• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Jaringan Komunikasi Dengan Perubahan Taraf Penghidupan Dan Pola Pikir Dalam Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Di Kabupaten Kampar, Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hubungan Jaringan Komunikasi Dengan Perubahan Taraf Penghidupan Dan Pola Pikir Dalam Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Di Kabupaten Kampar, Riau"

Copied!
237
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN JARINGAN KOMUNIKASI DENGAN

PERUBAHAN TARAF PENGHIDUPAN DAN POLA PIKIR

DALAM PEMBERDAYAAN PEMBUDIDAYA IKAN

DI KABUPATEN KAMPAR, RIAU

ZULKARNAIN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Analisis Hubungan Jaringan Komunikasi dengan Perubahan Taraf Penghidupan dan Pola Pikir dalam Pemberdayaan Pembudidaya Ikan di Kabupaten Kampar, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2015

(4)

RINGKASAN

ZULKARNAIN. Analisis Hubungan Jaringan Komunikasi dengan Perubahan Taraf Penghidupan dan Pola Pikir dalam Pemberdayaan Pembudidaya Ikan di Kabupaten Kampar, Riau. Dibimbing oleh DJUARA P LUBIS, ARIF SATRIA dan MUSA HUBEIS

Jaringan komunikasi memiliki peran penting dalam kegiatan

pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat, akan terlihat jika terjadi perubahan pada taraf penghidupan dan pola pikir masyarakat ke arah yang lebih baik. Sebagai salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan adalah pemberdayaan pembudidaya ikan, maka untuk itu telah dilakukan penelitian tentang analisis hubungan jaringan komunikasi dengan perubahan taraf penghidupan dan pola pikir dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Kabupaten Kampar mengambil kasus di Desa Koto Mesjid.

Penelitian telah dilaksanakan dengan beberapa tahapan dimulai dari survei pendahuluan untuk melakukan pengenalan dan pendekatan dengan beberapa tokoh masyarakat dan informan pada tahun 2012, kemudian survei penelitian

tahap pertama dilaksanakan pada bulan Juni 2013 kemudian dilanjutkan

pengumpulan data pada bulan Desember 2013 hingga Mei 2014, setelah itu dilanjutkan untuk wawancara mendalam pada Agustus dan September 2014. Populasi penelitian adalah masyarakat pembudidaya ikan dengan jumlah sampel ditentukan secara sengaja dan diambil secara sensus 90 orang dari anggota mitra binaan PT. Telkom yang mendapat bantuan modal usaha pengembangan budidaya perikanan dengan komoditas ikan patin (Pangasiushypopthalmus).

Tujuan pertama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan

menganalisis karakteristik pembudidaya ikan, persepsi pembudidaya ikan terhadap kinerja pendamping dan fasilitas produksi yang diterima dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid. Karakteristik pembudidaya ikan yang ada di Desa Koto Mesjid pada umumnya pada kategori tingkat menengah, memiliki pendapatan yang tinggi, asset kolam yang luas dan lebih berpengalaman. Karakteristik pembudidaya ikan mayoritas bukan sebagai masyarakat kurang mampu/miskin, tetapi masih dijumpai beberapa orang pembudidaya ikan yang memiliki pendapatan rendah dan asset kolam yang sempit, mereka masih belum merasakan perbaikan dan peningkatan mutu kehidupan dari usaha budidaya perikanan yang dijalankan. Terdapat perbedaan persepsi pembudidaya ikan terhadap kinerja pendamping swadaya dan pendamping pemerintah, pendamping swadaya lebih aktif dibanding pendamping pemerintah, hal ini terjadi karena masing-masing pendamping berbeda dalam menjalankan aktivitas dampingannya. Fasilitas bantuan produksi yang diterima pembudidaya ikan adalah berupa bantuan benih dari pemerintah dan bantuan modal usaha dari PT Telkom sebagai bentuk kerjasama Corporate Social Responsibilities perusahaan dan masyarakat.

Tujuan penelitian kedua adalah mendeskripsikan dan menganalisis jaringan komunikasi produksi dan pemasaran dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid. Hasil penelitian menjelaskan bahwa jaringan komunikasi pembudidaya ikan yang terbentuk dalam kegiatan produksi dan pemasaran usaha budidaya perikanan di Desa Koto Mesjid bersifat memusat atau

(5)

Tujuan penelitian ketiga adalah mendeskripsikan dan menganalisis perubahan taraf penghidupan dan pola pikir pembudidaya ikan yang terjadi dalam pemberdayaan di Desa Koto Mesjid. Hasil penelitian menunjukan bahwa telah terjadi perubahan taraf penghidupan dan pola pikir pembudidaya ikan semenjak menekuni usaha budidaya perikanan terlihat semakin lebih baik. Perubahan taraf penghidupan dan pola pikir terlihat dari tahap persiapan mengalami perubahan pada fase pertumbuhan dan hampir pada fase pengembangan, secara vectorial keadaan ini berada pada keamanan pangan, sedangkan secara segmentasi perubahan, belum sesuai dengan harapan pemberdayaan.

Tujuan penelitian keempat adalah mendeskripsikan dan menganalisis

hubungan karakteristik pembudidaya ikan, persepsi terhadap kinerja pendamping serta layanan fasilitas produksi dengan jaringan komunikasi dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat hubungan nyata beberapa karakteristik personal pembudidaya ikan yaitu pendidikan, pendapatan, tanggungan keluarga, luas kolam dan curahan jam kerja dengan jaringan komunikasi, begitu juga hubungannya dengan fasilitas produksi. hanya persepsi pembudidaya ikan terhadap kinerja pendamping yang tidak berhubungan nyata dengan jaringan komunikasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karateristik individu dan fasilitas produksi yang dimiliki pembudidaya ikan berhubungan nyata dengan terbentuknya interaksi jaringan komunikasi yang terjadi dalam lingkungannya.

Tujuan penelitian kelima adalah menganalisis hubungan jaringan komunikasi dengan perubahan taraf penghidupan dan pola pikir dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid, dan hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang nyata antara jaringan komunikasi dengan perubahan taraf penghidupan dan pola pikir pembudidaya ikan, hubungan tersebut ada pada indikator pendapatan, sanitasi kebersihan dan tingkat adopsi teknologi usaha budidaya perikanan. Dengan demikian bahwa, jaringan komunikasi memiliki andil dan peran dalam perubahan taraf penghidupan dan pola pikir pembudidaya ikan.

Tujuan akhir penelitian adalah merumuskan strategi komunikasi dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid. Adapun rumusan yang diajukan adalah strategi komunikasi pemberdayaan pembudidaya ikan dalam kegiatan produksi dan pemasaran usaha budidaya perikanan di Desa Koto Mesjid dituangkan dalam langkah revitalisasi konsep komunikasi pembangunan partisipatif dengan perbaikan kinerja komunikasi yang meliputi: memanfaatkan kekuatan ikatan jaringan komunikasi yang terjadi untuk pembentukan kelembagaan koperasi pembudidaya ikan, perbaikan dan penguatan kinerja pendamping, peningkatan pemanfaatan fasilitas produksi dan teknologi tepat guna, dukungan pemerintah daerah dan melakukan monitoring evaluasi secara berkala pada kegiatan budidaya perikanan yang dijalankan.

(6)

SUMMARY

ZULKARNAIN. The Relationship Analysis of Communication Network with Change of Livelihood and Mindset of Fish Farmer Empowerment In Kampar Regency. Supervised by DJUARA P LUBIS, ARIF SATRIA and MUSA HUBEIS.

Network communication has an important role in community development activities. The success of empowerment activities, that’s know if there are change in livelihood and the mindset of the people to be better. As one of its activities is fish farmer empowerment. Based on the explain, that was done research on the communication network, change of livelihood and mindset in fish farmer empowerment in Kampar Regency, case study in Koto Mesjid Village.

