• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKET HUMAS PEMERINTAH DAERAH (StudiPada :HumasSubbagProtokolKabupatenTabalong Kalimantan Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ETIKET HUMAS PEMERINTAH DAERAH (StudiPada :HumasSubbagProtokolKabupatenTabalong Kalimantan Selatan)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKET HUMAS PEMERINTAH DAERAH

(StudiPada :HumasSubbagProtokolKabupatenTabalong Kalimantan Selatan)

SKRIPSI

DiajukanKepadaFakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik UniversitasMuhammadiyah Malang

SebagaiPersyaratanuntukMendapatkanGelarSarjana(S-1) Komunikasi

DisusunOleh : Damar Sari Wulan 201010040311103

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

DAFTAR ISI

LembarPersetujuan ... ii

LembarPengesahan... iii

PernyataanOrisinilitas ... iv

BeritaAcaraBimbinganSkripsi ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

DaftarGambar. ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 6

1.3 TujuanPenelitian ... 7

1.4 ManfaatPenelitian ... 7

1.4.1 ManfaatPraktis ... 7

1.4.2 ManfaatAkademis ... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HubunganMasyarakat ... 9

2.1.1 Prinsip-PrinsipHumas.. ... 14

2.1.2 KarakteristikdanTujuanHumas. ... 15

2.1.3 Fungsi, PerandanKegiatanHumas. ... 17

2.1.4 HubungandenganPublik Internal danEksternal ... 19

2.2 HumasPemerintahan ... 20

2.2.1 VisiMisiHumasPemerintah. ... 22

2.2.2 PrinsipDasarHumasPemerintah ... 23

2.2.3 Tugas, Peran, danFungsiHumasPemerintah ... 23

2.2.4 KodeEtik ... 26

(10)

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 MetodePenelitian ... 31

3.2 TipedanDasarPenelitian ... 31

3.3 BatasanPenelitian ... 32

3.4 FokusPenelitian ... 32

3.5 SubjekPenelitian ... 32

3.6 Jenis Data.. ... 34

3.7 LokasidanWaktupenelitian… ... 34

3.8 MetodePengumpulan Data. ... 35

3.9 TeknikAnalisis Data ... 36

3.10 UjiKeabsahan Data ... 37

BAB IV : GAMBARAN OBJEK PENELITIAN 4.1GambaranUmumKabupatenTabalong ... 39

4.1.1 ProfilKabutapenTabalong ... 39

4.1.2 Pemerintahan ... 40

4.1.3 OrganisasiPerangkat Daerah ... 41

4.1.4 PenyelenggaraanOrganisasiPemerintah Daerah.. ... 44

4.1.5 PersebarandanKepadatanPenduduk. ... 47

4.1.6 SukudanBudaya. ... 47

4.1.7 VisidanMisiKabupatenTabalong ... 49

4.2HumasKabupatenTabalong ... 50

4.2.1 VisiMisiBagianHumasKabupatenTabalong... 51

4.2.2 DasarPerencanaanKegiatanBagianHumas. ... 51

4.2.3 Program danKegiatanBagianHumasKabupatenTabalong. ... 52

4.2.4 TujuanKegiatanHumas... 53

4.2.5 Keluaran / Outcome KegiatanHumas . ... 54

4.3 BagianHumasSubbagProtokol ... 56

4.3.1 TugasBagianHumasSubbagProtokol ... 56

(11)

BAB V :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 DeskripsiIdentitasInforman ... 60

