COSMETIC PRODUCTS IN YOYAKARTA
SKRIPSI
Disusun Oleh:
DEDI SAPUTRA
20120410245
FAKULTAS EKONOMI
RAMAH LINKUNGAN DI YOGYAKARTA
THE FACTORS INFLUENCING PURCHASE INTENTIONS OF ECO-FRIENDLY COSMETIC PRODUCTS IN YOYAKARTA
Diajukan Oleh:
DEDI SAPUTRA
20120410245
Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Pembimbing
Dr. Susanto, M.S. Tanggal l 4 Agustus 2016
THE FACTORS INFLUENCING PURCHASE INTENTIONS OF ECO-FRIENDLY COSMETIC PRODUCTS IN YOYAKARTA
Diajukan Oleh:
DEDI SAPUTRA 20120410245
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan Didepan Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal , 24 Agustus 2016
Yang terdiri dari
Dr. Susanto, M.S. Ketua Tim Penguji
Dr. Indah Fatmawati SE.M,Si Drs. Asnawi Asdinardju, M.Si.
Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
environmental consequences, the price premium, affective ecology, ecological knowledge and environmental awareness on the intention to buy cosmetic products at consumer-friendly environment at The Body Shop in Yogyakarta as many as 150 respondents. The sampling technique in this study using a convenience sampling method is the method of collecting information from members of the population that is easily available and able to provide such information. This study uses Multiple Linear Regression using SPSS software version 21 on Windows.
Results of the analysis showed that the consequences of the individual and the premium prices affect the purchase intention green products, while the environmental consequences, affect ecology, ecological knowledge and environmental awareness does not affect the purchase intention green products.
lingkungan terhadap niat beli produk kosmetik ramah linkungan pada konsumen The Body Shop di Yogyakarta sebanyak 150 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling yaitu metode mengumpulkan informasi dari anggota-anggota populasi yang mudah diperoleh dan mampu menyediakan informasi tersebut. penelitian ini menggunakan Regresi linier Berganda dengan menggunakan software SPSS versi 21 pada Windows.
Hasil analisis menunjukan bahwa konsekuensi individual dan harga premium berpengaruh terhadap niat beli produk hijau, sedangkan konsekuensi lingkungan, afek ekologi, pengetahuan ekologi dan kesadaran lingkungan tidak berpengaruh terhadap niat beli produk hijau.
COSMETIC PRODUCTS IN YOYAKARTA
SKRIPSI
Disusun Oleh:
DEDI SAPUTRA
20120410245
FAKULTAS EKONOMI
Dengan ini saya,
Nama : DEDI SAPUTRA
NIM : 20120410245
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT BELI PRODUK KOSMETIK RAMAH LINKUNGAN DI YOGYAKARTA” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 24 Agustus 2016
“Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka,
sedangkan orang yang pesimis akan melihat malapetaka dalam setiap kesempatan”
(Muhammad SAW)
“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjaung. Jika engkau tak tahan lelahnya belajar, engkau akan menanggung perihnya kebodohan”
(Imam Syafi’i)
“Karena sesunguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan....”
“Sesunguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan....”
“Ketika kamu merasa sedang beruntung dan berhasil,
percayalah doa orang tuamu telah dikabulkan, skripsi
ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku
rahmat, hidayah, rezeki, kesehatan, kasih sayang yang tiada hentinya serta karunia dan
izin-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Terimakasih juga kepada junjungan-Nya, Nabi besar Muhammad SAW sebagai
suri tauladan bagi kita semua.
Untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Ponijan dan Ibu Sulia, Terimakasih atas
semua yang sudah diberikan dari mulai kasih sayang yang tiada hentinya, do’a yang tidak
henti hentinya, dukungan, semangat, perhatian, nasihat yang selalu mengiringi setiap
langkah yang aku lakukan. Teruntuk Ibu yang selalu mendoakan setiap langkah yang aku
ambil, tempat curhatan yang paling tepat selain tuhanku. Terimakasih sudah memotivasi
ketika aku sedang dalam keadaan yang sulit dilewati. Gurauan yang seakan akan
menghibur aku dikala sedang lelah dengan semua tentang kuliah. Teruntuk Bapak
terimakasih atas segala motivasi serta saran-sarannya yang membangun semangatku dan
segala fasilitas yang diberikan serta dukungan yang engkau berikan. Saya harap kalian
diberikan umur panjang agar kelak saya dapat membahagiakan kalian walaupun itu sedikit.
Untuk ketiga saudaraku, Irma Yani, Deni Ramadhan dan Danu Radit Prayoga
terimakasih karena senantiasa menghiburku dan atas segala dukungan serta semangatnya.
Untuk nenekku tercinta, Eyang Salbiyah atas doa, nasihat, dukungan yang tiada
Bapak Dr. Susanto M.S., atas segala motivasi yang sudah diberikan serta
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
Teman dekatku selama merantau di Yogyakarta, Fakhil Fawwaz, Arif Ika
Gushertono, Zhefrin Van Fernandhi, Angoro Novianto, Alfian Zainul Akbar, Febi Febrian,
Adi Nugraho, Muhajir Badrudin, Ahmad Fuad, Tri Anggita Rani, Siti Nurul, Andi Nurul
Suci Amaliah, Shela Febrita Sari dan seluruh teman-teman manajemen kelas G atas segala
kenangan yang sudah diciptakan selama berlangsungnya perkuliahan di UMY, terimakasih
kalian seperti Yogyakarta, Istimewa.
Untuk partner skripsi Arif Ika Gushertono terimakasih sudah banyak dukungan
yang diberikan dan sudah mau menemani selama proses bimbingan, seminar proposal, olah
data, dan sidang. Saya tidak akan pernah lupa keusilanmu yang datang dikala saya sedang
mengerjakan skripsi. Semoga kita berjumpa dilain hari dengan kesuksesan kita masing
masing. Selain itu Alfian Zainul Akbar sebagai salah satu sumber terkuat untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih Lyna Audiena Wijayanti atas segala iformasi yang
telah diberikan selama ini.
Teman seatap, anak kost Dealova Complex, yang asyik-asyik tetapi jailnya
luarbiasah, Raga Bangun Perdana S.H yang setiap pagi selalu berkokok di setiap kamar
anak-anak kos, tujuan dan motivasinnya kita pun belum mengetahui sampai sekarang
Untuk seluruh teman-teman yang saya kenal di UMY mulai dari teman
seperjuangan. teman KKN, teman organisasi, teman beda kelas, teman beda jurusan dan
teman yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Terimakasih untuk seseorang yang spesial dihati aku yang telah membuat hidupku
HALAMAN PERNYATAAN ... iii A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 12
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 17
C. Hipotesis... 20
D. Model Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 28
B. Jenis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Dan Subyek Penelitian ... 41
B. Uji Kualitas Instrumen Dan Data ... 45
C. Hasil Penelitian ... 49
D. Pembahasan ... 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 58
B. Saran... 59
C. Keterbatasan Penelitian ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
TABEL 4.2 ... 35
TABEL 4.3 ... 36
TABEL 4.4 ... 37
TABEL 4.5 ... 38
TABEL 4.6 ... 39
TABEL 4.7 ... 41
TABEL 4.8 ... 42
TABEL 4.9 ... 43
TABEL 4.10 ... 44
1 BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Penelitian
Tingkat konsumsi global yang dimulai dengan adanya kesadaran
konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak, aman, dan
produk yang ramah lingkungan (environment friendly). Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan
semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran besar
akan terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya
kesehatan, namun bahkan sampai pada kelangsungan hidup manusia dan
keturunannya. Dalam situasi seperti itu akhirnya muncullah apa yang disebut
green consumerism. Green consumerism adalah kelanjutan dari gerakan hijau. Dalam konteks ini, produk yang diinginkan bukan yang benar-benar ‘hijau’, namun mengurangi tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, disisi lain,
pertumbuhan lingkungan yang semakin dewasa ternyata membawa permasalahan
sosial yang sangat signifikan. Salah satunya adalah pemakaian produk yang tidak
ramah lingkungan. Kebanyakan konsumen mengkonsumsi produk hanya untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tanpa mempedulikan apakah produk tersebut
membawa dampak merusak lingkungan atau tidak.
