• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA WANITA PENGGILING ROKOK DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA WANITA PENGGILING ROKOK DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perusahaan atau instansi pasti memiliki tujuan atau harapan yang ingin dicapai. Untuk bisa mendapatkan harapan tersebut, maka di dalam organisasi tersebut harus memiliki sumber daya yang sesuai atau yang bisa mewujudkan harapan

tersebut. Kesuksesan perusahaan bisa dilihat dari produktivitas kerja yang dicapai oleh karyawannya oleh sebab itu perusahaan menuntut agar para karyawannya mampu menampilkan produktivitas kerja yang optimal karena baik buruknya produktivitas kerja yang dicapai oleh karyawan akan berpengaruh pada produktivitas dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.

Berdasarkan data hasil survey World Competitiveness Year Book tahun 2011, dari 59 negara yang disurvey, Indonesia berada pada posisi 33 untuk business Effeciancy, posisi 25 dari Government efficiency, posisi 37 untuk overall productivity. Sedangkan berkaitan dengan iklim investasi dari 183 negara berdasarkan laporan World Bank tahun 2011 Indonesia berada pada urutan 121 negara. pada tahun 2011, daya saing Indonesia menempati peringkat ke 46 dari 142 negara. Bahkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), Muchtar Lutfie pada acara konferensi Gerakan Produktivitas Nasional di kantor Kemenakertrans Jakarta, Rabu (23/11/2011) menyebutkan bahwa dari sisi tenaga kerja, masalah produktivitas sangat penting. Karena saat produktivitas meningkat, maka kesempatan kerja tercipta dan kualifikasi angkatan kerja relatif sesuai dengan kebutuhan pasar kerja (Iman Rosidi, 2011).

(2)

organisasi, baik di lingkungan pemerintahan maupun perusahaan. Hal tersebut semakin menegaskan bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu pokok utama dalam peningkatan produktivitas kerja.

Pada abad ke-21 situasi bagi perempuan banyak mengalami perubahan.

Metode kontrasepsi modern telah memungkinkan perempuan untuk membatasi jumlah anak dan merencanakan kehamilan sesering mungkin, agar seminimal mungkin hal tersebut tidak mengganggu karir mereka. Pengasuhan anak juga telah banyak mengalami perubahan. Beban domestik relatif ringan dalam masyarakat modern dan berbagai jenis fasilitas perawatan anak telah tersedia.

Kembali pada kodrat perempuan sebelum menginjak pada bahasan yang lebih lanjut lagi, bahwa perempuan memiliki peran “lahiriah” dalam area domestik (rumah tangga). Kondisi lahiriah perempuan yang dalam aturan normatif masyarakat dipersiapkan untuk fungsi keibuan (motherhood) sama sekali tidak memudahkan perempuan untuk membuat pilihan antara keduanya, publik maupun domestik.

Namun, perempuan tidak lagi terbatas hanya pada melahirkan dan merawat anak-anak serta melakukan tugas-tugas rumah tangga. Perubahan peran perempuan jelas terjadi sejalan dengan meningkatnya tingkat pekerja perempuan (DeCorte, 1993; London & Greller, 1991; Morrison, 1993). Pada tahun 1960, hanya sepertiga dari seluruh perempuan bekerja yang memiliki anak; tetapi di tahun 1988, 55% dari perempuan yang menikah dengan bayi dan 61% dari seluruh perempuan yang memiliki anak belum sekolah bekerja di luar rumah. Pekerjaan perempuan juga berubah. Empat dari sepuluh mahasiswi kini bermaksud mengejar karir dalam bidang

hukum, bisnis, pengobatan, atau teknik sedangkan pada 1970 hanya dua dari sepuluh perempuan mengatakan bermaksud mengejar karir yang didominasi oleh laki-laki (seperti yang disebut Astin, Green & Korn, 1987, dalam Santrock ,2002).

(3)

mampu berperan ganda. Di satu pihak sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai persoalannya untuk menciptakan keluarga sejahtera dan bahagia, di lain pihak berperan serta dalam pembangunan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kesempatannya dalam situasi dan kondisi masing-masing (Wehandaka, 2006).