5.2 AktifitasBagianHumasSubbagProtokolKabupatenTabalong… ... 64

5.1.2 PedomanBagianHumasSubbagProtokol. ... 67

5.1.3 KegiatanBagianHumasSubbagProtokol. ... 69

5.1.4 SubyekBagianHumasSubbagProtokol. ... 72

5.1.5 ... PublikBagianHumas SubbagProtokol. ... 74

5.3EtiketPeringatanHariBesarNasional. ... 76

5.4 EtiketPeringatanHariKeagamaan. ... 86

5.5 EtiketPeringatanHariJadiKabupaten . ... 92

5.6 Etiket Ramah TamahdanJamuanTamu. ... 98

5.7 EtiketAcaraPribadiBupati. ... 103

5.8 EtiketUndangandanPakaian. ... 106

5.9 EtiketKunjunganKerja. ... 110

5.10 EtiketPelantikan. ... 117

BAB VI : PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 120

6.2 Saran ... 121

6.2.1 Saran Akademis ... 121

6.2.2 Saran Praktis ... 122

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 BupatiTabalongMembariSambutan ... 89

Gambar 5.2 Layout Tata UpacaraHariJadiKabupaten ... 94

Gambar 5.3 SetdaTabalongMenggunakanSasirangan ... 109

Gambar 5.4 KunjunganWakilBupatikeKecamatanUpau ... 112

(13)

DAFTAR PUSTAKA

ReferensiBuku

Amin, Ahmad. 1993. EtikaIlmuAkhlak. Jakarta : PT. BulanBintang

Bungin, Burhan. 2010. MetodePenelitianKualitatif. Jakarta: KencanaPrenadaMedi Group.Prenada Media Group.

Effendy, OnongUchjana. 2006.HubunganMasyarakatSuatuStudiKomunikologis.

Bertens, K. 2000. Etika. Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama

Cangara ,Hafied .2009. PengantarIlmuKomunikasi. Jakarta ;RajawaliPers

Cangara, Hafied. 1996. Prinsip-PrinsipHubunganMasyarakat. Surabaya: Usaha Nasional.

Cutlip, Scott M, dkk. 2009. Effective Public Relations, EdisiKesembilan. Jakarta:

Bandung: PT. RosdaKarya.

Effendy, OnongUchjana. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung:

MandarMaju.

Herlambang, Susatyo.2010. Public Relations and Costumer Service. Yogyakarta: Gosyen

(14)

Kusumastuti, Frida. 2004. Dasar-DasarHubunganMasyarakat. Malang: UMM Press.

Kasmir, 2005 Etika Costumer Service. Jakarta : Raja GrafindoPersada.

Lattimore, Dan, dkk. 2010.Public Relations ProfesidanPraktik. Jakarta: Salemba

Humanika.

Mulyana, Dedy. 2001. IlmuKomunikasiSuatuPengantar. Bandung: PT. RosdaKarya

Moleong,Lexy 2011. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: PT. RosdaKarya

Rachmadi F. 1992. Public Relations TeoridanPraktek. Jakarta: PT. GramediaPustaka

Utama.

Ruslan, Rosady. 2011. EtikaKehumasanKonsepsi&Aplikasi. Jakarta: PT. Raja

GrafindoPersada.

Simonangkir, O.P. 1978.Etiket Kantor.Jakarta :AkademiIlmuPerbankanPerbanas.

Soemirat,Soleh. 2008. Dasar-Dasar Public Relations.Bandung:PTRosdaKarya

(15)

Lain-Lain

Undang- UndangRepublikIndonesia danKodeEtikBakohumasPemerintah.

PedomanUmum Tata KelolaKehumasanPemerintahRepublik Indonesia 2011

Undang – Undang No 9 Tahun 2010 TetangKeprotokoleran

BukuHimpunanManajemenKeprotokoleranRepublik Indonesia

BahanAjarKeprotokoleranRepublik Indonesia

BukuProfil Wilayah KabupatenTabalong 2012-2013

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini profesi public relations atau sering disebut hubungan masyarakat

berkembang dengan sangat pesat. Banyak inovasi, strategi komunikasi, rancangan

program kreatif yang memiliki dampak yang besar bagi publiknya. Pada

hakikatnya tidak ada organisasi, perusahaan, maupun institusi yang dapat bekerja

dengan sukses tanpa kerjasama masyarakat sekitarnya. Menciptakan hubungan

yang saling pengertian merupakan suatu faktor yang potensial untuk mencapai

sukses dalam segala hal, untuk itu diperlukan adanya humas.

