1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyempurnaan piranti lembaga keuangan syariah dari waktu ke waktu
selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti
dengan permintaan pasar dan pelayanan nasabah di mana model transaksinya
semakin komplek. Untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan nasabah di
lembaga keuangan syariah, tidak hanya pelayanan yang cepat dan akurat atau
“service exelent” akan tetapi lebih dari itu karena brancmark lembaga keuangan
syariah adalah jasa pelayanan keuangan yang memberikan dan menawarkan
produk-produk lembaga keuangan yang sesuai dengan syariah islam dan terhindar
dari riba1, gharar2, dan maisyir3. Hal ini dikarenakan dalam produk jasa lembaga
keuangan sangat rentan dengan ketiga hal tersebut, di mana ketiga hal tersebut
dilarang dalam syariah islam. Prinsip umum yang harus dipahami adalah bahwa
produk yang dikeluarkan harus halalan toyyiba. Prinsip ini tidak hanya meliputi
halal dari dzadnya (lidzatihi) akan tetapi juga halal cara transaksinya.
Dalam kaidah ilmu Fikih, aplikasi lembaga keuangan masuk dalam bidang
muamalah yang hukum awalnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang
melarang. Dalam aplikasi di lembaga keuangan syariah atau konvensional
disebutkan bahwa apapun model transaksi dalam ekonomi konvensional selama
1 Riba adalah kelebihan atas suatu hak, yang dihukumi haram oleh syariat Islam 2 Gharar adalah transaksi yang tidak jelas (manipulasi)
2 tidak melanggar dalil al Quran dan as Sunnah serta ijma dapat dikatakan bahwa
transaksi tersebut halal, dalam artian sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip ini
perlu dipahami karena hal ini terkait dengan perkembangan dan percepatan
akselerasi ssstem lembaga keuangan global yang dari waktu ke waktu mengalami
perkembangan piranti. Perkembanan piranti tersebut juga harus direspon oleh
lembaga keuangan syariah dengan tetap memegang prinsip dasar dalam transaksi.
Berkembangnya lembaga keuangan syariah saat ini merupakan suatu bukti
bahwa lembaga keuangan syariah sangat diminati oleh investor dan secara bisnis
memiliki peluang yang sangat besar, khususnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan
potensi jumlah penduduk muslim terbesar di dunia adalah Indonesia. Dari data
yang ada menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang beragama Islam lebih
dari 80%, akan tetapi sampai saat ini proporsi asset di perbankan syariah baru
mencapai 1.86% jika di banding dengan bank konvensional. Meskipun kalau
dilihat dari pertumbuhan asetnya masih di atas 30% per tahun. (Statistik
Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Juni 2008)
Sesuai dengan penelitian Hibah Bersaing pada tahap pertama, di mana
perlu adanya diversifikasi produk lembaga keuangan syariah yang ideal sesuai
dengan syariah. Artinya bahwa produk lembaga keuangan syariah tersebut dapat
diterima oleh umat islam ”kaum santri” yang selama ini masih belum bisa
menerima produk lembaga keuangan syariah yang sudah ada. Salah satu
diversifikasi produk itu adalah menciptakan sebuah model pembiayaan di lembaga
keuangan syariah dengan berbasis emas. Secara singkat model ini menjelaskan
3 dan mengembalikan pinjamannya dengan emas. Salah satu ide pembuatan model
ini adalah untuk ikut mendongkrak target kinerja perbankan syariah yang telah
ditargetkan dalam blue print Bank Indonesia pada tahun 2011, yaitu aset
perbankan syariah mencapai 11%. Apabila dilihat dari data stastistik Bank
Indonesia, kinerja perbankan syariah pada tahun 2008 menunjukan peningkatan
dari tahun 2007. Hal ini terlihat dari total aset yang meningkat dari 31,80 miliar
menjadi 43,43 miliar pada Juni 2008. Dana Pihak Ketiga yang berupa giro
meningkat dari 3,75 miliar menjadi 4,56 miliar, tabungan meningkat dari 9,45