Kebanyakan produk kecantikan yang dihasilkan masih belum ramah
terhadap lingkungan dalam artian masih menggunakan zat-zat yang
kegiatan green marketing. Green marketing menuntut para pemasar untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang melibatkan lingkungan.
Menurut Salim (1983) dalam Hidayati (2001) ada tiga kemungkinan yang
menyebabkan manusia melakukan kesalahan dalam bertingkah laku terhadap
lingkungan hidup, yaitu:
1. Individu sebenarnya memang tidak tahu atau tidak mengerti tentang
pentingnya menjaga lingkungan.
2. Individu sebenarnya tahu dan mengerti, tetapi tidak mengerti bagaimana
caranya menghindari atau mencegah kerusakan lingkungan hidup.
3. Individu sebenarnya tahu dan mengerti, tetapi tidak peduli atau tidak
menjalankan apa yang diketahuinya.
Kesadaran lingkungan bukan hanya ideologi saja tetapi juga
permasalahan market competition yang mempengaruhi prilaku konsumen. Pengetahuan akan produk ramah lingkungan penting diketahui untuk memberikan
manfaat alamiah kepada penggunanya karena isu lingkungan mempengaruhi
pembelian dan keputusan nutrisional.
Daniel Chiras (Neolaka, 2008) menyatakan bahwa dasar penyebab
kesadaran lingkungan adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai saat
ini berlaku adalah etika lingkungan yang didasarkan pada sistem nilai yang
mendudukkan manusia bukan bagian dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk
dan pengatur alam. Didalam pendidikan lingkungan hidup, konsep mental tentang
manusia sebagai penakluk alam perlu diubah menjadi manusia sebagai bagian dari
Afek konsumen pada lingkungan merupakan tingkat emosionalitas
seorang individu terhadap isu-isu lingkungan Chan (2000) dalam Junaedi (2008).
Konsisten dengan bukti empiris yang mendukung hubungan positif antara afek
ekologikal ddan prilaku, mengindikasi bahwa orang dengan sedikit pengetahuan
tentang lingkungan kebanyakan masih menunjukan emosional yang tinggi (Chan
& Lau, 2000).
Studi yang dilakukan Chan dan Lau (2000) dalam Brites (2015) yang dilakukan di China mengindikasi bahwa pengetahuan ekologikal masyarakat
China dan niat beli mereka untuk melakukan pembelian produk ramah lingkungan
juga relatif rendah. Studi tersebut bertujuan untuk menentukan pengaruh nilai
budaya, afeksi ekologikal dan pengetahuan ekologikal terhadap prilaku pembelian
hijau konsumen China. Nilai budaya masyarakat China ternyata hanya
berpengaruh pada afeksi ekologikal namun tidak berpengaruh pada pengetahuan
ekologikal mereka. Dengan menggunakan model persamaan struktural untuk
mengukur signifikansi afeksi ekologikal dan pengetahuan ekologikal pada niat beli
produk hijau dan pembelian aktual hijau menunjukan hubungan positif yang kuat.
Dalam suatu produk terkandung nilai ekonomis yang pada umumnya
disebut harga dan harga adalah penentu utama pilihan pembeli. Berikut akan
dijelaskan mengenai pengertian harga.
Harga premium adalah konsumen yang mau membayar lebih untuk
produk-produk ramah lingkungan percaya bahwa perusahaan melaksanakan
tanggung jawab sosialnya pada lingkungan (Laroche et al, 2001). Pengukuran
teknik yang dikembangkan sebagai suatu metodologi survai untuk pengukuran
persepsi tentang harga. Teknik ini secara langsung mempertanyakan responden
tentang harga. Struktur pertanyaan individual untuk resonden adalah
mengkualifikasi harga berdasarkan pada asumsi yang berkaitan dengan kualitas.
Kontraks harga premium dalam studi ini dikembangkan dari studi Vlosky et al.
(1999) dan Laroche et al. (2001) tentang keinginan seorang dalam membayar
dengan harga lebih untuk pangan organik.
Ketika konsumen masih belum menghendaki produk-produk yang ramah
lingkungan dinamakan conventional customer. Keinginan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih tinggi belum mereka pikirkan, sehingga produk-produk
yang tidak ramah terhadap lingkungan tetap mereka terima (Dharmmesta, 1997).
Konsekuensi individual merupakan pengaruh dalam diri individu setelah
melakukan pembelian dan mengkonsumsi produk kosmetik ramah lingkungan.
Bahkan menuju era pemasaran yang sehat, konsumsi produk hijau terus
digalakkan sebagai program pembangunan kesehatan yang baik untuk diri maupun
bagi kepentingan yang lebih luas seperti bangsa dan negara. Lee (2009)
mengungkapkan bahwa konsumen Asia baru-baru ini menjadi salah satu target
utama bagi para pemasar hijau internasional. Selaku perusahaan manufaktur dan
ritel global yang memproduksi toiletries dan beauty product (produk kecantikan) yang telah berdiri sejak tahun 1976 di Inggris, “The Body Shop” merupakan salah
satu perusahaan yang menerapkan konsep green marketing dan telah melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia. Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya “The Body
Testing (tanpa pengujian terhadap hewan), Support Community Fair Trade (mendukung sistem perdagangan yang adil), Activate Self Esteem (mengaktifkan harga diri), Defend Human Rights (membela hak asasi manusia), dan Protect Our Planet (melindungi bumi).
Niat beli menurut Swastha (1993) yaitu mengindentifikasikan semua
pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai
pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan
keuntungan serta kerugiannya masing-masing. Sementara Engel, Blackwell dan
Miniard (1994) menggambarkan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua
faktor, yaitu niat dan pengaruh dari lingkungan atau perbedaan individu. Niat beli
konsumen merupakan suatu kegiatan individu atau konsumen yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang
ditawarkan. Tahap-tahap proses prilaku konsumen dalam pembelian produk
(Kotler, 1998).
