• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen kelas"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

16

Daftar Isi Ringkas

1.

Pengertian dan Tujuan Manajemen Kelas

1.1.

Pengertian

1.2.

Tujuan manajemen kelas

2.

Menciptakan Iklim Lingkungan Yang Positif

2.1.

Strategi umum

2.2.

Menciptakan , Mengajarkan, Serta Menegakkan

Peraturan dan Prosedure

3.

Membentuk kelas Yang Efektif

3.1.

Guru

3.1.1.

Keterampilan berbicara

3.1.2.

Komunikasi verbal

3.2.

Murid

3.3.

Lingkungan Fisik

4.

Menangani Perilaku Bermasalah

4.1.

Strategi Manajemen

4.2.

Menangani Agresi

(2)

16

1. PENGERTIAN DAN TUJUAN MANAJEMEN KELAS

1.1. PENGERTIAN

Secara kebahasaan (etimologis), manajemen kelas atau pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu “pengelolaan” dan “ kelas”. Pengelolaan memiliki akar kata “ kelola” yang kemudian ditambAh dengan awalan “pe-“ dan akhiran “-an”. Sementara, manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.

Secara peristilahan yang dimaksud dengan pengelolaan kelas adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Dalam pengertiannya yang bersifat umum, pengelolaan itu adalah peraturan atau penataan terhadap sesuatu kegiatan. Sesuatu kegiatan yng memiliki tujuan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pengelolaan yang benar.

Sebagian pengamat mengartikan kelas dalam dua pemaknaan; pertama kelas dalam arti sempit, yaitu berupa ruangam khusus, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar-mengejar. Kelas dalam hal ni mengandung sifat-sifat statis, karena sekedar menunjukan pada adanya pengelompokan siswa berdasarkan batas umur kronologis masing-masing. Kedua

kelas dalam arti luas, yaitu suatu masyarakat kecil yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar secara kreatif untuk mencapai suatu tujuan.

1.2. TUJUAN DAN MANAJEMEN KELAS

Secara umum, manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan demikian, proses tersebut akan dapat berjalan dengan efektif dan terarah, sehingga cita-cita pendidikan pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas.

2. MENCIPTAKAN IKLIM LINGKUNGAN BELAJAR YANG

POSITIF

(3)

16

menetapkan dan menegakkan peraturan secara efektif, serta strategi yang positif untuk membuat siswa bekerja sama.

2.1. STRATEGI UMUM

Strategi umum meliputi penggunaan gaya demokrasi dan manajemen efektivitas kelas secara efektif

a. Gaya manajemen kelas yang demokrasi (authoritative classroom management style)

Berasal dari gaya pengasuhan Diana Baumrind (1971, 1996.). kontek sosial dan Perkembangan Sosioemosional. Sama halnya dengan orang tua yang demokrasi, guru yang demokrasi memiliki siswa yang cenderung percaya diri, menunda kegembiraan, akrab dengan teman sebaya mereka, dan menunjukan harga diri yang tinggi. Strategi demokrasi dalam manajemen kelas mendorong siswa untuk jadi pemikir dan pelaku yang mandiri, tetapi masih melibatkan pemantauan yang efektif. Guru yang demokrasi melibatkan siswa dalam banyak aktivitas verbal dan menunjukan sikap yang perhatian kepada mereka. Namun mereka masih menyatakan batas ketika diperlukan. Guru yang demokrasi mengklarifikasi peraturan, menetapkan standar ini dengan masukan dari siswa.

b. Gaya manajemen kelas yang otoriter (outhoritarian classroom management style)

Bersifat membatasi dan menghukum. Fokusnya adalah mempertahankan sususan didalam kelas dari pada pengajaran dan pembelajarannya. Guru yang otoriter menempatkan batas dan kendali yang tegas terhadap siswa serta memeiliki sedikit pertukaran verbal dengan siswa. Siswa didalam kelas yang otoriter cendrung merupakan pelajar yang pasif, tidak bias memulai aktivitas, mengungkapkan kecemasan tentang perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.

c. Gaya manajemen kelas yang permisif (permissive classroom management style)

Memberi siswa banyak kebebasan, tetapi memberi mereka sedikit dukungan untuk mengembangkan keterampilan belajar atau mengatur perilaku mereka. Tidak mengherankan, siswa dikelas yang dipermisif cenderung memiliki keterampilan akademis yang tidak memadai dan pengendalian diri yang rendah.

