• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Media Komik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devisions) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Media Komik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devisions) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

1

The Effectiveness Of The Comics Media With Cooperative Learning Model Type STAD (Student Teams Achievement Devisions) To Increase Learning Activities And Mastery Of Material The Characteristic Of Living Things In Student Class VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung

Fatoni Latif1, Neni Hasnunidah2, Rini Rita T. Marpaung3

e-mail: fatonilatif@gmail.com HP: 085769747878

Abstract : The use of method and learning model by the teachers in SMPN 24 Bandar Lampung have not been able to create students activeness and this effect on the low of mastery material. Therefore, in this research used comics media combined with cooperative learning model type STAD. This research aims to find out the effectivity use of comics media with cooperative learning method type STAD to activities and mastery of material Characteristic of living things. Sample used in this research was the student in VII D class as Experiment class and VII class as control class. Sampling using cluster random sampling technique. Design used in this research was protest-postest control group design. The experiment class was given treatment use comics media combined with cooperative learning model type STAD, while control class used picture media implemented by discussion method. The result of pretest and posttest between both of class then compared.

Research data was qualitative and quantitative. Qualitative data was value of mastery of material obtained from pretest and posttest, then the value was calculated the difference became N-gain. Then analyzed the data used t1 and t2 test at the level of confidence 5 % used SPSS 17 program. While qualitative data was data of students activities obtained from scoring student activities during learning process. The result of research showed that (1) the average N-gain obtained from experiment class was 53,77 while control class was 39,58. (2) the average of percentage student activities in experiment class was 75,76 % while control class was 68,27%. Thus, the use of comics media with cooperative learning type STAD was effective in increase activities and mastery of material.

Conclusions of this research were:1)The use of comics media with

cooperative learning method type STAD was effective to increase students’

mastery of material Characteristic of living things. 2)The use of comics media with cooperative learning model was effective in increasing student activities in material characteristics of Living Things.

Keywords: comics media , Student Teams Achievement Divisions(STAD), mastery of material, student activities, and the characteristics of living things.

1 Mahasiswa Pendidikan Biologi

(2)
(3)

Efektivitas Media Komik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD (

Student Teams Achievement Devisions

) Dalam

Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Penguasaan

Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa

Kelas VII SMP Negeri 24

Bandar Lampung

(Skripsi)

Oleh

FATONI LATIF

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ii

ABSTRAK

Efektivitas Media Komik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD (

Student Teams Achievement Devisions

) Dalam

Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Penguasaan

Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa

Kelas VII SMP Negeri 24

Bandar Lampung

Oleh FATONI LATIF

Penggunaan metode dan media pembelajaran oleh guru SMP Negeri 24 Bandar Lampung belum dapat menciptakan keaktifan siswa dan ternyata berpengaruh terhadap rendahnya penguasaan materinya. Oleh sebab itu dalam penelitian ini digunakan media komik yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Devisions). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas dan penguasaan materi ciri-ciri mahluk hidup.

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik

cluster random sampling. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(5)

iii

dengan menggunakan media komik yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol menggunakan media gambar yang diterapkan dengan metode diskusi. Hasil pretest dan postest pada kedua kelas dibandingkan. Data penelitian adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai penguasaan materi yang diperoleh dari pretest dan

postest, kemudian nilai tersebut dihitung selisihnya menjadi N-gain. Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji t1 dan t2 pada taraf kepercayaan 5% dengan menggunakan program SPSS 17. Sedangkan data kualitatif berupa data aktivitas siswa yang diperoleh dari penskoran aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Rata-rata N-gain yang diperoleh dari kelas eksperimen adalah 53,77 sedangkan kelas kontrol adalah 39,58 (2) Rata-rata persentase aktivitas siswa pada kelas eksperimen yaitu 75,76% sedangkan kelas kontrol adalah 68,27 %. Dengan demikian berarti penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi.

Kesimpulan penelitian ini adalah : 1) Penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan penguasaan materi siswa pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup; 2) Penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan aktivitas siswa pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.

(6)

iv

Efektivitas Media Komik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD (

Student Teams Achievement Devisions

) Dalam

Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Penguasaan

Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa

Kelas VII SMP Negeri 24

Bandar Lampung

Oleh

FATONI LATIF

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(7)

x

Motto

Tanpa perenungan yang mendalam pun, dari kehidupan sehari-hari kita tahu kalau

seseorang itu ada untuk orang-orang lain

(Albert Einstein)

Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencoba adalah jaminan kegagalan

(Bill Clinton)

Konflik biasanya terjadi karena saya benar dan kamu salah, berilah kesempatan

hati mengatakan kita benar dan diapun boleh jadi benar,

Insya Allah akan mudah mencari solusi

Ikhlas dan Yakin

(8)

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

Judul : Efektivitas Media Komik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devisions) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung

Nama : Fatoni Latif NPM : 0613024024

Pembimbing 1 : Neni Hasnunidah, S.Pd., M. Si ...