miliar menjadi 11,07 miliar dan deposito meningkat dari 14,81 miliar menjadi
17,26 miliar. Secara keseluruhan DPK meningkat dari 28,01 miliar menjadi 32,90
miliar. (Statistika Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Juni 2008)
Pertumbuhan perbankan syariah dari tahun 2006 sampai Juni 2008 dapat
dilihat pada tabel berikut ini;
Tabel 1.1
Pertumbuhan dan Perkembangan Bank Syariah Tahun 2006 - 2008
2006 I 2006 II 2007 I 2007 II 2008 I
DPK 214,417 277,714 367,848 28,011,670 33,048,523
Pembiayaan berdasarkan
penggunaannya 261,206 307,235 465,297 27,950,000 34,100,000 Pembiayaan berdasarkan
sektor ekonomi 261,206 307,235 456,297 23,944,311 28,945,312 ASSET 22,700,820 26,722,030 29,208,812 36,537,637 43,478,881
NPL 4,23% 4,75% 6,20% 4,05% 4,17%
FDR 110,52% 97,19% 101,96% 103,6% 103,8%
Jumlah Kantor Bank 576 663 680 711 761
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Juni 2008
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa aset perbankan syariah selalu
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, mulai dari tahun 2006 hingga semester I
4 miliar pada semester I 2008. Hal ini berarti aset perbankan syariah mengalami
kenaikan 92% atau hampir dua kali lipat dari aset semula. Pembiayaan non lancar
dari kurang lancar sampai macet atau NPL (Non Performing Loan) yang semula
4,23% pada semester I 2006 menjadi 4,17% pada semester I 2008. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja perbankan syariah baik. Dana yang dikucurkan
kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau FDR (Financing to Deposit
Ratio) pada semester I 2006 mencapai 110,52% dan pada semester I 2008
mencapai 103,8%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja perbankan syariah
baik. Di samping itu, jumlah kantor bank dari tahun ke tahun juga mengalami
peningkatan. Pada semester I 2006 jumlah kantor bank mencapai 576 unit dan
meningkat menjadi 680 unit pada semester I 2007, dan kembali meningkat pada
semester I 2008 menjadi 761 unit. (Statistika Perbankan Syariah, Bank Indonesia,
Juni 2008)
Pertumbuhan perbankan syariah ini tidak hanya terjadi di Bank Umum
Syariah/ Unit usaha Syariah akan tetapi juga dari BPR Syariah yang meningkat
secara tajam dari tahun 2007 sampai dengan bulan Juni 2008. Pada tahun 2007
asset BPRS sebesar 1,20 miliar meningkat menjadi 1,50 miliar pada Juni 2008.
(Statistika Perbankan Syaiah, Bank Indonesia, Juni 2008)
Dalam rangka mendukung pengembangan dan percepatan bisnis keuangan
syariah ini diperlukan beberapa piranti dan langkah inovasi produk lembaga
keuangan syariah. Sistem yang selama ini dibangun dalam lembaga keuangan
syariah adalah mekanisme transaksi riil yang sesuai dengan akadnya. Oleh karena
5 analitis dengan beberapa simulasi transaksi yang mungkin muncul serta
membandingkan model transaksi dengan angsuran emas dan model transaksi
dengan rupiah. Perlu ditegaskan bahwa pembuatan model yang berbasis emas ini
harus tetap memegang prinsip-prinsip syariah dalam setiap transaksi serta tetap
menjaga prinsip marketable (dapat diterima pasar) dalam aplikasinya. Hal ini
berarti bahwa model ini tidak hanya menguntungkan bagi pihak investor (yang
dalam hal ini adalah lembaga keuangan syariah) akan tetapi juga memudahkan
dan menguntungkan bagi pihak konsumen (yang dalam hal ini adalah pihak
nasabah peminjam). Hal ini dikarenakan nilai emas selalu stabil. Adapun
perubahan harga emas dari tahun 2005 sampai pada Juni 2007 tergambar sebagai
berikut;
Tabel 1.2
Harga Emas dan Kondisi Makro Indonesia Tahun 2005 – 2008
Bulan Tahun
Tingkat
