• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan sistem pengawasan aset di Dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset Kabupaten Garut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan sistem pengawasan aset di Dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset Kabupaten Garut"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

BIODATA PENULIS

1. Data Pribadi

Nama : Ridlo Mustofa Zaini

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 Mei 1991 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Adipatikertamana No. 49. Baleendah. Bandung.

Telepon, HP : 085659083416

Email : ridlomustofazaini_if12@yahoo.com

2. Riwayat Pendidikan

1997–2003 : SD Negeri KORPRI

2003–2006 : SMPN 10 Bandung

2006–2009 : SMAN 1 Baleendah

2009–2013 : Program Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia Bandung

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.

Bandung,

(5)

PEMBANGUNAN SISTEM PENGAWASAN ASET DI DINAS

PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

KABUPATEN GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

RIDLO MUSTOFA ZAINI

10109524

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan skripsi dengan judul “PEMBANGUNAN SISTEM PENGAWASAN ASET DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN GARUT” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam menempuh ujian akhir sarjana program strata satu (S1) Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

Laporan tugas akhir ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan semua pihak yang dengan segenap hati dan rasa tulus yang telah memberikan semua hal yang penulis butuhkan, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Alloh S.W.T. yang telah mengkaruniakan kuasa, karunia dan berkat-Nya. 2. Kedua orang tua, Drs. H Toto Darajat & Dra. R. Hj Pipih Siti Syarifah,

yang selalu memberikan dukungan semangat dan doa yang tidak pernah ada habisnya, serta untuk adik tercinta Rifa Afifah Kultsum , untuk paman penulis Dr. Ir.Deden A. Wahab Sya’roni, M.Si dan keluarga besar Kh.R. Tatang Abd Manan dan keluarga besar Imam Soemantri yang selalu memberikan dorongan semangat, mencurahkan segenap perhatian, kasih sayang, dan doa serta pengorbanannya untuk keberhasilan penulis dan bantuannya baik dari segi moril maupun materil.

3. Bapak Prof.Dr.H. Denny,Ir.M.sc selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

4. Bapak Irawan Afrianto, M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

5. Ibu Utami Dewi S.Kom. selaku dosen pembimbing sekaligus dosen wali yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan.

(7)

iv

7. Bapak Eko Budi Setiawan, S.kom.,M.T. selaku dosen penguji 2 yang memberikan masukan bagi penulis.

8. Dosen-dosen Teknik Informatika yang telah mengajari berbagai hal dan berbagai bidang ilmu pengetahuan.

9. Bapak Dicky Iman F, Bapak Asep Hadiana, Bapak Gilang M Ramadhan, Bapak Yudi N, Bapak Rd Tedy, Bapak Novantiar dan pegawai bidang asset yang turut serta membimbing di DPPKA kab.Garut.

10. Rekan-rekan kelas IF-12 angkatan 2009, terutama sahabat – sahabat tercinta Rifki Maas Faisal, Rima Resmiasari , Rido Taufik Padilah , Arie Sastra Hadiprawira, dan tidak lupa untuk rekan-rekan yang selalu membantu dan memberikan semangat Fajar Maulana, Denni Alamsyah, Lifardi , Wijaya, Gumilar , Pardini, Hena H , Dwi, Ayu, Nana, Ica, Sari, Abud, Jojo, Visi, Witri , serta rekan satu bimbingan, maupun yang selama empat tahun ini menjadi teman berbagi ilmu.

11. Sahabat-sahabat semasa SMA yang selalu tetap mendukung dan memberi semangat serta dorongan yogi, husein, shinta, tessa, ami, dini, chintya, yanuike, alegra, fikri, fachrul, Amy, Shandy, Risma, Silvya R, Fitri, Wida Via , Angkik, Rio.

12. Semua pihak yang telah membantu saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari predikat sempurna, maka untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.

Terlepas dari kekurangan yang ada semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya dalam upaya meningkatkan pengetahuan kita semua.Amin.

Bandung, Januari 2014

(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR SIMBOL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.5.1 MetodePengumpulan Data... 4

1.5.2 MetodePembangunan Perangkat Lunak ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Profil Tempat Penelitian... 7

2.1.1 Logo Instansi ... 8

2.1.2 Struktur Organisasi Instansi ... 9

2.1.3 Job DescriptioBidang Aset di DPPKA Kab.Garut... 10

2.1.3.1 Kepala Bidang Aset... 10

2.1.3.2 Seksi Analisis Kebutuhan... 10

2.1.3.3 Seksi Penatausahaan... 11

2.1.3.4 Seksi Pendayagunaan Pemanfaatan... 11

(9)

vi

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Konsep Dasar Sistem... 14

2.2.1.1 Pengertian Sistem ... 14

2.2.1.2 Bentuk Umum Sistem... 15

2.2.1.3 Karakteristik Sistem ... 15

2.2.2 Sistem Informasi... 16

2.2.2.1 Definisi Dan Konsep Dasar Sistem ... 16

2.2.2.2 Tujuan dan Aktifitas Sistem Informasi... 17

2.2.2.3 Kriteria Umum Sistem Informasi ... 17

2.2.2.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer... 18

2.2.3 Pengertian Aset... 18

2.2.4 Manajemen aset ... 20

2.2.5 Penyusutan Aset ... 21

2.2.6 Metode Garis Lurus... 21

2.2.7 Jaringan Komputer ... 22

2.2.7.1 Koneksi Antar Node... 23

2.2.7.2 Jenis-jenis Jaringan ... 24

2.3 Basis Data ... 25

2.3.1 Entity Relationship Diagram(ERD) ... 25

2.3.2 Diagram Konteks... 27

2.3.3 Diagram Arus Data ... 27

2.3.4 Kamus Data ... 28

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 29

3.1 Analisis Sistem ... 29

3.1.1 Analisis Masalah ... 29

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 29

3.1.2.1 Prosedur Pengawasan Kondisi Aset ... 30

3.1.2.2 Prosedur Pencatatan Pengadaan Aset ... 32

(10)

vii

3.1.2.4 Prosedur Pengembalian Aset Pinjam Pakai... 36

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis... 38

3.1.3.1 Analisis Pencatatan, Peminjaman dan Pengembalian serta Pengawasan .. 38

3.1.3.2 Analisis Pengkodean Aset ... 38

3.1.3.3 Analisis Pengkodean Nomor Induk Pegawai... 39

3.1.4 Analisis Monitoring dan Penyusutan... 40

3.1.5 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak... 44

3.1.6 Analisis Kebutuhan data... 45

3.1.6.1 Analisis Perangkat Keras... 45

3.1.6.2 Analisis Perangkat Lunak... 46

3.1.6.3 Analisis Pengguna... 47

3.1.6.4 Analisis Jaringan... 49

3.1.6.5 Analisis Basis Data... 50

3.1.7 Analisis Kebutuhan Fungsional... 53

3.1.7.1 Diagram Konteks... 53

3.1.7.2 Spesifikasi Proses... 65

3.1.7.3 Kamus Data... 82

3.2 Perancangan Sistem... 92

3.2.1 Diagram Sekema... 93

3.2.2 Struktur Tabel... 94

3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 99

3.2.4 Perancangan Antar Muka ... 101

3.2.4.1 Antar Muka Admin... 101

3.2.4.2 Antar Muka Seksi Pendayagunaan Pemanfaatan... 102

3.2.4.3 Antar Muka Kepala Bidang... 104

3.2.4.4 Antar Muka Petugas... 107

3.2.4.5 Perancangan Pesan ... 109

3.3 Jaringan Semantik... 112

3.3.1 Jaringan Semantik Admin... 112

(11)