Pembimbing 2 : Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M.Pd ...

Mitra Bestari : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed ...

(9)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DEVISIONS) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI CIRI-CIRI

MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS VII SMP NEREGI 24 BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Fatoni Latif Nomor Pokok Mahasiswa : 0613024024 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M. Pd NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si

(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Neni Hasnunidah, S. Pd., M.Si. ...

Sekretaris : Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing: Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(11)

vii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fatoni Latif

Nomor Pokok Mahasiswa : 0613024024 Fakultas/ Jurusan : Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya adalah hasil pekerjaan saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali dosen pembimbing dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Yang menyatakan

Fatoni Latif

(12)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dusun Tempursari Desa Sidorejo, Kecamatan Bangun Rejo pada tanggal 15 Maret 1987, yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Ahmad Bahrun Asngari dan Ibu Yuriyanah.

Penulis mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Sidorejo pada tahun 1993 dan diselesaikan pada tahun 1999. Tahun 2002 Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Kalirejo, dan pada tahun 2005 penulis menyelesaikan sekolah di Sekolah

Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kalirejo. Tahun 2006 Penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur SPMB.

(13)

ix

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini. Teriring doa, rasa

syukur dan segala kerendahan hati.

Dengan mengucap syukur kepada ALLah SWT, saya mempersembahkan karya kecilku untuk:

Ayahanda Ahmad Bahrun Asngari dan ibunda Yuriyanah

Sosok mulia yang telah membesarkanku, mendidik, menyayangi dan mendoakanku serta menjadi inspirasi hidupku.

Adik-adikku; Bayu Astuti, Panggah Santoso dan Rizki Pangestu

Yang selalu memberi canda dikala sedih, kalian pelecut hatiku untuk terus maju, kalian semangat tersendiri bagiku

Para pendidik dan dosen yang terhormat

Yang telah banyak memberikan pengalaman berarti dalam hidupku

(14)

xi

SANWACANA

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Media Komik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devisions) Dalam meningkatkan Aktivitas Belajar dan

Penguasaan Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung” Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila;

3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, kesabaran, masukan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

(15)

xii

5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas atas saran-saran perbaikan serta arahan untuk membantu penulis dalam menyusun skripsi ini;

6. Bapak Ibu Dosen Pengajar atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan 7. Ibu Hellendrasari, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 24 Bandar Lampung

dan Ibu Sri Indarti, S.Pd selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian berlangsung serta siswa-siswi kelas VII atas kerjasamanya selama penelitian;

8. Bapak dan Ibu tercinta serta adik-adiku atas dukungan dan kebersamaan yang kalian berikan;

9. Rekan-rekan pendidikan biologi 2006, kakak tingkatku angkatan 2005, serta adik tingkatku angkatan 2007, 2008 yang tak dapat disebutkan satu persatu, untuk motivasinya, semoga tali persaudaraan diantara kita tetap berlanjut; 10.Keluarga sekaligus rumah kedua ku UKPM Teknokra, terima kasih atas

persahabatan, persaudaraan, dan kebersamaanya selama ini;

11.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

Semoga Allah SWT berkenan membalas budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Saya ucapkan terimakasih semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis

(16)

xiv

(17)

xv

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar Siswa ... 41

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 44

B. Pembahasan ... 46

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran... ... 60

2. Data Hasil Penelitian ... 129

3. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 136

5. Pembagian Kelompok Siswa ... 144

5. Media Komik ... 146

4. Foto-Foto Penelitian ... 160

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Hubungan antara fariabel, instrumen, data penelitian,

dan analisis data ... 36

2. Lebar observasi aksifitas siswa ... 39

3. Klasifikasi persentase aktivitas siswa ... 40

4. Hasil uji normalitas dan homogenitas data nilai preetest, postest, dan N-gain siswa pada kelasekperimen dan kontrol ... 42

5. Hasil uji Mann-Whitney U, persamaan dan perbedaan dua rata-rata (t1 dan t2) nilai pretest, postest, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44

6. Data aktivitas siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 45

8. Frekuensi poin aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 45

9. Daftar nilai siswa kelas eksperimen ... 129

10. Daftar nilai siswa kelas kontrol... 130

11. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen ... 131

12. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas kontrol ... 133

13. Data frekuensi poin aktivitas siswa ... 135

14. Hasil uji normalitas Pretest kelas eksperimen ... 136

15. Hasil uji normalitas Pretest kelas kontrol ... 137

(19)

xvii

17. Hasil uji normalitas Postest kelas kontrol ... 138

18. Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen ... 139

19. Hasil uji normalitas N-gain kelas kontrol ... 140

20. Hasil uji man whitneyPretest ... 141

21. Hasil uji man whitneyPostest ... 142

22. Hasil uji Kesamaan Dua varians (Homogenitas), Uji Kesamaan Dua Rata-Rata, Dan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (N-gain) ... 143

23. Hasil uji Perbedaan dua rata-rata atau uji satu pihak N-gain ... 143

24. Kelompok kelas eksperimen ... 144

(20)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan dalam pembangunan nasional berupa

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, hal tersebut bisa terlaksana dengan belajar, karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

Seseorang yang mengalami proses belajar mengalami perubahan tingkah laku yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya (Arsyad, 2003 : 1). Salah satu penyelenggara pendidikan secara formal yaitu sekolah, yang memiliki tujuan untuk

(21)

2

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut untuk mampu menggunakan teknologi-teknologi tersebut. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media

pembelajaran. Media pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2003 : 3).