This research has been carried out by several phases starting from preliminary surveys to conduct an introduction and approach with some community leaders and informants in June 2012, then the first phase of the research survey was conducted in June 2013 and then continued collecting data in December 2013 to May 2014, after the continued to depth interviews in August and September 2014. The population are fish farmers. The sample determined by census to 90 respondents from members of the partners PT. Telkom. They get aid from PT Telkom by funding to capital aquaculture business of Catfish (Pangasius hypopthalmus).

The first objective of this research is to describe and analyze the characteristics and perception of fish farmers to the performance of field facilitator and the received of grant production facilities in aquaculture. The result of research has showed that the Fish farmer characteristics in Koto Mesjid village are mainly in the productive age, education background in moderate level, family members in moderate, income in high, have wide pond size, have long term experience and have moderate working time. The grant of production facilities received by the fish farmers are seed of Pangasius hypopthalmus from government and grant funding to capital in aquaculture business from PT Telkom. Fish farmers perception to performance of independence and government facilitators is different. That, the independence facilitator is more active than government facilitator.

The second research objective is to describe and analyze the communication network in the production and marketing of fish farmer empowerment in Koto Mesjid Village. The results of the study explained that the communication network formed in the production and marketing of aquaculture business in Koto Mesjid Village are interlock personal network.

The third objective of this research is to describe and analyze the changes of livelihood and mindset in fish farmers empowerment in Koto Mesjid Village. The results showed that there has been a change in the livelihood and mindset the fish farmer in doing the aquaculture business to be better. Changes in livelihood and mindset can be seen from the changes of preparatory phase in the growth phase and almost in the development phase.

(7)

study explained that there are significant relationship some personal characteristics of fish farmers: education, income, family member, working time and pond size to communications network of the production and marketing of aquaculture in empowerment of fish farmers in the village of Koto Mesjid. While the relationship of fish farmers perceptions toward performance of facilitator with communication network are not significant relationship. The are significant relationship between grant facilities production from local government with the communication network in aquaculture effort but inversely proportional relationship.

The fifth research objective was to analyze the relationship of communication networks with change of livelihood and and mindset in empowerment of fish farmers in the village of Koto Mesjid, and the results showed that the significant relationship of communication network with changes Livelihood and mindset of fish farmers, the relationship is on the indicator income, hygiene and sanitation levels of technology adoption aquaculture businesses.

Then the last objective of this research is to formulate a communication strategy in the empowerment of fish farmers in the village of Koto Mesjid. The proposed formulation is a fish farmer empowerment communication strategy in the production and marketing of aquaculture business in village of Koto Mesjid steps outlined in the revitalization of the concept of participative development communication with improved communication performance include: to utilized the strengh of network communicatin to build the cooperative institution in fishery products, repair and strengthening the performance of facilitator, increasing in the utilization of production facilities and appropriate technology, support by local government and conduct periodic monitoring and evaluation in aquaculture activities.

(8)
(9)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.

(10)
(11)

ANALISIS HUBUNGAN JARINGAN KOMUNIKASI DENGAN

PERUBAHAN TARAF PENGHIDUPAN DAN POLA PIKIR

DALAM PEMBERDAYAAN PEMBUDIDAYA IKAN

DI KABUPATEN KAMPAR, RIAU

ZULKARNAIN

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor

pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Penguji pada Ujian Tertutup: 1. Dr Ir Anna Fatchya, M.Si

2. Dr Ir Sarwititi Sarwoprasodjo, MS

Penguji pada Ujian Terbuka: 1. Prof Dr Ir H Usman M Tang, MS

(13)
(14)
(15)

PRAKATA

Segala puji dan syukur dipersembahkan untuk Allah Azza wa jalla Rabb Sekalian Alam dan Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan seluruh sahabatnya. Ungkapan kata ini sebagai rasa syukur atas segala karunia-Nya sehingga disertasi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah jaringan komunikasi dan perubahan taraf penghidupan dan pola pikir, dengan judul Analisis Hubungan Jaringan Komunikasi dengan Perubahan Taraf Penghidupan dan Pola Pikir dalam Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Di Kabupaten Kampar, Riau.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Djuara P Lubis MS, Bapak Dr Arif Satria SP MSi dan Bapak Prof Dr Ir H Musa Hubeis MS Dipl Ing DEA selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat dirampungkan. Terima kasih kepada seluruh jajaran pimpinan IPB, Dekan Pascasarjana, Dekan FEMA dan seluruh dosen IPB yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di institusi ini.

Terima Kasih kepada Rektor Universitas Riau, Dekan Faperika, Ketua Jurusan dan rekan-rekan dosen SEP, Bapak Prof Dr Bustari Hasan, MSc, Bapak Prof Dr Usman M Tang, MS, Bapak Ir Firman Nugroho, MSi, Bapak Ir Kusai, MSi serta pengurus Beasiswa PHKI Dr Windarti, M.Sc dan Tim yang telah menugaskan dan mendukung berlangsungnya pendidikan penulis. Penghargaan penulis sampaikan, kepada Bapak Suhaimi S.Pi Ketua Forum Komunikasi Mitra Binaan PT Telkom, Gennefer Siddik S.Pi, Doni Maryandi, S.Pt, Afrizal S.Pi, Suprianto S.Pi dan para pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid yang telah membantu selama pengumpulan data. Terima Kasih juga kepada Kanda Dr Viktor Amrifo, Anuar Rasyid, Fuad Muchlis, Mas Lamun Bathara, dan teman-teman KMP 2010/2011 Bapak Dr Edi Puspito, Ibu Riko Bintari P, Ibu Rita, Bapak Iwan Setiaji A, Bapak Djoko Rahardjo, Ibu Serly Silvianti, dan Ibu Dr Dyah Gandasari, Ibu Firdanianti, Ibu Sri Wahyuni, Bapak Adhi Iman dan Wike Ayu Eka Putri serta sekretariat KMP yang setia melayani Mbak Lia dan Mbak Hetti.

Ungkapan terima kasih secara khusus kepada yang mulia Ayahanda Marjuddin dan Ibunda Habibah (Almarhumah) sebagai seorang Ayah dan Ibu teladan dan penuh pengertian, mendidik, mendukung, mendoakan dan memberi semangat untuk keberhasilan penulis agar menjadi orang soleh. Terima kasih untuk Ibunda Hj Syaidah Fakhriyah BA yang tak berhenti mendoakan dan mendukung kelancaran penyelesaian pendidikan penulis. Terima kasih dan syukur yang paling istimewa untuk istriku tercinta Nurhasanah MS, SPd.I dan dua buah hati yang dibanggakan Syahira Putri Nuzula dan Syahid Abdurrahman Hakim Nuzula yang penuh pengertian dan terus mendoakan dengan kasih sayang yang tulus untuk keberhasilan penulis, serta ikhlas dan sabar merelakan waktunya berpisah selama penulis menyelesaikan Disertasi ini. Selanjutnya terima kasih untuk Kakak, Abang dan Adik serta teman-teman yang telah membantu baik secara moril maupun materil.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2015

(16)
(17)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 6

Manfaat Penelitian

2 KERANGKA TEORITIS, EMPIRIS DAN METODE PENELITIAN 9

Tinjauan Pustaka 9

Pembangunan dan Perubahan Sosial 9

Komunikasi Pembangunan 11

Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat 15

Jaringan Komunikasi 19

Peranan Jaringan Komunikasi dalam Proses Perubahan Perilaku 22

Proses Komunikasi pada Jaringan Komunikasi 22

Analisis Jaringan Komunikasi 22

Model Komunikasi Pembangunan 25

Adopsi Inovasi 27

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi 28

Karakteristik Pembudidaya Ikan 30

Persepsi Pembudidaya Ikan 33

Pembudidaya ikan dan Budidaya Perikanan 34

Pembangunan Aquakultur 39

Pendampingan Masyarakat 40

Tinjauan Beberapa Hasil Penelitian Sebelumnya 42

Kebaruan penelitian 53

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 54

Metode Penelitian 57

Lokasi dan Waktu Penelitian 57

Paradigma Keilmuan dalam Penelitian 57

Pendekatan Penelitian 57

Populasi dan Sampel 58

Data dan Instrumentasi 59

Defenisi Operasional 60

Validitas dan Reliabilitas 63

Pengumpulan Data 63

Analisis Data 64

3 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KELAYAKAN

USAHA BUDIDAYA PATIN DALAM KOLAM 67

Abstrak 67

Pendahuluan 67

Metode 68

Hasil dan Pembahasan 69

(18)