viii

3.3.3 Jaringan Semantik Kepala Bidang... 114

3.3.4 Jaringan Semantik Petugas... 114

3.4 Perancangan Prosedural... 115

3.4.1 Perancangan ProseduralLogin... 115

3.4.2 Prosedural Input Data User... 116

3.4.3 Prosedural Input Data Pengawasan... 117

3.4.4 Prosedural Verifikasi 1 dan 2... 119

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN... 121

4.1 ImplementasiSistem ... 121

4.1.1 Perangkat Keras Yang Digunakan... 121

4.1.2 Perangkat Lunak Yang Digunakan... 121

4.1.3 Implementasi Database... 122

4.2 Implementasi Antarmuka... 127

4.3 Pengujian Perangkat Lunak ... 128

4.3.1 Pengujian Sistem ... 128

4.3.1.1 Sekenario Pengujian ... 128

4.3.2 Kasus dan Hasil PengujianBlack Box... 130

4.3.2.1 Equivalence Parttioning... 130

4.3.2.1.1 PengujianLogin... 130

4.3.3 Kesimpulan Pengujian... 135

4.3.4 Pengujian Beta... 135

4.3.4.1 Sekenario Pengujian Beta... 135

4.3.5 Kesimpulan Pengujian Beta... 139

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 141

5.1 Kesimpulan... 141

5.2 Saran... 141

(12)

142

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ian Sommerville,Software Enginering, Rekayasa Perangkat Lunak, 6th ed. Jakarta: Erlangga, 2003.

[2] Kadir Abdul ,Pengenalan Sistem Informasi.Yogyakarta: ANDI, 2003 [3] Nurcholis, Hanif dan Djony Herfan (2009), Perencanaan Partisipatif

Pemerintah Daerah.Jakarta: Grasindo

[4] Suandy Erly,Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat,2008

[5] Melwin Syafrizal, Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta : ANDI OFFSET, 2005

[6] Hutabarat I bernaridho ,Pengolahan Basis data. Yogyakarta : ANDI, 2004. [7] Dr.Waluyo, Msc, MM, Akt, Akuntansi Pajak, Jakarta : Salemba Empat,

(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset disingkat DPPKA yang beralamat di Jl. Kiansantang No.3 Kabupaten Garut ini merupakan Dinas Keuangan yang memiliki tugas untuk melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang pendapatan, pengelolaan dan aset daerah. Dalam pengelolaan aset, harus menggunakan suatu pertimbangan aspek perencanaan kebutuhan dan penganggaran pengadaan, penerimaan, penyimpanan serta pengawasan dan pengendalian, agar aset daerah mampu memberikan kontribusi optimal bagi yang bersangkutan.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Aset DPPKA keterbatasannya pengelolaan dan pemantauan aset yang didistribusikan kepada pegawai menyebabkan sulitnya untuk mengetahui informasi aset tersebut apabila pegawai yang bersangkutan pindah jabatan atau tidak menggunakannya lagi, sehingga aset yang di berikan kepada pegawai sulit untuk di lacak keberadaannya dan kadang aset yang diberikan kepada pegawai tersebut di buat menjadi hak milik pribadi. Selain itu, bidang aset juga memiliki kesulitan dalam pemantauan keadaan aset yang ada, dikarenakan untuk saat ini pemantauan hanya di lihat berdasarkan laporan yang diberikan kepada bidang aset, dan saat ini sering terjadi penumpukan barang yang masih layak digunakan tetapi sudah diajukan untuk pengadaan barang baru, sehingga kepala bidang kesulitan dalam pengawasan kelayakan aset untuk anggaran proyek dalam pengadaan aset yang baru. Masalah lain yang dihadapi yaitu, sulitnya dalam pemeliharaan aset yang disebabkan atas penumpukan dan penduplikasian dokumen yang membuat lambatnya dalam pemenuhan kebutuhan serta pelaporan untuk pengarsipan.

(14)

2

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan dalam sebuah pertanyaan yaitu bagaimana membangun sistem pengawasan aset di dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset (DPPKA) Kabupaten Garut.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Maksud

Maksud dari penyusunan laporan tugas akhir ini yaitu membangun sistem pengawasan aset di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Garut.

1.3.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari dibangunnya sistem pengawasan aset ini adalah :

1. Memudahkan petugas di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) dalam melakukan pencatatan peminjaman atau pemberian dan pengembalian aset yang diberikan kepada pegawai dan memudahkan kepala bidang Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam pengawasan aset yang diberikan kepada pegawai.

2. Membantu petugas dan kepala bidang aset Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) dalam memudahkan proses pemantauan kelayakan aset untuk pengadaan aset baru pada anggaran proyek.

(15)

3

1.4 Batasan Masalah

Permasalahan dalam pengkajian sangat luas maka diperlukan suatu batasan masalah agar penyajian lebih terarah dan mencapai sasaran yang ditentukan, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Data yang diolah sesuai data aset ,data pegawai, yang diberikan oleh bagian aset DPPKA Kabupaten garut.

2. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasisdesktopmenggunakanclientserver.

3. Data aset yang diolah adalah data barang bergerak seperti peralatan dan mesin serta data aset barang tidak bergerak seperti bangunan dan gedung.

4. Data aset peralatan dan mesin hanya alat-alat angkutan dan alat-alat kantor dan rumah tangga.

5. Parameter Pendistribusian diatur dalam peraturan mentri dalam negeri no.17 thn 2007 tentang jukris pengelolaan barang milik daerah.

6. Bentuk monitoring berupa grafik dilihat dari kondisi aset.

7. Pemantauan peminjaman atau pemberian dan pengembalian aset berdasarkan waktu pinjam atau pemberian dan pengembalian, jumlah, penyebaran.

8. Pemantauan kelayakan aset berdasarkan pada kondisi aset 9. Metode untuk penyusutan aset menggunakan metode garis lurus

10. Penyusutan aset hanya pada gedung dan bangunan serta peralatan dan mesin. 11. Metode analisis yang akan digunakan dalam pembangunan sistem ini

berdasarkan analisis terstruktur, dimana pemodelan datanya menggunakan

ERD (Entity Relationship Diagram) serta untuk menggambarkan pemodelan fungsionalnya menggunakanDFD (Data Flow Diagram).

1.5 Metodologi Penelitian

(16)

4

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Literatur (Library Research)

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

b. Wawancara (Interview)

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan Kepala Bidang yang ada kaitannya dengan topik yang diambil.

c. Observasi (Obsevation Research)

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung di DPPKA.

