• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Nilai Ekspor dan Impor Semua Tanaman di Balai Besar Karantina Pertanian Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Nilai Ekspor dan Impor Semua Tanaman di Balai Besar Karantina Pertanian Belawan"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SEMUA TANAMAN DI BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN

DENGAN PERIODE BULANAN

TUGAS AKHIR

RAHMAYANI NASUTION 112407098

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERAMALAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SEMUA TANAMAN DI BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN

DENGAN PERIODE BULANAN

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

RAHMAYANI NASUTION 112407098

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Peramalan Nilai Ekspor dan Impor Semua Tanaman di Balai

Besar Karantina Pertanian Belawan

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Rahmayani Nasution

NIM : 112407098

Program Studi : D3 Statistika

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Universitas Sumatera Utara

Disetujui di

Medan, Juni 2014

Disetujui Oleh

Ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA Pembimbing,

USU

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Dr. Sutarman M.Sc

(4)

SURAT PERNYATAAN

PERAMALAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SEMUA TANAMAN DI BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN

DENGAN PERIODE BULANAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

RAHMAYANI NASUTION

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan judul “Peramalan Nilai Ekspor dan Impor Semua Tanaman di

Balai Besar Karantina Pertanian Belawan dengan Periode Bulanan”.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku

pembimbing sekaligus Dekan FMIPA USU yang telah meluangkan waktunya

selama penyusunan tugas akhir ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Faigiziduhu

Bu’ulölö, M.Si dan Bapak Dr. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si

dan Ibu Dr. Mardinigsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen

Matematika FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan

kepada Bapak Alm. Ramlan Nasution, Ibu Tumita dan keluarga yang selama ini

memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan semoga Tuhan Yang Maha

Esa membalasnya.

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii PENGHARGAAN iii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Tujuan dan Manfaat 6

1.5. Metode Penelitian 6

1.6. Sistematika Penulisan 8

BAB 2 LANDASAN TEORI 10

2.1. Pengertian Peramalan 10

2.2.Jenis Peramalan 11

2.3.Metode Peramalan 12

2.3.1. Pengertian Metode Peramalan 13

2.3.2. Jenis Jenis Metode Peramalan 13

2.4.Metode Box-Jenkis 15

2.5.Metode Deret Berkala (Times Series) Box-Jenkins 18

2.6.Metode Auto Regresive (AR) 18

2.7.Metode Rataan Bergerak 19

2.8.Metode Box-Jenkins 20

2.9.Peramalan Metode Box-Jenkins 21

BAB 3 SEJARAH PERUSAHAAN 22

3.1. Sejarah Singkat Karantina Pertanian 22

3.2. Organisasi Karantina 24

3.3. Arti dan Makna Logo 24

3.4. Visi dan Misi 26

(7)

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 28

4.1. Studi Kasus 28

4.2. Analisa Plot Data Awal30

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.1. Kesimpulan 46

5.2. Saran 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.1. Data Bulanan Nilai Ekspor Pertanian Belawan 2008-2012 28

Tabel 4.1.2. Data Bulanan Nilai Impor Pertanian Belawan 2008-2012 29

Tabel 4.2.1. Nilai-nilai Pembedaan Pertama Ekspor 35

Tabel 4.2.2. Nilai-nilai Pembedaan Pertama Impor 36

Tabel 4.2.3. Nilai-nilai Pembedaan Kedua Ekspor 41

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.3.1. Arti dan Makna Logo 24

Gambar 4.2.1. Plot Ekspor dan Impor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012 30

Gambar 4.2.2. Autokorelasi Nilai Ekspor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012 31

Gambar 4.2.3. Autokorelasi Nilai Impor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012 32

Gambar 4.2.4. Autokorelasi Parsial Nilai Ekspor 33

Gambar 4.2.5. Autokorelasi Parsial Nilai Impor 34

Gambar 4.2.6. Autokorelasi Nilai Ekspor dengan Pembedaan Pertama 37

Gambar 4.2.7. Autokorelasi Nilai Impor dengan Pembedaan Pertama 38

Gambar 4.2.8. Autokorelasi Parsial Nilai Ekspor dengan Pembedaan Pertama 39

Gambar 4.2.9. Autokorelasi Parsial Nilai Impor dengan Pembedaan Pertama 40

Gambar 4.3.0. Autokorelasi Nilai Ekspor dengan Pembedaan Kedua 42

Gambar 4.3.1. Autokorelasi Nilai Impor dengan Pembedaan Kedua 43

Gambar 4.3.2. Autokorelasi Parsial Nilai Ekspor dengan Pembedaan Kedua 44

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah Negara

yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka

hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam

satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak

terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin

beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya.

Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara

yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling

mengisi. Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya

alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan

tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya

yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau tidak

langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu

negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat

didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan

(11)

Transakasi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah

ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih

dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat

tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran

barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul

berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa,

kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara

ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor

pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari

dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar

umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim

maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional,

lawannya adalah impor.

Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara

ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor

umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke

dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan

dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting

(12)

Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun

1983.Sejak saat itu,ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan

ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada

industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri

membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang

domestik,menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar

berbagai produk. Selain harga,kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu

daya saing suatu produk.

