1
MATERI ALJABAR KELAS VII DI SMP KECAMATAN BRINGIN
Jurnal
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi S1 Pendidikan Matematika
Oleh :
Agus Windarto
202012043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
PENDAHULUAN
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Mulyasa, 2014). Guru, diakui atau tidak, akan selalu menjadi unsur penting yang menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan (Barizi, 2010). Untuk menunjang peran penting guru dalam pendidikan seorang guru harus mempunyai kompetensi yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) No 74 tahun 2008 yang menegaskan tentang kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yakni kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional.
Berikut ini beberapa penelitian tentang PCK yang dilakukan oleh Hermawan (2011) dengan judul Deskripsi Pedagogical content knowledge Guru pada Bahasan tentang Sudut yang mendapatkan hasil bahwa guru belum begitu jelas memberikan contoh pengaplikasiaan materi sudut di dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Mampouw (2011) dengan judul Pedagogical content knowledge Guru pada pembelajaran tentang Luas Gabungan di Sekolah Dasar dengan hasil bahwa investigasi guru atas implementasi prinsip-prinsip PCK pada materi tentang luas dapat membantu guru memimpin pembelajaran kepada peserta didik secara professional.
Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Menurut Shuell (1996) dan Shulman (1986) dalam Paul Eggen (2007:9) menyatakan bahwa PCK adalah pemahaman tentang metode pembelajaran apa yang efektif untuk menjelaskan materi tertentu, serta pemahaman tentang apa yang membuat materi tertentu mudah atau sulit dipelajari. Menurut Shulman (1987) PCK adalah satu jenis pengetahuan bagi seorang guru yang didasarkan pada cara guru mengaitkan pengetahuan pedagogik (pengetahuan tentang cara mengajar) yang dimiliki pada pengetahuan materi (apa yang harus diajarkan). Jadi PCK merupakan pemahaman dari metode pembelajaran yang efektif untuk topik khusus, seperti pemahaman tentang apa yang membuat topik khusus tersebut mudah atau sulit untuk dipelajari. Dua bagian besar yang membentuk PCK adalah content knowledge dan pedagogical knowledge. Hubungan antara komponen pembentuk PCK tersebut dapat digambarkan melalui diagram seperti Gambar 1:
Gambar 1
Diagram Pedagogical content knowledge
Pada diagram terlihat bahwa Pedagogical content knowledge merupakan irisan dari Content Knowledge(C) dan Pedagogical Knowledge (P).
Menurut Shulman (1986) content meliputi pengetahuan konsep, teori, ide, kerangka berpikir, metode pembuktian dan bukti. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun 2008 tentang Guru, Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan setandar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Kemudian dalam PPRI No. 74 tahun 2008 pasal 3 ayat 2. Materi pelajaran yang hendak disajikan harus dikuasi dengan sungguh-sungguh keluasan dan kedalamannya oleh guru sehingga guru dapat mengorganisasikannya dengan tepat dan baik dari segi kompleksitasnya (dari yang mudah kepada yang sulit, dari yang konkret kepada yang kompleks) maupun dari segi keterkaitannya (dari yang harus lebih awal muncul sebagai dasar bagi bagian berikutnya).
Pedagogical Knowledge
Menurut Shulman (1986) pedagogical knowledge berkaitan dengan cara dan proses mengajar yang meliputi pengetahuan tentang manajemen kelas, tugas, perencanaan pembelajaran dan pembelajaran peserta didik.
Dalam jurnal of Research on Tecnology in Education (2009:125) Mishra dan Koehler dalam Haris (2009) menyatakan bahwa:
PCK pada pembelajaran tentang Aljabar
Seorang guru yang berkualifikasi secara PCK berarti dia mampu mengorganisasikan kelas dengan baik. Dengan kemampuan kognitif peserta didik yang berbeda-beda, guru hendaknya tepat dalam menentukan sumber belajar dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran untuk mempermudah dalam mengajarkan materi. Guru melakukan pendekatan yang lebih terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Ketika peserta didik menemui kesulitan dalam menerima materi, guru akan mencari metode-metode yang mudah diterima peserta didiknya. Sebelum menyampaikan materi, tentunya guru telah menguasai matei sebelum menyampaikan materi. Sehingga ketika peserta didik sudah mulai terlihat belum bisa menerima pelajaran, guru dapat mengantisipasi dengan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik. Sehingga dapat tercipta suasana pembelajaran yang efektif.