Handayani (2008: 2) berpendapat bahwa salah satu media komunikasi yang dapat digunakan adalah media komik. Media komik merupakan suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita.

Hasil penelitian Farah (2011:46) menunjukan bahwa media komik dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Muhamadiyah 3 Bandarlampung pada mata pelajaran Biologi Materi Pokok Ekosistem. Selanjutnya menurut hasil penelitian Mariyanah (2005 : 112) menunjukkan bahwa penggunaan media komik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pegandon Kabupaten Kendal.

(22)

3

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari ( Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006 : 149).

Pelajaran biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menyajikan penerapan dan aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menuntut pemahaman terhadap suatu materi. Pada pelajaran biologi terdapat banyak materi pokok yang semuanya

bersinggungan dengan mahluk hidup, salah satunya ciri-ciri mahluk hidup yang merupakan dasar untuk mengenalnya, sehingga diperlukan pemahaman dan penguasaan materi secara mendasar, bukan sebatas pada hafalan saja.

Materi Pokok Ciri – Ciri Makhluk Hidup dipilih dalam penelitian ini karena merupakan materi yang memerlukan pemahaman dan identifikasi khusus, bukan hanya sekedar hafalan, hal tersebut terlihat dari Standar Kompetensi (SK) yaitu; “memahami keanekaragaman makhluk hidup,” dan

“mengidentifikasi ciri-ciri mahluk hidup” sebagai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai. Sementara itu dalam proses pembelajaran yang

berlangsung di SMP Negeri 24 Bandar Lampung.

(23)

4

Pada proses pembelajaran, guru lebih dominan menggunakan metode konvensional, siswa lebih banyak menerima informasi dari guru sehingga keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran kurang. Aktivitas siswa yang nampak hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Selain itu guru juga kurang bisa memberdayakan penggunaan media sebagai sarana proses belajar mengajar.

Peran guru yang lebih dominan daripada siswa ketika pembelajaran biologi menyebabkan siswa kurang aktif dan jenuh. Hal tersebut diduga berdampak pada rendahnya penguasaan materi siswa, yang bisa dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas yaitu 50 untuk kelas VIIA,VII E, VIIF, VIIG, 55 untuk kelas VIIB dan VIID, dan 60 untuk kelas VIIC.

Berdasarkan pendapat Djamarah (2000:67) belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang

didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik. Pendapat tersebut sejalan dengan Sardiman (2003: 95) yang mengatakan belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.

(24)

5

diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan temannya sedangkan guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator.

Dalam penelitian ini penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pemilihan model tersebut dianggap cocok jika dipadukan dengan media komik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

menuntut siswa lebih aktif , saling berkomunikasi dan tukar pendapat serta dapat menerima perbedaan pandangan dalam memecahkan masalah yang ada didalam komik. Selain itu perbedaan latar belakang kemampuan siswa didalam kelompok akan menimbulkan nilai tersendiri sesama kelompok, sehingga diharapakan pembelajaran akan lebih efektif.

Buku-buku komik dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan motivasi belajar siswa. Dengan meningkatnya motivasi maka keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran akan meningkat, keterlibatan secara langsung ini diharapkan akan meningkatkan kompetensi belajar secara maksimal (Sudjana dan Rivai, 2002: 69). Dengan media komik pembelajaran biologi juga diharapkan dapat meningkatkan aspek kognitif siswa yaitu siswa dapat mencapai Kompetensi Dasar (KD) dan membangkitkan aktivitas belajar siswa. Penggunaan media komik juga akan merangsang lebih banyak indera yang bekerja sehingga akan meningkatkan aktivitas belajar siswa, yang akan berimbas pada meningkatnya penguasaan materi dan keberhasilan belajar.

(25)

6

pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif terhadap aktivitas siswa dan penguasaan Materi Pokok Ciri-Ciri

Makhluk Hidup.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan penguasaan Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup ?

2. Apakah media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Efektivitas media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan penguasaan Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup. 2. Efektivitas media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(26)

7

D.Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

pembelajaran biologi dengan menggunakan media komik pembelajaran biologi.

