PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP KANDUNGAN
PROTEIN Nannochloropsis sp.
Oleh
DESI ADRYANI BANGUN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN
pada
Jurusan Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP KANDUNGAN
PROTEIN Nannochloropsis sp.
(Skripsi)
Oleh
Desi Adryani Bangun 0614111004
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
i
1. Klasifikasi dan morfologi Nannochloropsis sp ... 7
2. Pertumbuhan dan faktor lingkungan ... 8
B. Protein ... 11
C. Cahaya dan proses fotosintesis ... 13
1. Cahaya ... 13
2. Fotosintesis ... 15
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat ... 18
B. Materi penelitian ... 18
1. Biota uji ... 18
2. Media uji...18
3. Alat dan bahan...19
C.Prosedur penelitian ... 19
1. Persiapan penelitian ... 19
D. Penelitian pendahuluan ... 20
E. Pelaksanaan penelitian ... 20
ii
1. Pengujian protein (uji proximat)........ 21
2. Kualitas air (suhu, pH, dan DO)..... 22
3. Kepadatan Nannochloropsis sp. ... 22
4. Kecepatan pertumbuhan Nannochloropsis sp. ... 23
5.Rancangan penelitian dan analisis data ... 23
6. Regresi linear ... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil... 25
1. Kepadatan Nannochloropsis sp. ... 25
2. Kecepatan pertumbuhan Nannochloropsis sp...27
3. Uji protein total...27
4. Kualitas air ...29
B.Pembahasan ... 29
1. Kepadatan Nannochloropsis sp. ... 29
2. Kandungan protein Nannochloropsis sp...32
3. Kepadatan dan kandungan protein...34
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Perbandingan nutrisi Nannochloropsis sp. ... 13
2. Komposisi pupuk Conwy ... 18
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pikir penelitian ... 5
2. Bentuk morfologi Nannochloropsis sp. ... 8
3. Kurva pertumbuhan fitoplankton ... 9
4. Sintesis protein ... 12
5. Reaksi terang dan reaksi gelap ... 17
6. Kepadatan Nannochloropsis sp. ... 25
7. Persentase protein Nannochloropsis sp setiap fase ... 28
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Fotoperiode Terhadap Kandungan Protein Nannochloropsis sp.
Nama Mahasiswa : Desi Adryani Bangun
Nomor Pokok
Mahasiswa : 0614111004
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
1.Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Rara Diantari,. S.Pi. M.Sc Moh Muhaemin,. S.Pi. M.Si.
NIP. 197908212003122001 NIP. 197412122000031002
2.Ketua Program Studi Budidaya Perairan
MENGESAHKAN
1. Tim penguji
Ketua : Rara Diantari, S. Pi, M. Sc .………...
Sekretaris : Moh Muhaemin, S. Pi., M. Si. .………...
Penguji Utama : Ir. Siti Hudaidah, M. Sc ………....
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof.Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 19610826 198702 1001
PERSEMBAHAN
Saya Dedikasikan Karya ini kepada :
Orang yang paling berarti dalam hidupku :
Bapak dan Mamak tercinta, Kak Ninda, Bang Daniel, Adek
Aryawiguna tersayang, juga seseorang yang kelak akan
menjadi pendampingku.
Motto
“Believe in yourself! Have faith in your
abilities! Without a humble but reasonable
confidence in your own powers you cannot be
successful or happy.”
-Norman VincentPeale--Roma 12:12-
Bersukacitalah dalam pengharapan,
Sabarlah dalam kesesakan,
RIWAYAT HIDUP
Desi Adryani Bangun dilahirkan di Kabanjahe, Kab Karo Sumatra
Utara pada tanggal 05 Desember 1987, anak ketiga dari pasangan
Bapak Usman Bangun, SH dan Ateseh br Ginting, SH. Penulis
mengawali pendidikan dari Taman Kanak-kanak di TK
Bhayangkara di Kabanjahe Kab Karo pada tahun 1993.
Pada tahun 1994 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Kabanjahe.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1
Kabanjahe pada tahun 2000 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kabanjahe pada tahun
2003 hingga lulus tahun 2006. Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas,
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung melalui Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi kampus, yaitu menjadi anggota
Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) pada tahun 2007-2008. Penulis
juga pernah mendapat dana hibah dari Dikti melalui Progam Kreativitas
Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) pada tahun 2009. Penulis juga aktif mengikuti kegiatan yang
berhubungan dengan bidang Budidaya Perairan. Penulis juga aktif dalam organisasi diluar
kampus, yaitu Ikatan Mahasiswa Karo pada tahun 2007-2008 anggota bidang Hubungan
Masyarakat (Humas), pada tahun 2008-2009 anggota bidang Dana dan Usaha (Danus) serta
yaitu pada tahun 2008-2010 Bendahara pemuda gereja (PERMATA), tahun 2010-2012
Sekretaris PERMATA dan penulis juga melayani di Sekolah Minggu (KA/KR)
Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Besar Pengembangan
Budidaya Laut Lampung (BBPBL) Padang Cermin – Lampung Selatan selama 40 hari yang
berjudul “Pembenihan Kuda Laut (Hippocampus kuda) di di Balai Besar Pengembangan
Budidaya Laut Lampung”.