(4)

16

Kita mendeskripsikan beberpa aspek dari karya Jacob Koinin (1970) tentang manajemen kelas. Kounin menimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dari guru yang tidak efektif bukan dalam cara mereka merespon perilaku buruk siswa, melainkan dalam mengelola aktivitas kelompok dengan cakap.

2.2. MENCIPTAKAN, MENGAJARKAN, SERTA MENEGAKKAN PERATURAN DAN PROSEDUR.

Agar kelas berfungsi dengan lancar, diperlukan adanya peraturan dan prosedur yang didefenisikan dengan jelas. Siswa perlu mengetahui secara spesifik bagaimana anda menginginkan mereka berperilaku. Tanpa peraturan dan prosedur kelas yang didefenisikan dengan jelas, salah paham yang tidak dapat dihindari bisa menyebabkan kekacauan.sebagai contoh, pertimbangkanlah prosedur atau rutinitas ini ketika siswa memasuki kelas, apakah mereka harus langsung menuju tempat duduk mereka atau bolehkah mereka bersosialisasi selama bebearapa menit sampai anda memberi tahu mereka untuk duduk?

Baik peraturan maupun prosedur adalah harapan yangdinyatakan tentang perilaku(Evertson, Emmer, & Worsham,2006). Peraturan berfokus pada harapan umum, khusus, atau standar untuk perilaku. Sebuah contoh peraturan umum adalah “menghormati orang lain. “ contoh peraturan yang lebih khusus adalah “ Telepon seluler harus dimatikan ketika anda berada didalam kelas ini.

Prosedur atau rutinitas, juga mengomunikasikan harapan tentang perlikaku, tetapi biasanya diterapkan untuk aktifitas tertentu dan “ ditujukan untuk mencapai sesuatu daripada melarang perilaku tertentu atau mendefenisikan standar umum” (Everson, Emmer, & Worsham, 2006,).

Peraturan cenderung tidak berubah karena peraturan menyampaikan cara fundamental kita menghadapi orang lain, diri kita sendiri, dan pekerjaan kita, seperti menghormati orang lain dan barang mereka, serta tidak mengganggu orang lain. Di sisi lain prosedur bias berubah karena rutinitas dan aktivitas dikelas berubah.

(5)

16

b. Membuat siswa bekerja sama. Ada 3 strategi utama: a) mengembangkan hubungan yang positif dengan siswa, b) membuat siswa berbagi dan memikul tanggung jawab, b) serta menghargai perilaku yang pantas.

c. Mengembangkan hubungan yang positif dengan siswa. Child development project (CDP)

1. Aktivitas belajar yang kooperatif yang memfasiltasi kerja sama tim.

2. Program seni bahasa multikltural yang kaya akan nilai dan berbasis pada literature yang mendorong siswa untuk berpikir secara kritis tentang isu sosial dan etis yang relevan.

3. Teknik manajemen kelas yang menekankan pencegahan dan tanggungjawab.

4. Proyek pembangunan komunitas lingkup sekolah dan kelas yang melibatkan siswa, guru, orangtua, dan aggota keluarga.

5. Aktivitas ;rumah, yang memeperbaiki komunikasi anatar siswa dan orangtua, membangun jembatan antara sekolah da keluarga, serta mendorong pemahaman siswa tentang warisan warga mereka.

d. Membuat siswa berbagi dan memikul tanggung jawab. Beberapa ahli tentang manajemen kelas beragrumen bahwa berbagi tangungjawab dengan siswa untuk membuat keputusan kelas meningkatkan komitmen siswa terhadap keputusan tersebut (blumenfeld, kempler & krajcik, 2006 eggleton, 2001:lewis, 2001: Risley & Walther, 1995).

e. Memberikan penghargaan untuk perilaku yang pantas. Motivasi , pengajaran, dan pembelajaran, juga relevan dengan manajemen kelas, terutama informasi tentang penghargaan dan motivasi intrinsic.