2. Bagi guru, dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan media serta model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

penguasaan materi siswa dalam pembelajaran ciri-ciri mahluk hidup. 3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam

mempelajari materi pokok ciri-ciri mahluk hidup.

4. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pembelajaran biologi disekolah melalui media komik pembelajaran biologi.

5. Secara umum, yaitu sebagai tambahan khasanah referensi di bidang pendidikan, khususnya media pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah.

E.Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas, maka batasan masalah yang berikan yaitu :

(27)

8

a. Aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung .

b. Penguasaan materi yang dilihat dari hasil tes.

2. Media komik pada pembelajaran biologi yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah jenis Komik Kertas Tipis (Trade Paperback), yang berupa buku komik berukuran seperti buku biasa (A4 dibagi dua), tidak terlalu lebar dan besar, dan berkesan tipis.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu tipe pembelajaran yang mengutamakan kerjasama siswa dalam kelompok kecil yang heterogen dengan anggota 4-5 orang setiap satu kelompoknya. Model kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen yaitu presentasi kelas, kegiatan

kelompok, evaluasi, perhitungan poin peningkatan individu, dan penghargaan kelompok.

4. Materi pokok yang diteliti yaitu ciri-ciri makhluk hidup.

5. Penguasaan materi diperoleh dari hasil pretest, postest dan N-Gain.

6. Aktivitas belajar siswa diukur dari hasil observasi keaktifan siswa selama pembelajaran.

(28)

9

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran biologi bukan hanya merupakan mata pelajaran hafalan, namun juga membutuhkan pemahaman konsep-konsep. Proses belajar yang baik menuntut siswa harus aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuannya, sedangkan guru membantu agar proses pencarian itu berjalan baik. Belajar sebaiknya dilakukan oleh siswa secara aktif baik individual maupun kelompok, dan guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

Salah satu media yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran dan meningkatkan penguasaan materi yaitu media komik. Hal itu karena media komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam satu alur cerita. Sehingga siswa akan lebih antusias dan mudah dalam belajar. Kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan penguasaan materi. Selain itu, media komik menjadi pilihan karena pada dasarnya siswa SMP lebih menyenangi buku cerita seperti komik. Pembelajaran yang menyenangkan akan menimbulkan motivasi dalam belajar yang berakibat pada meningkatnya aktivitas.

Selain media, model pembelajaran juga diperlukan untuk mendukung terciptanya proses pembelajaran yang kondusif dan melibatkan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Karena model tersebut menekankan pada aktivitas siswa di dalam pembelajaran dan diskusi diantara kelompok

(29)

10

Dengan diskusi kelompok bersama teman sebaya dan adanya pemberian penghargaan kelompok diharapkan dapat memicu semangat siswa dan menghilangkan kejenuhan siswa ketika pembelajaran, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran biologi.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Dimana variabel bebas adalah media komik pembelajaran biologi, dan variabel terikat adalah aktivitas dan penguasaan materi siswa pada materi ciri-ciri mahluk hidup.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Keterangan : X = Variabel bebas yaitu media komik dengan model pembelajaran tipe STAD.

Y = Variabel terikat yaitu aktivitas belajar dan penguasaan materi

(Sugiyono, 2009: 154).

G.Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

“Media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif

digunakan pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup dalam meningkatan aktivitas dan penguasaan materi siswa”.

Hipotesis statistik adalah sebagai berikut : Y

(30)

11

a. Ho = Penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak efektif digunakan dalam meningkatkan

penguasaan materi siswa kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.

H1 = Penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD efektif digunakan dalam meningkatkan penguasaan materi siswa kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.

b. Ho = Penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak efektif digunakan dalam meningkatkan aktivitas beelajar siswa kelas VII SMP Negeri 24 Bandar Lampung pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.

H1 = Penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif

(31)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Komik Pembelajaran

Kata media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medium adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan Sadiman (2000: 6). Gagne (dalam Sadiman, 2000:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara itu Briggs (dalam Sadiman, 2000:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.

(32)

13

Fungsi utama media pengajaran sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan yang ditata serta diciptakan oleh guru Arysad (2003:15), sedangkan Sudjana dan Rivai (2002:2) menyatakan bahwa fungsi media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi proses belajar siswa.

Proses pembelajaran biologi di SMP dapat disajikan menggunakan media komik pembelajaran. Menurut Radjah (2007 : 122), media yang efektif dan sekaligus menarik yang dapat dimuati pesan ialah komik pembelajaran. Melalui kekuatan gambar-gambar kartun disertai kata-kata atau kalimat yang sesuai, menjadikan komik pembelajaran merupakan suatu daya tarik

tersendiri bagi siswa, melalui media komik pembelajaran siswa akan mempunyai pemahaman yang benar.

Handayani (2008 : 2) juga berpendapat komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita. Gambar membuatnya lebih mudah diserap, teks membuatnya lebih mudah dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.