1.5.2 Metode Pembuatan Perangkat Lunak

Metode analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, karena menghasilkan sistem yang terstruktur dengan baik di setiap prosesnya. Waterfallmerupakan salah satu model pengembangansoftware, dimana kemajuan suatu proses dipandang sebagai aliran yang mengalir ke bawah seperti air terjun. Maka tahapan dalam model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan. Selain itu dari satu tahap kita dapat kembali ke tahap sebelumnya, gambar dan tahapan yang meliputi beberapa proses tersebut yaitu:

Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan perangkat lunak pada model

waterfall, yang meliputi beberapa proses dan dapat dilihat pada Gambar I.1 [1]: a. Requirements analysis and definition : Pada tahap ini mengumpulkan

kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus di penuhi oleh program yang akan di bangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap. b. System and software desaign : tahap ini dikerjakan setelah kebutuhan selesai

(17)

5

c. Implementation and unit testing : Tahap desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.

d. Integration and system testing : Tahap penyatuan unit-unit program kemudian di uji secara menyeluruh.

e. Operation and Maintenance : Tahap mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.

Gambar 1.1. Model Waterfall

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

(18)

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentangprofileumum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset kabupaten garut, logo DPPKA , struktur organissai DPPKA,landasan teori yang berisi teori - teori yang melandasi dari pembangunan sistem pengawasan aset di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) kabupaten Garut.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan mengenai hasil analisis terhadap sistem yang sedang berjalan untuk mengetahui kekurangan dan kebutuhan sistem yang akan dibangun agar menjadi lebih baik. Menjelaskan tentang perancangan sistem secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis. Perancangan sistem ini mencakup perancangan basis data, pemodelan sistem yang dibuat, seperti Diagram Konteks, Data Flow Diagram. Selain itu juga terdapat perancangan antar muka dari sistem yang akan di bangun.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat disertai juga hasil pengujian sistem yang dilakukan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset kabupaten Garut, sehingga diketahui apakah sistem yang dibangun sudah memenuhi syarat sebagai aplikasi yang user-friendly dan metode pengujian dalam sistem pengawasan aset ini menggunakan pengujianblack box.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profile Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA)

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Garut, berawal dari penggabungan tiga Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu Bagian Keuangan, Bagian Perlengkapan, dan Dinas Pendapatan Kabupaten Garut, yang berdiri sejak 20 Desember 2006 dengan nama satuan kerja perangkat daerah yaitu Badan Pengelolaan Keuangan Daerah atau disingkat BPKD, namun pada tahun 2008 berubah menjadi DPPKA atas dasar hukum yaitu peraturan daerah nomor 22 pada tahun 2008, tentang Dinas Perangkat Daerah dan keputusan Bupati Garut Nomor 423 tahun 2008 tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Garut.

Berdasarkan perkembangan dan perubahan peraturan pemerintah maka di terbitkan peraturan daerah kabupaten Garut Nomor 7 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas peraturan daerah kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang pembentukan dan susunan organisasi dinas daerah kabupaten Garut dan ditindak lanjuti dengan peraturan Bupati Garut Nomor 537 tahun 2012 tentang tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset kabupaten Garut.

Adapun visi dan misi dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) yaitu:

a. Visi

Terwujudnya peningkatan pendapatan pengelolaan keuangan dan aset

yang akuntabel”.

b. Misi

1. Meningkatkan Pendapatan Daerah melalui Intesifikasi dan Ekstensifikasi, 2. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Aparatur Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Garut.

(20)

8

2.1.1 Logo Dinas Pendapatan Pengelolan Keuangan dan Aset (DPPKA)

Logo merupakan identitas dari sebuah instansi sebagai komunikasi arti dan makna terhadap jati diri. Berikut adalah logo dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).

Gambar 2.1 Logo Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

(DPPKA)

Arti lambang Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA)

1. Bentuk dan ukuran ialah sebuah perisai bersudut 3, bergaris tepi kuning tua yang merupakan bingkai dengan ukuran lebar 3 dan tinggi 4..

2. Memiliki lukisan Langit biru pada bagian atas perisai. 3. Bintang bersudut 5 warna kuning emas bersinar.

4. Gunung, warna biru tua, berpuncak 5 yang menggambarkan gunung talagabodas, gunung cakrabuana, gunung cikuray, gunung papandayan, dan gunung guntur.

5. Sungai, dilukiskan dengan 3 garis putih, yang menggambarkan 3 sungai besar di daerah kabupaten daerah tingkat II Garut, yaitu sungai cimanuk, cikandang dan cilaki .

6. Gelombang laut, 2 buah garis berwarna biru laut menggambarkan batas selatan Kabupaten Garut merupakan samudera Indonesia yang bergelombang besar. 7. Hamparan berwarna hijau tua pada perisai bagian bawah menggambarkan

(21)

9

8. Sebuah Jeruk Garut, berwarna kuning jeruk yang merupakan hasil spesifik dari kabupaten daerah tingkat II Garut yang disebut dimana-mana dengan sebutan jeruk Garut.

9. Kelengkapan, berupa pita merah yang terletak di bawah menyangga perisai,

kedua ujungnya terdapat lipatan dan tertulis huruf putih berbunyi “TATA

TENGTREM KERTARAHARJA”

2.1.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA)

Struktur organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA).

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

(22)

10

2.1.3 Job Description Bidang Aset di Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Kabupaten Garut

2.1.3.1 Kepala Bidang Aset

1. Bidang pengelolaan aset dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

2. Kepala bidang aset mempunyai tugas pokok membantu kepala dinas dalam melaksanakan kegiatan di bidang aset.

3. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagimana dimaksud ayat (2), Kepala Bidang Aset mempunyai fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis bidang;

b. Penyelenggara program dan kegiatan bidang ; dan

c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugas

d. Penyelenggaraan monitoring,evaluasi dan pelaporan capaian kerja bidang aset.

4. Kepala Bidang aset membawahkan : a. Seksi analisis kebutuhan

b. Seksi penatausahaan;dan

c. Seksi pendayagunaan dan pemanfaatan.

2.1.3.2 Seksi Analisis Kebutuhan

1. Seksi Analisis Kebutuhan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

2. Kepala Seksi Analisis Kebutuhan mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam melaksanakan kegiatan di bidang aset.

3. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagimana dimaksud ayat (2),Kepala seksi analisis mempunyai fungsi :

(23)

11

b. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja seksi analisis kebutuhan;

c. Pengumpulan dan Pengolahan data seksi analisis kebutuhan;

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja seksi analisis kebutuhan; dan

e. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugasnya.

2.1.3.3 Seksi Penatausahaan

1. Seksi Penatausahaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

2. Kepala Seksi Penatausahaan mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang dalam melaksanakan kegiatan di bidang aset.

3. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagimana dimaksud ayat (2),Kepala seksi penatausahaan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan Kebijakan teknis operasional seksi penatausahaan;

b. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja seksi penatausahaan; c. Pengumpulan dan Pengolahan data seksi penatausahaan;

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja seksi penatausahaan; dan

e. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugasnya.