Inflasi BI Rate Kurs* Harga Emas** September 2008 12.14 % 9.25% 8286.73 905.00 Juni 2008 11.03 % 8.50% 7790.75 888.25 Maret 2008 8.17 % 8.00% 7616.11 988.5 Desember 2007 6.59 % 8.00% 7469.96 639.75 September 2007 6.95 % 8.25% 6958.17 670.4 Juni 2007 5.77 % 8.50% 6609.18 666.5 Maret 2007 6.52 % 9.00% 6609.18 654.75 Desember 2006 6.60 % 9.75% 6552.56 648.75 September 2006 14.55 % 11.25% 6443.54 625 Juni 2006 15.53 % 12.50% 6837.96 621.05 Maret 2006 15.74 % 12.75% 6703.06 564.25 Desember 2005 17.11 % 12.75% 7426.4 499.75 September 2005 9.06 % 10.00% 7475.04 439.6 Juni 2005 7.42 % 8.75% 7502.00 433.45 Maret 2005 8.81 % 8.50% 7509.84 415.35
sumber: www.usagold.co, Statistik Bank Indonesia, 2008 * kurs jual
6 Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa harga emas selalu
mengalami kenaikan, akan tetapi harga emas selalu stabil. Harga emas pada bulan
Maret 2005 adalah $415.35 dan selalu mengalami kenaikan hingga mencapai $
905.00 pada bulan September 2008. Selama kurang lebih 3,5 tahun harga emas
mengalami kenaikan hingga mencapai lebih dari dua kali lipatnya
(www.usagold.com). Kenaikan harga emas juga diikuti dengan kenaikan BI Rate
sebagai tolak ukur money demand. BI rate pada bulan Maret 2005 mencapai
8,50%, dan selalu naik turun. Puncak tertinggi BI rate antara tahun 2005 sampai
September 2008 adalah pada bulan Desember 2005 hingga bulan Maret 2008
yang mencapai 12,75%. Inflasi tertinggi juga terjadi pada kurun waktu tersebut,
yaitu pada titik 17,11% yang terjadi pada triwulan keempat tahun 2005. (Statistika
Perbankan Syariah, Bank Indonesia, Juni 2008)
Prinsip profitable yang seimbang ini harus tetap ada dalam setiap produk
lembaga keuangan syariah. Hal ini dikarenakan sebuah lembaga keuangan syariah
juga merupakan sebuah lembaga bisnis yang dalam setiap aktivitasnya juga
melibatkan debitur (nasabah penyimpan) yang mengharapkan bagi hasil dari
sejumlah dana yang di investasikan/ ditabung/ didepositokan dilembaga keuangan
dengan profit yang kompetitif dengan lembaga keuangan yang ada. Oleh karena
itu dalam penelitian ini akan dilakukan analisis dan pengkajian penerapan suatu
7 B. Hasil yang Diharapkan
Penyempurnaan dan melakukan inovasi dalam membuat sebuah model
piranti/produk lembaga keuangan dunia dalam perjalanannya selalu
mengalami perubahan dan perkembangan Hal ini seiring dengan
perkembangan sistem keuangan dunia dan juga diiringi dengan semakin
kompleknya permasalahan keuangan, dari awalnya sistem keuangan dengan
barter sampai dengan sistem maya yang diberlakukan saat ini dimana orang
sudah bisa bertransaksi diseluruh dunia hanya pada satu tempat.
Dalam konsep lembaga keuangan syariah tidak hanya inovasi dari sisi
transaksi atau model yang menawarkan servis yang lebih baik dan
keuantungan, akan tetapi transaksi atau model tersebut juga harus tetap
disesuaikan dengan prinsip dasar lembaga keuangan islam seperti yang telah
dijelaskan diatas yaitu terbebas dari tiga hal pokok riba, gharar, dan maysir.
a. Dalam penelitian tahap pertama telah diperkenalkan sistem/piranti
lembaga keuangan dengan menggunakan model free interest banking
secara murni dengan standar emas sebagai instrumennya yang selanjutnya
model ini disebut baitul tamwil emas. Hal ini merupakan salah satu Ijtihad dalam bermuamalah/transaksi di lembaga keuangan, karena sampai saat ini
masih ada beberapa kelompok kalangan muslim yang ragu dengan
produk-produk pembiayaan lembaga keuangan syariah. Sehingga dengan
menciptakan atau membuat suatu model format lembaga
keuangan/perbankan dengan model Baitul Tamwil Emas ini dapat diterima
8 yaitu sistem lembaga keuangan/perbankan dengan free interest. Model
yang akan dibuat ini harus tetap memperhatikan dan memperhitungkan
keuntungan agar investor tetap tertarik untuk menjalankan model free
interest banking ini dengan mendesign dan menaksir keuntungan yang
diperoleh. Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan melakukan pengamatan pergerakan harga emas dunia
maupun nasional selama tiga tahun terakhir dan menaksir fluktuasi harga
emas, serta membuat simulasi kemungkinan keuntungan atau kerugian
investor baitul tamwil emas.
