sharing) and business
calculations on customer decisions in saving in Islamic banking in Bandar
Lampung. The data used is primary data. Hypothesis testing is performed by
factor analysis and testing approach to the classic assumption test using SPSS
16.0.
Based on the results of hypothesis testing (t test) between the independent
variables, namely motivation (X1), the variables studied (X2), perception (X3),
and the ratio of the rate of profit and business calculations (X4) with the
dependent variable is the customer's decision to save money in the bank sharia in
Bandar Lampung (Y), can be known only motivating factor and the perception of
these factors have a significant relationship to the customer's decision to save
money in Islamic banks in Bandar Lampung. While the factors studied and their
factors profitability and business calculations does not significantly affect the
suggested that Islamic banks in Bandar Lampung promo concerned about its
products, always leading in the technology used, and the last is the problem of the
distribution of the ratio (for results).
Keywords : Motivation, Learning, Perception, The Profit Ratio Calculation
And Business And Customer Decision In Savings In Islamic
ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH
DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
RYAN ADI PRASETYO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi :ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENABUNG DI PERBANKAN SYARIAH DI BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa :Ryan Adi Prasetyo Nomor Pokok Mahasiswa : 0851021039
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
MENYETUJUI 1. Dosen Pembimbing
Heru Wahyudi, S.E.,M.Si. Nip. 196012201989031004
2. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Heru Wahyudi, S.E., M.Si ……….
Penguji Utama :Dr. Hi. Toto Gunarto,S.E.,M.Si ……….
2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung
Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. NIP 196109041987031011
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM
“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan
sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya orang lain. Apabila
dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima
hukuman/sanksisesuai peraturan yang berlaku”.
Bandar Lampung, Maret 2013
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Pekalongan pada tanggal 29 September 1988, sebagai
anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Setiawan dan Ibu Riyantini.
Penulis memulai Pendidikannya di Taman Kanak-kanak (TK) PTP 7 Kedaton
Bandar Lampung diselesaikan tahun 1994, setelah itu penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Teladan Rawalaut Bandar Lampung
yang diselesaikan pada tahun 2000. Selanjutnya, penulis meneruskan pendidikan
di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun
2003, dan selanjutnya pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikan di
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Bandar Lampung yang diselesaikan
pada tahun 2006. Pada tahun 2008, penulis diterima menjadi mahasiswi Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
melalui jalur Ujian Mandiri (UM).
Pada tahun 2011, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kota
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain.(Q.S Al-Insyirah 6-7)
Dengan segenap ketulusan dan rasa syukur kupersembahkan karya nan
sederhana tapi berharga bagiku ini kepada:
Bapak dan Ibuku tercinta, yang telah memberikan motivasi terbesar dalam
hidupku, yang telah mengiringiku dengan doa dalam setiap hembusan nafas dan
ayunan langkahku. I always love u mom and dad
Kedua adikku tersayang, serta keluarga besarku yang selalu memberiku
semangat dalam mengerjakan penulisan ini.
Tulang rusukku yang akan menjadi pendamping hidupku kelak.
Sahabat-sahabatku tersayang, yang telah memberikan warna-warni dalam
hidupku dan selalu ada pada saat susah maupun senang.
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul
“Analisis Variable-Variabel Yang Mempengaruhi Nasabah Menabung Di Perbankan Syariah Di Bandar Lampung”merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Bapak Muhammad Husaini S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
bersedia meluangkan waktunya memberikan arahan, saran, dan nasehat kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini;
3. Bapak Dr. H. Toto Gunarto, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji dan Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan masukan dalam
penyelesaian skripsi ini. Meluangkan waktu untuk membantu dalam
4. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, yang telah
memberikan didikan dan ilmu yang bermanfaat;
6. Segenap staf administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis terima kasih atas
bantuannya;
7. Kedua orang tuaku, Bapak (Setiawan) dan Ibu (Riyantini) terima kasih atas
perlindungan, kasih sayang, cinta, dan dukungan serta pengorbanan yang
selalu diberikan dengan tulus kepada anak-anaknya;
8. Adikku tersayang, Ryan Dwi Cahyo Nugroho dan Ryandita Azlia Putri.
Terima kasih atas doa, bantuan dan dukungan kalian;.
9. Keluarga besar bapak dan ibu atas doa dan dukungannya;
10. Teman-teman kelas ekonomi moneter, Saud, Indra, Tegar, Novi, Nice, Gista,
Amel, Priya, Ratih, Dioda, Elza, Desy, Melisa, Eka, Viqih, Erni, Dini, dan
Junivolia. Terima kasih atas canda tawa kalian saat di kelas;
11. Seluruh keluarga besar Ekonomi Pembangunan 2008. 2007, 2006, dan 2009.
Terima kasih atas momen-momen suka duka bersama selama ini serta bantuan
dan dukungan dari kalian dalam penyelesaian skripsi ini;
12. Teman-teman Inter Club Indonesia Moratti yang berada di seluruh Indonesia
maupun regional Lampung. Biru hitam bukan sekedar kebanggan dan
kehormataan. Tapi kebersamaan diantara kita di atas segalanya. La Grande
Setiap karya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Segala kelebihan dan
manfaat yang bisa diambil merupakan hasil dari bimbingan dan bantuan segenap
pengajar, dan segala kelemahan dalam karya ini merupakan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Karena itu, saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Bandar Lampung, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penulisan... 9
D. Manfaat Penulisan ... 9
E. Kerangka Berfikir... 9
F. Hipotesis... 11
G. Sistematika Penulisan ... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Bank Syariah ... 13
1. Sejarah Bank Syariah ... 13
2. Bank Syariah Di Indonesia... 15
3. Pengertian Bank Syariah ... 16
4. Perbedaan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional ... 17
6. Prinsip Pendanaan Bank Syariah Serta Definisinya... 19
7. Kendala Pengembangan Bank Syariah ... 22
B. Minat Nasabah ... 23
1. Definisi Minat ... 23
2. Definisi Nasabah ... 24
3. Minat Nasabah ... 24
a. Faktor Psikologis ... 25
1. Motivasi... 25
2. Belajar ... 26
3. Persepsi... 27
b. Faktor Rasional... 28
1. Tingkat Keuntungan NIsbah ... 28
2. Perhitungan Bisnis... 29
C. Menabung Dalam Perspektif Islam ... 30
D. Studi Empirik ... 34
III. METODOLOGI PENELITIAN... 36
A. Lokasi dan Obyek Penelitian... 36
B. Pendekatan dan Jenis Pendekatan ... 36
C. Populasi dan Sampel ... 36
1. Populasi ... 36
2. Sampel ... 37
D. Data dan Sumber Data... 38
E. Metode Analisis Data ... 39
1. Pengujian Analisis Faktor ... 39
2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 40
3. Pengujian Asumsi Klasik ... 42
a. Uji Non-Multikolinearitas ... 42
b. Uji Non-Autokorelasi ... 43
c. Uji Non-Heteroskedastisitas... 44
4. Pengujian Regresi... 45
5. Uji F... 46
F. Variabel dan Skala Pengukuran ... 47
1. Variabel ... 47
a. Variabel Bebas ... 47
b. Variabel Terikat... 47
2. Skala Pengukuran ... 47
G. Flow Chart Aliran Pengujian... 48
IV. Hasil Dan Pembahasan ... 50
A. Gambaran Objek Penelitian ... 50
B. Gambaran Umum Responden ... 50
1. Jenis Kelamin ... 51
2. Umur ... 52
3. Nasabah Bank... 53
4. Produk Yang Digunakan ... 54