2.1.3.4 Seksi Pendayagunaan dan Pemanfaatan

1. Seksi Pendayagunaan dan Pemanfaatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

(24)

12

3. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagimana dimaksud ayat (2), Kepala seksi pendayagunaan dan pemanfaatan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan Kebijakan teknis operasional seksi pendayagunaan dan pemanfaatan;

b. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja seksi pendayagunaan dan pemanfaatan;

c. Pengumpulan dan Pengolahan data seksi pendayagunaan dan pemanfaatan;

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja seksi pendayagunaan dan pemanfaatan; dan

e. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugasnya.

2.1.4 Kodefikasi dan Kartu Inventaris Barang

Kodefikasi Barang adalah Nomor Kode yang menggambarkan Bidang, Kelompok, Sub-Kelompok dan Sub-sub Kelompok atau jenis barang, dengan demikian kode barang terdiri dari 14 digit sebagai berikut:

A. Kode Golongan Barang terdiri dari 2 digit B. Kode Bidang Barang terdiri dari 2 digit C. Kode Kelompok Barang terdiri dari 2 digit D. Kode Sub-Kelompok Barang terdiri dari 2 digit E. Kode Sub-sub Kelompok Barang terdiri 2 digit

Adapun daftar kode golongan dan bidang barang seperti pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Daftar Kode Golongan dan Bidang Barang

GOLONGAN

B I D A N G NOMOR KODE

No.Kode Uraian No

(25)

13

Alat-alat bengkel dan Alat Ukur

Alat-alat pertanian/Peternakan

Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga

Alat-alat studio dan Komunikasi

03 Gedung dan Bangunan 11

12

Bangunan Monumen

AlatUkur

11

12

04 Jalan, Irigasi, Jaringan 13

14

(26)

14

Ada 4 jenis Kartu Inventaris Barang (KIB) terdiri dari: a. KIB-A : Tanah

b. KIB-B : Peralatan dan Mesin c. KIB-C : Gedung dan Bangunan d. KIB-D : Jalan Irigasi dan Jaringan e. KIB-E : Aset Tetap Lainnya

f. KIB-F: Konstruksi dalam Pengerjaan

2.2 Landasan Teori

Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan, serta membantu dalam penyusunan penelitian. Teori-teori yang digunakan tersebut, bukan sekedar pendapat dari pengajaran saja, melainkan teori yang sudah teruji kebenarannya.

2.2.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai satu tujuan. Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem).

Subsistem-subsitem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa, sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi (integrated).[2]

2.2.1.1 Pengertian Sistem

(27)

15

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan komponennya. Sistem yang menekankan pada prosedurnya mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Sedangkan pendekatan sistem yang menekankan pada komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.2.1.2 Bentuk Umum Sistem

Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas masukan (input), proses, dan keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini dapat melakukan satu atau lebih masukan yang akan diproses dan menghasilkan keluaran sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Bentuk umum sistem dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini.

Gambar 2.3 Bentuk Umum Sistem

2.2.1.3 Karakterisik Sistem

Adapun karakteristik dari suatu sistem, yaitu : 1. Komponen-komponen (Components)

(28)

16

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem yang lain atau dengan linkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

3. Lingkungan Luar Sistem(Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Perhubungan (Interface)

Perhubungan merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan subsistem lain.

5. Masukan (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. 6. Keluaran (Output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7. Pengolahan

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran

8. Sasaran (Object)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran-sasaran dari sistem sangat membutuhkan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.2.2 Sistem Informasi

2.2.2.1 Definisi dan Konsep Dasar Sistem Informasi

(29)

17

informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

Menurut Jogiyanto (2005:11), telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Pertanyaannya adalah dari mana informasi tersebut bisa di dapatkan?. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (information sistem) atau disebut juga dengan processing system atau information processing system atau information generating system.

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, member sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik.[2]

2.2.2.2 Tujuan dan Aktifitas Sistem Informasi

Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistematikkan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi suatu organisasi. Sedangkan kegiatan yang dimaksud adalah mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi (komunikasi) yang diperlukan di dalam mengoperasikan seluruh aktifitas organisasi yang bersangkutan.

2.2.2.3 Kriteria Umum Sistem Informasi

Kriteria umum sistem informasi merupakan variabel keluaran sistem yang dianggap sebagai ukuran unjuk-kerja. Kriteria umum tersebut mencakup:

1. Debit, yaitu jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan waktu. 2. Response time, yaitu waktu antaraevent, reaksi terhadapeventsampai dengan

(30)

18

3. Cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data (makin rendah makin baik).

4. Pemenuhan fungsi, maksudnya fungsi-fungsi yang didefinisikan (requirements) harus dapat dijalankan sebagaimana direncanakan.

2.2.2.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer

Sistem informasi berbasis komputer atau disingkat CBIS ( Computer-Based System Information) bukan merupakan hal yang baru sekarang. Teknologi ini selalu mengalami kemajuan dan perubahan yang sangat cepat sejak pertama kali diperkenalkan. Adapun ciri-ciri umum dari CBIS adalah sebagai berikut: 1. Data tersimpan di dalam media yang dapat dibaca oleh mesin dan bersifat

padat (compact) hingga lebih mudah dan cepat untuk ditelusuri.

2. Sekumpulan data yang berukuran besar dapat disimpan di dalam satu lokasi saja. Sementara analisis dari berbagai himpunan data untuk memperoleh gambaran yang lengkap akan lebih mudah untuk dilakukan.

3. Kecepatan pengolahan data sangat tinggi dan sudah menjadi prioritas.

4. Transmisi data dapat dilakukan melalui sarana telekomunikasi (kabel,

microwave).

5. Secara keseluruhan, delay atau keterlambatan yang terdapat di dalam aliran data dan informasi relatif kecil karena proses-proses penelusuran, pengolahan, dan transmisi data dapat dilakukan dengan cepat.

6. Lokasi-lokasi pengembangan dan pengoperasian sistem yang tersebar tidak menghalangi kemudahan dalam memonitor dan mengoordinasikan segala aktivitas terkait.

2.2.3 Pengertian Aset

Aset adalah nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Yang dapat dimasukkan ke dalam kolom asset salah satunya adalah gedung dan bangunan. Untuk keperluan analisis dirinci menjadi beberapa kategori, seperti;

(31)

19

persediaan. Pada suatu neraca biasanya di kelompokan menjadi aset lancar dan tidak lancar. Perbandingan antara aset lancar dan kewajiban aset lancar disebut rasio lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolak ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiiban jangka pendeknya.

2. Aset tetap adalah harta tetap yang menunjang kegiatan oprasional yang sifatnya permanen kepemilikan. Contohnya gedung, mobil, motor. 3. Aset tidak berwujud adalah yang tidak memiliki wujud fisik.

Contohnya hak cipta, paten, merk dagang. 4. Aset pajak tangguhan

5. Aset lain

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan. Diharpakan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah, masyarakat, serta dapat di ukur dalam satuan uang, termasuk dalam sumber daya keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang di perlihara karena alasan sejarah dan budaya.