Shadely (1990:54) mengartikan media komik sebagai berikut: komik

(33)

14

dilengkapi balon-balon ucapan (speak baloons) ada kalanya masih disertai narasi sebagai penjelasan.

Rohani (1997 : 78) berpendapat bahwa komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Komik adalah suatu bentuk berita bergambar, terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung, kadang bersifat humor.

Secara garis besar menurut Trimo (1997:37) media komik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik (comicbook). Komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku komik adalah komik yang berbentuk buku. Penelitian ini menggunakan bentuk komik strip karena lebih simpel, waktu yang digunakan lebih efektif dan akan lebih cepat dipahami siswa.

Sebagai salah satu media visual media komik tentunya memiliki kelebihan tersendiri jika dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kelebihan media komik dalam kegiatan belajar mengajar menurut Trimo (1997:22), dinyatakan :

a. Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya;

(34)

15

d. Seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain;

Media komik di samping mempunyai kelebihan juga memiliki kelemahan dan keterbatasan kemampuan dalam hal-hal tertentu. Menurut Trimo (1997:21) kelemahan media komik antara lain :

a. Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak

bergambar;

b. Ditinjau dari segi bahasa komik hanya menggunakan kata-kata kotor ataupun kalimat-kalimat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan; c. Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan ataupun tingkah laku yang sinting (perverted);

d. Banyak adegan percintaan yang menonjol

Nilai edukatif media komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan lagi. Menurut Sudjana dan Rivai (2002: 68) menyatakan media komik dalam proses belajar mengajar menciptakan minat para peserta didik,

mengefektifkan proses belajar mengajar, dapat meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat apresiasinya.

(35)

16

tanpa harus dibujuk . Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca.

Penggunaan komik pembelajaran biologi merupakan motivator belajar bagi peserta didik. Peserta didik dapat mempelajari biologi melalui gambar-gambar berisi cerita yang menyenangkan. Cerita-ceritanya dapat mengenai diri pribadi sehingga peserta didik dapat segera mengidentifikasi dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya, cerita di dalam komik juga dapat dibuat lebih hidup bila diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas (Sudjana dan Rivai, 2010: 64).

B. Efektivitas

Secara harafiah efektivitas dapat diartikan, bersifat mempunyai daya

guna dan membawa hasil guna, dalam penelitian ini berarti adanya daya guna dan membawa hasil guna dalam penggunaan media komik (Moeliono,

1989:250).

Dalam mengetahui efektif atau tidaknya suatu media maka harus dilakukan evaluasi, keefektivitasan pelaksanaan proses instruksional diukur dari dua aspek, yaitu bukti-bukti empiris mengenai hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh sistem instruksional, dan bukti-bukti yang menunjukan berapa banyak kontribusi (sumbangan ) media atau media program terhadap keberhasilan atau keefektivan proses instruksional (Arsyad, 2003:173).

(36)

17

Komarudin (2000:169) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan menurut Arens (1999:117), efektivitas adalah derajat yang menentukan sasaran/tujuan telah berhasil dicapai. Suatu bentuk kegiatan dikatakan efektif apabila keberhasilan yang dicapai tidak meleset dari gambaran tujuan yang telah direncanakan.

Sedangkan efektivitas pembelajaran menurut Syaodih (2009:1) ditentukan oleh berbagai faktor sebagai berikut: guru, berkenaan dengan kemapanan guru dalam berbagai aspek, di antaranya kualifikasi pendidikan, potensi dan kondisi, persepsi terhadap profesi dan tugas mengajar serta kemampuan dan kecakapan menyelenggarakan serta mengelola pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik model pembelajaran dan kemampuan siswa yang akan dikembangkan.

C. Student Team Achievement Divisions (STAD)

(37)

18

empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku (Nurhadi, 2004: 102 ).

Slavin (2005:143) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang beru menggunakan pendekatan kooperatif. Kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah kelompok yang heterogen baik dari kemempuan belajar siswa, jenis kelamin dan suku. Tahap-tahap dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2005: 144) dibagi menjadi :

1 Persentasi kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam penyajian kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukan presentasi audiovisual. Bedanya dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini siswa harus memperhatikan secara seksama selain persentasi kelas karena dengan demikian akan membantu mereka dalam tes, dan skor tes mereka dapat dimasukan.

2 Belajar kelompok

(38)

19

mengerjakan kuis dengan baik. Kelompok dalam STAD menjadi ciri penting karena setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok mereka. Keberhasilan dan kegagalan anggota kelompok akan sangat mempengaruhi kesuksesan kelompok mereka.

3 Kuis atau tes

Sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua praktek tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa tanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.