Menurut Shulman, ada 7 komponen PCK yang masing-masing komponennya memiliki elemen. Adapun ketujuh komponen beserta elemen-elemennya seperti Tabel 1:
Tabel 1. Komponen Pedagogical Content Knowledge
Komponen Elemen
1. Pengetahuan tentang materi Isi dari ilmu pengetahuan, praktek ilmiah, sifat alami dari ilmu pengetahuan, proses ilmiah
2. Pengetahuan tentang tujuan
Literatur dalam ilmu pengetahuan, penerapan dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman yang
terintegrasi 3. Pengetahuan tentang peserta
didik
Kebutuhan, minat, pengetahuan dasar, kemampuan, kesulitan belajar
4. Pengetahuan tentang kurikulum
Standar kompetensi, kompetensi dasar, koneksi antara pelajaran dengan unit, pengorganisasian khusus dalam pelajaran,keputusan tentang apa yang harus diajarkan, desain yang fleksibel
5. Pengetahuan mengajar
Berbagai metode mengajar, cara membangkitkan motivasi, kemampuan menyeleksi kegiatan yang efektif
6. Pengetahuan tentang penilaian/evaluasi
daya ada di laboratorium, majalah ilmu pengetahuan Sumber: diadaptasi dari Anwar (2010)
Menurut Shulman (1986), PCK guru sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang bermanfaat bagi peserta didik. PCK memungkinkan seorang guru untuk memprediksi kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi oleh para peserta didik sehingga guru bisa mempersiapkan diri dengan metode-metode dan penjelasan-penjelasan untuk menyampaikan topik-topik pelajaran tertentu (Ball dll.2001; Shulman 1987).
Dengan adanya pernyataan yang garis besarnya adalah pentingnya seorang guru memiliki kemampuan, dan mempunyai kompetensi PCK, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan PCK guru dalam pembelajaran materi Aljabar. Aljabar SMP kelas VII pada kurikulum 2006 mencakup beberapa sub pokok bahasan antara lain: bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, operasi hitung pada bentuk aljabar, pecahan bentuk aljabar dan penggunan aljabar untuk menyelesaikan masalah. Pada kurikulum 2013 mencakup sub pokok antara lain Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi guru diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan refleksi terhadap kompetensi pedagogik dan profesional yang dimiliki dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini akan mendeskripsikan PCK guru dalam menyampaikan materi Aljabar.Penelitian dilakukan di 3 SMP Negeri di Kecamatan Bringin. Jumlah guru yang diwawancarai terdiri dari tiga guru laki-laki. Pengambilan data dilakukan antara bulan Juni hingga bulan Agustus 2016.
Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan pedoman wawancara seperti pada Tabel 2. Wawancara kepada guru untuk mengetahui PCK guru dalam pembelajaran materi Aljabar.
Tabel 2. Pedoman Wawancara Bagi Guru Matematika Kompeten
si Guru
Komponen
PCK Indikator
Pedagogik 1.
Pengetahuan
tentang peserta didik
Mengetahui kesulitan belajar peserta didik pada pembelajaran Aljabar
Usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
Karakter yang dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran Aljabar
2.