Sebagai salah satu komponen dari manajemen, pengelolaan aset pada hakekatnya merupakan bagian integral dari pengelolaan keuangan suatu organisasi, yang dimaksud dengan aset adalah semua barang yang diperlukan sebagai sarana pendukung dan harta milik perusahaan.

Pengelompokan barang; 1. Barang bergerak

a. Barang yang habis pakai yaitu barang yang volumenya pada waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut akan habis atau tidak berfungsi lagi.

(32)

20

2. Barang tidak bergerak yaitu barang yang tidak berpindah-pindah tempat misalnya berupa tanah,bangunan. monument dan sebagainya.[7]

2.2.4 Manajemen aset

Manajemen aset secara umum , tidak terlepas dari siklus pengelolaan barang yang di mulai dari perencanaannya sampai penghapusan barang tersebut, sebagai berikut:

1. Perencanaan aset (asset planing), 2. Pengadaan aset (asset creation),

3. Manajemen keuangan (financial management),

4. Evaluasi kondisi aset (asset condition),

5. Perawatan dan pengoperasian aset (asset operation and maintenace),

6. Rehabilitasi dan penggantian aset (asset rehabilitation and replacement),

7. Penghapusan dan rasionalisasi aset (asset disposal and rasionalisation),dan

8. Kajian ulang terhadap manajemen aset (asset management review).

Namun, dalam tugas akhir ini hanya membahas tentang pengadaan dan evaluasi kondisi aset, dimana dalam tahap pengadaan aset, memiliki sangkut paut dengan bagaimana alternatif pengadaan aset untuk memenuhi kebutuhan masing-masing satuan kerja. Diperlukan perhitungan yang teliti dalam alternatif pengadaan.

Dalam tahapan selanjutnya, mengevaluasi kondisi aset yang dimiliki atau dalam pengawasan. Hal ini digunakan untuk memetakan aset mana saja yang masih layak atau memerlukan perbaikan menyeluruh.

(33)

21

suatu proses pemantauan dan penilaian atas pencapaian tujuan, untuk kemudian diambil tindakan korektif bagi penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut.[3]

2.2.5 Penyusutan aset

Dalam kajian teori akuntansi, mendefinisikan secara tepat pengertian penyusutan, dimana penyusutan aset yaitu berlalunya waktu akan mengalami penurunan kapasitas dalam memberikan jasa.

Aset tetap yang disusutkan adalah aset tetap yang memiliki masa manfaat terbatas. Tanah yang umumnya memiliki masa manfaat yang tidak terbatas tidak di susutkan. Untuk aset tetap yang termasuk barang milik negara, aset tetap yang disusutkan adalah :

a. Gedung dan bangunan b. Perlatan dan mesin

c. Jalan, irigasi dan jaringan, dan d. Aset tetap lainnya.

Aset tetap yang tidak disusutkan adalah: a. Aset tetap yang dinyatakan hilang. b. Aset tetap dalam kondisi rusak berat.

Artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai masa guna itu habis, nilai mobil yang bersangkutan adalah nol. Metode penyusutan yang digunakan yaitu metode garis lurus.[4]

2.2.6 Metode Garis Lurus

(34)

22

periodenya. Penyusutan dilakukan dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari asset tetap secara merata setiap semester selama masa manfaatnya.[4]

Masa manfaat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor prakiraan daya pakai dan keusangan dari asset tetap yang bersangkutan. Masa manfaat di lihat dari peraturan yang terkait dengan penggunaan suatu asset. Penentuan masa manfaat asset tetap dilakukan untuk setiap unit asset tetap yang berpedoman pada masa manfaat yang telah di tentukan.

Perbaikan asset tetap dapat menambah masa manfaat, kualitas atau kapasitas asset tetap yang bersangkutan. Perbaikan tersebut melalui:

a. Renovasi, merupakan kegiatan penambahan, perbaikan dan/atau penggantian bagian asset tetap dengan maksud meningkatkan masa manfaat, kualitas dan kapasitas.

b. Restorasi, kegiatan perbaikan asset tetap yang rusak dengan tetap mempertahankan arsitekturnya

c. Overhaul, kegiatan penambahan, perbaikan, dan/atau penggantian bagian peralatan mesin dengan maksud meningkatkan masa manfaat, kualitas dan kapasitas.

2.2.7 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah himpunan “interkoneksi” antara 2 komputer

autonomous atau lebih yang terhubungan dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Bila sebuah komputer dapat membuat computer lainnya

restart, shutdown, atau melakukan kontrol lainnya, maka komputer-komputer tersebut bukan autonomous (tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh).

(35)

23

teks, audio, maupun video bergerak melalui media kabel atau pun tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file/ data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-sama.

Tiap komputer , printer atau peripheral yang terhubung dalam jaringan disebut dengan node. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih, dapat berjumlah puluhan komputer, ribuan, atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain.[5]

2.2.7.1 Koneksi Antar Node

Di dalam jaringan komputer dikenal sistem koneksi antar node (komputer), yaitu:

1. Peer to Peer

Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer). Untuk penggunaan khusus, seperti laboratorium komputer, riset, dan lain-lain.

Peer to peer adalah suatu model dimana PC dapat memakai

resource pada PC lain atau memberikan resource-nya untuk dipakai PC lain. Dengan kata lain dapat berfungsi sebagai client maupun server pada periode yang sama. Metode peer to peer ini pada sistem Windows dikenal sebagai workgroup, di mana tiap-tiap koputer dalam satu jaringan dikelompokan dalam satu kelompok kerja.

(36)

24

2. Client-Server

Client server digunakan pada jaringan lokal dimana ada suatu unit komputer yang berfungsi sebagai serveryang hanya memberikan layanan bagi computer lain dan client hanya meminta layanan dari server. Akses dilakukan secara transparan dari client dengan melakukan login terlebih dahulu ke server yang dituju.

Client hanya bisa menggunakan resource yang disediakan server sesuai dengan otoritas yang diberikan oleh administrator. Aplikasi yang dijalankan pada sisi client merupakan resource yang tersedia diserveratau aplikasi yang di-instal di sisi client namun hanya bisa dijalankan setelah terkoneksi ke server.

Jenis layanan Client-Server antara lain:

a. File Server : memberikan layanan fungsi pengolahan file. b. Print Server: meberikan layanan fungsi pencetakan.

c. Database Server: proses-proses fungsional mengenai database dijalankan pada mesin ini dan stasiun lain dapat meminta pelayanan.

d. DIP(Document Information Processing): memberikan layanan fungsi penyimpanan, manajemen dan pengambilan data.

2.2.7.2 Jenis-Jenis Jaringan

Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Local Area Network(LAN)

Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih jauh sekitar 200m.

2. Metropolitan Area Network(MAN)

(37)

25

jangkauannya. Jaringan ini biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti perbankan, BUMN, perusahaan-perusahaan penjualan motor, dan lain-lain. Simulasinya dapat kita lihat pada gambar di bawah ini. 3. Wide Area Network(WAN)

Jaringan jenis ini merupakan jaringan terbesar karena mencakup radius antarnegara bahkan benua tanpa batasan geografis seperti jenis jaringan yang lain.