Sedangkan dalam penelitian kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana menciptakan model layanan jasa lembaga keuangan/perbankan
dengan suku bunga nol (free interest) dengan tetap memberikan
keuntungan bagi investor untuk memasukinya.
2. Bagaimana menganalisis potensi dan preferensi masyarakat tentang model
free interest baning BMT Emas.
3. Bagaimana memperluas jaringan pemasaran produk atau market share
operasional bank syariah.
4. Bagaimana meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
aktivitas bisnis perbankan.
5. Bagaimana menggerakkan sektor riil khususnya sektor perdagangan
9 Hasil yang diharapkan dari analisis penerapan model Baitul Tamwil Emas
dengan sistem Free Interest Banking adalah masyarakat mengetahui dan
memahami model adanya alternatif model layanan jasa keuangan perbankan
yang sesuai dengan prinsip syariah dengan zero interest banking dengan tetap
memberikan keuntungan bagi Investor. Di samping itu sebagai sebuah
lembaga keuangan dapat berfungsi sebagai lembaga intermediery sehingga
Baitul Tamwil Emas ini dapat memerankan fungsinya dalam menggerakkan
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A Kariem. 2005. Islamic Banking Fiqh and Financial Analysis. edisi 3. Rajawali Pers, Jakarta
Adiwarman A Kariem.2002. Ekonomi Mikro Islami. The Internasional Institute of Islamic Though Indonesia. Jakarta
Adiwarman A Kariem.2002. Ekonomi Makro Islami. The Internasional Institute of Islamic Though Indonesia. Jakarta
Adiwarman A Kariem. 2003. Modul WorkShop on Islamic Banking, Kariem Busines Consulting. Jakarta
Ahmad Kaleem, 2000. Modeling Monetery Stability Under Dual Banking System : The Case of Malaysia. International Journal of Islamic Services Vol 2 No 1, Malaysia Angelo M. Venardos. 2005. Islamic Banking and Finance in South East Asia Its
Development And Future. World Scientific, Singapore
Antonio Muhammad Syafi’i, 2001. Bank Syari’ah dari Teori Sampai Aplikasi, Gema Insani Pers. Jakarta
Damodar Gujarati. 2003. Basic Econometric, Mc Graw Hiil, Singapore
Dauglas D. Purvis, Paul N. Courant, Peter O. Steiner. Richard G Lipsey1992. Pengantar Makro Ekonomi. Bina Rupa Aksara. Jakarta
Denda Wijaya Lukman.2001. Managemen Perbankan Ghalia Indonesia,J akarta Frederic S Mishkin Dan Stanley G Eakinds, 2003.Financial Market an
Institution, Addison Wesley,.London
Husain Umar. 2000. Research Methods in Finance and Banking. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Judisseno K Rimsky. 2002. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Gregery N Mankiw, 1994, Macroeconomics, Worth Publisher, New York
ARTIKEL ILMIAH
HIBAH BERSAING TAHAP II
ANALISIS PENERAPAN MODEL FREE INTEREST BANKING:
BAITUL TAMWIL
EMAS
Prof. Dr. Bambang Setiaji
Muh. Rudi Nugroho, SE
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
Lembaga Keuangan Syariah baik yang memberikan jasa simpan pinjam atau pun salah satu dari keduanya semakin menjamur. Dalam Penelitian Hibah Bersaing Tahap Pertama ini telah dimunculkan dan disimulasikan sebuah model alternatif produk pembiayaan lembaga keuangan syariah yang lain dengan model berbeda yang disebut sebagai Baitul Tamwil Emas dengan sistem Free Interest Banking. Dalam analisis tersebut disimulasikan bahwa suatu bank dimungkinkan menggunakan sistem free interest banking yang sebenarnya jika suatu bank menggunakan instrumen produknya dengan logam emas. Secara sederhana model ini dapat dijelaskan bahwa produk pembiayaan emas dengan pengembalian angsuran emas. Model ini merupakan salah satu model pembiayaan maupun penghimpunan dana baru bagi masyarakat yang cocok diterapkan dengan jangka pendek (3 tahun) karena untuk bisa berkompetisi dengan lembaga keuangan syariah biasa. Jangka pendek ini dikatakan cocok untuk penerapan Baitul Tanwil Emas karena stabilitas harga emas yang begitu cepat naik.