Public relationsdi Indonesia dikenal pada tahun 1950 dimanapublic relations

atau dalam bahasa Indonesia lebih akrab disapa humas (hubungan masyarakat)

bertugas untuk menjelaskan peran dan fungsi-fungsi setiap kementrian, jawatan,

lembaga, badan, dan lain sebagainya. Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas

adalah: melobi (lobbying), berbicara didepan publik, menyelenggarakan acara,

dan membuat pernyataan tertulis, serta memanajemen hubungan dengan media.

Menurut Harlow yang dikutip oleh Cutlip (2009:5), Public relations adalah

fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini

komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara

organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu;

PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini

tentang opini publik; PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab

(17)

2

perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR dalam hal ini

adalah sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends) ; dan

PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya.

Hubungan masyarakat atau Public Relationsmempunyai peran penting dalam

sebuah instansi terkait citra dan reputasi maupun terjaganya hubungan yang baik

antara publik dan instansi. Pada umumnya, humas mempunyai peran dan fungsi

yang sama dalam penerapannya, namun hal ini di tetap sesuaikan dengan

peraturan instansi atau badan yang menaunginya atau tempat ia bekerja. Untuk

membangun dan menjaga lini komunikasi dengan publiknya seorang humas harus

bekerja untuk mencari berbagai cara yang tepat untuk digunakan tentunya tetap

berpedoman pada kode etik, etika dan peraturan instansi yang menaunginya.

“Etika Profesi” menurut Cutlip yang dikutip oleh Rosady Ruslan dalam

bukunya Etika Kehumasan (2009:70-71) adalah perilaku yang dianjurkan secara

tepat dalam bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang pada umumnya dapat

diterima oleh masyarakat atau kebudayaan. Kode etik merupakan perumusan

norma moral yang menjadi tolok ukur atau acuan bagi kode perilaku (code of

conduct)kelompok profesi bersangkutan.

Humas mempunyai aturan dalam menjalankan aktifitasnya, aturan tersebut

berkaitan dengan instansi. Maka dari itu sudah menjadi keharusan menaati humas

bertindak etis serta memperhatikan aturan aturan yang berlaku dalam aktifitasnya.

Baik hubungan dengan publik internal instansi maupun dengan publik eksternal

begitu pula dalam instansi pemerintahan.

Frida Kusumastuti dalam bukunya Dasar-Dasar Humas (2004) mengatakan

(18)

3

atau mempromosikan kebijakan- kebijakan mereka. Memberi informasi secara

teratur tentang kebijakan, rencana rencana serta hasil-hasil kerja institusi serta

memberikan pengertian kepada masyarakat tentang peraturan perundang

undangan dan segala sesuatu yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintahan merupakan sarana untuk

memberikan penjelasan dan meyakinkan kepada masyarakat untuk menempatkan

diri dalam posisi yang tepat di pemerintahan serta memberikan jalan komunikasi

yang efektif untuk mencapai kerjasama antara pihak Pemerintah Daerah dan

masyarakat.

Guna terjalinnya hubungan yang baik, antara humas pemerintahan dan juga

publiknya, maka humas melakukan berbagai cara-cara profesional dengan penuh

pertimbangan dan terntunya mengenali publiknya. Humas juga mempunyai tata

cara dan keunikan tersendiri dalam menyajikan peran dan fungsinya terhadap

instansi dan public didasarkan dengan beberapa pertimbangan. Dalam aktifitasnya,

beberapa hal atau peraturan bisa saja terjadi penyesuaian dikarenakan berbagai

alasan.

