MODEL INPUT-OUTPUT EKONOMETRIKA
INDONESIA
DAN APLIKASINYA
UNTUK
ANALISIS DAMPAK EKONOMI
Oleh:
ANTONHENDRANATA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ANTON HENDRANATA. Model Input-Output Ekonometrika Indonesia dan
Aplikasinya Untuk Analisis Dampak Ekonomi. Dibimbing oleh BONAR M.
SINAGA sebagai Ketua dan BAMBANG P. S. BRODJONEGORO sebagai Anggota. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) membangun Model Input-Output Ekonometrika Indonesia yang menekankan pada keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian, (2) melakukan proyeksi kondisi perekonomian Indonesia sampai tahun 2005, (3) menganalisis dampak kebijakan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2002 dan (4) menganalisis dampak krisis dan kebangkitan ekonomi dunia terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2003
-
2005.Model yang dibangun menggabungkan kelebihan-kelebihan dari model input- output dan model ekonometrika, disebut Model Input-Output Ekonometrika Indonesia, disingkat dengan MIENA. MIENA terdiri dari 112 persamaaa simultan yang sifatnya dinarnik, menggunakan data sekunder tahun 1980
-
2000. Parameter persamaan diduga menggunakan tiga kombinasi metode pendugaan yaitu: (1) Ordinary Least Square, (2) Autoregressive Pertarna dan (3) Autoregressive Kedua. Model divalidasi sebelum digunakan untuk proyeksi dan simulasi dampak kebijakan alokasi pengeluaran pembangunan dan kondisi perekonomian dunia dengan menggunakan metode Gauss-Siedel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia relatif stabil dan menunjukkan kecendrungan yang meningkat mulai tahun 2003. Selarna tahun 2001
-
2005, pertumbuhan konsumsi lebih rendah dibandingkan dengan investasi dan perdagangan. Meskipun begitu, peranan konsumsi masih sangat dominan dalam perekonomian Indonesia. Peranan sektor industri manufaktur masih sangat dominan dalam perekonomian Indonesia dalam menghasilkan output dan pendapatan. Sedangkan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar dalam perekonomian.Dampak kebijakan realokasi anggaran pengeluaran pembangunan lebih baik dibandingkan dengan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan RAPBN 2002 terhadap perekonomian Indonesia yaitu perrnintaan akhir, output, pendapatan dan tenaga kerja sektoral. Sektor perkebunan memberikan kontribusi terbesm dalam mendorong terciptanya multiplier output dan pendapatan yang tinggi. Sedangkan industri makanan, minuman dan tembakau memberikan kontribusi terbesar dalam mendorong terciptanya multiplier tenaga ke rja yang tinggi.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul:
MODEL INPUT-OUTPUT EKONOMETRIKA INDONESIA DAN
APLIKASINYA UNTUK ANALISIS DAMPAK EKONOMI
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor,: Juli 2002
MODEL INPUT-OUTPUT EKONOMETRIKA INDONESIA
DAN APLIKASINYA
UNTUK
ANALISIS DAMPAK EKONOMI
Oleh:
ANTON HENDRANATA
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Model Input-Output Ekonometrika Indonesia dan Aplikasinya Untuk Analisis Dampak Ekonomi
Nama Mahasiswa : Anton Hendranata
Nomor Pokok : 98013
Program Studi : Ilmu Ekonomi Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Bonar M. Sinaga, M.A.
damb bands.
BrodionegoroKetua Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
Ilmu Ekonomi Pertanian
Dr. Bonar M. Sinaga. M.A. \ k w % ~ r A i a f r i d a Manuwoto, MSc.
''1-7
__-".sf"
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banjarmasin pada tanggal 17 Desember 1967 sebagai anak bungsu dari pasangan Walter Oska Hendranata (Alm.) dan Ginawati.
Penulis menyeiesaikan pendidikan dasar di SD Bruder Bersubsidi I1 Banjarmasin tahun 1980, tahun 1983 menamatkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri VI Banjarmasin, tahun 1986 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan di SMA Negeri I Banjarmasin dan pada tahun 1992 penulis menyelesaikan Sarjana Statistika di Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Aiam, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kemudian tahun 1998, penulis mendapat kesempatan belajar di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (MPKP - FEUI).
PRAKATA
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dan Pengasih atas berkat, hikrnat, pimpinan dan anugerah-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Tulisan ini dimaksudkan untuk membangun Model Input-Output Ekonometrika Indonesia yang menekankan pada keterkaitan antar sektor-sekt~r perekonomian, melakukan proyeksi kondisi perekonomian Indonesia sampai tahun 2005, menganalisis dampak kebijakan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2002 dan menganalisis dampak krisis dan kebangkitan ekonomi dunia terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2003 - 2005.
Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang mendalam terutama kepada Dr. Bonar M. Sinaga, M.A. selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro selaku anggota komisi pembimbing, yang telah memberikan berbagai masukan dan arahan yang sangat konstruktif bagi penyempurnaan tulisan ini.
Selanjutnya pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
2. Dr. Muhammad Ikhsan sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM
-
FEUI) dan Dr. Robert A. Simanjuntak sebagai Ketua Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (MPKP-
FEUI) yang telah memberikan kemudahan selama mengikuti kegiatan akademis.3. Dr. Sri Mulyani Indrawati, Dr. Komara Djaja, Ine Minara S. Ruky, SE, ME, Dr. Muhammad Chatib Basri, Ir. Nining I. Soesilo, MA, Damhuri Nasution dan seluruh staf peneliti, pengajar dan staf database LPEM
-
FEUI dan staf pengajar MPKP-
FEUI yang telah memberikan bantuan pemikiran, dorongan moral dan semangat kepada penulis untuk penyelesaian tesis ini.Secara khusus, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan rasa honnat yang mendalam kepada Ayahanda Walter Oska Hendranata (Alm.), Ibunda Ginawati, Ratna Y.N. Mulyono (isteri), Yemima Grain Hendranata (anak) dan Saudara-saudara penulis yang telah memberikan dukungan, perhatian, kasih sayang dan doa yang tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
Besar harapan penulis agar berbagai pemikiran yang tertuang dalam tesis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah, khususnya dalam menyikapi dampak ekonomi dari setiap alokasi anggaran pengeluaran pembangunan di Indonesia.
