• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Pendataan Rumah Tangga Miskin Pada Badan Pusat Statistik (Studi Kasus: Kabupaten Garut)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Pendataan Rumah Tangga Miskin Pada Badan Pusat Statistik (Studi Kasus: Kabupaten Garut)"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan kearah yang lebih baik dan telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia yang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan manusia, salah satunya adalah hal pengolahan data baik yang bersifat akademik pemerintahaan maupun bisnis. Komputer adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dan merupakan salah satu bentuk dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah banyak dimanfaatkan baik oleh pemerintah maupun perusahaan swasta sebagai salah satu media yang membantu dalam pengolahan data. Dengan adanya komputer maka proses pengolahaan data pada instansi pemerintahan maupun swasta dapat menjadi lebih baik yang tentunya hal ini berpengaruh dalam segi pelayanaan terhadap masyarakat.

(2)

Pusat Statistik kabupaten Garut, Merupakan salah satu Instansi Pemerintah yang memiliki peranan penting untuk membantu berjalannya program pemberantasan masyarakat miskin yang diprogramkan oleh pemerintah pusat,yang mewajibkan setiap petugas pendata dari Badan Pusat Satatistik (BPS) untuk mendata masyarakat yang miskin. Namun pendataan yang dilakukan oleh intansi yang terkait masih menggunakan sistem Konvensional (pencatatan dengan menggunakan alat tulis)yang mengakibatkan penumpukan data. Subsidi/Bantuan dari pemerintah pusat pun tidak tepat sasaran karenadata tidak valid.

Penelitian di Badan Pusat Statistik Kabupaten Garutdalam pendataan rumah tangga miskin, pengolahan data yang tepat diharapkan akan menghasilkan manfaat yang besar bagi masyarakat jika diolah dengan benar.Proses pendataan Rumah Tangga Miskin yang ada pada BPS Kabupaten Garut masih bersifat konvensional(pencatatan dengan menggunakan alat tulis) yang mengakibatkan penumpukan data, proses penilaian RTM yang membutuhkan waktu yang lama karena pengiriman data hasil survey yang membutuhkan waktu, proses pencarian data RTM yang membutuhkan waktu yang lama, sulitnya Pemerintah pusat untuk membagikan bantuan secara merata dan tepat sasaran karena data RTM tidak valid. Karena itulah, perlu diciptakannya sistem pendukung informasi yang dapat mempermudah pekerjaan manusia dan dapat menghemat waktu. Sistem tersebut harus dirancang untuk kemudian dapat dikembangkan dan diaplikasikan pada bidang yang membutuhkan sehingga terjadi komputerisasi data RTM.

(3)

akan didapatkan suatu analisa dan visualisasi yang dapat digunakan sebagai referensi bagi para penggunauntuk itu penulis membuat skripsi dengan judul ”SISTEM INFORMASI PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN PADA

BPS (STUDI KASUS : KABUPATEN GARUT)”. 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang adapun masalah yang dapat diidentifikasi dan dirumuskan adalah :

1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Proses Pendataan rumah tangga miskin yang ada pada BPS Kabupaten Garut masih bersifat konvensional (Pencatatan menggunakan alat tulis) sehingga mengakibatkan penumpukan data.

2. Proses penilaian RTM yang membutuhkan waktu yang lama karena pengiriman data hasil surveyyang membutuhkan waktu.

3. Proses pencarian data RTM yang membutuhkan waktu yang lama.

4. Sulitnya Pemerintah Pusat untuk membagikan bantuan secara merata dan tepat sasaran karena data RTM tidak valid.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

(4)

2. Bagaimana perancangan sistem informasipendataan rumah tangga miskin pada Badan Pusat Statistik (BPS) di Kabupaten Garut.

3. Bagaimana implementasi sistem informasipendataan rumah tangga miskin pada Badan Pusat Statistik ( BPS) di Kabupaten Garut.

4. Bagaimana pengujian sistem informasipendataan rumah tangga miskin pada Badan Pusat Statistik (BPS) di Kabupaten Garut.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini terdapat maksud dan tujuan penelitian, adapun maksud dan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi pendataan rumah tangga miskin pada Badan Pusat Statistik (BPS)Studi kasus (Kabupaten Garut). Diharapkan dapat membantu dalam pengolahan data menjadi lebih baik, cepat dan akurat sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi betul-betul dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh perusahaan/instansi terkait serta program yang akan penulis rancang nantinya dapat berdampak pada pencepatan akses informasi di masyarakat yang terkait dengan kebijakan, layanan tepat sasaran dan akurat sesuai data yang dimiliki BPS Kabupaten Garut.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada sistem pendataan RTM

(5)

2. Menghasilkan rancangan sebuah sistem informasipendataan rumah tangga miskin.

3. Menerapkan sistem kedalam bahasa pemrograman.

4. Mengetahui kesalahaan di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut untuk mengetahui jika masih ada kekurangan dan kesalahan pada sistem. 1.4. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun secara akademis.

1.4.1. Kegunaan Praktis

1. Untuk membantu dalam hal pengolahan data sehingga dapat menjadi lebih baik, cepat, akurat dan tepat sasaran.

2. Diharapkan dapat meningkatkan kinerja petugas sehinggan pelayanan terhadap masyarakat pun menjadi lebih baik.

1.4.2. Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembanding antara ilmu sistem informasi (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan (praktek). Sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu sistem informasi yang sudah ada untuk dihadapkan pada dunia nyata dan dapat menguntungkan berbagai pihak.

(6)

mengambil skripsi atau tugas akhir dalam kajian yang sama sekaligus sebagai referensi di dalam penulisan.

3. Bagi Penulis, berguna dalam menambah atau memperkaya wawasan pengetahuan baik teori maupun praktek, belajar menganalisa dan melatih daya pikir dalam mengambil kesimpulan atas permasalahan yang ada didalam instansi pemerintahan, khususnya pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut.

1.5. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan guna menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap penelitian yang penulis lakukan, berikut batasan masalahnya : 1. Aplikasi sistem pendataan RTM hanya bisa di akses oleh Petugas BPS Bagian Lapangan yang melakukan survey, dan seksi integrasi pengolahan data diseminasi statistik untuk pengolahan data RTM, Petugas Kecamatan Bagian Humas dan Petugas Pusat/ TNP2K .

2. Sistem ini bisa diaplikasikan di handphone atau tablet yang memiliki spesifikasi minimum android versi 2.2 froyo (frozen yogurt).

3. Sistem ini hanya mencakup seputar pendataan RTM di wilayah administratif, penilaian, dan pengolahan data RTM.

4. Informasi yang disajikan terbatas pada data rumah tangga miskin dengan

mengacu pada “UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2011

(7)

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi dan waktu penelitian yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut :

1.6.1. Lokasi Penelitian

Tempat Penelitian yang dilakukan penulis yaitu di Kantor Badan Pusat Setatistik Kabupaten Garut yang beralamat di Jl.Pembangunan No.222 Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

1.6.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juni 2014dengan rincian seperti tertulis pada table 1.1.

