• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PTPN III Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan (Studi Pada PTPN III Sei Batanghari Medan)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)
[image:1.595.114.495.187.415.2]

DOKUMENTASI

Gambar 1

Gambar 2

[image:1.595.114.503.472.710.2]
(2)
[image:2.595.113.490.148.372.2]

Gambar 3

Gambar 4

[image:2.595.112.499.425.655.2]
(3)
[image:3.595.113.502.466.704.2]

Gaabar 5

Gambar 6

(4)
(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggusti, Martono, 2010. Tanggung jawab Sosial Perusahaan, Bandung: Books Terrace &Library

Bungin, Burhan. 2005. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana.

Gunawan Widjaja, Yeremia Ardi Pratama, Seri Pemahaman Perseroan Terbatas

Risiko hukum & Bisnis Perusahaan Tanpa CSR,(Jakarta : Forum Sahabat, 2008), Handoko, T.H. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-UGM

Irwandy Arif, “Perencanaan Tambang Total Sebagai Upaya Penyelesaian

Persoalan Lingkungan Dunia Pertambangan Indonesia”, disampaikan pada

Seminar : Pertambangan, Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat, di Universitas Samratulangi – Manado, pada 06 Agustus 2007, hal.

Malayu S.P Hasibuan (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia: dasar kunci

keberhasilah, Haji Masagung, Jakarta

Manullang. 1988. Dasar-dasar Manajemen. Medan: Ghalia Indonesia. Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press.

Surakarta.

Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.

Moleong, Lexy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

(6)

Wacana

Siagian, Matias, 2010.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Perspektif

Pekerjaan Sosial. Medan: Fisip USU Per s

Siagian, Sondang, P. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT Bumi Aksara Siswanto. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara

Solihin, Ismail, 2008. Corporate Social Responbility. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi,Bandung: PT Alphabet Susanto, A.B, 2007. Reputation-Driven Corporate Social Responbility

Pendekatan strategic Management dalm CSR, jakarta: Erlangga

Terry, George. R. 2006. Prinsip-prinsip Manajemen. Penerjemah Smith. Jakarta: PT Bumi Aksara

Terry, George. R & Rue, Leslie. W. 2005. Dasar-dasar Manajemen. Penerjemah Ticoalu. Jakarta: PT Bumi Aksara

Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wibisono, Yusuf , 2005. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publising Williams, Erwin. 1971. Evaluation of Organic Management Function.

Atlanta Economic Review

(7)

SUMBER PERUNDANG-UNDANG

Undang-Undang No 40 Thn 2007 Tgl 16 Agustus 2007 Tentang Coorpotare

Social Responsibility

Peraturan Menteri Bumn No.Per-09/Mbu/07/2015 Tanggal 03 Juli 2015 Tentang

Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik

Negara

PP No 47 Thn 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan

Terbatas,

SUMBER LAINNYA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33597/3/Chapter%20II.pdf

diakses senin tgl 4 april 2016 jam 11:09

http://www.ptpn3.co.id/pdf_files/ar_2012.pdf diakses 2 april 2016

(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian ini adalah karena peneliti ingin mengetahui bagaimana sebenarnya koordinasi yang dilaksanakan di lapangan sehingga untuk mengetahuinya sangat penting dilakukan wawancara mendalam kepada subjek penelitian sehingga didapatkan data-data yang kemudian dapat dideskripsikan dengan interpretasi peneliti. Selain itu penelitian kualitatif juga akan membantu peneliti untuk melihat bagaimana nilai-nilai dan karakteristik yang dianut dalam suatu organisasi.

(9)

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PTPN III Sei Batanghari No 2 Medan

III.3. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja atau purpossive sampling. Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian (Usman, 2009). Adapun informan yang menjadi objek penelitian ini dibedakan atas tiga jenis yaitu informan kunci, informan utama dan informan tambahan. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah :

(10)

(2) informan utama, yaitu mereka terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Mereka adalah pelaksana CSR (Corporate Social Responsibility) PTPN III Sei Batanghari Medan, Bapak Ade Dermawan dan Sebagai penerima CSR adalah masyarakat, Ibu Marina Shopia dan Bapak Ian.

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :

a. Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan pertanyaan langsung kepada sejumlah pihak terkait yang didasarkan pada percakapan intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara ditujukan untuk informan penelitian yang telah ditetapkan.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

(11)

data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku- buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan- catatan tertulis yang ada dilokasi penelitian serta sumber- sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

III.5 Teknik Analisis Data

(12)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1 Gambaran Umum PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III)

IV.1.1 Sejarah berdirinya PTPN III

(13)

meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya. Hingga saat ini, Perusahaan memiliki 11 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah sebesar 555 ton tand an buah segar per jam dan delapan pabrik karet dengan kapasitas olah sebesar 200 ton karet kering per hari. Produk utama PTPN III antara lain adalah Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil – CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel) dan karet, serta produk turunan kedua komoditas tersebut seperti Cultivated Palm, Centifuge Latex, Crumb Rubber dan Ribbed Smoke Sheet.

IV.1.2 VISI dan MISI

PT Perkebunan Nusantara III telah menetapkan Visi dan Misi sebagai dasar untuk mencapai tujuan perusahaan sebagai berikut :

1. Visi

Menjadi perusahaan agri bisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata-kelola bisnis terbaik.

2. Misi

1.Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan,

2.Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan,

3.Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal,

4.Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan „imbal-hasil‟ terbaik

(14)

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis, 6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas,

7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

3. Tata Nilai Perusahaan

Tata nilai perusahaan meliputi :

1. Proaktif Selalu bersikap proaktif, penuh inisiatif dan sadar akan resiko yang mungkin terjadi.

2. Kesempurnaan Selalu memperhatikan keunggulan berbisnis dan bekerja keras dalam mencapai hasil maksimal sesuai kompetensi perusahaan. 3. Kerja Sama Tim Selalu mengutamakan kerja sama tim, agar mampu

menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.

4. Inovasi Selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metode maupun produk baru.

5. Bertanggung Jawab Selalu bertanggung jawab untuk setiap keputusan yang diambil maupun tindakan yang dilakukan.

IV.1.3 Profil Perusahaan

(15)

kapasitas olah sebesar 200 ton karet kering per hari. Produk utamanya antara lain Minyak Kelapa Sawit (CPO), Inti Kelapa Sawit (Kernel) dan karet. Kegiatan Perusahaan antara lain mencakup budi daya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet.

1. Kebun

Distrik Labuhan Baty 1 yaitu :

a. Kebun Bukit Tujuh (3.847,06) Labuhan Batu Selatan berjenis Kelapa sawit,

b. Kebun Meranti (7.105,90) Labuhan Batu Selatan berjenis Kelapa sawit, c. Kebun Sei Daun (7.141,67) Labuhan Batu Selatan Kelapa sawit,

d. Kebun Torgamba (6.098,37) Labuhan Batu Selatan berjenis kelapa sawit, Jumlah total luas area tanaman 24.193,00.