Pada tahun 2012 untuk mencapai gelar Sarjana Perikanan (S.Pi.), penulis melaksanakan
penelitian dan menyelesaikan tugas akhirnya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh
SANWACANA
Puji syukur atas kasih setia Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Fotoperiode Terhadap Kandungan Protein Nannochloropsis sp.”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam pelaksanaan
penelitian dan penyelesaian skripsi, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung
2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan,
Pembimbing Akademik dan Penguji dalam penyelesesaian skripsi
3. Ibu Rara Diantari, S. Pi, M. Sc., selaku dosen Pembimbing Utama yang
penuh kesabaran telah membimbing, mengarahkan, dan memotivasi
penulis selama penyelesaian skripsi
4. Moh Muhaemin, S. Pi., M. Si., selaku dosen Pembimbing Kedua yang telah
membimbing dan memberikan arahan serta nasihat kepada penulis selama
penyelesaian skripsi
5. Seluruh dosen Jurusan Budidaya Perairan dan Karyawan (Mas Bambang)
6. Bapak dan mamak yang telah membesarkan, mendidik, memberi kasih
sayang, nasihat, dan selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis
7. Ketiga saudaraku Kakak tua Ninda Elysa Bangun, Daniel Arapenta
Bangun, dan Arya Wiguna Bangun atas doa, kasih sayang dan perhatiannya
8. Ruben Sitepu atas doa dan kasih sayang serta dukungan
9. Seluruh pihak BBPBL Hanura Lampung, khusus di lab zooplankton Pak
Agus, Ibu Yus, Ibu Valen dan mb Ika terimakasih atas masukan dan
dukungan selama penelitian di balai
10. Teman-teman seperjuangan : Meytia, Dewi, Aiqal, Iphocan, Rio, Leo
Bambang, Bely terimakasih atas kebersamaan dan semangat yang diberikan
11. Rekan sepelayanan Guru Sekolah Minggu dan Permata GBKP
Rg.Bandarlampung sertaIkatan Mahasiswa Karo (IMKA) terimakasih atas
doa dan dukungan yang telah diberikan
12. Teman seangkatan 2006, kakak angkatan 2004, 2005 serta adik tingkat 2007
– 2011 terimakasih atas dukungan yang telah diberikan
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan
dukungan kepada penulis.
Penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juli 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pikir penelitian ... 5
2. Bentuk morfologi Nannochloropsis sp. ... 8
3. Kurva pertumbuhan fitoplankton ... 9
4. Sintesis protein ... 12
5. Reaksi terang dan reaksi gelap ... 17
6. Kepadatan Nannochloropsis sp. ... 25
i
1. Klasifikasi dan morfologi Nannochloropsis sp ... 7
2. Pertumbuhan dan faktor lingkungan ... 8
B. Protein ... 11
C. Cahaya dan proses fotosintesis ... 13
1. Cahaya ... 13
2. Fotosintesis ... 15
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat ... 18
B. Materi penelitian ... 18
1. Biota uji ... 18
2. Media uji...18
3. Alat dan bahan...19
C.Prosedur penelitian ... 19
1. Persiapan penelitian ... 19
D. Penelitian pendahuluan ... 20
E. Pelaksanaan penelitian ... 20
ii
1. Pengujian protein (uji proximat)........ 21
2. Kualitas air (suhu, pH, dan DO)..... 22
3. Kepadatan Nannochloropsis sp. ... 22
4. Kecepatan pertumbuhan Nannochloropsis sp. ... 23
5.Rancangan penelitian dan analisis data ... 23
6. Regresi linear ... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil... 25
1. Kepadatan Nannochloropsis sp. ... 25
2. Kecepatan pertumbuhan Nannochloropsis sp...27
3. Uji protein total...27
4. Kualitas air ...29
B.Pembahasan ... 29
1. Kepadatan Nannochloropsis sp. ... 29
2. Kandungan protein Nannochloropsis sp...32
3. Kepadatan dan kandungan protein...34
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Perbandingan nutrisi Nannochloropsis sp. ... 13
2. Komposisi pupuk Conwy ... 18
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pikir penelitian ... 5
2. Bentuk morfologi Nannochloropsis sp. ... 8
3. Kurva pertumbuhan fitoplankton ... 9
4. Sintesis protein ... 12
5. Reaksi terang dan reaksi gelap ... 17
6. Kepadatan Nannochloropsis sp. ... 25
7. Persentase protein Nannochloropsis sp setiap fase ... 28
1
DAFTAR PUSTAKA
Adehoog. 2001. Chromophyta.
http://www.thealgaesource.net/chromophyta. diakes pada 6 Agustus 2012.
Andersen, R.A. 2005. Algae Culturing Technique. Elsevier Academic Press. New York.
Andriyono, S. 2001. Pengaruh Periode Penyinaran Terhadap Pertumbuhan Ishochloris galbana Klon Tahiti. Skripsi. IPB. Bogor.
Afrianto, E dan Liviawaty, E. 2005. Pakan Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Anggreini. N. 2009. Penentuan Parameter Hidrodinamika pada Fotobioreaktor
Kolom Gelembung sebagai Basis Scale Up Produksi Biomassa Mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg. Tesis. UI.