C. Gambaran Distribusi Item Pertanyaan ... 54
1. Variabel Bebas ... 55
a. Variabel Motivasi... 55
b. Variabel Belajar ... 57
c. Variabel Persepsi... 59
d. Variabel Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis (X4) ... 61
2. Variabel Terikat ... 63
D. Hasil Pengujian Analisis Faktor... 64
1. Keputusan Nasabah ... 64
2. Motivasi ... 67
3. Belajar ... 70
4. Persepsi ... 73
5. Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis... 76
E. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 79
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X1) ... 80
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Belajar (X2) ... 81
Dan Perhitungan Bisnis (X4)... 83
5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Keputusan Nasabah (Y) ... 85
F. Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 86
1. Uji Multikolinearitas ... 86
2. Uji Autokorelasi ... 87
3. Uji Heteroskedastisitas... 88
G. Hasil Pengujian Regresi ... 89
H. Hasil Uji F ... 91
I. Hasil Uji T... 94
J. Pembahasan Terhadap Pertanyaan Terbuka... 96
V. Kesimpulan Dan Saran ... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Saran... 99
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Dana Pihak Ketiga, Jumlah Dana
Yang Ditempatkan Di Perbankan ... 5
2. Pembiayaan, Jumlah Dana Yang Disalurkan Perbankan Kepada Masyarakat. ... 5
3. Aset, Total Kekayaan Yang Dimiliki Perbankan... 5
4. JumlahOutletBank Konvensional DanOutletSyariah... 6
5. Jaringan Kantor Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012 ... 16
6. Perbedaan Antara Bank Konvensional Dengan Bank Syariah ... 18
7. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil... 19
8. Prinsip dan Definisi Pendanaan Bank Syariah... 21
9. Jenis–Jenis Pendanaan Bank Syariah... 22
10. Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Yang Dilakukan... 35
11. Interpretasi Nilai r ... 42
12. Distribusi Item Pertanyaan Variabel Motivasi (X1)... 53
13. Distribusi Item Pertanyaan Variabel Belajar (X2)... 55
14. Distribusi Item Pertanyaan Variabel Persepsi (X3)... 57
16. Distribusi Item Pertanyaan Variabel Terikat (Y) ... 61
17.Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test Variabel Keputusan Nasabah ... 63
18. Hasil Uji MSA Variabel Keputusan Nasabah... 63
19. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Keputusan Nasabah. 64 20. Total Variance Explained Variabel Keputusan Nasabah ... 65
21.Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test Variabel Motivasi... 66
22. Hasil Uji MSA Variabel Motivasi ... 66
23. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Bebas Motivasi ... 67
24. Total Variance Explained Variabel Motivasi... 68
25.Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test Variabel Belajar... 69
26. Hasil Uji MSA Variabel Belajar ... 69
27. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Bebas Belajar. ... 70
28. Total Variance Explained Variabel Belajar. ... 71
29.Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test Variabel Persepsi... 71
30. Hasil Uji MSA Variabel Persepsi. ... 72
31. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Bebas Belajar. ... 73
32. Total Variance Explained Variabel Persepsi ... 74
33. Hasil Uji KMOdan Bartlett’s Test Variabel Persepsi... 75
34. Hasil Uji MSA Variabel Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis... 75
35. Hubungan Antara Atribut Dengan Variabel Bebas tingkat keuntungan dan perhitungan bisnis. ... 76
36. Total Variance Explained Variabel Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis... 77
37. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X1)... 78
38. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Belajar (X2) ... 79
39. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Persepsi (X3)` ... 80
40. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Tingkat Keuntungan Dan Perhitungan Bisnis (X4) ... 81
41. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Keputusan Nasabah (Y) .... 83
43. Hasil Uji Autokorelasi ... 85
44. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 86
45. Hasil Uji Regresi... 89
46. Hasil Uji F... 92
47. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 93
48. Hasil Uji Regresi... 94
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling
besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Dimensi
baru dalam suatu sistem ekonomi akhir-akhir ini sering dibicarakan oleh kalangan
ekonom, munculnya suatu konsep yang dianggap baru dan belum sepenuhnya
diterima oleh masyarakat, karena belum adanya pemahaman lebih terhadap
konsep yang ditawarkan sering dibicarakan saat ini adalah konsep mengenai
perbankan syariah. Secara umum tujuan utama bank syariah adalah mendorong
dan mempercepat kemajuan ekonomi di masyarakat dan melakukan kegiatan
perbankan (financial), komersil dan investasi sesuai dengan prinsip Islam (Priatin, 2005).
Konsep ini menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam ke dalam transaksi
perbankan. Prinsip utama yang diterapkan adalah transaksi keuangan, yang berupa
penyimpanan maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga (Interest Free Banking). (Khairunnisa, 2000). Bank Islam pertama berada di daerah pedesaan di Pakistan, dimana tidak membebankan bunga pada peminjamnya. Kemudian
diikuti oleh Malaysia, India, Mesir, dan Iran. (Khairunnisa, 2000). Bank Syariah
2
masyarakat yang beragama Islam) yang beranggapan bahwa bunga merupakan hal
yang haram, hal ini lebih diperkuat lagi dengan berbagai pendapat para ulama
yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu fatwa MUI yang intinya
mengharamkan bunga bank karena terdapat unsur-unsur riba jika ada unsur
tambahan, dan tambahan itu diisyaratkan dalam akad dan dapat menimbulkan
adanya unsur pemerasan. Berikut merupakan ayat yang menjelaskan bahwa riba
dilarang oleh agama islam :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Q.S. Al-Baqarah:279
Kemudharatan sistem bunga sehingga dikategorikan sebagai riba adalah, antara
lain :
a. Mengakumulasi dana untuk kepentingannya sendiri.
b. Bunga adalah konsep biaya yang digeserkan kepada penanggung
berkutnya.
c. Menyalurkan dana hanya mereka yang mampu.
d. Penanggung terakhir adalah masyarakat.
e. Memandulkan kebijakan stabilitas ekonomi dan investasi.
f. Terjadi kesenjangan yang tidak ada habisnya.
Dari kondisi inilah bank syariah mulai dikembangkan sejak diberlakukannya
3
syariah secara cukup jelas dan kuat dari segi kelembagaan dan operasionalnya.
Pemberlakuan undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan
Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang juga diikuti dengan
diberlakukan sejumlah peraturan pelaksanaan dalam bentuk Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia / Peraturan Bank Indonesia telah memberikan landasan
hukum yang kuat dan kesempatan yang lebih luas bagi pengembangan perbankan
syariah di Indonesia. Perundang-undangan memberikan kesempatan lebih luas
untuk pengembangan jaringan perbankan syariah antara lain melalui izin
pembukaan kantor cabang syariah oleh bank umum konvensional. Selain itu
Undang-undang No. 23 Tahun 1989, Bank Indonesia juga mempersiapkan
perangkat peraturan dan fasilitas-fasilitas penunjang yang mendukung operasional
bank syariah.
Sejalan dengan tugas pokok dan peran Bank Indonesia serta arahan umum
kebijakan di bidang perbankan yang telah disampaikan oleh Gubernur Bank
Indonesia pada awal tahun 2010, selama tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai
kegiatan terkait dengan penelitian, pengembangan, pengaturan dan pengawasan
perbankan syariah. Pelaksanaan kebijakan dibidang perbankan syariah selain
mengacu kepada kebijakan umum dibidang perbankan juga memperhatikan
arahan dan kebijakan khusus terkait dengan perbankan syariah yang merupakan
sub-sektor perbankan yang masih perlu didorong agar dapat bertumbuh lebih
cepat agar peran dan konstribusinya dalam mencapai sasaran kebijakan dibidang
perbankan dan kebijakan Bank Indonesia secara umum dapat lebih besar.