Pengetahuan tentang Kurikulum
Kurikulum yang digunakan pada pembelajaran Aljabar
Mengetahui alokasi waktu dalam pembelajaran Aljabar
Penggunaan standar kelulusan sebagai acuan tambahan Metode yang digunakan dalam pembelajaran Aljabar
Aspek yang digunakan untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik
Alat evaluasi yang digunakan
Media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran Aljabar
Sumber pembelajaran materi Aljabar
Kesulitan dalam mendapatkan sumberpembelajaran Aljabar
Alat peraga yang digunakan untuk pembelajaran Aljabar
tentang tujuan Sumber: diadaptasi dari Mampouw (2011)
Selain itu juga dilakukan pengambilan data hasil belajar peserta didik melalui tes tertulis untuk materi Aljabar.
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Tes
Indikator No soal
2. Tentukan hasil operasi dari soal – soal berikut:
a. 2p2 × (- 8pr ) =... dan FPB bentuk aljabar
6. Tentukan KPK dan FPB dari 16a2b2cdan 20abc2
7. Menentukan hasil penjumalahan dan pengurangan pecahan bentuk aljabar
7. Tentukan bentuk sederhana dari
8. Menentukan hasil perkalian dan pembagian pecahan bentuk alajabr
8. Sederhanakan soal dari dari bentuk aljabar berikut ini:
b. =...
9. Menentukan hasil pemangkatan pecahan bentuk aljabar
9. Tentukan hasil pemangkatan pecahan dari ( )2 × )2
10. Menggunakan operasi bentuk aljabar untuk menyelesaikan soal dalam kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah
10. Papan nama perusahaan, hotel-hotel atau tempat-tempat hiburan pada umumnya berbentuk suatu persegi panjang. Bila panjang dari persegi panjang tersebut adalah 3 kali lebarnya. Tentukan berapa lebar persegi panjang tersebut jika diketahui keliling persegi panjang tersebut adalah 16 cm
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah data yang telah terkumpul kemudian dideskripsikan, direduksi dan diseleksi. Mereduksi data merupakan kegiatan penyederhanaan dan pengabstraksian seluruh data dari hasil wawancara. Penyajian data dilakukan dengan menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh atau diseleksi dari hasil reduksi data. Hasil tes peserta didik diperiksa menurut jawaban benar, salah atau tidak menjawab dan juga berdasarkan letak kesalahan peserta didik. Hasil tes ini digunakan untuk melengkapi PCK guru. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kompetensi Pedagogik
peserta didik dari SMPN 1 Bringin, 15 peserta didik dari SMPN 2 Bringin, 15 peserta didik dari SMPN 3 Bringin). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi hasil wawancara guru sebagai bahan dalam mendeskripsikan kemampuan PCK yang dimiliki oleh guru
Pengetahuan tentang Peserta Didik
Semua responden memiliki jawaban yang sama untuk minat belajar peserta didik bahwa peserta didik antusias dan senang dalam pembelajaran. Semua responden mengatakan minat peserta didik sudah bagus dalam pembelajaran Aljabar dengan memberikan motivasi dalam kehidupan sehari-hari, memberikan game dan mengkongkritkan materi Aljabar sebagai benda-benda alam seperti daun, batu, dan lain sebagainya. Materi yang di anggap responden sulit diajarkan kepada peserta didik antara lain pemfaktoran, pecahan, penjumalahan dan pengurangan bentuk Aljabar. Responden mengalami kesulitan di dalam pembelajaran materi tersebut karena peserta didik kurang menguasai materi prasyarat yaitu pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan negatif. Di dalam pembelajaran operasi pengurangan pada operasi Aljabar, seorang guru memberi komentar atas pengalamannya:
“Walaupun perkalian suku dua dengan suku dua itu lho orang lain kan menganggap itu sulit ya bisa mengalikannya tapi nanti untuk menyederhanakannya yang bagian tengah ya itu masalahnya wong itu ada -34x – 10x lha itu sulitnya jawabnya kan harus -44 dia jawabnya -24 atau 24 atau 44 lha itu lho masalahnya kalau sampai mengalikan bisa “
Pengetahuan tentang Kurikulum
Deskripsi PCK guru tentang pengetahuan kurikulum, bahwa dua responden menggunakan kurikulum 2006 (KTSP) dan satu responden menggunakan kurikulum 2013. Dua responden menyusun silabus dan RPP secara bersama dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika dan satu responden mengadopsi RPP pada tahun-tahun sebelumnya. Pembelajaran Aljabar dialokasikan berlangsung selama 3 minggu atau sekitar 15 jam pelajaran. Dua responden menggunakan standar kelulusan (SKL) sebagai acuan tambahan. Menurut responden, SKL dijadikan acuan untuk persiapan ujian nasional (UN).
