UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VSD NEGERI 2 WAY GUBAK
KECAMATAN PANJANG BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
OLEH :
CHAIRIL MAULANA
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VSD NEGERI 2 WAY GUBAK
KECAMATAN PANJANG BANDAR LAMPUNG
OLEH
CHAIRIL MAULANA
Penelitian ini bertujuan ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung tercapai keberhasilan pembelajaran.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa dengan perincian 14 laki-laki dan 16 perempuan. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar memukul bola dengan rentang nilai 0-1. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama dengan menggunakan alat modifikasi berupa : pemukul berupa botol plastik, maka ada peningkatan terhadap gerak dasar memukul bola yaitu jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah siswa atau 46,67 %, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 86,67% hanya menyisakan 4 siswa lagi yang belum tuntas sehingga pada siklus kedua penelitian selesai.
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VSD NEGERI 2 WAY GUBAK
KECAMATAN PANJANG BANDAR LAMPUNG
OLEH :
CHAIRIL MAULANA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM
PERMAINAN BOLA BAKAR DENGAN ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 WAY GUBAK KECAMATAN PANJANG
BANDAR LAMPUNG.
Nama Mahasiswa : CHAIRIL MAULANA
NPM : 1013068009
Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 2. Pembimbing
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Akor Sitepu, M. Pd. ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Surisman, S, Pd, M. Pd. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Chairil Maulana
NPM : 1013068009
Program Studi : S1 Penjaskes Dalam Jabatan FKIP
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Dalam Permainan Bola Bakar Dengan Alat Modifikasi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung”adalah benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah. Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi.
Bandar Lampung, November 2012
D. Hakikat Belajar Keterampilan Motorik ... 9
E. Media Pembelajaran ... 11
III.METODOLOGI PENELITIAN ... 19
A. Metode Penelitian... 19
B. Subjek Penelitian ... 21
C. Setting Penelitian ... 21
D. Pelaksanaan Penelitian ... 21
E. Instrumen Penelitian... 24
A. Simpulan ... 35
B. Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Teknik Pada Saat Memukul ... 17 2. Perkenaan Stik Pemukul ... 17 3. Siklus Penelitian Kaji Tindak ... 20 4. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Pada Tes Awal,
Siklus I, dan Siklus II ... 28 5. Perbandingan Siswa Yang Tuntas dan Tidak Tuntas
Pada Siklus I ... 30 6. Perbandingan Siswa Yang Tuntas dan Tidak Tuntas
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Deskripsi Hasil PTK Gerak Dasar Memukul ... 21
2. Analisis Hasil Tes Awal Memukul Bola ... 28
3. Analisis Hasil Tes Siklus I Memukul Bola ... 29
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga permainan kasti merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir semua cabang olahraga memerlukan kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan sejarah mengemukakan bahwa permainan dari semua cabang olahraga.
Cabang olahraga permainan mengandung nilai-nilai edukatif yang memegang peranan penting dalam mengembangkan permainan kasti serta dapat mengembangkan sikap percaya diri, disiplin, kerjasama, sportif dan berani. Sehingga untuk menunjang tujuan pembelajaran, sesuai dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pembelajaran permainan adalah salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan di SD.
Cabang olahraga permainan merupakan salah satu cabang olahraga yang ada dalam program pendidikan jasmani yang dilaksanakan disekolah-sekolah. Dalam kurikulum pendidikan jasmani dijelaskan bahwa melalui proses belajar mengajar olahraga permainan diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan juga untuk mendidik watak kedisiplinan dan kesehatan. Dalam proses pembelajaran permainan khususnya memukul bola kecil
Strategi maupun metode pembelajaran ditingkatkan untuk memahami siswa dalam materi pembelajaran. Suatu proses pembelajaran membutuhkan alat pendukung yang optimal karena tanpa didukung oleh alat bantu atau sarana prasarana lain tidaklah mungkin pembelajaran tersebut tercapai secara optimal khususnya pada bola bakar. Pada permainan bola bakar sebaiknya menggunakan modifikasialat yang memadai seperti tiang penyangga bola dengan tinggi 1 meter, pemukul dan bola. Media pendukung proses pembelajaran yang kurang memadai akan menghasilkan proses pembelajaran kurang memuaskan, bahkan pembelajaran tidak mencapai ketuntasan, hal ini yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang, Bandar Lampung.