4
kebijakan dibidang perbankan dengan pendekatan insentif dan disinsentif. Hal ini
antara lain mencakup peningkatan ketahanan sistem perbankan yang perlu
ditempuh melalui penguatan pengaturan, pemantapan sistem pengawasan bank,
penataan kembali tingkat kompetisi di industri perbankan Indonesia, serta
pendalaman pasar keuangan. Selain itu upaya untuk mendorong peningkatan
intermediasi perbankan melalui penyempurnaan peraturan dan penyediaan
infrastruktur pendukung. Secara spesifik kebijakan untuk perbankan syariah
dalam tahun 2010 diarahkan untuk meningkatkan peran perbankan syariah
terhadap perekonomian nasional dan penguatan ketahanannya. Kebijakan untuk
perbankan syariah ini diupayakan dengan meningkatkan insentif untuk
mendorong peningkatan modal, memfasilitasi pengembangan unit usaha syariah
dan anak perusahaannya, serta memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan SDM
perbankan syariah yang kompeten. Sejumlah kegiatan yang merupakan
implementasi arah kebijakan tahun 2010 dibidang perbankan syariah dilaksanakan
oleh Bank Indonesia, khususnya Direktorat Perbankan Syariah dengan mencakup
berbagai kegiatan dalam bidang penelitian, pengaturan dan pengembangan,
perizinan, dan pengawasan perbankan syariah sebagaimana dijelaskan secara
ringkas pada bagian dibawah ini. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan sebagai satu
kesatuan dalam upaya mengembangkan perbankan syariah yang efisien, prudent
dan sejalan dengan prinsip syariah.
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip agama Islam (UU No.
5
pembagian keuntungannya. Besarnya bagi hasil (profit sharing) ini ditentukan di awal perjanjian. Berbeda dengan bunga, presentase bagi hasil ini belum tentu tiap
bulannya.
Beberapa fakta pesatnya pertumbuhan perbankan syariah dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 1. Dana Pihak Ketiga, Jumlah Dana Yang Ditempatkan di Perbankan
(Dalam Jutaan)
Keterangan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank Umum 1,127,937 1,287,102 1,510,834 1,753,292 1,950,712 2,096,036 Bank Syariah 15,581 19,347 28,011 36,852 52,271 58,078 Sumber : www.syariahmandiri.co.id
Tabel 2. Pembiayaan, Jumlah Dana Yang Disalurkan Perbankan Kepada
Masyarakat (Dalam Jutaan)
Pembiayaan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank Umum 695,648 792,297 1,002,012 1,307,688 1,437,930 1,586,492
Bank
Syariah 12,405 16,113 20,717 26,109 34,452 46,260
Sumber : www.syariahmandiri.co.id
Tabel 3. Aset, Total Kekayaan Yang Dimiliki Perbankan (Dalam Jutaan)
Aset Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10
Bank
umum 1,469,827 1,693,850 1,986,501 2,310,557 2,534,106 2,678,265 Bank
syariah 20,880 26,722 33,016 49,555 66,090 75,205
Sumber : www.syariahmandiri.co.id
DPK, pembiayaan dan aset perbankan syariah tumbuh lebih pesat dibandingkan
6
umum (konvensional) senantiasa meningkat. Hal ini ditopang olehoutlet perbankan syariah yang tumbuh pesat.
Tabel 4. JumlahOutletBank Konvensional DanOutletSyariah.
Jumlah
Outlet Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10
Konvensional 8236 9,110 9,680 10,868 12,837 12,972
Syariah 434 509 568 790 998 1,302
Sumber : www.syariahmandiri.co.id.
Selain ekspansi perbankan syariah untuk meningkatkan jumlah outletnya,
pertumbuhan outlet yang pesat juga karena maraknya pembukaan bank syariah,
baik Bank Umum Syariah (BUS) ataupun Unit Usaha Syariah (UUS).
Perkembangan ini membuat banyak pihak, mulai pemerintah, akademisi,
perusahaan hingga masyarakat mencoba untuk memahami perbankan syariah
lebih jauh, mulai dari filosofi, sistem operasionalnya hingga produknya.
Seorang nasabah akan merespon bank syariah atau berminat ke bank syariah
ketika ada produk atau akad yang dirasakan menguntungkan dirinya
(www.Tempointeraktif.com). Diantara salah satu prinsip dalam akad bank syariah
yang dirasa familiar di masyarakat yaitu prinsip bagi hasil. Prinsip ini merupakan
prinsip kerja sama usaha yang dikemas dalam bentuk investasi serta menawarkan
tingkat pengembalian (return) yang dapat ditentukan sesuai dengan perjanjian. Dalam prinsipmudharabah, bank syariah memposisikan diri sebagai mitra kerja antara si penabung dan pengusaha (investor) untuk mendapatkan keuntungan.
Dari beberapa konsepsi mengenai minat nasabah dalam menabung di bank syariah
diharapkan pihak manejemen perbankan dapat memahami perilaku konsumen
7
di bank syariah. Menurut Kotler (1992:152) dalam memahami perilaku konsumen
(nasabah) dan mengenal pelanggan tidak pernah sederhana. Pelanggan mungkin
menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya.
Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada
menit-menit terakhir. Seperti yang diketahui ada dua jenis konsumen (nasabah)
yaitu pertama konsumen (nasabah) yang bersifat emosional (psikologis), kedua
konsumen (nasabah) yang bersifat rasional. Beberapa keuntungan apabila
kepuasaan nasabah dapat dipenuhi. Dengan pelayanan yang berorientasi pada
kepuasan nasabah, maka:
1. Nasabah akan merasa loyal kepada bank sehingga bank dapat
mempertahankan nasabahnya untuk tidak meninggalkan bank (beralih
kepada bank yang lainnya).
2. Nasabah akan menceritakan mengenai mengenai pelayanan bank yang
memuaskan kepada orang lain yang pada akhirnya merupakan sarana
promosi yang efektif tanpa mengeluarkan biaya.
Kepuasan nasabah bank adalah mutlak dan penting dalam rangka menghadapi
persaingan yang semakin berat khususnya apabila terjadi merger bagi bank-bank
yang tidak dapat memenuhi ketentuan perbankan yang baru. Dengan adanya
merger pada bank berarti adanya penggabungan kekuatan dalam persaingan untuk
mendapatkan nasabah bank, yang merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki
oleh suatu bank.
Usaha untuk bisa mendapatkan ataupun mempertahankan nasabah yaitu dengan
8
pelayanan bukan hanya sebatas nasabah terpenuhi kebutuhannya akan tetapi
sampai kepuasan secara pribadi. Apabila bank melayani dengan pelayanan yang
terbaik dan optimal, maksud agar tujuan memuaskan nasabah akan
berkesinambungan, sehingga nasabah akan merasa loyal kepada bank dan dapat
menciptakan citra yang baik bagi bank melalui pelayanan yang telah diberikan.
Penulis memilih bank syariah yang terdapat di Bandar Lampung guna mengetahui
seberapa besar pertumbuhan perbankan syariah di daerah Lampung terutama di
kota Bandar Lampung. Dan sebagai responden ialah nasabah yang mempunyai
rekening di bank syariah yang terdapat di Bandar Lampung.
