• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 TALANG JAWA KECAMATAN MERBAU MATARAM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 TALANG JAWA KECAMATAN MERBAU MATARAM TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENTSPADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 TALANG JAWA KECAMATAN MERBAU

MATARAM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

AMINATUN KHASANAH

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Objek peneliti berjumlah 20 orang siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa. Materi pelajaran adalah sumber daya alam mata pelajaran IPA. Pengambilan data menggunakan metode observasi, angket, tes tulis dan perbuatan, serta dokumentasi. Setiap siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian melalui perbaikan pembelajaran diperoleh rata-rata 66,5 pada siklus I dan sebesar 70,5 pada siklus II. Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 65% meningkat menjadi 85% pada siklus II. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I sebanyak 75% aktif dan pada siklus II meningkat menjadi 82%. Artinya perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pendidikan IPA dengan menggunakan diskusi kelompok memegang peranan yang sangat penting bagi siswa. Diskusi kelompok mata pelajaran IPA diharapkan mampu membentuk suasana yang ideal dalam pembelajaran, sehingga membentuk siswa yang aktif dan kreatif. Karena diskusi memiliki keunggulan-keunggulan tertentu antara lain memberikan kemungkinan untuk saling menge-mukakan pendapat merupakan pendekatan yang demokratis, mendorong rasa ke-satuan, memperluas wawasan, dapat mempertanggung jawabkan apa yang di-kerjakan, mempunyai jiwa kepemimpinan.

Kemampuan prestasi kelompok merupakan prestasi yang paling baik untuk mem-berikan motivasi kepada teman kelompok. Kemampuan diskusi kelompok tidak hanya membantu siswa dalam pelajaran tetapi juga dalam pekerjaannya. Kelak ia akan mampu mengemukakan pendapat dan dapat menghargai pendapat orang lain sehingga siswa mempunyai kemampuan yang tinggi dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan teman yang kemampuan diskusi rendah.

(3)

dalam diri siswa diskusi kelompok juga dapat memperluas pengetahuan siswa dan dapat melatih siswa terhadap teman seperjuangannya.

Dari hasil pengamatan awal yang peneliti lakukan pada pembelajaran, kualitas hasil belajar kelas SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram masih rendah. Ini dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ulangan Harian IPA Semester I Kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Tahun 2011/ 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA dalam tiga kali ulangan harian masih sangat rendah yaitu sebesar 50. Nilai ter-sebut belum mencapai KKM yaitu sebesar 60. Ketika proses pembelajaran ber-langsung yaitu pada saat materi disampaikan sebagian siswa justru mengobrol dengan teman sebangkunya dan ketika penjelasan materi dilakukan, 13 siswa dari 20 siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram tidak menyimak dan mengikuti pelajaran. Sedangkan pada saat pemberian tugas kelompok, 6 siswa dari 5 kelompok tidak mengerjakan tugas kelompok dengan baik.

Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas latihan yang ada pada buku paket atau yang diberikan oleh guru sehingga anak tersebut pasif. Hal ini terlihat bahwa model-model pembelajaran belum

di-No Ulangan Ke- Rata-rata nilai

1 I 45

2 II 47

3 III 58

Jumlah 150

(4)

kembangkan, sehingga tidak memberikan kesempatan atau tidak memberikan suasana diskusi di dalam kelas yang melibatkan hilangnya minat belajar peserta didik ingin mencari suatu jawaban.

Guru hanya mengajar dengan metode ceramah sedangkan siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, menghafal dan mencatat buku sampai habis sehingga proses pembelajaran dikelas menjadi monoton atau kurang menarik bagi siswa. Kondisi seperti ini tidak akan meningkatkan prestasi yang dimiliki peserta didik dalam me-mahami mata pelajaran IPA. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak akan memuaskan atau jauh dari yang diharapkan.

Dari penyebab masalah tersebut, analisis penyebab ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram antara lain dari pihak siswa adalah (1) Kondisi kelas kurang kondusif, (2) Sajian materi tidak menantang (3) Rendahnya minat belajar siswa (4) Tidak adanya pujian dan hukuman terhadap siswa. (5) Kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak fokus terhadap mata pelajaran mengakibatkan nilai siswa rendah. (6) Kurangnya memberikan pertanyaan kepada siswa. (7) Tidak memberikan umpan balik penilaian unjuk kerja (tidak mengembalikan hasil).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :

(5)

2. Siswa sering main dan bercerita dengan teman sekelompok. 3. Kemampuan akademik siswa yang heterogen.

4. Kurang aktif mengerjakan tugas latihan dalam kelompok.

5. Saat tugas kelompok beberapa siswa tidak mengerti apa yang dikerjakan oleh kelompoknya.

6. Nilai IPA dalam tiga kali ulangan harian belum memenuhi Kriteria Ketuntas-an Minimal (KKM) yaitu sebesar 60.

7. Metode guru dalam mengajar hanya monoton ceramah dan mengerjakan tugas latihan saja.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah meningkatkan Aktivitas belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah meningkatkan Hasil belajar IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Tahun Pelajaran 2011/2012?