Sesuai dengan penjelasan di atas maka penulis ingin mengangkat judul

“PERAMALAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SEMUA TANAMAN DI BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN DENGAN PERIODE BULANAN”.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk memperjelas dan mempermudah penelitian ini agar tidak menyimpang dari

sasaran yang dituju, maka penulis hanya meramalkan n nisbi yang akan datang

(Bulan Januari 2007 – Desember 2012).

1.3 Tinjauan Pustaka

Metode ARIMA adalah salah satu metode peramalan yang ada dalam

(13)

mempengaruhi variabel dependen. Selain menggunnakan model regresi model ini

juga dapat menggunakan metode ARIMA atau metode BOX-JENKINS, untuk

mencari model terbaik yang dapat digunakan dalam peramalan. Metode ARIMA

berasal dari penggabungan antara Autoregresive (AR), Moving Average (MA).

Dalam meramalkan ekspor dan impor, maka dapat digunakan beberapa buku

antara lain :

Assauri, S [1] menguraikan tentang defenisi peramalan adalah kegiatan

memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan

ramalan adalah situasi atau kondisi yang diperlukan akan terjadi pada masa yang

akan datang. Ramalan tersebut dapat didasarkan atas bermacam-macam cara yang

dikenal dengan metode peramalan.

Daljoeni, N [2] menguraikan tentang klimatologi yakni seluk-beluknya,

klasifikasinya serta pernyataan secara wilayah. Dalam beberapa uraian diusahakan

relevansinya dengan kehidupan makhluk hidup.

Makridakis, S [3] menguraikan bahwa dalam metode dan aplikasi

peramalan Makridakis, pada dasarnya ada dua model dari metode Box-Jenkins

yaitu model linier untuk deret statis (Stationery Series) dan model linier yang

tidak statis (Non Stationery Series). Model-model untuk deret statis menggunakan

teknik penyaringan untuk deret waktu yaitu apa yang disebut dengan ARIMA

(Auto Regresive-Moving Average) untuk suatu kumpulan data, sedangkan untuk

model yang tidak statis menggunakan apa yabg disebut debgan ARIMA (Auto

(14)

Untuk kumpulan data, model ARIMA (p,q) menjadi:

Xt = ∅1Xt-1 + ∅2Xt-2 + ... + ∅pXt-p+ et – �1et-1 - ... – �qet-q

Untuk data yang dikumpulkan secara bulanan, pembedaan satu musim penuh

(tahun) dapat dihitung XtXt-12 = (1-B12)Xt, sehingga untuk model ARIMA (p,d,f),

(P,D,Q)s dengan s adalah jumlah periode permusim.

Maljoivi [4] menguraikan tentang peramalan usaha dengan berbagi

metode, salah satunya dengan menggunakan metode runtun waktu lanjutan yang

didalamnya terdapat bermacam-macam metode antara lain : metode otokorelasi

(Yt = Yt-n), metode otoregresi (Yt = ∅1Yt-1 + ... + ∅nYt-n + et), dan metode

Box-Jenkins.

Mudrajad [5] menguraikan tentang anlisis kurs valas menggunakan

pendekatan Box-Jenkins dengan ARIMA (Auto Regresive-integrate-Moving

Average) adalah metode yang menggabungkan banyak unsur dalam teori dan

banyak dipakai untuk tujuan peramalan.

Sudjana [6] menguraikan tentang data yang terdiri atas dua atau lebih

variabel untuk mempelajari cara bagaimana data itu berhubungan. Hubungan yang

didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika yang

menyatakan hubungan fungsional antar variabel-variabel. Untuk keperluan

analisis, variabel bebas akan dinyatakan dengan X1, X2,..., Xk + et (k≥ 1) sedangkan

(15)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat menganalisis nilai ekspor dan impor,

menerapkan dan mengaplikasikan metode Box-Jenkins, agar dapat meramalkan

nilai ekpor dan impor bulanan di Pertanian Belawan selama 2013.

1.5 Kontribusi Penelitian

Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Dapat menjadi suatu bahan masukan atau sebagai pertimbangan yang

berguna bagi Karantina Pertanian Belawan dalam mengambil suatu

kebijaksanaan.

2. Sebagai informasi bagi BPS, instansi peternakan, pertanian dan

perkebunan di Kotamadya Medan.

3. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis.

1.6 Metode Penelitian

Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa

yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang

diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

didasarkan atas berbagai macam metode, yaitu metode pemulusan eksponensial

atau rata-rat bergerak, metode Box-Jenkins, dan metode Regresi, semua itu

(16)

memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa yang akan

datang. Dengan kata lain metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang

bersifat objektif.

Peramalan dengan menggunakan metode deret waktu didasarkan pada

pendugaan masa depan yang dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu

variabel dan / atau kesalahan peramalan di masa lalu. Tujuan metode peramalan

deret waktu seperti itu adalah menemukan pola dalam deret data historis dan

mengekstrapolasikan pola dalam deret data tersebut ke masa depan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, yaitu data ekspor dan

impor dari bulan januari 2009 s/d desember 2013, data yang dikumpulkan

kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam tabel. Model peramalan

Box-Jenkins untuk postulasi kelas untuk ARIMA (p,q) yang umum adalah:

Xt = ∅1Xt-1 + ∅2Xt-2 + ... + ∅pXt-p+ et – �1et-1 - ... – �q et-q

Keterangan :

Xt = Variabel yang diramalkan

Xt-p = Variabel pertama dari periode ke 1,2,...,p

p = Parameter Auto Regresive

et = Nilai kesalahan pada t

q = Parameter-parameter dari MA (1,2,...,p)

(17)

1.7 Sistematika Penelitian

penulisan tugas akhir ini disususn secara sistematis didalamnya dikemukakan

beberapa hal, dimana setiap Bab seperti yang tercantum dibawah :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan tentang latar belakang,perumusan masalah, tinjauan

pustaka, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini menerangkan tentang segala sesuatu yang mencakup terhadap

penyelesaian masalah sesuai dengan judul yang dibuat.