Budiman. 2009. Penentuan Intensitas Cahaya Optimum Pada Pertumbuhan Dan Kadar Lipid Mikroalga Nannochloropsis Oculata. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Budianto, A.K. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Cetakan keempat. Malang. Penerbit UMM Press.
Cahyaningsih, S., Achmad, dan N.,Sugeng, J.P., 2006. Petunjuk Teknis Produksi Pakan Alami. Departemen kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Balai Budidaya Air Payau Situbondo.
Chisti, Y. 2007. Biodiesel From Microalgae. Biotechnology Advances. Vol25. hal. 294-306.
Darmodjo dan Kaligis. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Fessenden, R.J dan J.S. Fessenden. 1994. Kimia Organik . Erlangga. Jakarta. Fitzsimons, K. 2001. Algae.
http://www.ag.arizona.edu/azaqua/algaeclass/lecturenotes/classone.htm. diakses pada tanggal 6 Agustus 2012.
Harsanto, S. 2009. Analisis Asam Lemak Mikroalga Nannochloropsis Oculata. Tesis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
2
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta. Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton Zooplankton.
Pakan Alam untuk pembenihan organism laut. Kanisius. Yokyakarta.
Kartikasari, D. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Yang Berbeda Terhadap Kemampuan Penyerapan Logam Berat Pb Pada Nannochloropsis sp. Skripsi. Universitas Lampung.
Martoharsono, S,. 2006. Biokimia Jilid I. Yogyakarta : Gajah Mada Universiti Press.
Overnall, J. 1976. Inhibition of Marine Algae Photosynthesis by Heavy Metals. Marine Biology. Springer-Verlag. 335-342.
Pujiastuti, A. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Yang Berbeda Terhadap Kemampuan Penyerapan Logam Berat Pb (Timbal) Oleh Tetraselmis sp. Skripsi. Universitas Lampung.
Raymont, J. E. G. 1963. Plankton and Productivity in Ocean. A Pergamon Press Book. The Mc-Millan Co. New York. 600p.
Rusyani, E. 2001. Pengaruh Dosis Zeolit Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Isochrysis galbana klon Tahiti Skala Laboratorium Komersial. Skripsi. IPB. Riedel, A. 2009. Reed mariculture-instan rotifers.
www.Instan-Algae.com. Diakses pada tanggal 11 Februari 2011.
Sahbana, E. 2009. Analisis Kandungan Nutrisi dan Pigmen Mikroalga Nannochloropsis Sp. Bandar Lampung. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung.
Satwiko, P. 2005. Fisika Bangunan II. Jakarta : Erlangga.
Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie., 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika, Suatu Pendekatan Biometrik. Terjemahan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sutomo. 2006. Pertumbuhan Populasi Kopepoda, Apcyplops borneoensis Pada
Salinitas dan Fotoperiode yang Berbeda. Oseaonologi dan Limnologi di Indonesia. LIPI 2007. Vol 33: 27-46.
Suantika, G. 2009. Efektivitas Teknik Kultur Menggunakan Sistem Kultur Statis, Semi-kontinyu, dan Kontinyu terhadap Produktivitas dan Kualitas Kultur Spirulina sp. ITB. Bandung.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi . 1997. Prosedur Analisis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi ke tiga. Liberty. Yokyakarta.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Nannochloropsis sp.
1. Klasifikasi dan Morfologi Nannochloropsis sp.
Nannochloropsis sp. merupakan alga hijau berflagel yang berukuran kecil dengan diameter
sel 1-2 µm dan biasanya digunakan dalam kegiatan budidaya Menurut Adehoog (2001)
klasfikasi Nannochloropsis sp. sebagai berikut
Kingdom : Protista
Superdevisi : Eukaryotes
Divisi : Chromophyta
Kelas : Eustigmatophyceae
Ordo : Eustigmatales
Famili : Eustigmataceae
Genus : Nannochloropsis
Species : Nannochloropsis sp
Nannochloropsis sp memiliki kloroplas dan nucleus yang dilapisi membran. Kloroplas
memiliki stigma (bintik mata) yang bersifat sensitif terhadap cahaya. Ciri khas dari
Nannochloropsis sp adalah memiliki dinding sel yang terbuat dari komponen selulosa
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Morfologis sel Nannochloropsis sp. dan (b) Nannochloropsis sp. (Renaud, 1991 dalam Budiman, 2009)
2. Pertumbuhan dan Faktor Lingkungan
Renny (2003) dalam Kartikasari (2010), membagi pola pertumbuhan atau kurva pertumbuhan
Nannochoropsis sp. menjadi lima fase pertumbuhan yaitu:
1. Fase lag disebut sebagai fase adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang ditandai
dengan peningkatan populasi yang tidak nyata.
2. Fase eksponensial ditandai dengan pesatnya laju pertumbuhan hingga kepadatan
3. Fase pengurangan pertumbuhan ditandai dengan terjadinya penurunan pertumbuhan
jika dibandingkan dengan fase eksponensial
4. Fase stationer ditandai dengan laju pertumbuhan seimbang dengan laju kematian
5. Fase kematian ditandai dengan laju kematian lebih tinggi dari laju pertumbuhan
sehingga kepadatan populasi berkurang.
Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp. dapat dilihat dalam Gambar 3.
Waktu Inkubasi (hari)
Gambar 3. Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp.