4 Skor Kemajuan Individual

Gagasana dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam skor sistem. Setiap siswa diberi skor dasar yang diperoleh dari tes serupa sebelumnya. Hasil tes siswa diberi poin peningkatan yang ditentukan berdasarkan skor tes terdahulu. Kriteria pemberian poin peningkatan individual sebagai berikut:

Skor Tes Skor kemajuan

Lebih dari 10 poin dibawah sekor awal 5

10 – 1 poin dibawah sekor awal 10

0-10 poin diatas skor awal 20

Lebih dari 10 poin skor awal 30

(39)

20

5 Penghargaan kelompok

Tim akan mendapatkan sertifikat atau dalam bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan duapuluh persen dari peringkat mereka.

Berdasarkan pemaparan tersebut pembelajaran tipe STAD dapat berjalan dengan diri siswa jika di tanamkan usur-unsur dasar. Pelaksanaan secara berkesinambungan dapat dijadikan sarana bagi guru untuk melatih dan mengebangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

D. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan-ketrampilan terintegrasi. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2001:93).

Aktivitas memegang peranan penting dalam belajar sebab pada dasarnya belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan dilakukan secara sengaja (Slameto, 2003:36).

(40)

21

memegang peranan penting menunjang prestasi hasil belajar. Sesuai dengan pendapat Hamalik (2004: 171) yang mengatakan pembelajaran yang efektif, sangat diperlukan adanya aktivitas dari siswa. Sehingga dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Menurut Djamarah (2000:67) menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik. Senada dengan itu Slameto (2003:36) menyatakan bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.

Banyak macam- macam kegiatan (aktivitas belajar) yang dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak hanya mendengarkan atau mencatat. Paul B. Diedrich (dalam Nasution, 2004:9), Membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan (aktifitas siswa), antara lain:

1. Kegiatan-kegiatan Visual

(41)

22

2. Kegiatan-kegiatan Lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan Menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan Menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan Metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan Mental

Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan.

(42)

23

Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.

“Tentu saja kegiatan itu tidak terpisah satu sama lain. Dalam suatu kegiatan

motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam tiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam kegiatan” (Nasution, 1982:94-95).

Selain itu aktivitas belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, pesrta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik (Sudjana, 2005:105).

E.Penguasaan Materi

Menurut Arikunto (2003: 115) penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis.

Penguasaan merupakan kemampuan penyerapan arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu yakni melibatkan berbagai proses ke kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto,

(43)

24

Slameto (1991 :131) menyebutkan penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar dari ranah kognitif memiliki hierarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: 1)

informasi area verbal; 2) informasi fakta dan pengetahuan verbal; 3) konsep dan prinsip; dan 4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi nonverbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep.

Selanjutnya konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting dalam memecahkan masalah atau dalam kreatifitas.

Menurut Nurhadi (2004 : 27), penguasaan materi tidak hanya penguasaan fakta. Penguasaan materi juga berkenaan dengan sikap terhadap belajar dan sikap terhadap pandangan yang bertentangan. Penguasaan materi harus membantu siswa untuk menghubungkan pengetahuan teknik terhadap nilai-nilai pribadi. Hal ini juga memungkinkan siswa membuat keputusan

berdasarkan pemikiran yang mendalam dan melakukan diskusi bersama orang lain yang berbeda pandangan.

(44)

25

terdapat korelasi yang positif, yaitu semakin tinggi aktiitas siswa maka semakin tinggi pula penguasaan materi belajar siswa.

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (2001 : 1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Sedangkan tes menurut Arikunto ( 2003:53) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan aturan yang sudah ditentukan.

Menurut Daryanto (1999 : 11-35) tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan isntruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Salah satu instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

(45)

26

dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Bloom (dalam Purwanto, 2008: 43) membagi tingkat kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk aspek kognitif menjadi enam, yaitu pengetahuan hafalan, pemahaman, atau komprehensi, penerapan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

(46)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 24 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas VIID sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 33 siswa dan siswa kelas VIIF sebagai kelas kontrol yang berjumlah 31 siswa. Cluster random sampling digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster Margono ( 2000:127).

C. Desain Penelitian

(47)

28

kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol menggunakan media gambar yang diterapkan dengan metode diskusi. Hasil pretes dan postest pada kedua kelompok subyek dibandingkan.

Struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Gambar. 2 Desain pretes-postes control group design

Keterangan: I = Kelompok eksperimen, II = Kelompok kontrol, O1 = Pretes, O2 = Postest, C = Perlakuan media gambar dengan

menggunakan metode pembelajaran diskusi, X = Perlakuan media komik pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD. (dimodifikasi dari Sugiyono, 2010: 112).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

1. Membuat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian. 2. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. 3. Menetapkan sampel penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media pembelajaran komik dan gambar untuk setiap pertemuan.

I O1 X O2

(48)

29

5. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes dan postest berupa soal pilihan ganda dan uraian sebanyak 10 soal serta lembar observasi aktivitas siswa.

6. Melakukan uji ahli pada tiap butir soal yang akan digunakan pada

pretes dan postest.