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Aktifitas

(8)

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan yang akan diuraikan dalam laporan skripsi ini terbagi dalam beberapa bab yang akan dibahas anatara lain sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara umum mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah,tempat dan waktu pelaksanaan penlitian, serta sistematika penulisan laporan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang seluruh teori pendukung yang berkaitan dengan pembuatan laporan skripsi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil dan pembahasan mengenai perancangan sistem, tujuan perancangan sistem, gambaran umum yang diusulkan, perancangan prosedur yang diusulkan use case, sekenario use case,activitydiagram, sequencediagram, collaborationdiagram, classdiagram, deployment diagram, component diagram, dan pengkodean, perancangan antar muka,perancangan input, dan perancangan output, perancangan arsitektur jaringan, implementasi, batasan implementasi, implementasi perangkat lunak, implementasi perangakat keras, implementasi basis data, implementasi antar muka, implementasi installasi program, dan penggunaan program, pengujian, rencana pengujian, kasus dan hasil pengujian dan kesimpulan hasil pengujian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(10)

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Pengertian Sistem Informasi dibangun oleh dua unsur utama yaitu sistem dan informasi. Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai Sistem Informasi, maka pengertian mengenai sistem, informasi, dan sistem informasi akan diuraikan sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto, H.M (2002:1) Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekan kepada prosedur dan menekan kepada komponen dan elemen. Pendekatan sistem yang lebih menekan pada prosedur mendefinisikan sebagai : “suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Pendekatan sistem menekankan pada komponen atau elemen-elemen mendefinisikan sebagai berikut:

Menurut Jogiyanto, H.M (2002:1) “sistem adalah elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu“.

2.1.2 Karakteristik Sistem

(11)

lingkungan luar sistem (environmets), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (proses) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

1) Komponen Sistem

Komponen-komponen ini saling berhubungan dan bekerja sama sehingga tercipta satu kesatuan fungsi dari sistem. Sehingga sistem dapat mencapai tujuannya.

2) Batas Sistem

Daerah pemisah antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan sistem lingkungan luarnya. Batasan sistem, maka dapat dipisahkan dan dibedakan satu sistem dengan sistem yang lainnya maupun sistem dengan lingkungan luar.

3) Lingkungan Luar

Segala sesuatu yang berada diluar batas sistem, namun jika terdapat ketidak-serasian antara lingkungan luar sistem dengan sistem maka dapat menyebabkan terganggunya fungsi sistem tersebut. Oleh karena itu haruslah senantiasa tercipta keharmonisan antara sistem dengan lingkungan luarnya. 4) Penghubung Sistem

(12)

5) Masukan sistem

Masuk (input) adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masuk dapat berupa masukan perawatan (maintance input) dan masukan sinyal (signal input).

6) Keluaran Sistem

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang di olah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7) Pengolahan sistem

Suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah input menjadi output.

8) Sasaran sistem

Setiap sistem pasti mempunyai tujuan ataupun sasaran yang mempengaruhi input yang dibutuhkan dan output yang akan dihasilkan. Dengan kata lain, suatu sistem akan dikatakan berhasil kalau pengoperasian sistem itu mengenai sasaran atau tujuannya.

Input Pengolahan Output

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

(13)

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut Jogiyanto, H.M (2008:6) Suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut ini.

a. Sistem Menurut Bentuk Fisiknya : 1. Sistem Abstrak (abstract system)

Sistem abstrak adalah system yang berupa pemikiran atau ide – ide yang tidak tampak secara fisik.

2. Sistem Fisik (physical system)

Sistem fisik merupakan system yang ada secara fisik. b. Sistem Menurut Terjadinya Sistem :

1. Sistem Alamiah (natural system)

Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam tidak dibuat manusia.

2. Sistem Buatan Manusia (human made system)

Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. c. Sistem Menurut Kejadian Masa Depan

1. Sistem Tertentu (deterministic system)

Sistem tertentu adalah sistem yang beroprasi dengan tingkah laku yang sudah dapat di prediksi.

2. Sistem Tak Tentu (probabilistic system)

(14)

d. Sistem Menurut Sifatnya

1. Sistem Tertutup (closed system)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya, sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar – benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar – benar tertutup). 2. Sistem Terbuka (open system)

Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. 2.1.4 Pengertian lnformasi

Menurut Jogiyanto, H.M (2008:8) lnformasi adalah data yang diolah menjadi suatau bentuk yang lebih bereguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

2.1.5 Siklus Informasi

Data merupakan fakta atau kejadian yang belum berguna bagi penerimanya, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui dengan suatu metode pendekatan dan pengembangan tertentu untuk dihasilkan suatu informasi.

(15)

yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat suatu data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat sebuah model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle), siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycle).

2.1.6 Kualitas dari Informasi

Menurut Jogiyanto, H.M (2008:10) Kualitas dari suatu informasi biasanya ditentukan oleh tiga hal, yaitu :

1. Tepat pada waktunya (on time), berarti informasi yang datang pada penerimanya tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasn di dalam pengambilan keputusan.

2. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. 3. Relevan (relevance) berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk

pemakainya. 2.1.7 Nilai Informasi

(16)

2.1.8 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2001 : 11) yang dimaksud Sistem Informasi adalah suatu sistem yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen, antara lain :

a. Hardware : CPU, disk, terminal, printer.

b. Software : sistem operasi, Sistem Basis Data, program pengontrol komunikasi, program aplikasi

c. Personal : yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan, mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang mendukung sistem.

d. Data : data yang tersimpan dalam jangka waktu tertentu.

2.2 Pendataan Rumah Tangga

Adapun pengertian pendataan keluarga/rumah tangga menurut BKKBN (2003:11) adalah “kegiatan pengumpulan data-data primer tentang demografi,

(17)

2.3 Kemiskinan

Kemiskinan Menurut Sulistyani (2004:3) kemiskinan adalah merupakan masalah gradual yang melanda setiap bangsa, bahkan bangsa maju sekalipun memiliki kantong-kantong kemiskinan.

Menurut Ritonga (2003:1) kemiskinan adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang atau rumahtangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum yang layak bagi kehidupannya, dari pendapat tersebut diketahui bahwa kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang atau rumahtangga mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.

Menurut Soemardjan (2003:29) mengatakan bahwa “faktor-faktor penentu

atau determinan kemiskanan sangat tergantung pada kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan sosialnya, yang dapat dilihat dari penduduk atau keluarga tersebut”. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa kondisi kemiskinan

terjadi bilamana seseorang dalam rumahtangga tidak memiliki kemampuan atau tidak berdaya dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.

(18)

Bila diasumsikan suatu rumah tangga memiliki jumlah anggota rumahtangga ( household) rata-rata 4 orang, maka batas kemiskinan rumah tangga adalah :

a) Rumahtangga dikaatakan sangat miskin apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya sebesar 4x Rp.120 ribu = Rp.480 ribu per rumahtangga per bulan.

b) Rumahtangga dikatakan miskin apabila kemampuan memenuhi kebutuhan dasarnya hanya mencapai 4 x Rp. 150 ribu = Rp. 600 ribu per rumahtangga per bulan, tetapi diatas Rp.480 ribu.

c) Rumahtangga dikatakan mendekati miskin apabila kemampuan memenuhi kebutuhan dasarnya hanya mencapai 4 x Rp. 175 ribu = Rp.700 ribu per rumahtangga per bulan, tetapi diatas Rp.600 ribu.

2.4 Pendataan Rumah Tangga Miskin (RTM)

Jadi bisa di simpulkan bahwa Sistem Informasi Pendataan Rumah Tangga Miskin adalah suatu sistem layanan informasi tentang pengumpulan data individu anggota keluarga dimana keadaan seseorang atau rumah tangga mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.