3. MEMBENTUK KELAS YANG EFEKTIF

Dalam membentuk kelas yang efektif ada 3 komponen yang menentukan yaitu Guru, Murid dan Lingkungan Fisik.

3.1. GURU

Guru adalah seorang komunikator artinya sebagai media untuk mentransfer ilmu dari buku kepada siswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Untuk menjadi komunikator yang baik ada 4 aspek utama yang perhatikan yaitu :

3.1.1. Keterampilan Berbicara

(6)

16

ketika berbicara di dalam kelas dan dengan siswa anda, salah satu hal terpenting yang harus diangkat adalah dengan jelas mengomunkasikan informasi (Brydon & Scott,2006;Gregory, 2005; Sellnow, 2005).

Beberapa strategi yang bagus utuk berbicara secara jelas dengan kelas anda meliputi hal-hal berikut ini (Florez, 1999):

1. Menggunakan tata bahasa yang benar,

2. Memilih kosa kata yang bias dimengerti dan sesuai untuk level siswa anda,

3. Menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan murid dalam memahami apa yang guru katakan; seperti menekankan kata kunci; menyusun ulang kata-kata; atau memantau pemahaman siswa.

4. Berbicara pada kecepatan yang sesuai; tidak terlalu cepat dan tidak terlalu pelan, 5. Benar dalam komunikasi anda dan menghindari sesuatu yang tidak jelas

6. Menggunakan perencanaan dan keterampilan berpikir logis yang baik sebagai foundasi berbicara secara jelas dengan kelas anda.

3.1.1.2. Pesan “Anda dan “Saya”

marilah kita memperthatikan aspek lain dari komunikasi verbal.

a. Pesan Anda Pesan yang tidak diinginkan dimana pembicara tampak menilai orang ain dan menempatkan mereka dalam posisi defensif.

b. Pesan Saya Pesan yang diinginkan, yang mencerminkan perasaan yang sebenarnya dari pembicara dan lebih baik dari pada pesan Anda, yang bersifat Menilai.

3.1.1.3. Bersikap Tegas

Aspek lain dari komunikasi verbal melibatkan bagaimana oang-orang menghadapi konflik,yang bias dilakukan dalam empat gaya:

a. Gaya Agresif cara menangani konflik dimana orang-orang belaku kasar terhadap orang lain dengan cara yang menuntut, kasar dan bermusuhan.

b. Gaya Manipulatif Cara menangani konflik dimana orang-orang berusaha untuk mendapatkan apa yang mereka ingin kan dengan membuat orang lain merasa bersalah atau menyesal untuk mereka.

c. Gaya Pasif Cara menangani konflik dimana orang-orang tidak bersikap tegas dan tunduk serta tidak membiarkan orang lain tahu apa yang mereka inginkan.

(7)

16

Selain keterampilan berbicara seorang guru juga harus memiliki keterampilan mendengar. Bukan hanya mendengar tapi harus menjadi pendengar aktif artinya mendengar dengan penuh perhatian pada murid apa yang dibicarakan dan harus bisa dirasakan secara emosional.

1) Cara-cara untuk menjadi pendengar yang aktif (Santrock & Halonen, 2002) sebagai berikut :

2) Beri perhatian penuh pada orang yang sedang berbicara.

3) Paraphrase yaitu menyatakan apa yang murid katakan dengan kalimat kita sendiri.

4) Sintetiskan tema dan pola. Yaitu menangkap apa yang sedang dikatakan karena biasanya yang disampaikan kalimat yang tidak saling berhubungan.

5) Beri umpan balik artinya setelah memahami apa yang dikatakan guru harus memberi respon/masukan kepada murid tersebut.

3.1.2. KETERAMPILAN MENDENGARKAN

Selain keterampilan berbicara seorang guru juga harus memiliki keterampilan mendengar. Bukan hanya mendengar tapi harus menjadi pendengar aktif artinya mendengar dengan penuh perhatian pada murid apa yang dibicarakan dan harus bisa dirasakan secara emosional.

