SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT INDIGENUS
SEBAGAI GALUR PROBlOTlK DENGAN KEMAMPUAN
MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN MIKROFLORA FESES
DAN MEREDUKSI KOLESTEROL SERUM DARAH TlKUS
OLEH
NETTY KUSUMAWATI
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
NETTY KUSUMAWATI. Seleksi Bakteri Asart1 Laktat Indigenus sebagai Galur Probiotik dengan Kemampuan Metnpertahankan Keseimbangan Mikroflora Feses dan Mereduksi Kolesterol Serum Darah Tikus Dibimbing oleh BETTY SRI LAKSMl JENIE, SIS\VA SETYAHADI, dan RATIH DEWANTI-HARIYADI.
Sebanyak 18 galur bakteri asam laktat yang diisolasi dari makanan fermentasi
Indonesia diuji potensinya sebagai galur probiotik yang meliputi ketahanan terhadap asam dan garam empedu, kemampuan met~gasimilasi kolesterol dan ~tlenghambat
bakteri patogen yaitu Bacilltrs cereus, Staphy1ococctr.s aurerrs dan Escherrchia coli.
Semua galur yang diuji menunjukkan toleransi yang tinggi untuk tumbuh pada lingkungan asam, sedangkan ketahanannya terhadap garam empedu beragam untuk masing-masing galur. Galur-galur bakteri asam laktat tersebut juga menunjukkan kemampuan untuk mengasimilasi kolesterol, serta memiliki aktivitas penghambatan terhadap bakteri patogen yang diuji dengan derajat yang berbeda secara nyata (p>0,05)
untuk masing-masing galur. Tiga galur bakteri asam laktat yaitu Lacrobacillrt.s
plunta~wnr sa28k, Lacfobacill?rs crcidophi11r.s FNCC116 dan L.uctobacillr~.s casei
FNCC262 yang memiliki ketahanan yang baik untuk tumbuh pada lingkungan yang asam dan mengandung garam empedu serta menunjukkan kemampuan yang besar untuk mengasimilasi kolesterol, diuji lebih lanjut pengaruh hipokolesterolemiknya pada tikus
Sprague Dawley dalam bentuk susu fermentasi. Setelah 4 minggu perlakuan pemberian
susu fermentasi, tikus yang menerima susu yang difermentasi oleh ketiga galur bakteri asam laktat tersebut memiliki kadar kolesterol serum darah yang secara nyata lebih rendah (p>0,05) dibandingkan dengan tikus yang diberi susu non fermentasi (kontrol).
I,. pla~~tnr~mi sa28k, I,. acidophilr~s FNCC 1 16, dan Lactohac~llus casei J3JCC343 memiliki ketahanan yang baik untuk tumbuh pada lingkungan yang asam dan mengandung garam empedu serta menunjukkan aktivitas penghambatan yang tinggi terhadap ketiga bakteri patogen, sehingga diuji lebih lanjut pengaruhnya terhadap komposisi mikroflora feses tikus dalam bentuk susu fermentasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsumsi susu yang difermentasi pleh galur bakteri asam laktat tersebut menyebabkan peningkatan yang nyata (p>0,05) terhadap jumlah laktobasili, yang diiringi dengan penurunan yang nyata (p>0,05) jumlah bakteri koliform dan stafilokoki pada feses tikus
SURGT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT INDIGENUS SEBAGAI GALUR PROBIOTIK
DENGAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KESETMBANGAN
MIKROFLORA FESES DAN MEREDUKSI KOLESTEROL SERUM DARAH TIKUS
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 25 S ptember 2002
SELEKSI BAKTERI ASAM LAKTAT INDIGENUS SEBAGAI
GALUR PROBIOTIK DENGAN KEMAMPUAN
MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN MIKROFLORA FESES
DAN MEREDUKSI KOLESTEROL SERUM DARAH TIKUS
NETTY KUSUMAWATI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Pangan
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis . Seleksi Bakteri Asam Laktat Indigenus sebagai Galur Probiotik dengan Kemampuan Mempertahankan Keseimbangan hlikroflora Feses darl Mereduksi Kolesterol Serum Darah Tikus
Nama : Netty Kusumawati
NRP : 99216
Program Studi : Iltnu Pangan
Menyetuj ui,
I. Konlisi Pembimbing
Prof.Dr.Ir. Betty ~ ; i Laksmi Jenie. MS
Ketua
Dr.Ir. Ratih Dewanti-Hariyadi Anggota
pe*~
Dr.lr. Siswa Setyahadi Anggota
Mengetahui,
2 Ketua Program Studi Ilmu Pangan 3 Direktur Program Pascasarjana
Prof Dr Ir Betty Sri Laksmi Jenie. MS
RIWAl'AT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidoarjo
-
Jawa Timur pada tanggal 30 Desember 1971sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari ayah Ngaderi dan ibu Siti Lusiya. Pendidikan sarjana ditemp~ih di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang, lulus pada tahun 1995. Pada tahun
1999 penulis diterima di Program Studi Ilmu Pangan pada Program Pascasarjana IPB
dan memperoleh gelar Magister Sains pada tahun 2002.
PRAKATA
Puji syuAur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan karunia dan tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah yang berjudul "Seleksi Bakteri Asam Laktat Indigenus sebagai Galur Probiotik dengan Kemampuan Mempertahankan Keseimbangan Mikroflora Feses dan Mereduksi Kolesterol Serum Darah Tikus" ini ditulis berdasarkan data hasil penelitian yang
dilakukan penulis mulai Agustus 200 1 sampai April 2002 di Laboratorium Mikrobiologi
Pangan dan Kimia Pangan PAU P B , Laboratorium Biokimia dan kandang hewan percobaan Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB serta Laboratorium Fermentasi Pangan, Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri, BPPT Serpong
Atas terselesaikannya karya ilmiah ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang mendalam kepada banyak pihak sebagai berikut. Kepada Unika Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan dana untuk menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Pangan, dan juga kepada Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri, BPPT atas bantuan dana untuk penelitian. Kepada Ibu YrofDr.Ir. Betty Sri Laksrni Jenie, MS, Bapak Dr. Siswa Setyahadi dan Ibu Dr.1r. Ratih Dewanti-Hariyadi, MSc sebagai dosen pembimbing atas semua bimbingan dan bantuannya. Kepada Ibu Dr.Ir. Nurheni Palupi atas kesediaannya menjadi dosen penguji dan masukannya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ingrid Surono atas bantuannya mengusahakan kultur dan bahan kimia, Ibu Ir Chandra Utami Wirawati MSi atas pemberian kultur bakteri asam laktat dari tempoyak, dan Ibu Ir. Retno W. atas bantuan dan kerjasamanya di Lab. Fermentasi Pangan BPPT Serpong, serta kepada Ibu Dr.Ir. Lilis Nuraida, MSc atas ijinnya menggunakan literatur
koleksi beliau. Kepada Mbak Ari FM di Lab. Mikrobiologi Pangan, Mas Adi dan Bapak
Wahid di Lab. Biokimia dan kandang hewan percobaan serta Bapak Taufik di Lab. Kimia Pangan atas bantuannya selama melakukan penelitian. Kepada teman-teman IPN angkatan '99 terutama teman-teman di Sub Program Mikrobiologi Pangan Ardi, Evan, Evi dan Fatim, Mbak Tina dan Mbak Epril, Christin, Indria dan Daisy, juga semua teman-teman di Lab. Mikrobiologi Pangan, atas persahabatan dan kebersamaannya. Ucapan terimakasih yang amat besar kepada keluargaku terkasih: Ibu, Bapak, adikku Penny, kakakku Nenny dan Catur, Ezra, atas dukungan. doa dan kasih sayangnya. Mungkin ada banyak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pembuatan karya ilmiah ini, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2002
DAFTAR IS1
Halaman . . . DAFTAR TABEL . . . DAFTAR GAM-BAR . . . DAFTAR LAM.PIRAN PENDAHLILUAN . . .Latar Belakang
.