2.5 Pengertian Aplikasi

(19)

instalasi pada aplikasi yang ingin digunakan, sehingga aplikasi dapat berjalan dan dapat berinteraksi langsung dengan user.

2.6 Pengertian Android

Menurut Nazrudin safaat H (2012:1) menyatakan bahwa android adalah sebuah sistem oprasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakupsistem oprasi, middleware dan aplikasi. Android menyiapkan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka.

Menurut Nazrudin safaat H (2012:1) menyatakan bahwa android dipuji sebagai “platform mobile pertama yang lengkap, terbuka, dan bebas “.

1. Lengkap (Complete Platform) : para desainer dapat melakukan pendekatan komprehensif ketika mereka sedang mengembangkan platform Android. Android merupakan sistem oprasi yang aman dan menyediakan tools dalam membangun software dan memungkinkan untuk peluang pengembangan aplikasi.

2. Terbuka (Open Source Platform ) : Platform Android disediakan melalui lisensi open source. Pengembang dapat dengan bebas untuk mengembangkan aplikasi. Android sendiri menggunakan Linux Karnel 2.6.

(20)

pada platform android. Tidak ada kontrak yang diperlukan. Aplikasi untuk android dapat didistribusikan dan diperdagangkan dalam bentuk apapun.

2.7 Pengertian Internet

Menurut Sutarman (2007:4), Internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai artihubungan berbagai komputer danberbagai tipe komputeryangberbentuk sistemjaringanyangmencakupseluruhdunia(jaringan global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, wireless, dan lainnya.

Internet memiliki 2 jenis Koneksi yang memiliki kekurangan dan kelebihanmasing-masing,dimanakoneksitersebutterdiridari:

1. Koneksi Internet Kabel

(21)

2. Koneksi Internet Nirkabel (wireeless)

Koneksi internet nirkabel (wireeless) adalah koneksi yang memanfaatkan gelombang radio (elektromagnetik) sebagai penghatarnya dan bekerja pada frekuensi yang tinggi yaitu 11-54, sangat berbeda dengan koneksi dial-up.

2.8 Pengertian Eclipse

Menurut Nasruddin Safaat H (Pemograman aplikasi mobile smartphone dan tablet PC berbasis android) (2012:16) Eclipse adalah sebuah IDE (Intergrated Development Environment) untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan di semua platForm (platform-independent). Berikut ini adalah sifat dari Eclipse :

a) Multi-platFrom: Target sistem oprasi Eclipst adalah Microsoft Windows, Linux , Solaris, ALX,HP-UX dan Mac OS X.

b) Multi-language : Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemograman Java, akan tetapi Eclipse mendukung pengembangan aplikasi berbasis bahasa pemograman lainnya, seperti C/C++, Cobol, Python, Perl, PHP, dan lain sebagainya.

(22)

2.9 Pengertian Berbasis Objek (Object Oriented)

Menurut Adi Nugroho (2009:107) Pengertian Object Oriented adalah sebagai berikut : “Object Oriented Analysis adalah metode analisis yang memeriksa syarat/keperluan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahaan.”

Tiga perinsip dari Object Oriented yakni :

a) Encapsulation, Class dan objek melindungi data dan oprasi yang dimilikinya.

b) Inheritance, sebuah subclass atau objek mewarisi atribut dan oprasi dari Class pendahulunya (superclass). Setiap perubahan pada data atau oprasi yang terdapat pada superclass langsung diwariskan pada semua subclass yang diturunkan dari superclass tersebut.

(23)

2.10 Java PlatForm Android

Menurut Wahana Komputer (2012:3) menyatakan bahwa pada bahasa pemograman, proses kompilasi program harus dilakukan di mesin computer tempat kode program itu ditulis sehingga hanya dapat dijalankan pada arsitektur komputer tersebut. Permasalahan terjadi ketika program tersebut harus berjalan pada arsitektur komputer yang tidak sama dengan lingkungan program tersebut dibangun maka program tersebut tidak akan dapat dijalankan. Pada berbagai platform dan sistem oprasi. Java memiliki dua buah platform penting untuk membangun perangkat lunak.

Beberapa produk yang dikeluarkan untuk membantu dalam membuat aplikasi, yaitu :

a) Java Virtual Machine

Java Virtual Machine (JVM) adalah penerjemah kode program yang telah dikompilasi menjadi kode mesin. JVM dapat diterapkan pada berbagai sistem oprasi dan berbagai platform. Hal ini membuat program java dapat dengan mudah dijalankan pada komputer bersistem oprasi apa pun tanpa harus mengubah kode program yang telah ditulis.

b) Java Runtaime Environment

(24)

itu ke dalam bahasa mesin. Pada JRE juga telah terdapat kelas inti untuk java API dan berbagai file pendukungnya.

c) Java Development Kit (JDK)

Java Development kit (JDK) merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk manajemen dan membangun berbagai aplikasi java. JDK merupakan supreset dari JRE, berisikan segala sesuatu yang ada di JRE ditambahakan compiler dan debugger yang diperlukan untuk mengembangkan applet dan aplikasi. JDK yang mendukung aplikasi android adalah JDK 1.6.0_24 (JDK 1.6 update 24).

2.11 Pengertian PHP (Hipertext Preprocessor)

Menurut Mochamad Joko Adi Wiraman (2009:1) menyatakan bahwa PHP merupakan bahasa pemograman yang paling populer dan banyak digunakan untuk pemograman web. PHP disebut juga pemograman server side, artinya program yang dijalankan di LINUX. Program ini bersifat freewere.

(25)

language=”PHP”>, atau %> jika tanda yang mengawali PHPnya adalah <%, atau

%> jika tanda yang mengawali PHPnya adalah <%.

Menurut Sutarman (2007:95) menyatakan bahwa PHP adalah salah satu bahasa Server-side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga yang dikirimkan ke browser adalah “hasil jadi” dalam bentuk HTML, dan kode PHP

anda tidak akan terlihat.

Contoh script sederhana PHP yang disisipkan ke dalam HTML (disimpan dengan ekstensi.php):

<html> <head>

<title>embeded dalam HTML</title> <body>

<?php

Echo “ Selamat belajar PHP”;

?> </body> </html>

(26)

PHP termasuk ke dalam Open Source Product. Jadi pengguna dapat merubah source code dan menistribusikanya secara bebas. PHP juga diedarkan secara gratis, maka semua orang bisa memperolehnya secra gratis.

2.12 Pengertian UML (Unified Modelling Language)

Menurut Martin Fowler (2004:1), Unified Modelling Language(UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemograman berorientasi objek (OOP).

UML memiliki beberapa jenis diagram resmi, yaitu antara lain :

1. Use Case diagram untuk memodelkan proses bisnis.

2. Coneceptual Diagram untuk memodelkan konsep-konsep yang ada didalam aplikasi.

3. Sequance Diagram untuk memodelkan pengiriman pesan (message) antar objects.

4. Collaboration Diagram untuk memodelkan interaksi antara objects.

5. State Diagram untuk memodelkan perilaku objects di dalam sistem.

(27)

7. Class Diagram untuk memodelkan struktur kelas. 8. Objects Diagram untuk memodelkan struktur object. 9. Component Diagarm untuk memodelkan komponen object. 10.Deployment Diagram untuk memodelkan distribusi aplikasi.