Cara-cara untuk menjadi pendengar yang aktif (Santrock & Halonen, 2002) sebagai berikut :

A. Beri perhatian penuh pada orang yang sedang berbicara.

B. Paraphrase yaitu menyatakan apa yang murid katakan dengan kalimat kita sendiri. C. Sintetiskan tema dan pola. Yaitu menangkap apa yang sedang dikatakan karena

biasanya yang disampaikan kalimat yang tidak saling berhubungan.

D. Beri umpan balik artinya setelah memahami apa yang dikatakan guru harus memberi respon/masukan kepada murid tersebut.

3.1.3. KOMUNIKASI NONVERBAL

Selain apa yang anda katakan, anda juga berkomunikasi melalui bagaimana anda melipat tangan anda, melemparkan pandangan, menggerakan mulut, menyilangkan kaki, atau menyentuh orang lain. Berikut adalah beberapa contoh perilaku umum yang menjadi jalan dalam berkomunikasi secara nonverbal antar-individu.

 Mengangkat alis dengan perasaan tidak percaya

 Mendekap lengan untuk mengasingkan atau melindungi diri  Mengangkat bahu ketika merasa tidak tertarik

 Mengedipkan mata untuk menunjkan kehangatan ata persetujuan  Mengetuk-ngetukan jemari ketika merasa tidak sabar

 Memukul dahi ketika lupa akan suatu hal.

(8)

16

ingin ditinggali sendirian. Ketika anda mendapati siswa-siswa Anda memandang ke luar jendela dengan pandangan kosong, kemungkinan besar hal ini mengindikasi bahwa mereka bosan. Hal ini yang sulit untuk menutupi komunikasi nonverbal. Akuilah bahwa hali ini bias memberi tahu Anda bagaimana perasaan yang sebenarnya dalam diri orang lain dan diri Anda sendiri.

3.2. MURID

Agar murid mau bekerjasama, maka langkah yang bisa diambil adalah : 1. Kembangkan hubungan positif dengan murid

2. Ajak murid berbagi dan mengemban tanggung jawab bersama( melibatkan murid dalam perencanaan di kelas, mendorong murid untuk menilai prilakunya sendiri)

3. Beri imbalan / hadiah

3.3. LINGKUNGAN FISIK 3.3.1. Penataan Ruang Kelas

 Empat prinsip dasar dalam penataan ruang kelas (Evertson, Emmer & Worsman) adalah : 1) Kurangi kepadatan di area yang menjadi lalu lalang.Yang termasuk area ini adalah

area belajar kelompok, bangku murid, meja guru dan lolasi penyimpanan pinsil, rak buku dan computer. Sebisa mungkin, pisahkanlah area itu satu sama lain dan pastikan juga hal tersebut mudah didatangi

2) Pastikan guru bisa melihat semua murid.Ini bertujuan agar guru bisa memonitor murid secara cermat.

3) Materi yang sering digunakan harus mudah di akses.Tujuannya untuk meminimalkan waktu persiapan dan perapihan juga mengurangi keterlambatan dan gangguan aktivitas.

4) Pastikan semua murid dapat melihat presentasi kelas.

Guru harus mengatur letak dan posisi murid sedemikian rupa sehingga murid bisa melihat presentasi dengan jelas. . Tetapkanlah dimana anda dan siswa akan mengambil tempat ketika presentasi seluruh kelas terjadi. Untuk aktivitas ini, siswa seharusnya tidak perlu memindahkan kursi atau menoleh. Untuk mencari tahu seberapa baik siswa anda bisa melihat dari tempat mereka, duduklah dikursi mereka dibagian yang berbeda-beda dari ruangan tersebut.