.. . .
Tujuan Penelltian . .
. . . Manfaat Penelitian
TWJAUAN PUSTAKA . .
. . .
Problotik
Karakteristik. Klasifikasi datl Aplikasi Bakteri Asam Laktat . . . Susu Fermentasi
. . .
Ketahanan Bakteri Asam Laktat terhadap Garam Empedu
. . .
Ketahanan Bakteri Asam Laktat terhadap pH Rendah
. . . Aktivitas Antimikroba Bakteri Asam Laktat
. . .
Mikroflora Usus
. . . Pengaruh Probiotik terhadap h.likroflo1-a Usus
. . . Struktur dan Metabolisme Kolesterol dalam Tubuh
. . . Pengaruh Probiotik terhadap Kolesterol Serunl Darah
METODE PENELITIAN
. . .
Bahan
. . .
P!at
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
. . .
Persiapan Kultur Bakteri Asam Laktat
. . .
Pengujian Ketahanan terhadap Asam
. . .
Pengujian Ketahanan terhadap Garam Empedu
. . .
Pengujian Aktivitas Antagonistik terhadap Bakteri Patogen
... Pengujian Asimilasi Kolesterol
Persiapan Kandang. Pemberian Ransum dan Susu Fermentasi serta
. . .
Penimbangan Berat Badan Tikus
. . . Pengujian Mikroflora Feses Tikus
. . .
Pengujian Kolesterol Serum Darah Tikus . .
. . .
Pengujian Statistika
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketahanan terhadap pH Rendah . . . Ketahanan terhadap Ciaram Empedu . . . Aktivitas Antagonistik Bakteri Asam Laktat terhadap Bakteri Patogen Aktivitas Asimilasi Kolesterol . . . Pemilihan Galur untuk Uji 111-vivo . . .
Pengaruh Pemberian Susu yang Difermentasi oleh Bakteri Asam Laktat terhadap Berat Badan Tikus . . . Pengaruh Pemberian Susu yang Difermentasi oleh Bakteri Asam Laktat terhadap Mikroflora Feses Tikus . . .
.
.Laktobaslll . . . . . . Laktobasili Tahan terhadap Garam Empedu
Koliform . . . . . . Stafilokoki
Pengaruh Susu yang Difermentasi oleh Bakteri Asam Laktat terhadap Kolesterol Serum Darah Tikus . . .
KESIMPULAN DAN SARAN
. . . Kesimpulan
Saran . . .
DAFTAR PUSTAKA . . .
. . .
DAFTAR TABEL
Halaman
Beberapa bakteri asam laktat yang sering digunakan dala~n produk
. . .
fermentasi susu 10
Mikroor~anisme yang digunakan dalam produk probiotik . . . 11
Komposisi mikroflora pada saluran pencernaan . . . 19
Hasil-hasil penelitian efek susu fermentasi terhadap mikroflora . . .
feses 24
Hasil-hasil penelitian uji asimilasi kolesterol . . . 29
Hasil-hasil penelitian efek hipokolesterolemik dari bakteri asam . . .
laktat 32
Galur bakteri asam laktat asal makanan fermentasi ... 34
. .
Komposlsi ransum tikus . . . 41
DAFTAR GAMBAR
Mekanisme pengaruh probiotik berupa sel hidup dan tidak hidup
...
terhadap kesehatan 6
...
Diagram skematik sirkulasi hepatik asam empedu 12
...
Hubungan antara flora usus dan tubuh manusia 20
...
Faktor-faktor yang mempengaruhi flora usus 20
...
Struktur kolesterol 25
...
Skema garis besar penelitian 36
Tikus Sprague Dawley dewasa (a) dan kandang metabolit (b) ... 40
. . .
Diagram alir pembuatan susu fermentasi 42
...
Aorta abdominal tempat pangambilan darah tikus 44
. . .
Alat analisa kolesterol serum darah 44
Pengaruh pH rendah terhadap selisih jumlah koloni bakteri asam
laktat yang tumbuh pada kontrol dan perlakuan . . . 46
Pengaruh garam empedu 1% terhadap selisih jumlah koloni bakteri
asam laktat yang tumbuh pada kontrol dan perlakuan . . . 51
Pengaruh garam empedu 5% terhadap selisih jumlah koloni bakteri
asam laktat yang tumbuh pada kontrol dan perlakuan . . . 52
Aktivitas antagonistik bakteri asam laktat terhadap B . cereus ... 55
Aktivitas antagonistik bakteri asam laktat terhadap S . atruerrs . . . 55
Aktivitas antagonistik bakteri asam laktat terhadap E
.
coli ... 56. . .
.
Halaman
1 8. Diagram pemilitlan galur untuk uji in-vivo . . . 64
19. Pengaruh pemberian susu yang difermentasi oleh bakteri asam
. . .
laktat terhadap berat badan tikus 66
20. Pengaruh pemberian susu yang difermentasi oleh bakteri asam
laktat terhadap jumlah laktobasili pada feses tikus . . . 68
Pengaruh pemberian susu yang difermentasi oleh bakteri asam
21. laktat terhadap jumlah laktobasili tahan terhadap garam empedu
. . .
pada feses tikus 7 1
22. Pengaruh pemberian susu yang difermentasi oleh bakteri asam
laktat terhadap jumlah koliform pada feses tikus . . . 73
23. Pengaruh pemberian susu yang difernlentasi oleh bakteri asatn
laktat terhadap jumlah stafilokoki pada feses tikus . . . 77
24. Pengaruh pemberian susu yang difermentasi oleh bakteri asarn
. . .
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
. . . 1 . Data dan analisis ragam pengujian ketahanan terhadap pH i-endah 9 1
2. Data dan analisis ragam pengujian ketahanan terhadap garam empedu 1% 92
3. Data dan analisis ragam pengujian ketahanan terhadap garam empedu 5% 93
4. Data dan analisis ragam pengujian aktivitas antagonistik terhadap H. cereus 94
5. Data dan analisis ragam pengujian aktivitas antagonistik terhadap S azrrelrs 95
.
6 . Data dan analisis ragam pengujian aktivitas antagonistik terhadap E. coli.. 96 . . .
7. Data dan analisis ragam pengujian asimilasi kolesterol 97
8. Data pengujian jumlah bakteri asam laktat dalam susu fermentasi ... 98
9. Data dan analisis ragam pengujian pengaruh susu yang difermentasi oleh
bakteri asam laktat terhadap peningkatan berat badan tikus . . . 99
10. Data dan analisis ragam uji pengaruh susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat terhadap jumlah laktobasili pada feses tikus pada pengujian hari ke-14 . . . 100
1 1 . Data dan anaiisis ragam uji pengaruh susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat terhadap jumlah laktobasili pada feses tikus pada pengujian hari ke-30 . . . 10 1
12. Data dan anaiisis ragam uji pengaruh susu yang diferinentasi oleh bakteri
asam laktat terhadap jumlah laktobasili tahan terhadap garam empedu pada
feses tikus . . . 102
13. Data dan analisis ragam uji pengaruh susu yang difermentasi oleh bakteri
asam laktat terhadap jumlah koliform pada feses tikus pada pengujian hari ke-14 . . . 103
14. Data dan analisis ragam uji pengaruh susu yang difermentasi oleh bakteri
15. Data dan analisis ragam uji pengaruh susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat terhadap jumlah stafilokoki pada feses tikus pada pengujian
. . .
hari ke-14 105
16. Data dan analisis ragam uji pengaruh susu yang diferrnentasi oleh bakteri
asam laktat terhadap jumlah stafilokoki pada feses tikus pada pengujian . . .
hari ke-30 106
17 Data total kolesterol serum darah tikus awal dan setelah diberi pakan tinggi
kolesterol serta data dan analisis ragam uji pengaruh susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat terhadap total kolesterol serum darah
. . .