D. Tujuan Penelitian

(6)

1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model pem-belajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamentspada siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model pem-belajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamentspada siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Tahun Pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Siswa

Siswa dapat berperan serta dan mengerti bahwa bagai mana cara kerja kelompok, sehinga hasil dari kelompok dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil kerja kelompok yang sangat memuaskan.

2. Guru

Sebagai bahan masukan dan kajian untuk memberikan bantuan atau motivasi kepada siswa agar apa yang diberikan lebih terarah dan lebih baik. Untuk mencapai hasil yang optimal.

3. Sekolah

(7)
(8)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournament(TGT)

Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif me-mungkinkan siswa dapat belajar lebih santai disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

TGT digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran dari Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam , yang telah digunakan dari kelas dua sekolah dasar sampai pergurun tinggi. STAD dan TGT paling cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas, misalnya pada bidang studi matematika, penggunaan bahasa, geografi, keterampilan membaca peta, dan fakta-fakta serta konsep IPA.

Kegiatan pembelajaran TGT sama dengan tahap model STAD. Pembelajaran di-dahului dengan penyajian materi pelajaran oleh guru, dan dilanjutkan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa berupa lembar kerja siswa (LKS). Kemudian siswa mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan - pertanyaan di-dalam kelompok masing - masing. Setelah siap berdiskusi, wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil kerjanya ke depan kelas. Kemudian siswa ditempatkan pada mejatournamentuntuk melakukan permainan akademik.

(9)

Pembentukan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa yang berke-mampuan sama dan setiap kelompok dikumpulkan ke dalam satu kelompok baru. Anggota kelompok baru kemudian menempati meja tournament dan selanjtnya memulai permainan akademik.

TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok - kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing- masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain bertanggung jawab memberikan jawaban, atau mengerjakannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

(10)

diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa hadiah atau sertifikat.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada per-bedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar. Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Menurut (Wartono, 2004:16)

menjelaskan dalam Team Games Tournament atau pertandingan permainan tim, siswa memainkan pengacakan kartu dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh poin pada skor tim mereka.

Permainan ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah

pertanyaan-pertanyan yang relevan dengan materi pelajaran yang

dirancang untuk mengetes kemampuan siswa dari penyampaian pelajaran kepada siswa di kelas. Setiap wakil kelompok akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai tersebut. Permainan ini dimainkan pada meja-meja turnamen.

Alberti dalam Slavin, (2009), pembelajaran TGT membawa peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar. Menurut Johnson dkk dalam Slavin, (2009) bahwa TGT memberikan pengaruh positif yaitu perolehan yang signifikan terhadap hasil akademik kelompok lebih besar dibandingkan secara individu. Langkah-langkah pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam kelompok beranggotakan 5-6 siswa secara heterogen. 2. Guru menyajikan materi.

(11)

mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya 4. Guru memberikangamesakademik untuk memastikan seluruh anggota

kelompok telah menguasai pelajaran.

5. Dalamgamesakademik siswa dibagi dalam meja-mejatournament, dimana setiap mejatournamentmerupakan wakil dari kelompok masing-masing.

6. Dalam setiap mejagames tournamentdiusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama.

7. Siswa dikelompokkan dalam satu mejatournamentsecara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu

mejatournamentkemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. 8. Permainan pada meja tiaptournamentdilakukan dengan aturan sebagai

berikut:

a) Setiap pemain dalam tiap meja menentukan pembaca soal dan pemain yang pertama.

b) Pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal.

c) Pembaca soal membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain.

d) Soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.

e) Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam.

f) Skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar dan berhak mendapat kartu jawaban. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua soal habis dibacakan, setiap peserta dalam satu meja tournament dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.

g) Selanjutnya pemain kembali ke kelompok asal dan menghitung skor yang diperoleh masing-masing pemain.

h) Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan.

