• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Sifat Listrik Dan Sifat Fisiko Kimia Jambu Kristal (Psidium Guajava L) Pada Berbagai Tingkat Kematangan Dengan Kondisi Hydrocooling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengukuran Sifat Listrik Dan Sifat Fisiko Kimia Jambu Kristal (Psidium Guajava L) Pada Berbagai Tingkat Kematangan Dengan Kondisi Hydrocooling"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN SIFAT LISTRIK DAN SIFAT FISIKO KIMIA

JAMBU KRISTAL (Psidium guajava L) PADA BERBAGAI TINGKAT

KEMATANGAN DENGAN KONDISI

HYDROCOOLING

NI KADEK TRI SEMARANDANI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengukuran Sifat Listrik dan Sifat Fisiko Kimia Jambu Kristal (Psidium guajava L) Pada Berbagai Tingkat Kematangan dengan Kondisi Hydrocooling adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2015

Ni Kadek Tri Semarandani

(4)
(5)

ABSTRAK

NI KADEK TRI SEMARANDANI. Pengukuran Sifat Listrik dan Sifat Fisiko Kimia Jambu Kristal (Psidium guajava L) pada Berbagai Tingkat Kematangan dengan KondisiHydrocooling. Dibimbing oleh KIAGUS DAHLAN.

Jambu Kristal (Psidium guajava L) termasuk buah-buahan yang mengalami penurunan laju respirasi saat awal setelah pemetikan dan menghasilkan CO2, H2O,

dan panas (klimaterik). Penelitian ini mengidentifikasi karakteristik sifat listrik (impedansi, konduktansi, dan kapasitansi), karakteristik fisik (Total Padatan Terlarut dan Kekerasan), serta karakteristik pH yang disimpan pada kondisi

hydrocooling suhu 16 oC, hydrocooling suhu ruang (26 oC sampai 30 oC), dan tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30 oC). Sampel berjumlah 45 buah disimpan pada berbagai kondisi dalam waktu 9 hari.

Pengukuran sifat listrik menggunakan LCR Meter HiTESTER. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin lamanya umur simpan buah maka nilai impedansi dan kapasitansi menurun, sedangkan konduktansi meningkat dengan semakin lamanya umur simpan buah. Analisis karakteristik sifat fisiko kimia dengan berbagai perlakuan memperlihatkan nilai TPT dan pH semakin meningkat sedangkan kekerasan menjadi menurun dengan semakin lamanya umur simpan buah. Umur simpan dengan tingkat kematangan 30 sampai 35 hari yang terbaik dimiliki oleh jambu kristal dengan kondisihydrocoolingsuhu 16oC.

(6)

ABSTRACT

NI KADEK TRI SEMARANDANI. Measurement of Electrical Properties and Physico Chemical Properties of Crystals Guava (Psidium guajava L) at Different Levels of Maturity with Hydrocooling Conditions. Supervised by KIAGUS DAHLAN.

Crystal guava (Psidium guajava L) is classified as a fruits that decreased its respiration rate after picking and produce CO2, H2O, and heat (klimaterik fruits) .

This research identifies the characteristics of the electrical properties (impedance, conductance, and capacitance), physical characteristics (total soluble solid and hardness), and pH characteristics which were stored in hydrocoolingconditions of temperature 16 oC, hydrocooling room temperature (26 oC to 30oC), and without treatment room temperature (26 oC to 30 oC). 45 Sampels were stored under various conditions within 9 days.

The measurement of the electrical properties was conducted using LCR Meter HiTESTER. The results include the length of shelf life, the value of impedance, capacitance, and conductance. It was found that the capacitance is decreasing while the conductance is increasing along with the length of shelf life. Physical and chemical analysis of the properties of the various treatments showed that TSS (total soluble solid) and pH values increases while the hardness decreases comparable with the length of shelf life. Shelf life with the maturity level of 30 to 35 days the best owned by crystal guava with temperature of 16oC hydrocooling conditions.

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Departemen Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

PENGUKURAN SIFAT LISTRIK DAN SIFAT FISIKO KIMIA

JAMBU KRISTAL (Psidium guajava L) PADA BERBAGAI TINGKAT

KEMATANGAN DENGAN KONDISI

HYDROCOOLING

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengukuran Sifat Listrik dan Sifat Fisiko Kimia Jambu Kristal (Psidium guajava L) Pada Berbagai Tingkat Kematangan dengan Kondisi Hydrocooling” sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dalam bidang Biofisika pada Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka untuk itu, penulis menyampaikan kepada: 1. Bapak, Mama, Kakak dan Sahabat atas dukungan moril dan spirituil

kepada saya

2. Bapak Dr. Kiagus Dahlan selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam penulisan skripsi

3. Bapak Dr. Husin Alatas dan Bapak Dr. Irmansyah selaku dosen penguji yang selalu memberikan bimbingan dan saran masukan untuk kesempurnaan skripsi ini

4. Bapak Dr. Jajang Juansah yang memberikan bimbingan dan arahan demi tercapainya kesempurnaan penelitian

5. Pak Yani, Pak Toni, Pak Jun, dan Pak Bambang yang selalu memberikan masukan serta kesabaran untuk melakukan penelitian

6. Seluruh Dosen pengajar dan staf Departemen Fisika FMIPA Institut Pertanian Bogor

7. Tim penelitian biomaterial (Reta, Iim, Cici, Dena, Yuja, Muna, Arbay, Tisa, mba Aisyah, mba Fitri, mba Jay, mba Nani, ibu Eli, mba Liza) serta teman-teman fisika 46,47,48,49 yang tidak disebutkan

8. Teman-teman KMHD IPB 48 ( Santya, Rama, Surya, Widya, Arini, Mang Alit, Arpan, Baskara, dll) dan FISIKA IPB 48 (Riani, Egha, Nida, Octa, Abson, Daus, dll) yang selalu memberikan semangat dan motivasinya. 9. Teman-teman di kost Harmony (Aan, Ka Kiki, Happy, Icoy, Rani, dan

Ima) yang selalu memberikan hiburan

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas dukungannya

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.