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Senlakin tingginya kesadaran akan kesehatan telah mernbawa perubahan tuntutan
konsumen pada produk pangan yaitu tidak lagi sekedar menyediakan zat gizi namun
juga memberikan pengaruh yang dapat meningkatkan kesehatan. Salah satu makanan
kesehatan yang banyak dikembangkan adalah produk pangan yang mengatldung spesies
bakteri usus yang dikenal sebagai probiotik. Istilah probiotik telah mengalami beberapa
perubahan definisi seiring dengan perken~bangan hasil penelitiati ilmiah tentang
pengaruh, mekanisme kerja dan aplikasinya. Definisi probiotik terbaru diusulkan oleh
Salminen et crl. (1 999) yaitu sediaan sel mikroba atau komponen dari sel mikroba yang
mempunyai pengaruh rnenguntungkan bagi kesehatan dan kehidupan inangnya
Ada beberapa karakteristik yang dipertimbangkan untuk menentukan apakah
suatu mikroba berpotensi untuk menjadi kultur probiotik Diantaranya adalah ketahanan
terhadap asam dan garam empedu, sebab untuk dapat be~tahan dan tumbuh di dalam
saluran pencernaan, kultur probiotik hams melewati beberapa rintangan seperti
keasaman lambung yang tinggi dan sekresi garam empedu pada usus yang dapat
berpengaruh buruk bagi kultur mikoba.
Salah satu pengaruh probiotik yang menguntungkan bagi kesehatan adalah
mempertahankan keseimbangan mikroflora usus Mikroflora usus adalah ekosistem
yang kompleks, yang terdiri dari berbagai jenis bakteri dalam jumlah yang besar.
memberikan pengaruh positif maupun negatif pada fisiologi usus. Oleh karena itu
penelitian utltuk menbabah mikroflora usus kearah yang menguntungkan dengan tujuan
akhir urltuk meningkatkan kesehatan adalah topik yang sangat diminati Beberapa
penelitian rnembuktikan bahwa pemberian bakteri asam laktat meningkatkan populasi
bakteri menguntungkan seperti laktobasili dan bifidobakteria diiringi dengan penurunan
jumlah bakteri patogen pada saluran pencernaan atau feses manusia maupun hewan
percobaan (Gilliland et ul. 1978, Danielson et a/. 1989, Hosoda et ul. 1996, Alkali11 et
a/. 1997) Selain mempengaruhi keseimbangan mikroflora usus, telah dilaporkan bahwa
produk probiotik yang mengandung bakteri asam laktat metnpunyai beberapa pengaruh
yang positif lainnya bagi kesehatan, diantaranya hipokolesterolemik, yaitu menurunkan
konsentrasi kolesterol serum darah baik pada manusia mauputl hewan percobaan
(Harrison dan Peat 1975; Grunewald 1982; Gilliland et crl. 1985; Danielson el crl. 1989,
Rodas ct ~ r l . 1996. Alkali11 el a/. 1997)
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pengaruh masing-masing galur
bakteri asam laktat terhadap komposisi mikroflora usus beragam dan tidak semua galur
bakteri asatn laktat yang diuji menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap konsentrasi
kolesterol serum (Grunewzld dan Mitchell 1983, Pulusani dan Rao 1983; Gilliland et a/.
1985). Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi untuk memperoleh galur lokal bakteri
asam laktat yang berpotensi sebagai probiotik. Penelitian untuk mendapatkan galur-galur
yang mempunyai pengaruh positif terhadap keseimbangan mikroflora usus dan
hipokolesterolemik tersebut masih terus dilakukan karena enzim yang dihasilkan bakteri
menghasilkan senyawa karsinogenik (Goldin dan Gorbach 1984, Moore dan Moore
1995, Kok dan Maanen 2000) yang berisiko menyebabkan kanker kolon, sedangkan
konalrnsi probiotik yang mengandung bakteri asam laktat terbukti mencegah terjadinya
kanker pada hewan percobaan (Wollowski el a/. 1999; Brady et a/. 2000), dan terbukti
bahwa reduksi kolesterol serum dapat menurunkan te rjadinya penyakit jantung koroner
pada penderita hiperkolesterolemia (Levy 1981; Kannel et nl. 1984; Lipid Research
Clinic Program 1984).
Bakteri asam laktat telah banyak diisolasi dari berbagai makanan fermentasi
Indonesia diantaranya dari kecap ikan, asinan kubis, growol, gatot, tempoyak, tape ketan
bekasam, dan lain-lain, dimana isolat-isolat tersebut mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan sebagai kultur probiotik. Oleh karena itu diperlukan penelitian-penelitian
untuk menggali potensi galur-galur bakteri asam laktat tersebut sebagai kultur probiotik
yang mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan. Penelitian ini ~nenguji potensi
calur bakteri asam laktat asal makanan fermentasi Indonesia sebagai kultur probiotik
-
yang berpengaruh dalam meningkatkan keseimbangan flora normal usus dan
mempunyai pengaruh hipokolesterolemik.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui potensi beberapa isolat
bakteri asam laktat yang berasal dari makanan tradisional Indonesia sebagai kultur
Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a Mengetahui ketahanan galur bakteri asam laktat yang diisolasi dari berbagai makanan
tradisional Indonesia terhadap pH rendah dan garam empedu
b Mengetahui aktivitas antagonistik galur bakteri asam laktat terhadap bakteri patogen
c hlengetahui pengaruh pernberian susu ferlnentasi terhadap komposisi mikroflora
feses tikus
d Mengetahui kemampuan susu fermentasi yang mengandung bakteri asam laktat
dalam mengasimilasi kolesterol secara in-vitro
e Mengetahui pengaruh pemberian susu fermentasi terhadap konsentrasi kolesterol
serum darah tikus
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah untuk mendapatkan galur-galur bakteri asam laktat yang
berpotensi sebagai kultur probiotik yang mampu bertahan dalam kondisi asam dan
adanya garam empedu serta memiliki aktivitas hipokolesterolemik dan mampu
n~einpertahankan kesein~bangan mikroflora usus sehingga memberikan bukti ilmiah
tentang potensi kesehatan dari koleksi mikroflora yang diisolasi dari makanan
tradisional Indonesia Selain itu penelitian ini memberikan alternatif bagi pengolahan
susu yaitu susu fermentasi sebagai minuman probiotik yang memberi pengaruh positif
terhadap keseimbangan mikroflora normal pada usus dan mereduksi kolesterol serum
darah yang berimplikasi menurunkan kejadian kanker kolon dan penyakit jantung
TINJAUAN PUSTAKA
Probiotik
Probiotik telah didefinisikan dalam beberapa cara tergantung dari pemahaman
tentang mekanisme aksinya dalam memberikan pengaruh bagi kesehatan dan kehidupan
manusia. Istilah probiotik pertama kali dicetuskan untuk mendeskripsikan senyawa
pang dihasilkan mikroorganisme yang dapat lnenstimulir pertumbuhaii mikroorganisme
lain Selanjutnya definisi probiotik berkembang menjadi organisme dan senyawa yang
dapat menghasilkan keseimbangan mikroflora dalam usus Lebih lanjut Fuller (1 9S9),
mendefinisikan probiotik sebagai bahan pangan yang mengandung mikroorganisme
dalam keadaan hidup yang mempunyai pengaruh menguntungkan bagi inangnya dengan
meningkatkan keseimbangan mikroflora usus. Definisi tersebut diperluas oleh para ahli
dari Eropa dengan niempertimbangkan mekanisme probiotik selain yang diperantarai
mikroflora usus. Probiotik adalah bahan pangan berupa mikroorganisme hidup yang
mempunyai pengaruh menguntungkan terhadap kesehatan manusia
Dewasa ini seiring dengan adanya perkembangan data hasil penelitian ilmiah dan
aplikasi tentang pengaruh probiotik, diusulkan suatu definisi baru yaitu sediaan sel
mikroba atau komponen dari sel mikroba yang mempunyai pengaruh menguntungkan
pada kesehatan dan kehidupan inangnya (Salminen ef al. 1999). Definisi tersebut
memiliki implikasi bahwa probiotik tidak selalu hams berupa sel hidup karena telah
terbukti bahwa probiotik dalam bentuk sel yang tidak hidup juga menunjukkan pengaruh
tidak membatasi penggunaan probiotik sebagai bahan pangan, aplikasi dalam bentuk
lain jucga telah dilaporkan mempunyai pengaruh menguntungkan bagi kesehatan, dan
tidak hanya sel mikroba utuh tetapi bagian dari sel juga telah terbukti mempunyai
pengaruh terhadap kesehatan. Mekanisme aksi dari probiotik yang melibatkan mikroba
dalam bentuk hidup maupun tidak, terdapat pada Gambar I .