4 KARAKTERISTIK PEMBUDIDAYA IKAN DAN PERSEPSI

TERHADAP KINERJA PENDAMPING 89

Abstrak 89

Pendahuluan 89

Metode 91

Hasil dan Pembahasan 92

Kesimpulan 98

5 JARINGAN KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN PADA PEMBUDIDAYA IKAN DI

KABUPATEN KAMPAR 101

Abstrak 101

Pendahuluan 101

Metode 102

Hasil dan Pembahasan 104

Kesimpulan 118

6 PERUBAHAN TARAF PENGHIDUPAN DAN POLA PIKIR

DALAM PEMBERDAYAAN PEMBUDIDAYA IKAN 121

Abstrak 121

Pendahuluan 121

Metode 122

Hasil dan Pembahasan 125

Kesimpulan 134

7 HUBUNGAN JARINGAN KOMUNIKASI, PERUBAHAN

TARAF PENGHIDUPAN DAN POLA PIKIR DALAM

PEMBERDAYAAN PEMBUDIDAYA IKAN 135

Abstrak 135

Pendahuluan 135

Metode 137

Hasil dan Pembahasan 138

Kesimpulan 151

8 STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN

PEMBUDIDAYA IKAN 155

Abstrak 155

Pendahuluan 155

Metode 156

Hasil dan Pembahasan 157

Kesimpulan 170

9 PEMBAHASAN UMUM 171

10 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 179

Kesimpulan 179

Implikasi 180

(19)

DAFTAR TABEL

1 Matriks tinjauan beberapa penelitian terdahulu 48

2 Pengukuran terhadap peubah karakteristik pembudidaya ikan 61

3 Pengukuran terhadap peubah persepsi pembudidaya ikan 62

4 Pengukuran terhadap peubah fasilitas produksi yang diterima

pembudidaya ikan 62

5 Variabelisasi instrument penelitian terhadap peubah jaringan

komunikasi, teraf penghidupan dan pola pikir 62

6 Jumlah penduduk Desa Koto Mesjid berdasarkan jenis kelamin

tahun 2013 71

7 Jumlah penduduk Desa Koto Mesjid berdasar kelompok umur

tahun 2013 72

8 Jumlah penduduk Desa Koto Mesjid berdasarkan pendidikan

tahun 2013 72

9 Jumlah penduduk Desa Koto mesjid berdasarkan jenis pekerjaan

tahun 2013 73

10 Jumlah Penduduk Desa Koto Mesjid berdasar etnis tahun 2013 73

11 Jumlah Sarana Pendidikan Tahun 2013 75

12 Jumlah Sarana Ibadah di Desa Koto Mesjid Tahun 2013 75

13 Jumlah Sarana Kesehatan Tahun 2013 75

14 Jumlah Prasarana Transportasi Desa Koto Mesjid Tahun 2013. 76

15 Jumlah Sarana Transportasi di Desa Koto Mesjid Tahun 2013. 76

16 Jumlah sarana komunikasi di Desa Koto Mesjid tahun 2013. 77

17 Jumlah Sarana Lembaga Keuangan di Desa Tahun 2013. 77

18 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2013. 78

19 Jumlah Responden dan Luas Kolam di Kota Koto Mesjid

Berdasarkan Strata, Tahun 2013 79

20 Rata-rata Jumlah Benih yang Ditebarkan Berdasarkan Strata

Pembudidaya Ikan di Desa Koto Mesjid. 81

21 Rata-rata Pemberian Pakan Berdasarkan Strata Pembudidaya Ikan

Di Desa Koto Mesjid Per Panen 82

22 Rata-rata Upah Tenaga Kerja Pada Masing-masing Strata Di Desa

Koto Mesjid, Tahun 2013 Per Panen 83

23 Analisis Laba-Rugi usaha budidaya ikan patin dalam kolam pada

masing-masing strata pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid 86

24 Karakteristik internal pembudidaya ikan 93

25 Persepsi pembudidaya ikan terhadap pendamping 96

26 Bantuan fasilitas produksi yang diterima pembudidaya ikan 97

27 Hubungan karakteristik dan persepsi terhadap kinerja

pendampingan 98

28 Jumlah klik dan karateristik star dalam jaringan komunikasi

pembudidaya ikan mengenai informasi produksi 106

29 Jumlah klik dan karakteristik star dalam jaringan komunikasi

(20)

30 Nilai rata-rata, maksimum dan minimum sentralitas lokal, sentralitas global, kebersamaan dan keterhubungan berdasarkan

topik jaringan komunikasi mengenai produksi dan pemasaran 111

31 Deskripsi peran jaringan komunikasi antar pembudidaya ikan

tentang produksi dan pemasaran di Desa Koto Mesjid tahun 2014 116 32 Perkembangan penyaluran dana kemitraan dalam pemberdayaan

Pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid 127

33 Kegiatan pemberdayaan di Desa Koto Mesjid 128

34 Pertumbuhan vektor Desa Koto Mesjid 130

35 Tingkat Perubahan taraf penghidupan dan pola pikir

Pembudidaya Ikan dalam pemberdayaan Di Desa Koto Masjid 132

36 Karakteristik internal pembudidaya ikan 138

37 Persepsi pembudidaya ikan terhadap kinerja pendamping 139

38 Fasilitas bantuan produksi yang diterima oleh pembudidaya ikan 139 39 Nilai rata-rata, maksimum dan minimum sentralitas lokal,

sentralitas global, kebersamaan dan keterhubungan berdasarkan topik jaringan komunikasi mengenai produksi dan pemasaran

pada pembudidaya ikan 140

40 Perubahan taraf penghidupan (livelihood) dan pola pikir (mindset)

pembudidaya ikan 141

41 Hasil uji korelasi spearman variabel karakteristik personal dengan

sentralitas lokal 142

42 Hasil uji korelasi spearman variabel karakteristik personal dengan

sentralitas global 143

43 Hasil uji korelasi spearman variabel karakteristik personal dengan

kebersamaan 144

44 Hasil uji korelasi spearman variabel karakteristik personal dengan

keterhubungan 145

45 Hasil uji korelasi spearman variabel persepsi pembudidaya ikan

terhadap kinerja pendamping dengan jaringan komunikasi 146

46 Hasil uji korelasi spearman variabel fasilitas bantuan dengan

jaringan komunikasi 147

47 Hasil uji korelasi spearman variabel hubungan jaringan

komunikasi dengan perubahan taraf penghidupan (Livelihood). 149 48 Hasil uji korelasi spearman variabel hubungan jaringan

komunikasi dengan perubahan pola pikir (Mindset). 150

49 Analisis SWOT strategi komunikasi pemberdayaan pembudidaya ikan dalam kegiatan produksi dan pemasaran usaha budidaya ikan

(21)

DAFTAR GAMBAR

1 Hubungan komunikasi dalam pembangunan 14

2 Komponen dasar model komunikasi konvergen 20

3 Diagram analisa keputusan 28

4 Kerangka Pemikiran Penelitian 56

5 Peta Desa Koto Mesjid 70

6 Rantai pemasaran produksi budidaya perikanan 81

7 Sosiogram jaringan komunikasi mengenai produksi 105

8 Sosiogram jaringan komunikasi mengenai pemasaran 108

9 Vectorial Project Analysis (VPA) 124

10 Grafik VPA dalam pemberdayaan pembudidaya ikan 129

11 Grafik Analisis Indikator VPA Desa Koto Mesjid 131

12 Gambar pola hubungan karakteristik, persepsi dan

fasilitas produksi dengan jaringan komunikasi 148

13 Gambar pola hubungan jaringan komunikasi dengan

perubahan taraf penghidupan dan pola pikir 151

14 Pola hubungan jaringan komunikasi dalam

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta citra lokasi penelitian Desa Koto Mesjid 197