Dari beberapa uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk meneliti dan menulis
dengan judul.”Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Nasabah Menabung Di Perbankan Syariah Di Bandar Lampung.”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
pertanyaan penelitian secara spesifik sebagai berikut :
1. Dari variabel yang akan digunakan variabel mana yang sangat
berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di
perbankan syariah di Bandar Lampung.
2. Dari variabel yang akan digunakan variabel mana yang tidak berpengaruh
terhadap keputusan nasabah dalam menabung di perbankan syariah di
9
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi nasabah dalam
menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui variabel apa yang tidak berpengaruh terhadap
keputusan nasabah dalam menabung di perbankan syariah di Bandar
Lampung
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yang diharapkan bisa diperoleh ialah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi tentang variabel-variabel yang mempengaruhi
nasabah dalam menabung.
2. Memberikan masukan berupa informasi dan saran kepada pihak-pihak
yang berkompeten dalam perbankan syariah khususnya bank syariah yang
berada di Bandar Lampung.
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang S1 Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis di Universitas Lampung.
E. Kerangka Berfikir
Minat nasabah yaitu daya tarik yang dimunculkan oleh obyek tertentu yang
membuat seseorang nasabah merasa senang dalam mempunyai keinginan
10
beberapa faktor yang membentuk terjadinya minat nasabah dilihat dari faktor
psikologis dan rasional perilaku konsumen :
a. Faktor Psikologis
1. Motivasi
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan oleh konsumen, kebutuhan sendiri
muncul karena konsumen (nasabah) merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dengan sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Belajar
Belajar yaitu suatu proses pengalaman yang akan membawa kepada perubahan
pengetahuan, sikap dan atau perilaku.
3. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu yang berarti mengenai
dunia.
b. Faktor Rasional
1. Tingkat Keuntungan Nisbah (Bagi Hasil)
Nisbah (bagi hasil) merupakan karakteristik dasar bank syariah, dan
11
2. Perhitungan Bisnis
Seorang pebisnis biasanya akan memilih jenis tabungan yang mudah
dicairkan dan tidak menimbulkan resiko bahkan akan memperoleh
keuntungan dari dana yang disimpannya di bank.
Gambar 1. Kerangka Berfikir. Sumber : Pengolahan Data, 2013.
Motivasi (X1)
Belajar (X2)
Persepsi (X3)
Tingkat Keuntungan Nisbah
(Bagi Hasil) Dan Perhitungan
Bisnis (X4)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi nasabah
12
F. Hipotesis
1. Diduga bahwa variabel yang terdiri dari motivasi, belajar (pengalaman
masa lalu), persepsi nasabah, tingkat keuntungan yang diperoleh dan
perhitungan bisnis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan nasabah menabung di bank syariah di Bandar Lampung.
2. Diduga bahwa variabel motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar
Lampung.
3. Diduga bahwa variabel belajar mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar
Lampung.
4. Diduga bahwa variabel persepsi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar
Lampung.
5. Diduga bahwa variabel tingkat keuntungannisbah(bagi hasil) dan perhitungan bisnis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan nasabah menabung di perbankan syariah di Bandar Lampung.
G. Sistematika Penulisan
Berikut ini merupakan sistematika dari penulisan skripsi :
Bab I. Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
permasalahan, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis
13
Bab II. Tinjuaun Pustaka. Berisikan tinjauan teoritis dan tinjauan empirik yang
relevan dengan penelitian ini.
Bab III. Metode penelitian. Terdiri dari tahapan penelitian, sumber data, batasan
variabel, alat analisis serta pengujian hipotesis.
Bab IV. Hasil Perhitungan dan Pembahasan
Bab V. Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
1. Sejarah Bank Syariah
Praktek perbankan dalam sejarah Islam telah dikenal sejak zaman Bani
Abbasiyah, meskipun dalam prakteknya masih dilakukan secara perorangan.
Perbankan mulai berkembang pesat ketika beredar banyak jenis mata uang pada
zaman itu sehingga diperlukan keahlian khusus untuk membedakan antara satu
mata uang dengan mata uang lainnya. Hal ini diperlukan mengingat setiap mata
uang mempunyai kandungan logam mulia yang berlainan sehingga memiliki nilai
yang berbeda pula.
Peranan bankir pada zaman Bani Abbasiyah mulai populer pada pemerintahan
Muqtadir (908-932 M). Kemajuan praktek perbankan pada zaman itu ditandai
dengan beredarnya sah (cek) dengan luas sebagai alat pembayaran. Bahkan,
peranan banker telah meliputi tiga aspek, yakni menerima deposit,
menyalurkannya dan menstransfer uang.
Namun menurut M. Umer Chapra, eksprimen pertama lembaga perbankan
15
Mit-Ghamer di Delta Sungai Nil Kairo, Mesir dari tahun 1963 sampai 1973.
Eksprimen ini dipandang telah berhasil, namun segera berakhir karena
alasan-alasan politik. Orang yang patut mendapatkan pujian dalam usaha eksprimen ini
adalah Almarhum Ahmad An Najjar. Eksprimen lain dilakukan di Karachi
Pakistan oleh S.A. Irshad dengan mendirikan sebuah bank koperasi pada bulan
Juni 1965, namun bank koperasi ini juga tidak berhasil karena terjadinya salah
pengelolaan dan kurangnya supervise resmi dan akhirnya harus ditutup.
Dua eksprimen ini berfungsi sebagai pemecahan hambatan psikologis bagi
keuangan Islam yang ada dalam dunia muslim dan mengantarkan kepada
pendirian sejumlah lembaga-lembaga keuangan Islam setelah pertengahan
1970-an. Bank Islam pertama kali didirikan adalah Bank Dubai pada bulan Maret 1975.
Namun sebagai katalis perkembangan kelembagaan bank-bank Islam sejak
diadakannya Konferensi Islam se-Dunia pertama di Mekkah tentang ekonomi
Islam, yang disponsori oleh Universitas King Abdul Aziz pada tahun 1976.
Kemudian berdirilah bank-bank Islam yang lain, seperti Islamic Bank of Faisal,
Baitut Tanwil Al Kuwaiti dan kemudian tersebar di seluruh dunia Islam, yang
pada akhir tahun 1983 telah berdiri 12 bank Islam. Meskipun demikian,
keberadaan lembaga bank-bank Islam itu belum dapat dikatakan mulus sebab
sebagian bank itu melangkah maju, namun sebagian lainnya berjalan mundur.
Faktornya antara lain karena masalah teknis, sumber daya manusia dan
keterbatasan pengetahuan orang tentang bank Islam. Jumlah bank Islam sampai
tahun 1996 telah mencapai 166 yang berada di 34 negara muslim dan non muslim,
yang hampir seluruh bank Islam ini boleh dikatakan berhasil dalam hal ekspansi
16
Pendirian bank tanpa bunga ini tentunya dapat menepis dugaan bahwa ‘tidak ada
ekonomi tanpa bunga dan tidak ada bank tanpa bunga’. Diperkirakan hingga akhir
tahun 1999, sesuai dengan analisa Prof. Khursid Ahmad dalam Laporan
Internasional Association of Islamic Bank sudah tercatat 200 lembaga keuangan
Islam. Suatu hal yang patut dicatat adalah saat ini banyak nama besar dalam dunia
keuanan internasional, seperti Citibank, Jardine Fleming, ANZ, Chase Chemical
Bank, Goldmar Sach, dan lain-lain telah membuka cabang dan subsidiories yang
berdasarkan syariah. Dalam dunia pasar modal, Islamic fund juga sudah ramai
diperdagangkan, suatu hal yang mendorong singa pasar modal dunia Dow Jones
untuk menerbitkan Islamic Dow Jones. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
Scharf, mantan dirut Bank Islam Denmark yang beragama Kristen mengatakan
bahwa bank Islam adalah partner baru pembangunan.