(3 = sel hidup Pemberian secara oral = scl tidak hidup
USUS
Infeksl saluran ken-clng ', - '?
Modulas~
~ k e m b a n g a n
<
anker ususr
Mcmpengaruhi iillun :
Ig A naik
_
Ig E turun
Meliurunkan kolesterol serum darah ?
Mengurang~ gejala loc- lose lntolernnce (
Memperpendek diare rotavirus @ Mefigurangi lanker
empedu kambuhan \ -
Gambar 1. Mekanisme pengaruh probiotik berupa sel hidup dan tidak hidup terhadap
kesehatan (Salminen et of. 1999)
Konsumsi probiotik yang utama bagi manusia adalah dalam bentuk makanan
berbasis susu yang mengandung spesies bakteri usus yaitu ,&ctobaciflus dan
Sejumlah penelitian mengungkapkan beberapa pengaruh positif bagi kesehatan
dari probiotik yaitu sebagai berikut .
a Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit infeksi terutama infeksi usus dan diare
(Vanderhoof et a/. 1999, Rolfe 2000, Roos dan Katan 2000, Guerin-Danan r i 01.
200 1)
b. Menurunkan tekanan darawantihipertensi (Yamamoto et al. 1994; Nakamura et al.
1995a, 199%; Yamamoto ct al. 1999)
c. Menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah (Grunewald 1982; Pulusani dan Rao
1983; Danielson ef 01. 1989; Rodas ef nl. 1996, Alkalin el al. 1997)
d Mengurangi reaksi lactose iiirolera?zce (Jiang et nl. 1996; Jiang dan Savaiano 1997,
Mustapha et 01. 1997)
e Mempengaruhi respon imun (Takahashi et 01. 1993; Pessi ef nl. 1998; Ha et nl. 1999,
Perdigon el crl. 1999; Tejada-Simon ef ul. 1999, Erickson dan Hubbard 2000, Sanders
2000; Pestka ei a/. 2001).
f Menurunkan risiko terjadinya tumor dan kanker kolon (Ayebo et al. 1981; Reddy et
al. 1983, Gallaher dan Khil 1999; Reddy 1999, Wollowski et 01. 1999; Brady et al.
2000; Roos dan Katan 2000)
g. Bersifat antimutagenik (Hosono e f a/. 1990; Hosoda et al. 1992a, 1992b; Thyagaraja
dan Hosono 1993; Ebringer et a/. 1995; Boubekri dan Ohta 1996; Hosoda et al. 1996;
Usman dan Hosono 1999) serta bersifat antikarsinogenik (Goldin dan Gorbach 1984;
Menurut Shortt (1999), ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk
mendapatkan produk probiotik dengan pengaruh positif yang optimal bagi inanpya,
diantaranya adalali
a Spesies bakteri probiotik sebaiknya nierupakan tlora normal usus dengan demikian
bakteri lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan usus
b. Tidak bersifat patogen
c Toleran terhadap asam dan garam empedu
d Memiliki kemampuan untuk menempel dan mengkolonisasi sel usus
e Memiliki aktivitas antagonistik terhadap mikroba patogen enterik
f Terbukti memiliki pengaruh yang menguntungkan terhadap kesehatan
g Memiliki kemampuan untuk bertahan selama proses pengolahan dan selama waktu
penyimpanan
h Produk probiotik diharapkan memiliki jumlah sel hidup yang besar (lo7-1 09)
i Total konsumsi produk probiotik sekitar 300-400 gram per minggu. Dua alasan
terakhir diperlukan untuk memperkirakan bahwa tersedia cukup bakteri probiotik
dalam tubuh untuk memberi pengaruh positif (Tannock 1999)
Makanan yang mengandung mikroba probiotik untuk konsumsi manusia telah
dipasarkan di Jepang sejak tahun 1920-an Produk probiotik pertama menggunakan
bakteri L. acidophzhrs dan L. casez sebagai komponen dalam produk susu fermentasi
Dalam perkembangannya, jumlah spesies mikroba yang terlibat dalam produk probiotik
meningkat dengan sangat pesat, tetapi makanan pembawa kultur probiotik yang utama
Karakteristik. Klasifikasi dan Aplikasi Bakteri Asam Laktat dalam Susu Fermentasi
Bakteri asam laktat bersifat Gram positif, tidak membentuk spora, dapat berbentuk
bulat atau batang, dengan komposisi basa DNA kurang dari 50% mol G+C. Umumnya
bersifat katalase negatif tetapi kadang-kadang terdeteksi katalase semu pada kultur yang
ditumbuhkan pada konsentrasi gula rendah. Untuk tumbuh membutuhkan karbohidrat
yang dapat difermentasi (Pot et al. 1994).
Semula bakteri asam laktat diklasifikasikan menjadi 4 genus yaitu Lacfohacillzr.~,
Lelico~lostoc, Streprococczl.~, dan Yedrococczr.~, yang didasarkan pada ciri morfologi, tipe fermentasi, kemampuan tumbuh pada suhu yang berbeda, sifat stereospesifik (D atau L
laktik), serta toleransi terhadap asam dan basa. Klasifikasi bakteri asam laktat
berkembang sehingga genus L,actohacill~is menjadi Lacfobacil1tr.r dan Carnohacterirrm.
Genus Stt.epfococc?rs menjadi 4 yaitu Streptococcrr.s, l,actococcz~s, l.lagococczr.s, dan
I<~lrerococczr.s. Genus Pediococczrs menjadi I.'ediococclrs, Tetraget?ococczi.~ dan
Aerococcus. Sementara tidak ada perubahan pada genus I~eucor~ost~~c. Klasifikasi yang baru tersebut dihasilkan dengan mempertimbangkan komposisi asam lemak pada
membran sel, rnotilitas dan urutan r RNA, serta persen guanin dan sitosin pada DNA
(Pot e f al. 1994).