Distrik Labuhan Batu II yaitu :

a. Kebun Sei Baruhur (5.823,10) Labuhan Batu Selatan ; Kelapa sawit, b. Kebun Sei Kebara (5.821,19) Labuhan Batu Selatan ; Kelapa sawit, c. Kebun Aek Torop (5.561,15) Labuhan Batu Selatan ; Kelapa sawit d. Kebun Aek Raso (3.065,70) Labuhan Batu Selatan ; Kelapa sawit

Jumlah total luas area tanaman 20.271,14

Distrik Labuhan Batu III yaitu :

(16)

b. Kebun Aek Nabara Utara (3.575,20) Labuhan Batu Induk ; Kelapa sawit dan karet

c. Kebun Aek Nabara Selatan (7.201,88) Labuhan Batu Induk ; Kelapa sawit d. Kebun Rantau Prapat (3.563,39) Labuhan Batu Induk ; Kelapa sawit dan

karet

e. Kebun Membang Muda (2.704.15) Labuhan Batu Utara ; Kelapa sawit dan karet

f. Kebun Labuhan Haji (3,104.16) Labuhan Batu Utara ; Kelapa sawit dan karet

g. Kebun Merbau Selatan (3.237,95) Labuhan Batu Utara ; Kelapa sawit dan karet

Jumlah total luas area tanaman 28.985,56

Distrik Asahan yaitu :

a. Kebun Sei Dadap (4.549,43) Asahan Kelapa sawit dan karet b. Kebun Pulau Mandi (3.619,43) Asahan Kelapa sawit dan karet c. Kebun Ambalatu (3.018,69) Asahan Kelapa sawit dan karet d. Kebun Bandar Selamat (3.570,34) Asahan Kelapa sawit Kebun e. Huta Padang Huta (4.315,52) Asahan Kelapa sawit

f. Kebun Sei Silau (5.515,28) Asahan Kelapa sawit dan karet Jumlah total luas area tanaman 24.588,69

Distrik Simalungun yaitu :

(17)

b. Kebun Bangun (2.864,75) Simalungun Kelapa sawit dan karet c. Kebun Bandar Betsy (4.754,50) Simalungun Kelapa sawit

Jumlah total luas area tanaman 12.063,56

Distrik Deli Serdang I :

a. Keb un Gunung Para (3.506,47) Serdang Bedagai ; Kelapa sawit dan karet b. Kebun Gunung Pamela (3.888,16) Serdang Bedagai ; Kelapa sawit dan

karet

c. Kebun Gunung Monako (1.975,62) Serdang Bedagai Kelapa sawit d. Kebun Silau Dunia (4.107,48) Serdang Bedagai Kelapa sawit dan karet

Jumlah total luas area tanaman 13.477,73

Distrik Deli Serdang II

a. Kebun Sarang Giting (2.744,65) Serdang Bedagai Kelapa sawit dan karet b. Kebun Rambutan (6.405,06) Serdang Bedagai Kelapa sawit dan karet c. Kebun Tanah Raja (3.234.29) Serdang Bedagai Kelapa sawit dan karet d. Kebun Sei Putih (2.632,66) Deli Serdang Kelapa sawit dan karet

Jumlah total luas area tanaman (15.016,66) kelapa sawit dan karet

Distrik Tapanuli Selatan

a. Kebun Hapesong (2.998,87) Tapanuli Selatan Kelapa sawit dan karet b. Kebun Batang Toru Batang (3.238,27) Tapanuli Selatan Kelapa sawit dan

karet

(18)

Distrik Aceh Timur

a. Kebun Karang Inong/ KSO (4.196,40) Aceh Timur Kelapa sawit dan karet b. Kebun Julok Rayeuk Selatan /KSO (3.875,40) Aceh Timur Kelapa sawit

dan karet

Jumlah total luas area tanaman 8.071,80

2. Pabrik Kelapa Sawit Palm

Distrik Labuhan Batu I yaitu :

a. PKS Torgamba 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

b. PKS Meranti 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit Palm

c. PKS Sei Daun 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

Distrik Labuhan Batu II yaitu :

a. PKS Sei Baruhur 30 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

b. PKS Aek Raso 30 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

(19)

Distrik Labuhan Batu III

a. PKS Sisumut 30 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Selatan Pabrik Minyak Sawit

b. PKS Aek Nabara Selatan 60 Ton TBS / Jam Labuhan Batu Induk Pabrik Minyak Sawit

Distrik Asahan

a. PKS Sei Silau 60 Ton TBS / Jam Asahan Pabrik Minyak Sawit

Distrik Simalungun

a. PKS Sei Mangkei 75 Ton TBS / Jam Simalungun Pabrik Minyak Sawit

Distrik Deli Serdang

a. PKS Rambutan 30 Ton TBS / Jam Serdang Bedagai Pabrik Minyak Sawit

3. Pabrik Pengolahan Karet

Distrik Labuhan Batu III

a. PPK Rantau Prapat 12 Ton KK / Hari Labuhan Batu Induk Sheet

b. PPK Membang Muda 60 Ton KK / Hari Labuhan Batu Utara Lateks Pekat dan Crumb Rubber

Distrik Asahan

(20)

Distrik Simalungun

a. PPK Bandar Betsy 16 Ton KK / Hari Simalungun Sheet

Distrik Deli Serdang I

a. PPK Gunung Para 46,8 Ton KK / Hari Serdang Bedagai Crumb Rubber dan Sheet

Distrik Deli Serdang II

a. PPK Sarang Giting 11 Ton KK / Hari Serdang Bedagai Sheet b. PPK Rambutan 30 Ton KK / Hari Serdang Bedagai Lateks Pekat

Distrik Tapanuli Selatan

(21)

IV.I.4 Struktur Grup Perusahaan

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016 Asosiasi Association Afiliasi Affiliate Anak Perusahaan Subsidiaries Pemerintah Indonesia Indonesian Goverment PTPN III PT IndustriKaret Nusantara 99,9 %

PT Sarana Agro Nusantara 45%

PT Riset Perkebunan Nusantara 12,95%

PT ESW Nusantara Tiga 74,11% PT TigaMutiara Nusantara 30% PT KharismaPemasaran Bersama Nusantara

JIC Wood Company Limited 60% PT Perkebunan MitraOgan 26,42% Hamburg Indonesische Import (Indoham) 5,60%

PT Bio Industri Nusantara 25%

(22)

IV.I.5 Struktur Organisasi

(23)

BAB V

ANALISIS DATA

V.1 Kebijakan CSR dan Perkembangnnya

Sebelum dikeluarkannnya undang-undang No 40 thn 2007 tgl 16 agustus 2007 tentang Coorpotare Social Responsibility dan Peraturan Menteri BUMN No.per-09/mbu/07/2015 tanggal 03 juli 2015 tentang program kemitraan dan program bina lingkungan badan usaha milik negara. PTPN III sudah melakukan kegiatan seperti CSR kepada masyarakat tetapi namanya berbeda dan sudah ada alokasi dana setiap tahunnya untuk kegiatan itu dalam membantu masyarakat yang tinggal disekitaran perkebunan. Sejak dikeluarkan peraturan pemerintah itu yang diperkuat dengan PP No 47 thn 2012 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas, bermanfaat meringankan beban pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat, undang-undang tersebut menjadi latar belakang perusahaan melakukan tanggung jawab sosial. (Wawancara kepada Bapak Ade. Tanggal 2 Juni 2016)

(24)

tanggungjawab sosial yaitu dana perusahaan yang tertampung dalam RKAP. Program Kemitraan yaitu program untuk peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari perusahaan. Dimana ruang lingkupnya adalah sektor perdagangan, sektor industri, sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor peternakan, sektor perikanan dan sektor jasa. Program Bina Lingkungan yaitu program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat melalui pemanfaatan dana dari perusahaan. Program ini meliputi bantuan bencana alam, pendidikan dan/atau pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan prasarana dan,atau sarana umum, bantuan sarana ibadah, pelestarian alam serta bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Sementara itu tanggungjawab sosial adalah program kepedulian perusahaan terhadap kondisi sosial masyarakat di wilayah usaha PTPN III melalui pemanfaatan dana perusahaan yang tertampung dalam RKAP. Program ini meliputi bantuan olahraga, peringatan hari besar/perayaan nasional ataupun keagamaan, sarana dan prasarana ketahanan pangan dan hortikulturan, pelestarian alam, serta bantuan untuk kegiatan lain-lain dari stakeholder sesuai persetujuan direksi. Bantuan ini berupa fisik dan uang tunai. (Wawancara kepada Bapak Herlambang. tanggal 3 Juni 2016)