Bogor, Juni 2015

(11)

DAFTAR ISI

Waktu dan Tempat Penelitian 5

Bahan 6

Total Padatan Terlarut Jambu Kristal 16

(12)

DAFTAR GAMBAR

1 LCR Meter dan Kapasitor Sejajar 7

2 Impedansi jambu kristal perlakuan hydrocooling (16 oC) pada

berbagai tingkat kematangan 8

3 Impedansi jambu kristal perlakuan water storage suhu ruang (26 oC sampai 30oC) pada berbagai tingkat kematangan 8 4 Impedansi jambu kristal tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai

30oC) pada berbagai tingkat kematangan 9 5 Impedansi frekuensi 510.4603 Hz pada berbagai perlakuan tingkat

kematangan 10

6 Konduktansi jambu kristal perlakuan hydrocooling (16 oC) pada

berbagai tingkat kematangan 11

7 Konduktansi jambu kristal perlakuan water storage suhu ruang (26

o

C sampai 30oC) pada berbagai tingkat kematangan 11 8 Konduktansi jambu kristal tanpa perlakuan suhu ruang (26oC sampai

30oC) pada berbagai tingkat kematangan 12 9 Konduktansi frekuensi 510.4603 Hz pada berbagai perlakuan tingkat

kematangan 13

10 Kapasitansi jambu kristal perlakuan hydrocooling (16 oC) pada

berbagai tingkat kematangan 14

11 Kapasitansi jambu kristal perlakuan water storagesuhu ruang (26oC sampai 30oC) pada berbagai tingkat kematangan 15 12 Kapasitansi jambu kristal tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai

30oC) pada berbagai tingkat kematangan 15 13 Kapasitansi frekuensi 510.4603 Hz pada berbagai perlakuan tingkat

kematangan 16

14 Total padatan terlarut dari berbagai perlakuan pada berbagai tingkat

kematangan 17

15 pH jambu kristal dari berbagai perlakuan pada berbagai tingkat

kematangan 18

16 Kekerasan jambu kristal dari berbagai perlakuan pada berbagai

tingkat kematangan 19

DAFTAR LAMPIRAN

1

Diagram alir penelitian 23

2 Nilai Impedansi (Ω) pada frekuensi 510.4603 Hz dari berbagai

6 Nilai pH dari berbagai perlakuan pada berbagai tingkat kematangan 25 7 Kekerasan (N) jambu kristal dari berbagai perlakuan pada berbagai

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jambu (Psidium guajava L), keluarga Mrytaceae. Genus Psidium terdiri dari sekitar 150 spesies dengan pohon yang pendek dan bersemak tetapi sangat sedikit menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi dan sisanya hanya tumbuh liar dengan kualitas buah yang rendah1. Di Indonesia komoditi buah-buahan yang berpeluang besar untuk dikembangkan salah satunya adalah jambu biji. Buah ini sangat digemari masyarakat dan sentra budidayanya terletak di Pulau Jawa. Berikut total produksi jambu biji di Indonesia dari tahun 2009-2012.

Tabel 1 Jumlah produksi jambu biji di Indonesia tahun 2009-2012 (Ton)

Tahun Jawa Barat Indonesia umumnya, tergolong buah klimaterik dengan masa simpan pendek antara 2 sampai 7 hari. Masa simpan yang pendek ini karena buah jambu biji mudah mengalami kerusakan yang dapat dilihat dari perubahan tekstur dan munculnya bercak coklat pada kulit. Perubahan ini menyebabkan penurunan mutu buah untuk dipasarkan2.Pra-pendinginan merupakan salah satu mata rantai pascapanen yang sangat penting di Indonesia.

Pra-pendinginan bertujuan untuk menghilangkan panas lapang (field heat) dan suhu yang tinggi pada komoditas hortikultura sesegera dan secepat mungkin, mempertahankan kesegaran, serta mengurangi beban pendinginan. Dengan demikian, pra-pendinginan dilakukan segera setelah panen dan dengan laju yang secepat mungkin3. Penyimpanan dingin memiliki resiko yang dapat menurunkan mutu buah yaitu chilling injury merupaka gangguan utama pada tanaman tropis dan subtropis, gangguan fisiologis ini akan muncul pada saat produk disimpan pada suhu rendah4.

(14)

2

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi sifat listrik jambu kristal meliputi kapasitansi (C), konduktansi (G), dan Impedansi (Z) pada kondisi hydrocoolingsuhu 16oC,

water storage suhu ruang (26 oC sampai 30 oC), dan tanpa perlakuan suhu ruang (26oC sampai 30oC)

2. Memberikan informasi sifat fisiko kimia jambu kristal selama penyimpanan meliputi Total Padatan Terlarut (% brix), pH, dan kekerasan pada kondisi

hydrocooling suhu 16 oC, water storage suhu ruang (26 oC sampai 30oC), dan tanpa perlakuan suhu ruang (26oC sampai 30oC)

Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah kondisi ini efektif untuk mengidentifikasi tingkat kematangan jambu kristal

2. Apakah sifat listrik dapat digunakan untuk menentukan tingkat kematangan jambu kristal secara akurat

3. Apakah terjadi perubahan tingkat kematangan terhadap perlakuan

hydrocooling suhu 16 oC, water storage suhu ruang (26 oC sampai 30oC), dan tanpa perlakuan suhu ruang (26oC sampai 30oC)

Hipotesis

Penyimpanan dingin merupakan teknik umum diterapkan untuk menghambat kerusakan dan memperpanjang masa simpan buah-buahan. Perubahan kualitas jambu kristal selama penyimpanan berhubungan dengan perubahan sifat listrik dan perubahan fisiko kimia. Perubahan umur simpan jambu kristal akan mempengaruhi nilai TPT, pH, dan kekerasan. TPT dan pH akan semakin meningkat dengan bertambahnya umur simpan buah dan kekerasan akan semakin berkurang dengan bertambahnya umur simpan buah.