Kini berbagai spesies bakteri asam laktat diaplikasikan dalam produk susu
fermentasi (Tabel 1) dan spesies bakteri asam laktat bersama bifidobakteria merupakan
mikroorganisme yang paling banyak dikembangkan sebagai kultur probiotik terutama
Tabel 1. Beberapa bakteri asam laktat yang sering digunakan dalam produk fermentasi susu
L. hehreticus ssp. jugi~ri
/
Yogurt BakteriLnctohncrl1rr.s thermofil homofermentatif
L. de/hi.neckr/ ssp hu/garic/r.s L. clelhr-lrecku ssp. Irrcfis I,. delhrrlcck~r ssp. deIhrr/eckli L, acidoph/ki.c
L. he11vtrc1r.s
Man faat Produk
1 Yogurt, keju Sjsiss dan
Italia, mentega susu
Susu acrdol,/?r l~ ~ s , mi-
numan yogurt, miru-miru, kefir, koumis
Kefir, minuman yogurt
Menghasilkan asetaldehida
Potensi kesehztan
L. femelilunt
Lnctohacill~~s mesofil heterofermentatif
L. casei ssp. c c ~ ~ e i
L. casei ssp. p s e z i d o ~ ~ l a i ~ f a ~ ~ o ? ~ , I,. ccrsei ssp. rlicmlnoznr.s,
L. cnsri ssp. tolrraris, L. ylnrltarinn
Yakult, minuman yogurt, miru-miru, kefir
I
Potensi kesehatan
L. brcv~.s. L. Xxc>~-rr.
1
Kefir1
, s t ~ t ) l ) t ~ c o c ~ ~ ~ s (Lnctococcrls) mesofil
I
4
Str. /ncti.s ssp lnctis
Str. Inctis bio\.ar diucetyhctis
Susu fermentasi Scandi- navia, mentega dan krim
I
fermentasi, kefirMentega fermentasi, krinl fermentasi. kefir
hqenghasi i kan
nisin dan diplo- coccin
diasetil
1
Leu. citroror~~ir~I
Mentega fermentasiSumber : Salminen dan Wright 1993.
S~repfococcrls (Lnctococcus) thermofil
Str. therntoyhr/z/s I,errcorio.stoc
Leu. me.,-rr~tero~deer ssp. meser~teroid Le rr. mesen/crordes ssp. Jextra~rrc?rrn Leu. nte.senteroltke,~ ssp. cremo~is
Yogurt
I
Kefir
Ke fir
I
Keju cottage dan krim.
Tabel 2. Mikroorganisme yang digunakan dalam produk probiotik
I,. ncickophilr~.~ I,. casei
I,. johtncnrii L. rezrtcri L. rhatllnosr~s L. .salit~arzis L. platltarztrn
1
L. cri.ya/usSumber : Shortt 1999.
Hnktcri Asnm Laktat Inintgm E. . fnecitrm
Bukan Bakteri Asam Laktat
B. cere1r.s
F,'.
ccoliS. bo~lc~rdii
('1. bri/j~ric~(m
Ketahanan Bakteri Asam Laktat terhadap Empedu
Untuk dapat bertahan dan tumbuh pada saluran pencernaan, bakteri asam laktat
sebagai kultur probiotik hams mampu melewati berbagai kondisi lingkungan yang
menekan. Salah satunya adalah pada saat bakteri memasuki bagian atas saluran usus
dimatla ernpedu disekresikan ke dalarn usus
Asam empedu disintesa dalam hati dari kolesterol, menghasilkan senyawa yang
disebut asam empedu primer. Asam empedu utama ini berkonjugasi dengan glisin atau
taurin dan disekresikan ke dalam kantung empedu sebagai asam empedu terkonjugasi
.Isam empedu di dalam kantung empedu dilepaskan ke dalam lumen duodenum da!a:n
bentuk misel dengan asam lemak dan gliserol yang dihasilkan oleh pencernzan lipase
pankreatik. Antara 5.500 sampai 3 5.500 mg asam empedu terkonjugasi disekresikan ke
dalam usus kecil manusia setiap harinya Corzo dan Gilliland (1999), untuk membantu
absorpsi lemak makan, kolesterol, vitamin hidrofobik dan senyawa larut lemak yang
lain. Asam empedu terkonjugasi diserap dari usus kecil (sekitar 97%) dan dikembalikan
yang tidak terserap hilang dari tubuh manusia sebazai asam empedu bebas di feses.
Mekanisme di mana asam empedu diserap dalam usus kecil dan kolon, disintesa kembali
dan disekresikan lagi dikenal sebagai sirkulasi hepatik (Gatnbar 2)
0
KOLON-0,5 g garam empedu disekresikadhari
Gambar 2. Diagram skematik sirkulasi hepatik asam empedu (Ando dan Oi dalam
Nakazawa dan Hosono, 1992)
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengetahui ketahanan beberapa spesies
bakteri asam laktat pada media yang mengandung garam empedu (Gilliland et a/. 1984:
Usman dan Hosono 1999a; Ngatirah et al. 2000). Pada penelitian yang dilahukan
Gilliland et a/. ( 1 984). diuji galur-galur I,. acidoyl?il~is yang diisolasi dari usus anak sapi
pada media MRS Broth / MRSB yang mengandung oxgal 0,3%. Pertumbuhan dimonitor
dengan mengukur waktu yang diperlukan masing-masing galur untuk menyebabkan
peningkatan Optical Density (OD) sebesar 0,3 satuan dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 600nm. Ketahanan terhadap garam einpedu dinyatakan sebagai Lag
diperlukan bakteri pada media kontrol (MRSB tanpa oxgal) dengan bakteri pada media
yang mengandung oxgal dimana pada penelitian tersebut hasilnya berkisar antara 0,34
jam satnpai lebih dari 3 , 3 8 jam Usman dan Hosono (1999a), nieneliti 28 gaiur
ga.~seri yang berasal dari feses manusia. Media yang digunakan dan pengukuran
ketahanan terhadap garain empedu sama seperti yang dilakukan ole11 Gilliland e/ a/
(1984), dimana hasil Lag Time yang diperoleh berkisar antara 0,01 sampai 3,55 jam.