V.2 Mekanisme dan Proses Implementasi Coorporate Social Responsibility

(25)

Alur Proses Pengajuan Proposal PKBL

Sumber : PTPN III Medan 2016

Program kemitraan ditujukan bagi masyarakat ataupun pengusaha-pengusaha kecil yang membutuhkan peminjaman modal dalam mengembangkan usahanya. Untuk alur proses pengajuan kepada program kemitraan dimulai dari pemberian proposal masyarakat/stakeholder UKM/CMB kepada kebun/unit terdekat yang berada disekitaran rumah masyarakat terkhusus didaerah-daerah pabrik, lalu bagian unit akan menyerahkan proposal ke kantor distrik manager dan pada akhirnya kantor direksi PTPN III, setelah itu akan diproses dalam beberapa waktu untuk memutuskan apakah penerima sesuai dengan syarat. Apabila disetujui maka dilakukannya penyerahan bantuan pinjaman kepada pihak yang menerima.

Kantor Direksi PTPN III

Kebun/Unit Terdekat

Kantor Distrik Manager Proposal

(26)

Apabila masyarakat bertempat tinggal disekitaran kantor direksi PTPN III maka masyarakat boleh menghantarkan langsung ke kantor dan akan diproses beberapa waktu. Beberapa kewajiban masyarakat dalam melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh perusahaan yaitu membayar pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, menyampaikan laporan perkembangan usaha secara periodik pada perusahaan dan membuat pembukuan/pencatatan kegiatan usaha dengan tertib.

Prosedur Penyaluran dana CSR

Sumber PTPN III Medan 2016

Program tanggung jawab sosial selain dilakukan atas insiatif perusahaan juga dilakukan dengan insiatif masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhan

Pengajuan Proposal Oleh Masyarakat

Izin prinsip dari manajemen korporat

Pelaksanaan survey kelayakan ke lapangan

Diskusi dengan calon penerima bantuan

Penyerahan bantuan

Penandatangan Berita Acara Serah Terima

(27)

masyarakat. Program yang dilaksanakan atas inisiatif masyarakat harus melalui beberapa prosedur seperti skema diatas, dimulai dari pengajuan proposal oleh masyarakat artinya kegiatan atau bantuan seperti apa yang ingin masyarakat terima. Lalu izin prinsip dari manajemen perusahaan, dan apabila perusahaan telah menerima proposalnya akan dilakukan suvery tempat. Setelah itu adanya diskusi singkat kondisi yang akan dibantu kepada penerima bantuan, jika sesuai dengan ketetapan yang ada maka diserahkannya bantuan kepada penerima dan melakukan tandatangan sebagai berita acara serah terima dan juga adanya dokumentasi sebagai buktinya. Selama proses pelaksanaan CSR ini pastinya selalu terjadi konflik pada masyarakat tetapi hanya konflik biasa yang masih bisa diatasi oleh perusahaan sehingga dilakukannya pengawasan terus menerus terhadap masyarakat.

V.3 Pemberian CSR kepada masyarakat

Wujud nyata dari program CSR telah direalisir oleh PTPN III dalam berbagai sektor yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, seperti visi program ini adalah Menjadi pusat jejaring kerja multi stakeholder (Multi

Stake Holders Networking) dan pusat pembelajaran Corporate Social

Responsibility dan misinya Membangun kesadaran dan komitmen shareholder

dan pengambil keputusan di perusahaan dalam menjalankan CSR yang

berkelanjutan. Implementasi CSR juga diharapkan stakeholder yang nantinya

diharapkan akan membangun “corporate image” positif dari masyarakat terhadap

(28)

masyarakat sekitar. Sebagai perusahaan BUMN bidang perkebunan yang peduli pada masyarakat lingkungan.(Wawancara Dermawan Tanggal 2 juni 2016)

V.3.1 Bantuan CSR

Tanggungjawab sosial yang sudah dilakukan PTPN III sudah meliputi banyak kegiatan. Beberapa sektor tertentu di fokuskan guna meningkatkan kebutuhan masyarakat, seperti tabel dibawah ini :

KONTRIBUSI CSR PTPN III UNTUK MASYARAKAT LINGKUNGAN 6 TAHUN TERAKHIR

No Uraian/ Sektor Tahun

2010 2011 2012

1 Bantuan Olahraga

177.250.000 166.000.000 396.433.014 2 Bantuan

Peringatan Hari Besar

3.397.509.639 3.027.420.000 2.855.209.000

3 Bantuan Pelestarian Alam

622.665.227 174.251.297 390.388.822

4 Bantuan Pangan/ Hortikultura

- 5.312.986.975 3.846.233.768

5 Bantuan Sarana/ Prasarana

4621404.076 13.646.323.637 1.930.368.091 6 Lain-lain 5.320.130.191 6.160.168.88

Total 14.638.959.133 28.987.150.794 15.519.769.652

Sambungan tabel

2013 2014 2015 s/d

maret2016

Jumlah

- 60.500.000 315.000.000 - 1.115.183.014

2.659.450.000 874.727.764 596.775.300 31.9000.000 13.442.991.703

59.655.000 - - 1.246.960.346

(29)

250.281.424 - - 24.615.173.094 1.110.978.265 4.916.210.627 2.490.974.991 274.000.000 22.702.831.050 4.291.501.174 5.871.466.391 3.452.725.291 305.900.000 73.063.499.435 Sumber : PTPN III Medan 2016

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil data yangditerima dari PTPN III Medan, pelaksanaan CSR PTPN III telah menggelontorkan dana CSR dari Tahun 2010 s/d 2014 dengan total dana sebesar ± empat Rp. 69.054.874.144,- (Enam

puluh Sembilan miliar lima puluh empat juta delapan ratus tujuh puluh empat

ribu seratus empat puluh rupiah) yang terbagi dalam lima sektor yaitu olahraga,

peringatan hari besar/perayaan, pelestarian alam, ketahanan pangan/hortikultura dan sarana/prasarana umum dan lain lain.

1. Olahraga,

PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp. 800.183.014,- meliputi bantuan sarana dan prasarana olahraga, bantuan pelaksanaan kegiatan olahraga dari berbagai institusi, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah yang tersebar di Sumatera Utara (incl. Aceh).

2. Peringatan Hari Besar/Perayaan,

(30)

3. Pelestarian Alam,

PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp. 1.246.960.346,- meliputi kegiatan penghijauan diberbagai daerah di Propinsi Sumatera Utara bekerjasama dengan institusi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan TNI.

4. Pangan dan Hortikultura,

PTPN III telah menyalurkan dana sebesar Rp. 9.890.385.228,- untuk program ketahanan pangan meliputi bantuan saprodi/saprotan yaitu berupa benih padi unggul dan benih jagung non hibrida, pupuk dan bahan kimia tanaman kepada kelompok tani dan pelaksanaan gelar pasar murah bagi masyarakat kurang mampu dilingkungan Kandir/Distrik/Kebun/Unit PTPN III yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.

5. Sarana/Prasarana Umum,

(31)

6. Lain-lain

Selain 5 sektor diatas, PTPN III juga telah menindaklanjuti permohonan/proposal masyarakat baik kelompok maupun perorangan dengan nilai sebesar Rp. 19.687.856.059,-.