B. Belajar

(12)

pe-ngalaman dan keterampilan dan sejenisnya yang mencakup kepada aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik dengan menggunakan belajar kelompok.

Menurut pendapat Sudirman (1965 : 23) :

Belajar adalah sebagai rangkaian jiwa psikofisik untuk memenuhi per-kembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti bagi masyarakat unsur cipta rasa dan karsa, rana, kognitif, efektif dan fisiko motorik. Proses pem-belajaran akan berlangsung dalam situasi yang sadar dan direncanakan serta dengan tujuan yang jelas. Proses belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak siswa mereka sendiri. Proses tersebut melibatkan interaksi antara guru dengan siswa secara emosional. Ikatan emosional yang terjalin baik akan sangat mendukung ke-pada tercapainya hasil belajar yang baik pula. Oleh sebab itu proses pem-belajaran peran guru sebagai fasilator, administrator, motivator sangat di-tentukan.

Menurut Hamalik, (1975 : 28),

-an pada diri seseor-ang y-ang dinyatak-an dalam cara-cara bertingkah laku y-ang baru berkat pengalaman dan latihan.

Melalui pengajaran dan latihan, siswa diupanyakan memiliki pengalaman yang baik terhadap diri dan gurunya yang didukung dengan terjadinya perubahan dalam dirinya kearah yang positif. Selain itu dalam proses belajar juga terjadi proses bimbingan dari guru kepada siswa dalam penguasaan materi dan bahan pelajaran agar tercapai hasil yang optimal.

C. Aktivitas Belajar

(13)

berperan dalam mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa, artinya mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Thomas M. Risk dalam Rohani, (2004: 6) mengemukakan tentang belajar mengajar sebagai berikut: mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.

Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah, (2000:67) bahwa:

mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak

Senada dengan hal diatas, Gie, (1985: 6) mengatakan bahwa:

dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam diri-nya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya p

(14)

pengarah. Sedangkan menurut Hamalik, (2001:171) mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.

Dilain pihak, Rohani, (2004:96) menyatakan bahwa:

Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut se-bagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan

percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang me-miliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, me-ngamati, menyelidiki, mengingat, dan sebagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, me-ngambil keputusan, dan sebagainya.

Selanjutnya penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pe-ngalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembang-kan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangmengembang-kan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan se-lama pembelajaran menyenangkan. (Hamalik , 2001: 175)

(15)

D. Hasil Belajar

Istilah hasil belajar berasa prestatie

Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literatur, prestasi se-lalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu :

1. Keterampilan dan kebiasaan. 2. Pengetahuan dan pengertian.

3. Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Sudjana, 2004:22).

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai hasil belajar, terlebih dahulu akan di-kemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh sese-orang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.

Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar mengingin-kan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedangkan pe-ngertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Ke-mampuan di sini berarti yang dilampaui individu dalam mengerjakan sesuatu.

(16)

sintesis, dan mengevaluasi. Pada ranah afektif, siswa dapat melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk pola hidup. Pada ranah psikomotor, siswa dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan gerakan-gerakan baru.

Dari uraian diatas jelas bahwa suatu proses pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan manusia berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan kemampuan merupakan indikator untuk menunjukkan hasil belajar siswa. Perubahan perilaku yang harus dicapai tertuang dalam tujuan pembelajaran dan dapat diukur dengan menggunakan tes dan non-tes.

E. Belajar IPA di SD

Proses belajar IPA diperlukan suatu komponen untuk mencapai pembelajran yang konstektual. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan kelas yang rencanakan oleh guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang di-lakukan bersama siswanya yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Dengan demikian, program yang dirancang oleh guru benar-benar terencana dan dikerjakan oleh siswa secara bersama siswanya. Belajar IPA memerlukan pe-musatan pikiran untuk mengingat dan mengenal kembali semua aturan yang ada dan harus dipenuhi untuk menguasai materi yang dipelajari.

(17)

yang menarik sesuai tingkat kemampuan siswa dan perkembangan mental. Maka diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator.

F. Hipotesis Tindakan

(18)

METODE PENELITIAN

I.

A. Subyek dan Tempat Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Ke-camatan Merbau Mataram semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 13 laki-laki dan 7 perempuan.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, yaitu dari bulan Maret 2012 sampai dengan Mei 2012 yang bertempat di SD Negeri 1 Talang Jawa di Dusun Karang Rejo Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 2 (dua) siklus, dimana tiap siklus dilaksanakan dalam satu kali tatap muka. Setiap siklus terdiri dari 4 (empat fase) kegiatannya yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, observasi, dan Refleksi, dengan tahapan siklus I dan II.