Bogor, Juli 2002
DAFTAR IS1
Halaman DAFTAR TABEL
...
ix DAFTAR GAMBAR...
xi...
DAFTAR LAMPIRAN xii
I
.
PENDAHULUAN...
1 1.1. Latar Belakang...
1...
1.2. Perumusan Masalah 3
...
1.3. Tujuan Penelitian 5
...
1.4. Kegunaan Penelitian...
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
...
I1
.
TINJAUAN PUSTAKA2.1. Tinjauan Teoritis
...
2.1.1. Model lnput-Output...
2.1.2. Model Ekonometrika...
2.1.3. Model Integrasi Input-Output Ekonometrika...
2.2. Tinjauan Studi Terdahulu...
...
2.2.1. Model Input-Output...
2.2.2. Model Makro Ekonomi...
2.2.3. Model Integrasi Input-Output Ekonometrika...
I11
.
KERANGKA PEMIKIRAN...
.
IV PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS
4.1. Perumusan Model Input-Output Ekonometrika Indonesia
...
23...
4.1.2. Persamaan Koreksi Output (Output Aktual)
...
4.1.3. Persamaan Produktivitas (Tenaga Kerja)...
...
4.1.4. Persamaan Upah (Pendapatan)
...
...
4.1.5. Persamaan Permintaan Akhir
.
.
4.2. Prosedur Analisis...
4.2.1. Metode Pendugaan...
4.2.2. Validasi Model...
...
4.2.3. Proyeksi dan Simulasi4.3. Jenis dan Sumber Data
...
V
.
HASIL PENDUGAAN MODEL INPUT-OUTPUTEKONOMETRIKA
INDONESIA
...
...
5.1. Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model
5.2. Keragaan Permintaan Akhir
...
5.3. Keragaan Output Sektoral...
...
5.4. Keragaan Pendapatan Sektoral
...
5.5. Keragaan Tenaga Ke rja Sektoral
VI
.
PEREKONOMIAN INDONESIATAHUN
2001.
2005 :PROYEKSI DAN DAMPAK
...
6.1. Validasi Model Input-Output Ekonometrika Indonesia
...
6.2. Proyeksi Perekonomian Indonesia Tahun 2001 - 2005...
6.2.1. Permintaan Akhir...
...
6.2.2. Output Sektoral
...
6.2.3. Pendapatan Sektoral
6.4.1. Dampak Krisis Ekonomi Dunia Terhadap
Perekonomian Indonesia
...
...
6.4.1.1. Permintaan Akhir...
6.4.1.2. Output Sektoral6.4.1.3. Pendapatan Sektoral
...
...
6.4.1.4. Tenaga Kerja Sektoral6.4.2. Darnpak Kebangkitan Ekonomi Dunia Terhadap
Perekonomian Indonesia
...
6.4.2.1. Permintaan Akhir
...
6.4.2.2. Output Sektoral
...
6.4.2.3. Pendapatan Sektoral
...
6.4.2.4. Tenaga Kerja Sektoral
...
VII
.
KESIMPULAN DAN SARAN...
...
7.1. Kesimpulan...
7.2. Implikasi Kebijakan...
7.3. Saran Penelitian LanjutanDAFTAR PUSTAKA
...
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
...
1. Karakteristik Model Input-Output Ekonometrika Indonesia 27 2. Asumsi Variabel Eksogen Model Input-Output Ekonometrika Indonesia
...
Tahun 200 1
-
2005 333. Sensitivitas Setiap Sektor Menurut Multiplier Output, Pendapatan,
Dan Tenaga Kerja Tahun 2002
...
34Alokasi Pengeluaran Pembangunan HK 93 Menurut Skenario
Simulasi Tahun 2002
...
Komposisi Alokasi Pengeluaran Pembangunan HK 93 Menurut Skenario Simulasi Tahun 2002...
Metode Pendugaan Koefisien Model,R~
(Adjusted), Uji Statistik F ,...
Uji Statistik t dan DW/DhRingkasan Pertumbuhan Ekonomi Aktual Tahun 1996
-
2000 danHasil Proyeksi MIENA Tahun 2001
-
2005...
Ringkasan Kontribusi Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Aktual...
Tahun 1996
-
2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001-
2005 Kontribusi Output Industri Manufaktur Indonesia Aktual Tahun...
1990
-
2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001-
2005Kontribusi Pendapatan Industri Manufaktur Indonesia Aktual Tahun
...
1990 - 2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001-
2005Kontribusi Tenaga Kerja Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Indonesia Aktual Tahun 1990
-
2000 dan Hasil Proyeksi...
MIENA Tahun 2001 - 2005
...
Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Tahun 2002 Dampak Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Terhadap Output Tahun 2002
...
Dampak Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Terhadap Pendapatan Tahun 2002...
Dampak Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan16. Dampak Alternatif Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan Terhadap Permintaan Akhir Tahun 2002
...
82 17. Dampak Alternatif Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran PembangunanDibandingkan Dengan RAPBN 2002 Terhadap Permintaan Akhir
...
Tahun 2002 84
18. Ringkasan Hasil Proyeksi Pertumbuhan MIENA Akibat Krisis dan
Kebangkitan Ekonomi Dunia Tahun 2003
-
2005...
85 19. Ringkasan Perubahan Nilai Permintaan Akhir, Output, Pendapatan dan", Tenaga Ke rja Indonesia Akibat Krisis Ekonomi Dunia
.
Tahun 2003-
2005...
8720. Ringkasan Perubahan Nilai Permintaan Akhir, Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Indonesia Akibat Kebangkitan Ekonomi Dunia
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Strategi Integrasi Model Input-Output dan Ekonometrika
...
Kerangka Model Input-Output Ekonometrika Indonesia...
Permintaan Akhir Indonesia Aktual Tahun 1996-
2000 dan Hasil...
Proyeksi MIENA Tahun 2001-
2005Surplus Perdagangan Indonesia Aktual Tahun 1996
-
2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001-
2005...
Total Output Indonesia Aktual Tahun 1996-
2000 dan HasilProyeksi MIENA Tahun 2001
-
2005...
Output Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996-
2000 dan HasilProyeksi MIENA Tahun 2001
-
2005...
Kontribusi Output Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996-
2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001-
2005...
Total Pendapatan Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan HasilProyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005
...
Pendapatan Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001-
2005...
Kontuibusi Pendapatan Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005...
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 . Definisi Operasional Variabel Model Input-Output Ekonometrika
Indonesia
...
104 2 . Komponen Permintaan Akhir Tahun 1980 . 2000...
106 3 . Output Aktual Sektoral Tahun 1980 . 2000...
108 4 . Output Dugaan Sektoral Tahun 1980 . 2000.. :
...
110 5.
Pendapatan Sektoral Tahun 1980.
2000...
112 6.
Tenaga Kerja Sektoral Tahun 1980 . 2000...
114...
7 . Makro Ekonomi Tahun 1980 . 2000 116
8 . Hasil Pendugaan Model Input-Output Ekonometrika Indonesia ... 118
9 . Indikator Validasi Model Input-Output Ekonometrika Indonesia
...
Periode Tahun 1980 . 2000 129
10
.
Ringkasan Proyeksi Ekonomi Model Input-Output EkonometrikaI.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi berhubungan erat dengan perkembangan jumlah penduduk, penyediaan kesempatan ke j a , distribusi pendapatan, tingkat output yang dihasilkan, penghapusan atau pengurangan tingkat kerniskinan, penerimaan pajak dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam pembangunan ekonomi, hubungan dan keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian akan selalu terjadi. Perkembangan suatu sektor tidak terlepas dari dukungan sektor-sektor lain dalam perekonomian baik langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain setiap sektor perekonomian saling mempengaruhi dan saling ketergantungan satu dengan yang lain (tidak mungkin berdiri sendiri). Kondisi ekonomi suatu sektor dapat memacu atau menurunkan kondisi ekonomi sektor-sektor yang lain.
Pada umumnya setiap negara mempunyai sektor-sektor ekonomi andalan sebagai pemaculpendorong timbulnya kegiatan perekonomian atau sebagai penyangga perekonomian negara tersebut. Indonesia pada era tahun 1970-an sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mempunyai kontribusi terbesar dalam perekonomian yaitu rata-rata sebesar 30.0% dari total nilai produk dom5stik bruto (PDB), diikuti oleh sektor pertarnbangan dan penggaliar~ sebesar 19.4%, kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16.0%, sedangkan sektor industri manufaktur hanya menyumbang sebesar 9.0%.
kebijakan pemerintah yang langsung atau tidak langsung mendorong sektor industri manufaktur, seperti: investasi industri pupuk, semen dan krakatau steel, liberalisasi perbankan tahun 1983, devaluasi rupiah tahun 1986, Pakto 88, PMA bebas masuk ke Indonesia dan lain-lain. Dukungan pemerintah terhadap industri manufaktur makin jelas lagi seperti yang tercermin pada GBHN 1993 yang menyatakan bahwa sasaran pembangunan industri manufaktur pada akhir PJP 11 adalah terwujudnya sektor industri yang kuat dan maju sehingga mampu menunjang terciptanya perekonomian yang mandiri dan andal.
Pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi, dengan diawali oleh krisis moneter pada bulan Juli 1997 dan rupiah mengalami depresiasi lebih dari 100% jika dibandingkan dengan nilai kurs awal tahun 1997, sektor perekonomian yang terkena dampak paling besar adalah sektor industri manufaktur. Pada tahun 1996 pertumbuhan sektor industri manufaktur sebesar 11.6%, pada saat krisis ekonomi tahun 1997 sektor ini pertumbuhannya turun menjadi 5.3% (penurunan pertumbuhan ekonomi paling tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain). Penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut karena sektor industri manufaktur sebagian besar menggunakan bahan baku impor yang sangat bergantung pada fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar -13.1%, harnpir seluruh sektor perekonomian mengalami kontraksilpertumbuhan negatif (sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mengalami kontraksi paling rendah sebesar -1.3%), hanya sektor listrik, gas dan air minum yang tumbuh positif sebesar 3.0%.
pertanian, petemakan, kehutanan dan perikanan sangat berhubungan erat dengan kegiatan produksi yang sarat dengan kandungan lokal dan berguna untuk ketahanan pangan (food security). Dengan demikian sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dapat diharapkan sebagai sektor yang dapat mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, dimana pada akhir tahun 1980-an kebijakan pemerintah lebih menekankan berkembangnya sektor industri manufaktur. Terjadinya kesalahan kebijakan masa lalu tersebut sebagai akibat kurangnya penggunaan analisis dampak ekonomi dalam proses evaluasi pembangunan. Di Indonesia dalam perencanaan pembangunan biasanya berdasarkan tujuan pembangunan yang ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu dirasa penting untuk menganalisis lebih jauh darnpak keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian dalam perencanaan pembangunan ekonomi, bahkan bukan hanya sembilan sektor perekonomian utama yang diperhatikan melainkan sektor-sektor perekonomian yang lebih rinci.
1.2. Perumusan Masalah
sedangkan sektor pertanian masih marnpu bertahan. Bahkan pada waktu pemulihan krisis ekonomi, sektor pertanian dapat memberikan devisa yang besar bagi Indonesia, karena terjadi peningkatan ekspor komoditi pertanian.
Kesalahan kebijakan ekonomi Indonesia di masa lalu yang terlalu cepat meninggalkan peranan sektor pertanian dan kurang mengembangkan industri manufaktur yang berbasis bahan baku dalam negeri merupakan salah satu bukti kurang digunakannya analisis dampak ekonomi secara komprehensif dari setiap kebijakan yang diambil. Oleh karena itu dalam kebijakan ekonomi yang akan diambil harus digunakan alat analisis yang mampu mengukur dampak ekonomi dengan baik pada masa sekarang dan yang akan datang.
Id? awal dari model integrasi input-output dan ekonometrika diterapkan terutama pada tingkat regional untuk beberapa negara bagian dan kota metropolitan di Amerika Serikat. Ada beberapa penelitian yang sudah dibuat untuk model tersebut yaitu: Conway (1990): The Washington Projection and Simulation Model (WPSM), Israilevich dkk (1996): The Chicago Regional Econometric Input-Output Model
(CREIM) dan Brodjonegoro (1997): The Econometric Input-Output Model of Jakarta,
Indonesia, and Its Applications For Economic Impact Analysis.
Kelebihan dari MIENA adalah: (1) sektor-sektor perekonomian lebih rinci, (2) terjadi kondisi keseimbangan umum, (3) ada interaksi diantara sektor-sektor perekonomian dan (4) analisis data dapat dilakukan untuk data deret waktu (time series). Model tersebut juga dapat meramalkan kondisi perekonomian Indonesia pada masa yang akan datang dan mampu menganalisis dampak ekonomi suatu kebijakan.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian yang diuraikan sebelumnya, tujuan penelitian adalah untuk:
1. Membangun Model Input-Output Ekonometrika Indonesia yang menekankan pada keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian.
2. Melakukan proyeksi kondisi perekonomian Indonesia sampai tahun 2005.
3. Menganalisis dampak kebijakan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2002.
1.4. Kegunaan Peneiitian
Hasil penelitian diharapkan berguna bagi:
1. Pemerintah sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan. Alokasi anggaran pengeluaran pembangunan merupakan ha1 yang sangat penting dan rutin dilakukan setiap tahun oleh pemerintah. Pertanyaan yang sangat mendasar adalah bagaimana mengalokasikan mggaran pengeluaran pembangunan tersebut agar dapat memberikan dampak yang besar terhsdap perekonomian secara keseluruhan. Dengan M E N A dapat dipilih kombinasi sektor-sektor perekonomian yang paling menguntungkan pemerintah dalam mendorong pembangunan ekonomi. Pemerintah dapat memilih kombinasi prioritas sektor yang dapat memacu atau mendorong kegiatan ekonomi secara keseluruhan ditinjau dari sisi permintaan akhir, output, pendapatan dan tenaga kerja.
2. Peneliti atau akademisi sebagai bahan pembanding maupun menstimulir penelitian yang berhubungan dengan kajian analisis dampak ekonomi yang menelaah sektor perekonomian secara rinci.
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Model yang dibangun menggabungkan kelebihan-kelebihan dari model input- output dan ekonometrika mampu merefleksikan fenomena ekonomi dan keterkaitan antar sektor. Ruang lingkup dan keterbatasan Model Input-Output Ekonometrika Indonesia adalah:
2. Ada beberapa persamaan dalam pennintaan akhir masih bersifat agregasi, yaitu:
11. TIN JAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Model Input-Output
Model Input-Output sering digunakan untuk analisis dampak ekonomi memiliki sifat yang statis (berdasarkan tabel input-output yang tersedia). Model ini memperlihatkan transaksi antar industri yang diperlukan untuk menghasilkan output suatu industri. Misalkan X merupakan vektor output berukuran nxl, F vektor permintaan akhir berukuran nxl,
Y
vektor nilai tambah berukuran nxl dan A =[Xij/CiXij] matriks koefiesien teknis berukuran nxn maka:
x
= (I-A)-IFdan
Y = V X
dimana:
V = matriks diagonal berukuran nxn dengan unsur 1
-
Ciaij, j = 1,2,..
.,n pada diagonal utarnanya, sedangkan yang lainnya sama dengan nol.Tipikal model input-output, vektor permintaan akhir (F) s e b a g ~ i eksogen clan jumlah tenaga kerja dapat ditentukan dari:
L = A x
dimana:
A = matriks diagonal berukuran nxn sebagai rasio tenaga kerja terhadap output
Polenske (1979) menyatakan dual dari model input output adalah model harga input- output dapat dinyatakan sebagai berikut:
dimana:
A' = matriks transpose koefisien teknis
Z = vektor nilai tambah per unit output berukuran nx 1
Harga input-output tidak lain adalah biaya per unit, yang merupakan variabel eksogen. Jadi model input-output seperti yang dijelaskan sebelumnya, bukan merupakan interaksi antara penawaran dan permintaan. Permintaan bersifat eksogen dan penawaran ditentukan secara rekursif untuk memenuhi permintaan. Harga yang diperoleh bukan diperoleh dari keseimbangan pasar, tetapi merupakan suatu variabel eksogen yaitu biaya per unit.
2.1.2. Model Ekonometrika
Secara umum model ekonometrika bersifat stokastik, non-lbzear dan persamaannya dinamis. Mekanistik model ekonometrika sebenarnya sangat sederhana, ada vektor variabel endogen dan eksogen, unsur error yang bersifat stokastik dari setiap variabel endogen dan menduga vektor parameter yang tidak diketahui nilainya dengan metode dugaan yang tepat. Setelah parameter diduga, model dapat digunakan untuk simnlasi dan peramalan dengan mengasumsikan nilai eksogen tertentu.
2.1.3. Model Integrasi Input-Output Ekonometrika
Untuk mengatasi kelebihan dan keterbatasan dari model input-output dan ekonometrika adalah dengan cara menggabungkan kedua model tersebut menjadi satu kesatuan. Ada tiga strategi yang dapat digunakan untuk menggabungkan kedua model tersebut yaitu: (1) embedding, (2) linking dan (3) coupling (Gambar 1).
Perbedaan utarna dari ketiga strategi tersebut terletak pada regim integrasi dan struktur integrasi tenaga kelja. Regim integrasi berhubungan dengan sifat dasar dan kuatnya interaksi antara model input-output dan ekonometrika, interaksi antar model dapat berupa sistem persarnaan rekursif atau simultan. Struktur integrasi terdiri atas persamaan matematis dan metode solusi optimal yang dipilih. Struktur tersebut dapat bersifat komposit dan modular, struktur komposit menyatakan bahwa kedua model didalam sekuensial persamaan linear dan atau non-linear yang kemudian diselesaikan dengan algoritma iterasi yang tepat. Sedangkan struktur modular menunjukkan bahwa suatu model dapat dijalankan sampai konvergen sebagai sub-sekuensial kemudian berinteraksi dengan sub-sekuensial model yang lain.
Integrasi model dengan strategi embedding, didominasi oleh model ekonometrika, sedangkan model input-output hanya bersifat memberikan informasi keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian. Akibatnya regim integrasinya tidak bersifat rekursif dan simultan karena satu model lebih berpengaruh dari model yang lain. Struktur integrasi dari strategi embedding ini bersifat komposit.
Em bedding Model Ekonometrik Linking Model Input-Output Sumber: Rey, 1995
Gambar 1. Strategi Integrasi Model Input-Output dan Ekonometrika
Coupling
[image:183.806.93.644.126.477.2]Strategi yang terakhir adalah coupling, strategi ini menggambarkan eratnya hubungan dan kuatnya interaksi antara model input-output dan ekonometrika. Model ini memandang satu kesatuan antara model input-output dan ekonometrika, yang dihubungkan melalui permintaan akhir. Strategi integrasi coupling, terdiri atas beberapa bagian yang saling tumpang tindih, mirip seperti strategi embedding,
sedangkan bagian yang lain mirip dengan strategi integrasi linking. Strategi
coupling ini jauh lebih baik dibandingkan dengan dua strategi sebelumnya dan lebih komprehensif mewakili sistem regional. Regim integrasi model coupling bersifat simultan karena ada hubungan umpan balik antara model input-output dan ekonometrika, sedangkan struktur integrasinya bersifat komposit sehingga secara keseluruhan model dapat diselesaikan secara simultan. Dalam penelitan ini akan digunakan strategi integrasi coupling dengan alasan strategi ini lebih baik dari kedua strategi sebelumnya.
2.2. Tinjauan Studi Terdahulu
2.2.1. Model Input-Output
LTntuk melihat analisis darnpak dan keterkaitan antar sektor perekonomian Indonesia umumnya hanya menggunakan tabel input-output ymg sifatnya statis. Kondisi perekonomian Indonesia pada masa yang akan datang yang sifatnya dinamis dengan menggunakan tabel input-output sulit dilakukan karena data tabel input-output
yang tersedia tidak ada setiap tahun.
--
Sitompul (1990), menganalisis keterkaitan sektor pertanian dan sektor industri dan gambaran pembahan sektor-sektor perekonomian yang memberikan dampak daya penyebaran dan derajat kepekaan perekonomian Indonesia berdasarkan tabel input- output Indonesia tahun 1971, 1975, 1980 dan 1985. Dalarn penelitian ini juga dibahas prioritas industri yang dapat dikembangkan berdasarkan efek angka pengganda. Pada
yang tinggi dengan sektor pertanian sendiri, akan tetapi pada tahun 1985 keterkaitannya mengalami penurunan. Keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor indus tri dan sektor lainnya rendah pada tahun 197 1, 1975 dan 1 980, sedangkan pada tahun 1985 keterkaitan sektor pertanian tinggi terhadap sektor industri dan sektor lainnya.
Hulu (1992). memaparkan kinerja struktur ekonomi dua negara yaitu: Jepang dan Indonesia, serta keterkaitan hubungan ekonomi kedua negara dengan menggunakan tabel input-output bilateral kedua negara tahun 1975 dan 1985. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur output maupun nilai tarnbah perekonomian Indonesia masih sangat besar ketergantungannya kepada sektor primer (pertanian dan pertambangan) dibandingkan dengan Jepang. Sektor pertanian dan pertambangan di Indonesia lebih efisien dibandingkan dengan Jepang. Sektor industri dan jasa di Jepang lebih efisien dibandingkan dengan di Indonesia. Kegiatan sektor listrik, gas dan air minum serta bangunan, perdagangan dan transportasi sangat tinggi efisiensinya di Jepang dibandingkan di Indonesia. Peningkatan sumbangan sektor industri manufaktur terhadap PDB di Indonesia cenderung tidak menggembirakan, sedangkan di Jepang sangat stabil karena keberadaan sektor ini sangat kokoh didukung sektor jasa yang mantap dan penguasaan teknologi yang tinggi. Angka pengganda ekonomi Indonesia yang bersumber dari dalam negeri cenderung turun, sedangkan untuk Jepang naik.
menduduki peringkat pertarna. Selain itu dari output multipliernya, subsektor ini menempati peringkat pertama.
Seperti diketahui model input-output mengalami kendala dari sisi dimensi waktu, Hulu (1 996) meneliti model input-output yang sifatnya dinamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendugaan tabel input-output masih kurang sempuma, karena hasilnya tidak tunggal (unique). Jadi model input-output dinamis belum bisa digunakan dalam dunia nyata, karena pada kenyataannya kegiatan ekonomi sifatnya tidak statis.
Sulistianingsih (1997), menganalisis dampak perubahan struktur ekonomi terhadap struktur penyerapan tenaga kerja di Indonesia pada periode tahun 1980 sampai 1993 dan proyeksinya sampai tahun 2019. Penelitian ini membangun model inter-industri ekonomi dan dekomposisinya, model tenaga ke rja dan proyeksi ekonomi dan tenaga kerja; menganalisis secara terintegrasi dampak perubahan struktur ekonomi terhadap strukutur penyerapan tenaga kerja; dan menganalisis dampak alternatif kebijakan terhadap kondisi ekonomi dan tenaga kerja sampai tahun 2019. Untuk analisis ekonomi digunakan tabel input-output Indonesia tahun 1980, 1985, 1990 dan 1993; sedangkan untuk analisis tenaga kerja digunakan data dari Sensus Penduduk 1980 dan 1990; dan data SUPAS 1985 dm 1995. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia telah mencapai titik balik ekonomi yang dituiljukkan dengan perubahan struktur sektoralnya. Komponen ekspor merupakan mesin pertumbuhan ekonomi. Sektor tekstil, pakaian jadi dan barang dari kulit dan sektor kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik merupakan leading growth sector
jasa dalam penyerapan tenaga ke j a menunjukkan peningkatan yang relatif lambat. Kondisi ini menyebabkan lambatnya pencapaian titik balik tenaga kerja selama periode 1980
-
1993.Firdaus (1998), menganalisis peran sektoral ekonomi Indonesia pada fase industrialisasi dengan menggunakan tabel input-output Indonesia transaksi produsen tahun 1971, 1985, 1990 dan 1995. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kontribusi sektor-sektor industri pertanian terhadap permintaan antara dan output total menunjukkan peningkatan yang tajam selama tahun 1985
-
1995. Pada tahun 1990 - 1995, sektor yang mempunyai tingkat pertumbuhan output tinggi adalah industri pengolahan dan pengawetan makanan, industri makanan lain, serta industri barang dari karet.2.2.2. Model Makro Ekonomi
Tidak satupun model makro ekonomi Indonesia dengan pendekatan
."
ekonometrika membahas secara rinci dan jelas keterkaitan antar sektor perekonomian. Model makro ekonomi Indonesia umumnya dibuat secara agregat dan menekankan pada sektor tertentu saja, misalnya sektor pertanian, industri manufaktur atau perdagangan.
Azis dan Ekawati (1990), membuat model makro ekonomi Indonesia yang terdiri atas 4 blok persamaan yaitu: permintaan agregat, perdagangan, fiskal dan moneter. Model tersebut tidak membahas sektor produksi sama sekali. Kosuge (1999), hampir mirip dengan Azis dan Ekawati, tetapi ada tambahan blok persamaan yaitu: tenaga kerja dan upah, blok harga dan blok neraca pembayaran.
nasional. Nilai tukar komoditi pertanian terhadap komoditi industri sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian, industri dan pendapatan nasional.
Isdijoso (1992), membuat model makro ekonomi yang terdiri atas 8 blok persamaan yaitu: finansial, fiskal, tananaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, perikanan, agro industri dan industri pengolahan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan devaluasi dan kebijakan uang ketat berdampak negatif terhadap produksi dan ekspor hasil sektor pertanian. Kedua kebijakan tersebut dapat menghambat pertumbuhan sektor pertanian, menghambat kesempatan k e j a di sektor pertanian, menghambat peningkatan pendapatan petanitburuh tani dan mendorong petani/buruh tani mencari tambahan pendapatan keluar desa.
Supartinah (1999), membuat model makroekonomi Indonesia yang menekankan pada kaitan antara inflasi dan pendapatan nasional. Kebijakan yang menyebabkan peningkatan inflasi dan penurunan pendapatan nasional adalah depresiasi nilai tukar, peningkatan pajak, upah dan kombinasi depresiasi, pajak dan upah. Untuk menekan inflasi, kebijakan yang dapat dilakukan adalah peningkatan tingkat suku bunga diskonto, giro wajib minimum dan kombinasi peningkatan tingkat sub1 bunga diskonto, penerimaan pajak dan upah, dengan konsekuensi penurunan pendapatan nasional yang lebih kecil dari pada peningkatan inflasi. Alternatif lain dari peningkatan upah tanpa diikuti kenaikan tingkat harga dengan cepat adalah dengan peningkatan produktivitas peke rja, melalui bantuan bahan kebutuhan pokok, bantuan pedidikan dan peningkatan fasilitas kesehatan bagi tenaga kerja.
Dabukke (2000), membuat dua model yaitu (1) model makroekonometrika Indonesia yang terdiri atas 3 submodel yaitu: pasar komoditas pangan, perdagangan intemasional komoditas pangan dan moneter dan (2) model nilai tukar dan neraca perdagangan komoditas pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan makroekonomi memiliki dampak yang nyata terhadap kinerja komoditas pangan utama dan dampak kebijakan ini tidak netral. Kebijakan perdagangan intemasional (peningkatan perbedaan harga akibat penurunan pajak ekspor) memiliki dampak yang nyata dan langsung terhadap kinerja komoditas pangan utama Indonesia.
Widjaja (2000), membangun model rnakroekonomi Indonesia yang digunakan untuk menganalisis dan menjelaskan kinerja perekonomian Indonesia dalam konteks
T-
ternyata tidak cukup ampuh untuk menolong daya saing produk ekspor Indonesia dan ha1 ini terbukti dengan terjadinya penurunan cukup besar pada neraca perdagangan. Terjadinya peningkatan foreign direct investment yang sebenarnya berperan besar dalam mendorong sektor ril, ternyata belum dapat meningkatkan neraca perdagangan Indonesia. Sedangkan pengaruh faktor eksternal, dalam ha1 ini diwakili oleh perubahan nilai tukar Yen terhadap dollar Amerika Serikat ternyata berpengaruh cukup besar terhadap kinerja perdagangan Indonesia.
Hanani (2000), membangun model mikro-makroekonomi Indonesia dengan mengintegrasikan aspek mikro clan makro perekonomian nasional, antar pasar domestik dan pasar dunia, terutama dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan menyusun berbagai altematif kebijakan strategis yang dapat memperbaiki kine rja perekonomian nasional. Model terdiri atas 5 blok persamaan yaitu: produksi, perdagangan, kesempatan kerja, fiskal dan moneter. Model yang dibangun mampu mengevaluasi dan meramalkan dengan baik kinerja perekonomian nasional di masa datang dan dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif kebijakan, serta mampu menangkap goncangan internal maupun eksternal.
tukar barter pertanian, meningkatkan pertumbuhan output sektor pertanian maupun perekonomian secara keseluruhan.
Budiasih (2001), membangun model ekonometrika dengan menggunakan teori IS-LM dalarn perekonomian kecil dan terbuka dengan sistem nilai tukar tetap. Penitilian ini membahas bagaimana variabel fiskal (pajakltar) dan moneter (tingkat bunga rillreal interest rate) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam svatu sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate). Secara umum kebijakan fiskal lebih efektif di dalam mendorong kegiatan ekonomi. Dengan mengasumsikan tingkat pertumbuhan harga konstan, kebijakan fiskal dan moneter yang longgar akan memberikan tingkat pertumbuhan ekonmi yang maksimal.
2.2.3. Model Integrasi Input-Output Ekonometrika
Kondisi perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia, ha1 tersebut sangat jelas terlihat pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang dampaknya masih terasa sampai sekarang. Perekonomian Indonesia sangat bergantung pada bantuan negara-negara donor dan kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain untuk memasarkan dan meningkatkan produksinya agar mempercepat keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Kerangka Model Input-Output Ekonometrika Indonesia (MIENA) dapat dilihat pada Gambar 2. MIENA didasarkan atas model basis ekonomi atau economic base model, artinya perekonomian suatu negara digerakkan dari luar (ekspor) yang merupakan sektor basis dan kemudian diikuti oleh permintaan dari dalam negara sendiri atau disebut sektor non basis. Di dalam MIENA, perekonomian Indonesia mula-mula dibangkitkan melalui permintaan ekspor dari luar negeri. Kebangkitan ekonomi Indonesia kemudian diikuti oleh meningkatnya produksi Indonesia dalam mengantisipasi kebutuhan ekspor. Permintaan dari luar atau ekspor tersebut ditunjukkan oleh variabel-variabel eksogen yang berasal dari kondisi perekonomian dunia. Peningkztan produksi Indonesia &an menciptakan peningkatan permintaan bahan baku, barang modal, dan bahan penolong untuk proses produksi melalui keterkaitan antar sektor dalam tabel input-output. Karena adanya perubahan permintaan dan penawaran, maka kemungkinan besar juga terjadi perubahan pada koefisien tabel input-output yang implikasinya adalah adanya penyesuaian hubungan antar sektor dalam perekonomian nasional. Proses ini akan menciptakan pendugaan tabel input-output setiap tahun, baik pada tahun
maupun pada tahun-tahun mendatang (proyeksi).
Kondisi Perekonornian
Indonesia
Output Dugaan Perubahan Koefisien
IZ = A M
+
B (C+I+G+X)I
Output Aktual A l l V b 3 L a J 1IX = 12 exp(f(.)+~) (Hubungan 1-0)
Pengeluaran Pemerintah
r- 4
I
UTenaga Kerja
Pendapatan (Kesempatan Kerja dan Penduduk) IY = IN exp(h(.)+cp) IN = IX l c x p ( g ( . ) + 0 )
IV. PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS
4.1. Perumusan Model Input-Output Ekonometrika Indonesia
Model dalam penelitian ini terdiri atas 20 sektor perekonomian yaitu: (01) padi, (02) palawija, (03) hortikultur dan tanaman bahan makanan lainnya, (04) perkebunan, (05) tanaman lainnya, (06) petemakan, (07) kehutanan, (08) perikanan. (09) pertambangan dan penggalian, (10) industri makanan, minuman dan tembakau, (1 1) industri lainnya, (12) pengilangan minyak bumi, (13) listrik, gas dan air minum, (14) bangunan, (15) perdagangan, (16) hotel dan restoran, (17) pengangkutan dan komunikasi, (1 8) lembaga keuangan, usaha bangunan dan jasa perusahaan, (1 9) pemerintahan umum dan pertahanan dan (20) Jasa-jasa.
Pada setiap sektor perekonomian terdiri atas tiga persamaan yaitu: output,
-.
tenaga kerja dan pendapatan, serta satu persamaan identitas yang menyatakan keterkaitan antar sektor perekonomian melalui tabel input-output. Selain persamaan sektoral, didalam model ini juga ada persamaan permintaan akhir.
4.1.1. Persamaan Output Dugaan
Persamaan ini merupakan persamaan identitas, yang dibentuk dari tabel input- output dimana koefisien-koefisien yang terdapat pada baris yang bersangkutan dimasukkan dalam persarnaan berikut:
dimana:
IZ, = ouput dugaan untuk sektor ke-i (i = 1, 2,
. .
.,
20)IXj = ouput aktual sektor ke-j (j = 1, 2,
. .
.,
20)FDk = besarnya komponen ke-k dari permintaan akhir (C, I, G dan X), k =
Aij,Bik = proporsi dari output sektor ke- i yang dijual ke sektor ke-j sebagai input antara atau komponen permintaan akhir sebagai produk akhir.
Persamaan output dugaan menjelaskan secara rinci kemana saja output suatu sektor dijual. Persamaan ini menjelaskan pemakaian output suatu sektor sebagai input antaa sektor-sektor lain dan kontribusi sektor ke-i terhadap komponen-komponen permintaan akhir yang diduga dalam model. Persamaan tersebut bersifat deteministik dan biasanya, output dugaan tidak a k a sama dengan output aktual. Akzn tetapi karena tabel input-ouput Indonesia dibuat berdasarkan data tahun 1995, dimana pada tahun ini seluruh interaksi sektor diamati, output dugaan tahun 1995 akan dibuat sama dengan output aktualnya untuk semua sektor perekonomian.
4.1.2. Persamaan Koreksi Output (Output Aktual)
Biasanya, persamaan koreksi output disebut juga persamaan perubahan teknologi sektoral. Perubahan teknologi umumnya digambarkan tergantung dari perubahan waktu, pertumbuhan ekonomi atau variabel-variabel penting lainnya pada tingkat nasional dan dunia. Persamaan koreksi output diduga terlebih dahulu, sebelum dinormalisasi sehingga variabel output aktual sektor ke-i berada di sisi kiri persamaan:
log(IXi/IZ,)
=
f(.)+
EiIXi = IZi
*
exp(f(.)+
ei) dimana:f(.) = suatu kelompok variabel bebas yang mencakup baik variabel eksogen maupun variabel endogen yang secara signifikan mempengaruhi proses koreksi output dari sektor ke-i
Ei = error dugaan persamaan
Formulasi dari hubungan antara output dugaan dan output aktual mencerminkan adanya sistematika dari error prediksi tabel input-output, kecuali tahun 1995. Persamaan koreksi output dirancang untuk menghilangkan error yang sifatnya sistematis.
4.1.3. Persamaan Produktivitas (Tenaga Kerja)
Persamaan produktivitas menjelaskan keterkaitan antara total output suatu sektor dan jumah tenaga kerja melalui perubahan produktivitas antar waktu. Perubahan produktivitas biasanya dipengaruhi oleh jumlah jam kerja, tingkat pengangguran, pendapatan atau tingkat outputnya sendiri. Dalam persamaan ini, mula- mula tingkat produktivitas diduga terlebih dahulu kemudian dinormalisasi sehingga jumlah tenaga kerja per sektor muncul di sisi kiri persamaan:
log(IXi/mi) = g(.)
+
$idimana:
INi = jumlah tenaga kerja di sektor ke-i
g(.) = suatu kelompok variabel bebas yang mencakup baik variabel eksogen maupun variabel endogen yang secara signifikan mempengaruhi produktivitas sektor ke-i.
i = error dugaan persamaan
4.1.4. Persamaan Upah (Pendapatan)
Persamaan upah menjelaskan hubungan antara jumlah tenaga ke rja dan jumlah pendapatan tenaga kerja tersebut untuk setiap sektor melalui perubahan rata-rata upah dan gaji per kapita. Persamaan ini bersifat ekonometris dimana perubahan upah dipengaruhi variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan pekerja seperti: tingkat kompensasi, jumlah jam kerja, total produksi, tingkat pengangguran relatif dan pertumbuhan ekonomi. Bentuk persamaannya, mirip dengan persamaan yang dibahas sebelumnya dimana hasil pendugaan rata-rata upah dinormalisasi sehingga jumlah pendapatan pekerja muncul di sisi persamaan:
l0g(IYi/DJi) = h(.)
+
qiIYi = INi
*
exp(h(.) + qi) dimana:IYi = total pendapatan pekerja sektor ke-i
h(.) = suatu kelompok variabel bebas yang mencakup baik variabel eksogen maupun variabel endogen yang secara signifikan mempengaruhi upah sektor ke-i.
4.1.5. Persamaan Perrnintaan Akhir
Ada 10 komponen permintaan akhir yang diduga dalam model yaitu: produk domestrik bruto, 2 jenis konsumsi (makanan dan non-makanan), investasi total, pengeluaran pemerintah, 3 ekspor (ekspor migas, manufaktur dan barang primer
+
lainnya) dan 3 impor (impor bahan baku, barang modal dan barang konsumsi).PDB atau jumlah nilai tambah semua sektor dalam perekonomian diperkirakan sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan personal yang tidak hanya mencakup gaji dan upah, tetapi juga pendapatan lain-lain dan pembayaran transfer. Setiap jenis konsumsi diperkirakan akan dipengaruhi oleh pendapatan per kapita atau jumlah pertumbuhan penduduk. Perubahan investasi dapat dilihat dari perubahan nilai tambah, tren ekonomi dunia dan populasi. Pengeluaran pemerintah besar kemungkinannya akan sangat dipengaruhi oleh perubahan pendapatan per kapita dan populasi. Ekspor diperkirakan dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan kondisi perekonomian negara tujuan ekspor. Impor diperkirakan dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan kondisi perekonomian Indonesia. Secara ringkas karakteristik model input-output ekonometrika Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Model Input-Output Ekonometrika Indonesia Jenis Model
Data historis Periode Proyeksi
Ukuran Model Cjumlah) Variabel endogen Variabel eksogen
Variabel endogen dengan lag Persarnaan tingkah laku Persamaan identitas
Rincian Model Cjumlah variabel endogen) Permintaan Akhir
Output:
-
Output aktual-
Output dugaan PendapatanTenaga kerja
4.2. Prosedur Analisis
4.2.1. Metode Pendugaan
Untuk melakukan pendugaan model digunakan sofrware aplikasi TSP (Time Series Processor) Versi 4.3. Kemampuan model untuk meramalkan perilaku variabel endogen sangat tergantung dari metode pendugaan yang digunakan (Pindyck, 1 99 1 ). Metode pendugaan model menggunakan kombinasi dari beberapa metode dapat memberikan hasil pendugaan yang memuaskan dibandingkan dengan hanya menggunakan satu metode pendugaan.
Dalam penelitian ini, pendugaan parameter setiap persamaan menggunakan tiga kombinasi metode pendugaan yaitu: (1) Ordinary least square (OLS), (2) autoregressive pertama (AM) dan (3) autoregressive kedua (AR2). Penggunaan metode pendugaan autoregressive dimaksudkan untuk mengatasi masalah autokorelasi dalam persamaan, karena data yang digunakan dalam penelitian berupa data runtun waktu (time series). Pada prinsipnya, setiap persamaan yang terbaik memenuhi tiga kriteria berikut: (1) ekonomi (tanda dan besaran), (2) statistika (R', uji statistik F dan uji statistik t) dan (3) ekonometrika (multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi).
Untuk menduga model ARI digunakan prosedur Cochrane
-
Orcutt dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Lakukan pendugaan der~gan menggunakan metode ordinary least square (OLS)
untuk model awal berikut: , .
dimana:
Yt = variabel terikat pada waktu t Xzt, X3t,
. . .
,
Xkt = variabel bebas pada waktu t