2 Data jaringan komunikasi produksi dan pemasaran 198

3 Data Korelasi Rank Spearman antara jaringan komunikasi dengan

perubahan taraf penghidupan dan pola pikir 200

4 Data Korelasi karakteristik pembudidaya ikan dengan persepsi

terhadap kinerja pendamping 201

5 Daftar pertanyaan wawancara mendalam dengan informan 202

6 Kuisioner Data Penelitian 203

7 Kuisioner Data Vectorial Project Analisis 210

(23)

sadar dan berencana serta berkelanjutan seharusnya mampu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek terutama aspek sosial, ekonomi dan budaya, sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi wujud nyata sebagai hasil dalam pembangunan tersebut. Pembangunan sebagai proses perubahan sosial yang direncanakan setidaknya memiliki dua alasan, pertama realitas pembangunan dimanapun dan dilakukan oleh siapapun serta dalam bidang apapun pasti mengarah pada perubahan sosial baik dalam bidang materil maupun non materil. Kedua, penggerak utama pembangunan adalah manusia, dalam konteks ini ide pembangunan dari manusia dan untuk manusia. Manusia melalui akal dan fikiran yang dimiliki berusaha untuk melakukan pembangunan dengan tujuan dapat mewujudkan kesejahteraan manusia (Pranadji 2005).

Permasalahan pembangunan perikanan selama masa pemerintahan orde baru, pada umumnya cenderung hanya memfokuskan kepada pembangunan sumber daya hayati perikanan. Sedangkan pembangungan yang berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan dan pola pikir nelayan dan pembudidaya ikan belum menjadi hal yang utama disentuh dalam pembangunan tersebut. Sehingga pembangunan sektor perikanan masih belum menjadi andalan pada saat itu.

Semenjak pemerintahan orde reformasi kebijakan pembangunan perikanan mulai digalakkan dengan dibentuknya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kebijakan pembangunan perikanan terus dikembangkan sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada pengembangan potensi sumber daya perairan dan kelautan indonesia. Kebijakan tersebut dicetuskan sebagai upaya meningkatkan devisa negara dan menjaga kesinambungan sumber daya (sustainability) kelautan Indonesia. Menurut Satria (2002) pengelolaan sumberdaya perikanan dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan sumber daya yang tersedia, agar tidak hanya generasi sekarang yang dapat menikmati kekayaan sumber daya tersebut, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

(24)

Tingginya ketergantungan pada sumber daya perikanan laut khususnya perikanan tangkap menyebabkan para nelayan mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan proses produksi, hal ini dikarenakan tingginya biaya produksi, sehingga keterbatasan produksi perikanan laut sulit menjangkau kawasan darat yang aksesnya jauh dari kawasan pesisir. hal ini menyebabkan dipandang perlu melakukan kegiatan produksi perikanan darat atau perikanan air tawar sebagai alternative memenuhi kebutuhan produksi perikanan dan pengembangan mata pencaharian yang lebih baik bagi pembudidaya kolam ataupun nelayan (Zulkarnain 2009).

Peranan komunikasi pembangunan telah banyak didiskusikan oleh para ahli, pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil penting dalam pembangunan. Rogers (1976) menyatakan bahwa, secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada bagian lain ia menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial. Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan sangat erat. Kedudukan komunikasi dalam konteks pembangunan adalah "as an integral part of development, and communication as a set of variables instrumental in bringing about development" (Berger & Chafee 1987) mereka juga menyatakan, dalam mempelajari sistem komunikasi manusia, harus memperhatikan beberapa kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut masyarakat tentang asal usul manusia, masyarakat dan negara. Strategi pembangunan menentukan strategi komunikasi, maka makna komunikasi pembangunan pun bergantung pada modal atau paradigma pembangunan yang dipilih.

Komunikasi pembangunan hendaknya berdasarkan berbagai asumsi dan mensyaratkan kondisi tertentu. Hedebro (1984) dan Nasution (2002) menjelaskan bahwa pendekatan komunikasi pembangunan juga berorientasi kepada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas lokal atau desa. Studi jenis ini mendalami bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai untuk mempromosikan penerimaan yang luas akan ide-ide dan produk baru. Supaya proses pemberdayaan dapat dijalankan sesuai dengan harapan, maka diperlukan strategi komunikasi pembangunan yang mampu menyampaikan berbagai pesan pemberdayaan sehingga dimaknai oleh para pelaku pemberdayaan sebagai suatu yang penting untuk dilaksanakan dan mampu mencapai tujuan dari pemberdayaan tersebut.

Jaringan komunikasi menurut Rogers dan Kincaid (1981) adalah suatu jaringan yang terdiri atas individu-individu yang saling berhubungan, yang dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Struktur komunikasi dapat dipelajari melalui analisis jaringan komunikasi. Analisis jaringan komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, dimana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Lebih lanjut, salah satu tujuan penelitian komunikasi dengan menggunakan analisis jaringan komunikasi adalah untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia dalam suatu sistem.

(25)

Setiap jenis jaringan komunikasi mempunyai kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Semakin penting suatu jenis informasi bagi suatu anggota sistem sosial, makin cepat perkembangan dan luas jangkauan jaringan komunikasinya. Jaringan komunikasi yang berhubungan dengan informasi tentang kebutuhan primer akan mempunyai jangkauan yang tercepat dan terjauh.

Jaringan merupakan jenis atau tipe tertentu dari suatu hubungan yang menyambungkan sekelompok orang atau obyek, dimana orang atau obyek tersebut berlaku sebagai aktor (node) dari jaringan (Wasserman dan Faust 1994). Dalam konteks komunikasi, suatu jaringan dibangun berdasarkan pada hubungan-hubungan komunikasi antara individu dengan individu, kelompok-kelompok, organisasi maupun masyarakat (Monge dan Contractor 2001). Interaksi dan jaringan komunikasi antar masyarakat terjadi karena kebutuhan berbagai hal, terutama menyangkut keperluan hidup. Seperti yang diungkapkan oleh Lubis (2000) masyarakat membutuhkan informasi sebagai bahan masukan untuk menghadapi ketidakpastian yang mereka hadapi. Selain itu masyarakat berinteraksi saling berhubungan adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hubungan sosial sebagai bentuk fungsi komunikasi yang mereka lakukan (Mulyana 2005).

Berdasarkan teori jaringan komunikasi, dalam pencarian informasi petani harus membangun strukur jaringan dengan tetangga dan sumber informasi lainnya untuk memenuhi kebutuhan usaha pertaniannya (Littlejohn 1992). Petani dalam hal ini adalah pembudidaya ikan berinteraksi dalam memenuhi keperluan hidupnya, dalam hal informasi produksi, pembudidaya ikan akan berinteraksi dengan individu yang dapat memberikan solusi atas keperluannya, misalnya penyediaan benih, pupuk, padat tebar, kebutuhan pakan, kualitas air, penanganan penyakit dan hal-hal yang menyangkut aktifitas produksi. Begitu juga dengan informasi pemasaran, pembudidaya juga akan menjalin interaksi dengan individu yang mampu membeli dan menyalurkan hasil panennya. Hubungan jaringan komunikasi yang dilakukan oleh pembudidaya ikan merupakan upaya mencari dan mendapatkan informasi agar bermanfaat bagi mereka dalam memenuhi kebutuhan usaha dan kehidupannya.