(19)

berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Penjelasan untuk per siklusnya adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalam-nya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti se-bagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model kontekstual berbasis masalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dam-pak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Adapun tahapan per siklus dapat di lihat pada gambar dibawah ini:

(20)

Gambar 1. Alur Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Per Siklus

Rencana penelitian dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1 dan 2, dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

Refleksi I

Perencanaan I Observasi I

Refleksi II Pelaksanaan II

Perencanaan II Observasi II

(21)

masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan dibuat berawal dari permasalahan yang muncul dilapangan yaitu dari pengalaman peneliti sebagai guru di kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa. Per-masalahan ini dapat disebut sebagai refleksi awal, yaitu hasil belajar IPA yang

Dalam tahapan pertama ini peneliti membuat persiapan dan perencanaan pembelajaran dan meminta ijin melakukan penelitian kepada kepala sekolah.

2. Pelaksanaan Tindakan

Setelah masalah penelitian dianalisa tindakan yang dipakai tindakan yang ber-pedoman pada apa yang dirancang peneliti sebagai upaya perbaikan metode peng-ajaran IPA dengan menggunakan pembelpeng-ajaran kooperatif tipe TGT untuk me-ningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Setelah itu menentukan RPP dan tin-dakan RPP dilampirkan penelitian dibuat dalam 1(satu) siklus.

3. Observasi

(22)

i.

4. Refleksi

Tahapan penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dengan menggunakan berbagai kriteria. Refleksi dilakukan dengan mengidentifikasikan rencana tindakan yang terlaksana dan belum terlaksana serta efek-efek yang timbul karena tindakan yang bersangkutan serta penentuan tingkat perkembangan atau keberhasilan penerapan tindakan.

Siklus II

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka peneliti berusaha untuk memper-baiki kinerjanya pada siklus II. Pada siklus II peneliti berusaha untuk lebih mem-bimbing siswa untuk menemukan konsep dan menegur siswa yang tidak saling membantu dalam kelompoknya.

2. Pelaksanaan Tindakan

Proses pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I tetapi pelaksanaannya berdasarkan hasil refleksi siklus 1. Pada tahap ini peneliti menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan diantaranya satuan pembelajaran, rencana pembelajaran dan media pembelajaran seperti RPP.

3. Observasi

(23)

4. Refleksi

Selain proses pembelajaran penelitian ini juga melakukan pemantauan dan eva-luasi. Pemantauan terhadap pembelajaran menggunakan alat-alat bantu berupa catatan yang bertujuan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada pem-belajaran siklus berikutnya.

Pemantauan terhadap hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siswa dengan memberikan tes tertulis ( tes akhir ) tes dilakukan dalam rangka untuk melihat kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Penguasaan setiap konsep pada setiap siklus diyatakan dalam bentuk nilai rata-rata.

D. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa instrument yaitu:

1. Tes, digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar.

2. Angket, digunakan untuk mengumpulkan kegiatan pembelajaran klasikal. 3. Angket, digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran

kelompok.

4. Angket, untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran kuis, baik penjawab, penanya maupun pengamat.

E. Teknik Pengumpul Data

Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat pra-tindakan, selama pra-tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran dilaksanakan.

(24)

NO JENIS DATA METODE ALAT 1.

2.

Perencanaan pembelajaran

Proses pembelajaran

a. Aktivitas atau kinerja guru b. Aktivitas atau kinerja siswa

Observasi

Pengolahan dan analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan kerangka analisis sebagai berikut:

1. Seleksi data, pengelompokkan dan pengolahan data, dan interpretasi data 2. Evaluasi dan refleksi terhadap hasil interpretasi data

3. Tindak lanjut atau rekomendasi.

Kerangka pengolahan dan analisis data tersebut di atas akan diberlakukan pada setiap siklus tindakan sampai penelitian dianggap selesai. Khusus berkenaan dengan analisis data hasil penelitian meliputi:

1. Analisis, refleksi, dan tindak lanjut terhadap data hasil orientasi dan iden-tifikasi masalah.

2. Analisis, refleksi, dan tindak lanjut terhadap data perencanaan tindakan pe-nelitian.

3. Analisis, refleksi, dan tindak lanjut terhadap data hasil pelaksanaan tindakan penelitian

(25)

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran terhadap materi tentang

sumber daya alam≥75% siswa aktif.