Dalam penelitian tahap kedua ini telah dilakukan analisis penerapan model free
interest banking pada sebuah lembaga jasa keuangan mikro syariah yang disebut
Baitul Tamwil Emas. Analisis penerapan model ini dilakukan dengan sistem survey kepada masyarakat khususnya kalangan pesantren dan orang-orang yang berpotensi untuk disurvey. Hasil yang telah diperoleh dari survey tersebut di antaranya bahwa mayoritas masyarakat menyetujui berdirinya Baitul Tamwil Emas karena mereka beranggapan sudah sesuai dengan syariah dan ittiba’ Rasul, akan tetapi banyak pula yang merasa berat dan rumit dengan model yang diterapkan oleh Baitul Tamwil Emas. Oleh karena itu, di dalam penerapan model Baitul Tamwil Emas ini perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat secara maksimal mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap model lembaga keuangan syariah yang dianggap masih asing ini, yaitu Baitul Tamwil Emas.
Key Word: Baitul Tamwil Emas, Free Interest Banking, Jangka Pendek, rumit, dan sosialisasi masyarakat
.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala Puji Bagi Alloh SWT, Tuhan Sekalian
Alam. Atas berkat ijin dan ridho-NYA penelitian dengan Judul : Analisis Penerapan
Model Free Interest Banking Baitul Tamwil Emas ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung terselesaikannnya penelitian ini baik moril maupun materiil.
Penulis berharap semoga sekelumit penelitian ini dapat bermanfaat baik dalam bidang
Akademisi/keilmuan maupun bidang Praktisi/Aplikatif.
Akhirnya, karena keterbatasan yang ada, sudah barang tentu penelitian ini masih
jauh dari pada kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap masukan dan saran yang
membangun guna memperbaiki penelitian ini selanjutnya. Jazakumullah Khoiron Katsiro
Surakarta 10 Oktober 2008
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ---1
A. Latar Belakang Masalah ---1
B. Hasil yang Diharapkan---7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ---10
A. Baitul Tamwil Emas Sebuah Model Free Interest Banking---10
B. Uang dalam Islam ---11
a. Sejarah Uang di dalam Islam---11
b. Fungsi Uang dalam Islam ---13
c. Nisbah Bagi Hasil dan Bunga--- 14
i. Nisbah Hagi Hasil ---15
ii. Suku Bunga/ Interest ---16
d. Standard Emas Dinar---18
i. Perubahan Kurs ---19
ii. Situasi Politik Dunia ---19
1. Pemawaran dan Permintaan (supply and demand) ---20
2. Situasi Ekonomi ---20
3. Suku Bunga---21
4. Produk Pembiayaan Syariah ---23
5. Penelitian tentang Preferensi Masyarakat tentang Produk Lembaga Keuangan Syariah ---25
6. Road Map/ Kerangka Pemikiran---27
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ---28
A. Tujuan Khusus Penelitian ---28
a. Tujuan Tahun Pertama ---28
b. Tujuan Tahun ke dua---29
B. Pentingnya Penelitian ---31
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ---34
A. Kerangka Pemikiran---34
B. Jenis dan Sumber Data---34
C. Objek Penelitian ---35
D. Penentuan Sample ---35
E. Metodologi Penelitian dan Daerah Penelitian ---35
F. Metode Analisis---36
a. Analisis Deskriptif Analitik ---36
b. Analisis Regresi Logistik ---36
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN---39
A. Identifikasi dan Karakteristik Responden ---39
1. Pendidikan Formal---39
2. Mata Pencaharian ---40
3. Kepemilikan Tabungan dan Tempat Menabung ---41
4. Kepemilikan Tabungan dan Kredit ---41
5. Alasan Responden Memilih Tempat Menabung---42
7. Responden yang Memiliki Tabungan dengan Pemahaman Hukum Bunga
Bank ---44
8. Tempat Responden Menabung dan Pemahaman terhadap Hukum Bunga Bank ---45
9. Kepemilikan Kredit Responden dengan Pemahaman Hukum Bunga Bank ---46