2.13 Pengertian MySQL (Structure Query Language)

Sebagai penyimpanan seluruh data di Fawwaz Leather Industries membutuhkan suatu fasilitas yang akan menampung semua data tersebut dalam jumlah jumlah besar. Fasilitas tersebut yaitu MySQL dengan menggunakan program SQL di dalmnya.

Menurut Andi Pramono dan M.Syafii (2005:3) menyatakan bahwa MySQL ialah database server yang mampu menampung sampai ratusan giga record.

Beberapa hal yang terdapat dalam pengolahan suatu database, antara lain :

1. Entity , yaitu identitas orang (konsumen), dari mulai nama, alamat, dan lain-lain

2. Atribut, setiap entity memiliki atribut untuk mewakili entity tersebut. Yaitu data satu kolom pada database. Entity ini disebut juga sebagi data filed, data elemen atau data item. Misalkan entity konsumen memiliki filed No, nama, alamat, dan lain-lain.

(28)

4. Record atau Tuple, yaitu kumpulan elemen atau atribut yang saling berkaitan menginformasikan tentang entity lengkap. Misalkan record atau tuple mewakili data No, nama, alamt.

5. File, kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang elemen sama, atribut yang sama namun berbeda data valuenya.

Banyak kelebihan yang dimiliki oleh SQL sebagai database server. Wahana Komputer (2012:41) menyatakan keistimewaan yang dimiliki MySQL antara lain :

1. Protabilitas yaitu MySQL dapat berjalan secara stabil pada berbagai macam sistem oprasi.

2. Open Source yaitu MySQL didistribusikan secara gratis.

3. Multi User yaitu MySQL dapat digunakan dengan banyak user tanpa memiliki masalah.

4. Performance Turning yaitu MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dan lain-lain.

(29)

Gamabar 2.2 Tampilan awal SQL

(Sumber : Andi Pramono M.Syafii.2005. Kolaborasi Flash, Dreamwever, dan PHP untuk Aplikasi Website)

2.14 Pengertian Apache

Muhammad sukarno (2006:2) menyatakan dalam bukunya “Membangun

website dinamis dan iteraktif dengan PHP-MySql (Windows dan Linux)” tentang apache, yaitu “Apache merupakan server web yang digunakan dalam pemograman

web berbasis server. Adapun yang termasuk ke dalam gelombang server adalah Apache, PWS (Windows 9x), IIS (Windows NT/XP?2003 Server) dan Tomcat.

(30)

2.15 Pengertian XAMPP

(31)
(32)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam Menentukan objek penelitian, penulis melakukannnya di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut yang beralamat di Jl. Pembangunan No.222 Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut belum memiliki media dalam melakuakan pendataan RTM . Maka penulis akan melakukan penelitian pada BPS ini untuk membangun sebuah aplikasi pendataan RTM sebagai sarana untuk membantu pencepataan petugas lapangan dalam melakukan pendataan RTM khususnya di Kabupaten Garut.

3.1.1 Sejarah Singkat Instansi

BPS adalah salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen di Indonesia yang mempunyai fungsi pokok sebagai penyedia data statistik dasar, baik untuk pemerintah maupun untuk masyarakat umum, secara nasional maupun regional.

Pembangunan kantor ini pun dilakukan diatas tanah hak milik dengan sumber dana dari pemerintah setempat. Lokasi tempat kantor ini adalah di Jl.Pembangunan No 222 Tarogong Kidul, Garut-Jawa Barat.

(33)

UU ini yang ditindak lanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.

Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain:

a. Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS.

b. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan. c. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.

d. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS.

Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan di atas, peranan yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :

(34)

b. Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.

c. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik.

d. Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia.

3.1.2 Visi dan Misi a. Visi Instasi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua. b. Misi Instansi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. 2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional,

didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

(35)

3.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten Garut. (Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut, 15 Maret 2014)

3.1.4 Deskripsi Tugas

Menurut Jogiyanto ( 2005 : 28 ) Deskripsi tugas merupakan suatu rincian yang menunjukan posisi, tanggung jawab, wewenang, fungsi dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh seorang personil di dalam suatu organisasi.

Berikut adalah deskripsi tugas pada BPS Kabupaten Garut :

(36)

1. Subbagian Tata Usaha meliputi:

a. Menyusun program kerja tahunan Subbagian Tata Usaha.

b. Melakukan penyiapan bahan dan penyusunan rancangan usulan program .

c. Kerja dan anggaran tahunan BPS Kabupaten/Kota baik rutin maupun proyek dan menyampaikan ke BPS Provinsi.

d. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan ketatausahaan.

e. Melakukan penyiapan, penyusunan rencana dan program, serta pengadaan, penyaluran, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan, dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan melakukan kegiatan tata usaha kepegawaian, pengadaan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai, hukum dan perundang-undangan, organisasi dan tata laksana, kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan fungsional, serta penggajian.

2. Seksi Statistik Sosial meliputi:

a. Menyusun program kerja tahunan Seksi Statistik Sosial.

b. Melakukan penyiapan dokumen dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pengumpulan statistik sosial yang mencakup kegiatan statistik kependudukan, kesejahteraan rakyat, ketahanan sosial,serta kegiatan statistik sosial lainnya yang ditentukan. c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka

(37)

d. Membantu Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program pelatihan petugas lapangan kegiatan statistik sosial. e. Melakukan pembagian dokumen dan peralatan yang diperlukan

untuk pelaksanaan lapangan kegiatan statistik sosial.

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik sosial.

g. Melakukan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik sosial.

h. Melakukan pengolahan data statistik sosial sesuai dengan sistem dan program yang ditetapkan, bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.

3. Seksi Statistik Produksi

a. Menyusun program kerja tahunan Seksi Statistik Produksi.

b. Melakukan penyiapan dokumen dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pengumpulan statistik produksi yang mencakup kegiatan statistik pertanian, industri, pertambangan, energi, konstruksi, serta kegiatan statistik produksi lainnya yang ditentukan.

c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan statistik produksi.

d. Membantu Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program pelatihan petugas lapangan.

(38)

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik produksi.

g. Melakukan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi.

h. Melakukan pengolahan data statistik produksi sesuai dengan sistem dan program yang ditetapkan, bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.

4. Seksi Statistik Distribusi

a. Menyusun program kerja tahunan Seksi Statistik Distribusi.

b. Melakukan penyiapan dokumen dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pengumpulan statistik distribusi yang mencakup kegiatan statistik harga konsumen dan perdagangan besar, keuangan dan harga produsen, niaga dan jasa, serta kegiatan statistik distribusi lainnya yang ditentukan.

c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan statistik distribusi.

d. Membantu Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program pelatihan petugas lapangan.

e. Melakukan pembagian dokumen dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan.

(39)

g. Melakukan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik distribusi.

5. Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

a. Menyusun program kerja tahunan Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik.

b. Melakukan penyiapan dokumen dan bahan yangdiperlukan untukpenyusunan neraca wilayah dan analisis statistik yang mencakup penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi dan neraca lainnya, analisis dan pengembangan statistik, serta penyusunan neraca wilayah dan analisis statistik lainnya yang ditentukan.

c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan neraca wilayah dan analisis statistik.

d. Membantu Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program pelaksanaan petugas lapangan.

e. Melakukan pembagian dokumen dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan.