(9)

16

Dalam mempertimbangkan bagaimana anda akan mengatur ruang fisik kelas, tergantung dari model dan model aktivitas pembelajaran apa yang akan anda terapkan. Apakah aakan melakukan aktivitas siswa melibatkan diri seluruh kelas, kelompok kecil, tugas indivisual dsb. Pertimbangkanlah jumlah penyusunan fisik yang paling mendukung. (Crane, 2001; Fickes, 2001; Weinstein, 2007). Ada beberapa model penyusunan ruang kelas adalah sebagai berikut:

a. Gaya tatap Muka , murid saling menghadap. Kemungkinan gangguan dari murid besar sekali.

b. Gaya seminar, sejumlah besar murid (biasanya 10 orang) duduk disusun lingkaran, persegi atau bentuk U. ini efektif jika guru ingin agar murid berbicara satu sama lainnya atau bercakap cakap dengannya.

c. Gaya Off-set, murid biasanya 3 – 4 orang duduk dibangku tetapi tidak berhadapan langsung satu sama lain. Cocok untuk gaya pembelajaran kooperatif.

d. Gaya Klaster kelompok, biasanya 4 – 8 murid bekerja dalam kelompok kecil. Cocok untuk pembelajaraan kolaboratif.

Gaya Auditorium

Gaya Berhadap-hadapan

(10)

16 Gaya seminar

Gaya kelompok

3.3.3. Langkah Mendesain Kelas

Berikut ini langkah-langkah mendesain kelas (Weinstein,1997; Weinstein & Mignano 1997) A. Pertimbangkan apa yang akan dilakukan murid. Jika kita akan mengajar TK atau SD, kita

perlu menciptakan setting untuk membaca dengan suara keras,mengajar membaca secara berkelompok, tempat untuk berbagi pandangan,pengajaran matematika, dan tempat pelajaran keterampilan dan seni.

B. Buat gambar rencana tata ruang. Sebelum kita memindahkan perabot, buatlah gambar beberapa rancangan tata ruang, kemudian pilih salah satu gambar yang menurut kita paling baik.

(11)

16

kepada murid tentang rencana yang sudah kita buat sebelum masuk sekolah. Jika murid member saran yang masuk akal, maka ada baiknya kita mencoba.

D. Cobalah rancangan dan bersikaplah fleksibel dalam mendesainnya. Evaluasilah efektivitas tata ruangan kita, beberapa minggu setelah masuk sekolah. Misalnya mengatur posisi murid setengah lingkaran agar dapat mengurangi keributan.

4. MENANGANI PERILAKU BERMASALAH

Tidak peduli seberapa baik Anda merencanakan dan mencipakan lingkungan kelas yang positif, perilaku bermasalah tetap akan muncul. Hal yang penting bagi anda untuk menanganinya dalam cara yang tepat dan efektif.

4.3. STRATEGI MANAJEMEN

Ahli manajemen kelas Carolyn Evertson dan Koleganya (Evertson, Emmer, & Worsham,2006) membedakan antara intervensi minor dan moderat untuk perilaku bermasalah. Pembahasan berikut mendeskripsikan pendekatan mereka.

4.1.2. Intervensi Minor

Beberapa masalah hanya membutuhkan intervensi minor. Masalah melibatkan perilaku yang, bila tidak sering, biasanya tidak mengganggu aktifitas dan pembelajaran. Sebagai contoh, siswa mungkin memanggil guru tidak pada waktunya, meninggalkan kursi tanpa izin, terlibat dalam prbincangan sosial ketika tidak diperbolehkan, dan makan permen didalam kelas.kita hanya dibutuhkan intervensi minor untuk perilaku bermasalah, strategi ini bisa efektif (Evertson, Emmer, & Worsham, 2006).

a. Menggunakan isyarat nonverbal. Buat kontak mata dengan siswa dan berikan siyal, seperti jari dimulut, kepala yang menggeleng, atau sinyal tangan agar mereka berhenti.

b. Tetap meneruskan aktifitas. Terkadang, peralihan antara aktifitas membutuhkan waktu yang terlalu lama atau istirahat dalam aktifitas muncul ketika siswa tidak memiliki tugas untuk dilakukan. Dalam situasi ini, siswa mungin meninggalkan kursi, bersosialisasi, bergurau, dan mulai tidak terkendali. Strategi yang baik adalah untuk tidak membetulkan perilaku buruk minor siswa dalam situasi ini, tetapi mulai aktifitas berikutnya dalam cara yang lebih tepat pada waktunya. Dengan merencanakan hari itu secara efektif, Anda harus bias menghilangkan peralihan dan kekosongan yang lama dalam aktifitas.