Ngatirah et.a/. (2000) inenguji ketahanan terhadap garam empedu dari beberapa galur
berbagai spesies bakteri asam laktat yang diisolasi dari makanan fermentasi dan feses
bayi. Pengujian dilakukan pada MRSB yang mengandung garam empedu 10% selama
24 jam. Ketahanan terhadap garam empedu dihitung berdasarkan selisih unit OD yang
dicapai setelah idubasi 24 jam dengan OD pada awal inkubasi yang hasilnya berkisar
antara 1,16-234 Dari penelitian-penelitian tersebut terungkap bah~c-a galur-galur dari
spesies yang sama dan diisolasi dari sumber yang sania memiliki ketahanan terhadap
garam empedu yang beragam atau ketahanan terhadap empedu bersifat strair~ deperrcz'rrtt
Ketahanan Bakteri Asam Laktat terhadap pH Rendah
Bakteri asain laktat yang digunakan sebagai kultur probiotik umumnya diberikan
melalui sistem pangan dan oleh karenanya memulai perjalanannya menuju usus bagian
bawah melalui mulut. Untuk itu bakteri hams tahan terhadap berbagai kondisi yang
menekan disepanjang saiuran pencernaan. Salah satunya adalah kondisi di lambung,
yang dalam keadaan kosong mempuny ai pH sangat asam yaitu 13. Berrada et nl. (199 1)
lambung sekitar 90 menit. Jadi galur yang diseleksi untuk digunakan sebagai probiotik
harus mampu untuk bertahan dalam keadaan asanl lambung selama sedikitnya 90 menit
Bakteri asam laktat adalah mikroorganisme ferinerltatif yang mampu tumbuh pada
kisaran pH yang luas Diantara genus bakteri asam laktat, spesies-spesies dalam
laktobasili dikenal niempuriyai ketahanan yang baik dalam kondisi asani. Pertahanan
utama sel bakteri dari lingkungannya adalah menibran seluler yang terdiri atas struktur
lemak dua lapis. Paparan sel bakteri dalam lingkungan yang sangat asam dapat
menyebabkan kerusakan pada membran sel tersebut dan keluarnya komponen-
komponen intraseluler yang niengakibatkan kematian sel. Bakteri yang toleran terhadap
asam, membran selnya lebih tahan terhadap kebocoran akibat pH rendah dibandingkan
dengan yang tidak tahan asam (Bender el a/. 1986)
Toleransi bakteri asam laktat yang cuh-p tinggi terhadap asam juga disebabkan
karena kemampuannya untuk mempertahankan pH sitoplasma lebih alkali daripada pH
ekstraseluler (McDonald 1990; Hutkins dan Nannen 1993). Akan tetapi tidak seperti
bakteri netrofilik (hanya tumbuh pada kondisi pH rnendekati netral) yang menjaga pH
intraselulernya mendekati netral, pada bakteri asam laktat terjadi perubahan dinamis pH
intraseluler seiring dengan terjadinya penurunan pH ekstraseluler (Nannen dan Hutkins
199 1, Siegumfeidt et
a/,
2000) sehingga tidak terjadi gradien proton yang besar. B a gbakteri asam iaktat gradien proton yang besar tidak menguntungkan sebab translokasi
proton menggunakan banyak energi (Kobayashi 1985) dan bakteri anaerobik
mendapatkan energi dari metabolisme gula yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan
bakteri aerobik. Selain itu gradien proton yang besar mengakibatkan akumulasi anion
Ada beberapa kemungkinan mekanisme bagaimana bakteri mengatur pH internal
tetapi yang paling penting adalah translokasi proton oleh enzim ATP-ase (Hutklns dan
Nannen 1993) Parameter lain yang terlibat dalam pengaturan pH internal adalah
permeabilitas membran plasma terhadap proton. Faktor lain seperti kapasitas buffering
sitoplasma, berpengaruh kecil bagi pengaturan pH intraseluler (Bender ef a/. 1986).
Aktivitas Antimikroba Bakteri Asam Laktat
Pengaruh antagonistik bakteri asam laktat terhadap mikroba patogen disebabkan
karena kemampuannya untuk menempel dan mengkolonisasi saluran pencernaan
sehingga membuat kompetisi sisi penempelan dan nutrisi dengan mikroba patogen.
Selain itu aktivitas antagonistik terhadap bakteri patogen oleh bakteri asam laktat adalah
karena kemampuannya untuk menghasilkan senyawa antimikroba diantaranya asam-
asam organik, hidrogen peroksida, reuterin dan bakteriosin (Salminen dan Wright 1993).
Asam-asam organik yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat mengakibatkan
akumulasi produk akhir asam dan turunnya pH yang menyebabkan penghambatan yang
luas terhadap bakteri baik Gram positif maupun negatif. Nilai pH rendah yang dicapai,
konstanta disosiasi dan konsentrasi asam menentukan aktivitas penghambatan dari asam
yang dihasilkan Asam-asam lipofilik seperti asam laktat dan asetat dalam bentuk tidak
terdisosiasi dapat menembus sel mikroba dan pada pH intraseluler yang lebih tinggi,
berdisosiasi menghasilkan ion-ion hidrogen dan mengganggu hngsi metabolik esensial
seperti translokasi substrat dan fosforilasi oksidatif, dengan demikian mereduksi pH
Pengaruh antiinikroba senyawa hidrogen peroksida terhadap mikroba patogen
adalah terjadinya keracunan hiperbarik akibat peroksidasi lemak pang menyebabkan
meningkatnya permeabilitas membran sel Pengaruh bakterisidal yang dihasilkan
metabolit oksigen ini tidak hanya mengoksidasi sel bakteri tetapi juga medestruksi
struktur molekuler dasar dari asam nukleat dan protein sel (Dahl el nl. 1989) Di dalam
susu, selain menghambat mikroorganisme dengan mekanisme di atas hidrogen peroksida
jusa mampu bereaksi dengan senyawa lain lnembentuk senyawa yang inempunyai
pengaruh antimikroba yang disebut sistem laktoperoksidase (sistem LP) Dalam susu
mentah tiosianat (SCN') pada konsentrasi 1-10 ppm dioksidasi oleh enzim
laktoperoksidase dengan adanya hidrogen peroksida pada konsentrasi sekitar 10
mmol/L, menjadi senpawa antibakteri yaitu hipotiosianat (OSCN) (Reiter dan Harnulv
1984). Senyawa tersebut dapat mengganggu enzim-enzim yang berperan dalam
metabolisme bakteri yang dapat menyebabkan kematian
Reuterin dihasilkan oleh I,actobacillu.s wuterir yang terdapat dalam alat
pencernaan manusia dan hewan. Berat molehxl reuterin adalah hxrang dari 200 Da dan
tahan terhadap aktivitas protease dengan demikian tidak aisebut ~akreriosin Reuterin
merupakan campuran dengan komposisi berimbang dari monomer hidrat dan dimer
sihlik dari p-hidroksipropionaldehida yang terbentuk selama metabolisme anaerobik
eliserol dan gliseral-dehida (Talarico et al. 1988; Talarico dan Dobrogosz 1989)
"
Reuterin adalah senyawa antimikroba yang mempunyai spektrum yang luas yang
efehif terhadap bakteri Gram negatif, khamir, kapang dan protozoa. Senyawa ini
menghambat enzim-enzim sulfhidril seperti ribonukleotida reduktase, suatu enzim yang
Bakteriosin dideiinisikan sebagai protein dengan pengaruh antagonistik
intraspesifik atau yang memiliki aktivitas sebagai bakterisidal dengan spektrum aktivitas
yang lebih rendah bila dibanding dengan antibiotik (Daeschel 1985). Bakteriosin adalah
senyawa protein, oleh karenanya disintesis melalui mekanisme biosintesis protein
ribosom umum yang melibatkan transkripsi dan tranlasi. Bakteriosin disandi baik oleh
DNA kromosom maupun plasmid. Bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat
dapat berupa protein atau kompleks protein (agregat protein, protein lipokarbohidrat,
glikoprotein dan lain-lain) yang aktif secara hayati berpengaruh bakterisidal khususnya
terhadap bakteri gram positif dan yang berkerabat dekat dengan spesies bakteri
penghasilnya. Bakteriosin merupakan suatu kelompok yang heterogen dengan berat
molekul, sifat fisik, kimia, sensitivitas, spektrum aktivitas antimikroba serta cara kerja
yang bervariasi (Vuy st dan Vandamme, 1 994).
Hipotesis cara kerja bakteriosin yang sudah diterima secara luas adalah bahwa
bakteriosin bekerja dalam dua tahap yang melibatkan adsorpsi bakteriosin pada reseptor
spesifik atau non spesifik pada permukaan sel yang menghasilkan kematian sel Target
utama dari bakteriosin yang diproduksi bakteri asam laktat kemungkinan besar adalah
membran sitoplasma, karena bakteriosin memulai reaksi-reaksi yang mengubah
permeabilitas membran sehingga mengganggu transpor membran atau menghilangkan
tenaga gerak proton yang mengakibatkan terhambatnya produksi energi dan biosintesis
Mikroflora Usus
Mikroflora usus adalah ekosistem yang kompleks yang terdiri dari sejumlah besar
bakteri Flora usus manusia terdiri dari sedikitnya 400 spesies bakteri yang berbeda,
dengan jumlah total mencapai 10" sel (Fuller 1989) Baik mikroba anaerobik maupun
fakultatif anaerobik ada dalam flora normal usus, tetapi jumlah mikroba anaerobik jauh
lebih besar daripada fakultatif anaerobik dengan perbandingan 1000.1. Diantara
mikroba-mikroba fakultatif anaerobik tersebut termasuk di dalamnya beberapa spesies
bakteri asam laktat meliputi genus Streptococctts, Enterococcu,~, dan Lactobaci1lti.s.