BAB 3 SEJARAH SINGKAT KARANTINA PERTANIAN

Bab ini menerangkan keadaan KARANTINA PERTANIAN

BAB 4 ANALISIS DATA

Bab ini membahas tentang pengolahan data untuk mencari hasil

(18)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menerangkan kesimpulan atas data yang telah diamati juga saran

yang dapat berupa masukan bagi KARANTINA PERTANIAN,

pemerintah maupun swasta serta pihak-pihak lain membutuhkan hasil

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peramalan

Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa

yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang

diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

didasarkan atas berbagai macam metode, yaitu metode pemulusan eksponensial

atau rata-rat bergerak, metode Box-Jenkins, dan metode Regresi, semua itu

dikenal dengan metode peramalan. Metode peramalan adalah cara untuk

memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa yang akan

datang. Dengan kata lain metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang

bersifat objektif.

Disamping itu peramalan memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan

atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga apabila digunakan

pendekatan yang sama suatu permasalahan dalam kegiatan peramalan, maka akan

didapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama.

Baik tidaknya suatu peramalan yang disusun, disamping ditentukan oleh

metode yang digunakan, juga ditentukan baik tidaknya informasi yang digunakan.

Selama informasi yang digunakantidak dapat meyakinkan, maka hasil peramalan

(20)

2.2 Kegunaan Peramalan

Sering terdapat senjang waktu (Time Lag) antara kesadaran akan peristiwa atau

kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang (Lead

Time) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Dalam situasi

itu peramalan diperlukan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi

atau timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan.

Dalam perencanaan di organisasi atau perusahaan peramalan merupakan

kebutuhan yang sangat penting, dimana baik buruknya peramalan dapat

mempengaruhi seluruh bagian organisasi, karena waktu tenggang untuk

pengambilan keputusan dapat berkisar dari beberapa tahun. Peramalan merupakan

alat bantu untuk yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efesien.

Peramalan memiliki banyak kegunaan, diantaranya:

1. Berguna penjadwalan sumber daya yang tersedia.

Penggunaan sumber daya yang efesien memerlukan penjadwalan produksi,

transportasi, kas, personalia, dan sebagainya. Input yang penting untuk

penjadwalan seperti itu adalah ramalan tingkat permintaan akan konsumennya

atau pengalaman.

2. Berguna dalam penyediaan sumber daya tambahan.

Waktu tenggang (Lead Time) untuk memperoleh bahan baku menerima

pekerjaan yang baru atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara

beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan

(21)

3. Untuk menentukan sumber daya yang diinginkan.

Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang dimiliki dalam jangka

panjang. Keputusan semacam itu bergantung kepada faktor-faktor lingkungan,

manusia dan pengembangan sumber daya keuangan. Semua penentuan ini

memerlukan ramalan yang baik dan manajer yang dapat menafsirkan

pendugaan serta membuat keputusan yang tepat.

Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan,

namun tiga kelompok diatas merupakan bentuk khas dari kegunaan peramalan

jangka pendek, menengah dan panjang.

Dari uraian diatas dapat dikatakan Metode Peramalan sangat berguna,

karena akan membantu dalam mengadakan analisis terhadap data dari masa

lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan yang teratur dan

terarah, perencanaan yang sistematis serta memberikan ketepatan hasil

peramalan yang dibuat atau disusun.

2.3 Metode Peramalan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan

terjadi pada masa depan berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Metode

peramalan sangat berguna untuk membantu dalam mengadakan pendekatan

analisis terhadap pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara

pemikiran, pekerjaan dan pemecahan yang sistematis, serta memberikan tingkat

(22)

2.3.1 Metode Peramalan Kualitatif

Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada

masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang

menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan oleh

pemikiran yang bersifat intuisi, pendapatan dan pengetahuan serta pengalaman

dari penyusunnya. Biasanya peramalan ini didasarkan atas hasil penyelidikan.

Metode kualitatif ini dapat dibagi menjadi metode eksploratoris dan normatif.

2.3.2 Metode Peraalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada

masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang

dipergunakan dalam peramalan, adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan

metode-metode tersebut adalah baik tidaknya metode yang dipergunakan sangat

ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan

kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil dengan

kenyataan yang terjadi berarti metode yang dipergunakan semakin baik. Metode

kuatitatif dapat dibagi menjadi deret berkala (time series) dan metode kausal.

Sekarang ini telah dikembangkan beberapa metode atau teknik-teknik

peramalan untuk menghadapi bermacam-macam keadaan yang akan terjadi.