Sistem dan model pembelajaran menggunakan modifikasialatpun yang kurang optimal dapat menyebabkan siswa sulit memahami konsep-konsep pelajaran yang wajib dipahami. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banyak siswa yang tidak dapat melakukan pukulan dengan benar. Sehingga agar tidak terjadi hal demikian, maka perlu dikembangkan suatu model pendidikan yang secara optimal dapat meningkatkan minat, aktivitas dan kreativitas siswa. Adapun salah satu upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap materi ataupun praktek yaitu melalui media modifikasi alat pembelajaran.
memperbaiki teknik memukul yang baik dan benar sesuai dengan tujuan kurikulum pembelajaran penjaskes. Pada siswa kelas V SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung pada mata pelajaran penjaskes pokok bahasan memukul bola dalam permainan bola bakar masih terdapat kekurangan tentang pemahaman teknik gerak dasar memukul.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada siswa kelas VSD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung dengan judul “Upaya Meningkatkan
Pembelajaran Gerak Dasar Memukul DalamPermainan Bola Bakar Dengan Alat Modifikasi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung.
B. Identifikasi Masalah
Pada pembelajaran pokok bahasan permainan bola bakar, maka permasalahan yang sering muncul adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan siswa dalam memukul bola bakar. 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam memegang pemukul.
3. Dalam proses belajar belum menggunakan alat bantu untuk meningkatkan gerak dasar memukul pada permainan bola bakar.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah denganmodifikasi alat botol plastik dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar memukul siswa kelas V SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampungdapat meningkat?
2. Apakah denganmodifikasi alat bola plastik dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar memukul siswa kelas V SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar
Lampungdapat meningkat?
D. Ruang Lingkup Peneltian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah peningkatan keterampilan gerak dasarmemukul dalam permainan bola bakar dengan modifikasi alat.
2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah siswa V SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa, dengan 14 siswa putra dan 16 siswa putri.
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah di SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar memukul dalam permainan bola bakar pada siswa kelas V SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung setelah diberikan tindakan dengan menggunakan modifikasi alat bantu berupa botol plastik dan bola plastik.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa
Sebagai bahan pengetahuan siswa kelas V SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung pada pembelajaran gerak dasar memukul bola dalam permainan bola bakar.
2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani
Sebagai pengetahuan guru untuk pedoman mengajar selanjutnya. 3. Bagi Sekolah
Dapat memberikan sumbangan pemikiran di sekolah dalam usaha peningkatan gerak dasar permainan bola bakar teknik memukul.
4. Bagi Peneliti Lain
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Ahmadi (2004 : 128) mengemukakan : “Menurut pengertian secara psikologi, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Sedangkan menurut
Suparno (2001 : 2) mengungkapkan “ Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan
perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya”.
Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan sustu proses perubahan
tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui
sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, secara alami anak didik
juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh bermacam kebutuhan. Anak
didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas
guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan
bakat dan potensinya, keadaan ini dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif.
B. Tujuan Belajar
Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, (2002 : 22), belajar akan
efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan(fun and enjoy, maka perlu diciptakan
suasana dan sistim (kondisi) belajar yang kondusif, di samping faktor lain yang akan
menentukan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor
pengajar/pendidik. Oleh sebab itu, mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan
enjoy. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi berbagai komponen yang
masing-masing akan saling mempengaruhi.
Komponen-komponen itu antara lain tujuan pembelajaran, bahan kajian yang diajarkan, guru
dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang
dikembangkan, metode pembelajaran, serta media pembelajaran yang dipilih.
Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap
peristiwa belajar memiliki profil yang utuh dan komplek. Masing-masing profil sistem
lingkungan belajar diperuntukan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain untuk mencapai
tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.
C. Pengertian Mengajar
Pengertian mengajar menurut Hustarda dan Saputra (2002 : 2), “Mengajar merupakan suatu
proses yang sangat kompleks. Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi
kepada siswa tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar
merupakan upaya yang disengaja, maka guru harus lebih dahulu mempersiapkan bahan yang
akan disajikan kepada siswa”. Upaya yang guru lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang
telah dirumuskan dapat dicapai. Oleh karena itu, di samping guru harus menguasai materi
pelajaran guru juga dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan
mengelola proses pembelajaran, hal inilah yang menjadi kata kunci suksesnya proses belajar
mengajar di sekolah.
D. Hakikat Belajar Keterampilan Motorik
Pendidikan jasmani adalah dari “physical education” merupakan bagian integral dari system
suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani
dalam rangka memperoleh/ meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani
pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi
setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Syaripudin, Mahadi, 1993:4
dan Rijsdorop (1971), Mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pergaulan peda gogik
dalam bidang gerak dan kebugaran.Tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa untuk
perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap
positif, dan keterampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani, agar dapat :
a. Memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara
harmoni.
b. Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang
olahraga.
c. Mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap
perkembangan jasmani dan mental.
d. Mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga;
e. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit
dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
f. Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang. (Syarifuddin, Mahadi,
1993:4).
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melaluai penyediaan pengalaman belajar
kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain dan atau olahraga yang direncanakan
perkembangan fisik, keterampilan berfikir, emosional, sosial, dan moral. Pembekalan
pengalaman belajar itu di arahkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya
hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat. Salah satu dari tujuan pendidikan jasmani di
sekolah adalah mengembangkan keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu
pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan
kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur dari masa
balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan tua.
Dengan demikian tahapperkembangan anak dalam hal ini usia sekolah dasar merupakan
proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk
mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari
keterampialan yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu
cabang olahraga. Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan
jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia, prestasi yang optimal yang akan
diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat aktivitas permainan yaitu lempar bola
adalah akibat dari pendidikan jasmani.
E. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara
Harfiah berarti perantara atau pengantar (Arief Sadiman, 2005: 6).Menurut I Gede Sugianta
(2005) kaitan media dengan pembelajaran, mediasebagai suatu perantara atau pengantar
pesan-pesan atau materi ajar dari gurukepada siswa. Dari pendapat diatas adalah segala
informasi. Bila media sebagai sumber belajar maka materi yang dikemas dalam suatu media
dalam penyampaiannya akan diinformasikan melalui media, sehingga materi akanlebih
mudah dipahami dan dimengerti.
Dalam hal ini guru harus pandai memilih media pendidikan yang sesuai situasi dan kondisi
yang dihadapi, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamamik (1987:7) tentang memilih
media yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut :
a. Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita.
b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan.
c. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pebiayaan yang ada, hemat.
d. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek di lapangan.
e. Fungsional, berguna dalam pembelajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa.
Dengan adanya syarat-syarat tersebut diharapkan seorang guru tidakragu-ragu untuk
menentukan pilihannya mengenai media atau alat bantudalam pembelajaran.
F. Alat Modifikasi
Alat atau media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang
pelaksanaan dalam proses pembelajaran itu sendiri. dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Alatpembelajaran dinilai sangat penting, karena dengan adanya alat
pembelajaran maka bahan atau meteri yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh
siswa.Dalam proses belajar mengajar alat pembelajaran dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan
Hamalik dalam ArsyadAzhar (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran saat itu.