Tahun 2012 dapat Diuraikan kelima sektor diatas bahwa kontribusi PTPN III dirasakan cukup signifikan. Hal tersebut tercermin dari opini masyarakat yang merasakan manfaat nyata dan menyentuh langsung kebutuhan riil masyarakat. dengan adanya bantuan sarana dan prasarana umum yaitu berupa pengerasan jalan di 2 desa yaitu Desa Kerapuh sepanjang 8,5 kilometer dengan lebar 4 meter dan di Desa Panombean sepanjang 11,4 kilometer dan lebar 4 meter di Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dilingkungan unit kerja PTPN III Kebun Silau Dunia.

(32)

Tidak ketinggalan pada sektor pelestarian alam PTPN III juga turut berkontribusi dalam rangka penghijauan di kawasan Danau Toba yaitu penanaman bibit pohon seluas 200 ha di Kabupaten Simalungun bekerjasama dengan Kodam I/Bukit Barisan dengan nilai bantuan sebesar Rp. 244.300.000,- Penamanan perdana dilakukan oleh Pangdam I/Bukit Barisan Mayjend TNI Lodewijk F. Paulus didampingi oleh Direksi PTPN III yang diwakili oleh Ir. Aja Ibrafan,MM di Desa Girsang Sipangan Bolon. Kontribusi tersebut merupakan kepedulian PTPN III terhadap kelestarian lingkungan untuk menghijaukan kembali hutan-hutan gundul dikawasan perbukitan Danau Toba pada program Toba Go Green dalam mengantisipasi global warming dan sejalan dengan program pemerintah menanam 1 milyar pohon.

Selain itu PTPN III juga telah menyalurkan bantuan beasiswa kepada 4.660 siswa/i SD, SLTP, SLTA, mahasiswa/i dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Sumatera Utara yang berprestasi 1 – 10 besar dan dari keluarga kurang mampu dengan nilai nominal sebesar 2,4 milyar rupiah. Bantuan beasiswa tersebut diserahkan secara simbolis oleh Direktur Utama PTPN III Megananda Daryono dan Direktur SDM dan Umum Rachmat Prawirakusumah kepada perwakilan siswa/i, mahasiswa/i dari berbagai sekolah dan universitas yang tersebar di Kabupaten Propinsi Sumatera Utara pada acara Zikir Akbar dan Apel Akbar Serikat Pekerja Perkebunan (SP-BUN) PT. Perkebunan Nusantara III pada tanggal 10 Juli 2012 di Lapangan Benteng Medan.

(33)

Daerah Sumatera Utara. Bantuan sepeda motor tersebut untuk sarana transportasi petugas Bhabinkamtibmas desa dalam menjaga kondusifitas diwilayah hukum 3 Polres yaitu Polres Samosir, Polres Humbahas dan Polres Tobasa. Komitment PTPN III terhadap kemajuan olahraga nasional terutama sepakbola juga terlihat dengan telah didirikannya sekolah sepakbola milik BUMN pertama di Indonesia yang peresmiannya dihadiri oleh Ketua umum PSSI Djohar Arifin dan Direktur Utama PTPN III Megananda Daryono beserta jajarannya di Kebun Gunung Pamela Kabupaten Serdang Bedagai.

Tahun 2013 penyaluran dana CSR kepada masyarakat lingkungan mengalami penurunan dikarenakan kondisi keuangan perusahaan berada pada tren menurun. Dari RKAP tersedia sebesar Rp. 7.000.000.000,- yang terealisasi hanya Rp. 4.291.501.174,- yang meliputi bantuan 6 sektor pada table diatas.

(34)

gereja, masjid dan kantor kepala Desa Bandar Betsy, dan bantuan pengerasan Lapisan Pondasi Bawah (LPB) jalan sepanjang 4.000 m, lebar 5,5 meter jalan Batang Gogar Aek Torop.

Berbeda dengan tahun sebelumnya pada tahun 2015 dan tahun 2016 mengalami penurunan yaitu dengan RKAP sebesar Rp 3.452.725.291 dan Rp305.900.000. Anggaran untuk tahun 2015 meliputi olahraga sebesar Rp 315.000.000, peringatan hari besar/perayaan nasional ataupun keagaamaan Rp 596.775.300, sarana dan prasarana ketahanan pangan/hortikultura Rp 49.975.000 dan kegiatan lain-lain dari stakeholders 2.490.974.991. Senada dengan hal itu anggaran dana CSR untuk tahun 2016 yang direncanakan dan sedang berjalan hingga desember mendatang meliputi hari peringatan besar, bantuan pangan sebesar Rp 31.500.000, dan bantuan sarana serta kegiatan lain-lain dari stakeholder Rp 274.000.000. (PTPN III Medan 2016)

Dalam melaksanakan setiap kegiatan CSR PTPN III tetap bekerjasama dan berkoordinasi dengan instansi terkait maupun para pemangku kepentingan dilingkungan unit kerja PTPN III guna menjaga hubungan yang harmonis. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PTPN III sebagai Perusahaan BUMN tetap memiliki komitment kuat untuk menjalankan program CSR yang telah diwajibkan pemerintah untuk dilaksanakan sebagai eksistensi perusahaan dimata pemerintah daerah, pusat, maupun stakehdolder alam membangun Good Corporate

(35)

V.3.2 Bantuan Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Pemberian bantuan pembinaan direncanakan dapat membawa dampak positif bagi usaha mitra binaan maupun lingkungan usaha PTPN-III yaitu :

• Meningkatnya volume produksi yang dihasilkan oleh Mitra Binaan.

• Terserapnya tenaga kerja khususnya dilingkungan Mitra Binaan.

• Para Mitra Binaan terhindar dari ijon (rentenir)

• Mitra Binaan berusaha untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan kualitas produksinya.

• Beberapa Mitra Binaan telah dapat menunjukkan pengembangan bisnisnya dan menjadikan usaha-usaha kecil sebagai anak angkat, serta telah ada yang mampu menembus Pasar Luar Negeri.

• Terwujudnya hubungan yang lebih harmonis dengan masyarakat sekitar wilayah usaha PTPN-III sehingga diharapkan tercapai Zero Complain. (Wawancara kepada bapak Herlambang, 3 juni 2016)

PT. Perkebunan Nusantara III telah menyalurkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan s/d Triwulan I Tahun 2016 sebagai berikut :

(36)

Realisasi Penyaluran Dana Kemitraan Per PEMKO/PEMKAB s/d Triwulan I tahun 2016

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016.

Realisasi Penyaluran Dana Program Kemitraan Per Sektor s/d Triwulan I Tahun 2016

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016.

M.B Rp.

I. Prov. Sumatera Utara

1 Asahan 496 12.581.946.000 2 Deli Serdang 1.050 29.086.347.380 3 Serdang Bedagai 469 14.672.000.000 4 Dairi 72 2.284.911.111 5 Karo 226 8.384.183.000 6 Labuhanbatu Induk 577 16.254.918.603 7 Labuhanbatu Utara 359 12.562.688.000 8 Labuhanbatu Selatan 262 9.613.820.000 9 Medan 1.699 60.223.738.350 10 Simalungun 527 13.402.044.000 11 Tebing Tinggi 217 5.642.100.000 12 Tap. Selatan 429 12.827.850.939 13 Mandailing Natal 56 658.169.980 14 Tap. Tengah 163 3.742.500.000 15 Tap. Utara 78 1.843.506.375 16 Toba Samosir 20 449.875.000 17 Batu Bara 45 1.462.800.000 18 Nias 1 3.092.500 19 Cluster 2 10.754.914.875 20 Humbahas 7 303.145.000

6.755

216.754.551.113 II. Prop. Sumbar 16 170.000.000 III. NAD 47 1.129.001.000

6.818

218.053.552.113 Real. s/d Triwulan I Tahun 2016

No. Pemkab./Pemko.