2.3 Basis Data

Basis data terdiri atas dua kata yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Sedangkan data adalah representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.

Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti : 1. Kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian

rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

3. Kumpulan file atau tabel atau arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.[6]

2.3.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

(38)

26

1. Entitas, adalah suatu objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.

2. Atribut, entitas mempunyai elemen yang disebut atribut dan berfungsi mendeskripsikan karakter entitas.

3. Hubungan, entitas dapat berhubungan satu sama lain, hubungan ini dinamakan

relationship. Sebagaimana halnya entity maka dalam hubungan juga harus dibedakan antara hubungan dan isi hubungan.

Pada suatu hubungan antar entitas terdapat tiga jenis hubungan yaitu: 1. Hubungan satu ke satu (One to one relationship)

Artinya setiap entitas pada himpunan entitas pertama berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan kedua, begitu juga sebaliknya.

Gambar 2.5 ERD dengan relasi satu ke satu

2. Hubungan satu ke banyak (One to many relationship)

Artinya setiap entitas pada himpunan entitas pertama berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas kedua, tetapi setiap entitas pada himpunan entitas kedua hanya dapat berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas pertama.

Gambar 2.6 ERD dengan relasi satu ke banyak

3. Hubungan banyak ke banyak (many to many relationship)

(39)

27

Gambar 2.7 ERD dengan relasi banyak ke banyak

2.3.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah suatu alat atau metode penggambaran suatu sistem informasi secara global, baik sistem informasi yang berbasis komputer atau tidak berbasis komputer. Diagram konteks terdiri dari sebuah simbol proses yang mewakili keseluruhan proses dalam sistem dan minimal sebuah external entity

(entitas luar) yang merupakan sumber atau tujuan data dari sistem tersebut dan aliran data yang menggambarkan aliran suatu masukan ataupun keluaran dari sistem tersebut. Berdasarkan notasi Yourdon proses digambarkan dengan lingkaran, entitas luar dengan persegi panjang, dan aliran data digambarkan dengan garis yang diberi mata panah.

2.3.3 Diagram Arus Data

DAD (Diagram Arus Data) merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang tersruktur (Structured Analysis and Design). DAD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. Untuk mewakili arus data dalam suatu sistem digunakan notasi atau simbol sehingga sangat membantu dalam komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika. Beberapa simbol yang sering digunakan di DAD untuk maksud mewakili :

1. External entity(kesatuan luar) atauboundary(batas sistem)

(40)

28

organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

2. Data flow(arus data)

Arus data menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data di DAD diberi simbol suatu panah. Arus data sebaiknya diberi nama

yang

jelas dan mempunyai arti.

3. Process(proses)

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses data ditunjukkan dengan simbol lingkaran. Setiap proses harus diberi penjelasan yang lengkap meliputi identifikasi proses, nama proses dan pemroses.

4. Data Store(Simpanan data)

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database di sistem komputer.

2.3.4 Kamus Data

Kamus data (data dictionary) adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dibuat pada tahap analisis maupun pada tahap perencanaan sistem. Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Kamus data harus memuat hal-hal berikut ini:

1. Nama arus data 2. Panjang karakter 3. Tipe data

(41)

141

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diulas tentang kesimpulan yang berisi hasil-hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis, desain, dan implementasi dari perancangan perangkat lunak yang dibangun dan telah dikembangkan serta saran-saran yang akan memberikan catatan penting dan kemungkinan perbaikan yang perlu dilakukan untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan, dan pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. peminjaman dan pengembalian asset yang didistribusikan kepada pegawai sudah dapat terawasi oleh kepala bidang asset sehingga mudah untuk mendapatkan informasi keberadaan asset tersebut.

2. Memudahkan dalam proses pemantauan kelayakan asset, sehingga tidak terjadi lagi penumpukan barang.

3. Memudahkan dalam pendokumentasian asset, sehinggatidak terjadi penduplikasian dokumen.

5.2. Saran

Dari semua hasil yang telah dicapai saat ini, masih mempunyai beberapa kekurangan. Disarankan untuk menambahkan hal-hal yang dapat melengkapi sistem pengawasan aset ini yang akan datang. Diantaranya adalah :

1. Perangkat lunak sistem pengawasan aset ini masih dapat dikembangkan seiring dengan berkembangnya spesifikasi kebutuhan pengguna sistem yang harus dipenuhi dalam mencapai hasil dan kinerja sistem yang lebih baik.

(42)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

SISTEM PENGAWASAN ASET DI DINAS PENDAPATAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN GARUT

Ridlo Mustofa Zaini

Teknik Informatika–Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

E-mail :ridlomustofazaini_if12@yahoo.com

ABSTRAK

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset yang beralamat di Jl. Kiansantang No.3 Kabupaten Garut ini merupakan dinas keuangan yang memiliki tugas untuk melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang pendapatan, pengelolaan dan asset daerah. Kepala Bidang Aset menjelaskan bahwa keterbatasannya pengelolaan dan pemantauan asset yang di distribusikan kepada pegawai menyebabkan sulitnya informasi untuk mengetahui informasi keberadaan asset tersebut, dan sulitnya pemantauan kondisi asset yang ada.

Melihat permasalahan yang ada pada pemantauan asset ini maka untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dibangun sebuah sistem pengawasan yang berbasis desktop yang gunanya untuk membantu proses pengawasan informasi asset dan kondisi asset tersebut. Perangkat lunak ini dibangun menggunakan metode pemodelan terstruktur yang menggunakantool Delphi 7sebagai desain tampilan antar muka dan MySQL sebagai media pengolahandatabase.

Setelah melakukan analisis, perancangan, pengujian dan melakukan wawancara kepada petugas, kepala bidang dan seksi pendayagunaan pemanfaatan, maka dapat diperoleh kesimpulan sistem yang dibangun dapat memudahkan petugas, kepala bidang dan seksi pendayaguanaan dan pemanfaatan untuk proses pengawasan asset yang mengacu pada ketentuan yang ada.

Kata kunci :Sistem, Pengawasan, Aset

1. PENDAHULUAN 1.1 Rumusan Masalah

Keterbatasannya pengelolaan dan pemantauan aset yang didistribusikan kepada pegawai menyebabkan sulitnya untuk mengetahui informasi aset tersebut apabila pegawai yang bersangkutan pindah jabatan atau tidak menggunakannya lagi, sehingga aset yang di berikan kepada pegawai sulit untuk di lacak keberadaannya dan kadang aset yang diberikan kepada pegawai tersebut di buat menjadi hak milik pribadi. Selain itu, bidang aset juga memiliki kesulitan dalam pemantauan keadaan aset yang ada, dikarenakan untuk saat ini pemantauan hanya di lihat berdasarkan

laporan yang diberikan kepada bidang aset, dan saat ini sering terjadi penumpukan barang yang masih layak digunakan tetapi sudah diajukan untuk pengadaan barang baru, sehingga kepala bidang kesulitan dalam pengawasan kelayakan aset untuk anggaran proyek dalam pengadaan aset yang baru. Masalah lain yang dihadapi yaitu, sulitnya dalam pemeliharaan aset yang disebabkan atas penumpukan dan penduplikasian dokumen yang membuat lambatnya dalam pemenuhan kebutuhan serta pelaporan untuk pengarsipan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan maka dibutuhkan sebuah sistem informasi yang berfungsi untuk memudahkan pengelolaan, pengawasan aset yang tersedia.