2. Bank Syariah Di Indonesia
Bank Muamalat Indonesia, yang disingkat dengan BMI merupakan bank dengan
sistem tanpa bunga atau bagi hasil pertama di Indonesia. Keberadaan bank syariah
pertama ini belum mendapatkan perhatian yang optimal dalam tatanan industri
perbankan nasional. Namun, dengan adanya UU No. 10 tahun 1998 yang telah
mengatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut
juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang
syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.
Perbankan Islam di Indonesia mulai menggeliat persis ketika terjadi krisis
17
mengalami krisis berat, yang mendorong perbankan saat itu beroperasi dengan
negatif spread, yaitu bunga yang dibayar kepada nasabah penabung lebih tinggi
daripada bunga kredit yang diterima. Logis saja apabila kemudian kerugian
menggerogoti modal bank, sampai Bank Indonesia mewajibkan program
rekapitalisasi. Bunga deposito pernah mencapai 60 % saat itu. Logikannya, bank
harus memberi kredit dengan bunga setinggi itu. Jangankan untuk membayar
bunga, yang terjadi malah kredit macet
Berikut merupakan tabel jaringan kantor perbankan syariah di Indonesia
Tabel 5. Tabel Jaringan Kantor Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012
Bank Umum Syariah
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus
Jumlah Bank 11 11 11 11 11 11 11 11
Jumlah Kantor 1424 1410 1449 1446 1488 1518 1532 1587 Sumber : Bank Indonesia
Pada tahun 2012, jumlah bank syariah yang terdapat di Indonesia berjumlah 11
bank, dimana setiap bulan bank syariah tersebut mempunyai jumlah kantor yang
fluktuatif. Dan tertinggi pada bulan juni yang bejumlah 1532 kantor.
3. Pengertian Bank Syariah
Menurut Antonio (2001:1), Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dan atau
pembiayaan kegiatan usaha ataupun kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariat Islam. Menurut Bank Indonesia, Bank Syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian
18
ataupun pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah.
4. Perbedaan antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Berikut merupakan perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah.
Secara umum fungsi dan kegiatan bank, bank syariah mempunyai fungsi yang
lebih banyak dibandingkan bank konvensional. Mekanisme dan obyek usaha bank
syariah ialah anti riba dan anti Maysir sedangkan sebaliknya di bank konvensional
tidak anti riba dan anti maysir.
Prinsip dasar operasi yang digunakan di bank konvensional yaitu uang sebagai
komiditi, dan mengandung bunga. Di bank syariah menggunakan system bagi
hasil, jual beli ataupun sewa. Prioritas pelayanan jika di bank konvensional hanya
keuntungan semata, bank syariah tidak hanya untuk keuntungan semata tetapi
bertujuan untuk meningkatkan sosial ekonomi Islam.
19
Tabel 6. Tabel Perbedaan antara Bank Konvensional dengan Bank syariah.
Bank Konvensional Bank Syariah
Fungsi dan Kegiatan Bank
Intermediasi, Jasa Keuangan.
Intermediasi, Manager Investasi, Investor, Sosial, Jasa Keuangan. Mekanisme Dan
Obyek Usaha
Tidak Antiribadan AntiMaysir.
AntiRibadan Anti Maysir. Prinsip Dasar
Operasi
- Bebas Nilai (Prinsip Matrealis).
- Uang Sebagai Komiditi. - Bunga.
- Tidak Bebas Nilai (Prinsip Syariah Islam).
- Uang Sebagai Alat Tukar dan Bukan Komiditi.
- Bagi Hasil, Jual Beli, Sewa. Prioritas Pelayanan Kepentingan Pribadi. Kepentingan Publik.
Orientasi Keuntungan Tujuan Sosial-Ekonomi Islam,
Keuntungan
Bentuk Bank Komersial - Bank Komersial.
- Bank Pembangunan. - Bank Universal. - AtauMulti-Porpose Evaluasi Nasabah Kepastian Pengembalian
Pokok Dan Bunga (Creditworthinessdan Collateral)
Lebih Hati-Hati Karena Partisipasi Dalam Risiko
Hubungan Nasabah Terbatas Debitor-Kreditor Erat Sebagai Mitra Usaha Sumber Likuiditas Berorientasi Laba Dan Nirlaba Lembaga
Badan Arbitrase Syariah Nasional Risiko Usaha - Risiko Bank dan Debitur
Tidak Terkait Langsung.
- Kemungkinan Terjadi Negative Spread.
- Risiko Dihadapi Bersama Antara Bank Dan Nasabah Dengan Prinsip Keadilan Dan Kejujuran. - Tidak Mungkin TerjadiNegative
Spread
Struktur Organisasi Pengawas
Dewan Komisaris - Dewan Komisaris.
- Dewan Pengawas Syariah. - Dewan Syariah Nasional
Investasi Halal Atau Haram Halal
20
5. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil.
Tabel 7. Tabel Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil.
Bunga Bagi Hasil
Suku bunga ditentukan di muka. Nisbahbagi hasil ditentukan di muka. Bunga diaplikasikan pada pokok
pinjaman (untuk kredit).
Nisbahbagi hasil diaplikasikan pada pendapatan yang diperoleh nasbah
pembiayaan
Suku bunga dapat berubah
sewaktu-waktu secara sepihak oleh bank.
Nisbahbagi hasil dapat berubah bila disepakati ke dua belah pihak.
Sumber :
http://pakarinfo.blogspot.com/2010/10/jenis-jenis-pembiayaan-bank-mandiri.html
6. Prinsip Pendanaan Bank Syariah Serta Definisinya.
Produk tabungan di bank syariah menawarkan pengalaman baru dalam
menyimpan uang secara aman dan sekaligus menguntungkan. Bank syariah
menawarkan dua jenis tabungan, yang bisa dipilih oleh penabung sesuai
kebutuhannya. Tabungan iB dengan skema titipan bagi mereka yang
mengutamakan keamanan dana dan kemudahan transaksi sehari-hari. Dan
Tabungan iB dengan skema investasi bagi mereka yang menginginkan keamanan
dana sekaligus memperoleh hasil investasi yang lebih tinggi, bank syariah bebas
diambil setiap saat ketika ia membutuhkan dana. Jumlah uangnya dalam
Tabungan iB akan tersimpan aman, karena bebas dari resiko pemotongan dana
21
penabung dengan skema ini berupa bonus, yang besarnya sesuai dengan kebijakan
masing-masing bank syariah.