Menurut (Renny, 2003 dalam Kartikasari, 2010) secara umum pertumbuhan Nannochloropsis
sp. dipengaruhi oleh parameter-parameter sebagai berikut: :
a. Cahaya, merupakan sumber energi dalam proses fotosintesis yang berguna untuk
pembentukan senyawa karbon organik. Untuk kultur skala laboratorium diperlukan
kekuatan cahaya 5.000 sampai 10.000 luxmeter.
Menurut Cahyaningsih dkk (2006), untuk kultur mikroalga semi massal maupun massal
dengan ruang terbuka intensitas cahaya lebih baik diberikan dibawah 10.000 lux.
Sedangkan didalam ruang kultur intensitas cahaya yang dibutuhkan mikroalga berkisar
antara 500 hingga 5000 lux (Taw, 1990 dalam Budiman, 2009).
b. Derajat keasaman (pH), variasi pH pada dapat mempengaruhi metabolisme dan
pertumbuhan kultur mikroalga antara lain mengubah keseimbangan karbon anorganik,
mengubah ketersediaan nutrien dan mempengaruhi fisiologi sel. pH optimum untuk
pertumbuhan Nannochloropsis sp. adalah pada pH 7 sampai 9 (Kartikasari, 2010).
Temperatur, perubahan temperatur berpengaruh terhadap proses kimia, biologi dan fisika,
peningkatan temperatur dapat menurunkan suatu kelarutan bahan dan dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi Nannochloropsis sp. di perairan.
Temperatur optimal pertumbuhan Nannochloropsis sp. berkisar 26ºC sampai 32ºC (Taw,
1990 dalam Budiman, 2009).
c. Salinitas optimal untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp. 25 sampai 32 ppt Sato, 1991
dalam Rusyani, 2001).
DO, dalam kultur mikroalga digunakan aerasi. Pengadukan sangat penting dilakukan
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya pengendapan sel, nutrien dapat tersebar
sehingga mikroalga dalam kultur mendapatkan nutrien yang sama, mencegah sratifikasi
suhu, dan meningkatkan pertukaran gas dari udara ke medium (Taw, 1990 dalam
Budiman, 2009).
d. Nutrien, fitoplankton mendapatkan nutrien dari air laut yang sudah mengandung nutrien
yang cukup lengkap. Namun pertumbuhan fitoplankton dengan kultur dapat mencapai
optimum dengan mencapurkan air laut dengan nutrien yang tidak terkandung dalam air
laut tersebut. Nutrien tersebut dibagi menjadi makronutrien dan mikronutrien,
makronutrien meliputi nitrat dan fosfat. Makronutrien yang berupa nitrat dan fospat
merupakan pupuk dasar yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Nitrat adalah
sumber nitrogen yang penting bagi fitoplankton baik di air laut maupun di air tawar.
Mikronutrien organik merupakan kombinasi dari beberapa vitamin yang berbeda-beda.
fitoplankton untuk berfotosintesis (Taw, 1990 dalam Budiman, 2009) cahaya, seperti
halnya tumbuhan darat, mikroalga adalah tumbuhan mikro yang memerlukan cahaya
untuk proses asimilasi bahan anorganik sehingga menghasilkan energi yang dibutuhkan.
B. Protein
Molekul protein merupakan rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam-asam amino.
Molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil
asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi
ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini merupakan ikatan tingkat primer. Dua
molekul asam amino yang saling diikatkan dengan cara demikian disebut ikatan dipeptida.
Bila tiga molekul asam amino, disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut
polypeptida. Polypeptida yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam amino
disebut oligopeptida. Molekul protein adalah suatu polypeptida, sejumlah besar asam-asam
aminonya saling dipertautkan dengan ikatan peptida tersebut (Fessenden dan Fessenden,
Gambar 4. Sintesis Protein (Fessenden dan Fessenden, 1994).
Nannochloropsis sp. memiliki kandungan metabolit primer seperti protein, lemak, dan juga
klorofil. Nannochloropsis sp. juga dilaporkan memiliki sejumlah kandungan pigmen dan
nutrisi seperti protein (52,11%), karbohidrat (16%), lemak (27,64%), vitamin C (0,85%), dan
klorofil A (0,89%), (Sahbana, 2009).
Tabel 1. Perbandingan Nutrisi Nannochloropsis sp. (Hastuti, 2007) Nama Protein (%) Karbohidrat (%) Lemak (%)
Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan protein Nannochloropsis sp. lebih tinggi
dibandingkan Pavlova, Chaetoceros,dan Nata de nanno. Demikian juga dengan kandungan
beta karoten yang bisa 900 kali lebih banyak dibanding wortel. Sedangkan kandungan
(Sahbana, 2009). Asam amino merupakan komposisi nutrisi penting yang mempengaruhi
tingkat kelangsungan hidup larva ikan laut pada stadia awal hidupnya (Yanti, 2002).
Larva ikan mendapatkan suplai asam amino dalam jumlah besar dengan mengkonsumsi
fitoplankton seperti Nannochloropsis sp (Yanti, 2002).