Dalam menjalankan aktifitasnya, tata cara, sopan santun, kebiasaan, budaya

pergaulan atau sering disebut dengan etiket menjadi bagian penting perannya

untuk memulai hubungan yang baik, hal ini terlihat kecil, tetapi mempunyai peran

yang besar. Pada hakikatnya etiket dijalankan oleh setiap orang dalam

kehidupannya untuk dapat tetap bertahan disuatu lingkungan. Keanekaragaman

kebiasaan, adat istiadat dan kebudayaan suatu daerah juga mempengaruhi

nilai-nilai tata cara dalam bertindak sehari harinya, latar belakang yang berbeda

(19)

4

Uchjana Effendy (1993) mengatakan dalam bukunya Human Relation dan Public

relations, etiket adalah terjemahan dari bahasa perancis ”ettiquete”, yang

berarti ”persyaratan konvensional mengenai perilaku sosial” (conventional

requirements as to social behavior).

Etiket adalah tata aturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan

menjadi norma serta anutan dalam bertingkah laku pada anggota masyarakat

tersebut (Ruslan, 2011:47). Etiket humas dalam setiap instansi tidak selalu sama,

hal-hal berupa penyesuaian aturan pemerintahan dan pedoman kerja humas,

terkait dengan publiknya dalam penerapannya di aktivitas kehumasan, menjadi

perhatian peneliti untuk mengangkat tema ini, khususnya di pemerintahan yang

telah ada dan terstruktur dari atas peraturan dan pedoman yang berlaku.

Kabupaten Tabalong adalah wilayah yang berada di utara Propinsi Kalimantan

Selatan, merupakan salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang terletak di

perbatasan antara Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Pemerintahannya

dipimpin oleh seorang bupati, serta memiliki otonomi daerah, diikat oleh sejumlah

regulasi, antara lain Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan

lain sebagainya, untuk pedoman dalam menjalankan kegiatannya. Kabupaten

Tabalong sering disebut kabupaten terkaya di Kalimantan Selatan karena sumber

daya alam yang melimpah. Batu bara merupakan beberapa sumberdaya penghasil

bruto terbesar untuk kabupaten ini (Tahun 2011 dengan produksi Batu Bara

mencapai 22.103.478 ton). Kabupaten ini juga cukup disorot para pendatang

untuk mencari pekerjaan. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah Tabalong

2010, jumlah aparatur/PNS di Kabupaten Tabalong pada tahun 2010 sebanyak

(20)

5

Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 5.6 persen jika dibandingkan tahun

2009 (Bappeda, 2011 : 18-19).

Sementara itu, menurut buku Profil Wilayah Kabupaten Tabalong

(2013:49) sampai tahun 2012 sebanyak 3 etnis mayoritas yang tinggal di

Kabupaten Tabalong, yaitu Banjar, Dayak, Jawa. Penduduk Kabupaten

Tabalong merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari

penduduk asli dan pendatang yang tinggal secara turun temurun.

Kabupaten tabalong juga memiliki penduduk dari suku yang beragam,

yang tinggalnya tertetak di berbagai sudut kabupaten, yaitu suku banjar, dayak,

jawa, serta campuran. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana etiket

humas di kabupaten tabalong dengan berbagai alasan ini dan tentunya dengan

latar belakang publik yang berbeda pula. Untuk membangun komunikasi yang

efektif humas tentunya mengetahui kebiasaan masyarakat, tak lepas dari publik

humas, yaitu publik internal dan eksternal

Sebagai humas yang menjunjung kode etik profesi kehumasan harus bertindak

sebagai seorang profesional. Dalam aplikasinya, seseorang ataupun sekelompok

orang memiliki etiket dalam menjalankan aktivitasnya. Etiket merupakan

kebiasaan ataupun menjadi hal yang dimaklumi bersama atau disepakati bersama.

Dalam masyarakat yang beradab etiket tidak dapat dipisahkan dari etik.