Ruang Lingkup Penelitian

(15)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Penyimpanan Dingin

Precooling adalah proses pelepasan panas lapang dari hasil buah yang baru saja dipanen dan sayur-sayuran sebelum disimpan. Penyimpanan dingin secara cepat akan menghalangi pertumbuhan mikroba karena proses pembusukan, mengurangi proses kehilangan air, dan aktivitas respirasi. Prinsip penyimpanan dingin adalah mendinginkan lingkungan secara mekanis dengan pengupan gas air bertekanan (refrigant) dalam sistem tertutup, panas yang diperlukan untuk mengubah refrigant menjadi uap diambil dari ruangan tempat penyimpanan hasil hortikultura18. Pendinginan menuntut adanya pengontrolan terhadap kondisi lngkungan, pegontrolan dilakukan terhadap suhu rendah, komposisi udara, kelembaban, dan sirkulasi udara. Hydrocooling adalah metode precooling yang menggunakan mekanisme pencelupan produk ke dalam air yang bersuhu sekitar 0

o

C. Metode ini dianggap merupakan metode yang paling efektif dalam membuang panassensible. Produk yang diberi perlakuanhydrocoolingharus toleran terhadap air3.

Kapasitansi

Kapasitansi adalah sifat dari bahan yang ditandai dengan kemampuannya untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor dirancang untuk menyediakan kapasitansi pada rangkaian listrik5.

Bentuk paling sederhana dari kapasitor terdiri dari dua plat konduksi yang sejajar yang luasnya masing-masing A yang terpisah dengan jarak d yang kecil, jika dibandingkan dengan dimensi-dimensi plat itu. Bila plat-plat itu diberi muatan, maka medan di antara plat-plat itu pada pokoknya adalah homogen dan muatan-muatan pada plat-plat itu akan didistribusikan secara homogen pada permukaan-permukaannya yang berhadapan dinamakan susunan ini sebuah plat kapasitor sejajar6. Dari hal ini bahwa kapasitansi C dari sebuah kapasitor sejajar dalam ruang hampa adalah

= (1)

Dimana:

k= konstanta dielektrik

A= luas penampang keping sejajar (m2)

Ԑ0= permitivitas ruang hampa (8.85 x 10-12F/m)

d=jarak antar keping (m)

(16)

4

Konduktansi

Konduktansi didefinisikan sebagai ukuran kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan muatan dan dalam standar SI mempunyai satuan Siemens (S)8. Konduktivitas listrik yaitu hubungan atau perhitungan dari tegangan dan data arus yang digunakan untuk persamaan dibawah ini9:

= (2)

Dimana:

= konduktivitas listrik (S/m)

l= jarak antar kontak (m)

G= konduktansi (S)

A=luas penampang (m2)

Nilai konduktansi yang besar menunjukan bahwa bahan tersebut mampu menghantarkan arus listrik dengan baik, tetapi sebaliknya dengan nilai konduktansi yang semakin rendah9.

Konduktivitas listrik adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listik. Konduktivitas listrik ditentukan oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi atau jumlah ion, mobilitas ion, serta suhu. Semakin tinggi konsentrasi atau jumlah ion maka konduktivitas listriknya semakin meningkat. Hubungan ini terus berlaku hingga larutan menjadi jenuh. Suhu yang tinggi mengakibatkan viskositas air menurun dan ion-ion dalam air bergerak cepat yang menyebabkan kenaikan konduktivitas listrik10.

Impedansi

Impedansi dari suatu rangkaian merupakan rasio dari tegangan yang melintasi elemen rangkaian terhadap arus yang mengalir pada rangkaian. Pada keping kapasitor impedansi sebagai perintang suatu medn listrik yang diberikan pada keping. Impedansi pada rangkaian kapasitor besarnya dipengaruhi oleh frekuensi, resistansi, dan reaktansi total8. Dengan analisis fasor untuk tegangan diperoleh nilai impedansi rangkaian seri sesuai permukaan :

= + ( − ) (3)

Z= impedansi (Ω)

R= Resistansi (Ω)

XL= Reaktansi Induktif (Ω)

(17)

5

Total Padatan Terlarut

Total padatan terlarut merepresentasikan kadar gula atau padatan yang terlarut dalam bahan tersebut11. Pantastico (1993) menyatakan bahwa selama pemasakan pati akan dihidrolisis menjadi senyawa-senyawa sederhana yang merupakan sumber energi selama proses respirasi. Pada tahap ini sukrosa yang terbentuk akan dipecah lagi menjadi glukosa dan fruktosa. Sebagian glukosa digunakan dalam proses respirasi12. Penurunan kandungan asam dapat terjadi karena terjadinya konversi asam membentuk gula setelah buah lewat matang. Peningkatan kandungan padatan terlarut disebabkan oleh adanya perubahan polisakarida(pati, pektin, dan hemiselulosa) menjadi gula terlarut sederhana13.

Derajat Keasaman atau pH

Derajat keasaman atau pH digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau padatan. Perubahan pH dapat disebabkan oleh lama penyimpanan dan adanya mikroorganisme. Perubahan pH menunjukan berkurang atau meningkatnya konsentrasi H+14.

Buah-buahan akan memiliki pH yang rendah (asam) sebelum buah matang, semakin lama pH akan naik sampai buah diindikasikan matang tetapi kenaikan pH pada umumnya memiliki nilai dibawah 7. Pada kondisi buah lewat matang, maka pH akan kembali turun disertai penurunan sifat fisiknya15.

Kekerasan

Kekerasan merupakan ukuran ketahanan suatu bahan terhadap deformasi tekanan. Deformasi yang terjadi dapat berupa kombinasi perilaku elastis dan plastis. Pada permukaan dari kombinasi yang saling bersinggungan dan bergerak satu terhadap lainnya akan terjadi deformasi elastis dan plastis16.