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan penyusunan neraca wilayah.

(40)

h. Melakukan pengolahan data neraca wilayah sesuai dengan sistem dan program yang ditetapkan, bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.

6. Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

a. Menyusun program kerja tahunan Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik.

b. Melakukan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan, dan penerapan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang ditetapkan serta membantu penerapan teknologi informasi.

c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan integrasi pengolahan dan diseminasi statistik.

d. Melakukan koordinasi pengelolaan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyusun sistem pengelolaan data melakukan pengolahan data dan koordinasi pengolahan data bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.

e. Melakukan pembuatan, implementasi, serta operasi sistem dan program aplikasi pengolahan dan diseminasi data statistik termasuk sarana pendukungnya.

(41)

g. Melakukan kajian dan evaluasi kebutuhan pengolahan data termasuk bahan komputer, bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.

7. Koordinator Statistik Kecamatan

a. Mengikuti pelatihan kegiatan survei, sensus, dan kegiatan statistik lainnya sesuai ketentuan.

b. Melakukan pengumpulan data statistik secara langsung dan menghimpun data statistik yang dihasilkan oleh petugas instansi lain yaitu berupa data sekunder sesuai dengan yang telah ditetapkan.

c. Menyerahkan hasil pengumpulan data kepada pemeriksa/petugas yang ditunjuk sesuai dengan kelengkapan dokumen, kualitas, jenis, dan jadwal yang ditetapkan.

d. Melaksanakan pencacahan ulang karena adanya kesalahan setelah dilakukan pemeriksaan.

e. Membantu pelaksanaan pengadaan petugas lapangan/Mitra Statistik untuk kegiatan sensus, survei, dan kegiatan statistik lainnya.

f. Membantu Camat dalam melaksanakan pembinaan statistik desa, registrasi penduduk, dan statistik dasar lainnya.

g. Melakukan kerja sama dengan petugas lain di kecamatan dalam melaksanakan kegiatan statistik.

(42)

3.2 Metode Penelitian

Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip (baik kegiatan untuk penemuan, pengujian atau pengembangan) dari suatu pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan (metode ilmiah).

Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian merupakan dasar penyusunan rancangan penelitian dan merupakan penjabaran dari metode ilmiah secara umum.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan action. Deskriptif adalah suatu metode dengan tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan metode action yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh perilaku tindakan.

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

(43)

3.2.2.1 Sumber Data Primer (Observasi, Wawancara)

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari unit pengamatan (instansi) atau responden penelitian baik melalui pengamatan maupun pencatatan terhadap objek penelitian.

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data primer dengan menggunakan teknik :

1. Pengamatan Langsung (Observasi)

Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejala atau peristiwa yang diselidiki pada obyek penelitian secara langsung tetapi tidak ada interaksi dengan objek yang diteliti dan tanpa sepengetahuan objek yang sedang diteliti tersebut dengan cara melakukan tinjauan langsung ke lapangan, observasi ini dilakukan dengan cara peninjauan langsung atau pengamatan langsung di BPS Kabupaten Garut.

2. Wawancara

(44)

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer, merupakan jenis data yang sudah diolah terlebih dahulu oleh pihak pertama, data sekunder diambil secara tidak langsung dari objek penelitian misalnya data ini diperoleh dari buku-buku, jurnal, tutorial, internet dan lain-lain.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian. Data sekunder yang penulis ambil yaitu dari dokumen yang ada di BPS Kabupaten Garut serta dari intrnet (http://garutkab.bps.go.id/).

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem menggambarkan tahapan-tahapan dalam proses penelitian guna memecahkan masalah penelitian dari awal perencanaan hingga tercapainya tujuan penelitian dan pengembangan sistem.

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem.

Metode pendekatan sistem yang penulis gunakan adalah metode pendekatan sistem yang berorientasi objek (Object-Oriented Analysis and Design).

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

(45)

database, selain itu juga untuk mengklasifikasi hak pengguna antara administrator dan user pada sistem informasi pendataan RTM.

Desain penelitian ini dimodelkan dengan menggunakan model proses Prototype, merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera di evaluasi oleh pemakai (user). Dari pengertian metode prototype diatas penulis akan memberikan beberapa alasan mengapa penulis menggunakan metode pengembangan sistem dengan prototype, yaitu dikarenakan penulis akan lebih mudah dalam merancang sistem yang diinginkan dan dapat diterima oleh user sebagai pemakai, penulis menginginkan perancangan sistem yang telah dihasilkan kemudian dipersentasikan kepada user dan user diberikan kesempatan untuk diberikan masukan-masukan sehingga sistem informasi yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan yang diinginkan.

Metode prototype dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan prototype yang sudah ada sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima dan memberikan gambaran bagaimana penggunaan sistem tersebut kepada pemakai setelah sistem.

Berikut adalah langkah-langkah penulis dalam merancang sebuah sistem yang menggunakan mekanisme pengembangan sistem dengan prototype, langkah- langkah tersebut antara lain:

(46)

dan interview (wawancara) dan dengan cara literatur yaitu dengan dokumentasi terhadap kebutuhan yang diinginkan pemakai, baik dalam model interface, teknik, prosedural maupun dalam teknologi yang akan digunakan. b. Pada tahap kedua, penulis membuat prototype sistem tersebut untuk

memperlihatkan kepada pemakai model sistem yang akan dirancang.

c. Pada tahap ketiga, penulis melakukan uji coba sistem yang telah dirancang untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat digunakan dengan baik dan benar, sesuai kebutuhan pemakai.

d. Pada tahap keempat, penulis akan menentukan apakah sistem tersebut dapat diterima oleh pemakai, atau harus dilakukan beberapa perbaikan atau bahkan dibongkar semuanya dan mulai dari awal lagi, dan setelah perbaikan sistem itu selesai dikerjakan, penulis akan kembali lagi pada tahap yang ketiga yaitu dengan melakukan pengujian prototype kembali.

(47)

Identifikasi

Pemakai menguji prototype dan memberikan kritikan atau saran.

Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai.

Pengembang merampungkan sistem sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai.

Gambar 3.2 Pendekatan Prototype (Sumber : Abdul Kadir(2003:89))

Seluruh metode pengembangan sistem memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut adalah kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan dari metode prototype :

1. Kelebihan

a. Pendefinisian kebutuhan pemakai lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih intensif.

(48)

c. Pemakai mempunyai kesempatan dalam meminta perubahan-perubahan.

d. Mempersingkat waktu dalam mengembangkan sistem secara keseluruhan

e. Menghemat biaya jika dibandingkan dengan metode SDLC tradisional.

2. Kekurangan

a. Sistem akan baik jika pemakai sungguh-sungguh meluangkan waktunya untuk menggarap prototype.

b. Dokumentasi sering terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada tahap pengujian dan pembuatan prototype.

c. Waktu yang singkat menghasilkan sistem yang tidak lengkap dan kurang teruji.

d. Jika proses pengulangan terlalu sering, dapat mengakibatkan pemakai jenuh dan memberikan respon negatif.

e. Apabila prototype tak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan prototype tak pernah berakhir karena usulan perubahan terlalu sering dipenuhi.