Kapasitas metabolik dari flora usus tersebut sangat beragam dan dapat menimbulkan
pengaruh negatif maupun positif pada fisiologi usus. Oleh karena itu penelitian yang
menggali kemungkinan untuk mengubah mikroflora usus kearah yang menguntungkan
dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesehatan dan kehidupan yang lebih baik bagi
inangnya mendapatkan minat yang besar (Djouzi t.1 a/. 1997)
Distribusi mikroflora dalam usus manusia dapat dilihat dari dua cara yaitu
distribusi secara horisontal dan vertikal. Distribusi secara horisontal, adalah pembedaan
mikroorganisme berdasarkan lokasinya di dalam isi lumen, dalam lapisan mukus
penutup epitel, pada sel epitel dari mukosa, pada ujung vili serta di dalam rongga
Lieberkuhn. Paaa disrriiiusi secara vertikal, terdapat mikroflora yang berada pada
lambung, duodenum, jejunum, ileum, cecum, kolon dan rektum (Mikelsaar dan Mandar,
1993). Jumlah dan jenis mikroflora pada saluran pencernaan dipengaruhi oleh kondisi
spesifik masing-masing lokasi saluran pencernaan. Komposisi mikroflora pada saluran
Tabel 3. Komposisi mikroflora pada saluran pencernaan
Lokasi
Lambung :
- Kosong (pH<3,0)
-
Rerisi makanan(pH 470)
Usus kecil atas:
-
Kosong- Berisi makanan
Usus kecil bawah
Cecum
Sumber : Mitsuoka 1
Jenis mikroflora
laktobasili, streptokoki, khamir
laktobasili, khamir, dan mikroba yang tertelan bersama makanan (streptokoki,
Hacleroic/es, B!fidoh~zcteria, Veillonella, l~z~sobacteria. koliform, Bacill~rs, Staphy- lococcus
Jumlah
lo2-]
o3
1 04- 1
o8
laktobasili. khamir, I'eillonella
streptokoki, laktobasili, I'eiionelln dan
sejumlah kecil Bacteroides, koliform,
terizrttt, Cloci-l.idi~m~ dan sej umlah kecil
1
teroides, Blfidobncferitr, E~rbncteria Rncteroides, BzficJohcrcterium, E~ihuc-
koliform, streptokoki (meliputi
enterokoki), laktobasili, Cl'eilonelln dan
stafilokoki 78.
1 0" 10'
Mikroflora penghuni saluran pencernaan memberikan pengaruh terhadap tubuh
manusia, baik pengaruh positif maupun negatif tergantung dari karakteristik dan
aktivitasnya dalam saluran pencernaan (Gambar 3). Dari berbagai jenis mikroorganisme
penghuni usus, masing-masing individu mikroorganisme berusaha mempertahankan
keberadaan mereka dalam saluran usus dan bersama-sama membentuk suatu
keseimbangan. Pada individu dewasa yang sehat mikroflora normal dalam ususnya
stabil. Akan tetapi seringkali ada gangguan terhadap keseimbangan mikroflora normal
yang dapat berakibat pada hngsi organ-organ tubuh dan kondisi keseluruhan dari
individu tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap flora usus terdapat pada
Keseimbanxn flora usus
.
Fungsi usus P e n g a r - pada inang/ 1 , \
1 (' Pengaruh I
J~unl~ah bakter Jcnis baliteri
per granl fescs menguntungkan
Sintesis vitainin
Meinbantu p e n c e m ~ a n
fleningkatkari kesehatrin Mencegah kolorlisasi
Stirnulasi respon iruun
Diare Senlbelit
Menghambat perttun-
buhan Hepatik koma
Hiperkolestmlm&
+
Penuaa~1 IiipertensiPenydut autoimun Ka1lker
Disfungsi h w i k Pen~uunan kekebalan
Diare, konla Ilepatik, iilfeksi sal. ken&. anemia, meningitis, pembengkakan hati, pemkngliakan paru-paru; vaginitis; endometritis: l u b xku11de-r karena sinar X / radiasi lain
P. oeiAugino.sa Stws.sor: konsumsi antibiotik, steroid in~nrri~~os~rpp~~ssut~ts ; tempi rahasi. uenuaaan. orwrasi
Gambar 3. Hubungan antara flora usus dan tubuh manusia (Mitsuoka 1978)
Beberapa mikroflora normal usus berpotensi untuk menjadi patogen yang
membahayakan jika pertahanan tubuh manusia mengalami penurunan yang disebut
dengan oppor11~111.st'~ I H ~ ~ C ~ I O I I . Beberapa bakteri penyebab oppornrnl.\lrc r ~ f e c t ~ o r ~
adalah I.;. colr, Klt.h.srelln spp., Protel~s, Staph?;lococc~~.s, P.serrdomo~za.s nerlrginosa,
Hactcror~lc..~, Serratm, Ye~3tc~,str.eptococc1i,~ dan C'lo.strzd~rmt. Bakteri-bakteri tersebut umum ditemukan pada usus dan tidak membahayakan pada individu yang normal.
Infeksi dapat terjadi jika keseimbangan rnikroflora usus terganggu karena penggunaan
antibiotik dan bakteri indigenus normal digantikan dengan populasi yang resisten
terhadap antibiotik atau jika pertahanan tubuh menurun akibat penggunaan hormon
steroid, karena adanya inzmrtnosltppre.ssa~1t atau terapi radiasi Opportzmistic ~i?fectioiz
juga terjadi pada pasien setelah menjalani operasi besar, dan karena berbagai penyakit
seperti leukimia, kanker stadium akhir, dan diabetes mellitus yang parah Infeksi
tersebut susah disembuhkan karena lemahnya pertahanan tubuh pasien dan pada
beberapa kasus bisa berakibat fatal.