Jumlah

TOTAL

No. Unit Total s/d Triwulan I Tahun 2016

1 Sektor Perdagangan 3.725 118.921.079.349 2 Sektor Jasa 1.774 56.441.415.875 3 Sektor Pertanian 186 3.133.976.441 4 Sektor Industri 715 19.106.160.411 5 Sektor Perikanan 102 2.528.343.178 6 Sektor Peternakan 140 4.260.020.522 7 Sektor Perkebunan 174 2.907.641.462 8 Sektor Lainnya/Cluster 2 10.754.914.875

6.818

218.053.552.113 Jumlah

(37)

Realisasi Program Bina Lingkugan Per PEMKO/PERKAB s/d Triwulan I tahun 2016

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016.

Realisasi Penyaluran Dana Program Bina Lingungan s/d Triwulan I tahun 2016

Sumber : PTPN III Sei Batanghari Medan 2016.

No. Real s/d Triwulan I Tahun 2016

1 Asahan 11.967.519.304 2 Deli Serdang 10.502.085.008 3 Serdang Bedagai 14.302.121.632 4 Dairi 147.060.000 5 Karo 1.219.673.100 6 Labuhanbatu Induk 17.425.407.363 7 Labuhanbatu Utara 7.004.553.502 8 Labuhanbatu Selatan 12.110.888.505 9 Medan 47.032.845.799 10 Simalungun 11.980.680.103 11 Tebing Tinggi 2.858.452.400 12 Tapanuli Selatan 10.011.036.164 13 Mandailing Natal 267.378.150 14 Tapanuli Tengah 169.032.000 15 Tapanuli Utara 455.436.240 16 Toba Samosir 660.159.800 17 Langkat 2.471.484.840 18 Samosir 387.028.080 19 Nias 20.000.000 20 Pemkab. Aceh Timur 816.954.240 21 Batu Bara 1.440.849.740 22 Binjai 288.342.000 23 Humbahas 268.100.000 24 Padang Lawas Utara 50.100.000 25 Jakarta/Bekasi 99.518.650 153.956.706.620

Pemkab./Pemko.

Jumlah

No. Total Real s/d Triwulan I Tahun 2016

1 Korban Bencana Alam 1.204.811.200 2 Pendidikan dan atau Pelatihan 46.317.670.053 3 Peningkatan Kesehatan 5.732.692.600 4 Pengembangan Prasarana dan Sarana Umum 35.978.708.591 5 Sarana Ibadah 57.599.332.366 6 Pelestarian Alam 39.375.000 7 Bantuan Sosial kemasyarakatan dalam

rangka pengentasan kemiskinan 7.084.116.810 153.956.706.620

(38)

Dalam melaksanakan program kemitraan, beberapa harapan PTPN III yang ingin dicapai sesuai dengan penjelasan diatas, maka semaksimalnya perusahaan membantu masyarakat yang membutuhkan pinjaman modal, walaupun tidak semua mampu dibantu tetapi paling tidak merangkul sebagian masyarakat.

Program Kemitraan yang dikerjakan oleh PTPN III sangat bermanfaat, modal pinjaman yang diberikan membantu dalam pengembangan usaha. Sebelum diberikannya dana kepada penerima pinjaman modal, perusahaan mengadakan pelatihan kerajinan tangan yang diikuti oleh beberapa orang selama tiga hari. Hal ini membantu mencipta kreatifitas berbagai macam kerajinan tangan. Hasil usaha yang dihasilkan juga dapat dipromosikan dari penawaran program pelatihan tersebut seperti menghadiri pameran-pameran yang dilaksanakan donatur yang bekerjasama didalam itu. Dana yang dipinjamkan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati dan itu sangat kecil bunganya sehingga menguntungkan masyarakat yang memiliki usaha. (Wawancara kepada Ibu Shopia.16 juni 2016)

Dokumentasi pribadi : Usaha Ibu Shopia. Tanggal16 juni 2016

(39)

Untuk perbaikan jalan ataupun pemberian dana dalam membangun gedung

umum seperti mesjid dan gereja dilakukan dengan pemberian proposal terlebih

dahulu dan hal itu belum pernah saya dengar sekitaran sini, mungkin

didaerah-daerah sekitaran pabrik PTPN III karena dididaerah-daerah sini tidak begitu membutuhkan

namun sekitaran sini banyak menerima pinjaman modal dalam untuk program

kemitraan. PTPN III menawarkan kepada saya untuk ikut bergabung dalam

program ini dan hal itu menarik hati saya”.

Dokumentasi pribadi : Usaha Bapak Ian, 16 juni 2016

(40)

V.4 Hambatan dalam Melaksanakan CSR

Pelaksanaan CSR tidak selalu berjalan dengan baik. Perusahaan mengimplementasikan CSR juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pertama, terkait dengan komitmen pimpinan perusahaan. Kedua, ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan yang lebih besar dan mapan lebih mempunyai potensi memberikan kontribusinya. Ketiga, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur oleh pemerintah. Semakin kondusif regulasi dan semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat dan ketertarikan kepada perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat. (Harian Surya“

Pengimplementasian CSR”. Harian Kompas, tanggal 4 Agustus 2007)

PTPN III mengalami penurunan dalam alokasi dana untuk CSR dikarenakan pemasukan dana pada perusahaan ini sedang mengalami kemunduran sehingga beberapa tahun ini terkhusus 2016 lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan terjadinya hal itu maka perusahaan mengurangi beberapa bagian yang akan dilaksanakan dalam CSR, dan hanya memfokuskan bidang tertenju saja, seperti halnya tahun ini mengalokasikan dana kepada permintaan

stakeholders. Dampaknya beberapa bidang yang sudah dilaksanakan di

tahun-tahun sebelumnya tidak dapat direalisasikan dengan maksimal ditahun-tahun terakhir ini, dan masyarakat yang menerima bantuan CSR ditahun ini lebih sedikit. (Wawancara Bapak Herlambang. 3 Juni 2016)

(41)

beberapa masyarakat merespon negatif. Masyarakat menganggap akan merusak lingkungan, nyatanya perusahaan ingin melestarikan lingkungan dengan memberikan bibit tanaman. Selain itu juga permintaan masyarakat terhadap pengadaan barang-barang tertentu karena terkena dampak lingkungan dari pabrik tapi yang terjadi adalah bukan semua masyarakat mengalaminya namun masyarakat yang tidak terkena dampak negatif pun ikut serta dalam meminta pengadaan barang dalam rangka perbaikan. (Wawancara Bapak Ade. 2 juni 2016)

Dalam mewujudkan CSR sangatlah tidak mudah karena berkaitannya dengan banyak orang dan sangat sulit untuk menimbulkan presepsi yang positif pada semua pihak. Pelaksanaan CSR masih belum terlaksana dengan baik, dilihat dari faktor internal dan eksternal, artinya masalah muncul dari perusahaan itu sendiri dan dari luar perusahaan itu sendiri. Hal ini menjadi hambatan yang dialami dalam melaksanakan CSR dengan maksimal.