Tujuan utama pembuatan prototype secara garis besar dapat dikelompokan ke dalam 3 bagian yaitu:

a. Membantu pengembangan persyaratan, jika tidak ditentukan dengan mudah. b. Mengesahkan persyaratan, khususnya dengan user yang potensial.

(49)

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Adapun beberapa alat bantu yang dapat digunakan dalam analisis dan perancangan sistem dalam metode pendekatan sistem berorientasi objek diantaranya adalah:

1. Use Case

Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ( 2011 : 21 ) Use Case menggambarkan fungsi tertentu dalam suatu sistem berupa komponen, kejadian atau kelas.

2. Activity Diagram

Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ( 2011 : 143 ) Diagram aktifitas lebih memfokuskan diri pada eksekusi dan alur sistem dari pada bagaimana sistem itu dirakit. Diagram ini tidak hanya memodelkan software melainkan memodelkan model bisnis juga. Diagram aktifitas menunjukan aktifitas sistem dalam bentuk aksi-aksi.

3. Sequence Diagram.

Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ( 2011 : 174 ) Diagram sequence dimaksudkan untuk mengembangkan komunikasi antara objek, bukan memanipulasi data saat berkomunikasi.

4. Class Diagram

(50)

mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak/beraksi dan memberikan reaksi.

5. Collaboration Diagram

Collaboration diagram menurut Munawar ( 2005 : 101 ) adalah perluasan dari objek diagram. Objek diagram menunjukkan objek-objek yang hubungannya satu dengan yang lain. Collaboration diagram menunnjukkan message-message objek yang dikirim satu sama lain.

6. Component Diagram

Menurut Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati ( 2011 : 93) manfaat diagram komponen adalah bila ada salah satu komponen yang rusak atau tidak sesuai dengan tujuan sistem, kita tinggal mengganti komponen itu dengan komponen yang lain. Dalam membongkar pasang komponen yang perlu diperhatikan adalah batasan (Boundary) komponen itu.

7. Deployment Diagram

Deployment diagram menurut Munawar (2005 : 125), menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware.

3.2.4 Pengujian Software

(51)

menemukan beberapa error diantaranya adalah function yang salah/hilang, interface yang error, error dalam struktur data atau di luar akses database, dll.

Berikut adalah beberapa metode dalam black box testing yang digunakan oleh penulis :

1. Equivalence Partioning

Jika inputan adalah range atau nilai yang spesifik, 1 yang benar dan 2 yang salah akan ditemukan. Jika kondisi input adalah Boolean, 1 jawaban benar dan 1 jawaban yang salah akan ditemukan.

2. Robustness Testing

Data yang dipilih atau diinputkan diluar ketentuan yang seharusnya misalnya data yang menjadi ketentuan untuk di inputkan adalah 1-5 sementara dengan robustness testing kita menginputkan angka lebih dari 5 dan kurang dari 1. Data yang diinputkan adalah data yang abnormal.

3. Endurance Testing

Test yang dilakukan berulang kali untuk mengetahui ketahanan atau kemampuan sistem. Misalnya kita melakukan input data number secara terus menerus dalam beberapa jam.

3.3 Analisis Sistem Yang Berjalan

(52)

3.3.1 Analisis Prosedur Yang Berjalan

Analisis terhadap sistem yang berjalan hendaknya perlu dilakukan sebelum dilakukannya perancangan sistem yang akan diusulkan. Dan harus pula dilakukan analisis terhadap hal-hal yang menjadi tujuan pemakai sehingga masalah tersebut dapat didefinisikan secara jelas.

3.3.1.1 Use Case Diagram

Diagram Use case menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan pada diagram ini adalah “apa” yang diperbuat

sistem dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Seorang / sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Gambar 3.3 Use Case Diagram Sistem Pendataan RTM Yang Berjalan System

P.Pusat

P.BPS

P.Kecamatan pendataan RTM ke lapangan (survey)

penilaian

pengolahaan data RTM pencacahan pengolahaan data warga

<<include>>

(53)

3.3.1.2 Skenario Use Case

Skenario use case digunakan untuk memudahkan dalam menganalisa skenario yang akan kita gunakan pada fase-fase selanjutnya dengan melakukan penilaian terhadap skenario tersebut. Adapun tahapan-tahapan sekenario use case Pendataan RTM oleh BPS Kabupaten Garut yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

1. Nama Use Case : Pengolahan Data Warga

Aktor : P.BPS

Tujuan : Melakukan Pengolahan Data warga Tabel 3.1 Tabel Skenario Use Case Pengolahan Data Warga

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1.Mendatangi setiap rumah penduduk yang ada di wilayah adminstratif

2. Mencatat Jumlah Anggota Keluarga berdasarkan Kartu Keluarga yang masih berlaku

2. Nama Use Case : Pendataan RTM ke lapangan (Survey)

Aktor : P.BPS

Tujuan : Melakukan Pendataan RTM ke lapangan (Survey)

Tabel 3.2 Tabel Skenario Use Case Pendataan RTM ke lapangan (survey)

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. mendatangi setiap rumah tangga yang terdeteksi sebagai RTM

2. mengecek data-data keriteria kemiskinan umum

(54)

3. Nama Use Case : Pencacahan

Aktor : P.BPS

Tujuan : Melakukan verifikasi atas kebenaran informasi dan untuk meminimalisir kesalahaan pada saat pendataan RTM

Tabel 3.3 Tabel Skenario Use Case Pencacahan

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Mendatangi rumah tangga yang tidak terdeteksi sebagai RTM.

2. Mengecek dan mengkaji atas kebenaran informasi dari sumber-sumber terkait.

4. Nama Use Case : penilaian Aktor :P.Pusat, P.BPS

Tujuan : Melakukan penilaian untuk memberikan hasil Tabel 3.4 Tabel Skenario Use Case penilaian

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. P.Pusat menerima formulir kriteria miskin yang sudah diisi oleh P.BPS Kabupaten Garut.

2. Memeriksa satu demi satu formulir keriteria miskin

3.Memberikan penilaian layak tidaknya sebagai RTM

4. Membuat kebijakan anggaran bantuan social.

5. Nama Use Case : Pengolahan data RTM

(55)

Tabel 3.5 Tabel Skenario Pengolahan data RTM

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. P.Pusat memberikan laporan hasil penilaian terhadap warga yang dikategorikan layak tidaknya sebagai RTM kepada P.BPS

2. P.BPS Memeriksa Laporan data RTM 3. Membuat statistik jumlah kemiskinan diseluruh wilayah kabupaten Garut

4.P.BPS melaporkan data RTM ke setiap P.Kecamatan

5.P.Kecamatan mengecek data RTM

6. P.Kecamatan menginformasikan RTM kepada warganya

7. Menyimpan data RTM

3.3.1.3 Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor. Agar dapat lebih memahami tentang sistem yang akan dibuat, maka perlu dibuatkan activity diagram tentang sistem yang sedang berjalan, yaitu :

a. Deskripsi :

(56)

Gambar 3.4 Activity Diagram Pengolahan Data Warga Yang Berjalan

b. Deskripsi :

P.BPS mendatangi setiap rumah tangga yang terdeteksi sebagai RTM dan sistem mengecek data-data kriteria kemiskinan umum apabila data-data tidak sesuai maka petugas melakukan / mendatangi rumah tangga lainnya yang terdeteksi sebagai RTM, jika data-data sesuai kriteria kemiskinan umum maka akan dilakukan penceklisan kriteria miskin.