Menjalankan etiket sehari-hari dalam pergaulan, adalah menentukan bagi

penilaian moral seseorang (Simonangkir, 1987:2). Divisi humas kabupaten

Tabalong terbagi menjadi 3 sub bagian, yaitu : Dokumentasi dan Informasi,

(21)

6

Sebagai dasar fenomena yang peneliti rasa menarik dalam hubungannya

mengetahui etiket humas pemerintahan, peneliti memilih satu subag dibawah

naungan humas, yaitu Subag Protokol dengan pertimbangan bagian ini yang

sering berhubungan langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan kepada

humas, protokol berhubungan dengan tata cara upacara, tata penghormatan, tata

tempat dan jamuan yang berhubungan langsung dengan pejabat pemerintahan.

Peneliti ingin mengetahui bagaimana etiket dalam aktifitas kehumasan pemerintah

daerah Kabupaten Tabalong khususnya subag protokol, serta menyesuaikannya

dengan panduan undang-undang tentang keprotokoleran, panduan protokol

pemerintahan, kode etik bakohumas, budaya setempat, peran dan fungsi humas,

serta tinjauan pustaka lainnya sebagai acuan peneliti.

Dari paparan latar belakang diatas, peneliti mengambil judul ”Etiket Humas Pemerintah Daerah (Studi pada : Humas Subag Protokol Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan) ”

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjabaran latar belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

Bagaimanakah Etiket Humas Subagian Protokol Pemerintah Daerah

(22)

7 1.3Tujuan Penelitian

Untuk meneliti bagaimana etiket humas pemerintah daerah, dengan melihat

aktivitas, penyesuaian kode etik dan teori, serta analisa peneliti terhadap etiket

dalam penerapannya di dalam aktivitas humas pemerintah daerah Kabupaten

Tabalong.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1Manfaat Akademis

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat

digunakan sebagai pengayaan bidang ilmu komunikasi dan dapat digunakan

sebagai referensi untuk penelitian yang lebih mendalam berikutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Pemerintah Daerah

Menginformasikan bentuk penerapan konsep dan teori yang dilakukan

oleh pegawai humas dan aplikasinya dalam menjalankan kewajiban

sesuai dengan peraturan pemerintahan yang berlaku. Sebagai bentuk

saran dan tolok ukur evaluasi kedepannya dengan mendeskripsikan

fenomena di aktifitas kehumasan pemerintah daerah, khususnya dalam

mengkaji etiket humas pemerintah daerah Kabupaten Tabalong serta

(23)

8 2. Bagi Profesi PR

Memberikan pengetahuan dan memberikan informasi kepada profesi

PR mengenai etiket dalam aktivitas humas pemerintah daerah,

memberitahukan mengenai kesesuaian etiket yang berlaku di

pemerintah daerah Kabupaten Tabalong dengan tinjauan pustaka

peneliti, analisa, maupun pedoman humas yang berlaku. Sehingga

dapat menjadi salah satu referesi ataupun perbandingan dengan etiket

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat hasil regresi dan korelasi, dari 24 perusahaan yang dijadikan sampel perusahaan pada saham LQ 45, yaitu antara rata-rata return saham dan resiko mempunyai

Proses permintaan dan pengecekkan barang atau material di gudang pusat PT PLN (Persero) KITSBS Pembangkitan Sektor Keramasan masih tidak efisien dikarekanakan

Hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan terbaik pada perlakuan residu pemberian vinasse inkubasi 10 hari dengan pupuk kalium 100 kg/ha (V2K1) dapat meningkatkan

37 Belanja Barang Operasional Lainnya Peng Langsung Sukabumi/Jawa Barat 28.000.000,00 RM Maret 7 Bln Spk Opsdik Selabrip/SIP Kegiatan Khusus.

[r]

[r]

[r]

Laeya, maka dengan ini kami mengundang perusahaan Saudara untuk mengikuti tahap pembuldian kualifikasi yang akan dilaksanakan pada :. Hari/ Tanggal : Kamis, 9 Agustus