Penabung yang menginginkan hasil investasi yang lebih tinggi dapat memilih
jenis Tabungan iB dengan skema investasi. Dana masyarakat yang terkumpul,
akan ditempatkan oleh bank syariah ke sektor-sektor usaha produktif yang
menghasilkan profit. Nilai imbal hasil ini fluktuatif, sesuai dengan imbal hasil
yang diperoleh bank syariah dari invetasi yang dilakukan. Masyarakat bank
syariah tidak perlu khawatir akan keberadaan investasi mereka merugi di bank
syariah tersebut, karena masyarakat yang menyimpan uangnya di Tabungan iB
tidak akan ikut mengalami kerugian itu. Saat ini perhitungan bagi hasil antara
bank syariah dan nasabah tidak didasarkan pada profit yang diperoleh (profit and loss sharing), namun didasarkan pada pendapatan (revenue sharing). Dengan pola revenue sharing, bagi hasil kepada nasabah diperhitungkan dari pendapatan bank, sedangkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan bank akan diambil dari bagi hasil
yang menjadi hak bank. Dengan pola ini, dana nasabah yang diinvestasikan dalam
tabungan iB tidak akan berkurang atau hilang meskipun investasi yang dilakukan
bank syariah mengalami kerugian.
Di samping itu, Tabungan iB dengan skema titipan maupun investasi ini juga
dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan Undang-Undang
No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Tabungan iB,
baik dengan skema titipan maupun skema investasi termasuk yang dijamin oleh
22
Tabel 8. Tabel Prinsip dan Definisi Pendanaan Bank Syariah
Prinsip Definisi
A. Wadi’ah.
- Wadi’ah Yad Dhamanah.
B. Qardh
C. Mudharabah.
- Mudharabah Mutlaqah.
- Mudharabah Muqayyadah.
D. Ijarah.
Titipan asset nasabah individu atau badan yang harus di jaga dan dikembalikan kapan saja dikehendaki nasabah.
Bank dapat memanfaatkan asset untuk mendapat keuntungan, menanggung risiko, dan dapat memberikan bonus.
Bank menerima pinjaman tanpa bunga dari nasabah, dapat memanfaatkan untuk mendaptkan keuntungan, dan dapat memberikan bonus. Nasbah dijamin dapat menarik dananya sewaktu-waktu.
Nasabah pemilik modal (shahibul maal) bekerjasama dengan bank sebagai pengelola (mudharib) untuk
memperoleh keuntungan yang dibagi sesuai kesepakatan di awal.
Penggunaan dana tidak dibatasi tempat, tujuan, dan jenis usaha.
Penggunaan dana dibatasi tempat, tujuan, dan jenis usaha.
Pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah tanpa diikuti pemindahaan kepemilikan. Sumber :
23
Tabel 9. Jenis–Jenis Pendanaan Bank Syariah.
Wadi’ah - Giro.
- Tabungan
Qardh - Giro.
- Tabungan.
Mudharabah - Tabungan.
- Deposito / Investasi.
- Obligasi /Sukuk.
Ijarah - Obligasi / Sukuk.
Sumber :
http://luqmannomic.wordpress.com/2008/01/02/jenis-jenis-produk-pengumpulan-dana/
7. Kendala Pengembangan Bank Syariah.
Bank syariah mempunyai berbagai kendala baik itu kendala Nasional maupun
Internasional. Berikut merupakan berbagai kendala dari bidang Nasional, antara
lain adalah :
• Sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan profesional yang
masih terbatas. Keterbatasan pada SDM akan mempengaruhi bukan hanya
risiko operasional bank namun juga risiko reputasi yang secara khusus
yang dimiliki oleh perbankan syariah. Keterbatasan pada SDM ini akan
mempengaruhi bukan hanya resiko operasional bank namun juga resiko
reputasi yang secara khas dimiliki oleh perbankan syariah.
• Pemahaman masyarakat yang kurang terhadap perbankan syariah selain
24
dikhawatirkan akan mengurangi prosescheck and balanceberkaitan dengan kepatuhan syariah dalam operasional bank atau aplikasi
produk-produk syariah.
• Belum terdapat standar baku dalam aplikasi produk syariah berikut
ketentuannya, membuat aplikasi masih berpotensi menyimpang dari apa
yang telah ditetapkan secara syariah.
• Sinkronisasi kebijakan dengan institusi pemerintah lainnya berkaitan
dengan transaksi keuangan, seperti kebijakan pajak dan aspek legal. • Infrakstruktur masih pada tahapan awal pengembangan seperti pasar
modal, pasar keuangan, asuransi, LPS, dan lain-lain.
B. Minat Nasabah
1. Definisi Minat
Menurut Winkel (1993 : 30), definisi minat adalah kecenderungan yang menetap
dan subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam hal atau hal itu. Perasaan senang akan menimbulkan pula
minat yang diperkuat lagi oleh sikap positif yang sama diantaranya hal-hal
tersebut timbul terlebih, susah ditentukan secara pasti.
Masih menurut Winkel, secara urutan psikologi tergambar sebagai berikut :
Perasaan senang Sikap Positif Minat
Sedangkan menurut Fisbein (1997 : 38) minat didefinisi sebagai komponen
25
lain minat yaitu gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktifitas yang
menstimulasi perasaan senang pada individu, minat akan timbul jika rangsangan
yang ada menarik perhatiannya. Sehingga minat merupakan sesuatu yang sangat
penting. Perasaan senang sikap positif minat bagi seseorang sebagai suatu aspek
kejiwaan. Minat bukan hanya dapat mewarnai perilaku seseorang tetapi lebih dari
itu, minat dapat mendorong orang untuk melakukan kegiatan dan menyebabkan
seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya terikat pada suatu kegiatan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan minat dalam
penelitian ini ialah daya tarik yang ditimbulkan oleh obyek tertentu yang
dimaksud ialah perbankan syariah yang berada di Bandar Lampung, yang
membuat seseorang merasa senang dan mempunyai keinginan berhubungan
(menabung) dengan obyek tersebut sehingga timbul suatu keinginan.
2. Definisi Nasabah
Saladin (1994 : 7) mengungkapkan bahwa nasabah ialah konsumen-konsumen
sebagai penyedia dana, sedangkan definisi nasabah menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1997:683) yaitu orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi
pelanggan Bank. Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa calon
nasabah ialah orang yang akan menjadi tanggungan suatu bank dan belum
menjadi nasabah suatu bank.
3. Minat Nasabah
Ada beberapa faktor yang membentuk terjadinya minat nasabah dilihat dari faktor
26
a. Faktor Psikologis
1. Motivasi
Menurut pandangan Amstrong dan Kotler (2001:212) motivasi ialah suatu
kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang mencari
kepuasan atas kebutuhannya.
Sedangkan menurut Kanuk dan Schiffman dalam Samarwan (2004:34),
didefiniskan motivasi sebagai daya penggerak di dalam individu yang mendorong
mereka ke tindakan. Daya penggerak ini diperoleh dari suatu kebutuhan yang
belum dipenuhi.
Yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal
penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
o Need for achievement(kebutuhan akan prestasi)
o Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
o Need for Power(dorongan untuk mengatur)
Menurut Mowen dalam Huriyati (2005:83) mendifinisi motivasi sebagai keadaan
yang dimana diaktivasi atau digerakkan seseorang mengarahkan perilaku
berdasarkan tujuan, dalam hal ini termasuk dorongan, kenginan, dan hasrat.
Dari beberapa definisi di atas dapat disebutkan bahwa motivasi muncul karena
adanya kebutuhan oleh konsumen, kebutuhan sendiri muncul karena konsumen
27
dirasakan dengan sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Belajar
Definisi belajar menurut Engel dalam Sumarwan (2002:92) belajar yaitu suatu
proses pengalaman yang akan membawa kepada perubahan pengetahuan, sikap
dan atau perilaku. Menurut Prasetijo (2005:36), belajar ialah perubahan perilaku
yang terjadi sebagai akibat dari adanya pengalaman sebelumnya.