Peramalan dibedakan atas peramalan kuantitatif dan kualitatif. Dalam hal ini

(23)

pada peramalan kuantitatif. Pada dasarnya metode peramaln kuantitatif ini

dibedakan atas :

1. Metode peramalan yang didasarkan pada penggunaan analisa pola hubungan

antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang

merupakan deret berkala (time series).

2. Metode peramalan yang didasarkan pada penggunaan analisa pola hubungan

antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang

mempengaruhinya, bukan waktu yang disebut dengan metode korelasi, sebab

akibat (causal methods).

Dalam penulisan proposal ini., digunakan metode peramalan yang

pertama, yaitu metode peramalan dengan menggunakan variabel waktu atau yang

dikenal dengan “time series”.

Peramalan kuantitatif dapat digunakan bila terdapat tiga kondisi, yaitu:

1. Adanya informasi tentang masa lalu

2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data

3. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu

akan terus berlanjut di masa yang akan datang.

Kondisi yang terakhir ini dibuat sebagai asumsi yang berkesinambungan

(asumtion of continuity). Asumsi ini merupakan modal yang mendasari dari

semua metode peramalan kuantitatif dan banyak metode peramalan teknologis

(24)

Metode-metode peramalan dengan menggunakan analisa deret waktu, yaitu:

1. Metode pemulusan (smoothing) dan rata-rata bergerak (moving average)

Metode ini sering digunakan untuk ramalan jangka pendek dan untuk ramalan

jangka panjang.

2. Metode Box Jenkins

Metode ini jarang dipakai, namun baik digunakan untuk ramalan jangka

pendek, menengah dan jangka panjang.

3. Metode proyeksi trend dengan regresi

Metode ini digunakan untuk ramalan jangka menengah dan jangka panjang.

Dalam penulisan proposal ini, yang akan digunakan adalah metode time

series yang pertama, yaitu metode pemulusan eksponensial.

2.4 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan

Dalam pemilihan teknik dan metode peramalan, perlu diketahui ciri-ciri penting

untuk pengambilan keputusan dan analisa keadaan dalam mempersiapkan

peramalan.

Ada enam faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode

peramalan, yaitu:

1. Horizon Waktu

Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing-masing

(25)

2. Pola data

Dasar utama metode peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola data

yang diramalkan akan berkelanjutan.

3. Jenis-jenis dari Model

Jenis-jenis model merupakan suatu deret dimana waktu yang digambarkan

sebagai unsur penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola.

Masing-masing model perlu diperhatikan karena masing-masing model

mempunyai kemampuan yang berbeda dalam analisa keadaan untuk

pengambilan keputusan.

4. Biaya yang dibutuhkan

Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu

prosedur peramalan yaitu: biaya-biaya pengembangan, penyimpanan (storage)

data, operasi pelaksaan, kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik dan

metode peramalan.

5. Ketepatan Metode Peramalan

Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat kaitannya dengan tingkat

perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.

6. Kemudahan dalam Penerapan

Metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan sudah

(26)

Hal penting yang harus diperhatikan dalam metode deret berkala adalah

menentukan jenis pola data historinya. Sehingga pola data yang tepat dengan pola

data historis tersebut dapat diuji, dimana pola data umumnya dapat dibedakan

sebagai berikut:

1. Pola Data Horizontal

Pola ini terjadi bila berpluktasi disekitar nilai rata-rata yang konstan.

2. Pola Data Musiman (Seasonal)

Pola yang menunjukkan perubahan yang berulang-ulang secara periodik dalam

deret waktu. Pola yang ini terjadi bila suatu deret dipengaruhi oleh faktor

musiman, misalnya: kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu

tertentu.

3. Pola Data Siklis (Cyclical)

Pola data yang menunjukkan gerak naik turun dalam jangka panjang dari suatu

kurva trend. Terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktasi ekonomi jangka

panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.

4. Pola Data Trend

(27)

2.5 Metode Deret Berkala (Time Series) Box-Jenkins (ARIMA)

Metode peramalan yang sering digunakan adalah deret waktu (time series).

Dimana sejumlah observasi diambil selama beberapa periode dan digunakan

sebagai dasar dalam penyusunan suatu ramalan untuk beberapa periode dimasa

depan yang diinginkan. Metode Box-Jenkins adalah salah satu metode untuk

menganalisis waktu.

Pada dasarnya ada dua model dari metode Box-Jenkins, yaitu model linier

untuk deret statis (Stasionary Series) dan model untuk deret data yang tidak statis

(Non Stasionary Series). Model-model linier untuk deret data yang statis

menggunakan teknik penyaringan (Auto Regresive-Moving Average) untuk suatu

kumpulan data. Sedangkan untuk model yang tidak statis menggunakan apa yang

disebut ARIMA (Auto Regresive-Moving Average).