Selanjutnya, beberapa penelitian tentang jaringan komunikasi menyatakan bahwa karakteristik individu berhubungan nyata dengan jaringan komunikasi adalah pengalaman usaha tani, persepsi terhadap teknologi dan kekosmopolitan (Syafril 2002). Menurut Rangkuti (2009b) karakteristik individu mempunyai pengaruh nyata terhadap jaringan komunikasi petani dalam proses tingkat adopsi inovasi teknologi traktor tangan. Hasil penelitian Cindoswari (2012) juga mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa karakteristik individu berhubungan nyata dengan jaringan komunikasi petani dalam penerapan teknologi produksi ubikayu.

(26)

Peranan jaringan komunikasi sebagai bagian dari ilmu komunikasi juga berhubungan dengan terjadinya perubahan penghidupan dan pola pikir seperti yang disampaikan oleh Hedebro (1984) bahwa komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan menunjukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi. Halim (2013) juga menyatakan bahwa jaringan komunikasi (sentralitas lokal dan sentralitas global) memiliki hubungan nyata dengan perubahan perilaku produksi peternak dalam hal penerapan higien dan sanitasi pemerahan susu ternak.

Rumusan Masalah

Desa Koto Mesjid Kabupaten Kampar sebagai daerah andalan penghasil budidaya ikan dalam kolam di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, pembudidaya ikan di wilayah ini semakin giat melaksanakan usaha budidaya perikanan khususnya komoditas ikan patin (Pangasius hypopthalmus). Usaha masyarakat ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar, Pemerintah Provinsi Riau dan PT Telkom Indonesia dengan kegiatan pemberdayaan melalui bantuan modal usaha dan pengembangan cluster ikan patin serta pengembangan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Graha Pratama Fish (Diskanlut Provinsi Riau 2010).

Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan pihak PT Telkom melalui program Corporate Social Responsibilities (CSR) telah menjadikan Desa Koto Mesjid sebagai kawasan sentra minapolitan terbesar di sumatra. Hal ini dilakukan dalam membantu pembudidaya ikan mengatasi beberapa masalah penghidupan mereka, yang sebelumnya sebagai petani karet kemudian menjadi pembudidaya ikan. Upaya yang dilakukan ini dengan tujuan memberdayakan pembudidaya ikan dalam melaksanakan kegiatan usaha budidaya perikanan terutama dalam aspek produksi dan pemasaran perikanan dengan pengembangan sebuah uni usaha yaitu Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Graha Pratama Fish. Hingga tahun 2011 di wilayah Desa Koto Masjid terdapat 916 kolam ikan dengan luas mencapai 52 hektar dengan jumlah produksi per hari 8-10 ton. Selain menghasilkan ikan patin hidup, desa ini juga mengolah ikan patin menjadi salai (ikan asap), kerupuk dan nugget ikan. Desa ini juga menghasilkan bibit ikan patin, mesin pellet dan pelet. Menjadi desa perikanan terbaik di Provinsi Riau pada tahun 2011 (Budiana 2012).

Melalui usaha yang telah dilakukan tersebut, pihak PT Telkom telah meluncurkan program pemberdayaan bagi pembudidaya ikan dengan memberikan bantuan modal usaha serta menunjuk salah seorang masyarakat dari pembudidaya ikan yaitu seorang inovator dalam pengembangan usaha budidaya kolam yang ada di Desa Koto Mesjid sebagai pendamping program tersebut. Peran pendamping ini adalah sebagai fasilitator program pemberdayaan, penyebaran luasan informasi yang berhubungan dengan usaha budidaya ikan yang ada, mulai dari proses proses mendapatkan modal usaha, benih, teknologi, hingga pemasaran hasil perikanan.

(27)

Akses kebutuhan terhadap informasi yang berhubungan dengan benih, teknologi budidaya, harga, mutu dan peluang pasar sangat diharapkan oleh pembudidaya ikan dalam mengembangkan usahanya. Informasi yang disampaikan oleh pendamping atau sesama pembudidaya ikan dapat melalui perantara dalam hal ini bisa pihak-pihak yang berwenang seperti dari Unit Pembenihan Rakyat Graha Pratama Fish, Dinas Perikanan atau antar sesama pembudidaya ikan tersebut. Informasi ini harusnya dikomunikasikan untuk membantu pembudidaya ikan dalam mengembangkan usaha budidaya perikanan yang lebih baik. Informasi dari pihak pendamping sebagai fasilitator maupun dari sesama pembudidaya ikan atau dari pihak manapun, ini dapat disebarluaskan antar satu pembudidaya ke pembudidaya lainnya melalui jaringan komunikasi secara merata dan terbuka. Agar hal ini terkoordinasi dengan baik diantara sesama pembudidaya ikan maka keberadaan individu pemegang informasi dan peran jaringan komunikasi merupakan hal sangat penting diperhatikan.

Informasi tentang produksi dan pemasaran usaha budidaya perikanan merupakan hal paling dibutuhkan dan penting bagi pembudidaya ikan dalam menjalankan usahanya. Dalam mengupayakan kebutuhan informasi tersebut pembudidaya ikan saling berintraksi dan berbagi baik dalam lingkungan sesama pembudidaya ikan atau diluar lingkungannya. Interaksi ini tentu akan melibatkan proses berbagi informasi tentang suatu objek yang dibutuhkan antara individu yang diajak berinteraksi. Proses berbagi informasi ini dapat melalui proses komunikasi interpersonal yang sekaligus membentuk jaringan komunikasi di antara pembudidaya ikan.

Penyebaran informasi secara terbuka, merata dan tidak bergantung pada satu individu akan memudahkan pembudidaya ikan dalam menjalankan usahanya. Kemudahan dalam mengakses informasi produksi dan pemasaran baik itu mendapatkan fasilitas produksi ataupun keperluan distribusi pemasaran akan memberikan peluang berkembangnya usaha budidaya perikanan menjadi lebih baik dengan ditandai perbaikan kualitas penghidupan dan pola pikir pembudidaya ikan, sehingga usaha pemberdayaan pembudidaya ikan dapat dicapai.

Persepsi pembudidaya ikan terhadap kinerja pendamping dalam pelaksanaan program pemberdayaan perikanan yang ada, juga memainkan peranan penting terhadap keberhasilan program pemberdayaan, diketahui bahwa persepsi adalah penilaian pembudidaya ikan terhadap performa pendamping dalam mejalankan program sehingga informasi yang disampaikan oleh pendamping dapat diadopsi dengan mudah dan dijalankan sebagai suatu bentuk keberhasilan program atau sebagai bentuk terjadinya interaksi jaringan komunikasi antara pembudidaya ikan dengan pendamping.

(28)

Interaksi yang terjadi akan membentuk jaringan komunikasi antar individu pembudidaya ikan dalam sistem lingkungannya, terutama interaksi dalam memenuhi kebutuhan usaha budidaya perikanan. Interaksi komunikasi interpersonal dalam memenuhi kebutuhan keluarga diketahui berhubungan nyata dengan kebutuhan dasar, persepsi, rasa aman dan dihargai (Sihabudin 2008). Hal ini tentu akan menyebabkan terjadinya perubahan pada struktur penghidupan (livelihood) dan pola pikir (mindset) pembudidaya ikan. Manfaat yang diharapkan adalah terjadinya perbaikan terhadap pendapatan, kesempatan kerja, konsumsi pangan, adopsi teknologi, dan beberapa aspek sosial ekonomi yang akan menentukan keberhasilan pembudidaya dalam menjalankan bisnisnya.

Studi yang mengkaitkan jaringan komunikasi, karakteristik dan persepsi individu serta perubahan penghidupan dan pola pikir dalam pemberdayaan belum banyak berkembang dan belum terpadu dilakukan terutama dalam disiplin ilmu komunikasi pembangunan dengan pendekatan posistivis dan kritis. Analisis jaringan komunikasi diharapkan mampu berkontribusi lebih banyak dalam

pengembangan teori dan konsep komunikasi khususnya komunikasi

pembangunan pertanian dan pedesaan. Pendekatan ini dipandang dapat memberikan penjelasan tentang peran dan struktur jaringan komunikasi yang lebih mendalam di dalam penelitian ini.