V.5 Implementasi CSR untuk Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Lingkungan

(42)

pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Impelementasi CSR pada PTPN III sudah terjadi tetapi masih belum sampai kepada memikirkan pembangunan berkelanjutan dan belum sampai menemukan tidak adanya masalah dimasyarakat. CSR dan pembangunan sudah pasti memiliki keterkaitan yang erat, artinya dalam pelaksanaan CSR bertujuan untuk merangkul masyarakat. Dalam hal ini perusahaan dapat dikatakan sebagai Fasilitator dan Eksekutor untuk masyarakat, dengan melihat kebutuhan masyarakat yang mampu dibantu oleh perusahaan. Sejauh ini secara global CSR PTPN III sudah banyak membantu masyarakat sekitar walaupun belum tentu sudah memenuhi keinganan individu. Adanya relasi dengan masyarakat pastinya tidak selalu menimbulkan respon yang positif, melainkan juga menimbulkan respon negatif, dan sampai saat ini pun masih dihadapi PTPN III dalam pemberian bantuan CSR kepada masyarakat. PTPN III juga bertujuan untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat sekitar. Seperti halnya pencurian, penggarapan yang masih terjadi pada perkebunan PTPN III, direspon postif pada pihak perusahaan dengan memberikan pekerjaan bagi mereka agar melindungi daerah perkebunan. (Wawancara kepada Dermawan. 2 juni 2016)

(43)

perbaikan jalan, pembersihan parit sekitaran perkebunan yang berguna juga sebagai perairan tanah masyarakat setempat. Disamping itu juga ketika masyarakat mengeluh dengan masalah proses produksi PTPN III seperti asap yang merusak atap warga, maka PTPN III merespon baik dengan mengganti rugi seng masyarakat yang terkena asap menggunakan alokasi dana kegiatan stakeholder CSR. PTPN juga melakukan perbaikan terhadap pembuangan asap agar tidak terkena kepada masyarakat. (Wawancara kepada Bapak Herlambang tanggal 3 Juni 2016)

(44)

Danau Toba yaitu penanaman bibit pohon dalam mengantisipasi global warming dan sejalan dengan program pemerintah menanam 1 milyar pohon, menyalurkan bantuan benih padi, pupuk dan pestisida kepada kelompok tani guna mewujudkan swasembada beras nasional. (Wawancara kepada Bapak Herlambang. 3 Juni 2016)

Demikianlah implementasi CSR yang dilakukan PTPN III untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, terkhusus dilihat dari aspek lingkungan yang diberikan perhatian oleh perusahaan.

V.6 Strategi dalam Melaksanakan CSR Berbasis Lingkungan

Implementasi CSR pada perusahaan perlu memperhatikan aspek lingkungan karena hal itu sering sekali diabaikan begitu saja. Aspek lingkungan adalah salah satu bagian yang penting yang perlu diperhatikan. Untuk itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan CSR terkhusus dalam keberlanjutan lingkungan menurut Kementrian Lingkungan Hidup (2011) yaitu :

• Melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan

• Membuat perencanaan perushaan yang fleksibel terhadap perubahan lingkungan

• Melakukan tindakan pencegahan terhadap dampak negatif bisnis perushaan terhadap lingkungan

• Melakukan keterbukaan dalam pendokumentasian

(45)

• Mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap karyawan atas kebijakan lingkungan perusahaan dan atas persoalan-persoalan terkini yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

• Memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan dan perbaikan kebijakan lingkungan.

• Melibatkan para pemangku kepentingan dalam proses assessment baik sebelum penentuan kebijakan manajemen lingkungan, maupun setelah pelaksanaan untuk mengetahui dampak psotif maupun negatif operasional perusahaan tentang lingkungan.

Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan bagian yang sangat penting dilakukan dengan maksimal dan berkomitmen, bukan hanya sekedar mencari keuntungan bahkan diterima didalam masyarakat tetapi juga perlu kesadaran dalam melakukannya hingga mencapai pembangunan berkelanjutan terkhusus perhatian terhadap lingkungan hidup. Aspek ini yang sering dianggap kurang penting padahal sesungguhnya bagian ini sangat mempengaruhi kehidupan selanjutnya sehingga dibutuhkannya program CSR yang membantu dalam menjaga dan mendukung kelestarian lingkungan.

(46)

Distrik/Kebun/Unit bertanggung jawab :

1. Menerima dan mengidentifikasi kesesuaian proposal dari masyarakat/stakeholders.

2. Distrik melakukan kompilasi proposal dengan memperhatikan dokumen sia serta mengirimkannya ke Kantor Direksi.

3. distrik dan bagian pkbl bersama-sama melakukan survey lapangan

4. bagian pkbl melakukan proses penyaluran melalui transfer bank ke rekening mitra binaan.

5. Distrik dengan bagian pkbl bersama-sama melakukan penagihan cicilan pinjaman mitra binaan.

(47)

BAB VI

KESIMPULAN

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan tanggung jawab sosial. Namun perusahaan belum mencapai kepada pembangunan berkelanjutan. Tahun-tahun terakhir ini implementasi CSR PTPN III lebih mengutamakan inisiatif dari masyarakat, artinya apa yang menjadi kebutuhan masyarakat maka masyarakat sendiri yang mengajukan proposal agar mendapatkan bantuan dari perusahaan, walaupun tidak semua hal dilakukan karena masyarakat melainkan juga atas insiatif perusahaan yang bekerjasama dengan pemerintahan maupun lembaga tertentu.

(48)

VI.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian terhadap implementasi Corporate Social Responsibilty (CSR) pada PTPN III dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, terkhusus menyoroti bagaimana aspek lingkungan yang diperhatikan oleh perusahaan. Maka penulis memberikan beberapa masukan demi perbaikan implementasi CSR pada PTPN II dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang, sebagai berikut :

1. Perlunya perencanaan yang matang dalam implementasi CSR, yang berarti inisiatif perusahaan dalam mengelola dana sebagai tanggung jawab sosial di masyarakat sehingga tercapainya tujuan pembangunan dengan mengetahui kondisi masyarakat melalui program-program khusus yang dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan dan ekonomi. Sepertinya melakukan musrembang ataupun menyusun perencanaan terpadu dengan pemerintahan setempat, dan mengundang masyarakat setempat.

2. Perlunya sosialisasi program dengan membentuk sebuah tim yang merupakan bidang dari CSR terkhusus dibagian lingkungan agar tidak menimbulkan presepsi negatif dari masyarakat.

(49)

4. Perlunya laporan pelaksanaan CSR berbasis pembangunan berkelanjutan tahunan yang dapat disusun dengan adanya pengelolaan dampak operasi perusahaan yang terlihat pada 3 tataran dampak, yakni ekonomi, lingkungan dan sosial. Dampak ekonomi meliputi aspek kinerja ekonomi, aspek keberadaan perusahaan dan aspek pengaruh ekonomi secara tidak langsung. Dampak lingkungan terdiri dari aspek bahan baku, aspek energi, aspek air, aspek keanekaragaman hayati, limbah, aspek produk dan jasa, aspek kepatuhan terhadap hukum, aspek transport dan aspek lingkungan menyeluruh. Dampak sosial terdiri dari aspek hak asasi manusia, tenaga kerja, masyarakat dan tanggung jawab produk.

(50)

BAB II

KERANGKA TEORI

II.1 Kebijakan Publik

Menurut Graycar dalam Kaban (2008 : 59) kebijakan dapat dipandang dari empat perspektif, yaitu filosofis, produk, proses, dan kerangka kerja. Sebagai suatu konsep filosofis, kebijakan dipandang sebagai prinsip atau kondisi yang diinginkan. Sebagai suatu produk, kebijakan diartikan sebagai serangkaian kesimpulan atau rekomendasi. Sebagai suatu proses, kebijakan menunujuk pada cara dimana melalui cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya yaitu program dan mekanisme dalam mencapai produkunya. Sedangkan sebagai suatu kerangka kerja, kebijakan merupakan suatu proses tawar-menawar dan negoisasi untuk merumuskan isu-isu dan metode implementasinya.

Adapun menurut W. Wilson dalam bukunya Parsons (2008 : 15)

memandang hal lain dari makna modern gagasan “kebijakan” yaitu seperangkat

(51)

Hal diatas dapat dipahami bahwa kebijakan adalah keputusan yang mengandung nilai-nilai dari banyak pertimbangan yang meliputi dari berbagai aspek dan pada akhirnya diimplementasikan guna kepentingan orang banyak.