Perubahan sosial budaya dalam masyarakat Indonesia memberikan kesempatan kepada para wanita untuk berkarya atau bereperan ganda dalam pembangunan serta menjalankan peran publiknya. Dalam pelaksanaan peran ganda wanita terdapat dapat positif dan negative dilihat dari aspek kepengurusan rumah tangga. Dampak posotif dalam sumbangan yang diberikan untuk pendapatan keluarga serta kemampuan untuk menguasai lingkungan, inovasi, produktivitas, ketepatan pengambilan keputusan, dan eksistensi harkat dan martabat keawanitaannya. Sedangkan dampak negative terutama dalam pengaturan perilaku waktu dalam beban kerja sebagai ibu rumah tangga maupun pekerja (Djumiati dan Sudarwati, 1998, dalam Wehandaka, 2006).

(4)

Di Indonesia sektor industri yang dirasa sangat mendukung adalah pengusaha rokok. Majalah Forbes Asia tahun 2007 misalnya mencantumkan dua nama juragan rokok di negeri ini dalam daftar orang kaya sejagat. Keluarga Rahman Halim, pemilik PR Gudang Garam, ada di urutan 538 dengan aset US$ 1,9 miliar. Lalu, keluarga

Budi Hartono, pemilik Djarum, ada di urutan 664 dengan aset US$ 1,5 miliar.

Kekayaan yang kinclong itu jauh dari kondisi yang dialami buruh pabrik rokok atau biasa disebut penggiling. Dalam dunia industri khususnya industri produksi rokok, masih banyak ditemui menggunakan tenaga manual untuk pengerjaan pelintingan rokok. Tenaga manual ini umumnya bekerja dengan sistem borongan lepas. Artinya, buruh hanya diupah berdasar hasil kerja, tidak ada ikatan lebih. M Rully, pejabat dari Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja-Dinas Tenaga Kerja, Kabupaten Malang menyebutkan bahwa pekerja borongan atau buruh pabrik rokok jika berhenti bekerja maka perusahaan tidak akan memberikan pesangon. Pola hubungan kerja semacam ini cenderung menempatkan buruh atau penggiling pada posisi yang lemah.

Andy Irfan, Sekretaris Jenderal Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia wilayah Jawa Timur, menjelaskan bahwa Sistem kerja borongan, hanyalah sistem penghitungan pengupahan. Sedangkan status kerja sesuai Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 ada tiga macam, yakni pekerja tetap, perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) alias pekerja kontrak, dan pekerja harian lepas. Berhubung buruh pabrik ini memiliki status kerja tidak jelas, kata Andy, pengusaha pun mudah berkelit dari tanggung jawab. Hak normatif seperti hak cuti, tunjangan hari raya, dan jaminan sosial tenaga kerja rentan dilanggar.

(5)

menurut Geng, menyebabkan perusahaan rokok tidak bisa memberikan upah yang layak (Wardhana, 2008)

Tenaga penggiling rokok yang mayoritas adalah perempuan memiliki tekanan dan beban yang sangat berat. Di samping beban kerja yang harus bersaing dengan

rekannya untuk menghasilkan batang rokok sesuai dengan target bahkan lebih, yang menuntut mereka untuk selalu berangakat paling awal agar dapat antrean pertama, dan bisa mendapat bahan sesuai target. Mereka juga memiliki beban yang lain yaitu, perannya sebagai istri dan orang tua. Rata-rata penggiling rokok dengan 1-3 orang anak memiliki peran ganda yang harus dijalankan setiap harinya. Tentu itu bukan hal yang mudah dengan gaji yang sedikit demi membantu memenuhi kebutuhan keluarga, serta perlu banyak waktu untuk berada di tempat kerja dan hal itu tentu waktu dengan keluarga banyak ditinggalkan.

Pada waktu banyak perempuan mengejar karir, mereka dihadapkan pada pertanyaan menyangkut karir dan keluarga (Anderson & Leslie, 1991; Gustafson & Magnusson, 1991; Spade & Reese, 1991; Steil & Weltman, 1991). Pernikahan dengan karir ganda dapat memiliki keuntungan dan kerugian bagi individu (Thompson & Walker, 1989; Zedeck & Mosier, 1990, dalam Santrock, 2002). Keuntungan yang didapat perempuan di sini dapat membantu dari segi perekonomian keluarga. Selain itu juga pernikahan dengan karir ganda dapat berkontribusi pada hubungan yang lebih setara antara suami dan istri dan meningkatkan rasa harga diri perempuan. Di antara kerugian atau stres yang mungkin terjadi pada pernikahan dengan karir ganda adalah tuntutan adanya waktu dan tenaga tambahan konflik antara peran pekerjaan dan peran kelurga, persaingan kompetitif antara suami dan istri, dan jika keluarga itu memiliki anak-anak, apakah perhatian terhadap kebutuhan anak sudah terpenuhi atau belum.