2.6 MetodeAuto Regresive (AR)

Metode Auto Regresive adalah model yang menggambarkan bahwa variabel

dependen dipengaruhi oleh variabel dependen itu sendiri pada periode-periode

yang sebelumnya, atau autokorelasi dapat juga sebagai korelasi linier deret

berkala dengan deret berkala itu sendiri dengan selisih waktu (lag) 0,1,2 periode

atau lebih. Bentuk umum Autoregresive dengan ordo p atau dituliskan dengan AR

(p) mempunyai persamaan sebagai berikut:

Xt

=

+

1

�−1

+

2

�−2

+ ...+

p

�−�

t
(28)

t = Parameter

t = Nilai kesalahan pada t

� = Nilai kostanta

Persamaan umum model AR (p) dapat juga ditulis sebagai berikut:

(1 -

1

B

-

2

B

2

- ... -

p

B

p

)

X

t

-

1

+

2

X

t

=

+

t

Dalam hal ini B adalah operator mundur (Backward Shift Operator), bentuk

umum operator bergerak mundur ini dapat ditulis sebagai berikut :

B

d

X t

=

Yt=d

Model Auto Regresive yang sering dijumpai dalam peraktek adalah model

AR (1) dan AR (2).

Persamaan AR (1) ditulis dengan:

(1 -

1B

)

X t

=

+

t

Persamaan AR (2) ditulis dengan:

(1 -

1B

-

2

B

2

)

X t

=

+

t

2.7 Metode Rataan Bergerak

Metode rataan bergerak (Moving Average) mempunyai bentuk umum dengan

(29)

X t

=

+

t

1

t-1

2

t-2

q

t-k

Keterangan:

i = Parameter dari proses rataan bergerak ke-I, i = 1,2,3,...,q

X t = Variabel yang diramalkan

t-q = Nilai kesalahan pada saat t-q

Persamaan untuk model MA (q) bila menggunakan operator penggerak mundur dapat ditulis sebagai berikut:

X t

=

+ (1 -

1B

-

2

B

2

- ...

q

B

q

)

t

Persamaan MA (1) dapat dituliskan dengan:

X

t

=

+

t

-

1

t=1

Perbedaan model moving average dan model autoregressive terletak pada

jenis variabel independen pada model autoregressive adalah nilai sebelumnya

(lag) dari variabel dependen (Xt) itu sendiri, maka pada model moving average

sebagai variabel independen adalah nilai residual pada periode sebelumnya.

2.8 Metode Box-Jenkins

Metode ARIMA meliputi tiga tahap yang harus dilakukan secara berurutan:

1. Identifikasi parameter-parameter model dengan menggunakan metode autokorelasi dan autokorelasi parsial.

(30)

signifikan memberikan kontribusi pada model atau salah satunya dapat

dihilangkan.

3. Pengujian dan penerapan model untuk meramalkan series data beberapa

periode ke depan. Pada tahap ini digunakan try and error yang sangat

bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman dalam aplikasi model ARIMA

untuk memprediksi data-data ekspor dan impor yang berbasis time series.

2.9 Peramalan Model Box-Jenkins

Tujuan peramalan adalah untuk menduga nilai deret waktu masa yang akan

datang. Jika model yang ditetapkan menunjukkan residual yang acakan, maka

(31)

BAB 3

SEJARAH PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Karantina Pertanian

Pada tahun 1877 sudah dicetuskan peraturan perundang undangan yang berkait

dengan karantina (tumbuhan), yakni Ordonansi 19 Desember 1877 (Staatsblad

No.262) tentang larangan pemasukan tanaman kopi dan biji dari Srilanka. Pada

tahun 1914 sebagai tindak lanjut dari Ordonansi 28 Januari 1914 (Staatsblad

No.161) penyelenggaraan kegiatan perkarantinaan secara institusional di

Indonesia secara nyata baru dimulai oleh sebuah organisasi pemerintah bernama

Instituut voor Plantenzekten en Cultures (Balai Penyelidikkan Penyakit Tanaman

dan Budidaya).

Pada tahun 1930 pelaksanaan kegiatan operasional karantina di

pelabuhan-pelabuhan diawasi secara sentral oleh Direktur Balai Penyelidikan Penyakit

Tanaman dan Budidaya, serta ditetapkan seorang pegawai Balai yang kemudian

diberi pangkat sebagai Plantenziektenkundigeambtenaar (pegawai ahli penyakit

tanaman). Pada tahun 1939 Dinas karantina tumbuh-tumbuhan

(Planttenquarantine Diest) menjadi salah satu dari 3 seksi dari Balai Penyelidikan

Penyakit Tanaman (Instituut voor Plantenziekten).

Tahun 1966 dalam reorganisasi dinas karantina tumbuhan tidak lagi

ditampung dalam organisasi Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) yang

(32)

dalam Biro Hubungan Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian.

Pada tahun 1969, status organisasi karantina tumbuhan diubah kembali dengan

ditetapkannya Direktorat Karntina Tumbuh-tumbuhan yang secara operasional

berada dibawah Menteri Pertanian dan secara administratif dibawah Sekretariat

Jenderal. Dengan status Direktorat tersebut, status organisasi Karantina tumbuh

meningkat dari elson III menjadi elson II.

Pada tahun 1974, organisasi karantina diintegrasikan dalam wadah Pusat

Karantina Pertanian dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Tahun 1980 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 453 dan No.

861 tahun 1980, organisasi Pusat Karantina Pertanian (yang notabene baru diisi

karatina tumbuhan ex Direktorat Karantina Tumbuhan), mempunyai rentang

kendali manajemen yang luas. Pusat Karantina Pertanian pada masa itu terdiri dari

5 Balai (eselon III), 14 Stasiun (eselon IV), 38 Pos (eselon V)dan 105 Wilayah

Kerja (non structural)yang tersebar diseluruh Indonesia. Pada tahun 1983 Pusat

Karantina Pertanian dialihkan kembali dari Badan Litbang Pertanian ke

Sekretariat Jenderal dengan pembinaan operasional langsung dibawah Menteri

Pertanian .