7. Mengembangkan media komik yang akan digunakan;

Prosedur pengembangan media komik pembelajaran ini mencakup beberapa langkah pengembangan yang didasarkan pada model pengembangan Sadiman (2000:62) yaitu :

1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa 2) Merumuskan tujuan instruksional

Tujuan instruksional pengembangan komik ini adalah untuk mengukur penguasaan materi meliputi:

a. Kemampuan awal siswa tentang soal cerita pada bab ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup, yaitu pada Standar Kompetensi

(memahami keanekaragaman makhluk hidup), Kompetensi Dasar (mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup) dan Kompetensi Dasar (Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki)

b. Hasil kemampuan pemahaman siswa setelah belajar dengan menggunakan media komik pembelajaran.

(49)

30

c. Menjelaskan adanya keanekaragaman ciri-ciri 4) Penulisan naskah media berdasarkan gambar

5) Mengadakan revisi media komik dan media gambar

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menerapkan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas eksperimen dan dengan media gambar dengan metode pembelajaran diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian direncanakan sebanyak satu kali pertemuan. Evaluasi pembelajaran dengan memberikan pretes-postest. Proses pretest dilakukan pada awal pelajaran dimulai sedangkan postest dilakukan pada akhir pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

A. Kelas eksperimen (pembelajaran dengan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD)

a. Pendahuluan

1. Siswa mengikuti tes awal (pretest) dalam bentuk pilihan ganda dan uraian untuk materi ciri-ciri makhluk hidup

2. Guru menyampaikan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan media komik

3. Apersepsi dilaksanakan oleh guru dengan mengajukan pertanyaan apa saja ciri-ciri makhluk hidup?

(50)

31

b. Kegiatan inti

1) Guru membagi siswa kedalam 8 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa (kecuali kelompok 8 yaitu 5 siswa). Pembagian kelompok bersifat heterogen yang berdasar pada prestasi dan jenis kelamin

2) Guru menyajikan materi sebagai pengantar kedalam proses pembelajaran

3) LKS dan komik diberikan guru, setiap kelompok memperoleh LKS dan komik sesuai dengan jumlah siswa

4) Siswa menerima komik dan LKS kemudian melakukan diskusi berdasarkan LKS dan komik yang dibagi

5) Guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang ada dalam LKS

6) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan melakukan tanya jawab dengan kelompok lain tentang materi yang sedang dibahas

7) Siswa mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari guru agar tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman materi serta memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami

(51)

32

c. Kegiatan Penutup

1) Guru memberikan penghargaan dari hasil nilai perkembangan, penghargaan di berikan atas prestasi kelompok, seperti

kelompok terbaik, dan terfavorit

2) Meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan LKS

3) Siswa mengerjakan postest pada akhir pertemuan untuk materi yang telah dipelajari

B. Kelas Kontrol (Menggunakan media gambar dengan metode diskusi)

a. Pendahuluan

1. Mengadakan tes awal (pretest) berupa soal pilihan ganda dan soal uraian untuk materi ciri-ciri makhluk hidup

2. Memberikan apersepsi dengan bertanya: Apasaja ciri-ciri mahluk hidup?

3. Memberikan motivasi dengan menunjukan manfaat mempelajari materi ciri-ciri makhluk hidup

b. Kegiatan inti

1. Meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing 4-5 siswa

2. Membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media gambar tentang ciri-ciri makhluk hidup

(52)

33

4. Siswa menerima LKS kemudian melakukan diskusi berdasarkan LKS yang dibagi

5. Guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang ada dalam LKS

6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan melakukan tanya jawab dengan kelompok lain tentang materi yang sedang dibahas

7. Siswa mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari guru agar tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman materi serta memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami

8.

Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah berlangsung

c. Kegiatan Penutup

1. Meminta setiap kelompok untuk mengumpulakan LKS dan

memberi infromasi materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

3. Memberikan postest pada akhir pertemuan

E. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Data Penelitian

(53)

34

postest. Nilai pretest diambil sebelum pembelajaran, sedangkan nilai

postest diambil setelah pembelajaran pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal pilihan ganda dan soal uraian, dengan jumlah sebanyak 10 soal. Penguasaan materi ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi

(N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (Loranz, 2008 : 3) sebagai berikut:

Keterangan : X= nilai postest, Y= nilai pretest, Z= skor maksimum

Sedangkan data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a) Pretest dan Postest

(54)

35

Teknik penskoran nilai pretest dan postest yaitu :

S = R x 100 N

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto dan Sulistiyastuti, 2008 : 112)

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Ketentuan teknis pengisian lembar observasi aktivitas siswa adalah sebagai beikut.

 Siswa mendapat tanda chek list (√ ) jika melakukan aktivitas yang relevan dengan pembelajaran

 Siswa tidak mendapat tanda check list (√ ) jika tidak melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran.