Salah satu teori yang bisa menerangkan hubungan antara sikap, minat dan
perilaku adalah “The Theory of Reasoned Action” yang dikembangkan oleh
Fishbein dan Azjen yang dituangkan dalam buku dengan judul “Understanding
Attitude and Predicting Behavior”. Teori ini bukanlah satu-satunya yang dipakai
dalam riset pemasaran untuk memprediksi pilihan konsumen, namun model terori
tersebut menggambarkan metodologi yang paling canggih (Dharmmesta, 1992).
sikap individu terbentuk dari kombinasi antara kekuatan dan evaluasi tentang
keyakinan penting seorang konsumen. Sedangkan norma subyektif ditentukan oleh
keyakinan bahwa orang penting kain berpendapat bahwa ia seyogyanya atau tidak
seyogyanya melaksanakan perilaku dan motivasi konsumen untuk menuruti
pengharapan pengharapan sosial itu. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
minat beli dari perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor internal individual dan
faktor eksternal (lingkungan sosial). Faktor ekternal tercermin dari pengaruh orang
lain (norma subyektif) terhadap perilaku atau keputusan yang diambilnya
(Kussujaniatun, 2001). Komponen minat berisikan niat untuk melakukan perilaku
tertentu. Secara teoritis, terbentuknya minat tersebut ditentukan oleh interaksi
kedua komponen yang mendahuluinya yaitu sikap terhadap perilaku dan norma
subyektif tentang perilaku tersebut (Kussujaniatun, 2001).
Pemahaman akan produk ramah lingkungan dapat distimuli dengan
informasi dampak lingkungan di masa depan, diterimanya informasi tersebut oleh
konsumen diharapkan menjadi pengetahuan baru yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan membeli konsumen terhadap produk ramah lingkungan,
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model kausal dan
terintegrasi yang mampu menjelaskan dan memprediksi prilaku pembelian dari
suatu jenis produk spesifik (ramah lingkungan) yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan dengan memasukkan variabel-variabel mediator yang ikut berpengaruh
dan studi ini bermanfaat untuk mempermudah dalam mengaplikasikan konsep
sikap dalam proses kognisi, afek, dan konasi konsemen untuk memahami niat
diharapkan akan memperkaya literatur nilai-nilai masyarakat indonesia, khususnya
nilai yang mempengaruhi kinerja masyarakat terhadap tindakan yang mengarah
pada keramahan lingkungan.
Munurut Webster dalam Follows dan Jobber (1999), kesadaran sosial
konsumen adalah konsumen yang mengingat akan akibat secara umum dari
konsumsi pribadi atau usaha memanfaatkan daya beli dalam permasalahan sosial
pada keputusan pembelian dengan mengevaluasi dampak dari konsumsi mereka
dalam masalah sosial. Apabila konsekuensi lingkungan dirasa penting bagi
konnsumen, maka akan menghasilkan konsumen yang akan membeli
barang-barang yang ramah linagkungan. Tipe produk ini tidak hanya memuaskan
kebutuhan dan keinginan tetapi juga memberikan keuntungan bagi lingkungan
jangka panjang.
Maslah kritis lingkungan ini secara langsung maupun tidak langsung akan
terkait dengan pe mbangunan. Dalam banyak hal aktivitas ini memberi hasil,
tetapi di balik keberhasilan tersebut muncul konsekuensi yang harus di bayar
sangat mahal (Hidayati, 2001). Umumnya dalam proses pembangunan, aspek
lingkungan masih kurang diperhatikan. Timbulnya kerusakan dan pencemaran
lingkungan yang merugikan kehidupan masa ini dan masa mendatang baru di
sadari kemudian (Hidayati, 2001).
Beberapa penelitian sepeti Maharani (2010), Junaedi (2005) dan Paramita
dan Yasa (2015) menyatakan bahwa variabel afek ekologi, pengetahuan ekologi,
harga premium dan kesadaran lingkungan berpengaruh signifikan terhadap niat
Penelitian ini merupakan replikasi dan penyederhanaan dari penelitian
sebelumnya yaitu: “Pengaruh Kesadaran Konsumen, Konsekuensi Individual Dan
Lingkungan Terhadap Niat Beli Produk Pangan Organik”. Oleh Junaedi (2008).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor psikografik dalam organisasi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran konsemen pada lingkungan.
pengaruh orientasi nilai-nilai konsemen dalam model menunjukkan adanya
pengaruh positif dan signifikan terhadap afek ekologikal, dan berpengaruhpositif
dan signifikan terhadap pengetahuan ekologikal. Kesadaran lingkingan ternyata
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengetahuan ekologikal dan
harga premium, namun variabel kesadaran lingkungan tidak berpengaruh
signifikan terhadap niat beli konsemen untuk melakukan pembelian hijau.
Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk dilakukan penelitian dengan
judul: “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Beli Produk Kosmetik Ramah Linkungan Di Yogyakarta” Pemilihan konsumen The Body Shop
dikarenakan konsumen yang membeli dan menggunakan produk The Body Shop
dapat dikatakan telah melakukan ciri perilaku ramah lingkungan karena mereka
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah konsekuensi individual, konsekuensi lingkungan, harga premium,
afek ekologi, pengetahuan ekologi dan kesadaran lingkungan berpengaruh
positif terhadap niat beli pada produk hijau?
2. Apakah konsekuensi individual berpengaruh positif terhadap niat beli pada
produk hijau?
3. Apakah konsekuensi lingkungan berpengaruh positif terhadap niat beli
pada produk hijau?
4. Apakah harga premium berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk
hijau?
5. Apakah afek ekologikal berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk
hijau?
6. Apakah pengetahuan ekologikal berpengaruh positif terhadap niat beli
pada produk hijau?
7. Apakah kesadaran lingkungan berpengaruh positif terhadap niat beli pada
produk hijau?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, tujuan dalam penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh konsekuensi individual, konsekuensi
lingkungan, harga premium, afek ekologi, pengetahuan ekologi dan
kesadaran lingkungan terhadap niat beli pada produk hijau.
2. Untuk menganalisis pengaruh konsekuensi individual terhadap niat beli
pada produk hijau.
3. Untuk menganalisis pengaruh konsekuensi lingkungan terhadap niat beli
pada produk hijau.
4. Untuk menganalisis pengaruh harga premium terhadap niat beli pada
produk hijau.
5. Untuk menganalisis pengaruh afek ekologikal terhadap niat beli pada
produk hijau.
6. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan ekologikal terhadap niat beli
pada produk hijau.
7. Untuk menganalisis pengaruh kesadaran lingkungan terhadap niat beli
pada produk hijau.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Manfaat yang diperoleh untuk perusahaan adalah dapat mengetahui
niat beli konsumen dari faktor-faktor lingkngan yang ada di sekitar. Dari
faktor-faktor lingkungan yang ada, perusahaan dapat melihat seberapa
besar niat beli pelanggan dan dapat menyesuaikan harga kepada konsumen
2. Bagi Penulis
Manfaat yang diperoleh untuk penulis adalah untuk mengetahui seberapa
besar niat beli konsumen terhadap suatu produk dari faktor-faktor
lingkungan seperti afek ekologi, kesadaran lingkungan, pengrtahuan
ekologikal, harga premium, konsekuensi lingkungan dan konsekuensi
individual. Dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman dalam bidang
ilmu ekonomi khususnya mengenai niat beli konsumen.
3. Bagi Lembaga Akademis
Dapat menjadi bahan referensi dalam mempeelajari tentang niat beli
konsumen, menambah wawasan atau pemahaman tentang niat beli. Penulis
berharap hasil penelitian ini menarik minat peneliti lain, khususnya di
kalangan mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta dan untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang
masalah yang sama atau serupa. Dari hasil penelitian itu dapat dilakukan
generalisasi yang lebih profesional. Apabila hal itu dapat dicapai, maka
akan memberi sumbangan yang cukup berarti bagi pengembangan
pengetahuan ilmiah di bidang manajemen pemasaran.
4. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan dan pemahaman masyarakat tentang niat beli
12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasn Teori 1. Grand Theory
Sumber: Fishben dan Ajzen (1975) dalam Vijayan dkk. (2005)
Gambar 2.1
Model Theory Reasoned Action
TRA menyatakan bahwa perilaku didahului oleh niat dan niat ditentukan
oleh sikap keperilakuan serta norma subjektif secara individual. The Theory Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Vijayan (2005) didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah rasional dan
membuat penggunaan informasi yang tersedia menjadi sistematis untuk mereka.
Berdasarkan teori ini, niat beli seseorang ditentukan oleh dua faktor, yaitu sikap
berperilaku secara individu (individual’s attitude toward the behavior) dan norma
subjektif (subjective norm).
a. Sikap terhadap perilaku
individu akan hasil dari suatu peri-laku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation), apakah perilaku tersebut positif atau negatif. Dalam penelitian ini, mengacu pada teori Fishben dan Ajzen (1975) dalam
Vijayan dkk. (2005) sikap dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap perilaku
konsekuensi (believes abaut consequences of behaviour), yang artinya seberapa besar konsekuensi yang diperoleh konsumen atas keputusannya menggunakan
produk hijau. Sehingga dalam penelitian ini sikap dipengaruhi oleh konsekuensi
individual, konsekuensi lingkungan dan harga premium, Adapun definisinya
sebagai berikut:
1) Konsekuensi individual adalah pengaruh dalam diri individu setelah
melakukan pembelian dan mengkonsumsi produk hijau.
2) Konsekuensi lingkungan adalah konsekuensi yang harus diterima
konsumen untuk mendapat kualitas hidup yang lebih tinggi.
3) Harga premium dalam penelitian ini merupakan konsekuensi harga yang
diterima konsumen yang bersedia membeli produk ramah lingkungan
dengan harga lebih tinggi dengan kepercayaan bahwa perusahaan
melakukan tanggung jawabnya terhadap lingkungan
b. Norma subjektif
Keyakinan normatif (normative beliefs) adalah keyakinan tentang harapan normatif orang lain yang memotivasi seesorang untuk memenuhi harapan tersebut
membentuk perilaku tertentu. Seseorang bisa terpengaruh atau tidak terpengaruh
oleh tekanan sosial. Berkaitan dengan studi ini, norma subjektif adalah keyakinan
konsumen tentang kekuatan pengaruh orang-orang atau faktor lain di
lingkungannya yang memotivasi seseorang untuk melakukan pembelian produk
hijau.
Dalam penelitian ini, norma subjektif atau pengaruh dari faktor lain di
ligkungan yang memotivasi pembelian produk hijau, yaitu:
1) Afek ekologi yang merupakan tingkat emosionalitas seorang individu
terhadap isu-isu lingkungan Chan (2000) dalam Junaedi (2008);
2) Pengetahuan ekologikal adalah seberapa besar seorang individu
mengetahui konsep dan perilaku berkaitan dengan permasalahan
lingkungan Chan (2000) dalam Junaedi (2008): Munurut Webster dalam
Follows dan Jobber (1999).
3) Kesadaran lingkungan adalah konsumen yang mengingat akan akibat
secara umum dari konsumsi pribadi atau usaha memanfaatkan daya beli
dalam permasalahan sosial pada keputusan pembelian dengan
mengevaluasi dampak dari konsumsi mereka dalam masalah sosial.
Apabila konsekuensi lingkungan dirasa penting bagi konnsumen, maka
akan menghasilkan konsumen yang akan membeli barang-barang yang
ramah linagkungan.
Adapun penjelasan mengenai definisi variabel-variabel yang digunakan
1. Konsekuensi Individual
Konsekuensi individual dalam penelitian ini merupakan pengaruh dalam
diri individu setelah melakukan pembelian dan menggunakan produk kosmetik
ramah lingkungan.
2. Konsekuensi Lingkungan
Ketika konsumen masih belum menghendaki produk-produk yang ramah
lingkungan dinamakan conventional customer. Keinginan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih tinggi belum mereka pikirkan, sehingga produk-produk
yang tidak ramah terhadap lingkungan tetap mereka terima (Dharmmesta, 1997).
3. Harga Premium
Penelitian yang dilakukan Laroche et al (2001) lebih menekankan pada sikap dan prilaku konsumen yang bersedia membeli produk yang ramah
lingkungan dengan harga premium. Konsumen yang mau membayar lebih untuk
produk-roduk ramah lingkungan percaya bahwa perusahaan melaksanakan
tanggung jawab sosialnya pada lingkungan. Pengukuran sensitivitas harga atau the Price Sensitivity Measurement (PSM) merupakan suatu teknik yang dikembangkan sebagai suatu metodologi survai untuk pengukuran persepsi tentang
harga . teknik ini secara langsung mempertanyakan responden tentang harga.
Struktur pertanyaan individual untuk resonden adalah mengkualifikasi harga
berdasarkan pada asumsi yang berkaitan dengan kualitas. Kontraks harga premium
dalam studi ini dikembangkan dari studi Vlosky et al. (1999) dan Laroche et al.
(2001) tentang keinginan seorang dalam membayar dengan harga lebih untuk
4. Afek Ekologi
Afek konsumen pada lingkungan merupakan tingkat emosionalitas
seorang individu terhadap isu-isu lingkungan Chan (2000) dalam Junaedi
(2008). Konsisten dengan bukti empiris yang mendukung hubungan positif
antara afek ekologikal ddan prilaku, mengindikasi bahwa orang dengan sedikit
pengetahuan tentang lingkungan kebanyakan masih menunjukan emosional
yang tinggi (Chan & Lau, 2000).
5. Pengetahuan Ekologikal
Studi yang dilakukan Chan dan Lau (2000) dalam Brites (2015) yang dilakukan di China mengindikasi bahwa pengetahuan ekologikal masyarakat
China dan niat beli mereka untuk melakukan pembelian produk ramah lingkungan
juga relatif rendah. Studi tersebut bertujuan untuk menentukan pengaruh nilai
budaya, afeksi ekologikal dan pengetahuan ekologikal terhadap prilaku pembelian
hijau konsumen China. Nilai budaya masyarakat China ternyata hanya
berpengaruh pada afeksi ekologikal namun tidak berpengaruh pada pengetahuan
ekologikal mereka. Dengan menggunakan model persamaan struktural untuk
mengukur signifikansi afeksi ekologikal dan pengetahuan ekologikal pada niat beli
produk hijau dan pembelian aktual hijau menunjukan hubungan positif yang kuat.
6. Kesadaran Lingkungan
Kesadaran lingkungan bukan hanya ideologi saja tetapi juga
manfaat alamiah kepada penggunanya karena isu lingkungan mempengaruhi
pembelian dan keputusan nutrisional.
Daniel Chiras (Neolaka, 2008) menyatakan bahwa dasar penyebab
kesadaran lingkungan adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai saat
ini berlaku adalah etika lingkungan yang didasarkan pada sistem nilai yang
mendudukkan manusia bukan bagian dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk
dan pengatur alam. Didalam pendidikan lingkungan hidup, konsep mental tentang
manusia sebagai penakluk alam perlu diubah menjadi manusia sebagai bagian dari
alam.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan proposal ini. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang akan
mengarahkan penelitian ini diantaranya yaitu:
1. Junaedi (2008), dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Kesadaran
Konsumen, Konsekuensi Individual Dan Lingkungan Terhadap Niat Beli
Produk Pangan Organik”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor
psikografik dalam organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kesadaran konsemen pada lingkungan. pengaruh orientasi nilai-nilai
konsemen dalam model menunjukkan adanya pengaruh positif dan
signifikan terhadap afek ekologikal, dan berpengaruhpositif dan signifikan
terhadap pengetahuan ekologikal. Kesadaran lingkingan ternyata
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengetahuan ekologikal
berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsemen untuk melakukan
pembelian hijau.