C. Cahaya dan Fotosintesis
1. Cahaya
Cahaya adalah salah satu bentuk energi. Pencahayaan terdiri dari pencahayaan alami dan
buatan. Pencahayaan alami bersumber dari alam seperti cahaya matahari sedangkan
pencahayaan buatan menggunakan lampu flourescent (standard-TL). Menurut Satwiko
(2005) lampu fluorescent merupakan suatu cahaya yang dihasilkan oleh pendaran bubuk
fosfor yang melapisi bagian dalam tabung lampu. Fosfor tersebut berpendar karena menyerap
gelombang pendek cahaya ungu-ultra sebagai akibat lecutan listrik (terbentuk oleh loncatan
elektron antar katode di dalam tabung yang berisi uap merkuri bertekanan rendah dan argon).
Ramuan bubuk menentukan warna cahaya yang dihasilkan lebih dari 25% energi dijadikan
cahaya. Lampu jenis tersebut adalah lampu yang efesien untuk mengubah energi panas
menjadi energi cahaya. Energi panas yang dihasilkan, pada saat lampu menyala dapat
menimbulkan suhu bola lampu sekitar 400C dan suhu udara sekelilingnya sekitar 250C
(Cayless,1983 dalam Satwiko,2005).
Cahaya merupakan faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya
memegang peranan penting dalam proses fisiologis tumbuhan, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi. Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energi cahaya oleh
tumbuhan hijau yang terjadi pada kloroplas. Fotosintesis sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan cahaya similasi (ATP dan NADPH2). Cahaya yang
semua radiasi cahaya yang dipancarkan dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis,
panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak
terbagi atas cahaya merah (610-700 nm), hijau kuning (510-600 nm), dan biru (410-500 nm).
Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis (Darmodjo dan
Kaligis, 2004).
Periode penyinaran berpengaruh dalam proses sintesa bahan organik pada fotosintesis karena
hanya dengan energi yang cukup proses tersebut dapat berjalan dengan lancar (Brown 1991
dalam Budiman, 2009). Caron et. al, 1988 dalam Andriyono, 2001, menyatakan selain faktor
media kultur, temperatur, pH, intensitas cahaya, dan stadia waktu panen bahwa fotoperiode
memperngaruhi komposisi biokimia pada saat kultur.
2. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis
bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya
(Darmodjo dan Kaligis, 2004). Proses fotosintesis dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal maupun internal. Faktor eksternal yang sangat berpengaruh adalah cahaya, karbon
dioksida, air, suhu dan mineral. Faktor internal yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis
antara lain struktur sel, kondisi klorofil, dan produk fotosintesis serta enzim-enzim dalam
daun /organ fotosisntesis (Abidin, 1987 dalam Anggreini, 2009).
6CO2 + 6H2O cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2 klorofil
Klorofil sebagai pigmen penyerap cahaya terdapat dalam kloroplas sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis. Sedangkan
cahaya menyediakan energi untuk memindahkan elektron dari air ke NADP+ dan
Proses fotosintesis terjadi 2 reaksi utama yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang
adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi terang sangat
bergantung kepada ketersediaan sinar matahari dan terjadi pada grana sedangkan reaksi gelap
terjadi di dalam stroma. Reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia
dan menghasilkan oksigen (O2) sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang
digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.
Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk
mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Semua radiasi
matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan
untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak
(380-700 nm). Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki
panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang
gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil
a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan
oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi
terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi terang. Proses
absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang
selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron (Overnall, 1976).
Pada waktu terang, sel-sel diatom akan membelah secara aseksual, sehingga sel anak lebih
kecil ukurannya dibanding induknya. Sedangkan pada waktu gelap terjadi perkembangan sel
(a) (b)
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya
Laut (BBPBL) Hanura Lampung dan uji proksimat di Politeknik Lampung 2012.
B. Materi Penelitian
1. Biota Uji
Biota uji yang digunakan adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala
laboratorium di BBPBL dengan kepadatan awal 350 x 104 sel/ml.
2. Media Uji
Media yang berbentuk cair atau larutan yang tersusun dari senyawa kimia (pupuk)
yang merupakan sumber nutrien untuk keperluan hidup. Pupuk yang akan
digunakan dalam penelitian adalah conwy.
Tabel 2. Komposisi Pupuk Conwy (1 Liter air)
Tabel 3. Komposisi Trace Metal Solution pada Conwy
Sumber : Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut, Lampung
3. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain, selang dan aerasi, toples
ukuran 2L sebanyak 9 toples, refractometer, Haemocytometer, mikroskop, pH
meter, pipet tetes, luxmeter, lampu TL 40 W.
Bahan yang digunakan antara lain, fitoplankton Nannochloropsis sp., air laut steril
dan pupuk conwy 1ml/L.
C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
1.1 Sterilisasi alat
Tahap awal dilakukan sterilisasi seluruh alat yang akan digunakan selama
penelitian. Alat yang digunakan direbus hingga mendidih dan disemprot alkohol
70%.
Air laut yang akan digunakan disterilisasi dengan cara direbus hingga air
mendidih selama 10 menit, kemudian disaring dengan plankton net ukuran 15
mikron dan diaerasi selama 24 jam.
D. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui pola pertumbuhan
Nannochloropsis sp. pada masing-masing perlakuan fotoperiode. Selama
penelitian pendahuluan dilakukan pengukuran intesitas cahaya pada awal
penelitian dan akhir penelitian. Hasil pengukuran intensitas cahaya berkisar 4500
lux - 4502 lux. Media kultur diaerasi selama sehari, kemudian diberi pupuk conwy
dan diaerasi selama setengah jam terlebih dahulu sebelum biota dibiakkan dengan
kepadatan 35x105 sel/ml. Nannochloropsis sp yang dikultur dimasukkan ke dalam
toples volume 2 liter dan diletakkan diatas rak kultur lalu diberi pencahayaan
lampu TL 40 W dengan perlakuan lama penyinaraan (6 jam periode terang:18 jam
periode gelap, 12 jam periode terang:12 jam periode gelap, dan 18 jam periode
terang:6 jam periode gelap). Setelah itu diamati kepadatannya setiap 6 jam mulai
dari fase lag hingga fase kematian dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan
dalam pengambilan sampel untuk uji proksimat protein.
E. Pelaksanaan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian parameter yang diamati berupa :
1. Kualitas air (Salinitas, pH, suhu)
2. Kepadatan sel
4. Kecepatan pertumbuhan
Mikroalga Nannochloropsis sp. dikultur dalam toples 2 liter terlebih dahulu
ditambah pupuk conwy, diberi pencahayaan dengan lampu TL 40 W. Tiga
perlakuan dengan lama penyinaraan penyinaraan (6 jam periode terang:18 jam
periode gelap, 12 jam periode terang:12 jam periode gelap, dan 18 jam periode
terang:6 jam periode gelap) diberikan tiga ulangan. Selama penelitian, dilakukan
pengukuran intesitas cahaya pada awal penelitian dan akhir penelitian. Hasil
pengukuran intensitas cahaya berkisar 4500 lux - 4502 lux.
F. Parameter
6.1. Uji Proksimat Protein
Uji proksimat protein pada Nannochloropsis sp. dengan menggunakan metode
Gunning. Konsep dasar metode tersebut adalah penentuan kadar protein
berdasarkan kadar nitrogen yang menunjukkan jumlah protein yang dikalikan
dengan faktor konversi suatu bahan. Metode Gunning pada prinsipnya terdiri dari
3 tahap yaitu tahap destruksi, destilasi dan titrasi. Penentuan protein berdasarkan
jumlah N menunjukkan protein kasar karena selain protein juga terikut senyawaan
N bukan protein misalnya urea, asam nukleat, ammonia, nitrat, nitrit, asam amino,
amida, purin dan pirimidin (Lampiran 3). Pengambilan sampel akan dilakukan
pada 3 fase yaitu : awal fase lag, awal fase stasioner, dan akhir fase stasioner.
Pengambilan sampel secara parsial sebanyak 60 ml.
Pengukuran salinitas, pH, dan suhu media menggunakan refraktometer, pH meter,
dan termometer. Pengukuran parameter tersebut dilakukan 2 kali, yaitu sehari
sejak biota ditempatkan di media kultur sampai beberapa saat sebelum panen
dilakukan.
6.3. Penghitungan kepadatan Nannochloropsis sp.
Keberhasilan kultur dari fitoplankton yang dikehendaki dengan melihat tingkat
kepadatannya. Pertambahan kepadatan fitoplakton merupakan salah satu indikasi
untuk mengetahui laju pertumbuhan fitoplankton. Alat bantu yang digunakan
untuk menghitung kepadatan fitoplankton yaitu haemocytometer (Cahyaningsih,
dkk., 2006).
Cara menghitung kepadatan Nannochloropsis sp. adalah sebagai berikut:
1. Sampel air media diambil sebanyak 1 ml dengan pipet
2. Sampel air diteteskan pada Haemacytometer, lalu amati dibawah mikroskop
3. Hitung dengan cara mengambil 5 titik, rata-ratakan kemudian kalikan dengan
16 kotak dikalikan 104.
Jumlah Nannochloropsis sp. dihitung menggunakan haemocytometer dibawah
dengan mikroskop pembesaran 10 x 10 kali. Rumus yang digunakan :
K1-K5 = jumlah Nannochloropsis sp. dalam kotak hitungan ke 1 s/d 5
6.4. Kecepatan pertumbuhan Nannochloropsis sp.
Kecepatan pertumbuhan (k) mikroalga Nannochloropsis sp. pada penelitian
dihitung dengan menggunakan rumus berikut menurut Gotelli (1995) dalam
Andersen (2005) :
Keterangan:
k = Kecepatan pertumbuhan
Nt = Kepadatan populasi pada waktu t
N0 = Awal kepadatan populasi sel
T0 = Waktu awal
Tt = Waktu pengamatan ke-t
6.5. Rancangan penelitian dan analisis data
Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang
sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :
Perlakuan A : 6 jam periode terang – 18 jam periode gelap (6PT:18PG)
Perlakuan B : 12 jam periode terang - 12 jam periode gelap (12PT:12PG)
Perlakuan C : 18 jam periode terang - 6 jam periode gelap (18PT:6PG)
Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah sebagai
berikut (Steel dan Torrie 1993) :
Yij = µ + τi + εij
µ = Nilai tengah umum
τi = Pengaruh perbedaan Fotoperiodee ke-i
εij = Galat percobaan perbedaan Fotoperiodee pada media kultur
ke-i, ulangan ke-j
i = 1, 2, 3
j = 1, 2, 3
Pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan dianalisis dengan
mengunakan analisis ragam (Anova). Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda
nyata maka akan dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT) dengan selang
kepercayaan 95%.