Salah satu kerisauan dalam berbagai program pemberdayaan yang dijalankan di pedesaan adalah, mengenai pentingnya jaringan komunikasi untuk mengakses informasi yang diperlukan oleh masyarakat, dalam memenuhi keperluan usaha dan penghidupannya. studi tentang jaringan komunikasi pada pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid dan hubungannya dengan perubahan sosial ekonomi masyarakat terutama dalam hal perubahan penghidupan dan pola pikir, menjadi bagian penting yang perlu diketahui dan ditindak lanjuti untuk menjawab kerisauan tersebut.

Konsep yang menjadi penghubung diantara pendekatan ini adalah jaringan komunikasi, karateristik individu, persepsi, perubahan penghidupan dan pola pikir pembudidaya ikan dan pemberdayaan dalam melakukan usaha budidaya perikanan di Desa Koto Mesjid merupakan suatu realitas sosial, yang dapat digunakan untuk mempelajari peran jaringan komunikasi dengan perubahan penghidupan dan pola pikir dalam konteks teori dan praktik komunikasi pembangunan.

Penjelasan teoritis terhadap jaringan komunikasi jika dikaitkan dengan kerisauan tentang hubungannya dengan karateristik, persepsi individu, fasilitas produksi usaha budidaya perikanan dan perubahan taraf penghidupan dan pola pikir dalam upaya pemberdayaan pembudidaya ikan di pedesaan, menjadi sangat menarik untuk dianalisis dan didalami. Aktifitas usaha budidaya perikanan di Desa Koto Mesjid dapat dijadikan potret tentang jaringan komunikasi dalam sistem penghidupan sosial ekonomi pembudidaya ikan dalam lingkungannya.

(29)

Semua yang telah dijelaskan tersebut, tidak lepas dari interaksi yang terjadi antar pembudidaya ikan dalam bentuk jaringan komunikasi. analisis hubungan jaringan komunikasi dengan perubahan taraf penghidupan dan pola pikir pembudidaya ikan dalam program pemberdayaan di pedesaan adalah sebuah upaya untuk melihat potret jaringan yang terjadi dalam sistem penghidupan masyarakat pedesaan. Keterbukaan informasi dan saling berbagi manfaat antar pembudidaya ikan sangat diperlukan, agar akses informasi dalam program pemberdayaan yang ada, lebih terbuka dan mudah, sehingga diharapkan akan tercapainya pemberdayaan dan revitalisasi pembangunan perikanan yang bersifat partisipatif, arif dan saling menguntungkan.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik, persepsi pembudidaya ikan terhadap pendamping dan fasilitas produksi yang diterima dalam pemberdayaan pembudidaya ikan?

2. Bagaimana jaringan komunikasi produksi dan pemasaran dalam

pemberdayaan pembudidaya ikan ?

3. Bagaimana perubahan taraf penghidupan dan pola pikir pembudidaya ikan yang terjadi dalam program pemberdayaan ?

4. Bagaimana hubungan karakteristik pembudidaya ikan, persepsi terhadap pendamping serta fasilitas produksi yang diterima dengan jaringan komunikasi dalam pemberdayaan pembudidaya ikan ?

5. Bagaimana hubungan jaringan komunikasi dengan perubahan taraf penghidupan dan pola pikir dalam pemberdayaan pembudidaya ikan ?

6. Bagaimana rumusan strategi komunikasi dalam pemberdayaan

pembudidayaan ikan ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disusun maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis karakteristik pembudidaya ikan, persepsi pembudidaya ikan terhadap kinerja pendamping dan fasilitas produksi yang diterima dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis jaringan komunikasi produksi dan pemasaran dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Desa Koto mesjid. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis perubahan taraf penghidupan (livelihood)

dan pola pikir (mindset) pembudidaya ikan yang terjadi dalam pemberdayaan di Desa Koto Mesjid.

4. Mendeskripsikan dan menganalisis hubungan karakteristik pembudidaya ikan, persepsi pembudidaya ikan terhadap kinerja pendamping serta layanan fasilitas produksi dengan jaringan komunikasi dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid.

5. Menganalisis hubungan jaringan komunikasi dengan perubahan taraf penghidupan (livelihood) dan pola pikir (mindset) dalam pemberdayaan pembudidaya ikan di Desa Koto Mesjid.

(30)

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan :

1. Memberikan kontribusi kepada pihak terkait seperti Pemerintah Daerah, Dinas Perikanan, Masyarakat dan seluruh stakeholders dalam pembangunan perikanan di Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau.

2. Sebagai khazanah pengembangan ilmu pengetahuan dalam komunikasi pembangunan dan perubahan sosial masyarakat serta pengembangan Sumber Daya manusia (SDM)

3. Sehubungan dengan program otonomi desa di Provinsi Riau dalam mewujudkan Visi Riau 2020, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada seluruh stakeholders

(31)

Pembangunan dan Perubahan Sosial

Pembangunan adalah suatu proses kegiatan terencana yang dilakukan dalam upaya perubahan untuk mencapai perbaikan kualitas kehidupan menjadi lebih baik. hal ini senada dengan pengertian pembangunan menurut Innayatullah (1976) pembangunan merupakan perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan, yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, dan memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.

Bryant dan Writhe (1987) menyatakan bahwa pembangunan adalah suatu peningkatan kapasitas untuk mempengaruhi masa depan dengan mempunyai implikasi tertentu. Pertama, yaitu ia berarti memberikan perhatian terhadap "kapasitas" terhadap apa yang perlu digalakkan untuk mengembangkan kemampuan dan tenaga, guna membuat perubahan. Kedua, yaitu mencakup equity (keadilan). Ketiga, yaitu menumbuhkan kuasa dan wewenang dalam pengertian bahwa hanya jika masyarakat mempunyai kuasa dan wewenang tertentu maka mereka menerima manfaat.

Pembangunan sebagai proses perubahan sosial menuju ke tataran kehidupan manusia yang lebih baik, bukanlah merupakan fenomena baru. Peradaban manusia tidak akan wujud seperti sekarang ini, tanpa ada perubahan sosial yang terus menerus meskipun dengan intensitas yang bervariasi dimasa lalu. Pembangunan sering dirumuskan sebagai proses perubahan yang terencana dari suatu situasi ke situasi lain yang lebih tinggi yang menyangkut proses perbaikan (Moeljarto 1995).

Berbagai pengertian mengenai pembangunan memiliki makna yang beragam, namun pada dasarnya merupakan perubahan yang dilaksanakan secara terencana. Pembangunan diartikan sebagai suatu usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya. Pembangunan meliputi dua unsur pokok. Pertama materi, yang mau dihasilkan dan dibagi. Kedua, masalah manusia yang pengambil inisiatif (Budiman 2000). Sedangkan menurut Nasution (2002) pembangunan adalah suatu kerangka berpikir yang konseptual untuk menyatakan perubahan yang terjadi pada individual, institusional, nasional dan internasional. Tikson (2005) menyatakan bahwa, pembangunan dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.

Pembangunan sebenarnya merupakan suatu proses yang direncanakan dan dikehendaki. Setidaknya pembangunan pada umumnya merupakan kehendak masyarakat yang terwujud dalam keputusan-keputusan yang diambil oleh para pemimpinnya, kemudian disusun dalam perencanaan dan selajutnya dilaksanakan. Disamping tujuan yang direncanakan dan dikehendaki, tidak mustahil pembangunan mengakibatkan terjadinya dampak pada subsistem kemasyarakatan, misalnya sistem sosial budaya (Soekanto 2006).

Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa, pembangunan mengandung tiga nilai utama:

1. Menunjang kelangsungan hidup; memampuan untuk mempengaruhi

(32)

tertentu untuk memungkinkan kehidupan. Kebutuhan penunjang kelangsungan hidup itu meliputi pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan rasa aman. 2. Harga diri; kemampuan untuk menjadi seorang manusia, suatu pribadi.