2. Di siklus akhir ada peningkatan terhadap pengetahuan tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Talang Jawa dimana 75% siswa sudah menguasai dengan baik atau mencapai KKM yang ditentukan yaitu ≥

(26)

KESIMPULAN DAN SARAN

I.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kooperatif TGT pada materi pokok sumber daya alam di kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa, dapat disimpulkan bahwa:

1. Terjadi peningkatan aktifitas klasikal siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 75% meningkat menjadi 82%.

2. Terjadi peningkatan aktifitas pembelajaran TGT siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 91,25% meningkat menjadi 95%. Hal ini disebabkan guru peneliti semakin bisa melakukan pengelolaan kelas dengan baik, sehingga dalam membelajarkan kooperatif tipe TGT.

3. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar pada materi sumber daya alam yaitu dari siklus I ke siklus II sebesar 20%. Hal ini disebabkan karena guru semakin mengoptimalkan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan melakukan refleksi sehingga membuat siswa semakin antusias dalam proses pembelajaran.

4. Peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada materi sumber daya alam dari 65 % pada siklus I meningkat mencapai 85% pada siklus ke II.

(27)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Oleh karena itu disarankan: 1. Bagi siswa, hendaknya belajar dengan model pembelajaran kooperatif TGT ini

perlu di lakukan secara berkesinambungan dengan mengajak guru dan teman tidak hanya pada saat penelitian dan dapat di terapkan pada mata pelajaran yang lain.

2. Bagi guru, untuk menerapkan Strategi pembelajaranTGT seperti pada penelitian ini diperlukan persiapan yang matang, terutama pada saat penilaian kelompok penjawab diperlukan bantuan dari siswa yang pandai untuk membantu guru mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh temannya.

3. Bagi sekolah, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika yang cenderung tidak disukai oleh siswa , maka sebagai alternatif penyelesaiannya adalah menerapkan model kooperatif TGT.

(28)

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTSPADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI 1 TALANG JAWA KECAMATAN MERBAU MATARAM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

AMINATUN KHASANAH

Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(29)

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTSPADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI 1 TALANG JAWA KECAMATAN MERBAU MATARAM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Tugas Akhir)

Oleh

AMINATUN KHASANAH 1013079181

PROGRAM STUDI S1 PGSD GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(30)

Gambar Halaman

1. Alur Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Per Siklus ... 19

2. Denah Gedung SD Negeri 1 Talang Jawa ... 26

3. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa ... 43

4. Grafik Ketuntasan belajar Siswa ... 43

5. Grafik Persentase Aktifitas Pembelajaran Setiap Siklus ... 44

(31)

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL DALAM TUGAS AKHIR ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN TUGAS AKHIR MAHASISWA ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournament(TGT) ... 7

B. Belajar ... 11

C. Aktivitas Belajar ... 12

D. Hasil Belajar ... 14

E. Belajar IPA di SD ... 16

(32)

xii

A. Subyek dan Tempat Penelitian ... 17

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ... 17

C. Prosedur Penelitian... 17

D. Alat Pengumpulan Data ... 22

E. Tekhnik Pengumpulan Data ... 23

F. Analisis Data ... 23

G. Indikator Keberhasilan ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 25

A. Profil SD Negeri 1 Talang Jawa ... 25

B. Hasil Penelitian ... 27

C. Pembahasan Per Siklus ... 27

1. Kegiatan Pembelajaran Siklus I ... 27

2. Kegiatan Pembelajaran Siklus II... 36

D. Pembahasan Hasil ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(33)

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rinekan Cipta.

Djamarah. 2000. Konsep dan Pembelajaran Media. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gie. 1985. Teachers and Children at work. New Hamphire: Heirnernann Educational Books.

Hamalik. 1979. Writing: Research, Theory, and Application. New York: Pergamon Institute of English.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. 2009. Teachers and Children at work. New Hamphire: Heirnernann

Educational Books.

Sudirman. 1965.Belajar dan Prestasi Belajar. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N. 2004. Pengalaman dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiarti, T. 1997. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit : Alfabeta. Wartono, N. 2004.Materi Pelatihan Terintegrasi Sain(buku 4).Proyek PSPP

(34)

Tabel Halaman 1. Rata-rata nilai ulangan harian IPA semester I Kelas IV SD Negeri 1

Talang Jawa Kecamatan Merban Mataram Tahun 2011/2012 ... 2

2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 23

3. Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I Dari Peneliti ... 29

4. Hasil Pengamatan belajar TGT Siklus I ... 31

5. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 37

6. Hasil Pengamatan Belajar TGT Siklus II ... 39

7. Data Hasil Belajar ... 42

8. Data Persentase Aktivitas Pembelajaran Klasikal Siswa ... 44

(35)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Alben Ambarita, M.Pd. ______________

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Suyanto M.Pd. ______________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(36)

Seiring rasa syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa. Hanya berkat

rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, penelitian ini dapat terlaksana dan penulisan

laporan penelitian ini dapat diselesaikan.