Ada dua jenis rute infeksi yang melalui usus. Pertama karena bakteri patogen yang
berasal dari luar tubuh masuk ke dalam usus misalnya dari kontaminan makanan dan
air. Yang lainnya disebabkan oleh bakteri yang mengkolonisasi usus yang menginvasi
pembuluh darah atau saluran limfa dan masuk pada jaringan yang lain sehingga
mengakibatkan infeksi seperti pneumoniae, meningitis, peritonitis, cholangitis,
pembengkakan otak, hati atau ginjal dan septikemia. Pada tubuh yang sehat mukosa
usus befingsi sebagai barier yang mencegah penetrasi bakteri. dan meskipun bakteri
kanker ulser atau enteritis, bakteri usus dapat dengan mudah berinvasi ke dalam
pembuluh darah dan menyebabkan infeksi. Oyl,ort~n~i.stic i~?fkction yang disebabkan
karena bakteri usus semakin meningkat karena meningkatnya bakteri yang resisten
terhadap antibiotik akibat penggunaan antibiotik yang berlebihan serta semakin
banyaknya digunakan senyawa kemoterapi untuk pengobatan kanker (Mitsuoka 1978 ;
Yuguchi et 01. dalam Nakazawa dan Hosono, 1992)
Pengaruh Probiotik terhadap Mikroflora Usus
Flora normal pada usus manusia memiliki hngsi perlindungan yang penting
Bakteri asam laktat menekan bakteri dan virus, menstimulir daya tahan lokal dan
sistemik serta merubah aktivitas metabolik mikroba dalam usus Kemampuan mikroba
probiotik bakteri asam laktat untuk menekan pertumbuhan patogen disebabkan karena
kemampuannya untuk memproduksi senyawa antimikroba seperti asam laktat,
peroksida, dan bakteriosin. Selain itu bakteri probiotik juga menekan bakteri patogen
karena terjadinya kompetisi sisi penempelan, peningkatan produksi lendirlmukus usus
dan kompetisi nutrisi (Salminen dan Wright 1993)
Penggunaan bakteri probiotik sebagai bahan pangan memberikan beberapa
keuntungan pada sistem pencernaan Saiah satu keuntungan tersebut adaiah membantu
mengendalikan mikroorganisme patogen di dalam saluran pencernaan. Hasil beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi susu yang mengandung bakteri asam laktat
berpengaruh terhadap mikroflora pada feses manusia maupun hewan percobaan (Alkalin
tercantum pada Tabel 4 Pada penelitian-penelit ian tersebut digunakan I,. ~~c~Ckopililr~.r-
sebagai kultur probiotik, yang diberikan kepada manusia atau hewan percobaan dengan
makanan pembawa berupa susu atau produk olahannya seperti susu fermentasi dan
yogurt. Hasil penelitian secara umum adalah bahwa konsumsi probiotik menyebabkan
peningkatan jumlah bakteri yang menguntungkan seperti laktobasili dan bifidobakteria,
dan menekan jumlah bakteri usus yang berpotensi sebagai patogen seperti bakteri
koliform dan enrerobacteriaceae.
Struktur dan Metabolisme Kolesterol dalam Tubuh
Kolesterol adalah sterol yang terdiri atas struktun: cincin dasar dengan nama
nukleus siklopentanoperhidrofenantren. Senyawa kolesterol diturunkan dari struktur
tersebut dengan meliputi sebuah ikatan tak jenuh antara atom karbon ke-5-6 dan sebuah
gugus hidroksil bebas pada posisi atom karbon ketiga (Gambar 5) (Mathews dan van
Holde 1996). Kolesterol dan senyawa tumnannya adalah komponen dari plasma
lipoprotein pada membran sel sebelah luar (Lehninger 1982), selain itu kolesterol juga
berperan sebagai prekursor dari pengeluaran asam empedu yang disintesa dalam hati dan
berhngsi untuk menyerap trigliserida (triasilgliserol) dan vitamin yang iarut dalam
lemak dari makanan, serta sebagai prekursor dari pembentukan hormon steroid, estrogen
dan testoteron (Muchtadi eta/. 1993).
Kolesterol disintesis dalam beberapa jaringan tubuh manusia, tetapi hati
merupakan sumber sintesis kolesterol plasma yang utama. Pada usus juga terjadi sintesis
Tabel 4. Hasil-hasil penelitian pengaruh susu fermentasi terhadap mikroflora feses
1
Obyek Perlakuan Mikroflora fcses yang diamatiI
Hasil (jumlah koloni = log CFUtgr)/
SumberI
dewasa Pcrcobaan Hcwan: lnencit
A Kontrol 8.1 7.0 8 a/. 1997
Yogurt 8.1 8.3
Yog-acido 8.1 9: 1
B Kontrol 7,4 7.5 7,5
Yogurt 7.4 7.0 6.8
Yoghurt dan --$-Lactobasili fakultatif pada MRSA yang aci&philu.s
-
yogurtPcngijinn fcses pa& hari kc-0, 14, 28, 42
dan 56
Pada hari kc: 0 : 28
.
- L k a l i n 5 6 et diasamkan-
CO1 / A-
Kolifonn pnda VRBA-
acrobik/ Bpada Lactobacllli Sclcction Bile Agar
dan 56 l~ari (VRB A)
laki dewasa Manusia: Iaki-
Manusia: laki- laki dcwasa
-
Yog-acido 7,4 6.9 6.7
Hari kc: 28 : 56
Lactobacilli
-Kontrol = 9.7 9.7
-Yoghurt-acido = 10.1 10.2
Koliform
-Kon trol = 7,45 7.3
Daniclson
et al. 1989
Pcmbcrian s~xsu g . difermentasi L,. acr- dopl?rlus selama 7 hari
(3x1 00 gr susu fcr-
mentasi / hari)
Pcmberiam susu yang mcngandung I, rrc~tkl-
ph11u.s (LA)
(sehari 470 1111 dgn
bebrp konsentrasi LA
2x lo7 (x) : 8x10"~)
.
5x 1
o6
(z) pcr ml)--.-
-Berbagai mikroflora fcses yaitu:
-Entcrobateriaceac.E~iterococcus spp pada tqpticase soy blood agar,
-Bifidobacterium spp pada Bifido bac- terium selection agar,
-Lactobacillus pada (LBSA). anaerobik
-
Koliforni pada VRBA 1 A-
L,actobacllli fakultnt~f ~>:lcla LBSA- C 0 2/ B
-
Laktobasili reslsten terhadap g a s m empedu pada LBSA inengandung tau- rocl~olate / CPengu-jian dilakukan scbclum pcrlakuan (1 1 hari), selama pcrlakuan (5 1 hari) dan setelah perlakuan (13 hari)
-Yoghurt-acido = 6.24 6.2
scbel~~m setelah Hosoda et
-Enterobacteriaceae 7.3 7.2
-Bifidobacteria 9,2 9.9
-Lactobacilli 6.4 7.6
Mikroba Waktu UJI
Scbclum Selnmn Sctclal~ A Kontrol 6.5 6.3 6.5
(s) 6 8 6.9 5.5
(y) 8.0 7.5 7.3
B Kontrol 5,7 5.8 5.5
(s) 5.1 6.6 5.5
(y) 4.9 7.9 6.6
C ( 4 3.4 5.2 - 3,9
nl 1096
Gilliland ct
pada usus adalah hasil sintesis u'c nol3o dari sterol. Pada beberapa spesies binatang, sel mukosa usus mensekresi kolesterol secara langsung ke dalam lumen. Pada manusia,
kolesterol yang disintesis oleh sel usus di bawa ke dalam usus kecil melalui
pengelupasan atau eksfoliasi sel usus. Sun~ber tambahan kolesterol pada usus berasal
dari empedu yang disekresikan dan dari makanan yang dikonsumsi (Bergan 1984).
Garnbar 5. Struktur kolesterol (Mathews dan van Holde 1996)
Kolesterol yang disintesa diubah menjadi jaringan, hormon dan vitamin yang
kemudian beredar ke dalam tubuh melalui darah. Tetapi ada sebagian kolesterol yang
kembali ke hati untuk diubah men-iadi asam dan garam empedu Dalam keadaan normal
bila terjadi gangguan dalam daiam konsumsi kolesterol, maka akan berlangsung
mekanisme untuk mempertahankan keseimbangan kolesterol dengan semua faktor
sebagai mekanisme pertahanan (Sitepoe 1992).
Kolesterol dalam sirkulasi berikatan dengan lipoprotein. Lipoprotein plasma.
berdasarkan densitasnya yang menunjukkan kandungan lipida molekul yang
bersangkutan, digolongkan menjadi very / O M # density liyoproferw (VLDL), / O M # desisr?i
Jali~r utama ekskresi kolesterol meliputi pengubahan oleh hati menjadi asam
empedu yaitu asam kholat dan senodeoksikolat yang berikatan dengan glisin atau taurin
rnembentuk garam empedu Antara 750 sampai 1.250 mg kolesterol dik