Komponen universal kedua dari suatu kehidupan yang lebih baik ialah harga diri, perasaan layak dan menghormati diri sendiri, tidak menjadi alat orang lain demi tujuan orang lain itu semata-mata.

3. Kemerdekaaan dari perbudakan dan penjajahan; kemampuan untuk memilih. Nilai universal ketiga yang harus merupakan bagian dari makna pembangunan ialah konsep 'kebebasan' Kebebasan disini hendaknya tidak difahami dalam makna politik atau ideologi, melainkan dalam pengertian lebih mendasar mengenai kebebasan atau emansipasi dari perampasan kondisi materil kehidupan, dari penjajahan sosial atas manusia oleh alam, kebodohan, orang lain, penderitaan, lembaga-lembaga dan keyakinan-keyakinan dogmatis. 4. Menurut Rogers dan Shoemaker (1995) pembangunan merupakan suatu jenis

perubahan sosial dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi yang lebih baik.

Menurut Sumardjan (1962) perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial kadang juga disebut dengan perubahan kebudayaan, yaitu perubahan yang terjadi pada unsur kebudayaan yang meliputi sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian (livelihood), sistem religi, bahasa dan kesenian.

Ditinjau dari prosesnya, perubahan sosial dapat dibagi ke dalam dua bentuk yaitu perubahan dikehendaki atau direncanakan dan perubahan tidak dikehendaki atau tidak direncanakan. Perubahan dikehendaki merupakan perubahan yang direncanakan oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak yang menghendaki dan melakukan perubahan dinamakan agen perubahan (agent of change). Agen perubahan 'memimpin' masyarakat dalam mengubah sistem sosial. Dalam melaksanakannya agen perubahan tersangkut dalam tekanan-tekanan untuk mengadakan perubahan. Bahkan mungkin menyiapkan pula perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Suatu perubahan yang dikehendaki atau direncanakan selalu berada di bawah pengendalian atau pengawasan agen perubahan tersebut. Cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu sering dinamakan perencanaan sosial.

(33)

Bentuk perubahan yang dikehendaki atau direncanakan adalah pembangunan sosial. Menurut James Midgley, pembangunan sosial adalah : "a process of planned sosial change designed to promote well-being of the populatioan as a whole in conjunction with a dynamic process of development" (suatu proses perubahan sosial yang terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai suatu keutuhan, pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi).

Upaya perubahan sosial ekonomi menjadi lebih baik menuju masyarakat modern, anggota masyarakat harus memiliki mobilitas, baik fisik maupun psikis. Mobilitas fisik berarti pergerakan anggota masyarakat dari desa ke kota, sedangkan mobilitas psikis berarti, kemampuan seseorang untuk berempati, menempatkan diri seperti keadaan orang lain untuk melakukan perubahan. Media massa, menurut Lerner, harus mampu membina empati tersebut, sehingga bias menjadi alat propaganda untuk mobilitas individu dan masyarakat. (Lerner, 1958). Lerner merumuskan empat variabel kecenderungan modernisasi yang berlangsung secara global, yaitu:

1. Urbanisasi atau proporsi populasi di kota dengan penduduk lebih dari 50 ribu orang

2. Literasi atau proporsi populasi yang dapat membaca satu bahasa

3. Partisipasi yang terdiri dari ekonomi (ditandai melalui urbanisasi dan pendapatan per kapita) dan partisipasi politik (ditandai oleh pemberian suara dalam pemilu.

4. Komsumsi media (sirkulasi surat kabar harian, jumlah pesawat radio, dan jumlah kursi di bioskop).

Dalam pandangan Lerner (1958), modernisasi pertama-tama merupakan suatu proses komunikasi. Sistem komunikasi merupakan indikasi sekaligus agen dari proses perubahan sosial. Perubahan sistem komunikasi pada masyarakat selalu berjalan satu arah, yaitu dari sistem komunikasi oral ke sistem komunikasi media.

Komunikasi Pembangunan

Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan oleh para ahli, pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil penting dalam pembangunan. Rogers dan Rogers (1976) menyatakan bahwa, secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada bagian lain Rogers menyatakan babwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial.

(34)

Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat (Effendy 2005).

Dalam karyanya, Schramm (1964) merumuskan tugas pokok komunikasi dalam suatu perubahan sosial dalam rangka pembangunan nasional, yaitu :

1. Menyampaikan kepada masyarakat, informasi tentang pembangunan nasional, agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan, kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional.

2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak yang membuat keputusan mengenai perubahan, memberi kesempatan kepada para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari bawah ke atas.

3. Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, sejak orang dewasa, hingga anak-anak, sejak pelajaran baca tulis, hingga keterampilan teknis yang mengubah hidup masyarakat.

Agar komunikasi pembangunan lebih berhasil mencapai sasarannya, serta dapat menghindarkan kemungkinan efek-efek yang tidak diinginkan. Kesenjangan efek ditimbulkan oleh kekeliruan cara-cara komunikasi, hal ini bisa diperkecil bila memakai strategi komunikasi pembangunan yang dirumuskan sedemikian rupa, yang mencakup beberapa prinsip yaitu:

a. Pengunaan pesan yang dirancang secara khusus (tailored message) untuk khalayak yang spesifik.

b. Pendekatan “ceiling effect” yaitu dengan mengkomunikasikan pesan-pesan yang bagi golongan yang dituju (katakanlah golongan atas) merupakan redudansi (tidak lagi begitu berguna karena sudah dilampaui mereka atau kecil manfaatnya, namun tetap berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dicapai.

c. Penggunaan pendekatan “narrow casting” atau melokalisir penyampaian pesan bagi kepentingan khalayak.

d. Pemanfaatan saluran tradisional, yaitu berbagai bentuk pertunjukkan rakyat yang sejak lama berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat.

e. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan (disadvantage), dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan.

f. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan sejawat mereka sendiri.

(35)

Dalam kegiatan pembangunan selama ini, terdapat empat strategi komunikasi pembangunan yang telah digunakan, yaitu:

a. Strategi-strategi yang didasarkan pada media yang dipakai (media based strategy).

b. Strategi-strategi disain instruksional. c. Strategi-strategi partisipatori.

d. Strategi-strategi pemasaran (Nasution 2002).

Masing-masing strategi mencerminkan suatu rangkaian prioritas tertentu mengenai bagaimana menggunakan komunikasi untuk mencapai kebutuhan pembangunan. Kegiatan komunikasi pembangunan perlu mengutamakan kegiatan yang mendidik dan memotivasi masyarakat. Tujuannya untuk menanamkan gagasan - gagasan, sikap mental, dan mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan oleh suatu negara berkembang. Secara pragmatis Quebral (1973), merumuskan

komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang dilakukan untuk

melaksanakan rencana pembangunan suatu negara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh masyarakat.

Keberhasilan pembangunan berawal dari adanya komunikasi dalam pembangunan. Komunikasi memiliki peran dalam pelaksanaan pembangunan. Hedebro (1984) mengidentifikasi tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang berkaitan dengan tingkat analisanya, yaitu :

1. Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan bagaimana media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Di sini, politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang umum merupakan objek studi, sekaligus masalah-masalah yang menyangkut struktur organisasional dan pemilikan, serta kontrol terhadap media. Untuk studi jenis ini, sekarang digunakan istilah kebijakan komunikasi dan merupakan pendekatan yang paling luas dan bersifat general (umum).

2. Pendekatan yang juga dimaksudkan untuk memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional, namun lebih jauh spesifik. Persoalan utama dalam studi ini adalah bagaimana media dapat dipakai secara efisien, untuk mengajarkan pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa.

3. Pendekatan yang berorientasi kepada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas lokal atau desa. Studi jenis ini mendalami bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai untuk mempromosikan penerimaan yang luas akan ide-ide dan produk baru.

Dari sekian banyak ulasan para ahli mengenai peran komunikasi pembangunan, Hedebro (1984) mengidentifikasi 12 peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan, yakni:

1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan menunjukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi. 2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai dari

baca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, hingga reparasi mobil (Schram 1964).