II.1.1 Tahapan Kebijakan Publik

(52)
(53)

Pada tahap evaluasi kebijakan Dunn menyatakan bahwa tahap ini tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah telah diselesaikan namun juga memberikan klarifikasi sekaligus kritik bagi nilai-nilai yang mendasari kebijakan, serta membantu penyesuaian dan perumusan kembali masalah. Dalam hal ini evaluasi juga memberikan feedback bagi perumusan masalah.

II.2 Implementasi

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan. Webster dalam Wahab (2004).

Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky dalam (Tangkilisan,2003), implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya. Implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan.

(54)

Pertamana adalah penafsiran, yaitu merupakan kegiatan yang menerjemahkan makna program ke dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan. Kedua adalah organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program ke dalam tujuan kebijakan. Dan yang terakhir penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah, dan lain-lainnya.

Menurut Wahab (2004) dalam setiap perumusan kebijakan apakah menyangkut program maupun kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksanaan atau implementasi. Betapa pun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi maka tidak akan banyak berarti. Implementasi kebijakan bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu, ia menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperolehapa dari suatu kebijakan. Pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih penting daripada pembuatan kebijaksanaan. Kebijaksanaan hanya sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan dalam arsip kalau tidak mampu diimplementasikan.

(55)

II.2.1 Implementasi Kebijakan

Implementasi Kebijakan Menurut Carl. J. Friedrich kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada seseorang, golongan, atau pemerintah dalam suatu lingkungan dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Dimock, kebijakan publik adalah perpaduan dan kristalisasi daripada pendapat-pendapat dan keinginan-keinginan banyak orang atau golongan dalam masyarakat (Soenarko, 2003).

Menurut Anderson dalam Nyimas (2004) kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan itu adalah :

1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.

2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan.

(56)

negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

4. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa (otoritatip).

Secara sederhannya menurut Nyimas (2004) tentang implementasi kebijakan dapat dipandang sebagai suatu proses melaksanakan keputusan kebijaksanaan, biasanya dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Peradilan, Perintah Eksekutif, atau Instruksi Presiden.

Menurut Wibawa (1994), implementasi kebijakan merupakan pengejahwantahan keputusan mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam suatu Undang-Undang namun juga dapat berbentuk instruksi-instruksi eksekutif yang penting atau keputusan perundangan.

Idealnya keputusan-keputusan tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani, menentukan tujuan yang hendak dicapai dan dalam

berbagai cara “menggambarkan struktur” proses implementasi tersebut. Tujuan

(57)

II.3 Corporate Social Responbility

II.3.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Wibisono (2007) menjelaskan bahwa CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan

sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar

(58)

Menurut Reza Rahman (2009) memberikan pendapat defenisi CSR sebagai tindakan sosial (termasuk kepedulian terhadap lingkungan hidup, lebih dari batas-batas yang dituntut dalam peraturan perundang-undangan) dengan memiliki komitmen usaha dan bisnis yaitu untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas, juga secara bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. CSR diartikan oleh Bowen (1953) sebagai defenisi tertua, bahwa CSR adalah tanggung jawab seorang pengusaha mencoba menunjukkan nilai-nilai sosial. CSR ini memang pada dasarnya dibuat untuk memperoleh dampak positif dari perusahaan untuk masyarakat. Adapun menurut Johnson (2011) mendefinisikan tanggungjawab sosial bahwa pada dasamya berangkat dari filosofi bagaimana cara mengelola perusahaan, baik sebagian maupun secara keseluruhan memiliki dampak yang positif bagi perusahaan dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya dengan menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

(59)

pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Jadi dengan kata lain penerapan CSR ini merupakan investasi yang tidak terlihat bagi perusahaan yang menerapkan nya, karena apabila penerapan CSR dapat berhasil dilakukan maka citra baik perusahaan akan tetap terjaga di mata para stakeholder nya sehingga perusahaan nantinya akan semakin maju dan berkembang dengan dukungan yang kuat dari para stakeholder yang telah merasakan hasil dari pengimplementasian program CSR yang di lakukan oleh perusahaan.

II.3.2 Landasan Teoretis Social Responsibility

a. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Menurut Dowling (1975) mengatakan bahwa legitimasi mengarah kepada manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup. Legitimasi juga mengalamai pergeseran bersamaan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan dan masyarakat di mana perusahaan itu berada. Maka legitimasi itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu tetapi sejalan dengan terjadinya perubahan yang ada.

b. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

(60)

oleh perusahaan. Dengan demikian, stakeholder yang dikatakan diatas merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja lingkungan perusahaan, kaum minoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat menpengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Pentingnya peranan pemangku kepentingan disini bukan berarti perusahaan dikuasai oleh pihak-pihak tertentu tetapi adanya kerjasama untuk melaksanakan CSR dengan baik dan benar.

c. Teori Kontrak Sosial (Social Contract Theory)

Kontrak sosial muncul karena adanya intereksi dalam kehidupan sosial masyarakat, agar terjadi keselarasan , keserasian dan keseimbangan termasuk terhadap lingkungan. Adapun pendapat dari Shocker dan Sethi dalam Chariri Anis (2006) dalam buku Nor Hadi (2011) yang menjelaskan konsep kontrak sosial bahwa untuk menjamin kelangsungan hidup serta kebutuhan masyarakat , kontrak di dasarkan pada hasil akhir (out put) yang secara sosial dapat di berikan kepada masyarakat luas dan distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan kekuatan yang dimiliki.

II.3.3 Standarisasi Pelaksanaan CSR di Indonesia

(61)

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(62)

undang-undang dan peraturan dari BUMN, diharapkan mampu dilaksanakan sesuai dan mencapai tujuan yang diharapkan, bukan semata hanya formalitas tetapi memberi dampak positif bagi sekitarnya.

II.3.4 Prinsip Aktivitas Corporate Social Responsibility

Crowther David (2008) mengurai prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan menjadi tiga, yaitu sustainability, accountability, transparency. Pertama, sustainability yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Kedua, accountability yang merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan untuk membangun citra dan relasi terhadap para pemangku kepentingan (stakeholders). Ketiga, transparency yang merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal yang berperan untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan.

(63)

II.3.5 Jenis-jenis Program CSR

Kotler dan Lee (2005) menyebutkan enam kategori program CSR. Pemilihan program alternatif CSR yang akan dilaksanakan oleh perusahaan sangat bergantung kepada keenam jenis program tersebut adalah sebagai berikut :

1. Cause Promotions

Dalam program ini, perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu masalah sosial atau untuk merndukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu. Menurut Kotler dan Lee (2005) Berbagai benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan kegiatan cause promotions yaitu perusahaan akan memperkuat kedudukan merek perusahaan, memberikan peluang kepada para karyawan perusahaan untuk terlibat kegiatan sosial, menciptakan kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti media, dan dapat meningkatkan citra perusahaan. Contoh dari cause promotions ini adalah Perusahaan DELL mensponsori pengumpulan komputer bekas untuk di donasikan kepada organisasi nonprofit dan organisasi publik(http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Kajian- citra-perusahaan-melalui-kegiatan-Corporate-Social-Responsibility-pada-Bank-X-Bogor.pdf diakses pada tanggal 1 juni 2016)

2. Cause Related Marketing

(64)

sosial berdasarkan besarnya penjualan produk. Kegiatan ini biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka waktu tertentu, serta untuk aktivitas derma tertentu. Aktivitas Cause Related Marketing (CRM) yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yaitu menyumbangkan sejumlah uang tertentu untuk setiap produk yang terjual.