Aktivitas siswa yang diamati sebagai berikut:

a. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide b. Kemampuan Bertanya

c. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok

d. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

(55)

36

Tabel 1. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data

No Variabel Instrumen Jenis data dan Alat ukur

Data penelitian yang berupa nilai pretest, postest, dan skor gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dan uji

Mann Whitney dengan dengan bantuan program Statistical Package For Social Sciences 17.0 (SPSS 17.0), yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji liliefors dengan

program SPSS versi 17. 1. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

2. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho

(56)

37

b. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan Homogenitas.

Interpretasi uji: Hipotesis :

Ho = Tidak terdapat perbedaan varian antara kelas eksperimen dan Kelas kontrol (homogen)

H1 = Terdapat perbedaan varian kelas eksperimen dan control

Kriteria Uji :

a. Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

a. Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 71)

2. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata (t1) dan uji perbedaan dua rata-rata (t2).

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis :

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimendengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen

(57)

38

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis :

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu:

Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

%

(58)

39

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan :

a. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada

materi pokok ciri-ciri makhluk hidup

b. Kemampuan Bertanya

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup

c. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok 1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

(59)

40

d. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis,dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis, dan menjawab pertanyaan dengan benar.

Dalam menafsirkan atau menentukan kategori presentase aktivitas siswa menggunakan klasifikasi persentase aktivitas siswa pada tabel 3

Tabel 3. Klasifikasi Presentase Aktivitas Siswa

Interval (%) Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

(60)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan penguasaan materi siswa pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.

2. Penggunaan media komik dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan aktivitas siswa pada pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, serta demi kepentingan penelitian, maka penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut:

(61)

56

(62)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Bumi Aksara. Jakarta

Arysad, A. 2003. Media Pembelajaran. Rajawali Press. Jakarta Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta

Farah, E.R. 2011. Pengaruh Media Komik Pembelajaran Biologi Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas VII Smp Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Tp.2010/2011Materi Pokok Ekosistem. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Gora, W dan Sunarto. 2010. PAKEMATIK. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Hayati, N. 2008. Penerapan Media Komik dalam meningkatkan penguasaan materi siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung pada materi pokok pecahan. Universitas Lampung. Bandar Lampung Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Hurlock, E.B. 2000. Perkembangan Anak. Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga.

Isroni. 2007. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung

Komaruddin, H. 2000. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yappendis. Yogyakarta

Mariyanah, 2005. Pengaruh media komik melalui metode diskusi terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

(63)

58

Malang: UM Press.

Nasution, S.2004. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung.

Pratisto, A. 2004. Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan.PT Alex Media Koputindo Kelompok Gramedia. Jakarta

Purwanto dan Sulistiyastuti. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media

Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Rohani, A. 1997. Media Intruksional Edukatif. PT Rineka Cipta. Jakarta Sadiman, A., R. Rahardjo., A. 2000. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slavin, RE. 2005.Cooperative Learning. Theory, Research, and practice. Allyn And Bacon. Boston

Sardiman, A.M.2003.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT.Raja Grafindo. Jakarta

Shadely, H. 1990. Ensiklopedia Nasioal Indonesia. Ichran Baru-Van Hoeve. Jakarta

Simanjuntak, L. 1993. Metode Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta

Slameto. 2003. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Bumi Aksara. Jakarta

Sudjana, N., Rivai, A. 2002. Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV. Alfabeta. Bandung.

Sutikno, M. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung

Syaodih. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran Kopetensi. Yayasan Kesumakarya. Bandung

Tim Penyusun. 2006. Standar Nasional Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta

Tim Penyusun. 2006.Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta

Gambar

Tabel 1.  Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian
Tabel 2.  Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel  3.  Klasifikasi Presentase Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

a. Audit internal yang terkadang disebut audit pihak pertama, dilaksanakan oleh, atau atas nama organisasi itu sendiri untuk kaji ulang manajemen dan tujuan internal lainnya,

penelitian yang berjudul “ Dampak Relokasi Pasar Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Sentral Sebelum Dan Sesudah Relokasi Ke Pasar Induk Di Kota Medan ”. 1.2

pengetahuan pasien dan keluarga tentang infeksi dengue, serta risiko di lingkungan rumah berupa tumpukan barang tidak terpakai, sumur dan bak tampung air yang tidak

Ditetapkan di Marabahan Pada tanggal 5 Oktober 2016

1) Memberikan pengetahuan kepada khalayak tentang framing atau bingkai yang dilakukan oleh Tempo.co dan Detik.com, dalam memberitakan isu pengangkatan Basuki Tjahaja

Pada saat kondisi surut menuju pasang nilai konsentrasi sedimen tertinggi berada pada daerah dekat muara sungai sebesar 120 mg/L serta pada bagian mulut teluk

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC bermuatan nilai karakter

Meanwhile, remain - ing variables: upgrade in Indonesia sovereign credit rating within speculative grade category; achievement of investment grade status of In- donesia sovereign