(12)

16

d. Mengarahkan kembali perilaku tersebut. Apabila siswa tidak mengerjakan tugas, biarkan mereka tahu apa yang seharusnya mereka lakukan. Anda bias berkata, “ Oke ingat, semua orang harus mengerjakan soal matematika

e. Memberikan pelajaran yang dibutuhkan. Terkadang, siswa terlibat dalam erilaku buruk minor ketika mereka tidak mengerti cara mengerjakan tugas yang diberikan. Tidak bias mngerjaka aktifitas tersebut dengan efektif sehingga mereka akan mengisi waktu dengan berperilaku buruk. Menyelesaikan makalah ini membutuhkan pemantauan tugas siswa secara seksama dan pemberian bimbingan ketika dibutuhkan.

f. Memberi tahu siswa untuk berhenti secara langsung dan tegas. Bangunlah kontak mata langsung dengan siswa, bersikap tegas, dan beri tahu siswa untuk menghentikan perilaku tersebut. Buat komntar singkat dan pantaulah situasi sampai siswa patuh. Kombinasikan strategi ini dengan pengalihan untuk mendorong perilaku yang diinginkan

g. Berilah siswa satu pilihan. Berikan tanggung jawab kepada siswa dengan mengatakan bahwa ia memliki pilihan untuk berperilaku dengan baik atau menerima konsekuensi negative. Yakinlah untuk memberi tahu siswa perilaku yang pantas dan konsekuensi karena tidak menampilkan perlaku yang pantas.

4.1.3. Intervensi moderat

Beberapa perilaku buruk membutuhkan intervensi yang lebih kuat dari yang baru saja dideskripsikan.Contoh: ketik siswa menyalahgunakan hak istimewa, mengacau aktifitas, membuang-buang waktu, atau mengganggu pelajaran Anda atau pekerjaan siswa lain.

Berikut adalah beberapa intervensi moderat untuk menangani jenis masalah ini (Evertson, Emmer & Worsham, 2006).

a. Tidak memberikan hak istimewa atau aktifitas yang diinginkan. Tidak pelak lagi, Anda akan memliki siswa yang menyalahgunakan hak istimewa yang diberikan seperti bias mengelilingi ruang kelas atau mengerjakan proyek bersama teman-teman dalam kasus ini, Anda bisa menarik kembali hak istimewa itu.

(13)

16

diruangan time out selama 30 menit karena kamu memukul derrick”. Apabila perilaku buruk ini terjadi lagi, identifikasikanlah kembali dan tempatkan siswa dalam ruangan time-out lagi. Setelah time out janganlah berkomentar seberapa baik siswa berperilaku selama time out, cukup kembalikan siswaterseut kedalam aktifitas yang terganggu.

c. Menjatuhkan Pinalti. Tugas yang berulang-ulang dalam jumlah kecil bias digunakan sebagai pinalti untuk perilaku siswa buruk

4.1.4. Menggunakan pihak lain sebagai sumber

Di antara orang-orang yang bias membantu Anda membuat siswa-siswa terlihat dalam perilaku yang lebih pantas adalah teman sebaya, orang tua, kepala sekolah atau konselor, dan mentor.

1. Mediasi Teman Sebaya

Teman sebaya terkadang bisa sangat efektif dalam membuat siswa berperilaku dengan lebih baik.

2. Pertemuan Orangtua-Guru

Anda bisa menelepon orangtua siswa atau bertemu dengan mereka dalam pertemuan secara langsung.

3. Dapatkan Bantuan Dari Sekolah atau Konselor

Banyak sekolah telah menntukan konsekuensi untuk perilaku bermasalah tertentu. Apabila anda berusaha dan tidak berhasil menangani perilaku tersebut, pertimbangkanlah untuk meminta bantuan pengurus sekolah.

4. Menemukan Seorang Mentor

Sebelumnya, kita menekankan pentingnya siswa-siswa memiliki setidaknya seseorang dalam kehidupan mereka, yang memperhatikan mereka dan mendukung perkembangan mereka.