(36)

4. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile.

5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata.

6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi.

7. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan masyarakat.

8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional, dengan membawa pengetahuan kepada massa. Mereka yang beroleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.

9. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.

10.Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu meningkatkan aktivitas politik.

11.Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk

12.Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self-perpetuating).

Media massa menurut Schramm (1964) secara sendirian atau bersama lembaga lain dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai pemberi informasi. Tanpa media massa sangatlah sulit untuk menyampaikan informasi secara cepat dan tepat waktu seperti yang diharapkan oleh suatu negara yang sedang membangun.

2. Pembuatan Keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan, dan media massa menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang sedang diperbincangkan.

3. Sebagai Pendidik. Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media massa, sedangkan bagian yang lainnya dikombinasikan dengan komunikasi antarpribadi. Misalkan program-program pendidikan luar sekolah, atau siaran pendidikan.

Peterson dan Schramm (1956) menyatak

(37)

an bahwa dalam mempelajari sistem komunikasi manusia, seseorang harus memperhatikan beberapa kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut suatu masyarakat tentang asal usul manusia, masyarakat dan negara.

Strategi pembangunan menentukan strategi komunikasi, maka makna komunikasi pembangunan pun bergantung pada modal atau paradigma pembangunan yang dipilih oleh suatu negara. Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan oleh para ahli, pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil penting dalam pembangunan. Rogers (1976) menyatakan bahwa, secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial.

Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah perubahan tersebut. Artinya, kegiatan komunikasi harus mampu mengantisipasi gerak pembangunan. Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses, yang penekanannya pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga komponen, yakni komunikator pembangunan, bisa aparat pemerintah ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-ide atau pun program-program pembangunan, dan komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan.

Dengan demikian pembangunan di negara berkembang seperti Indonesia adalah rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia, harus bersifat pragmatik yaitu suatu pola yang membangkitkan inovasi bagi masa kini dan yang akan datang. Dalam hal ini tentunya fungsi komunikasi harus berada di garis depan untuk merubah sikap dan perilaku manusia Indonesia sebagai pemeran utama pembangunan, baik sebagai subyek maupun sebagai obyek pembangunan.

Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat

Komunikasi yang memuat berbagai informasi pembangunan, termasuk dari sisi sebaliknya, seharusnya mengkomunikasikan tentang permasalahan dan kebutuhan masyarakat lokal dari bawah, hal ini merupakan hal yang penting dalam pembangunan perikanan. Setiap strategi komunikasi hendaknya berdasarkan berbagai asumsi dan mensyaratkan kondisi tertentu.

(38)

atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.

Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.

Pemberdayaan sebagaimana dikemukakan Ife (1995) memiliki dua konsep berbeda yaitu kekuasaan dan kekurang beruntungan. Pertama, pemberdayaan dilihat dari pemberian kekuasaan pada individu atau kelompok. Mengizinkan mereka menentukan kekuatan di tangan mereka sendiri. Kedua pemberdayaan dilihat dari kekurang beruntungan, ini lebih dilatar belakangi pada struktur sosial yang mengakibatkan masyarakat tidak memiliki ruang yang memadai untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan wilayahnya. Pemberdayaan adalah salah satu tujuan dari pengembangan masyarakat, dengan cara memberikan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas atau kemampuan untuk menentukan masa depan sendiri dan untuk berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan kamunitasnya

Beberapa pandangan tentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai berikut (Ife 2002):

1. Struktural, pemberdayaan merupakan upaya pembebasan, transformasi struktural secara fundamental, dan eliminasi struktural atau sistem yang opresif.

2. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan daya seseorang atau sekelompok orang untuk dapat bersaing dengan kelompok lain dalam suatu

rule of the game’ tertentu.

3. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhi elit, membentuk aliniasi dengan elit-elit tersebut, serta berusaha melakukan perubahan terhadap praktek-praktek dan struktur yang elitis.

4. Post-Strukturalis, pemberdayaan merupakan upaya mengubah diskursus serta menghargai subyektivitas dalam pemahaman realitas sosial.

Hakikat dari konseptualisasi pemberdayaan (empowerment) berpusat pada manusia dan kemanusiaan, dengan kata lain manusia dan kemanusiaan sebagai tolok ukur normatif, struktural, dan substansial. Dengan demikian konsep pemberdayaan sebagai upaya membangun eksistensi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, pemerintah, negara, dan tata dunia di dalam kerangka proses aktualisasi kemanusiaan yang adil dan beradab. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep

ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people centred, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers 1992).

(39)

1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya tersebut dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering) dengan menyediakan masukan (input) dan pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Upaya yang amat pokok dalam pemberdayaan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, dan akses ke sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Pembangunan prasarana dan sarana dasar fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di pedesaan, dimana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang juga penting dilakukan. Aspek yang terpenting adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Pemberdayaan masyarakat sangat erat kaitannya dengan pemantapan,

pembudayaan, dan pengamalan demokrasi. Friedman (1992) menyatakan “The empowerment approach, which is fundamental to an alternative development, places the emphasis an autonomy in the decision marking of territorially organized communities, local self-reliance (but not autarchy), direct (participatory) democracy, and experiential sosial learning.”

3. Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi semakin bergantung pada berbagai program pemberian (charity). Hal ini karena pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain).

Jan Servaes mengaitkan konsep pemberdayaan dalam perencanaan sosial dan komunikasi partisipatif adalah pada partisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif. Pemberdayaan meyakinkan bahwa masyarakat mampu membantu dirinya sendiri.

Salah satu konsep pemberdayaan yang sangat luas digunakan saat ini adalah pemberdayaan sebagai pusat pengorganisasian konsep. Ketidakadilan kekuasaan merupakan permasalahan sentral yang harus dipecahkan dalam pembangunan. Selanjutnya pemberdayaan didefinisikan sebagai sebuah proses dalam mana secara individual dan organisasional memperoleh pengawasan dan penguasaan kondisi sosial ekonomi yang lebih banyak, dengan partisipasi demokrasi yang lebih tinggi dalam komunitasnya sendiri.

Gambar

Gambar 2. Komponen dasar model komunikasi konvergen (sumber : Kincaid,
Gambar 3. Diagram Analisa Keputusan (Mangkusubroto & Trisnadi 1987)
Tabel 1. Matriks tinjauan beberapa penelitian terdahulu
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

STEMI merupakan oklusi total dari arteri koroner yang menyebabkan area infark yang lebih luas meliputi seluruh ketebalan miokardium, yang ditandai dengan

AMALI/ MAKMAL NO. AMALI PENYELARAS/ PENGAJAR BIL. KOD PROGRAM/ MAJOR/ KLASIFIKASI/ KUOTA BIL. ) NORAZRIN BINTI ARIFFIN ( DR. ) NORAZRIN BINTI ARIFFIN ( DR. ) NORAZRIN BINTI ARIFFIN

[r]

Puji syukur peneliti persembahkan kehadirat Allah SWT, atas rakhmat dan hidayah-Nya, penulisan skripsi dengan judul “KONSTRUKSI PEMBERITAAN PADA MENTERI PEREMPUAN DI MEDIA

sebagai komunitas Iptek harus berwawasan jauh lebih terbuka dan lebih progresif dari masanya dan dari masyarakat untuk mengembangkan Iptek. Selain didukung mindset yang

Dengan adanya sistem yang dibangun ini diharapkan dapat membantu serta mempermudah pihak Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sumatera Selatan dalam

Pada perlakuan B tidak berbeda nyata dengan perlakuan D hal ini disebabkan oleh dosis yang ditingkatkan yakni sebesar 1 ml/kg mempercepat kematangan gonad dan waktu

Flanged and dished head merupakan jenis head yang paling ekonomis dan hanya sesuai untuk vessel dengan tekanan rendah dan diameter kecil, sesuai dengan