• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria Kusumadewa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KRITIK SOSIAL DALAM FILM (Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria Kusumadewa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

KRITIK SOSIAL DALAM FILM

(Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria Kusumadewa)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana ( S-1)

Oleh:

TONY WIJAYA KASUMA PUTRA

05220029

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

▸ Baca selengkapnya: identitas film sepatu dahlan

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Tony Wijaya Kasuma

NIM

: 05220029

Konsentrasi

: Audio Visual (AV)

Judul Skripsi : Kritik Sosial Dalam Film (Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria

Kusumadewa)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Sabtu

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Tony Wijaya Kasuma P NIM : 05220029

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Kritik Sosial Dalam Film (Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria Kusumadewa)

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nurudin, M.Si Nasrullah, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

: Tony Wijaya Kasuma P

Tempat, Tanggal Lahir

: Banjarmasin, 7 Desember 1986

NIM

: 05220029

Jurusan

: Ilmu komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

KRITIK SOSIAL DALAM FILM

(Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria Kusumadewa)

adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam

bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan

ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 29 November 2010

Yang menyatakan,

(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Tony Wijaya Kasuma P 2. NIM : 05220029

3. Konsentrasi : Audio Visual

4. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 5. Jurusan : Ilmu Komunikasi

6. Judul Skripsi : Kritik Sosial Dalam Film (Analisis Isi pada Film Identitas Karya Aria Kusumadewa)

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Kegunaan Penelitian ... E. Tinjauan Pustaka ... E.1. Film sebagai Kritik Sosial ... E.2. Film ... E.3. Analisis Isi ... F. Definisi Konseptual... G. Kategorisasi ... H. Metode Penelitian ...

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Gambaran umum film Identitas ... B. Profil film Identitas ... C. Sinopsis film Identitas ... D. Biografi pemain dan profil sutradara film Identitas ...

BAB III SAJIAN DAN ANALISA DATA

(7)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... B. Penutup ...

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex. 2003.

Analisis Teks Media

. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung

Baksin, Askurifai. 2003 .

Membuat Film Indie Itu Gampang

. Bandung: Katarsis.

Krippendorff, Klaus. 1991.

Analisis Isi – Pengantar Teori dan Metodologi

. Jakarta : Rajawali

Pers.

Marcelli, Joseph V. 1986.

Angle, Komposisi, Kontiniti, Close Up, Editing dalam sinematografi

.

Yayasan Citra: Jakarta

McQuail, Denis. 1989.

Teori Komunikasi Massa. Suatu Pengantar

. Jakarta: Erlangga.

Masoed, Mohtar. 1999.

Kritik Sosial Dalam Wacana Pembangunan

. Yogyakarta: UII Press

Nasir, M. 1983.

Metode Penelitian

. Jakarta : Ghalia Indonesia

Partono, Pius A. M. Dahlan Al Barry. 1994.

Kamus Ilmiah Populer.

Surabaya, Arkola

Soekanto, Soerjono. 1990.

Sosiologi Suatu Pengantar.

Jakarta : Rajawali Pers.

Stokes

, Jane.

2003

.

How To Do Media and Cultural Studies

. Yogyakarta: Bentang.

Suleiman, A.

Hamzah

. (

1985

).

Media Audio-Visual

. Bandung.

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini komunikasi menjadi kebutuhan yang hakiki bagi umat manusia,

dikatakan kebutuhan yang hakiki karena dalam kehidupan manusia komunikasi

menjadi alat yang membantu dalam segala kegiatan yang ada.perkembangan

teknologi yang sangat cepat pada teknologi komunikasi telah membawa sebuah

implikasi perubahan sosial pada masyarakat. Kini media massa sebagai sarana

komunikasi telah menjadi hal dominan dalam kehidupan sosial masyarakat, media

massa mampu menembus batas ruang dan waktu untuk memberi kebutuhan akan

informasi bagi masyarakat global. Kekuatan media massa telah menjadi tambang

informasi, hiburan dan mata untuk melihat realitas dunia.

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, media massa telah menjadi alat

perpanjangan alat indra. Melalui media massa, dapat diperoleh informasi tentang

orang, benda atau tempat yang tidak dialami secara langsung. Dunia telalu luas

untuk diarungi dan dimasuki secara personal maka media massa hadir untuk

menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial dan politik; televisi telah

menjadi jendela kecil untuk melihat berbagai peristiwa dunia.