4.2. MENANGANI AGRESI

(14)

16

a. Perkelahian

Ahli manajemen kelas Carolyn Evertson dan kolge-koleganya, (Emmer, & worsham, 2006). Pada umumnya, sangat baik untuk membiarkan yang orang-orang berkelahi mendapatkan periode penenangan sehingga mereka bisa menenangan diri. Kemudaian, temuilah mereka dan mintalah pandangan mereka tentang apa yang menyebakan perkelahian tersebut. Tanya saki bila perlu, adakan pertemuan dengan orang-orang yang berkelahi yang menekankan bahwa perkelahian merupakan hal Yang tidak pantas untuk dilakukan, pentingnya menghormati persfektif orang lain dan pentingnya kerja sama.

b. Penindasan

Korban penindasan diketahui memeliki karakteristik tertentu (Dill, Vernberg, Fonagy, 2004; Eslea dkk, Hannish & Guerra 2004), sebuah studi terkini menemuka bahwa korban penindasan memiliki orang tua ang mengacau, menuntut, dan tidak tanggap dengan anak-anak mereka (ladd & Kochenderfer-lad, 2002). Dalan studi ini pula hubunga orangtua anak-anak yang dikarakterisasi oleh kedekatan yang intensberkaitan dengan tingkat pengorbanan eman sebaya yang lebih tinggi pada anak laki-laki. Kedekatan yang intens seperti ini meningkatkan rasa kurang percaya diri dan kekhawatiran yang dianggab sebagai kelemahan ketika diungkapkan dalam kelompok teman sebaya laki-laki.

c. Tentangan atau permusuhuan terhadap guru.

Edmund Emmer dan kolega-koleganya (Emer, Evertson, & Worsham, 2006) membahas strategi berikut ntuk menghadapi siswa-siwa yang menentang anda atau bermusuhan dengan anda. Apabila siswa bolos dengan perilaku semacam ini, kemungkinan besar perilaku ini akan berlanjut dan menyebar. Oleh karena itu, berusahalah untuk menenangkan peristiwa tersebut dengan merahasiakan dan bila memungkinkan, menangani siswa tersebut secara individual.

Dalam kasus yang ekstrem dan jarang terjadi, siswa-siswa akan sepenuhnya tidak kooperatif, yang mengharuskan anda mengirim siswa lain kekantor untuk diminta bantuannya. Meskipun demikian, dalam sebagian besar kasus, apabila anda tetap tenang dan tidak terlibat dalam pergulatan kekuatan dengan siswa, siswa akan tenang dan Anda bisa berbicara dengannya tanpa masalah.

4.3. PROGRAM BERBASIS KELAS DAN SEKOLAH

(15)

16

a. Program peningkatan kompetensi sosial

b. Meningkatkan kesadaran sosial – Proyek penyelesaian Masalah Sosial c. Program kompetensi Sosial untuk remaja

d. Tiga C Manajemen Kelas dan Sekolah

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan Keputusan DPRD Kabupaten Hulu Sungai Utara, Nomor 8 Tahun 2011, tanggal 6 April 2011 terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Pajak Reklame dapat

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

2). Radioterapi : Terapi untuk menghancurkan kanker dengan sinar ionisasi. Kerusakan yang terjadi akibat sinar tidak terbatas pada sel-sel kanker saja, tetapi juga pada sel-sel

a) Mendapatkan konsep bilangan adalah proses yang berjalan perlahan-lahan, anak mengenal benda dengan menggunakan bahasa untuk menjelaskan pikiran mereka sehingga

Bila Pihak menyampaikan kepada Sekretariat informasi yang tidak tersedia pada saat keputusan untuk mencantumkan suatu bahan kimia dalam Lampiran III dan informasi tersebut

Labuhanbatu Laporan Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daops 02 Labuhanbatu Senin, 23 Januari 2017. KEGIATAN HARIAN  Apel Pagi,  Kebersihan Lingkungan 

Sedangkan arah perkembangan kawasan perumahan di Kota Bandung berdasarkan segmentasi pasar, untuk kawasan perumahan dengan segmentasi pasar rumah sederhana

Berdasarkan penelitian terkait Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sidoarjo, yang sesuai