6.6. Regresi linear
Parameter yang akan dihitung dengan persamaan regresi linier yaitu korelasi
antara kepadatan dengan kandungan protein Nannochloropsis sp. dengan
menggunakan persamaan regresi linier sebagai berikut (Steel dan Torrie 1993):
Y= a + bX
dengan hubungan korelasi yang dimisalkan dengan Y dan X
Y = kandungan protein Nannochloropsis sp. (%)
X = kepadatan Nannochloropsis sp. (sel/ml)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Fotoperiode Terhadap Kandungan Protein Nannochloropsis sp.
Nama Mahasiswa : Desi Adryani Bangun
Nomor Pokok
Mahasiswa : 0614111004
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
1.Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Rara Diantari,. S.Pi. M.Sc Moh Muhaemin,. S.Pi. M.Si.
NIP. 197908212003122001 NIP. 197412122000031002
2.Ketua Program Studi Budidaya Perairan
MENGESAHKAN
1. Tim penguji
Ketua : Rara Diantari, S. Pi, M. Sc .………...
Sekretaris : Moh Muhaemin, S. Pi., M. Si. .………...
Penguji Utama : Ir. Siti Hudaidah, M. Sc ………....
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof.Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 19610826 198702 1001
PERSEMBAHAN
Saya Dedikasikan Karya ini kepada :
Orang yang paling berarti dalam hidupku :
Bapak dan Mamak tercinta, Kak Ninda, Bang Daniel, Adek
Aryawiguna tersayang, juga seseorang yang kelak akan
menjadi pendampingku.
Motto
“Believe in yourself! Have faith in your
abilities! Without a humble but reasonable
confidence in your own powers you cannot be
successful or happy.”
-Norman VincentPeale--Roma 12:12-
Bersukacitalah dalam pengharapan,
Sabarlah dalam kesesakan,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan
penting dalam pembentukan biomolekul, namun demikian apabila organisme
sedang kekurangan energi, maka protein dapat juga dipakai sebagai sumber
energi. Keistimewaan lain protein adalah strukturnya yang selain mengandung N,
C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe (Sudarmadji, Haryono dan Suhardi
1997). Molekul protein mengandung pula posfor, belerang dan ada jenis protein
yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Budianto, 2009).
Jumlah dan kualitas protein pada pakan akan mempengaruhi pertumbuhan
ikan. Jika protein dalam pakan kurang maka protein di dalam jaringan tubuh
akan dimanfaatkan untuk mempertahankan fungsi jaringan yang lebih penting.
Komposisi protein optimum dalam pakan untuk pertumbuhan larva ikan berkisar
25 – 50% (Afrianto dan Liviawaty, 2005). Pemenuhan kebutuhan protein yang
cukup tinggi pada ikan akan ditentukan oleh pakan. Salah satu pakan yang
menggandung protein tinggi adalah mikroalga. Mikroalga biasanya digunakan
sebagai pakan berupa zooplankton (Sutomo, 2006).
Mikroalga merupakan tumbuhan air yang berukuran mikroskopik serta memiliki
bahan kimia lainnya. Mikroalga sudah dikenal sebagai bahan baku industri
farmasi, kosmetika, dan biofuel (Nugraheni, 2000 dalam Harsanto, 2009).
Beberapa spesies mikroalga ada yang dimanfaatkan sebagai penyerap unsur logam
berat yang mencemari perairan (Poedjiadi, 1994 dalam Pujiastuti, 2010). Salah
satu spesies mikroalga potensial untuk dikembangkan adalah Nannochloropsis sp.
Nannochloropsis sp. banyak digunakan sebagai pakan utama zooplankton karena
dapat dimanfaatkan untuk mengadsorpsi ion-ion logam, memiliki syarat yang
dibutuhkan sebagai pakan larva yaitu mudah dicerna, berukuran kecil, nutrisi
tinggi mudah dibudidayakan, cepat berkembang biak), mudah dikultur secara
massal, tidak menimbulkan racun atau kerusakan ekosistem di bak pemeliharaan
larva, pertumbuhannya relatif cepat dan memiliki kandungan antibiotik
(Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Borowitzka (1998) dalam Harsanto (2009)
menyatakan bahwa Nannochloropsis sp. memiliki kandungan protein 52,11% dan
beberapa mikroalga lainnya memiliki kandungan protein yang lebih rendah seperti
Skeletonema costatum 37,40 % dan Spirulina platensis 48,9 %.