10.Kepemilikan Tabungan dan Setuju Tidaknya dengan BMT Emas - ---47
11.Kepemilikan Kredit Responden dan Setuju Tidaknya dengan BMT Emas ---48
12.Pemahaman Responden terhadap Hukum Bunga Bank dan Setuju tidaknya dengan BMT Emas ---49
13.Kesesuaian Bank Syariah dengan Sistem Syariah dan Setuju Tidaknya dengan BMT Emas ---50
14.Setuju tidaknya dengan BMT Emas dan Setuju Tidaknya Membayar Tenaga Kerja ---51
15.Setuju Tidaknya dengan BMT Emas dan Setuju Tidaknya Membagi Keuntungan ---52
16.Setuju Tidaknya dengan BMT Emas dan Pemahaman Responden dengan BMT Emas---53
17.Pemahaman Responden terhadap Prosedur Operasional Bank Syariah beserta Sumber Informasinya.---54
18.Setuju Tidaknya Responden terhadap BMT Emas dan Keyakinanya Responden terhadap BMT Emas---55
B. Perhitungan Simulasi Fluktuasi Peminjaman dengan Emas dan Rupiah sesuai dengan Harga Pasar ---55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ---62
A. Kesimpulan ---62
B. Saran---64 DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Bank Syariah Tahun 2006-2008 ...3
Tabel 1.2 Harga Emas dan Kondisi Makro Indonesia Tahun 2005-2008...5
Tabel 5.1 Tingkat Pendidikan Responden
...4
0
Tabel 5.2 Mata Pencaharian Konsumen Penggunaan Jasa Perbankan di Kecamatan
Surakarta
...4
0
Tabel 5.3 Kepemilikan Tabungan dengan Tempat Menabung
...4
1
Tabel 5.4 Crosstabulation Memiliki Tabungan : Memiliki Kredit
...4
2
Tabel 5.5 Alasan Memilih Bank untuk Menabung
...4
3
Tabel 5.6 Besaran Tabungan Responden
...4
3
Tabel 5.7 Crosstabulation Memiliki Tabungan : Hukum Bunga
...4
4
Tabel 5.8 Crosstabulation Jenis Bank : Hukum Bunga
...4
Tabel 5.9 Crosstabulation Memiliki Kredit : Hukum Bunga
...4
6
Tabel 5.10 Crosstabulation Memiliki Tabungan : Setuju BMT Emas
...4
7
Tabel 5.11 Crosstabulation Memiliki Kredit : Setuju BMT Emas
...4
8
Tabel 5.12 Crosstabulation Hukum Bunga : Setuju BMT Emas
...4
9
Tabel 5.13 Crosstabulation Bank Syariah Sesuai Syariah : Setuju dengan BMT Emas
...5
0
Tabel 5.14 Crosstabulation Setuju dengan Konsep BMT Emas : Setuju dengan Dipotong
untuk Tenaga Kerja
...5
1
Tabel 5.15 Crosstabulation Setuju BMT Emas : Setuju Bagi Keuangan
...5
2
Tabel 5.16 Crosstabulation Setuju BMT Emas : BMT Emas Sesuai Syariah
...5
3
Tabel 5.17 Crosstabulation Paham Prosedur : Sumber Info
...5
4
Tabel 5.18 Crosstabulation Setuju BMT Emas : Yakin Bisa Diterapkan
...5
ARTIKEL ILMIAH
HIBAH BERSAING TAHAP II
ANALISIS PENERAPAN MODEL FREE INTEREST BANKING:
BAITUL TAMWIL
EMAS
Prof. Dr. Bambang Setiaji
Muh. Rudi Nugroho, SE
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
Lembaga Keuangan Syariah baik yang memberikan jasa simpan pinjam atau pun salah satu dari keduanya semakin menjamur. Dalam Penelitian Hibah Bersaing Tahap Pertama ini telah dimunculkan dan disimulasikan sebuah model alternatif produk pembiayaan lembaga keuangan syariah yang lain dengan model berbeda yang disebut sebagai Baitul Tamwil Emas dengan sistem Free Interest Banking. Dalam analisis tersebut disimulasikan bahwa suatu bank dimungkinkan menggunakan sistem free interest banking yang sebenarnya jika suatu bank menggunakan instrumen produknya dengan logam emas. Secara sederhana model ini dapat dijelaskan bahwa produk pembiayaan emas dengan pengembalian angsuran emas. Model ini merupakan salah satu model pembiayaan maupun penghimpunan dana baru bagi masyarakat yang cocok diterapkan dengan jangka pendek (3 tahun) karena untuk bisa berkompetisi dengan lembaga keuangan syariah biasa. Jangka pendek ini dikatakan cocok untuk penerapan Baitul Tanwil Emas karena stabilitas harga emas yang begitu cepat naik.