Para teoritis mengatakan hampir semua perilaku manusia berasal dari belajar.
Proses belajar berlangsung melaluidrive(dorongan),stimulate(rangsangan), respons(tanggapan), danreinforcement(penguatan) yang saling mempengaruhi (Kotler dan Amstrong. 2001:218).
Sedangkan menurut Loundon dan Della Bita dalam Prasetijo (2005:37) membagi
perilaku belajar manusia ke dalam 3 (tiga) jenis , yaitu :
- Perilaku fisik, yaitu manusia mempelajari beberapa pola perilaku fisik yang
bermanfaat dalam merespon sebagai situasi yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
- Pembelajaran melalui simbol dan pemecahan masalah, dalam hal ini
manusia mempelajari arti-arti simbolis yang memungkinkan komunikasi
lebih efisiensi melalui pengembangan bahasa.
- Pembelajaran secara efektif, pada tipe ini manusia belajar menilai
28
3. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak, bagaimana cara seseorang untuk
bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu. Karena itu
persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu yang berarti mengenai
dunia (Kotler dan Amstrong, 2001:214). Menurut Hurriyati (2005:101) persepsi
adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan
menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai
dunia. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2004:69-70)
menyatakan bahwa ada lima tahap pengolahan informasi yaitu sebagai berikut :
- Pemaparan (exposure) - Perhatian (attention)
- Pemahaman (comprehenson) - Retensi (retention)
- Penerimaan (acceptance).
Dalam Prasetijo dan Ihalauw (2005:68-69) dijelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan persepsi orang, yaitu :
- Faktor internal :
1. Pengalaman,
2. Kebutuhan saat ini,
3. Nilai-nilai yang dianutnya,
29
- Faktor eksternal :
1. Tampakan produk,
2. Sifat-sifat stimulus,
3. Situasi lingkungan
b. Faktor Rasionalis
Menurut H. Armansyah Mirza definisi nasbah yang rasional adalah mereka yang
bertransaksi dengan sistem syariah semata-mata karena perhitungan bisnis.
MenurutHarif Amali Rivai yang melakukan penelitian dengan judul “faktor
penentu keputusan konsumen memilih jasa perbankan” dari hasil penelitian
menyebutkan bahwa nasabah rasional adalah mereka yang bertransaksi dengan
system syariah karena motif keuntungan atau perhitungan bisnis, bukan karena
sentimen keagamaan belaka. Menurut Antonio, 1999:255-256 ada dua faktor yang
mempengaruhi keputusan nasabah menabung, yaitu :
1. Tingkat Keuntungan Nisbah (Bagi Hasil)
Nisbah (bagi hasil) merupakan karakteristik dasar bank syariah, dan perhitungan
bagi hasil (profit distribution) bagi bank syariah pada umumnya didasarkan pada kontrak al mudharabah. Adapun faktor yang mempengaruhi bagi hasil (Antonio,
2001:237) yaitu :
a. Faktor Langsung
- Tingkat investasi (investment rate).
Merupakan prosentasi aktual dana yang hendak disalurkan dari total dana.
30
- Merupakan jumlah dana berbagai sumber dana yang tersedia untuk
dinvestasikan.
- Nisbah bagi hasil (profit sharing ratios)
Dalammudharabah, nisbah harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
b. Faktor Tidak Langsung.
- Penentuan butir-butir pendapatan dan biayamudharabah.
- Bank dan nasabah melakukansharedalam pendapatan dan biaya (Profit and Sharing). Pendapatan yang dibagi hasilkan merupakan merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.
- Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebutrevenue sharing. - Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting)
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktifitas
yang diterapkan. Terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan
biaya.
2. Perhitungan Bisnis
Seorang pebisnis biasanya akan memilih jenis tabungan yang mudah dicairkan
dan tidak menimbulkan resiko bahkan akan memperoleh keuntungan dari dana
yang disimpannya di bank. Salah satu produk yang sering digunakan oleh pebisnis
yaitu :
a. Rekening Giro
31
memberikan garansi bahwa nasabah dapat menarik dananya sewaktu-waktu
dengan menggunakan berbagi fasilitas yang disediakan bank, seperti cek, kartu
ATM, dan sebagainya tanpa biaya. Umumnya para pengusaha atau perusahaan
untuk pembiayaan pencairannya menggunakan rekening giro.
b. Rekening Tabungan
Dalam rekening tabungan nasabah tidak dapat menarik dananya secara fleksibel
seperti dalam rekening giro. Fasilitas ini umumnya digunakan oleh debitur untuk
melunasi atau memenuhi kewajibannya.
c. Rekening Deposito
Dalam rekening deposito digunakan limit waktu dimana tiap limit waktu tersebut
terdapat bagi hasil yang tidak sama. Jika limit waktu lama, dipastikan bagi hasil
tersebut tinggi. Dan sebaliknya jika limit waktu tidak lama bagi hasil sedikit.
C. Menabung Dalam Perspektif Islam
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung
berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa
yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam prinsip menabung tidak lepas dari perilaku konsumsi, karena manusia
adalah makhluk konsumtif. Karena itu perlu menyiapkan masa depan yang lebih
baik dari pada mengkonsumsi secara berlebihan tanpa melihat dampat
32
Adapun arahan Islam untuk konsumsi paling tidak ada tiga hal.
1. Jangan boros. Seorang muslim dituntut untuk selektif dalam
membelanjakan hartanya terutama untuk ditabung. Tidak semua hal yang
dianggap butuh saat ini harus segera dibeli. Karena sifat dari kebutuhan
sesungguhnya dinamis, ia dipengaruhi oleh situasi dan kondisi.
2. Seimbangkan pengeluaran dan pemasukan. Seorang muslim hendaknya
mampu menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluarannya,
sehingga sedapat mungkin tidak berutang. Karena utang, menurut
Rasulullah SAW akan melahirkan keresahan di malam hari dan
mendatangkan kehinaan di siang hari.
3. Tidak bermewah-mewah. Islam juga melarang umatnya hidup dalam
kemewahan. Kemewahan yang dimaksud menurut adalah tenggelam
dalam kenikmatan hidup berlebih-lebihan dengan berbagai sarana yang
serba menyenangkan. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang secara tidak
langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari
esok secaralebih baik (Syafi’i Antonio, 2001:153-154) :
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
33
Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan
anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun
itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu
sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup
angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.
(Q.S. Al-Baqarah: 266)
Kedua ayat tesebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi
masa depan keturunan, baik secara rohani (iman/taqwa) maupun secara ekonomi
harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya. Salah satu langkah
perencanaan adalah dengan menabung.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bersikap hemat tidak berarti harus kikil dan
batil. Ada perbedaan besar antara kikir atau bakhil. Hemat berarti membeli
keperluan tertentu secukupnya dan tidak berlebihan. Ia tidak akan membeli atau
mengeluarkan uang kepada hal-hal yang tidak perlu. Adapun kikir dan bakhil
34
yang pokok pun sedapat mungkin ia hindari, apa lagi memberikan orang lain.