Kekerasan merupakan indikator kerusakan. Faktor yang mempengaruhi kekerasan yaitu turgor sel yang masih hidup selama proses pematangan buah pascapanen. Tekanan turgor berubah terhadap pematangan buah, semakin matang buah maka kekerasan akan semakin menurun. Turgor adalah tekanan dari isi sel terhadap dinding sel, sehingga sel ada pada normal tetapi memungkinkan adanya perubahan senyawa3.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

(18)

6

Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah jambu kristal yang diperoleh dri petani Cikarawang, Kabupaten Bogor, aquades, plat kapasitor ukuran 3.5 cm x 3.5 cm yang telah disepuh dengan emas, mika akrilik, kabel tembaga, kabel serabut, buffer pH 4, kardus, dan toples.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah LCR Meter Hitester (3532-50 LCR HiTESTER Hioki, Tokyo, Japan), refraktometer, pH meter, economy force sensor, gelas ukur, timbangan digital, dan termometer. Alat bantu di dalam penelitian ini adalah pisau, kain lap, blender, mistar, mortar, dan cawan petri.

Prosedur Penelitian

Persiapan sampel

Sampel jambu kristal yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan kriteria sebagai berikut: berat yang seragam yaitu berkisar 150 gram sampai 250 gram, tingkat kematangan buah berumur 30 hari sampai 35 hari setelah pembungkusan, memiliki warna hijau lebih banyak, terdapat sedikit luka, permukaan kulit tidak mulus bebas, bentuk normal serta sifat varietas yang seragam dan termasuk buah dengan tipe grade B. Jambu kristal diambil langsung dari perkebunan milik petani di daerah Cangkrang Cikarawang Bogor.

Penelitian ini lama perjalanan buah dari kebun menuju laboraturium biofisika IPB selama 5 menit. Jambu kristal yang telah disortir diletakan di dalam kardus dengan menggunakan irisan kertas bekas serta kain yang berfungsi sebagai pengisi agar tidak terjadi kontak mekanis atau benturan yang menyebabkan kerusakan atau kecacatan pada permukaan jambu kristal. Pembersihan dilakukan dengan air mengalir hingga bersih di Laboraturium, selanjutnya jambu kristal dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Setelah kering, jambu kristal diletakkan di dalam toples yang berisi air suhu 16 oC dan disimpan ke dalam ruangan AC, air suhu ruang (26oC sampai 30oC) dan tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30 oC). Sampel yang digunakan untuk masing-masing perlakuan berjumlah 15 buah dengan total buah berjumlah 45 buah dan melakukan 3 kali perulangan. Pengamatan dan pengambilan data dilakukan pada hari 3, hari ke-5, hari ke-7, dan hari ke-9. Pengukuran yang dilakukan adalah pengambilan data sifat uji listrik, total padatan terlarut, pH, dan kekerasan.

Pengukuran sifat listrik (Hioki 3532-50 LCR HiTESTER)

(19)

7

daging buah jambu kristal. Dimensi daging jambu kristal mengikuti dimensi plat kapasitor agar tidak terjadi hilang kontak antar ujung plat.

Alat utama yang digunakan untuk mengukur besaran listrik adalah LCR HiTESTER 3532-50 Hioki yang menggunakan metode empat elektoda titik yang digabung jadi dua terminal, satu sebagai sumber arus dan satu lagi sebagai pembaca17. Sumber arus tetap digunakan pada penelitian ini sehingga kondisi sumber sinyal tidak terganggu oleh kondisi bahan, dalam penelitian ini dilakukan variasi frekuensi sumber arus dari 42 Hz sampai 1000 Hz.

Gambar 1 LCR Meter dan Kapasitor Sejajar

Pengukuran parameter lainnya Kekerasan jambu kristal

Kekerasan buah diukur dengan menggunakaneconomy force sensordengan interface pasco yang dihubungkan dengan perangkat komputer sofware datastudio. Probe yang digunakan probe berbentuk silinder dengan ketebalan 3 cm dan panjang 1 cm. Sampel yang akan diukur ditusuk dengan economy force sensor sedalam 0.5 cm selama beberapa detik. Pengukuran dilakukan di tiga titik yaitu ujung, tengah, dan pangkal. Pengambilan data dilakukan pada tiga titik karena gaya tekan yang dibutuhkan untuk masing-masing titik berbeda.

pH meter

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pHmeter Hanna Instrument. Alat ini sebelum digunakan terlebih dahulu dikalibrasi dengan mencelupkan elektroda ke dalam larutan buffer pH 6.96 dan nilai yang terbaca harus sesuai dengan nilai larutan buffer. Setelah dikalibrasi elektroda dicuci ke dalam larutan aquades dan dikeringkan dengan menggunakan tisue. Setelah pH meter dikalibrasi, pengukuran jambu kristal dapat dilakukan. Sampel yang digunakan 25 gram jambu kristal yang diambil dari tiga titik yaitu ujung, tengah, dan pangkal serta campuran 100 mL aquades kemudian di blender dan diukur nilai pHnya sampai terbaca dalam keadaan stabil.

Total Padatan Terlarut

Total padatan terlarut diukur dengan menggunakan alatHand Refraktometer

(20)

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Impedansi Jambu Kristal

Hasil perlakuan impedansi hydrocooling suhu 16 oC, water storage suhu ruang (26oC sampai 30oC), dan tanpa perlakuan suhu ruang (26oC sampai 30oC) terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2 Impedansi jambu kristal perlakuanhydrocooling(16oC) pada berbagai tingkat kematangan

Gambar 3 Impedansi jambu kristal perlakuan water storage suhu ruang (26 oC sampai 30oC) pada berbagai tingkat kematangan

24

Hydrocooling AC Hari Ke-3 Hydrocooling AC Hari Ke-5

Hydrocooling AC Hari Ke-7 Hydrocooling AC Hari Ke-9

18

Water storage SR Hari Ke-3 Water storage SR Hari Ke-5

(21)

9

Gambar 4 Impedansi jambu kristal tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30oC) pada berbagai tingkat kematangan

Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai impedansi pada perlakuan

hydrocooling suhu 16 oC mengalami penurunan dengan semakin lamanya umur simpan jambu kristal dan ini terus terjadi hingga hari ke-5 pada frekuensi 42 Hz sampai 1000 Hz. Kenaikan impedansi terjadi pada hari ke-7, hal ini dapat disebabkan oleh semakin banyak jumlah air yang keluar dari dalam buah sehingga konsentrasi buah menurun. Keluarnya air dari dalam buah mengakibatkan tekstur permukaan buah yang tidak bagus. Kerusakan produk ini termasuk kerusakan fisik yang merupakan jenis kerusakan yang terjadi akibat perlakuan fisik18, seperti terdapat gigitan serangga yang menyebabkan timbulnya luka di sekitar permukaan buah maka akan terjadi resiko kerusakan dingin (chilling injury). Karena air dapat mengikat elektron dengan baik sehingga mampu untuk menghantarkan arus listrik maka dengan meningkatnya kandungan air jambu, sifat listrik tidak lagi berperan sebagai perintang suatu medan listrik.