Dalam penelitian tahap kedua ini telah dilakukan analisis penerapan model free
interest banking pada sebuah lembaga jasa keuangan mikro syariah yang disebut
Baitul Tamwil Emas. Analisis penerapan model ini dilakukan dengan sistem survey kepada masyarakat khususnya kalangan pesantren dan orang-orang yang berpotensi untuk disurvey. Hasil yang telah diperoleh dari survey tersebut di antaranya bahwa mayoritas masyarakat menyetujui berdirinya Baitul Tamwil Emas karena mereka beranggapan sudah sesuai dengan syariah dan ittiba’ Rasul, akan tetapi banyak pula yang merasa berat dan rumit dengan model yang diterapkan oleh Baitul Tamwil Emas. Oleh karena itu, di dalam penerapan model Baitul Tamwil Emas ini perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat secara maksimal mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap model lembaga keuangan syariah yang dianggap masih asing ini, yaitu Baitul Tamwil Emas.
Key Word: Baitul Tamwil Emas, Free Interest Banking, Jangka Pendek, rumit, dan sosialisasi masyarakat
.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala Puji Bagi Alloh SWT, Tuhan Sekalian
Alam. Atas berkat ijin dan ridho-NYA penelitian dengan Judul : Analisis Penerapan
Model Free Interest Banking Baitul Tamwil Emas ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung terselesaikannnya penelitian ini baik moril maupun materiil.
Penulis berharap semoga sekelumit penelitian ini dapat bermanfaat baik dalam bidang
Akademisi/keilmuan maupun bidang Praktisi/Aplikatif.
Akhirnya, karena keterbatasan yang ada, sudah barang tentu penelitian ini masih
jauh dari pada kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap masukan dan saran yang
membangun guna memperbaiki penelitian ini selanjutnya. Jazakumullah Khoiron Katsiro
Surakarta 10 Oktober 2008
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ---1
A. Latar Belakang Masalah ---1
B. Hasil yang Diharapkan---7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ---10
A. Baitul Tamwil Emas Sebuah Model Free Interest Banking---10
B. Uang dalam Islam ---11
a. Sejarah Uang di dalam Islam---11
b. Fungsi Uang dalam Islam ---13
c. Nisbah Bagi Hasil dan Bunga--- 14
i. Nisbah Hagi Hasil ---15
ii. Suku Bunga/ Interest ---16
d. Standard Emas Dinar---18
i. Perubahan Kurs ---19
ii. Situasi Politik Dunia ---19
1. Pemawaran dan Permintaan (supply and demand) ---20
2. Situasi Ekonomi ---20
3. Suku Bunga---21
4. Produk Pembiayaan Syariah ---23
5. Penelitian tentang Preferensi Masyarakat tentang Produk Lembaga Keuangan Syariah ---25
6. Road Map/ Kerangka Pemikiran---27
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ---28
A. Tujuan Khusus Penelitian ---28
a. Tujuan Tahun Pertama ---28
b. Tujuan Tahun ke dua---29
B. Pentingnya Penelitian ---31
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ---34
A. Kerangka Pemikiran---34
B. Jenis dan Sumber Data---34
C. Objek Penelitian ---35
D. Penentuan Sample ---35
E. Metodologi Penelitian dan Daerah Penelitian ---35