Kritik sosial dan media massa, adalah dua hal yang berbeda namun tak

dapat dipisahkan dan saling berhubungan. Media massa banyak digunakan oleh

aktor politik sebagai “kendaraan” untuk meraih simpati masyarakat luas.

(10)

2

persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan,

dan atau melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu.

Film merupakan salah satu dari sekian bentuk media massa yang mampu

memberikan nilai hiburan pada masyarakat disaat kepenatan aktifitas masyarakat

dalam menjalani rutinitas kehidupan sehari-hari. Denis McQuail (Marseli, 1996:

13) menyatakan bahwa film berperan sebagai sarana cara yang digunakan untuk

menyebarkan hiburan yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, humor

dan sajian teknis lainnya pada masyarakat umum. Film disini merupakan

perwujudan dari seluruh realitas kehidupan dunia yang luas dalam masyarakat,

oleh karena itu film mampu menumbuhkan imajinasi, ketegangan, ketakutan dan

benturan emosional penonton, seolah mereka ikut merasakan dan menjadi bagian

dari cerita tersebut

Film sering digunakan sebagai alat sosialisasi atau sebagai media untuk

mengkonstruksi wacana tertentu bagi kesadaran masyarakat. Perkembangan film

itu sendiri juga tidak lepas dari perkembangan budaya masyarakat yang berlaku

dibelakangnya. Pada latar masyarakat industri, perkembangan film-film yang

diedarkan banyak dipengaruhi oleh kebutuhan pasar penonton, dimana tema-tema

yang diangkat dalam film tidak jauh dari cerita yang berkisah tentang

permasalahan-permasalahan yang populis. Latar tema film populis memang tidak

bisa lepas dari semangat industri yang menuntut daya tarik para penonton

sebanyak-banyaknya, sehingga tidak jarang beberapa tema cerita film-film

industri memiliki semangat cerita yang memang mudah dicerna oleh penonton,

serta tidak mengindahkan permasalahan etika dan konflik yang membutuhkan

(11)

3

Keberadaan Film kerap dianggap minor dalam kemampuannya memuat

kritik sosial dibandingkan dengan media lain. Media lain memiliki wahana

jurnalisme yang mampu menghadirkan peran media sebagai pilar keempat

demokrasi, sedangkan film kaprah dianggap sepenuhnya sebagai kendaraan

komersial pencari keuntungan. Film memang dibuat dengan investasi ekonomi

yang besar sehingga memiliki antusiasme masyarakat yang tinggi dan sepertinya

lebih mengabaikan muatan-muatan yang memperlihatkan tanggung jawab

sosialnya.

Tapi apakah film memang memiliki kewajiban melakukan kritik sosial

mengingat karakternya yang lebih mirip media hiburan. Media film sebenarnya

memiliki kekuatan lebih dibandingkan media lain dalam melakukan representasi

terhadap kenyataan. Jurnalisme mungkin mendaku kerjanya pada realitas, tetapi

jurnalisme dikendalikan oleh prinsip kelayakan berita yang memenggal realitas itu

dalam satuan-satuan kelayakan berita tersebut. Sedangkan film nyaris tak terbatasi

oleh hukum-hukum ekstrinsik macam itu. Ketika pembuat film memilih sebuah

tema, maka yang membatasinya adalah hukum-hukum intrinsik film itu sendiri.

Dengan pilihan yang nyaris sama luasnya dengan kehidupan itu sendiri, film

punya kemungkinan yang tak terbatas.

Membuat film untuk dijadikan kritik sosial memang tidak mudah dan

semua ini berangkat dari tradisi yang panjang, baik dalam berkesenian secara

umum maupun dalam bertutur lewat media film. Negeri ini belum memiliki

keduanya. Paling tidak, cara tutur media film di negeri ini sama sekali belum ajeg

dan belum memiliki tradisi yang panjang. Media film dipandang sebagai sebuah

(12)

4

pencarian cara tutur yang mampu menangkap fenomena dalam masyarakat

tersebut.

Asumsi peneliti dari kritik adalah sebagai sebuah kecaman atau kontrol

yang dapat membawa malu atau menyakitkan bagi penerima kritik, padahal apa

yang dikehendaki dari sebuah kritik membangun tidak lebih dari sekedar saran,

dan petunjuk-petunjuk bagi penerima kritik itu sendiri. Kritik sosial juga

merupakan sindiran, tanggapan, yang ditujukan pada suatu hal yang terjadi dalam

masyarakat manakala terdapat sebuah konfrontasi dengan realitas berupa

kepincangan atau kebobrokan. Kritik sosial diangkat ketika kehidupan dinilai

tidak selaras dan tidak harmonis, ketika masalah-masalah sosial tidak dapat diatasi

dan perubahan sosial mengarah kepada dampak-dampak disosiatif dalam

masyarakat. Kritik sosial disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.

