Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita www.umm.ac.id
Fikes Pacu Kualitas Tugas Akhir Berbasis Kasus
Tanggal: 2011-11-22
Peserta mendengarkan pemaparan materi dari dekan Fikes, Tri Lestari Handayani, M.Kep
Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan lokakarya praktek klinik keperawatan dan tugas akhir program D3 Akademi Keperawatan. Acara yang berlangsung selama dua hari Sabtu – Minggu (19-20/11) di aula kampus II UMM itu dihadiri 40 peserta. Mereka adalah dosen dan para perawat dari rumah sakit mitra UMM yaitu Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA), Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Kepanjen, Wlingi dan Pasuruan.
Ketua Panitia, Solihati, S.Kep Ns, berharap acara ini dapat menghasilkan perumusan tentang evaluai dan perbaikan model bimbingan, buku panduan serta kompetensi yang harus dicapai. “Harapannya ada visi yang sama dari institusi dan klinis dalam mencetak lulusan D3, terutama dalam merawat pasien,” ungkapnya. Rencananya, tugas akhir yang sebelumnya berbentuk karya tulis ilmiah (KTI) dapat diubah ke dalam bentuk studi kasus. Sehingga, tugas akhir mereka melalui proses yang nyata dari pengalaman yang mereka temui di lapangan.
PR I, Prof. Sujono, M.Kes, yakin selama 18 tahun terakhir Fikes memiliki komitmen yang tinggi untuk mengelola SDM dalam membangun citra akademik secara terstruktur dan sistematis. “Melalui usaha dan kerja keras kita semua, Fikes UMM diakui pemerintah secara legal mealui BAN PT. Sehingga, tahun depan bisa membuka prodi baru lagi yaitu, S1 Physiotherapy,” kata Sujono.
Selanjutnya, Sujono berharap bahwa bimbingan klinis dapat menyiapkan perawat yang kompeten dan siap pakai. Bimbingan mentoring disebutkannya sebagai bimbingan yang pada prosesnya perawat harus memberikan ilmu lebih dari yang mereka miliki. Sehingga ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu, mampu memerankan diri sebagai figur atau orang tua bagi mahasiswa. Selanjutnya, mampu memerankan diri sebagai guru. Kemudian diharapkan mampu menjadi role model yang menunjukan kemampuan mereka sebagai perawat professional. Terakhir, mampu menjalankan tugas mereka sebagai konselor itu sendiri, terutama dalam meluangkan waktu pembimbingan.
Dalam kaitan fungsi pembimbing klinis yang setara dengan dosen luar biasa, PR I menjamin kesempatan untuk mendapat dana, seperti misalnya dana blog grant atau melalui DP2M. “UMM bersedia memberi rekomendasi bagi yang ingin melanjutkan S2 melalui beasiswa dikti atau ADS, Australia. Ataupun yang ingin mengurus kepangkatan dan jabatan serta kesempatan untuk menjadi tenaga pengajar,” tambahnya.
Dekan Fikes, Tri Lestari Handayani, M.Kep, Sp Mat, menambahkan bimbingan klinis dan tugas akhir yang sudah dijalankan sejak 2003 bisa terus ditingkatkan mutunya. Hal tersebut, untuk tetap menjaga kualitas Fikes UMM yang telah memperoleh akreditasi B, dan masuk dalam lima terbaik se-Jawa Timur. “Terutama dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi trend ke depannnya, dimana RS harus berstandar internasional yang
mengedepankan save and savety sehingga bimbingan dari pihak RS sangat
dibutuhkan,”tutur Tris. (pin/ren/nas)