Menurut Bahagia dan Suherman (2000:41) modifikasi merupakan salah satu usaha para guru
agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developentally Appropriate Practice) termasuk
didalamnya body scaling atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang
belajar.Penggunaan alat modifikasi diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas
gerak yang diberikan, sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diharapkan tercapai.
Slameto (1995: 12) menyatakan proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada
diri anak berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran peserta didik harus menunjukkan kegembiraan,
semangat yang besar dan percaya diri.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani agar tercipta suatu pembelajaran yang
mencerminkan rasa kegembiraan, semangat yang tinggi dan percaya diri pada siswa, maka
guru harus berperan untuk mempertahankan kelangsungan proses belajar mengajar, guna
tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan, yaitu dengan cara guru dapat mengurangi
atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi
memodifikasi berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya dan panjang-pendek
peralatan yang digunakan. (Bahagia dan Suherman, 2000:48).
Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :
1. mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani,
2. mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
3. mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,
4. mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik
yang tidak seimbang.
Alat modifikasi yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah berupa botol
plastik dan bola plastik. Berdasarkan dari segi kegunaannya, alat modifikasi tersebut dibuat
dengan jumlah yang cukup banyak sehingga memberikan kesempatan yang banyak pula bagi
siswa untuk melakukan pengulangan dalam pembelajaran gerak dasar memukul dalam
permainan bola bakar yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran yang terjadi menjadi
efektif dan efisien. Selain itu, dengan menggunakan alat modifikasi yang memiliki
karakteristik bentuk dan ukuran lebih ringan dapat memudahkan siswa dalam memukul bola,
sehingga dengan menggunakan alat modifikasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan gerak dasar memukul pada siswa kelas V SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan
Panjang Bandar Lampung.
G. Permainan Bola Bakar
a. Pengertian Bola Bakar
Bola bakar termasuk dalam jenis olahraga permainan dengan menggunakan bola kecil atau
masing-masing regu terdiri dari 12 pemain, bagi regu yang mendapatkan pemukul disebut regu
pemukul atau regu pemain, dan bagi regu yang melampungkan bola dan menjaga dilapangan
disebut regu jaga.
Bola bakar dimainkan dilapangan yang rata berbentuk empat persegi panjang dimana lebar dan
panjangnya kurang lebih berbanding 1 dengan 2. Permainan bola bakar dilakukan dua babak
dimana antara babak pertama dan kedua dengan diberi waktu untuk istirahat. Regu yang
dinyatakan menang adalah regu yang sampai akhir permainan lebih banyak mengumpulkan nilai.
Dalam permainan bola bakar ini dipergunakan bola dan alat pemukul yang terbuat dari kayu.
Permainan bola bakar dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang pembantu wasitdan
seorang penulis nilai.
b. Alat –alat Bola Bakar
1)Kayu Pemukul
Kayu Pemukul Terbuat dari kayu, dengan panjang 50-60 cm. Penampangnya
berbentuk bulat atau bulat telur, untuk yang bulat garis tengahnya 3,5 cm, dan yang
berbentuk bulat telur lebarnya 5 cm dan tebalnya 3,5 cm.
2)Bola
Berat bola 80 gram berbentuk bulat bergaris tengah 7 cm, bola memiliki bahan yang
elastis dan tidak terlalu keras.
3)Tiang Hinggap
Dalam permainan terdapat 3 buah tiang hinggap , 1 tiang pertolongan dan 2 buah tiang
bebas. Dua buah tiang hinggap terbuat dari besi atau bambu dengan panjang 1,5 -2
meter dengan ujung bagian atas bengkok melingkar.
Pada keempat sudut batas lapangan dan pertengahan garis sampingdipancangkan tiang
bendera batas yang berjumlah enam buah dengan tinggi 1,5 meter.
5)Pen Besi
Pen besi panjangnya kurang lebih 17 cm banyaknya paling sedikit 20 buah, pen besi
digunakan untuk membuat garis batas dengan tali.