Secara tidak langsung, kritik sosial dapat disampaikan melalui media. Media

penyampaian kritik sosial beraneka ragam jenisnya.

Dalam hal ini, terobosan baru yang dibuat oleh Aria Kusumadewa seorang

sutradara yang begitu kental kaitannya dengan film indie, yang kemudian

mendistribusikannya dari kampus ke kampus membuat sebuah film yang berjudul

Identitas. Dengan membawa tema masyarakat bawah yang dekat dengan

kemiskinan, mulai dari susahnya mengurus asuransi kesehatan untuk warga

miskin, para politikus yang berkampanye mengumbar janji untuk mensejahterakan

warga miskin, sampai perempuan yang menjadi pelacur untuk membiayai orang

tuanya yang dirawat dirumah sakit.

Film ini diproduksi oleh PT Demi Gisela Citra Sinema, Esa Films dan Tits

(13)

5

Identitas yang mempunyai dasar Indie tersebut ke layar lebar. Dan tak pelak, film

Identitas meraih penganugerahan sebagai Film Terbaik FFI (Festival Film

Indonesia) 2009 dan sang Sutradara beserta pemain pria utamanya, Tio

Pakusadewa menjadi yang Terbaik FFI 2009 sesuai kategorinya. Meskipun dari

pemberitaan di media massa memuat bahwa terjadi kontroversi dari kemenangan

film Identitas sebagai film terbaik FFI 2009 ini.

Dari uraian dan latar belakang diatas, menarik peneliti untuk menguraikan

lebih jauh tentang sebuah kritik sosial dalam film. Dengan melihat

penganugeraahan yang diberikan kepada film Identitas karya Aria Kusumadewa

ini, peneliti memilih film Identitas untuk mengetahui kritik sosial yang ada dalam

film, mengingat cerita dalam film ini mengangkat kehidupan sosial sesuai dengan

realitas sosial yang terjadi. Jadi dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui

sarat atau tidaknya film ini dengan kritik sosial didalamnya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar prosentase kemunculan isi atau pesan tentang kritik sosial

dalam film Identitas karya Aria Kusumadewa?

2. Siapa pihak-pihak yang menjadi sasaran kritik sosial dalam film Identitas,

(14)

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan seberapa

besar prosentase kemunculan kritik sosial serta siapa saja pihak-pihak yang

menjadi sasaran kritik sosial dalam film Identitas karya Aria Kusumadewa.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Akademis

Memberikan manfaat bagi peneliti lain dalam mengembangkan dan

memperluas pendalaman studi komunikasi khususnya pengkaji

komunikasi perfilman, sehingga mampu menjadi referensi bagi penelitian

serupa dimassa yang akan datang.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi dan penikmat

film, dimana dengan mengetahui kandungan isi serta tema pesan tertentu

dari film, maka penikmat dan praktisi film dapat melakukan interpretasi

secara luas dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap film

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul : Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Film (Analisis Isi pada Film Preman In Love Karya Rako Prijanto).. adalah bukan

Skripsi dengan judul PESAN MORAL DALAM FILM DRAMA (Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Riza) merupakan skripsi yang disusun untuk mengetahui besar

skripsi dengan judul Tindakan Kejahatan Dalam Film (Analisis Isi Pesan Dalam Film “Now You See Me” Karya Louis Letterier) ini dapat terselesaikan dengan baik.. Peran film

Skripsi dengan judul UNSUR KEBUDAYAAN JAWA PADA FILM DOKUMENTER (Analisis Isi Pada Film “Dolanan Kehidupan” Karya Afina Fahru dan Yopa Arfi) adalah hasil karya saya, dan

(Analisis Isi pada Film Syahadat Cinta, karya Gunawan Panggaru) adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan

26 Dari penjelasan di atas, maka kritik sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kritik yang dimuat dalam sebuah pesan melalui media (film) sebagai saran atau

Skripsi dengan judul PESAN MORAL DALAM FILM DRAMA (Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Riza) merupakan skripsi yang disusun untuk mengetahui besar

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul: KEKERASAN OLEH PEREMPUAN DALAM FILM (Analisis Isi pada Film Red Cobex Karya Upi Avianto).. adalah bukan karya tulis