Suhu air sebelum diberikan perlakuan water storageadalah 27oC dan suhu udara ruangan adalah 26 oC. Gambar 2 menunjukan bahwa nilai impedansi pada perlakuan water storagesuhu ruang (26oC sampai 30 oC) mengalami penurunan dengan semakin lamanya umur simpan buah dan terjadi hingga hari ke-7 dan mengalami peningkatan pada hari ke-9. Perbedaan nilai ini tidak terlalu signifikan antara perlakuan water storage dan tanpa perlakuan. Hal ini terlihat dari nilai impedansi yang cenderung tidak mengalami perubahan pada kedua perlakuan tersebut. Teknik penyimpanan ini tidak memberikan pengaruh nyata terhadap suhu jambu kristal, karena suhu untuk menyimpan jambu kristal sama yaitu 27 oC.

18

Tanpa Perlakuan SR Hari Ke-3 Tanpa Perlakuan SR Hari Ke-5

(22)

10

Gambar 5 Impedansi frekuensi 510.4603 Hz pada berbagai perlakuan tingkat kematangan

Gambar 5 menunjukkan bahwa pada frekuensi 510.4603 Hz, nilai impedansi

hydrocooling suhu 16 oC selama penyimpanan memiliki perubahan nilai yang besar pada hari ke-7 yaitu sebesar 37.165 Ω. Hal ini berlaku dari pengukuran frekuensi 42 Hz sampai 1000 Hz. Kenaikan nilai impedansi ini diduga karena resiko kerusakan dingin (chilling injury) serta gangguan fisiologis karena diletakkan pada suhu rendah. Perlakuan water storage suhu ruang (26 oC sampai 30 oC) dan tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30 oC) tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pada hari ke-5 nilai impedansi bernilai sama yaitu 20.73167 Ω. Hal ini karena teknik penyimpanan untuk kedua perlakuan diletakkan pada suhu yang sama sehingga perlakuan tersebut tidak memberikan perbedaan yang nyata.

15 20 25 30 35

3 4 5 6 7 8 9

Im

p

eda

ns

i

(Ω

)

Hari

Hydrocooling Suhu AC Water storage Suhu Ruang

(23)

11

Konduktansi Jambu Kristal

Hasil perlakuan konduktansi hydrocooling suhu 16 oC,water storage suhu ruang (26oC sampai 30oC), dan tanpa perlakuan suhu ruang (26oC sampai 30oC) terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 6 Konduktansi jambu kristal perlakuan hydrocooling (16 oC) pada berbagai tingkat kematangan

Gambar 7 Konduktansi jambu kristal perlakuanwater storagesuhu ruang (26oC sampai 30oC) pada berbagai tingkat kematangan

0.025

Hydrocooling AC Hari Ke-3 Hydrocooling AC Hari Ke-5

Hydrocooling AC Hari Ke-7 Hydrocooling AC Hari Ke-9

0.039

Water storage SR Hari Ke-3 Water storage SR Hari Ke-5

(24)

12

Gambar 8 Konduktansi jambu kristal tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30oC) pada berbagai tingkat kematangan

Ion merupakan muatan listrik baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion. Konsentrasi ion menentukan banyaknya ion yang ada pada larutan tetapi bukan berarti berbanding lurus dengan besar konduktivitas membran karena membran mempunyai karakter yang khas19. Diantaranya dapat mempertahankan beda potensial antara lingkungan di kedua sisinya. Ada dua sumber ion yaitu yang cepat berupa kompartemen kecil yang bisa menjadi dinding sel dan yang lambat berupa sebuah kompartemen jauh lebih besar yang bisa menjadi sitoplasma dan vakuola.

Tekstur buah-buahan bergantung pada ketegangan, ukuran, bentuk, dan keterikatan sel-sel. Ketegangan disebabkan oleh tekanan isi sel pada dinding sel, dan bergantung pada konsentrasi zat-zat osmotik aktif vakuola, permeabilitas protoplasma, dan elastisitas dinding sel. Dalam osmosis zat-zat bergerak dari daerah dengan energi kinetik tinggi ke daerah dengan energi kinetik lebih rendah karena zat-zat yang terlarut di dalamnya, sebagai akibat air berdifusi ke dalam sel. Difusi terus menerus dan menyebabkan sel menjadi tegang. Bila jenjang energi di luar sel lebih rendah, akan terjadi difusi zat-zat ke luar sel yang mengakibatkan plasmolisis atau kematian sel20.

0.035

Tanpa Perlakuan SR Hari Ke-3 Tanpa Perlakuan SR Hari Ke-5

(25)

13

Gambar 9 Konduktansi frekuensi 510.4603 Hz pada berbagai perlakuan tingkat kematangan

Semakin besar frekuensi yang diberikan maka konduktansi jambu kristal akan semakin meningkat. Jika frekuensi meningkat maka pergerakan muatan di dalam plat akan berlangsung sangat cepat, sehingga semakin banyak jumlah muatan yang bergerak makin besar konduktansinya5.