Hal ini sangat baik dilakukan oleh perusahaan karna sangat membantu pihak penerima yang akan melaksanakan kegiatan sosial. Contoh dari aktivitas CSR ini adalah Perusahaan DELL memberi 10% dari produk baru yang dipilihnya ketika tiga produk bekasnya dipergunakan kembali.

3. Corporate Social Marketing

Dalam program ini, perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kampanye Corporate Social Marketing (CSM) lebih banyak terfokus untuk mendorong perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu-isu kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/kerugian, lingkungan, serta keterlibatan masyarakat.

(65)

oleh perusahaan. Contoh dari kegiatan ini adalah McDonald menyelenggarakan imunisasi gratis untuk anak-anak.

4. Corporate Philanthropy

Dalam program ini, perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai, paket bantuan, atau pelayanan secara cuma-cuma Corporate Philanthropy biasanya berkaitan dengan berbagai kegiatan sosial yang dilaksanakan perusahaan, antara lain program dalam bentuk sumbangan tunai, dalam bentuk hibah, dalam bentuk penyediaan beasiswa, dalam bentuk pemberian produk, dalam bentuk pemberian layanan cuma-cuma, dalam bentuk penyediaan keahlian teknis oleh karyawan perusahaan secara cuma-cuma, program mengizinkan penggunaan fasilitas dan saluran distribusi yang dimiliki perusahaan untuk digunakan bagi kegiatan sosial dan program yang dilakukan perusahaan dengan cara menawarkan penggunaan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.

(66)

danau toba, sumbangan dalam bentuk hibah untuk rumah-rumah ibadah dll. (http://www.ptpn3.co.id/pdf_files/AR_2013.pdf)

5. Community Voluntering

Dalam program ini, perusahaan mendukung serta mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran untuk menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran program. Bentuk dukungan yang diberikan perusahaan kepada para karyawannya untuk melaksanakan program community

volunteering adalah memasyarakatkan etika perusahaan melalui komunikasi

(67)

dalam bentuk uang untuk jumlah jam yang digunakan karyawan tersebut sebagai sukarelawan dan memberikan penghormatan kepada para karyawan yang terlibat dalam kegiatan sukarela seperti memberitakan karyawan yang bersangkutan dalam majalah internal perusahaan. Penghormatan bisa juga dengan memberikan penghargaan seperti penyematan pin maupun pemberian plakat, atau memberi kesempatan kepada karyawan yang menjadi sukarelawan untuk memberikan presentasi pada pertemuan tingkat departemen maupun rapat tahunan. Contoh dari aktivitas ini adalah PTPN III memberikan bantuan kepada musibah gunung sinabung sumatera utara (http://www.ptpn3.co.id/pdf_files/AR_2013.pdf)

6. Socially Responsible Business Practice (Community Development)

(68)

II.3.6 Konsep Penerapan dan Implementasi CSR

Menurut Wibisono (2007) Implementasi CSR di perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah terkait dengan komitmen pimpinannya. Perusahaan yang pimpinanannya tidak tanggap dengan masalah sosial, jangan diharap akan mempedulikan aktivitas sosial. Kedua, menyangkut ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan besar dan mapan lebih mempunyai potensi memberi kontribusi ketimbang perusahaan kecil dan belum mapan. Ketiga, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Semakin amburadul regulasi dan penataan pajak akan membuat semakin kecil ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat.

(69)

perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatiakan kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya imbal balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping sebagai kompensasi sosial karena timbulnya ketidaknyamanan pada masyrakat. Disamping itu jugs kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya ijin mengoperasikan perusahaan, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bias tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan. Dan diperkuat dengan alasan bahwa kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bias berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan.

(70)

halnya dengan CSR yang dilaksanakan sebagi kewajiban yang kurang memperdulikan manfaat CSR itu sendiri hanya sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban. CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya. Sedangkan CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam, perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan investasi bagi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) usaha. Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya melainkan sebagai sentra laba (dimasa mendatang). Secara sederhana, bila CSR diabaikan, kemudian terjadi insiden, maka biaya untuk menanggung resikonya jauh lebih besar ketimbang nilai yang hendak dihemat dari alokasi anggaran CSR itu sendiri. Belum lagi resiko non-finansial yang berpengaruh buruk pada citra korporasi dan kepercayaan masyarakat kepada perusahaan. Aktivitas CSR berada dalam koridor strategi perusahaan yang di arahkan untuk mencapai sasaran terhadap masyarakat yaitu mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Implementasi CSR itu merupakan langkah-langkah pilihan sendiri, sebagai kebijakan perusahaan, bukan karena dipaksa oleh aturan dan tekanan masyarakat.

II.3.7 Manfaat Corporate Social Responsibility

(71)

lebih besar, infrastruktur dan lingkungan ekonomi yang lebih baik, menarik dan menjaga personel yang kompeten untuk memiliki komitmen yang tinggi dan yang terakhir menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu. Disamping itu manfaat yang diterima oleh masyarakat adalah peluang peciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan pendanaan yang dimana pendanaan investasi masyarakat, pengembangan infrastruktur. Dan juga keahlian komersial, kompetisi teknis, individual pekerja yang terlibat serta representatif bisnis sebagai juru promosi bagi prakarsa-prakarsa masyarakat. Apabila CSR direncanakan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan maka akan memungkinkan mencapai manfaat yang diinginkan.

II.4 Pembangunan

Pembangunan dapat dikatakan sebagai pengembangan yang digunakan untuk menunjukan angka besar manusia di banyak kota di dunia saat ini (Kim 1973, hal 462). Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Setiap individu atau negara akan selalu bekerja keras untuk melakukan pembangunan demi kelangsungan hidupnya untuk masa ini dan masa yang akan datang. Pembangunan merupakan proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

(72)

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, pembangunan telah mencapai sukses yang besar,akan tetapi jika ditinjau dan dikaji dari segi pengurangan tingkat kemiskinan, keadilan dan pengurangan tingkat pengangguran maka pembangunan itu mengalami kegagalan. ( Paul P.streeten, 1967 ). Tiap-tiap negara selalu mengejar dengan yang namanya pembangunan. Dengan tujuan semua orang turut mengambil bagian. Sedangkan kemajuan ekonomi adalah suatu komponen esensial dari pembangunan itu, walaupun bukan satu-satunya. Hal ini disebabkan pembangunan itu bukanlah semata-mata fenomena ekonomi.

II.4.1 Pembangunan Berkelanjutan

Pemb

Gambar

Gambar 1
Gambar 3
Gambar 6

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan  Presiden  Republik  Indonesia  Nomor  44  Tahun  1993  tentang  Tugas Pokok,  Fungsi  dan  Tata  Kerja  Menteri  Negara  Serta  Susunan  Organisasi 

Sebagai peserta pada “ Workshop Peningkatan Mutu Dosen dalam Penyusunan Proposal” Program Riset Terapan yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 s.d. Untuk memperlancar

Adalah Sistem pengelolaan sampah yang banyak dilakukan oleh warga terutama di pedesaan, di mana sampah dikumpulkan, kemudian dilakukan pembuangan atau pemusnahaan.

Menjadi menarik ketika etnis Minang merupakan salah satu etnis yang sering diangkat pada Media, namun banyak penggambaran akan etnis Minang yang disajikan membuat etnis ini

[r]

Pada Tabel 2 terlihat bahwa kuat hubungan antara kadar seng dengan kadar vitamin A dan kadar seng dengan ferritin pada kelompok ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu

Unit 1: The travel and tourism industry Unit 2: Features of worldwide destinations Unit 3: Customer care and working procedures Unit 4: Travel and tourism products and services Unit

[r]