2. Paramita dan Yasa (2015), dalam jurnalnya yang berjudul “sikap dalam memediasi hubungan kesadaran lingkungan dengan niat beli produk
kosmetik ramah lingkungan”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1) Semangkin tinggi
kesadaran lingkungan, maka semangkin positif sikap konsumen pada
produk kosmetik ramah lingkungan merek “The Body Shop”. 2)
Konsumen yang memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi dapat
meningkatkan niat beli konsumen pada produk kosmetik ramah
lingkunagan merek “The Body Shop”. 3) Sikap positif yang ditunjukan
oleh konsumen terhadap produk kosmetik ramah lingkunagn merek “The
Body Shop” dapat memperkuat niat pembelian mereka pada kosmetik
ramah lingkunagan merek “The Body Shop”. 4) Sikap tidak sognifikan
dalam memediasi hubunagn kesadaran lingkunagan denagn niat beli,
artinya sikap tidak mampu memperkuat hubungan antara kesadaran
lingkungan dengan niat beli.
3. Margiyanti (2013), dalam jurnalnya yang berjudul ”pengaruh kesadaran lingkungan terhadap niat beli produk hijau (studi pada mahasiswa
universitas muhammadiyah surakarta)”. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Hasil pengujian
melalui persamaan regresi tunggal dapat diperoleh nilai konstan untuk
tanpa adanya pengaruh kesadaran lingkungan maka niat beli produk hijau
tetap baik, karena sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan
pengetahuan luas. Besar nilai koefisien regresi untuk variabel kesadaran
lingkungan adalah 0,546 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa
setiap terjadi peningkatan pada kesadaran lingkungan, maka akan
meningkatkan niat beli terhadap produk hijau. 2) Variabel kesadaran
lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli produk hijau.
Hal ini terbukti dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar
9,454. Oleh karena itu nilai thitung lebih besar dari ttabel (9,454 > 1,984)
dengan probabilitas 0,000 < 0,05. 3) Nilai koefisien determinasi atau R2
sebesar 0,477 berarti variasi perubahan pada niat beli produk hijau dapat
dijelaskan oleh perubahan pada pengaruh kesadaran lingkungan sebesar
47,7% dan 52,3% dijelaskan oleh faktor lain diluar model.
4. Utami, Gunarsih dan Aryanti (2014), dalam jurnalnya yang berjudul
”pengaruh pengetahuan, kepedulian dan sikap pada lingkungan terhadap
minat pembelian produk hijau”. Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa secara simultan pengetahuan lingkungan, kepedulian
lingkungan dan sikap terhadap produk hijau tidak berpengaruh terhadap
minat pembelian produk hijau apabila dimoderasi oleh perbedaan gender.
Sehingga dengan kata lain tidak terdapat perbedaan pengetahuan
lingkungan, kepedulian lingkungan dan sikap terhadap produk hijau antara
5. Rohdiyah (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “kesadaran lingkungan dengan niat membeli pada konsumen toko sepeda di kawasan
jalan katamso”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hibungan antara niat membeli dengan
kesadaran lingkungan dan juga sebaliknya. Sehingga tinggi atau
rendahnya kesadaran lingkungan tidak berhubungan dengan niat membeli
sepeda yang dimiliki oleh konsumen.
6. Junaedi (2005), dalam jurnalnya yang berjudul “pengaruh kesadaran lingkungan pada niat beli produk hijau: studi prilaku konsumen
berwawasan lingkungan”. Temuan penelitian dari model kesadaran
lingkungan konsumen ini memberikan gambaran bahwa kesadaran
konsumen terhadap lingkungan mempe- ngaruhi keinginannya untuk
membayar dengan harga premium untuk produk- produk ramah
lingkungan. Sikap kesadaran terhadap lingkungan ternyata juga
mempunyai pengaruh yang signifikan pada tingkat keterlibatan konsumen
dalam pemilihan produk yang dilakukan konsumen. Tingkat keterlibatan
konsumen dalam proses pencarian informasi tentang produk-produk ramah
lingkungan ini mendorong konsumen untuk berkeinginan untuk
melakukan pembelian produk hijau pada masa mendatang.
C. Penurunan Hipotesis
Dalam penelitian ini, niat beli dipengaruhi oleh beberapa fakor antara
lain: konsekuensi individual, konsekuensi lingkungan, harga premium, afek
penjelesan hubungan keterkaitan antara variabel independen dengan variabel
dependen
1. Pengaruh Konsekuensi Individual, Konsekuensi Lingkungan, Harga Premium, Afek Ekologi, Pengetahuan Ekologi, Kesadaran Lingkungan Secara Bersama-sama Terhadap Niat Beli Produk Hijau
Menurut Junaedi (2008) konsekuensi individual, konsekuensi lingkungan,
harga premium, afek ekologi, pengetahuan ekologi, kesadaran lingkungan
berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen. Maka dari itu, dalam
penelitian ini konsekuensi individual memiliki pengaruh terhadap niat beli.
Junaedi (2008) menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi niat beli
pada produk organik. Hasil dari penelitian ini, masing-masing variabel mampu
menjelaskan niat beli, karena berpengaruh secara signifikan. Selain itu, Studi yang
dilakukan Chan dan Lau (2000) dalam Brites (2015) yang dilakukan di China mengindikasi bahwa pengetahuan ekologikal masyarakat China dan niat beli
mereka untuk melakukan pembelian produk ramah lingkungan juga relatif rendah.
Studi tersebut bertujuan untuk menentukan pengaruh nilai budaya, afeksi
ekologikal dan pengetahuan ekologikal terhadap prilaku pembelian hijau
konsumen China.
2. Pengaruh Konsekuensi Individual terhadap Niat Beli Produk Hijau
Menurut Junaedi (2008) Konsekuensi individual berpengaruh signifikan
terhadap niat beli konsumen. Maka dari itu, dalam penelitian ini konsekuensi
individual memiliki pengaruh terhadap niat beli.
Konsekuensi individual dalam penelitian ini merupakan pengaruh dalam
diri individu setelah melakukan pembelian dan menggunakan produk kosmetik
ramah lingkungan. Adapun logika dalam variabel ini adalah semangkin tinggi
seseorang tau tentang pengaruhnya dari produk hijau, maka semangkin tinggi niat
beli produk hijau. Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:
H2: Konsekuensi individual berpengaruh positif terhadap niat beli produk hijau.
3. Pengaruh Konsekuensi Lingkungan terhadap Niat Beli Produk Hijau
Menurut Junaedi (2008) Konsekuensi lingkungan berpengaruh signifikan
terhadap niat beli konsumen. Maka dari itu, dalam penelitian ini konsekuensi
lingkungan memiliki pengaruh terhadap niat beli.
Ketika konsumen masih belum menghendaki produk-produk yang ramah
lingkungan dinamakan conventional customer. Keinginan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih tinggi belum mereka pikirkan, sehingga produk-produk
yang tidak ramah terhadap lingkungan tetap mereka terima (Dharmmesta, 1997).