Pengisian dan pengosongan muatan dalam plat kapasitor berlangsung sangat cepat, akibatnya muatan yang tersimpan dalam plat semakin berkurang dan kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan akan semakin kecil5. Konduktansi jambu kristal perlakuan hydrocoolingsuhu 16 oC meningkat hingga hari ke-5 dan menurun pada hari ke-7, frekuensi yang bertambah besar menyebabkan pergerakan ion dan muatan semakin meningkat. Penurunan drastis terjadi pada hari ke-7 bernilai 0.027366 S. Hal ini berarti konsentrasi ion yang dapat menghantarkan listrik semakin berkurang, penurunan ini juga dimungkinkan karena adanya aktivitas mikroba akibat memar yang terjadi pada saat buah panen sehingga menyebabkan mobilitas ion semakin berkurang. Perlakuanwater storage

suhu ruang (26 oC sampai 30 oC) meningkat hingga hari ke-7 dan terjadi perubahan penurunan pada hari ke-9 sebesar 0.043674 S, perbedaan perlakuan suhu juga berpengaruh terhadap nilai konduktansi listrik buah dan tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30 oC) tidak begitu mengalami perubahan yang signifikan, hal ini karena suhu yang terdapat pada air dan udara tidak mengalami perubahan berkisar 26 oC sampai 27 oC, nilai konduktansi water storage yang lebih besar daripada tanpa perlakuan juga disebabkan air yang terdapat pada perlakuan water storage yang mempengaruhi jumlah ion sehingga nilai konduktansinya lebih besar.

Gambar 9 menunjukkan bahwa pada frekuensi 510.4603 Hz, nilai impedansi

hydrocooling suhu 16 oC selama penyimpanan memiliki perubahan nilai yang besar pada hari ke-7 yaitu sebesar 0.027366 S, hal ini berlaku dari pengukuran frekuensi 42 Hz sampai 1000 Hz. Penurunan nilai impedansi ini diduga karena konsentrasi ion yang semakin berkurang karena resiko kerusakan dingin (chilling injury) serta gangguan fisiologis karena diletakkan pada suhu rendah, suhu dingin

0.025

Hydrocooling Suhu AC Water storage Suhu Ruang

(26)

14

tersebut dapat menyebabkan dinding sel rusak sehingga saat sampel dikeluarkan dari suhu dingin, air dari dalam sel akan keluar melalui dinding sel yang telah rusak dan mengakibatkan rusaknya jambu kristal tersebut. Perlakuan water storage suhu ruang (26 oC sampai 30 oC) mengalami penurunan pada hari ke-9 bernilai 0.043674 S dan tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30 oC) mengalami penurunan pada hari ke-7 bernilai 0.04247 S, nilai konduktansi untuk perlakuan water stroagedan tanpa perlakuan dari hari ke-3, hari ke-5, hari ke-7, dan hari ke-9 tidak mengalami perubahan yang signifikan, nilai konduktansi perlakuan water storage lebih besar daripada tanpa perlakuan hal ini mungkin karena adanya air yang terdapat pada perlakuan water stroage sehingga meningkatkan jumlah ion.

Kapasitansi Jambu Kristal

Hasil perlakuan konduktansihydrocooling suhu 16oC,water storagesuhu ruang (26oC sampai 30oC), dan tanpa perlakuan suhu ruang (26oC sampai 30oC) terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 10 Kapasitansi jambu kristal perlakuanhydrocooling(16oC) pada berbagai tingkat kematangan

Hydrocooling AC Hari Ke-3 Hydrocooling AC Hari Ke-5

(27)

15

Gambar 11 Kapasitansi jambu kristal perlakuanwater storage suhu ruang (26oC sampai 30oC) pada berbagai tingkat kematangan

Gambar 12 Kapasitansi jambu kristal tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30oC) pada berbagai tingkat kematangan

0

Water Storage SR Hari Ke-3 Water Storage SR Hari Ke-5

Water Storage SR Hari Ke-7 Water Storage SR Hari Ke-9

0

Tanpa Perlakuan SR Hari Ke-3 Tanpa Perlakuan SR Hari Ke-5

(28)

16

Gambar 13 Kapasitansi frekuensi 510.4603 Hz pada berbagai perlakuan tingkat kematangan

Gambar 10, 11, dan 12 menunjukkan bahwa nilai kapasitansi cenderung tidak mengalami perubahan signifikan terlihat dari keadaan grafik. Pada frekuensi 510.4603 Hz perubahan yang cukup berarti terjadi saat kondisihydrocoolingsuhu 16 oC, kapasitansi jambu kristal cenderung menurun dengan semakin lamanya umur simpan tetapi mengalami kenaikan pada hari ke-9. Hal ini diduga karena jambu kristal mengalami gangguan fisiologis pada saat produk disimpan pada suhu rendah, dengan adanya gangguan tersebut maka terjadi kerusakan membran sehingga proses difusi keluar masuknya ion berlangsung secara tidak normal dan akan terjadi kenaikan nilai kapasitansi yang menandakan molekul tersebut mengalami peningkatan polarisasi, perubahan frekuensi akan mempengaruhi kondisi ion di dalam material.

Total Padatan Terlarut Jambu Kristal

Penyimpanan hydrocooling suhu 16 oC kadar total padatan terlarut mengalami penurunan hingga hari ke-7 sedangkan water storage suhu ruang (26

o

C sampai 30 oC) mengalami penurunan hingga hari ke-5 namun mengalami peningkatan kembali pada hari ke-7, hal ini mungkin disebabkan pada awal penyimpanan suhu kamar, buah mengalami kadar TPT yang lebih cepat karena banyaknya pati yang terurai menjadi gula sebgai substrat proses respirasi, dan akan mengalami penurunan kembali karena substrat respirasi telah banyak digunakan21.

Hydrocooling Suhu AC Water storage Suhu Ruang

(29)

17

Gambar 14 Total padatan terlarut dari berbagai perlakuan pada berbagai tingkat kematangan

Jambu kristal yang disimpan pada tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30 oC), kadar TPT menunjukkan bahwa kandungan gula dalam daging semakin banyak seiring dengan lamanya penyimpanan, secara umum apabila buah-buahan menjadi matang maka kandungan gulanya akan meningkat dan kandungan asamnya akan menurun. Keadaan ini berlaku untuk buah klimaterik22. Total padatan terlarut akan meningkat dengan cepat ketika mengalami pematangan dan akan terus menurun seiring dengan lamanya penyimpanan.

50

(30)

18

Derajat Keasaman atau pH Jambu Kristal

Gambar 15 pH jambu kristal dari berbagai perlakuan pada berbagai tingkat kematangan

Gambar 15 menunjukkan bahwa pada berbagai perlakuan hydrocooling,

water storage, dan tanpa perlakuan tidak mengalami perubahan derajat keasaman yang terlalu signifikan. Nilai pH jambu kristal semakin lama umur simpan maka semakin meningkat nilai pH yang berarti buah semakin asam. Winarno dan Wirakartakusuma (1979) menyatakan bahwa segera setelah respirasi klimaterik tercapai, terjadi penurunan keasaman. Penurunan ini disebabkan oleh penggunaan asam organik sebagai substrat pada respirasi atau terjadi transformasi asam organik menjadi senyawa baru pada proses pemasakan24.

Kekerasan Jambu Kristal

Nilai kekerasan setelah pascapanen akan semakin mengalami penurunan karena semakin lamanya umur simpan sehingga dapat mengakibatkan penurunan mutu dari komoditas pertanian yang akan disimpan. Nilai kekerasan yang tinggi menunjukan bahwa tekstur daging buah masih keras dan sebaliknya nilai kekerasan semakin menurun karena tekstur daging buah semakin lunak atau menurun kekerasannya.

Penurunan kekerasan juga disebabkan oleh adanya proses respirasi dan transpirasi. Pada proses respirasi akan mengakibatkan pecahnya karbohidrat maka akan menyebabkan pecahnya jaringan pada buah-buahan sehingga produk menjadi lunak. Sedangkan pada proses transpirasi akan terjadi penguapan air yang akan menyebabkan buah-buahan menjadi layu dan mengerut sehingga buah menjadi lebih lunak. Hal ini terjadi karena sebagian air pada buah mengalami penguapan sehingga ketegaran buah semakin menurun23.

5.14

(31)

19

Gambar 16 Kekerasan jambu kristal dari berbagai perlakuan pada berbagai tingkat kematangan

Penurunan kekerasan daging buah secara cepat terjadi pada buah yang diletakkan pada suhu ruang tanpa perlakuan. Pada suhu penyimpanan ini buah mengalami penurunan kekerasan dan permukaan buah semakin mengerut karena terjadinya proses transpirasi. Jambu kristal perlakuan hydrocooling suhu 16 oC memiliki kekerasan yang lebih besar dengan semakin lamanya umur simpan hal ini menunjukan bahwa jambu kristal mampu mempertahankan mutunya pada suhu rendah jika dibandingkan dengan jambu kristal perlakuan water storage suhu ruang (26 oC sampai 30 oC) yang mengalami penurunan lebih cepat pada suhu tinggi.

Penurunan kekerasan disebabkan adanya perubahan polimer karbonhidrat meliputi konversi pati menjadi gula, terdegradasinya hemiselulosa dan terdegradasinya protopektin yang tidak larut pada dinding sel sehingga jumlahnya menurun dan terbentuk pektin yang larut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Perlakuan Hydrocoolingmerupakan perlakuan untuk memperpanjang umur simpan buah. Data hasil penelitian mengkaji sifat listrik dan sifat fisiko kimia jambu kristal dengan tingkat kematangan berbeda menunjukan bahwa :

1. Perlakuan hydrocooling suhu 16 oC, water storage suhu ruang (26 oC sampai 30 oC), dan tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30 oC) memperlihatkan bahwa nilai impedansi dan kapasitansi semakin menurun dengan semakin lamanya umur simpan buah pada frekuensi 42 Hz sampai 1000 Hz.

(32)

20

2. Semakin lama umur simpan jambu maka nilai TPT dan pH semakin meningkat tetapi nilai kekerasan semakin menurun.

3. Perubahan signifikan nilai impedansi, konduktansi, dan kapasitansi

hydrocoolingsuhu 16 oC pada hari ke-7 memperlihatkan bahwa adanya resiko kerusakan dingin serta gangguan fisiologis pada saat jambu diletakkan pada suhu rendah yang menyebabkan terjadinya kerusakan membran sehingga proses keluar masuknya ion berlangsung secara tidak normal.

4. Perubahan signifikan impedansi, konduktansi, dan kapasitansi untuk

water storage suhu ruang (26 oC sampai 30 oC), dan tanpa perlakuan suhu ruang (26 oC sampai 30 oC) terjadi pada hari ke-9, hal ini disebabkan oleh adanya aktivitas mikroba atau pantogen akibat dari keadaan saat pascapanen serta peningkatan polarisasi ketika diberi medan listrik.

Saran

Penelitian selanjutnya disarankan pengambilan sampel dengan menghitung umur jambu agar diperoleh data yang lebih akurat. Faktor lain yang menentukan tingkat kematangan buah seperti susut bobot. Pengukuran secara non-destruktif dapat dilakukan untuk mengetahui kebocoran ion yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Amadi JE, Nwaokike P, Olahan GS, Garuba T. Isolation and Identification Fungi Involved In The Post-Harvest Spoilage of Guava (Psidium guajava) In Awka Metropolis. Departemen of Botany, Nnamdi Azikiwe University , Awka. International Journal of Engineering and Applied Sciences. 4:7-12.2014

2. Widodo SE, Zulferiyenni, Maretha I. Pengaruh Perubahan Indole Acid (IAA) Pada Pelapis Kitosan Terhadap Mutu dan Masa Simpan Jambu Biji (Psidium guajava L) ‘Crystal’. Jurnal Agrotropika. 17(1):14-18.2012

3. Nurmawati NE. Pengaruh Prapendinginan dan Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu Buah Mangga Cengkir Indramayu.[Skripsi]. Bogor:Institut Pertanian Bogor.2008

4. Zainal PW, Ahmad U, Purwanto YA.Deteksi Chilling Injury pada Buah Mangga Gedong Gincu dengan Menggunakan Near Infrared Spectroscopy. Jurnal Keteknikan Pertanian. Vol.26 No.1.2012

5. Putri R. Kajian Sifat Listrik Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Pada Tingkat Kematangan Berbeda.[Skripsi]. Bogor:Institut Pertanian Bogor.2007

(33)

21

7. Soltani M, Alimardani R, Omid M. Use of Dielectric Properties In Quality Measurement of Agricultural Products.Nature and Science. 9(4) 2011

8. Sidik W. Identifikasi Pemalsuan Susu Kambing Melalui Sifat Uji Listrik.[Skripsi]. Bogor:Institut Pertanian Bogor.2013

9. Darvishi H, Hosainpour A, Nergesi F, Khoshtaghaza MH, Torang H. Ohmic Processing: Temperature Dependent Electrical Conductivities of Lemon Juice.Modern Applied Science.Vol.5, No.1.2011

10. Hikmah YN. Sifat Kristal dan Sifat Listrik Film Litium Tantalat Silikat (LiTaSiO5) Terhadap Variasi Suhu Serta Waktu Annealing. [Skripsi].