Dengan kata lain, ia berusaha agar uang yang dimilikinya tidak dikeluarkannya,
tetapi berupaya agar orang lain memberikan uang kepadanya. ia akan terus
menyimpan dan menumpuknya. Islam telah memberikan rambu-rambu berupa
batasan-batasan serta arahan-arahan positif dalam berkonsumsi. Setidaknya
terdapat dua batasan dalam hal ini (www.Tazkiaonline.com) :
1. Pembatasan dalam hal sifat dan cara. Seorang muslim mesti sensitif
terhadap sesuatu yang dilarang oleh Islam. Mengkonsumsi /menggunakan
produk-produk yang jelas keharamannya harus dihindari. Seorang muslim
haruslah senantiasa mengkonsumsi sesuatu yang pasti membawa manfaat
dan maslahat, sehingga jauh dari kesia-siaan. Karena kesia-siaan adalah
kemubadziran, dan hal itu dilarang dalam islam.
2. Pembatasan dalam hal kuantitas atau ukuran konsumsi. Islam melarang
umatnya berlaku kikir yakni terlalu menahan-nahan harta yang
dikaruniakan Allah SWT kepada mereka. Namun Allah juga tidak
menghendaki umatnya membelanjakan harta mereka secara
berlebih-lebihan di luar kewajaran (QS. 25 : 67, 5 : 87).
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang
35
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. Q.S. Al-Maidah 87.
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian. Q.S. Al-Furqān : 67
Dalam mengkonsumsi, Islam sangat menekankan kewajaran dari segi
jumlah, yakni sesuai dengan kebutuhan. Dalam bahasa yang indah
Al-Quran mengungkapkan
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela
dan menyesal. Q.S Al-’Isrā’ : 29
D. Studi Empirik
Sebelum melakukan penelitian, penulis mencoba mempelajari hasil-hasil
penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Penulis
menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Hendi Irawan (2008) sebagai
36
Tabel 10. Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Yang Lakukan.
No adalah faktor yang memotivasi
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bank syariah yang mempunyai kantor cabang di
Bandar Lampung. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini ialah semua nasabah
yang terdaftar sebagaiShahibul Maal.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat-alat pengukur yang bersifat
kuantitatif. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, penelitian yang dilakukan
pada masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi dan juga
termasuk penelitian lapangan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang
38
diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan 193.381. Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah bank syariah yang berada di Bandar
Lampung.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Jumlah populasi yang terlalu besar tidak memungkinkan peneliti meneliti
seluruhnya karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Untuk mendapatkan
responden yang dapat mewakili populasi maka dalam penelitian ini ditentukan
jumlah sampel melalui rumus berikut :
n =
( ). ( )( ) Dimana D =
Keterangan :
B =bound of errorsebesar 90%, jadi B = 0,1 n = besarnya sampel
N = besarnya populasi
P = rasio dari unsur-unsur sampel yang memenuhi kriteria
D = standar penyimpangan
39
Maka didapatkan jumlah sampel sebesar :
n = . .( , ) ( , ) ( . ) , , ( , )
n = , ( , )
, ( , ) , ( , )
n = ,
, ,
n = ,
,
n = 99,948
n = 100
Dalam penelitian ini tekhnik pengambilan sampel dilakukan secara acak
sederhana (Simple Random Sampling). Yaitu siapa saja nasabah yang kebetulan melakukan transaksi saat peneliti melakukan pengumpulan data melalui angket
dapat digunakan menjadi sampel sebagai sumber data. Adapun alasan
menggunakan tekhnik ini karena semua anggota populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi anggota sampel.
D. Data dan Sumber Data
1. Data Primer
Pengambilan data primer pada penelitian ini memiliki maksud untuk menggali
informasi langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini meliputi
karakteristik responden (usia, jenis kelamin, menabung di bank apa, dan produk
40
Kuesioner dilakukan dengan mengumpulkan data tertulis berdasarkan jawaban
dari responden atas pertanyaan-pertanyaan.
2. Data Sekunder
Pengambilan data sekunder dalam penelitian ini dimaksudkan menggali informasi
dari pihak intern Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Syariah maupun Bank
Rakyat Indonesia Syariah. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi gambaran
umum perusahaan/profil perusahaan (sejarah perusahaan, visi misi perusaaan,
struktur organisasi, serta kegatan perusahaan). Data ini didapat dengan metode
wawancara. Yaitu tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan metode tanya
jawab secara langsung dengan pihak-pihak di instansi tersebut.
E. Metode Analisis Data
1. Pengujian Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan salah satu metode multivariate yang digunakan untuk
menganalisis variabel-variabel yang diduga memiliki keterkaitan satu sama lain
sehingga keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan dipetakan atau dikelompokkan
pada faktor yang tepat.
Tujuan utama analisis faktor adalah untuk menjelaskan struktur hubungan di
antara banyak variabel dalam bentuk faktor atau vaiabel laten atau variabel
bentukan. Faktor yang terbentuk merupakan besaran acak (random quantities) yang sebelumnya tidak dapat diamati atau diukur atau ditentukan secara langsung.
41
1. Tujuan pertama untuk mereduksi sejumlah variabel asal yang jumlahnya
banyak menjadi sejumlah variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit dari
variabel asal, dan variabel baru tersebut dinamakan faktor atau variabel
laten atau konstruk atau variabel bentukan.
2. Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar
variabel penyusun faktor atau dimensi dengan faktor yang terbentuk,
dengan menggunakan pengujian koefisien korelasi antarfaktor dengan
komponen pembentuknya. Analisis faktor ini disebut analisis faktor
kofirmatori.
3. Tujuan ketiga adalah untuk menguji valisitas dan reliabilitas instrumen
dengan analisis faktor konfirmatori.
4. Tujuan keempat salah satu tujuan analisis faktor adalah validasi data untuk
mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut dapat digeralisasi ke
dalam populasinya, sehingga setelah terbentuk faktor, maka peneliti sudah
mempunyai suatu hipotesis baru berdasarkan hasil analisis faktor.
2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Tahap kedua, yaitu uji validitas dan reliabilitas. Jenis penelitian ini termasuk
dalam kategori pengukuran sikap, dimana dalam melakukan pengujian ini cukup
memenuhi kevalidan konstruksi. Berbeda dengan pengukuran prestasi
42
Uji validitas dilakukan untuk menemukan kesahihan dan keandalan instrument
penelitian. Pengujian dilakukan dengan tekhnik analisis korelasiproduk moment (Arikunto, 2002:146) :
= ( )( )
( X) ) (n Y ( Y) )
Keterangan :
n = Banyaknya pasangan data
X = Variabel pertama
Y = Variabel kedua
Σ= Jumlah
Sedangkan uji reliabilitas pada dasarnya untuk mengetahui sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang
menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki
tingkat reliabilitas yang baik. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan
kaidah alpha cronbach, karena instrumen yang digunakan mempunyai rentang
nilai, dengan rumus (Arikunto, 2002:152) :
=
1 (1 Σ
)
Keterangan :
r = Reliabilitas Instrumen.
43
Σ = Jumlah butir Varians
= Varians total.
Selanjutnya indeks reliabilitas diinterpretasikan dengan menggunakan tabel
interpretasi r untuk menyimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan cukup atau
tidak reliable. Nilai interpretasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 11. Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,800-1,00 Sangat Kuat
Antara 0,600-0,800 Kuat
Antara 0,400-0,600 Sedang
Antara 0,200-0,400 Rendah
Antara 0,000-0,200 Sangat Rendah
Tabel 11. Interpretasi Nilai r Sumber : Sugiyono, 2007: 183
3. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dari suatu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Least Squares), perlu dilakukan pengujian umtuk mengetahui model regresi yang dihasilkan dengan jalan memenuhi persyaratan asumsi klasik
yang meliputi :
a. Uji Non-Multikolinearitas
Menurut Ghazali (2005:91) uji asumsi multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas