• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan ekonomi berhubungan erat dengan perkembangan jumlah. penduduk, penyediaan kesempatan ke ja, distribusi pendapatan, tingkat output yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembangunan ekonomi berhubungan erat dengan perkembangan jumlah. penduduk, penyediaan kesempatan ke ja, distribusi pendapatan, tingkat output yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi berhubungan erat dengan perkembangan jumlah penduduk, penyediaan kesempatan ke j a , distribusi pendapatan, tingkat output yang dihasilkan, penghapusan atau pengurangan tingkat kerniskinan, penerimaan pajak dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam pembangunan ekonomi, hubungan dan keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian akan selalu terjadi. Perkembangan suatu sektor tidak terlepas dari dukungan sektor-sektor lain dalam perekonomian baik langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain setiap sektor perekonomian saling mempengaruhi dan saling ketergantungan satu dengan yang lain (tidak mungkin berdiri sendiri). Kondisi ekonomi suatu sektor dapat memacu atau menurunkan kondisi ekonomi sektor-sektor yang lain.

Pada umumnya setiap negara mempunyai sektor-sektor ekonomi andalan sebagai pemaculpendorong timbulnya kegiatan perekonomian atau sebagai penyangga perekonomian negara tersebut. Indonesia pada era tahun 1970-an sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mempunyai kontribusi terbesar dalam perekonomian yaitu rata-rata sebesar 30.0% dari total nilai produk dom5stik bruto (PDB), diikuti oleh sektor pertarnbangan dan penggaliar~ sebesar 19.4%, kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16.0%, sedangkan sektor industri manufaktur hanya menyumbang sebesar 9.0%.

Pada akhir tahun 1980-an atau awal tahun 1990-an, terjadi transformasi struktural ekonomi yang cukup besar yaitu bergesernya peranan sektor yang dominan dari sektor pertanian ke sektor industri manufaktur, dimana kontribusi sektor industri manufaktur (23.5%) lebih tinggi dari sektor pertanian (16.5%) selama periode tahun 1990 -1996. Terjadinya perubahan struktural ekonomi tersebut karena didukung oleh

(2)

kebijakan pemerintah yang langsung atau tidak langsung mendorong sektor industri manufaktur, seperti: investasi industri pupuk, semen dan krakatau steel, liberalisasi perbankan tahun 1983, devaluasi rupiah tahun 1986, Pakto 88, PMA bebas masuk ke Indonesia dan lain-lain. Dukungan pemerintah terhadap industri manufaktur makin jelas lagi seperti yang tercermin pada GBHN 1993 yang menyatakan bahwa sasaran pembangunan industri manufaktur pada akhir PJP 11 adalah terwujudnya sektor industri yang kuat dan maju sehingga mampu menunjang terciptanya perekonomian yang mandiri dan andal.

Pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi, dengan diawali oleh krisis moneter pada bulan Juli 1997 dan rupiah mengalami depresiasi lebih dari 100% jika dibandingkan dengan nilai kurs awal tahun 1997, sektor perekonomian yang terkena dampak paling besar adalah sektor industri manufaktur. Pada tahun 1996 pertumbuhan sektor industri manufaktur sebesar 11.6%, pada saat krisis ekonomi tahun 1997 sektor ini pertumbuhannya turun menjadi 5.3% (penurunan pertumbuhan ekonomi paling tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain). Penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut karena sektor industri manufaktur sebagian besar menggunakan bahan baku impor yang sangat bergantung pada fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar -13.1%, harnpir seluruh sektor perekonomian mengalami kontraksilpertumbuhan negatif (sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mengalami kontraksi paling rendah sebesar -1.3%), hanya sektor listrik, gas dan air minum yang tumbuh positif sebesar 3.0%.