Adapun logika dalam variabel ini adalah semangkin tinggi kesadaran akan
konsekuensi lingkungan yang diterima kedepannya, maka semangkin tinggi niat
Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:
H3: Konsekuensi lingkungan berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau.
4. Pengaruh Harga Premium terhadap Niat Beli pada Produk Hijau
Menurut Junaedi (2008) Harga premim berpengaruh signifikan terhadap
niat beli konsumen. Maka dari itu, dalam penelitian ini harga premium memiliki
pengaruh terhadap niat beli. Penelitian yang dilakukan Laroche et al (2001) lebih menekankan pada sikap dan prilaku konsumen yang bersedia membeli produk
yang ramah lingkungan dengan harga premium. Konsumen yang mau membayar
lebih untuk produk-roduk ramah lingkungan percaya bahwa perusahaan
melaksanakan tanggung jawab sosialnya pada lingkungan. Pengukuran sensitivitas
harga atau the Price Sensitivity Measurement (PSM) merupakan suatu teknik yang dikembangkan sebagai suatu metodologi survai untuk pengukuran persepsi tentang
harga . teknik ini secara langsung mempertanyakan responden tentang harga.
Struktur pertanyaan individual untuk resonden adalah mengkualifikasi harga
berdasarkan pada asumsi yang berkaitan dengan kualitas. Kontraks harga premium
dalam studi ini dikembangkan dari studi Vlosky et al. (1999) dan Laroche et al.
(2001) tentang keinginan seorang dalam membayar dengan harga lebih untuk
pangan organik. Adapun logika dari variabel ini adalah apabila kesadaran akan
harga premium meningkat, maka semangkin tinggi niat beli produk hijau.
Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:
5. Pengaruh Afek Ekologikal terhadap Niat beli pada Produk Hijau
Tinjauan literatur empirik menunjukkan adanya konsistensi hubungan
positif antara afek ekologikal (rasa emosional konsumen terhadap lingkungan) dan
niat pembelian produk yang ramah lingkungan (Chan, 1999; Chan & Lau, 2000).
Adapu logika dari variabel ini adalah semangkin tinggi afek ekologi (efek yang
terjadi pada lingkungan), maka semangkin tinggi niat beli konsumen pada produk
hijau. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat lebih emosional terhadap dampak
sosial lingkungan daripada terhadap pengetahuan lingkungan.
Berdasarkan argumen tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H5: Afek ekologikal berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau.
6. Pengaruh Pengetahuan Ekologikal terhadap Niat Beli pada Produk Hijau
Dalam literatur ilmu keperilakuan terdapat hubungan asosiasi positif
antara pengetahuan dan perilaku, namun temuan-temuan empiris tentang perilaku
pembelian produk ramah lingkungan mengindikasi bahwa hubungan antara
pengetahuan ekologikal dan perilaku masih bersifat inkonklusif (Mar- tin &
Simintras, 1995; Laroche et al., 2001). Hasil temuan empiris pengaruh
pengetahuan konsumen terhadap niat dan perilaku konsumen masih
kontroversional. Menurut temuan Maloney dan Ward (1973) yang dikutip
pengetahuan lingkungan dengan perilaku ekologikal, namun penelitian Chan
(1999) menemukan bahwa pengetahuan ekologikal merupakan prediktor yang
signifikan dari perilaku konsumen untuk bertanggung jawab pada lingkungan.
Adapun logika dalam variabel ini adalah semangkin tinggi pengetahuan (manfaat
& guna) terhadap produk hijau, maka semangkin tinggi niat beli pada produk
hijau.
Berdasarkan argumen tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H6: pengetahuan ekologikal berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau.
7. Pengaruh Kesadaran Lingkungan terhadap Niat beli pada Produk Hijau
Menurut Ardianti et al. (2008) kesadaran lingkungan yang relatif rendah
terhadap produk kosmetik ramah lingkungan mengakibatkan rendahnya penge-
tahuan konsumen akan produk kosmetik ramah lingkungan, sehingga
menyebabkan afeksi atau perasaan menyukai terhadap produk kosmetik ramah
lingkungan juga relatif rendah yang pada akhirnya mengakibatkan niat pembelian
serta perilaku pembelian terhadap produk kosmetik ramah lingkungan juga relatif
rendah, begitu pula sebaliknya kesadaran lingkungan yang tinggi akan produk
kosmetik ramah lingkungan akan mengakibatkan niat pembelian serta perilaku
pembelian produk ramah lingkungan yang relatif tinggi. Selain itu, penelitian
yang dilakukan oleh Paramita dan Yasa (2015) yang meneliti tentang sikap dalam
ramah lingkungan di Denpasar menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara variabel kesadaran lingkungan dengan niat beli. Koefisen jalurnya
menunjukkan bahwa kesadaran lingkungan memberikan pengaruh positif terhadap
niat beli, artinya bahwa semangkin sadar masyarakat pada kesadaran lingkungan,
maka niat beli produk kosmetik ramah lingkungan juga semangkin tinggi.
berdasarkan beberapa hasil kajian empiris tersebut, dapat dibangun hipotesis
sebagai berikut:
H7: Kesadaran lingkungan berpengaruh positif terhadap niat beli pada produk hijau.
D. Model Penelitian
Berdasarkan tinjauan dari landasan teori, maka model penelitian dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2. di bawah ini
Dalam penelitian ini ada enam variabel independen dan satu variabel
dependen, yaitu variabel konsekuensi individual, konsekuensi lingkungan, harga
premium, afek ekologi, pengetahuan ekologi dan kesadran lingkungan yang
berpengaruh terhadap niat beli. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: a)
Menguji secara simultan seluruh variabel independen terhadap variabel dependen
yaitu niat beli. b) Menguji secara parsial masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen yaitu niat beli
Model penelitian ini mengacu pada penelitian Junaedi (2008) yang
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan penelitian lainnya Paramita dan Yasa
(2015), Margianti (2013), dan Utami et al (2014). Pada penelitian tersebut menjelaskan mengenai pengaruh antara variabel kesadaran konsumen terhadap
niat beli, kemudian harga premium terhadap niat beli, dan beberapa variabel
28 A. Obyek/ subyek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan subyeknya adalah
konsumen The Body Shop yang berada di Yogyakarta. The Body Shop dipilih sebagai obyek dikarenakan The Body Shop adalah perusahaan kosmetik yang sudah terkenal dan pelopor kosmetikramah lingkungan. Selain itu, The Body shop
menggunakan kepeduliannya terhadap lingkungan sebagai competitive advantage
dimana filosofi dari kepedulian terhadap lingkungan tercermin pada budaya
perusahaan yaitu dengan memperhitungkan People (aspek sosial) dan Planet
(aspek lingkungan). Sehingga konsumen yang memilih membeli dan
menggunakan produk The Body Shop adalah konsumen yang peduli terhadap perilaku ramah lingkungan.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu:
data yang diperoleh langsung dari tanggapan responden yang relevan dengan
topik penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non-probability sampling, pada metode ini tidak semua sampel diberikan kesempatan untuk dipilih sebagai sampel. Jenis non-probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling, yaitu: mengumpulkan informasi dari anggota-anggota populasi yang mudah diperoleh
dan mampu menyediakan informasi tersebut (Sekaran, 2006).