Maksud yang ingin dicapai penulis dalam menyelesaikan masalah yang ada dengan membuat sistem pengawasan aset di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Garut.. Sedangkan Tujuan yang diharapkan dari pembangunan sistem ini diantaranya yaitu:

1. Memudahkan petugas di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) dalam melakukan pencatatan peminjaman atau pemberian dan pengembalian aset yang diberikan kepada pegawai dan memudahkan kepala bidang Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam pengawasan aset yang diberikan kepada pegawai.

2. Membantu petugas dan kepala bidang aset Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) dalam memudahkan proses pemantauan kelayakan aset untuk pengadaan aset baru pada anggaran proyek.

3. Memudahkan petugas dan kepala bagian aset Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) dalam pemeliharaan dokumen aset.

2. ISI PENELITIAN 2.1Metodologi Penelitian

(43)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

suatu metodologi yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan informasi dalam situasi atau kejadian dimasa sekarang secara sistematis, faktual dan akurat. Metode analisis deskriptif terdiri dari metode pengumpulan data dan pembangunan perangkat lunak.

2.2 Sistem Informasi

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem (gabungan) manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Definisi lain menyatakan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian [1].

2.2.2 Tujuan dan Aktifitas Sistem Informasi

Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistematikkan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi suatu organisasi. Sedangkan kegiatan yang dimaksud adalah mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi (komunikasi) yang diperlukan di dalam mengoperasikan seluruh aktifitas organisasi yang bersangkutan.

2.2.3 Kriteria Umum Sistem Informasi

Kriteria umum sistem informasi merupakan variabel keluaran sistem yang dianggap sebagai ukuran unjuk-kerja. Kriteria umum tersebut mencakup:

Debit, yaitu jumlah data dan informasi yang

mengalir (bits) per-satuan waktu.

✂✁ Response time, yaitu waktu antaraevent, reaksi

terhadap eventsampai dengan proses terhadap event selesai dilakukan (makin cepat makin baik).

✄✁ Cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh informasi dari data (makin rendah makin baik).

☎✁ Pemenuhan fungsi, maksudnya fungsi-fungsi

yang didefinisikan (requirements) harus dapat dijalankan sebagaimana direncanakan.

2.2.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer

Sistem informasi berbasis komputer atau disingkat CBIS (Computer-Based System Information) bukan merupakan hal yang baru sekarang. Teknologi ini selalu mengalami kemajuan dan perubahan yang sangat cepat sejak pertama kali

diperkenalkan. Adapun ciri-ciri umum dari CBIS adalah sebagai berikut:

1. Data tersimpan di dalam media yang dapat dibaca oleh mesin dan bersifat padat (compact) hingga lebih mudah dan cepat untuk ditelusuri. 2. Sekumpulan data yang berukuran besar dapat

disimpan di dalam satu lokasi saja. Sementara analisis dari berbagai himpunan data untuk memperoleh gambaran yang lengkap akan lebih mudah untuk dilakukan.

3. Kecepatan pengolahan data sangat tinggi dan sudah menjadi prioritas.

4. Transmisi data dapat dilakukan melalui sarana telekomunikasi (kabel,microwave).

5. Secara keseluruhan, delay atau keterlambatan yang terdapat di dalam aliran data dan informasi relatif kecil karena proses-proses penelusuran, pengolahan, dan transmisi data dapat dilakukan dengan cepat.

6. Lokasi-lokasi pengembangan dan pengoperasian sistem yang tersebar tidak menghalangi kemudahan dalam memonitor dan mengoordinasikan segala aktivitas terkait.

2.3 Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan. Diharpakan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah, masyarakat, serta dapat di ukur dalam satuan uang, termasuk dalam sumber daya keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang di perlihara karena alasan sejarah dan budaya.

Sebagai salah satu komponen dari manajemen, pengelolaan aset pada hakekatnya merupakan bagian integral dari pengelolaan keuangan suatu organisasi, yang dimaksud dengan aset adalah semua barang yang diperlukan sebagai sarana pendukung dan harta milik perusahaan.

Pengelompokan barang; 1. Barang bergerak

a. Barang yang habis pakai yaitu barang yang volumenya pada waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut akan habis atau tidak berfungsi lagi.

b. Barang tak habis pakai yaitu barang yang dapat dipakai berulang-ulang tingkat susut volumenya, masa kegunaannya dalam jangka waktu panjang, serta memerlukan perawatan agar selalu siap pakai.

(44)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

2.4 Manajemen Aset

Manajemen aset secara umum , tidak terlepas dari siklus pengelolaan barang yang di mulai dari perencanaannya sampai penghapusan barang tersebut, sebagai berikut:

1. Perencanaan aset (asset planing), 2. Pengadaan aset (asset creation), 3. Manajemen keuangan (financial management),

4. Evaluasi kondisi aset (asset condition),

5. Perawatan dan pengoperasian aset (asset operation and maintenace),

6. Rehabilitasi dan penggantian aset (asset rehabilitation and replacement),

7. Penghapusan dan rasionalisasi aset (asset disposal and rasionalisation),dan

8. Kajian ulang terhadap manajemen aset (asset management review).

Monitoring adalah bagian dari manajemen pembangunan yaitu kegiatan mengamati kembali serta mengawasi secara terus menerus atau berkala terhadap pelaksanaan program/kegiatan yang sedang berjalan. Monitoring dilakukan dalam suatu proses pemantauan dan penilaian atas pencapaian tujuan, untuk kemudian diambil tindakan korektif bagi penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut.[3]

2.5Penyusutan Aset

Dalam kajian teori akuntansi, mendefinisikan secara tepat pengertian penyusutan, dimana penyusutan aset yaitu berlalunya waktu akan mengalami penurunan kapasitas dalam memberikan jasa.

Aset tetap yang disusutkan adalah aset tetap yang memiliki masa manfaat terbatas. Tanah yang umumnya memiliki masa manfaat yang tidak terbatas tidak di susutkan. Untuk aset tetap yang termasuk barang milik negara, aset tetap yang disusutkan adalah :

a. Gedung dan bangunan b. Perlatan dan mesin

c. Jalan, irigasi dan jaringan, dan d. Aset tetap lainnya.

Aset tetap yang tidak disusutkan adalah: a. Aset tetap yang dinyatakan hilang. b. Aset tetap dalam kondisi rusak berat.

Artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai masa guna itu habis, nilai mobil yang bersangkutan adalah nol. Metode penyusutan yang digunakan yaitu metode garis lurus.[4]

2.6 Metode Garis Lurus

Metode garis lurus merupakan metode penyusutan dimana besarnya penyusutan selalu sama besar dari aset tetap yang bersangkutan. Sehingga, metode garis lurus ini menghasilkan beban penyusutan yang jumlahnya sama setiap periode, apabila biaya pemeliharaan setiap periode sama, maka pembanding yang tepat dapat dilakukan dengan membandingkan biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan yang tetap periode dengan pendapatan yang juga sama setiap periodenya. Penyusutan dilakukan dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari asset tetap secara merata setiap semester selama masa manfaatnya.[4]

Masa manfaat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor prakiraan daya pakai dan keusangan dari asset tetap yang bersangkutan. Masa manfaat di lihat dari peraturan yang terkait dengan penggunaan suatu asset. Penentuan masa manfaat asset tetap dilakukan untuk setiap unit asset tetap yang berpedoman pada masa manfaat yang telah di tentukan.

Perbaikan asset tetap dapat menambah masa manfaat, kualitas atau kapasitas asset tetap yang bersangkutan. Perbaikan tersebut melalui:

(45)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

b. Restorasi, kegiatan perbaikan asset tetap yang rusak dengan tetap mempertahankan arsitekturnya

c. Overhaul, kegiatan penambahan, perbaikan, dan/atau penggantian bagian peralatan mesin dengan maksud meningkatkan masa manfaat, kualitas dan kapasitas.

Penyusutan per periode

Sisa nilai = Nilai - penyusutan

2.7Basis Data

Databese adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu [5]. Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :

1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu,untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik.

2.8Analisis Monitoring dan penyusutan

Analisis Monitoring proses pengumpulan data dan analisis informasi berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan secara sistematis pada kondisi aset yang ada karena, dalam perjalanannya aset-aset tersebut dapat mengalami keusangan, terdapat beberapa konten yang dapat dijadikan indikator atau parameter pengawasan kondisi aset gedung dan bangunan serta peralatan dan mesin yang diperlukan untuk pemeliharaan –

pemeliharaan, baik yang sifatnya kecil.

a. Parameter Kondisi Aset

Dalam pemeliharaan kondisi aset ada beberapa yang dapat di jadikan sebagai acuan untuk sebuah pengawasan kondisi, dalam setiap Kib terdapat dua parameter yang dijadikan acuan pengawasan yaitu baik dan rusak berat dimana setiap parameter

tersebut memiliki bobot tersendiri, dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Tabel Parameter kondisi Aset

Kondisi Aset Bobot

Baik 100 - 75

Rusak Berat 75 - 0

b. Target Monitoring

Dari setiap perhitungan yang di dapat maka, target monitoring dapat dilihat dalam pencapaian kondisi barang tersebut, adapun taget monitoringn seperti pada tabel 2.2

maka aset tersebut memiliki keadaan

Rusak Berat

(RB), yang berarti aset tersebut harus diganti dengan aset baru, Jika kondisi aset berada di rang

kondisi aset, dalam satuan persen (%),

sedangkan Sumbu

X sebagai data aset

yang di kelola

(46)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Grafik Bar, sebagai

penanda ukuran

kondisi aset, agar

mudah di lihat

keadaan aset, untuk aset dengan kondisi

Baik yaitu

ditunjukan dalam

grafik bar berwarna hijau, dan untuk

warna merah

berarti kondisi aset

tersebut rusak

berat.

Dalam teori penyusutan, aset tetap yang

disusutkan yaitu gedung dan bangunan, serta

perlatan dan mesin. Dalam hal ini metode

penyusutan yang digunakan adalah metode garis

lurus, sesuai dengan PMK 01/PMK.06/2013 pasal

18 ayat 1, formula penghitungan penyusutan dengan

metode garis lurus sesuai dengan lampiran

PMK01/PMK.06/2013.

Penentuan nilai yang dapat disusutkan tersebut di

berlakukan untuk setiap unit aset tanpa nilai residu.

Nilai yang dapat disusutkan didasarkan pada nilai

buku semesteran dan tahunan.

Contoh :

Aset dibeli pada bulan Maret 2011

Nilai Aset 10,000,000

Umur Manfaat 5 tahun (10 Semester)

Perhitungan penyusutan tahun 2011 Semester 1

Penyusutan = 10.000.000/10

Diagram Konteks adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara Entitas Eksternal dengan sistem yang akan dibangun. Dimana data yang dimasukankan oleh bagian komponen eksternal akan diproses di dalam sistem dan akan menghasilkan laporan yang diinginkan oleh komponen eksternal tersebut sesuai dengan data yang dimasukan. Diagram konteks dari aplikasi pengolahan data sistem pengawasan aset.

3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan, dan pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. peminjaman dan pengembalian asset yang didistribusikan kepada pegawai sudah dapat terawasi oleh kepala bidang asset sehingga mudah untuk mendapatkan informasi keberadaan asset tersebut.

2. Memudahkan dalam proses pemantauan kelayakan asset, sehingga tidak terjadi lagi penumpukan barang.

3. Memudahkan dalam pendokumentasian asset, sehinggatidak terjadi penduplikasian dokumen.

3.2 Saran

(47)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

1. Perangkat lunak sistem pengawasan aset ini masih dapat dikembangkan seiring dengan berkembangnya spesifikasi kebutuhan pengguna sistem yang harus dipenuhi dalam mencapai hasil dan kinerja sistem yang lebih baik.

2. Perlu dibuat adanya sistem backup, agar data-data yang telah ada tersimpan dengan lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

[1] Prahasta,Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: C.V, 2002.

[2] Nurcholis, Hanif dan Djony Herfan (2009),

Perencanaan Partisipatif Pemerintah Daerah. Jakarta: Grasindo

[3] Suandy Erly, Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat,2008

Gambar

Gambar 1.1. Model  Waterfall
Gambar 2.1 Logo Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan danAset (DPPKA)
gambar 2.3 dibawah ini.
+6

Referensi

Dokumen terkait

a) saat kendaraan berhenti di tempat tujuan, lalu ADC keluar mendahului dari kendaraan kemudian membukakan pintu VVIP/VIP sesaat itu juga Walpri keluar dari

(2) Perubahan, Penundaan dan pembatalan terhadap Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5), dilakukan oleh Kepala Desa dan Pihak Ketiga yang melakukan

Based on the test of the coefficient of determination above, the value of R Square (R 2 ) of 0.620, it means the contributions of independent variables (profitability, collateral,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala tuntutanNya dan hikmat yang telah diberikan kepada penulis dari awal hingga akhir proses

Dari hasil penelitian dan survey yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwaMotivasi kebutuhan para perempuan pekerja di Objek Wisata Ziarah Gunung Muria

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Mampouw (2011) dengan judul Pedagogical content knowledge Guru pada pembelajaran tentang Luas Gabungan di Sekolah Dasar

Hal ini terlihat jelas dari analisis tingkat aktivitas guru untuk siklus I dengan kategori baik yaitu (75,51) dan meningkat pada siklus II baik sekali yaitu (91,66). Data

Alasan saya memilih Program studi bimbingan dan konseling UAD karena bimbingan dan konseling di UAD memiliki kualitas pendidikan yang baik dan banyak lulusan S1 Bimbingan