Pengetahuan tentang Mengajar
didik terhadap metode yang dibawakan guru senang dan antusias. Pada kegiatan awal pembelajaran Aljabar ketiga responden mengisi kegiatan tersebut dengan kegiatan yang berbeda-beda. Responden 1 memberikan apersepsi seperti motivasi yang kaitannya dengan peserta didik waktu belanja di koperasi atau yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan tujuan supaya peserta didik lebih tertarik mengaitkan Aljabar dengan kehidupan sehari-hari. Responden 2 langsung menggunakan media dalam sehari-hari yang mudah peserta didik dapat atau sering dijumpai karena jika dalam kebiasaan atau dalam kehidupan sehari-hari peserta didik sudah mengenal atau sudah tahu. Responden 3 memberikan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan model pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah pembelajaran.
Pengetahuan tentang Evaluasi
Penilaian atas kinerja peserta didik dilihat dari aspek kognitif dan afektif yang dikumpul baik secara lisan, tertulis maupun pengamatan. Tes tertulis berisi soal-soal yang sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran. Tes tertulis diberikan sesudah atau setelah materi diberikan. Satu responden tidak menggunakan tes lisan dan hanya menggunakan tes tertulis karena masih bingung menerapkan tes lisan dalam materi Aljabar. Dua responden melakukan Tes lisan dengan tanya jawab, dengan menanyai peserta didik satu-satu mengenai materi Aljabar untuk mengetahui kemampuan peserta didik.
Penguasaan Sumber Daya
Selain penggunaan media yang biasa digunakan seperti papan tulis, sepidol, responden menggunakan media lain seperti LCD, kertas bentuk persegi dan persegi panjang. Sumber informasi untuk pembelajaran Aljabar diperoleh dari buku paket, buku dari OSN Matematika, buku perpustakaan dan BSE. Dari tiga responden dua yang menggunakan internet sebagai sarana untuk mendapatkan bahan ajar. Untuk sumber pembelajaran semua responden tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkannya. Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran Aljabar antara lain bentuk persegi dan persegi panjang yang terbuat dari kertas, gambar jual beli dan benda-benda dari alam seperti daun, batu, dll. Ketika peserta didik diberi alat peraga tersebut peserta didik menjadi senang dan tertarik dalam pembelajaran Aljabar.
Kompetensi Profesional
Pemahaman guru tentang Aljabar tidak serta-merta memudahkan guru menstransfer ilmunya kepada peserta didik. Hal ini terlihat masih terdapat materi dalam Aljabar yang masih sulit diajarkan kepada peserta didik antara lain pemfaktoran, pecahan, penjumlahan dan pengurangan. Misal terdapat permasalahan seperti -34x – 10x untuk menyederhanakan, peserta didik masih mengalami kesulitan. Hanya satu dari tiga guru yang membuat peta konsep tentang Aljabar untuk membantunya mempersiapkan urut-urutan pembelajaran.
Pengetahuan tentang Tujuan
Semua memberitahukan tujuan pembelajaran di awal pembelajaran supaya peserta didik mengetahui tujuan pembelajaran Aljabar. Semua responden juga membelajarkan aplikasi Aljabar di dalam kehiduapn sehari-hari menggunakan contoh-contoh yang dikenal peserta didik seperti penggunaan pencil, buku, gambar, daun, dan luas tanah sebagai permisalan dalam pembelajaran Aljabar.