Peneliti menyebar kuesioner di outlet the body shop yang ada di Jogja City Mall, Galeria Mall dan di sekitaran kampus. Untuk memudahkan peneliti
dalam menyebarkan kuesioner, dalam hal ini kuesioner dibuat dalam format
digital meggunakan google form. Penyebarannya dilakukan secara langsung untuk
mendapatkan tingkat pengembalian 100%. Proses penyebaran kuesioner
dilakukan dengan cara menanyakan dahulu kepada konsumen yang tahu tentan
produk the body shop, karena penelitian ini meneliti tentang niat beli, maka peneliti tidak membedakan antara yang telah menkonsumsi dengan yang belum
mengkonsumsi produk the body shop.
Hal ini dilakukan karena elemen populasi yang dipilih sebagai subyek
dalam penelitian cukup terbatas. Peneliti akan dilakukan di outlet The Body Shop
yang ada di Galeria Mall Jogja dan Jogja City Mall, dengan begitu peneliti dapat
langsung berinteraksi dengan konsumen dan calon konsumen The Body Shop
untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Adapun sampel yang
diambil sebanyak 150 sampel dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan
menggunakan kuesioner penelitian. Kuesioner dirancang dan berisikan informasi
data responden dan pertanyaan yang diharapkan dapat mengungkap afek ekologi,
kesadaran lingkungan responden, pengetahuan ekologikal, harga premium,
konsekuensi lingkungan serta konsekuensi individual yang mendasari niat beli
mereka. Dalam hal ini peneliti menggunakan close ended question (pertanyaan tertutup). Dan dalam perhitungannya, akan digunakan skala likert dari (1) sangat
tidak setuju sampai (5) sangat setuju (Sugiyono, 2006).
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel
yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang
dapata diamati (Azwar, 1997). Definisi operasional variabel penelitian ini
meliputi:
1. Variabel Bebas
a. Konsekuensi individu (X1), dalam penelitian ini merupakan
pengaruh dalam diri individu setelah melakukan pembelian dan
menggunakan produk The Body Shop. P engukuran yang digunakan
dalam mengukur variabel konsekuensi individual dalam penelitian
ini menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Afroz et. al.,
(2015), yaitu:
2) Produk ramah lingkungan memiliki kandungan yang aman
3) Produk ramah lingkungan dapat di daur ulang
b. Konsekuensi lingkungan (X2), merupakan akibat yang ditimbulkan
pada karena perilaku yang dilakukan ekosistem. Pengukuran yang
digunakan dalam mengukur variabel konsekuensi individual dalam
penelitian ini menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Afroz
et. al., (2015), yaitu:
1) Produk ramah lingkungan mempengaruhi kualitas udara dan air
2) Produk ramah lingkungan memberikan efek yang baik bagi
manusia
3) Produk ramah lingkungan dapat berkontribusi menyelamatkan
lingkungan
c. Harga Premium (X3), yang mau membayar lebih untuk
produk-roduk ramah lingkungan percaya bahwa perusahaan melaksanakan
tanggung jawab sosialnya pada lingkungan secara penuh.
Pengukuran yang digunakan dalam mengukur variabel Harga
premium dalam variabel ini menggunakan indikator yang
dikemukakan oleh Stanton (1998) dalam Yusuf (2011), yaitu:
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Daya saing harga
d. Afek ekologi (X4), merupakan tingkat emosional individu terhadap
isu-isu lingkungan. Pengukuran yang digunakan dalam mengukur
variabel afek ekologikal dalam penelitian ini menggunakan indikator
yang dikemukakan oleh Lee (2009), yaitu:
1) Pentingnya promosi hidup yang ramah lingkungan
2) Kebutuhan uang dan sumber daya untuk kegiatan perlindungan
lingkungan hidup
3) Perlunya kegiatan perlindungan lingkungan hidup
4) Perlindungan lingkungan hidup merupakan salah satu urusan
masing-masing individu
5) Arti penting dari perlindungan lingkungan hidup
6) Kebijakan untuk mengalokasikan dana bagi promosi lingkungan
hidup
7) Pentingnya kesadaran akan lingkungan hidup
e. Pengetahuan ekologi (X5), merupakan semua informasi yang
dimiliki konsumen mengenai ekosistem dan kegiatan manusia yang
memiiki dampak terhadap lingkungan. Pengukuran yang digunakan
dalam mengukur variabel pengetahuan ekologikal dalam penelitian
ini menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Engel et al.,
(1994) dalam Kusuma dan Untarini (2014) dan Yuliawan (2011)
1) Pengetahuan subyektif (subjective knowledge)
Pengetahuan subyektif di jelaskan bahwa pengetahuan yang
berasal dari pemikiran diri sendiri mengenai sesuatu dan bernilai
benar menurut pemikir (kelompok tertentu) namun belum tentu
benar menurut orang lain
2) Pengetahuan obyektif (objectiveknowledge)
Pengetahuan obyektif adalah pengetahuan yang berasal dari
pemikiran sendiri kemudian di kemukakan kepada orang lain,
kemudian terdapat prbaikan-perbaikan dari orang lain dan
kemudian kesimpulannya dapat bernilai benar oleh semua orang.
3) Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk
Adalah pengetahuan konsumen berdasarkan pada seperangkat
karakteristik atau atribut suatu produk baik itu faktor yang
melekat secara langsung pada produk maupun faktor yang tidak
melekat secara tidak langsung pada produk.
4) Pengetahuan tentang manfaat produk
Adalah pengetahuan tentang manfaat yang diterima konsumen
baik pada saat atau ketika akan mengkonsumsi produk atau jasa.
f. Kesadaran lingkungan (X6), adalah kemampuan seseorang untuk
menyadari hubungan antara aktifitas manusia dengan keadaan
lingkungan sekitarnya untuk menciptakan lingkungan baik.
lingkungan dalam penelitian ini menggunakan indikator yang
dikemukakan oleh Wibowo (2011) dalam Margiyanti (2013), yaitu:
1) Pengetahuan terhadap isu lingkungan
2) Afeksi terhadap isu lingkungan
3) Niat berprilaku
b. Variabel Terikat
Niat Beli (Y1) Howard, Shay dan Green (1998) mendefinisikan niat beli
sebagai ” the consumer’s intention to buy the product” (niat konsumen untuk
membeli sebuah produk). Sementara Engel, Blackwell dan Miniard (1994)
menggambarkan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua faktor, yaitu niat
dan pengaruh dari lingkungan atau perbedaan individu.
Niat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap
objek. Niat beli juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukkan
keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (Assael, 1998). Menurut
Ferdinand (2002, p. 129), niat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator
sebagai berikut:
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk
prefrensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
produk tersebut.