Namun kali ini kedua unsur karantina (hewan dan tumbuhan) benar-benar

diintegrasikan. Pada tahun 1985 Direktorat Jenderal Peternakan menyerahkan

pembinaan unit karantina hewan, sedangkan Badan Litbang Pertanian

menyerhkan pembinaan unit karantina tumbuhan, masing-masing kepada

Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian. Pada tahun 2001 terbentuklah Badan

Karantina Pertanian, Organisasi eselon I di Departemen Pertanian melalui

(33)

3.2 Organisasi Karantina

Karantina Pertanian di Indonesia merupakan tanggung jawab Departemen

Pertanian yang pelaksanaannya oleh Badan Karantina Pertanian, Organisasi

Eselon I lingkup Departemen Pertanian. Badan Karantina Pertanian dipimpin oleh

seorang Kepala Badan.

Di tingkat Pusat, Kepala Badan Karantina Peratanian dibantu oleh 4 pejabat

eselon II, 10 pejabat elson III, 24 pejabat elson IV. Ditingkat lapangan Kepala

Barantan dibantu oleh Kepala UPT terdiri atas 39 UPT Karantina Hewan, 43 UPT

Karantina Tumbuhandan 1 Balai Uji standar.

3.3 Arti dan Makna Logo

Dasar Hukum : Surat Keputusan Kepala Badan Nomor 91.Kpts.PL.030.F.IV.2003

tanggal 1 April 2003 tentang Pakaian Dinas dan Atribut Pegawai Lingkup Badan

(34)

Pertanian, maka logo Badan Karantina Pertanian mengacu pada lambang

Kementerian Pertanian. Adapun makna logo Badan Karantina Pertanian sebagai

berikut :

Tunas menggambarkan pengertian biologis daripada seluruh kegiatan yang

dikelola oleh Kementerian Pertanian, kecuali manusia

1. sebagai benda hidup. Tunas berwarna putih dengan dasar berwarna hijau

melambangkan kehidupan

2. Lingkaran berbentuk huruf Q, yang berakar dari bahasa latin kuno

“Quadraqinta” yang berarti empat puluh, menunjukan lamanya masa

penahanan terhadap kapal yang diduga mebawa penyakit menular

3. Lingkaran luar dengan tulisan Badan Karantina Pertanian melingkar

menandakan kesatuan perlindungan Badan Karantina Pertanian sebagai salah

unit di lingkungan Kementerian Pertanian

4. Lingkaran huruf Q dan lingkaran luar berwarna kuning yang

melambangkan kemegahan dan kewaspadaan

5. Tulisan Badan Karantina Pertanian berwarna hijau daun, sinergi dengan

warna dasar Tunas yang melambangkan kehidupan

6. Logo type dengan tipe huruf Candara yang memancarkan nuansa modern

klasik, di tuliskan dibawah lambang masing-masing Badan Karantina

(35)

3.4 VISI dan MISI

Visi

Terwujudnya Karantina Tumbuhan Yang Tangguh, Profesional dan Terpercaya

pada Balai Karantina Pertanian Belawan.

Misi

1. Melindungi dan menyelamatkan kelestarian sumber daya alam hayati

tumbuhan

2. Mendukung keberhasilan Program Agribisnis dan Ketahanan Pangan Nasional

3. Meningkatkan daya saing melalui sistem standarisasi, sanitasi, sertifikasi

karantina

4. Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran produk Agribisnis

5. Meningkatkan pelayanan publik melalui sumber daya manusia yang

profesional

6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan

Tugas pokok dan Fungsi

Balai dan Stasiun Karantina Tumbuhan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

operasional perkarantinaan tumbuhan tanaman pangan, hortikultura dan tanaman

perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai dan Stasiun karantina

(36)

1. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,

penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa organisme

pengganggu tumbuhan.

2. Pemantauan Daerah Sebar Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

3. Pembuatan Koleksi Organisme Pengganggu Tumbuhan.

4. Pengelolaan laboratorium karantina tumbuhan.

5. Pengumpulan dan pengolahan data, informasi serta operasional tindakan

karantina.

6. Pemberian pelayanan teknis kegiatan operasional

7. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga

(37)

BAB 4

ANALISA DAN EVALUASI

4.1 Studi Kasus

Dalam penyelesaian suatu masalah diperlukan suatu data sebagai bahan penunjang

dan diharapkan mendekati masalah. Data yang diambil merupakan data historis

dari nilai ekspor dan impor pertanian belawan dari tahun 2008 sampai 2012 yang

[image:37.595.155.469.468.711.2]

disajikan dalam bentuk tabel. Data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1.1 Data Bulanan Nilai Ekspor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012

Bulan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Januari 509 745 660 647 924

Februari 602 721 702 736 763

Maret 581 682 788 770 821

April 764 588 620 814 995

Mei 695 592 615 1016 966

Juni 408 604 783 929 893

Juli 452 612 625 974 1047

Agustus 501 709 654 798 780

September 498 684 781 730 1003

Oktober 528 718 725 814 955

Nopember 414 752 865 781 850

(38)
[image:38.595.157.469.121.363.2]

Tabel 4.1.2 Data Bulanan Nilai Impor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012

Bulan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Januari 425 671 760 635 548

Februari 504 682 563 689 539

Maret 518 512 572 663 464

April 600 543 680 590 553

Mei 523 720 605 509 679

Juni 433 608 732 620 660

Juli 582 598 520 783 610

Agustus 644 562 558 616 481

September 653 701 652 587 447

Oktober 564 786 606 557 475

Nopember 621 755 686 467 441

(39)

4.2 Analisis Plot Data Awal

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menganalisis data time series adalah

membuat plot data terhadap waktu dan melakukan interpretasi secara visual.