(6)

tinggi. Koefisien determinan variable (r2) sebesar 0,116 yang menandakan bahwa konflik peran ganda dapat menjelaskan sekitar 11,6% keadaan intensi turnover, sedangkan sisanya 88,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam variable penelitian yang telah dilakukan. s

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas tersebut peneliti melakukan penelitian berjudul “Perbedaan Tingkat Produktivitas Kerja Wanita Penggiling Rokok Ditinjau dari Konflik Peran Ganda”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan tingkat produktivitas kerja wanita penggiling rokok ditinjau dari konflik peran ganda?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan tingkat produktivitas kerja wanita penggiling rokok ditinjau dari konflik peran ganda

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai upaya untuk mengembangkan teori yang berhubungan dengan produktivitas kerja dan konflik peran ganda pada wanita.

2. Manfaat Praktis

a. Melalui penelitian ini dapat menjadi bahan atau sumber wacana bagi para wanita yang memiliki konflik peran ganda.

b. Bagi perusahaan dapat memberikan masukan bagi perusahaan yang berupa informasi-informasi tentang konflik peran ganda yang dialami oleh pekerja wanita serta pengaruh terhadap produktivitas kerjanya.

(7)
(8)

PERBEDAAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA WANITA

PENGGILING ROKOK DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA

SKRIPSI

Oleh: Anis Triastutik

08810247

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)
(10)
(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat Produktivitas Kerja Wanita Penggiling Rokok Ditinjau

Dari Konflik Peran Ganda” dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam program Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Cahyaning Suryaningrum, Dra, M. Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendukung dan memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku pembimbing II yang selalu sabar dan telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Mohammad Shohib, S. Psi, M. Si selaku dosen wali kelas D Psikologi Angkatan 2008 yang telah memberikan do’a, semangat, kesabaran, serta arahan -arahan yang bermanfaat bagi penulis.

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang senantiasa sabar dan ikhlas memberikan

banyak ilmu kepada penulis selama meuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Semua staf pengajar dan dosen jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, atas ilmu yang diberikan selama ini sehingga bermanfaat bagi penulisan skripsi ini.

6. Ibu Sugiarti dan Bapak Priono atas informasi, bimbingan, serta segala bantuan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik.

(13)

8. Bapak H. Marsidi dan Ibu Hj. Sunamah atas curahan kasih sayang, motivasi, fasilitas, serta doa yang tidak pernah putus.

9. Keluarga Besar Almarhum H. Rasun dan Keluarga Besar Mbah Marlin atas do’a yang tulus padaku.

10.Kakak (Mas Eko, Mbak Heni,Teh Idink, Mas Opi), Tante Tri, dan adik (Teguh), Zahra atas doa dan motivasinya, serta selalu ada di saat suka dan duka.

11.Keponakan-keponakan tersayang (Kak Ami, Kak Qasima, Dek Izar) atas suara dan senyum imut kalian menjadi penyejuk di kala sedih.

12. Mama, ate Diyut, Ayah beserta keluarga atas do’a dan motivasinya.

13.Wirhan Yusdadiar alias Kotrek-q beserta keluarga atas motivasi dan doanya, serta selalu ada di saat suka dan duka.

14.Sahabat (Mey Mahung, Ichut Sarkinchut, Mbak Intan) yang senantiasa ada dalam suka maupun duka.

15.Bapak Ikhwan beserta keluarga selaku Orang tua baru di KKN atas dukungan dan doanya.

16.Teman-teman Psikologi 2008 dan KKN (Kelompok 57 Trenggalek, The Keyyen Team) atas dukungan dan doanya.