Hasil Belajar Peserta Didik
Jawaban hasil tes peserta didik sesuai dengan indikator pada Tabel 3 disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Jawaban Peserta Didik pada Tes Aljabar
Hasil tes Aljabar peserta didik di SMPN 1 Bringin nampak peserta didik yang menjawab salah lebih dari 50% nampak pada soal-soal nomor 2, 3, 4, 6, 7, dan 10. Dengan kata lain hanya terdapat 4 indikator soal yang dapat tercapai oleh peserta didik. Di SMPN 2 Bringin banyaknya peserta didik yang menjawab salah lebih dari 50% nampak pada soal-soal nomor 2, 3, 4, 5, 7, dan 9. Dengan kata lain hanya terdapat 4 indikator soal yang dapat tercapai oleh peserta didik. Sementara itu di SMPN 3 nampak peserta didik yang menjawab salah lebih dari 50% nampak pada soal-soal nomor 2, 4, 6, 9, dan 10. Dengan kata lain hanya terdapat 5 indikator soal yang dapat tercapai oleh peserta didik. Jadi secara umum tujuan pembelajaran belum tercapai karena berdasarkan hasil tes terdapat lebih dari 5 indikator yang belum tercapai disetiap sekolah tersebut. Berdasarlan hasil belajar peserta didik maka guru Matematika perlu melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kompetensi pedagogik dan profesional yang dimiliki dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kemampuan peserta didik terkait Aljabar yang belum optimal ditunjukkan dengan 15,56% peserta didik yang mencapai KKM, mendorong responden melaksanakan pembelajaran remidiasi bagi peserta didik yang dianggap kurang. Disamping itu, semua responden menyediakan waktu khusus untuk peserta didik. Karakter yang dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran Aljabar antara lain disiplin, teliti, kerja sama, mau menerima pendapat orang lain, dan jujur sebagai karakter yang dapat ditumbuhkan dalam pembelajaran Aljabar.
KESIMPULAN
sesuai dengan KD Aljabar dan memberi contoh aplikasi Aljabar dalam kehidupan sehari-hari seperti penggunaan pencil, buku, gambar, daun, dan luas tanah. Disisi lain hasil belajar peserta didik pada materi Aljabar belum optimal, ditunjukkan dengan 15,56% peserta didik yang mencapai KKM. Mengingat hasil belajar peserta didik yang belum optimal maka guru Matematika perlu melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kompetensi pedagogik dan profesional yang dimiliki dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
REFERENSI
Anwar, Yenny. 2010. Pedagogical content knowledge.
http://yennyanwar.blogspot.com/2012/12/pedagogical-content -knowledge.html diakses pada 19 mei 2016
Barizi, Ahmad. 2010. Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Eggen, Paul, Kauchak, Don. 2007. Educational Psychology Windows on Classroom 7th
ed, New Jersey: Pearson Education, Inc
Harris, Judith. 2009. Teachers’ Technological Pedagogical content knowledge and Learning Activity Type s: Curriculum-based Technology Integration Reframed.Journal of Research on Technology in Education, Vol.41, No.4, hal: 393-416.
Hasil Ujian Nasional Matematika SMP, 2015
http://118.98.234.50/lhun/statistik.aspx, di akses pada 29 agustus 2016
Hermawan, Ade. 2011. Deskripsi Pedagogical content knowledge Guru Pada Bahasan Tentang Sudut.
Mampouw, Helti Lygia. 2011. Pedagogical content knowledge Guru pada Pembelajaran tentang Luas Gabungan untuk kelas VI Sekolah Dasar. (Laporan Penelitian).
Margiono, Iis. 2011. Deskripsi pedagogical Content nowledge Guru Pada Bahasan Tentang Bilangan Rasional
Mulyasa. 2014. “Guru dalam implementasi kurikulum 2013”. Bandung: Remaja Rosdakarya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
Shulman, L. S. (1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching. Educational Researcher, 15(2), 4–14.