Dengan membuat plot data mentah, yaitu data yang akan diolah dan dianalisis,

dapat dideteksi apakah pola data mengandung unsur trend, siklik, musiman atau

tidak mengandung pola tertentu.

[image:39.595.114.547.297.581.2]

Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun 1100 1000 900 800 700 600 500 400 Mont h D a ta Ek spor I mpor Variable Time Series Plot of Ekspor; I mpor

(40)
[image:40.595.132.538.144.445.2]

Gambar 4.2.2 Autokorelasi Nilai Ekspor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012

Keterangan : dengan menggunakan Autokorelasi terlihat nilai ekspor mengalami

penurunan sehingga harus melakukan langkah selanjutnya untuk mengetahui hasil

(41)
[image:41.595.136.552.133.440.2]

Gambar 4.2.3 Autokorelasi Nilai Impor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012

Keterangan : karena ternyata nilai ekspor dan impor belum menunjukkan stasioner

(42)
[image:42.595.131.553.125.441.2]
(43)
[image:43.595.131.551.130.440.2]

Gambar 4.2.5 Autokorelasi Parsial Nilai Impor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012

ACF dan PACF diduga order ARIMA yang bisa digunakan adalah

ARIMA (0,1,1) atau ARIMA (0,0,1); ARIMA (1,1,1) atau ARIMA (1,0,1);

ARIMA (1,1,0) atau ARIMA (1,0,0). Dengan menggunakan cara mencoba-coba

(trial and error) pada model ARIMA yang mungkin berdasarkan pada plot ACF

dan PACF, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat 3 model yang mungkin yaitu

AR (1), MA(1), serta ARIMA (1), hasil ini didapat berdasarkan pada

(44)

Plot data diatas memperlihatkan deret data yang tidak stasioner, maka

perlu diadakan pembedaan pertama dengan persamaan:

Nilai Ekspor Nilai Impor

Xt = xtxt-1 Xt = xtxt-1

X2 = x2x2-1 X2 = x2x2-1

= 602 – 509 = 504 – 425

[image:44.595.112.549.316.581.2]

= 93 = 79

Tabel 4.2.1 Nilai-nilai Pembedaan Pertama Ekspor

No. Wt No. Wt No. Wt No. Wt

1 * 16 -94 31 -158 46 84

2 93 17 4 32 29 47 -33

3 -21 18 12 33 127 48 -38

4 183 19 8 34 -56 49 181

5 -69 20 97 35 139 50 -161

6 -287 21 -25 36 -235 51 58

7 44 22 34 37 17 52 174

8 49 23 34 38 89 53 -29

9 -3 24 -12 39 34 54 -73

10 30 25 -80 40 44 55 154

11 -114 26 42 41 202 56 -267

12 -6 27 86 42 -87 57 223

13 337 28 168 43 45 58 -48

14 -24 29 -5 44 -176 59 -105

(45)
[image:45.595.113.552.109.375.2]

Tabel 4.2.2 Nilai-nilai Pembedaan Pertama Impor

No. Wt No. Wt No. Wt No. Wt

1 * 16 31 31 -212 46 -30

2 79 17 177 32 38 47 -90

3 14 18 -112 33 94 48 81

4 82 19 -10 34 -46 49 0

5 -77 20 -36 35 80 50 -9

6 -90 21 139 36 -96 51 -75

7 149 22 85 37 45 52 89

8 62 23 -31 38 54 53 126

9 9 24 -56 39 -26 54 -19

10 -89 25 61 40 -73 55 -50

11 57 26 -197 41 -81 56 -129

12 30 27 9 42 111 57 -34

13 20 28 108 43 163 58 28

14 11 29 -75 44 -167 59 -34

(46)
[image:46.595.137.552.132.438.2]
(47)
[image:47.595.137.551.135.439.2]
(48)
[image:48.595.134.552.133.439.2]
(49)
[image:49.595.133.552.134.439.2]
(50)
[image:50.595.113.543.159.425.2]