F. Uji Kualitas Instrumen Dan Data
Sebelum melanjutkan penelitian lebih jauh, maka diperlukan uji validitas
dan reliabilitas terhadap intrumen penelitian
1. Uji Validitas
. Uji validitas dilakukan untuk menampilkan dimensi-dimensi dari skala
pengukuran komponen-komponen utama. Dilakukan dengan melihat nilai pearson correlation. Jika nilai sig. ≤.0,05 (5%) maka item dapat dinyatakan valid (Ferdinand, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan instrumen pengukuran data yang dihasilkan,
apabila intsrumen tersebut memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan
pengukuran maka disebut reliable atau terpercaya (Ferdinand, 2013). Pengujian ini dilakukan untuk melihat konsistensi internal dari skala pengukuran yang
digunakan. Pengukuran Reliabilitas dengan teknik analisis yang menggunakan
koefisien alpha cronchbach. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
G. Analisis Data dan Uji Hipotesis 1. Analisis data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan Regresi linier Berganda
dengan menggunakan software SPSS 21 pada Windows. Analisis linier berganda
adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,
X3, X4, X5, X6) dengan variabel dependen (Y1). Analisis ini untuk mengetahaui
arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah
masing-masing variabel independen berpengaruh positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan.
a. Uji Regresi Linear Berganda
Persamaan regresi dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y1 =α + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4 X4 +b5 X5 + b6X6+e
X2 : Konsekuensi Lingkungan
X3 : Harga Premium
X5 : Pengetahuan Ekologikal
X6 : Kesadaran Lingkungan
Besarnya konstanta tercermin dalam “α” dan besarnya koefisien regresi
dari masing-masing variable independen ditunjukkan dengan β1, β2, β3, β4, dan β5.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk
menjelaskan hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variable dependen.
b. Uji Hipotesis
1) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Rahmawati dkk, (2011) uji F pada dasarnya menunjukan apakah
semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji F
pada penelitian ini untuk menguji pengaruh seluruh variabel independen
konsekuensi individual, konsekuensi lingkungan, harga premium, afek ekologi,
pengetahuan ekologikal dan kesadaran konsumen secara bersama-sama terhadap
niat beli.
Untuk menguji apakah model yang digunakan baik, maka dapat dilihat
dari signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan
dengan α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa, dengan cara :
a) Merumuskan hipotesis
X1= Konsekuensi Individual, X2= Konsekuensi Lingkungan X3= Harga
Premium X4= Afek Ekologi X5= Pengetahuan Ekologikal X6=
Kesadaran Lingkungan dan Y1 = Niat Beli
Ha : b1, b2, b3, b4, b5, b6≠ 0:
X1= Konsekuensi Individual, X2= Konsekuensi Lingkungan X3= Harga
Premium X4= Afek Ekologi X5= Pengetahuan Ekologikal X6=
Kesadaran Lingkungan dan Y1 = Niat Beli
b) Kesimpulan
2) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Menurut Rahmawati dkk, (2011) uji statistik t pada dasarnya
menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan
uji – t. Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, maka
a) Merumuskan hipotesis
H0 : b1, b2, b3, b4, b5, b60:
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara X1= Konsekuensi
Individual, X2= Konsekuensi Lingkungan X3= Harga Premium X4=
Afek Ekologi X5= Pengetahuan Ekologikal X6= Kesadaran
Lingkungan dan Y1 = Niat Beli
Ha : b1, b2, b3, b4, b5, b60:
Ada pengaruh yang signifikan antara X1= Konsekuensi
Individual, X2= Konsekuensi Lingkungan X3= Harga Premium X4=
Afek Ekologi X5= Pengetahuan Ekologikal X6= Kesadaran
Lingkungan dan Y1 = Niat Beli
b) Kesimpulan
Ha : diterima bila sig. ≤ α = 0,05 (variabel independen secara
individual akan diterima bila nilai signifikansi α ≤ 0,05 terhadap
variabel dependen).
H0 : ditolak bila sig. > α = 0,05 (variabel independen secara
individual akan diterima bila nilai signifikansi α > 0,05 terhadap
variabel dependen).
c. Koefisien Determinasi (R Square)
Menurut Rahmawati dkk, (2011) koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur sejauhmana kemampuan model dalam menerangkan variasi variable
mendekati nilai satu menunjukkan semakin kuatnya kemampuan dalam
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Dan Subyek Penelitian
1. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah The Body Shop di Yogyakarta. Selaku perusahaan manufaktur dan ritel global yang memproduksi toiletries dan beauty product(produk kecantikan)yang telah berdiri sejak tahun 1976 di Inggris, “The Body Shop” merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan konsep green
marketing dan telah melakukan ekspansi bisnis ke Indonesia. Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya “The Body Shop” selalu berpegang pada lima nilai utama
mereka, yaitu: Against Animal Testing, Support Community Fair Trade, Activate Self Esteem, Defend Human Rights, dan Protect Our Planet.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah konsumen The Body Shop di
Yogyakarta. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 150, dan kuesioner yang
kembali sebanyak 150 dan semua kuesioner yang kembali telah memenuhi kriteria
yang ditetapkan.
3. Karakteristik Responden
Karaketristik responden dalam penelitian ini dikelompokan berdasarakan
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Pria 64 42,7%
Berdasarkan tabel 4.2. menunjukkan bahwa dari 150 responden yang
sedangkan yang terendah adalah berusia kurang dari 17 tahun dan diatas 40 tahun
yaitu sebanyak 0 persen. Hal ini menunjukkan pada usia 21 sampai 30 tahun
tersebut merupakan usia yang paling tinggi dalam membeli dan menggunakan
produk ramah lingkungan The Body Shop.
c. Pendidikan
Tabel 4.3
Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SD 0 0%
2 SMP 0 0%
3 SMA 69 46%
4 Peruruan Tinggi 81 54%
Total 150
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan tabel 4.3. menunjukkan bahwa dari 150 responden yang
tertinggi adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir perguruan
tinggi sebanyak 81 orang yaitu 54 persen, sedangkan yang terendah adalah yang
memiliki tingkat pendidikan terakhir SD dan SMP yaitu sebanyak 0 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir
perguruan tinggi merupakan yang paling tinggi dalam membeli dan menggunakan
d. Pekerjaan
Tabel 4.4 Pekerjaan reponden
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 TNI/POLRI 0 0%
2 PNS 8 5%
3 Peg. Swasta 19 13%
4 Wiraswasta 5 3%
5 Mahasiswa 103 69%
6 Lain-lain 15 10%
Total 150
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan tabel 4.4. menunjukkan bahwa dari 150 responden yang
tertinggi adalah responden yang memiliki status sebagai mahasiswa sebanyak 103
(69%), sedangkan yang terendah adalah yang memiliki pekerjaaan sebagai
TNI/POLRI sebanyak (0%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yan memiliki
status sebagai mahasiswa merupakan yang paling tinggi dalam membeli dan
e. Penghasilan
Tabel 4.5
Penghasilan Perbulan Responden
No Penhasilan Per Bulan Jumlah Persentase
(%)
1 <Rp. 1.000.000 43 29%
2 Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 62 41%
3 >Rp. 2.000.000 45 30%
Total 150
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan tabel 4.5.. menunjukkan bahwa dari 150 responden yang
tertinggi adalah responden yang berpenghasilan perbulan sebanyak Rp. 1.000.000
– Rp. 2.000.000 sebanyak 62 orang (41%), sedangkan yang terendah adalah
responden yang berpenghasilan perbulan kurang dari Rp. 1000.000 sebanyak 43
orang (29%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berpenghasilan Rp.
1.000.000 – Rp 2.000.000 merupakan pendapatan perbulan yang paling tinggi
dalam membeli dan menggunakan produk ramah lingkungan The Body Shop.
B. Uji Kualitas Instrumen
Uji kualitas instrument dilakukan untuk mengetahui apakah instrument
penelitian sudah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Berikut disajikan
1. Uji Validitas
Berdasarkan hasil survei dengan 30 responden ditemukan bahwa seluruh
komponen dalam variabel penelitian ini valid.Tabel berikut menyajikan hasil uji