Gambar 3.5 Activity Diagram Pendataan RTM ke Lapangan (Survey) Yang

P.BPS Sistem

Mendatangi setiap rumah penduduk yang ada diwilayah Administratif Mencatat jumlah anggota keluarga berdasarkan KK yang masih berlaku

P.BPS Sistem

Mendatangi setiap RT yang terdeteksi sebagai RTM Mengecek data-data kriteria kemiskinan umum

tidak sesuai

(57)

c. Deskripsi :

P.BPS mendatangi rumah tangga yang tidak terdeteksi sebagai RTM dan sistem mengecek dan mengkaji atas kebenaran informasi dari sumber-sumber terkait.

Gambar 3.6 Activity Diagram Pencacahaan Yang Berjalan

d. Deskripsi :

P.Pusat menerima formulir kriteria miskin yang sudah diisi oleh P.BPS, sistem memeriksa formulir keriteria miskin, sistem memberikan penilaian layak tidaknya suatu rumah tangga dikategorikan sebagai RTM, apabila penilaian tidak layak maka P.Pusat memeriksa formulir ceklist kriteria miskin lainnya, kemudian sistem membuat kebijakan anggaran bantuan sosial setelah penilaian dilakukan oleh P.Pusat.

P.BPS Sistem

(58)

Gambar 3.7 Activity Diagram Penilaian Yang Berjalan

e. Deskripsi :

P.Pusat memberikan laporan hasil penilaian terhadap warga yang dikategorikan layak tidaknya sebagai RTM kepada P.BPS, sistem memeriksa laporan data RTM, kemudian membuat statistik jumlah kemiskinan, P.BPS melaporkan data RTM kesetiap P.Kecamatan mengecek data RTM, serta menginformasikan RTM kepada warganya, lalu menyimpan data RTM.

P.Pusat Sistem

P.Pusat menerima formulir kriteria miskin yang sudah diisi oleh P.Lapangan

Memeriksa formulir ceklist kriteria miskin

Memberikan penilaian layak tidaknya sebagai RTM

Layak

(59)

Gambar 3.8 Activity Diagram Pengolahaan Data RTM Yang Berjalan

3.3.2 Evaluasi Sistem Yang Berjalan

Setelah melakukan analisis terhadap sistem yang berjalan, penulis menemukan beberapa permasalahaan baik itu secara langsung ataupun secara tidak langsung yang dapat mempengaruhi kinerja terhadap sistem yang ada. Masalah-masalah ini apabila ditinjau lebih jauh lagi akan berpengaruh terhadap pengembangan sistem nantinya. Setelah melakukan identifikasi terhadap permasalahaan yang ada, penulis juga melakukan pengamatan dengan maksud untuk mengumpulkan fakta atau data yang menjadi permasalahaan pada sistem ini. Adapun masalah-masalahnya adalah sebagai berikut :

Petugas Sistem

P. Pusat memberikan laporan hasil penilaian terhadap warga yang dikategorikan layak tidaknya sebagai RTM Memeriksa laporan data RTM

Membuat statistik jumlah kemiskinan Melaporkan data RTM ke setiap P.BPS

Mengecek data RTM

P. BPS memberikan laporan RTM kepada P. Kecamatan

P. Kecamatan menginformasikan RTM kepada warganya

(60)

Tabel 3.6 Tabel Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan

No Permasalahaan Bagian Rencana Solusi

1. Proses pendataan RTM masih bersifat konvensional yaitu pencatatan melalui alat tulis langsung dilapangan yang mengakibatkan

penumpukan data.

P.BPS Membangun sistem

informasi yang dapat membantu proses pendataan RTM di lapangan dengan cepat dan akurat untuk mengurangi penumpukan dokumen-dokumen.

2. Proses penilaian RTM yang membutuhkan waktu yang lama karena untuk pengiriman data

hasil survey

membutuhkan waktu.

P.Pusat,P.BPS Membangun sistem informasi yang dapat mempercepat proses penilaian RTM oleh Petugas Pusat dengan proses pengiriman data hasil survey yang tidak membutuhkan waktu yang lama.

3. Proses pencarian data RTM membutuhkan waktu yang lama.

P.BPS Membangun sistem

informasi yang dapat membantu pencarian data RTM lebih cepat sehingga penyampaian informasi data RTM lebih cepat. 4. Sulitnya pemerintah

pusat untuk

membagikan dana anggaran secara merata dan tepat sasaran karena data RTM yang dimiliki tidak valid.

P.Pusat Membangun sistem informasi yang dapat

membantu dalam

(61)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perancangan Sistem

Perencanaan sistem merupakan syarat untuk melakukan pengembangan sistem. Perencanaan sistem ini menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan. Perancangan sistem dapat diartikan sebagai :

1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. 2. Pendefinisian atas kebutuhan-kebutuhan fungsional. 3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

4. Menggambarkan sistem yang akan dibentuk, berupa penggambaran perencanaan, pembuatan sketsa, pengaturan dari beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

5. Konfigurasi komponen software dan hardware sistem. 4.1.1 Tujuan Perancangan Sistem

(62)

1. Untuk mengurangi kekurangan dan kelemahan–kelemahan yang ada pada sistem sebelumnya serta meningkatkan ketepatan, kecepatan dan keakuratan informasi yang dibutuhkan.

2. Diharapkan dapat meningkatkan kinerja Instasi Pemerintahan sehinggan pendataan terhadap rumah tangga miskin pun menjadi lebih baik dan tepat sasaran.

4.1.2 Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan

Gambaran umum dari sistem yang diusulkan adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada pengguna (user) mengenai sistem informasi pendataan Rumah Tangga Miskin, perancangan sistem secara umum juga sudah dapat mengenai komponen sistem informasi yang akan di desain. Penentuan persyaratan sistem dilakukan agar arah perancangan sistem dapat terarah pada sasaran, oleh sebab itu sistem yang dirancang harus memenuhi batasan sistem dimana perancangan sistem ini merupakan kebutuhan fungsional. Implementasi menggambarkan bagaimana suatu sistem di bentuk. Pada tahap perancangan sistem informasi di rancang dengan tujuan untuk menyajikan data elektronik melalui sistem online untuk mepermudah perencanaan, pelaksanaan dan monitoring rumah tangga miskin. Sistem ini mempunyai jenis pendataan dengan sistem informasi diantaranya pendataan rumah tangga miskin yang terhubung dengan server yang sudah sisediakan.

(63)

tersebut, karena sistem ini bisa melakukan pendataan dengan sistem informasi diantaranya. Maka petugas cukup dengan mendata di handphone, maka petugas lapangan akan langsung bisa mendata penduduk yang dikategorikan sebagai RTM dan mengirim langsung data-data kriteria miskin BPS dengan koneksi server yang terhubung dengan petugas pusat. Petugas pusat juga bisa langsung mengecek di internet pada halaman hasil survey, maka akan segera di ketahui apakah ada hasil survey terbaru atau tidak untuk dilakukan penilaian, petugas pusat juga tidak akan kesulitan dalam mengirim laporan RTM kepada BPS Kabupaten Garut serta memudahkan petugas pusat untuk memberikan anggaran bantuan sosial guna untuk mensejahterakan rakyat dengan tepat sasaran, dan petugas BPS tidak akan kesulitan dalam mengolah data angka kemiskinan disetiap wilayah adminstratif, dan petugas kecamatan pun tidak akan kesulitan dalam pencarian data RTM dalam melakukan pencetakan kartu RTM. Kartu yang berisikan data lengkap masing-masing RTM ditempat kecamatan yang nantinya dapat dipergunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,

berasmiskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta diintegrasikan dengan Jaminan kesehatan

Nasional.Dalam kartu RTM ini memuat data diri yang diambil dari No Induk Kartu Keluarga

masing-masing RTM, serta dilengkapi dengan nomor kartu identitas yang diambil dari

No.KK. Dengan menggunakan barcode reader kartu identitas ini dapat dipergunakan RTM

(64)

akses informasi di masyarakat yang terkait dengan kebijakan, layanan tepat sasaran, dan

akurat dan diharapkan dapat membantu mengatasi masalah yang ada.