Dari plot korelasi diatas terlihat bahwa ada satu koefisien korelasi diri

Tabel 4.2.3 Nilai-nilai Pembedaan Kedua Ekspor

No. Wt No. Wt No. Wt No. Wt

1 * 16 -55 31 -326 46 152

2 * 17 98 32 187 47 -117

3 -114 18 8 33 98 48 -5

4 204 19 -4 34 -183 49 219

5 -252 20 89 35 195 50 -342

6 -218 21 -122 36 -374 51 219

7 331 22 59 37 252 52 116

8 5 23 0 38 72 53 -203

9 -52 24 -46 39 -55 54 -44

10 33 25 -68 40 10 55 227

11 -144 26 122 41 158 56 -421

12 108 27 44 42 -289 57 490

13 343 28 -254 43 132 58 -271

14 -361 29 163 44 -221 59 -57

15 -15 30 173 45 108 60 99

Tabel 4.2.4 Nilai-nilai Pembedaan Kedua Impor

No. Wt No. Wt No. Wt No. Wt

1 * 16 141 31 -339 46 -1

2 * 17 146 32 250 47 -60

3 -65 18 -289 33 56 48 171

4 68 19 102 34 -140 49 -81

5 -159 20 -26 35 126 50 -9

6 -13 21 175 36 -176 51 -66

7 239 22 -54 37 141 52 164

8 -87 23 -116 38 9 53 37

9 -53 24 -25 39 -80 54 -145

10 -98 25 117 40 -47 55 -31

11 146 26 -258 41 -8 56 -79

12 -27 27 206 42 192 57 95

[image:50.595.114.540.493.758.2]
(51)
[image:51.595.133.545.165.482.2]
(52)
[image:52.595.135.553.124.441.2]
(53)
[image:53.595.135.551.132.438.2]
(54)
[image:54.595.135.551.132.438.2]

Gambar 4.3.3 Autokorelasi Parsial Nilai Impor dengan Menggunakan Pembedaan Kedua

Dari plot korelasi diatas terlihat bahwa ada satu koefisien korelasi diri

berbeda nyata dari nol sehingga diduga ordo dari proses MA adalah 1 (Q = 1).

Dari plot fungsi korelasi diri, ditentukan ordo dari proses regresi diri. Dari plot

tersebut dilihat bahwa ada satu koefisien korelasinya berbeda nyata dari nol,

sehinggadiduga bahwa ordo dari AR adalah 1 (P = 1). Sesuai dengan keterangan

diatas model sementara data yang dibedakan adalah ARIMA (1,1,1). Pendugaan

parameter-parameter model ARIMA dari Box-Jenkins untuk model ARIMA

(55)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian data sekunder Karantina Pertanian Belawan yang dianalisa

dari Bulan Januari 2008 s/d Desember 2010, dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian plot data aktual, menunjukkan bahwa nilai

ekspor dan impor tidak stasioner. Fluktuasi nilai ekspor dan impor sangat

signifikan, sehingga dilakukan pembedaan (difference) agar diperoleh data

yang stasioner.

2. Dengan menggunakan Plot, Autokorelasi dan Autokorelasi Parsil dapat

dilihat perbedaan nilai ekspor dan impor.

3. Terdapat tabel perbedaan pertama dan perbedaan kedua untuk

(56)

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan dari beberapa hasil kesimpulan dapat diambil saran

sebagai berikut:

1. Untuk melakukan prediksi, sebaiknya menggunakan data times series yang

panjang agar dapat mengetahui pola dari data tersebut, sehingga dapat

diketahui apakah datanya stasioner atau tidak.

2. Perlu dilakukan pengujian ordo ARIMA dengan metode try and error

untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

3. Gunakan program SPSS dan MINITAB karena model ini dapat

menentukan nilai taksiran kostanta, nilai standart error, uji t dan matriks

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri,Sofyan. 1984. Teknik dan Metode Peramalan. Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Cryer, Jonathan D. Time Series Analysis, 1986. Boston, Duxbury Press.

Hasan, M.Iqbal. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), 2005.

Jakarta, PT Bumi Aksara.

Iriawan, Nur & Astuti, Septin Puji. Mengolah Data Statistik dengan mudah

menggunakan Minitab 14 (Yogyakarta: ANDI, 2006).

Makridakis S Wheelwright S.C dan M.C Gee V.E. 1993. Metode dan Aplikasi

Peramalan

Wheelwright, Steven C. 1983. Metode Peramalan Untuk Managemen. New York:

Gambar

Tabel 4.1.1 Data Bulanan Nilai Ekspor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012
Tabel 4.1.2 Data Bulanan Nilai Impor Pertanian Belawan Tahun 2008-2012
Gambar 4.2.1 Plot Ekspor dan Impor Pertanian Belawan 2008-2012
Gambar 4.2.2 Autokorelasi Nilai Ekspor Pertanian Belawan Tahun 2008-
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pemodelan deret berkala ( time series ) dari data masa lalu.. dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang, untuk.. menguji kebenaran

Pada entitas petugas verifikasi, terjadi proses login kemudian sistem akan memverifikasi apakah login sudah benar atau salah, jika salah maka akan melukukan login ulang,

Dalam pemodelan deret berkala (time series) dari data masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang, untuk menguji kebenaran

Peramalan ( forecasting ) adalah suatu kegiatan yang memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.. Pada hakekatnya peramalan

Peramalan ( forcasting) adalah suatu kegiatan yang memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang.. Peramalan diperlukan adanya perbedaan

Dalam pemodelan deret berkala dari data masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi di masa yang akan datang, untuk menguji kebenaran ramalan ini

Dalam pemodelan deret berkala (time series) dari data masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang, untuk menguji kebenaran ramalan ini

Dalam pemodelan deret berkala (time series) dari data masa lalu dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang, untuk menguji kebenaran ramalan