Bogor:Institut Pertanian Bogor.2013

11. Hidayah NN. Sifat Optik Buah Jambu Biji (Psidium guajava) yang Disimpan dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektas UV-VIS. [Skripsi]. Bogor:Institut Pertanian Bogor.2009

12. Syafutri MI, Pratama F, Saputra D. Sifat Fisik dan Kimia Buah Mangga (Mangifera Indica L) Selama Penyimpanan dengan Berbagai Metode Pengemasan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Vol.17 No.1.2006 13. Julianti E. Pengaruh Tingkat Kematangan dan Suhu Penyimpanan

Terhadap Mutu Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea). Jurnal Hortikultura Indonesia. 2(1):14-20.2011

14. Heruwati I. Deteksi Gejala Chilling Injury Buah Belimbing (Averrhoa carambola L) yang Disimpan Pada Suhu Rendah Dengan NIR Spectroscopy. [Skripsi]. Bogor:Institut Pertanian Bogor.2011

15. Yulia R.Kajian Sifat Listrik dan Sifat Fisiko Kimia Berbagai Jenis Buah Mangga (Mangifera spp) Pada Tingkat Kematangan Berbeda. [Skripsi]. Bogor:Institut Pertanian Bogor.2008

16. Dahlan H. Pengaruh Variasi Beban Indentor Micro Hardness Tester Terhadap Akurasi Data Uji Kekerasan Material. ISSN 0852-4777. No.23-24/Thn VI. 2000

17. Juansah J, Irmansyah, Kusnadi. Sifat Listrik Telur Ayam Kampung Selama Penyimpanan. 32(1):22-30.2009

18. Fikri I. Deteksi Gejala Kerusakan Dingin pada Buah Mangga Varietas Gedong Gincu (Mangifera Indica L) yang Disimpan pada Suhu Rendah Menggunakan NIR. [Skripsi]. Bogor:Institut Pertanian Bogor.2011 19. Athis AW. Physical Chemistry International Student Fifth Edition.

Addison Wesley. New York Pp:830-846

20. Nobel PS. Physicochemical and Environment Plant Physiology. University California, Los Angles, California.

21. Purwoko BS, Magdalena FS. Pengaruh Perlakuan Pascapanen dan Suhu Simpan Terhadap Daya Simpan dan Kualitas Buah Mangga (Mangifera indica L) Varietas Arumanis.Bul.Agron.27(1):16-24.1999 22. Hidayah NN. Sifat Optik Jambu biji (Psidium guajava) yang Disimpan

Dalam Toples Plastik Menggunakan Spektrofotometer Reflektans UV-VIS. [Skripsi]. Bogor:Institut Pertanian Bogor.2009

(34)

22

(35)

23

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Hydrocooling(suhu 16

oC )

Pembuatan Sari Jambu Kontrol (suhu ruang) Hydrocooling(suhu

ruang)

Pembuatan jambu Kristal ukuran dadu

Karakteristik : Z, G, C, TPT, pH, dan uji kekerasan

Persiapan Alat dan Bahan

Penyusunan skripsi Pengolahan dan

Analisis Data

(36)

24

Lampiran 2 Nilai Impedansi (Ω) pada frekuensi 510.4603 Hz dari berbagai perlakuan tingkat kematangan

Lampiran 3 Nilai Konduktansi (S) pada frekuensi 510.4603 Hz dari berbagai perlakuan tingkat kematangan

Lampiran 4 Nilai Kapasitansi ( F) pada frekuensi 510.4603 Hz dari berbagai perlakuan tingkat kematangan

Lampiran 5 Nilai total padatan terlarut (% brix) dari berbagai perlakuan pada berbagai tingkat kematangan

(37)

25

Lampiran 6 Nilai pH dari berbagai perlakuan pada berbagai tingkat kematangan

Hari Hydrocooling suhu 16oC

Hydrocooling

suhu ruangan

Tanpa perlakuan suhu ruangan 3 5.266667 5.277778 5.266667

5 5.3 5.3 5.2

7 5.344444 5.277778 5.266667

9 5.4 5.266667 5.266667

Lampiran 7 Kekerasan (N) jambu kristal dari berbagai perlakuan pada berbagai tingkat kematangan

Hari Hydrocooling suhu 16oC

Hydrocooling

suhu ruangan

Tanpa perlakuan suhu ruangan

3 11.13 10.80667 10.19

5 11.04333 9.72 10.01333

7 9.526667 10.41 8.466667

(38)

26

RIWAYAT HIDUP

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga analisa transient (time dependent). Efek gravitasi juga dapat dimasukkan untuk untuk analisa konveksi. Juga dapat untuk menganalisa rotating

Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pihak yang dirugikan terhadap akad cacat adalah dengan khiyar atau hak pilih , yang ditetapkan syariat Islam bagi orang-orang yang

JUMLAH DOSEN MENGIKUTI SEMINAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL KEADAAN DESEMBER 2017.

Pada Bab II diuraikan mengenai konsep landasan teori yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu pemodelan tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja

Salah satu kerugian yang diterima dari pasca panen kelapa sawit adalah kehilangan hasil Tandan Buah Segar (TBS) dari setiap rantai yang dilalui sampai ke pengolahan

Kecamatan Kemalang Dalam Angka 2020 / Kemalang Subdistrict in Figure 2020 78 Koperasi Unit desa Village Unit Cooperative (KUD) Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan.

Kemampuan awal kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelas V MIS Miftahul Huda diperoleh dari pretest yang diberikan kepada peserta didik sebelum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan menulis puisi siswa dari siklus I ke siklus II.. Hal