Dengan adanya pembangunan sistem informasi pendataan RTM, proses pendataan dapat dilakukan dengan efektif yang dapat dilakukan oleh petugas lapangan secara sendiri dan petugas lapangan dapat secara langsung berinteraksi dengan sistem yang disesuaikan dengan kebutuhannya.

4.1.3 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan

Perancangan ini mencakup use case diagram, activity diagram, collaboration diagram, class diagram, object diagram, sequence diagram, component diagram dan deployment diagram yang menghasilkan sistem lebih baik. Proses yang dirancang diuraikan menjadi beberapa bagian yang dapat membentuk sistem tersebut menjadi satu kesatuan komponen.

4.1.3.1 Use Case

(65)

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Pendataan RTM Yang Diusulkan 4.1.3.2 Skenario Use Case

1. Nama Use Case : Pengolahan data warga Aktor : Petugas BPS

Tujuan : Proses input data penduduk

Tabel 4.1 Tabel Skenario Use Case Pengolahaan data warga

Petugas BPS Sistem

1. Melakukan input data anggota keluarga,berdasarkan No.KK dan No.NIK yang ada dikartu keluarga (KK) yang masih berlaku

2. Menyimpan data penduduk

System

P.Pusat

P.BPS

P.Kecamatan pendataan RTM ke lapangan (survey)

penilaian

pengolahaan data RTM

pencacahan pengolahaan data warga

<<include>>

<<include>>

<<include>>

(66)

2. Nama Use Case : Pendataan Ke Lapangan (Survey) Aktor : Petugas BPS

Tujuan : Proses input data penduduk yang dikategorikan RTM Tabel 4.2 Tabel Skenario Use Case Pendataan Ke Lapangan (Survey)

Petugas BPS Sistem

1. Melakukan pendataan ke lapangan (Survey)

2. Mengisi No KK dan 14 kriteria miskin

3.Verifikasi No KK dan 14 kriteria miskin 4.Jika data valid maka data sukses dikirim, apabila data tidak valid akan diberitahukan bahwa data gagal dikirim.

3. Nama Use Case : Pencacahan Aktor : Petugas BPS

Tujuan : Melakukan verifikasi atas kebenaran informasi dan untuk meminimalisir kesalahaan pada saat pendataan RTM

Tabel 4.3 Tabel Skenario Use Case Pencacahan

Petugas BPS Sistem

1. mendatangi rumah tangga yang tidak terdeteksi sebagai RTM

2. mengecek dan mengkaji atas kebenaran informasi dari sumber-sumber terkait

4. Nama Use Case : Penilaian

(67)

Tujuan :Proses penilaian data survey Tabel 4.4 Tabel Skenario Use Case Penilaian

Petugas Pusat Sistem

1.Petugas BPS Mengirim data survey

2. Memproses data survey 3.Menampilkan data survey 4. P.Pusat melakukan penilaian data

Survey

5. Melakukan approval

6. Apabila Ya maka data di proses oleh sistem tetapi apabila Tidak maka status akan berubah.

5. Nama Use Case : Pengelolaan data RTM

Aktor : Petugas BPS, Petugas Pusat, Petugas Kecamatan Tujuan : Memanipulasi data RTM, Data anggaran, Data Kartu

Tabel 4.5 Tabel Skenario Use Case pengelolaan data RTM

Petugas Sistem

1. P.BPS mengelola data warga di setiap kecamatan

2. Menyimpan data warga disetiap kecamatan yang ada di Kab.Garut 3. Melakukan perhitungan data RTM 4.Menginformasikan persentase angka kemiskinan di setiap kecamatan ada di Kab.Garut

5. Menginformasikan grafik RTM yang ada di Kab.Garut

6. P.Pusat input data anggaran

(68)

ada di Kab.Garut berdasarkan jumlah RTM

10. P.Kecamatan Memonitor data Kartu

11. Menampilkan data kartu untuk dicetak

12. Mencetak Kartu RTM

5. Nama Use Case : Pengelolaan data User Aktor : Petugas BPS

Tujuan : Memanipulasi data user

Tabel 4.6 Tabel Skenario Use Case pengelolaan data user

Petugas BPS Sistem

1. Masuk ke form tambah user 2. Memanipulasi data user

3. Menyimpan data user

4.1.3.3 Activity Diagram

Activity diagram berikut ini memperlihatkan secara rinci aliran data secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data mengalir. Berikut sistem informasi pendataan RTM Pada BPS Studi Kasus Kabupaten Garut yang di usulkan adalah sebagai berikut :

a. Deskripsi :

(69)

Gambar 4.2 Activity Diagram Pengelolaan Data Warga

b. Deskripsi :

Petugas BPS melakukan pendataan RTM ke Lapangan (Survey), dengan input No KK, dan mengisi 14 kriteria miskin berdasarkan keadaan pada suatu Rumah tangga, sistem melakukan verifikasi No KK jika data valid maka data sukses dikirim, tapi jika tidak valid akan diberitahukan bahwa data gagal dikirim, dan user mengisi No.KK dan 14 Kriteria miskin.

P.BPS Sistem

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten Garut.
Gambar 3.2 Pendekatan Prototype
Gambar 3.3 Use Case Diagram Sistem Pendataan RTM Yang Berjalan
Tabel 3.5  Tabel Skenario Pengolahan data RTM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rezki Sri Hayani: Sistem pelaksanaan kearsipan pada kantor Badan Pusat Statistik..., 2006... Rezki Sri Hayani: Sistem pelaksanaan kearsipan pada kantor Badan Pusat

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum kinerja Badan Pusat Statistik Surakarta dalam pendataan jumlah RTS di Surakarta

Hasil pengujian Black-box pada edit rumah tangga aplikasi admin sistem informasi geografis pemetaan rumah tangga miskin di Kabupaten.

keterangan tentang kegiatan ekonomi yang dilakukan Lembaga Nirlaba Yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), Badan Pusat Statistik melakukan Survei Khusus..

keterangan tentang kegiatan ekonomi yang dilakukan Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), Badan Pusat Statistik melakukan Survei.. Khusus

Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan adalah menggunakan Rancang Bangun sistem Informasi Koperasi Karyawan Pada Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan

Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pengolahan, diseminasi dan pelayanan bagi konsumen data di Badan

Target yang diharapkan dari pekerjaan yang telah dilaksanakan selama Kerja Praktek di Kantor Badan Pusat Statistik Bengkalis adalah dapat mengetahui Mencatat surat masuk, Mengetik surat