F. Metode Analisis---36
a. Analisis Deskriptif Analitik ---36
b. Analisis Regresi Logistik ---36
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN---39
A. Identifikasi dan Karakteristik Responden ---39
1. Pendidikan Formal---39
2. Mata Pencaharian ---40
3. Kepemilikan Tabungan dan Tempat Menabung ---41
4. Kepemilikan Tabungan dan Kredit ---41
5. Alasan Responden Memilih Tempat Menabung---42
7. Responden yang Memiliki Tabungan dengan Pemahaman Hukum Bunga
Bank ---44
8. Tempat Responden Menabung dan Pemahaman terhadap Hukum Bunga Bank ---45
9. Kepemilikan Kredit Responden dengan Pemahaman Hukum Bunga Bank ---46
10.Kepemilikan Tabungan dan Setuju Tidaknya dengan BMT Emas - ---47
11.Kepemilikan Kredit Responden dan Setuju Tidaknya dengan BMT Emas ---48
12.Pemahaman Responden terhadap Hukum Bunga Bank dan Setuju tidaknya dengan BMT Emas ---49
13.Kesesuaian Bank Syariah dengan Sistem Syariah dan Setuju Tidaknya dengan BMT Emas ---50
14.Setuju tidaknya dengan BMT Emas dan Setuju Tidaknya Membayar Tenaga Kerja ---51
15.Setuju Tidaknya dengan BMT Emas dan Setuju Tidaknya Membagi Keuntungan ---52
16.Setuju Tidaknya dengan BMT Emas dan Pemahaman Responden dengan BMT Emas---53
17.Pemahaman Responden terhadap Prosedur Operasional Bank Syariah beserta Sumber Informasinya.---54
18.Setuju Tidaknya Responden terhadap BMT Emas dan Keyakinanya Responden terhadap BMT Emas---55
B. Perhitungan Simulasi Fluktuasi Peminjaman dengan Emas dan Rupiah sesuai dengan Harga Pasar ---55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ---62
A. Kesimpulan ---62
B. Saran---64 DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Bank Syariah Tahun 2006-2008 ...3
Tabel 1.2 Harga Emas dan Kondisi Makro Indonesia Tahun 2005-2008...5
Tabel 5.1 Tingkat Pendidikan Responden
...4
0
Tabel 5.2 Mata Pencaharian Konsumen Penggunaan Jasa Perbankan di Kecamatan
Surakarta
...4
0
Tabel 5.3 Kepemilikan Tabungan dengan Tempat Menabung
...4
1
Tabel 5.4 Crosstabulation Memiliki Tabungan : Memiliki Kredit
...4
2
Tabel 5.5 Alasan Memilih Bank untuk Menabung
...4
3
Tabel 5.6 Besaran Tabungan Responden
...4
3
Tabel 5.7 Crosstabulation Memiliki Tabungan : Hukum Bunga
...4
4
Tabel 5.8 Crosstabulation Jenis Bank : Hukum Bunga
...4
Tabel 5.9 Crosstabulation Memiliki Kredit : Hukum Bunga
...4
6
Tabel 5.10 Crosstabulation Memiliki Tabungan : Setuju BMT Emas
...4
7
Tabel 5.11 Crosstabulation Memiliki Kredit : Setuju BMT Emas
...4
8
Tabel 5.12 Crosstabulation Hukum Bunga : Setuju BMT Emas
...4
9
Tabel 5.13 Crosstabulation Bank Syariah Sesuai Syariah : Setuju dengan BMT Emas
...5
0
Tabel 5.14 Crosstabulation Setuju dengan Konsep BMT Emas : Setuju dengan Dipotong
untuk Tenaga Kerja
...5
1
Tabel 5.15 Crosstabulation Setuju BMT Emas : Setuju Bagi Keuangan
...5
2
Tabel 5.16 Crosstabulation Setuju BMT Emas : BMT Emas Sesuai Syariah
...5
3
Tabel 5.17 Crosstabulation Paham Prosedur : Sumber Info
...5
4
Tabel 5.18 Crosstabulation Setuju BMT Emas : Yakin Bisa Diterapkan
...5