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini saya persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta terimakasih telah memberi kasih sayang yang

tulus, ikhlas dan telah memberi dukungan baik moril dan spirituil,

2. Keluarga, suami dan anak tercinta.

3. Bapak kepala sekolah SD Negeri 1 Talang Jawa dan bapak Muhsirin,

sebagai teman sejawat, serta semua dewan guru, yang telah memberi

semangat dan doa,

4. Teman-teman kuliah di S1 PGSD Dalam Jabatan yang telah

sama-sama berjuang,

(37)

BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TORNAMENTSPADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 TALANG JAWA KECAMATAN MERBAU MATARAM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Aminatun Khasanah Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079181

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

(38)

Puji syukur alhamdulillah dipanjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa. Hanya berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, kegiatan penelitian ini dapat terlaksana dan penulisan laporan penelitian ini dapat diselesaikan.

Dalam menyelesaikan tindakan kelas ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

3. Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

4. Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam penulisan tugas akhir ini yang telah banyak memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran.

5. Drs. Suyanto, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan banyakm saran dan masukan dalam menyempurnakan dari penulis tugas akhir ini. 6. Dosen FKIP Universitas Lampung beserta staf yang telah membantu

(39)

x yang telah memberikan tempat dan dukungan untuk pelaksanaan penelitian ini.

8. Muhsirin selaku teman sejawat pada pelaksanaan tindakan.

9. Semua dewan guru SD Negeri 1 Talang Jawa, selaku kolaborator atas kerja samanya dan segenap bantuannya.

10. Rekan mahasiswa dan siswa-siswi SD Negeri 1 Talang Jawa kelas IV, dan semua yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan sehingga PTK ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan PTK ini, untuk itu diharapkan kritik dan saran dari semua pihak.semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi kita semua.

Merbau Mataram, Mei 2012 Penulis

(40)

MOTTO

Dan Janganlah Kamu (Merasa) lemah, dan Jangan (pula) bersedih

hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.

(41)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aminatun Khasanah

NPM : 1013079181

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang telah dipublikasikan tanpa menyebutkan penulis dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diperbaiki oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 23 Mei 2012 Yang menyatakan,

(42)

Penulis dilahirkan di Talang Jawa pada tanggal 10 Maret 1987, sebagai pertama dari dua bersaudara, pasangan bapak Sumarjo dan Ibu Siti Maryam.

Penulis memulai proses pendidikan formal di SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram lulus pada tahun ajaran 1995/1996. Kemudian melanjutkan pada tingkat lanjutan pertama di SMPN 1 Talang Jawa kecamatan Merbau Mataram dan lulus pada tahun ajaran 2002/2003. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan sekolah di tingkat menengah atas di SMAN 1 Talang Jawa.

Gambar

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ulangan Harian  IPA Semester I Kelas  IV SD Negeri 1Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Tahun  2011/ 2012
Gambar 1. Alur Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Per Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologi hermeneutika karena penelitian ini merupakan penelitian interpretasi tentang pengalaman hidup mahasiswa dengan

Catatan : Membawa Dokumen Penawaran Asli sesuai dengan yang di Upload ke SPSE LPSE Kabupaten Simalungun , Data – Data perusahaan Asli, bagi yang diwakilkan membawa surat kuasa

Dengan dibuatkan formulir seperti ini akan menunjukkan data transaksi yang terjadi pada hari itu yang kemudian digunakan untuk mengelola dan memantau hasil transaksi setiap

Cunneen C 2001 Conflicts, Politics and crime: Aboriginal communities and the police Allen & Unwin Crows Nest Cunneen C 2009 'Criminology, criminal justice and Indigenous

Peningkatan kadar air akibat penggunaan puree pisang Ambon sebagai fat mimetic tersebut memang diharapkan dapat memodifikasi keempukan, kelembutan dan moistness

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Proses kerja

POLITEKNIK UNIVf, RSITAS NNDAIAS

Pada tabel diatas dapat diketahui dari hasil analisis standar parkir untuk penghuni di Kalibata City yang seharusnya dapat memenuhi kapasitas yang ada di