17.Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan atau kekurangan karena keterbatasan penulis, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, April 2012

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

LEMBAR PERSETUJUAN ……… ii

LEMBAR PENGESAHAN ……… iii

SURAT PERNYATAAN ………... iv

KATA PENGANTAR ………. v

INTISARI ……… vii

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………... 6

C. Tujuan Penelitian ……….... 6

D. Manfaat Penelitian ……….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konflik Peran Ganda ………... 7

B. Produktivitas Kerja ……….. 12

C. Perbedaan Tingkat Produktivitas Kerja Wanita Penggiling Rokok Ditinjau Dari Konflik Peran Ganda ………. 18

D. Kerangka Pemikiran Penelitian ……….. 20

E. Hipotesis ……….. 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ……… 22

B. Variabel Penelitian ……… 22

(15)

ix

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ……….. 23

E. Prosedur Penelitian ………... 30

F. Teknik Analisis Data ……… 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………. 33

B. Hasil Analisis Data ……….. 37

C. Pembahasan ………. 38

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 43

B. Saran ……… 43

DAFTAR PUSTAKA ………... 44

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala Konflik Peran Ganda Untuk Uji Coba………. 46

Lampiran 2 : Data Uji Coba Skala Konflik Peran Ganda………. 49

Lampiran 3 : Hasil Analisa Uji Coba Validitas dan Reliabilitas………….. 51

Lampiran 4 : Skala Konflik Peran Ganda Untuk Penelitian………. 53

Lampiran 5 : Data Penelitian Konflik Peran Ganda dan Produktivitas…… 57

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, I. (2011). Hubungan antara konflik peran ganda wanita karir dengan intensi turnover. Malang. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Anon, (2003). Pengolahan data statistik dengan SPSS 11,5. Jakarta: Salemba Infotek. Anoraga, P. (2002). Psikologi kerja. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2010). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Danajaya, A. (1986). Produktivitas. Jakarta: PT. Gramedia.

Davis, K dan Newstrom, J. (1985). Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gibson dan James, D, H. J. (1990) . Organisasi perilaku struktur dan proses (edisi V) jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gomes, C.F. (2003). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Indriyani, A. (2009). Pengaruh peran ganda dan stress kerja terhadap kinerja perawat wanita rumah sakit. Semarang. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Tidak diterbitkan.

Kerlinger, F. N. (2004). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Penerbit UGM Press.

Lucas, M dan Kim W. (1989). Memelihara gairah kerja. Jakarta: Arcan Penerbit Umum.

Munandar, U, S.C. (1985). Emansipasi dan peran ganda wanita Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Putti, J. (1989). Memahami produktivitas. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.

(18)

45 Sarwono, S. W. (1987). Teori-teori psikologi social. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali. Sinungan, M. (2000). Produtivitas apa dan bagaimana. Edisi kedua, Cetakan 4.

Jakarta: P.T Bumi Aksara.

Umar, H. (1982). Riset sumber daya manusia dalam organisasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Wardhana, A. H. (2008). Nasib sang pelinting. Diakses 31 Januari 2012 dari http://adityawardhana.wordpress.com/

Wehandaka. (2006). Peran gender dalam aktivitas produksi tas kulit di kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Malang. Laporan penelitian. Universitas Muhammadiyah Malng.

Wijono, S. (2010). Psikologi industri dan organisasi dalam suatu bidang gerak psikologi sumber daya manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Winarsunu, T. (2009). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:

UMM Press.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara gaya kognitif kecerdasan logika-matematika, kecerdasan linguistik, kecerdasan interpersonal,

a) Cari jarak terkecil kedua pada setiap petugas yang kemudian lakukan pengurangan pada jarak terkecil pertama dengan jarak terkecil kedua untuk mendapatkan

29 Maret 2Ol7 Pada hari ini Rabu tanggal Dua Puluh Sembitan bulan Maret tahun Dua Ribu Tujuh Belas, kami selaku Pokja Unit Layanan Pengadaan Pembangunan 3

Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam Putusan Pengadilan Negri.. Sebagai Implementasi Hak-Hak

Those rhetorical devices were free verbal repetition, alliteration, asyndeton, parallelism, metaphor, personification, assonance, aphaeresis, hyperbole, rhyme, anaphora,

Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa dari 5 (lima) jenis kegiatan implementasi output program, 3 (tiga) jenis kegiatan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan. Sebaliknya

Tujuan utama pengujian substantif terhadap sediaan adalah membuktikan bahwa saldo akun sediaan yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun Sediaan Produk Jadi, Sediaan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa karang lunak hasil fragmentasi di kedalaman 10m memiliki aktivitas antibakteri yang lebih baik dibandingkan