Dari kondisi perekonomian diatas dapat dilihat bahwa sektor yang paling tahan dan dapat diandalkan dalarn menghadapi krisis ekonomi adalah: sektor listrik, gas dan air minum dan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sektor listrik, gas dan air minum lebih berperan pada fasilitas utiliti masyarakat, sedangkan sektor

(3)

pertanian, petemakan, kehutanan dan perikanan sangat berhubungan erat dengan kegiatan produksi yang sarat dengan kandungan lokal dan berguna untuk ketahanan pangan (food security). Dengan demikian sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dapat diharapkan sebagai sektor yang dapat mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, dimana pada akhir tahun 1980-an kebijakan pemerintah lebih menekankan berkembangnya sektor industri manufaktur. Terjadinya kesalahan kebijakan masa lalu tersebut sebagai akibat kurangnya penggunaan analisis dampak ekonomi dalam proses evaluasi pembangunan. Di Indonesia dalam perencanaan pembangunan biasanya berdasarkan tujuan pembangunan yang ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu dirasa penting untuk menganalisis lebih jauh darnpak keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian dalam perencanaan pembangunan ekonomi, bahkan bukan hanya sembilan sektor perekonomian utama yang diperhatikan melainkan sektor-sektor perekonomian yang lebih rinci.

1.2. Perumusan Masalah

Arah kebijakan ekonomi pemerintah Indonesie pada tahun 1980-an adalah menjadikan sektor industri manufaktur sebagai penunjang perekonomian Indonesia di masa depan. Pertimbangan tersebut didasarkan bahwa industri manufaktur dapat memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi yang lain. Kebijakan tersebut ternyata menimbulkan masalah yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia, karena sektor industri manufaktur yang diharapkan menjadi andalan atau penopang, malahan menjadi titik lemah utama perekonomian Indonesia pada saat terjadi krisis kawasan ekonomi regional tahun 1997 yang mengakibaatkan krisis moneter di Indonesia. Pada tahun 1998, dimana Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat parah, industri manufaktur yang sangat tergantung dengan bahan baku impor mengalami kehancuran yang sangat parah,

(4)

sedangkan sektor pertanian masih marnpu bertahan. Bahkan pada waktu pemulihan krisis ekonomi, sektor pertanian dapat memberikan devisa yang besar bagi Indonesia, karena terjadi peningkatan ekspor komoditi pertanian.

Kesalahan kebijakan ekonomi Indonesia di masa lalu yang terlalu cepat meninggalkan peranan sektor pertanian dan kurang mengembangkan industri manufaktur yang berbasis bahan baku dalam negeri merupakan salah satu bukti kurang digunakannya analisis dampak ekonomi secara komprehensif dari setiap kebijakan yang diambil. Oleh karena itu dalam kebijakan ekonomi yang akan diambil harus digunakan alat analisis yang mampu mengukur dampak ekonomi dengan baik pada masa sekarang dan yang akan datang.

Untuk menganalisis dampak perekonomian suatu daerah, melihat hubungan dan keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian biasanya digunakan tabel input- output atau yang lebih lengkap menggunakan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE). Yang menjadi masalah dari tabel input-output adalah: data yang tersedia hanya pada tahun tertentu berdasarkan tabel input-output yang dipublikasikan, sehingga analisisnya bersifat statis dan sulit melakukan proyeksi pada masa yang akan datang. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan model ekonometrika yang sifatnya dinamis, tetapi model ini juga mempunyai banyak keterbatasan. Model ekonometrika biasanya hanya membahas ekonomi makro secara agregat, sulit membuat model yang lebih rinci dan tidak mampu meajelaskan keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian seperti sektor-sektor perekonomian dalarn tabel input-output. Salah satu cara mengatasi keterbatasan: (1) waktu analisis data, (2) sektoral perekonomian yang lebih rinci dan (3) komplehitas suatu perekonomian adalah dengan menggabungkan tabel input-output dan model ekonometrika secara bersama-sama didalam model persamaan simultan. Dalam penelitian ini disebut:

Model Input-

Output Ekonometrika Indonesia

disingkat dengan istilah

MIENA.

(5)

Id? awal dari model integrasi input-output dan ekonometrika diterapkan terutama pada tingkat regional untuk beberapa negara bagian dan kota metropolitan di Amerika Serikat. Ada beberapa penelitian yang sudah dibuat untuk model tersebut yaitu: Conway (1990): The Washington Projection and Simulation Model (WPSM), Israilevich dkk (1996): The Chicago Regional Econometric Input-Output Model

(CREIM) dan Brodjonegoro (1997): The Econometric Input-Output Model of Jakarta, Indonesia, and Its Applications For Economic Impact Analysis.

Kelebihan dari MIENA adalah: (1) sektor-sektor perekonomian lebih rinci, (2) terjadi kondisi keseimbangan umum, (3) ada interaksi diantara sektor-sektor perekonomian dan (4) analisis data dapat dilakukan untuk data deret waktu (time series). Model tersebut juga dapat meramalkan kondisi perekonomian Indonesia pada masa yang akan datang dan mampu menganalisis dampak ekonomi suatu kebijakan.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang diuraikan sebelumnya, tujuan penelitian adalah untuk:

1. Membangun Model Input-Output Ekonometrika Indonesia yang menekankan pada keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian.

2. Melakukan proyeksi kondisi perekonomian Indonesia sampai tahun 2005.

3. Menganalisis dampak kebijakan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2002.

4. Menganalisis dampak krisis dan kebangkitan ekonomi dunia terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2003

-

2005.

(6)

1.4. Kegunaan Peneiitian

Hasil penelitian diharapkan berguna bagi:

1. Pemerintah sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan. Alokasi anggaran pengeluaran pembangunan merupakan ha1 yang sangat penting dan rutin dilakukan setiap tahun oleh pemerintah. Pertanyaan yang sangat mendasar adalah bagaimana mengalokasikan mggaran pengeluaran pembangunan tersebut agar dapat memberikan dampak yang besar terhsdap perekonomian secara keseluruhan. Dengan M E N A dapat dipilih kombinasi sektor-sektor perekonomian yang paling menguntungkan pemerintah dalam mendorong pembangunan ekonomi. Pemerintah dapat memilih kombinasi prioritas sektor yang dapat memacu atau mendorong kegiatan ekonomi secara keseluruhan ditinjau dari sisi permintaan akhir, output, pendapatan dan tenaga kerja.

2. Peneliti atau akademisi sebagai bahan pembanding maupun menstimulir penelitian yang berhubungan dengan kajian analisis dampak ekonomi yang menelaah sektor perekonomian secara rinci.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Model yang dibangun menggabungkan kelebihan-kelebihan dari model input- output dan ekonometrika mampu merefleksikan fenomena ekonomi dan keterkaitan antar sektor. Ruang lingkup dan keterbatasan Model Input-Output Ekonometrika Indonesia adalah:

1. Model yang dibuat terdiri atas 20 sektor perekonomian, beberapa sektor dilakukan agregasi adalah sektor palawija, hortikultur dan tanaman bahan makanan lainnya, sektor perkebunan, sektor peternakan, sektor kehutanan, sektor pertarnbangan dan penggalian, sektor industri makanan, minuman dan tembakau, sektor industri lainnya, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa.

(7)

2. Ada beberapa persamaan dalam pennintaan akhir masih bersifat agregasi, yaitu: persamaan ekspor dan impor dan persamaan investasi. Persamaan ekspor dan impor tidak dirinci berdasarkan negara tujuan ekspor dan negara asal impor. Persamaan investasi tidak dirinci berdasarkan investasi pemerintah dan swasta.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu wujud klausula baku adalah dalam bentuk perjanjian. 12 Hal ini terjadi misalnya, suatu perjanjian atau konsep perjanjian itu sudah dibuat terlebih

E-CRM adalah strategi bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, dapat diandalkan dan terintegrasi

Prosedur atau mekanisme pelayanan surat izin usaha perdagangan, pertama-tama masyarakat datang ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, pemohon langsung keloket

Dalam suatu proses pengeringan, dikenal adanya suatu laju pengeringan yang dibedakan menjadi dua tahap utama, yaitu laju pengeringan konstan dan laju pengeringan

Apa yang dapat disimpulkan daripada perbincangan di atas ialah masih wujud konflik bidang kuasa antara Mahkamah Sivil dan Mahkamah Syariah dalam membicarakan

Di bidang politik, karena otonomi adalah buah dari kebijakan desentralisasi dan demokrasi, maka ia harus di pahami sebagai sebuah proses untuk membuat ruang bagi

Kompetensi yang dimaksud dijelaskan dalam Panduan Tugas Akhir Mahasiswa Jenjang Pendidikan Strata 1 bahwa: “ Penyaji tari harus memiliki kemampuan menyajikan repertoar tari hasil

masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah apa saja daya ilokusi tindak. tutur direktif dan penanda lingual yang digunakan dalam