H. Memukul bola
Memukul bola bkar bukanlah gerakan yang dilakukan dengan sembarangan. Melainkan
gerakan yang terencana dan diorganisasikan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Diperlukan teknik permainan bola bakar yang baik serta latihan yang berulang-ulang dengan
pelaksanaan gerakan yang baik.
a. Cara mengambil awalan
Tujuan utama dari pengambilan awalan adalah untuk mendapatkan hasil pukulan yang
benar.Cara melakukannya :
a) Siswa mencoba beberapa kali memukul tanpa awalan.
b) Bila sudah menemukan cara memukul dengan mendatar, barulah mulai dengan cara
memukul cepat/keras.
c) Teknik memukul adalah mirip dengan memukul pada permainan bola kecil lainnya.
d) Kecepatan meningkat terus menerus sampai mencapai titik pukulan.
b. Teknik pada saat pukulan
a) Cara ini diperoleh dengan titik berat badan ke belakang, tangan kanan lurus ke
belakang lalu ayunkan berat badan ke depan dengan tumpuan kaki kanan bersamaan
gerakan tangan lurus sebagai tumpuan kaki kiri.
Gambar 1. Teknik pada saat pukulan
b)Kaki kiri di depan untuk keseimbangan badan kaki kanan untuk tumpuan pada saat
memukul.
Gambar 2. Perkenaan stik pemukul dengan bola saat tahap memukul
c)Saat kaki kanan tegak kemudian badan dorong ke depan untuk memberikan kekuatan
pada pukulan.
I. Kerangka Pikir
Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau Postulat adalah
sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan
penyidik mungkin meragu-ragu sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima
sebagai kebenaran. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah
suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.
J. Hipotesis
Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannyadalam penyelidikan ilmiah, karena
merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus
dicari pemecahanya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Dengan menggunakan media alat bantu berupa botol plastik dapat meningkatkan
pembelajaran gerak dasar memukul bola bakar pada siswa kelas V SD Negeri 2Way
Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung.
2. Dengan menggunakan media alat bantu berupa bola plastik dapat meningkatkan
pembelajaran gerak dasar dasar memukul bola bakar pada siswa kelas V SD Negeri
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan kelas,
(Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara baru untuk
meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan indikator
keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Dalam penelitian tindak kelas ini
desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui putaran- putaran spiral orentasi
kemudian rencana, diteruskan dengan tindakan, observasi dan refleksi.
Penelitiantindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Ciri-ciri penelitian tindakan adalah sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
perkembangan-perkembangan yang lebih baik.
3. Dilakukan melalui putaran-putaran bersepiral.
Dalam buku pedoman pelaksanaan PTK, desain dalam satu siklus ada beberapa komponen
yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, yaitu : rencana, tindakan,
observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini penulis merencanakan dalam tiga siklus dan
setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda-bedadalam pelaksanaannya, setiapproses
penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian selanjutnya seperti gambar dibawah
Gambar 3. Siklus Penelitian Kaji Tindak (Hopkins, 1993)
Keterangan:
Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan
Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas
Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang
tindakan.
Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang . Siklus Penelitian Kaji Tindak (Hopkins, 1993).
peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamatoleh suatu
merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi
oleh suatu
sudah dilakukan.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelasV SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan
Panjang Bandar Lampung, yaitu berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 14 putra dan 16 putri.
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan di SD Negeri 2Way Gubak Kecamatan Panjang
Bandar Lampung.
2. Waktu Pelaksanaan penelitian
Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian satu setengah bulan dan terdapat
2 siklus, satu siklusnya dilaksanakan 3 kali pertemuan.
D. Pelaksanaan Tindakan
1. Tes awal
2. Siklus Pertama
a. Rencana
1) Membuat skenario pembelajaran.
2) Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu
penggunaan botol plastik.
3) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
1) Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sab sesuai dengan alat bantu yang telah
disediakan.