Pertumbuhan sel Nannochloropsis sp. sangat dipengaruhi oleh tiga komponen
penting, yaitu cahaya, karbon dioksida dan nutrien. Nannochloropsis sp. adalah
salah satu mikroalga yang paling efisien dalam menangkap dan memanfaatkan
energi cahaya dan CO2 untuk keperluan fotosintesis (Raymont, 1963 dalam
Andriyono, 2001)
Perubahan-perubahan biokimia terbesar dihubungkan dengan perubahan
kandungan nitrogen di dalam media biakan yang menyebabkan penurunan protein
(Renaud, 1991 dalam Budiman, 2009). Chisti (2007), memberikan contoh
beberapa spesies mikroalga yang dikultur pada kondisi suhu dan media berupa
pupuk yang berbeda akan menghasilkan perbedaan kandungan nilai proximat dan
komposisi lipid seperti; Chlorella memiliki kandungan lipid 28- 32 %,
Dunaliella primolecta (23 %), Isochrysis (25-33 %), dan Nannochloropsis
oculata (31-68 %). Kurangnya intensitas cahaya yang dibutuhkan oleh mikroalga
untuk aktivitas fotosíntesis akan menyebabkan proses fotosíntesis tidak
berlangsung normal sehingga menggangu biosíntesis sel selanjutnya (Diharmi,
2001 dalam Budiman, 2010).
Kegiatan kultur mikroalga dipengaruhi oleh faktor nutrien, temperatur dan cahaya.
Cahaya merupakan sumber energi dalam proses fotosintesis dengan bantuan
kloroplas (Chisti, 2007). Periode penyinaran sangat menentukan dalam proses
sintesa bahan organik pada fotosintesis karena hanya dengan energi yang cukup
proses tersebut dapat berjalan dengan lancar. Caron et. al. (1998) dalam
Andriyono (2001), menyatakan selain faktor media kultur, temperatur, pH,
intensitas cahaya, dan stadia waktu panen bahwa fotoperiode memperngaruhi
komposisi biokimia pada saat kultur. Penelitian fotoperiode terhadap mikroalga,
khususnya Nannochloropsis sp. belum banyak dilakukan sehingga perlu
dilakukan penelitian dengan perlakuan lama penyinaraan yang berbeda. Perbedaan
B. Tujuan
Adapun tujuan penelitian antara lain untuk mengetahui pengaruh fotoperiode
terhadap kepadatan dan kandungan protein Nannochloropsis sp.
C. Manfaat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan
kandungan protein Nannochloropsis sp.
D. Kerangka Pemikiran
Kandungan protein yang tinggi merupakan salah satu syarat bagi mikroalga
sebagai pakan alami. Kandungan protein pada Nannochloropsis sp. dapat
mencapai 52,11%. Kandungan protein pada mikroalga dapat berubah oleh
pengaruh proses fotosintesis (Riedel, 2009). Proses fotosintesis mikroalga akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan susunan biokimia.
Proses fotosintesis membutuhkan energi cahaya. Energi cahaya pada mikroalga
terdiri dari intensitas cahaya dan fotoperiode. Periode penyinaran sangat
menentukan dalam proses sintesa bahan organik pada fotosintesis karena hanya
dengan energi yang cukup proses tersebut dapat berjalan dengan lancar sehingga
dilakukan penelitian pengaruh fotoperiode terhadap kandungan protein
Nannochlropsis sp. Penelitian diawali dengan kultivasi mikroalga
Masalah :
Perubahan kandungan protein
Nannochloropsis sp. dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: - Perbedaan suhu
- Media kultur yang berbeda - Nitrogen
- Cahaya
Apakah cahaya memberi pengaruh terhadap perubahan kandungan protein pada Nannochloropsis sp.
Lama penyinaraan
Diketahui lama penyinaran optimum terhadap perubahan kandungan protein Nannochloropsis sp.
Meningkatkan kandungan protein
Nannochloropsis sp.
Gambar 1. Kerangka Pikir
E.Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Hipotesis kepadatan
Uji Anova
H1 : τi = τj = 0 : perbedaan fotoperiode tidak mempengaruhi kepadatan
H1 : τi ≠ τj ≠ 0 : perlakuan fotoperiode berpengaruh terhadap kepadatan
Nannochloropsis sp.
Uji BNT
H0 : µi = µj = 0 : tidak dijumpai pengaruh perbedaan nilai tengah perlakuan
fotoperiode terhadap kepadatan Nannochloropsis sp.
H1 : µi ≠ µj ; i ≠ j: setidaknya terdapat sepasang nilai tengah perlakuan
fotoperiode yang berbeda pengaruhnya terhadap kepadatan
Nannochloropsis sp.
2. Hipotesis kandungan protein
Uji Anova
H1 : τi = τj = 0 : perbedaan fotoperiode tidak mempengaruhi kandungan protein
Nannochloropsis sp.
H1 : τi ≠ τj ≠ 0 : perlakuan fotoperiode berpengaruh terhadap kandungan
protein Nannochloropsis sp.
Uji BNT
H0 : µi = µj = 0 : tidak dijumpai pengaruh perbedaan nilai tengah perlakuan
fotoperiode terhadap kandungan protein Nannochloropsis sp.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Rasio periode terang : periode gelap berpengaruh terhadap kepadatan sel
Nannochloropsis sp., semakin tinggi rasio periode terang : periode gelap maka
semakin tinggi kepadatan sel Nannochloropsis sp.
2. Rasio periode terang : periode gelap berpengaruh terhadap kandungan protein
total Nannochloropsis sp., semakin tinggi rasio periode terang : periode gelap
semakin tinggi kandungan protein total Nannochloropsis sp.
3. Peningkatan kepadatan sel cenderung akan meningkatkan kandungan protein
total Nannochloropsis sp.
B. Saran
Hasil penelitian yang telah dilakukan perlu adanya penelitian lanjutan untuk