2) Guru mendemonstrasikan bentuk pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu
melakukan gerak dasar memukul secara keseluruhan dari tahap awalan, tahap
pelaksanaan, dan tahap sikap akhir atau gerak lanjut dengan menggunakan alat
modifkasi berupa botol plastik.
3) Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak
5 kali dan guru mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki
gerakan-gerakan yang masih salah.
c. Observasi
1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan untuk melihat apakah suasana
dalam proses pembelajaran dengan penggunaan alat modifikasi berupa botol
plastik.
2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan
dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.
d. Refleksi
1) Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
2) Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua.
3. Siklus II
a. Rencana
2) Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu
penggunaan penggunaan bola plastik.
3) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b. Tindakan
1) Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sab sesuai dengan alat bantu yang telah
disediakan.
2) Guru mendemonstrasikan bentuk bentuk pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu
melakukan gerak dasar memukul secara keseluruhan dari tahap awalan, tahap
pelaksanaan, dan tahap sikap akhir atau gerak lanjutdengan menggunakan alat
modifkasi berupa penggunaan bola plastik.
3) Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak
5 kali dan guru mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki
gerakan-gerakan yang masih salah.
c. Observasi
1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan untuk melihat apakah suasana
dalam proses pembelajaran dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola
plastik dapat berjalan dengan baik dan efektif.
2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
pengulangan.
d. Refleksi
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK
(penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir
(1997: 58) menyatakan alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatan valid bila tindakan itu
memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.
Alat ukur itu pada penelitian ini berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan
gerak dasar tolak peluru yang terdiri dari (1) tahap awalan (2) tahap pelaksanaan (3) gerak
lanjutan. Instrument terlampir di halaman 39.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan tes pengamatan di lapangan, untuk mengumpulkan informasi dan menilai atau
mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran memukul bola. Jika dilihat dari cara
memperolehnya, maka data dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang
dikumpulkan dari tangan pertama dandiolah oleh suatu organisasi dan perorangan.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis
melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :
P
=
100 %
(Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)P : Prosentase keberhasilan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Denganmodifikasi alat botol plastik dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar
memukul siswa kelas V SD Negeri 1Sidodadi Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
dapat meningkat.
2. Dengan modifikasi alat bola plastik dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar
memukul siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
dapat meningkat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Untuk siswa
Perlu diperhatikan agar pada saat mengikuti pembelajaran gerak dasar memukul,
lakukanlah dengan sungguh-sungguh karena suatu latihan yang dilakukan dengan
sunguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan
bagi guru Pendidikan Jasmani untuk pedoman dalam mengajar khususnya pada materi
permainan bola bakar.
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya dijadikan sebagai sumbangan pemikiran di sekolah dalam usaha peningkatan
gerak dasar memukul pada permainan bola bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi.2004. Definisi Hasil Belajar. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. 2000. Prinsip – prinsip Pengembangan dan Modifikasi
Cabang Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Emerson. Buku Study Administasi dan Managemen. Gunung Agung. Jakarta
Frier and cuning Ham. Penelitian Kaji Tindak Kelas. PT Akasara. Jakarta
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta.
Hopkins. 1993. Proses Pembelajaran Kaji Tindak Kelas. ITB. Bandung
Hustarda, Saputra. 2002. Belajar Merupakan Suatu Prosese Yang Sangat Kompleks. ITB. Bandung
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, Balai Pustaka.
Peter Kline, Gordon Dryden.2002. Pembelajaran Efektif Menyenangkan.Rajawali
Sardiman, Arif. 2005. Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sugianta, I Gede. 2005. Media Pembelajaran. Universitas Indonesia. Jakarta
Suherman, Adang 2002. Evaluasi Pendidikan Jasmani, Asesmen Alternative Terhadap
Kemajuan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen PendidikanDasar dan
Menengah. Jakarta.
Suparto. 2001. Definisi Hasil Belajar. Kamsius. Yokyakarta
Surakhmad Winarno.1989. Hasil Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung
Surisman. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Lampung : Universitas Lampung.